Bumi Makin Panas

6
Bumi Makin Panas (2/habis) 25 April 2015 - 10:35:20 WIB Opini dibaca 34 kali Index Salah satu fungsi hutan adalah menyerap emisi karbondioksida untuk diubah menjadi oksigen. Berkurangnya luas hutan akan menyebabkan terjadinya pelepasan emisi karbon yang telah diserap oleh hutan tersebut. Oleh: Pdt Barmen DPS & Pdt Fridemandes Kedua Penulis bekerja di JPIC (Justice, Peace and Integrity of Creation atau Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan) di Kantor Pusat GKPS. Salah satu fungsi hutan adalah menyerap emisi karbondioksida untuk diubah menjadi oksigen. Berkurangnya luas hutan akan menyebabkan

description

bumi makin panas

Transcript of Bumi Makin Panas

Page 1: Bumi Makin Panas

Bumi Makin Panas (2/habis)25 April 2015 - 10:35:20 WIB Opini dibaca 34 kali Index  

Salah satu fungsi hutan adalah menyerap emisi karbondioksida untuk

diubah menjadi oksigen. Berkurangnya luas hutan akan menyebabkan

terjadinya pelepasan emisi karbon yang telah diserap oleh hutan tersebut.

Oleh: Pdt Barmen DPS & Pdt Fridemandes

Kedua Penulis bekerja di JPIC (Justice, Peace and Integrity of Creation atau Keadilan,

Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan) di Kantor Pusat GKPS.

Salah satu fungsi hutan adalah menyerap emisi karbondioksida untuk diubah

menjadi oksigen. Berkurangnya luas hutan akan menyebabkan terjadinya pelepasan

emisi karbon yang telah diserap oleh hutan tersebut.

Page 2: Bumi Makin Panas

Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia telah melepaskan 300 ton emisi Karbon

untuk setiap 1 hektare lahan hutan yang dibuka menjadi perkebunan (WWF–

Indonesia).

Selain itu, Indonesia memiliki 20 juta ehektar lahan gambut, hutan Indonesia sangat

berpotensi sebagai penyerap emisi gas rumah kaca yang dihasilkan berbagai

kegiatan manusia. Kalau tidak dikelola dengan serius, maka hutan Indonesia juga

berkontribusi mempercepat laju pemanasan global. Belum lagi ditambah dengan

kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar karena tingginya tingkat

deforestisasi di Indonesia (WWF-Indonesia).

Sejak tahun 1970, penggundulan hutan mulai marak di Indonesia. Pada tahun 1997-

2000, laju kehilangan dan kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2,8 juta hektare

per tahun. Saat ini diperkirakan luas hutan alam yang tersisa hanya 28 persen.

Kerusakan hutan di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh penebangan liar

(illegal logging ), kebakaran hutan dan lahan, kegiatan penambangan, peralihan

fungsi hutan (konversi) menjadi perkebunan skala besar dan hutan tanaman industri,

penebangan yang tidak lestari (unsustainable logging).

Industri pengelolaan kayu di Indonesia saat ini membutuhkan sekitar 80 juta meter

kubik kayu untuk memenuhi kebutuhan industri penggergajian, kayu lapis, dan pulp.

Lebih dari setengahnya didapatkan dari hasil pembalakan illegal di hutan alam.

Laju kehilangan dan kerusakan hutan pada tahun 2000-2005 di Indonesia setara

dengan 364 lapangan bola/jam. (WWF Indonesia). Perubahan Iklim/Global Warming.

Perubahan iklim merupakan tantangan yang paling serius yang dihadapi dunia di

abad 21. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi mutakhir

memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yasng terjadi 50 tahun terakhir

disebabkan oleh tindakan manusia. Pemanasan global di masa depan lebih besar

dari yang diduga sebelumnya.

