CAPD

61
Peritoneal Dialis NURKHOLIS GUNAWAN

description

peritonial dialisis

Transcript of CAPD

  • Peritoneal DialisNURKHOLIS GUNAWAN

  • Peritoneal Dialysis (PD)Peritoneum adalah rongga didalam perut

    Didalamnya terdapat selaput yang sangat tipis yang disebut membran peritoneal yang membungkus rongga perut bagian dalam

    Membran peritoneal berfungsi sebagai penyaring darah didalam tubuh kita

  • Jalan Masuk Peritoneal DialysisUntuk peritoneal dialysis kita perlu mempunyai catheter

    Catheter adalah selang yang terbuat dari silikon yang masuk kedalam rongga peritonium kita

    Sebagian dari catheter berada didalam rongga peritonium dan sebagian berada diluar tubuh pada daerah exit-site

  • Jalan Masuk Peritoneal DialysisCairan PD atau dialysat masuk dan keluar dari rongga peritonium melalui catheter

    Catheter dilewatkan dibagian bawah abdomen melalui prosedur pembedahan

  • Peritoneal DialysisCairan PD disebut dialysat yang dimasukkan kedalam peritonium kita dan didiamkan selama beberapa jam

    Sisa-sisa metabolisme dan kelebihan air akan bergerak melewati lubang-lubang yang sangat kecil pada membran peritoneal masuk kedalam dialysat

    Cairan dialysat yang sudah digunakan akan dikeluarkan dari rongga peritonium dan selanjut nya digantikan dengan cairan dialysat yang baru

  • DifusiRongga peritonium mempunyai banyak sel-sel darah merah kecil yang disebut kapiler

    Membran peritoneal mempunyai banyak lubang-lubang yang sangat kecil yang dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil dari darah masuk kedalam cairan dialysat

    Proses ini disebut difusi

  • MENGELUARKAN KELEBIHAN AIR - OSMOSISCairan peritoneal kita mengandung glukosa yang berfungsi untuk mengambil kelebihan air dari darah melewati membran peritonium

    Proses ini disebut OSMOSIS

  • Cairan Peritoneal DialysisCairan Peritoneal dialysis mempunyai 3 jenis konsentrasi yaitu :

    1.5 % lemah2.3 % sedang4.25 % kuat

  • Peritoneal DialysisSetelah 4-6 jam kita harus melakukan penggantian cairan yang baru

    Kerena pada saat ini proses pencucian telah berhenti bekerja (jenuh)

  • Bagaimana CAPD dilakukan ?Tiap tindakan pengobatan disebut pergantian cairanKebanyakan proses pergantian cairan dilakukan pada siang hari dan biasanya pada saat :PagiMakan siangSoreSebelum tidur

    Tiap pergantian memakan waktu sekitar 30 menit

  • Apa itu pergantian cairan ?Ada 3 tahap1.. Drain

  • Apa itu pergantian cairan ?Ada 3 tahap2. Fill

  • Apa itu pergantian cairan ?Setelah proses pengisian maka kita diamkan cairan dialysat yang baru tersebut didalam rongga perut selama4 jam pada siang hari dan 8-10 jam pada saat malam hari. Pada saat ini terjadi proses pencucian dan pad asaat ini kita dapat melakukan aktifitas seperti biasaAda 3 tahap3. Dwell

  • CCPD

    C ContinuousC CyclingP PeritonealD - Dialysis

  • Kenyamanan CAPDTidak perlu ke unit HDBisa dikerjakan sendiri, tidak tergantung orang lainBisa dikerjakan dimana sajaTidak kehilangan waktu kerjaTidak nyeri oleh tusukan ke pembuluh darahBiaya lebih murah

  • Apa yang dimaksud dengan terapi yang adekuat ?Mencegah fluid overloadCukup membuang toksin uremik gejala uremik hilangMempertahankan fungsi ginjal sisa Kontrol tekanan darahNafsu makan baikKontrol fosfatKeseimbangan asam basaKoreksi keadaan anemia

