unjuk kerja metode flame atomic absorption spectrometr y (f-aas)
Bundelan Flame
-
Upload
sri-hardiati-qadri -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Bundelan Flame
-
7/22/2019 Bundelan Flame
1/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
FLAME FOTOMETRI
I. TUJUAN
1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja alat flame
fotometer.
2. Menentukan konsentrasi K dan Na pada larutan tugas dan
sampel alam.
II. TEORI
Flame fotometris adalah suatu metoda analisa yang
didasarkan atas pengukuran emisi sinar monokromatis dengan
panjang gelombang tertentu oleh suatu unsur logam alkali dalam
keadaan berpijar atau bernyala. Misalnya, natrium menghasilkan
pijaran warna kuning, kalium memancarkan sinar ungu dan
litium memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala.
Besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen
logam tersebut. Metoda ini dimanfaatkan untuk identifikasi unsur
alkali tersebut. Flame fotometri ini disebut juga dengan fotometri
nyala.
Fotometri nyala berdasarkan pada kenyataan bahwa
sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada
suhu tertentu serta memancarkan emisi radiasi untuk panjang
gelombang tertentu. Eksitasi terjadi bila lektron dari atom netral
keluar dari orbitalnya ke orbital yang klebih tinggi. Dan bila
terjadi eksitasi atom,ion molekul akan kembali ke orbital semula
dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang
tertentu. Prinsip dari flame fotometri ini adalah pancaran cahaya
elektron yang tereksitasi yng kemudian kembali kekeadaan
dasar.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau
warna yang khas oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh
karena energi kalor dari suatu nyala-nyala elektron dikulit paling
luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke
tingkat yang lebih tinggi,yang dibolehkan. Pada waktu elektron-
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
2/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
elektron tereksitasi kembali ke tingkat dasar,akan diemisikan
foton yang enenerginya :
E emisi = E eksitasi E dasar
Oleh karena tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah
khas atau spesifik untuk suatu unsur logam tertentu,maka sinar
yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut adalah
khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-
unsur logam secara reaksi nyala.
Sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam khas
ini disebabkan karena tingkat energi eksitasi logam tersebut
khas atau spesifik untuk unsur logam tertentu. Dasar ini
digunakan untuk analisa unsur logam secara kualitatif dengan
reaksi nyala.
Flame fotometer dibedakan atas dua yaitu :
a. Filter flame fotometer
Hanya terbatas untuk analisa unsur Na, K dan Li.
b. Spektro flame fotometer
Digunakan untuk analisa unsur K, Ca, Mg, Sr, Ba dll.
Perbedaan alat ini terletak pada monokromatornya,
dimana alat pertama menggunakan filter sebagai
monokromatornya dan alat kedua yang berfungsi sebagai
monokromatornya adalah pengatur panjang gelombang.
Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara
flame fotometri :
1. Radiasi dari unsur
Jika terdapat garis spektrum yang berdekatan dengan garis
spektrum logam yang ditentukan sehingga memungkinkan
terjadinya interferensi.
2. Penambahan kation
Dalam nyala tinggi,beberapa atom logam mungkin
terionisasi,misalnya :
Na Na+ + e
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
3/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
Ion tersebut mempunyai spektrum emisi tersendiri dengan
frekuensi-frekuensi yang berbeda dari atomnya sehingga
akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi atomnya.
3. Interferensi ion
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam
natrium dan kalium dengan cara pengukuran intensitas
nyala masing-masing logam alkali tersebut.Karena
intensitas nyala merupakan fungsi dari konsentrasi atau
kadar unsur dalam sampel.
Peralatan Fotometer Nyala:
Komponen-komponen peralatan dan bahan utama untuk
peralatan Fotometer Nyala terdiri dari :
1. BBG (Bahan Bakar Gas)
BBG digunakan untuk membakar unsur atau atom nyala yang
berwarna sebagai bahan bakar gas seperti gas propane (C3H8)
dan gas LPG (Liquid Petrolium Gas)
2. O2 atau Udara
O2 atau udara digunakan untuk mempertinggi suhu
pembakaran.
