Eksplorasi Panas Bumi-Jatim

25
MAKALAH EKSPLORASI PANASBUMI PANASBUMI JAWA TIMURDisusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah eksplorasi panasbumi Dosen Pengampu : Sukir Maryanto, P.hD Oleh : Rif „ atul Imaniyah 115090707111012 PROGRAM STUDI GEOFISIKA - JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

description

geothermal,panas bumi

Transcript of Eksplorasi Panas Bumi-Jatim

  • MAKALAH EKSPLORASI PANASBUMI

    PANASBUMI JAWA TIMUR

    Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah eksplorasi panasbumi

    Dosen Pengampu : Sukir Maryanto, P.hD

    Oleh :

    Rif atul Imaniyah 115090707111012

    PROGRAM STUDI GEOFISIKA - JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    2014

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, inayah serta

    hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga tidak lupa

    mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu jalannya

    penulisan laporan ini khususnya Bapak Sukir Maryanto, selaku Dosen Pengampu,Orang tua,

    serta Rekan-Rekan Sahabat Prodi Geofisika 2011 .

    Saya juga sangat berbesar hati apabila para pembaca dan penyimak laporan ini untuk

    memberikan kritik dan saran pada makalah ini. Sehingga, suatu ketika saya berkesempatan

    lagi dalam menulis sebuah makalah, saya harapkan bisa membenahi kedepan agar lebih baik

    dalam penulisan. Akhir kata, Penulisan makalah ini sejatinya tidak jauh dari sebuah

    kesempurnaan. Apabila dalam laporan ini terdapat sesuatu kesalahan saya mohon maaf yang

    sebesar-besarnya.Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa/i Geofisika dan

    masyarakat pada umumnya.

    Amiin Ya Robbalalamin.

    Sabtu, 22 Maret 2014

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

    BAB I ......................................................................................................................................... 4

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4

    1.2. Tujuan ......................................................................................................................... 4

    1.3. Manfaat ....................................................................................................................... 4

    BAB II ........................................................................................................................................ 5

    2.1 Pengertian Sistem Panas Bumi ................................................................................... 5

    2.2 Proses Pembentukan Panas Bumi ............................................................................... 5

    2.3. Jenis Energi Panasbumi .............................................................................................. 7

    2.4. Potensi Panas Bumi Di Indonesia ............................................................................... 9

    2.5. Potensi Panasbumi Jawa Timur ................................................................................ 11

    2.6. Prospek dan Manifestasi Panasbumi Jawa Timur ..................................................... 12

    2.7 Manfaat Panasbumi ................................................................................................... 15

    2.8 Solusi Pengembangan Manfaat Panasbumi Jawa Timur........................................... 19

    2.9 Studi Geofisika dan Pengembangan di Blawan ........................................................ 19

    2.10 Panasbumi Daerah Guci,Tegal, Jawa Tengah .............................................................. 21

    BAB III .................................................................................................................................... 23

    KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 23

    3.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 23

    3.2. Saran ......................................................................................................................... 23

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 24

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Secara umum panasbumi di Indonesia berasosiasi dengan daerah magmatik dan vulkanik

    karena pada daerah tersebut tersedia sumber panasbumi. Indonesia berada di jalur ring of fire

    atau jalur gunung api sehingga banyak memiliki potensi panasbumi. Proses-proses yang

    terjadi pada daerah panasbumi Indonesia yang tereletak di sekitar jalur ring of fire atau

    tereletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu: Lempeng Eropa-Asia, Lempeng

    India-Asia dan Lempeng Pasifik yang berperan dalam proses pembentukan gunung api di

    Indonesia. Kondisi geologi ini memberikan kontribusi nyata akan ketersediaan energi

    panasbumi dan potensi panasbumi yang terkandung di bawahnya untuk dimanfaatkan

    semaksimal mungkin.

    Energi alternatif yang menyimpan potensi paling besar bagi kelangsungan energi nasional

    adalah energi panas bumi atau geothermal. Potensi keseluruhan energi panas bumi Indonesia

    tercatat 29,038 MW yang merupakan 40% dari potensi energi panas bumi dunia - menjadikan

    Indonesia sebagai negara dengan potensi energi panas bumi terbesar dunia. Menjadi suatu

    ironi mengingat baru 1.226 MW (20127 atau 4,2% potensi yang baru dimanfaatkan. Solusi

    kebutuhan energi listrik ke depan dapat bertumpu pada pengoptimalan energi panas bumi.

