repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam,...

64

Transcript of repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam,...

Page 1: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 2: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 3: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 4: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 5: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

Kelas/ Semester : X / 1 (ganjil)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi : Indonesia Zaman Praaksara: Awal kehidupan

Manusia Indonesia

Tema : - Corak kehidupan masyarakat

- Hasil-hasil budaya masyarakat

- Nilai-nilai budaya masyarakat

Pertemuan ke- : 1

Alokasi waktu : 2 X 45 menit ( 90Menit)

A. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.4. Memahami hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan

pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat

3.4.1. Menjelaskan corak kehidupan masyarakat pada masa praaksara di Indonesia :

Menerangkan proses kehidupan masyarakat pada masa praaksara

Menerangkan perkembangan kehidupan masyarakat praaksara dari masa ke masa

Menerangkan hasil-hasil peninggalan kebudayaan masa praaksara

Menerangkan nilai-nilai kebudayaan masa praaksara

4.3. Menyajikan hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan

pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat dalam bentuk tulisan

Menganalisis ide, mengkaji tentang proses perkembangan kehidupan masa praaksara

Merumuskan hasil-hasil kebudayaan zaman palaeolithikum dan mesolithikum

Melalui diskusi peserta didik dapat memahami tentang informasi tambahan yang belum

dipahami mengenai kehidupan manusia purba, peninggalan hasil-hasil budaya dan nilai-

nilai budaya zaman praaksara

Mempresentasikan hasil kajian yang diperoleh kelompok tentang kehidupan pada masa

praaksara terutama zaman palaeolithikum dan mesolithikum serta hasil-hasil

kebudayaannya.

Melaporkan hasil diskusi tentang tentang kehidupan pada masa praaksara terutama

zaman palaeolithikum dan mesolithikum serta peninggalan hasil-hasil kebudayaannya.

Page 6: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, mengamati, dan membaca refenrensi siswa dapat :

1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran

sejarah terkait perkembangan kehidupan manusia praaksara pada zaman

Paleolithikum sampai Mesolithikum beserta hasil kebudayaannya di Indonesia di

Indonesia

2. Menunjukkan sikap responsife dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

dikelas

3. Mampu menganalisis perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia

4. Mampu menyajikan dalam bentuk presentasi mengenai perkembangan kehidupan

manusia purba serta hasil-hasil kebudayaan pada masa praaksara di Indonesia

D. Materi Pembelajaran

1. Corak kehidupan masyarakat masa praaksara

2. Perkembangan teknologi masyarakat praaksara

3. Sistem kepercayaan masyarakat masa praaksara

4. Hasil-hasil kebudayaan peninggalan masyarakat masa praaksara

E. Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya-jawab, diskusi,dan Picture And Picture

Strategi pembelajaran : Problem base learning

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : LKS dan Power Point

2 2. Alat; LCD, Slide Power Point, Lembar Soal, Lembar Diskusi, White Board, Spidol Hitam.

3. Sumber Belajar:

- Kemendikbud RI 2013, Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud

- Kemendikbud RI 2013, Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud

- Internet : https://repository.usd.ac.id/684/2/091314029_full.pdf

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahulu

an

a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi salam

b. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses

KBM (kerapian, kebersihan ruang kelas, menyediakan media

dan alat serta buku yang diperlukan)

c. Memantau kehadiran dengan mengabsen peserta didik

d. Guru menyiapkan alat dan materi pembelajaran

e. Menampilkan gambar tentang kehidupan masa praaksara pada

masa Palaeolithikum dan mesolithikum

f. Siswa menerima penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran

10 Menit

Page 7: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

g. Guru menyampaikan cakupan materi secara garis besar. h. Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi

pembelajaran

i. Siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran

Picture and Picture

Inti

(Mengamati)

Peserta didik ditunjukkan gambar oleh guru :

yang terkait dengan corak kehidupan masyarakat masa

praaksara

Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia

Macam-macam penemuan hasil kebudayaan masa praaksara

(Menanya)

Guru memberi pertanyaan pada peserta didik yang berkaitan dengan materi pembelajaran

Siswa menjawab pertanyaan tentang corak kehidupan

masyarakat masa praaksara yang bertujuan untuk menggali

kemampuan siswa

(Menalar)

Setiap siswa mengamati gambar pada layar LCD dan mendengarkan penjelasan dari guru

Siswa dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan cara mengambil permen

warna-warni yang disediakan oleh guru lalu mencari warna

permen yang sesuai dengan yang didapat oleh peserta didik

lalu dengan mudah peserta didik menjadi satu kelompok

Siswa yang telah menemukan kelompoknya melaporkan

kepada guru dan guru membuat catatan pada lembar

instrumen yang sudah dipersiapkan

Setiap kelompok bertugas merangkai potongan kertas lalu ditempelkan pada bingkai menjadi rangkaian yang utuh yang

sudah disediakan oleh guru

Masing-masing kelompok diminta untuk mencari informasi materi dengan membaca buku siswa/ mencari di internet

tentang corak kehidupan masa praaksara.

Setiap kelompok diberikan tugas untuk menganalisa tentang pola kehidupan masyarakat hingga hasil kebudayaan

peninggalan masa praaksara sebagai berikut :

Kelompok 1

1. Mengkaji dan merumuskan tentang jenis manusia purba di

Indonesia berupa Meganthropus Paleojavanicus

Kelompok 2

2. Mengkaji dan merumuskan tentang jenis manusia purba di

Indonesia berupa gambar Pithecanthropus

Kelompok 3

60 menit

Page 8: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

3. Mengkaji dan merumuskan tentang gambar pola hunian masa praaksara berupa gambar tinggal dalam gua (Abris

Sous Roche) masa mesolithikum

Kelompok 4

4. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan masa

praaksara berupa gambar alat berburu meramu masa

palaeolitikum

Kelompok 5

5. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan masa

praaksara berupa gambar alat produksi masa

mesolithikum

Kelompok 6

6. Mengkaji dan merumuskan tentang jenis manusia purba di

Indonesia berupa gambar Homo Sapiens

(Mencoba)

Peserta didik bekerjasama merangkai potongan kertas lalu

menempelkan pada bingkai yang telah disediakan oleh guru,

adapun peserta didik yang bertugas mencari berbagai sumber

untuk mendapatkan informasi mengenai arahan tugas dari

guru untuk dipresentasikan di depan kelas

Setelah rangkaian potongan kertas tersusun sesuai dengan gambar pada layar LCD, masing-masing siswa mencari

informasi melalui internet maupun buku LKS

Peserta didik saling bekerja sama membuat analisa pada tugas yang diberikan oleh guru lalu mempresentasikan di depan

kelas sesuai urutan nomor perkelompok

Setiap peserta didik mencatat hasil diskusi kelompoknya

Peserta didik yang sudah selesai presentasi diberi reward oleh guru

(Membuat Jejaring)

Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan urutan nomor kelompok dengan begitu siswa

berinisiatif mempresentasikan tanpa ditunjuk oleh guru

Masing- masing kelompok melaporkan/ mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain

menanggapi

Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan pada kelompok-kelompok diskusi yang telah

selesai melaporkan hasil diskusinya.

Penutup

Siswa diberi soal tes evaluasi untuk mengetahui kemampuan

siswa

Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dan angket Picture And Picture yang telah diberikan oleh guru secara individu

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan memberikan tugas mandiri terstruktur,

peserta didik diminta membaca buku LKS serta membuat

20 Menit

Page 9: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

rangkuman tentang perkembangan corak kehidupan pada masa praaksara serta hasil-hasil kebudayaan dari masa praaksara

bagi kehidupan manusia.

Menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup

H .Penilaian

Bentuk Instrumen dan Jenis/Teknik Penilaian :

a. Bentuk Instrumen berupa tes :

1. Testulis bentuk pilihan ganda

b. Bentuk instrument berupa non tes :

1. Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah siswa dan guru beserta pedoman

penskoran

Salatiga, 20 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Dra. Magdalena Yahmini Soewadji, S.S.,M.Pd. Fajarwidyartiningsih

Kepala Sekolah

Bambang Irawan, S.Pd.

Page 10: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Lembar Evaluasi Siklus 1

Soal evaluasi siklus 1

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang

benar!

1. Manusia penghuni bumi yang hidup pada zaman prasejarah ketika manusia belum mengenal

tulisan disebut ...

a) Fosil

b) Tulang-belulang

c) Peninggalan

d) Manusia Purba

2. Zaman ini berlangsung selama 600.000 tahun yang lalu selama masa plestosen (dilluvium) disebut

zaman ...

a) Neolithikum

b) Mesolithikum

c) Paleolithikum

d) Mesozoikum

3. Palaeo itu tua sedang litikum adalah zaman batu, jadi Paleolithikum adalah ...

a) Zaman batu muda

b) Zaman batu madya

c) Zaman batu tua

d) Zaman batu berkelanjutan

4. Pola hunian masyarakat pada masa paleolithikum belum menetap yang sering disebut ....

a) Nomaden

b) kjokkenmodinger

c) Abris sous roche

d) Atas bukit

5. Kapak Perimbas (Chopper), alat serpih,, alat dari tulang merupakan ciri hasil kebudayaan pada

masa ....

a) Mesozoikum

b) Mesolithikum

c) Neolithikum

d) Paleolithikum

Page 11: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

6. 1. Hasil budaya masih kasar

2. Food Producing (bercocok tanam)

3. Tinggal di Gua-gua atau Rumah Panggung di Pantai

4. Belum mengenal penguburan mayat

Ciri kehidupan pada masa Mesolithikum ialah ....

a. 1 dan 2

b. 2 dan 3

c. 2 dan 4

d. 1 dan 4

7. Mesolithikum disebut juga sebagai ....

a. Zaman batu muda

b. Zaman batu tua

c. Zaman batu tengah

d. Zaman batu besar

8. Sampah dapur atau sering disebut juga Kjokkenmodinger merupakan kebudayaan pada masa ....

a. Megalithikum

b. Jaman logam

c. Paleolithikum

d. Mesolithikum

9. Zaman mesolithikum sudah mulai tinggal di gua atau sering disebut dengan istilah ...

a. Abris Sous Roche

b. Kjokkenmodinger

c. Nomaden

d. Migrasi

10. Pithecanthropus Erectus menjadi temuan pertama yang menjadi pangkal penyelidikan

selanjutnya yang ditemukan oleh ...

a. E. Dubois

b. Von Koenigswald

c. F. Weidenreich

Page 12: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

d. J. Deandeles

11. Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan oleh seorang peneliti pada tahun 1941 yang

bernama ....

a. E. Dubois

b. Von Koenigswald

c. F. Weidenreich

d. J. Deandeles

12. Kebudayaan tertua di Indonesia yang ditemukan di provinsi Jawa Timur pada zaman

Palaeolithikum nama kedua tempat penemuan tersebut dibagi atas ....

a. Trinil dan Sangiran

b. Nganjuk dan Ngawi

c. Pacitan dan Sangiran

d. Pacitan dan Ngandong

13. Kapak genggam mesolithikum itu dinamakan pebble atau juga menurut tempat penemuannya

disebut ...

a. Kapak Aceh

b. Kapak Sumatra

c. Kapak Lonjong

d. Kapak Pendek

14. 1. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu

2. Tubuh besar dan tegap

3. Hidup mengumpulkan makanan dan memakan tumbuhan

4. Rahangnya kuat

5. Volume otak kecil

Ciri Manusia purba diatas merupakan ciri dari ....

a. Meganthropus Palaeojavanicus

b. Pithecanthropus Erectus

c. Homo Sapiens

Page 13: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

d. Homo Wajakensis

15. 1. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu

2. Hidup berkelompok

3. Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol

4. Mengumpulkan makanan dan berburu

5. Makanannya daging dan tumbuhan

Ciri Manusia purba diatas merupakan ciri dari ....

a. Meganthropus Palaeojavanicus

b. Homo Sapiens

c. Homo Wajakensis

d. Pithecanthropus

16. 1. Homo wajakensis

2. Austronesia

3. Papua melanesoid

3. Homo Soloensis

4. Pithecanthropus

Ciri jenis manusia/bangsa pada zaman Paleolithikum antara lain ialah ....

a. 1, 3 dan 4

b. 2, 3, dan 4

c. 1, 2, dan 3

d. 1, 2, dan 4

17. 1. Kapak pendek 2. Lukisan Gua 3. Choppers 4. alat dari tanduk rusa

Hasil-hasil kebudayaan pasa masa Mesolithikum antara lain ialah ....

a. 1 dan 3

Page 14: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

b. 1 dan 4

c. 1 dan 2

d. 3 dan 4

18. 1. Alat-alat tulang dan tanduk rusa 2. Flakes 3. choppers

Hasil kebudayaan diatas merupakan hasil pada zaman ...

a. Palaeolithikum

b. Mesolithikum

c. Neolithikum

d. Logam

19. Jenis manusia yang menjadi pendukun kebudayaan pada zaman mesolithikum ialah ...

a. Austronesia

b. Pithecanthropus

c. Papua-Melanesoid

d. Homo Soloensis

20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil

roh nenek moyang yang disebut ...

a. Animisme dan Dinamisme

b. Monotheisme

c. Atheis

d. Nomaden

Page 15: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

KUNCI JAWABAN

1 D 11 B

2 C 12 D

3 C 13 B

4 A 14 A

5 D 15 D

6 B 16 A

7 C 17 C

8 D 18 A

9 A 19 C

10 A 20 A

Page 16: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah siswa

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN SISWA

Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Pokok Bahasan :

Siklus I

No Aspek yang diamati Baik

Sekali

Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam pembelajaran

2 Memperhatikan penjelasan guru

3 Mengerjakan tugas yang

diberikan guru

4 Memahami tugas masing-masing

5 Berpartisipasi dalam

pembelajaran

6 Apabila mengalami kesulitan,

berinisiatif menanyakan kepada

guru atau teman lain

7 Kelancaran pada saat presentasi

Beri tanda (√) untuk pertanyaan yang sesuai

Keterangan :

Baik sekali : 4

Baik : 3

Cukup : 2

Kurang : 1

Page 17: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah guru

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN GURU

Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Pokok Bahasan :

Siklus I

No Kegiatan Baik

Sekali

Baik Cukup Kurang

A. Pendahuluan

1 Apersepsi

2 Menyampaikan tujuan

yang akan dicapai

3 Menjelaskan materi

4 Menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran

Picture And Picture?

B. Kegiatan Inti

5 Membagi siswa dalam

kelompok

6 Mengawasi jalannya

permainan

7 Menumbuhkan

partisipasi aktif siswa

dalam permainan

8 Memberi bantuan kepada

siswa yang mengalami

kesulitan

9 Memberi penghargaan

terhadap keberhasilan

siswa

C. Kegiatan Penutup

10 Menyimpulkan

materi pelajaran

dengan melibatkan

siswa

11 Memberikan tes

12 Menutup pelajaran

Beri tanda (√) untuk pertanyaan yang sesuai

Page 18: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Keterangan :

Baik sekali : 4

Baik : 3

Cukup : 2

Kurang : 1

Page 19: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 20: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 21: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 22: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 23: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

Kelas/ Semester : X / 1 (ganjil)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi : Indonesia Zaman Praaksara: Awal kehidupan

Manusia Indonesia

Tema : - Corak kehidupan masyarakat

- Hasil-hasil budaya masyarakat

- Nilai-nilai budaya masyarakat

Pertemuan ke- : 2

Alokasi waktu : 2 X 45 menit ( 90Menit)

A. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.4. Memahami hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan

pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat

3.4.1. Menjelaskan corak kehidupan masyarakat pada masa praaksara di Indonesia :

Menerangkan proses kehidupan masyarakat pada masa praaksara

Menerangkan perkembangan kehidupan masyarakat praaksara dari masa ke masa

Menerangkan hasil-hasil peninggalan kebudayaan masa praaksara

Menerangkan nilai-nilai kebudayaan masa praaksara

4.3. Menyajikan hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan

pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat dalam bentuk tulisan

Menganalisis ide, mengkaji tentang proses perkembangan kehidupan masa praaksara

Merumuskan hasil-hasil kebudayaan zaman neolithikum sampai zaman logam

Melalui diskusi peserta didik dapat memahami tentang informasi tambahan yang belum

dipahami mengenai kehidupan manusia purba pada zaman neolithikum sampai zaman

logam, serta peninggalan hasil-hasil budaya dan nilai-nilai budaya zaman praaksara.

