BURSA...BURSA Kontan Selasa, 27 Oktober 2020 JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih menekan kinerja PT...

1
BURSA Kontan Selasa, 27 Oktober 2020 JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih menekan kinerja PT Astra International Tbk hingga kuartal III-2020. Pendapatan bersih ASII turun hingga 26,37% year on year (yoy) menjadi Rp 130,35 triliun. Presiden Direktur PT Astra In- ternational Tbk Djony Bunarto Tjondro bilang, kinerja ASII di kuartal ketiga ini sejatinya mulai membaik, jika dibandingkan de- ngan kuartal sebelumnya (kuar- tal II-2020). Hal ini karena adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar. Dari sisi laba bersih, ASII men- cetak penurunan 12% yoy menja- di Rp 14,04 triliun, dari sebelum- nya Rp 15,87 triliun. Jumlah laba ini sudah termasuk keuntungan dari penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Jika keun- tungan dari penjualan Bank Per- mata dikecualikan, maka laba bersih ASII anjlok hingga 49% yoy menjadi Rp 8,16 triliun. Tidak dipungkiri, sokongan dari anak-anak usaha Grup Astra memang melemah. Laba bisnis otomotif tertekan paling dalam, hingga 70% yoy menjadi Rp 1,8 triliun. Angka ini mencerminkan lesunya penjualan kendaraan se- lama sembilan bulan pertama 2020. Pada periode itu, penjualan mobil Astra turun 51% menjadi 192.400 unit. Namun, volume penjualan mo- bil di kuartal III mulai menggeli- at. Tercatat, volume penjualan mobil naik menjadi 53.000 unit dari 9.700 unit di kuartal II 2020. Bisnis komponen otomotif yang digawangi PT Astra Oto- parts Tbk (AUTO), tak berbeda jauh. Hingga kuartal III-2020, AUTO mencetak rugi bersih Rp 243 miliar. Padahal pada kuartal III-2019, emiten ini mencetak laba Rp 512 miliar. Sementara itu laba bersih dari bisnis jasa keuangan ambles 36% menjadi Rp 2,8 triliun. Diikuti laba bisnis alat berat, pertam- bangan, konstruksi dan energi sebesar 40% menjadi Rp 3,1 trili- un. Laba bersih PT United Trac- tors Tbk (UNTR) turun 38% yoy menjadi Rp 5,3 triliun. Bisnis infrastruktur dan logis- tik ASII juga masih tertekan. Jumlah kerugian di segmen ini mencapai Rp 59 miliar. Kerugian ini disebabkan lesunya penda- patan jalan tol dan penurunan marjin operasi pada PT Serasi Autoraya (SERA). Hanya bisnis perkebunan ASII yang tumbuh signifikan. Kontri- busi laba bersih dari segmen ini mencapai Rp 464 miliar. Jumlah ini meningkat se- iring dengan kenaikan harga CPO. Laba bersih PT PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik dari Rp 111 miliar menjadi Rp 583 miliar. Rekomendasi saham Analis Senior CSA Re- search Institute Reza Pri- yambada menjelaskan, segmen otomotif dan alat berat terkena dampak paling sig- nifikan dari pandemi Covid-19. Reza memprediksi kinerja ASII di akhir tahun 2020 masih akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sebab, penjualan kendaraan di kuartal IV 2020 belum akan pulih sepenuhnya. Karena itulah, Reza cenderung merekomenda- sikan hold saham ASII dengan terget harga Rp 5.850. Adapun analis Jasa Utama Ca- pital Sekuritas, Chris Apriliony berpandangan, kinerja ASII ke depan akan terkerek peningkat- an harga CPO. Selain itu, kinerja ASII juga akan terangkat oleh harga batubara yang kembali menguat. "Kami berharap UNTR dapat meningkatkan laba ber- sihnya di kuartal IV-2020 ini," tutur Chris, Senin (26/10). Sementara itu, Maxi- milianus Nico Demus, analis Pilarmas Investin- do Sekuritas mereko- mendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 5.750 per saham. n KINERJA EMITEN n Bisnis Sewa Menara Ramai, Kinerja TBIG Mendaki JAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastruc- ture Tbk (TBIG) membuku- kan pendapatan Rp 3,9 triliun hingga kuartal III-2020. Jum- lah ini meningkat 13,5% diban- ding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 3,47 triliun. Kenaikan pendapatan ini terjadi