    1.2.Tujuan

    Dengan membaca makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami mengenai

    potensi panasbumi di Jawa Timur, metode geofisika dalam eksplorasi panasbumi, upaya

    pengembangan dan pemanfaatan panasbumi.

    1.3.Manfaat

    Mengerti dan memahami mengenai potensi panasbumi di Jawa Timur, metode

    geofisika dalam eksplorasi panasbumi, upaya pengembangan dan pemanfaatan panasbumi.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Sistem Panas Bumi

    Istilah geothermal berakar dari bahasa Yunani dimana kata, "geo", berarti bumi dan,

    "thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut panas bumi. Sistem

    panas bumi (geothermal system) secara umum dapat diartikan sebagai sistem penghantaran

    panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas dihantarkan dari suatu sumber

    panas (heat source) menuju suatu tempat penampungan panas (heat sink). Dalam hal ini,

    panas merambat dari dalam bumi (heat source) menuju permukaan bumi (heat sink).

    Proses penghantaran panas pada sistem panas bumi melibatkan fluida termal yang

    bisa berupa batuan yang meleleh, gas, uap, air panas, dan lain-lain. Dalam perjalanannya,

    fluida termal yang berupa uap dan atau air panas dapat tersimpan dalam suatu reservoar yang

    berada diantara sumber panas dan daerah tampungan panas

    2.2 Proses Pembentukan Panas Bumi

    Terbentuknya sistem panas bumi berkaitan dengan proses pergerakan lempeng

    tektonik (gambar 2.1). Tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudra

    mengakibatkan penunjaman salah satu lempengnya (lempeng samudra) atau lebih dikenal

    dengan sebutan zona subduksi.

    Gambar 2. 1 Zona subduksi menyebabkan munculnya gunung api (carlson,2008)

    Pada daerah zona subduksi ini selanjutnya terbentuklah barisan gunung api. Hal ini

    terjadi akibat magma yang naik ke permukaan melalui patahan-patahan akibat tumbukan

    lempeng tektonik dan terakumulasi pada dapur magma. Pada daerah tertentu disekitar gunung

  • 6

    api dengan curah hujan yang tinggi menyuplai air tanah yang terakumulasi diatas dapur

    magma. Akumulasi air tersebut terpanaskan oleh magma yang berada di bawahnya. Jika

    terdapat rekahan pada daerah reservoir air tanah tersebut, maka air panas tersebut akan

    merembes kepermukaan dan muncullah manifestasi geothermal di permukaan. Manifestasi

    untuk panas bumi antara lain adanya sumber air panas, geyser, fumarol, dan kolam lumpur.

    Proses pembentukan panasbumi ini diperlihatkan pada gambar 2.2.

    Gambar 2. 2 Sistem panas bumi di daerah gunung api (carlson,2008)

    Selain di dearah dekat gunung api, sistem panas bumi juga dapat terjadi didaerah

    cekungan sedimen. Sistem panas bumi didaerah ini terutama berasal dari peluruhan unsur

    radioaktif. Akan tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.

    Gambar 2. 3 sistem panas bumi dan manifestasinya (carlson,2008)

  • 7

    Gambar 2.3. menunjukkan sistem pembentukan daerah panasbumi beserta

    manifestasinya.Di Indonesia sistem panas bumi didominasi dari vulkanik. Hal ini terjadi

    karena Indonesia merupakan daerah zona subduksi, yaitu tumbukan antara lempeng Eurasia

    dan lempeng Pasifik. Sehingga di Indonesia banyak terdapat gunung api yang berantai

    memanjang dari pulau Sumatra hingga Nusa Tenggara.

    2.3. Jenis Energi Panasbumi

    Energi panasbumi merupakan sumber energi lokal yang tidak dapat di ekspor dan

    sangat ideal untuk mengurangi peran bahan bakar fosil guna meningkatkan nilai tambah

    nasional dan merupakan sumber energi yang ideal untuk pengembangan daerah setempat.