Mempresentasikan hasil kajian yang diperoleh kelompok tentang kehidupan pada masa

praaksara terutama zaman neolithikum sampai zaman logam

Melaporkan hasil diskusi tentang tentang kehidupan pada masa praaksara terutama

zaman neolithikum sampai zaman logam serta peninggalan hasil-hasil kebudayaannya.

Page 24: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, mengamati, dan membaca referensi siswa dapat :

1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran

sejarah terkait perkembangan kehidupan manusia masa praaksara pada zaman

Neolithikum sampai zaman logam beserta hasil kebudayaannya di Indonesia

2. Menunjukkan sikap responsife dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

dikelas

3. Mampu menganalisis perkembangan kehidupan manusia purba beserta hasil-hasil

kebudayaan di Indonesia

4. Mampu menyajikan dalam bentuk presentasi mengenai perkembangan kehidupan

manusia purba beserta hasil-hasil kebudayaan pada masa praaksara di Indonesia

D. Materi Pembelajaran

1. Corak kehidupan masyarakat masa praaksara

2. Perkembangan teknologi masyarakat praaksara

3. Sistem kepercayaan masyarakat masa praaksara

4. Hasil-hasil kebudayaan peninggalan masyarakat masa praaksara

E. Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya-jawab, diskusi,dan Picture And Picture

Strategi pembelajaran : Problem base learning

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : LKS dan Power Point

2 2. Alat; LCD, Slide Power Point, Lembar Soal, Lembar Diskusi, White Board, Spidol Hitam.

3. Sumber Belajar:

- Kemendikbud RI 2013, Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud

- Kemendikbud RI 2013, Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud

- Internet : https://repository.usd.ac.id/684/2/091314029_full.pdf

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahulu

an

a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi salam

b. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses

KBM (kerapian, kebersihan ruang kelas, menyediakan media

dan alat serta buku yang diperlukan)

c. Memantau kehadiran dengan mengabsen peserta didik

d. Guru menyiapkan alat dan materi pembelajaran

e. Menampilkan gambar tentang kehidupan masa praaksara pada

masa neolithikum sampai zaman logam

10 Menit

Page 25: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

f. Siswa menerima penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran g. Guru menyampaikan cakupan materi secara garis besar.

h. Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi

pembelajaran

i. Siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran

Picture and Picture

Inti

(Mengamati)

Peserta didik ditunjukkan gambar oleh guru :

yang terkait dengan perkembangan corak kehidupan

masyarakat pada masa praaksara zaman neolithikum sampai

zaman logam

Macam-macam penemuan hasil kebudayaan masa praaksara pada zaman neolithikum sampai zaman logam

(Menanya)

Guru memberi pertanyaan pada peserta didik yang berkaitan dengan materi pembelajaran

Siswa menjawab pertanyaan tentang corak kehidupan masyarakat masa praaksara zaman neolithikum sampai

zaman logam yang bertujuan untuk menggali kemampuan

siswa

(Menalar)

Setiap siswa mengamati gambar pada layar LCD dan

mendengarkan penjelasan dari guru

Siswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang dengan cara mengambil permen

warna-warni yang disediakan oleh guru lalu mencari warna

permen yang sesuai dengan yang didapat oleh peserta didik

lalu dengan mudah peserta didik menjadi satu kelompok

Siswa yang telah menemukan kelompoknya melaporkan kepada guru dan guru membuat catatan pada lembar

instrumen yang sudah dipersiapkan

Setiap kelompok bertugas merangkai potongan kertas lalu

ditempelkan pada bingkai menjadi rangkaian yang utuh yang

sudah disediakan oleh guru.

Masing-masing kelompok diminta untuk mencari informasi materi dengan membaca buku siswa/ mencari di internet

tentang corak kehidupan masa praaksara zaman neolithikum

sampai zaman logam.

Setiap kelompok diberikan tugas untuk menganalisa tentang pola kehidupan masyarakat hingga hasil kebudayaan

peninggalan masa praaksara zaman neolithikum sampai

zaman logam sebagai berikut :

Kelompok 1

60 menit

Page 26: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

1. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan pada zaman neolithikum berupa kapak lonjong

Kelompok 2

2. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan

pada zaman neolithikum berupa kapak persegi

Kelompok 3

3. Mengkaji dan merumuskan tentang berupa alat pemujaan

roh nenek moyang pada zaman megalithikum contoh

menhir

Kelompok 4

4. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan pada

zaman megalithikum berupa gambar punden berundak-

undak

Kelompok 5

5. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan masa

praaksara berupa gambar Nekara

(Mencoba)

Peserta didik bekerjasama merangkai potongan kertas lalu

menempelkan pada bingkai yang telah disediakan oleh guru,

adapun peserta didik yang bertugas mencari berbagai sumber

untuk mendapatkan informasi mengenai arahan tugas dari

guru untuk dipresentasikan di depan kelas

Setelah rangkaian potongan kertas tersusun sesuai dengan gambar pada layar LCD, masing-masing siswa mencari

informasi melalui internet maupun buku LKS

Peserta didik saling bekerja sama membuat analisa pada tugas yang diberikan oleh guru lalu mempresentasikan di depan

kelas sesuai urutan nomor perkelompok

Setiap peserta didik mencatat hasil diskusi kelompoknya

Peserta didik yang sudah selesai presentasi diberi reward oleh guru

(Membuat Jejaring)

Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan urutan nomor kelompok dengan begitu siswa

berinisiatif mempresentasikan tanpa ditunjuk oleh guru

Masing- masing kelompok melaporkan/ mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain

menanggapi

Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lesan pada kelompok-kelompok diskusi yang telah

selesai melaporkan hasil diskusinya.

Penutup

Siswa diberi soal tes evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa

Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dan angket Picture And

Picture yang telah diberikan oleh guru secara individu

Menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup

20 Menit

Page 27: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

H .Penilaian

Bentuk Instrumen dan Jenis/Teknik Penilaian :

a. Bentuk Instrumen berupa tes :

1. Testulis bentuk pilihan ganda

b. Bentuk instrument berupa non tes :

1. Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah siswa dan guru beserta pedoman

penskoran

Salatiga, 27 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Dra. Magdalena Yahmini Soewadji, S.S.,M.Pd. Fajarwidyartiningsih

Kepala Sekolah

Bambang Irawan, S.Pd.

Page 28: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Lembar Evaluasi Siklus II

Soal evaluasi siklus II

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang

benar!