seiring dengan mening- katnya penyewaan menara dari pelanggan utama TBIG. Penambahan sewa terbanyak dicatatkan PT Hutchison 3 Indonesia, yakni sebesar 57% year on year (yoy), dari Rp 367,14 miliar menjadi Rp 576,25 miliar. Kemudian, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menam- bah penyewaan menjadi Rp 273,44 miliar atau naik 41,5% yoy. Disusul PT Indosat Tbk (ISAT) yang naik 13,7% yoy menjadi Rp 846,75 miliar. Lalu penyewaan dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) tumbuh 7% yoy menjadi Rp 667,81 miliar, dan dari PT Telekomunikasi Selu- ler naik 2,3% yoy menjadi Rp 1,55 triliun. Per 30 September 2020, TBIG memiliki 31.703 penye- waan dan 16.215 site teleko- munikasi. Site telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan distributed an- tenna system (DAS). Direktur Utama TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan, kinerja penyewaan TBIG telah melampaui estimasi target sepanjang tahun 2020. "Kami menargetkan 3.000 penyewa- an pada tahun ini, tetapi pe- nambahan organik kotor su- dah sebanyak 3.319 penyewa- an hingga kuartal III-2020," ujarnya, Senin (26/10). Kenaikan pendapatan ini turut membawa pertumbuhan pada bottom line TBIG. Se- panjang sembilan bulan perta- ma 2020, TBIG mencatatkan laba bersih Rp 747,47 miliar atau tumbuh 22,1% dari perio- de sama tahun 2019 yang se- besar Rp 612 miliar. Per 30 September 2020, to- tal pinjaman TBIG mencapai Rp 22,41 triliun dan total pin- jaman senior (gross senior debt) Rp 10,2 triliun. Dengan saldo kas sebesar Rp 574 mili- ar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 21,83 triliun dan total pinjaman senior ber- sih menjadi Rp 9,63 triliun. Kemudian, EBITDA TBIG hingga akhir September 2020 sebesar Rp 3,4 triliun dan EBITDA disetahunkan Rp 4,72 triliun. Sehingga, rasio pinjaman senior bersih terha- dap EBITDA sebesar 2,04 kali. Lalu, total pinjaman ber- sih terhadap EBITDA menca- pai 4,63 kali. Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso me- ngatakan, rasio utang tersebut masih di bawah ketentuan surat utang TBIG. Ketentuan ini mensyaratkan rasio total pinjaman terhadap EBITDA tidak lebih dari 6,25 kali. Dia mengatakan, pertum- buhan kolokasi TBIG yang kuat telah menurunkan rasio leverage secara signifikan dari 5,04 kali pada akhir tahun 2019 menjadi 4,63 kali. Pada September lalu, TBIG juga menyiapkan program baru obligasi berkelanjutan dengan target dana Rp 7 triliun. Nur Qolbi Kinerja Grup Astra Terpapar Korona Pendapatan PT Astra International Tbk (ASII) kuartal III-2020 turun 26,3% yoy. Kenia Intan, Akhmad Sadewa, Benedicta Alvinta Proyeksi IHSG Ditopang Kinerja Emiten JAKARTA. Indeks Harga Saham Ga- bungan (IHSG) berpeluang melanjut- kan penguatan pada perdagangan Se- lasa (27/10). Rilis laporan keuangan emiten kuartal III-2020 akan menjadi motor penggerak indeks hari ini. Kemarin, Senin (26/10), IHSG berak- hir menguat 0,62% ke level 5.144,05. Investor asing juga membukukan pembelian bersih Rp 127,98 miliar. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, kenaikan IHSG didorong oleh laju saham per- bankan, properti, dan produsen crude palm oil (CPO). Untuk perdagangan hari ini, Chris memprediksi IHSG masih akan berge- rak positif. "Ini seiring dengan dirilis- nya kinerja emiten perbankan yang dapat menyebabkan harga sahamnya kembali meningkat," kata dia kepada KONTAN, kemarin. Selain itu, IHSG juga akan mendapat pengaruh dari kenaikan harga CPO dan nilai tukar rupiah yang menguat. Chris memperkirakan, IHSG akan bergerak dengan support di level 5.125 dan resistance 5.180. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga sepakat, kinerja emiten perbank- an yang lebih baik dari ekspektasi bisa menjadi pemacu kenaikan IHSG. Mes- ki ada peluang kenaikan, Yaki menilai IHSG rawan profit taking. Prediksi Yaki, IHSG akan bergerak di rentang support 5.053 dan resistan- ce 5.180. "Sentimen pendorong IHSG berasal dari optimisme investor terha- dap laporan keuangan emiten kuartal III-2020," ujarnya. Selain itu, pergerakan IHSG juga akan mendapat pengaruh dari rilis data ekonomi Indonesia dan pemilu Amerika Serikat pada pekan depan. Untuk trading hari ini, Yaki menya- rankan investor untuk mencermati sejumlah saham yang berpotensi naik. Di antaranya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sementara Chris menyarankan un- tuk mencermati saham PT Salim Ivo- mas Pratama Tbk (SIMP), PT PP Lon- don Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Nur Qolbi Top Gainers Top Losers Sumber: RTI, 26 Oktober 2020 SINI -6,98% INOV -6,94% TDPM -6,92% JSKY 34,48% DEAL 31,06% CTBN 24,90% Hot Money di Saham* Tanggal Net Buy Net Sell 20-10-2020 - 168,56 21-10-2020 - 118,90 22-10-2020 - 262,45 23-10-2020 - 45,69 26-10-2020 127,98 - Total - 467,62 *Rp miliar Sumber: Bloomberg Disclaimer: Prediksi 10 analis disajikan berdasarkan kondisi pasar saham pada saat prediksi ini dibuat. KONTAN dan para analis tidak bertanggungjawab atas segala risiko yang timbul akibat penggunaan prediksi ini. Bullish-Bearish Prediksi IHSG 10 Analis (27 Oktober 2020) Nama Institusi Support Resistance William Hartanto Panin Sekuritas 5.104 5.157 Herditya Wicaksana MNC Sekuritas 5.095 5.182 Achmad Yaki BCA Sekuritas 5.053 5.180 Mino Indo Premier Sekuritas 5.105 5.185 Dennies Christoper Artha Sekuritas 5.118 5.163 Dimas WP Pratama Profindo Sekuritas 5.113 5.187 M. Nafan Aji Binaartha Sekuritas 5.023 5.182 Chris Apriliony Jasa Utama Capital 5.125 5.180 William Surya Indosurya Bersinar Sekuritas 4.889 5.188 Hendriko Gani Sucor Sekuritas 5.066 5.150 Median 5.100 5.181 KONTAN/Muradi Kenaikan pendapatan ini turut membawa pertumbuhan pada bottom line TBIG. KONTAN/Carolus Agus Waluyo Segmen otomotif dan alat berat terkena dampak paling signifikan. JAKARTA. Grup Astra dikabarkan tengah merestrukturisasi portofolio bisnisnya di sektor infrastruktur dan logistik. PT Acset Indonusa Tbk (ASCT) bakal masuk di bawah pengendalian Astra Infra. Saat ini, mayoritas saham Acset dimiliki oleh PT United Tractors Tbk (UNTR). Rumor pasar yang sampai ke KONTAN, UNTR akan mengalihkan kepemilikan saham Acset kepa- da Astra Infra. Hal ini merupakan upaya Grup Astra untuk memperkuat lini bisnis infrastruktur. Astra Infra dan dan Acset dinilai memiliki fokus bisnis yang sama, sehingga akan memudah- kan dalam mencari proyek baru. Benarkah? Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis menampik kabar tersebut. Ia mengatakan, setelah rights issue September lalu, Acset masih menjadi bagian dari United Tractors Group. Ia juga menegas- kan tidak ada rencana pengalihan saham ACST ke Astra Infra. "Tidak benar. Acset masih menjadi bagian dari UT Group. Kepe- milikan saham United Tractors di Acset juga sudah bertambah sejak rights issue kemarin menjadi 64,8%," tegasnya, Senin (26/10). Sekretaris Perusahaan Acset Maria Cesilia Hapsari juga menegaskan, hingga kini Acset masih berada di bawah United Tractors. "Ac- set merupakan salah satu lini bisnis dalam lingkup United Tractors yang melengkapi value chain dari Grup Astra," tandasnya. Astra Infra memiliki dua lini bisnis, yaitu jalan tol dan non-tol. Lini bisnis jalan tol dike- lola oleh PT Astra Tol Nusantara. Sementara PT Astra Nusa Perdana menjadi induk usaha lini bisnis logistik dan infrastruktur. Benedicta Alvinta, Akhmad Sadewa Astra Infra Backdoor Listing Melalui ACST? Bursa Rumor Kinerja ASII (Rp miliar) Kinerja Kuartal III-2020 Kuartal III-2019 Peruba- han (%) Pendapatan bersih 130.343 177.044 -26% Laba bersih 14.039 15.868 -12% Laba per saham* 347 392 -12% Ekuitas 154.727 147.847 5% Nilai aset bersih per saham * 3.822 3.652 5% Sumber: Laporan Keuangan ASII *Dalam rupiah penuh