    Selain itu, energi panas bumi adalah energi terbarukan yang tidak tergantung pada iklim dan

    cuaca, sehingga keandalan terhadap sumber energinya tinggi. Dari segi pengembangan

    sumber energi ini juga mempunyai fleksibilatas yang tinggi karena dalam memenuhi

    kebutuhan beban dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.Energi panas

    bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu uap alam,

    air panas, dan batuan kering panas. Sejauh ini ketiga jenis panas bumi itu keberadaannya

    masih belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Pemanfaatan energi panas bumi

    memang tidak mudah. Energi panas bumi yang umumnya berada di kedalaman 1.000-2.000

    meter di bawah permukaan tanah sulit ditebak keberadaan dan "karakternya". Untuk

    mengeksplorasi ke tiga jenis energi panas bumi diperlukan sumber daya yang tidak sedikit.

    a) Energi Uap Basah

    Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut

    bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin

    generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di

    Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah

    air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin. Jenis

    sumber energi panas bumi dalam bentuk uap basah agar dapat dimanfaatkan maka terlebih

    dahulu harus dilakukan pemisahan terhadap kandungan airnya sebelum digunakan untuk

    menggerakan turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas

    bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 %

    uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini

    diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari

  • 8

    air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan

    kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.

    b) Energi Panas Bumi Air panas

    Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut

    "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka

    air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-

    pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini,

    digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem

    primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan

    menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi uap panas bersifat

    korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas

    bumi jenis lainnya.

    c) Energi panas bumi Batuan Panas

    Energi panas bumi jenis ketiga berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi terjadi

    akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil

    sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap

    panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk

    menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut

    bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan

    biaya cukup tinggi.

    Energi yang berada pada Hot Dry Rock ( HDR ) ini disebut juga sebagai energi

    petrothermal, yang merupakan sumber terbesar dari energi panas bumi. HDR terletak pada

    kedalaman sedang dan bersifat impermeabel. Untuk menggunakan energi yang dimiliki HDR,

    perlu menginjeksikan air pada HDR dan mengembalikannya kembali ke permukaan. Hal ini

    membutuhkan mekanisme transportasi untuk dapat membuat batuan impermeabel menjadi

    struktur permeabel dengan luas permukaan perpindahan panas yang besar. Permukaan yang

    luas ini diperlukan karena sifat batu yang memiliki konduktivitas termal yang kecil. Proses

    perubahan batuan permeabel dapat dilakukan memecahkan batuan tersebut dengan

    menggunakan air bertekanan tinggi ataupun ledakan nuklir .Proses eksplorasi yang dilakukan

    terhadap jenis ini lebih aman dibandingkan dengan jenis hydrothermal yang kemungkinan

    besar memiliki fluida, baik berupa uap maupun air panas. Hal ini disebabkan jenis energi

  • 9

    panas bumi ini memiliki tingkat korosi, erosi serta zat-zat beracun yang lebih rendah

    dibandingkan dengan jenis hydrothermal.

    2.4. Potensi Panas Bumi Di Indonesia

    Potensi energi panas bumi di Indonesia yang mencapai 27 GWe sangat erat kaitannya

    dengan posisi Indonesia dalam kerangka tektonik dunia. Ditinjau dari munculnya panas bumi

    di permukaan per satuan luas, Indonesia menempati urutan keempat dunia, bahkan dari segi

    temperatur yang tinggi, merupakan kedua terbesar.

    Sistem hidrotermal erat kaitannya dengan sistem vulkanisme dan pembentukan

    gunung api pada zona batas lempeng yang aktif di mana terdapat aliran panas (heat flow)

    yang tinggi. Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng aktif yang memungkinkan panas

    bumi dari kedalaman ditransfer ke permukaan melalui sistem rekahan. Posisi strategis ini

    menempatkankan Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi sistem

    hidrotermal yang tersebar di sepanjang busur vulkanik. Sehingga sebagian besar sumber

    panas bumi di Indonesia tergolong mempunyai entalpi tinggi.

    Dari hasil survey pertama dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek

    panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera,terus ke Pulau

    Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan

    Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek,

    yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di

    Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan.

    Gambar 2. 5 lokasi daerah prospek geothermal di indonesia (Herlambang, 2012)

  • 10

    Sebagian besar dari jumlah area tersebut terletak di lingkungan vulkanik, sisanya

    berada di lingkungan batuan sedimen dan metamorf. Dari jumlah lokasi tersebut mempunyai

    total potensi sumber daya dan cadangan panas bumi sebesar sekitar 27.357 MWe. Dari total

    potensi tersebut hanya 3% (807 MWe) yang telah dimanfaatkan sebagai energi listrik dan

    menyumbangkan sekitar 2% dalam pemakaian energi listrik nasional.

