Burst Fracture j

15
ANATOMI Vertebra dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus, membentuk skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang cranium, costa dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut syaraf, menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh. Vertebra pada orang dewasa terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian 5 regio yaitu 7 cervical, 12 thoracal, 5 lumbal, 5 sacral, 4 coccigeal. 1 Tulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh ligamen di depan dan dibelakang serta dilengkapi diskus intervertebralis yang mempunyai daya absorbsi tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat fleksibel dan elastis. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma hebat sehingga sejak awal pertolongan pertama dan transpotasi ke rumah sakit harus diperlakukan dengan hati-hati. Trauma tulang dapt mengenai jaringan lunak berupa ligament, discus dan faset, tulang belakang dan medulla spinalis. Penyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas (44%), kecelakaan olah raga(22%), , terjatuh dari ketinggian(24%), kecelakaan kerja. 2, 8 Cedera Stabil dan Tidak Stabil Cedera vertebra menurut kestabilannya terbagi menjadi cedera stabil dan cedera tidak stabil. Cedera dianggap stabil jika bagian yang terkena tekanan hanya bagian medulla spinalis anterior, komponen vertebral tidak bergeser dengan pergerakan normal, ligamen posterior tidak rusak sehingga medulla spinalis tidak terganggu, fraktur kompresi dan burst fraktur adalah contoh cedera stabil. Cedera tidak stabil artinya cedera yang dapat bergeser dengan gerakan normal karena ligamen posteriornya rusak atau robek, Fraktur medulla spinalis disebut tidak stabil jika kehilangan integritas dari ligamen posterior. Menentukan stabil atau tidaknya fraktur membutuhkan pemeriksaan radiograf. Pemeriksaan radiografi minimal ada 4 posisi yaitu anteroposterior, lateral, oblik kanan dan kiri. Dalam menilai stabilitas vertebra, ada tiga unsur yamg harus dipertimbangkan

description

jb

Transcript of Burst Fracture j

ANATOMIVertebra dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus, membentuk skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang cranium, costa dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut syaraf, menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh. Vertebra pada orang dewasa terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian 5 regio yaitu 7 cervical, 12 thoracal, 5 lumbal, 5 sacral, 4 coccigeal.1Tulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh ligamen di depan dan dibelakang serta dilengkapi diskus intervertebralis yang mempunyai daya absorbsi tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat fleksibel dan elastis. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma hebat sehingga sejak awal pertolongan pertama dan transpotasi ke rumah sakit harus diperlakukan dengan hati-hati. Trauma tulang dapt mengenai jaringan lunak berupa ligament, discus dan faset, tulang belakang dan medulla spinalis. Penyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas (44%), kecelakaan olah raga(22%), , terjatuh dari ketinggian(24%), kecelakaan kerja.2, 8Cedera Stabil dan Tidak StabilCedera vertebra menurut kestabilannya terbagi menjadi cedera stabil dan cedera tidak stabil. Cedera dianggap stabil jika bagian yang terkena tekanan hanya bagian medulla spinalis anterior, komponen vertebral tidak bergeser dengan pergerakan normal, ligamen posterior tidak rusak sehingga medulla spinalis tidak terganggu, fraktur kompresi dan burst fraktur adalah contoh cedera stabil. Cedera tidak stabil artinya cedera yang dapat bergeser dengan gerakan normal karena ligamen posteriornya rusak atau robek, Fraktur medulla spinalis disebut tidak stabil jika kehilangan integritas dari ligamen posterior.Menentukan stabil atau tidaknya fraktur membutuhkan pemeriksaan radiograf. Pemeriksaan radiografi minimal ada 4 posisi yaitu anteroposterior, lateral, oblik kanan dan kiri. Dalam menilai stabilitas vertebra, ada tiga unsur yamg harus dipertimbangkan yaitu kompleks posterior (kolumna posterior), kompleks media dan kompleks anterior (kolumna anterior) (Denis, 1983).3Pembagian bagian kolumna vertebralis adalah sebagai berikut :1. kolumna anterioryang terbentuk dari ligament longitudinal dan duapertigabagian anterior dari corpus vertebra, diskus dan annulus vertebralis2. kolumna media yang terbentuk dari satupertiga bagian posterior dari corpus vertebralis, diskus dan annulus vertebralis3. kolumna posterior yang terbentuk dari pedikulus, sendi-sendi permukaan, arkus tulang posterior, ligamen interspinosa dan supraspinosa1