Transcript of BURSA...BURSA Kontan Selasa, 27 Oktober 2020 JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih menekan kinerja PT...

Page 1: BURSA...BURSA Kontan Selasa, 27 Oktober 2020 JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih menekan kinerja PT Astra International Tbk hingga kuartal III-2020. Pendapatan bersih ASII turun hingga

� BURSAKontan Selasa, 27 Oktober 2020

JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih menekan kinerja PT Astra International Tbk hingga kuartal III-2020. Pendapatan bersih ASII turun hingga 26,37% year on year (yoy) menjadi Rp 130,35 triliun.

Presiden Direktur PT Astra In-ternational Tbk Djony Bunarto Tjondro bilang, kinerja ASII di kuartal ketiga ini sejatinya mulai membaik, jika dibandingkan de-ngan kuartal sebelumnya (kuar-tal II-2020). Hal ini karena adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar.

Dari sisi laba bersih, ASII men-cetak penurunan 12% yoy menja-di Rp 14,04 triliun, dari sebelum-nya Rp 15,87 triliun. Jumlah laba ini sudah termasuk keuntungan dari penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Jika keun-tungan dari penjualan Bank Per-mata dikecualikan, maka laba bersih ASII anjlok hingga 49% yoy menjadi Rp 8,16 triliun.

Tidak dipungkiri, sokongan dari anak-anak usaha Grup Astra memang melemah. Laba bisnis otomotif tertekan paling dalam, hingga 70% yoy menjadi Rp 1,8 triliun. Angka ini mencerminkan lesunya penjualan kendaraan se-lama sembilan bulan pertama 2020. Pada periode itu, penjualan mobil Astra turun 51% menjadi 192.400 unit.

Namun, volume penjualan mo-bil di kuartal III mulai menggeli-at. Tercatat, volume penjualan mobil naik menjadi 53.000 unit

dari 9.700 unit di kuartal II 2020. Bisnis komponen otomotif

yang digawangi PT Astra Oto-parts Tbk (AUTO), tak berbeda jauh. Hingga kuartal III-2020, AUTO mencetak rugi bersih Rp 243 miliar. Padahal pada kuartal III-2019, emiten ini mencetak laba Rp 512 miliar.

