Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki...

76
Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUN WISANGGENI GUGAT REKTORAT Oleh: Panggah Kurniawan Masa itu khayangan dikuasai oleh Sri Brahma, Dewa yang memiliki tata bicara yang sangat kasar dan menjadi bulan-bulanan serta olok-olakan rakyat yang mengatasnamakan pembela agama. Meskipun tahta kepemimpinan tertinggi di Sri Kresna tapi beliau seperti tertahan untuk menyelesaikan masalah Sri Brahma dengan rakyat radikal. Hari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya kemudian dipungut oleh Antasena raja lautan dan dikuliahkan oleh Anoman. Karena wisanggeni titisan sang hyang wenang, dia memiliki sifat penumpas kebatilan. Wisanggeni kuliah di kampus yang dikelola niwantakawaca, sesosok raksasa yang sering memungut biaya studi seenaknya sendiri yang ujungnya meresahkan para anak pandawa dan kurawa saat kuliah. Wisanggeni yang merupakan mahasiswa di kampusnya niwantakawaca merasakan ada kejanggalan di birokrasi terutama urusan penetapan biaya studi. Wisanggeni kemudian berusaha untuk membela hak para mahasiswa lainya dengan kekuatan yang dimilikinya. Wisanggeni memanfaatkan kekuatan negosisasi, kekuatan yang merupakan turunan dari sang ayah arjuna untuk menurunkan biaya studi di kampusnya niwatakawca. Butuh waktu hampir setengah hari bagi wisanggeni untuk negosiasi dengan bagian kemahasiswaan akan tetapi usaha wisanggeni serasa sia-sia. Diakhir diskusi dia ditendang oleh niwatakawaca karena dianggap sebagai ancaman terhadap keberlangsungan kampusnya niwatakawaca. Tendangan oleh niwatakawaca tidak menciutkan usaha wisanggeni untuk menumpas kebatilan dikampus para putra pandawa dan kurawa itu. Niwatakawaca adalah sosok sentral yang memimpin kebatilan dikampus itu dan jika wisanggeni berhasil menyingkirkan niwatakawaca maka kampus itu akan kembali nyaman. Wisanggeni kemudian meminta izin kepada ayah angkatnya untuk meminta pasukan monyet seluruh jagat. Wisanggeni dan jutaan monyet kemudian menyerbu rektorat untuk membunuh niwatakawaca. Untuk menambah kekuatan pasukan monyetnya wisanggeni membagi kekuatan racunya dengan cara meneskan darahnya didanau. Kemudian jutaan pasukan monyet mandi didanau tersebut. Setibanya direktorat wisanggeni dan pasukan monyetnya disambut oleh niwatakawaca dengan Ganda rujakgedang. Sebuah ganda yang bisa mengeluarkan jutaan pisang dalam sekali pukul. Alhasil ketika perang berlangsung jutaan pasukan monyet dapat dikalahkan dengan beberapa kali pukulan. Wisanggenipun pulang dengan kekalahan yang sangat memalukan.

Transcript of Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki...

Page 1: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

WISANGGENI GUGAT REKTORAT

Oleh: Panggah Kurniawan

Masa itu khayangan dikuasai oleh Sri Brahma, Dewa yang memiliki tata bicara yang

sangat kasar dan menjadi bulan-bulanan serta olok-olakan rakyat yang mengatasnamakan

pembela agama. Meskipun tahta kepemimpinan tertinggi di Sri Kresna tapi beliau seperti

tertahan untuk menyelesaikan masalah Sri Brahma dengan rakyat radikal.

Hari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa

perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya kemudian dipungut

oleh Antasena raja lautan dan dikuliahkan oleh Anoman. Karena wisanggeni titisan sang

hyang wenang, dia memiliki sifat penumpas kebatilan. Wisanggeni kuliah di kampus yang

dikelola niwantakawaca, sesosok raksasa yang sering memungut biaya studi seenaknya

sendiri yang ujungnya meresahkan para anak pandawa dan kurawa saat kuliah.

Wisanggeni yang merupakan mahasiswa di kampusnya niwantakawaca merasakan

ada kejanggalan di birokrasi terutama urusan penetapan biaya studi. Wisanggeni kemudian

berusaha untuk membela hak para mahasiswa lainya dengan kekuatan yang dimilikinya.

Wisanggeni memanfaatkan kekuatan negosisasi, kekuatan yang merupakan turunan dari

sang ayah arjuna untuk menurunkan biaya studi di kampusnya niwatakawca. Butuh waktu

hampir setengah hari bagi wisanggeni untuk negosiasi dengan bagian kemahasiswaan akan

tetapi usaha wisanggeni serasa sia-sia. Diakhir diskusi dia ditendang oleh niwatakawaca

karena dianggap sebagai ancaman terhadap keberlangsungan kampusnya niwatakawaca.

Tendangan oleh niwatakawaca tidak menciutkan usaha wisanggeni untuk

menumpas kebatilan dikampus para putra pandawa dan kurawa itu. Niwatakawaca adalah

sosok sentral yang memimpin kebatilan dikampus itu dan jika wisanggeni berhasil

menyingkirkan niwatakawaca maka kampus itu akan kembali nyaman. Wisanggeni

kemudian meminta izin kepada ayah angkatnya untuk meminta pasukan monyet seluruh

jagat. Wisanggeni dan jutaan monyet kemudian menyerbu rektorat untuk membunuh

niwatakawaca.

Untuk menambah kekuatan pasukan monyetnya wisanggeni membagi kekuatan

racunya dengan cara meneskan darahnya didanau. Kemudian jutaan pasukan monyet

mandi didanau tersebut. Setibanya direktorat wisanggeni dan pasukan monyetnya disambut

oleh niwatakawaca dengan Ganda rujakgedang. Sebuah ganda yang bisa mengeluarkan

jutaan pisang dalam sekali pukul. Alhasil ketika perang berlangsung jutaan pasukan monyet

dapat dikalahkan dengan beberapa kali pukulan. Wisanggenipun pulang dengan kekalahan

yang sangat memalukan.

Page 2: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Wisanggeni kemudian meminta saran kepada anoman atas peperangan terhadap

niwatakawaca. Anoman menyarankan kepada wisanggeni untuk menemui ayah angkatnya

yang kedua yaitu Antasena sang raja lautan. Wisanggeni diberi jutaan pasukan ular piton

oleh antasena guna melawan niwatakawaca. Setelah persiapan dan strategi yang matang ,

wisanggeni pergi menuju rektorat kembali untuk membunuh niwantakawaca.

Sayangnya Niwantakawaca adalah sesosok raksasa yang memiliki jutaan

persenjataan dan akal yang licik. Setibanya di depan rektorat wisanggeni dan jutaan

pasukan ular pitonnya dibuat kebingunangan karena niwantakawaca telah membangun parit

yang luas yang diisi air laut serta dibangun mengelilingi rektorat. Ular piton adalah ular yang

lemas ketika tergena air garam. Dengan susah payah wisanggeni dan jutaan pasukan ular

piton melawati parit tersebut. Akan tetapi karena pasukan ular pitonya sudah lemas

membuat wisanggeni dan pasukan ular pitonya mudah dikalahkan. Akhirnya wisanggeni

pulang dengan kekalahan kedua yang sangat melelahkan.

Wisanggeni akhirnya pasrah kepada tuhan, peperangan melawan kebatilan tak ada

ujung keberhasilan. Wisanggeni kemudian menggelar sajadah untuk sholat istiqoroh dan

meminta pertolongan kepada tuhan. Setelah sekian lama bermunahajad, Tuhan pun

menjawab doa wisanggeni melalu Batara Guru. Dewa dari para dewa itu memberitahu

bahwa niwantakawaca hanya bisa terbunuh dengan racun dibagian empedu wisanggeni dan

untuk membunuh niwantakawaca wisanggeni harus mengorbankan dirinya sendiri.

Wisanggeni akhirnya menemui ayah kandungnya sendiri yaitu arjuna untuk

meminjam panah pasopati. Panah pasopati adalah panah yang bisa berbelok ketika

ditembangkan. Dengan kemmpuan panah itu kemungkinan membunuh niwantakawaca

dapat berhasil. Wisanggeni kemudian menuju rektorat untuk menemui niwantakawaca.

Niwantakawaca sudah bersiap didepan rektorat untuk menemui wisanggeni.

Dengan muka yang meredahkan wisanggeni ,niwantakaca bersiap berduel melawan

wisanggeni yang notabene adalah mahasiswanya. Wisanggeni kemudian mengeluarkan

panah pasopati milik ayahnya. Anehnya wisanggeni geni malah berbalik badan

membelakangi niwantakawaca. Dan panah pasopati ini diseting untuk memanah punggung

wisanggeni. Perilaku wisanggeni ini membingungkan niwantakawaca. Setelah wisanggeni

melepaskan anak panah dari busuh panah pasopati, Wisanggeni berlari dan memeluk

niwantakawaca. Niwantakawaca yang kebingungan dengan tingkah laku wisanggeni hanya

kebingungan saat di peluk oleh wisanggeni.

Setelah wisanggeni memeluk niwantakwaca anak panah pasopati berbelok kembali

menuju punggung wisanggeni. Akhinya anah panah itu menancap di punggung wisanggeni

dan tembus ke dada niwantakawaca melawati empedu wisanggeni. Akhirnya mereka

berdua meninggal. Dan wisanggeni gugur sebagai pahlawan.

Page 3: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Akhirnya setelah niwantakawaca terbunuh rektorat menjadi tempat penerapan

kebaikan, dan kampus niwantakawaca kembali menjadi kampus terbaik di kerajaan Astina.

Para putra pandawa dan kurawapun kembali ke bangku perkuliahan dengan nyaman dan

bahagia.

Ternyata Dia

Oleh: Nurwahyuni

Kini aku memang dapat merasakan arti sebuah kesabaran. Kesabaran dimana aku

harus sabar dalam sebuah penantian yang didalamnya belum ada kata kepastian. Tapi di

akhir sebuah kesabaran dalam penantian tanpa kepatian itu, aku dapat menemukan arti

cinta yang sesungguhnya.

***

“ Tolong panggilkan Zahra ya Nis, ada Ibu dan Ayahnya kesini” Ucap salah

seoarang pengurus pondok pesantren.

“ Iya..., akan saya panggilkan” Jawab Nisa

“Terima kasih ya...” Ucap pengurus tadi

“Iya sama-sama, Assalamu’alaikum” Jawab Nisa kembali

“Wa’alaikumsalam”.

Ternyata Ayah dan Ibu menjengukku hari ini. Setelah Nisa memberi tahuku, aku

langsung menghampiri beliau berdua.

Sedikit tergesa-gesa aku melangkahkan kaki untuk menghampiri Ibu dan Ayahku,

ketika sudah dekat dengan pintu, tiba-tiba aku dikejutkan dengan seseorang yang datang

berlawanan arah denganku dipintu tadi. Dan sepertinya dia juga sedang tergesa-gesa,

sepertinya pula aku tidak terlalu asing dengan dia, mungkin dia juga santri disini.

“E..ee maaf ya...” Ucapku secara spontan sambil menundukkan kepala.

“ Saya yang minta maaf, saya tadi yang terburu-buru sampai hampir menabrak

mbak” Ucapnya dengan kepala tertunduk pula.

Akupun tidak ingin larut terlalu lama dalam suasana ini, akupun cepat-cepat berlalu

dari suasana ini.

“Sekali lagi saya minta maaf” Ucapku lagi.

Page 4: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Iya sama-sama” Jawabnya.

“Assalamu’alaikum” Ucapku.

“Wa’alaikumsalam” Jawabnya.

Akupun langsung menemui Ibu dan Ayahku dan mencoba untuk tidak terlalu

memikirkan kejadian tadi.

“Assalamu’alaikum Ayah..., Ibu” Sapaku dengan nafas yang sedikit tidak beraturan

karena kejadian tadi.

“Wa’alaikumsalam Zahra, kamu kenapa kok seperti orang habis kekagetan gitu?”

Tanya Ibu

“Tidak kok Bu.., Zahra tidak apa-apa.” Jawabku

Setelah keperluanku dengan Ayah dan Ibu selesai Ayah dan Ibu berpamitan pulang.

***

Hari terus berlanjut. Aku mengikuti semua kegiatan di pondok seperti biasanya tapi

dengan perasaan yang berbeda. Karena hari-hari yang kujalani saat ini adalah hari-hari

terakhirku di pesantren ini. Kemungkinan besar aku akan pindah, karena Ayah dan Ibuku

akan pindah ke luar kota.

Ditengah lamunanku tentang kegundahan tentang hal itu. Tiba-tiba Nisa datang

memecahkan lamunanku.

“ Zahra..., tadi pas aku bersih-bersih di depan mushollah.., aku menemukan ini..,

kamu tau nggak ini punya siapa?” Ucap Nisa sambil menunjukkan sebuah buku

padaku.

“Emangnya ini buku apa Nis..?” Tanyaku sembari mengambil buku itu.

“Aku juga nggak tau Zah.. aku juga belum baca isinya .” Jawab Nisa.

Setelah aku ambil buku itu dari Nisa, aku mulai membacanya. Tertulis di halaman

paling depan “ Muhammad Haikal Diafakhri Ramadhan”. Seketika itu aku langsung teringat

jika nama itu adalah nama yang selalu hadir dalam setiap angan dan mimpiku tiapku usai

memanjatkan do’a meminta semua hal yang terbaik dalam kehidupanku. Akupun

melanjutkan membaca buku itu.

“ Meskipun tak pernah terjadi pertemuan singkat itu, hati ini sudah mengagumimu

sejak dulu. Aku tau perasaanku ini adalah dosa, karena itulah aku hanya memilih

menyimpan semuanya.aku malu jika ada orang yang mengerti tentang

Page 5: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

perasaanku padamu, aku malu... karena mereka pasti akan menertawakanku,

karena terlalu tinggi bagiku jika berharap padamu. Tapi aku tetap yakin..., jikalau

dirimu yang kumaksud Zahrah Zarira adalah jodohku kelak, sebesar apapun

perbedaanku denganmu, sejauh apapun jarak diriku dengan dirimu, suatu saat

nanti aku pasti akan bersamamu. Insya Allah.”

Betapa terkejutnya aku setelah membaca buku yang berisi tentang perasaan

seseorang itu padaku. Akupun menyimpan buku itu karena besarnya rasa penasaranku.

Dan aku membawanya pergi meninggalkan pesantren ini.

***

2 tahun kemudian setelah aku pindah dari pesantrenku dulu. Aku masih tetap

bersama dengan rasa penasaranku pada buku itu. Aku masih mencoba memahmi kata-kata

dari isi buku itu.

“ Pertemuan singkat itu... , berarti pemilik buku ini pernah bertemu denganku

walaupun hanya sebentar. Tapi kapan ya...?” Gumamku dalam hati.

Tiba-tiba ketukan pintu kamarku membuyarkan semuanya itu.

“Zahra... ini Ibu....” Ucap Ibu.

“Iya silahkan masuk bu...” Jawabku.

“Begini sayang..., kemarin sore ada telfon dari pesantren, Besok Ibu Nyai ada perlu

sama Zahra..” Ucap Ibu.

“Memangnya ada apa bu...,” Tanyaku

“Ibu sendiri uuga kurang ngerti sayang, tapi besok Zahra kesana dengan Ayah dan

Ibu juga.” Jawab Ibu dengan wajah seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

***

“Assalamu’alaikum...”

“Wa’alaikumsalam ..., Pak Amir, silahkan masuk.” Jawab Pak Kyai.

Setelah dipersilahkan masuk akupun bersalaman. Aku terkejut keanapa disana

sudah ada banyak orang, sebenarnya ada acara apa ini, aku dibuat bingung dengan situasi

ini.

“ Begini nak Zahra..., sebenarnya yang ada perlu itu bukan saya. Tapi ini keinginan

salah satu santri putra disini.sebentar lagi dia juga datang.” Ucap Ibu Nyai.

Tidak lama kemudian suara salam dari luar mengagetkan kami semua.

Page 6: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Assalamu’alaikum..”

“Wa’alaiakumsalam..., oh nak Ikal.. silahkan masuk.” Ucap Pak Kyai.

Setelah melihat siapa yang datang aku sangat terkejut, ternyata dia adalah laki-laki

yang hambir tabrakan denganku dipintu itu 2 tahun yang lalu.

“ Nak Ikal..,silahkan nak Ikal yang brbicara sendiri.” Ucap Pak Kyai.

“Iya terima kasih..., sebelumnya saya minta maaf dulu Pak.., Bu.. jikalu apa yang

saya ucapkan nanti terllu lncang dng menyinggung perasaan.” Ucap Ikal.

“Begini Pak saya ini minta tolong sama Pak Kyai untuk mencarikan pasangan yang

tepat buat saya. Dan saya juga masih belum mengerti, ternyata yang Pak Kyai

dan Ibu Nyai pilih adalah Zahra Zarira. Apakah Zahra bersedia menjadi

pendamping dalam setiap perjalanan kehidupanku?” Ucap Ikal.

“Iya nak Ikal.., Pak Kyai dan Bu Nyai sudah menceritakan semua tentang nak Ikal,

kalau kami terserah sama Zahra saja.” Jawab Ayah.

“eee... kalau saya sendiri tidak terlalu butuh banyak pertimbangan, apalagi dalam

hal materi atau apalah.., tapi yang terpenting dia bisa menuntun saya untuk

menjadi seseorang yang lebih baik. Itu saja.” Jawabku dengan nada lirih.

“Jadi Zahra bersedia menerima Ikal” Tegas Pak Kyai.

Aku hanya menganggukkan kepala saja. Dan itu pertanda aku menerima Ikal. Dan

aku sangat terkejut ternyata nama lengkapnya adalah Muhammad Haikal Diafakhri

Ramadhan, itu adalah nama pemilik buku itu. Dan dia berarti dia adalah nama yang selalu

hadir dalam setiap anganku setelahku berdo’a.

Aku berharap aku bisa bahagia hidup dengannya dan aku juga berharap jika dia

memang yang terbaik bagiku dan aku juga yang terbaik untuknya.Amin Ya Allah...

THE FRIST FREIND

Oleh : Gita Ratna Purwita

Dunia itu adalah tempat yang indah hanya saja makhluk yang tinggal didalamnya

yang begitu rumit, mereka kadang hanya memetingkan diri mereka sendiri tanpa memikirkan

orang lain, keegoisan menjadi sifat yang dominan karena sekarang tak ada manusia yang

mengenal kata mengalah. Keangkuhan pun juga sama, dia adalah sifat semua orang

sekarang tak ingin dipandang lemah dan juga rendah, terkadang dunia yang damai dan

penuh dengan pertemanan hanya ada diangan belaka.

Page 7: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Karna itulah aku memilih untuk menyendiri tanpa ada seseorang pun disisiku, aku tak

punya teman kedua orang tuaku sudah bercerai dan kini mereka memiliki kehidupannya

masing-masing tanpa peduli denganku mereka hanya mengirimi aku uang sebagai ganti apa

yang tak bisa kudapatkan dari mereka. Lagi pula aku juga tak butuh mereka, karna jika ada

mereka sekitarku jadi ramai bukan karena kebahagiaan tapi ramai dengan cacian dan

makian yang selalu terlontar yang ada hanyalah kemarahan, kebencian dan juga rasa lelah.

Manusia kadang tak pernah berfikir tentang apa yang telah mereka miliki dan raih tapi

peduli dengan apa yang diraih orang lain dan merasa apa yang dimiliki yang kurang, padahal

jika mereka berfikir bahwa apa yang mereka miliki sudah cukup maka mereka akan hidup

bahagia tanpa perlu merasa kekurangan. Tapi untuk apa aku mengatakannya mereka hanya

hanya akan mentertawakanku bahkan membentakku sambil berkata bahawa aku masih keci

dan tak tahu apapun. Aku sering berfikir semoga tuhan melahirkan aku didunia ini sebagai

tumbuhan atau pun hewan buakan sebagai manusia karna manusia itu adalah makhluk yang

rumit dan juga munafik, apapun hal buruk yang terjadi padanya mereka akan menyalahkan

tuhan tapi jika mereka bahagia mereka tak pernah berterimakasih pada-Nya.

Dulu aku pernah punya teman lebih tepatnya sekumpulan sampah, mereka datang

padaku hanya karena aku pintar dan juga punya uang bulanan dari Papa dan Mama yang

banyak, mereka datang hanya karena ingin makan gratis dan dapat nilai bagus dengan

menyontek tapi saat aku butuh mereka, mereka malah pergi. Munafik.

“Cordelia, kau mau ikut kekantin bersama teman-teman” Kata Nika sambil tersenyum

Aku hanya diam lalu melanjutkan lagi membaca buku “Eeemmm, tak mau ya. Kalau

begitu aku pergi ya” Kata Nika semua anak sudah meneriakkan namanya.

“Kenapa kau mengajaknya, diakan tak kan mau pergi bersama kita, dia itu orang aneh

jangan dekat-dekat dia” Kata Fera sambil berbisik

“Akukan hanya ingin akrab dengannya seperinya dia anak yang baik lagipula kita

sekelas tak enak kan kalau kita mendiamkan dia” Kata Nika sambil berjalan

“Biarkan saja, salah sendiri kenapa sifat seperti itu, sangat bertolak belakang dengan

namanya” kata Alya.

Perbincangan mereka selanjutnya tak bisa kudengar karna mereka sudah berjalan

menjauh dari kelas, aku hanya tersenyum tipis sebab seperti pemikiranku manusia itu

makhluk yang rumit mereka membenci seseorang tapi mengajak orang lain untuk

membenci orang yang dibencinya, selalu saja mencari teman untuk berbuat buruk teman

macam apa itu. Maka dari itu aku lebih suka sendiri toh tak ada gunanya juga. Ah aku tak

peduli lebih baik aku pergi ketempat yang paling tenang disekolah, rasanya menyenangkan

berada diantara beratus-ratus buku seperti ini apalagi bau dari buku itu sangat

menenangkan, aku memejamkan mataku sebentar.

Page 8: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Kau tahu Cordelia sebuah kertas itu akan menjauh lebih indah jika kau

menggoreskan tinta didalam kertas itu dan tentu saja goresan tinta itu akan bermanfaat

dibandingkan sebuah kertas kosong, karna sebuah kertas kosong hanya akan terasa hampa

tanpa ada keindahan dan juga ilmu didalamnya”

Ah, ingatan itu muncul lagi. Setelah dipikir-pikir ingatan itulah yang membuatku sangat

suka menulis dibandingkan hanya membiarkan bukuku kosong, kadang aku merindukan

sosoknya dan berharap agar dia tetap ada disini sambil menenangkanku seperti yang biasa

dia lakukan saat aku kecil sambil berkata “Semuanya akan baik-baik saja Delia, kakak selalu

ada untukmu” tapi itu sudah tak mungkin dia pun tak menepati janjinya karna dia sudah pergi

ketempat yang jauh dan tak akan pernah kembali.

Hari-hari kulewati seperti biasa tenang dan menyenangkan, tapi hari ini sepertinya

ada mimpi buruk datang karena ada anak baru dikelasku, ah bertambah lagi orang munafik

disini tapi sebenarnya yang lebih menyebalkan itu adalah dia akan duduk disampingku.

Rasanya kemarin aku tak mimpi buruk tapi kenapa hal ini terjadi padaku.

“Kenapa dia diam saja ya, kenapa dia tak mengenalkan dirinya” Bisik seseorang lalu

bisikan itu makin banyak dan membuat berisik tentu saja ditelinggaku karna kurasa

didepannya sana tak bisa mendengar apa yang dibicarakan disini.

Tiba-tiba anak baru itu mengeluarkan kertas dan pena membuat semua anak menjadi

penasaran tapi aku tak peduli.

“Hai perkenalkan namaku Earlyta Arsyfa Salsabila, mohon bantuannya karna saya

sebelumnya Home Schooling, Saya juga Tunawicara, salam kenal semuanya” Tulisnya

setelah tulisannya selesai dia tersenyum.

Earlyta Arsyfa Salsabila ya? Nama yang bagus begitu juga artinya, ah tapi semua

anak bukan bicara tentang namanya tapi kekurangannya, sepertinya mereka punya bahan

baru untuk dibahas, peduli apa aku dengan hal itu biarkan saja. Dia duduk disampingkan

sambil tersenyum lalu kami mendengarkan penjelasan dari guru, saat jam istirahat dia

mencoba mengajakku bicara.

“Kau cuma tunawicara kan bukan tunarungu, sebaiknya kau dengarkan ini baik-baik,

meskipun kita satu bangku jangan pernah bertanya atau pun berbicara padaku karna aku

tak suka lalu jangan sk akrab karna aku tak ingin punya teman”

“Kenapa” Katanya dengan tulisan

“Karna aku tak butuh teman, jadi jangan bertanya lagi” Lalu akupun pergi kearah

perpus, sepanjang jalan aku mendengar semua orang membicarakan Earlyta tentunya

karena kekurangannya, “Manusia itu tak berhenti melihat dan mengolok kekurangan

manusia lain tapi mereka sendiri tak pernah bercermin” kataku sedikit keras hingga

Page 9: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

sekolompok anak disamping tersentak dan tersipu malu karena ucapanku, makin lama

mmakin banyak yang menjelak-jelekkan Earlyta karena kekurangannya bahkan anak-anak

yang selalu bersamanya, pembicaraan mereka setiap hari makin membuat telinggaku panas

sementara Earlyta hanya tersenyum. Aku selalu berkata dalam hatiku itu bukan urusanku

tapi jika melihat Earlyta yang polos dan senyumnya yang teduh membuatku ingat tentang

kakakku.

“Baiklah, sekarang kita berteman dan kau tak boleh pergi bersama orang-orang itu,

karna aku tak ingin berteman dengan mereka mengerti” Kataku saat jam istirahat dan kata-

kata itu meluncur begitu saja tanpa kusadari aku, sadar ketika Earlyta mengangguk.

Oh ya Tuhan, bodohnya hamba-Mu ini kenapa juga aku harus peduli dengan manusia

satu ini sekarang dia selalu mengikutiku kemana-mana, yah aku memang tak bisa menutup

mulut orang-orang munafik itu tapi setidaknya Earlyta bisa menjauh dari pembicaraan yang

menyakitkan itu. Dia sering bertanya kenapa aku tak ingin punya teman, atau yang paling

sering adalah kenapa aku tiba-tiba mau menjadi temannya. Tapi, aku hanya diam sambil

pura-pura asyik membaca buku, lalu dia mulai bercerita dengan kehidupan sehari-harinya

dia tampak bahagia ketika membicarakan keluarganya sementara aku hanya bisa

tersenyum pahit.

“Kau suka menulis ya” Tulisnya “Bagaimana kalau kita bicara dengan cara menulis,

karna kamu tak suka bicara” tulisnya lagi sambil tersenyum.

“Ah baiklah, mari bicara menggunakan bahasa isyarat” Kataku

“Kau bisa menggunakan bahasa isyarat?” Tanya menggunakan bahasa isyarat

Aku hanya mengangguk lalu kami mulai mengobrol dengan bahasa isyarat dia

bercerita banyak dan aku mengomentarinya, aku tak banyak bertukar cerita tapi sepertinya

dia senang karna bisa mengobrol denganku. “Apa kamu senang? Kenapa juga kamu senang

mengobrol denganku?”

Dia tersenyum manis sesaat “Karna kamu tulus, tidak seperti mereka” katanya “Aku

senang berteman denganmu, meskipun kau sedikit dingin tapi kau itu baik sama persis

seperti namamu”

Aku tersenyum setelah sekian lama, ternyata berteman dengannya tak buruk juga

“Apa kau mau bercerita tentang keluargamu?” tanyanya, aku sedikit ragu “Jangan cerita

kalau kau belum mau cerita” Katanya, akupun tersenyum sepertinya aku menemukan orang

baik didunia ini. Setiap hari kami selalu pergi keperpus karan disana tempat yang tenang

dan Earlyta juga suka disana, sekarang rasanya seperti punya adik yang harus dijaga.

Sudah beberapa bulan berlalu kamipun semakin akrab kadang aku bermain kerumah

Earlyta kadang dia dan adiknya main kerumahku, sejak dulu sebenarnya aku ingin bertanya,

Page 10: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

apakah dia mendengar semua yang anak-anak bicarakan tentang dia, apakah dia tak measa

sakit karna mendengar semua itu. Sepertinya semua pertanyaan itu hanya berputar-putar

dikepalaku saja.