    Mengacu pada UU no. 27/2003 dan UU no. 20/2002 tersebut telah dibuat suatu peta

    perjalanan (road map) panas bumi sebagai pedoman dan pola tetap pengembangan dan

    pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. Industri panas bumi yang diinginkan yang

    tertuang dalam peta perjalanan tersebut antara lain pemanfaatan untuk tenaga listrik sebesar

    6000 MWe dan berkembangnya pemanfaatan langsung (agrobisnis, pariwisata, dll) pada

    tahun 2020.

    Gambar 2. 6 Perkiraan potensi geothermal di Indonesia (Herlambang, 2012)

    Apabila ditinjau dari total potensi yang ada, pemanfaatan energi panas bumi di

    Indonesia masih sangat kecil yaitu sekitar 3%. Pemanfaatan ini juga masih terbatas untuk

    Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan menghasilkan energi listrik sebesar

    807 MWe yang sebagian besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (97%). Tujuh lapangan

    panas bumi yang telah dimanfaatkan sebagai PLTP terletak di Jawa Barat (Gunung Salak 330

    MWe, Wayang Windu 110 MWe, Kamojang 140 Mwe, dan Darajat 145 MWe), Jawa Tengah

    (Dieng 60 MWe), Sumatra Utara (Sibayak 2 MWe) dan Sulawesi Utara (Lahendong 20

    MWe).

  • 11

    Gambar 2. 7 Lokasi PLTP yang telah berproduksi di Indonesia (Herlambang, 2012)

    Sampai saat ini terdapat 33 WKP panas bumi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    Sebanyak 15 WKP tersebut merupakan milik Pertamina (perkiraan potensi 7.500 MWe) dan

    6 WKP di antaranya merupakan WKP tahap produksi, yang menghasilkan total energi listrik

    sebesar 807 Mwe. Sedangkan 18 WKP yang telah ditetapkan dan merupakan WKP tahap

    eksplorasi, oleh Pertamina diserahkan kembali kepada pemerintah dengan perkiraan potensi

    sekitar 3.900 MWe.

    Gambar 2. 8 Perkiraan kapasitas (MW) di Indonesia (Herlambang, 2012)

    2.5.Potensi Panasbumi Jawa Timur

    Jawa Timur adalah salah satu dari sedikit Propinsi Indonesia yang dikaruniai potensi

    sumber daya energi dan mineral yang beragam dan melimpah. Jika ditelusuri dari arah Utara

    ke Selatan (mulai dari pesisir dan perairan Laut Jawa sampai dengan pesisir Lautan Hindia)

  • 12

    dan dari arah Barat ke Timur (mulai perbatasan Jawa Timur Jawa Tengah sampai dengan

    pesisir Selat Bali, ditemui sumber dan pusat-pusat kekayaan alam yang bisa dikelompokkan

    menjadi dua sumber daya mineral: mineral energi (minyak dan gas bumi serta panas bumi)

    dan mineral bahan galian logam/nonlogam/ industri (pasir timah, sulfur, fosfat, mika,

    belerang, fluorit, felspar, ziolit dan diatomea). Ditengah isu dan diskursus tentang krisis

    energi serta menipisnya jumlah cadangan migas di Indonesia, potensi sumber daya mineral

    energi di Jawa Timur merupakan angin segar yang membawa optimisme masa depan sumber

    daya energi di Indonesia.

    Potensi sumber daya panas bumi adalah sisi lain dari kekayaan energi di Jawa Timur.

    Meskipun gempitanya tidak seramai explorasi dan exploatasi sumber panas bumi di Jawa

    Barat dan Sumatera Utara, namun telah diketahui ada kurang lebih 11 lokasi sumber panas

    bumi di Jawa Timur. 3 dari 11 lokasi tersebut (Welirang-Arjuno, Wilis-Argopuro dan

    Blawan-Ijen) diperkirakan mempunyai cadangan yang mungkin sebesar 274 MWe dan

    sumber daya sebesar 240 MWe. Jika upaya explorasi untuk lokasi-lokasi lain dilakukan, bisa

    dipastikan jumlah total sumber daya (515 MWe) ini akan semakin bertambah, yang semakin

    menambah lengkap julukan Jawa Timur sebagai Tanah Energi (land of energy).