Sementara itu laba bersih dari bisnis jasa keuangan ambles 36% menjadi Rp 2,8 triliun. Diikuti laba bisnis alat berat, pertam-bangan, konstruksi dan energi sebesar 40% menjadi Rp 3,1 trili-un. Laba bersih PT United Trac-tors Tbk (UNTR) turun 38% yoy menjadi Rp 5,3 triliun.

Bisnis infrastruktur dan logis-tik ASII juga masih tertekan. Jumlah kerugian di segmen ini mencapai Rp 59 miliar. Kerugian ini disebabkan lesunya penda-patan jalan tol dan penurunan marjin operasi pada PT Serasi Autoraya (SERA).

Hanya bisnis perkebunan ASII yang tumbuh signifikan. Kontri-busi laba bersih dari segmen ini mencapai Rp 464 miliar. Jumlah ini meningkat se-iring dengan kenaikan harga CPO. Laba bersih PT PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik dari Rp 111 miliar menjadi Rp 583 miliar.

Rekomendasi sahamAnalis Senior CSA Re-

search Institute Reza Pri-yambada menjelaskan, segmen otomotif dan alat

berat terkena dampak paling sig-nifikan dari pandemi Covid-19. Reza memprediksi kinerja ASII di akhir tahun 2020 masih akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sebab, penjualan kendaraan di kuartal IV 2020 belum akan pulih sepenuhnya. Karena itulah,

Reza cenderung merekomenda-sikan hold saham ASII dengan terget harga Rp 5.850.

Adapun analis Jasa Utama Ca-pital Sekuritas, Chris Apriliony berpandangan, kinerja ASII ke depan akan terkerek peningkat-an harga CPO. Selain itu, kinerja

ASII juga akan terangkat oleh harga batubara yang kembali menguat. "Kami berharap UNTR dapat meningkatkan laba ber-sihnya di kuartal IV-2020 ini," tutur Chris, Senin (26/10).

Sementara itu, Maxi-milianus Nico Demus, analis Pilarmas Investin-do Sekuritas mereko-mendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 5.750 per saham. n

kinerja emitenn

Bisnis Sewa Menara Ramai, Kinerja TBIG MendakiJAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastruc-ture Tbk (TBIG) membuku-kan pendapatan Rp 3,9 triliun hingga kuartal III-2020. Jum-lah ini meningkat 13,5% diban-ding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 3,47 triliun.

Kenaikan pendapatan ini terjadi seiring dengan mening-katnya penyewaan menara dari pelanggan utama TBIG. Penambahan sewa terbanyak dicatatkan PT Hutchison 3 Indonesia, yakni sebesar 57% year on year (yoy), dari Rp 367,14 miliar menjadi Rp 576,25 miliar.

Kemudian, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menam-bah penyewaan menjadi Rp 273,44 miliar atau naik 41,5% yoy. Disusul PT Indosat Tbk (ISAT) yang naik 13,7% yoy menjadi Rp 846,75 miliar. Lalu penyewaan dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) tumbuh 7% yoy menjadi Rp 667,81 miliar, dan dari PT Telekomunikasi Selu-ler naik 2,3% yoy menjadi Rp 1,55 triliun.

Per 30 September 2020, TBIG memiliki 31.703 penye-waan dan 16.215 site teleko-munikasi. Site telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan distributed an-tenna system (DAS).

Direktur Utama TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan, kinerja penyewaan TBIG telah melampaui estimasi target sepanjang tahun 2020. "Kami menargetkan 3.000 penyewa-an pada tahun ini, tetapi pe-nambahan organik kotor su-dah sebanyak 3.319 penyewa-an hingga kuartal III-2020,"

ujarnya, Senin (26/10).Kenaikan pendapatan ini

turut membawa pertumbuhan pada bottom line TBIG. Se-panjang sembilan bulan perta-ma 2020, TBIG mencatatkan laba bersih Rp 747,47 miliar atau tumbuh 22,1% dari perio-de sama tahun 2019 yang se-besar Rp 612 miliar.