“Apa kau pernah mendengar orang lain mengejekmu?” Tayaku akhirnya

Dia tersenyum lalu mengangguk “Lalu kenapa kau tak marah kepada mereka”

“Karna aku tak bisa mengubah pemikiran mereka tentangku, masalahnya yang

mereka bicarakan buakn karena aku nakal ataupun bodoh tapi karena kekuranganku sejak

lahir. Kekuranganku yang ini tak bisa kututupi dan jika aku mencoba mengubah presfektif

mereka aku hanya akan membuang waktuku seumur hidup, lebih baik aku bahagia dengan

kasih yang yang kudapatkan dari keluargaku tanpa harus memikirkan mendapat kasih

sayang diluar”

“Allah itu tak adil ya”

“Jangan bicara seperti itu” Katanya dengan tatapan tajam “Allah itu adil, yang dia

lakukan hanyalah menguji hambanya jadi kita tak boleh menyalahkan-Nya atas apa yang

terjadi pada kita. Aku malah bersyukur terlahir seperti ini karena aku bisa menjaga mulutku,

kau pasti tahu istilah bahwa mulutmu adalah harimaumu. Tapi saat kita tak bisa bicara maka

kita tak akan menyakiti hari orang, atau bahkan mengatakan hal-hal yang membuat kita

berdosa, lalu aku juga menganggap melalui aku Allah menunjukkan kuasanya yaitu agar

semua manusia yang bisa bicara saat ini mensyukuri nikmatnya, karen hal yang kecil seperti

kau bisa bicara, berjalan, merasakan dan melihat adalah anugrah dari-Nya sehingga kita

harus senantiasa bersyukur” setelah itu dia tersenyum lembut.

Benar juga, semua orang sibuk mencari kelebihan dirinya sendiri tapi lupa bersyukur

atas apa yang dia miliki, selalu merasa kurang dan kurang tanpa mau berfikir bahwa kita

memiliki lebih dan itu adalah suatu hal yang tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata jika

kita benar-benar bersyukur. Lalu aku mengingat tentang seseorang, seseorang yang

mungkin hampir kulupakan dia juga kekurangan tapi kekurangnnya itu bukan seperti Earlyta,

dia hanya tak bisa melihat indahnya dunia lebih lama karna dia juga harus pergi tapi dia

selalu bahagia dan merasa bersyukur karena diberikan kesempatan untuk hidup. Aku sering

heran kenapa dia harus bahagia dengan apa yang terjadi padanya padahal rasa sakitnya

dari hari kehari makin sakit. Earlyta kau mengungkap semua hal yang ingin kulupakan, tapi

entah kenapa hal yang ingin kulupakan itu sekarang malah membuatku bersyukur akan

hidup yang kujalani.

“Terimakasih Earlyta” Kataku tersenyum.

“Kenapa?”

Page 11: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Karna kau mau menjadi temanku dan mengingatkanku tentang orang-orang

berharga dalam hidupku” Kataku padanya “Dan terimakasih karna telah membuatku

bersyukur pada hidup ini dan dapat menghargainya”

Aku senang Tuhn memberiku teman seperti Earlyta meskipun kelihatannya dia tak

sempurna sebenarnya dia adalah orang yang sempurna, mengajarkanku tentang

bagaimana menghargai hidup dan menghadapi orang-orang diluar sana yang menuntut

akan kesempurnaan, Terimakasih Earlyta karena mau menjadi teman pertamaku setelah

kakak dan juga Reyhan.

Selamat Tinggal Sahabatku

Oleh: Eka Wahyu Oktavia

Pagi telah menampakkan sinarnya, menerangi ketiga sahabat yang sedang berkumpul di

sebuah rumah kayu. Angin semilir berhembus dengan lembut. Menerpa dedaunan pohon

berukuran besar yang menari mengikuti arah mata angin.

Mereka selalu berkumpul dan bermain bersama di dalam rumah tersebut, bercanda, riang

dan gembira. Menikmati keindahan bunga bunga yang berbaris dengan sangat rapinya

dari atas pohon.

Ketiga sahabat itu bernama, "Karin, gloria, dan viora."

Sinar matahari mulai merambat di jendela rumah pohon yang mereka tempati,rumah

berdinding kayu dengan warna emasnya yang berkilau.

Rumah yang dibangun diatas pohon tetap berdiri dengan kokohnya, mereka menyebutnya,

"Rumah pohon persahabatan."

Karin adalah sosok perempuan yang sangat bersemangat dalam hal pelajaran fisika, dia

juga sangat suka bercanda dan ceria ketika ke dua sahabatnya itu sedih. Namun, sifat

manja nya itu menjadi kelemahan yang belum bisa dia kuasai.

Gloria perempuan dengan sifat nya yang cerewet, dia suka berdiam diri dan sangat suka

mendegar musik dengan handphone yang selalu ia bawa, walau begitu dia sangat pintar

dalam pelajaran sejarah, dan ingin menjadi ahli sejarah, juga handal dalam bernyanyi.

Dan yang terakhir adalah, viora dia adalah perempuan berambut panjang yang sangat

baik, suka menolong dan menasihati sahabatnya. Dia juga sangat pintar dalam pelajaran

biologi dan metematika tak heran dia selalu mendapat peringkat pertama di sekolahnya,

nilai raportnya pun tidak pernah rendah hingga menjadi murid favorit di kelas.

Pagi itu, karin sedang bangun dengan wajah yang sangat lemas. Matanya yang masih

berkunang kunang membuatnya enggan berdiri, namun mau tidak mau dia harus

terbangun karena jam telah menunjukkan pukul 06.00, selain itu, ini juga adalah hari

pertamanya memasuki ruang kelas delapan, dia pun berusaha bangun untuk

mempersiapkan diri menuju sekolah.

Page 12: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

"Driing... Dringg." Lonceng sekolah berbunyi dengan suara yang berisik.Membuat gloria

yang sibuk mendengar lagu menjadi terganggu, suara lonceng itu bergema dengan keras

hingga masuk ketelingannya.

Sedangkan, viora dengan senyuman khas nya yang begitu manis mulai mengambil buku

bukunya di tas biru tua untuk memulai pelajaran. Tapi, hal tidak enak dia rasakan karena

sakit dikepalanya. Tapi dia berusaha menahannya. Lalu saat sakit kepalanya perlahan

membaik. Entah kenapa viora terus menengok kiri dan kanan berusaha mencari sesuatu.

Gloria mengernyit, lalu memanggil viora yang duduk tepat berada di depannya."Viora,

kamu kenapa?"

Viora berbalik, dan gloria menunggu jawaban viora kepadanya."Apa kau melihat karin?

Dari tadi aku tidak melihatnya."

Gloria menggeleng. Tiba tiba saja, guru dengan rambut panjang berwarna hitam berkilau

datang dengan elegan seperti ratu inggris yang sedang berjalan di atas karpet merah

untuk menghadiri pertemuan penting.

"Selamat pagi anak-anak!" Ujar ibu nirna dengan suara lantang.

Ibu nirna berbalik ke arah meja dan tampak mencari cari sesuatu di tumpukan kertas yang

di biarkan berantakan.Tiba tiba saja, pintu kelas terbuka secara perlahan hampir tidak

menimbulkan suara, bayangan manusia mulai terlihat.

Dan saat di lihat, ternyata itu adalah karin. Karin yang kaget melihat guru, berjalan

perlahan agar hentakan sepatunya yang besar tidak menimbulkan suara.

Viora tak kuasa menahan tawa, saat ekspresi karin yang begitu lucu di perlihatkan di

depan kelas.

Viora dan gloria melihatnya berlari di antara barisan bangku coklat yang telah di tata

dengan sangat rapi hingga karin dapat duduk di samping viora dengan lega.

Karin menghela napas." Huh, hampir saja." Sambil terengah engah.

Bu nirna akhirnya menemukan spidolnya yang bersembunyi dan kembali menatap murid

muridnya yang tampak tidak sabar ingin belajar. Semua murid perlahan membuka

lembaran kertas putih di buku nya yang baru. Dan mencatat sederetan huruf hingga

menjadi sebuah kalimat.

Barisan tulisan gloria yang rapi membuat bu nirna yang berjalan melihat kegiatan muridnya

sangat suka dengan tulisan gloria.

Gloria terus menulis, tulisannya bagai tulisan ketikan komputer, sederetan angka pun di

tulisnya dengan sangat rapi dan sangat hati hati.

Saat itu, mereka berkumpul di kantin untuk makan siang, mereka membawa bekal masing

masing dan tentunya selalu tersedia nasi. Mereka membicarakan seputar PR yang akan

mereka kerjakan di rumah pohon persahabatan nanti saat pulang sekolah.

Keramaian di dalam kantin membuat karin merasa terganggu apalagi suara bising yang di

keluarkan anak anak nakal yang berteriak seenaknya di kantin.

Sedangkan, viora sibuk memakan daging yang di potong kecil kecil dan terlihat sangat

enak. mereka saling berbagi, mulai dari daging, sayur, dan ikan dengan taburan saus yang

dimiliki gloria.

Page 13: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Namun, viora langsung memegang dadanya, dia memperlihatkan raut wajah yang bergitu

kesakitan. Dia seolah ingin menjerit, detak jantungnya seperti melemah dan sangat

lambat. Bingung dengan hal itu, karin pun bertanya dengan muka keheranan dan sedikit

khawatir.

"Viora, viora ada apa?" Tanya nya.Gloria bertatapan dengan karin, seolah ingin bertanya.

"Kenapa dia?" Viora mengangkat tangannya lalu mengacungkan jempol tanda tidak apa

apa.

Mereka pun melanjutkan makan dengan lahapnya tapi, tidak dengan viora.

Hingga pada waktu pelajaran telah berakhir.

Mereka pun memutuskan untuk pergi kerumah karin tempat dimana rumah pohon

persahabatan itu di buat atau lebih tepatnya halaman belakang rumahnya.

Rumput rumput yang berwarna hijau dan bunga bunga yang bermekaran di pandang viora

dengan rasa takjub.

Melihat betapa indahnya bunga buga itu membuka kelopaknya secara perlahan dan

memamerkan keindahan putik dan benang sari yang mereka miliki, belum lagi, warna

mereka yang bervariasi. Yah... Wajar kalau banyak bunga di halaman rumah karin itu di

sebabkan karena ibu karin yang suka dengan bunga bahkan ibunya dapat menghafal lebih

dari 100 nama bunga yang langka.

"Viora, ayo naik!" Tegur karin sambil memegang tangga yang terbuat dari papan papan

kecil dan sebuah tali tebal yang kuat lalu dirangkai hingga terciptalah sebuah tangga

sederhana tapi, bermanfaat.

Saat berada di atas mereka pun mengeluarkan buku fisika dan mengerjakan nya bersama

sama.

Viora langsung mengeluarkan, sebuah keripik kentang untuk membagi kepada

sahabatnya. Tapi tiba tiba saja, sebuah darah menetes perlahan menyentuh tangannya.

"Astaga, viora hidung mu!" Ujar gloria.Viora terbelalak melihat darah di tangannya, dia

lantas mengambil tisyu yang sudah disediakan di rumah pohon.

"Apa kau tidak apa apa?" Tanya gloria sekali lagi.

"Haha.. Tidak apa apa. Lagipula semua orang bisa mengalami hal ini kan?" Katanya

dengan raut wajah yang masih ceria seolah tidak terjadi apa apa."Kau yakin?" Tanya karin.

Viora menatap kedua sahabat nya lalu mengagguk pasti.

"Pppiiipp..." Suara klakson terdengar bising.

"Itu mungkin ayahku. Kurasa kita bisa melanjutkan nya besok. Dahh.." Ucap viora yang

merampas tasnya dengan cepat dan turun dengan hati hati.

Saat, menaiki mobil. Ayah viora terkejut melihat anak nya.

"Ya, ampun sayang. Kamu mimisan?"

"A-apa," viora mengelus hidungnya.

"Kita harus kerumah sakit, segera!" Perintah ayahnya tegas. Sedangkan viora menunduk

dan tidak berkata apa-apa.

Di perjalanan viora tak henti henti nya mengeluarkan darah lewat hidungnya, dia berusaha

menghentikan darahnya dengan tisyu, tapi tiba tiba saja kedua hidung mengeluarkan

Page 14: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

darah terus menerus tanpa henti, sehingga membuat viora kesulitan bernafas hingga

kehilangan kesadaran.

Ayah viora pucat, tangannya gemetar dan menggas mobilnya dengan cepat. Ayahnya

menangis dengan deras. Dia melihat anak nya pingsan di kursi mobil.

Hingga viora tidak dapat merasakan apapun, dia hanya dapat mendengar detak jantung

nya yang perlahan melemah. Hujan jatuh dari langit biru dan membasahi rumah pohon.

Entah kenapa perasaan gloria sangat tidak enak begitu pun dengan karin yang sangat

cemas dengan viora.

Hujan semakin deras, karin melamun di depan jendela kamarnya, melihat banyaknya air

yang turun dan membasahi bunga serta rumput ibunya.

Pagi telah tiba, gloria dan karin sedang menunggu viora untuk datang sekolah namun,

sampai lonceng istirahat pun dia belum kunjung datang. Hingga mereka berdua

memutuskan untuk datang ke rumah viora."Apa viora baik baik saja?" Tanya gloria.

"Aku juga tidak tahu, tapi kita akan tahu saat kita sudah sampai."

Rumah yang berdiri menjulang tinggi dengan warna krem dan pintu berwarna putih terang

sedang dilihat gloria sambil mendongak.

Karin perlahan membuka pagar berwarna hitam mengkilap dan masuk ke halaman

rumahnya yang sangat luas."Tok...tok...tok."

Pintu putih tersebut perlahan bergeser dan terlihat sebuah wanita dengan memakai

sebuah celemek putih yang kotor. "Ada apa?" Tanya nya."Ehm... Kami ingin mencari viora,

apa tante tahu?" Tanya karin dengan sopan.

"Oh, nyonya sedang berada di rumah sakit." Gloria yang mendengarnya terkejut,

mendengar kalau viora ada dirumah sakit.

"Aku tahu di mana rumah sakitnya, hanya ada satu rumah sakit yang dekat di sekitar sini."

Ujar karin dengan rasa yakin.

"Apa tante tahu dia di bangsal berapa?" Tanya gloria sekali lagi."Dia sekarang berada di

ruang ICU!"

"ICU." Ulangnya.

"Oh, kalian tidak tahu. Nyonya viora pernah mengalami penyakit jantung selama kurang

lebih 2 bulan." Kata wanita itu.

Mata gloria samakin berkaca kaca mendengarnya.Tanpa pikir panjang gloria mengajak

karin untuk pergi ke rumah sakit menaiki mobil milik ayahnya, tentu saja karin mengangguk

mantap.

Mereka menyusuri sepanjang jalan menuju rumah gloria dan cepat cepat pergi ke rumah

sakit. Perasaan perasaan yang karin dan gloria alami mulai sangat tidak enak, bahkan

mata mereka ikut prihatin dengan perasaan mereka sehingga menurunkan tetesan air

mata yang mengalir dan membasahi pipi mereka.

Mobil mendadak berhenti. Saat ayah gloria berteriak."Kita sudah sampai."

Lamunan tentang hal hal yang pasti mereka pikirkan tiba tiba terbongkar saat ayahnya

berteriak, mereka berlari secepat mungkin menuju ruang icu tanpa menghiraukan orang

orang yang melihat mereka.

Page 15: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Gloria dan karin berpegangan tangan dengan sangat kuat. Saat mereka sudah melihat

ayah dan ibu viora sedang menunggu di depan ruang icu.

"Gloria! Karin! Apa yang kalian lakukan?"

"Om, tante apakah viora baik baik saja?"

Mereka menunduk tak kuasa melihat viora terbaring lemah dengan banyak selang selang

yang menancap di seluruh tubuhnya mulai dari dada, dan tangan. Serta tabung, dan alat

bantu pernapasan semua di kerahkan demi menyelamatkan nyawa sahabat nya.

Tiba tiba, dokter membuka pintu dengan raut wajah yang membuat ayah dan ibunya

menangis. Satu kalimat terdengar lembut namun menusuk hati.

"Saya, sudah mencoba semaksimal mungkin!"

"VIORAA!!"

Gloria menyambar dokter begitu juga dengan kedua orang tuannya, mereka mendapati

viora terbaring dengan begitu lemahnya.

"Ayo, ayo bertahan. Jangan tinggalkan kami viora. Ayo bangunn!"

Jantung viora semakin melemah. Karin dan gloria bersama sama memegeang tangan

viora yang sangat dingin dan pucat seperti mayat.

Mereka terkaget saat melihat viora menggerakkan jarinya.

"Kumohon, jangan pergi sahabat ku! Kumohon."

Dengungan komputer yang berfungsi merekam detak jantung, tiba tiba saja menunjukkan

garis yang lancip dengan ukuran yang sangat kecil.

Dengungan itu membuat semua menjadi hening dan hampa.Viora berusaha mengatakan

sesuatu, hal yang begitu pedis dan sangat tertusuk. Sambil tersenyum dia berkata.

“SELAMAT TINGAL SAHABATKU”

SELAMANYA.. AKAN SELALU TERKENANG

Oleh Siti Aisyah Rohmatin

Kulihat cahaya menyilaukan itu, begitu silau hingga mataku sakit, berpendar dengan

terangnya dan belum pernah sebelumnya ku lihat cahaya seperti itu dalam hidupku. Ku

dekati sumber cahaya tersebut meski dengan mengerang kesakitan sekalipun, hingga

berjarak kurang lebih lima meter dari yang kuanggap sebagai asal cahaya tersebut aku

berhenti, disumber cahaya itu kudapati sosok perempuan sedang berdiri membelakangiku,

pakaiannya sama putihnya dengan cahaya menyilaukan itu hingga yang nampak hanyalah

rambut hitam legamnya saja, aku berusaha mendekatinya tapi kakiku tiba-tiba mati rasa,

begitu berat dan menyakitkan semakin aku berusaha semakin berat saja, ingin kupanggil

perempuan itu tapi lidahkupun juga sama mati rasanya seperti kakiku, berlanjut ke tangan

dan seluruh tubuhku semuanya tiba-tiba ikut membatu.

Page 16: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Entah mengapa aku begitu ingin mendekatinya tapi semua komponen yang ada

disekitarku seolah-olah menolaknya. Aku benar-benar tak sanggup, hatiku tiba-tiba menjadi

sangat pilu, rasa sakit yang belum pernah kualami sebelumnya, hampa dan kosong, seluruh

energiku serasa menguap bersama keinginanku untuk mendekati sosok itu, siapa dia

sebenarnya?, seolah-olah mendengar pertanyaanku itu perlahan-lahan dia memutar

kepalanya, hingga aku bisa melihat mata dan hidungnya, namun hanya sebatas itu, dan air

mataku semakin tak terbendung lagi, mengalir dengan begitu derasnya, kakiku seperti

terbuat dari jelly, gontai dan tak bertenaga seketika itu juga aku ambruk ke tanah, aku ingin

menggapainya tapi dia berjalan menuju cahaya itu semakin menjauh dan menjauh

meninggalkan aku dengan ketidakberdayaanku, hingga wujudnya yang mulai samar itu tak

terlihat lagi saat itulah suraku mulai muncul dan semuanya sudah terlambat.

“tidaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk…”

Aku terbangun dari tidurkuku, benarkah semua itu hanya mimpi? Lalu kenapa seluruh

tubuhku gemetaran dan pipiku basah oleh air mata? kejadian itu terlalu nyata untuk menjadi

sebuah mimpi. Aku terisak sejadi-jadinya, sosok yang ada di mimpiku aku mengenalnya

dengan baik, sangat sangat baik dia adalah sahabatku Ayu.

Ya… sahabatku Ayu, kami dipertemukan ketika memasuki dunia perkuliahan, kami sama-

sama kuliah di salah satu Universitas Negeri di Kota Apel Malang, berasal dari kota yang

berbeda namun kita memiliki banyak sekali kesamaan, sama-sama menyukai kopi sembari

mengamati hujan, kami bertemu dalam suatu organisasi ekstra kampus yang ada di kampus

kami, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, sama-sama mengikuti Mapaba (Masa

Penerimaan Anggota Baru) yang diadakan disalah satu rayon yang ada, kami tetap menjalin

komunikasi hingga tiga tahun lalu, sebelum dia tiba-tiba harus berhenti kuliah karena suatu

masalah yang tak bisa tersentuh oleh orang lain, bahkan diriku. Segala jenis komunikasi

yang dia punya tiba-tiba taka da satupun yang bisa dihubungi, seoalah-olah hilang ditelan

bumi, segala macam cara sudah aku lakukan untuk mencari tahu dimana keberadaannya

hingga salah satu sahabati

“apa yang terjadi padanya?, ada sesuatu yang tak benar disini, aku harus menemuinya, yaa.

Aku harus menemuinya”. Seketika itu juga aku berangkat kerumahnya, aku memang tak lagi

bertemu dengannya sejak tiga tahun yang lalu tapi tak pernah terbayangkan olehku

perubahan yang terjadi pada rumahnya dan segala kenanganku tentang rumah itu seolah

tak nyata, betapa terkejutnya aku ketika sampai disana kudapati rumah yang dulunya bercat

putih bergaya minimalis itu kini seperti tak terawat, rumput ilalang seoalah oleh menelannya

dengan rakus, pagar rumahnya pun penuh dengan karat, cat dindingnya sudah banyak yang

terkelupas dan ditumbuhi lumut-lumut.

Oh Tuhan… dalam hati aku ingin berteriak, ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi

pada Ayu dan keluarganya?. Kubunyikan bel yang ada di pagar rumahnya, walau dalam hati

ku tahu bel itu tidak berfungsi tetap saja kulakukan, entahlah.. aku benar-benar tak sabar,

Page 17: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

hingga akhirnya ku berteriak memanggil manggil namanya tetap saja tak ada jawaban.

Hatiku begitu resah, aku merasa ada yang salah tapi aku tak tahu apa itu, dan yang kuyakini

adalah segala pertanyaanku akan terjawab ketika aku bertemu dengannya. Aku pun tidak

tinggal diam, saat kurasa di dalam rumah itu memang tidak ada orangnya aku berlari ke

rumah sebelah, akan aku temuka dimanapun sahabatku itu berada.

“assalamualaikum, permisi?” ku coba mengetuk pintu rumah itu sembari berharap ada

informasi yang bisa kudapatkan. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya terbukalah

pintu itu, kudapati sosok wanita tua akhir usia 70 tahunan dengan senyum manis di wajah

keriputnya itu membukakan pintu.

“waalaikumsalam, iya nak? Ada yang bisa nenek bantu?”

Sepersekian detik aku hanya terpaku menyaksikan kecantikan sang nenek yang seolah-

olah tak termakan usia itu, memang rambutnya sudah banyak yang berwarna putih, namun

postur tubuh dan senyumnya yang manis seolah-olah tak ingin kalah dengan usia.

“oh iya nek, apa nenek tahu kemana perginya orang-orang yang tinggal di rumah bercat

putih itu?” sambil ku tunjuk rumah Ayu itu.

“apa yang kau maksut itu rumah kelurga Hermawan nak?”

“iya nek, kemana perginya mereka?”

“siapa kau nak? Kenapa kau mencari mereka?” tiba-tiba berubahlah raut wajah dari sang

nenek tersebut, hatiku benar-benar tak tenang.

“aku Aisyah nek, teman kuliah dari Ayu Hermawan anak tunggal dari kelurga Hermawan

nek, sudah tiga tahun aku tak bertemu dengannya dan aku merindukannya, sangat-sangat

merindukannya” bahkan ketika mengucapkan kata itupun air mataku tiba-tiba menetes, oh

Tuhan.. kenapa aku begitu melankolis hari ini?

“oh anaaakku.. “ tiba-tiba sang nenek masuk ke dalam rumah dan kembali lagi setelah

beberapa menit dengan secarik kertas bertuliskan sebuah alamat.

“kau ingin bertemu dengan sahabatmu itukan? Datanglah ke alamat ini, dan cepat sebelum

semuanya terlambat”

Tanpa menunggu lebih lama lagi aku bergegas menuju ke alamat yang tertera di kertas itu,

dalam perjalananku itupun hatiku tak juga kunjung tenang, bahkan semakin khawatir tak

menentu, pikiranku kosong, aku benar-benar dirundung dilema.

Sesampainya di rumah yang kutuju, aku mengerti segala sumber kekawatiranku selama ini.

Bendera kuning, wangi-wangian aneh yang membuatku pusing, aku sangat menyukai

pembacaan surat Yasin di malam jum’at sebagai kebiasaan yang sudah kujalani selama ini,

Page 18: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

tapi mendengarkan orang-orang melantunkan ayat-ayat itu di siang hari ini membuatku

muak dan benci. Aku marah entah pada siapa dan aku sangat sedih, dengan langkah gontai

aku berjalan menghampiri kerumunan itu, tak kupeduliakan yang lain, mataku hanya tertuju

pada sosok pucat yang terbujur kaku di ranjang itu, sosok yang sangat berbeda dari yang

lain, akalku tak mau menerima kenyataan ini, aku berharap ini semua hanya mimpi seperti

yang lalu, namun semakin kudekati semakin nyata wujudnya, dia sahabatku telah pergi.

“Ayu?” ku dekati sosoknya yang terdiam di atas ranjang itu, pucat pasi dan kulitnya terasa

dingin.

“hei Ayu, kau tak malu ya.. tidur disini disaksikan puluhan pasang mata, hei Ayu, bangun

hei..” sambil berucap itupun aku air mataku tak henti-hentinya mengalir.

“Ayu… bukalah matamu Ayu, tak rindukah kau padaku? Sudah lama kita tak berbincang-

bincang, sudah lama kita tak ngopi bareng, sudah lama… sudah lama Ay, dank au ingin

mengecewakan aku dengan meninggalkan aku tanpa sepatah katapun seperti ini?, Ayuuu

!!!! bangun.. “ isakku semakin tak terkendali, aku benar-benar tak tahan lagi, segalanya

memusingkanku, semuanya nampak abu-abu dan begitu samar, ingatanku akan dirinya

mulai bercampur aduk, mendesak dan menyebar tak menentu hingga aku tak sanggup lagi

dan terjatuh dalam kegelapan. Hitam.. dan gelap.

Cahaya itu nampak lagi, cahaya putih itu dan sosok perempuan itu.

“Ayuuu!!!!” aku berusaha bangun dan memanggil namanya. Tapi dia hanya tersenyum,

senyum yng hingga saat ini masih kuingat dengan jelas, dia lambaikan tangannya dan

perlahan-lahan mulai menghilang bersama cahaya yang menyilaukan itu yang kini kusadari,

sahabatku sudah Bahagia dan pasti akan bahagia, dia gadis yang sangat baik, berhati tulus

dan tak pernah menyakiti siapapun. Dia.. sahabatku.. semoga Bahagia di alam sana.

SELAMA BUMI MASIH DIPIJAK DISITU SAHABAT-SAHABATI IBNU NAFIS TETAP

KELUARGAKU

Oleh: Slamet Rianto

Ibnu Nafis adalah sebuah rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau sering

didengar dengan sebutan PMII,Ibnu Nafis adalah sebuah rayon yang berada didalam

lingkup PMII komisariat sunan kalijaga Universitas Negeri Malang,rayon Ibnu Nafis adalah

rayon yang menaungi fakultas ilmu keolahragaan yang ada di UM. pasti sangat heran jika

kita berbicara anak olahraga yang karakternya adalah berkompetisi sekarang menempah

hidup di dunia keorganisasian, tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini tapi ya memeng

Page 19: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

sulit dan tidak mudah mendirikan rayon ini mungkin rasanya karna mahasiswanya yang

kebanyakan menganut kompetisi tapi ada faktor yang baik kalau kita membicarakan

mahasiswa olahraga pastinya kita akan paham kalau persaingan pasti dilandasi dengan

usaha dan semangat.kalau saya bilang semangat kesatria.faktor inilah yang mungkin

membuat rayon ini bisa berdiri.

Rayon ini waktu pendirianya kuantitasnya angotanya memang sedikit tapi kalau dibilang

kualitasnya berbeda dengan kuantitasnya sangat istimewa.kalau mereka udah merasa

memiliki pmii ataupun ibnu nafis dalam dirinya pasti segalnya akan dilakukan.ada pepatah

bilang kalau udah ternggelam ya jangan malah naik dan setengah setengah tapi basahi

semuanya aja biar basah seluruhnya. Itulah semangat dari penulis

Tapi jangan dilihat dari hasilnya sekarang tapi lihatlah prosesnya rayon ini terbentuk,rayon

ini terbentuk karna semangat dan kebutuhan dan kita berfikir kapan lagi kalau tidak sekarang

yang penting kita punya rumah sendiri walaupun rumah tersebut rumah yang masih kecil

.walaupun itu adalah kata kata egois dan ambisius kalau orang bilang tapi perilaku dan sifat

egois dan ambisius itu harus ada pada mausia dan kususnya seorang pemuda kenapa karna

keegoisan dan ambisius adalah awal landasan kemauan keinginan terbesar yang harus

diusahakan dengan besar dan pengorbanan yang besar pula,kalau kita memiliki sifat egois

kita punya kemaun dan target yang besar walaupun hasilnya belum tentu target sebesarnya

tapi dari pada kita menargetkan setengah setengah yang akan didapat setengah setengah

atau tidak dapat atau gagal

Tema diatas sebenarnya adalah sebuah doa penulis untuk rayon ini.selama bumi masih

dipijak disitu sahabat-sahabati ibnu nafis tetap keluargaku.selama dan selama sampai

kapanpun sahabat-sahabati rayon ibnu nafis ini tidak akan pernah mati.karna kenapa?