    2.6. Prospek dan Manifestasi Panasbumi Jawa Timur

    a) Ngebel -wilis

    Prospek panas bumi Ngebel-Willis yang terletak di Ponorogo dan Kabupaten Madiun,

    Jawa Timur. Geothermal manifestasi di daerah ini sebagian besar berada dekat Danau

    Ngebel, terdiri dari hot springs, mud pools dan alterasi batuan Kondisi geologi Ngebel-Wilis

    didominasi oleh batuan vulkanik dari aktivitas vulkanik Ngebel Wilis dan pegunungan, terdiri

    dari breksi vulkanik, tuf, dan lava andesit.

    Ada dua kelompok mata air panas di daerah Ngebel-Wilis, yaitu Padusan dan Talun .

    Hot spring Padusan memiliki temperatur 55-90oC, pH netral, dengan deposit Travertin di

    permukaan. Hasil analisis geokimia menunjukkan air panas Padusan adalah enceran

    Chloride-Bikarbonat jenis (Cl-HCO3) yang menunjukkan telah terjadi pengenceran air

    klorida oleh air meteorik. Hot spring di talun memiliki kisaran suhu 45-80oC, pH asam, dan

    ada mud pool di permukaan. Hasil geokimia menganalisis menunjukkan hot spring talun

  • 13

    adalah jenis asam sulfat. Perhitungan geotermometer air menunjukkan reservoar rentang

    temperatur 200 - 260oC.

    b) Ajuno-welirang dan cangar

    Prospek panas bumi dari Arjuno Welirang terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa

    Timur sekitar 100 km sebelah barat daya dari Surabaya, ibukota Jawa Timur. Sistem panas

    bumi suhu tinggi ditandai dengan hadirnya fitur termal yang dipancarkan solfatar dan fumarol

    dengan tingginya kandungan sulfur deposito. Sumber panas dan zona upflow berada di

    bawah puncak Gunung Welirang terkait dengan andesit. Di sisi utara dan timur laut, tampak

    bikarbonat warm spring yang dikenal sebagai Cangar dan Padusan). Temperatur reservoir

    yang berkisar 190-230 oC, dan itu berasal dari Na-K-Ca air geothermometer. Suhu estimasi

    ini akan lebih tinggi jika tersedia data gas. Reservoir kemungkinan disusun oleh batuan

    vulkanik quartenary sebagai akibat dari korelasi stratigrafi berdasarkan litologi permukaan

    yang ada. Tingginya kandungan deposit sulfur menunjukkan fluida reservoir adalah asam

    yang jelas dipengaruhi oleh magmatik aktif.

    c) Blawan-Ijen

    Ketika melihat Blawan - daerah Ijen, akan ada 3 kabupaten terkait seperti Kabupaten

    Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo. Kontrak Karya (KK)

    memiliki kewenangan daerah 62,620 ha. Blawan Ijen-memiliki sistem kaldera terkait yang

    dihasilkan oleh ledakan gunung ijen tua. Morfologi ini dapat dilihat oleh Kendeng rim,

    gunung kaldera di utara dan di sisi selatan dengan serangkaian kegiatan gunung berapi seperti

    Merapi gunung, gunung Ranteh dan gunung Jampit. Sistem panas buminya memiliki

    manifestasi yang dikenal dengan kawah ijen. Kawah ini berupa solfatar dengan suhu

    mencapai 200oC.

    d) Argopuro

    Sistem panas bumi Iyang Argopuro-adalah di Provinsi Jawa Timur yang terletak

    berkaitan dengan 5 kabupaten yang berbeda, yaitu Probolinggo, Situbondo, Bondowoso,

    Lumajang dan Jember. Memiliki luas 102,400 ha. Sistem panas bumi ini ditunjukkan dengan

    fumarol yang ada di puncak gunung Argopuro. Fumarol ini adalah tanda yang kuat dari zona

    upflow dan menunjukkan adanya zona outflow yang kondensat dengan air mengikuti arah

