BUYERS EXPERIENCE PADA EVENT PROYEK AKHIR

133
BUYERS EXPERIENCE PADA EVENT INDONESIA INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT 2019 PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi pada Program Diploma IV Oleh : ELSY PRATIWI NIM : 201520512 JURUSAN PERJALANAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS KONVENSI DAN EVENT SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019

Transcript of BUYERS EXPERIENCE PADA EVENT PROYEK AKHIR

BUYERS EXPERIENCE PADA EVENT

INDONESIA INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT 2019

PROYEK AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menempuh studi pada

Program Diploma IV

Oleh :

ELSY PRATIWI

NIM : 201520512

JURUSAN PERJALANAN

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS KONVENSI DAN EVENT

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

2019

i

ABSTRAK

Pameran dagang dianggap sebagai kelompok sementara yang mendukung penciptaan

pengetahuan interaktif yang dibagikan kepada peserta pameran dan pengunjung. Dalam pameran

dagang pembeli memiliki peran penting dalam memuaskan peserta pameran B2B. Pembeli juga

semakin cerdas dan kritis dalam bisnis oleh karena itu perlunya menciptakan pengalaman yang

berkesan dalam pameran. Menciptakan pengalaman pengunjung yang kompleks terdiri dari elemen

yang berbeda tetapi saling mengikat misalnya, kognitif, emosional, perilaku serta relasional. Selain itu,

dengan memantau dan mengelola pengalaman, kepuasan pelanggan dapat meningkat pesat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman buyers dari pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 yang diselenggarakan oleh PT. Peraga Expo pada tanggal

18 – 20 Juli 2019. Selain itu hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan

untuk meningkatkan pengalaman buyers pada pameran dan dapat menjadi model untuk para PEO

(Professional Exhibition Organizer) yang ada di Indonesia khususnya anggota ASPERAPI.

Penulis menggunakan teori dari Rinallo, Borghini dan Golfetto mengenai pengalaman

pengunjung pada pameran dagang yang dinilai melalui lima dimensi yaitu embodied experience,

instrumental experience, inspiration search and supplier comparison patterns, relational experience in

ritualized context, dan perceived value of exhibitor and organizer providers.

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik dan

alat kumpul data yang penulis gunakan adalah survei, wawancara, dan studi dokumentasi dengan alat

kumpul data yakni kuesioner kepada 278 responden yaitu buyers yang hadir pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019.

Berdasarkan hasil data yang penulis temukan, penulis mengambil kesimpulan buyers

experience pada event Indonesia International Gift and Home Product 2019 sudah cukup baik. Penulis

juga memberikan rekomendasi yang dapat menjadi masukan terhadap perusahan PT. Peraga Expo

untuk dapat terus meningkatkan kualitas pameran dan pengalaman pengunjungnya.

Kata Kunci:, Trade show, buyers experience, exhibition, experiental marketing.

ii

ABSTRACT

Trade show has been interpreted as a temporary group that endorsing creationism interactive

knowledge that are distributed to the participants of the exhibition and visitors. In the trade exhibition,

buyers have an important role in satisfying the participant of the B2B exhibitors. Buyers also

increased intelligent and critical in business therefore exhibitions need to create memorable

experience. Created a complex visitor experience consisting of a different but mutually binding, for

example; cognitive, emotional, behavior and relational. In additional, with monitoring and managing

experience, customer satisfaction will increase rapidly.

This study aims to determine the experience of buyers from the Indonesia International Gift

and Home Product 2019 organized by PT. Peraga Expo held on 18-20 July 2019. In addition, the

results of this study can be useful for companies as input to improve the experience of buyers at the

exhibition and can be a model for PEO (Professional Exhibition Organizer) in Indonesia, especially

the members of ASPERAPI

The theory used in this study is the theory of Rinallo, Borghini and Golfetto about visitors'

experiences at trade shows assessed by five dimensions, namely embodied experience, instrumental

experience, inspiration search and supplier comparison patterns, relational experience in ritualized

context, and perceived value of exhibitor and organizer providers.

This research established a descriptive research method with a quantitative approach. The

techniques and data collection tools that author use include surveys, interviews, and documentation

studies with data collection, questionnaires to 278 respondents, i.e. buyers who attended the Indonesia

International Gift and Home Products 2019 exhibition.

Based on the results of the data found authors draw conclusions that buyers experience at

Indonesia International Gift and Home Product 2019 has been good enough. Authors also

recommended that can be input to the company PT. Peraga Expo to improve the quality of the

exhibition and the experience of its visitors.

Key word: Trade show, buyers experience, exhibition, event marketing, experiential marketing.

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proyek Akhir dengan

judul penulisan “Buyers Experience Pada Event Indonesia International Gift and

Home Product 2019” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Adapun Proyek Akhir ini penulis tulis untuk diajukan guna memenuhi salah

satu persyaratan akademis dalam penyelesaian studi Program Diploma IV, Jurusan

Perjalanan, Program Studi Manajemen Bisnis Konvensi dan Event, Sekolah Tinggi

Pariwisata NHI Bandung.

Dalam proses penyusunan Proyek Akhir ini, penulis tidak memungkiri

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan Proyek Akhir, yaitu :

1. Bapak Faisal MM.Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata NHI

Bandung

2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc selaku Kabag.

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata

NHI Bandung

3. Ibu Endang Komesty Sinaga, SS. MM. Par. CHE. selaku Ketua Jurusan

Perjalanan Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung

iv

4. Bapak Marsianus Raga, MM.Par., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Bisnis Konvensi dan Event

5. Bapak Bagus Githa Adhitya, MM.Par. selaku Pembimbing I

6. Bapak Wisnu Prahadianto,SE., MS.c selaku Pembimbing II

7. Ibu Cesa selaku Project Manager PT. Peraga Expo

8. Orang Tua penulis, Edy Sukamto dan Susmayani yang selalu memberikan

doa, motivasi dan materi kepada penulis

9. Kedua Adik penulis, Sandy Nandaru dan Ichsan Pahlevy yang selalu

memberikan doa dan dukungan kepada kakaknya.

10. Teman-teman dari program studi Manajemen Bisnis Konvensi dan Event

2015 yang telah berjuang bersama selama kurang lebih empat tahun ini.

Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan

Proyek Akhir ini, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan maupun saran

sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaan Proyek Akhir ini. Semoga Proyek

Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pihak yang membaca

pada umumnya.

Bandung, 10 Oktober 2019

penulis

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK …..………................................................................................................ i

ABSTRACT................................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ………................................................................................................. v

DAFTAR TABEL …................................................................................................ vii

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR …............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..…... x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………..……………………….……..….. 9

C. Tujuan Penulisan …..…………………………………………………….… 9

D. Manfaat Penelitian ……………….……………………………………..….. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………..……………………………….. 12

A. Kajian Teori ……...…………………………………………….…………... 12

1. Event Marketing ……………………………………………………….. 12

2. Experiental Marketing …………………………………………………. 14

3. Trade Show …………………………………………………………….. 16

4. Buyers Experience …………………………………………………...... .18

B. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………...... 26

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 27

vi

A. Pendekatan Penelitian …...……………………...………………………….. 27

B. Objek Penelitian ……………………………………..…………………..… 27

C. Populasi dan Sampling …………………………………………………..… 28

D. Metode Pengumulan Data ……………...………………………………….. 30

1. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………...... 30

a. Survei ………………………………………………………….…… 31

b. Wawancara ……………………………………………………….... 31

c. Studi Dokumentasi ………………………………………………... 32

2. Alat Kumpul Data ……………………………………………………… 32

a. Kuesioner …………………………………………………………... 32

b. Pedoman Wawancara ………………………………………………. 33

E. Definisi Oprasional Variabel ……………………………………………… 33

F. Analisis Data ……………………………………………………………….. 38

a. Uji Validitas ……………………………………………………………. 39

b. Uji Reliabelitas ………………………………………………………… 43

G. Jadwal Penelitian …………………………………………………………... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ………………………….. 45

A. Hasil Penelitian ………………………………………………………….… 45

B. Pembahasan ……....……………………………………………………….. 71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..............................................… 72

A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 72

B. Rekomendasi ……………………………………………………………... 100

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 108

vii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Pola Pikir Penelitian …..................................................................... 26

TABEL 2 Ukuran Sampel Krejcie dan Morgan ................................................. 29

TABEL 3 Bobot Nilai Skala Likert ………….................................................... 33

TABEL 4 Matriks Oprasional Variabel .............................................................. 34

TABEL 5 Hasil Uji Validitas …...…………………………………………..… 41

TABEL 6 Hasil Uji Reliabelitas ……………..…………………………….… 43

TABEL 7 Jadwal Penelitian ………….............................................................. 44

TABEL 8 Bobot Nilai Skala Likert ................................................................... 58

TABEL 9 Tabel Distribusi Frekuensi Sub Variabel Embodied Experience ...... 59

TABEL 10 Tabel Distribusi Frekuensi Sub Variabel Instrumental Experience .. 63

TABEL 11 Tabel Distribusi Frekuensi Sub Variabel Inspiration Search and

Supplier Comparison Patterns …………………………………....... 64

TABEL 12 Tabel Distribusi Frekuensi Sub Variabel Relational Experience In

Ritualised Context …………………………………………………. 67

TABEL 13 Tabel Distribusi Frekuensi Sub Variabel Perceived Value Of

Exhibitor and Organizer Providers ………………………………… 69

TABEL 14 Jumlah Skor Tertinggi dan Terendah …………………………...…. 71

TABEL 15 Number of “likes” on friends’ feeds …..……………...…….…….... 73

viii

DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM 1 Jenis Kelamin …………………………………………................... 41

DIAGRAM 2 Lokasi Benua Perusahaan ………………………………................. 47

DIAGRAM 3 Domisili Perusahaan ……………………………………………..… 48

DIAGRAM 4 Jabatan Buyers …………………………………………………..…. 49

DIAGRAM 5 Ruang Lingkup Bisnis ...................................................................... 50

DIAGRAM 6 Jumlah Karyawan Hadir …..……………………………………... 51

DIAGRAM 7 Jumlah Karyawan Perusahaan ……………………………...……... 52

DIAGRAM 8 Akomodasi atau Hotel saat Mengikuti Pameran …………………... 53

DIAGRAM 9 Lama Kunjungan ke Pameran ……………………………………… 55

DIAGRAM 10 Lama Tinggal di Indonesia ……………………………………….. 56

DIAGRAM 11 Tujuan Buyers Hadir ……………………………………………... 57

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Perhitungan Skala Rentang ……………………………................... 72

GAMBAR 2 Buyers Experience Pada Sub Variabel Embodied Experience ….…. 73

GAMBAR 3 Buyers Experience Pada Sub Variabel Instrumental Experience ….. 81

GAMBAR 4 Buyers Experience Pada Sub Variabel Inspiration Search and Supplier

Comparison Patterns ………………………………………………. 85

GAMBAR 5 Buyers Experience Pada Sub Variabel Relational Experience In

Ritualized Context ............................................................................. 89

GAMBAR 6 Buyers Experience Pada Sub Variabel Perceived Value of Exhibitor

and Organizer Provider …………………………………………… 93

GAMBAR 7 Keseluruhan Dimensi Buyers Experience Pada Indonesia International

Gift and Home Product 2019 ………………………………………. 98

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian di PT. Peraga Expo

Lampiram 2. Kuesioner

Lampiran 3. Surat Telah Melakukan Penelitian di PT. Peraga Expo

Lampiran 4. Hasil Turn it in

Lampiran 5. Formulir Bimbingan

Lampiran 6. Informasi Pameran

Lampiran 7. Dokumentasi

Lampiran 8. Biodata Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama beberapa tahun terakhir, istilah event marketing telah digunakan

secara luas untuk menggambarkan fenomena yang berbeda-beda, seperti

event sebagai produk, promosi penjualan, atau sponsor (Wohlfeil & Whelan,

2005). Event sebagai fenomena adalah penggabungan produk dan layanan,

dengan dampak khusus dari batasan waktu yang sangat mempengaruhi aspek

pemasaran. Mengklasifikasikan acara sebagai produk atau layanan akan

berdampak besar pada pemasaran mereka (Reic, 2016).

Event juga merupakan penawaran pasar yang unik dan mewakili

penggabungan produk serta layanan yang mendukung pengiriman

pengalaman dalam acara. Hal ini merupakan peran dari pemasaran event

untuk memperpanjang umur suatu acara dengan melibatkan audiens acara

(peserta serta stakeholders) sebelum dan setelah acara tersebut terjadi (Reic,

2016). Event marketing diartikan secara khusus merupakan alat komunikasi

yang bertujuan untuk menyebarluaskan pesan pemasaran perusahaan dengan

melibatkan kumpulan target dalam kegiatan pengalaman (Drengner, Gaus, &

Jahn, 2008).

Dalam literatur manajemen acara, istilah produk acara (Bowdin et al.,

2011) dapat ditemukan dalam penawaran pasar acara, sehingga gagasan

produksi dan konsumsi ini masih sangat melekat dalam sifat event. Acara,

2

bagaimanapun diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dan merupakan

faktor signifikan untuk menentukan aliran upaya pemasaran mereka. Selain

itu, gagasan experience event menambah kompleksitas lebih lanjut dalam

mendefinisikan produk dalam event (Reic, 2016).

Menurut Pine II & Gilmore, (1999) mendefinisikan experiental marketing

sebagai “ketika seseorang membeli layanan, maka ia membeli serangkaian

pengalaman yang tidak berwujud yang dilakukan atas kepentinganya. Tetapi,

ketika ia membeli pengalaman, maka ia membayar untuk menghabiskan

waktu menikmati serangkaian peristiwa yang menciptakan kenangan yang

dilakukan perusahaan untuk melibatkan pembeli secara personal.” Hal ini

memiliki keterkaitan khusus dengan event management dalam berupaya

menciptakan pengalaman pengunjung yang inovatif dan bermakna bagi

pengunjung sebagai produk acara. Experiental Marketing juga mempengaruhi

pengalaman pengunjung dikarenakan pengalaman pelanggan sangat penting

dalam mempengaruhi kesediaan pelanggan untuk mengulangi pengalaman

atau merekomendasikannya kepada teman atau kolega (Conway & Leighton,

2012).

Pelanggan saat ini semakin menuntut dan cerdas, tidak hanya

menginginkan barang atau jasa yang saling menguntungkan dan sangat baik,

tetapi juga pengalaman positif (Pine II & Gilmore, 1999). Pengalaman yang

didapatkan konsumen berasal dari serangkaian interaksi antara pelanggan dan

produk, perusahaan,atau bagian dari organisasi, yang memicu reaksi (LaSalle,

2003). Pengalaman ini benar-benar pribadi dan menyiratkan keterlibatan

pelanggan pada tingkat yang berbeda (rasional, emosional, fisik, dan spiritual

3

sensorik) (LaSalle, 2003). Hal ini tergantung pada perbandingan antara

harapan pelanggan dan rangsangan yang datang dari interaksi dengan

perusahaan dan penawarannya dalam korespondensi dari berbagai momen

kontak atau titik sentuh (LaSalle, 2003).

Model dan metode konseptual yang telah dikembangkan dalam literatur

pemasaran pengalaman juga dapat diterapkan untuk mengelola pengalaman

pengunjung di pameran dagang. Pemantauan pengalaman pengunjung

memungkinkan peserta pameran maupun penyelenggara untuk mengelola

partisipasi pameran dagang mereka secara efektif untuk merancang acara

yang lebih menarik (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

Pameran adalah acara dengan ukuran besar yang berfokus pada audiens

eksternal. Pameran ini dapat diklasifikasikan dalam dua tipe pameran yakni;

B2C (Business to Consumer) atau B2B (Business to Business). Dalam

industri pameran biasa dikenal sebagai consumer show atau trade show

(Getz, 2007). Menurut Ferdinand & Kitchin (2012), Tujuan utama dari

exhibitor yang berpartisipasi adalah meningkatkan penjualan produk,

meningkatkan kesadaran produk, dan target audiens perusahaan yang

mengunjungi pameran. Perbedaan yang dapat dilihat dari kedua tipe pameran

tersebut dapat dilaksanakan di berbagai tempat seperti :

1. Penjualan B2C dapat dilakukan di toko, pusat perbelanjaan, acara, dan

pameran.

2. Penjualan B2B lebih sering dilakukan di pameran dagang, dan pameran.

Selain itu, Pameran B2B (Business to Business) cenderung mengambil

informasi dan keputusan berdasarkan oleh alasan bisnis dengan

4

mempertimbangkan biaya dan manfaat pembelian serta seberapa besar

kemungkinannya untuk memberikan pengembalian investasi. B2C (Business

to Consumer) di sisi lain, lebih dipengaruhi oleh bagaimana seller membuat

buyer merasa potensi biaya dan manfaat dari pembelian secara lebih (Paul,

2018).

Pameran dagang telah diartikan sebagai acara jangka pendek yang

berlangsung secara teratur dengan dasar yang telah di jadwalkan. Pameran

dagang juga dapat dilihat sebagai kelompok sementara yang mendukung

penciptaan pengetahuan dan pembelajaran interaktif yang dibagi kepada

peserta pameran dan pengunjung (Siren, 2017). Dalam pameran dagang

buyers memiliki peran penting dalam memuaskan peserta pameran b2b.

Namun seiring berkembangnya zaman pembeli dalam bisnis semakin cerdas

dan kritis.

Menurut Gilmore (1999), menyarankan agar bisnis perlu menciptakan

pengalaman yang berkesan, mengingat meningkatnya tingkat pendidikan

banyak orang dan pengejaran mereka atas elemen nilai tambah dalam

pengalaman yang mereka beli. Menciptakan kenangan dan pengalaman

pengunjung yang kompleks terdiri dari elemen yang berbeda tetapi saling

mengikat misalnya, kognitif serta emosional, perilaku serta relasional. Selain

itu, dengan memantau dan mengelola pengalaman-pengalaman ini, kepuasaan

pelanggan dapat meningkat pesat. (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

Industri desain interior, home furnishing, peralatan rumah tangga, dan

cinderamata diperediksi mengalami kenaikan seiring berkembangnya industri

properti, pariwisata dan hospitality di Asia Tenggara.

5

Produk alat rumah tangga Indonesia terus mengepakkan sayap di pasar

ekspor. Transaksi potensial sebesar USD1,8 juta atau setara Rp25,6 miliar

(kurs Rp14.300 per USD) telah terjadi untuk penjualan ke Amerika Serikat

(AS). Capaian ini diperoleh dari 56 transaksi yang terjadi di pameran

International Home and Housewares 2019 (IHHS 2019) yang difasilitasi oleh

Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Konsulat Jenderal Republik

Indonesia (KJRI) Chicago. Pada 2019, porsi pasar pada produk alat rumah

tangga di AS yang meliputi ratusan jenis produk diperkirakan tumbuh 12,7

persen atau sebesar USD73 miliar. Nilai ini naik dibandingkan tahun 2018

yang tercatat sebesar USD63 miliar.

Akibat perang dagang antara AS dan Tiongkok beberapa produk dari alat

rumah tangga mengalami kenaikan tarif untuk produk berbahan kaca dan

plastik. Momen ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mengambil

pangsa pasar tersebut. Selain itu, industri produk alat rumah tangga dan

cendramata merupakan salah satu industri manufaktur padat karya menengah

yang bernilai tambah, sehingga dapat bermanfaat meningkatkan ekspor

Indonesia yang lebih berdaya saing dan bernilai tambah. Namun, meskipun

sudah cukup menonjol, potensi yang dihasilkan dari industri produk rumah

tangga dan cinderamata Indonesia ini masih bisa berkembang.

Semakin tingginya angka minat turis mancanegara yang berkunjung ke

Indonesia, menjadikan peluang yang baik bagi para exportir maupun importir

Indonesia untuk melakukan transaksi jual dan beli. Di era sekarang banyak

cara yang dapat digunakan untuk memperluas koneksi dan jangkauan dalam

berdagang. Salah satunya dengan mengikuti Trade show atau pameran yang

6

bersifat B2B (Business to Business) yang dimana memiliki potensi transaksi

dengan buyers dari mancanegara lebih besar. Dengan besarnya ekspor yang

dilakukan dalam industri rumah tangga dan cinderamata, tidak menutup

kemungkinan bahwa akan semakin tinggi pula minat buyers untuk datang ke

pameran dagang di Indonesia.