Karna rayon ini terbentuk bukan untuk 1 atau 2 tahun kepengurusan tapi untuk selamanya

dan selamnya keluarga karna rayon ini adalah sebuah wadah mahasiswa kususnya

mahasiswa FIK untuk menempah dirinya sebelum terjun kemasyarakat nantinya.selama kita

ingin membentuk suatu wadah yang bermanfaat dan berguna bagi orang banyak pastinya

itu adalah sebuah barokah bagi kita kalau pun kita tidak mendapatkan apa apa kita tetap

iklas minimal nama kita dapat dikenang dan dapat diceritakan orang lain.

Pendirian rayon ini tidak mulus tapi sangat terjal dan penuh masalah tapi inilah sebuah

perjalanan tidak ada jalan yang mulus. Hidup ini bagekan seorang petani susah sama

senanya lebih banyak susahnya dalam hidupnya kenapa? Kita lihat aja seorang petani

mereka setiap hari mengurusin sawahnya agar bagus dan hasilnya agar banyak yang

pertama mereka mengemburkan tanahnya yaitu sebuah posisi yang susah berikutnya

menanami itu pun juga susah dan perlu pikiran berikutnya mereka melihat sawahnya tumbuh

bagus karna usahanya dan mereka pada posisi ini mereka senanag tapi setelah posisi

tersebut kembalilah keposisi susuh yait bagemana merawat biar tetap bagus dan kembali

mereka keposisi susah dan berikutnya mereka senang tibalah posisi panen mereka senang

Page 20: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

tapi posisi senang itu tidak berjalan lama mereka akan kembali keposisi susah lagi karna

mereka akan pusing lagi dan memikirkan cara lagi kembali keawal lagi posisi

mengemburkan dan menanam lagi.kalau dihitung hitung susah dan senangnya seorang

petani lebih banyak susahnya, itulah hidup manusia kalau gak mau susah ya gak usah

hidup. mulai yang dulu mahasiswa FIK yang masih masuk dalam pengurusan dan struktural

rayon ibnu sina yang terus mendampingi seperti ibu yang terus merawat anaknya biar cepat

besar dan berkembang.sampai tahun berikutnya yang angota angota FIK membentuk BSO

(Badan Semi Otonom) yaitu sebuah badan dalam lingkup rayon yang memiliki wewenang

sendiri dalam mengadakan kegiatan atau proker,rayon ibnu sina tapi dalam perjalanan

setiap tahun dan tahun kami terus berkembang dan pastinya mendapatkan banyak masalah

dan masalah tapi kami sadar sebuah perjalanan gak ada yang mulus tapi juga menghadapi

jalan yang terjal tapi itulah sebuah perjalanan dan proses.jika seseorang mau berusaha dan

berproses insyakallah orang itu akan mendapatkan hasilnya,kalau orang itu tidak mau

berusaha niscaya orang itu pasti dan dipastikan tidak mendapatkan hasil seperti filsafat jawa

mengatakan “uwong sing nandor ae ugong mesti tukol opo maneh sing gak nandor” yang

artinya orang yang menanam belum tentu berbuah apalagi yang gak menanam pastinya

tidak dapat apa apa.itulah yang terjadi selama perencanaan pendirian rayon ini memang

sangat banyak dan sangat tidak munkin diceritakan semuanya kalau mungkin dibukukan

mungkin penulis yang kualahan menuliskanya sampai banyak tangis yang terjadi disini

kerugian kerugian yang diterima mulai dari waktu,tenaga,pikiran kita korbankan itu tapi jika

menginginkan ini semua segala masalah atau kerugian ini kami perjuangkan dan pastinya

dan kami percaya insyakallah akan mendapatkan hasil walaupun kita tidak mendapatkan

hasil yang sebenarnya kita harus kita peroleh tapi tak papa minimal nama kita dan

perjuangan kita dapat dikenang dan dapat diceritakan oleh orang lain dalam perjuangan kita

ini.

Tapi dalam pendirian rayon ini tidak terlepaskan oleh senior senior yang hebat dan terus

membantu kita untuk terus maju walaupun kami sendiri yang melakukan ini tapi senior juga

kenak imbasnya dari sakitnya untuk mendirikan rayon ini biar berdiri dan tidak lupa lagi

pengurus komisariat sunan kalijaga tahun pengurusan 2015 yang dipimpin sahabat Ragil

setio cahyono yang terus mendampingi kami.

Sebuah nama Ibnu nafis adalah sebuah nama pemberian atau saran dari senior saya yang

sangat hebat dan terus semangat untuk mendirikan rayon ini untuk berdiri .pemberian nama

Ibnu Nafis bukan sekedar nama tapi memiliki makna yang dalam Ibnu Nafis adalah sebuah

nama dokter muslim dinegara mesir beliau adalah penemu sirkulasi darah pada manusia.

Kenapa rayon ini pemberian namanya ada hubunganya dengan sirkulasi darah? Karna

keinginan pemberi nama kader dan angota Ibnu Nafis dapat menjadi darah-darah yang

dapat dan terus mengalir yang berfungsi mengerakan PMII yang manipulasikan sebagai

manusia,pengusulan nama Ibnu nafis memang tidak semulus mungkin dalam pemberian

nama rayon ini banyak usulan dari berbagai angota dan senior senior, saran nama nama

bermunculan dan cukup lama sampai ada rencana untuk pembuatan nama rayon ini

Page 21: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

dipending dulu dalam persidangan rapat tahunan pengurus rayon FIK UM I ini dengan

alasan pemberian nama ini tidak sembarangan dan kami perlu merapatkanya dan perlu soan

soan ke alumi alumi senior dulu biar mendapatkan saran nama yang pas buat rayon FIK ini

karna kenapa? Karna seebuah nama adalah sebuah doa ,tetapi sebuah sidang tidak boleh

dipending dulu sampai karna pembentukan nama harus ada dalam draf RTAR tersebut

samapai persidangan ini selesai,sampai akirnya sidang dilanjutkan dan memnang tidak

dipungkirin nama Ibnu Nafis ini terjedus karna kenapa permbentukan dan persiapan dan

BSO di Rayon Ibnu Sina sendiri juga bernama Ibnu Nafis atau nama pangilan lainya yaitu

The Second Avicenna (Ibnu Sina Kedua),nama yang diciptkan dan mengiringi perjalalanan

kami menuju RTAR pertama sudah lama kami berfikir dan usul tapi belum juga menemui

titik kesepakatan dan usulan terbaik dan pada akirnya keputusan terakir nama persiapan

dan pembentukan dan BSO Ibnu Nafis terbentuk menjadi usulan terakir dan keputusan

terakir kita mengunakan nama rayon ini sebagai nama sebuah rayon di fakultas ilmu

keolahragaan UM

Kalau kita bicara Ibnu nafis pasti akan berbicara cakupanya yang menangani fakultasnya

yaitu fakultas FIK fakultas yang diisi oleh mahasiswa olahraga yang dulunya berkecimpun

didunia keolahragaan yang biasanya pemikiran anak olahgara itu mempunyai pola pikir yang

besaing atau kompetisi antara satu sama lain dan mereka tidak tertari dengan dunia

berorganisasi dan alasan kenapa manusia atu mahasiswa perlu berorganisasi jawapanya

hanya satu yaitu karna manusia adalah makluk sosial. Makluk sosial itu manusia yang

membutuhkan orang lain untuk hidup didunia ini,mungkin mahasiswa FIK belum

memikirkanya dan belummenyadarinya, sebenarnya banyak yang mengerti tapi mereka

tidak memanfaatkan fasilitas ini atau momen ini dan inilah tugas kita yang sekarang

berorganisasi menyadarkan mereka karna kenapa? walaupun mahasiswa itu seberapa lama

mereka belajar di universitas dan seberapa tingi mereka mendapatkan gelar S1.S2 maupun

S3 tetap prospek mereka tetap terjun kemasyarakat sosial

Sebuah tulisan cerita pendek ini saya tulis dan saya ceritakan buat pembangkit semangat

kader kader PMII kususnya kader komisariat sunan kalijaga dan tidak lupa angota angota

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ibnu Nafis dan saya ucapkan hari ulang

tahun rayon pergerakn mahasiswa islam indonesia rayon Ibnu kholdun yang ke-25 tahun

semoga terus jaya karna tidak ada yang tidak mungkin didunia ini kalau kita mau berusaha

dan berjuang yang dilandasin dengan doa, tangan terkepal dan maju kemuk

SEBUAH ARTI...

Oleh: Fifi Verawati

Hari hari yang berlalu terasa berbeda tidak ada sarapan pagi buatan ibu begitu pula

tidak ada pembicaraan yang selalu di iringi dengan candaan dari ayah.Tidak ada sore yang

Page 22: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

begitu indah seperti sediakala, duduk bercengkeramah bersama keluarga di teras rumah

sambil menengguk segelas teh hangat. Hmmm .. tapi apa daya yang ada hanyalah hari hari

sunyi tanpa ada ibu ayah maupun keluarga lainnya karena kini aku hidup sebagai anak

perantauan di kota orang.

Pagi menjadi siang siang menjadi sore, begitu pula dengan sore hilang menjadi

malam semua itu kulalui dengan fikiran masih terbayang akan suasana rumah. Dengan

wajah geram duduk di atas tempat tidur kamar kos mengingat akan hal tersebut rasanya

inginku kembali pulang ke kampung halaman menikmati hari hari seperti sedia kala.

Arrrghhh tapi apa daya ... fikiranku langsung berputar 180% aku mengingat bahwasanya

aku pergi ke kota ini untuk menimbah ilmu dan juga melanjutkkan studi pendidikanku demi

menggapai semua impian dan angan angan, yang sudah ada di benak sejak masih

mengenyam pendidikan di bangku SD waktu lalu. Karena kelak suatu saat nanti aku ingin

membuat bangga kedua orang tuaku dan bisa membahagiakan hari tuanya. Hanya via

telefon maupun via sms lah yang ku dapatkan demi untuk bisa berkomunikasi dengan kedua

orang tua, memang faktanya hidup jauh dari kedua orang tua itu sangatlah tidak enak.

Lalu dengan siapa di kota orang seperti ini? Sahabat ? yaa merekalah yang menjadi

bagian keluargaku saat ini kami sama sama menjadi anak rantauan yang jauh dari orang

tua maupun sanak saudara. Suku,ras,agama,golongan ? sudah jelas pasti berbedah tapi

kami tak mengenal semua itu karena perbedaan lah yang menjadikan kami saling

memahami, mengerti dan pada akhirnya menganggap seperti keluarga sendiri. aku sangat

bersyukur kepada-Nya sekalipun aku sekarang hidup jauh dari orang tua, keluarga dan juga

sanak saudara tetapi tuhan masih tetap berada bersamaku dan memberikan sahabat

sahabat yang bisa memahami dan mengerti akan semua kekuranganku. Hari demi hari

hidup menjadi anak perantauan kujalani penuh dengan keceriaan bersama sahabat

sahabatku. Suka senang canda tawa selalu menjadi cover dan hal teristimewa bagiku,

mengapa istimewa ? karena hidup ini begitu indah jika dilalui bersama sama seorang

sahabat. Meskipun kebersamaan bersama keluarga adalah kebahagiaan yang tak ternilai

harganya

Bagiku persahabatan adalah sebuah bumbu indah yang terdapat di dalam

kehidupan ini. Bagaimana tidak ? karena Dimana seorang sahabat memberikan arti lebih

bagiku, membangunkanku dari keterpurukan, menghiburku saat senang maupun susah.

Sahabat pula bagaikan roda yang terus berputar yang membuat lokomotif itu terus berjalan

maka dari itu Kelemahan diriku adalah kelebihan sahabatku , kelebihan dariku adalah bagian

dari kehebatan sahabatku. Untuk sahabatku terimakasih sudah mengajarkan arti

kekompakan, kerjasama, keindahan,dan juga kehidupan. Dimana warna warni kehidupan di

kota orang membuatku mengenal arti hidup yang sesungguhnya bersama seorang sahabat.

Meskipun terkadang aku juga merindukan ibu dan ayah yang berada di kampung halaman

karena beliaulah yang sejak dini mengajarkanku akan hal kesederhanaan tidak perlu

Page 23: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

menjadi bidadari untuk di puji orang dan tidak perlu menjadi pengemis untuk di bela kasihani

seseorang, di puji tidak terbang di hinapun tidak tumbang.

Semua ini ku jalani dengan keikhlasan penuh support dari kedua orang tua dan juga

para sahabat sahabatku, begitu berartinya keluargaku dan juga sahabatku mereka

berkolaborasi menjadikanku pribadi yang semangat tiada henti untuk menjalani masa masa

studi saat ini. Dalam hidup aku nggak selamanya menjadi anak kecil, remaja maupun tua

hidup ku berakhir di dunia ini saat malaikat izroil mencabut nyawa ku. Pernakah aku

membayangkan orang tuaku selama masih sepantaranku..? apakah aku bisa merasakan

derita jalan hidupnya seperti yang pernah ku rasakan? Kalaupun aku belum merasakan

derita maka mulai dari sekarang aku belajar akan mengerti arti kehidupan itu sendiri. Untuk

ayah ibu doakan anakmu menjadi dewasa yang lebih baik lagi yang kelak suatu saat nanti

menjadi orang yang sukses pula yang bisa membalas jasa membahagiakan hari tuamu.

Karena aku separuh hidupnya, diriku sebagian ada di antara mereka sebatang karakah aku

nanti? Siapa yang bisa menjaga ku ? Siapa yang bisa memberi nasehat kepadaku ? maka

dari itu aku ingin hidup selamanya bersama kedua orang tua.

Sahabat adalah orang yang memberi warna dalam hidup ku yang mampu

mengubah satu warna menjadi banyak warna seperti pelangi, dear sahabatku diatas

kesenanganku engkau selalu ada diatas kesedihanku pun engkau tetap ada, beri aku warna

pelangi pegangi aku dengan kesetianmu mungkin mengubah dunia takkan mudah tapi

mengubah mimpi pasti bisa aku tak pernah tahu dimana engkau tempatkan persahabatan

ini dan selamanya aku tetap mengingatmu.

RUMAISA

Oleh : Najatul Ubadati

Bagaimana cara hari berganti menjadi hari berikutnya? Bagaimana mentari

menyapa dan berpamitan di hari yang sama? Bagaimana pelangi bisa tersenyum indah

dengan warna-warninya di hamparan langit? Kemudian bagaiamana hati, sifat, dan watak

manusia akan jungkir balik? Tak ada jawaban. Setiap sesuatu hanya saja demikian. Mereka

adalah regulasi yang dengan indahnya berjalan begitu saja. Anggap saja itu siklus yang

sudah disengaja khusus untuk masyarakat bumi. Atau mungkinkah masyarakat planet lain

juga diberi hal yang sama? Aku rasa tidak. Tak ada yang tahu sebuah regulasi akan

berputar. Tak ada pula yang tahu kapan regulasi itu akan berhenti. Masyarakat bumi hanya

akan terus berjalan mencapai visi yang mereka gaungkan. Oh, tidak juga. Bahkan ada yang

berjalan tanpa tahu visi hidup mereka. Perjalanan yang hampa. Beragam rasa dan kersa

menghiasi semesta.

Page 24: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Sejak tadi pagi, bengkel Pak Amat sudah ramai. Rum yang menjadi salah satu

montir Pak Amat sudah melayani pelanggan dengan sigap. Bisa dikatakan Rum adalah

pekerja yang ulet dan dapat diandalkan. Selain memiliki bengkel, Pak Amat menjadi salah

satu pelayan pemerintahan yang setiap harinya akan menjamin mobil-mobil aparat itu siap

tertata rapi di depan Gedung Putih. Pak Amat sangat rajin melakukan tugasnya. Karena jika

tidak, tamatlah sudah nasibnya. Bukan hanya diberhentikan tapi sudah pasti Pak Amat tidak

mendapat tunjangan di sisa hidupnya. Anak istrinya akan segera memprotes dan berontak

untuk hak hidup mereka. Bukan hanya itu, bengkel sudah pasti akan gulung tikar. Lebih dari

hal diatas, tentu saja caci maki aparat-aparat pemerintah itu menyembur sekujur tubuhnya.

“Masyarakat tak tahu diuntung!” atau lebih parah dari itu “Sampah tak berguna, ngurus mobil

saja tak becus!” dan sumpah-sumpah serapah lainnya.

Wahai, siapa yang akan tahan hidup di bawah kepemimpinan Sholahuddin yang tak

ada sepeser pun belas kasih. Kepada pelayan pemerintahan saja ia tak ada ampun, belum

lagi masyarakat kecil di perkampungan. Adalah Sholahuddin yang kejam dan kasar,

penguasa kabupaten yang tiada punya merasa. Hal ini yang mengusik Rum untuk bekerja

di bengkel Pak Amat. Satu-satunya lahan pekerjaan yang diperbolehkan. Rum bekerja

sekuat tenaga. Mengerahkan semua kinerja terbaiknya. Adalah Rumaisa, gadis 20 tahun

yang visionaris untuk rakyat-rakyat kecil. Kendatipun dulu ia hanya peduli pada dirinya, abai

terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan kepada adik-adiknya. Sekarang, ia berbalik seratus

delapan puluh derajat. Ia bekerja banting tulang untuk adik-adiknya. Selain itu, bersama

pemuda-pemuda desa dan beberapa dari bengkel Pak Amat sepakat untuk menyusun

strategi perlawanan melawan Sholahuddin sebagai bentuk belas kasihnya kepada

masyarakat sekitar. Ia memang bukan siapa-siapa. Ia juga tidak butuh menjadi siapa-siapa.

Rum dan perangainya sangat disukai pemuda sekitar. Ia membangkitkan semangat-

semangat pemuda untuk melakukan pergerakan.

Setiap malam selesai bekerja di bengkel Pak Amat, Rum dan Shofi serta beberapa

sahabatnya akan berkumpul di rumah Shofi. Betapa Shofi sangat menghargai Rum. Ia

menyukai semangat-semangat yang selalu digaungkan Rumaisa. Karena bukan hanya

omong kosong yang ia berikan, tapi ia juga selalu membangun rencana-rencana yang

fantastis untuk mewujudkan visi mereka.

“Kali ini, rumah Pak Camat Jalal. Karena sudah bisa dipastikan ia dedengkot dari

Sholahuddin. Mobilnya setiap bulan berganti, bahkan sekarang semua anaknya membawa

mobil sendiri-sendiri.” Cetus Rumaisa mengawali rapat.

“Aku setuju. Ada saran bagaimana memasuki rumahnya?” celetuk Shofi

mendukung ide Rum.

“Aku tau pasti bagaimana memasuki rumah si Gila itu. Pamanku satpam disana, ia

juga tidak menyukai Pak Camat gila itu.” Amar bersemangat menyampaikan gagasannya.

“Aku akan meminta bantuan pamanku, dan kita akan bisa masuk dengan aman. Satpam

Page 25: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

sangat tidak dihargai disana. Ah, busuk memang aparat-aparat seperti mereka. Kita sudah

bisa melancarkan rencana ini besok.”

“Jangan lupa, kita harus bisa menemukan bukti-bukti KKN dari orang itu. Masuk

hingga jantung pertahanan. Semua menempati posisi masing-masing. Dan yang terpenting,

kita harus mengambil kembali hak-hak rakyat kecil. Akta tanah yang disita secara paksa,

hasil panen sawah-sawah mereka, termasuk uang pendidikan anak-anak.” Rum

menjelaskan.

***

Hari masih berganti dan mentari masih tetap menyinari. Bengkel tidak seramai hari

sebelumnya. Pak Amat masih melayani aparat konyol itu. Juga Rum yang masih dan akan

selalu bersemangat bekerja disana. Uang hasil bekerjanya ia sisihkan untuk sekolah adik-

adiknya dan sebagian lagi untuk keluarga-keluarga yang kekurangan. Memang tidak

banyak, namun semakin lama pasti jumlahnya semakin banyak.

“Hai Rum! Kau sudah selesai di bengkelmu?” sapa Shofi setelah mendapati Rum

berjalan dari bengkel.

“Iya, Shof. Tidak begitu ramai hari ini.” Jelas Rum lesu.

“Eits, tetapi Rumaisa selalu memberikan kinerja terbaiknya bukan?” Shofi sedikit

menggoda. Shofi tak suka jika mendapati Rum yang mulai patah semangat. Hei, Rumaisa

tidak boleh seperti ini. Bagi Shofi, Rum adalah sosok yang menginspirasinya, Amar dan

teman-teman yang lain. “Kau tidak boleh seperti ini Rum! Mana Rum yang biasanya?” Shofi

berapi-api.

“Tenang Shof. Ini masih Rumaisa. Hanya saja aku tak habis pikir, bagaimana

mungkin Pak Camat Jalal itu mengeluarkan pengumuman bahwa retribusi pedagang kaki

lima dinaikkan. Ini sangat tidak masuk akal!” jelas Rum. Jadi ini yang mebuat Rum terlihat

lesu dan lelah.

“Bukankah rencana kita kemarin sudah sangat sempurna Rum?” Shofi

menegaskan. Dan dengan segera semangat Rum kembali. “Nah, ini baru Rumaisa!” Shofi

berseru riang. Mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Shofi. Semua sudah disiapkan.

Mereka benar-benar memulai pergerakan mereka. Tim pengintai dan mata-mata sudah siap.

Tim penyekap sudah siap. Tim penyerbu sudah siap. Tentu tim eksekusi juga sudah siap.

Gerakan kali ini dipimpin Amar. Karena Amar sudah terlatih dan tahu benar kondisi istana

camat itu.

“Semua tim sudah siap ya? Kita mulai pergerakan sekarang juga. Amar, kau ambil

alih komando!” pinta Rum kepada Amar.

Page 26: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Pergerakan mereka cukup mulus. Beberapa bodyguard baris depan dan pelayan

bisa dengan mudah dikelabuhi. Tim pengintai selalu bersiaga. Rum dan Igor sudah siap

eksekusi. Namun ada kendala. Shofi dan Amar terkepung di barir ketiga. Amar berhasil

dilumpuhkan dan Shofi berhasil dibekukan. Shofi dipaksa berbicara. Apa yang sebenarnya

terjadi. Ia diancam dengan segala ancaman termasuk ibu dan ketiga adiknya. Shofi bukan

Rumaisa yang punya seribu cara. Bukan pula Amar yang punya keteguhan tinggi. Jika ia

bicara, maka tamatlah sudah Rum dan sahabat-sahabatnya. Jika tidak, maka ia akan

tercbik-tercabik melihat ibunya dihukum di depan matanya. Belum lagi ia harus menyaksikan

adik-adiknya menjadi pelayan-oh bukan- babu tepatnya di rumah Camat gila itu. Ia tidak

akan sanggup. Rum dan sahabat-sahabat yang lain adalah jiwanya, sementara ibu dan adik-

adiknya adalah cahaya hidupnya. Mereka semua adalah keluarga. Tapi ia harus tetap

memilih. Sedangkan Amar bergumam, “Katakan yang sebenarnya Shofi. Tadi Rum sempat

berpesan padaku jika kita harus mendapati kondisi seperti ini. Maka katakan yang

sebenarnya.” Tapi Shofi tidak bisa. Bagaimana mungkin ia harus mengorbankan

sahabatnya, tapi ia juga sangat tidak mungkin mengorbnkan keluarga yang ia memiliki di

sisa hidupnya. Shofi terus disiksa. Ia dipaksa untuk meminum Asam Formiat. Salah satu

cara penyiksaan untuk mendapatkan informasi. Bahkan secara perlahan asam cuka

disiramkan ke tubuh Shofi yang terluka. Shofi sudah tak sanggup lagi. Ia membuka mulut.

***

Dua hari berikutnya, penangkapan Rumaisa secara resmi dikeluarkan. Tiga hari lagi

adalah jadwal eksekusi Rum. Shofi belum pulih, namun ia tetap memaksa kepada sahabat-

sahabatnya termasuk Amar untuk memikirkan bagaimana pun caranya membebaskan Rum.

Amar berpendapat bahwa usaha mereka sudah pasti sia-sia. Sementara Shofi tetap

bersikeras untuk membebaskan Rum.

“Mana semangatmu Amar? Apa kau akan membiarkan Rum begitu saja?” Shofi di

ujung emosinya.

“Lalu kita harus berbuat apalagi?” Amar benar-benar pasrah.

“Apa pamanmu sudah tidak bisa membantu kami lagi?” Shofi masih dengan

semangatnya menuntut cara.

“Kau tak pernah tahu bahwa pamanku pun mendapat dampak dari ulah kita, Shof.

Sudahlah, kita tak bisa berbuat apapun.” Amar benar-benar pasrah.

“Omong kosong apa itu Amar? Kau lupa dengan janji kita di awal dulu, bagaimana

kita harus terus memperjuangkan nasib rakyat-rakyat kecil, bagaimana kita harus

menumbangkan tirani pemerintahan itu! Kau sudah lupa Amar. Kau bahkan menghianati

Rumaisa. Kau egois, kau jahat, kau munafik atas janji dan semangat kita dulu.” Tutup Shofi

Page 27: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

jengkel. “Oke, aku akan berjuang sendiri. Aku tak akan kembali meminta bantuanmu Amar.”

Shofi pergi menuju rumah Igor. Amar benar-benar pasrah. Ia tak punya apa-apa lagi.

Igor menghilang. Apa mungkin ia juga tertahan? Atau Igor sudah mati? Bagaiamana

mungkin? Shofi mulai lengah di tengah lelahnya. Besok adalah hari eksekusi. Sementara ia

ada dengan tanpa rencana apapun. Tak ada lagi sahabat yang ia miliki. Apakah ia harus

menyerah? “Maafkan aku, Rum. Aku bukan sahabat ataupun keluarga yang baik bagimu.”

Mulai ayam berkokok, lahan eksekusi sudah ramai orang. Sebenarnya mereka

berduka, namun jika secuil kedukaan nampak di wajah mereka, maka ratalah sudah

kampung mereka dengan api. Sholahuddin memang tak pandang bulu untuk hal seperti ini.

Shofi hanya mengintip dari balik pohon beringin. Dengan bersedih hati meratapi Rumaisa,

sahabatnya. Eksekusi dilakukan tiga kali, tentu untuk menyiksa Rum terlebih dahulu. Shofi

menyaksikan dengan hati tersayat-sayat, bagaimana mungkin Rum terlihat baik-baik saja

bahkan asam paling korosif disiramkan di sekujur tubuhnya. Dan terakhir Shofi menyaksikan

senyum Rumaisa terkembang menatap teduhnya langit kala itu. Ia seperti senang, merasa

perbuatanya sudah lunas terbalas. Adik-adik Rum sudah pucat pasi. Cahaya hidup mereka

sudah sirna. Hanya menyisakan kabut tebal gundah gulana.

***

The End.

RAJUT CINTA DALAM BINGKAI BIRU KUNING

Oleh: Aninda Dia Juliawanati

Selamat pagi sahabatku. Hari ini, senin 27 februari 2017 pukul 07:55 WIB di gedung C1.

Izinkan aku untuk mengenang kembali apa yang terjadi tanggal 10 oktober 2014. Hari di

mana aku tiba-tiba dibawa ke suatu tempat, diberi sebuah materi yang asing bagiku selama

3 hari 2 malam, dan berakhir di baiat. Sungguh waktu itu aku tak faham mengapa aku harus

disana, namun beberapa wanita cantik,anggun,dan lembut selalu memelukku,

menenangkanku, membawa kemanapun mereka pergi. Mereka membuatku betah berlama-

lama dengan mereka. Setiap tutur kata, tindakan, dan senyuman mereka sangat hangat dan

mempesona. Bukan hanya wanita saja, beberapa orang laki-laki tampan pun selalu

melindungiku, mendukungku, dan menjagaku layaknya seorang kakak maupun seorang

ayah. Karena mereka lah aku mengikuti kegiatan-kegiatan disini meskipun berbeda ideology

(dan memang sangat berbeda meskipun sama).

SAHABAT. Aku tak tau kenapa aku memanggil mereka sahabat. Kita baru mengenal satu

sama lain dan wajib memanggil sahabat. Aku tak tau apa filosofi dan esensi dari kata

sahabat. Dulu, dan tentu saja itu dahulu. Sekarang bagaimana? Tentu saja aku tau. Aku tau

Page 28: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

kenapa kita memanggil satu sama lain dengan kata sahabat. Kita sahabat karena kita satu.

Kita satu dalam kata sahabat. Sahabat yang tentu saja berbagi apapun, suka duka cinta dan

lainnya. Terlalu banyak definisi kata sahabat dari para ilmuwan, terlalu banyak makna kata

sahabat dari para sastrawan. Namun definisiku dari kata sahabat adalah cinta.