  • 14

    yang sama dengan fault. Sumber panas yang terletak di bawah zona upflow yang terletak

    pada pertemuan puncak Argopuro. Reservoar ini diperkirakan berkisar sampai 310 oC.

    e) G Pandan

    Sistem panas bumi ini terletak di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur dekat

    perbatasan Bojonegoro dan Kabupaten Madiun. Sampai sekarang belum ada survei yang

    berhubungan dengan geologi, geokimia dan geofisika tentang daerah ini. Namun sistem ini

    diidentifikasi oleh air panas dengan suhu permukaan sekitar 35 oC dekat gunung Pandan yang

    merupakan jenis gunung vulkanik pleistoscene.

    f) Rejosari-Melati

    Prospek panas bumi Rejosari-Melati berlokasi di Pacitan, Jawa Timur. Aktivitas

    panas bumi di lokasi ini ditandai dengan munculnya warm spring di Desa Karangrejo dan

    Tinatar, Kecamatan Arjosari. Litologi daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik tersier dan

    sedimen (Miosen), seperti konglomerat, batu pasir, siltstone, limestone, dan mudstone dari

    Arjosari dan Formasi Jaten. Yang lainnya adalah breksi vulkanik, lava, dan tufa dari Formasi

    Mandalika. Ada juga dasitic, diorit, dan basaltik serta beberapa batuan intrusif.

    Karangrejo dan Tinatar Warm Springs memiliki suhu sekitar 40 C dan pH netral,

    analisis geokimia menunjukkan bahwa kedua warm spring adalah sulfat (SO4). Perhitungan

    geothrmometer air menunjukkan kisaran suhu Reservoar antara 100 sampai 130oC.

    Konsentrasi sulfat yang tinggi menunjukkan bahwa prospek ini dikaitkan dengan aktivitas

    gunung berapi. Sumber panas diduga terkait dengan akhir dari aktivitas vulkanik gunung

    selatan (Miosen Tengah).

    g) Songgoriti

    Prospek panas bumi Songgoriti terletak sekitar 18 km selatan Gunung Welirang,

    Kabupaten Malang, Jawa Timur. Potensi panas bumi ditandai dengan adanya warm spring

    dengan suhu sekitar 47oC. Sistem panas bumi Songgoriti adalah sistem yang berbeda dengan

    ArjunoWelirang di utara karena karakteristik cairan yang berbeda. Sumber panas yang

    kemungkinan berhubungan dengan Gunung Panderman atau Gunung Kawi. Perhitungan

    geothermometer air Reservoar menunjukkan suhu berkisar antara 170 - suhu 210oC dengan

    litologi dari quartenary batuan vulkanik.

  • 15

    h) Tiris

    Prospek ini terletak di timur Gunung Lamongan, Kabupaten Probolinggo, Jawa

    Timur. Sistem panas bumi ditandai dengan penyebaran empat Warm Springs di sepanjang

    Sungai Tancak sebagai fault trending barat laut-barat daya. Tipe Warm Springs adalah

    bikarbonat-klorida dengan temperatur hingga 43oC dan pH netral. Suhu reservoir 180-220

    oC

    berdasarkan Na-K-Ca air geotermometer. Asal cairan berasal dari perairan meteorik yang

    ditampung dalam batuan reservoir, berupa breksi vulkanik dan lava andesit. Berdasarkan

    jenis air dan suhu manifestasi, sistem panas bumi Tiris merupakan zona outflow dari zona

    upflow Gunung Lamongan.

    i) Tirtosari

    Prospek panas bumi Tirtosari terletak di Pragaan Kabupaten, Sumenep, Jawa Timur

    (Madura). Adanya prospek panas bumi di daerah ini ditunjukkan dengan munculnya mata air

    panas di Desa Aengpanas. Kondisi geologi daerah ini didominasi oleh batuan sedimen dari

    Formasi Madura dan Formasi Ngayong, yang terdiri dari karang limestone, dolomit

    limestone, dan batu pasir. Prospek panas bumi Tirtosari diperkirakan akan menjadi sistem

    geopressured terkait dengan zona depresi / cekungan sedimen yang memanjang dari Jawa

    Barat ke Jawa Timur, yaitu: Bogor - Serayu Utara - Kendeng - zona depresi Selat Madura.