Sebagian besar studi tentang perubahan iklim sepakat bahwa sekarang kita

menghadapi bertambahnya suhu global yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa

perubahan iklim mungkin sudah terjadi sekarang. Pada bulan Desember 1977 dan

Desember 2000, Panel Antar Pemerintah mengenai Perubahan Iklim, badan yang

terdiri dari 2000 ilmuwan, mengajukan sejumlah pandangan mengenai realitas

sekarang ini ( Hanri Karuh, Jotje, Iman Kristen dan Tanggung Jawab Ekologi, blessed

day 4 us) :

1. Bencana-bencana alam yang lebih sering dan dahsyat seperti gempa

bumi,banjir,angin topan, siklon dan kekeringan akan terus terjadi .

2. Suhu global meningkat sekitar 5 derajat C sampai abad berikut, tetapi disejumlah

tempat dapat lebih tinggi dari itu. Permukaan es di kutub utara makin tipis.

Page 3: Bumi Makin Panas

3. Penggundulan hutan, yang melepaskan karbon dari pohon-pohon ,juga

menghilangkan kemampuan untuk menyerap karbon. Menurut para ahli, 20 % emisi

karbon disebabkan oleh tindakan manusia dan memacu perubahan iklim.

4. Sejak Perang Dunia II, jumlah kenderaan motor di dunia bertambah dari 40 juta

menjadi 680 juta ; kenderaan motor termasuk merupakan produk manusia yang

menyebabkan adanya emisi carbon dioksida pada atmosfer.

5. Setelah 50 tahun kita telah menggunakan sekurang-kurangnya setengah dari

sumber energiyang tidak dapat dipulihkan dan telah merusak 50 persen dari hutan

dunia.

Menurut para ilmuwan, dampak dari pemanasan global ini bukanlah masalah sepele.

Mencairnya es di kutub-kutub bumi, naiknya permukaan laut sehingga banyak pulau-

pulau yang terancam tenggelam, tidak beraturnya lagi siklus musim di bumi, badai

dan tofan yang semakin kencang dan besar kekuatannya dibandingkan dengan yang

sebelumnya, itu merupakan bahaya yang harus dihadapai manusia dan berbagai

macam satwa lainnya di muka bumi ini.

Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,

menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20 persen dan mengubah iklim

mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.

Iblis  &  Penghancuran Alam.

“Orang Babilonia percaya kalau dewa-dewi yang melahirkan alam semesta berasal

dari dua samudra. Mitos dari seputar dunia mengajarkan bahwa manusia pasrah di

bawah perlakuan yang tidak bisa ditebak dan terkadang kejam dari para dewa-dewi.

Orang Yunani Kuno selama ber-abad-abad berpendapat bahwa sungai berasal dari

Samudra bawah tanah “.

Pada dimensi lain, Iblis mendukung para hamba-hambanya di bumi untuk tidak

perduli akan pelestarian lingkungan hidup ciptaan Tuhan, Sang Pencipta. Iblis

mendukung penghancuran dan pengrusakan bumi (Kosmos) dan menyangkal bahwa

Tuhanlah pencipta Alam Semesta. Iblis menghendai kekacauan (chaos). Maksud Iblis

ialah supaya alam tidak lagi memancarkan kemuliaan Allah (Mazmur 19:2).

Menurut Iblis, manusia bukanlah Imagodei (sebagai gambarAllah), akan tetapi 

imago Lucifer (Iblis), sebagai gambar Iblis. Iblis senantiasa mengajarkan kepada para

hamba-hambanya di Indonesia, dan di Pulau Sumatera (Simalungun, Dairi, Sumatera

Utara) bahwa tidak ada masalah kalau berpikir hanya untuk masa sekarang, tidak

perlu untuk berpikir dan berencana untuk jangka panjang; Tidak perlu memikirkan

keakanan dan masa depan generasi-generasi mendatang.

Selain itu, Iblis memotivasi para hamba-hambanya untuk terus menerus mengeruk

dan menggali kekayaan alam secara buas dan serakah untuk menimbun harta-

benda duniawi agar bisa menikmati hidup yang mewah dan boros tanpa belas kasih

dan rasa kemunusiaan.