3. Atomizer (nebulizer)
Atomizer (nebulizer ) adalah suatu alat yang bertujuan untuk
mengubah larutan menjadi butiran-butiran halus yang
menyerupai atom.
4. Ruang pembakar
Bertujuan untuk membakar butiran-butiran halus yang
menyerupai atom
5. Saringan (filter) cahaya
Saringan cahaya digunakan untuk menyeleksi warna-warna
nyala yang dihasilkan sewaktu atom mengalami eksitasi.
Warna-warna nyala tersebut datang ke filter dan oleh filter
dilakukan penyeleksian warna nyala. Warna-warna nyala dari
unsur-unsur yang ditetapkan akan diserap oleh filter. Dan
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
4/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
warna nyala dari unsur yang ditetapkan akan keluar dari filter.
Warna filter yang digunakan harus sama dengan warna nyala
dari unsur yang ditetapkan. Contoh : warna nyala unsur dari
Natrium adalah kuning, maka gunakanlah filter yang bewarna
kuning.
6. Foto sel
Bertujuan untuk mengubah energi cahaya atau warna nyala
menjadi energi listrik berupa kuat arus yang lemah.
7. Amplifier
Bertujuan untuk memperkuat arus
8. Recorder
Bertujuan untuk mencatat emisi nyala dari unsur yang
terbakar
Prinsip Kerja Fotometer Nyala:
Pertama kali bahan bakar gas dinyalakan dan kemudian
dialirkan O2 atau udara pada tekanan tertentu sampai diperoleh
warna nyala biru yang kuat dan tajam. Langkah berikutnya
adalah menentukan unsur apa yang akan ditentukan dengan
jalan menetapkan posisi filter. Celupkan pipa kapiler yang ada di
ujung atomizer ke dalam larutan contoh. Oleh atomizer larutan
contoh akan berubah menjadi butiran-butiran halus yang
menyerupai atom. Butiran-butiran halus yang menyerupai atom
tersebut masuk ke dalam ruang pembakaran sehingga terjadi
peristiwa eksitasi dari unsur-unsur.
Hasil peristiwa eksitasi tersebut berupa nyala yang
berwarna. Nyala yang berwarna berasal dari unsur-unsur yang
mengalami eksitasi melewati filter atau saringan cahaya untuk
dilakukan penyeleksian warna-warna nyala dari unsur- unsur
yang tereksitasi. Oleh filter cahaya, warna-warna nyala dari
unsur yang tidak ditetapkan akan diserap oleh filter dan warna
nyala dari unsur yang ditetapkan akan keluar melalui filter.
Warna nyala yang keluar dari filter akan ditangkap oleh foto sel
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
5/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
dan oleh foto sel warna nyala akan diubah menjadi besaran listrik
berupa kuat arus yang lemah.
Kuat arus yang lemah diperkuat oleh amplifier sehingga
recorder akan mencatat emisi nyala dari unsur yang akan
ditetapkan. Sebelum membaca emisi nyala unsur yang
ditetapkan terlebih dahulu fotometer nyala distandarisasi dengan
aquades. Dimana pembacaan emisi nyala aquades harus angka
nol, apabila fotometernyala telah distandarisasi barulah dibaca
emisi nyala unsur yang akan ditetapkan.
Gangguan dalam fotometri menurut sumber dan sifatnya :
1. Gangguan spektral
Yaitu gangguan yang disebabkan oleh unsur-unsur lain
yang terdapat bersama dengan unsur yang kita
analisa.gangguan ini disebabkan karena kita menggunakan
filter untuk memilih yang akan diukur intensitasnya.
2. Gangguan dari variasi sifat fisik dari larutan yang kita
analisa
Variasi sifat fisik dari larutan dapat memperkecil atau
memperbesar intensitas unsur yang dianalisa,sehingga
intensitas yang kita baca tidak sesuai lagi dengan
konsentrasi unsur yang kita analisa.seperti :
Sifat visikositasnya, makin besar visikositas dari suatu
larutan yang dianalisa,makin lambat larutan tersebut
mencapai nyala.Sehingga intensitas pancaran pada alat
lebih kecil,dan tidak sesuai dengan konsentrasi unsur
yang kita analisa.