Indonesia International Gift and Home Product Expo 2019 merupakan

pameran cendramata dan produk rumah tangga Internasional pertama di

Indonesia yang digelar oleh Chao Yu Expo dari China sebagai Organizer dan

PT. Peraga Expo sebagai Co-Organizer dari Indonesia. Pameran dagang

Indonesia International Gift and Home Product Expo 2019 juga didukung

oleh Kementrian Perdagangan (KEMENDAG) Republik Indonesia. Sebagai

pameran Internasional terkemuka untuk industri hadiah dan produk rumah di

Indonesia menawarkan buyers B2B Indonesia barang yang unik, ide – ide

baru, dan tren untuk perusahaan mereka. Pameran dagang ini juga

menawarkan barang – barang terlaris seperti; Produk Hadiah, Produk Rumah

Tangga, dan Produk Perhotelan kepada setiap buyer. Pameran ini adalah

sumber pembelian dengan pilihan produk B2B terbesar.

Namun di karenakan pameran ini baru pertama kali digelar di Indonesia,

pihak penyelenggara menyatakan belum mengetahui experience yang di

dapatkan oleh buyers yang datang ke pameran. Oleh karena itu muncul

keingin tahuan penulis untuk mengetahui bagaimana pengalaman buyers pada

pameran dagang Indonesia International Gift and Home Product 2019.

Dengan pemantauan pengunjung dalam penelitian ini difokuskan pada

buyers, dapat memungkinkan pengelolaan partisi peserta pameran dagang

7

yang lebih efektif dan perancangan acara yang lebih menarik oleh

penyelenggara pameran (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010)

Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui pengalaman

buyers pada pameran dagang Indonesia International Gift and Home Product

2019 dengan menguji lima (5) dimensi pada indikator pengalaman buyers

yaitu embodied experience, instrumental experience, inspiration search and

supplier comparison patterns, relational experience in ritualized context,

perceived value of exhibitor and organizer experience providers dengan

mengacu pada jurnal “Exploring Visitor Experience at Trade Show” yang di

tulis oleh Diego Rinallo, et al (2010).

Pameran Indonesia International Gift and Home Product Expo 2019

merupakan One Stop Business Platform untuk hadiah premium dan industri

produk rumahan di Indonesia. Pada pameran ini buyers maupun pengunjung

dapat menemukan target suppliers di satu tempat dan mendapatkan

kesempatan untuk melihat showcase produk terbaru dalam tren terkini dan

produk premium. Pameran ini juga membuka forum Market Exchange atau

pertukaran pasar sebagai pusat baru untuk sumber pembelian produk hadiah

dan rumahan di Asia dengan pilihan produk terbesar di Indonesia. Pameran

ini juga membuka peluang untuk membangun hubungan antara pemasok

dengan potensial pembeli, baik pemasok atau agen industri regional maupun

lokal.

Indonesia International Gift and Home Product juga dapat memperluas

jaringan dengan mendapatkan peluang kerjasama dengan industri yang sudah

ada maupun industri baru terkait. Pameran dagang ini juga dapat menghemat

8

waktu dengan menyediakan kenyamanan tempat dengan sumber yang

lengkap. Pameran ini akan di gelar pada tanggal 18 – 20 Juli 2019 di Jakarta

International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Indonesia. International Gift and

Home Product Expo 2019 yang akan di hadiri oleh buyers dari 31 negara

seperti Amerika, Jepang, Cina, Singapura, Jerman, Malaysia dan masih

banyak negara lainnya yang bergerak pada bidang terkait hadiah dan produk

rumahan seperti; Retailer, Distributor, Wholesaler, Gift Shop, Stationery

Store, Depatement Store, Accessories Store, Business Owner, Online Store,

E-Commerce, dan lain sebagainnya. Indonesia International Gift and Home

Product 2019 menawarkan rangkaian program pendukung untuk dapat di

nikmati oleh buyers yang hadir pada pameran. Aktivitas pendukung yang

dapat di ikuti adalah Business matching, Buyers night, Market exchange, dan

Product display area. Aktivitas sosial ini dapat membangun pengalaman

pengunjung sehingga membuat buyers yang hadir memiliki kenangan atau

memori pada saat mengikuti pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengalaman buyers dari

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 sesuai dengan

teori yang di paparkan oleh Diego Rinallo, et al (2010). Berdasarkan pada

latar belakang yang di uraikan, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul :

" Buyers Experience pada Indonesia International Gift and Home Product

2019"

9

B. Rumusan Masalah

Dari paparan yang ada pada latar belakang, penulis merumuskan bahwa

experience yang didapatkan buyer selama event Indonesia International Gift

and Home Product 2019 belum diketahui. Dengan identifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah embodied experience buyer di event Indonesia International

Gift and Home Product 2019?

2. Bagaimanakah instrumental experience buyer di event Indonesia

International Gift and Home Product 2019?

3. Bagaimanakah inspiration search and supplier comparison patterns buyer

di event Indonesia International Gift and Home Product 2019?

4. Bagaimanakah relational experience in ritualized context buyer di event

Indonesia International Gift and Home Product 2019?

5. Bagaimanakah perceived value of exhibitor and organizer experience

providers buyer di event Indonesia International Gift and Home Product 2019?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Formal

Penelitian ini secara formal bertujuan untuk memenuhi salah satu

prasyaratan pelaksanaan Proyek Akhir dan menyelesaikan studi jenjang

diploma IV (empat) yang dilakukan oleh mahasiswa/I tingkat akhir

program studi Manajemen Bisnis Konvensi dan Event.

2. Tujan Oprasional

10

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui experience buyer selama

event Indonesia International Gift and Home Product 2019 melalui

indikator buyer experience pada trade show yaitu : embodied experience,

instrumental experience, inspiration search and supplier comparison

patterns, relational experience in ritualized context, perceived value of

exhibitor and organizer experience providers pada event Indonesia

International Gift and Home Product 2019

D. Manfaat Penulisan

Manfaat Penulisan

1) Untuk mengetahui experience yang di alami oleh pengunjung atau buyers

di event Indonesia International Gift and Home Product 2019.

2) Memberikan masukan kepada pihak PEO untuk meningkatkan kualitas

event melalui hasil penulisan mengenai pengalaman pengunjung.

3) Menjadi acuan bagi industri untuk mengevaluasi kinerja yang sudah

diterapkan.

4) Mengembangkan pola pikir dan kemampuan mahasiswa dalam menjawab

permasalahan strategi.

5) Sebagai model bagi para PEO (Professional Exhibition Organizer) yang

ada di Indonesia, terlebih bagi para anggota ASPERAPI (Asosiasi

Perusahaan Pameran Indonesia) dalam mengetahui pengalaman buyers

pada pameran.

11

Pameran adalah acara dengan ukuran besar yang berfokus pada audiens eksternal.

Pameran ini dapat diklasifikasikan dalam dua tipe pameran yakni; B2C (Business

to Consumer) atau B2B (Business to Business). Dalam industri pameran biasa

dikenal sebagai consumer show atau trade show (getz, 2007). Tujuan utama dari

exhibitor yang berpartisipasi adalah meningkatkan penjualan produk,

meningkatkan kesadaran produk, dan target audiens perusahaan yang

mengunjungi pameran. Perberdaan yang dapat dilihat dari kedua tipe pameran

tersebut dapat dieksekusi di berbagai tempat seperti :

Penjualan B2C dapat dilakukan di toko, pusat perbelanjaan, acara, dan pameran.

Penjualan B2B lebih sering dilakukan di kantor pelanggan, pameran dagang, dan

pameran.

Selain itu, Pameran B2B (Business to Business) cenderung mengambil keputusan

diinformasikan oleh alasan bisnis; dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat

pembelian dan seberapa besar kemungkinannya untuk memberikan pengembalian

investasi. B2C (Business to Consumer) di sisi lain, lebih dipengaruhi oleh

bagaimana merek membuat mereka merasa, daripada potensi biaya dan manfaat

dari pembelian.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Event Marketing

Selama beberapa tahun terakhir, istilah event marketing telah

digunakan secara luas untuk menggambarkan fenomena yang berbeda-

beda, seperti event sebagai produk, promosi penjualan, atau sponsor

(Wohlfeil & Whelan, 2005). Event sebagai fenomena adalah

penggabungan produk dan layanan, dengan dampak khusus dari batasan

waktu yang sangat mempengaruhi aspek pemasaran (Reic, 2016).

Mengklasifikasikan acara sebagai produk atau layanan akan

berdampak besar pada pemasaran mereka. Event juga merupakan

penawaran pasar yang unik dan mewakili penggabungan produk serta

layanan yang mendukung pengiriman pengalaman dalam acara. Hal ini

merupakan peran dari pemasaran event untuk memperpanjang umur suatu

acara dengan melibatkan audiens acara (peserta serta stakeholders)

sebelum dan setelah acara tersebut terjadi (Reic, 2016). Event marketing

diartikan secara khusus merupakan alat komunikasi yang bertujuan untuk

menyebarluaskan pesan pemasaran perusahaan dengan melibatkan

kumpulan target dalam kegiatan pengalaman (Drengner, Gaus, & Jahn,

2008). Event Marketing menawarkan konsumen kesempatan untuk

13

berinteraksi langsung secara personal dengan pengalaman produk dan jasa

(Kahle & Close , 2011). Event marketing selalu dijalankan dalam konteks

memenuhi mandat dan tujuan acara, baik itu publik atau profit. Semakin

komprehensif tujuannya, maka semakin menantang pula pemasarannya.

Singkatnya, event marketing melibatkan; layanan konsumen; penjualan;

mempengaruhi tren dan sikap, menciptakan pengalaman; penelitian;

segmentasi ke area yang sesuai; penargetan; strategi masuk yang

menjelaskan kelompok level mana yang harus di kupas terlebih dahulu;

dan bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan tempat) (Damster &

Tassiopoulos, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan

pemasaran acara dalam konteks menciptakan pengalaman yang berkaitan

dengan produk dan karakteristik event.

Event dapat didefinisikan sebagai penawaran pasar yang unik dan

mewakili penggabungan produk dan layanan yang mendukung penciptaan

pengalaman acara (Reic, 2016). Event, bagaimanapun, membagikan

semua karakteristik dalam pelayanan (gronroos 2000), yaitu :

a. Intangibility, yaitu acara (atau, lebih tepatnya pengalaman acara) tidak

dapat disentuh, mereka bukan benda fisik.

b. Inseparability, agar acara itu ada, orang yang mengalaminya perlu

hadir ke lokasi tertentu pada waktu tertentu.

c. Variability (heterogenitas), setiap acara adalah kejadian unik dan

bahkan acara yang tradisional, lama dan terjadi dalam siklus tertentu

misalnya, secara tahunan atau bulanan) tidak pernah sama. hal ini di

pengaruhi oleh perubahan kerangka waktu atau lokasi dan orang-orang

14

yang terlibat dalan penyampaian konsumsi acara dari pengalaman

acara.

Dari karakteristik yang telah di sebutkan dapat dilihat bahwa, event

terjadi lebih jauh dari sekedar menyediakan produk dan layanan.

Melainkan memberikan pengalaman dengan dampak emosional

Singkatnya, industri acara profesional bertujuan keseluruhan untuk

menyediakan dan meningkatkan pengalaman pelanggan (Wagen &

White, 2018).

Dalam literatur manajemen acara, istilah produk acara (Bowdin,

Allen, Harris, McDonnell, & O, 2011) dapat ditemukan dalam penawaran

pasar acara, sehingga gagasan produksi dan konsumsi ini masih sangat

melekat dalam sifat event. Acara, bagaimanapun diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan, dan merupakan faktor signifikan untuk

menentukan aliran upaya pemasaran mereka. Selain itu, gagasan

experience event menambah kompleksitas lebih lanjut dalam

mendefinisikan produk dalam event (Reic, 2016).

2. Experiental Marketing

(Pine II & Gilmore, 1999) mendefinisikan experiental marketing

sebagai “ketika seseorang membeli layanan, maka ia membeli serangkaian

pengalaman yang tidak berwujud yang dilakukan atas kepentinganya.

Tetapi, ketika ia membeli pengalaman, maka ia membayar untuk

menghabiskan waktu menikmati serangkaian peristiwa yang menciptakan

kenangan yang dilakukan perusahaan untuk melibatkan pembeli secara

15

personal.” Hal ini memiliki keterkaitan khusus dengan event management

dalam berupaya menciptakan pengalaman pengunjung yang inovatif dan

bermakna bagi pengunjung sebagai produk acara. Experiental Marketing

juga mempengaruhi pengalaman pengunjung dikarenakan pengalaman

pelanggan sangat penting dalam mempengaruhi kesediaan pelanggan

untuk mengulangi pengalaman atau merekomendasikannya kepada teman

atau kolega (Conway & Leighton, 2012).

Pelanggan saat ini semakin menuntut dan cerdas, tidak hanya

menginginkan barang atau jasa yang saling menguntungkan dan sangat

baik, tetapi juga pengalaman positif (Pine II & Gilmore, 1999).

Pengalaman pelanggan berasal dari serangkaian interaksi antara pelanggan

dan produk, perusahaan, atau bagian dari organisasi, yang memicu reaksi

(LaSalle, 2003). Pengalaman ini benar-benar pribadi dan menyiratkan

keterlibatan pelanggan pada tingkat yang berbeda (rasional, emosional,

fisik, dan spiritual sensorik) (LaSalle, 2003) Hal ini tergantung pada

perbandingan antara harapan pelanggan dan rangsangan yang datang dari

interaksi dengan perusahaan dan penawarannya dalam korespondensi dari

berbagai momen kontak atau titik sentuh (LaSalle, 2003).

(Schmitt, 1999) mengemukakan bahwa konsumen menginginkan

suatu merek atau produk untuk terhubung dengan mereka tidak hanya

melalui fitur-fiturnya, tetapi juga melalui pengalaman. Hal yang sama juga

di sampaikan (Holbrook, 1999) bahwa konsumen secara personal

terkoneksi dalam suatu produk melalui pengalaman. Dalam literatur

16

pemasaran pengalaman terdapat empat karakteristik pemasaran

berdasarkan pengalaman (Schmitt, 1999) yaitu :

a. Fokus pada pengalaman pelanggan.

b. Konsumsi sebagai pengalaman holistik, sehingga pengukuran yang

lebih luas diberikan kepada produk.

c. Pelanggan dapat menjadi rasional dan emosional.

d. Metode dan alat bersifat eklektik.

Dalam pandangan peneliti, model dan metode konseptual yang

telah dikembangkan dalam literatur pemasaran pengalaman juga dapat

diterapkan untuk mengelola pengalaman pengunjung di pameran dagang.

Pemantauan pengalaman pengunjung memungkinkan peserta pameran

maupun penyelenggara untuk mengelola partisipasi pameran dagang

mereka secara efektif untuk merancang acara yang lebih menarik (Rinallo,

Borghini, & Golfetto, 2010).

3. Trade Show

Pameran adalah perusahaan besar yang berpusat pada audiens

eksternal. Pameran dapat digolongkan sebagai pameran B2C (business to

consumen) dan B2B (business to business). Dalam industri pameran lebih

dikenal sebagai pameran konsumen atau pameran dagang (Getz, 2007).

Tujuan utama berpartisipasi dalam pameran adalah meningkatkan

penjualan produk dan meningkatkan kesadaran produk dan perusahaan

dengan target audiens yang mengunjungi pameran. Penyelenggara acara

menyadari perlunya lingkungan dan program inovatif yang menciptakan

17

pengalaman positif bagi para pengunjung, oleh karena itu dimensi yang

berfokus pada penjualan dilengkapi dengan berbagai aspek pendidikan

(misalnya, seminar, lokakarya, kelas master dan pidato-pidato penting),

serta elemen hiburan (misalnya area relaksasi yang ditunjuk, sudut

aktivitas, bar bertema, dan area lain yang berhubungan dengan tema

acara). Elemen tambahan ini mewakili pemasukan baru bagi

penyelenggara pameran, karena mereka dapat disponsori oleh beberapa

perusahaan yang dipamerkan dalam pameran (Ferdinand & Kitchin, 2012)

Pameran dagang mempunyai karakteristik yang membedakannya

dengan jenis acara lainnya :

a. Pameran dagang merupakan jenis acara komersial. (mis. seni, hiburan,

pendidikan, atau politik bukanlah elemen inti, meskipun mereka hadir di

banyak pameran).

b. Target audiens merupakan professional audience (mis. masyarakat

umum atau konsumen umum bukan hal utama).

c. Pengalaman yang disediakan berdasarkan pada fisik pameran yang

dipertunjukan dan interaksi dengan sekitar.

Karakteristik ini membedakan pameran dengan jenis acara lainnya

(Bathelt, Golfetto, & Rinallo, 2014).

Pameran dagang telah diartikan sebagai acara jangka pendek yang

berlangsung secara teratur dengan dasar yang telah di jadwalkan. Pameran

dagang juga dapat dilihat sebagai kelompok sementara yang mendukung

penciptaan pengetahuan dan pembelajaran interaktif yang dibagi kepada

peserta pameran dan pengunjung (Siren, 2017). Dalam pameran dagang

18

buyers memiliki peran penting dalam memuaskan peserta pameran b2b.

Namun seiring berkembangnya zaman pembelli dalam bisnis semakin

cerdas dan kritis.

(Gilmore, 1999), menyarankan agar bisnis perlu menciptakan

pengalaman yang berkesan, mengingat meningkatnya tingkat pendidikan

banyak orang dan pengejaran mereka atas elemen nilai tambah dalam

pengalaman yang mereka beli. Menciptakan kenangan dan pengalaman

pengunjung yang kompleks terdiri dari elemen yang berbeda tetapi saling

mengikat misalnya, kognitif serta emosional, perilaku serta relasional.

Selain itu, dengan memantau dan mengelola pengalaman-pengalaman ini,

kepuasaan pelanggan dapat meningkat pesat. (Rinallo, Borghini, &

Golfetto, 2010).

4. Buyer Experience

Dalam proses manajemen acara suatu perusahaan, dalam sisi

permintaan, buyers dapat dikategorikan dalam banyak bentuk; korporasi,

asosiasi, masyarakat umum, dan pengusaha (Rogers & Carter, 2008).

Buyers adalah orang-orang yang bertugas mengatur event perusahaan

tertentu dalam sebuah organisasi (Ferdinand & Kitchin, 2012). Dari

perspektif penyelenggara dan peserta pameran, keberhasilan setiap

pameran bergantung pada kemampuannya untuk menarik jumlah dan

kualitas pengunjung yang tepat.

Pengunjung dapat disebut juga sebagai 'audience' untuk event

tersebut, adalah mereka yang menginvestasikan waktu dan uang mereka

19

untuk menghadiri pameran, dan juga sebagai pembeli (buyers) dalam

pameran perdangangan. Pengalaman pameran harus berkualitas tinggi,

atau pembeli (buyers) tidak akan kembali atau tidak akan

merekomendasikannya kepada teman atau kolega untuk datang kembali

pada event berikutnya (Davidson, 2018).

Banyak informan berbicara tentang momen wawasan yang sering

mereka alami dalam konteks pameran dagang. Selama kunjugan, sesuatu

dapat menarik perhatian pengunjung dan merangsang gairah berpikir

untuk kreativitas khusus yang sering dianggap sebagai solusi untuk

masalah atau ide untuk inovasi produk atau proses menginovasi produk.

(Borghini, Golfetto, & Rinallo, 2006).

a. Embodied Experience

Embodied experience merupakan pengalaman yang diwujudkan,

prinsip utama dari perwujudan adalah semua pengalaman dapat masuk ke

dalam tubuh, otak, dan pikiran manusia. Hal ini melibatkan kapasitas

bawaan untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahaan lingkungan

(Bivins PhD, L., 2015).