Mekanisme cederaTipe pergeseran yang penting: (1)hiperekstensi (2) fleksi (3) tekanan aksial (4) fleksidan tekanan digabungkan dengan distraksi posterior(5) fleksi yang digabungkan dengan rotasidan (6) translasi horizontal.Fraktur dapat terjadi akibat kekuatan minimal sajapada tulang osteoporotik atau patologik.31.Hiperekstensi (kombinasi distraksi dan ekstensi)Hiperekstensi jarang terjadi di daerah torakolumbal tetapi sering pada leher, pukulan pada muka atau dahi akan memaksa kepala ke belakang dantanpa menyangga oksiput sehingga kepalamembentur bagian atas punggung. Ligamen anteriordan diskus dapat rusak atau arkus saraf mungkin mengalami fraktur. cedera ini stabil karena tidak merusak ligamen posterior2.FleksiTrauma ini terjadi akibat fleksi dan disertai kompresi pada vertebra. Vertebra akan mengalami tekanan dan remuk yang dapat merusak ligamen posterior.Jika ligamen posterior rusak maka sifat fraktur ini tidak stabil sebaliknya jika ligamentum posterior tidak rusak maka fraktur bersifat stabil.Pada daerah cervical, tipe subluksasi ini sering terlewatkan karena pada saat dilakukan pemeriksaan sinar-X vertebra telah kembali ke tempatnya.3.Fleksidan kompresi digabungkan dengan distraksi posteriorKombinasi fleksi dengan kompresi anterior dan distraksi posterior dapat mengganggu kompleks vertebrapertengahan di samping kompleks posterior. Fragmentulang dan bahan diskus dapat bergeser ke dalam kanalis spinalis. Berbeda dengan fraktur kompresi murni, keadaan ini merupakan cedera tak stabil denganrisiko progresi yang tinggi.Fleksi lateral yang terlalu banyak dapat menyebabkan kompresi pada setengah corpus vertebra dan distraksi pada unsur lateral dan posterior pada sisi sebaliknya. Kalau permukaan dan pedikulus remuk, lesi bersifat tidak stabil.4.Pergeseran aksial (kompresi)Kekuatan vertikal yang mengenai segmen lurus pada spina servikal atau lumbal akan menimbulkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan mematahkan lempeng vertebra dan menyebabkan fraktur vertikal pada vertebra; dengan kekuatan yang lebih besar, bahan diskus didorong masuk ke dalam badan vertebral, menyebabkan fraktur remuk(burst fracture).Karena unsur posterior utuh, keadaan ini didefinisikan sebagai cedera stabil. Fragmentulang dapat terdorong ke belakang ke dalam kanalis spinalis dan inilah yang menjadikan fraktur ini berbahaya; kerusakan neurologik sering terjadi.5.Rotasi-fleksiCedera spina yang paling berbahaya adalah akibatkombinasi fleksi dan rotasi. Ligamen dankapsul sendi teregang sampai batas kekuatannya; kemudiandapat robek, permukaan sendi dapat mengalamifraktur atau bagian atas dari satu vertebra dapat terpotong. Akibat dari mekanisme ini adalah pergeseran atau dislokasi kedepan pada vertebra di atas, dengan atau tanpa dibarengi kerusakan tulang. Semua fraktur-dislokasi bersifat tak stabil dan terdapat banyak risiko munculnya kerusakan neurologik.6.Translasi HorizontalKolumna vertebralis teriris dan segmen bagian atas atau bawah dapat bergeser ke anteroposterior atau ke lateral. Lesi bersifat tidak stabil dan sering terjadi kerusakan syaraf.3