1. Manusia pendukung kebudayaan Neolithikum adalah ...

a) Pithecanthropus

b) Bangsa Austronesia dan Papua Melanesoid

c) Negroid

d) Australia

2. Beberapa jenis peralatan yang ditemukan dan sekaligus menjadi corak khusus masa

Neolithikum meliputi ...

a) Mata panah, perhiasan, tembikar

b) Kapak perimbas

c) Flakes

d) Alat dari tulang

3. Daerah penemuan kapak lonjong di Indonesia, hanya terbatas di daerah bagian timur diantara

lain ....

a) Kalimantan, Bali, Surabaya

b) Bandung, Jakarta, Bali

c) Sulawesi, Flores, Maluku

d) Medan, Jambi, Aceh

4. Beliung persegi berasal dari zaman Megalithikum yang memiliki fungsi digunakan untuk..

a) Melubangi kayu dan membuat ukiran.

b) Bercocok tanam

c) Menggali kubur

d) Memangkas rumput

5. Menurut Van Heekeren, pada jaman Neolithik orang-orang Indonesia purba telah ....

a) Abris Sous Roche

b) Hidup menetap

c) Nomaden

d) Tinggal dipinggir sungai

6.

Gambar tembikar diatas banyak ditemukan di daerah ....

a) Sumatra

Page 29: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

b) Jawa

c) Kalimantan

d) Sulawesi

7.

Penemuan terbanyak perhiasan pada masa neolithikum ada di daerah ....

a) Banda Aceh

b) Jambi

c) Medan

d) Jawa

e) Palembang

8.

Kapak corong berfungsi untuk ....

a) Bercocok tanam

b) Berburu

c) Alat upacara dan hiasan

d) Menguliti hewan

9.

Gambar diatas berfungsi sebagai salah satu alat dalam upacara untuk mendatangkan hujan,

memanggil roh nenek moyang, alat tersebut memiliki istilah ….

a) Nekara

b) Kapak

Page 30: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

c) Pipisan

d) Cobek

10.

Fungsi Moko pada gambar diatas adalah digunakan sebagai

a) Cendramata

b) Hiasan

c) Alat pusaka atau sebagai mas kawin

d) Oleh-oleh khas daerah

11.

Gambar diatas merupakan peninggalan pada zaman ...

a) Plastik

b) Kertas

c) Logam

d) Batu

12.

Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan kapak corong, seperti di

a) Sumatera Selatan

b) Papua

c) Sulawesi

d) Palu

Page 31: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

13. 1. 2. 3. 4.

Pada gambar diatas yang BUKAN merupakan peninggalan zaman logam ialah ....

a) 1

b) 2

c) 3

d) 4

14. Neolithikum atau sering disebut juga dengan istilah ....

a) Jaman batu tua

b) Jaman batu tengah

c) Jaman batu muda

d) Jaman batu besar

15. 1. 2. 3.

Gambar diatas merupakan ciri peninggalan pada zaman ....

a) Zaman besi

b) Zaman Megalithikum

c) Zaman perunggu

d) Zaman logam

16. Peralatan peninggalan pada zaman perunggu diantara lain ....

a) tembikar

b) Nekara Perunggu, Benjana Perunggu, Arca Perunggu,

c) Kapak lonjong

d) Kapak persegi

17. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab

melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ...

a) 1500°C.

Page 32: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

b) ±3500 °C.

c) 2000°C.

d) 1000°C.

18. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu ....

a) Didinginkan dengan es

b) Dibakar dengan api

c) Direndam dengan air

d) bivalve & a cire perdue

19.

Punden berundak-undak dan Kubur batu termasuk ...

a) Jaman besi

b) Jaman logam

c) Jaman perunggu

d) Jaman megalithikum

20.

Bahan dasar pembuatan pakaian pada masa Neolithikum yang ditemukan di Kalimantan dan

Sulawesi seperti pada gambar diatas ialah ...

a) Kain sutra

b) Kain batik

c) Kain tenun

d) Kulit kayu

Page 33: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

KUNCI JAWABAN

1 B 11 C

2 A 12 A

3 C 13 D

4 A 14 C

5 B 15 B

6 A 16 B

7 D 17 B

8 C 18 D

9 A 19 D

10 C 20 D

Page 34: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah siswa

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN SISWA

Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Pokok Bahasan :

Siklus II

No Aspek yang diamati Baik

Sekali

Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam pembelajaran

2 Memperhatikan penjelasan guru

3 Mengerjakan tugas yang

diberikan guru

4 Memahami tugas masing-masing

5 Berpartisipasi dalam

pembelajaran

6 Apabila mengalami kesulitan,

berinisiatif menanyakan kepada

guru atau teman lain

7 Kelancaran pada saat presentasi

Beri tanda (√) untuk pertanyaan yang sesuai

Keterangan :

Baik sekali : 4

Baik : 3

Cukup : 2

Kurang : 1

Page 35: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah guru

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN GURU

Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Pokok Bahasan :

Siklus II

No Kegiatan Baik

Sekali

Baik Cukup Kurang

C. Pendahuluan

1 Apersepsi

2 Menyampaikan tujuan

yang akan dicapai

3 Menjelaskan materi

4 Menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran

Picture And Picture?

D. Kegiatan Inti

5 Membagi siswa dalam

kelompok

6 Mengawasi jalannya

permainan

7 Menumbuhkan

partisipasi aktif siswa

dalam permainan

8 Memberi bantuan kepada

siswa yang mengalami

kesulitan

9 Memberi penghargaan

terhadap keberhasilan

siswa

C. Kegiatan Penutup

10 Menyimpulkan

materi pelajaran

dengan melibatkan

siswa

11 Memberikan tes

12 Menutup pelajaran

Beri tanda (√) untuk pertanyaan yang sesuai

Page 36: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Keterangan :

Baik sekali : 4

Baik : 3

Cukup : 2

Kurang : 1

Page 37: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 38: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 39: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 40: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 41: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 42: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 43: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 44: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang
Page 45: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Lampiran Materi

Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia

1. Apa itu Manusia Purba?

Manusia purba adalah manusia penghuni bumi yang hidup pada zaman prasejarah (zaman ketika

manusia belum mengenal tulisan). Kita mengetahui adanya manusia purba, yaitu dengan

ditemukannya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan)

yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan

artefak adalah perkakas atau alat-alat yang dipergunakan manusia purba ketika masih hidupnya.

Fosil dan artefak itu ditemukan oleh para arkeolog (ahli purbakala) melalui kegiatan penggalian

tanah. Hasil penggalian yang berupa fosil dan artefak ini kemudian diteliti. Tujuannya untuk

mengetahui kehidupan manusia yang hidup pada masa lampau. Sebab manusia purba tidak

meninggalkan sumber-sumber sejarah yang berupa tulisan.

Dari fosil dan artefak inilah kita dapat mengetahui kehidupan manusia Indonesia yang hidup pada

masa prasejarah. Mengetahui kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah sangatlah

penting. Karena selain kita dapat mengetahui ciri-ciri kehidupan manusia Indonesia yang hidup

pada masa lampau, kita juga dapat membandingkannya dengan manusia sekarang.

Berdasarkan fosil dan artefaknya kita juga dapat mengetahui bahwa manusia purba hidupnya masih

sangat sederhana, fisiknya belum sempurna seperti manusia sekarang, demikian pula dengan hasil-

hasil kebudayaannya. Keadaan seperti itu sesuai dengan keadaan lingkungan hidupnya yang masih

hutan belukar. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan pada masa itu belum maju seperti

sekarang.

Page 46: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

2. Para Peneliti Manusia Purba di Indonesia

Peta lokasi penemuan manusia purba di Indonesia

Fosil adalah tulang-belulang manusia maupun hewan dan tumbuhtumbuhan yang telah membantu.

Sedangkan, artefak adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari

kebudayaannya.

Eugena Dobois adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah

mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di

Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien

(manusia yang sudah berpikir maju).

a. Ter Haar, Oppenoorth, G.H.R Von Koeningswald.

Hasil penemuannya adalah Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak

anak di Perning, 1 Meganthropus Palaeojavanicus Mojokerto. Tahun 1937-1941 ditemukan

tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.