Selama pameran dagang, buyers dapat "tenggelam" dalam

perwujudan pengalaman yang melibatkan semua indera mereka, dimana

mereka dapat menyentuh, mencium, mendengarkan, dan bahkan

merasakan semua rangsangan di lingkungan yang disediakan oleh peserta

pameran dan penyelenggara pameran. (Borghini, Golfetto, & Rinallo,

2006).

20

Menurut Scott, Gao, & Ma (2017), tahap pertama dalam

menciptakan memori atau ingatan adalah dengan memperhatikan persepsi

yang diterima dari rangsangan indera yang berasal dari pengalaman yang

diterima. Tsuchiya (2007), menyatakan bahwa otak manusia dapat

kesulitan dalam memproses informasi yang diterima berlebihan. Untuk

menangani informasi bias yang disamapikan oleh indera manusia.

Informasi tersebut di pilih sebagian kecil yang dapat di proses oleh tubuh.

Ketika pengunjung mengalami perasaan memiliki terlalu banyak informasi

yang diterima menyebabkan akan mengalami stress dan dapat

mempengarhui pengambilan keputusan (Scott, Gao, & Ma, 2017).

Pemrosesan informasi meningkat ketika pembuat keputusan

mendapatkan informasi underload, sementara akan berkurang ketika

mereka mengalami informasi yang berlebihan (Acosta, Castillo, Nicolas,

& Palacios, 2014)

Pameran dagang bagi pembeli industri menjadi sumber informasi,

karena pencarian informasi adalah salah satu motivasi utama untuk

menghadari acara. (Pencarelli & Forlani, 2018). Secara khusus (Rinallo,

Borghini, & Golfetto, 2010) mengusulkan perumpamaan kunjungan

pameran dagang sebagai pengalaman yang diwujudkan karena situasi

informatif yang dihadapi oleh pengunjung B2B, pengunjung, selama acara

pameran dagang mengalami pengalaman yang berbeda dari alat

komunikasi lain, karena mereka ditandai dengan rasa yang luar biasa

(sensorial overwhelming), informasi yang berlebihan (information

overload), dan kelelahan fisik (physical fatigue).

21

b. Instrumental Experience

Buyers pada pameran dagang terkadang dapat bersenang-senang

atau menikmati momen tak terlupakan dalam pameran dagang. Namun

stimulasi sensoris sebagian besar waktu bukan tujuan itu sendiri.

melainkan sedikit rangsangan senosorik sangat berperan dalam

mendapatkan pengetahuan yang relevan. (Rinallo, Borghini, & Golfetto,

2010).

Elemen yang paling menonjol dari pengalaman dalam pameran

dagang yaitu pengalaman dengan sifat kognitif dan relasional. Untuk

menggunakan ekspresi dari satu informan, pameran dagang sebagai

"ekspedisi belajar" yang melibatkan pemikiran kreatif para buyers yang

terkait dengan masalah pekerjaan. (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

Menurut Borghini et, all. (2006), Kunjungan pameran dagang

adalah ekspedisi pembelajaran yang penting dan melibatkan pemikiran

kreatif. Hal ini diartikan oleh pengunjung pameran sebagai kesempatan

untuk menjaga perusahaan untuk tetap up to date dalam industri terkait.

Menurut Lancey (2012), Pameran dagang merupakan layanan,

yang pelangganya adalah peserta pameran atau exhibitors dan pengunjung

atau visitor. Keduanya menentukan target yang tepat dan mendasar faktor

utama pemasaran pameran dagang adalah mencocokan titik minat dan

target mereka.

Dalam artikel Inspiring Exhibitors (2019), dijelaskan bahwa

peserta pameran harus memikirkan bagaimana membuat buyers yang

22

datang ke stan untuk merasa tidak sendirian, bahwa apa pun masalah

bisnis yang buyers hadapi mereka hanyalah satu dari banyak pembisnis

yang merasakan hal serupa. Peserta pameran juga dapat menciptakan

ruang dimana pengunjung dapat datang untuk mendapatkan saran dan

dukungan dari peserta pameran dan sesama buyers yang hadir. Hal ini

dapat membantu buyers untuk berinvestasi dalam memutuskan pembelian.

c. Inspiration search and supplier comparison: starting from leaders and

the trend area

Peserta pameran adalah sumber utama pembelajaran: dengan

memeriksa yang produk yang baru dan berinteraksi dengan personil stand

yang kompeten, pengunjung mengembangkan pengetahuan baru yang

akan sebaliknya mustahil diperoleh. Meskipun ada perbedaan besar pada

individu pola kunjungan, ada kesamaan luar biasa di rute diikuti oleh

pengunjung dan waktu yang didedikasikan untuk berbagai jenis peserta

pameran. Kunjungan khas dimulai dengan panggilan ke para pemimpin

pasar, berlanjut dengan pemasok reguler, dan hanya menyediakan sisa

waktu untuk peserta pameran lainnya. (Rinallo, Borghini, & Golfetto,

2010).

Rinallo et, all. (2010), menyatakan bahwa peserta pameran

merupakan sumber utama pembelajaran bagi pengunjung dengan cara

memeriksa produk baru dan berinteraksi dengan staff yang kompeten pada

pameran dagang, memungkinkan pengunjung untuk mengembangkan

pengetahuan dan keahlian baru yang tidak diperoleh sebelumnya.

23

Terlepas dari perbedaan besar dalam pola kunjungan individu,

terdapat kesaamaan dalam rute yang diikuti oleh pengunjung dan waktu

yang didedikasikan untuk berbagai jenis peserta pameran. Kunjungan yang

khas dimulai dengan pimpinan pasar, selanjutnya pemasok reguler, dan

sisa waktu untuk peserta pameran lainnya (Borghini, Golfetto, & Rinallo,

2006).

Beberapa pameran dagang memiliki area tren dimana sampel

produk yang dipilih oleh penyelenggara diatur dengan kreatif dan menarik

secara visual. Area ini dihadiri oleh pembeli dari industri yang berusaha

untuk mendapatkan kesan visual langsung dari tren yang muncul dari

pameran dagang (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

d. Relational experiences in a ritualised context

Selain elemen kognitif, pendorong penting lainnya pengalaman

pameran dagang yang berharga adalah peluang relasional. Sederhananya,

pengunjung menghadiri pameran dagang untuk "bertemu orang" dan

"Lihat teman lama", peserta pameran dan pengunjung sama. Pameran

perdagangan dengan demikian mengizinkan pengunjung untuk

membangun atau memelihara ikatan sosial dengan aktor kunci dalam

jaringan bisnis dan pekerjaan mereka. (Rinallo, Borghini, & Golfetto,

2010).

Menurut Rinallo, et all. (2010), pameran dagang mengizinkan

pengunjung untuk membangun atau memelihara ikatan sosial dalam

jaringan bisnis dan pekerjaan mereka. Pengalaman pameran dagang yang

24

berharga adalah peluang relasional. Sederhananya, pengunjung

menghadiri pameran dagang untuk "bertemu orang" dan "Lihat teman

lama", peserta pameran dan sesama pengunjung. Dalam artikel The

Value of Trade Shows (2015), menyatakan Pameran dagang adalah

tempat berkumpulnya suatu industri, dan seringkali merupakan waktu

terbaik untuk menjalin dan memperbarui aliansi dengan mitra.

e. The evaluation of exhibitor experience providers and organiser

initiatives

Nilai dari pengalaman pengunjung dipengaruhi oleh dua set

penyedia pengalaman (exhibitor dan organizer), masing-masing

mempengaruhi yang lain, pengalaman pengunjung di pameran dagang

dapat dicapai peserta pameran dan dirancang oleh penyelenggara pameran

dengan mengatur peserta pameran, membuat informasi, membuat tempat

istirahat, dan menyiapkan acara teknik dan sosial (Rinallo, Borghini, &

Golfetto, 2010).

Menurut Rinallo et, all. (2010), interaksi dengan personil stand

yang kompeten merupakan elemen kedua yang membuat kunjungan

pameran dagang menjadi pengalaman berharga. Pertukaran sosial, dan

berbagi informasi yang efektif. Buyers berpendapat peluang untuk

berbicara dengan personil exhibitor merupakan investasi yang baik untuk

mengunjungi booth.

Memilih floor plan atau layout dapat mempengaruhi efektivitas

acara dan juga mempengaruhi segala sesuatu mulai dari brand hingga

jumlah pengunjung pameran dagang (Gustafson, 2015).

25

Dengan adanya area tren, pengunjung dapat mengevaluasi

pengetahuan mereka tentang tren terkini dalam mode konsumen. Produk-

produk ini dapat juga merangsang imajinasi pengunjung, contohnya

desainer produk mendapatkan inspirasi untuk koleksi produk baru mereka

sendiri (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

Peluang interaksi yang ditawarkan kepada buyers, misalnya

cocktails hours, undangan makan malam, dan acara sosial menawarkan

perasaan senang dari rasa letih saat kunjungan pameran dapat memperkuat

ikatan sosial dengan pemasok. Selain itu, acara ini juga dapat mendorong

interaksi dengan sesama buyers lain (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

26

B. Kerangka Pemikiran

TABEL 1

POLA PIKIR PENELITIAN

Event Marketing

Experiential Marketing

Trade Show

Buyer Experience

Embodied

Experience

Instrumental

Experience

Inspiration Search

and Suppliers

Comparison

Patterns

Relational

Experience in

Ritualised

Context

Perceived Value

of Exhibitor

and Organizer

Providers

1. Senosrial

Overwhelming

1. Cognitive

stimulation that

result in

learning and

new knowledge.

1. Visitor aim to get

inspiration and

competences for their

activities.

1. The relational

activities involve

vertical and

horizontal

relations.

1. Experience

providers for

exhibitors

2. Information

Overload

2. The

opportunity to

relate to

exhibitors and

other benefits

for their

activity

2. Typical visit starts

with market leaders,

continues with

regular suppliers,

and only devotes

residual time to other

suppliers

2. Trade show

allow visitors to

relate to their

broader and

social context

2. Experience

Provide for

organizer

3. Physical

Fatigue

3. A sense of

community

3. The trend areas is

appreciated as it

helps to organize

ideas on novelties

3. Trade show

represent ritual

for their

underlying

industry

Sumber : (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian dapat di definisikan sebagai cara atau proses dalam

mengerjakan suatu penelitian dengan tujuan untuk menjawab rencana penelitian

yang telah ditentukan peneliti sebelumnya (Umar, 2008). Dalam penelitian ini,

penulis menentukan metode penelitian kuantitatif sebagai metode penelitian

dalam menyelesaikan masalah dengan data yang ada. Metode penelitian

kuantitaif dijabarkan oleh Kasiram (2008), sebagai penelitin dengan metode

yang menggunakan proses data-data yang berbentuk angka sebagai alat

menganalisis dan melakukan kajian peneliti, terutama mengenai apa yang sudah

di teliti.

Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif karena data yang di

peroleh didapatkan melalui hasil olah data menggunakan alat analisis kuesioner

dan data yang diperoleh berbentuk angka atau data kulitatif yang diangkakan.

Dengan mengkaji sampel dari populasi yang merupakan buyers dari pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019, penelitian ini diharapkan

dapat menghasilkan data yang terukur, akurat, dengan melihat perkembangan

matriks pada event yang diteliti.

B. Obyek Penelitian

Untuk dapat menemukan jawaban dari tujuan penelitian, diperlukan

objek dan variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan objek

28

penelitian adalah buyers experience pada event Indonesia International Gift and

Home Product 2019 dengan responden sejumlah 1000 dan merupakan buyers

yang datang pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019.

Indonesia International Gift and Home Product 2019. Pameran ini

diselenggarakan tanggal 18 – 20 Juli 2019 di Jakarta International Expo (JIExpo)

Kemayoran, Jakarta.

Pameran Indonesia International Gift and Home Product Expo 2019

merupakan One Stop Business Platform untuk hadiah premium dan industri

produk rumahan di Indonesia. Pada pameran ini buyers maupun pengunjung

dapat menemukan target suppliers di satu tempat dan mendapatkan kesempatan

untuk melihat showcase produk terbaru dalam tren terkini dan produk premium.

Pihak penyelenggara acara Indonesia International Gift and Home Product 2019

adalah Chao Yu Expo dari China dengan Praga Expo sebagai Co-Organizer dari

Indonesia. Pameran ini merupakan pameran hadiah dan produk rumahan terbesar

pertama di Indonesia.

C. Populasi dan Sampling

1. Populasi

Populasi dijelaskan dalam teori sebagai keseluruhan subjek atau

totalitas subjek penelitian yang dapat berbentuk orang, benda maupun suatu

hal yang didalamnya dapat didapatkan atau dapat memberikan informasi

atau data dari penelitian (Ismiyanto, 2003). Dari teori yang telah dijabarkan,

populasi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah seluruh buyers yang

hadir pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019.

29

2. Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai sebagian dari populasi terjangkau

yang mempunyai karakteristik yang serupa dengan populasi (Sudjana & M,

2011). Dalam penelitian ini penulis menentukan sampel penelitian yakni

sebagian yang dapat mewakili dari populasi yang telah ditentukan

sebelumnya.

Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, penulis mengacu

pada tebel dari krejcie dan morgan sebagai berikut :

TABEL 2

TABEL UKURAN SAMPEL KREJCIE DAN MORGAN

30

Berdasarkan tabel krejcie dan morgan apabila populasi mencapai

1000 maka taraf kepercayaan 90% sebanyak 278 orang. Dengan demikian

penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 278 sampel.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan non-probability sampling. Non-probability sampling

merupakan teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan kepada setiap anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel

(Dr. Riduwan, 2015). Taknik sampel non-probability sampling yang

ditentukan penulis pada penelitian ini yakni sampling kuota. Kuota sampling

menurut Sugiyono P. , (2012) mengutarakan bahwa teknik sampling kuota

merupakan teknik untuk menentukan sampel dari populasi dengan

karakteristik tertentu sampai dengan jumlah (kuota) yang ditentukan.

Penulis menggunakan teknik sampling kuota dikarenakan sampel dari

populasi yang di tentukan oleh penulis memiliki karakteristik yaitu sampel

merupakan buyers yang hadir di pameran Indonesia International Gift and

Home Product 2019.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Pengambilan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metode

ilmiah. pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. (Nazir. P, 2013)

31

Metode pengumpulan data dalam penelitian dikumpulkan guna

menguji dan mengkaji atau menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah

yang telah dibuat, karena landasan data yang disapatkan akan dijadikan

acuan dalam mengambil kesimpulan, dan data yang dikumpulkan haruslah

data yang benar. Pengumpulan data dapat diartikan juga sebagai salah satu

proses atau cara memperoleh data yang empiris melalui responden dengan

mengadopsi metode tertentu (Silalahi, 2009). Pengumpulan data yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini :

a. Survei

Survei adalah investigasi yang dilakukan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang terjadi dan mencari keterangan-

keterangan secara fakta baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau

politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. ( (Nazir. P,

2013). Dari definisi diatas penulis menggunakan survei sebagai

metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen atau

alat kumpul data berupa kuesioner untuk meminta tanggapan dari

responden guna memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang

sudah di uraikan.

b. Wawancara

wawancara didefinisikan yakni suatu percakapan yang

merupakan percakapan suatu masalah tertentu dengan proses tanya

jawab lisan dimana dua atau lebih berhadapan secara fisik (Gunawan

S.M, 2013). Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan

32

dari tujuan penelitian dengan cara tanya dan jawab tatap muka antar

penanya dengan responden (Nazir. P, 2013). Dalam penelitian ini

wawancara dapat dilakukan antara penulis dengan pihak Praga Expo

selaku co-organizer, maupun dengan responden buyers yang hadir pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019.

c. Studi Dokumentasi

Dr. Uhar Suharsaputra, (2004) mendefinisikan studi

dokumentasi sebagai rekaman kejadian masa lampau yang tertulis

maupun dicetak dengan berupa catatan anekdot, surat, buku, dan

dokumen-dokumen lainnya.

2. Alat Kumpul Data

a. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan kumpulan daftar pertanyaan dalam

penelitian dan responden diwajibkan untuk menjawab pertanyaan

tersebut (Walgito, 1987). Pada kuesioner ini, pertanyaan disusun dalam

kalimat pernyataan dengan pernyataan yang mengacu pada jurnal

pengalaman buyers dari Diego Rinallo, 2010. Kuesioner tersebut

disebarkan kepada 278 sampel responden dengan menggunakan google

form dan lembar pertanyaan. Tujuan dari penyebaran kuesioner

merupakan bentuk pencarian informasi yang lengkap mengenai

masalah dalam penelitian dengan pilihan jawaban yang telah tersedia.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner dan mengukurnya

dengan skala likert.

33

TABEL 3

BOBOT NILAI SKALA LIKERT

5 Sangat setuju

4 Setuju

3 Ragu-ragu

2 Tidak setuju

1 Sangat tidak setuju

Sumber : Sugiyono (2009:117)

b. Pedoman Wawancara

Teknik Interwiew atau wawancara dapat di definisikan sebagai

suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Hal ini

merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih

saling berhadapan secara fisik (Sarwono, 2006). Pada penelitian ini

penulis menggunakan pedoman wawancara tidak terstrukur yaitu

pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan

ditanyakan.

E. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono P. ,( 2012), variabel penelitian adalah suatu atribut,

sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya.

34

Dengan demikian, definisi operasional variabel adalah definisi yang disusun

berdasarkan apa yang dapat diamati dan diukur tentang variabel dalam

penelitian ini.

Operasional variabel diperlukan untuk keperluan menjabarkan variabel

penelitian menjadi konsep, dimensi, indikator, instrumen dan skala penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti memiliki definisi operasional sebagai berikut :

TABEL 4

MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL

SUB

VARIABEL INDIKATOR

Alat

Kumpul

Data

Exploring

visitor

experience

at trade shows

(Diego

Rinallo, et,

al.)

1. Embodied

Experiences

a. Pengalaman Sensorial Kuesioner

b. Informasi yang diperoleh Kuesioner

c. Kelelahan fisik saat mengunjungi booth Kuesioner

2.

Instrumental

Experiences

a. Pengalaman yang diperoleh dalam hal pengetahuan

baru Kuesioner

b. Peluang bagi visitors dan exhibitors untuk

mengumpulkan pengetahuan dan manfaat lainnya bagi

aktifitas mereka.

Kuesioner

c. Pengalaman rasa kebersamaan memiliki profesi yang

sama dalam pameran Kuesioner

3. Inspiration

search and

supplier

comparison

patterns

a. Pengalaman dalam mendapatkan inspirasi dan

keahliaan tambahan Kuesioner

b. Pengalaman dalam hal pemilihan kunjungan booth

pertama, kedua, dan seterusnya. Kuesioner

c. Pengalaman dalam hal menjumpai area trend pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product

2019 untuk membantu memunculkan ide-ide baru.

Kuesioner

4. Relational

experiences

in ritualised

context

a. Hubungan relasional vertical dan horizontal pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product

2019

Kuesioner

b. Pengalaman pengunjung untuk berhubungan dengan

konteks sosial yang lebih luas pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019

Kuesioner

35

c. Representative pameran Indonesia International Gift

and Home Product 2019 bagi industri sejenis yang

mendasarinya.

Kuesioner

5. Perceived

value of

exhibitor and

organisers

experiences

providers.

a. experience providers for

exhibitors

a. Keberadaan

produk Kuesioner

b. Keahlian Staff Kuesioner

b. experience providers for

organisers

a. Kepuasaan

pengunjung

terhadap layout

pameran Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

Kuesioner

b. Kepuasaan

pengunjung dalam

hal menemukan

tempat untuk

beristirahat sejenak

pada pameran

Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

Kuesioner

c. Pengalaman

pengunjung pada

acara sosial yang

diadakan pada

pameran Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

Kuesioner

a. Embodied Experience

Selama pameran dagang, buyers dapat "tenggelam" dalam

perwujudan pengalaman yang melibatkan semua indera mereka, dimana

mereka dapat menyentuh, mencium, mendengarkan, dan bahkan merasakan

36

semua rangsangan di lingkungan yang disediakan oleh peserta pameran dan

penyelenggara pameran. (Borghini, Golfetto, & Rinallo, 2006).