  • CCPDSelama CCPd sebagian besar proses pergantian caira dilakukan pada malam hari saat tidurKita memerlukan mesin yang disebut cycler yang berfungsi untuk mengeluarkan dan memasukkan cairan dari rongga peritonium Biasanya kita menggunakan mesin cycler selama 9-10 jam setiap malam

  • PD Plus PD Plus adalah bentuk lain dari PDBeberapa pasien mengkombonasikan antara CAPD dan CCPDMereka menggunakan mesin cycler pada malam hari dan melakukan pergantian cairan pada siang hari juga menggunakan mesin cycler, atau tanpa mesin cycler

  • Mencegah masuknya kumanKuman ada dimana-manaKuman tumbuh dan berkembang dengan cepat di tempat yang lembabKuman dapat menyebabkan infeksiCairan antiseptik seperti betadin dapat digunakan untuk membunuh kuman

  • Kuman dapat menyebabkan infeksiMenjaga kebersihan daerah tempat melakukan pergantian cairanKita harus selalu mencuci tangan dan menggunakan masker setiap melakukan pergantian cairanKita harus selalu melakukan pergantian cairan sesuai dengan yang telah diajarkan oleh perawat CAPDKita harus selalu mandi dan membersihkan daerah exit-site setiap hari

  • Tahap-tahap agar exit-site dalam keadaan sehatSelalu memperhatikan daerah exit-site setiap hariSelalu membersihkan daerah exit-site setiap hari hindari berenang atau mandi dengan berendamHindari menggaruk atau memberi bedak pada daerah exit-sitePerawatan cateter yang baik akan menolong kehidupan dari kateter dan mencegah terjadinya infeksi

  • Merawat kateter PDSelalu memfiksasi kateterJangan menarik atau memutar kateterSelalu merawat daerah kateter sesuai dengan yang telah diajarkan oleh perawat CAPD

  • Tanda-tanda infeksi pada daerah exit-siteKemerahan didaerah exit-siteBengkak disekitar daerah exit-siteRasa sakit saat disentuh di daerah exit-siteAda nanah/pus

    Jika terjadi tanda-tanda tersebut seperti diatas maka segeralah menghubungi dokter atau unit CAPD

  • PERITONITISPeritonitis adalah infeksi pada rongga peritonium yang disebabkan oleh kuman-kuman yang masuk ke dalam rongga peritonium

  • Mencegah terjadinya peritonitisSelalu melakukan pergantian cairan seperti yang talah diajarkan oleh perawat CAPDSelalu mencuci tangan dan mengeringkan tangan dengan segera saat melakukan pergantian cairanSelalu menjaga kebersihan pada daerah tempat melakukan pergantian cairanJangan ada binatang peliharaan didalam ruangan saat melakukan pergantian cairanHindari terjadinya konstipasiRawat selalu daerah exit-site

  • Tanda tanda dari peritonitisPanasNyeri pada perutCairan berwarna keruh Perasaan tidak nyaman

    Hubungi segera dokter atau unit CAPD jika terdapat tanda-tanda seperti diatas.

    Dan simpan cairan yang berwarna keruh dan bawa cairan tersebut saat mengunjungi unit CAPD

  • Menjaga keseimbangan cairan Kita memerlukan pengaturan penggunaan cairan yang berbedaSelalu mengukur tekanan darahMemeriksa adanya tanda-tanda bengkak / odema pada derah kakiJangan minum terlalu banyak Cairan didalam tubuh akan menumpuk jika PD tidak membuang cukup air dari tubuhPD akan menolong mengambil cairan yang berlebihan dari tubuhBerat badan kita harus selalu sama setiap hari

  • Overload Terlalu banyak cairan di dalam tubuhHati-hati adanya tanda-tanda terlalu banyak cairan didalam tubuh karena dapat menyebabkan:Berat badan meningkatKaki bengkakSesak napasTekanan darah meningkatHubungi segera dokter atau unit CAPD jika terdapat tanda-tanda seperti diatas.