Penemuan lain tentang manusia Purba : Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang

paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan

(Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

b. Tjokrohandoyo dan Duifjes

Usaha penggalian yang dilakukan oleh Tjokrohandoyo dibawah pimpinan Duifjes telah menemukan

dua fosil. Fosil-fosil yang ditemukan di Desa Perning dekat Mojokerto dan Sangiran dekat Surakarta

itu menjadi sangat penting, karena diperkirakan berasal dari lapisan tanah yang sangat tua (lebih

kurang dua juta tahun yang lalu). Fosil yang ditemukan itu diberi nama Homo Mojokertensis.

c. DR. T. Jacob

Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin

oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo. Fosil

Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah semuanya jenis Homo yang

sudah maju: Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina. Fosil yang ditemukan di Cina

Page 47: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.

Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo

Neaderthalensis. Menurut Dubois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia

berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.

3. Jenis Manusia Purba di Indonesia

Berdasarkan penemuan para ahli dapat diketahui adanya beberapa jenis manusia purba yang

berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya:

a. Meganthropus Palaeojavanicus

Meganthropus Palaeojavanicus merupakan jenis manusia besar tertua di Pulau Jawa. Ditemukan di

daerah Sangiran pada tahun 1941 oleh Van Koenigswald. Hasil temuannya berupa rahang atas dan

bawah.

b. Pithecanthropus

Pithecanthropus berarti manusia kera. Fosil jenis Pithecanthropus ini ditemukan di Trinil Desa

Ngawi , Perning daerah Mojokerto, Sangirang, Kedung kudus, Sambung Macan, dan ngadong.

Eugene Dubois menyimpulkan bahwa fosil ini memiliki volume otak 900 cc yang lebih kecil

dibandingkan dengan volume otak manusia yang diatas 1000 cc dan volume otak kera yang tertinggi

hanya 600 cc. Volume otak dari fosil itu berada di antara volume otak kera dan manusia. Oleh

karena itulah, fosil itu disebut Pithecanthropus yang berarti manusia kera.

1) Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus Erectus berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak. Penelitian ini dapat

didasarkan pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri.

Volume otak berada di antara volume otak kera dan manusia. Tulang paha menunjukkan bahwa

makhluk itu sudah berjalan tegak. Itulah sebabnya, Eugene Dubois menyimpulkan bahwa hasil

temuannya disebut Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan

Page 48: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

tegak.

Pithecanthropus Erectus

2) Pithecanthropus Mojokertensis (Robustus)

Pithecanthropus Mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto. Fosil ini ditemukan dan diteliti

oleh Von Koenigswald antara tahun 1936-1941. Hasil penemuannya berupa tengkorak anak-anak.

Von Koenigswald memperkirakan tengkorak anak yang ditemukan itu adalah fosil yang berasal dari

anak-anak Pithecanthropus

3) Pithecanthropus Soloensis

Pithecanthropus Soloensis berarti manusia kera dari Solo. Fosil ini ditemukan di daerah Ngadong,

Lembah Sungai Bengawan Solo antara tahun 1931-1934. Hasil penemuannya berupa 11 buah fosil

tengkorak, tulang rahang, dan gigi. Fosil ini diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Hasil

penenelitian menyimpulkan bahwa makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk

Pithecanthropus erectus.

Page 49: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Beberapa ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia:

1. Ciri Meganthropus Palaeojavanicus

Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu.

Tubuh besar dan tegap.

Hidup mengumpulkan makanan.

Hanya memakan tumbuhan.

Rahangnya kuat.

Volume otak kecil.

2. Ciri Pithecanthropus

Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu.

Hidup berkelompok.

Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.

Mengumpulkan makanan dan berburu.

Makanannya daging dan tumbuhan.

3. Ciri jenis Homo Sapiens

Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu.

Muka dan hidung lebar.

Dahi masih menonjol.

Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya.

Page 50: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

c. Homo Sapiens

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan

manusia sekarang.

Homo Sapiens

Jenis-jenis fosil Homo Sapiens yaitu:

1) Homo Wajakensis

Fosil manusia purba ini pertama kali ditemukan di Tulungagung Jawa Timur, oleh B.D. Van

Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama yang dilaporkan ditemukan di

Indonesia. Bagian tubuh yang ditemukan berupa fosil tengkorak atas dasar beberapa ruas tulang

leher. Fosil manusia ini digolongkan sebagai Homo Sapiens.

2) Homo Soloensis

“Manusia Solo” adalah sebutan bagi Homo Erectus Soloensis. Fosilnya ditemukan oleh Ter Haar

pada tahun 1931 di daerah Ngandong, Jawa Tengah, berupa sebelas fosil tengkorak, tulang rahang

dan gigi. Saat pertama kali ditemukan fosil manusia purba ini digolongkan sebagai Homo Sapiens

dan diberi nama Homo (Javanthropus) soloensis oleh W.F.F. Oppenoorth.

3) Homo Floresiensis

Homo Floresiensis atau “Manusia Flores” adalah nama yang diberikan kelompok peneliti terhadap

kerangka hobbit yang ditemukan di Liang Bua, sebuah gua kapur di Ruteng, Manggarai, Pulau

Flores pada tahun 2001. Di gua itu para peneliti menemukan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang

Page 51: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

belum sepenuhnya membantu) dari sembilan individu. Kesembilan sisa-sisa tulang itu

menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia modern, sekitar 100 cm, dengan volume

otak 380 cc. Usia kerangka-kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang

lalu. Selain sisa-sisa tubuh yang belum membatu itu, ditemukan juga berbagai mamalia seperti

makhluk mirip gajah Stegodon, biawak, serta tikus besar, yang barangkali menjadi bahan makanan

mereka, alat-alat batu seperti pisau, beliung, mata panah, arang, serta tulang yang terbakar, yang

menunjukkan tingkat peradaban penghuninya.Pemberian nama tersebut berangkat dari keyakinan

bahwa Homo Floresiensis bukan manusia modern, melainkan spesies yang berbeda. Hal ini

ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa tulang Homo Floresiensis berbeda dari tulang Homo

Sapiens (manusia modern) dan manusia Neanderthal. Dua publikasi pada tahun 2009 memperkuat

argumen bahwa spesimen kerangka Homo Floresiensis lebih primitif daripada Homo Sapiens dan

berada pada wilayah variasi Homo Erectus.

Namun, pendapat bahwa fosil ini berasal dari spesies bukan manusia (modern) ditentang oleh

kelompok peneliti yang juga terlibat dalam penelitian ini, seperti Prof. Teuku Jacob dari Universitas

Gajah Mada. Berdasarkan temuannya, fosil dari Liang Bua ini berasal dari sekelompok orang katai

Flores, yang sampai sekarang masih bisa diamati pada beberapa populasi di sekitar lokasi

penemuan, yang menderita gangguan pertumbuhan yang disebut mikrosefali (“kepala kecil”); jadi,

merupakan nenek moyang dari manusia modern. Menurut tim ini, sisa manusia dari Liang Bua

merupakan moyang manusia katai Homo Sapiens yang sekarang juga masih hidup di Flores dan

termasuk kelompok Australomelanesoid. Kerangka yang ditemukan terbaring di Liang Bua itu

menderita microsefali, yaitu bertengkorak kecil dan berotak kecil.