Page 4: Bumi Makin Panas

Iblis dengan lihai dan meyakinkan para hamba-hambanya untuk tidak perlu merasa

malu kalau ketahuan melanggar Hukum akibat Illegal Logging secara besar-besaran.

Dan tidak usah malu kalau pun masuk penjara, sebab hamba-hambanya sudah

memiliki batangan-batangan emas, intan, berlian akibat illegal logging dan

kemudian keluarga dan anak-anaknya bisa menikmati resepsi dan pesta perkawinan

mewah di Kota-kota besar seperti pesta nya bangsawan Eropah.

Iblis melakukan propaganda-propaganda secara intens kepada para hambanya di

bumi (Simalungun, Dairi, Sumut, Sumatra, Indonesia) untuk tidak ragu-ragu

mengeruk kekayaan alam melalui pertambangan-pertambangan dan penggundulan

hutan, sebab mereka akan memiliki mobil-mobil super mewah buatan Jepang

(original) , Eropa dan bahkan bisa membeli kapal pesiar, pesawat Boeing. Mereka 

bisa rekreasi  dan  bepergian keliling dunia  (menjelajahi benua Asia, Afrika, Eropah

dan Amerika).

Iblis meyakinkan para hambanya untuk tidak percaya pada penghakiman terakhir.

Tidak perlu pengampunan dosa. Tidak perlu takut kepada Tuhan. Iblis selalu

meyakinkan para hambanya supaya tidak takut akan penghakiman di akhir zaman

(Eskatologi).

Sebab hamba-hambanya yang setia bisa masuk ke dalam Kerajaan Iblis. Iblis

mempersiapkan tempat bagi mereka. Pintu gerbang kerajaan Iblis terbuka lebar bagi

hamba-hamba Iblis yang setia pencuri, perampok, penipu, penindas, penyamun,

pembunuh, pelaku kejahatan di bidang pertambangan dan

penebangan/penggundulan hutan, dan sebagainya.

Di Kerajaan Iblis, tidak ada  yang namanya rasa kemanusiaan, tidak ada  kasih-

persaudaraan, tidak ada keadilan, tidak ada pemerataan, tidak ada Hak Azasi

Manusia, bahkan tidak perlu agama, akan tetapi siapapun yang licik, unggul dan

kuat bisa menekan, memperdaya, menindas, menghancurkan siapa yang lemah; Itu

tidak salah, itu tidaklah dosa. Itulah kerajaan Iblis di bumi!“

Lebih parah lagi, Iblis meyakinkan para hambanya untuk tidak perlu takut kepada

Tuhan. Menurut Iblis, pencurian , penggundulan hutan dan pengrusakan kekayaan

alam bukanlah dosa; Karena manusia adalah “master“ (tuan)  atas seluruh alam dan

isinya. Oleh sebab itu diindoktrinasi bahwa hamba-hambanya tidak perlu memohon

pengampunan dosa dari Tuhan.}

Gunung Sinabung.

Gunung Sinabung telah bertahun-tahun mengalami erupsi yang mengakibatkan

puluhan desa di 5 kecamatan di Tanah Karo menjadi luluh lantak. Ribuan keluarga

terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri, meninggalkan rumah dan

ladangnya, meninggalkan sumber kehidupannya.  Penderitaan dan kerugian

penduduk disekitar Gunung Sinabung begitu besar dan aktifitas masyarakat di sana

lumpuh dan kehidupan mereka terancam.

Page 5: Bumi Makin Panas

Para ahli Geologi tidak dapat memprediksi kapan berhentinya aktifitas gunung

Sinabung. Menjadi pertanyaan, kalaulah sampai tahun 2030 Gunung Sinabung terus

mengalami erupsi, apa yang akan terjadi dengan kehidupan dan masa depan

masyarakat disekitarnya? Siapakah yang berkuasa menjanjikan masa depan

penduduk korban gunung Sinabung? Sebab tidak ada seorang pun yang dapat

“menjinakkan“  gunung Sinabung.