Per 30 September 2020, to-tal pinjaman TBIG mencapai Rp 22,41 triliun dan total pin-jaman senior (gross senior debt) Rp 10,2 triliun. Dengan saldo kas sebesar Rp 574 mili-ar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 21,83 triliun dan total pinjaman senior ber-sih menjadi Rp 9,63 triliun.

Kemudian, EBITDA TBIG hingga akhir September 2020 sebesar Rp 3,4 triliun dan EBITDA disetahunkan Rp 4,72 triliun. Sehingga, rasio pinjaman senior bersih terha-dap EBITDA sebesar 2,04 kali. Lalu, total pinjaman ber-sih terhadap EBITDA menca-pai 4,63 kali.

Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso me-ngatakan, rasio utang tersebut masih di bawah ketentuan surat utang TBIG. Ketentuan ini mensyaratkan rasio total pinjaman terhadap EBITDA tidak lebih dari 6,25 kali.

Dia mengatakan, pertum-buhan kolokasi TBIG yang kuat telah menurunkan rasio leverage secara signifikan dari 5,04 kali pada akhir tahun 2019 menjadi 4,63 kali. Pada September lalu, TBIG juga menyiapkan program baru obligasi berkelanjutan dengan target dana Rp 7 triliun.

Nur Qolbi

Kinerja Grup Astra Terpapar Korona

Pendapatan PT Astra International Tbk (ASII) kuartal III-2020 turun 26,3% yoy.

Kenia Intan, Akhmad Sadewa, Benedicta Alvinta

Proyeksi IHSG

Ditopang Kinerja EmitenJAKARTA. Indeks Harga Saham Ga-bungan (IHSG) berpeluang melanjut-kan penguatan pada perdagangan Se-lasa (27/10). Rilis laporan keuangan emiten kuartal III-2020 akan menjadi motor penggerak indeks hari ini.

Kemarin, Senin (26/10), IHSG berak-hir menguat 0,62% ke level 5.144,05. Investor asing juga membukukan pembelian bersih Rp 127,98 miliar.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, kenaikan IHSG didorong oleh laju saham per-bankan, properti, dan produsen crude palm oil (CPO).

Untuk perdagangan hari ini, Chris memprediksi IHSG masih akan berge-rak positif. "Ini seiring dengan dirilis-nya kinerja emiten perbankan yang dapat menyebabkan harga sahamnya kembali meningkat," kata dia kepada KONTAN, kemarin.

Selain itu, IHSG juga akan mendapat pengaruh dari kenaikan harga CPO dan nilai tukar rupiah yang menguat. Chris memperkirakan, IHSG akan bergerak dengan support di level 5.125 dan resistance 5.180.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga sepakat, kinerja emiten perbank-an yang lebih baik dari ekspektasi bisa menjadi pemacu kenaikan IHSG. Mes-

ki ada peluang kenaikan, Yaki menilai IHSG rawan profit taking.

Prediksi Yaki, IHSG akan bergerak di rentang support 5.053 dan resistan-ce 5.180. "Sentimen pendorong IHSG berasal dari optimisme investor terha-dap laporan keuangan emiten kuartal III-2020," ujarnya.

Selain itu, pergerakan IHSG juga akan mendapat pengaruh dari rilis data ekonomi Indonesia dan pemilu Amerika Serikat pada pekan depan.

