Cara cepat memahami transfer
-
Upload
pramudjo211052 -
Category
Economy & Finance
-
view
403 -
download
2
Transcript of Cara cepat memahami transfer
Kebijakan Transfer Ke Daerah
Kementerian Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Disusun Oleh:Pramudjo, Dir Daper DJPK
Otonomi Daerah
Desentralisasi Politik
Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi Kewenangan
• Perwakilan Rakyat• Pilkada
Desentralisasi Penerimaan
Desentralisasi Pengeluaran
Kewenangan yang dilimpahkan
Pemberian/Perluasan Taxing Power
Alokasi dana Transfer Ke Daerah
Skhema Otonomi Daerah & Desentralisasi
Catatan : PAD, penerimaan lainnya, dan Transfer ke daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan desentralisasi politik dan desentralisasi kewenangan (money follows function) untuk melayani masyarakat dan penyediaan belanja aparatur, serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
Desentralisasi Ekonomi
• Pembangunan ekonomi dimulai dari daerah• Pertumbuhan ekonomi nasional adalah
agregat pertumbuhan ekonomi daerah
Pengelolaan APBD
Dana Perimbangan
Dana Otsus & Penyesuaian
Dana Bagi Hasil (DBH)
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Otsus PAPUA
Dana Otsus ACEH
Dana Infras Otsus Papua
Tambahan Penghasilan Guru
Dana Otsus
Dana Penyesuaian
DBH PBB
DBH PPh
DBH Kehutanan
DBH Pert umum
DBH Perikanan
DBH Migas
DBH Cukai HT
DBH Pajak
DBH SDA
DBH BPHTB
Dana Otsus PAPUA BARAT
DBH Panas Bumi
Dana Insentif Daerah (DID) 3
Ruang Lingkup Transfer Ke Daerah 2011
TRANSFER KE DAERAH
Tunjangan Profesi Guru
Bantuan Operasional Sek (BOS)
Dana Infras Otsus Papua Barat
# Dana Karakteristik & Tujuan Transfer Legalitas
1 DBH • Block Grant• Mengatasi Vertikal Fiscal Imbalance• By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar
PMK
2 DAU • Block Grant• Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance• Instrument pemerataan• Basis Perhitungan per daerah:
• Alokasi dasar representasi dari Belanja Gaji PNSD• Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas
Fiskal(KpF)
Perpres
3 DAK • Spesific Grant• Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance• Membantu memperbaiki infrastruktur• BasisPerhitungan per daerah:
• Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum• Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khussu• Kondisi kerusakan infrastruktur sebagai Kriteria teknis
PMK
4 Dana OTSUS
• Block Grant untuk pendanaan yang diarahkan.• Mengatasi permasalah Kesehatan, Pendidikan dan Perhubungan di Prov
Papua, Prov Papua Barat, dan Prov Aceh)
PMK
5 Infrastr Otsus
• Tambahan dana infrastruktur otsus (hanya Prov Papua dan Prov Papua Barat) PMK
6 Dana Penyesuai
• Mendanai kebijakan tertentu dari Pemerintah Pusat PMK
No Dana Transfer Besaran dalam APBN Kreteria/Indikator perhitungan per daerah
1 DBH Alokasi Persentase tertentu dari perkiraan besaran Pajak & PNBP
Realisasi Persentase tertentu dari realisasi setoran pajak & PNBP
2 DAU Sekurang-kurangnya 26% dari PDN Neto
Gaji PNSD, Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, IKK, IPM, PDRB, Belanja Daerah
3 DAK • Tidak ada ketentuan mengenai besaran
• Usulan Pemerintah , disetujui DPR
Kapasitas Fiskal, Kondiri Wilayah, dan Kondiisi Infrastruktur yang rusak.
