Burns - Tinjauan Pustaka

37

description

gfdxgfd

Transcript of Burns - Tinjauan Pustaka

PowerPoint Presentation

DefinisiLuka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan trauma yang memilki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi.1

EtiologiFlameBenda panas (kontak)Scalds (air panas)ListrikKimiaFlameAkibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.

Benda PanasTerjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.

Scalds (Air Panas)Semakin kental cairan dan semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan.Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan cairan.

ListrikInsidensi dengan jumlah persentase yang lebih rendah dibandingkan dengan luka bakar akibat panas Luka bakar jenis ini mempunyai perhatian khusus karena mempunyai potensi untuk aritmia dan sindrom kompartemen disertai rhabdomiolisis.

KimiaJarang sekali terjadiMempunyai kecenderungan untuk menyebabkan luka bakar yang cukup seriusDapat diserap oleh tubuh menyebabkan gangguan sistem metabolisme tubuh.2

PatofisiologiHilangnya jaringan pada luka bakar disebabkan karena reaksi denaturasi protein diikuti dengan aktivasi dari mediator inflamasi yang bersifat toksik seperti protease dan oksidan, yang merusak kulit dan sel endotel kapiler sehingga menyebabkan iskemik jaringan yang berujung pada nekrosis jaringan.3Faktor berkembangnya proses luka bakar:VasokonstriktorEdema jaringanPatofisiologi

Fase Luka BakarFase AkutFase Sub-akutFase Lanjut

Fase AkutPada fase ini, masalah utama berkisar pada gangguan yang terjadi pada saluran nafas yaitu gangguan mekanisme bernafas, Hal ini dikarenakan adanya eskar melingkar di dada atau trauma multipel di rongga toraks dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.

Fase Sub-AkutMasalah utama pada fase ini adalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis. Hal ini merupakan dampak dan atau perkembangan masalah yang timbul pada fase pertama dan masalah yang bermula dari kerusakan jaringan (luka dan sepsis luka)

Fase LanjutFase ini berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi akibat kerapuhan jaringan atau struktur tertentu akibat proses inflamasi yang hebat dan berlangsung lama

Zona Kerusakan JaringanZona NekrosisZona StasisZona Hiperemis

Singh, Vijay, et al. The Pathogenesis of Burn Wound Conversion. Annals of Plastic Surgery, 2007.

Zona KoagulasiDaerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) Hampir dapat dipastikan jaringan ini mengalami nekrosis beberapa saat setelah kontak

Singh, Vijay, et al. The Pathogenesis of Burn Wound Conversion. Annals of Plastic Surgery, 2007.

Zona StasisDaerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasiDaerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Singh, Vijay, et al. The Pathogenesis of Burn Wound Conversion. Annals of Plastic Surgery, 2007.

Zona HiperemiDaerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular. Tergantung keadaan umum dan terapi yang diberikanDapat mengalami penyembuhan spontan atau berubah menjadi zona kedua bahkan zona pertama.

Singh, Vijay, et al. The Pathogenesis of Burn Wound Conversion. Annals of Plastic Surgery, 2007.

PenatalaksanaanPenanganan pasien luka bakar harus dilakukan secara bertahap. ABC (Airway, Breathing, Circulation) merupakan penanganan awal dalam menjaga tanda vital pasien luka bakar.

Resusitasi Jalan NafasIntubasiKrikotiroidotomiPemberian oksigen 100%Perawatan jalan nafasPenghisapan sekret (secara berkala)Pemberian terapi inhalasiBilasan bronkoalveolarPerawatan rehabilitatif untuk respirasiEskarotomi pada dinding torak yang bertujuan untuk memperbaiki kompliansi paru

Hall, Jesse B., et al. Principles of Critical Care. 3th Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2005.

Kecurigaan adanya trauma inhalasi bila pada penderita luka bakar terdapat 3 atau lebih dari keadaan berikut:Riwayat terjebak dalam rumah/ruang terbakarSputum bercampur arangLuka baka perioral, hidung, bibir, mulut atau tenggorokanPenurunan kesadaranTanda distres nafas, rasa tercekik, tersedak, malas bernafas dan adanya wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan. Gehal distres nafas, takipneaSesak atau tidak ada suara

Muhammad S.N, et al. Penanganan Luka Bakar. Surabaya: Universitas Airlangga; 2006.Tatalaksana Resusitasi CairanPreservasi perfusi jaringan yang adekuat di seluruh pembuluh darahMeminimalisasi respon inflamasi dan hipermetabolikTarget terapi cairan:Target dari MAP (Mean Arterial Pressure) adalah 60 mmHg untuk memastikan perfusi ke organ yang optimal. Target dari Urine Output adalah 30 mL/h pada orang dewasa dan 1-1.5 mL/kg per jam pada anak-anak.

Hall, Jesse B., et al. Principles of Critical Care. 3th Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2005.

Tatalaksana Resusitasi CairanCara menghitung kebutuhan cairan:Cara EvansLuas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jamLuas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam2.000 cc glukosa 5% per 24 jamSeparuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.

Tatalaksana Resusitasi CairanCara menghitung kebutuhan cairan:Cara BaxterLuas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mLSeparuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.

Tatalaksana NutrisiLuka bakar dapat meningkatkan metabolisme hingga 200%. Peningkatan dari metabolisme katabolisme dari protein otot dan penurunan massa tubuh yang memperlambat proses penyembuhan. Persamaan Harris-Benedict Menghitung kebutuhan kalori pada pasien normal dan tidak dapat digunakan pada pasien dengan luka bakar lebih dari 40%Persamaan Curreri25 kcal/kg per hari + 40 kcal% luas permukaan tubuh per hariKomposisi nutrisi:10-15% Protein50-60% Karbohidrat25-30% Lemak

Hall, Jesse B., et al. Principles of Critical Care. 3th Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2005.