Cedera CervicalSegmen cervical adalah segmen yang paling mudah digerakkan dan mudah cedera. Cedera cervical dengan mengenai bagian atas medulla spinalis akan berakibat fatal dan penyebab kematian pada pasien kecelakaan saat pasien diperjalanan menuju rumah sakit.4Nyeri dan kekakuan leher atau keluhan paraestesiaatau kelemahan pada tungkai atas, harus diperhatikan. Kekuatan yang menyebabkan cedera kepala yang berbahaya (misalnya kecelakaan lalu lintasatau benturan kepala akibat jatuh dari tempat tinggi)juga dapat menyebabkan cedera leher. Karena itu,pada pasien yang pingsan karena cedera kepala,harus selalu dicurigaimengalami fraktur vertebra cervical.Pemeriksaan diawali dengan inspeksi, posisi leher yang abnormal dapat menjadi tandapendukung. Gerakan harus dilakukan dengan sangat pelan-pelan dan, jika nyerisebaiknya ditunda hingga leher difoto dengansinar-X. Nyeri atau paraestesia pada tungkai perludiperhatikan, dan tungkai harus selalu diperiksa untukmencari bukti adanya kerusakan sumsum atau akarsaraf.2Jenis fraktur daerah cervical, sebagai berikut:1.Fraktur Atlas C 1Fraktur ini terjadi pada kecelakaan jatuh dari ketinggian dan posisi kepala menopang badan dan daerah cervical mendapat tekanan hebat. Condylus occipitalis pada basis crani dapat menghancurkan cincin tulang atlas. Jika tidak ada cedera angulasi dan rotasimaka pergeseran tidak berat dan medulla spinalis tidak ikut cedera. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan adalah posisi anteroposterior dengan mulut pasien dalam keadaan terbukaTerapi untuk fraktur tipe stabil seperti fraktur atlas ini adalah immobilisasi cervical dengan collar plaster selama 3 bulan2.Pergeseran C 1 C2 ( Sendi Atlantoaxial)Atlas dan axis dihubungkan dengan ligamentum tranversalis dari atlas yang menyilang dibelakang prosesus odontoid pada axis.Dislokasi sendi atlantoaxial dapat mengakibatkan arthritis rheumatoid karena adanya perlunakan kemudian akan ada penekanan ligamentum transversalis.Fraktur dislokasi termasuk fraktur basis prosesus odontoid. Umumnya ligamentum tranversalis masih utuh dan prosesus odontoid pindah dengan atlas dan dapat menekan medulla spinalis. Terapi untuk fraktur tidak bergeser yaitu imobilisasi vertebra cervical. Terapi untuk fraktur geser atlantoaxial adalah reduksi dengan traksi continues.3.Fraktur Kompresi Corpus VertebralTipe kompresi lebih sering tanpa kerusakan ligamentum spinal namun dapat mengakibatkan kompresi corpus vertebralis. Sifat fraktur ini adalah tipe tidak stabil. Terapi untuk fraktur tipe ini adalah reduksi dengan plastic collar selama 3 minggu( masa penyembuhan tulang)4.Flexi Subluksasi Vertebral CervicalFraktur ini terjadi saat pergerakan kepala kearah depan yang tiba-tiba sehingga terjadi deselerasi kepala karena tubrukan atau dorongan pada kepala bagian belakang, terjadi vertebra yang miring ke depan diatas vertebra yang ada dibawahnya, ligament posterior dapat rusak dan fraktur ini disebut subluksasi, medulla spinalis mengalami kontusio dalam waktu singkat.Tindakan yang diberikan untuk fraktur tipe ini adalah ekstensi cervical dilanjutkan dengan imobilisasi leher terekstensi dengan collar selama 2 bulan.5.Fleksi dislokasi dan fraktur dislokasi cervicalCedera ini lebih berat dibanding fleksi subluksasi. Mekanisme terjadinya fraktur hampir sama dengan fleksi subluksasi, posterior ligamen robek dan posterior facet pada satu atau kedua sisi kehilangan kestabilannya dengan bangunan sekitar. Jika dislokasi atau fraktur dislokasi pada C7 Th1maka posisi ini sulit dilihat dari posisi foto lateral maka posisi yang terbaik untuk radiografi adalah swimmer projectionTindakan yang dilakukan adalah reduksi fleksi dislokasi ataupun fraktur dislokasi dari fraktur cervical termasuk sulit namun traksi skull continu dapat dipakai sementara.6.Ekstensi Sprain ( Kesleo) Cervical(Whiplash injury)Mekanisme cederapadacedera jaringan lunak yang terjadi bila leher tiba-tiba tersentak ke dalam hiperekstensi. Biasanya cedera initerjadi setelah tertabrak dari belakang; badan terlempar ke depan dan kepala tersentak ke belakang. Terdapat ketidaksesuaian mengenai patologi yang tepattetapi kemungkinan ligamen longitudinal anterior meregang atau robek dan diskus mungkin juga rusak.Pasien mengeluh nyeri dan kekakuan pada leher,yang refrakter dan bertahan selama setahunatau lebih lama. Keadaan ini sering disertai dengangejala lain yang lebih tidak jelas, misalnya nyeri kepala, pusing, depresi, penglihatan kabur dan rasa baalatau paraestesia pada lengan. Biasanya tidak terdapattanda-tanda fisik, dan pemeriksaan dengan sinar-Xhanya memperlihatkan perubahan kecil pada postur.Tidak ada bentuk terapi yang telah terbukti bermanfaat, pasien diberikan analgetik dan fisioterapi.7.Fraktur Pada Cervical Ke -7 (Processus Spinosus)Prosesus spinosus C7 lebih panjang dan prosesus ini melekat pada otot. Adanya kontraksi otot akibat kekerasan yang sifatnya tiba-tiba akan menyebabkan avulsi prosesus spinosus yang disebut clay shovelers fracture. Fraktur ini nyeri tetapi tak berbahaya.4