4 Dana OTSUS 2% dari Pagu DAU Nasional Kewenangan Gubernur untuk membagi kepada prov/kab/kota
5 Infrastruktur OTSUS
• Tidak ada ketentuan mengenai besaran
• Usulan Pemerintah , disetujui DPR
Ketetapan dalam UU APBN : Prov papua 60%Prov Papua Barat 40%
6 Dana Penyesuaian Unit cost dikalikan volume yang akan didanai
. a.l. Jumlah guru non-sertifikasi dan Guru sertifikasi profesi, jumlah murid
Penetapan Besaran Pagu dan Distribusi per daerah
Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu.
Prinsip Memandang Dana Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Temanya : pemerataan mengatasi vertical fiscal imbalance dan horizontal Fiscal imbalance.
Simulasi mekanisme pada saat DBH meningkat (berputar ke kanan), maka pada umumnya DAU menurun (berputar ke kiri), demikian pula DAK, atau sebaliknya.
Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per daerah
DBH DAU
DAK
Trilogi Dana Perimbangan
Fiscal Equalization Instrument
Upaya untuk mengatasi
kesenjangan fiskal antar daerah.
\
Infrastructure Suporting Instrument
Membantu daerah untuk memperbaiki
kerusakan infrastruktur
DBH DAKDAU
Trilogi Dana Perimbangan
Fiscal Capacity IndicatorIndikator
menunjukkan tingkat kapasitas
fiskal daerah. Salah satu penyebab
kesenjangan fiskal.
DBH indikator kapasitas fiskal:1. kapasitas fiskal tinggi
a. DKI karena DBH Pajakb. Kaltim, Riau, Sumsel karena DBH SDA
2. kapasitas fiskal rendah• Daerah bukan penghasil pajak & SDA
DAU : EqualisasiDAU upaya equalisasi mengatasi kesenjangan kapasitas fiskal tinggi dan rendah
DAK : SupportingMeskipun diberi DAU masih ada daerah yg tidak mampu memperbaiki infrastruktur, maka diberikan DAK
Skema DBH Pajak
PBB
Pusat (10%)
Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%)DBH Pajak
PPh Ps.25 dan Ps.29
WPOPDN,
PPh Ps.21
Cukai Hasil Tembakau
Daerah (90%)
Insentif Kab/Kota (3,5%)
Provinsi (16,2%)
Biaya Pungut (9%)
Pusat (80%)
Daerah (20%)
Provinsi (8%)
Kab/Kota (12%)
Pusat (98%)
Daerah (2%)
Provinsi (30%)
Kab/Kota Penghasil (40%)
Kab.Kota Pemerataan (30%)
BPHTB
Pusat (20%)
Daerah (80%)
Dibagi rata ke Kab/Kota 20%
Provinsi (16%)
Kab/Kota (64%)
Kab/Kota (64,8%)
Catatan: Th 2011 BPHTB menjadi Pajak Daerah
B ag i H as il S u m b erD aya A lam
K eh u tan an
P ertam b an g anU m u m
Iu ran H ak P en g u asaanH u tan (IH P H )
P rov is i S u m b er D ayaH u tan (P S D H )
D an a R eb oisas i
P u sat (2 0 % )
P u sat (2 0 % )
D aerah (8 0 % )
D aerah (8 0 % )
P u sat (6 0 % )
D aerah (4 0 % )
P rov in s i (1 6 % )
K ab u p aten /K ota (6 4 % )
P rov in s i (1 6 % )
K ab u p aten /K ota P en g h as il (3 2 % )
K ab u p aten /K ota d alam satu p rov in s i (3 2 % )
Iu ran T etap (L an d R en t)
Iu ran E ksp loras i d anE ksp lo itas i (R oyalty )
P u sat (2 0 % )
D aerah (8 0 % )
P u sat (2 0 % )
D aerah (8 0 % )
P rov in s i (1 6 % )
K ab u p aten /K ota (6 4 % )
P erikan an
P u n g u tan P en g u sah aanP erikan an
P rov in s i (1 6 % )
K ab u p aten /K ota P en g h as il (3 2 % )
K ab u p aten /K ota d alam satu p rov in s i (3 2 % )
P u n g u tan H as ilP erikan an
P u sat (2 0 % )
K ab u p aten /K ota (8 0 % )
P ertam b an g anM in yak B u m i
P ertam b an g anG as B u m i
P ertam b an g anP an as B u m i
P u sat (8 4 ,5 % )