Tatalaksana Luka BakarMenghilangkan rasa nyeri dari luka bakar Morfin dalam dosis kecil secara intravena Ddosis dewasa awal : 0,1-0,2 mg/kg dan maintenance 5-20 mg/70 kg setiap 4 jamDosis anak-anak : 0,05-0,2 mg/kg setiap 4 jamBenzodiazepineNSAID

Katzung, B.G, et al. Basic and Clinical Pharmacology. 12th Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2011

Obat TopikalSulfadiazin perak Antibiotik spektrum luas yang berfungsi sebagai profilaksis dari infeksi. Tidak dipakai pada pasien yang menerima cangkok jaringan dikarenakan dapat menyebabkan nekrosis dari cangkok jaringan.Mafenide asetat Berbentuk krim ataupun cairan. Efektif digunakan pada pasien luka bakar yang terdapa eskar dan digunakan untuk menyembuhkan dan mencegah terjadinya infeksi. Sebagai antimikrobial pada cangkok jaringan. Mempunyai efek samping berupa asidosis metabolic yang diakibatkan penghambatan karbonik anhidrase.

Heimbach DM, Holmes JH. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.

Nitrat perak Merupakan obat topical dengan sifat antimikrobial yang bersifat spectrum luas.Meninggalkan noda pada pakaian yang menyebabkan peningkatan biaya pada bagian laundry.Bacitracin, neomycin dan polymixin B digunakan pada luka bakar superfisial, dan pada luka bakar pada fase penyembuhan. Silver-impregnated dressings seperti Anticoat dan Aquacel Ag Digunakan pada institusi cangkok jaringan dan donor serta pada pasien dengan luka bakar parsial.

Heimbach DM, Holmes JH. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.

MEBO (Moist Exposure Burn Ointment)Merupakan obat salep dengan vehikulum lemak Mempunyai fungsi berupa:Menjaga kelembaban yang optimal untuk regenerasi dan perbaikan jaringanMelindungi dari infeksiMeredakan rasa nyeri, inflamasi dan edemaMengandung bahan aktif antara lain:Beta-Sitosterolanti-inflamasiBerberineanti-oksidan, anti-mikrobial, anti-bakterial dan vasdilatorBaicalinanti-trombus, anti-oksidan, anti-bakterial, dan anti-inflamasi

Carayanni, V.J, et al. Comparing oil based ointment versus standard practice for treatment of moderate burns in Greece: a trial based cost effectiveness evaluation. BMC Complementary and Alternative Medicine, 2011. 11:122

Terapi BedahEksisi DiniEksisi dini adalah tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu kurang dari 7 hari (biasanya hari ke 5-7) pasca cedera termis.Dasar dari tindakan:Mengupayakan proses penyembuhan berlangsung lebih cepatMemutus rantai proses inflamasi

Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. Heimbach DM, Holmes JH. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.

Terapi BedahKriteria penatalaksanaan eksisi dini:Kasus luka bakar dalam yang diperkirakan mengalami penyembuhan lebih dari 3 minggu.Kondisi fisik yang memungkinkan untuk menjalani operasi besar.Tidak ada masalah dengan proses pembekuan darah.Tersedia donor yang cukup untuk menutupi permukaan terbuka yang timbul.

Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. Heimbach DM, Holmes JH. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.

Terapi BedahEksisi tangensial Suatu teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka lapis demi lapis sampai dijumpai permukaan yang mengeluarkan darah (endpoint). Permukaan kulit yang dilakukan tindakan ini tidak boleh melebihi 25% dari seluruh luas permukaan tubuh.Keuntungan:Didapatnya fungsi optimal dari kulit dan keuntungan dari segi kosmetik. Kerugian dari teknikPerdarahan dengan jumlah yang banyak dan endpoint bedah yang sulit ditentukan.

Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. Heimbach DM, Holmes JH. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.

Terapi BedahEksisi fasial Teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka sampai lapisan fascia. Digunakan pada kasus luka bakar dengan ketebalan penuh (full thickness) yang sangat luas atau luka bakar yang sangat dalam. KeuntunganLebih mudah dikerjakan, cepat, Perdarahan tidak banyak Endpoint yang lebih mudah ditentukanKerugian Kerugian bidang kosmetikPeningkatan resiko cedera pada saraf-saraf superfisial dan tendon sekitarEdema pada bagian distal dari eksisiSkin GraftingSkin grafting adalah metode penutupan luka sederhana. Tujuan dari metode ini adalah:Menghentikan evaporate heat lossMengupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan waktuMelindungi jaringan yang terbukaKulit yang digunakan dapat berupa kulit produk sintesis, kulit manusia yang berasal dari tubuh manusia lain yang telah diproses maupun berasal dari permukaan tubuh lain dari pasien (autograft).Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan secara:Split thickness skin graft Full thickness skin graft

Skin GraftingMess graftingKulit donor direnggangkan dan dibuat lubang lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan mesinBeberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:Kulit donor setipis mungkinPastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara :Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan)Drainase yang baikGunakan kasa adsorben

Daftar PustakaAhmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. Heimbach DM, Holmes JH. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007. Singh, Vijay, et al. The Pathogenesis of Burn Wound Conversion. Annals of Plastic Surgery, 2007.Hall, Jesse B., et al. Principles of Critical Care. 3th Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2005.Carayanni, V.J, et al. Comparing oil based ointment versus standard practice for treatment of moderate burns in Greece: a trial based cost effectiveness evaluation. BMC Complementary and Alternative Medicine, 2011. 11:122Katzung, B.G, et al. Basic and Clinical Pharmacology. 12th Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2011