Pameran dagang bagi pembeli industri menjadi sumber informasi,

karena pencarian informasi adalah salah satu motivasi utama untuk

menghadari acara. (Pencarelli & Forlani, 2018). Secara khusus (Rinallo,

Borghini, & Golfetto, 2010) mengusulkan perumpamaan kunjungan

pameran dagang sebagai pengalaman yang diwujudkan karena situasi

informatif yang dihadapi oleh pengunjung B2B, pengunjung, selama acara

pameran dagang mengalami pengalaman yang berbeda dari alat komunikasi

lain, karena mereka ditandai dengan rasa yang luar biasa (sensorial

overwhelming), informasi yang berlebihan (information overload), dan

kelelahan fisik (physical fatigue).

b. Instrumental Experience

Buyers pada pameran dagang terkadang dapat bersenang-senang atau

menikmati momen tak terlupakan dalam pameran dagang. Namun stimulasi

sensoris sebagian besar waktu bukan tujuan itu sendiri. melainkan sedikit

rangsangan senosorik sangat berperan dalam mendapatkan pengetahuan

yang relevan. (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

Elemen yang paling menonjol dari pengalaman dalam pameran

dagang yaitu pengalaman dengan sifat kognitif dan relasional. Untuk

menggunakan ekspresi dari satu informan, pameran dagang sebagai

"ekspedisi belajar" yang melibatkan pemikiran kreatif para buyers yang

terkait dengan masalah pekerjaan. (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

37

c. Inspiration search and supplier comparison: starting from leaders and the

trend area

Peserta pameran adalah sumber utama pembelajaran: dengan

memeriksa yang produk yang baru dan berinteraksi dengan personil stand

yang kompeten, pengunjung mengembangkan pengetahuan baru yang akan

sebaliknya mustahil diperoleh. Meskipun ada perbedaan besar pada individu

pola kunjungan, ada kesamaan luar biasa di rute diikuti oleh pengunjung dan

waktu yang didedikasikan untuk berbagai jenis peserta pameran. Kunjungan

khas dimulai dengan panggilan ke para pemimpin pasar, berlanjut dengan

pemasok reguler, dan hanya menyediakan sisa waktu untuk peserta pameran

lainnya. (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

d. Relational experiences in a ritualised context

Selain elemen kognitif, pendorong penting lainnya pengalaman

pameran dagang yang berharga adalah peluang relasional. Sederhananya,

pengunjung menghadiri pameran dagang untuk "bertemu orang" dan "Lihat

teman lama", peserta pameran dan pengunjung sama. Pameran perdagangan

dengan demikian mengizinkan pengunjung untuk membangun atau

memelihara ikatan sosial dengan aktor kunci dalam jaringan bisnis dan

pekerjaan mereka. (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

e. The evaluation of exhibitor experience providers and organiser initiatives

Nilai pengalaman pengunjung dipengaruhi oleh jumlah dua aspek

penyedia pengalaman, masing-masing mempengaruhi yang lain, Pengalaman

pengunjung di pameran dagang dipancing oleh peserta pameran di tribun dan

38

itu dirancang oleh penyelenggara dalam mengatur peserta pameran di ruang

pameran, membuat informasi dan tempat istirahat dan menyiapkan acara

teknis dan sosial.

Peserta pameran menciptakan pengalaman bagi pengunjung dengan

menggunakan kepada mereka yang terdiri dari seluruh rangkaian denngan

istilah Schmitt (1999) "Penyedia pengalaman": orang, produk, visual

komunikasi, lingkungan spasial, suara, dll. Kita miliki sebelumnya mencatat

bagaimana peserta pameran mendistribusikan ruang berdiri mencapai tujuan

yang berbeda. Namun, ketika mengunjungi stan, pengunjung sangat

menyambut kehadiran produk dan personil yang kompeten. Kemungkinan

untuk melihat dan menyentuh produk sangat dihargai oleh pembeli industri,

khususnya ketika produk ini inovatif (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

F. Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Anlisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data statistik

deskriptif. Analisis data statistik deskriptif dapat diartikan sebagai data

statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data.

Karakteristik data yang dimaksudkan adalah karakteristik distribusinya

(Hartono M.A, 2003). Analis data deskriptif dilakukan untuk memastikan

menggambarkan karakteristik dari variabel yang diminati dalam suatu situasi

(Bougie, 2011)

Dalam penelitian ini, data yang peneliti gunakan adalah melalui

survey menggunakan angket atau kuesioner kepada buyer yang hadir pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 dan akan di

39

sebarkan pada saat event berlangsung yaitu tanggal 18 – 20 Juli 2019.

Kuesioner dibuat untuk dapat mengumpulkan data yang diperlukan guna

menjawab pertanyaan penelitian seperti : Profil buyer, Tanggapan mengenai

pengalaman buyer pada pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019.

Untuk mengetahui keabsahan dari hasil kuesioner, perlu dilakukan

dua macam pengujian yaitu :

a. Uji Validitas

Validitas menunjukan seberapa jauh suatu tes atau suatu set dari

operasi-operasi mengukur apa yang sehatusnya diukur. validitas juga

diartikan sebagai pengujian ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya (Hartono M.A, 2003).

Dari uraian sebelumnya, penulis mengambil kesiimpulan bahwa

validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa

yang seharusnya di ukur. Peneliti menggunakan korelasi Bivariate

Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini menggunakan cara

mengkorelasikan masing – masing skor item dengan total skor. Total

skor adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item pertanyaan yang

berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item tersebut

mampu memberikan dukungan dalam mengungkap yang ini diungkap.

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

40

Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen

atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid).

Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) atau r hitung

negatif, maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi

signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Rumus Korelasi Product Moment :

Keterangan :

Dalam menentukan jumlah sampel uji validitas, dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Dk = n - 2

41

Keterangan :

Dk = derajat kebebasan

N = jumlah sampel yang akan diuji

Maka jumlah sampel yang akan dilakukan 278 sampel.

TABEL 5

HASIL UJI VALIDITAS

NO ITEM KOEFISIEN VALIDITAS TITIK KRISIS KESIMPULAN

1

0,773 0,514 VALID

2

0,623 0,514 VALID

3

0,827 0,514 VALID

4

0,631 0,514 VALID

5

0,806 0,514 VALID

6

0,868 0,514 VALID

7

0,848 0,514 VALID

8

0,623 0,514 VALID

9

0,684 0,514 VALID

10

0,704 0,514 VALID

42

11

0,683 0,514 VALID

12

0,808 0,514 VALID

13

0,801 0,514 VALID

14

0,871 0,514 VALID

15

0,717 0,514 VALID

16

0,776 0,514 VALID

17

0,844 0,514 VALID

18

0,880 0,514 VALID

19

0,709 0,514 VALID

20

0,710 0,514 VALID

21

0,729 0,514 VALID

22

0,575 0,514 VALID

23

0,552 0,514 VALID

24

0,752 0,514 VALID

25

0,536 0,514 VALID

26

0,725 0,514 VALID

43

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 5, instrumen penelitian

dinyatakan valid dikarenakan r hitung pada seluruh item lebih besar dari r

tabel.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan akurasi dan ketepatan dari

pengukurnya. Reliabilitas menunjukan konsistensi dari pengukur. Suatu

pengukur dapat dinyatakan reliabel jika dapat di percaya. Agar dapat

diperaya, maka hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten

(Hartono M.A, 2003). Dalam Penelitian ini digunakan uji reliabilitas

dengan metode Alpha Cronbach sebagai berikut :

Rumus Alpha Cronbach

2S

11

jS2

k

k

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas tes

k = Banyaknya butiran item yang dikeluarkan kedalam tes

1 = Bilangan konstan

Ʃ Si2 = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

Si2

= Varian total

44

TABEL 6

HASIL UJI RELIABILITAS

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 6, instrument penelitian

dinyatakan reliabel dikarenakan hasil perhitungan cornbatch alpha lebih

besar yaitu 0,964.

G. Jadwal Penelitian

TABEL 7

JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov

1 Penyusunan Usulan

Penelitian

2 Penyerahan Usulan

Penelitian

3 Seminar Usulan

Penelitian

4 Pengajuan Surat Izin

Penelitian

5 Uji Validitas dan

Reliabilitas

6 Pengumpulan Data

7 Pengolahan Data

8 Penyusunan Proyek Akhir

9 Pengumpulan Proyek

Akhir

10 Sidang Proyek Akhir

11 Perbaikan Hasil Sidang

Proyek Akhir

KOEFISIEN REALIABILITAS TITIK KRITIS KESIMPULAN

0,964 0,700 Reliabel

45

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini, penulis memaparkan hasil penelitian dan membahas data

temuan yang telah diperoleh pada saat pengumpulan data menggunakan alat

kumpul data yaitu kuesioner yang berisi dua puluh tujuh (27) pertanyaan

dengan hasil sampel yang didapatkan sebanyak dua ratus tujuh puluh

sembilan (279) responden. Penulis membuat penilaian dari setiap indikator

buyers experience pada pameran tersebut. Hal ini dilakukan untuk melihat

bagaimana pengalaman pengunjung dalam hal ini buyers pada pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019.

Untuk mengetahui bagaimana pengalaman buyers pada pameran tersebut,

penulis melakukan analisis pada fokus penelitian mengenai embodied

experience (pengalaman yang diwujudkan), instrumental experience

(pengalaman instrumental), inspiration search and supplier comparison

patterns (pencarian inspirasi dan pola perbandingan pemasok), relational

experience in ritualized context (pengalaman relasional dalam konteks ritual),

dan perceived value of exhibitor and organizer experience providers (nilai

yang dirasakan dari penyelenggara pameran dan exhibitior) dalam pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019. Analisis yang dilakukan

46

berdasarkan hasil analisis deskriptif dari kuesioner kepada para responden

sebagai buyers yang hadir pada pameran tersebut.

1. Profil Responden

Berikut profil responden dari buyers yang hadir pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 dan telah mengisi angket yang

telah penulis bagikan :

a. Jenis Kelamin

DIAGRAM 1

JENIS KELAMIN BUYERS INDONESIA INTERNATIONAL GIFT

AND HOME PRODUCT 2019

(N = 279)

Berdasarkan data pada diagram 1, penulis mendapatkan 60% buyers yang

hadir pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019

adalah male atau laki-laki. Sedangkan 40% lainnya merupakan female atau

60%

40% Male

Female

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

47

perempuan. Dari data tersebut dapat dikatakan pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 lebih banyak dihadiri oleh buyers

berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan buyers wanita. Hal ini dapat

dibuktikan dari dua ratus tujuh puluh sembilan sampel yang penulis dapatkan

sebagai responden dari buyers Indonesia International Gift and Home Product

2019 sebagian besar merupakan buyers dengan jenis kelamin laki-laki.

b. Lokasi Benua Perusahaan

DIAGRAM 2

LOKASI BENUA PERUSAHAAN BUYERS INDONESIA

INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT 2019

(N=279)

Dari data pada diagram 2, penulis dapat mengetahui lokasi benua

perusahaan buyers yang hadir pada pameran Indonesia International Gift and

Home Product 2019. Tedapat enam benua yang menjadi pilihan pada anget

64%

3%

16%

12%

0%

5%

Asia

Africa

Europe

North America

South America

Australia

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

48

yaitu; Aisa, Africa, Europe, North Amerika, South America, dan Australia.

Pilihan ini dikelompokan berdasarkan benua-benua yang terdapat di dunia.

c. Domisili Perusahaan

DIAGRAM 3

DOMISILI PERUSAHAAN BUYERS INDONESIA INTERNATIONAL

GIFT AND HOME PRODUCT 2019

(N=279)

Pada diagram 3, terdapat data domisili negara perusahaan dari buyers yang

hadir pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019.

Dari data diatas terdapat tiga puluh (30) negara perusahaan buyers yang hadir

dalam pameran yaitu; Austria, Belanda, Belgia, Kanada, China, Denmark,

Mesir, Inggris, Filipina, Prancis, Jerman, Hongkong, India, Indonesia, Jepang,

Au

stri

a

Be

lan

da

Be

lgia

Ca

na

da

Ch

ina

De

nm

ark

Eg

yp

t

En

gla

nd

Ph

ilip

ine

Fra

nce

Ge

rma

ny

Ho

ng

ko

ng

Ind

ia

Ind

on

esi

a

Jap

an

Ma

lay

sia

Me

lbo

urn

e

Pa

kis

tan

Qa

tar

Ru

sia

Sa

ud

i A

rab

ia

Sin

ga

po

re

So

uth

Ko

rea

Sy

dn

ey

Ta

iwa

n

Th

ail

an

d

Tu

rke

y

UA

E

US

A

Vie

tna

m

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Company Domicile

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

49

Malaysia, Melbourne, Pakistan, Qatar, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea

Selatan, Taiwam, Thailand, Turki, United Arab Emirate, Amerika Serikat, dan

Vietnam.

Data tersebut menunjukan bahwa domisili perusahaan buyers terbanyak

adalah Indonesia dengan jumlah tujuh puluh (70) orang buyers dari sampel

dua ratus tujuh puluh sembilan (279) responden. Hal ini dapat dikatakan

bahwa minat pelaku bisnis asal Indonesia cukup besar dalam menghadiri

pameran dagang sejenis.

d. Jabatan Buyers

DIAGRAM 4

JABATAN BUYERS YANG HADIR PADA PAMERAN INDONESIA

INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT 2019

(N=279)

Selanjutnya pada diagram 4, penulis mendapatkan data berkaitan

dengan jabatan buyers pada perusahaan tempat bekerja. Diketahui bahwa

40%

23%

12%

12%

12%

1%

Owner

General Manager

Senior Manager

Manager

Supervisor

Secretary

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

50

terdapat enam (6) kategori pilihan yang dapat dipilih oleh responden, yaitu;

Owner, General Manager, Senior Manager, Manager, Supervisor, dan Others.

Dari data yang penulis sajikan pada diagram 4, Owner merupakan jabatan

buyers yang paling banyak menghadiri pameran Indonesia International Gift

and Home Product 2019 dengan persentase sebanyak empat puluh persen

(40%), kemudian disusul oleh general manager dengan persentase sebanyak

dua puluh tiga persen (23%), dilanjutkan oleh senior manager, manager dan

supervisior sebesar masing-masing dua belas persen (12%), serta lainnya

sebanyak satu persen (1%).

e. Ruang Lingkup Bisnis

DIAGRAM 5

RUANG LINGKUP BISNIS

(N=279)

5%

19%

8%

12%

8%

17%

1%

14%

3% 13%

Retailer

Gift Shop

Outlet Retail

Shopping Center

Online Business

Interior & Lifestyle Store

Exporter

Importer

Distributor

Others

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

51

Kemudian pada diagram 5, memaparkan data berupa ruang lingkup bisnis

perusahaan yang dijalankan oleh buyers yang menghadiri paneran Indonesia

International Gift and Home Product 2019. Dapat dilihat pada diagram 5,

ruang lingkup bisnis ini dikategorikan menjadi 8 pilihan yaitu; Gift Shop,

Outlet Ritel, Shopping Center, Online Business, Interior and Lifestyle Store,

Exporter, Impoter, Distributor, dan lainnya. Dari hasil data temuan ruang

lingkup bisnis responden, sebanyak 19% responden memilih Gift Shop

sebagai ruang lingkup bisnis yang perusahaan mereka jalani. Sedangkan

peringkat kedua tertinggi diduduki oleh interior and lifestyle store dengan

tujuh belas persen (17%) responden menggeluti bisnis tersebut.

Dari data yang dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa buyers yang

hadir pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019

memiliki konsentrasi ruang lingkup bisnis yang berkesinambungan dengan

pameran ini.

f. Jumlah Karyawan yang hadir

DIAGRAM 6

JUMLAH KARYAWAN YANG DI TUGASKAN UNTUK HADIR

(N=279)

60%

30%

8%

2% 0%

< 2 People

4 People

6 People

8 People

> 10 People

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

52

Pada diagram 6 dapat dilihat data yang diperoleh penulis terkait dengan

karyawan yang ditugaskan untuk menghadiri pameran Indonesia International

Gift and Home Product 2019. Dari diagram tersebut sebanyak enam puluh

persen (60%) responden memilih menugaskan kurang dari sama dengan 2

orang untuk datang ke pameran, sedangkan sebanyak tiga puluh persen (30%)

menugaskan 4 orang untuk datang, sebanyak delapan persen (8%)

menugaskan 6 orang, dan dua persen (2%) lainnya menugaskan 8 orang ke

pameran. Sedangkan untuk indikator lebih dari sama dengan 10 orang

sebanyak nol persen (0%) responden atau dapat dikatakan tidak ada buyers

yang menugaskan lebih dari 10 orang karyawannya untuk datang ke pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019.

g. Jumlah karyawan di Perusahaan

DIAGRAM 7

JUMLAH KARYAWAN PADA PERUSAHAAN

(N=279)

10%

42% 29%

19%

< 10 People

10 - 30 People

31 - 50 People

> 50 People

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

53

Pada diagram 7 terdapat data jumlah karyawan yang ada pada perusahaan

tempat buyers bekerja. Dalam diagram diatas terdapat empat (4) pilihan

jumlah karyawan yang ada pada perusahaan tempat buyers bekerja. Pilihan

pertama, kurang dari sepuluh (10) orang karyawan. Sebanyak sepuluh persen

(10%) responden dari sampel yang ada memilih pilihan tersebut. Pilihan

kedua, sepuluh (10) sampai tiga puluh (30) orang karyawan. Sebanyak empat

puluh dua persen (42%) memilih pilihan ini. Pilihan ketiga, tiga puluh satu

(31) sampai lima puluh (50) orang karyawan. Sebanyak dua puluh sembilan

persen (29%) memilih pilihan tersebut. Pilihan keempat, lebih dari lima

puluh (50) orang karyawan. Sebanyak sembilan belas persen (19%) memilih

pilihan tersebut.

Dari data diatas penulis memperoleh hasil responden paling banyak

memiliki karyawan yaitu responden yang memilih sepuluh (10) sampai tiga

puluh (30) orang karyawan.

h. Akomodasi saat Mengikuti Pameran

DIAGRAM 8

HOTEL ATAU AKOMODASI SAAT MENGIKUTI PAMERAN

INDONESIA INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT 2019

(N=279)

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

1%

9% 3%

20%

4%

1%

1% 3%

8%

1% 4% 6%

1%

11% 1%

25%

Aryaduta HotelGrand MarcureBig HotelHoliday Inn ExpressIbis HotelLe Meridien JakartaMerlynn Park HotelNam CenterNovotelShangri-La HotelSpringhill TerreceSwiss Belinn HotelThe MediaWestern PlusAir BnBTidak Menginap di Hotel

54

Dari tabel diatas, penulis mendapatkan data mengenai hotel atau

akomodasi tempat buyers yang datang pada pameran Indonesia International

Gift and Home Product 2019 menginap. Dari data sampel sebanyak dua ratus

tujuh puluh delapan (278) responden, penulis mendapatkan data 16 tempat

akomodasi buyers selama mengikuti pameran, diantaranya; Aryaduta Hotel,

Grand Marcure, Big Hotel, Holiday Inn Express, Ibis Hotel, Le Meridien

Jakarta, Merlynn Park Hotel, Nam Center, Novotel, Shangri-La Hotel,

Springhill Terrece, Swiss Belinn Hotel, The Media Hotel, Western Plus Hotel,

Air BnB, dan tidak menggunakan akomodasi.