Tekanan uap dan permukaan larutan. Sifat ini akan
mempengaruhi ukuran besar kabut,dimana tetesan
kabut yang ukurannya besar akan sedikit mencapai
nyala. Sehingga intensitas yang kita baca pada
alat,akan lebih kecil dari nilai yang sebenarnya.
3. Gangguan ionisasi
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
6/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala
yag lebih tinggi. Logam alkali tanah dan alkali yang mudah
terionisasi, akibat dari adanya ionisasi akan mengurangi
jumLah atom netral. Akibatnya intensitas dari spektrum
atom akan berkurang dan tidak sesuai dengan konsentrasi
logam yang kita analisa.
4. Gangguan yang disebabkan oleh penyerapan sendiri.
5. Gangguan anion-anion yang ada dalan larutan unsur logam
tersebut.
Cara-cara melakukan analisa secara flame fotometri :
1. Cara intensitas langsung (Direct Intensity Method)
Gangguan analisa dengan intensitas langsung dapat
mempengaruhi intensitas pancaran unsur yang kita
analisa, sehingga nilai intensitas pancaran yang dihasilkan
tersebut tidak sesuai dengan unsur yang sebenarnya.
2. Cara standar dalam (Internal Standard Method)
3. Cara adisi standar atau cara penambahan standar
Gangguan gangguan analisa fotometri secara intensitas
langsung adalah segala gangguan atau hal dan peristiwa-
peristiwa yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran unsur
yang kita analisa, sehingga nilai intensitas pancaran yang
dihasilakan tersebut tidak lagi sesuai dengan unsur yang
sebenarnya.
Keuntungan dari metoda flame fotometri adalah :
1. Merupakan unsure yang jauh lebih stabil dari pada busur
atau bunga api
2. Spectrum emisi suatu unsur didalam nyala relative
sederhana.
Spectrum yang sederhana membuat beban yang jauh lebih
ringan pasa daya penguraian dari monokromator terhadap
interferensi.
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
7/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Peralatan flame fotometer : alat untuk menentukan
intensitas emisi
sampel
2. Labu ukur : wadah untuk mengencerkan
larutan
3. Buret : wadah larutan standar
4. Pipet gondok : memipet larutan dengan
teliti
b. Bahan
1. Larutan standar Na 1000 ppm : sampel uji
2. Larutan standar K 1000 ppm: sampel uji
3. Aquadest : pelarut
3.2 Cara kerja
1. Diencerkan larutan standar induk 1000 ppm Kalium dan
juga Natrium menjadi 50 ppm masing-masing sebanyak
100 mL
2. Dibuat deret larutan Kalium 0; 1; 2; 4; 7;10 ppm dengan
mengencerkan larutan standar 50 ppm pada labu ukur 50
mL. Dilakukan hal yang sama untuk Natrium.
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
8/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
3. Diminta larutan tugas dengan menyerahkan labu ukur 50
mL dengan label nama pratikum, lalu diencerkan sampai
batas dengan aquades.
4. Dihubungkan alat flame fotometer dengan tabung gas
bahan bakar yakni propana ataupun gas elpiji, serta
instalasi jaringan listrik dihidupkan kompresornya.
5. On kan power, tekan tombol ignitor sampai didapatkan
hidup nyala api pada burnernya. Diatur nyala burner
menjadi kerucut biru dengan mengatur tombol fuel.
6. Dipasangkan posisi monokromator pada filter Kalsium,
disiapkan deret larutan standarnya.
7. Diaspirasikan larutan blanko, lalu atur tombol Blank
sampai di dapatkan pembacaan indikator alat menunjukan
tepat pada nilai 0,00.