Untuk trading hari ini, Yaki menya-rankan investor untuk mencermati sejumlah saham yang berpotensi naik. Di antaranya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Sementara Chris menyarankan un-tuk mencermati saham PT Salim Ivo-mas Pratama Tbk (SIMP), PT PP Lon-don Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

Nur Qolbi

Top GainersTop Losers

Sumber: RTI, 26 Oktober 2020

SINI -6,98%

INOV -6,94%

TDPM -6,92%

JSKY 34,48%

DEAL 31,06%

CTBN 24,90%

Hot Money di Saham*Tanggal Net Buy Net Sell

20-10-2020 - 168,5621-10-2020 - 118,9022-10-2020 - 262,4523-10-2020 - 45,6926-10-2020 127,98 -

Total - 467,62*Rp miliar Sumber: Bloomberg

Disclaimer: Prediksi 10 analis disajikan berdasarkan kondisi pasar saham pada saat prediksi ini dibuat. KONTAN dan para analis tidak bertanggungjawab atas segala risiko yang timbul akibat penggunaan prediksi ini.

Bullish-Bearish

Prediksi IHSG 10 Analis (27 Oktober 2020)

Nama Institusi Support Resistance

William Hartanto Panin Sekuritas 5.104 5.157

Herditya Wicaksana MNC Sekuritas 5.095 5.182

Achmad Yaki BCA Sekuritas 5.053 5.180

Mino Indo Premier Sekuritas 5.105 5.185

Dennies Christoper Artha Sekuritas 5.118 5.163

Dimas WP Pratama Profindo Sekuritas 5.113 5.187

M. Nafan Aji Binaartha Sekuritas 5.023 5.182

Chris Apriliony Jasa Utama Capital 5.125 5.180

William Surya Indosurya Bersinar Sekuritas 4.889 5.188

Hendriko Gani Sucor Sekuritas 5.066 5.150

Median 5.100 5.181

KONTAN/Muradi

Kenaikan pendapatan ini turut membawa pertumbuhan pada bottom line TBIG.

KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Segmen otomotif dan alat berat terkena dampak paling signifikan.

JAKARTA. Grup Astra dikabarkan tengah merestrukturisasi portofolio bisnisnya di sektor infrastruktur dan logistik. PT Acset Indonusa Tbk (ASCT) bakal masuk di bawah pengendalian Astra Infra.

Saat ini, mayoritas saham Acset dimiliki oleh PT United Tractors Tbk (UNTR). Rumor pasar yang sampai ke KONTAN, UNTR akan mengalihkan kepemilikan saham Acset kepa-da Astra Infra.

Hal ini merupakan upaya Grup Astra untuk memperkuat lini bisnis infrastruktur. Astra Infra dan dan Acset dinilai memiliki fokus

bisnis yang sama, sehingga akan memudah-kan dalam mencari proyek baru.

Benarkah? Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis menampik kabar tersebut. Ia mengatakan, setelah rights issue September lalu, Acset masih menjadi bagian dari United Tractors Group. Ia juga menegas-kan tidak ada rencana pengalihan saham ACST ke Astra Infra. "Tidak benar. Acset masih menjadi bagian dari UT Group. Kepe-milikan saham United Tractors di Acset juga sudah bertambah sejak rights issue kemarin menjadi 64,8%," tegasnya, Senin (26/10).

Sekretaris Perusahaan Acset Maria Cesilia Hapsari juga menegaskan, hingga kini Acset masih berada di bawah United Tractors. "Ac-set merupakan salah satu lini bisnis dalam lingkup United Tractors yang melengkapi value chain dari Grup Astra," tandasnya.

Astra Infra memiliki dua lini bisnis, yaitu jalan tol dan non-tol. Lini bisnis jalan tol dike-lola oleh PT Astra Tol Nusantara. Sementara PT Astra Nusa Perdana menjadi induk usaha lini bisnis logistik dan infrastruktur.

Benedicta Alvinta, Akhmad Sadewa

Astra Infra Backdoor Listing Melalui ACST?Bursa Rumor

Kinerja ASII (Rp miliar)

Kinerja Kuartal III-2020

Kuartal III-2019

Peruba-han (%)

Pendapatan bersih 130.343 177.044 -26%Laba bersih 14.039 15.868 -12%Laba per saham* 347 392 -12%Ekuitas 154.727 147.847 5%Nilai aset bersih per saham * 3.822 3.652 5%

Sumber: Laporan Keuangan ASII*Dalam rupiah penuh