  • Dehydrasiterlalu sedikit cairan didalam tubuhJika kita merasa dehydrasi kita akan merasa :HausPusingLemasLelahTekanan darah akan menurun

    Kita harus menggunakan cairan dengan konsentrasi yang lebih rendah dan minum lebih banyak

  • Masalah-masalah lain pada PDFibrinKesulitan saat mengeluarkan dan memasukkan cairan Masalah-masalah saat akhir dari prosedur pergantian cairan (disconnect)GatalCairan dialisat berwarna merahNyeri

  • DIITKarena PD membuang protein dari tubuh, maka pasien harus menggantikan kehilangan protein tersebut dengan cara makan makanan yang mengandung tinggi proteinMakanan tinggi serat akan menolong pasien untuk mencegah terjadinya konstipasi

  • DIITWalaupun PD membuang sodium dan potassium dari darah, pasien tetap harus membatasi makan makanan yang mengandung tinggi sodium dan potasium agar tidak menumpuk di dalam tubuhTerlalu banyak potasium didalam darah akan menyebabkan otot jantung mejadi lemah dan menjadi masalah pada jantung pasienTerlalu banyak garam akan membuat pasien minum terlalu banyak dan bisa menyebabkan overload

  • Diit dan OlahragaCairan PD berisi glucose yang diserab oleh darah menjadi bentuk karbohidrat dan extrak kaloriOlahraga secara teratur akan menolong tubuh kita untuk membakar kelebihan kalori dan mencegah kegemukan

  • Obat - obatan

    Pasien harus minum obat tersebut saat makan (sebelum makan habis)

    PD tidak dapat membuang phospat dengan baik, oleh karena itu pasien perlu memakan obat pengikat phospat sehingga tidak menumpuk didalam darah

    Pasien juga harus selalu minum obat sesuai dengan instruksi dokter

  • Pulang kerumah dengan PDPasien perlu ruangan yang bersih dan kering untuk menyimpan cairan dirumahPasien biasanya harus mempunyai stok untuk satu bulanPasien juga dianjurkan untuk selalu kontrol ke dokter dan unit CAPD

  • PENGKAJIANIdentitas klienRiwayat penyakitRiwayat penyakit infeksiRiwayat penyakit batu / obstruksiRiwayat pemakaian obat-obatanRiwayat penyakit endokrinRiwayat penyakit vaskulerRiwayat penyakit jantung

  • C. Data interdialisis (klien hemodialisa rutin)Data interdialisis meliputi :Berat badan kering klien atau Dry Weight, yaitu : berat badan dimana klien merasa enak, tidak ada udema ekstrimitas, tidak merasa melayang dan tidak merasa sesak ataupun berat, nafsu makan baik, tidak anemis.Berat badan interdialisis : Berat badan hemodialisis sekarang Berat badan post hemodialisis yang lalu (Kg)Kapan terakhir hemodialisis.

  • d. Keadaan umum klien

    Data subjektif : lemah badan, cepat lelah, melayang.Data objektif : nampak sakit, pucat keabu-abuan, kurus, kadang-kadang disertai edema ekstrimitas, nafas terengah-engah.

  • e. Pemeriksaan fisikKepala : Retinopati, kongjungtiva anemis, sklera ikterik dan kadang-kadang disertai mata merah (Red Eye Syndrom), rambut rontok, muka tampak sembab, bau mulut amonia.Leher : vena jugularis meningkat/tidak, pembesaran kelenjar/tidak.Dada : gerakan nafas kanan/kiri seimbang/simetris, ronchi basah/kering, edema paru.Abdomen : ketegangan, ascites (perhatikan penambahan lingkar perut pada kunjungan berikutnya), kram perut, mual/muntah.Kulit : gatal-gatal, mudah sekali berdarah (easy bruishing), kulit kering dan bersisik, keringat dingin, lembab, perubahan turgor kulit.Ekstremitas : kelemahan gerak, kram, edema (ekstremitas atas/bawah).Ektremitas atas : sudahkan operasi untuk akses vaskuler ?