8. Diganti dengan larutan standar tertinggi dari dereten
standar. Atur tombol sensitifity dalam hal ini tombol fine
sampai didapatkan penunjukan indikator tepat pada skala
100.
9. Dibilas kapiler dengan aquades, lalu kembali diukur
larutan blanko. Indikator harus menunjukkan posisi 00, jika
sedikit bergeser, tepatkan kembali dengan memutar
tombol blank. Kini alat telah dalam kondisi set.
10. Dilakukan pengukuran terhadap seluruh deretan
larutan standar, dimulai dari konsentrasi terendah,
kemudian sampel tugas, sampel air alam dan air tanaman.
11. Untuk air tanaman dilakukan pengenceran awal 50
kali dengan akuades demikian juga untuk air alam berupa
air muara, air payau, ataupun air laut, jika masih pekat
diencerkan lagi, dicatat dan perhitungkan faktor
pengenceran yang dilakukan.
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
9/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
12. Dibuat kurva kalibrasi standart Kalium dengan
bantuan kurva kalibrasi standart ini ditentukan kadar
Kalium dari larutan sampel/tugas.
13. Hal yang sama juga dilakukan terhadap penentuan
Natrium. Dimasukkan faktor pengenceran yang dilakukan
pada perhitungan hasil. Dilaporkan kadar logam K dan Na
dari sampel dalam satuan ppm.
3.3 Skema Kerja
Larutan standar ( K dan Na )
- diencerkan masing-masing dari 1000 ppm ke
50 ppm sebanyak 100mL
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
10/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
Deret larutan standar
- masing-masing 0, 1, 2, 4, 7, 10 ppm
- Dengan mengencerkan larutan standar 50 ppm
pada labu ukur 50 mL
Larutan tugas
- diencerkan dalam labu ukur 50 mL sampai
tepat batas
Flame fotometer
- dihubungkan dengan tabung gas dan arus
listrik
- On kan power
-Tekan tombol ignitor sampai didapatkan nyala
api kerucut biru
- dipasang posisi monokromator, aspirasikan
larutan blanko
- diatur tombol blank sampai didapatkan
pembacaan indikator alat menunjukkan tepat
pada nilai 00
- diatur tombol sensifity, ganti dengan larutan
standar tertinggi sampai didapatkan
penunjukan indikator tepat pada skala 100
- dibilas kapiler dengan aquadest, lalu kembali
diukur larutan blanko
- diakukan pengukuran terhadap seluruh deretan
larutan standar dan larutan tugas
Kurva
- dibuat kurva kalibrasi standar K dan Na
- ditentukan kadar K dan Na dari larutan
sampel / tugas
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
11/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
3.4 Gambar Alat dan Skema Alat
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
12/20
3
4
2
1
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
Gambar alat flame fotometerKeterangan:
1. Layar
2. Tombol blank
3. Tombol power
4. Api
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar. 1990. Konsep-Konsep Kimia Analitik. Jakarta: UI
Press.
Ismono, Drs. 1980. Cara-Cara Optik dalam Analisa Kimia.
Bandung: Departemen Kimia ITB.
Sumar Hendayana, Dr. dkk. 1997. Kimia Analitik Instrumen.Semarang: IKIP Press.