Pada data dalam tabel diatas, penulis mendapatkan sebanyak dua (2)

oramg responden menginap di Aryaduta Hotel, dua puluh lima (25) orang

responden mengianp di Grand Marcure Hotel, delapan (8) orang responden

menggunakan Big Hotel sebagai akomodasi mereka, lima puluh lima (55)

orang responden menginap di Holiday Inn Express, sepuluh (10) orang

responden masing-masing menginap di Ibis Hotel dan Springhill Terrece,

empat (4) orang responden masing-masing menginap di Le Meridien Jakarta,

Merlynn Park Hotel, Shangri-La Hotel, dan Air Bnb, sembilan (9) orang

menginap di Nam Center Hotel, dua puluh satu (21) orang menginap di

Novotel, delapan belas (18) orang responden memilih Swiss Belinn Hotel,

tiga (3) orang menginap di The Media Hotel, tiga puluh satu (31) orang

responden menginap di Western Plus Kemayoran Hotel, dan sebanyak tujuh

puluh (70) orang responden tidak menggunakan akomodasi atau hotel.

55

i. Lama Rencana Kunjungan

DIAGRAM 9

RENCANA KUNJUNGAN BUYERS KE PAMERAN INDONESIA

INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT 2019

(N=279)

Pada diagram 8, penulis mendapatkan data megenai rencana lama

kunjungan buyers untuk menghadiri pameran Indonesia International Gift and

Home Product 2019. Dapat diketahui bahwa buyers dengan lama kunjungan

satu (1) hari menjadi lama kunjungan yang dominan buyers pilih dengan

persentase sebesar empat puluh delapan persen (48%). Selanjutnya, buyers

dengan pilihan lama kunjung selama dua (2) hari kunjungan mendapatkan

persentase sebesar tiga puluh sembilan persen (39%). Sedangkan, untuk

buyers dengan pilihan lama kunjungan satu (1) hari mendapatkan persentase

sebesar tiga belas persen (13%).

Dari data tersebut diatas, penulis dapat mengetahui bahwa lama kunjungan

yang dipilih buyers untuk menghadiri pameran Indonesia International Gift

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

48%

39%

13%

1 Day

2 Day

3 Day

56

and Home Product 2019 cenderung sangat rendah, yaitu mayoritas hanya akan

berkunjung satu (1) hari saja.

j. Rencana Lama Tinggal

DIAGRAM 10

RENCANA LAMA TINGGAL BUYERS DI INDONESIA

(N=279)

Diagram 9 memaparkan data mengenai rencana lama tinggal buyers yang

datang pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 di

Indonesia. Dapat diketahui sebanyak tujuh puluh dua persen (72%) buyers

yang hadir memilih rencana tinggal lebih dari tiga hari di Indonesia.

Sedangkan, kurang dari tiga hari dipilih responden sebesar dua puluh delapan

persen (28%).

Penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar responden yang hadir dalam

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 memiliki

72%

28%

> 3 Days

< 3 Days

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

57

rencana tinggal di Indonesia lebih lama dari lamanya pameran tersebut

berlangsung.

k. Tujuan Buyers Menghadiri Pameran

DIAGRAM 11

TUJUAN BUYERS HADIR PADA PAMERAN INDONESIA

INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCTS 2019

(N=279)

Pada diagram 10, penulis mendapatkan data mengenai tujuan responden

menghadiri pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019.

Dari data pada diagram diatas dapat dilihat jawaban-jawaban yang penulis

dapatkan saat menyebarkan angket atau kuesioner pada responden. Diketahui

26%

1%

1%

15%

1%

0% 2% 0%

11%

21%

0%

22%

Business

Product Research

Toys and Gift Products

Import

Inspiration Search

Interior products

Invitation

Manufacture

Find Products

Relation

Side seeing

Supplier

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

58

bahwa responden dengan tujuan “business” atau bisnis menjadi mayoritas

tujuan buyers menghadiri pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019. Disusul oleh “Supplier” atau pemasok dengan dua puluh dua

persen (22%), “relation” atau relasi dengan dua puluh satu persen (21%) dan

import dengan lima belas persen (15%). Sedangkan untuk yang lainnya yaitu;

find product atau pencarian produk, product research atau penelitian pasar,

toys and gift product atau mainan dan produk hadiah, inspiration search atau

pencarian inspirasi, invitation atau undangan, manufaktur, dan interior

products atau produk interior menjadi tujuan kunjungan minoritas dari buyers

pameran Indonesia International Gift and Home Products 2019.

2. Data Temuan

Setelah mengetahui profil responden, selanjutnya akan membahas

mengenai hasil yang telah penulis temui pada penyebaran angket atau

kuesioner pada pameran Indonesia International Gift and Home Products

2019 guna mengetahui bagaimana pengalaman pengunjung dalam hal ini

buyers pada pameran tersebut. Angket terdiri dari dua puluh tujuh (27)

pertanyaan dengan skala penilaian likert 1 – 5 bobot nilai

TABEL 8

BOBOT NILAI SKALA LIKERT SKALA LIKERT BOBOT NILAI

5 STRONGLY AGREE / SANGAT SETUJU

4 AGREE / SETUJU

3 NEUTRAL / NETRAL

59

TABEL 8

BOBOT NILAI SKALA LIKERT

(LANJUTAN)

SKALA LIKERT BOBOT NILAI

2 DISAGREE / TIDAK SETUJU

1 STRONGLY DISAGREE / SANGAT TIDAK SETUJU

a. Embodied Experience ( Pengalaman yang di wujudkan)

Pada sub variabel pertama penelitian ini terdapat tiga indikator,

diantaranya adalah sensorial overwhelming, information overload, dan

physical fatigue. Dari ketiga indikator ini penulis telah menyusun tujuh

pertanyaan yang dibagikan kepada responden yaitu buyers yang hadir pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019. Berikut

merupakan data hasil yang penulis temui di lapangan yang di jabarkan

menggunakan tabel frekuensi statistik deskriptif.

TABEL 9

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL EMBODIED

EXPERIENCE

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

Sensorial Overwhelming

1

Anda mendapatkan

pengalaman yang

luar biasa dari

indera pendengaran

16 5,7 21 7,5 92 33 111 39,8 39 14 2,5

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

60

di pameran

Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

2

Anda mendapatkan

pengalaman yang

luar biasa dari

indera penglihatan

di pameran

Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

14 5,0 26 9,3 153 54,8 52 18,6 34 12,2 2,7

3

Anda mendapatkan

pengalaman yang

luar biasa dari

indera penciuman di

pameran Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

20 7,2 11 3,9 121 43,3 97 34,8 30 10,8 2,6

4

Anda mendapatkan

pengalaman yang

luar biasa dari

indera sentuhan di

pameran Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

34 12,2 37 13,3 177 63.4 11 3,9 20 7,2 3.1

5

Anda mendapatkan

pengalaman yang

luar biasa dari

indera perasa di

pameran Indonesia

International Gift

and Home Product

2019

13 4,7 25 9,0 67 24,0 105 37,6 69 24,7 2,3

Information Overload

6

Anda mendapatkan

informasi yang

berlebihan sehingga

membuat anda

kebingungan.

22 7,9 37 13,3 59 21,1 133 47,7 28 10,0 2,6

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

61

TABEL 9

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL EMBODIED

EXPERIENCE (LANJUTAN)

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

Physical Fatigue

7

Anda merasa

kelelahan saat

mengunjungi booth

di pameran Indonesia

International Gift and

Home Product 2019

16 5,7 22 7,9 77 27,6 121 43,4 43 15,4 2,4

Total Rata-rata 2,6

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa indikator dengan nilai rata-rata

tertinggi dari sub variabel embodied experience adalah indikator sensorial

overwhelming dengan pernyataan Anda mendapatkan pengalaman yang luar

biasa dari indera sentuhan di pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019 dengan rata-rata sebesar 3,1. Sedangkan untuk indikator terkecil

yaitu Anda mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari indera perasa di

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 memperoleh

rata-rata sebesar 2.3.

Hasil nilai total rata-rata dari sub variabel embodied experience adalah 2,6

sehingga dapat diketahui dari tujuh (7) pernyataan pada sub variabel

embodied experience hanya empat pernyataan yang mendapatkan nilai diatas

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

62

rata-rata, yaitu tiga pernyataan dari indikator embodied experience (“Anda

mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari indera penglihatan di pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019”, “Anda mendapatkan

pengalaman yang luar biasa dari indera perasa di pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019”, “Anda mendapatkan pengalaman

yang luar biasa dari indera sentuhan di pameran Indonesia International Gift

and Home Product 2019”).

Sedangkan dua pernyataan dari indikator sensorial overwhelming (“Anda

mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari indera pendengaran di pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019”, “Anda mendapatkan

pengalaman yang luar biasa dari indera perasa di pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019”) dan indikator physical fatigue

menghasilkan total nilai dibawah rata-rata.

b. Instrumental Experience (Pengalaman Insrumental)

Dalam sub variabel kedua penelitian ini terdapat tiga indikator diantaranya

cognitive stimulations that result in learning and new knowledge, the

opportunity to relate to exhibitors and other visitors and to collect knowledge

and other benefits fot their activity, dan a sense of community. Dari ketiga

indikator tersebut penulis telah menyusun tiga pernyataan yang telah

dibagikan kepada responden pada pameran Indonesia International Gift and

Home Product 2019.

63

TABEL 10

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL

INSTRUMENTAL EXPERIENCE

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

cognitive stimulations that result in learning and new knowledge

1

Anda mendapatkan

pengalaman untuk

menemukan hal-hal

baru ketika

mengunjungi pameran

25 9,0 59 21,1 37 13,3 137 49,1 21 7,5 2,7

the opportunity to relate to exhibitors and other visitors and to collect knowledge and other

2

Pameran ini

menciptakan peluang

untuk buyers dan

exhibitors untuk

mendapatkan

keuntungan bersama

25 9,0 80 28,7 100 35,8 44 15,8 30 10,8 3,0

a sense of community

3

Anda senang berada

bersama rekan-rekan

Seprofesi di pameran

Indonesia International

Gift and Home Product

2019

14 5,0 37 13,3 181 64,9 17 6,1 30 10,8 2,9

Total nilai rata-rata 2,8

Berdasarkan pada tabel 10 dapat dilihat data dari sub variabel instrumental

experience dengan nilai rata-rata tertinggi adalah indikator the opportunity to

relate to exhibitors and other visitor and collect knowledge and other dengan

nilai rata-rata sebesart 3,0. Sedangkan untuk indikator dengan rata-rata

terrendah adalah indikator cognitive stimulations that result in learning and

new knowledge dengan nilai rata-rata sebesar 2,7.

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

64

Dari data tersebut diperoleh hasil keseluruhan rata-rata dari sub variabel

instrumental experience yaitu sebesar 2,8. Sehingga dapat dilihat indikator

dengan perolehan nilai diatas rata-rata adalah the opportunity to relate to

exhibitors and other visitors and to collect knowledge and other dan a sense

of community. Sedangkan untuk indikator cognitive stimulations that result in

learning and new knowledge memperoleh nilai dibawah total nilai rata-rata .

c. Inspiration search and supplier comparison patterns

Pada sub variabel ketiga, terdapat tiga indikator yang jabarkan yaitu

visitors aim to get inspiration and competences for their activities, typical

visit starts with market leaders, continues with regular suppliers, and only

devotes residual time to other suppliers, the trend area is appreciated as it

helps to organise ideas on novelties. Berdasarkan dari indikator tersebut,

penulis menjabarkan sebagai berikut

TABEL 11

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL

INSPIRATION SEARCH AND SUPPLIER COMPARISON

PATTERNS

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

Visitors aim to get inspiration and competences for their activities

1

Anda mendapatkan

tambahan keahlian

ketika mengunjungi

pameran Indonesia

Intrn. Gift and Home

Product 2019

14 5,0 26 9,3 69 24,7 143 51,3 27 9,7 2,4

65

TABEL 11

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL

INSPIRATION SEARCH AND SUPPLIER COMPARISON

PATTERNS (LANJUTAN)

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

2

Anda mendapatkan

inspirasi tambahan

ketika mengunjungi

pameran Indonesia

Intern. Gift and Home

Product 2019

25 9,0 42 15,1 91 32,6 85 30,5 36 12,9 2,7

Typical visit starts with market leaders, continues with regular suppliers, and only devotes residual time to

other suppliers

3

Anda mengunjungi stan

dengan urutan sebagai

berikut: Pemimpin

pasar, pemasok reguler,

pemasok baru (ketika

masih ada waktu)

14 5,0 21 7,5 26 9,3 104 37,3 114 40,9 1,9

The trend area is appreciated as it helps to organise ideas on novelties

4

Anda menjumpai booth

dengan produk baru

yang inovatif pada

pameran Indonesia

Intern. Gift and Home

Product 2019

25 9,0 24 8,6 121 43,4 61 21,9 48 17,2 2,7

Total nilai rata-rata 2,4

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi dari

sub variabel inspiration search and supplier comparison patterns adalah 2,7

yaitu dari pernyataan “Anda mendapatkan inspirasi tambahan ketika

mengunjungi pameran Indonesia Intern. Gift and Home Product 2019” dan

“Anda menjumpai booth dengan produk baru yang inovatif pada pameran

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

66

Indonesia Intern. Gift and Home Product 2019”. Sedangkan untuk nilai rata-

rata terendah sebesar 1,9 merupakan indikator typical visit starts with market

leaders, continues with regular suppliers, and only devotes residual time to

other suppliers.

Berdasarkan hasil data dari tabel 11 dapat dilihat hasil total nilai

keseluruhan rata-rata dari sub variabel inspiration search and supplier

comparison patterns yaitu 2,4 oleh karena itu indikator visitors aim to get

inspiration and competences for their activitie memperoleh nilai 2,4 dan 2,7.

Kemudian the trend area is appreciated as it helps to organise ideas on

novelties memperoleh nilai 2,7 kedua indikator tersebut mendapatkan hasil

nilai diatas rata-rata. Sedangkan untuk indikator typical visit starts with

market leaders, continues with regular suppliers, and only devotes residual

time to other suppliers memperoleh hasil 1,9 dan termasuk dibawah nilai

rata-rata

d. Relational experience in ritualized context

Pada sub variabel ini penulis menentukan tiga indikator pernyataan

sebagai berikut; The relational activities involve vertical and horizontal

relations, Trade shows allow visitors to relate to their broader and social

context, Trade shows represent rituals for their underlying industries. Data

temuan dari indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

67

TABEL 12

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL

RELATIONAL EXPERIENCES IN RITUALISED CONTEXT

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

The relational activities involve vertical and horizontal relations

1

Pameran ini membuat saya

dapat menjalin

relasi/hubungan dengan

sesama buyer baru

26 9,3 39 14 154 55,2 33 11,8 27 9,7 3,0

2

Pameran ini membyat saya

dapat menjalin

relasi/hubungan dengan

kolega lama

9 3,2 30 10,8 124 44,4 65 23,3 51 18,3 2,5

3

Pameran ini membuat saya

dapat menjalin

relasi/hubungan dengan

exhibitor baru

17 6,1 54 19,4 127 45,5 41 14,7 40 14,3 2,8

4

Pameran ini membuat saya

dapat menjalin

relasi/hubungan dengan

exhibitor lama

9 3,2 31 11,1 124 44,4 54 19,4 61 21,9 2,5

Trade shows allow visitors to relate to their broader and social context

5

Pameran ini dapat

menciptakan peluang untuk

membuat perusahaan saya

berkembang

9 3,21 25 9,0 121 43,4 75 26,9 49 17,6 2,5

Trade shows represent rituals for their underlying industries

6

Pameran ini

mewakili/merepresentasikan

industri kerajinan tangan di

Indonesia

20 7,2 21 7,5 112 40,1 68 24,4 58 20,8 2,5

Total Rata-rata 2,6 Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

68

Pada tabel 12 penulis menjabarkan hasil data temuan untuk sub variabel

relational experience in ritualized context. Diketahui bahwa nilai rata-rata

tertinggi pada sub variabel relational experience in ritualized context terdapat

pada indikator pertama yaitu the relational activities involve vertical and

horizontal relations pada pernyataan pertamanya yaitu "pameran ini membuat

saya dapat menjalin relasi/hubungan dengan sesama buyer baru” dengan

jumlah rata-rata sebesar 3,0. Sedangkan untuk nilai rata-rata terendah

diperoleh pada indikator pertama pada pernyataan kedua dan ketiga,

kemudian pada indikator trade shows allow visitors to relate to their broader

and social context dan indikator terakhir yaitu trade shows represent rituals

for their underlying industries dengan masing-masing meperoleh nilai rata-

rata sebesar 2,5.

Dari hasil yang penulis peroleh pada tabel 12, total keseluruhan rata-rata

yang didapat adalah sebesar 2,6 dengan perolehan indikator yang diatas nilai

rata-rata keseluruhan yaitu indikator the relational activities involve vertical

and horizontal relations pada pernyataan pertamanya memperoleh rata-rata

sebesar 3,0 dan pernyataan ketiganya dengan rata-rata 2,8. Sedangkan untuk

pernyataan kedua dan ke empat pada indikator yang sama memperoleh nilai

rata-rata masing-masing sebesar 2,5 dan termasuk dibawah rata-rata

keseluruhan. Berlaku pula untuk indikator trade shows allow visitors to relate

to their broader and social context dan trade shows represent rituals for their

69

underlying industries masing masing meperoleh nilai rata-rata 2,5 dan

termasuk dibawah rata-rata.

e. Perceived value of exhibitor and organizer experience provide

Pada sub variabel terakhir ini terdapat dua indikator yaitu experience

provide for exhibitors dan experience provide for organizer dengan

penjelasan sebagai berikut

TABEL 13

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL PERCEIVED

VALUE OF EXHIBITOR AND ORGANIZER EXPERIENCE

PROVIDE.

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

experience providers for exhibitors

the presence of products

1

Anda menemukan

produk yang anda cari

di pameran Indonesia

Intern. Gift and Home

Product 2019

20 7,2 41 14,7 84 30,1 87 31,2 47 16,8 2,6

competent personnel

2

Staff exhibitor

memiliki kompetensi

untuk melayani

21 7,5 67 24,0 152 54,5 19 6,8 20 7,2 3,1

experience providers for organisers

selection of exhibitors and distribution of exhibitors in the exhibition space according to visitors’ search

processes

3

Anda merasa puas

dengan layout pameran

yang disediakan oleh

penyelenggara acara

26 9,3 39 14,0 182 65,2 11 3,9 21 7,5 3,1

trend and rest areas

4

Pameran ini

menyediakan produk-

produk yang sesuai

dengan tren terbaru

20 7,2 25 9,0 149 53,4 57 20,4 28 10 2,8

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

70

TABEL 13

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SUB VARIABEL PERCEIVED

VALUE OF EXHIBITOR AND ORGANIZER EXPERIENCE

PROVIDE.

(n=279)

NO ITEM 5 4 3 2 1

MEAN F % F % F % F % F %

5

Pameran ini

menyediakan area

untuk istirahat sejenak

di sela-sela pameran

26 9,3 73 26,2 115 41,2 38 13,6 27 9,7 3,1

social and technical events

6

Pameran ini

menyediakan acara

social dan teknikal

seperti; gala dinner,

business matching, dll)

31 11,1 45 16,1 118 42,3 64 22,9 21 7,5 3,0

Total Rata-rata 2,9

Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi pada

indikator perceived value of exhibitor and organizer provide adalah pada sub

indikator competent personnel, selection of exhibitors and distribution of

exhibitors in the exhibition space according to visitors’ search processes, dan

trend and rest areas (“pameran ini menyediakan area untuk istirahat sejenak

di sela-sela pameran”) dengan perolehan nilai sebesar 3,1 sedangkan untuk

nilai rata-rata terendah yaitu pada sub indikator the presence of products)

dengan perolehan nilai sebear 2,6

Dari hasil pada tabel diatas dapat dilihat total keseluruhan rata-rata pada

sub variabel terakhir ini sebesar 2,9 dengan demikian dapat dilihat sub

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

71

indikator competent personnel memperoleh nilai 3,1, sub indikator selection

of exhibitors and distribution of exhibitors in the exhibition space according

to visitors’ search processes memperoleh nilai sebesar 3,1 dan trend and rest

area (“pameran ini menyediakan acara social dan teknikal seperti; gala dinner,

business matching, dll)”) memperoleh nilai masing-masing sebesar 3,1 dan

3,0 maka termasuk diatas rata-rata. Sedangkan untuk sub indikator the

presence of produts dengan perolehan nilai 2,6 dan sub indikator trend and

rest area (“Pameran ini menyediakan produk-produk yang sesuai dengan tren

terbaru”) dengan perolehan nilai 2,8 termasuk dibawah rata-rata.