Metode untuk foto daerah cervical1.Pada foto anteroposterior garis lateral harus utuh,dan prosesus spinosus dan bayangan trakea harusberada pada garis tengah. Diperlukan foto denganmulut terbuka untuk memperlihatkan C1 dan C2(untuk fraktur massa lateral dan odontoid).2.Foto lateral harus mencakup ketujuh vertebra cervical dan T1, jika tidak cedera yang rendah akarterlewatkan. Hitunglah vertebra kalau perlu,periksa ulang dengan sinar-X sementara menerapkan traksi ke bawah pada lengan. Kurva lordotikharus diikuti dan menelusuri empatgaris sejajar yang dibentuk oleh bagian depan korpus vertebra, bagian belakang badan vertebra.massa lateral dan dasar-dasar prosesus spinosussetiap ketidakteraturan menunjukkan suatu frakturatau pergeseran. Ruang interspinosa yang terlalulebar menunjukkan luksasi anterior.Trakea dapat tergeser oleh hematoma jaringan lunak.3.Jarak tiang odontoid dan bagian belakang arkus anterior pada atlas tidak boleh melebihi 4,5 mm ( anak-anak ) dan 3mm pada dewasa4.Untuk menghindari terlewatnya adanya dislokasi tanpa fraktur diperlukan film lateral pada posisi ekstensi dan fleksi.5.Pergeseran korpus vertebra ke arah depan terhadap korpus vertebra dibawahnya dapat berarti klinis yaitu dislokasi permukaan unilateral jika pergeseran yang kurang dari setengah lebar korpus vertebra.Untuk hal ini diperlukan foto oblik untuk memperlihatkan sisi yang terkena. Pergeseran yang lebih dari setengah lebar korpus vertebra tersbut menunjukkan dislokasi bilateral.6.Lesi yang tidak jelas perlu dilanjutkn pemeriksaan CT scan.3