Spencer,A.T.1963. A Portable Flame Photometer for
Analysis of Sodium in Individual Raindrops. USA
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
13/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data dan Perhitungan
1. Pembuatan larutan 50 ppm dari larutan induk 1000
ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 1000 ppm = 100 mL x 50 ppm
V1 =
= 5 mL
2. Pembuatan deretan standar dari larutan K 50 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
a. Untuk 1 ppm
V1 x 50 ppm = 50 mL x 1 ppm
V1 =
= 1 mL
b. Untuk 2 ppm
V1 x 50 ppm = 50 mL x 2 ppm
V1 =
= 2 mL
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
14/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
c. Untuk 4 ppm
V1 x 50 ppm = 50 mL x 4 ppm
V1 =
= 4 mL
d. Untuk 7 ppm
V1 x 50 ppm = 50 mL x 7 ppm
V1 =
= 7 mL
e. Untuk 10 ppm
V1 x 50 ppm = 50 mL x 10 ppm
V1 =
= 10 mL
3. Tabel hasil pengukuran
Konsentrasi emisi
0 ppm 0
1 ppm 1
2 ppm 2
4 ppm 3
7 ppm 5
10 ppm 6
Cx 4
Air cucian buah 3
Air hujan 1
4. Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = emisi
x y xy x2
0 0 0 0
1 1 1 1
2 2 4 4
4 3 12 16
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
15/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
7 5 35 49
10 6 60 100
x = 24 y = 17 xy = 112 x2 =170
x= 4 _y = 25,17
Persamaan regresi :
B = n . xy (x) (y)
n . x - (x)
=
=
= 5,9054
_
y = A + B
x
25,17 = A + 5,9054 (4)
A = 1,5484
y = 1,5484+ 5,9054 x
Konsentrasi sampel :
y = 33
33 = 1,5484+ 5,9054 x
x =
Sehingga kosentrasi sampel yang didapatkan : 5,3259 ppm
Konsentrasi sampel sebenarnya
Volume yang diambil = 5 mL
V1xN1 = V2xN2
5 mLx50 ppm= 50 mLxN2
N2 = 5 ppm
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
16/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
5. Persentase kesalahan
% = x 100 %
= x 100 %
= 6,518 %
Konsentrasi K dalam air cucian buah
Emisi = 3
3 = 1,5484+ 5,9054 x
x =
Konsentrasi K dalam air hujan
Emisi = 1
1 = 1,5484+ 5,9054 x
x = - 0,0928
2. Pembuatan deretan standar dari larutan Na 50 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
a. Untuk 1 ppm
VI x 50 ppm = 50 mL x 1 ppm
V1 =
= 1 mL
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
17/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
b. Untuk 2 ppm
VI x 50 ppm = 50 mL x 2 ppm
V1 =
= 2 mL
c. Untuk 4 ppm
VI x 50 ppm = 50 mL x 4 ppm
V1 =
= 4 mL
d. Untuk 7 ppm
VI x 50 ppm = 50 mL x 7 ppm
V1 =
= 7 mL
e. Untuk 10 ppm
VI x 50 ppm = 50 mL x 10 ppm
V1 = = 10 mL
3. Tabel hasil pengukuran
Konsentrasi emisi
0 ppm 0
1 ppm 1
2 ppm 2
4 ppm 3
7 ppm 5
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
18/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
10 ppm 6
Cx 4
Air cucian
buah
3
Air hujan 1
4. Persamaan regresi
x = konsentrasi
y = emisi
x y xy x2
0 0 0 0
1 1 1 1
2 2 4 4
4 3 12 16
7 5 35 49
10 6 60 100
x =
24 y
= 17
xy =
112
x2
=
170
x= 4
_
y = 2,833
Persamaan regresi :
B = n . xy (x) (y)
n . x - (x)
=
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
19/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
=
= 0,5946
_
y = A + B
x
2,833 = A + 0,5946 (4)
A = 0,4546
y = 0,4546 + 0,5946 x
Konsentrasi sampel :
y = 3
3 = 0,4546 + 0,5946 x
x =
Sehingga kosentrasi sampel yang didapatkan : 5,9627ppm
Konsentrasi sampel sebenarnya
Volume yang diambil = 5 mL
V1xN1 = V2xN2
5 mLx50 ppm= 50 mLxN2
N2 = 5 ppm
5. Persentase kesalahan
% = x 100 %
= x 100 %
= 19,25 %
Flame Fotometri
-
7/22/2019 Bundelan Flame
20/20
Praktikum Analisis Spektroskopi
Tahun Akademik 2012/2013
Konsentrasi K dalam air cucian buah
Emisi = 3
3 = 0,4546 + 0,5946 x
x =
Konsentrasi K dalam air hujan
Emisi = 1
1 = 0,4546 + 0,5946 x
x = 0,9173
4.2 Grafik
4.3 Pembahasan