Bagiku sahabat seperti kamar. Kenapa kamar dan bukannya rumah? Saat dirumah

walaupun rumah kita sendiri, ada batasannya. Namun saat di kamar, kita merasa ruang

privasi kita yang kita bisa melakukan apapun. Pernahkah kalian saat dimarahin orang tua

lalu berlari ke kamar? Menangis dikamar setelah mengunci pintu. Satu-satunya saksi bisu

atas kesusahan kita adalah kamar kita. Lalu saat kita akan tidur. Memang benar kita bisa

tidur di ruang tamu atau kamar orang tua maupun adik kita. Namun tidakkah kita merasa

kamar selalu memiliki magnet yang betapapun lamanya kita di luar pasti sangat ingin dan

merindukan tidur dikamar kita. Entah berantakan, entah pengap, entah bau, namun

disanalah comfort zone kita.

Sahabat, izinkan saya mengurai satu-satu kenapa sahabat adalah kamar. Di kamar selain

ada tempat tidur yang nyaman, tentu ada buku. Entah majalah, novel, kumpulan cerpen,

komik, buku ilmiah, atau apapun. Pasti di setiap kamar tidur kita memiliki bahan bacaan.

Bacaan tersebut sedikit banyak akan menambah wawasan kita. Lalu apa hubungannya

dengan sahabat? Sedikit banyak sahabat juga menginspirasiku, memberi wawasan tentang

ini itu, meskipun tidak semuanya bisa aku terima dan kadang kala ada yang wawasan

nyeleneh, namun masih bisa di toleransi.

Lalu di kamar pasti ada lampu. Gak mungkin dong kalo kita punya kamar yang tidak ada

lampunya. Nah apa sih fungsi lampu itu? Yup tentu saja untuk menerangi kegelapan dong.

Saat aku berada diambang batasku, saat aku hampir menyerah tentang hidupku, saat aku

hampir terjatuh ke jurang, sahabatku ada untukku. memberikan sebatang korek api dan

menyediakan lilin. mencoba menerangi sedikit demi sedikit kegelapan di sekelilingku.

Mereka mencoba meretas asaku, mengembalikan semangatku, dan menerangi jalan

setapak yang harus aku lalui. Yang dengan sangat halus tanpa ku sadari bahwa tiba-tiba

jalanku terang dan sangat rapi.

Di dalam kamar, kita bisa memakai baju apapun. Sangat beda jika kita mau keluar, mau pilih

baju ini atau ini atau ini. Di dalam kamar kita bebas menjadi diri kita, bebas memakai baju

yang sangat nyaman untuk kita. Di dalam kamar kita juga bisa menanggalkan semua baju

kita. Pun begitu dengan sabahat. Aku bisa menampakkan hal-hal yang tidak diketahui oleh

orang lain. Aku bebas cerita apapun yang aku mau. Aku bebas mengutarakan apapun, entah

baik ataupun buruk. semua yang ku lakukan di kamar adalah menjadi diri sendiri tanpa

bantuan topeng yang berat, yang selalu ku bawa kemana-mana.

Page 29: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Intinya, kamar adalah tempat ternyaman. Tempat semua harap, asa, semangat, sedih,

susah, senang, menagis, istirahat, bertumpah ruah menjadi satu. Beban yang tak ingin

diketahui oleh yang lain, akan sangat diketahui oleh sahabat yang menjadi saksi satu-

satunya semua emosi berkumpul.

Sahabatku. Terimakasih sudah menjadi bagian hidupku. Terima kasih karena menjadi

sahabat baikku. Meskipun pernah kita saling marah, kita saling cuek, kita saling mencaci

maki, namun kalian adalah aku. Kalian adalah sisi lain dari hidupku. Aku tak pernah bisa

membayangkan betapa kesepiannya aku tanpa kalian. Bagaimana monotonnya hidupku

tanpa kalian. Ah, sungguh menjengkelkan bahkan hanya dengan memikirkannya saja. oh

ya jika kalian bertanya mengapa aku tak meminta maaf atas segala salahku, jawabannya

karena aku tak berbuat salah. Kenapa? Sahabat pasti mengatakan bahwa kita tak pernah

punya salah. Kaena kita sama-sama tau, kesalahan yang kita lakukan adalah salah satu

bentuk kasih sayang kepada sahabat.

Dan kata “terimakasih” jauh lebih indah dari kata “maaf”.

POHON ANGIN

Oleh: Sukintul Ihsan

Matahari tropis berkobar di tangah bentangan cakrawala. Melayang sendirian di

langit yang biru. Tidak ada yang berani mendekatinya, tidak ada satu gumpulan awan pun

yang menghalangi sinarnya hari ini. Udara terik lembab berhembus pertanda waktunya

pergantian musim. Pepohonan mulai menumbuhkan daunnya. Mungkin ini disebut musim

semi bila berada di daerah yang memiliki empat musim. Sinarnya yang terang sepertinya

hanya sedikit yang bisa masuk kedalam hutan pinus yang membentang luas di bawahnya.

Hutan yang sangat lebat, berdiri tegak pohon-pohon besar menjulang tinggi. Daunnya yang

lebat menangkis sinar matahari seperti payung raksasa, meneduhkan seorang bocah yang

tengah duduk dibawahnya. Dia sedang duduk sambil mengamati rumput indah yang baru

tumbuh beberapa hari lalu.

“aaaahhhh...” tiba-tiba terdengar suara teriakan keras

Suara itu terdengar seperti seorang gadis kecil yang tengah berteriak tidak jauh dari tepian

hutan pinus ini. Suaranya terdengar cempreng namun terdengar cukup keras.

“suara apa tadi?” tanya seorang bocah kepada orang dewasa disampingnya. Orang

dewasa itu menggeleng tidak tahu. mendengar teriakan itu dengan jelas, bocah itu

kemuadian bangkit dari duduknya, berdiri menghadap ke arah datangnya suara.

Page 30: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Ia mulai melangkah “mau kemana anda, tuan muda?” tanya orang dewasa yang

ada di sampingnya, dilihat dari penampilannya sepertinya dia adalah pengawal bocah itu.

Tanpa menghiraukan pertanyaan tersebut bocah itu langsung menyingsing lengan

jasnya, mengangkat celananya sedikit ke pinggang dan berlari menuju ke dalam semak-

semak, dia lari dengan cepat. Cara berlarinya cukup baik, tampak dia sepertinya sudah

sering berlari. Reaksi bocah itu membuat pengawalnya merasa khawatir. Dia mencoba

mencegah tuannya.

“aku akan segera kembali. Terus saja pantau lokasiku dengan GPS. Aku akan

segera kembali, tidak lama” teriak bocah itu sambil berlari dengan sedikit menoleh

kebelakang, melihat pengawalnya yang tampak gelisah.

Tidak lama berlari bocah itu melihat cahaya dari balik pepohonan pinus yang

berjajar rapi bagai tiang di depannya. Itu adalah cahaya yang menandakan tepi dari hutan

lebat ini. Sinar matahari yang terik membuat pandangan di depan sana tidak begitu jelas,

terlihat silau karena masih ada embun yang bertebaran.

Bocah itu berhasil keluar dari dalam hutan. Tidak disangka ternyata tepian dari hutan ini

adalah jurang. jurang yang sangat dalam. Bocah itu langsung menghentikan langkah

kakinya. Kaki kanannya yang berada di depan langsung dibelokkan dan ditancapkan ke

tanah. Kakinya yang menancap ke tanah membuat debu disekitarnya langsung bertebaran.

Dengan nafas yang terengah-engah dia melihat ke sekitar. Padanganya sedikit kabur. Lalu

ia menarik nafasnya dalam-dalam sambil merasakan angin sejuk yang sedang berhembus,

menyingkap rambutnya yang hitam lurus.

“darimana asal suara tadi?”tanya dalam hati

Tidak ada apapun, tidak sesuatu yang aneh. Ia makin kebingungan. Sudah lima menit

lamanya dia hanya berdiri dan memandang ke kiri dan ke kanan. sambil mengumpulkan

keberanian, bocah itu mencoba mendekat ke tepian jurang. Dengan hati-hati menjulurkan

kaki kirinya ke belakang dan kaki kanannya mantap di depan, dengan sedikit takut. Dia

menelusur pandangannya ke bawah jurang, mungkin saja suara itu adalah suara orang

yang jatuh ke bawah.

Jurang itu tampak sangat terjal. Terdiri dari bebatuan yang kasar dan gersang. dalamnya

sekitar dua puluh meter. Bagian bawahnya ada banyak batu besar. Tampak sedikit gelap

karena sinar matahari terhalang pohon pinus yang ada bawah sana. Kalaupun ada orang

yang jatuh pasti nyawanya tidak akan selamat.

“sepertinya tadi hanya halusinasiku saja” bocah itu mencoba meyakinkan dirinya.

Page 31: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Bebrapa detik kemudian Handphone yang ada di saku celananya bergetar. Dia mengambil

hanphonenya. sebuah pesan masuk. Rupanya pengawalnya tadi mengirim pesan agar dia

segera kembali.

Setelah berpikir sejenak akhirnya dia memasukkan hanphonenya kemnali ke dalam saku

celananya. Ia menelan ludah agak kehausan, mengusap keringat yang ada di dahinya, lalu

melangkah kembali ke arah dia datang tadi.

“aaahhh...” tiba tiba terdengar suara itu lagi.

Suara itu datang dari sebuah pohon besar yang berapa di ujung tebing. Tanpa pikir panjang

bocah itu langsung memutar badannya lalu berlari. Sepatu fantofelnya mengambatnya

berlari, begitu pula jas hitamnya yang terasa pengap bila digunakan berlari. Tapi ia tidak

menghiraukan itu.

Tidak lama dia sampai tepat dibawah pohon besar itu. Mendadak dia terkejut bukan main.

Ia membeku seketika, tidak bergerak. Matanya melotot ketakutan, kakinya bergetar,

nafasnya tersendat. Sesosok bayangan putih tampak di bawah pohon tengah berdiri tegap

didepan matanya. Suasana mendadak mencekam.

“ha.ha.. ku..kun kuntilanak!” teriaknya serak lemas tidak berdaya.

Bocah itu jatuh lemas ke belekang. Ia pingsan. Sepatunya terlepas dari kakinya. Jasnya

kotor terkena debu gersang tebing itu.

* * * *

“hei.. hei.. bangun.. bangun.., jangan mati..” suara lirih terdengar telinga bocah itu.

Ia juga mendengar suara tangisan.

Ia merasa tubuhnya sedang ada yang mengguncang. Tubuhnya masih terasa lemas. Masih

saja terdengar suara lirih yang membangunkannya, ia membuka kedia matanya dengan

perlahan. Matanya sedikit berkedip ketika ada setetes air jatuh di wajahnya. Sinar matahari

membuatnya kesulitan melihat.

“hei kau sudah bagun? Kau tidak apa apa?”ucap seorang gadis sambil menyapu air

matanya.

Kedua mata bocah itu sekarang sudah terbuka dengan lebar. Dia mengucek kedua bola

matanya. ia menggelengkan kepalanya. Kepalanya masih teras pusing, benturan saat

terjatuh tadi masih meninggalkan efek.

“bagaimana.. kau tidak apa apa?” seperti suara seorang gadis kecil, suaranya

sedikit kikuk dan malu-malu namun terdengar ramah dan lembut.

Page 32: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Seketika bocah itu tersentak berdiri,ia terkejut dan melompat kebelakang dengan posisi

kuda-kuda. Tubuhnya bergetar, pakaiannya yang berwarna hitam semakin menambah

suasana gelap di wajahnya.

“siapa kau? Dimana aku?” teriaknya keras

“ha...” gadis itu langsung menangis. Dia terduduk di bawah pohon

Bocah itu yang tadinya merasa tegang seketika berubah. Ia keheranan saat mendengar

suara tangisan seorang gadis kecil yang sedang duduk di depannya. Dengan sedikit ragu-

ragu bocah itu mendekat. Langkah kakinya pelan meninggalkan jejak kaki debu di

bawahnya.

“hei.. kenapa kau menangis, apa kau anak cengeng?” tanya bocah itu, ia

memberanikan diri bersuara. Apakah gadis ini yang tadi dilihatnya, pertanyaan itu terlintas.

Dia terus mendekat perlahan.

“habis, aku kira kamu tadi sudah mati” suara gadis itu yang terisak, namun

tangisannya sudah berhenti. Dia mengusap matanya, mengelap ingus dari hidungnya, lalu

mengangkat kepala mencoba memandang bocah yang ada di depannya.

“aku mati?, mustahil. Aku belum boleh mati, karena aku adalah keturunan ketujuh

keluarga ningrat cokrodimuko. Aku baik hati dan tidak sombong, huwahaha..ha” tukasnya

lantang lalu ia tertawa dengan keras, tertawanya cukup unik, seperti ketakutannya tadi tidak

pernah terjadi. Sontak gadis itu ikut tertawa kecil. Ia senang melihat bocah di depannya baik

baik saja. Apalagi mendengar ucapannya tadi yang menurutnya sangat lucu.

Melihat gadis itu yang sudah tidak menangis lagi, bocah itu merasa lebih tenang. Dia berdiri

meluruskan kakinya, mengibaskan debu yang ada di celana dan jasnya. Lalu dia

mengeluarkan sebuah sisir rambut dari jasnya. Gadis itu juga sekarang duduk dengan lebih

rileks. Ia mengusap wajahnya. Mata dan rambutnya hitam mempesona membuatnya terlihat

sangat cantik. Bulu matanya yang lentik dan giginya yang mungil berjajar rapi menambah

kecantikan gadis itu. Melihat dari tubuh fisiknya sepertinya umurnya masih sekitar sembilan

tahun.

Angin sepoi-sepoi yang sejuk manghembus, menerbangkan dedaunan pepohonan yang

tidak kuat bertengger pada rantingnya. Cahaya terik matahari tidak terlalu berpengaruh

dengan suhu udara. Sekarang adalah musim pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke

musim penghujan. Udara mulai terasa lembab dan segar. Burung-burung berkicau riang

diantara pepohonan hutan pinus yang lebat. Rerumputan juga mulai bersemi menghiasi

tanah yang awalnya kering di musim kemarau. Garis edar matahari sudah sedikit bergeser

ke selatan garis katulistiwa. Di Indonesia perubahan ini sangat jelas terlihat mengingat

lokasinya yang terbelah oleh gari katulistiwa. Hanya dua musim yang berlangsung selama

Page 33: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

satu tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan dan tepat saat inilah diujung musim

kemarau, sekitar bulan oktober.

“apakah kau tahu asal suara terikan tadi?” tanya bocah itu

“apakah suaranya seperti ini, aaahhh....” jawab gadis itu, ia langsung

mempraktekkan teriakan tadi yang ternyata dialah yang melakukannya.

Suaranya sangat keras, bagaimana bisa gadis kecil seperti dia mempunnyai suara sekeras

itu.

“oh, ternyata itu tadi ulahmu. Aku kaget dan langsung berlari kemari, suaramu keras

juga, tapi sayang cempreng” cibir bocah itu

Mendengar ucapan yang tidak nyaman itu, mata gadis itu kembali berkaca-kaca, alis

matanya kembali mengkerut. Bibirnya manyun, sepertinya akan ada tangisan susulan.

“eh, merdu kok suaranya, maaf lidahku tadi keseleo” hibur bocah itu segera karena

menyadari ucapannya tadi akan membuat gadis itu kembali menangis. Jelas sekali kalau itu

bohong, Sambil mendongak ke atas dan melirik ke gadis itu, dia masih penasaran kenapa

gadis di depannya tadi berteriak.

Seakan gadis itu tahu isi hati bocah itu dia berkata “aku tadi sedang latihan vokal. Aku latihan

berteriak di sini setiap hari minggu. Aku merasa nyaman kalau latihan disini, karena aku

berpikir kalau aku teriak di hutan begini tidak ada yang terganggu oleh suaraku. Hanya

pohon besar ini lah yang selama ini yang selalu mendengarkan suaraku dengan baik. Pohon

ini tidak pernah jahat kepadaku, ia hanya diam dan tenang, tidak peduli apapun yang aku

lakukan. berbeda dengan orang-orang yang selalu meghinaku ketika aku mulai bernyanyi”

kemudian gadis itu menatap wajah bocah di depannya, sambil tersenyum indah “dan

kamulah orang pertama yang mengatakan bahwa suaraku ini merdu, aku senang sekali”

Bocah itu terpanah melihat ketulusan ucapan gadis itu. Suaranya halus sangat menyejukkan

hati. Meskipun kenyataannya suaranya tidak enak. Tapi senyum itu terlihat begitu tulus.

Secara bersamaan angin berhembus sejuk. Udara sekitar terasa sangat nyaman. Bocah itu

masih terpanah mendengar apa yang dikatakan gadis itu. Kepalanya yang tadinya pusing

sekarang sudak tidak lagi. Apakan ini obat, jelas bukan.

“wow.. suatu kehormatan bisa menjadi yang pertama, haaha” puji bocah itu dengan

tertawa keras

Gadis itu akhirnya tampak begitu riang, senyumnya semakin manis dan memukau.

Wajahnya imut, kulitnya putih bersih, sungguh sempurna.

Page 34: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“apakah kamu mau jadi penyanyi?” tanya bocah itu, ia melihat kedua bola mata

gadis itu.

“tidak, ini hanya sekedar hobi. Aku melakukannya karena menyenangkan. Aku tidak

mau jadi penyanyi. Karena aku pikir jadi penyanyi akan sangat menyibukkan, jika begitu aku

tidak akan bisa lagi bermain dan jalan-jalan” ujar gadis itu. Pemikiran gadiskecil itu sungguh

sederhana, membuat bocah disampingnya tersenyum.

“sepertinya kamu anak yang baik” ucap gadis itu pelan. Tampak gadis itu pemalu.

“tentunya, karena aku adalah keturunan ketujuh keluarga ningrat cokrodimuko. Aku

baik hati dan tidak sombong, huwahaha ha”. Ujarnya dengan tertawa keras. Gadis itu

tersenyum lagi.

Kini kedua anak itu tengah duduk berdampingan di bawah pohon besar, memandangi

pemandangan indah cakrawala yang ada di depannya. Tempat mereka duduk terlindung

dari sengatan sinar matahari. Pohon pinus yang besar menjulan tinggi menancap di

belakang mereka, diameternya sama dengan bila mereka berdua memeluk pohon dan

kedua tangan mereka bersentuhan. Serat-serat pohonnya sangat halus, sehingga membuat

nyaman untuk dipandang. Daunnya yang lebat membentuk sebuah payung alami dengan

ukuran raksasa. Terlihat beberapa burung melompat dari ranting ke ranting.

“apa kamu selalu datang kesini sendirian?” tanya bocah itu. Dia melepas jas

hitamnya. Di dalamnya dia memakai kemeja berwarna putih dengan garis-garis biru. Dasi

kupu-kupunya terlihat imut, warnanya hitam. Sangat serasi.

“tidak, biasanya aku datang kemari dengan ayahku. Setiap minggu kami

menghabiskan waktu berdua dengan berjalan-jalan di hutan, dan kita berhenti di pohon ini

untuk beristirahat sebentar. Menggelar tikar dan makan siang bersama. Mungkin itu yang

biasa orang di dalam televisi sebut piknik, aku sangat senang. Namun sayang, hari ini

ayahku sedang sibuk memanen jagung di sawah” jelas gadis itu dengan nada yang santai.

“kamu sendiri kenapa bisa ada disini?, sepertinya kau datang dari jauh. Pakainmu,

sepertinya kamu anak orang kaya. Kenapa bisa datang ke tempat terencil seperti ini?” gadis

itu balik bertanya. Dia sudah merasa akrab meski baru beberapa saat lalu bertemu.

Bocah itu menghela napas, relaks “kalau soal kaya itu benar sekali, karena aku adalah

keturunan ketujuh keluarga ningrat cokrodimuko. Aku baik hati dan tidak sombong,

huwahaha..ha” dia diam sejenak. “aku kesini bersama robongan perusahaan ayahku. Tidak

jauh dari sini, sebelah selatan hutan ini kami sedang melakukan kegiatan reboisasi. Kegiatan

ini sebagai bentuk kalau perusahaan kami sangat peduli dengan alam. Karena jika hutan

semakin gundul maka bumi semakin panas, polusi semakin banyak, dan di masa depan

bumi tidak bisa dihuni lagi. Itulah yang dikatakan ayahku. Setelah acara selesai aku ijin

Page 35: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

ayahku sebentar untuk melihat-lihat rumput segar yang mulai tumbuh di hutan. Aku bersam

dengan seorang pengawalku yang sekarang sedang menungguku tidak jauh dari sini”.

“sepertinya kamu tidak hanya kaya, tapi pintar. Ohya, baik hati” puji gadis kecil itu.

“sudah pasti, karena aku..” belum selesai bocah itu bicara

“STOP” sela gadis itu. Dia menutup bibir bocah di sampingnya. “aku sudah tahu

kelanjutannya” gadis itu tersenyum manis. Merasakan tangan lembut berada di bibirnya

membuat wajah bocah itu memerah, ia malu.

“eh, maafkan aku” gadis itu melepaskan tangannya dengan cepat.

Kini mereka semakin akrab, tidak perduli kalau mereka baru bertemu. Mereka

membicarakan banyak hal. Mulai dari tentang sekolah, rumah, hobi dll. Anehnya satu hal

yang terpenting lupa mereka bahas. Hal itu adalah nama mereka. Mereka seenaknya saja

bicara. Tidak saling mengenal nama satu sama lain. Mungkin dengan tidak mengetahui

nama mereka jadi bisa lebih blak-blakan, tidak khawatir dengan akibat setiap apa yang

mereka ucapkan.

Bocah itu sedikit mencuri pandang ke arah gadis itu. Dia menyimak dengan tenang. Ketika

gadis itu menoleh ke arahnya, ia langung membuang mukanya ke arah langit. Seiring

mereka berbicara matahari terus bergerak turun ke horizon barat. Langit berubah warna

secara perlahan menjadi langit senja. Bocah itu lupa kalau tadi hanya pamit untuk pergi

sebentar. Sampai sebuah getaran di saku celana menyadarkannya.

“ini kan alarm mandi sore” ucapnya sambil membuka handphone. Selesai itu bocah

itu mendengar sebuah kalimat aneh. Ia menoleh ke arah gadis di sampingnya

“Oca abu aca a. Oca abu aca a. Oca abu aca a” gadis itu besuara. Ia memejamkan

mata menarik nafas secara perlahan membuat bocah itu keheranan.

“apa yang kau ucapkan? Apakah itu sebuah mantra? Mustahil, tidak masuk akal” si

bocah mencibir

“cobalah mengikuti ucapanku, pejamkan matamu. Itu akan membuat pikiranmu

tenang. Ayah mengajariku ini. Lakukan saja ketika kamu merasa penat, ini oleh-olehku” pinta

gadis kecil itu. Ia melanjutkan mantra anehnya. Ia memejamkan kedua matanya, angin

menerpa wajahnya. Rambutnya terjurai indah. “ Dan asal kamu tahu, Pohon ini bisa

berbicara denganmu. Katakanlah saja perasaanmu, pasti dia akan menjawabnya, dan

jangan lupa baca mantranya”

Bocah itu hanya diam, cuek tidak perduli. Ia masih berpikir bahwa itu konyol, tidak masuk

akal. Tapi lama kelamaan ia mengikutinya

Page 36: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Ooac acuu aba” ucapnya sedikit tersendat

“Oca abu aca a” gadis itu meneruskan mantranya. Dia tersenyum saat melirik bocah

disampingnya menirukan mantranya. Mereka berdua pun serempak merafalkan mantra itu.

“ini sudah jam empat sore. Aku harus segera kembali ke tempatku datang tadi”

Terang bocah itu. Dia mengambil handphone di sakunya. Pesan dan panggilan tidak

terjawab terpampang di layar. Pasti pengawalnya tadi tidak henti-hentinya mencemaskan

tuannya. Jasnya yang tampak lusuh dikibaskannya membuang debu yang menempel lalu

mengenakannya. Kemudian dia berdiri tegap. Si gadis mengikutinya berdiri. Baju putihnya

putih bersih. Hanya ada sedikit debu di bagian dengkulnyna. Mungkin bekas ia berlutut untuk

membangunkan bocah tadi.

“baiklah, kita berpisah sekarang. Apa kau mau aaku antarkan pulang?” ucap bocah

itu

“tidak perlu, terima kasih sudah menjadi temanku. Hari ini aku senang sekali”

Mereka berpisah, berjalan menuju arah yang saling berlawanan. Tepat pohon pinus besar

tadi berada di tengah-tengah jarak mereka berdua. Mereka berjalan lurus tanpa ada yang

menoleh. Sinar mentari senja menambah efek haru perpisahan mereka

Baru sepuluh detik berjalan si bocah itu menghentikan langkah kakinya. Ia membalikkan

badan menoleh ke arah gadis itu.

“ohya. Minggu depan kita bertemu lagi di...” belum sempat bocah itu melanjutkan

kalimatnya, “apa.. kemana dia? Hilang?” bisik dia dalam hati. Pandangannya menelisik ke

seluruh tempat. tapi

Gadis tadi menghilang tanpa jejak.

sejak hari itu mereka tidak pernah bertemu lagi.

Nara The Reformation

Oleh: Ahmad Syarif Fajarul Ihsan

Deru ombak di tepi pantai terdengar keras. Percikan air menerpa beterbangan

dengan cahaya senja yang terbias membentuk partikel-partikel pelangi. Batu-batu karang

dengan garang memecah belah deruan air laut dan daratan disekitar menjadi basah.

Matahari perlahan mulai turun dari tahtanya menuju garis horizon laut. Pantulan dinding

kapur benteng kerajaan Antlander yang basah menyilaukan bagai emas. Dinding yang

mengelilingi kota kerajaan dan melindunginya dari banyak hal. Empat gerbang besar berada

disetiap penjuru jalan besar kota. Seluruh gerbang sedang ditutup.

Page 37: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Siluet seorang lelaki bertengger diatas benteng gerbang timur. Bendera berkibar

dipegangnya dengan tangan kiri. Sedangkan tangannya memegang erat sebuah gulungan.

Pandangan pemuda itu lurus menuju Central Palace tanpa bergeming sedikitpun. Hanya

bayangan rambutnya yang tampak melambai-lambai diterpa angin. Sayang pemandangan

kota saat ini tak seindah kilauan embun pantai. Asap hitam mengepul hampir diseluruh

penjuru kota. Awan gelap mulai berkumpul dari arah barat daya menambah suasana

atmosfir kota yang mencekam. Kota itu sedang dalam huru-hara.

Seluruh penjuru kota sedang dalam keadaan panik. Pintu dan jendela rumah-rumah

warga sudah ditutup. Jalanan berantakan dengan sampah dan sisa barang-barnag yang

dibakar. Lelaki itu turun dari benteng lalu menaiki kuda menuju pusat kota. Di sanalah pusat

kekacauan saat ini. Bendera itu masih berada di tangan kirinya dan ada sebuah tulisan

“Reformasi”. Kuda melesat menembus jalananan, sesekali mengambil jalan pintas dengan

melewati gang-gang kecil.

Kaki depan kuda menancap mencengkeram tanah mengehtikan langkah cepatnya.

Lelaki itu turun dan menyerahkan benderanya pada seseorang yang datang

menghampirinya.

“Lama sekali kau, Nara !”

“Maafkan, ada sedikit masalah di jalan”.

“Kami mulai khawatir kau tidak akan sampai di sini.”

“Mana mungkin aku meninggalkan sahabat-sahabatku yang berjuang disini.”

Nara menatap lapangan upacara Central Palace. Lapangan luas itu telah dipenuhi

banyak pelajar dari Royal Academy. Semua membentuk barisan dengan mantap. Deru sura

nyanyian perjuangan menggema diseluruh penjuru. Jubah biru mereka tampak kumuh

dengan banyak abu dan debu. Ikat kepala kuning menutupi kening mereka yang lusuh.

Gulungan itu berawarna emas dengan sebuah pita merah mengikatnya. Nara

berjalan menenteng gulungan itu. Di tengah jalan seorang gadis mencegatnya. Tanpa

berkata-kata langsung mengikatkan ikat kepala kuning di keningnya.

“Kami percayakan padamu”. Kata gadis itu.

Nara hanya mengangguk mengiyakan. Dengan tatapan yakin ia melanjutkan

jalannya. Dengan hikmat barisan-barisan pelahar itu menyingkap membuka jalan bagi nara.

Teriakan nyanyian reformasi semakin keras dan kompak. Deruan kaki kanan menginjak

tanah membuat getaran. Dan nara akhirnya tiba di depan pintu gerbang Central Palace. Lalu

Nara menaiki podium.

“Kami pelajar Royal Palace. Sebagai wakil warga negara Antlander menuntut.

Page 38: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

1. Maha Presiden turun tahta.

2. Menghapus konstitusi baru dan kembali ke konstitusi lama.

3. Menghapus segala macam bentuk monarki. Dan menegakkan demokrasi.

Tuntutan ini harus dilaksanakan tanpa dikurangi sedikit pun”.

Jauh diluar lapangan ada gadis kecil umur sekitar 14 tahun sedang melihat

kegaduha itu di dalam rumahnya. Seorang kakek tua berada disamping mendampinginya.

“Kakek.. kenapa kakak-kakak disana berteriak di depan istana maha presiden?” tanya gadis

itu dengan polosnya.