    (Utama,2012)

    2.7 Manfaat Panasbumi

    a. Sistem pemanfaatan

    Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan uap. Uap dipakai untuk memutar

    turbin yang kemudian mengaktifkan generator untuk menghasilkan listrik. Banyak

    pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil untuk mendidihkan air guna

    menghasilkan uap. Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama

    seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya saja pada PLTU, uap dibuat di

    permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas

    bumi. Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara

    umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas

    bumi, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller,

    pompa, dan sebagainya. Ada tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi

    yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga system yang diterapkan untuk

  • 16

    mengeksplorasi sumber energi panas bumi pada dasarnya bersifat relatif yang penerapannya

    dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

    Gambar 2.9 Skema sistem PLTP single-flash steam (Pamungkas,2010)

    Gambar 2.9 merupakan skema sistem PLTP single flash steam dimana mekanisme

    konversi energi pada sistem ini adalah fluida panasbumi yang diproduksi mengalami proses

    single flash steam, yaitu proses transisi cairan bertekanan menjadi campuran antara cairan

    dan uap sebagai hasil penurunan tekanan saturasi terkait temperatur fluida.

    Gambar 2.10 Skema sistem PLTP double-flash steam (Pamungkas,2010)

    Gambar 2.10 merupakan skema dari sistem double-flash steam. Beberapa aspek

    dalam mekanisme sistem double-flash steam hampir sama dengan sistem single-flash steam.

  • 17

    Perbedaannya terdapat proses flash ganda pada fluida cair yang keluar dari separator utama

    sehingga menghasilkan uap tambahan meskipun tekanannya sedikit berkurang dibanding uap

    utama. Pada desain akan terjadi beberapa penambahan peralatan seperti separator tambahan

    dan flasher, serta pipa dua fasa untuk tekanan tinggi dan tekanan rendah menuju stasiun

    pembangkit.

    Sedangkan, pada gambar 2.11 merupakan skema dari sistem PLTP dry steam (uap

    kering). PLTP jenis ini lebih sederhana dan lebih murah dibanding sistem flash. Karena

    berasal dari energi panasbumi uap kering tanpa adanya atau sangat sedikit fraksi cair maka

    PLTP ini dikembangkan pada cadangan panas bumi entalpi tinggi (>200oC). Karena bersifat

    uap kering, maka fluida panas bumi yang diekstraksi dapat langsung untuk menggerakkan

    turbin generator listrik. Sehingga koneksi antara sumur dengan stasiun pembangkit lebih

    sederhana. Pada kepala sumur terdapat katup valve dan pemurni uap serta separator untuk

    menjaga agar benar-benar hanya uap kering yang masuk ke turbin.

    Gambar 2.11 Skema sistem PLTP dry steam (Pamungkas,2010)

    Pada gambar 2.11, sumur produksi dilengkapi dengan pompa yang disetel sesuai laju

    alir yang diinginkan, pemindah pasir diperlukan untuk mencegah penggosokan dan erosi pada

    pipa dan alat penukar panas. Prinsipnya terdapat dua langkah dalam proses pemanasan-

    pendidihan. Diawali pada preheater dimana fluida tersebut sepenuhnya berubah menjadi uap

    jenuh. Fluida panasbumi yang berada di sekitarnya menjaga tekanan fluida berada diatas titik

    didih sehingga mencegah terkondensasinya uap dan gas-gas NCG yang dapat mengakibatkan

    pembentukan scalling kalsit pada piap. Selanjutnya, temperatur fluida tidak dibiarkan turun

  • 18

    pada titik temperatur pembentukan scaling silika. Sebab, pada tempertaur dibawah 150oC,

    scaling silika berpotensi terbentuk dan muncul pada preheater, pipa dan sumur injeksi.

    b. Pemanfaatan

    Apabila ditinjau dari total potensi yang ada, pemanfaatan energi panas bumi di

    Indonesia masih sangat kecil yaitu sekitar 3%. Pemanfaatan ini juga masih terbatas untuk

    Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan menghasilkan energi listrik sebesar

    807 MWe yang sebagian besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (97%). Tujuh lapangan

    panas bumi yang telah dimanfaatkan sebagai PLTP terletak di Jawa Barat (Gunung Salak 330