  • Sistem kardiovaskuler :Data subjektif : sesak nafas, sembab, batuk dengan dahak/riak, berdarah/tidak.Data objektif : hipertensi, kardiomegali, nampak sembab dan susah bernafas.Sistim pernafasan :Data subjektif : merasa susah bernafas, mudah terengah-engah saat beraktivitas.Data objektif : edema paru, dispnea, ortopnea, kusmaul.Sistim pencernaan :Data subjektif : nafsu makan turun, mual/muntah, lidah hilang rasa, cegukan, diare (lendir darah, encer) beberapa kali sehari.Data objektif : cegukan, melena.

  • Sistim neuromuskulerData subjektif : tungkai lemah, parastesi, kram otot, daya konsentrasi turun, insomnia dan gelisah, nyeri/sakit kepala.Data objektif : neuropati perifer, asteriksis dan mioklonus, nampak menahan nyeri.Sistim genitourinariaData subjektif : libido menurun, nokturia, oliguria/anuria, infertilitas (pada wanita).Data objektif : edema pada sistim genital.

  • Sistim psikososialIntegritas Ego1. Stressor : finansial, hubungan dan komunikasi.2. Merasa tidak mampu dan lemah.3. Denial, cemas, takut,marah, mudah tersinggung.Perubahan body imageMekanisme koping klien/keluarga kurang efektif pemahaman klien dan keluarga terhadap diagnosis, penyakit dan perawatannya kadang masih kurang.Interaksi sosial :- Denial, menarik diri dari lingkungan- Perubahan fungsi peran di keluarga dan masyarakat.

  • f. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien CAPD adalah :Resiko tinggi kelebihan volume cairan b/d tidak adekuatnya gradien osmotik, retensi cairan (malposisi kateter atau terlipat atau adanya bekuan, distensi usus,peritonitis dan jaringan parut peritonium), atau masukan per oral berlebihan.Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d penggunaan dialisa hipertonik sehingga pembuangan cairan berlebihan.Resiko tinggi trauma b/d kateter dimasukkan dalam rongga peritonium.

  • 4. Nyeri akut b/d pemasangan kateter pada lapisan abdomen.5. Resiko tinggi infeksi (peritonitis) b/d kontaminasi kateter selama pemasangan.6. Pola pernafasan tidak efektif b/d penekanan pada abdomen, diafragma.

  • g. Rencana Asuhan KeperawatanDX.1 Resiko tinggi kelebihan volume cairan b/d tidak adekuatnya gradien osmotik, retensi cairan (malposisi kateter atau terlipat atau adanya bekuan, distensi usus,peritonitis dan jaringan parut peritonium), atau masukan per oral berlebihan.Tujuan :Setelah dilakukan perawatan selama 4-8 jam tidak terjadi kelebihan volume cairan.Kriteria Hasil :Aliran dialisat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Tidak mengalami peningkatan BB secara cepat, edema dan kongesti paru.Terjadi balance cairan antara yang masuk dan keluar.Tidak terjadi nyeri perut.