4. Hasil-hasil Manusia Purba di Indonesia

Kebudayaan merupakan hasil dari pemikiran yang dilakukan dengan sadar yang bertujuan untuk

menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan kebudayaan manusia

tersebut sesuai dengan perkembangan akan manusia yang menciptakan kebudayaan baik

kebudayaan materi (kebudayaan kebendaan) maupun kebudayaan rohani.

a. Kebudayaan Material (Kebendaan)

Berupa alat-alat yang dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil

kebudayaan mereka pada masa berburu dan mengumpulkan makanan seperti: Kapak genggam, alat

serpih dan alat tulang/tanduk. Sedangkan pada masa bercocok tanam berupa Kapak genggam

Sumatera (Pabble), Kapak Pendek (Bache Courte), flakes, dan sebagainya. Dan pada masa

Perundagian berupa alat-alat dari logam seperti: Kapak corong (Kapak sepatu), Nekara, Bejana

Perunggu, perhiasan dan manik-manik dari perunggu.

b. Kebudayaan Rohani

Munculnya sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia berlangsung sejak masa berburu dan

mengumpulkan makanan melalui penemuan penghormatan terakhir pada orang yang sudah

meninggal, kemudian berubah menjadi pemujaan terhadap roh-roh leluhur pada masa bercocok

tanam (Animisme dan Dinamisme), terlihat dengan adanya hasil kebudayaan megalitik. Dalam

perkembangan selanjutnya manusia menyadari dan merasakan adanya kekuatan yang maha besar

di luar diri manusia yaitu kekuatan Tuhan (Monotheisme).

Page 52: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

C. Budaya Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia

6. Perkembangan Budaya Bacson-Hoabinh

Istilah Bacson-Hoabinh ini dipergunakan sejak tahun 1920-an, yaitu untuk menunjukkan

suatu tempat pembuatan alat-alat batu yang khas dengan ciri dipangkas pada satu atau dua sisi

permukaannya. Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan Bacson-Hoabinh di

temukan diseluruh wilayah Asia Tenggara, hingga Myanmar (Burma) di barat dan ke utara hingga

propinsi-propinsi selatan dari kurun waktu antara 18000 dan 3000 tahun yang lalu. Namun

pembuatan kebudayaan Bacson-Hoabinh masih terus berlangsung di beberapa kawasan, sampai

masa yang lebih baru. Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada

satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali

seluruh tepiannya menjadi bangian yang tajam. Hasil penyerpihannya itu menunjukkan berbagai

bentuk seperti lonjong, segi empat, segitiga dan beberapa diantaranya ada yang mempunyai bentuk

berpinggang.

Menurut C.F. Gorman dalam bukunya The Hoabinhian and After: Subsistance Patterns in

South East Asia during the latest pleistocene and early recent periods ( 1971) menyatakan bahwa

penemuan alat-alat dari batu paling banyak ditemukan dalam penggalian pegununggan batu kapur

di daerah Vietnam bagian utara, yaitu daerah Bacson pegunungan Hoabinh. Disamping alat-alat

dari batu yang berhasil ditemukan, juga ditemukan alat-alat serpih batu giling dari berbagai ukuran,

alat-alat dari tulang dan sisa-sisa tulang belulang manusia yang dikuburkan dalam posisi terlipat

dan ditaburi zat warna merah. Sementara itu, didaerah Vietnam ditemukan tempat-tempat

pembuatan alat-alat batu, sejenis alat-alat batu dari kebudayaan Bacson-Hoabinh. Bahkan di Gua

Xom Trai (dalam buku Pham Ly Houng; Radiocarbon Dates of The Hoabinh Culture in Vietnam,

1994) ditemukan alat-alat batu yang sudah diasah pada sisi yang tajam. Alat-alat batu dari Gua Xom

Trai tersebut diperkirakan berasal dari 18000 tahun yang lalu. Kemudian dalam perkembangannya,

alat-alat dari batu atau yang dikenal dengan kebudayaan Bacson-Hoabinh, tersebar dan berhasil

ditemukan, hampir diseluruh daerah Asia Tenggara, baik daratan maupun kepulauan, termasuk

wilayah Indonesia.

7. Perkembangan Budaya Dong Son

Pembuatan benda-benda perunggu didaerah vietnam utara dimulai sekitar tahun 2500 sm dan

dihubungkan dengan tahap-tahap budaya dong dau dan gou mun. Apabila dibandingkan dengan

daerah muangthai tengah dan Muangthai timur laut, daerah vietnam memiliki bukti paling awal

tentang pembuatan perunggu di Asia tenggara. Namun perlu diketahui bahwa benda-benda

perunggu yang telah ada sebelum tahun 500 SM terdiri atas kapak corong

(corong merupakan pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya)dan

ujung tombak, sabit bercorong, ujung tombak bertangkai, mata panah dan benda-benda kecil

lainnya seperti pisau,kail,gelang dan lain-lain. Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dong Son

sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia umumnya bercorak

Dong Son, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari india maupun cina. Budaya perunggu

bergaya Dong Son tersebar luas di wilayah Asia Tenggara dan kepulauan indonesia. Hal ini terlihat

dari kesamaan corak hiasan dan bahan-bahan yang dipergunakannya. Misalnya nekara,

Page 53: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

menunjukkan pengaruh yang sangat kuat.Nekara dari tipe heger 1 memiliki kesamaan dengan

nekara yang paling bagus dan tertua di Vietnam. Benda-benda perunggu lainnya yang berhasil

ditemukan di daerah Dong Son serta beberapa kuburan seperti daerah Vie Khe, Lang Cha, Lang

Var. Satu nekara yang ditemukan yang besar berisi 96 mata bajak perunggu bercorang. Dari

penemuan itu terdapat alat-alat dari besi, meskipun jumlahnya sangat sedikit. Dari penemuan benda-

benda budaya Dong Son itu, diketahui cara pembuatannya dengan menggunakan teknik cetak lilin

hilang yaitu dengan membuat bentuk benda dari lilin, kemudian lilin itu di balut dengan tanah liat

dan dibakar hingga terdapat lubang pada tanah liat tersebut. Budaya Dong Son sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan budaya perunggu di indonesia. Bahkan tidak kurang dari 56

nekara yang berhasil ditemukan di beberapa wilayah Indonesia dan terbanyak nekara ditemukan di

Sumatera, Jawa, Maluku Selatan. Nekara yang penting ditemukan diwilayah indonesia dari pulau

sangeang dekat sumbawa yang berisi hiasan gambar orang yang menyerupai pakaian dinasti Han.

Hiasan seperti itu diperkirakan belum dikenal oleh penduduk pulau tempat nekara tersebut

ditemukan.

Berbagai Peninggalan Budaya Dong-Son

Heine Goldem meneliti nekara yang ditemukan dan menyatakan bahwa nekara yang ditemukan di

daerah sangeang diperkirakan diceak di daerah funan yang telah terpengaruh oleh budaya india pada

250 SM. Pengamatan menarik dari Berner Kempres menunjukkan bahwa semua nekara yang

ditemukan di bali memliki 4 patung katak pada bagian pukulnya. Selain itu pola-pola hiasan nekara

tersebut tidak begitu terpadu antara gambar satu dengan yang lainnya. Berners kempers

memberikan gambaran cara nekara tipe heger I di cetak secara utuh. Awalnya lembaran lilin

ditempelkan pada inti tanah liat (menyerupai bentuk nekara dan berfungsi sebagai cetakan bagian

dalam), lalu di hias dengan cap-cap dari tanah liat atau batu yang berpola hias perahu dan iring-

iringan manusia. Untuk menambah hiasan yang lebih naturalistik, seperti gambar rumah, lembaran

lilin tadi langsung ditambah goresan gambar yang dikehendakinya. Kemudian lembaran lilin yang

telah di hias itu di tutup dengan tanah liat yang berfungsi sebagai cetakan bagian luar, setelah

terlebih dahulu diberi paku-paku penjaga jarak. Setelah itu di bakar dan lilin meleleh keluar rongga

yang di tinggalkan lilin tersebut diisi dengan cairan logam. Selain nekara, di wilayah Indonesia juga

ditemukan benda-benda perunggu lainnya seperti patung-patung, peralatan rumah tangga, peralatan

bertani maupun perhiasan-perhiasan.