D aerah (1 5 ,5 % )
P rov in s i (3 ,1 % )
K ab u p aten /K ota P en g h as il (6 ,2 % )
K ab u p aten /K ota d alam satu p rov in s i (6 ,2 % )
0 ,1 % u n tu k An g g aran P en d id ikan D asar
P u sat (6 9 ,5 % )
D aerah (3 0 ,5 % )
P rov in s i (6 ,1 % )
K ab u p aten /K ota P en g h as il (1 2 ,2 % )
K ab u p aten /K ota d alam satu p rov in s i (1 2 ,2 % )S etoran B ag ianP em erin tah
Iu ran T etap d anP rod u ks i
0 ,1 % u n tu k An g g aran P en d id ikan D asar
0 ,2 % u n tu k An g g aran P en d id ikan D asar
0 ,2 % u n tu k An g g aran P en d id ikan D asar
0 ,2 % u n tu k An g g aran P en d id ikan D asar
0 ,2 % u n tu k An g g aran P en d id ikan D asar
P u sat (2 0 % )
D aerah (8 0 % ) 1 6 % P rovin s i; 3 2 % K ab /K ota P en g h as il; 3 2 % K ab /K ota d a lam sa tu p rovin s i
Skema DBH Sumber Daya Alam (SDA)
Formula Perhitungan DAU Per Daerah
DAU = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiskal (CF)
Alokasi Dasar = Belanja Gaji PNSD
Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal (KbF) – Kapasitas Fiskal (KpF)
Kebutuhan Fiskal = Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional X (indeks-indeks)
1. Indeks Jumlah Penduduk (IJP)2. Indeks Luas Wilayah (ILW)3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)5. Indeks Product Domestic Regional Bruto (PDRB)
Kapasitas Fiskal = Pendapatan Asli Daerah (PAD) + DBH Pajak + DBH SDA
Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional = Jumlah Belanja dalam APBD seluruh Indonesia dibagi jumlah daerah
Indeks-Indeks
Alokasi Dasar
KebutuhanFiskal
Kapasitas Fiskal
Gaji PNSD
Penduduk
Luas Wilayah
IKK
IPM
PDRB Per Kapita
PAD
DBH Pajak
DBH SDA
Daerah dan Kem Keu
BPS
BPS
BPS
BPS
BPS
Daerah & Kem Keu
Kem Keuangan
Kem Keuangan
TBR Daerah & Kem Keu
Formasi PNSD MENPAN / BKN
T- ½
T- ½
T-1
T-1
T-1
T-2
T-2
T-2
T-2
T-2
T-2
12
Data Alokasi Dasar
GAJIPNS
GAJI POKOK
TUNJANGAN KELUARGA
TUNJANGAN JABATAN
TUNJANGAN BERAS
TUNJANGAN PPH
■ Tunjangan Fungsional ■ Tunjangan Struktural■ Tunjangan Umum
Pasal 27 Ayat (4) UU No. 33/2004 dan Pasal 40 Ayat (5) PP No.55/2005
Komponen Gaji PNS Standar Nasional
Keterangan:Data yang digunakan adalah data Belanja Gaji PNSD bersumber dari Daftar Gaji Induk PNSD Juni 2010 (untuk DAU 2011) yang diperoleh langsung dari daerah
Kondisi Data : 100%
DAU
Alokasi
Dasar
KebutuhanFiskal
KapasitasFiskal
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
IKK
IPM
PDRB per Kapita
P.A.D
DBH Pajak
DBH SDA
13
Celah Fiskal
Formula DAU
BELANJA GAJI PNSD
13
Rumus perhitungan Kebutuhan Fiskal (KbF) suatu daerah adalah: KbF = TBR (α1 IP + α2 LW + α3 IKK + α4 IPM + α5 PDRB perkapita)
Formula Perhitungan DAK Per Daerah
1. Menentukan daera penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:
KU = (PAD + DAU + DBH) – (DBH DR + Belanja Gaji PNSD)Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU daerah secara Nasional
adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK
berupa karakteristik kewilayahan, yaitu:a. Daerah Tertinggalb. Daerah perbatasan dengan negara lainc. Daerah rawan bencanad. Daerah ketahanan pangane. Daerah potensi pariwisata
berupa kondisi kerusakan infrastruktur masing-masing bidang DAK
2. Menghitung distribusi DAK per daerah menggunakan porporsi KU dan KT