Cedera VertebraThorakolumbar1.Fraktur kompresi (Wedge fractures)adanya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membentuk patahan irisan.Fraktur kompresi adalah fraktur tersering yang mempengaruhi kolumna vertebra. Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi.Vertebra dengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukurannya daripada ukuran vertebra sebenarnya.52.Fraktur remuk(Burst fractures)fraktur yang terjadi ketika ada penekanan corpus vertebralis secara langsung, dan tulang menjadi hancur. Fragmen tulang berpotensi masuk ke kanalis spinais. Terminologi fraktur ini adalah menyebarnya tepi korpus vertebralis kearah luar yang disebabkan adanya kecelakaan yang lebih berat dibanding fraktur kompresi. tepi tulang yang menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada fragmen tulang yang mengarah ke medulla spinalis dan dapat menekan medulla spinalis dan menyebabkan paralisi atau gangguan syaraf parsial. Tipeburst fracturesering terjadi pada thoraco lumbar junction dan terjadi paralysis pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi. Diagnosis burst fractureditegakkan dengan x-rays dan CT scan untuk mengetahui letak fraktur dan menentukan apakah fraktur tersebut merupakan fraktur kompresi, burst fracture atau fraktur dislokasi. Biasanya dengan scan MRI fraktur ini akan lebih jelas mengevaluasi trauma jaringan lunak, kerusakan ligamen dan adanya perdarahan.63.Fraktur dislokasiterjadi ketika ada segmen vertebra berpindah dari tempatnya karena kompresi, rotasi atau tekanan. Ketiga kolumna mengalami kerusakan sehingga sangat tidak stabil, cedera ini sangat berbahaya. Terapi tergantung apakah ada atau tidaknya korda atau akar syaraf yang rusak.2Kerusakan akan terjadi pada ketiga bagian kolumna vertebralis dengan kombinasi mekanisme kecelakaan yang terjadi yaitu adanya kompresi, penekanan, rotasi dan proses pengelupasan. Pengelupasan komponen akan terjadi dari posterior ke anterior dengan kerusakan parah pada ligamentum posterior, fraktur lamina, penekanan sendi facet dan akhirnya kompresi korpus vertebra anterior. Namun dapat juga terjadi dari bagian anterior ke posterior. kolumna vertebralis. Pada mekanisme rotasi akan terjadi fraktur pada prosesus transversus dan bagian bawah costa. Fraktur akan melewati lamina dan seringnya akan menyebabkandural tearsdan keluarnya serabut syaraf.4.Cedera pisau lipat (Seat belt fractures)sering terjadi pada kecelakaan mobil dengan kekuatan tinggi dan tiba-tiba mengerem sehingga membuat vertebrae dalam keadaan fleksi, dislokasi fraktur sering terjadi padathoracolumbar junction.7.Kombinasi fleksi dan distraksi dapat menyebabkan tulang belakang pertengahan menbetuk pisau lipat dengan poros yang bertumpu pada bagian kolumna anterior vertebralis. Pada cedera sabuk pengaman, tubuh penderita terlempar kedepan melawan tahanan tali pengikat. Korpus vertebra kemungkinan dapat hancur selanjutnya kolumna posterior dan media akan rusak sehingga fraktur ini termasuk jenis fraktur tidak stabil3

Cedera SarafPada cedera spinal akibat pergeseran struktur dapatmerusak korda atau akar saraf, atau keduanya; lesi servikal dapat menyebabkan kuadriplegia, paraplegia lesitorakolumbal.Kerusakan dapat sebagian atau lengkap. Terdapat tiga jenis lesi: gegar korda, transeksi korda dan transeksi akar.3

Gegar Korda (Neurapraksia)Paralisis motorik (flasid), kehilangan sensorik dan paralisis viseral di bawah tingkat lesi korda mungkin bersifat lengkap, tetapi dalam beberapa menit atau beberapa jam penyembuhan dimulai dan segera sembuh sepenuhnya. Keadaan itu paling mungkin terjadipada pasien yang, karena beberapa alasan selain cedera, mempunyai saluran anteroposterior yang diameternya kecil; tetapi, tidak terdapat bukti radiologik adanya kerusakan tulang yang barn terjadi.3

