ppt sidang erian
-
Upload
indra-kurniawan -
Category
Documents
-
view
246 -
download
3
description
Transcript of ppt sidang erian
Prevalensi Infeksi Ascaris lumbricoides di RW 14 Kelurahan Tomang, Jakarta Barat Periode
Juli 2014
Erian Setiawan405110109
Masalah
• Ascaris lumbricoides diperkirakan telah menginfeksi lebih dari 1 milyar orang di dunia dan menyebabkan 12 juta kasus Ascariasis baru setiap tahunnya.
Masalah
• Infeksi Ascariasis di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu sebesar 40-60 % dengan prevalensi di Jakarta sebesar 28% (sudomo, 2008)
Masalah
• RW 14, Kelurahan Tomang, Jakarta Barat adalah area pemukiman penduduk yang padat dengan kebersihan yang kurang dengan 2297 jumlah penduduk yang kumuh, 594 kepala keluarga yang kumuh, 9 RT kumuh dan diklasifikasikan dalam kategori kumuh ringan. (BPS Provinsi DKI Jakarta tahun 2011)
Masalah
• Infeksi Ascariasis menyebabkan gangguan intestinal seperti mual, nafsu makan berkurang, konstipasi dan ileus obstruksi pada kasus berat (Soedarmo SSP, Garna HH. Buku ajar pediatri tropis IDAI)
• Tujuan Umum– Diketahuinya prevalensi Askariasis di RW 14,
Kelurahan Tomang, Jakarta Barat
• Tujuan Khusus– Diketahuinya distribusi karateristik warga RW 14,
Kelurahan Tomang, Jakarta Barat
Tinjauan Pustaka
• Ascaris lumbricoides adalah cacing yang masuk dalam superfamily Ascariodeia dengan genus Ascaris Linnaeus, 1758 adalah cacing golongan STH yang banyak dijumpai pada daerah yang beriklim panas dan lembab, dan daerah beriklim sedang.
Garcia LS, Bruckner DA. Diagnostic Medical Parasitology. Elsevier Science Publishing Co, Inc; 1996.
• Morfologi– Bentuk A.lumbricoides adalah silindris dengan warna
merah muda.– Cacing betina berukuran 200-400 mm x 5-6 mm dengan
ujung posterior lurus– Cacing jantan berukuran lebih kecil, 120-150 mm x 3-4
mm dengan ujung posterior sedikit melingkar.– Cacing betina dapat bertelur sebanyak 200.000 butir
sehari– Masa inkubasi telur yang dibuahi adalah 3 minggu dan
bila tertelan oleh manusia, dapat menetas di usus halus.
Sudomo M.2008, Penyakit Parasitik yang Kurang Diperhatikan di Indonesia [Internet]. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depatemen Kesehatan Jakarta; 2010 [cited 2014 Dec 13] http://litbang.depkes.go.id/update/orasi/OrasiSudomo.
Siklus Hidup
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan feces dengan menemukan telur atau cacing A.lumbricoides didalam feces.
• Infeksi ringan : 1-999 telur/gram tinja• Infeksi sedang : 1000-9999 telur/gram tinja• Infeksi berat : > 40000 telur/ gram tinja
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Metodologi Penelitian• Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif observasional dengan desain studi cross- sectional
• Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilakukan di RW 14 kelurahan Tomang, Jakarta Barat selama bulan Juli 2014
• Populasi dan Besar SampelPopulasi penelitian : Warga RW 14 kelurahan Tomang, Jakarta BaratBesar sampel minimal : 77 sampel
Metodologi PenelitianKriteria inklusi :• Warga RW 14,Kelurahan Tomang, Jakarta Barat, dan sudah
tinggal di wilayah RW 14,Kelurahan Tomang, Jakarta Barat selama minimal tiga bulan.
• Tidak meminum obat cacing dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.
Instrumen Penelitian• Kuesioner• Sampel tinja
Metodologi PenelitianDefinisi OperasionalAskariasisDefinisi : manifestasi cacing Ascaris lumbricoides dalam tubuh
manusiaCara ukur : pemeriksaan langsung tinjaAlat ukur : MikroskopHasil ukur : Positif jika ditemukan telur Ascaris dalam tinjaSkala ukur : skala kategorik
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
• Tidak adanya ditemukan infeksi kecacingan Asscariasis
• Ditemukan 1 sampel positif Taenia sp 1,11%
Pembahasan
• Berdasarkan dari hasil pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2014 terhadap 90 orang responden yang tinggal di RW 14 kelurahan Tomang, Jakarta Barat ditemukan bahwa tidak ada infeksi Ascariasis pada daerah tersebut, namun ditemukannya 1 sampel (1,11%) yang terinfeksi selain Ascaris yaitu Taenia sp.
• Dari 90 responden yang diwawancara, didapatkan 72 responden (80%) menggunakan sabun saat mencuci tangan, 87 responden (96,7%) memiliki jamban sendiri.
Pembahasan
• penelitian lain oleh Evi Yulianto (2006) di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang ditemukan hasil yang tidak terlalu tinggi dalam penelitiannya dan ditemukan adanya hubungan yang bermakna ( p= 0,0028) antara mencuci tangan dengan tingkat kejadian kecacingan yang terjadi di suatu daerah.
Pembahasan
• Kepemilikan jamban dalam hasil wawancara dengan responden di RW 14 Kelurahan Tomang adalah 87 responden (96,67%) memiliki jamban pribadi di rumah, hal ini mungkin mendukung dengan rendahnya kasus kejadian Ascariasis di RW 14 Kelurahan Tomang. Penelitian Leantodo Sali (2013) mengungkapkan bahwa pemilik jamban lebih banyak tidak terinfeksi oleh cacing
Kesimpulan
• Terdapat 90 total responden dengan 30 responden laki-laki (33,33%) dan 60 responden perempuan (66,67%), melalui wawancara melalui kuesioner, didapatkan data karakteristik mencuci tangan dengan sabun adalah 72 responden (80%); yang tidak mencuci tangan dengan sabun terdapat 18 responden (20%); pada 90 responden, yang memiliki jamban sendiri adalah 87 responden (96,67%),yang tidak memiliki jamban adalah 3 responden (3,33%).
Kesimpulan
• Berdasarkan data yang diambil melalui pemeriksaan sampel feses (tinja) tidak ditemukan adanya infeksi Ascaris lumbricoides dalam 90 sampel tinja yang diperiksa, namun ditemukan 1 sampel feses (1,11%) yang positif telur Taenia sp.
Saran
• Setelah mengetahui hasil penelitian ini, tidak ditemukannya infeksi Ascariasis di wilayah RW 14 Kelurahan Tomang Jakarta Barat. Terdapat beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan adalah menyarankan pada warga untuk hidup bersih dan sehat, walaupun tidak terdapat infeksi Ascaris, hidup bersih dan sehat dapat mencegah berkembangnya A. lumbricoides
TERIMA KASIH