Page 54: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

8. Perkembangan Budaya Sa Huynh

Budaya Sa-Huynh di Vietnam bagian selatan didukung oleh suatu kelompok penduduk yang

berbahasa Austronesia (Cham) yang diperkirakan berasal dari daerah-daerah di Kepulauan

Indonesia. Tampaknya mereka telah mendiami wilayah ini dari daerah semenanjung Malaya atau

Kalimantan. Munculnya pemukiman ini dapat dilacak dari keberadaan budaya Sa-Huynh itu sendiri,

yang pada 600 SM telah berada pada bentuknya yang mapan. Para arkeolog Vietnam berpendapat

bahwa hasil-hasil penemuan benda-benda arkeologi diduga menjadi bukti cikal bakal budaya ini.

Sebelum adanya budaya Sa-Huynh atau budaya turunannya langsung, daerah Vietnam bagian

selatan sepenuhnya didiami oleh bangsa yang berbahasa Austronesia. Orang-orang Cahm pernah

mengembangkan peradaban yang dipengaruhi oleh budaya India Champa. Kemudian mereka

dikalahkan oleh ekspansi penduduk Vietnam sekarang dan hanya sebagai kelompok minoritan

hingga dewasa ini. Dari sudut pandang Indonesia, keberadaan orang-orang Cham dekat pusat

penemuan benda-benda logam di Vietnam Utara pada akhir masa prasejarah mempunyai arti yang

amat penting, karena mereka adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia

dan mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di Kepulauan Indonesia.

Namun hubungan-hubungan yang langsung dengan pusat-pusat pembuatan benda-benda perunggu

di daerah Dong Son sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan penemuan tujuh buah nekara tipe heger

I di daerah selatan Vietnam dari 130 nekara yang berhasil ditemukan hingga menjelang tahun 1990.

Dengan demikian benda-benda perunggu yang tersebar sampai ke wilayah Indonesia melalui jalur-

jalur berikut ini.

1. Melalui jalur darat; yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke Kepulauan Indonesia.

2. Melalui jalur laut; yaitu dengan menyeberangi lautan dan terus tersebar di daerah Kepulauan

Indonesia.

Kebudayaan Sa-Huynh yang diketahui hingga saat sekarang kebanyakan berasal dari penemuan

kubur tempayan (jenazah dimasukkan ke dalam tempayan besar) dan penguburan ini adalah adat

kebiasaan yang mungkin dibawa oleh orang-orang Cham pertama ke Kepulauan Indonesia. Secara

umum, penguburan dalam tempayan bukan khas budaya Dong Son atau budaya lain yang sezaman

di daratan Asia Tenggara dan diduga merupakan pengaruh yang bersumber dari kebudayaan Cham.

Penemuan-penemuan budaya SaHuynh terdapat di kawasan pantai mulai dari Vietnam Tengah ke

selatan sampai ke delta lembah Sungai Mekong. Kebudayaan dalam bentuk tempayan kubur yang

ditemukan di Sa-Huynh termasuk tembikar-tembikar yang berhasil ditemukan itu memiliki hiasan

garis dan bidang-bidang yang diisi dengan tera tepian karang. Kebudayaan Sa-Huynh ini memiliki

banyak kesamaan tempayan kubur yang ditemukan di wilayah Laut Sulawesi. Hal ini diperkuat

dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting batu bertonjolan (disebut “Lingling O) dan sejenis

anting-anting yang khas atau bandul kalung dengan kedua ujungnya berhias kepala hewan

(kemungkinan anjing) yang ditemukan pada sejumlah tempat di Muangthai, Vietnam, Palawan, dan

Serawak. Kebudayaan Sa-Huynh yang berhasil ditemukan meliputi berbagai alat yang bertangkai

corong seperti sekop, tembilang, dan kapak. Namun ada pula yang tidak bercorong seperti sabit,

pisau bertangkai, kumparan tenun, cincin, dan gelang bentuk spiral. Sementara itu, teknologi

pembuatan peralatan-peralatan besi yang diperkenalkan ke daerah Sa-Huynh diperkirakan berasal

dari Cina. Peralatan dari besi lebih banyak dipakai dalam kebudayaan Sa-Huynh adalah dari

Page 55: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

kebudayaan Dong Son. Benda-benda perunggu yang berhasil ditemukan di daerah Sa-Huynh berupa

berbagai perhiasan, gelang, lonceng, dan bejana kecil. Juga ditemukan beberapa manik-manik emas

yang langka dan kawat perak. Selain itu, juga ditemukan manik-manik kaca dari batu agate bergaris

dan berbagai manik-manik Camelian (bundar, berbentuk cerutu). Dengan demikian, kebudayaan

Sa-Huynh diperkirakan berlangsung antara tahun 600 SM sampai dengan tahun Masehi.

9. Perkembangan Budaya India di Indonesia

Kehidupan masyarakat Indonesia menjelang pengaruh budaya India, masyarakat telah memiliki tata

kehidupan yang teratur dan kebudayaan yang cukup tinggi. Masyarakat telah mengenal bercocok

tanam; pelayaran dengan perahu bercadik; penguasaan pengetahuan perbintangan (astronomi) baik

untuk keperluan berlayar maupun bertani, yakni dengan penentuan tanam yang tepat; Pola

kehidupan dengan rumah panggung, telah dibuatnya bangunan-bangunan dari batu besar (megalith),

memiliki kepercayaan animisme (kepercayaan bahwa semua benda memiliki roh) dan dinamisme

(kepercayaan bahwa semua benda memiliki kekuatan gaib) sebagai suatu ciri masyarakat yang telah

memiliki kebudayaan yang tinggi. Nenek moyang kita telah mengenal pula kepandaian menenun,

membuat pakaian dari serat atau kulit kayu dan dalam bidang kesenian telah mampu membuat

barang-barang dari batu dan perunggu, dengan nilai seni yang tinggi. Di samping itu, masyarakat

awal Indonesia telah memiliki masyarakat yang teratur dengan kelompok suku, mengenal pemujaan

terhadap roh nenek moyang, mengenal teknik perundagian dan terkenal sebagai bangsa pelaut yang

ulung. Dengan demikian, ketika budaya India masuk ke Indonesia pada awal tarikh masehi lewat

hubungan perdagangan, dengan mudah masyarakat awal Indonesia dapat menerima budaya India

tersebut. Unsur-unsur budaya India berpengaruh dalam berbagai bidang, terutama bidang politik

(pemerintahan), sosial, seni dan budaya serta agama.

10. Perkembangan Budaya Logam di Indonesia

Kebudayaan, Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-alat, Penemuan, Ciri-ciri, Persebaran -

Pengaruh budaya Dong Son sangat besar terhadap perkembangan budaya logam di Indonesia.

Persebaran budaya logam, terutama perunggu (bronze), di Indonesia dapat terlihat dari tempat-

tempat ditemukannya alat pencetakan benda-benda perunggu. Lokasi-lokasi pencetakan tersebut

tersebar di Jawa, Bali, Madura. Sementara itu, perkembangan tahap awal budaya logam di Indonesia

tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, Kepulauan Talaud dan Maluku Utara, dan

Sulawesi.

a. Tahap Logam Awal di Sumatera

Perkembangan, Alat-alat, penemuan,ciri-ciri di Sumatera Selatan, tepatnya di dataran Pasemah,

banyak ditemukan kubur batu dari masa Megalitikum. Seorang arkeolog, A.N. van der Hoop pada

1932 berhasil menemukan kubur peti batu di daerah Tegur Wangi. Dari peti kubur tersebut

ditemukan manik-manik kaca dan sejumlah benda logam. Benda-benda logam tersebut, yaitu peniti

emas dan tombak besi yang telah rusak. Sementara itu, di Pasemah ditemukan patung manusia dan

patung hewan dari bongkahan batu besar. Patung laki-laki diperlihatkan tengah mengendarai gajah

atau kerbau dengan memakai kalung, gelang kaki, cawat, jubah, penutup telinga, dan penutup

kepala berbentuk meruncing pada bagian dekat punggung. Kepala hewan dan manusia sering diukir

dengan sangat detail, sedangkan tubuhnya seringkali dibentuk terlalu kecil sehingga tidak

proporsional. Jadi, bila dilihat sepintas pahatan patung tersebut tampak seperti karikatur saja.