B. Pembahasan

Setelah penulis mendapatkan data dari kuesioner yang telah di uraikan

sebelumnya, data tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan garis

kontinum dengan menghitung skor tertinggi dan terendah dari hasil jawaban

responden. Berikut adalah hasil perhitungan dan analisis yang telah penulis

lakukan :

TABEL 14

JUMLAH SKOR TERTINGGI DAN TERENDAH

KATEGORI SKOR PERHITUNGAN

SKOR JUMLAH SKOR

SKOR IDEAL

TERTINGGI 5x279 1395

SKOR TERENDAH 1x279 279

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

72

Dari tabel diatas perhitungan menggunakan skala rentang dengan rumus

sebagai berikut :

𝑅 = DATA TERBESAR − DATA TERKECILKELAS INTERVAL 𝑅 = 1395 − 2795 𝑅 = 223,2

GAMBAR 1

PERHITUNGAN SKALA RENTANG

(n=279)

1. Buyers Experience berdasarkan faktor Embodied Experience

Embodied experience merupakan pengalaman yang diwujudkan,

prinsip utama dari perwujudan adalah semua pengalaman dapat masuk ke

dalam tubuh, otak, dan pikiran manusia. Hal ini melibatkan kapasitas bawaan

untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahaan lingkungan (Maureena

Bivins PhD, 2015).

Selama pameran dagang, buyers dapat "tenggelam" dalam perwujudan

pengalaman yang melibatkan semua indera mereka, dimana mereka dapat

menyentuh, mencium, mendengarkan, dan bahkan merasakan semua

279 502,2 725,4 948,6 1,171,8 1,395

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

SKB/SKS KB/KS CB/CS B/S SB/SS

73

rangsangan di lingkungan yang disediakan oleh peserta pameran dan

penyelenggara pameran (Borghini, Golfetto, & Rinallo, 2006)

GAMBAR 2

BUYERS EXPERIENCE PADA SUB VARIABEL EMBODIED

EXPERIENCE

(N=279)

Berdasarkan pada jabaran dari tiap indikator diatas, dapat dilihat

bahawa experience buyers pada pameran dagang Indonesia International Gift

and Home Product 2019 berdasarkan faktor sub variabel embodied experience

memiliki jumlah pertanyaan sebanyak 7 butir dengan jumlah responden 279

orang buyers, dan memiliki skor sebesar 736, sehingga dapat diperoleh hasil

skala rentang sebagai berikut :

𝑅 = 1395 − 2795 𝑅 = 223,2

Berdasarkan hasil skor buyers experience pada sub variabel embodied

experience dalam gambar 2 dapat diketahui bahwa buyers menilai pameran

dagang Indonesia International Gift and Home Product 2019 berdasarkan

faktor embodied experience dianggap sudah cukup baik. Hal tersebut

279 502,2 725,4 948,6 1,171,8 1,395

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

SKB/SKS KB/KS CB/CS B/S SB/SS

736

74

menunjukan item dimensi tersebut dinilai sudah cukup baik oleh buyers yang

hadir pada pameran tersebut, dimana dari keseluruhan pengalaman yang

diwujudkan dalam dimensi embodied experience dirasa sudah dipenuhi oleh

penyelenggara pameran. Item tersebut termasuk pada indikator sensorial

overwhelming, information overload, dan physical fatigue.

Dari hasil observasi penulis pada pengunjung yang hadir pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 dari indikator

sensorial overwhelming penulis menemukan pada saat pameran berlangsung

kurangnya ambience yang memperngaruhi segi pendengaran, penglihatan,

aroma, rasa, serta sentuhan. Dari segi indera penglihatan, penulis menemukan

dari pra-event yaitu website yang disediakan oleh penyelenggara pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019, tampilan dari website

tersebut menurut buyers terbilang cukup menarik. Dari data temuan penulis

pada webiste tersebut menampilkan informasi umum mengenai pameran,

informasi yang dibutuhkan untuk exhibitor dan visitor (profile visitor,

exhibitor list, akomodasi, transportasi, dan informasi visa), aktifitas program

yang ada pada pameran, juga informasi contact penyelenggara. Begitu juga

dengan materi promosi yang digunakan yakni banner, umbul-umbul, sosial

media, dan lainnya. Menurut buyers yang hadir materi promosi tersebut juga

cukup menarik dengan design simple yang digunakan dan social media yaitu

instagram yang memuat informasi-informasi umum mengenai pameran

tersebut.

75

Pada saat acara berlangsung, penulis menemukan stan atau booth yang

ada pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019

kurang menarik, mayoritas booth yang ada merupakan partisi standar tanpa

ornament atau design yang bertema. Menurut Adhitya (2017), menyatakan

bahwa pemilihan official stand contractor juga menjadi salah satu nilai

tambah didalam sebuah pameran, hal ini dikarenakan desain-desain booth

yang ditampilkan di ruang pameran dapat membuat suasana lebih hidup

Sedangkan pada saat acara berlangsung venue yang digunakan cukup

strategis yaitu JIExpo dimana venue tersebut sudah cukup terkemuka di

Indonesia. Pameran ini menggunakan dua hall venue yang dirasa sudah cukup

luas oleh buyers. Namun begitu, venue tersebut tidak dihiasi dengan

ornament-ornamen seperti photobooth, T-banner, atau X-banner sesuai

dengan design yang digunakan pada pameran. Jumlah signage yang

digunakan juga kurang lengkap, dimana beberapa tempat yang seharusnya

diberikan petunjuk tidak di lengkapi dengan signage seperti ; toilet, area

informasi, section hall, dll. Dalam jurnal The Effects of Exhibition Service

Quality on Exhibitor Satisfaction and Behavioral Intentions (Lee, Lee, & Joo,

2014) dikatakan bahwa peserta pameran akan menarik perhatian pengunjung

dengan memajang secara efektif dan mengatur produk serta layanan mereka.

Desain booth dapat memfasilitasi tampilan produk dan layanan yang efektif

dan dengan demikian membantu pengunjung dalam memudahkan mengenali

exhibitor dan stan pameran mereka. Bervariasinya visualisasi desain pun

76

menjadi salah satu nilai tambah bagi pameran tersebut, terutama dalam hal

menarik minat pengunjung untuk datang berkunjung (Adhitya, 2017)

Dari segi pendengaran, penulis menemukan suasana pameran

cenderung tidak banyak memutarkan musik pengiring saat stage pada

pameran tidak ada kegiatan. Namun, akan diputarkan musik saat panggung

sudah kembali melakukan aktifitas. Hal tersebut menjadikan suasana pameran

sedikit sepi tanpa latar musik dan buyers merasa hal tersebut mempengaruhi

kebisingan suara pada hall pameran.

Untuk indra penciuman atau aroma, penulis menemukan buyers yang

hadir pada pameran cenderung menilai indikator tersebut belum maksimal,

dimana tidak terdapat booth atau peserta pameran yang menampilkan produk

dengan aroma khas, penyelenggara pameran juga tidak menggunakan pewangi

ruangan pada area pameran dengan aroma yang sesuai. Penulis menemukan

area makanan yang ditempatkan di perbatasan antara hall satu dan dua dengan

aroma makanan yang cukup menyengat sehingga mempengaruhi aroma di

exhibitor yang ada pada sekitaran area tersebut dan cukup mengganggu.

(Rose, 2019) menyatakan dalam artikel majalah colorado meeting +

events bahwa aroma sering diabaikan tidak hanya di dunia acara, tetapi juga

dunia pada umumnya. Aroma memiliki peran penting dalam cara manusia

menafsirkan lingkungannya dan menciptakan makna setiap hari. Faktannya,

indera penciuman adalah satu-satunya reseptor sensorik yang sepenuhnya

berkembang dari saat kelahiran. Indera penciuman juga merupakan reseptor

yang paling erat terkait dengan memori. Bila organizer memiliki kesempatan

77

untuk menambahkan aroma, pastikan untuk melakukannya di area yang

terpisah dari aroma lainnya. Pilih aroma yang sesuai dengan elemen acara

lainnya dan menyambungkannya ke dalam tema, dekorasi, dan personalisasi

peserta pameran agar dapat meningkatkan pengalaman pengunjung acara.

Pada indera sentuhan, penulis menemukan buyers yang hadir menilai

dari segi indera sentuhan sudah cukup baik. Dimana pameran ini menyediakan

produk-produk yang diperbolehkan untuk disentuh oleh pengunjung yang

hadir dimana hal ini sangat diapresiasi oleh pengunjung dikarenakan

menyentuh produk dapat membantu pengunjung dalam menganalisa produk

yang ingin dibeli.

Pada indera pengecapan atau perasa, penulis menemukan buyers yang

hadir menilai belum maksimal, dimana dari hasil observasi penulis

mengunjungi pameran tersebut tidak ada booth yang menawarkan atau

menyuguhkan makanan maupun minuman kepada para pengunjung yang

hadir. Pameran tersebut juga tidak banyak menyediakan area makan untuk

buyers yang hadir hanya terdapat tiga booth makanan dalam hall pameran.

Dinyatakan oleh Nyke (2015), bahwa indera perasa dianggap sebagai indra

yang paling dekat dikarenakan sensasi rasa hal ini dimungkinkan hanya

melalui kontak fisik secara langsung. Pengalaman rasa pengunjung

bergantung pada konteks tubuh pengunjung seperti disposisi untuk makan dan

faktor budaya. Sentuhan, penglihatan, dan pendengaran harus digunakan

karena indera tersebut memerlukan lebih banyak waktu untuk di tafsirkan.

78

Sensasi rasa harus dipicu karena indra ini tidak dapat dipahami hanya dapat

dirasakan sebagai hadiah.

Hal ini dinilai dapat mempengaruhi kenyamanan pengunjung dan juga

salah satu faktor yang dapat menciptakan pengalaman saat berkunjung pada

event tertentu. Seperti dalam jurnal exploring visitor experience at trade

shows (Borghini, Golfetto, & Rinallo, 2006) yang mengatakan bahwa selama

pameran dagang, buyers dapat "tenggelam" dalam perwujudan pengalaman

yang melibatkan semua indera mereka, dimana mereka dapat menyentuh,

mencium, mendengarkan, dan bahkan merasakan semua rangsangan di

lingkungan yang disediakan oleh peserta pameran dan penyelenggara

pameran.

Pada indikator Information Overload penulis menemukan buyers yang

hadir pada pameran tersebut merasa tidak mendapatkan informasi yang jelas

mengenai produk yang di tawarkan dikarenakan keterbatasan bahasa yang di

mengerti dari pihak exhibitor maupun buyers sehingga membuat pengunjung

yang hadir bias informasi. Hal tersebut dikarenakan mayoritas peserta

pameran yang mengikuti pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019 berasal dari negara China dimana mereka lebih banyak

berinteraksi dengan menggunakan bahasa Mandarin dibandingkan dengan

bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Keterbatasan bahasa yang dikuasai

oleh peserta pameran ini membuat buyers yang hadir kebingungan dalam

berkomunikasi dan mendapatkan informasi mengenai produk yang di

tawarkan dimana buyers yang hadir sebagian besar tidak dapat berbahasa

79

Mandarin, mengingat profile buyers yang berasal dari berbagai negara seperti;

Indonesia, Singapura, Dubai, Amerika, Australia, dan sebagainya. Menurut

Scott, Gao, & Ma (2017), tahap pertama dalam menciptakan memori atau

ingatan adalah dengan memperhatikan persepsi yang diterima dari

rangsangan indera yang berasal dari pengalaman yang diterima.

Tsuchiya (2007), menyatakan bahwa otak manusia dapat kesulitan

dalam memproses informasi yang diterima berlebihan. Untuk menangani

informasi bias yang disamapikan oleh indera manusia. Informasi tersebut di

pilih sebagian kecil yang dapat di proses oleh tubuh. Ketika pengunjung

mengalami perasaan memiliki terlalu banyak informasi yang diterima

menyebabkan akan mengalami stress dan dapat mempengarhui pengambilan

keputusan (Scott, Gao, & Ma, 2017). Pemrosesan informasi meningkat ketika

pembuat keputusan mendapatkan informasi underload, sementara akan

berkurang ketika mereka mengalami informasi yang berlebihan (Acosta,

Castillo, Nicolas, & Palacios, 2014)

Kemudian pada indikator physical fatigue penulis menemukan

pengunjung tidak merasa kelelahan saat berkunjung pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 dikarenakan pameran ini hanya

menggunakan dua balai atau area hall pada JIExpo sebagai tempat

diselenggarakannya pameran tersebut. Pemilihan venue yang ditentukan oleh

penyelenggara pameran ini juga dirasa sudah mencukupi untuk area exhibitor

dengan memanfaatkan dua balai di dalam venue JIExpo yang berdekatan

80

dengan area parkir mobil sehingga pintu masuk pameran ini mudah untuk

ditemui.

Namun, penyelenggara pameran ini tidak memberikan tempat untuk

pengunjung beristirahat sejenak saat berada di dalam pameran. Penyelenggara

pameran tidak memfasilitasi area atau kursi-kursi untuk duduk di sudut-sudut

tertentu yang dirasa perlu agar pengunjung dapat beristirahat sejenak di sela-

sela kunjungan. Rinallo,et all. (2010), menyatakan bahwa kunjungan pada

pameran dagang tidak hanya menggerakan pikiran dan indera, tetapi juga

menggerakan tubuh.

Bagi pengunjung, pameran dagang terkadang tidak dirancang sesuai

dengan kebutuhan tubuh manusia, terutama yang berkaitan dengan istirahat.

Untuk mengatasi kelelahan fisik, pengunjung sering menjadi sangat selektif

dalam menerima dokumen promosi dan tidak ragu untuk membuangnya

terutama jika dokumen tersebut cukup berat. kerap kali pengunjung

memutuskan untuk tidak mengunjungi beberapa stan atau seluruh area

dikarenakan terlalu lelah untuk berjalan (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

2. Buyers Experience berdasarkan sub variabel Instrumental Experience

Buyers pada pameran dagang terkadang dapat bersenang-senang atau

menikmati momen tak terlupakan dalam pameran dagang. Namun stimulasi

sensoris sebagian besar waktu bukan tujuan itu sendiri. melainkan sedikit

rangsangan senosorik sangat berperan dalam mendapatkan pengetahuan yang

relevan (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

81

GAMBAR 3

BUYERS EXPERIENCE BERDASARKAN SUB VARIABEL

INSTRUMENTAL EXPERIENCE

(N=279)

Berdasarkan penjelasan dari rentang diatas, dapat diketahui bahwa

buyers experience pameran dagang Indonesia International Gift and Home

Product 2019 berdasarkan faktor instrumental experience memiliki jumlah

pertanyaan sebanyak 3 butir dengan jumlah responden 279 buyers, dan

memiliki skor total sebesar 818 sehingga dapat dihitung skala rentangnya

sebagai berikut :

𝑅 = 1395 − 2795 𝑅 = 223,2

Dari hasil skor pada gambar 3 hasil skor yang diperoleh dari buyers

yang hadir pada pameran dagang Indonesia International Gift and Home

Product 2019 menilai bahwa experience yang diperoleh dari pameran dagang

tersebut berdasarkan faktor instrumental experience mendapatkan skor cukup

baik.

279 502,2 725,4 948,6 1,171,8 1,395

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

SKB/SKS KB/KS CB/CS B/S SB/SS

818

82

Berdasarkan hasil observasi penulis pada saat berkunjung ke pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019, penulis menemukan

pengalaman yang didapatkan oleh buyers dari indikator cognitive stimulations

that result in learning and new knowledge dinilai cukup. Hal ini menunjukan

sebagian buyers yang hadir merasa cukup mendapatkan pengetahuan baru

dengan mengikuti pameran ini. Dari data temuan penulis saat berkunjung pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019, tidak banyak

program acara edukatif yang di selenggarakan oleh penyelenggara pameran.

Penulis juga tidak menemukan area dengan produk tren yang dapat

menambah pengetahuan dan inspirasi untuk buyers yang hadir. Namun begitu,

hal ini tidak dijadikan permasalahan oleh buyers dikarenakan pameran ini

sudah dinilai cukup memberikan pengetahuan baru kepada buyers yang hadir.

Menurut Borghini et, all. (2006), Kunjungan pameran dagang adalah

ekspedisi pembelajaran yang penting dan melibatkan pemikiran kreatif. Hal

ini diartikan oleh pengunjung pameran sebagai kesempatan untuk menjaga

perusahaan untuk tetap up to date dalam industri terkait.

Pada indikator the opportunity to relate to exhibitors and other visitors

and to collect knowledge and other, penulis menemukan buyers yang hadir

menilai indikator tersebut sudah cukup. Dimana dari pengalaman buyers yang

hadir merasa mendapatkan keuntungan yang sama dengan exhibitor dalam

mengikuti pameran ini. Meskipun begitu penulis mendapatkan informasi pada

saat observasi kunjungan pada pameran Indonesia International Gift and

Home Product 2019 buyers yang hadir kesulitan dalam berkomunikasi dengan

83

peserta pameran dikarenakan keterbatasan yang dimiliki peserta pameran

dalam menggunakan bahasa selain bahasa mandarin. Hal ini berpengaruh

pada komunikasi yang kurang maksimal dalam hal penyampaian informasi

produk kepada buyers yang hadir. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap

keputusan pembelian oleh buyers yang hadir dikarenakan ketidak jelasan

informasi yang didapatkan sehingga buyers dan peserta pameran tidak

mendapatkan keuntungan yang sama.

Menurut Lancey (2012), Pameran dagang merupakan layanan, yang

pelangganya adalah peserta pameran atau exhibitors dan pengunjung atau

visitor. Keduanya menentukan target yang tepat dan mendasar faktor utama

pemasaran pameran dagang adalah mencocokan titik minat dan target mereka.

Indikator selanjutnya yakni a sense of community¸ indikator ini dinilai

sudah cukup oleh buyers yang hadir. Dalam hal ini dapat diartikan buyers

yang hadir sudah cukup merasa senang bertemu dengan rekan-rekan seprofesi.

Namun dari hasil observasi yang penulis temukan, mayoritas buyers tidak

mengetahui acara teknikal yang dapat menjadi wadah penyambung hubungan

antara sesama buyers maupun dengan exhibitor yang diselenggarakan oleh

penyelenggara pameran. Sehingga buyers yang hadir tidak memiliki

kesempatan khusus untuk bersosialisasi dengan sesama buyers. Hal ini cukup

disayangkan, dikarenakan acara teknikal maupun sosial yang diselenggarakan

oleh penyelenggara pameran dapat menjadi peluang yang baik dalam

memberikan relasi baru maupun menjalin hubungan yang baik dengan kolega

lama. Acara pendukung tersebut juga dapat membuat peluang bagi

84

penyelenggara pameran untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan

kepada buyers yang hadir sehingga buyers itu sendiri dapat merasakan

kebersamaan dengan rekan-rekan seprofesi yang diciptakan melalui program-

program tersebut.

Dalam artikel Inspiring Exhibitors (2019), dijelaskan bahwa peserta

pameran harus memikirkan bagaimana membuat buyers yang datang ke stan

untuk merasa tidak sendirian, bahwa apa pun masalah bisnis yang buyers

hadapi mereka hanyalah satu dari banyak pembisnis yang merasakan hal

serupa. Peserta pameran juga dapat menciptakan ruang dimana pengunjung

dapat datang untuk mendapatkan saran dan dukungan dari peserta pameran

dan sesama buyers yang hadir. Hal ini dapat membantu buyers untuk

berinvestasi dalam memutuskan pembelian.