Transeksi KordaParalisis motorik, kehilangan sensorik dan paralisis viseral terjadi di bawah tingkat lesi korda; sepertihalnya gegar korda, paralisis motorik mula-mula bersifat flasid. Ini adalah keadaan sementara yang dikenal sebagai syok korda, tetapi cedera itu bersifat anatomicdan tak dapat diperbaiki.Tetapi, beberapa waktu kemudian, korda di bawahtingkat transeksi sembuh dari syok dan bekerja sebagaistruktur yang bebas; artinya, menunjukkan aktivitas refleks. Dalam beberapa jam refleks anal dan penispulih kembali, dan respons plantar menjadi ekstensor.Dalam beberapa hari atau beberapa minggu paralisisflasid menjadi spastik, disertai peningkatan, tonus, peningkatan refleks tendon dan klonus; spasme fleksor dan kontraktur dapat terjadi tetapi sensasi tak pernahpulih kembali. Timbulnya refleks anal dan penis tanpaadanya sensasi pada kaki bersifat diagnostik untuk transeksi korda.

Transeksi AkarParalisis motorik, kehilangan sensorik dan paralisisviseral terjadi pada distribusi akar yang rusak. Tetapi,transeksi akar berbeda dari transeksi korda, dalam dua hal: (1) regenerasi secara teoretis dapat terjadi; dan (2)paralisis motorik yang tersisa tetap flasid secara permanen.3Skala klinis yang digunakan untuk menentukan derajatan keparahan gangguan neurologi adalah scoring Frankel (1970) , 5 kategori tersebut adalah A. jika sensorik dan motoriknya tidak berfungsi, B jika hanya sensori saja yang berfungsi, C jika sensorinya ada sebagian dan motorikny ada sebagian, d jika motorik baik dan E sensorik dan motorik baik.Tabel 3:ASIAimpairment scale5GradeDescription

ALengkap: tidak ada sensorik maupunmotorikdibawah leveldefisit neurologi

BTidak lengkap : sensorik baik namun motorik nya menurun di bawah level defisit neurology

CTidak lengkap : sensorik baik danfungsi motorik dibawah defisit neurology memiliki kekuatan otot dibawah 3

DTidak lengkap : sensorik baik namun kekuatan otot motoriknya lebih dari 3 atau sama dengan 3

EFungsi sensorik dan motorik normal

Gambaran Klinik Kerusakan Syaraf Tingkat AnatomikCervicalPada cedera vertebra servikal, transeksi korda hampir sesuai dengan tingkat kerusakan tulang.Tidak lebihdari satu atau dua akar lain yang mungkin akan mengalami transeksi.Transeksi korda servikal yang tinggi bersifat fatal karena semua otot pernapasan lumpuh.Pada tingkat vertebra C5, transeksi korda dapat secarakhusus mengisolasi korda servikal bagian bawah (dengan paralisis tungkai atas), korda toraks (denganparalisis badan) dan korda lumbal dan sakral (denganparalisis tungkai bawah dan visera). Pada cedera di bawah vertebra C5, tungkai atas sebagian terhindar dan mengakibatkan deformitas yang khas.3

Antara Vertebra Th I dan Th XSegmen korda lumbal pertama pada orang dewasaberada pada tingkat vertebra T10. Akibatnya, transeksi korda pada tingkat itu akan menghindarkan kordatoraks tetapi mengisolasikan seluruh korda, lumbal dansakral, disertai paralisis tungkai bawah dan visera.Akar toraks bagian bawah juga dapat mengalami transeksi tetapi tak banyak pengaruhnya.3

Di Bawah Vertebra Th XKorda membentuk suatu tonjolan kecil (konus medularis) di antara vertebra T I dan LI, dan meruncingpada antar ruang di antara vertebra LI dan L2. Akarsaraf L2 sampai S4 muncul dari konus medularis danberaturanan turun dalam suatu kelompok (cauda equina)untuk muncul pada tingkat yang berturutan pada spinalumbosakral. Karen itu, cedera spinal di atas vertebraT10 menyebabkan transeksi korda, cedera di antara vertebra TIO dan LI dapat menyebabkan lesi korda dan lesi akar saraf, dan cedera di bawah vertebra Ll hanya menyebabkan lesi akar.Akar sakral mempersarafi: (1) sensasi dalam daerah "pelana", suatu jalur di sepanjang bagian belakang paha dan tungkai bawah, dan dua pertiga sebelah luar tapak kaki; (2) tenaga motorik pada otot yang mengendalikan pergelangan kaki dan kaki: (3) refleks anal danpenis, respons plantar dan refleks pergelangan kaki; dan (4) pengendalian kencing.Akar lumbal mempersarafi: (1) sensasi pada seluruh tungkai bawah selain bagian yang dipasok oleh segmen sakral; (2) tenaga motorik pada otot yangmengendalikan pinggul dan lutut: dan (3) refleks kremaster dan refleks lutut..Bila cedera tulang berada pada sambungan torakolumbal, penting untuk membedakan antara transeksi korda tanpa kerusakan akar dan transeksi korda dengan transeksi akar. Pasien tanpa kerusakan akar jauh lebih baik daripada pasien dengan transeksi korda danakar.