Page 56: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Sejumlah relief lain menunjukkan pertempuran manusia melawan harimau atau ular. Tampak pula

pahatan berbentuk kerbau dan gajah, yang digambarkan sebagai hewan yang dapat dikendalikan

manusia. Dari penemuan tadi terlihat perkembangan logam tahap awal di wilayah Sumatera.

Melalui teknik pengecoran dan pencetakan logam, masyarakat purba memenuhi kebutuhan

hidupnya lebih efisien.

b. Tahap Logam Awal di Jawa

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri A.R. van der Hoop melakukan penelitian terhadap

sejumlah kubur peti batu atau sarkofagus di daerah Gunung Kidul dekat Wonosari, Jawa Tengah.

Penelitiannya membuktikan bahwa pada kubur peti batu tersebut terdapat bekal kubur berupa

perkakas-perkakas dari besi seperti pisau bertangkai, belati, kapak, cincin perunggu, dan manik-

manik kaca. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Heekern pada tahun 1931 di Besuki, Jawa

Timur, terhadap sarkofagus tidak berhasil menemukan benda-benda logam. Situs-situs lainnya di

Jawa terdapat di Leuwiliang dekat Bogor, Jawa Barat, dan di Pejaten, Jakarta bagian selatan. Di

Leuwiliang berhasil ditemukan sejumlah bekal kubur yang terdiri atas anting-anting perunggu dan

topeng dari logam mulia, sedangkan di Pejaten ditemukan cetakan dari tanah liat yang dibakar

sebagai tempat membuat beliung perunggu dan pisau. Cetakan tanah liat tersebut ditafsir dibuat

pada tahun 200 SM.

gambar sarkofagus

c. Tahap Logam Awal di Bali

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri sama seperti di Sumatera dan Jawa, penemuan benda-

benda logam tahap awal di Pulau Bali berbarengan dengan ditemukannya sejumlah peti kubur

(sarkofagus). Sebagian benda-benda logam tersebut telah hancur dimakan usia, namun masih ada

yang utuh seperti perhiasan, selubung tangan yang terbuat dari lilitan atau kumparan kawat

perunggu, serta alat-alat tani semacam sekop. Di Gilimanuk, situs yang ditemukan berbentuk

perkakas logam, tombak besi yang bertangkai, pisau belati besi yang bergagang perunggu, dan

manik-manik dari emas. Sedangkan di daerah Pangkung Liplip ditemukan penutup mata dan

penutup mulut dari emas.

Page 57: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Gambar semacam sekop

d. Tahap Logam Awal di Sumba

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri di Sumba, Nusa Tenggara Barat, ditemukan sejumlah

benda-benda logam yang berupa bejana atau tembikar berukuran kecil yang ditempatkan di dalam

atau di sekitar tempayan. Ditemukan pula manik-manik gelang dan benda logam lainnya yang

difungsikan sebagai bekal kubur yang umum. Selain sebagai bekal kubur, terdapat pula peralatan

rumah tangga, bercocok tanam, dan berkebun. Selain di Nusa Tenggara Barat, ditemukan beberapa

benda logam di Nusa Tenggara Timur. Sebuah kapak upacara yang terbuat dari perunggu ditemukan

di daerah Landau, Roti, Nusa Tenggara Timur. Kapak ini bermotifkan manusia dan memiliki desain

seperti model yang ditemukan di bagian selatan Pasifik.

e. Tahap Logam Awal di Kepulauan Talaud dan Maluku Utara

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri penguburan dalam tempayan ditemukan pula di

sebuah goa kecil di Leang Buidane di Pulau Selababu, Kepulauan Talaud. Aslinya, jenazah

disimpan di atas lantai gua. Perkakas-perkakas logam yang berada di Leang Buidane di antaranya

adalah gelang, beberapa pecahan benda dari besi yang sudah tak berbentuk, serta kerucut perunggu

dan satu kapak corong dari tembaga. Ditemukan pula peralatan cetak dari tanah liat bakar sebagai

alat untuk mencetak kapak serta benda-benda dari tembaga. Peralatan cetak tersebut membuktikan

bahwa benda-benda logam tersebut bukanlah hasil impor dari daerah lain, melainkan hasil produksi

penduduk setempat. Namun, apakah alat cetaknya dibuat di tempat yang bersangkutan atau

sebelumnya dibawa dari daerah lain? Harus ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Di daerah

Maluku bagian Utara berhasil ditemukan sisa-sisa penguburan dalam tempayan yang terdapat di

Goa Uattam di di Pulau Kayoa. Benda-benda logam yang terdapat di daerah ini sudah tidak utuh,

berupa pecahan-pecahan besi dan perunggu. Ditemukan pula manik-manik kaca, mata uang Cina,

cangkang kerang besar, dan lain-lain.

Page 58: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

f. Tahap Logam Awal di Sulawesi

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri sama seperti di daerah lain, di Sulawesi ditemukan

pula kuburan dari tempayan, umumnya berada di goa-goa. Tembikar-tembikar yang ada di Sulawesi

ini diperkirakan berhubungan dengan tembikar yang ada di daerah Ulu Leang-Leang di Maros,

Sulawesi Selatan. Tembikar ini memiliki bidang hiasan yang padat dengan pola hias goresan seperti

beberapa tembikar yang ada di Sembiran, Bali. Di Sulawesi Tengah ditemukan pula beberapa

kuburan tempayan, terutama di daerah Bada, sebelah barat Danau Poso. Pada tempayan-tempayan

tersebut banyak ditemukan benda-benda logam sebagai bekal kubur dan tembikar berpola hias dan

berukir.

Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa asal-usul masyarakat Indonesia yang paling awal

berasal dari Vietnam, Cina Selatan. Ini terlihat salah satu dari persebaran benda-benda prasejarah

dari logam di sejumlah wilayah di Indonesia yang memperlihatkan kesamaan dengan kebudayaan

logam yang ditemukan di Vietnam, khususnya kebudayaan Dong Son. Bangsa Melayu Tua dan

Melayu Muda secara bergelombang memasuki Kepulauan Indonesia. Masing-masing mendiami

wilayah dan pulau yang berbeda-beda sehingga menghasilkan budaya yang berbeda pula. Meski

asalnya bahasa dan budaya mereka sama (karena berasal dari wilayah yang sama), namun setelah

masing-masing mendiami tempat yang berbeda maka otomatis mereka beradaptasi dengan

lingkungan yang baru mereka tempati. Dari adaptasi inilah muncul kebudayaan yang berbeda antara

mereka (https://repository.usd.ac.id/684/2/091314029_full.pdf pada tanggal 27 Otober 2017 pukul

20.00 WIB).

Page 59: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

Dokumentasi Penelitian

GB 1. Guru memaparkan tujuan pembelajaran pada siswa.

GB 2. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran Picture and Picture

Page 60: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

GB 3. Guru menjelaskan materi dengan model pembelajaran Picture and Picture menggunakan

Power Point

GB 4. Guru pamong mencatat semua kejadian dalam kelas melalui lembar pengamatan

Page 61: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

GB 5. Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil

GB 6. Guru membagi kelompok pada siswa dengan cara undian

Page 62: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

GB 7. Guru mengawasi jalannya permainan

GB 8. Siswa melakukan diskusi

Page 63: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

GB 9. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

GB 10. Guru memberikan reward pada siswa setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi

Page 64: repository.uksw.edu€¦ · c. Papua-Melanesoid . d. Homo Soloensis . 20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang

GB 11. Guru menyimpulkan materi pelajaran dengan melibatkan siswa

GB 12. Siswa mengerjakan tes evaluasi setelah selesai pembelajaran