  • INTERVENSIRASIONAL1.Catat volume cairan yang masuk, keluar dan kumulasi keseimbangan cairan.Jumlah aliran harus sama atau lebih dari yang dimasukkan. Keseimbanagn positif menujukkan kebutuhan evaluasi lebih lanjut.2.Menimbang berat badan pasien sebelum dan sesudah menjalani dialisis.Indikator akurat keseimbangan cairan. Keseimbangan positif dengan peningkatan BB menunjukkan retensi cairan.3. Kaji patensi kateter, kesulitan drainase, perhatikan adanya lembaran atau plak fibrin.Melambatnya kecepatan aliran/adanya fibrin menunjukkan hambatan kateter parsial yang perlu dievaluasi.4. Tinggikan kepala tempat tidur, lakukan tekanan perlahan pada abdomen.Dapat meningkatkan aliran bila kateter salah posisi/obstruktif oleh momentum.5.Perhatikan adanya distensi abdomen sehubungan dengan bising usus, perubahan konsistensi feses, keluhan konstipasi.Distensi abdomen/konstipasi dapat mempengaruhi keseimbangan cairan.6. Observasi TTV, perhatikan adanya hipertensi berat, nadi kuat, distensi JVP, edema perifer.Peningkatan nadi menunjukkan hipovolume. Peningkatan kelebihan cairan berpotensi GJK/edema paru.

  • NoIntervensiRasional7.Evaluasi adanya takipnea, dispnea, peningkatan upaya pernafasan.Distensi abdomen/kompresi diafragma dapat mengganggu nafas.Kolaborasi :8.Perubahan program dialisat sesuai indikasi.Perubahan mungkin diperlukan dalam konsentrasi glukosa atau natrium untuk memudahkan efisiensi dialisis.9.Awasi natrium serum.Hipernatremia dapat terjadi, meskipun kadar serum dapat menunjukkan efek pengenceran dari kelebihan cairan.10.Tambahkan heparin pada dialisat awal, bantu irigasi kateter dengan garam faal heparinasi.Mencegah dalam pembentukan fibrin yang dapat menghambat kateter peritoneal.11.Pertahankan pembatasan cairan sesuai dengan indikasi.Pembetasan cairan dapat dilanjutkan untuk menurunkan kelebihan volume cairan.

  • DX 2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d penggunaan dialisa hipertonik sehingga pembuangan cairan berlebihan.Tujuan :Setelah dilakukan perawatan selama 4-8 jam tidak terjadi kekurangan volume cairan.Kriteria Hasil :Aliran dialisat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Tidak mengalami penurunan berat badan secara cepat.Terjadi balance cairan antara yang masuk dan keluar.TTV dalam batas normal.Tidak mengalami tanda-tanda dehidrasi.

  • NoIntervensiRasional1.Catat volume cairan yang masuk, keluar dan kumulasi keseimbangan cairan.Memberikan informasi tentang sstatus keseimbangan cairan paa akhir setiap pertukaran.2.Berikan jadwal untuk pengaliran dialisat dari abdomen.Waktu tinggal lama, khususnya bila menggunakan cairan glukosa 4,5 dapat menyebabkan kehilangan cairan berlebihan.3.Menimbang berat badan pasien sebelum dan sesudah menjalani dialisat.Mendeteksi kecepatan pembuangan cairan dengan membandingkan dengan berat badan dasar.4.Awasi TD dan nadi. Perhatikan tingginya pulsasi jugular.Penurunan TD, hipotensi postural dan takikardi adalah tanda hipovolemia.5.Perhatikan keluhan pusing, mual, peningkatan rasa haus.Dapat menunjukkan hipovolemia.6.Inspeksi kelembaban mukosa, turgor kulit, nadi perifer dan CRT.Indikator dehidrasi dan membutuhkan peningkatan pemasukan/perubahan dalam kekuatan dialisat.

  • NoIntervensiRasional7.Kolaborasi :Awasi pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi: natrium serum dan kadar glukosa.Cairan hipertonik dapat menyebabkan hipernatremia dan membuang lebih banyak air daripada natrium. Selain itu glukosa dapat diabsorbsi dari dialisat sehingga meningkatkan glukosa serum.8.Kadar kalium serumHipokalemi dapat terjadi dan dapat menyebabkan disritmia jantung.