LIHAT SKHEMA PROSES
PERHITUNGAN DAK (halaman berikut)
Kriteria Umum
Kriteria Khusus
Kriteria Teknis
KriteriaUmum
KriteriaKhusus
KriteriaTeknis
PAD
DBH
Daerah Tertinggal
Daerah Perbatasan
Daerah Rawan Bencana
Kondisi Infrastruktur Per Bidang Per daerah
Kem Dalam Negeri
BNBP
Kem Pertanian
K/L terkait
Da Ketahanan Pangan
Kem Bud Par
DAU
T- 2
T- 2
T-2
T-2
T-1
T-1
T-1
T-1
T-1
Belanja Gaji PNSD
Da Potensi Pariwisata
T-1
Kem PDT
Daerah & KemKeu
KemKeu
KemKeu
Daerah & KemKeu
Daerah Pesisir T-1 Kem Kelautan & Per
KEMAMPUANKEUANGANDAERAH
(IFN < 1)
PERATURANPERUNDANGAN
KARAKTERISTIKDAERAH (IKW)
INDEKS FISKAL & WILAYAH (IFW) = f (IFN.IKW)
IFW > 1
INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS
INDEKS TEKNISIT = f (Indikator Teknis)
INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS(IFWT) = f(IFN.IKW.IT)
IFWT > 1
DAERAHTIDAK LAYAK
DAERAH LAYAK
BOBOT DAK(BD) = IFWT * IKK
ALOKASI DAK per BIDANG(ADB) = (BD) * PAGU per BIDANG
DAERAH TIDAK LAYAK UNTUK BIDANG TERTENTU
ALOKASI DAK Utk DAERAH(AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn)
NO NO
YES
NO
YES
YES
YES NO
No
INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS(IFWT) = f(IFN.IKW.IT)
INDEKS TEKNISIT = f (Indikator Teknis) ; IT > 0
Yes
16
Kriteria Umum Kriteria KHusus Kriteria Teknis
Perbandingan Nomenklatur Bidang DAK 2010 & 2011No Bidang DAK 2011
1 Pendidikan
2 Kesehatan
3 Infrastuktur Jalan
4 Infrastuktur Irigasi
5 Infrastuktur Air Minum
6 Infrastuktur Sanitasi
7 Prasarana Pemerintahan Daerah
8 Kelautan dan Perikanan
9 Pertanian
10 Lingkungan Hidup
11 Keluarga Berencana
12 Kehutanan
13 Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal
14 Sarana Perdagangan
15 Listrik Pedesaan
16 Perumahan dan Permukiman
17 Keselamatan Transportasi Darat
18 Transportasi Perdesaan
19 Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan
No Bidang DAK 2010
1 Pendidikan
2 Kesehatan
3 Infrastruktur Jalan
4 Infrastruktur Irigasi
5 Infrastruktur Air Minum
6 Infrastruktur Sanitasi
7 Prasarana Pemerintah
8 Kelautan dan Perikanan
9 Pertanian
10 Lingkungan Hidup
11 Keluarga Berencana
12 Kehutanan
13 Sarana Prasarana Pedesaan
14 Perdagangan
BIDANG BARU
Hak-hak Daerah Otonomi KhususPapua & Papua Barat
(UU No 21 Th 2001)Aceh
(UU No 11 Th 2006)
1. Dana Otsus 2% DAU nasional2. Tambahan DBH Minyak 55%3. Tambahan DVBH Gas 30%4. Dana Tambahan Infrastruktur5. Dipastikan mendapatkan DAK
1. Dana Otsus 2% DAU Nasional2. Tambahan DBH Minyak 55%3. Tambahan DBH Gas 30%
Pronsip-prinsip penyaluran Dana PerimbanganNo Komponen Ketentuan Penyaluran
1 DBH Pajak 1. Triwulanan2. Persentase tertentu dari realisasri setoran penerimaan pajak3. Khusus DBH CHT mensyaratkan Laporan Penggunaan DBH CHT
2 DBH SDA 1. Triwulanan2. Persentase tertentu dari realisasi setoran PNBP SDA3. Perhitungan Realisasi berdasarkan rekonsiliasi realisasi PNBP
3 DAU 1. Seperduabelas setiap bulan
4 DAK 1. Bertahap (3 tahap)2. Mensyaratkan Penetapan Perda APBD dan Laporan Penyerapan
Dana Penyesuaian Tahun 2011
1. Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNSDa. Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru PNSD yang belum
bersertifikasi profesi sebesar Rp.250.000,- per guru per bulan selama 12 bulan.