“Mereka telah mengetahui kebenaran, dan sekarang mereka menuntut penegakannya, Elie

sayang”. Jawab si kakek.

“Memangnya apa itu kebenarannya kakek?”.

“Baik aku akan ceritakan. Meski ini adalah cerita terlarang, dan ada taruhan nyawa bila

diungkapkan. Tapi aku rasa momen saat ini sudah pas dan kamu sudah saatnya

mengetahuinya Elie. Aku pun mengetahui cerita ini dari kakekku dulu.

Dulu Antlander adalah sebuah negara yang sangat makmur. Hampir seluruh rakyatnya

sejahtera. Tidak hanya di kota ini, namun di kota-kota dan desa-desa wilayahnya tercukupi

kebutuhannya. Negara ini menjadi rujukan bagi negara-negara lain yang ada di benua ini,

baik dari segi ekonomi, pendidikan, sosial, politik, seni, dan budaya. 90 persen warganya

melek huruf. Banyak sarjana-sarjana dikirim ke wilayah-wilayah untuk mecerdaskan rakyat.

Demokrasi ditegakkan dengan baik.

Sebutan Maha Presiden dulu tidak ada, yang benar adalah Presiden sebagai sebutan

pemimpin negeri ini. Yang setiap lima tahun akan diganti dengan pemilihan umum. Tapi

semua itu berubah sejak satu abad yang lalu.

Semua berubah ketika persaingan politik tidak lagi untuk kepentingan rakyat. Partai-partai

politik mulai menggunakan Money Politic dimana-mana. Rakyat dibodohi lewat kebijakan

korporasi. Para pelajar dibungkam dengan propaganda Study Oriented. Hanya memikirkan

kepentingannya sendiri. Kaum-kaum intelektual dijejeli oleh kemewahan dunia dan

melalaikan mereka.

Kala itu kekuasaan berada di tangan Partai Rakyat Raya. Partai yang dipimpin oleh ketua

konglomerasi keluarga Sarkand. Partai yang memiliki banyak perusahaan dan media koran

negara. Dengan mudah mereka membodohi masyarakat dan membuat undang-undang

yang seenak mereka.

Page 39: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Pada awalnya pemilu tetap dijalankan, namun selalu keluarga Sarkand yang menang. Mulai

dari Ross Sarkand. Setelah dua periode dimenangkan istrinya Vien Sarkand. Setelah itu

dilanjutkan anaknya Reiss Sarkand dan seterusnya hingga sekarang pada generasi ke

empat Ford Sarkand. Lalu muncullah konstitusi mengkultuskan keluarga Sarkand. Dan

berubahlah negara ini menjadi kerajaan.”

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

<your battery is low- your PC will turn off automatically>

“oh tidak... filmnya belum selesai”

Belum sempat menyimpan film Nara laptop Andri mati.

“Lembaran Kusam Kita”

Oleh : Diana Daniati (anaidati)

“Jadilah dirimu sendiri, jangan jadi orang lain yang selalu ingin meratapi masalah yang

membuatmu menangis. Dan jangan selalu memikirkan ayahmu yang entah kemana.

Sekarang kamu harus memikirkan diri sendiri agar kamu menggapai cita-cita yang kamu

impikan selama ini.

Saat kamu jadi orang sukses dan orang yang terkenal pasti ayahmu nyadar bahwa ia

meninggalkan keluarganya, dan dengan cara itulah kamu bisa menemukan ayahmu dan jadi

orang sukses. –M. Zulham Effendi-“

Apa yang lebih indah mendapat memo singkat tersebut dari teman dekat mu?

Rancu kalau harus disebut sahabat apalagi keluarga, karena nyatanya kami baru saja kenal,

yaaa.. tepatnya beberapa bulan lalu. Saat kami sama-sama mendaftar dan lulus di SMA

yang sama, dan secara kebetulan kami berada di kelas yang sama serta kami berasal dari

daerah yang sama.

Muhammad Zulham Effendi, tapi ia lebih suka dipanggil “Uaam”.

Dia salan seorang yang mengajarkanku apa arti sebuah ikatan, tidak hanya menyemangati

tapi juga mencaci. Hubungan kami lebih tepatnya disebut sebagai musuh bebuyutan,

sebutan 5 tahun lalu, daripada pertemanan.

Karena tanpa sengaja kami selalu menyemangati satu sama lain lewat cacian yang kami

lontarkan. Pernah suatu ketika, tepatnya saat kami berada di semester genap tahun pertama

di SMA. Saat itu merupakan bulan-bulan paling menakutkan di sekolah ku, karena sudah

waktunya evaluasi pembelajaran selama satu tahun.

Setiap siswa akan di panggil satu persatu memasuki ruangan yang suram, dan di dalam

ruangan tersebut ada beberapa orang penting di sekolah, salah satunya yaitu Kepala

Sekolah kami yang terkenal dengan sebutan “Pak De”.

Page 40: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Murid-murid memberi sebutan tersebut karena segan untuk menyebutkan nama beliau, jika

salah sebut sedikit sAja maka kata-kata sakti beliau akan mengisi seluruh sekolah. “Bodoh”,

beliau adalah orang yang tidak sungkan untuk mengatakan kata “itu” kepada siapa saja,

karena hal tersebut pula, sangat sedikit murid yang ingin bertatapan secara langsung

dengan beliau.

Kembali ke cerita awal, saat itu tiba giliranku untuk masuk ke ruangan sidang evaluasi. Saat

keluar aku segera d sambut oleh teman-temanku, mereka berebut menanyakan apa

keputusan akhir dari sekolah untukku. Apakah aku dipindahkan secara paksa atau tetap

berada di sekolah itu, dan akhirnya aku membuka amplop yang ada ditangan ku.

Ternyata aku naik kelas dengan syarat atau lebih tepatnya, aku akan di evaluasi kembali

setelah ujian Mid Semester ganjil di tahun kedua. Lega, juga ragu aku masih bisa

melanjutkan belajar di sekolah ini.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kerumunan teman-temanku, dan lari menuju

asrama putri, tetapi di pertengahan jalan aku dikagetkan oleh sesosok anak laki-laki yang

kelihatannya sengaja duduk di depan asrama sedang menunggu seseorang.

Saat itu aku tidak ingin memastikan siapa lelaki itu, tanpa disadari dia memanggilku, dan

kemudian berkata,

“Kamu masih bisa lanjut, kan?”,

Aku mendengarnya samar-samar, bahkan ku kira ia berbicara dengan orang lain.

Tapi ia melanjutkan bicaranya,

“Jangan lupa untuk membuka lokermu! Dan jangan jadi orang pemalas lagi!”

Siapa yang tak geram, kalau dengan sengaja ada orang yang mengataimu sebagai orang

pemalas. Berhubung suasana hatiku sedang tidak baik, aku menghiraukannya dan berlari

menuju kamarku.

-Libur sekolah-

Tahun kedua ku di SMA…

Seperti biasa, sekolah di mulai dengan Morning Invection, Upacara, Pengumuman

Peraturan Baru di Semester Baru, English days, yang berbeda hanya belum ada

penghukuman bagi yang melanggar peraturan, karena hari ini merupakan hari pertama

sekolah di mulai.

Selesai upacara, murid-murid dibariskan untuk memasuki kelas masing-masing, sudah

tradisi, semua harus terlihat rapi bahkan dalam hal menyusun sepatu sebelum masuk kelas.

Hari itu pula, pertama kalinya aku membuka lokerku setelah hari evaluasi semester lalu.

Tidak ada yang berubah, kososng seperti biasanya, karena memang aku tidak suka

menyimpan barang-barangku di loker hanya untuk berjaga-jaga bila ada pemeriksaan dari

pihak sekolah. Tapi, hari ini aku melihat beberapa kertas yang dilipat sangat kecil di pojok

lokerku. Aku tidak ingat kapan aku menyimpan benda itu di loker, karena penasaran aku

mengambilnya dan membuka lipatan tersebut. Tidak ada yang istimewa, bayanganku saat

Page 41: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

itu. Yang dapat kusimpulkan saat itu, ternyata aku memiliki seorang fans yang tidak segan

menyebutkan namanya di kertas tersebut.

Saat itu aku terlalu malas untuk mencari tahu siapa yang menuliskan memo-memo tersebut,

tapi akhirnya aku mengetahuinya setelah kelas tahun kedua ku di mulai. Beberapa pasang

mata terus mengawasiku dan mencuri-curi senyum kepadaku, aku masih malas

menanggapinya, karena aku baru saja mengenal mereka beberapa menit yang lalu.

Dua bulan berlalu, hingga akhirnya pengumuman jadwal untuk mid test.

Aku merasa gerah setelah mengetahuinya, karena minggu-minggu mid testlah yang akan

memutuskan apakah aku akan berlanjut di SMA ini atau tidak.

Aku mulai sibuk mencari bahan untuk mid test, belajar siang malam, tapi belum ada

perubahan, hingga malam itu..

Mereka datang kepadaku dan menawarkan untuk belajar bersama, dengan seorang teman

yang dianggap mampu untuk mengajari kami. Sebenarnya aku ingin menolak, tapi aku

sangat membutuhkan bantuan seseorang saat ini. Dan akhirnya aku dikenalkan dengan

seorang teman yang mereka sebut “Lecture” yang jika diartikan yaitu dosen. Disebut seperti

itu karena dia memang terkenal pandai mengajari seseorang dan membuat mereka benar-

benar paham terhadap apa yang ia ajarkan.

Sekarang aku terbiasa belajar dengan dia –Lecture-, bahkan jika aku kesulitan sedikit saja,

yang pertama ku cari adalah dia, tidak perduli dimana tempatnyanya, kelas, kantin, asrama,

aula, bahkan taman sekolah. Satu bulan berlalu, tiba saatnya mid test.

Mid test berlangsung selama dua minggu, dan aku melaluinya dengan percaya diri hingga

mendapat hasil yang cukup memuaskan. Aku sangat berterima kasih oleh beberapa orang

yang kusebut sebgai fans ku. Berkat mereka aku lulus di mid test kali ini.

Tidak hanya itu, sekarang aku juga memiliki teman yang bisa diajak untuk bertukar pikiran,

walau masih belum terbiasa tapi aku senang walau hanya mencuri-curi senyum dengan

mereka. Bahkan aku semakin dekat denga Lecture, aku berusaha untuk mengenalnya lebih

jauh lagi. Di sela-sela belajar kami setiap malam, aku dan dia terkadang menuliskan surat-

surat kecil walau sekedar untuk bertukar cerita yang singkat. Aku mulai mengetahui bahwa

ia merupakan orang yang taat ibadah, begitu menjunjung keluarganya, setiap semangatnya

selalu dilandasi oleh dasar-dasar karena Allah SWT semata. Siapa yang tidak kagum

dengan seseorang seperti dia, aku bahkan sempat menuliskan di buku Diary ku “ I feel Love

Him” tanpa sadar.

Tahun kedua di SMA berlalu, dan sekarang kami sudah ada di semester akhir SMA. Bulan-

bulan yang sulit, karena kami dituntut sudah harus menentukan kemana kami akan

melanjutkan pendidikan.

Lecture menceritakan kepadaku, saat kami duduk di bawah pohon di seberang aula asrama,

bahwa ia akan memilih Teknik sipil UGM. Sedangkan aku belum memutuskan apapun.

Tetapi saat ia berkata seperti itu, ada beberapa pertanyaan yang mulai muncul dipikiranku,

Page 42: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Apakah aku bisa belajar dengan orang selain lecture?”, “Apakah nilaiku akan sebagus

sekarang bila tidak bersama lecture?”

Pertayaan-pertanyaan tersebut yang membuatku memutuskan bahwa aku harus

melanjutkan pendidikan yang sedekat mungkin dengan lecture walau dengan tingkatan yang

berbeda dan akhirnya aku memeutuskan memilih Pendidikan Luar Biasa UNY untuk pilihan

pertama ku.

Sedikit konyol memang, tapi aku benar-benar merasa bergantung kepadanya.

------

Lecture lulus di teknik sipil UGM melalui jalur SNMPTN, tidak heran. Karena dia merupakan

murid kebanggaan SMA kami, ia bisa membawa nama sekolah kami sampai tingkat nasional

di OSN Tingkat SMA bidang biologi. Dan aku, masih kurang beruntung karena harus

mengikuti tes SBMPTN. Sebelum tes SBMPTN di mulai, ternyata lecture sudah harus pergi

ke Jogja untuk mengurus administrasi pendidikannya, saat itu aku benar-benar tidak ingin

menemuinya bahkan hanya sekedar melambaikan tangan. Keyakinan ku snagat dalam saat

itu, bahwa aku akan bisa menyusulnya ke Jogja.

---

SBMPTN berlangsung, lecture masih terus mengirimi ku pesan dan menyemangatiku,

bahkan ia menuliskan sebuah pesan singkat sebelum berangkat ke Jogja yang sekarang

tertempel di di dinding kamar ku.

Saat pengumuman SBMPTN, aku berebut dengannya untuk melihat hasil ujianku, dan

ternyata aku lulus di UM yang ku tempatkan sebagai pilihan keduaku. Senang juga sedih,

karena nyatanya aku tidak lagi bisa belajar bersama dengan lecture. Tapi selalu ada saja

cara agar kami bisa bertemu. Pada saat waktunya pendaftaran ulang, aku harus transit di

Jogja karena kakak kelasku yang berada di Malang sedang pulang kampung sehingga aku

di antar ke Jogja dengan dalih akan ada yang mengantarkan ku ke Malang saat daftar ulang.

Keadaan itu sangat menguntungkanku, karena setidaknya aku diberi waktu satu bulan

sebelum harus benar-benar tidak melihatnya. Kami melewati wkatu bersama, ia mengajakku

berkeliling UGM dan UNY, mengajariku bersepeda, mengitari malioboro, melewati puasa

bersama bahkan lebaran bersama. Satu bulan ternyata sangat cepat hingga akhirnya aku

harus tersadar dari mimpi indahku, bahwa sekarang aku sudah ada di dunia nyata.

Kenyataan bahwa aku sudah di Malang dan ia Jogja. Sekarang kami memang sangat jarang

dapat meluangkan waktu bersama, tapi kami selalu memberi kabar satu sma lain tanpa lupa

setiap harinya. Hubungan kami bahkan lebih dari sekedar teman sekarang, karena ia lebih

tepat disebut sahabat, pacar, bahkan keluarga. Sampai sekarang pun kami masih terus

berkomunikasi.

Keadaan sekarang bahkan lebih maju dibanding waktu sma, aku lebih mengenal

keluarganya, ibu, ayah dan kakak-kakaknya bahkan sepupunya. Menyenangkan memang,

ia bahkan berjanji untuk datang kewisudaku dan membawakanku bunga Daffodil dengan

buket yang besar, begitu pula aku.

---

Page 43: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Tetapi.. seketika aku terhenti, dan tersadar bahwa semua yang kuceritakan adalah isi dari

diaryku. Impianku memiliki sahabat seperti itu, hanya semu.

Aku membuatnya senyata mungkin di dunia ini

Saat ini umurku 20 tahun, dan aku berusaha kembali membuka lembaran kusam kita-

lecture- yang kucerikan dengan sangat indah di dalam sana, cerita kita.

-Lecture : Safaruddin Ardi Daud-

Karena Air Mengalir Tanpa Ujung

Oleh: Dahlia Mar’atus S.

“Daripada menjadi seorang konsultan kayak Bapak mending jadi guru saja Le, bisa bimbing

anak-anak jadi pinter, sekaligus bisa membangun negara. Tahu sendiri kan kalau di

pembukaan UUD ada misi untuk mencerdaskan bangsa. Kau dulu sudah mempelajarinya

bukan. Jadi guru itu enak Le, ndak aneh-aneh dan ndak macem-macem. Malah bisa jadi

tugas mulia di mata Allah”, pesan Mama Aska.

“Enggih Ma enggih, tapi Ma Aska ndak ada niatan buat jadi guru tuh. Aska ndak begitu suka

anak-anak. Kalo seumpama pas Aska ngajar, terus ngajarnya Aska nggak bener gimana.

Kan nanti dipertanggungjawabkan di akhirat Ma”, ungkap Aska.

“Mangkanya jangan ngajarin yang nggak bener Aska”, sela Mama Aska.

***

Pagi itu, segaja berselimut angin berembun yang membuat udara semakin dingin

dan mengundang para pemalas kembali tidur. Pagi yang ditemani langit petang itu, hanya

dipenuhi kawanan angkutan kota yang siap mengatar penumpang untuk kembali

beraktivitas. Pagi yang sedikit gerimis itu, mengingatkan Aska pada ulasan ilustrasi masa

kecil yang membuat ia semakin rindu. Dari kaca yang berukuran satu kali dua meter di

ruagan luas, ia mengalihkan perhatian pada kawasan yang dari subuh sesak mayoritas ibu-

ibu membawa barang belanjaan. Tempat itu tak lain adalah pasar Kaulus yang konon adalah

bekas tempat perlindungan rakyat Manila ketika berada di Indonesia. Dengan turun-

temurunnya peranakan mereka yang kemudian menikahi manusia pribumi, warga Manila

pun semakin langka bahkan sudah jarang ditemukan mengingat lebih dominannya wajah

pribumi yang menjadi anak-anak mereka. Hanya tersisa nama Kaulus yang dicetuskan oleh

Tetua pada zamannya, yang tetap dipertahankan menjadi nama sebuah pasar di Batavia.

Sambil menikmati seduhan kopi, Aska tertarik dengan salah satu sudut pasar yakni

momen bergandengan erat salah seorang anak laki-laki dengan nenek yang tampilannya

sangat sederhana berbalut kutubaru di tubuhnya. Anak itu dengan gembiranya menenteng

tas kecil yang terlihat agak lusuh sambil belepotan memakan irisan buah semangka. Ia

Page 44: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

teringat Mbah Utinya yang selalu membawakan semangka dari sawah, sebab cucu

kesayangannya sangat menyukai kesegaran dari sari-sari buah itu. Entah bagaimana kabar

Mbah Utinya di surga sekarang, hanya lewat doalah Aska menitipkan salam pada Tuhan

untuk Utinya.

“Aska sekarang sudah besar Uti, dan Aska sudah bisa beli semangka sendiri”, katanya.

***

Tahun yang terlalui itu membuat Aska semakin rindu. Aska yang sekarang berjajar

dengan orang-orang berpengaruh di Jakarta sudah tak pernah menahu kabar Mama yang

menyuruhnya terus belajar melulu. Ia sekarang dibisingkan dengan pekerjaan monitoring

komunikasi ini-itu yang sudah sangat membosankan untuk taraf konsultan media. Mama

yang dulu selalu mendoakannya dengan khusuk apalagi saat perayaan ujian tiba, telah

menjadi sosok lain bagi Aska. Mama yang mencintainya dengan tulus kala, telah menghilang

tanpa jejak dengan sebab yang menurut Aska tak masuk di akal. Mama yang sederhana

senyumnya, Mama yang selalu menghidangkan masakan khas lidah jawa, mama yang

bangun pagi-pagi benar untuk menyiapkan sarapannya, kini tak pernah ia temui lagi.

Disamping ia benci dengan ketidakpamitan Mamanya yang memilih untuk pergi, ia

juga diam-diam menyembunyikan rasa rindu serindu-rindunya. Bahkan hujan yang sengaja

turun dengan sangat deras untuk menepis rindu mereka pada bumi adalah hal yang paling

Aska benci. Ia tak merasakan hal seberuntung hujan dimana dapat memeluk bumi dengan

sepuasnya, hal dimana ia dapat memeluk kembali Mamamnya dengan erat seperti sedia

kala.

Kebencian Aska pada takdir lebih besar daripada kebencian pada Mamanya. Takdir

yang bekerja sama dengan seperangkat pejabat desa membuat tipu muslihat jahat yang

sangat ia ingat hingga sekarang dan bahkan akan dibawanya mati sekalipun. Kejadian lima

belas tahun lalu sengaja menjadi pukulan terbesar bagi Aska. Desa yang saat itu kebetulan

dilanda rundungan pilu dengan padi yang tak tumbuh subur dan hanya terdapat hama ganas

yang dengan gilanya tidak hanya menyerang sawah bahkan ladang dan kebun sekalipun,

telah menjadi permulaan kebencian bagi Aska.

Desa yang asri itu berubah drastis menjadi politik kotor pemeras warga yang

diketuai oleh Kepala Desa baru, Pak Lurah yang dipilih tanpa diketahui akal busuknya oleh

warga. Betapa tidak tergiur oleh janji manisnya, warga diberikan kesanggupan tunjangan

tinggi bagi para petani yang sawahnya terserang hama. Tidak hanya itu ia juga

menyejahterakan rakyat dengan sering memberikan bantuan berupa sembako dan barang-

barang rumah tangga lainnya pada warga yang dirasa kurang mampu, dan ia juga

merencanakan perbaikan jalan persawahan agar dapat dipakai oleh para petani yang

bekerja.

Page 45: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Akan tetapi, setelah kurun waktu sekitar dua bulan dari terpilihnya Pak Lurah

bangsat itu, ia menunjukkan sisi kejinya pada warga dengan tagihan pajak yang setiap

bulannya naik, dengan alasan untuk tambahan dana perbaikan jalan. Sisi baiknya masih ia

perlihatkan sebagaimana memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan

dan memperbolehkan warga untuk membayarnya berupa cicilan dalam jangka waktu yang

cukup panjang. Namun, tak disangka hutang yang diberikan kepada warga ternyata

berbunga luar biasa seperti laut dalam segara. Warga baru menyadari hal tersebut ketika

hutang yang mereka bayarkan kepada lintah darat itu tak kunjung habis.

Semakin serba miskinnya desa itu semakin tak berdayanya masyarakat. Musibah

itu tak melewatkan keluarga Aska. Mama Aska banting-tulang untuk perawatan obat

suaminya dan menghidupi anggota keluarganya yang jumlahnya tidak sedikit. Mereka serba

kekurangan apalagi setelah Bapak Aska tiada. Dengan adanya program Lurah yang

memberikan pinjaman berbunga, membuat Mama Aska terpaksa melakukan transaksi

dengan Kepala Desa yang tidak diketahui oleh satupun keluarganya. Harapan satu-satunya

Mama Aska adalah sawah dan ladang peninggalan Bapak yang kelak ia jadikan jaminan

apabila tidak dapat melunasi hutang.

Kedewasaan Aska dan adik-adiknya pertanda semakin banyak pula kebutuhan

yang harus dipenuhi, dan semakin menumpuk hutang yang telah ia pinjam dari Pak Lurah.

Ladang telah terjual, sawah telah tiada, bahkan hampir separuh perabotan rumah tangga

telah dilelang pada pasar dan ditawarkan pada pembeli. Semua semakin sulit, serba

berbelit, dan hutang melilit. Usaha dan harapan yang Mama Aska rencanakan dari awal

telah kandas, yang tersisa hanyalah keluarga mereka.

Mama Aska yang sangat cantik dan masih cukup muda membuat Kepala Desa

tertarik untuk menjadikannya selir. Ia pun memanfaatkan hutang yang ia berikan kepada

Mama Aska untuk menjadi tombak tawarannya. Kerap kali para petugas datang ke

kediaman Aska untuk menagih pembayaran yang telah beberapa-bulan belum dibayar.

Bunga semakin besar, semakin menumpuk dan alhasil hanya nafas yang tersisa. Strategi

Pak Lurah tua yang bangsat itu telah berhasil, ia juga tahu bahwa hal seperti ini adalah cara

yang paling ampuh untuk melumpuhkan keluarga Aska yang dulunya adalah keluarga

terpandang, apalagi Mama Aska terkenal dengan wanita tercantik di Desa.

Karena air terus mengalir tanpa ujung, tentu tak ada pilihan lain saat itu. Aska yang

baru berusia 11 tahun tak memiliki apa-apa untuk mempertahankan Mamanya yang diseret

paksa oleh para bedebah. Ia memeluk Mamanya dengan erat, menangis sejadi-jadinya dan

membuat para tetangga mereka prihatin dengan kejadian itu. Salah seorang tetangga yang

iba mencoba untuk memberikan opsi dan membujuk mereka agar tidak membawa Mama

Aska dengan cara yang keji. Namun, semuanya nihil, hanya kesia-siaan yang tersisa. Aska

berusaha mengejar mereka dengan berlari sejauh mungkin, sekuat nafas yang ia miliki,

Page 46: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Aska berusaha menjerit dan menghujat para bedebah itu sejadi-jadinya, namun ia justru

mendapat luka lebam yang membuatnya tak sadarkan diri.

Bertahun-tahun Aska menunggu, berharap kabar burung datang walau sekedar

menyampaikan pesan bahwa Mamanya baik-baik saja. Hingga dewasa ia tak pernah melihat

batang hidung Mamanya sampai masa jabatan Pak Lurah usai. Ia mencoba mencari dimana

keberadaan Mamanya ke satu ke desa lain, bahkan ke luar kota sekalipun. Ia sangat keras

bekerja untuk mengumpulkan uang sebagai modal mencari wanita kesayangannya. Ia

berharap takdir lain berpihak padanya.

***

“Daripada menjadi seorang konsultan kayak Bapak mending jadi guru saja Le, bisa bimbing

anak-anak jadi pinter, sekaligus bisa membangun negara. Tahu sendiri kan kalau di

pembukaan UUD ada misi untuk mencerdaskan bangsa. Kau dulu sudah mempelajarinya

bukan. Jadi guru itu enak Le, ndak aneh-aneh dan ndak macem-macem juga. Malah tugas

mulia di mata Allah” pesan mama Aska.

“Enggih Ma enggih, tapi Ma Aska ndak ada niatan buat jadi guru. Aska ndak begitu suka

anak-anak. Kalo seumpama Aska ngajar terus ngajarnya nggak bener kan nanti

dipertanggungjawabkan di akhirat Ma” ungkap Aska.

“Mangkanya jangan ngajarin yang nggak bener Aska” sela Mama Aska.

Adalah kata terakhir yang ia bincangkan dengan Mama dalam bunga tidur. Pada

kaca jendela yang ia pandangi itu, ia menyadari sisi lain pesan Mamanya untuk menjadi

seorang guru. Disamping merupakan pekerjaan yang mulia, menjadi guru adalah pekerjaan

mendidik. Mendidik generasi-generasi agar tidak menjadi sosok sehalnya Pak Lurah

bangsat. Mendidik agar para penerus tidak menjadi seorang pemeras, mendidik agar dunia

ini tidak dipenuhi manusia-manusia kotor, dan mendidik agar kita tidak akan kehilangan

orang yang kita sayangi untuk kedua kalinya. Aska tak akan mengecewakan pengorbanan

Mama.

“Mama memang telah tiada di dunia, tapi mama hidup disini Aska dan kamu harus

ingat itu”, Kata mama sembari menunjuk dada dan memeluk Aska.

Karena air terus mengalir tanpa ujung, tentu tak ada pilihan lain.

Namun, ingatlah di dunia ini kau takkan pernah sendiri. Mama menyayangimu.

Page 47: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Dustamu Menistakan Agamaku

(Kisah Nyata, Februari 2017)

Oleh: Nikmatus Solikah

“Ya Allah, mengapa orang itu tak sekalian merampas nyawaku? Siapa yang

sanggup memikul beban seberat ini? Ya Allah, ingin rasanya ku langkahkan kaki berlari

menuju Jalan Suhat sana, lalu memanjat jembatan gantung dan terjun bebas ke bawah

derasnya aliran Sungai Brantas. Tak peduli mayatku akan mengambang di belahan bumi

mana, tak peduli jika akhirnya mayatku akan ditelan oleh dasar palung Samudera Hindia,

yang jelas aku benar-benar tak sanggup melihat kesedihan orang tuaku nanti. Ya Alloh,

jikalah itu bukan bentuk kufur terhadap nikmatMu dan jikalah bukan karena iman yang Kau

tiupkan dalam dadaku, tentulah aku menghadapMu dalam keadaan kufur, mati bunuh diri.”

Hatiku mendesah panjang di bawah rinai hujan Jalan Veteran.

Tiga jam aku menunggu, tidak mempedulikan hujan yang jatuh di wajahku hingga

antaranya dan air mataku bersatu mengaliri pipi dan hidungku yang memerah. Hanya

sayyidul istighfar yang ku lantunkan pelan sambil mengulang-ulang kalimat “a’udzu bika min

syarri maa shona’tu”. Air mataku semakin mengalir deras saat aku yakin bahwa HP dan

notebookku benar-benar dibawa kabur oleh orang itu.

Andai aku diizinkan untuk kembali hidup di jam 07.45, Rabu 8 Februari 2017 yang

lalu, aku tidak akan membawa notebook dan HP kesayanganku dengan tas jinjing, aku juga

tidak ingin lewat Jalan Terusan Ambarawa agar tak bertemu dengan bapak setengah baya

dengan badan agak berisi, tidak terlalu tinggi, berkumis, berjaket hitam, bersepeda motor

ungu, yang berpura-pura baik, namun perangainya bejat dan tidak tahu kasihan itu. Jujur

saja, aku pun tak habis pikir mengapa setelah pengendara sepeda motor itu menepuk

bahuku dari belakang, seketika itu aku mau dan merasa bahagia saat ia menawarkan diri

untuk mengantar ke kampus, padahal kami tidak saling mengenal dan aku tidak terlalu suka

berboncengan dengan laki-laki.

