Bunda Kehamilan Hipertensi
-
Upload
raja-rahman-way -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of Bunda Kehamilan Hipertensi
-
2. Hipertensi dalam kehamilan
a. Pengertian
Hipertensi apabila tekanan tekanan darah sistolik !140 mmHg dan diastolik 90 mmHg
(Yulianti, 2010 ).
b. Klasifikasi hipertensi
1) Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu.
2) Hipertensi gestasional adalah hipertensi akibat kehamilan, atau PIH (pregnancy induced
hypertension) peningkatan tekanan darah selama kehamilan tanpa proteinuria atau terjadi
selama 24 jam pertama pasca partum pada wanita dengan tekanan darah normal, dan
tidak mempunyai riwayat hipertensi vaskuler.
c. Etiologi hipertensi menurut Suheimi (2009)
Resiko hipertensi meningkat cukup besar pada keadaan-keadaan ketika pembentukan
antibodi penghambat terhadap tempat-tempat antigenik di plasenta terganggu.
d. Patofisiologi Hipertensi
Selama kehamilan normal terdapat perubahan-perubahan dalam sistem kardiovaskuler,
renal dan endokrin. Perubahan ini akan berbeda dengan respon pada patologi yang timbul
pada HDK. Pada trimester kedua akan terjadi perubahan tekanan darah, yaitu penurunan
sistolik rata-rata 5mmHg dan tekanan darah diastolik 10mmH, yang selanjutnya meningkat
kembali dan mencapai tekanan darah normal pada usia kehamilan trimester ketiga.
Pada keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam kehamilan, meningkat
pada usia kehamilan 20-30 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamilan
trimster pertama. Keadaan ini disebabkan karenameningkatnya aktifitas sistem renin-
angiotensin aldosteron dan sistem saraf simpatis. Penurunan tahanan perifer total
disebabkan oleh menurunnya tonus otot polos oleh pembuluh darah.
Volume darah yang beredar yang juga meningkat 40 %, peningkatan ini melebihi
jumlah sel darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun. Terjadi
tekanan penurunan osmotic plasma darah yang menyebabkan peningkatan cairan
ekstraseluler, sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan nornal
e. Penatalaksanaan hipertensi
1) Penatalaksanaan Hipertensi secara umum
-
Menurut Riny (2012), penatalaksanaan penanganan secara umum adalah
a) Menurunkan berat badan sampai berat badan ideal.
b) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah
tinggi.
c) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium
klorida setiap harinya (atau disertai dengan asupan kalium,magnesium dan kalium
yang cukup ) dan mengurangi alcohol.
d) Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Terapi obat penderita hipertensi obat dimulai dengan salah satu obat :
(1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg dengan dosis tunggal padapagi hari (pada
hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai dengan odem paru)
(2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal
(3) Propanolol mulai dari 10 mg 2x sehari dapat dinaikan menjadi 20mg 2x
sehari(kontra indikasi untuk penderita asma)
(4) Nifedipine mulai dari 2,5 mg 2x sehari dapat dinaikan 10 mg 2x sehari
2) Penanganan hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria Menurut Pudiastuti (2012)
a) Jika kehamilan < 37 minggu, tangani secara rawat jalan.
(1) Pantau tekanan darah meningkat, proteinuria, dan kondisi janin setiap minggu
(2) Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia
(3) Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat dan
pertimbangkan terminasi kehamilan.
b) Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi :
(1) Jika servik matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose
IV 10 tetes / menit atau dengan prostaglandin.
(2) Jika servik belum matang,berikan prostaglandin, misoprostol atau kateterFoley,
atau terminasi dengan seksio sesarea.
f. Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil menurut manuaba (2008)
1) Berkurangnya aliran darah ke plasenta
Resiko yang mungkin dialami ibu hamil dengan hipertensi adalah kurangnya
aliran pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke bayi. Hal ini dapat menyebabkan
pertumbuhan bayi terhambat dan dapat meningkatkan bayi berat lahir rendah.
-
2) Penyakit kardiovaskuler di masa depan
Wanita yang mengalami preeklamsia (ditandai dengan tingginya tekanan darah dan
protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan) berisiko mengalami peningkatan
penyakit kardiovaskular di kemudian hari, meskipun fakta menunjukkan bahwa tekanan
darah akan kembali normal setelah melahirkan.
3) Plasenta abrupsio (plasenta lepas sebelum waktunya)
Pada beberapa kasus ibu hamil dengan hipertensi, plasenta dapat terlepas sebelum
waktunya dan terpisah dari rahim. Abrupsio plasenta akan menghentikan pasokan
oksigen ke bayi dan menyebabkan perdarahan yang berat pada ibu. Risikonya adalah
kematian pada janin.
4) Kelahiran prematur
Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang mungkin bisa mengancam
nyawa ibu atau bayi, tidak jarang masa kehamilan dipercepat sebelum waktunya
sehingga bayi berisiko lahir secara prematur.
5) Kebutaan
Preeklamsia dapat memicu gangguan pada pembuluh darah di mata. Bahkan
menurut Aria, pembuluh darah mata di retina bisa pecah sehingga memicu kebutaan.
Tapi lanjutnya, pada kondisi yang ringan seperti misalnya pembengkakan pada otak
yang mengenai saraf mata, hal ini hanya membuat pasien buta sementara.