Calon Ppt Sidang

16
Hubungan Pemberian Terapi Antiretroviral dengan Kadar Serum Gluamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada Penderita HIV di RS.Budi Kemuliaan Kota Batam Tahun 2014 YULIAZRA 61111064 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM BATAM 2014

description

ppt sidang hasil

Transcript of Calon Ppt Sidang

Page 1: Calon Ppt Sidang

Hubungan Pemberian Terapi Antiretroviral dengan Kadar Serum Gluamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada Penderita HIV

di RS.Budi Kemuliaan Kota Batam

Tahun 2014

YULIAZRA

61111064

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BATAM

BATAM

2014

Page 2: Calon Ppt Sidang

PENDAHULUA

A. LATAR BELAKANG

Masalah HIV/ AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara

diseluruh dunia. Berdasarkan data epidemik WHO didapatkan peningkatan jumlah penderita

HIV setiap tahunnya.

Di Kepulauan Riau tiap tahun jumlah kasus HIV positif mengalami peningkatan. Pada tahun

2011, penderita HIV positif sejumlah 704 orang meningkat menjadi 852 orang pada tahun 2012

(Dinkes Provinsi Kepri, 2012).

PENDAHULUAN

Page 3: Calon Ppt Sidang

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana hubungan pemberian antiretroviral dengan kadar SGPT pada penderita HIV di RS. Budi Kemuliaan Kota Batam tahun

2014?

Page 4: Calon Ppt Sidang

C. TUJUAN PENELITIAN

• Mengetahui hubungan pemberian ARV terhadap kadar SGPT pada pasien HIV di RS. Budi Kemuliaan Kota Batam tahun 2014.

UMUM

• Mengetahui gambaran pemberian kombinasi terapi ARV

• Mengetahui kejaidan hepatotoksisitas sebagai efek samping obat antiretroviral lini pertama

• Mengetahui distribusi frekuensi kejadian hepatotoksisitas akibat terapi ARV menurut usia dan jenis kelamin

• Mengetahui hubungan pemberian ARV terhadap kadar SGPT

KHUSUS

Page 5: Calon Ppt Sidang

MANFAAT PENELITIAN

• Menambah pengetahuan dalam hal efek samping hepatotoksik akibat pemberian terapi antiretroviral

PENELITI

• Mencegah komplikasi hepatoktosisitas akibat dari efek samping terapi antiretroviral lini pertama

RUMAH SAKIT

• Mengetahui tanda-tanda hepatotoksisitas akibat pemberian terapi antiretroviral

• Agar pasien rutin melakukan pemeriksaan fungsi hepar untuk mencegah komplikasi hepatotoksisitas akibat terapi antiretroviral

PENDERITA

Page 6: Calon Ppt Sidang

KERANGKA TEORI

Page 7: Calon Ppt Sidang

HIPOTESIS

Terdapat hubungan pemberian antiretroviral dengan kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita HIV di RS. Budi Kemuliaan Batam tahun 2014.

HIPOTESIS

Page 8: Calon Ppt Sidang

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian• Analitik dengan desain cross sectional

Lokasi dan Waktu Penelitian• RS. Budi Kemuliaan Kota Batam• Oktober-Desember 2014

Populasi• Semua pasien HIV rawat jalan yang mendapatkan terapi antiretroviral

di RSBK Januari-Desember 2014 (150 orang)

Sampel• Menggunakan teknik sampling purposive sampling yang memenuhi

kriteria penelitian didapatkan sampel sebanyak 50 orang

Page 9: Calon Ppt Sidang

INKLUSI

• Pasien baru didiagnosis HIV yang mendapat terapi ARV.

• Pasien HIV yang memiliki hasil pemeriksaan kadar SGPT/SGOT setelah mendapat terapi ARV.

• Pasien HIV dengan hasil pemeriksaan kadar SGPT/SGOT yang normal sebelum terapi ARV dimulai.

EKSKLUSI

• Pasien HIV yang sedang menjalani pengobatan Tuberkulosis

KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI

Page 10: Calon Ppt Sidang

Tabel 4.1

Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kombinasi ARV

Hal ini terjadi karena kombinasi dengan Nevirapine merupakan kombinasi pilihan peratama yang ditetapkan oleh pemerintah untuk pasien yang tidak mempunyai kelainan fungsi hati dan darah (Depkes, 2007)

Kombinasi ARV Jumlah(n)

Persentase%

NevirapineEfavirenz

473

946

Total 50 100

HASIL PENELITIAN

Page 11: Calon Ppt Sidang

Tabel 4.2

Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar SGPT

Sanne I et al., (2005) dari 468 sampel didapatkan 66 orang atau 14% mengalami peningkatan kadar SGPT

Penelitian di Ethiopia oleh Wondemagegn et al., (2013) total kejadian peningkatan SGPT adalah sebanyak 32% dari 269 sampel yang diteliti.