3. Buyers Experience pada sub variabel Inspriration Search and Supplier

Comparison Patterns

Peserta pameran adalah sumber utama pembelajaran dengan

memeriksa yang produk yang baru dan berinteraksi dengan personil stand

yang kompeten, pengunjung mengembangkan pengetahuan baru yang akan

sebaliknya mustahil diperoleh. Meskipun ada perbedaan besar pada individu

pola kunjungan, ada kesaman luar biasa di rute diikuti oleh pengunjung dan

waktu yang didedikasikan untuk berbagai jenis peserta pameran. Kunjungan

khas dimulai dengan panggilan ke para pemimpin pasar, berlanjut dengan

85

pemasok reguler, dan hanya menyediakan sisa waktu untuk peserta pameran

lainnya (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010)

GAMBAR 4

BUYERS EXPERIENCE BERDASARKAN SUB VARIABEL

INSPIRATION SEARCH ON AND SUPPLIER COMPARISON

PATTERNS

(N=279)

Berdasarkan dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa buyers

experience pada pameran dagang Indonesia International Gift and Home

Product 2019 pada dimensi inspiration search and supplier comparison

patterns yang memiliki jumlah pertanyaan sebanyak 4 butir dengan jumlah

responden 279 buyers, dan memiliki total skor sebesar 694 sehingga dapat

dihitung skala rentang sebagai berikut :

𝑅 = 1395 − 2795 𝑅 = 223,2

Jumlah skor pada gambar 4 menunjukan buyers pada pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019 menilai experience yang

279 502,2 725,4 948,6 1,171,8 1,395

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

SKB/SKS KB/KS CB/CS B/S SB/SS

694

86

diperoleh berdasarkan sub variabel inspiration search and supplier

comparison patterns kurang baik.

Berdasarkan hasil observasi penulis saat berkunjung ke pameran

dagang tersebut, dari indikator visitors aim to get inspiration and competences

for their activities, penulis menemukan bahwa buyers yang hadir cenderung

menilai indikator tersebut kurang maksimal. Dimana buyers merasa tidak

mendapatkan pengalaman untuk mendapatkan keahlian baru dan inspirasi

baru saat mengunjungi pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019. Dari data yang penulis temui saat berkunjung pada pameran

ini, penyelenggara pameran tidak menyediakan area dengan produk-produk

yang inovatif dan minimnya program acara edukasi sehingga buyers kesulitan

dalam mendapatkan inspirasi-inspirasi juga mendapatkan keahlian baru dalam

mengembangkan perusahaanya. Area dengan produk-produk yang inovatif

dapat dijadikan sumber inspirasi baru yang dapat diperoleh buyers saat

menghadiri pameran dagang. Begitu juga dengan program-program edukasi,

dapat menjadi acuan sumber informasi yang memberikan peluang

menciptakan keahlian baru kepada buyers saat menghadiri pameran dagang.

Penulis juga tidak menemukan peserta pameran yang menampilkan

keunikan produk mereka pada display booth yang ada sehingga pengunjung

tidak mendapatkan keterampilan baru atau inspirasi tambahan saat

mengunjungi stan peserta pameran yang mengikuti pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019. Selain itu, kesulitan dalam

berkomunikasi dengan staff yang ada pada stan peserta pameran, membuat

87

buyers yang hadir kesulitan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-

banyaknya mengenai produk yang ada pada display booth peserta pameran.

Rinallo et, all. (2010), menyatakan bahwa peserta pameran merupakan

sumber utama pembelajaran bagi pengunjung dengan cara memeriksa produk

baru dan berinteraksi dengan staff yang kompeten pada pameran dagang,

memungkinkan pengunjung untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian

baru yang tidak diperoleh sebelumnya.

Pada indikator typical visit starts with market leaders, continues with

regular suppliers, and only devotes residual time to other suppliers, penulis

menemukan buyers yang hadir menilai kurang setuju dengan indikator

tersebut dimana buyers yang hadir cenderung memilih mendatangi stan secara

acak dan tidak di urutkan hal ini dikarenakan buyers yang hadir memilih

untuk mendatangi booth sesuai dengan kebutuhan mereka juga dapat

berpeluang untuk di jual kembali. Rinallo et, all. (2010), menjabarkan bahwa

terlepas dari perbedaan besar dalam pola kunjungan individu, terdapat

kesaamaan dalam rute yang diikuti oleh pengunjung dan waktu yang

didedikasikan untuk berbagai jenis peserta pameran. Kunjungan yang khas

dimulai dengan pimpinan pasar, selanjutnya pemasok reguler, dan sisa waktu

untuk peserta pameran lainnya.

Indikator selanjutnya the trend area is appreciated as it helps to

organise ideas on novelties, pada indikator ini penulis menemukan buyers

yang hadir menilai indikator tersebut sudah cukup baik. Namun, dari data

yang penulis temukan penulis tidak menemukan area khusus untuk

88

menunjukan produk tren atau produk inovatif dalam pameran tersebut. Hal ini

sangat disayangkan oleh buyers yang hadir dikarenakan area dengan produk-

produk pilihan yang inovatif sangat membantu buyers dalam mengembangkan

inspirasi produk dan mempelajari tren-tren yang sedang berkembang pada saat

ini.

Terlepas dari itu, buyers yang hadir merasa beberapa stan peserta pada

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 ditemukan

memiliki produk-produk yang menarik dan inovatif yang mampu memberikan

inspirasi kepada buyers yang hadir. Menurut Rinallo et, all. (2010), Beberapa

pameran dagang memiliki area tren dimana sampel produk yang dipilih oleh

penyelenggara diatur dengan kreatif dan menarik secara visual. Area ini

dihadiri oleh pembeli dari industri yang berusaha untuk mendapatkan kesan

visual langsung dari tren yang muncul dari pameran dagang.

4. Buyers Experience Pada Sub Variabel Relational Experience in Ritualised

Context

Selain elemen kognitif, pendorong penting lainnya pengalaman

pameran dagang yang berharga adalah peluang relasional. Sederhananya,

pengunjung menghadiri pameran dagang untuk "bertemu orang" dan "Lihat

teman lama", peserta pameran dan pengunjung sama. Pameran perdagangan

dengan demikian mengizinkan pengunjung untuk membangun atau

memelihara ikatan sosial dengan aktor kunci dalam jaringan bisnis dan

pekerjaan mereka. (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

89

GAMBAR 5

BUYERS EXPERIENCE BERDASARKAN SUB VARIABEL

RELATIONAL EXPERIENCE IN RITUALISED CONTEXT

(N=279)

Berdasarkan pada gambar 5 tersebut diatas, dapat diketahui bahwa

experience pada pameran dagang Indonesia International Gift and Home

Product 2019 pada indikator relational experience in ritualized context

dengan jumlah pertanyaaan sebanyak 6 butir dan jumlah responden sebanyak

279 buyers memiliki total skor 749 dengan perhitungan skala rentang sebagai

berikut :

𝑅 = 1395 − 2795 𝑅 = 223,2

Jumlah skor pada gambar diatas menunjukan buyers pada pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019 menilai experience yang

diperoleh dari sub variabel relational experience in ritualized context cukup

baik.

279 502,2 725,4 948,6 1,171,8 1,395

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

SKB/SKS KB/KS CB/CS B/S SB/SS

749

90

Dari hasil observasi penulis pada saat berkunjung ke pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019, pada indikator the

relational activities involve vertical and horizontal relations buyers yang

hadir menilai pengalaman yang didapatkan cukup baik. Namun, dari hasil

temuan penulis mayoritas buyers menyatakan tidak banyak bersosialisasi

dengan buyers lainnya dikarenakan tidak banyak aktivitas sosial yang

disediakan oleh penyelenggara sehingga buyers satu dengan lainnya tidak

diberikan wadah untuk bersosialisasi. Dengan tidak adanya program sosial

yang diselenggarakan penyelenggara pameran buyers yang hadir tidak dapat

bersosialisasi secara maksimal baik itu dengan rekan sesama buyers yang

baru dijumpai baik yang sudah lama dikenal, dan juga dengan peserta

pameran. Selain itu, kendala bahasa yang telah dijelaskan pada indikator

sebelumnya, membuat komunikasi yang terjalin antara buyers dengan

peserta pameran juga tidak efektif sehingga keduanya kesulitan untuk

menjalin hubungan jangka panjang. Buyers yang hadir juga menyatakan

bahwa mayoritas peserta pameran yang mereka jumpai pada saat pameran

ini berlangsung merupakan supplier yang baru mereka jumpai pada saat

pameran ini berlangsung.

Menurut Rinallo, et all. (2010), pameran dagang mengizinkan

pengunjung untuk membangun atau memelihara ikatan sosial dalam

jaringan bisnis dan pekerjaan mereka. Pengalaman pameran dagang yang

berharga adalah peluang relasional. Sederhananya, pengunjung menghadiri

91

pameran dagang untuk "bertemu orang" dan "Lihat teman lama", peserta

pameran dan sesama pengunjung. Dalam artikel The Value of Trade Shows

(2015), menyatakan Pameran dagang adalah tempat berkumpulnya suatu

industri, dan seringkali merupakan waktu terbaik untuk menjalin dan

memperbarui aliansi dengan mitra.

Pada indikator trade shows allow visitors to relate to their broader

and social context, buyers yang hadir menilai indikator tersebut kurang

maksimal, penulis menemukan buyers yang hadir pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 tidak merasa perusahaanya dapat

berkembang dengan menghadiri pameran ini. Hal ini dikarenakan

banyaknya ketidak pahaman buyers yang hadir dengan acara teknikal yang

diselenggarakan oleh penyelenggara pameran disebabkan informasi yang

kurang tersampaikan antara penyelenggara pameran dengan buyers yang

hadir. Dalam hal ini penulis menemukan mayoritas buyers yang hadir tidak

mengetahui adanya acara teknikal yang diselenggarakan oleh penyelenggara

pameran yaitu program business matching dan juga komunikasi yang di

bangun oleh pihak peserta dan buyers terkendala dengan bahasa yang sulit

di pahami keduanya. Hal ini dapat menjadi kendala seperti yang sudah

penulis jabarkan panda indikator sebelumnya, keterbatasan komunikasi

dengan peserta pameran dapat membuat berkurangnya peluang untuk

membangun bisnis dengan exhibitor yang ada. Dalam indikator sebelumnya,

penulis sudah memaparkan bahwa pameran ini tidak menyelenggarakan

92

program sosial sehingga buyers yang hadir tidak diberikan wadah untuk

berkomunikasi dengan sesama buyers sehingga hal ini juga dapat

mengurangi peluang buyers untuk menjalin hubungan dengan sesama

kolega. Hal tersebut sangat disayangkan dikarenakan dengan menjalin

hubungan dengan sesama kolega dapat membuat peluang buyers untuk

mengembangkan perusahaan mereka.

Indikator selanjutnya trade shows represent rituals for their

underlying industries, buyers yang hadir menilai indikator tersebut kurang

maksimal, penulis menemukan buyers yang hadir pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 merasa pameran tersebut belum

merepresentasikan industri pameran hadiah dan rumahan dikarenakan

produk yang dipamerkan pada pameran ini dianggap belum lengkap oleh

buyers yang hadir.

5. The perceived value of exhibitors’ and organizer experience providers

Nilai dari pengalaman pengunjung dipengaruhi oleh dua set penyedia

pengalaman (exhibitor dan organizer), masing-masing mempengaruhi yang

lain, pengalaman pengunjung di pameran dagang dapat dicapai peserta

pameran dan dirancang oleh penyelenggara pameran dengan mengatur peserta

pameran, membuat informasi, membuat tempat istirahat, dan menyiapkan

acara teknik dan sosial (Rinallo, Borghini, & Golfetto, 2010).

93

GAMBAR 6

BUYERS EXPERIENCE BERDASARKAN SUB VARIABEL

PERCEIVED VALUE OF EXHIBITOR AND ORGANIZER

PROVIDERS

(N=279)

Berdasarkan pada sub variabel perceived value of exhibitor and

organisers experiences providers diketahui terdapat 6 butir pertanyaan dengan

jumlah responden sebanyak 279 buyers, dan memperoleh skor sebesar 833

dengan hitungan skala rentang sebagai berikut :

𝑅 = 1395 − 2795 𝑅 = 223,2

Berdasarkan pada gambar 6, dapat diketahui bahwa buyers yang hadir

pada pameran tersebut menilai experience yang diperoleh dari sub variabel

perceived value of exhibitor and organizer providers cukup baik.

Dari hasil observasi penulis saat berkunjung pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019, penulis menemukan pada

indikator experience provide for exhibitor, buyers yang hadir menilai

indikator tersebut keseluruhan sangat baik. Dari hasil temuan penulis buyers

279 502,2 725,4 948,6 1,171,8 1,395

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

SKB/SKS KB/KS CB/CS B/S SB/SS

833

94

yang hadir merasa keberadaan produk yang dipamerkan pada stan atau booth

peserta pameran sudah merepresentasikan produk yang akan dipasarkan oleh

peserta pameran tersebut. Dari hasil temuan penulis saat berkunjung ke

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019, keberadaan

produk yang akan di pasarkan oleh peserta pameran sudah cukup mewakilkan

produk yang akan dijual oleh peserta pameran, mayoritas peserta pameran

memberikan produk sampel untuk di display atau di pamerkan pada stan atau

booth masing-masing peserta pameran. Hal ini sangat baik dikarenakan

keberadaan produk pada display booth partisi peserta pameran dapat membuat

buyers yang hadir melihat secara langsung keberadaan produk yang exhibitor

pasarkan. Keberadaan produk ini juga menciptakan pengalaman yang

diwujudkan kepada buyers yang hadir sehingga buyers yang hadir dapat

secara langsung menilai kualitas produk tersebut secara langsung.

Peserta pameran juga menyediakan staff yang ramah dan cukup

kompeten dalam bidangnya. Walaupun banyak diantara mereka yang tidak

dapat berbahasa asing selain bahasa mandarin, sehingga membuat buyers

kesulitan dalam berkomunikasi. Menurut Rinallo et, all. (2010), interaksi

dengan personil stand yang kompeten merupakan elemen kedua yang

membuat kunjungan pameran dagang menjadi pengalaman berharga.

Pertukaran sosial, dan berbagi informasi yang efektif. Buyers berpendapat

peluang untuk berbicara dengan personil exhibitor merupakan investasi yang

baik untuk mengunjungi booth.

95

Pada indikator selanjutnya experience providers for organisers,

penulis menyimpulkan buyers yang hadir menilai indikator tersebut sudah

cukup baik. Dari hasil observasi penulis, layout yang di sediakan oleh

penyelenggara pameran sudah cukup baik, buyers yang hadir pun diberikan

guide book dengan informasi tata letak yang memadai dan informatif sehingga

buyers yang hadir tidak bingung dalam mencari booth pameran yang ingin

mereka tuju. Penulis juga menemukan banner besar dengan informasi layout

didalamnya yang diletakan didepan pintu masuk hall sehingga memudahkan

pengunjung yang hadir untuk mendapatkan informasi mengenai tata letak atau

denah pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019.

Memilih floor plan atau layout dapat mempengaruhi efektivitas acara

dan juga mempengaruhi segala sesuatu mulai dari brand hingga jumlah

pengunjung pameran dagang (Gustafson, 2015)

Selain itu trend and reset area dalam pameran ini dinilai sudah cukup

baik oleh buyers yang hadir. Namun, untuk area tren sendiri penulis tidak

menemukan adanya area khusus untuk meperlihatkan produk-produk dengan

tren terkini atau produk inovatif yang dapat mengembangkan inspirasi baru

bagi buyers yang hadir. Area tren ini dapat berupa area dengan prdouk-produk

highlight yang dipilih oleh penyelenggara pameran dari setiap booth peserta

pameran yang produknya merupakan produk inovatif dan mengikuti tren

terkini. Hal ini sangat disayangkan oleh buyers yang hadir dikarenakan

pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019 tidak

96

memfasilitasi area dengan produk-produk terkini dikarenakan tujuan buyers

menghadiri pameran tidak sedikit juga ingin mencari inspirasi baru. Dengan

adanya area tren, pengunjung dapat mengevaluasi pengetahuan mereka

tentang tren terkini dalam mode konsumen. Produk-produk ini dapat juga

merangsang imajinasi pengunjung, contohnya desainer produk mendapatkan

inspirasi untuk koleksi produk baru mereka sendiri (Rinallo, Borghini, &

Golfetto, 2010)

Sedangkan, untuk area istirahat penulis menjumpai area food and

beverage dalam area pameran saat berkunjung pada Indonesia International

Gift and Home Product 2019. Hanya saja, jumlah stan yang disediakan

terbilang sedikit yaitu berjumlah tiga stan produk makanan dengan jumlah

meja dan kursi yang disediakan cenderung sangat kurang yakni tujuh meja

dan tiga kursi di setiap mejanya. Sehingga banyak pengunjung yang

mengantri dan tidak mendapatkan tempat duduk. Selain itu, penulis juga tidak

menemukan tempat untuk pengunjung dapat beristirahat sejenak di sela-sela

pameran seperti kursi yang dapat ditempatkan di beberapa sudut area pameran

sehingga pengunjung dapat duduk sejenak.

Kemudian dalam penyelenggaraan sosial dan teknikal event, penulis

menemukan penyelenggara pameran hanya menyelenggarakan acara teknikal

yaitu business matching, sementara untuk acara social seperti gala dinner atau

buyers night tidak disediakan oleh penyelenggara. Selain itu, acara ini juga

dapat mendorong interaksi dengan sesama buyers lain. Exhibitor yang dapat

97

mengumpulkan banyak pelanggan di lingkungan yang ramah dan

menyenangkan akan dipandang sebagai mitra bisnis yang baik.

Menurut Rinallo et al., (2010), peluang interaksi yang ditawarkan

kepada buyers, misalnya cocktails hours, undangan makan malam, dan acara

sosial menawarkan perasaan senang dari rasa letih saat kunjungan pameran.

Hal ini juga dapat memperkuat ikatan sosial dengan pemasok. Selain itu, acara

ini juga dapat mendorong interaksi dengan sesama buyers lain. Exhibitor yang

dapat mengumpulkan banyak pelanggan di lingkungan yang ramah dan

menyenangkan akan dipandang sebagai mitra bisnis yang baik.

Berdasarkan pada pemjelasan dari keselurihan dimensi buyers

experience diketahui terdapat 5 dimensi dengan jumlah responden sebanyak

279 buyers, dan memperoleh skor sebesar 766 dengan hitungan skala rentang

sebagai berikut :

𝑅 = 1395 − 2795 𝑅 = 223,2

98

GAMBAR 7

KESELURUHAN DIMENSI BUYERS EXPERIENCE PADA

INDONESIA INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT

2019

(N=279)

Berdasarkan pada gambar 7, dapat diketahui bahwa buyers yang

hadir pada pameran Indonesia International Gift and Home Product menilai

experience yang diperoleh dari keseluruhan dimensi "Buyers Experience

pada Indonesia International Gift and Home Product 2019" termasuk pada

kategori cukup baik.

766

279 502,2 725,4 948,6 1,171,8 1,395

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

SKB/SKS KB/KS CB/CS B/S SB/SS

99

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan dari pembahasan pada bab sebelumnya, setelah

dilakukannya penelitian kepada 279 buyers yang hadir pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019, maka penulis mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

Pada sub variabel embodied experience, penulis mengambil kesimpulan

bahwa experience yang diperoleh buyers yang hadir pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan

dari skor nilai total sub variabel emobodied experience yakni sebesar 736 dan

termasuk pada kategori cukup baik dengan skala perhitungan rentang

menggunakan garis kontinum.

Pada sub variabel Instrumental experience, penulis menarik kesimpulan

bahwa pengalaman yang diperoleh buyers yang hadir pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 termasuk sudah cukup baik. Dapat

dilihat dari skor yang diperoleh variabel instrumental experience yakni sebesar

818 dan termasuk pada kategori cukup baik dengan skala perhitungan rentang

menggunakan garis kontinum.

Pada sub variabel inspiration search and supplier comparison patterns,

penulis menyimpulkan bahwa pengalaman yang diperoleh buyers pada pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019 dinilai kurang baik. Hal ini

dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh sub variabel inspirational search

100

and supplier comparison patterns yaitu sebesar 694 dan termasuk pada kategori

kurang baik dengan hitungan skala perhitungan rentang menggunakan garis

kontinum.

