Cara Diagnosis Furunkel

Click here to load reader

description

furunkel adalah

Transcript of Cara Diagnosis Furunkel

DefinisiFurunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutansekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Jika lebih darisatu tempat disebut furunkulosis. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagaifaktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuhyang kurang. Infeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis), kemudian menyebar kejaringan sekitarnya.

Cara DiagnosisDiagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan bakteriologi dari sekret.a. AnamnesisPenderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. Ukuran nodul tersebut meningkat dalam beberapa hari. Beberapa pasien mengeluh demam dan malaise.

b. Pemeriksaan FisikTerdapat nodul berwarna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi setelah kira-kira 5-7 hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal (single follicular orifices). Furunkel yang pecah dan kering kemudian membentuklubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan sembuh perlahandengan granulasi.

c. Pemeriksaan PenunjangFurunkel biasanya menunjukkan leukositosis. Pemeriksaan histologis darifurunkel menunjukkan proses inflamasi dengan PMN yang banyak di dermis danlemak subkutan. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yangdikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan kultur bakteri. Pewarnaan gram S.aureus akan menunjukkan sekelompok kokus berwarna ungu (gram positif) bergerombol seperti anggur, dan tidak bergerak. Kultur pada medium agar MSA(Manitot Salt Agar) selektif untuk S.aureus. Bakteri ini dapat memfermentasikanmanitol sehingga terjadi perubahan medium agar dari warna merah menjadi kuning. Kultur S. Aureus pada agar darah menghasilkan koloni bakteri yang lebar (6-8 mm), permukaan halus, sedikit cembung, dan warna kuning keemasan. Uji sensitivitas antibiotik diperlukan untuk penggunaan antibiotik secara tepat.

Daftar pustaka

1. Djuanda A. Pioderma. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010. hal60.2. Abdullah, Benny. Furunkulosis. In:Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasusdi Rumah Sakit. SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Haji.Surabaya.2009. hal 113-115.3. Timothy G. Bacterial Infection. In: Fitzpatricks Dermatology in GeneralMedicine. 7th Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.2008. pp 1689-1702.4. Suyoso Sunarso, dkk. Furunkel. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi IlmuPenyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3. Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair.2005. Hal 29-32.5. Cohen P.R et al. Bacterial Infection. In: Harry L.A et al, editor, Andrews Disease of The Skin: Clinical Dermatology. 10th edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. 2006. Pp 253-254