Petaka itupun dimulai. Bukannya orang itu menurunkanku di Jalan Surabaya, tapi

terus membawaku ke depan Jasa Tirta. Dengan mata berkaca-kaca orang itu menasehatiku

untuk menjaga sholat lima waktu, tahajjud, tasbih dan hajat karena saat itu diriku

menghadapi cobaan yang teramat berat. Ia pun lanjut bercerita bahwa ada seorang lelaki

yang dendam kepadaku karena cintanya tak terbalas. Cinta ditolak, dukun bertindak. Ia

mengirim mantra agar diriku tak kunjung dipertemukan dengan jodoh sampai tua sekalipun,

apapun yang ku usahakan saat ini tak akan menghasilkan kesuksesan di masa depan dan

yang lebih mengerikan dalam waktu dekat perutku akan membesar karena sedang

mengandung ular dan buaya. Yang lebih membuatku ingin menangis bahwa petakaku ini

bisa membuat kedua orang tuaku shock, lalu meninggal -katanya-. Di dalam tubuhku ini

bersarang tujuh paku dan selama ia tidak dikeluarkan, maka kesialan tadi akan benar-benar

terjadi.

Wahai, siapakah yang tidak takut mendengar cerita seperti itu? Mohon jangan

membawa-bawa orang tuaku, biarlah aku saja yang menanggung. Sungguh ketakutan yang

Page 48: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

merajalela, hingga otakku tak lagi berfungsi sebagai pembeda antara hal yg tidak dan masuk

akal. Aku diam, linglung. Orang itu beristighfar beberapa kali dan berkata “ya Allah, Dek.

Mimpi apa kamu semalam sampai dipertemukan denganku. Kalau tidak, apa yang akan

terjadi padamu? Sungguh Allah itu maha adil dan penyayang”. Kecemasan semakin

menjajah jiwa, tak ayal saat itu juga aku mendesaknya untuk mengeluarkan paku-paku itu.

Aku pun terus mendesaknya.

Orang bejat itupun bersedia, tapi dengan beberapa syarat. Pertama, ia tak mau

menerima pamrih dalam bentuk apapun dariku. Kedua, jika kelak aku sukses, maka aku

tidak boleh menjadi orang yang sombong. Ia pun membawaku ke taman kunang-kunang di

Jalan Semarang, ia memerintahku untuk banyak membaca istighfar di sepanjang jalan.

Sesampainya, aku diminta untuk membaca surat al-fatihah tiga kali, juga membaca kalimat

takbir dan benarlah saat ia menggigit jari tengahku dari mulutnya keluar satu paku yang

hampir berkarat. Lagi-lagi, otakku seperti kehilangan jobnya, mengapa tak berfikir apakah

paku itu berasal dari dalam tubuhku atau itu hanyalah rekayasa? Yang ada malah

desakanku semakin menjadi-jadi kepada makhluk -yang entah harus ku sebut apa itu- agar

ia mengeluarkan semua paku yang ku fikir benar-benar ada di tubuhku.

Sepeda motor ungu itu lalu membawa kami menuju taman singa dekat stasiun kota,

alasannya bahwa paku-paku tersebut tidak bisa dikeluarkan sekaligus di satu tempat -

katanya-. Adegan sama terulang lagi, hanya saja saat itu aku diminta membaca surat al-

ikhlas juga ayat kursi dan yang keluar dari mulutnya adalah dua paku bengkok yang

berkarat. Saat itu, sang bapak sempat bertanya apakah aku memakai perhiasan emas, ku

jawab dengan tidak karena ayahandaku bekerja di sawah yang penghasilannya memang

tak seberapa. Pertanyaan yang lain adalah mengenai uang yang ada di dompet, ATM dan

kos. Pertanyaan itu semuanya ku jawab dengan jujur, bahwa uang di dompet tinggal 30k, di

ATM 50k dan di kos tidak ada.

Jelas saja saat itu saldo ATMku menipis di awal bulan, beasiswa bidik misi Bulan

Februari ku habiskan untuk membeli buku hingga melampaui 150k, servis notebook 370k

dan sisanya sebagai biaya hidup. Pada hari Ahad 5 Februari 2017, tepatnya saat perjalanan

pulang mapaba raya PMII 2017, ku sempatkan singgah di ATM BTN di Jalan Sigura-gura

untuk mencairkan beasiswaku sebagai biaya servis notebook karena saat itu aku tidak ikut

rombongan, tetapi nebeng pada salah satu seniorku. Saking bersemangatnya, sesampai di

kos, yang ku lakukan hanya menaruh tas, lalu berlari menuju tempat dimana notebookku

berobat. Seperti mimpi saja bahwa notebookku bisa sehat seperti sedia kala mengingat

kerusakannya sangat parah.

Sungguh indahnya, aku sangat merindukan notebookku itu untuk menjadi teman

hidupku kembali. Sekian lama ia harus berobat ke tukang servis karena aku terlalu

memforsirnya selama ini, terutama untuk mata kuliah SIG. Bagaimana mungkin aku

memaksa notebook dengan prosessor intel atom untuk melakukan yang seharusnya

dilakukan oleh laptop core i5. Hari Senin dan Selasa ku habiskan hidup berdua bersamanya

untuk merangkai tugas makalah bersama-sama, sayangnya sebelum file makalah tersebut

ku salin ke dalam flashdisk, Rabu pagi notebookku tercinta berpindah tangan.

Page 49: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

***.

Sepersekian menit berlalu, kami menuju daerah Blimbing sekitar Terminal Arjosari.

Saat itu, ia hendak membawa tas jinjingku yang berisi HP dan notebookku untuk sholat

dhuha bersamanya di Masjid al-Fatah, Blimbing, agar kedua benda tersebut menjadi salah

satu perantara kesuksesan dan penangkal kesialan, tapi anehnya aku harus kembali ke

Lowokwaru, tidak diperbolehkan menyertainya.

Aku bimbang dan ia menangkap raut wajahku. “Kenapa, Dek? Jangan suudhon!

Jika kamu suudhon ke aku, aku tidak akan membantumu mengeluarkan sisa pakumu itu.

Haram bagi saya untuk membawa barang yang sama sekali bukan hak saya. Na’udzu billah,

dek. Ingatlah bahwa Allah itu maha melihat terhadap apapun yang kamu perbuat, meskipun

kamu bersembunyi dimana pun” dengan mantap kalimat demi kalimat itu mengalir seperti

dari mulut orang yang sangat tinggi ilmunya, tapi pengamalannya-lah yang patut

dipertanyakan.

Wahai, siapakah yang lebih menistakan agama islam daripada seorang muslim

yang menutupi perbuatan kejinya dengan kedok agama? Bukan seorang non-islam yang

sembarangan menanggapi ayat Quran menurut persepsinya sendiri dan sempat

menggegerkan Indonesia beberapa waktu lalu. Bukankah itu wajar karena ia memang tak

mengerti betapa agungnya kalam samawi terakhir yang dicintai bahkan dihafalkan oleh

banyak orang di dunia itu, yang jumlah penghafalnya tak kan terlampaui oleh penghafal kitab

apapun sepanjang zaman? Mengurusi orang semacam itu tidak ada gunanya, toh ia bukan

ulama’ yang fatwanya akan dianut mayoritas muslim Indonesia dari berbagai kalangan dan

mengurusinya hanya akan mendatangkan perpecahan antar ummat beragama.

Barulah jika apa yang diucapkan oleh orang itu diucapkan oleh ketua MUI, itu bisa

disebut penistaan agama. Tidak ada yang bisa menistakan agama islam kecuali muslim

sendiri, bukankah berbahaya jika yang ditipu oleh orang tadi adalah bukan diriku, tapi orang

non-islam? Bukankah kemuliaan citra islam di mata pemeluk non-islam akan ternodai

dengan perbuatan orang itu?Apa yang akan ia katakan setelah ia ditipu oleh muslim dengan

membawa nama tuhannya, padahal islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya

untuk berakhlaq mulia dan seindah apapun kalimat yang dirangkai oleh manusia tak kan

pernah mampu melukiskan kemuliaan islam? Bukankah ini bentuk penistaan agama yang

sangat keji?

contoh penistaan agama yang lain adalah muslim yang sengaja meninggalkan

sholat. Apakah ia tidak tahu bahwa sholat itu ibadah yang paling wajib dan tidak boleh

ditinggalkan selama jiwa ini berada di alam sadar? Apakah ia tidak tahu betapa agungnya

peristiwa nabi Muhammad saat menerima perintah sholat? Mengapa masih saja

meninggalkan sholat? Bukankah itu bentuk penistaan agama islam yang sangat nyata dan

banyak muslim yang melakukan, namun tidak ada yang mempedulikannya?

***

Setelah melihat angkot AL, ia menghentikannya untukku, diberinya uang 5000

rupiah padaku sebagai ongkos. Ia meminta agar menunggunya di depan matos karena 10

atau 15 menit kemudian ia akan datang, meskipun pada kenyataannya yang berjanji tak

Page 50: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

kunjung datang hingga kini. Sebelum naik angkot, aku sempatkan mencium tangannya

bagai ayah sendiri sebagai bentuk penghormatan sebelum berpisah dan itulah terakhir kali

kami bertemu.Saat berada di dalam angkot dan orang itu memutar balik ke arah berlawanan

sambil membawa tas jinjing batikku dengan laju sepeda motor yang kencang barulah

penyesalan itu ada, tapi kakiku seperti terpaku tak bisa beranjak, mulutku kelu untuk

mengucapkan “berhenti, Pak” kepada sopir hingga sampai di Jalan Veteran.

***

Langkahku gontai, ingin mencari pertolongan tapi tidak ada kontak untuk dihubungi

dan tidak ada alat untuk menghubungi. Ku paksa kaki untuk melangkah menuju camp putri

rayon al-Biruni dan juga ke kos, namun hasilnya nihil. Semuanya sepi tak berpenghuni. Saat

itu aku memutar otak untuk mencari pertolongan terdekat dan tiba-tiba teringat sahabatku

yang tinggal di kos lama, Fitry. Saat aku masuk ke dalam kamarnya, ia sedang mengerjakan

tugas. Ku ceritakan semua yang menimpaku sepanjang pagi itu. Ia kaget dan tidak

menyangka bahwa kejadian seperti itu menimpaku, katanya mungkin karena aku terlalu

polos. Wajarlah, bisa dibayangkan ada cewek yang hampir menginjak 18 tahun, tapi sudah

kuliah di semester 4 dan mungkin musibah kubro inilah yang menjadi kado ulang tahun

terindahku.

Ia pun melacak keberadaan HPku yang saat itu terdeteksi di Stikes Maharani, lokasi

yang benar-benar jauh meskipun sama-sama berada di Kecamatan Lowokwaru. Fitry

meminta maaf karena tidak bisa menyertai kesana karena tidak ada kendaraan. Tak ingin

berputus asa, siang menjelang sore itu aku berlari menuju gedung FIS, ku susuri lantai

1,2,3,4 bahkan perpustakaan FIS ku datangi, berharap bisa menemukan seseorang yang

bisa menolong, baik teman sendiri atau senior PMII yang telah ku kenal.

Ekspedisi pencarian terus ku lakukan, lantai demi lantai, namun takdir belum

memihak, tetap saja tidak ada orang yang ku kenal dan sekiranya bisa menolongku. Ku

tunggu di lantai 4 beberapa menit namun tak ada yang lewat, akhirnya aku turun dan

menunggu di lantai 1. Satu jam menunggu, tetap nihil. Tiba-tiba terdengar bagian dari hatiku

berbisik “ya Allah, aku pasrah, aku ikhlas. Engkaulah yang maha kaya dan maha kuasa

untuk mengganti semuanya kapanpun Engkau berkehendak”. Entah itu bisikan tawakkal

atau malah bisikan putus asa, yang pasti tubuhku lelah sekali, dadaku mulai sesak dan saat

itupula ku putuskan untuk kembali ke kos dengan tatapan kosong.

***

Setelah enam jam pulas di alam bawah sadar, aku terbangun. Aku langsung

bergegas menuju kos Fitry dan berada disana sampai pagi. Ia memaksaku agar mau mandi,

aku teringat bahwa terakhir kali aku mandi adalah pagi kemarin terhitung sejak Rabu saat

tertimpa musibah itu, alias 1x24 jam yang lalu. Awalnya aku bersikukuh menolak, tapi

paksaannya membuatku luluh. Sungguh sangat segar terasa saat air mengaliri tubuh,

setidaknya fikiranku bisa agak jernih.

Saat keluar dari kamar mandi ternyata Fitry sudah tidak ada karena ia kuliah pagi

dan betapa terharunya aku saat ku buka tasku ada uang 70 ribu rupiah. Betapa ia mengerti

tanpa bertanya, bahwa uang yang ku punya saat itu hanya cukup untuk ongkos pulang. Tak

Page 51: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

salah jika saat kita merantau dan jauh dari sanak famili, maka sahabatlah yang akan

menggantikan semuanya, mulai dari hal yang berbentuk materi, kasih sayang, perhatian

bahkan cinta.

Rencana untuk pulang dan mengakui peristiwa kelangan yang tidak wajar itu

kepada orang tua ingin ku realisasikan pagi itu juga. Entah aku berani menceritakannya atau

tidak, karena dengan pulang meskipun keberanian untuk bercerita tak kunjung muncul,

setidaknya aku bisa melihat wajah orang tuaku yang memberikan semangat untuk bangkit

dan marem nang ati. Aku tak peduli bahwa itu Hari Kamis, ada 2 mata kuliah yang

mewajibkan kehadiran mahasiswa yang sedang menuntut program studinya –termasuk aku-

dan hari berikutnya masih ada 1 mata kuliah. Percuma saja kuliah dalam keadaan otak blank

seperti itu, itu saja yang terlintas dalam benak,toh diriku belum sama sekali mengambil jatah

bolos untuk mata kuliah yang bersangkutan.

Sebelum pulang, ingin rasanya aku berpamitan kepada Naya dan Kristin, kedua

sahabat terdekatku di kelas. Kemarin aku ingin sekali mendatangi kos mereka, hanya saja

terlalu jauh, di Jalan Candi sana. Terpaksa aku berjalan kaki kesitu, yang entah berapa

jauhnya aku belum tau, karena saat itu aku tidak membawa meteran untuk mengukur dan

smartphoneku yang berGPS itu sudah punya tuan baru. Terpaksa pula aku menepis

kengerianku lewat di pinggir makam orang kristen. Bukan karena apa, aku tidak bisa

membayangkan bagaimana siksa kuburnya orang yang mati dalam keadaan menyekutukan

Allah, meskipun pada hakikatnya hak menyiksa adalah hak preogatif Allah dan keislaman

yang saat ini ku peluk bukanlah jaminan untuk mati dalam keadaan islam, pun sebaliknya.

Bayangkan saja, gada -alat pemukul semacam palu- Malaikat Munkar Nakir itu tidak

akan bisa diangkat oleh seluruh manusia dan jin mulai dari era Nabi Adam sampai yaumul

Qiyamah sekalipun, lalu bagaimana sakitnya jika dipukulkan pada tubuh yang lembek

seperti, pasti sangat awesome dan mengerikan sekali. Dalam sebuah riwayat ada yang

menyatakan bahwa jika gada Malaikat Munkar Nakir dipukulkan kepada sang mayyit saat

tidak bisa menjawab pertanyaannya, maka tulang dan dagingnya akan hancur dan

tenggelam sekian meter dalamnya. Na’udzu billah. Karena itulah sahabat ‘Utsman bin ‘Affan

akan tersedu-sedu jika mendengar cerita tentang kubur. Intinya beruntunglah orang-orang

yang bisa mati dalam keadaan beriman dan lolos seleksi pertanyaan malaikat Munkar Nakir.

Cukup dingat-ingat saja bahwa masa depan itu bukan hanya di dunia, tapi setelah roh ini

lepas dari jasad ada kehidupan baru yang juga akan dijalani dan satu hal penting lagi, sekali

pulang ke alam tersebut maka tidak akan lagi bisa kembali.

***

sesampai di kos Naya, yang pertama kali Naya ucapkan saat melihatku datang

adalah “Nikmah, Kamu kemana aja? Aku kepikiran kamu terus. Rabu kemarin kamu kok

nggak masuk, kenapa?”. Subhanallah benarlah bahwa sahabat memiliki ikatan batin,

meskipun tidak memiliki hubungan darah. Ku putar kembali cerita sama seperti yang ku

utarakan pada Fitry hanya saja kalimat penutupnya adalah “Dan sekarang aku mau bolos

kuliah, Mbak Nay. Aku mau pulang saat ini juga, aku udah nggak kuat, Mbak Nay”.

Page 52: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Naya tampaknya tersentak kaget mendengar keputusanku yang terakhir, buru-buru

kalimat persuasifnya mengajukan perang, “tidak bisa, yang hilang itu laptop sama HP,

Nikmah. Jangan sampai semangat kuliah juga ikutan hilang. Ingat Nikmah, semakin sukses

seseorang maka cobaannya semakin besar. Kalo pengen pulang, Jum’at selepas kuliah aja.

Pokoknya Nikmah harus makan dulu, aku masakin telor, habis itu kita berangkat kuliah

bareng. Titik”. Seketika itu lagi-lagi aku merasakan indahnya kekeluargaan dalam

persahabatan dan rasa terharu menyelimuti hati, sampai perasaanku hanya bisa

mengangkat bendera putih dan takluk atas permintaan sahabatku itu. Naya peka sekali

bahwa perutku belum kemasukan apapun dari kemarin kecuali beberapa teguk air minum

di kos Fitry. Saat itu aku mendatanginya dengan wajah pucat dan bibir yang kering.

Kristin yang dari tadi menyimak, hanya menanggapi “Nik, Kamu ke taman kok sama

om om sih? Kok gak sama di bawahnya om om... hahaha. Semangat, Nikmah”. Aku geli

mendengar ucapannya dan langsung tertawa lepas, sejenak melupakan kesedihan atas

musibah kubro-ku di awal tahun 2017 itu. Saat Naya membawa telor mata sapi yang

mengepul, naluri laparku terpanggil. Kalau saat di kos Fitry tadi aku teringat mandi, tapi saat

di kos Naya teringat bahwa terakhir aku makan adalah 1x24 yang lalu juga, dan segalau

apapun aku, ternyata lapar berkuasa di atas segalanya.Pada akhirnya ku makan juga,

bahkan sampai butir terakhir dan tidak ada yang tersisa kecuali piringnya. Bukan karena

apa, karena kita tidak tahu butir nasi mana yang membawa barokah untuk kita, bisa jadi butir

yang terakhir dan juga ada yang berkata bahwa disaat sedang makan bersama-sama, maka

yang makan sampai butir terakhir lah yang akan berangkat hajji terlebih dulu. Maka,

kesimpulannya bisa ditulis menjadi persamaan rumus sebagai berikut.

the power of friend > galau males mandi

the power of laper + the power of friend > galau males makan

***

DARIMU UNTUKMU HANYA PADAMU

Oleh: Lailatul Mauludiyah

Kehidupan selalu berputar layaknya roda yang akan berpusat pada porosnya. Kehidupan

penuh teka teki,penuh cobaan,penuh sandiwara,penuh fatamorgana dan penuh dengan

bumbu-bumbu kepalsuan. Begitu pun dengan alur kehidupan yang ku jalani hingga saat ini.

Mungkin dulu aku adalah orang yang seperti itu dan sekarang aku tak seperti itu lagi karena

ada seseorang yang telah berhasil merubah hidupku. Tak lain lagi kalau bukan kak khakim

hidayat siapa lagi yang bisa merubah duniaku yang putih abu abu menjadi berwarna seperti

saat ini. Dia adalah kakak tingkatku waktu MA dulu dan sekarang dia kuliah di UINSA.

Semua berawal dari dunia maya. Awal aku mengenalnya karena aku mencari info tentang

pendaftaran mandiri di Surabaya. Aku tak punya pilihan lain selain memberanikan diri untuk

bertanya padannya.

Page 53: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Awalnya kita hanya berteman seperti biasa tapi lama kelamaaan kita semakin dekat dan

semakin dekat dan hingga pada akhirnya aku dianggap adiknya sendiri oleh kak khakim.

Sebenarnya tak harus ada ikatan darah untuk bisa menjalin hubungan dekat dengan

seseorang. Hal ini seperti yang ku alami saat ini. Selama aku berjuang untuk SPMB mandiri

dia yang selalu menyemangatiku dan memberikan doa untukku. Dia berpesan padaku

bahwa setiap keinginan pasti akan ada jalan yang terbaik. Dan dia telah menyakinkanku

kalau aku pasti akan bisa masuk di SPMB mandiri UINSA. Tapi ternyata takdir berkata lain

karena aku tidak lulus ujian SPMB mandiri di UINSA. Aku merasa tak ada harapan lagi

untukku karena sudah berulang kali aku gagal. Tapi kak khakim terus menyemangati aku

bahwa pasti aku akan lulus di SPMB Universitas lain.

Dan alhamdulillah akhirnya aku lulus ujian SPMB mandiri Universitas Negeri Malang.

Dan aku sangat bahagia sekali karena pada akhirnya doa dan usahaku di jawab oleh Allah

SWT. Kufikir setelah ini aku sudah tak butuh nasihat-nasihat dari kak khakim lagi karena aku

merasa sudah menjadi mahasiswi dan bisa menentukan pilihanku sendiri. Namun aku salah

kalau aku berfikir seperti itu karena baru pertama kali ini aku menghadapi dunia luar yang

penuh dengan lika liku kehidupan yang sangat membingungkan. Untuk itu aku butuh

penyemangat hidup penasihat hati penenang jiwa. Dan alhamdulillah kak khakim masih mau

mengorbankan waktunnya untukku meskipun jarak telah memisahkan kita tapi itu bukan

berarti alasan untuk kita bisa berbagi cerita kehidupan yang terjadi. Dia selalu memberikan

nasihat nasihat untukku dan pada akhirnya dia berjanji padaku untuk akan tetap menjadi

penasihat hatiku selama dia masih bernafas.

Hatiku bimbang jika aku tak mendengar kabar darinnya. Karena dia orang yang sangat

sibuk tapi ditengah kesibukannya dia akan selalu ingat pada adik kecilnya ini ketika

membutuhkan kata nasihat darinnya. Tak lama ku mengenalnya namun berjuta rasa dan

asa telah kurasakan. Berjuta kenangan telah kudapatkan. Berjuta kata dan nasehatnya telah

dia berikan padaku. Berbagai pengalaman telah kamu bagikan untukku. Awalnya aku

menganggap itu semua biasa namun lama kelamaan semua yang biasa menjadi luar biasa.

Ada apa ini? Aku bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hatiku bimbang jika aku tak

mendengar kabar darinnya. Ada apa dengan hati ini. Apakah aku jatuh cinta padannya?.

Aku tak bisa membohongi hati ini karena memang itu yang sebenarnya terjadi aku jatuh

cinta padannya.

Namun aku akan selalu menjaga rasa ini baik-baik karena aku tak mau dia mengetahui

ini semua. Biarlah semua tersimpan rapi dalam hati dan doa hingga pada akhirnya nanti

akan indah pada waktunnya. Tak ada yang bisa menjamin tak akan ada rasa cinta yang

tertanam dalam hati jika dia adalah orang yang selalu ada untukku. Karena orang yang

selalu ada akan bisa menjadi orang istimewa. Apalagi dengan semua kebaikan dan

perhatian yang telah diberikan. Dan kata-katannya yang menyentuh hati hingga hatiku

terpanah olehnya. Dan semakin lama rasa itu semakin kuat karena seakan akan dia terus

memberikan harapan padaku. Namun aku tak ingin berharap yang lebih karena aku takut

Page 54: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

akan merasakan sakit hati nantinnya. Namun tak akan ada yang tau dengan teka teki

sebuah kisah. Dan hingga pada akhirnya aku memutuskan bahwa rinduku masih pada orang

yang sama adan akan selalu sama dan aku akan selalu menyemogakannya agar aku bisa

bersamannya sampai nanti. Aku bertindak seperti biasa dihadapannya layaknya adik yang

selalu membutuhkan kata nasihat dari kakaknya. Dan Alhamdulillah aku bisa

menyimpannya dalam hati.

Kau ajarkan aku arti kehidupan bahwa dunia tak sesempit yang kukira. Kamu

memaksaku untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Merubah pola fikirku bahwa sekarang

aku bukanlah anak kecil lagi. Aku adalah seorang mahasiswi yang mencari ilmu dan jati

diri yang sebenarnya di Universitas Negeri Malang ini dan akan mampu membawa

perubahan pada dunia. Semua itu tak bisa didapatkan hanya dari bangku kuliah saja. Kita

hidup sebagai makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain. Dengan cara

berorganisasi maka akan didapatkan itu semua. Kak khakim menyuruhku untuk masuk

organisasi PMII sama sepertinnya. Awalnya aku tidak mau karena aku masih belum siap

untuk terjun di organisasi mengingat mata kuliahku yang lumayan sulit dan aku belum

siap menghadapi dunia luar yang penuh tantangan ini.

Dan pada akhirnya aku memutuskan untuk masuk PMII. Dan aku akan berproses

mempelajari kehidupan disini bersama sahabat dan sahabati pastinnya. Semua

karenamu kak aku dapat mengambil pelajaran hidup yang sangat berharga di sini dan

aku akan selalu menikmati proses yang ada dan ku yakin bahwa hasil tak akan

menghianati prosesnya. Ketika aku berada di sini hati dan fikiranku tertuju padamu karena

kamu aku bisa mengambil pelajaran yang bermakna dalam hidup ini. Kujalani hari-hariku

dengan penuh semangat untuk terus berjuang dan berproses. Ditengah-tengah

perjalanan hidup pasti akan selalu ada masalah yang menghadang. Ditengah

kebahagiaan pasti akan selalu datang rasa kesedihan.

Dan itu yang sedang terjadi dalam hidupku ini. Ketika mata tak lagi memandang

saat itu pula kamu lenyap dari bayangan. Tak ada lagi penyemangat dalam hidupku. Tak

ada lagi penyejuk hati. Tak ada lagi penenang jiwa. Tak ada lagi pelangi dalam hidupku.

Hidupku tak berwarna lagi. Dan kini semua menjadi hitam putih kembali. Dan saat itu pula

aku terpuruk. Tak ada lagi harapan dalam hidupku. Karena kamu telah pergi

meninggalkanku. Tak ada alasan yang jelas mengapa kamu tega meninggalkanku. Kamu

tega membiarkanku menjalani hidup yang penuh cobaan ini seorang diri. Kamu tega

menghianati janji mu padaku untuk akan tetap menjadi pelangi dalam hidupku. Kamu tega

menebar benih benih cinta dalam hatiku yang suci ini. Karena kamu berfikir bahwasannya

adik mu ini tak bisa mempunyai rasa cinta. Kamu anggap aku adik kecil yang tak akan

pernah bisa merasakan cinta pada harapan harapan yang telah kamu berikan.

Kamu tega pergi meninggalkanku dengan meninggalkan seribu satu kenangan.

Dan kenangan itu tak akan pernah lenyap dalam bayangan. Mengapa kamu hadir dalam

Page 55: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

hidupku kalau pada akhirnya nanti kamu akan pergi dengan membawa sejuta kenangan

yang menancap dalam hatiku dan tak akan ada orang lain yang dapat menghapuskan

luka itu dari dalam hati ku yang suci ini. Dan aku lebih memilih untuk tetap diam karena

aku tak mampu berkata kata lagi. Dan seperti apa yang pernah kau bilang padaku bahwa

kita harus berfikiran positif. Dan dari sini aku selalu berfikir positif tentangmu . Namun

lambat laun aku tidak kuat dengan itu semua. Karena aku hanya manusia biasa yang

mempunyai batas rasa kesabaran. Dan kini aku tidak lagi berfikiran positif tentangmu.

Hingga pada suatu hari aku mengetahui statusmu bahwa kamu telah menyemogakan

orang lain.

Kamu lebih memilih berjuang untuk orang yang kamu semogakan. Sedangkan di

sini ada aku yang sedang berjuang untuk selalu tetap menyemogakanmu. Ku masih tidak

percaya dengan ini semua. Hatiku belum siap untuk kehilanganmu. Karena begitu besar

harapan yang kamu berikan untukku sehingga membuat hidupku berharap dan

bergantung padamu. Dan pada akhirnya aku tak lagi berfikir positif padamu karena

matematika mengajariku akan logika dan kepastiannya. Dan pada akhirnya aku

mendapatkan kepastian darimu. Kamu tega menyatakan bahwa kamu telah

menyemogakan orang lain dihadapanku. Dari sini aku tau kenapa kamu menghilang

tanpa jejak dan lenyap dari bayangan. Dan saat ini pula aku benar benar terpuruk

karenamu.