Variasi hasil pada penelitian ini dan penelitian sebelumnya mungkin dikarenakan perbedaan karakteristik populasi, definisi hepatotoksisitas yang berbeda, pemantauan dan durasi terapi.

HASIL PENELITIAN

SGPT Jumlah(n)

Peresntase%

NormalMeningkat

419

828

Total 50 100

Page 12: Calon Ppt Sidang

Tabel 4.4

Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Kalyesubula et al., (2011) di Afrika juga didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda bahwa hepatotoksisitas akibat antiretroviral terjadi pada usia rata-rata 33 tahun

Perbedaan usia bukan merupakan faktor penentu peningkatan SGPT (Wondemagegn et al., 2013)

Namun hasil peneitian ini dapat dikaitkan dengan prevalensi HIV tertinggi terdapat pada usia produktif dan seksual aktif yaitu usia 20-39 tahun (Ditjen PPM & PL Depkes RI , 2013).

Usia

SGPTJumlah

(n)

Persentase(%)

Meningkat Normal

17-25 tahun26-35 tahun36-45 tahun46-55 tahun56-65 tahun

31311

326741

6271052

125420104

Total 9 41 50 100

HASIL PENELITIAN

Page 13: Calon Ppt Sidang

Tabel 4.5

Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Sanne I (2013) bahwa toksisitas lebih banyak terjadi pada perempuan sebesar 20,1% dibanding dengan laki-laki sebesar 12,8%

Perbedaan jenis kelamin bukan merupakan faktor penentu peningkatan kadar enzim hati dan ini terjadi karena program dari patogenesis HIV dan metabolisme obat pada manusia umumnya tidak tergantung jenis kelamin (Wondemagegn et al., 2013).

HASIL PENELITIAN

Variabel

SGPTJumlah

(n)Persentase

(%)Meningkat Normal

Jenis Kelamin        

- Laki-laki 7 21 28 56

- Perempuan 2 20 22 44

Total 9 41 50 100

Page 14: Calon Ppt Sidang

Tabel 4.6

Analisis Hubungan antara Pemberian Terapi ARV terhadap Kejadian Peningkatan Kadar SGPT di RS. Budi Kemuliaan Kota Batam tahun 2014

Sanne I (2013) mendapatkan bahwa kejadian hepatotoksisitas lebih beresiko pada kelompok dengan kombinasi ARV berbasis Nevirapine dibandingkan dengan kelompok kombinasi ARV berbasis Efavirenz (p=0,001)

Sulkowski (2004) bahwa hepatotoksisitas akibat Nevirapine lebih tinggi yaitu 15,6% dibandingkan dengan Efavirenz (8%).

Kerusakan mitokondria dianggap sebagai salah satu mekanisme kerusakan hati dan peningkatan enzim hati (Havlir, 2003).

HASIL PENELITIAN

Variabel Kadar SGPT Total p

Kombinasi ARV Normal Meningkat    

Kombinasi dengan Nevirapine

38(81%)

9(19%)

47(100%)

 0,544

Kombinasi dengan Non-Nevirapine

3(100%)

0(0%)

3(100%)

Total 41 9 50  

Page 15: Calon Ppt Sidang

KESIMPULAN DAN SARAN• Gambaran kombinasi terapi ARV yang diberikan di RSBK tahun 2014

didominasi oleh kelompok kombinasi dengan Nevirapine 47 orang atau 94% dan kelompok kombinasi dengan Efavirenz hanya 3 orang atau 6%.

• Frekuensi kejadian hepatotoksisitas akibat terapi ARV pada pasien HIV di RSBK tahun 2014 adalah 9 dari 50 orang atau 8%.

• Distribusi frekuensi kejadian hepatotoksisitas akibat ARV di RSBK tahun 2014 banyak terjadi pada kelompok usia 17-25 tahun (3 orang atau 33%) dan kelompok usia 36-45 tahun (3 orang atau 33%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang atau 78%.

• Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pemberian terapi ARV tehadap peningkatan kadar SGPT pada pasien HIV yang mendapatkan terapi ARV di RS. Di RSBK menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai (p=0,544).

KESIMPULAN

• Perlunya dilakukan pemeriksaan kadar enzim hati SGPT/SGOT sebagai pemeriksaan standar sebelum terapi ARV dimulai dan dilakukan evaluasi pemeriksaan enzim hati sesuai pedoman terapi ARV yang sesuai.

• Perlunya penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dengan faktor-faktor lain yang belum diteliti seperti riwayat konsumsi alkohol, riwayat infeksi HCV/HBV, dan koinfeksi TB, status gizi, dosis, dan lama konsumsi.

SARAN

Page 16: Calon Ppt Sidang

TERIMA KASIH