b. Tunjangan ini akan hilang apabila guru ybs telah mendapatkan sertifikasi profesi
2. Tunjangan Profesi Guru• Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru yang bersertifikasi profesi,
sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan selama 12 bulan dalam setahun.
3. Bantuan Operasional Sekolah• Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah murid dikalikan unit cost
tertentu untuk bantuan operasional sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
No Kriteria dan Sub Kriteria
Kriteria Kinerja Keuangan 1. Sub Kriteria opini BPK atas LKPD2. Sub Kriteria penyampaian perda APBD tepat waktu3. Sub Kriteria effort peningkatan PAD 4. Sub Kriteria Kluster 2 IPM
Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan1. Perekonomian2. Penurunan Tingkat Kemiskinan3. Penurunan Tingkat Pengangguran4. Inflasi
Dana Insentif Daerah 2010
1. DID adalah alokasi yang bersumber dari anggaran pendidikan dalam APBN yang diberikan kepada daerah berdasarkan pencapaian kinerja Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan.
2. Penggunaan anggaran ini kembali kepada kegiatan pendidikan secara luas sesuai dengan kebutuhan daerah
3. Dari 33 provini terpilih mendapatkan insentif sebanyak 9 prov, dan dari 491 kab/kota terpilih sebanyak 45 kab/kota, atau jumlah daerah penerima 54 daerah
Kriteria Kinerja Keuangan
Keterangan Skor Skor Nominasi = Skor * 4
% Bobot
Skor Tertimbang
(1) (2) (3) (4) = (3)*4 (5) (6) = (4) * (5)
Opini BPK 0 0 25% -APBD Tepat Waktu 1 Tahun 1 4 20% 0,80Effort Peningkatan PAD Growth Periode (2) > Periode (1) 3 12 20% 2,40Kluster 2 IPM Sedang 2 8 35% 2,80Jumlah Skor KKD 6,00
Contoh Perhitungan DID Tahun 2010 Per Daerah Penetapan Nilai Daerah
Kriteria Ekonomi dan Kesejahteraan
Keterangan Skor Skor Nominasi = Skor * 4
% Bobot
Skor Tertimbang
(1) (2) (3) (4) = (3)*4 (5) (6) = (4) * (5)Perekonomian Tahun (1) dan tahun (2) di atas Rata-
rata serta tahun (2) > tahun (1)3 12 25% 3,00
Kemiskinan Tahun (1) dan tahun (2) diatas rata-rata serta tahun (2) > tahun (1)
3 12 35% 4,20
Pengangguran 0 0 25% -Kluster 2 IPM Sedang 1 4 25% 0,60Jumlah Skor KKD 7,80
Daerah : Kota Gorontalo
Perhitungan Skor Final (Nilai Daerah) : 60% Kinerja Keuangan dan 40% Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan (60% x 6) + (40% X 7,80) = 6,72 Passing Grade 5,296 , Bad Governance = NOL Kota Gorontalo Lulus
1
2
3
SelesaiTerima Kasih