  • DX.3 Resiko tinggi trauma b/d kateter dimasukkan dalam rongga peritonium.Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 4-8 jam, tidak terjadi injury pada rongga peritonium.Kriteria Hasil :Tidak ada tanda-tanda tejadi injury pada rongga peritoneum Klien tidak mengeluh nyeri pada abdomen.

  • NoIntervensiRasional1.Biarkan klien mengosongkan kandung kemih, usus untuk menghindari penusukan organ internal.Kandung kamih kosong lebih jauh dari tempat pemasukan kateter dan menurunkan kemungkinan tertusuk saat pemasangan kateter.2.Fiksasi kateter dengan plester. Tekankan pentingnya pasien menghindari penarikan atau pendorongan kateter.Menurunkan resiko trauma dengan manipulasi kateter.3.Perhatikan adanya fekal dalam dialisat atau dorongan kuat untuk defikasi, disertai diare berat .Menduga perforasi usus dengan percampuran dialisat dan isi usus.4.Perhatikan keluhan tiba-tiba ingin berkemih, atau haluaran urine besar menyertai berjalannya dialysis awal.Menunjukkan perforasi kandung kemih dengan kebocoran dialisat dalam kandung kemih. Adanya kandungan glukosa dalam dialisat akan meninggikan kadar glukosa urine.5.Hentikan dialysis bila terjai perforasi usus/kandung kemih. Biarkan kateter dialisis pada tempatnya.Tindakan cepat akan mencegah cidera selanjutnya. Bedah perbaikan segera dibutuhkan. Membiarkan kateter pada tempatnya memudahkan diagnosa/lokasi perforasi.

  • DX.4 Nyeri akut b/ pemasangan kateter pada lapisan abdomen.Tujuan :Setelah dilakukan perawatan selama 4-8 jam, keluhan nyeri klien dapat diatasi.Kriteria Hasil :Klien menyatakan penurunan keluhan nyeri.Ekspresi wajah rileks.Klien dapat beristirahat dengan baik.

  • NoIntervensiRasional1.Kaji keluhan nyeri klien, ukur dengan skala nyeri.Membantu identifikasi sumber nyeri dan intervensi dan intervensi yang tepat.2.Jelaskan ketidaknyamanan awal biasanya hilang setelah pertukaran pertama.Penjelasan dapat meningkatkan ansietas dan kenyamanan.3.Awasi nyeri yang mulai selama aliran dan berlanjut selama fase aquilibrasi. Lambatkan kecepatan infuse sesuai dengan indikasi.Nyeri dapat terjadi pada waktu ini bila ada iritasi kimia terhadap membran peritoneum.4.Perhatikan ketidaknyamanan yang paling dirasakan mendekati akhir aliran masuk. Masukan tidak lebih dari 2000 ml dalam sekali waktu. Mungkin akibat distensi abdomen dari dialisat. Jumlah infuse mungkin harus dikurangi pada awalnya.5.Perhatikan keluhan nyeri pada area bahu. Cegah udara masuk ke rongga peritoneum selama infuse.Masuknya udara yang kurang hat-hati ke dalam abdomen mengiritasi diafragma dan mengakibatka nyeri pada bahu. Pertukaran lebih keecil mungkin diperlukan sampai kondisi klien membaik.

  • NoIntervensiRasional6.Tinggikan kepala tempat tidur pada interval tertentu. Balikkan pasien dari satu sisi ke sisi lain. Berikan perawatan punggung dan masase ringan.Perubahan posisi dapat menghilangkan ketidaknyamanan.7.Hangatkan dialisat sebelum diinfuskan.Dapat meningkatkan kecepatan pembuangan ureum melalui dyalisis pembuluh darah. Dialisat yang terlalu dingin dapat menyebabkan vasokonstriksi, ketidaknyamanan dan dapat mencetuskan henti jantung.8.Awasi nyeri abdomen hebat dan peningkatan suhu tubuh.Dapat mengindikasikan adanya peritonitis.9. Dorong penggunaan teknik relaksasi.Mengurangi ketidaknyamanan.Kolaborasi :10.Pemberian analgesicMenghilangkan nyeri dan ketidaknyamanan.11.Tambahkan natrium hidroksida pada dialisat sesuai indikasi.Kadang digunakan untuk mengubah pH bila klien tidak toleran terhadap keasaman dialisat.