Lesi Korda LengkapParalisis Iengkap dan anestesi di bawah tingkat cederamenunjukkan transeksi korda. Selama stadium syok spinal, bila tidak ada refleks anal (tidak lebih dari 24 jam pertama) diagnosis tidak dapat ditegakkan dan jikarefleks anal pulih kembali dandefisit saraf terus berlanjut, lesi korda bersifat lengkap. Setiap lesi lengkap yang berlangsung lebih dari 72 jamtidak akan sembuh.3

Lesi Korda Tidak LengkapAdanya sisa sensasi apapun di bagian distal cedera (uji menusukkan peniti di daerah perianal ) menunjukkan lesi tak lengkap sehingga prognosis baik. Penyembuhan dapat berlanjut sampai 6 bulan setelah cedera. Penyembuhan paling sering terjadi pada sindroma korda centraldi manakelemahan adalahhasil awal diikuti dengan paralisis neuronmotorik bawah pada tungkai atas dengan paralisisneuron motorik atas (spastik) pada tungkai bawah, dantetap ada kemampuan pengendalian kandung kemih dan sensasi perianal (sakral terhindar). Pada sindroma korda anterior yang lebih jarang terjadi,terdapat paralisis lengkap dan anestesi tetapi tekanandalam dan indera posisi tetap ad pada tungkai bawah(kolom dorsal terhindar). Pada sindroma korda posterior yang agak jarang terjadi (hanya tekanan dalam danpropriosepsi yang hilang), dan sindromaBrownSequard(hemiseksi korda, dengan paralisis ipsilateraldan hilangnya perasaan nyeri kontralateral) biasanyadisebabkan oleh cedera toraks. Di bawah vertebraTh X, diskrepansi antara tingkat neurologik dan tingkatrangka adalah akibat transeksi akar yang turun dari segmen yang lebih tinggi dari lesi korda.3Tabel 2: Incomplete cord syndromes9SindromDeskripsi

Anterior cordLesi yang mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensitivitas terhadap nyeri, temperature namunfungsi propioseptif masih normal

Brown-SequardProposeptif ipsilateral normal, motorik hilang dan kehilangan sensitivitas nyeri dan temperatur pada sisi kontralateral

Central cordKhusus pada regio sentral, anggota gerak atas lebih lemah dibanding anggota gerak bawah

Dorsal cord (posterior cord)Lesi terjadi pada bagian sensori terutama mempengaruhi propioseptif

Conus medullarisCedera pada sacral cord dan nervus lumbar dengan kanlis neuralis ; arefllex pada vesika urinaria, pencernaan dan anggota gerak bawah

Cauda equinaCedera pada daerah lumbosacral dengan kanalis neuralis yang mengakibatkan arefleksia vesika urinaria, pencernaan dan anggota gerak bawah