Kenapa kamu tega menyatakan itu dihadapan adik kecilmu yang tak berdosa ini.

Kamu tak tau bahwa sebenarnya adik kecilmu ini juga mempunyai perasaan cinta seperti

yang kamu rasakan. Dan cintanya itu tertuju pada orang yang selalu ada yaitu kamu

kakak tercinta. Namun mendengar pernyataanmu itu aku sama sekali tidak marah

kepadamu. Karena aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Meskipun hati ini

hancur berkeping keping dan tak ada harapan untuk bisa utuh kembali. Karena pencuri

hatiku telah berpaling dariku dan tertuju pada orang lain. Namun kucoba untuk tetap

senyum dihadapanmu. Dan senyuman itu hanyalhah kebohongan karena saat itu juga

hatiku menangis karenamu. Ku sadari bahwa kamu hanya menganggapku seorang adik

tak akan lebih dari itu. Iya status hubungan kami selama ini hanyalah kakak adik.

Dan ku sadar bahwa kamu juga berhak untuk menentukan pendamping hidupmu.

Dan itu semua hanya tipuan ku didepanmu karena aku tak ingin kamu mengetahui isi

hatiku yang sebenarnnya. Karena aku malu jika kamu mengetahui apa yang sebenarnya

terjadi. Ku yakin pasti kamu akan pergi meninggalkanku . Dan aku tidak ingin itu terjadi.

Karena aku ingin tetap bersamamu meskipun hanya sebagai adik. Dan untuk

menyakinkanmu aku juga buat pernyataan bahwa aku juga sedang menyemogakan

seseorang sama halnya dengan dirimu wahai kakak ku. Dan dari sini kuyakin bahwa

kamu tak akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan aku berfikir kamu akan

tetap menjadi kakak yang terbaik. Tapi ternyata sebaliknya. Lambat laun kamu hilang.

Dan aku pun tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Page 56: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Apakah kamu hilang dariku untuk memperjuangkan cintamu atau bagaimana aku

tak mengerti dan aku tak ingin mengerti. Dan saat ini kamu benar-benar hilang dari

pandanganku. Tak ada lagi kabar darimu. Dan pada saat ini juga semuanya benar-benar

berakhir sampai di sini. Dan kini semua tinggal kenangan. Setiap pertemuan pasti kan

berakhir dengan perpisahan. Dan saat itu juga hidupku benar benar hancur karena

penasihat hati penenang jiwa telah lenyap dari pandangan. Kujalani hidupku tanpamu

dengan penuh kesedihan. Karena masih terngiang di telingaku semua yang telah kamu

katakan. Dan masih teringat jelas bayangan wajahmu ketika kamu memandangku. Setiap

kali apa yang kulakukan selalu terbayang olehmu. Karena semua yang kulakukan ini

karenamu. Apalagi jika aku berada di PMII semua fikiran dan hatiku tertuju padamu

mengingat bahwa kamu lhah yang membawa aku untuk berproses di PMII ini.

Rasanya aku sudah tak kuat lagi berada disini karena aku ingin menghapus

kenangan manis saat bersamamu. Namun semakin aku ingin melupakan kenangan itu

semakin sakit hati ini mengingat semua kebaikanmu. Aku tak bersemangat lagi disini

karena penyemangatku sudah hilang entah kemana. Dan dari sini aku mengambil

pelajaran yang sangat berharga tentang cinta bahwa pada akhirnya semua akan menjadi

penghianat dan aku tak ingin lagi mengenal apa itu cinta karena aku tak mau mengulang

kesalahan yang sama. Setelah apa yang kamu lakukan padaku aku sangat membencimu.

Karena kamu telah menghancurkan harapan hidupku. Namun hatiku tak sanggup untuk

membencimu karena mengingat semua kebaikanmu. Lengkap sudah apa yang kamu

berikan untukku. Kebaikan,harapan dan rasa sakit hati yang sangat mendalam.

Aku bingung dengan ini semua serasa antara cinta dan benci. Karena ku yakin

bahwa aku tak bisa membalas semua kebaikanmu padaku. Dan satu kesalahanmu tak

akan bisa menghapus semua kebaikanmu. Rasanya berdosa sekali hatiku ini jika harus

membenci orang yang pernah hadir dalam hidupku dengan kebaikan kebaikannya dan

meskipun pada akhirnya sangat menyakitkan. Ku selalu mengingat kata katamu yang

harus dijalani dalam hidup ini yaitu menikmati proses yang terjadi dan percayalhah bahwa

hasil tak akan menghianati prosesnya. Namun seiring berjalannya waktu lambat laun aku

bisa menerima ini semua. Karena roda kehidupan selalu berputar inilah saatnya ku

bangkit kembali menjalani hari hariku yang penuh makna ini dengan tujuan untuk

kesuksesan. Karena aku tak akan pernah lupa janjiku pada mu bahwa aku pasti akan

sukses dengan atau tanpamu.

Dan aku selalu mengingat nasihat terakhirmu agar rajin belajar dan beribadah. Aku

tak mau terpuruk selamannya. Krena jalan hidupku masih panjang dan ku ingin meraih

cita-cita yang ku impikan selama ini. Tak akan ku biarkan siapapun itu menghancurkan

masa depanku termasuk kamu wahai kakak tercintaku. Dan ku yakin bahwa yang terjadi

adalah yang terbaik . Mungkin kamu pergi untuk orang yang butuh untuk kamu

perjuangkan namun tidak dengan aku. Aku tak ingin kamu perjuangkan tapi aku ingin

berjuang bersamamu untuk menjalani hari hari yang penuh makna ini dengan cinta dan

Page 57: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

kasih sayang yang abadi sampai diakhirat nanti. Karena rinduku masih pada orang yang

sama dan akan selau sama dan kamu adalah orang yang selalu kusemogakan.

Ketauhilah bahwa ku akan menanti meski harus penantian panjang ku akan tetap setia

menunggumu karena kamu telah tersimpan dalam hati dan doaku.

Dan pada akhinya 3 tahun sudah berlalu dan aku bisa menjalani hari hariku tanpamu.

Meskipun kenanganmu tak pernah lenyap dari bayangan. Tapi Alhamdulillah aku berhasil

melewati semua itu. Dan hari ini adalah hari yang ku tunggu tunggu. Hari ini aku wisuda

dan disaat ini juga aku resmi menjadi sarjana. Alhamdulillah ku sangat bahagia sekali .

Dan dari sini aku tak ingin berharap lagi denganmu. Aku ingin menutup semua

kenanganku bersamamu dan kuingin membuka lembaran baru yang lebih baik. Aku akan

menjalani hidupku dengan caraku sendiri. Dan ku yakin bahwa kamu juga sedang

menjalani hidupmu dengan orang yang selalu kamu semogakan. Namun tak kusangka

dalam lamunanku ini tiba tiba kamu datang dihadapanku. Ku tak kuat dengan ini semua

.Dengan linangan air mata yang sangat deras aku menatap wajahnya karena ku sangat

merindukannya dan disaat itu juga aku mengingat penghianatan yang kamu lakukan.

Ku hanya bisa meneteskan air mata ku tak sanggup berkata-kata lagi. Ku pasrah

denganmu karena aku tak peduli dengan apa yang ingin kamu katakan. Karena ku tak

ingin mendengar kata kata mu lagi. Disaat ku membutuhkanmu kamu hilangg entah

kemana tapi kenapa disaat aku ingin melupakanmu kamu hadir kebali dalam hidupku.

Tak lama kemudian aku menguatkan hati dan berkata dengan rintihan

tangisan’’Assalamu’alaikum kak,,,lihathah adik kecilmu ini sudah memenuhi janji padamu

bahwa aku akan sukses seperti yang kakak inginkan’’.’’Alhamdulillah selamat yah

dek’’begitu kata kak khakim. Aku mencoba bersikap biasa seperti tak terjadi apa-apa.

Kucoba untuk terus bertanya padanya.’’ Bagaimana kabar kakak ?pasti kakak sudah

bahagia dengan orang yang selalu kakak semogakan yah?’’.Dari sini kak khakim

meneteskan air mata.

Aku tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dan dari sini kak khakim berkata

kepadaku ’’Bagaimana aku bisa bahagia jika orang yang kusemogakan telah terpisah

dariku selama 3 tahun dan sekarang sedang menangis di hadapanku wahai adik kecilku.

Janganlhah kamu meneteskan air matamu karena hatiku tak sanggup melihat hatimu

terluka karenaku. Ketauhilah sebenarnya orang yang kakak semogakan adalah kamu

adikku. Percayalhah bahwa yang terjadi 3 tahun yang lalu itu hanyalhah fiktif belaka. Aku

sengaja melakukan itu semua karena aku ingin kamu hidup mandiri tanpa bergantung

pada orang lain dan pada akhirnya nanti kamu akan menjadi orang yang sukses. Dan

selamat kamu telah lulus dalam ujian cinta wahai adikku. Berjuta maaf ku ungkapkan

untukmu karena aku tau disaat itu kamu pasti hancur karenaku. Maafkanlhah kakakmu

yang penuh dosa ini adikku.’’

Page 58: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Aku benar benar kaget dengan ini semua. Aku bingung harus berkata apa dan air

mataku mengalir sangat deras tak kuat menyaksikan ini semua.’’Kenapa bisa aku yang

selalu kakak semogakan bukannya kakak pernah bilang kalau hubungan kita hanyalah

adik kakak dan tak akan pernah lebih dari itu’’.Dengan nada yang sangat menyentuh hati

kak khakim pun menjawab’’iya itu dulu tapi lambat laun hatiku bergetar dengan rindu dan

doamu adikku penenang hatiku. Sebenarnya aku telah merasakan apa yang kamu

rasakan. Dan rasa itu semakin kuat dan pada akhirnya kamulhah orang yang tersimpan

dalm rindu dan doaku dan kamulhah orang yang selalu kusemogakan adikku. Bukankah

kamu merasakan hal yang sama?’’.

Aku terpaku kaku tak bisa menjawab pertanyaanya.”Sudahlhah adikku, janganlhah kamu

membohongi dan menyakiti perasaanmu sendiri karena aku telah merasakan apa yang

kamu rasakan mungkin karena doa kita selalu sama dan akan tertuju pada orang yang

sama. Izinkanlhah aku menebus semua dosa dosaku dengan menjadi pendamping

hidupmu yang akan selalu membahagiakanmu sekaligus imam yang akan menuntumu ke

surga nanti wahai adikku sekaligus bidadariku. Ketahuilhah bahwa aku tak pernah

mengingkari janjiku bahwa aku akan menjadi pelangi dalam hidupmu’’.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan di saat ini juga kak khakim

menyatakan perasaannya padaku bahwa aku adalah orang yang telah mencuri hatinnya

dan dia ingin aku menjadi pendamping hidupnya di dunia dan di surga kelak. Aku tak bisa

berkata-kata lagi karena aku sangat bahagia dengan ini semua dan kesedihanku telah

berakhir dengan kebahagiaan abadi dengan orang yang selalu kusemogakan. Masya

Allah ku tak menyangka dengan ini semua. Semua kehendak Allah kalu jodoh nggak akan

kemana dan wanita baik pasti akan untuk laki-laki yang baik pula. Kutak menyangka dulu

rinduku yang tersimpann dalam doa dan hati sekarang menjadi kenyataan. Ku tak

menyangka bahwa jodohku berasal dari sahabat menjadi keluarga. Dan semua berawal

dari kamu untuk kamu dan hanya untuk kamu.

AKHIRNYA...

Oleh: Yuni

Tak selamanya yang mayoritas itu menjadi yang selalu benar dan selalu baik. Begitu

pula sebaliknya, sesuatu yang minoritas tidaklah selalu hal yang buruk dan juga salah.

Karena itulah menjadi seseorang yang hidup dalam kelompok minoritas yang benar dan

baik itu penuh dengan tantangan dan membutuhkan mental yang kuat. Seperti aku kini, yang

tengah berada pada situasi minoritas itu. Keinginanku yang ingin tetap mempertahankan

budayaku dan ingin menjadikannya sesuatu yang selalu ada di hati semua orang, tapi bukan

hanya untuk dikenang saja melainkan untuk dijadikan sesuatu yang dibanggakan.

Page 59: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

***

“ Kirana..., nanti berangkat latihannya bareng ya..” Ucap Intan.

“ Iya.. nanti aku jemput kamu ya..”Jawabku.

“Ok , aku tunggau ya..” Balas Intan.

Diantara teman-temanku di sekolah hanya sebagian kecil lah yang masih minat

dengan hal-hal yang berbau dengan budaya, seperti halnya antara dance masa kini dengan

tari tradisional yang keduanya merupakan ekstarakurikuler di sekolahku. Hanya sedikit

sekali yang berminat mengikuti ekstra tari tradisional dan sebagian besar mengikuti ekstra

lainnya.

Selain teman-temanku disekolah yang memandang sebelah mata tari tadisional,

orang tuaku sendiri juga begitu, beliau tidak senang jika aku mengikuti ekstra tari ini, beliau

menginginkan aku untuk mengikuti ekstra yang lagi trend. Inilah yang menjadi tantanganku,

aku harus bisa menyadarkan orang tuaku dan menunjukkan jika dengan hal yang bersifat

kuno pun seseorang bisa menjadi seseorang yang dapat dibanggakan.

***

“ Assalamu’alaikum Ma.. Pa.. Kirana pulang” Ucapku.

“Wa’alaikumsalam, sudah pulang..,kok cepet... apa nggak ada ekstra hari ini?”

Tanya Mama.

“Iya habis ini Ma.., ya sudah Kirana ganti baju dan siap-siap dulu ya...” Ucapku

Setelah makan dan bersiap-siap aku pamit ke Mama dan Papaku. Disinilah

perjuanganku akan dimulai.

“ Ma.. Pa.. Kirana pamit dulu ya mau ekstra di sekolah”Ucaku dengan nada lirih

“Iya.., Oh ya.. kamu jadi ikut ekstra apa?” Tanya Papa

“ E..ee Kirana ikut..., ikut ekstra tari Pa.” Jawabku dengan nada terputus-putus.

“ Kan Mama sudah bilang lebih baik nggak usah ikut ekstrakurikuler dari pada ikut

ekstra tari.” Sambung Mama

“Tapi.. Ma.. , aku bisa buktikan kok Ma, walaupun dengan tari tradisional aku bisa

membanggakan Mama dan Papa.” Jawabku dengan nada lirih

“Terserah kamu saja sekarang..., kamu mau ikut ektra tari atau apalah.., Mama

nggak peduli, tapi jangan sesekali kamu minta uang sama Mama dan Papa buat

kepentingan ekstra tarimu yang ketinggalan jaman itu.” Ucap Mama dengan

ekspresi marah.

“ Insya Allah Kirana akan mencoba untuk buktiin ke Mama dan Papa, beri Kirana

buat buktiin semuanya ya Ma.. Pa... . Kirana pamit dulu.., assalamu’alaikum”

Ucapku dengan suara lirih

Aku meninggalkan rumah masih larut dengan ucapan Mamaku tadi. Tapi aku terus

membulatkan tekad dalam hatiku untuk membuktikannya pada Mama dan Papaku.

***

“Assalamu’alaikum..,Intan..” Ucapku di depan rumah Intan

Page 60: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Wa’alaikumsalam.., oh nak Kirana.., masuk dulu ini Intannya juga sudah mau

berangkat kok.”Jawab Mama Intan

“Iya Na..., ini bentar lagi berangkat kok....” Sambung Intan

Beda banget Mama Intan dengan Mamaku, beliau sangat memdukung ekstra tari

yang diikuti Intan. Beliau berharap Intan dapat terus melestarikan warisan leluhur dan dapat

menjadikannya sesuatu yang bisa dibanggakan bukan hanya sesuatu yang denang lalu

begitu saja dilupakan. Tetapi tak mengapa semua itu akan aku jadikan sebagai motivatsi

terbesarku.

Setelah Intan selesai,aku dan diapun berangkat untuk ekstra di sekolahku.

Disepanjang perjalanan dalam hatiku aku terus memberi semangat pada diri sendiri.

***

Setiba di sekolah teman-teman sudah banyak yang datang dan sepertinya ada

informasi baru, soalnya kok pada ngumpul...

“Emangnya ada apa sih San..?” Tanyaku pada salah seorang temanku

“Ini Na.. Tiga hari lagi ada lomba Tari tingkat provinsi.. . dan kita akan

mengikutinya.”Jawab Santi

“ Yang bener San...”Ucapku

“ Ini adalah kesempatanku, aku harus rajin berlatih, supaya Mamaku berubah fikiran

tentang Budaya.”Sambungku dalam hati.

Tiga hari bukanlah waktu yang lama, aku dan teman-teman ekstra lainnya sepulang

sekolah langsung latihan bersama.

Mental dan fisik harus disiapkan dengan matang. Aku sangat antusias mengikuti

perlombaan ini. Aku berharap dengan menang lomba ini semuanya akan berubah. Orang

tuaku, teman-temanku, dan bahkan dunia akan merubah pandangannya tentang budaya

kita.

***

“ Kirana...., ayo.. teman teman sudah ngumpul disekolah ni..” Ucap Intan

“Iya sebentar Tan,,....” Jawabku yang masih menyempatkan menulis surat buat

Mama dan Papa yang sedang bekerja.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah tempat kumpul dengan teman-teman

lainnya, aku terus berharap semoga Mama dan Papa nanti cepat pulang dan menonton

penampilanku nanti.

***

Setiba di lokasi perlombaan, aku sangat deg-deg an. Melihat peserta lainnya yang

sepertinya sangat berbakat. Dilihat dari kostum yang mereka pakai sepertinya jarang sekali

yang membawakan tari tradisional, kebanyakan dari mereka dance modern. Aku terus

menumbuhkan rasa optimis dlam hatiku.

***

Page 61: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Sudah banyak peserta yang tampil dan mereka semuanya meamng bagus-bagus.

Dan sekarang tiba giliran kelompokku.

“Inilah penampilan dari peserta berikutnya..., Tari piring....” Ucap Mc dari acara

tersebut.

Aku dan teman-temanpun tampil. Aku sangat deg-deg an. Setelah semua peserta

tampil dan kini saatnya pengumuman pemenang juara 1, 2 dan 3.

“Juara 3 dari loba tari diraih oleh SMAN 32 Bandung...,juara 2 diraih oleh SMAN 5

Bandung, dan juara 1 dari lomba tari tahun ini adalah.... SMAN 25 Bandung” Ucap

Mc acara tersebut

Aku tidak menyangka jika aku dan teman-teman akan memenangkan lomba ini. Aku

sangat bahagia, dan aku benar-benar bisa membuktikannya pada Mama dan Papaku. Tapi

sepertinya orang tuaku nggak hadir disini.

Setelah tiba dirumah, aku sempat terkejut, nggak biasanya Mamaku menungguku

di teras depan.

“Sayang maafin Mama ya... udah ngelarang kamu ikut ekstra tari, dan juga terima

kasih karena Kirana udah menyadarkan Mama dari semua pemikiran Mama dan Papa yang

memandang sebelah mata tentang Budaya kita sendiri.

Akhirnya aku telah berhasil melewati masa dimana aku berada dalam kondisi

minoritas itu. Dan berkat kesabaranku dalam keadaan itu aku dapat menyadarkan

semuanya.

Akhir sebuah penantian

Oleh: Nurwahyuni

Menunggu menurut kebanyakan orang adalah hal yang sangat membosankan.

Tapi entah kenapa dengan diriku ini, ketentuan itu seakan tak berlaku. Selalu menunggunya

malah membuat aku bersemangat menjalani setiap lembaran kisah dalam perjalanan

hidupku. Walaupun semuanya itu tanpa ada kepastian, aku berfikir toh.. segalanya didunia

ini memang belum ada yang pasti kan..?. Menunggu dirinya seperti menanti tantangan

kehidupan yang sangat menarik sebagai kelanjutan kehidupan ini, aku semakin penasaran

dengan hal apa yang akan terjadi dalam setiap penantianku. Karena itu aku selalu sabar

untuk selalu menantinya dan menjadi seorang wanita yang kuat atas pelajaran dari setiap

penantianku ini.

Page 62: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

***

Saat itu ketika sang fajar telah nampak di ufuk timur yang tengah siap untuk

menghantar sang mentari menerangi setiap jengkal kehidupan di bumi pertiwi ini, aku mulai

bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah

menjalani masa orientasi pada minggu kemarin. Akhirnya sekarang aku telah benar-benar

menjadi siswi di Sekolah ini, SMA Negeri 25 Bandung. Setelah aku bersiap-siap untuk

berangkat sekolah dan kulihat ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Akupun

bergegas untuk berpamitan pada Ibu.

“ Bu.. saya berangkat sekolah dulu ya..., do’akan dihari pertama masuk sekolah ini

semuanya lancar..” Ucapku sambil mencium tangan ibu.

“ Iya Shifa..., Ibu do’ain semoga semuanya lancar, hati-hati ya sayang” Jawab ibu

dengan nada penuh kasih sayang.

“ Assalamu’alaikum...” Ucapku.

“ Wa’alaikumsalam...” Jawab ibu.

Di perjalanan aku sudah membayangkan keadaan di sekolahku nanti. Aku sangat

bahagia bisa bersekolah di SMA Negeri 25 Bandung. Semoga disana seorang Ashifa

Lailatun Nida ini akan menjadi seseorang yang tidak hanya dipandang sebelah mata oleh

orang lain dan dapat menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

***

Tak terasa setelah 15 menit perjalanan aku telah tiba di Sekolah, kulihat jam yang

berada di dinding sekolah dekat gerbang itu telah menunjukkan pukul 06.15 WIB. Di sana

juga sudah banyak siswa-siswi baru yang telah tiba di Sekolah. Setelah memarkirkan

sepeda motorku aku langsung menuju papan pengumuman, disana rupanya juga sudah

banyak murid-murid baru yang akan melihat pengumuman pembagian kelas. Karena untuk

kali ini sudah dalam naungan Kurikulum 13, jadi kelas dibagi langsung menurut jurusan

yang kita minati dan yang pasti sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Setelah

aku mencari–cari namaku Ashifa Lailatun Nida, ternyata aku masuk di kelas X Mia 1. Di

kelas X Mia 1 inilah awal dari cerita cintaku yang berbalut dengan kata penantian.

***

“Setelah siswa-siswi kelas X yang telah mengetahui kelasnya masing-masing..,

segera menuju ke kelasnya, denah kelas sudah di tempel di sebelah

Page 63: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

pengumuman pembagian kelas tadi ” ucap salah seorang guru yang terdengar

dari spiker pengumuman.

Mendengar pengumuman tadi, aku langsung bergegas mencari lokasi kelas X

Mia 1 yang sudah ada di papan pengumuman. Setelah muter-muter cukup lama, akhirnya

aku menemukan kelas baru ku itu. Ketika memasuki ruang kelas baru, disana juga sudah

ada murid baru lainnya yang nanti akan menjadi teman baruku. Di ruang kelas ini aku

akan mendapatkan teman baru, suasana yang baru, dan semua hal yang baru.

Setelah itu aku mulai mencari tempat duduk dan berkenalan dengan teman-teman

baruku itu. Ternyata aku juga sekelas dengan teman MOS ku dulu, aku juga duduk

sebangku dengannya.

“ Hai Rika..., kamu dulu pas MOS di kelas Gotlich Daimler kan..., masih ingat nggak

sama aku..?” Tanyaku.

“ Iya.. aku masih ingat lah... kamu Ashifa Lailatun Nida kan..? Jawab Rika.

“ Iya..., oh ya kamu udah dapet tempat duduk apa belum?” Tanyaku lagi.

“ Belum ..., aku belum dapet tempat duduk nih..” Jawab Rika dengan nada sedikit

cemas dengan melihat sekeliling.

“ Ya udah.. duduk sama aku aja disini, aku juga duduk sendirian, kamu mau kan...?”

Pintaku.

“ Iya deh... aku duduk sama kamu...., Thanks ya..” Jawabnya dengan wajah

tersenyum.

“ You’re welcome..” Jawabku.

Saat itu teman-teman yang lainnya juga sudah dapat tempat duduk dan mulai

berkenalan antara satu sama lain keluarga baru ini. Ketika itu di kelasku bisa dibilang

dengan jumlah siswa yang paling sedikit dibanding dengan kelas-kelas X lainnya. Di kelas

X Mia 1 ini hanya terdiri dari 22 siswi dan 4 siswa, jadi hanya berjumlah 26 siswa, sedangkan

di kelas lainnya bisa sampai 30 siswa atau bahkan 40 siswa. So.. nggak butuh waktu lama

deh buat menghafal nama-nama teman-teman baruku ini.

Hari pun terus berlanjut, aku sudah mulai terbiasa dengan suasana baru yang

dibangun dengan teman-teman baru ku kini. Sapaan hangat yang selalu mereka berikan

setiap pagi. Canda tawa saat jam istirahat, semuanya terasa sangat indah. Seiring

berjalannya waktu, aku dan teman-temanku sudah akrab layaknya saudara sendiri. Seiring

Page 64: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

terbangunnya kehangatan diantara kami, aku baru tersadar, ternyata selama ini titik fokusku

sering tertuju pada satu titik fokus yang sama. Aku ternyata selama ini sering

memperhatikan salah satu teman laki-laki di kelas. Diantara empat teman laki-laki ku di

kelas itu, aku rasa aku memang lebih sering memperhatikan dia, Muhammad Raihan Dika

namanya.

Entahlah hal apa yang membuatku sering menjatuhkan fokusku pada satu titik itu.

Setelah aku mulai sadar akan adanya perhatian lebih untuk dia, aku terus mencoba untuk

mengingatkan diri sendiri. Seorang Shifa seperti diriku ini, tidakkah terlalu tinggi jika diri ini

memiliki perasaan pada seorang Muhammad Raihan Dika .

“Seorang Shifa sepertiku ini tidakkah terlalu bermimpi jika memiliki perasaan pada

seorang Raihan” Gumamku dalam hati.

Aku terus menyadarkan diriku dan mencoba menghadirkan anggapan jika semua

perhatianku ini hanya sebatas rasa kagum saja, nggak lebih.

***

Seiring berjalannya waktu, tanpa terasa ujian semester satu pun telah berlalu. Itu

berarti sudah enam bulan aku mencintai Raihan secara diam-diam. Dan sudah menjadi

rutinitas pula, selekas melaksanakan ujian semester akan dilaksanakan classmeeting,

sebagai sarana refreshing bagi semua siswa SMA Negeri 25 Bandung.

Dengan adanya classmeeting ini, sudah pasti akan ada banyak perlombaan baik

individual maupun kelas. So... pasti akan disibukkan dengan persiapan lomba-lomba

classmeeting. Di tengah kesibukan itu lebih sering pula aku bersama dengan Raihan dan

tambah sulit bagiku untuk melupakan dia.

Clasmeeting kali ini bersamaan dengan hari ulang tahunku. Saat itu ada suatu

moment yang sangat berarti bagiku, moment itu yaitu ketika Raihan mengucapkan selamat

ulang tahun padaku. Entah itu hal yang kebetulan atau disengaja, aku tak mengerti.

Saat itu aku tengah asyik mengutak-ngatik laptopku. Tiba-tiba Raihan duduk di

bangku di depanku.

“ eemm... selamat ulang tahun ya.....” Ucapnya

“ apa....., oh iya.., terima kasih..’ jawabku dengan nada gugup.

Memang sih bukan hanya dia yang ngucapin ulang tahun. Tapi bagiku ucapan

darinya adalah yang spesial. Entahlah dia memang mengerti hari ulang tahunku atau hanya

kebetulan saja, sepengetahuanku sih ... hari ulang tahunku itu kalau nggak salah sama

dengan hari ulang tahun seseorang yang dulu pas SMP dekat sama Raihan.

Page 65: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Nggak terasa clasmeeting semester satu kali ini sudah berakhir. Ucapan dari

Raihan itu menutup lembaran kisahku di semester satu ini. Dan liburan semester satu

telah menantiku bersama dengan kerinduan yang akan menemaniku.

***

Dua minggu libur sekolah itu berarti dua minggu pula aku tidak akan bertemu

dengan Raihan. Selama ini aku tidak pernah menceritakan tentang perasaanku pada orang

lain. Aku hanya mencurahkannya pada tulisan-tulisanku saja.

Terkadang ibu ku sempat bingung melihatku saat senyum-senyum sendiri atau

bahkan termenung bersedih saat mengingatnya.

“ Kamu kenapa sih sayang... kok kelihatannya sedih gitu..?” Tanya ibu dengan nada

yang khawatir.

“ Nggak kenapa-kenapa kok bu....”Jawabku

“ Tapi kelihatnnya kok sedih... seperti memikirkan sesuatu gitu..?” Tanya ibu lagi.

“ Beneran bu.. Shifa nggak apa-apa kok ?” Jawabku dengan nada sangat lemas.

“Kalau butuh seseorang untuk bercerita, Ibu siap kok sayang. Nggak usah terlalu

tertutup sama Ibu.” Ucap ibu.