Kita mengingat Kisah Injil (Markus 4:35-41), dimana Yesus mendiamkan danau

Galilea. Pada saat itu terjadi gelombang besar dengan angin kencang di Danau

Galilea mengakibatkan murid Yesus ketakutan. Yesus akhirnya mendiamkan

gelombang dengan berkata “Diamlah!. ”Danau Galilea kembali tenang, dan tidak

ada yang perlu ditakutkan oleh para murid.

Pernah terdengar cerita sekitar Gunung Sinabung, banyak  dukun/datu  dari berbagai

daerah datang dan berkumpul melakukan acara ritual di sekitar lereng Gunung

Sinabung, dengan maksud untuk menjinakkan gunung tersebut. Tapi Gunung

Sinabung tidak perduli dengan ulah para dukun/datu itu. Justru dalam kondisi yang

demikian, suatu kesempatan dan tantangan iman bagi hamba-hamba Tuhan di Pulau

Sumatera, dan di Sumut khususnya.

Akan tetapi, organisasi/Lembaga Gerejani  manakah di Sumut yang terdorong untuk

mengkordinir suatu perkumpulan besar para hamba Tuhan di Sumut, untuk datang

dan berkumpul mengelilingi Gunung Sinabung dan berdoa bersama memanggil

nama Tuhan. Kalaulah sampai ribuan pendeta (hamba-hamba Tuhan) berdoa

bersama, bukanlah maksudnya untuk memindahkan Gunung Sinabung (Sesuatu

peristiwa alam maha dashyat pernah terjadi di Mesir).

Pada abad ke 10,  sebuah gunung  pindah tempat sejauh 4-5  Km. Pada ketika itu

kehidupan orang Kristen terancam di Mesir, akhirnya tidak ada jalan lain bagi

mereka selain berdoa secara intens kepada Tuhan supaya Kekristenan bisa bertahan

di Mesir. Dan kalau gunung itu  tidak dipindahkan. Kekristenan akan lenyap di negeri

itu (akhirnya gunung batu tersebut bergeser dan pindah tempat). Akan tetapi

hamba-hamba Tuhan berdoa  untuk “menjinakkan“ Gunung Sinabung, supaya

Gunung Sinabung “diam“.

Biasanya puluhan bahkan ratusan pendeta berkumpul pada saat Natal Oikumene,

dan apalagi pada pertemuan akbar seperti  Sidang Raya Gereja-gereja oikumene di

Indonesia. Kapankah masanya ribuan hamba-hamba Tuhan (para Pendeta)

berkumpul dan berdoa bersama dalam menghadapi musibah bencana alam, seperti

gunung berapi meletus? Titik kumpul bisa diadakan di Kabanjahe maupun di

Berastagi, dimana lokasi yang paling strategis.

Para hamba Tuhan yang dikenal dan dianggap ber-kharisma besar seperti dari

Afrika, USA, Korea Selatan, dan Cina  (Apakah bisa ada dari Eropah?)  bisa

dikonfirmasi untuk turut mendoakannya dari seberang lautan.

Page 6: Bumi Makin Panas

Kita percayai bahwa Tuhan adalah Pencipta, sebagai “gubernatio” yang berarti

memerintah segala ciptaan-Nya, termasuk gunung berapi di Sumatra. Hamba-

hambaNya tidak berkuasa untuk menjinakkan gunung Sinabung, hanya Tuhanlah

yang berkuasa “mendiamkan” Gunung Sinabung! Hamba-hamba Tuhan diberi hak

untuk memintak dan memohon pertolongan dan campur tangan Tuhan, melalui

ibadah dan doa. Kiranya peristiwa ini bisa terjadi ! Thy Kingdom Come ! Come O Holy

Spirit!. (Kedua Penulis bekerja di JPIC (Justice, Peace and Integrity of Creation atau

Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan) di Kantor Pusat GKPS. (***)http://www.metrosiantar.com/2015/04/25/187686/bumi-makin-panas-2habis/