Diagnosis dan Pemeriksaan Fraktur VertebraPemeriksaan klinik pada punggung hampir selalu menunjukkan tanda-tanda fraktur yang tak stabil namunfraktur remuk yang disertai paraplegia umunya bersifatstabil. Sifat dan tingkat lesi tulang dapat diperlihatkandengan sinar-X, sedangkan sifat dan tingkat lesi sarafdengan CT atau MRI.Pemeriksaan neurologik harus dilakukan dengan amat cermat. Tanpa informasi yang rinci, diagnosis dan prognosis yang tepat tidak mungkin ditentukan. Pemeriksaan rektum harus dilakukan.Cedera spinal termasuk kegawatan. Pentingnya memperhatikan kondisi pasien khususnya jaln nafas, pernafasan dan sirkulasi pasien. Vertebra akan terjaga dengan fiksasi sementara samapai diagnosis dapat ditegakkan.1.Roentgenography: pemeriksaan ini dilakukan untukmelihat tulang vertebra, untuk melihat adanya fraktur ataupun pergeeseran pada vertebra.2.Computerized Tomography:pemeriksaan ini sifatnya membuat gambar vertebra 2 dimensi . pemeriksaan vertebra dilakukan dengan melihat irisan-irisan yang dihasilkan CT scan3.Magnetic Resonance Imaging: pemeriksaan ini menggunakan gelombangfrekuensiradio untuk memberikan informasi detail mengenai jaringan lunak di aerah vertebra. Gambaran yang akan dihasilkan adalah gambaran 3 dimensi .MRIsering digunakan untuk mengetahui kerusakan jaringan lunak pada ligament dan discus intervertebralis dan menilai cedera medulla spinalis.10

TERAPIPertolongan pertama dan penanganan darurat trauma spinal terdiri atas: penilaian kesadaran, jalan nafas, sirkulasi, pernafasan, kemungkinan adanya perdarahan dan segera mengirim penderita ke unit trauma spinal ( jika ada). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinik secara teliti meliputi pemeriksaan neurology fungsi motorik, sensorik dan reflek untuk mengetahui kemungkinan adanya fraktur pada vertebra.2Terapi pada fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi. semuanya tergantung dengan tipe fraktur1.Braces & Orthoticsada tiga hal yang dilakukan yakni, mempertahankan kesegarisan vertebra (aligment),2 imobilisasi vertebradalam masa penyembuhan, 3 mengatsi rasa nyeri yang dirasakan dengan membatasi pergerakan. Fraktur yang sifatnya stabil membutuhkan stabilisasi, sebagai contoh;bracerigid collar(Miami J) untuk fraktur cervical,cervical-thoracic brace(Minerva) untuk fraktur pada punggung bagian atas,thoracolumbar-sacral orthosis(TLSO) untuk fraktur punggung bagian bawah, dalam waktu 8 sampai 12 minggu brace akan terputus, umumnya fraktur pada leher yang sifatnya tidak stabil ataupun mengalami dislokas memerlukan traksi,halo ringdanvest braceuntuk mengembalikan kesegarisan2.Pemasanagan alat dan prosoes penyatuan (fusion).Teknik ini adalah teknik pembedahan yang dipakai untuk fraktur tidak stabil.Fusionadalah proses penggabungan dua vertebra dengan adanyabone graftdibantu dengan alat-alat seperti plat,rods, hooksdanpedicle screws.Hasil dari bone graft adalah penyatuan vertebra dibagian atas dan bawah dari bagian yang disambung. Penyatuan ini memerlukan waktu beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk menghasilkan penyatuan yang solid.3.Vertebroplasty & Kyphoplasty,tindakan ini adalah prosedur invasi yang minimal.Pada prinsipnya teknik ini digunakan pada fraktur kompresi yag disebabkan osteoporosis dan tumor vertebra.Pada vertebroplastibone cementdiinjeksikan melalui lubang jarung menuju corpus vertebra sedangkan pada kypoplasti, sebuah balon dimasukkanan dikembungkan untuk melebarkan vertebra yang terkompresi sebelum celah tersebut diisi denganbone cement.8Pengelolaan penderita dengan paralisis meliputi1.Pengelolaan kandung kemih dengan pemberian cairan yang cukup, kateterisasi dan evakuasi kandung kemih dalam 2 minggu2.Pengelolaan saluran pencernaan dengan pemberian laksansia setiap dua hari3.Monitoring cairan masuk dan cairan yang keluar dari tubuh4.Nutirsi dengan diet tinggi protein secara intravena5.Cegah dekubitusFisioterapi untuk mencegah kontraktur2