Pada sub variabel ini, penulis menyimpulkan bahwa pengalaman yang

diperoleh buyers pada pameran Indonesia International Gift and Home Product

2019 dinilai cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari skor nilai yang diperoleh

sub variabel relational experience in ritualized context yaitu sebesar 749 dan

termasuk pada kategori cukup baik melalui hitungan skala rentang

menggunakan garis kontinum.

Pada sub variabel terakhir ini, penulis menyimpulkan bahwa

pengalaman yang diperoleh buyers pada indikator ini sudah cukup baik. Hal ini

dapat diketahui dari perhitungan skor nilai yang diperoleh indikator tersebut

yakni sebesar 833 dan termasuk pada kategori cukup baik pada pehitungan

skala rentang menggunakan garis kontinum.

Meskipun keseluruhan experience buyers pada pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019 termasuk cukup baik, pameran

dagang Indonesia International Gift and Home Products 2019 masih perlu

meningkatkan kualitas pamerannya sehingga dapat lebih baik di kemudian hari.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya mengenai buyers experience pada

Indonesia International Gift and Home Product 2019. Setelah ditinjau kembali,

secara keseluruhan experience yang diperoleh buyers pada pameran ini sudah cukup

baik. Meskipun begitu masih perlu adanya peningkatan mutu dan kualitas pameran

101

agar dapat mengembangkan dan memberikan pengalaman yang lebih maksimal di

kemudian hari. Berikut rekomendasi penulis :

1. Membuat Program Edukatif, Informatif dan Sosial

Membuat program acara yang edukatif dan informatif terkadang

sering di kesampingkan oleh penyelenggara pameran. Namun, hal ini

tidak kalah pentingnya guna meningkatkan pengalaman pengunjung yang

hadir pada pameran tersebut membuat program yang edukatif dan

informative tentu harus pula selaras dengan tema atau topik yang

dibawakan pameran tersebut. Dalam pameran Indonesia International

Gift and Home Product, program-program edukatif dan informative

tersebut misalnya :

a. Talkshow dengan tema selaras, contohnya; bagaimana cara

meningkatkan bisnis importir, perkembangan import-export di

dunia, dan lain sebagainya.

b. Interactive Games contohnya; trivia quiz

c. Seminar, contohnya; Bagaimana memanfaatkan teknologi dalam

mengembangkan bisnis. Bagaimana menerapkan waste

management dalam bisnis.

Dengan membuat program-program acara yang edukatif dan

informatif dapat meningkatkan pengalaman yang dirasakan

pengunjung, hal ini berpengaruh pada instrumental experience,

102

inspiration search and supplier comparison patterns, the perceived

value for exhibitor and organizer provide

Program sosial dan teknikal sangat membantu dalam meningkatkan

relasi dan hubungan antar peserta pameran, sesama buyers, dan buyers

dengan peserta pameran. Meskipun pameran Indonesia International Gift

and Home Product 2019 sudah menerapkan program teknikal yakni

business matching, namun perlu mempertimbangkan untuk mengadakan

program sosial dan teknikal lainnya, seperti berikut :

a. Buyers Night atau Gala Dinner

Program sosial ini merupakan acara sosial yang biasanya dilakukan

untuk menciptakan hubungan yang baik antar buyers, sekaligus

menjadi wadah buyers untuk berkumpul dan bersosialisasi. Acara ini

biasanya diselenggarakan dalam venue seperti ballroom hotel, atau

restaurant dengan agenda acara yaitu makan malam dan entertainment

seperti music.

b. Market Exchange

Program teknikal ini merupakan acara yang dapat mempertemukan

antara sesama pedagang untuk saling bertukar informasi dan pasar

dagang mereka. Hal ini dapat membuat buyers memperluas hubungan

dagang mereka dan mendapatkan informasi pasar dan inspirasi baru.

c. Business Matching

Program teknikal ini merupakan acara yang dapat mempertemukan

peserta pameran dengan potensial market mereka. Hal ini dapat

103

membuat peserta pameran serta buyers yang mengikuti program

business matching mendapatkan keuntungan.

Dengan megadakan program sosial dan teknikal, hal ini dapat

mengembangkan pengalaman buyers dari segi inspiration search and

supplier comparison patterns, relational experience in ritualized context,

dan perceived value of exhibitor and organizer providers.

2. Meningkatkan Fasilitas di Pameran

Fasilitas dalam pameran merupakan hal yang perlu diperhatikan

dengan detail, untuk itu penulis merekomendasikan pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019 untuk

meningkatkan fasilitas yang disediakan dalam pameran, contohnya

sebagai berikut :

a. Area Istirahat

Menyediakan area untuk pengunjung dapat beristirahat sejenak di

sela-sela kunjungan merupakan nilai tambah yang terkadang

terlupakan, area ini sangat membantu pengunjung untuk dapat

menikmati kunjungan lebih lama untuk itu tempat istirahat

merupakan hal yang perlu disediakan dalam pameran. Berikut

contoh area istirahat yang dapat disediakan dalam pameran

Indonesia International Gift and Home Product 2019 :

1) VIP Lounge, merupakan tempat yang disediakan untuk para

buyers atau pengunjung VIP dapat beristirahat sejenak dalam

104

pameran. Area ini biasanya menyediakan tempat duduk

seperti sofa, coffee break, atau kursi pijat.

2) Visitor Lounge, merupakan tempat yang disediakan untuk

para pengunjung untuk beristirahat sejenak dalam pameran.

Area ini biasanya merupakan food court atau area makanan,

dan area yang menyediakan beberapa tempat duduk untuk

visitor beristirahat sejenak. Tempat ini dapat pula dilengkapi

dengan fasilitas wifi dan charging station untuk membuat

pengunjung lebih nyaman dalam berkungjung.

3) Smoking Area, merupakan tempat yang dapat disediakan

penyelenggara pameran bagi pengunjung yang merokok agar

tidak mengganggu pengunjung lain yang tidak merokok.

b. Interactive Map

Dalam era digital sekarang, banyak teknologi yang sudah

berkembang dan dapat digunakan dalam membangun pengalaman

dalam berkunjung pada pameran. Interactive map atau peta

interaktif merupakan salah satu fasilitas teknologi digital yang

dapat disediakan penyelenggara pameran sehingga memudahkan

pengunjung untuk menemukan section atau area dalam pameran

yang ingin di tuju. Dengan Interactive map pengunjung dapat

dengan mudah menemukan letak booth yang mereka cari dan

dapat pula memberikan informasi mengenai pameran dengan

menyediakan informasi umum, atau frequently asked question

mengenai pameran tersebut.

105

c. Trend Area

Menyediakan area dengan produk-produk highlight dari tiap

peserta pameran yang terpilih dapat memicu buyers yang hadir

untuk mengembangkan inspirasi dalam pengembangan produk.

Area tren dapat dibuat dalam satu section produk tertentu,

misalnya dalam pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019 dapat membuat area tren dengan produk-produk

rumahan, dan area tren dengan produk-produk hadiah.

d. Interpreter Area

Menyediakan area dengan penerjemah yang kompeten, sehingga

membantu buyers yang hadir dalam berkomunikasi dengan

peserta pameran yang tidak dapat berbahasa selain bahasa

mandarin. Hal ini sangat penting dimana komunikasi yang baik

antara peserta pameran dengan buyers merupakan hal penting

dalam kesuksesan pameran dagang.

e. Business Zone Area

Menyediakan area bisnis yang dapat digunakan baik untuk

peserta pameran, sesama buyers, maupun team buyers yang ingin

berdiskusi. Business zone ini sangat berguna bagi peserta

pameran yang ingin menjelaskan produk mereka kepada buyers,

namun mengalami kendala tempat dalam booth mereka yang

terbatas atau sedang dalam keadaan penuh dengan pengunjung

lainnya. Begitu juga tempat ini dapat digunakan bagi buyers yang

106

ingin beristirahat sejenak dan dapat digunakan pula bila ingin

berdiskusi mengenai produk atau bisnis dengan sesama team yang

menghadiri pameran ini.

Penyelenggara pameran dapat pula membuat zona atau tempat

ini dengan cara melakukan kerja sama atau partnership sponsor

dengan brand coffee shop, atau dapat pula dikelola sendiri.

Dengan memanfaatkan area bisnis ini penyelenggara dapat

mendapatkan keuntungan dengan cara sharing profit dengan

brand coffee shop.

Dengan meningkatkan fasilitas pada pameran Indonesia International

Gift and Home Product 2019, hal ini dapat berpengaruh terhadap

pengalaman yang didapatkan oleh buyers yang hadir dari segi emobodied

experience, instrumental experience, inspiration search and supplier

comparison patterns, relational experience in ritualized context, dan

perceived value of exhibitor and organizer providers.

3. Membuat e-catalog pada website event.

e-catalog merupakan kumpulah pilihan produk yang di sediakan pada

pameran ini dan dapat diakses oleh buyers secara online pada website

resmi pameran tersebut. E-catalog ini dapat menjadi referensi awal bagi

buyers untuk mendapatkan informasi produk secara jelas dan detail

sehingga memudahkan buyers yang hadir untuk memahami produk yang

ingin mereka beli. Hal ini juga dapat membantu buyers yang kesulitan

berinteraksi dengan peserta pameran dikarenakan keterbatasan bahasa

107

mereka, sehingga buyers dapat lebih memahami apa yang ingin

dijabarkan peserta pameran mengenai produk tersebut.

Dengan membuat e-catalog pada website Indonesia International Gift

and Home Product 2019 dapat berpengaruh terhadap pengalaman yang

didapatkan oleh buyers yang hadir dari segi embodied experience,

inspiration search and supplier comparsion patterns, dan perceived value

of exhibitor and organizer providers.

108

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya, B. G. (2017). Kualitas Pelayanan Pameran dan Pengaruhnya Terhadap

Kepuasan Exhibitor. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, 80.

Bathelt, H., Golfetto, F., & Rinallo, D. (2014). Trade Show in Globalizing

Knowladge Economy. United Kingdom: Oxford University Press.

Bivins PhD, L., M. (2015). http://maureenabivinsacupuncture.com/embodied-

experience-defined/. Retrieved from

http://maureenabivinsacupuncture.com.

Borghini, S., Golfetto, F., & Rinallo, D. (2006). Ongoing search among industrial

buyers. Journal Of Business Research.

Bougie, U. S. (2011). Research Methods for Business. Hoboken, New Jersey:

Wiley.

Bowdin, G. A., Allen, J., Harris, R., McDonnell, I., & O, W. (2011). Event

Management. London: Routledge.

Conway, T., & Leighton, D. (2012). Staging the past, enacting" Experiential

marketing in the performing. Experiential Marketing.

Damster, G., & Tassiopoulos, D. (2005). Event Management: A Professional and

Developmental Approach. South Africa: Juta and Company Ltd.

Davidson, R. (2018). Business Events. London: Routledge.

Dr. Riduwan, M. (2015). Dasar-dasar Statistika . Bandung: Alfabeta CV.

Drengner, J., Gaus, H., & Jahn, S. (2008). Does Flow Influence the Brand Image.

Journal of Advertising Research.

Ferdinand, N., & Kitchin, P. (2012). Events Management: An International

Approach. California: Sage.

Getz, D. (2007). Event Studies. London: Rutledge .

Gilmore, P. a. (1999). The Experience Economy. US America.

Gunawan S.M, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek.

Gustafson, E. (2015). Floor Plan Fundamentals. Exhibit Design.

Hartono M.A, P. (2003). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Holbrook, B. M. (1999). Consumer Value: A Framework for analysis and

research. London: Routledge .

109

Ismiyanto, P. (2003). Metode Penelitian” Buku Ajar.

Kahle, L. R., & Close , A. G. (2011). Cunsumer Behavior Knowledge for Effective

Sports and Event Marketing. London: Routledge.

LaSalle, D. a. (2003). Priceless: Turning Ordinary Products Into Extraordinary

Experience. Harvard Business School Press.

Lee, M. J., Lee, S., & Joo, Y. M. (2014). The Effects of Exhibition Service

Quality on Exhibitors Satisfaction and Behavioral Intentions. Journal of

Hospitality Marketing & Management.

Maureena Bivins PhD, L. (2015).

http://maureenabivinsacupuncture.com/embodied-experience-defined/.

Retrieved from http://maureenabivinsacupuncture.com.

Nazir. P, M. (2013). Metode Penelitian.

Pencarelli, T., & Forlani, F. (2018). The Experience Logic as a New Perspective

for Marketing Management: From Theory to Practical . Berlin: Springe.

Pine II , J., & Gilmore, J. H. (1999). Welcome to the Experience Economy. 2.

Reic, I. (2016). Events Marketing Management: A consumer perspective. London:

Routledge.

Rinallo, D., Borghini, S., & Golfetto, F. (2010). Exploring Visitor Experience at

Trade Shows. Journal of Business & Industrial Marketing.

Rogers, S. D., & Carter, R. C. (2008). A framework of sustainable supply chain

management: moving toward new theory. International Journal of

Physical Distribution & Logistics Management.

Rose, T. (2019, Spring). HOW TO USE SCENT TO ENHANCE GUEST

EXPERIENCE. scents make sense.

Sarwono, J. (2006). Metodelogi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Schmitt, B. (1999). Experiental Marketing. Journal of Marketing Management.

Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Siren, A. (2017). What to Gain from Trade Show Information.

Sudjana, D., & M, D. (2011). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung.

Umar, D. H. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Wagen, L. V., & White, L. (2018). Event Management: For Tourism, Cultural,

Business and Sporting Events. Australia: Cengage AU.

110

Walgito, B. (1987). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbit

Fakultas Psikologi UGM.

Wohlfeil , M., & Whelan, S. (2005). Event Marketing When Brands Become

"Real Lived Experience".

KUESIONER PENELITIAN

BUYER EXPERIENCE PADA EVENT

INDONESIA INTERNATIONAL GIFT AND HOME PRODUCT 2019

Dengan Hormat,

Saya adalah Mahasiswi dari Program Studi Manajemen Bisnis Konvensi & Event (MBK) – STP

NHI Bandung yang sedang melakukan Penelitian Proyek Akhir, dengan judul “Buyer Experience pada

Event Indonesia International Gift and Home Product 2019”.

Saya sangat mengharapkan bantuan Anda kiranya dapat meluangkan waktu untuk mengisi

kuesioner penelitian ini. Jawaban Anda akan bermanfaat bagi saya sebagai bahan masukan untuk

pengembangan pengalaman pengunjung di event ini.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini.

Hormat saya,

Peneliti

BAGIAN 1 : PROFIL

(Berikanlah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang paling mewakili jawaban anda)

2. Dimana benua tempat perusahaan Anda?

a. Asia d. Amerika Utara g. Antartika

b. Afrika e. Amerika Selatan

c. Eropa f. Australia

No:

1. Apakah jenis kelamin Anda?

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Dimana negara perusahaan anda berada?

……………………………………………

(Tuliskan Jawaban Anda)

4. Apakah jabatan Anda saat ini?

a. Owner d. Manager

b. General Manager e. Supervisor

c. Senior Manager f. Lainnya,............ (sebutkan)

5. Apakah ruang lingkup / bidang usaha Anda?

a. Retailer f. Bisnis Online

b. Gift Shop g. Interior & Lifestyle Store

c. Outlet Ritel h. Eksportir

d. Pusat Perbelanjaan i. Importir

e. Distributor j. Lainnya………..(sebutkan)

6. Berapa jumlah karyawan yang ditugaskan selama

pameran?

a. < 2 orang d. 8 orang

b. 4 orang e. >10 orang

c. 6 orang

7. Berapa jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan?

a. < 10 orang d. > 50 orang

b. 10 – 30 orang

c. 31 – 50 orang

8. Nama hotel tempat anda menginap selama mengikuti pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019?

……………………………………………

(Tuliskan jawaban anda)

9. Berapa lama anda berencana untuk berkunjung ke pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019?

a. 1 Hari d. 4 Hari

b. 2 Hari e. 5 Hari

c. 3 Hari

10. Berapa lama anda akan berencana untuk tinggal di Indonesia?

a. > 3 Hari

b. < 3 Hari

11. Apakah tujuan anda datang ke pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019?

……………………………………………

(Tuliskan jawaban anda)

BAGIAN II

(Berikanlah nomor sesuai dengan keterangan pada kolom jawaban persepsi yang paling mewakili jawaban

anda)

Keterangan :

- Bobot Nilai

5 : Sangat Setuju

4 : Setuju

3 : Cukup Setuju

2 : Kurang Setuju

1 : Sangat Tidak Puas

Bobot Nilai Pernyataan

5 4 3 2 1

Embodied Experience

Anda mendapatkan pengalaman yang luar biasa melalui 5 panca indra (suara, pengelihatan, aroma,

sentuhan, dan pengecapan) pada pameran Indonesia International Gift and Home Product 2019

Anda mendapatkan informasi yang terlalu banyak dari exhibitor sehingga membuat anda bingung

Anda merasa kelelahan saat mengunjungi booth di pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019

Instrumental Experience

Anda mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan baru saat mengunjungi pameran Indonesia

International Gift and Home Product 2019

Pameran ini menciptakan peluang kepada para buyer dan exhibitor untuk mendapatkan benefit yang

menguntungkan keduanya

Saya senang berada/bersama rekan-rekan seprofesi di pameran Indonesia International Gift and

Home Product 2019

Inspiration Search and Supplier Comparison Patterns

Anda mendapatkan tambahan keahlian ketika mengunjungi pameran Indonesia International Gift

and Home Product 2019

Anda mendapatkan inspirasi tambahan ketika mengunjungi pameran Indonesia International Gift

and Home Product 2019

Anda mengunjungi supplier dengan brand yang sudah besar, kemudian supplier regular, dan

mengunjungi supplier yang lain (ketika masih ada waktu).

Anda menjumpai booth dengan produk baru yang inovatif pada pameran Indonesia International

Gift and Home Product 2019

Relational Experience in Ritualised Context

Pameran ini membuat saya dapat menjalin relasi/hubungan dengan sesama buyer baru

Pameran ini membyat saya dapat menjalin relasi/hubungan dengan kolega lama

Pameran ini membuat saya dapat menjalin relasi/hubungan dengan exhibitor baru

Pameran ini membuat saya dapat menjalin relasi/hubungan dengan exhibitor lama

Pameran ini dapat menciptakan peluang untuk membuat perusahaan saya berkembang

Pameran ini mewakili/merepresentasikan industri hadiah dan produk rumahan di Indonesia

Percived Velue of Exhibitor and Organizer Experience Providers

Experience Provide for Exhibitors

Anda menemukan produk yang anda cari di pameran Indonesia International Gift and Home

Product 2019

Staff exhibitor memiliki kompetensi untuk melayani

Experience Proved for Organizer

Anda merasa puas dengan layout pameran yang disediakan oleh penyelenggara acara

Pameran ini menyediakan produk-produk yang sesuai dengan tren terbaru

Pameran ini menyediakan area untuk istirahat sejenak di sela-sela pameran

Pameran ini menyediakan acara social dan teknikal seperti; gala dinner, business matching, dll)

INFORMASI PAMERAN

DOKUMENTASI

BIODATA PENULIS

A. DATA PRIBADI

Nama : Elsy Pratiwi

NIM : 201520512

Tempat, Tanggal, Lahir : Jakarta, 10 Januari 1997

Alamat : Taman Surya Buana Blok D no. 4,

Tangerang.

B. DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Edy Sukamto

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Nama Ibu : Susmayani

Pekerjaan : -

Agama : Islam

Alamat : Taman Surya Buana Blok D no. 4,

Tangerang.

C. RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama Institusi Tahun Ajaran Keterangan

SDI ANNAJAH 2003 - 2009 LULUS

SMPN 142 Jakarta Barat 2009 - 2012 LULUS

SMAN 90 Jakarta Selatan 2012 - 2015 LULUS

STP NHI Bandung 2015 - 2019 LULUS

D. RIWAYAT PEKERJAAN

Nama Instansi Posisi Periode

PT. Dyandra Promosindo Branch

Makassar Magang 2017