“Iya Bu... Beneran Shifa nggak apa-apa kok.” Mencoba meyakinkan Ibu.

Tak ada yang spesial dalam liburanku kali ini. Aku hanya ingin liburan kali ini cepat

berlalu.

***

Hari yang kutunggu-tunggupun tiba. Dua minggu yang membuatku terus termenung

itu kini telah berlalu.Yups... betul banget hari ini aku sudah masuk sekolah. Entahlah apa

yang akan aku rasakan nanti bahagia karena nanti akan bertemu Raihan atau nanti aku

akan malah bersedih karena suatu penantian yang belum ada kepastian itu.

Di sekolah aku melepas rindu dengan teman-teman ku dengan saling bertukar

pengalaman saat liburan. Di tengah-tengah perbincanganku dengan teman-teman, aku

melihat sekitar mencoba mencari Raihan, dari tadi aku tidak melihatnya.

“Kemana ya Raihan, dari tadi aku kok nggak melihatnya. Padahal teman-teman

lainnya sudah datang.” Gumamku dalam hati dengan terus memperhatikan

sekelilingku.

Page 66: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Kamu kenapa sih Shifa..,seperti mencari seseorang gitu..?” Ucap salah seorang

temanku.

“Enggak kok, aku nggak cari siapa-siapa kok.” Jawabku dengan nada sedikit gugup.

“ Hayo... cari siapa Mbak Shifa.....” Saut teman-temanku yang lain.

“Beneran deh..., aku nggak cari siapa-siapa.... percaya deh...” Jawabku dengan

nada mencoba untuk meyakinkan teman-teman.

“Iya.. iya.. kita cuma bercanda kok Shifa..” Jawab salah seoarang temanku.

Aku sempat dibuat salah tingkah sama teman-temanku gara-gara kejadian tadi.

Tidak lama dari perbincanganku dengan teman-teman tadi, rupanya Raihan baru datang.

Kebahagiaan yang kurasakan mencoba untuk aku sembunyikan dari teman-temanku ini.

Sepertinya dia sudah datang dari tadi, hanya saja masih ada keperluan. Jadi dia nggak

langsung ke kelas.

“Raihan .. kok baru datang..., dari mana?” Tanya Aji salah seorang temanku di

kelas.

“Iya ini.. habis ada janji sama Mas Seno di Mushollah, jadi tadi nggak kelas dulu.”

Jawabnya.

Teman-temankupun mulai sedikit heran melihatku yang memperhatikan obrolan

Raihan dengan Aji. Dan juga wajahku yang sedari tadi cemas berubah menjadi sumringah

seperti ini.

“Shifa.. kamu ini aneh banget sih..., tadi kamu seperti orang yang mencemaskan

sesuatu gitu.., tapi sekarang berubah drastis...”Ucap seorang temanku dengan

nada sangat penasaran.

“Enggak deh..., sama aja.. dari tadi aku juga begini.” Ucapku mencoba meyakinkan.

Aku hampir ketahuan sama teman-temanku kalau aku bahagia banget saat Raihan

datang tadi.

Hari pertama masuk sekolahpun sudah terlalui dengan candaan hangat dengan

teman-teman setelah 2 minggu tidak bertemu.

Hari terus berlanjut, perasaanku sama Raihan semakin dalam, dan usahaku untuk

menyembunyikan perasaanku agar tidak ada yang tahu, sepertinya gagal deh.. . Rika teman

sebangkuku itu sepertinya mengerti jika aku menaruh hati sama Raihan. Mungkin dia sering

melihatku saat aku mencoba mencuri pandangan untuk memandang Raihan.

Page 67: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Shifa.. aku boleh tanya sesuatu nggak..?”. Tanya Rika saat jam pelajaran ke

sembilan telah usai.

“Iya.. boleh, emangnya mau tanya apa Rik..?. Balasku.

“Jawab yang jujur ya.., aku janji deh nggak bakalan bilang ke siapa-siapa.” Ucapnya

dengan suara yang sedikit lirih.

“ Mau tanya apa sih Rik.., jangan buatku penasaran gini dong...” Ucapku dengan nada

penasaran.

“Kamu suka sama Raihan ya...?” Tanyanya .

“E..e enggak lah...,emangnya kamu kata siapa sih”. Jawabku dengan nada gugup.

“Nggak kata siapa-siapa.., kataku sendiri lah...,aku sering melihatmu saat kamu

mencoba mencuri pandangan sama Raihan.” Jawabnya.

“Enggak Rika...., beneran deh”. Ucapku yang mulai salah tingkah.

“Udah ah Shif nggak perlu kamu jawab kok, aku sudah tahu tentang perasaanmu

sama Raihan, tenang aja kok aku nggak bakalan bilang ke siapa-siapa.” Ucap Rika

dengan penuh keyakinan.

Aku tidak menjawab lagi ucapan Rika tadi, aku hanya tersenyum lega, karena Rika

tidak akan bilang kesiapa-siapa tentang perasaanku sama Raihan.

***

Sudah setengah perjalanan ternyata aku melewati semester dua kali ini. Tugas- tugas

juga selau menghiasi setiap hariku. Aku berusaha tidak lengah saat jam pelajaran, agar

catatanku lengkap. So... biar mudah kalau ngerjain tugas sekolah.

Setelah 3 jam pertama pelajaran, akhirnya jam istirahatpun tiba. Aku dan teman-

temanku sangat lelah dan kami akan ke kantin bareng-bareng. Ketika aku akan beranjak

dari tempat dudukku bersama Rika hendak menuju kantin, tiba ada seseorang

menmanggilku menghentihkan langkahku, Ternyata suara Raihan, mengerti jika itu suara

Raihan Rika meninggalkanku sendirian, dan menunggu di depan kelas.

“Shifa....”Panggil Raihan

“E...e.. iya ada apa?.” Jawabku dengan gugup.

Page 68: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Tadi pas Kimia kamu nyatat apa nggak..?.” Tanyanya lagi

“Iya aku nyatat kok..”.Jawabku

“Aku pinjam catatannya ya..,tapi aku bawa pulang, nggak apa-apa kan..?”Ucapnya

“ Iya nggak apa-apa kok.”Jawabku sambil mengambil buku Kimia di tasku

“Ini.. bukunya,...”

“Ya.. terima kasih ya, besok aku kembalikan.” Ucapnya

Setelah itu aku langsung menghampiri Rika di depan kelas yang akan ke kantin.

“Maaf ya Rik... , kamu jadi lama nunggunya.” Ucapku dengan nada penuh rasa

bersalah.

“Iya nggak apa-apa Shif..., kalau kamu seneng kan aku juga seneng. Jadi meskipun

aku harus nunggu lama nggak apa-apa.” Jawab Rika dengan nada mengejekku.

“Apaan sih Rika ini..., nggak ah... aku nggak ada perasaan apa-apa kok sama dia.”

Jawabku dengan wajah memerah.

“Udah deh .. kita ke kantin aja..., nggak usah bahas itu lagi deh..”Sambungku

mencoba untuk memalingkan fokus pembicaraan Rika.

***

Hari terus berganti minggu terus berganti bulan..., sudah sepuluh bulan perasaan ini

aku simpan. Tapi entah kenapa di sepanjang penantianku kini, kata bosan seolah enggan

singgah dalam penantian ini. Sebuah penantian yang tak pernah ada kepastian. Tiba-tiba

ada suara yang membuyarkan lamunanku tentang penantian itu.

“ Shifa... terima kasih ya buku kimia nya..” Ucap Raihan

“ O.. o Raihan.., iya sama-sama” Jawabku dengan nada gugup.

Raihan memberikan buku itu padaku dan dia kembali duduk di bangkunya. Untung

saja saat itu Rika tidak ada, kalau Rika ada, dia pasti akan mengejekku.

Hari ini ada jam kosong, karena gurunya sedang ada tugas ke luar kota, jadi teman-

teman dikelas sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang asyik cerita sama

teman-teman, ada yang asa sama teman-teman, ada yang asik bermain laptop, termasuk

Page 69: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Raihan yang sepertinya dari tadi sedang mencari tugas buat organisasi yang di ikiutinya.

Berhubung hotspot area nya sampai ke kelas, meskipun agak putus –putus sih.

Sedari tadi aku memperhatikan Raihan dia sepertinya bingung mencari tempat yang

pas buat jangkauan wifi nya. Dan ternyata di tempatku lah sinyal wifinya yang bagus, dan

Rika lah yang menyarankan Raihan buat duduk di sebelahku.

“Raihan duduk disini aja.., disini sinyalnya bagus banget.” Ucap Rika pada Raihan

dengan sedikit melirik padaku.

“Oh iya Rik makasih ya...” Jawab Raihan sambil menuju kebangkuku.

“Aduh.. apaan sih Rika ini.., niat banget deh kalau mau buat aku salah tingkah.”

Gumamku dalam hati, dengan pura-pura nggak denger apa yang disarankan Rika

pada Raihan.

Mendengar jawaban Raihan pada Rika tadi, hatiku langsung nggak karuan. Agar

kesalah tingkahakanku ini tidak dapat dirasakan oleh Raihan.

“Shifa ... aku duduk disini ya..., kata Rika disini sinyalnya bagus, nggak apa-apa

kan...?.”Tanya Raihan.

“Eemm.. nggak apa-apa kok..,duduk aja.?”Sangat gugup aku menjawab pertanyaan

Raihan.

Ditengah percakapnku dengan Raihan, Rika dengan wajah senyum-senyum

mengejekku.

“Aku kedepan dulu ya Shif... Han...”Ucap Rika padaku dan Raihan.

“Oh iya... hati-hati .” Jawab Raihan.

“Baik-baik ya Han ,tolong jagain Shifa ya..”Ejek Rika.

“Ok beres...,tenang aja Rik..”Balas Raihan dengan nada penuh candaan

Setelah Rika kedepan kelas, aku semakin salah tingkah ..,aku gugup, karena disitu

cuma aku sama Raihan. Memang sih dikelas bukan Cuma aku sama dia, tapi teman-teman

yang lainnya asyik dengan aktivitasnya masing-masing dibangku belakang, sedangkan aku

dengan Raihan berada di bangku bagian depan. Hatiku semakin nggak karuan. Aku

mencoba mencari kesibukan agar salah tingkah dan gugupku tidak terlihat oleh Raihan. Saat

itu tiba-tiba Raihan mencoba memecahkan suasana dengan mengajak ngobrol aku.

“Shifa...” Sapa Raihan

“I... i. Iya.. ada apa Raihan.”Jawabku sangat gugup

Page 70: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Aku sudah tahu semuanya Shif, Rika yang cerita sama aku. Sebelum Rika cerita

tentang semuanya itu, aku juga sudah memiliki perasaan sama kamu, tapi aku takut,

aku hanya menyimpannya sendiri.”Ucap Raihan

“Apa maksudmu Han...?” Tegasku

“Tentang perasaan ini Shifa..., Aku mencintaimu Shifa...”

Aku hanya diam mendengar apa yang diucapkan Raihan.

“ Maafkan aku jika perasaanku ini membuatmu risih atau membuatmu merasa

terganggu.” Ucapnya lagi

“Raihan.., seharusnya aku yang minta maaf karena aku telah memiliki perasaan

padamu...,, maafkan aku.” Ucapku dengan wajah tertunduk

“Selama ini aku memang mengagumimu dan aku memang mencintaimu, tapi aku tak

ingin berpacaran denganmu, itulah alasanku menyimpan semua perasaan ini. Aku

yakin jika Allah meridhoi diriku untuk hidup bersama denganmu, kita pasti akan

bersama-sama nanti.” Ucapku sangat lirih

“Aku tau itu Shifa.., aku juga sepertimu. Hal itu pula yang menjadi alasanku

memberitahumu tentang perasaan ini, aku ingin kamu mengerti tentang perasaan

ini. Aku akan tetap menyimpan perasaan ini untukmu Shifa. Insya Allah aku akan

selalu menunggumu.” Ucapnya dengan penuh kepastian

“Aku tidak pernah bisa berjanji atas sebuah perasaan Raihan. Tapi aku akan tetap

berusaha menjaganya.Yakinlah jodoh pasti bertemu. Kamu percaya itu kan

Han.”Ucapku.

“Iya... aku percaya. Sekarang kita sudah mengerti tentang perasaan kita yang

sebenarnya. Sekali lagi... Insya Allah aku akan selalu menunggumu Shifa.”Tegas

Raihan.

Aku hanya diam dalam keheningan itu. Dan tiba-tiba suara Rika memecahkan

keheningan saat itu. Raihan sepertinya mengerti isyaratku. Aku dan Raihan bersikap

seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

“Hai Raihan.. gimana sinyalnya bagus nggak..?”Tanya Rika

“Iya Rik.. bagus banget ..,makasih ya udah minjemin tempat duduknya ke aku.”Jawab

Raihan

“Iya sama-sama, gimana Shifa nggak kamu apa-apain kan..?” Tanya Rika

“Iya dong.. nih sudah aku jaga.., ini masih tetep baik-baik aja kan..”Canda Raihan

Page 71: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Aku hanya tersenyum mendengar obrolan Raihan dan Rika.

Setelah kejadian tadi, aku merasa sangat lega. Aku benar-benar telah merasakan arti

dibalik kata Kesabaran. Dan aku akan berusaha untuk menjaga perasaan ini dan

mempertemukannya dalam suatu moment yang halal kelak.

....THE END...

Bocah Kecil diPinggir Jalan

Oleh: Ahmad Padhlillah

Sebenarnya malam sudah cukup larut, satu jam lagi menjelang tengah malam diperempatan

lampu merah alun-alun kota serang. Angin malam itu jelas menusuk tulang. Meski aku tidak

merasakannya karena terlindung dari kuda beroda empat buatan jepang.

Kulihat bocah kecil lusuh dengan baju kumuh sedannya di pinggir jalan tiba-tiba tersanga-

sanga berlari ke arah mobil yang aku dan teman-temanku tumpangi. Pasti merasakan

sakitnya tusukan angin malam. Tapi sepertinya ia tak peduli.

Saat mobil kami terhenti oleh lampu merah yang menyala, bocah laki-laki lusuh itu lekas

menghampiri mobil kami. Matanya, dengan kantuk menggelayut berat di pelupuknya tak

lepas dari mobil yang aku tumpangi.

Ia berlari kecil menghampiri temanku yang menyetir dibalik kaca film gelap. Tanpa mengulur

waktu dia memulai aksinya bernyanyi seraya memainkan kecrek sebagai pelantuk lagunya.

Dengan suara lemah, bocah itu bernyanyi dan bukan suara merdu yang

terdengar,melainkan suara sumbang dan putus asa yang keluar dari bocah itu. Temanku

dengan santai mengangkat tangan dan melambaikannya,memberi kode agar bocah itu

segera bertolak dari hadapan kami.

Wajah dingin dan kesal temanku semakin kuat ketika ia melihat bocah itu terus bernyanyi

berharap kami iba dan memberi receh padanya. Ia pun membuka jendela mobil dan

memberi kepingan receh pada bocah tersebut.

Tersirat senyum diwajah lusuh nan pucat itu. Senyum bahagia saat melihat uang receh yang

ada ditangannya. Sebagian hatiku iba melihatnya, tapi sebagian yang lainnya acuh tak acuh

melihat bocah tersebut. Bocah kecil itupun berbalik menuju mobil lainnya dengan wajah

lusuhnya berharap kembali mendapatkan kepingan-kepingan receh lainnya.

Saat bocah itu pergi, ia sempat menoleh kebalik jendela tanpa berhenti melangkah. Saat

itulah wajah itu, ekspresi itu tampak begitu memelas dan sepertinya tak asing bagiku.

Page 72: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Wajah itu seperti ketakutan, seperti ada ancaman dalam wajanya. Aku terperangah, pelan-

pelan kurasakan tubuhku seperti membeku, membeku ketika terlintas sesuatu dalam

benakku. Mungkinkan…!!!

Tiba-tiba penyesalan menghantamku, atas apa yang aku lakukan. Hanya sekedar memberi

unag receh yang sebenarnya tidak terlalu berarti bagiku, mengapa, ada apa denganku?

Mataku tenggelam, kelam, dalam gelap.

***

Ingatanku kembali pada sebuah desa miskin nan jauh di ujung hamparan pantai di

kecamatan cihara desa pondok panjang di daerah Lebak, Banten. Disana tinggal seorang

ibu kurus kering dengan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Aku tak tahu mengapa aku

ada disana, dan aku juga tak mengerti mengapa aku kesana. Yang pasti, aku merasa

sedang ada disana bersama ibu yang lusuh dengan ketiga anaknya, yang setiap hari hidup

serba kekurangan.

“Maaak… makan !!!” aku dikejutkan suara lemah memelas dari sudut rumah yang lebih

pantas disebut gubuk. “Maak…” Aku cepat memutar badan dan melihat ke sumber suara.

Wajah itu, dengan mata yang sayu dan badan yang lemah dia menatapku. Aku terdiam.

wajahnya kemudian menunduk, perlahan badannya merebah di lantai gubuk, meringkuk,

lalu kedua tangannya menarik kedua lututnya hingga mendekap. “Maaak… Makan…”

dengan nada memelas lalu diam.

Aku cepat-cepat mendekat memegang tubuh kecilnya, tangannya lalu kelehernya. Aku

khawatir akan sesuatu yang tak ingin dikehendaki terjadi. Bocah kecil ini semakin melemah

karena kelaparan. Ya Allah…

Namun, perlahan mata bocah lelaki ini terbuka lagi. Mata sayunya menatapku, menatapku

penuh makna,seolah berkata bahwa dia sudah tak kuat lagi. Aku tahu gelombang derita

sedang mengombang-ambing hidupmu, tapi ohh kuatlah nak, jangan padamkan lilin kecilmu

itu.Tanpa kusadari ada sesuatu yang mengalir ke pipiku. Aku mendekapnya, mengelus-elus

pundaknya seraya menyapu air mata yang mulai membanjiri wajahku. Malam semakin

gelap, kejam, mewakili kelamnya penderitaan.

***

Pagi itu, di gubuk butut mak, ramai dengan suara anak-anak yang bermain nan ceria. Di

tengah riuh itu, terlihat seseorang membawa banyak makanan dan kue dengan bangganya.

Bocah lelaki itu terlihat amat senang, berbanding terbalik dengan semalam. Tangan

kanannya menggenggam sebuah brownies coklat dengan bekas gigitan. Sesekali ia

pandangi makanan yang tampak asing baginya, tapi sepertinya ia sangat amat

menikmatinya.

Page 73: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

“Terimakasih banyak yaa Nak Agus…” Terdengar suara mak dari depan gubuk.

“Iya sama-sama Mak… Ini cuman hal kecil kok, hitung-hitung bagi rezeki” jawab lelaki

tersebut.

Rupanya pagi ini keluarga Mak kedatangan tamu, tamu dari kota yang sebenarnya dulu

berasal dari desa ini.

“Ngomong-ngomong, anak Mak itu ada berapa?” Agus menanyakan hal yang membuat Mak

agak kaget. Jarang ada orang lain apalagi orang dari kota besar yang perhatian padanya.

“Lii…maa… Nak Agus, dua laki-laki dan tiga putri.” Dengan sedikit memberikode untuk

meminta bantuan.

“Wah lumayan banyak Mak untuk zaman modern kaya gini.” Balasnya santai.

“Yaah Allah ngasih terus.” Kata emak pelan, ia tampak malu.

“Tapi… Inikan titipan yang maha kuasa, harus disyukuri.” Lanjut Mak agar terlihat sedikit

bijak.

“Hahahaa iya bener Mak.” Jawab Agus santai yang kemudian duduk di bale yang sudah

cukup tua.

“Anak Mak masih sekolah?” Matanya kemudian melirik anak-anak yang sedang asik

bermain.

Mak kaget dengan pertannyaan Agus. Dia tidak menyangka akan ditanya seperti itu.

Matanya berbinar-binar, penuh harap. Apakah ini pertolonganmu yaa Allah? Rasanya,

semua kesedihan kemarin hilang dalam sekejap.

“Tinggal Ridwan” kata Mak menyebut nama anak bungsunya.

“Tapi sudah lima bulan ini dia tidak sekolah. Ia malu karena terus ditagih bayaran sama

gurunya.” Lanjut Mak dengan menundukkan kepala.

“Bayaran apa Mak? Bukannya udah grat…”

“Gratis apa Nak Agus! Buktinya bayaran masih tetep lanjut.”

Bocah lelaki tiba-tiba berlari mendekati Mak. “iya Mak, ayo bayar tunggakannya. Ridwan

mau sekolah lagi.” Rengek sang bocah. Wajah polos bocah Itu belum tahu bagaimana

keadaan ekonomi keluarganya. Maklum anak-anak.

Mak menatap anak bungsunya dengan sedih. Matanya kemudian tampak berkaca-kaca, ia

lalu tertunduk. Tiba-tiba mak mengangkat wajahnya dan memandang ke Agus sebentar,

seolah ingin melihat respons atas kode yang telah diberikannya tadi.

Page 74: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

"kalau masalah biaya, saya bisa ban..." kata Agus tanggap merespon kode-kode yang

Mak berikan.

"wah makasih banyak nak Agus, tapi gak usah repot-repot." Potong Mak menyela merasa

tidak enak hati.

"Ooh gak apa Mak..."

Si bocah duduk dan menyender manja di pangkuan Mak. Wajahnya berseri-seri. "Ridwan

bisa sekolah ya Mak, ya Mak...." Teman-teman ikut mendekat. Mereka bergelendotan di

tubuh mak yang kurus.

Namun Mak hanya diam mematung. Hanya kesedihan membayang di wajahnya. Ia lalu

merangkul pelan anaknya, memandanginya dengan kasih sayang berwarna duka.

Mak sadar sekolah penting bagi anak-anaknya, meski ia tak pernah sekolah hingga ia tak

bisa membaca. Mak benar-benar telah merasakan betapa sengsaranya menjadi bodoh

lantaran tak sekolah hingga ia tak bisa mengajari anak-anaknya membaca bahkan hanya

untuk sekedar menulis namanya di secarik kertas ia tak bisa. Ke mana-mana ia diliputi

oleh kegelisahan karena rasa tidak bisa.

Mak akhirnya tampak menerawang. Ingatannya mengembara, lalu jatuh pada anak

sulungnya, Tatang, yang kini jadi buruh tani, yang untuk dirinya saja masih kekurangan.

Lalu mak ingat anak keduanya, Dina, yang kini ikut suaminya ke desa seberang. Nasibnya

pun tak jauh berbeda dengan kakaknya. Mak sekali-sekali memimpikan anak keduanya ini

mengirimkan uang, meski itu hanya seratus ribu. Dulu sekali Tatang pernah mengirim,

senangnya mak tak kepalang. Itulah sebabnya Mak terus berharap, walau tak pernah lagi.

Yang ketiga bahkan sampai sekarang tak ada kabarnya setelah minta izin ikut orang kota

menjadi pembantu rumah tangga di Jakarta. Mak tak bisa membendung air mata waktu

melepas anak gadisnya yang berwajah cukup menarik ini. Saking menariknya rupa

putrinya ini, mak sampai pernah berkhayal dapat menantu orang ternama di desanya.

Namun, khayalan itu sirna bersama perginya sang gadis ke "kota metropolitan".

sekarang tinggal Agus yang masih bersama Mak tinggal di gubuk, dalam lindungan mak

yang sebenarnya juga perlu perlindungan si bapak yang belum lama ini berpulang. Kata

dokter puskesmas, si Bapak sakit karena kurang gizi. Kata mak, sang bapak sering

mengalah agar anak dan istrinya bisa makan.

* * *

"kalau begitu, saya pergi dulu," si Franky tiba-tiba undur diri.

Page 75: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

Di desa itu Franky dikenal sebagai pemilik berbagai usaha di Jakarta. Tapi tak ada yang

tahu usaha apa yang digelutinya. Namun setiap dia pulang kampung, dia selalu membagi-

bagikan uang dan makanan. Dan ketika kembali ke kota, ia selalu membawa warga desa

yang katanya untuk diajak bekerja di perusahaannya.

"Eh kok buru-buru Nak Agus," cepat Mak bangkit memburu Agus. "Gak ada yang dapat

Mak suguhkan ya...."

"Oo gak usah repot-repot Mak, biasa aj-ja...," kata Agus sambil melangkah.

Tapi Agus berbalik ketika mak memburunya. Mak juga mendekat dengan kikuk, seperti

menghendaki sesuatu. Mak lalu memandang ke si bocah kecilnya, menoleh lagi ke Agus

tanpa berkata selain kikuknya tak kepalang.

"Oh ya, Mak, ha ha ha...." Agus merogoh kantong belakangnya, menarik dompet dan

membukanya. Dia lalu membalik-balik lembaran lima puluh ribuan. Mata mak terbelalak.

Sudah begitu lama dia tidak melihat lembaran-lembaran sebesar itu, apalagi dimilikinya.

Mak terus memandang jari-jari Agus membolak-balik lembaran lima puluhan ribu itu. Tapi

Agus tak kunjung menarik keluar barang selembar pun. Bahkan ia kembali memasukkan

dompet itu ke sakunya. Agus lalu mendekat ke arah mak dan menatap mata mak dalam-

dalam. Mak kebingungan dan amat kecewa.

"Mmmm eh... itu gampang Mak. Saya bisa membayar semua biaya sekolah Ridwan,

tapi..."

"Tapi... tapi Nak...." Mak tampak sekali tak paham dan bingung.

"Begini Mak, bagaimana kalau Ridwan... kalaaau... saya... bawa ke Jakarta...."

"Hah..." Mak pucat. Ia mundur, berbalik terus melangkah kuyu... lalu terduduk lemas.

Tampak harapan yang tadinya tumbuh di dalam dirinya menguap tiba-tiba. Ia bahkan

tampak sekali berubah kecewa dan takut, walau menutup-nutupinya.

"Begini, Mak... saya ada kerjaan anak-anak, tidak berat, ya... sambil main-mainlah, nyanyi-

nyanyi, tapi dapat duit lumayan...." Mak tampak memaksakan diri untuk tertarik ucapan

Agus.

"Saya rasa Ridwan bisa sekolah sambil bersenang-senang sama saya. Mak nggak usah

khawatir, akan saya jaga RIdwan. Sekadar Mak Tahu saja, nih, nggak ada yang berani

sama saya di kota," kata Agus. "Anak Mak aman, saya jamin!"

Ia kemudian duduk di samping Mak yang terpana. "Ini bisa juga terserah Ridwan, Mak.

Kalau Ridwan nggak betah, bisa pulang. Saya sendiri yang mengantar pulang, Mak. Kalau

Page 76: Call for Story RAYON PMII IBNU KHOLDUNHari itu anak dari pasangan Arjuna dan Desnala memasuki semester ke 4 masa perkuliahanya. Dialah wisanggeni, anak yang dibuang oleh orangtuanya

Call for Story

RAYON PMII IBNU KHOLDUN

suka, ya bisa terus... ya kan?" Perlahan Mak tampak tertarik. Harapannya kembali terusik.

"Tapi ya... semua terserah Mak," kata Agus sambil bergerak berdiri, jual mahal, seperti

sering dia lakukan. Mak memandangi gerak punggung Agus. Ada yang tumbuh di dalam

diri mak lagi. Ia juga spontan hendak berdiri. Gadis kecil memandang heran di dekat tiga

adiknya yang acuh asik bermain tanah.

Tapi dalam berdirinya mak hanya terpaku. Ada pergolakan hebat terjadi di dalam dirinya:

antara harapan dan rasa kasihan atas anak laki-lakinya yang masih kecil juga membuyut.

Oh, akankah dunia lelaki kecil segera berganti dengan dunia kerja yang keras dan kejam

tanpa ampun.

"Mak... Ridwan bisa sekolah ya Mak," si bocah menyela. "Di sekolah banyak teman, Mak,

kami belajar, bermain bola. Ridwan selalu bikin gol lo Mak. Pak guru baik... kalau PR

Ridwan salah, Pak Guru nggak marah, malah ngasih tau..."

Mak mematung. Air matanya meleleh. Aku terpana. Dan ada yang bergulir di pipiku. Deru

gas mobil tiba-tiba bersahut-sahutan, mengagetkanku.

"Dik… Dika… lihat tu.” Tiba-tiba temanku berseru sambil menunjuk sekilas ke sudut warteg

di seberang jalan. Aku kaget. Ternyata aku masih di mobil temanku di lampu merah alun-

alun. Buru-buru kuseka pipiku. Untungnya saat itu malam sehingga gelap, yang membuat

temanku ta tahu aku menggulirkan air mata.

Di seberang jalan, di samping warteg agak gelap, tampak membayang duduk tiga lelaki

sangar. Di depannya, di atas bangku panjang reot, tampak bayangan tiga botol dan

beberapa gelas berserakan. Satu-satu pengamen mendekat dan pergi dari sana. Tiba-tiba

darahku tersirap, jantungku berhenti berdetak. Sekilas kulihat bocah kecil menjauh dari

sana. Wajahnya, dukanya, memelasnya itu... Diakah bocah kecil kesayangan Mak?

***