  • DX. 5 Resiko tinggi infeksi (peritonitis) b/d kontaminasi kateter selama pemasangan.Tujuan :Setelah dilakukan perawatan selama 4-8 jam, klien tidak mengalami infeksi akibat proses dialysis.Kriteria Hasil :Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi : nyeri, hipertermi, kemerahan terdapat pus.

  • NoIntervensiRasional1.Gunakan teknik aseptic saat pemasangan kateter, Ganti balutan kapanpun balutan dibuka dan ganti selang sesua dengan protokol.Mencegah introduksi organism dan kontaminasi yang dapat menyebabkan infeksi.2.Ganti balutan dengan hati-hati dan tidak mengubah posisi kateter. Perhatikan karakter, warna, bau drainase dari sekitar tempat pemasangan.Perubahan atau pergerakan kateter menyebabkan persarahan.3.Observasi warbna dan kejernihan haluaran.Keluaran keruh diduga infeksi peritoneal.4.Berikan pelindung betadine pada distal, klem bagian kateter bila terapi intermiten digunakan.Menurunkan resiko masuknya bakteri melalui kateter.5.Selidiki keluhan mual muntah, nyeri abdomen nyeri tekan lepasm demam dan leukositosis.Menunjukkan peritonitis yang membutuhkan intervensi segera.6.KIE pada pasien cara pencegahan infeksi.SDP pada awal dapat menunjukkan respon normal terhadap substansi asing, namun berlanjutnya adanya infeksi.

  • NoIntervensiRasionalKolaborasi :7.Awasi jumlah SDP dari haluaranMengidentifikasi organism dan intervensi yang tepat.8.Ambil specimen darah atau keluaran cairan untuk dikultur sensitivitasnya.Antibiotik dan dosis pilihan akan dipengaruhi oleh fungsi ginjal.9.Awasi klirens ginjal (BUN, kreatinine)Mengetahui fungsi ginjal.10.Berikan antibiotic secara sistemik atau dalam dialisat sesuai indikasi.Mengurangi infeksi dan mencegah sepsis.

  • DX. 6 Pola pernafasan tidak efektif b/d penekanan pada abdomen, diafragma.Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 4-8 jam tidak terjadi gangguan pola nafas.Kriteria Hasil :Pola nafas efektif yang ditunjukkan oleh bunyi nafas jelas dan tidak ada suara nafas tambahan.GDA dalam batas normal.Tidak ada distress nafas (takipnea, diaphoresis, gelisah).

  • NoIntervensiRasional1.Kaji frekuensi nafas dan kedalaman nafas.Gangguan pola nafas selama dialysis diduga akibat tekanan diafragma, distensi abdomen atau terjadinya komplikasi.2.Auskultasi bunyi nafas.Suara nafas yang tidak normal dapat disebabkan peningkatan cairan dalam paru, tertahannya sekresi atau infeksi.3.Tinggikan kepala tempat tidur dan tingkatkan latihan nafas dalam dan batuk.Memudahkan ekspansi dada.4.KolaborasiPerubahan pada PaO2/PaCO2 dan kongesti pada hasil foto dapat menunjukkan masalah pada paru.5.Kaji GDA, oksimetriMemaksimalkan oksigen unuk penyerapan vascular, pencegahan hipoksia.6.Berikan O2 sesuai indikasiMenghilangkaan nyeri, pernafasan nyaman, upaya batuk maksimal.7.Berikan analgesic sesuai indikasiMangurangi nyeri.

  • Terima kasih

    *