    MWe, Wayang Windu 110 MWe, Kamojang 140 Mwe, dan Darajat 145 MWe), Jawa Tengah

    (Dieng 60 MWe), Sumatra Utara (Sibayak 2 MWe) dan Sulawesi Utara (Lahendong 20

    MWe). Energi panas bumi di Indonesia sangat beragam , sehingga selain pemanfaatan tidak

    langsung (PLTP), dapat dimanfaatkan secara langsung (direct uses) seperti untuk industri

    pertanian (antara lain untuk pengeringan hasil pertanian, sterilisasi media tanaman, dan budi

    daya tanaman tertentu). Dibandingkan dengan negara lain (China, Korea, New Zealand)

    pemanfaatan langsung di Indonesia masih sangat terbatas terutama hanya untuk pariwisata

    yang umumnya dikelola oleh daerah setempat. Untuk mengembangkan pemanfaatan energi

    panas bumi secara langsung di Indonesia masih diperlukan riset dan kajian lebih lanjut.

    Selain untuk tenaga listrik, panas bumi dapat langsung dimanfaatkan untuk kegiatan

    usaha pemanfaatan energi dan/atau fluidanya, misalnya dimanfaatkan dalam dunia

    agroindustri. Sifat panas bumi sebagai energi terbarukan menjamin kehandalan operasional

    pembangkit karena fluida panas bumi sebagai sumber tenaga yang digunakan sebagai

    penggeraknya akan selalu tersedia dan tidak akan mengalami penurunan jumlah. Pada sektor

    lingkungan, berdirinya pembangkit panas bumi tidak akan mempengaruhi persediaan air

    tanah di daerah tersebut karena sisa buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang

    jauh dari lapisan aliran air tanah. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga

    tidak mengotori udara dan merusak atmosfer. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun

    tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak memerlukan bahan bakar, tidak seperti

    pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas buangan berbahaya akibat pembakaran.

    Di sektor pariwisata, keberadaan panas bumi seperti air panas maupun uap panas

    menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan orang. Tempat pemandian air panas di

    Cipanas, Ciateur, mapun hutan taman wisata cagar alam Kamojang menjadi tempat tujuan

    bagi orang untuk berwisata.

  • 19

    2.8 Solusi Pengembangan Manfaat Panasbumi Jawa Timur

    Di bidang kelistrikan Jawa Timur terkoneksi dengan system Jawa Madura Bali yang

    setiap tahun bebannya terus bertambah. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan dan pasokan

    listrik di Jatim, Pemprov akan membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi.

    Pembangkit listrik tenaga panas bumi ini akan dibangun di daerah Ngebel-Ponorogo dan

    Gunung Ijen-Banyuwangi. Di mana pembangunan pembangkit listrik di Ngebel ini diprediksi

    memakan biaya sekitar Rp 1,7 triliun, sedangkan di Gunung Ijen sekitar Rp 2 triliun.

    2.9 Studi Geofisika dan Pengembangan di Blawan

    Salah satu metode geofisika yang digunakan dalam tahap eksplorasi panas bumi adalah

    geomagnetik. Penelitian dilakukan di daerah blawan, kecamatan sempol, kabupaten

    bondowoso. Digunakan metode geomagnet karena metode tersebut salah satu metode pasif,

    sensitif dan dapat menganalisa reservoar panasbumi dari besarnya intensitas magnet suatu

    batuan yang ditentukan oleh faktor kerentanan (susceptibilitas) magnet k dari batuan tersebut,

    yaitu kemampuan dari suatu batuan dalam menerima sifat magnet dari medan magnet bumi.

    Kerentanan magnet k suatu batuan sebanding dengan konsentrasi kelompok mineral magnetit

    di dalam batuan tersebut. Dengan prinsip batuan yang sedikit atau sama sekali tidak

    mengandung mineral magnetit, akan mempunyai intensitas magnet yang kecil, sehingga

    untuk batuan yang telah mengalami ubahan (alterasi) atau pelapukan, intensitasnya akan

    rendah.(Afandi,2013)

    Keberadaan panasbumi di lokasi ini ditandai oleh keberadaan mata air panas yang

    tersebar di bagian utara. Gunungapi Ijen merupakan salah satu gunungapi Kuarter yang

    memiliki aktivitas sedang sampai tinggi dan banyak solfatara dengan suhu mencapai 200oC.

    Gunungapi ini dikenal, karena pembentukan endapan belerang yang tebal di bibir kawahnya.

    Dalam sejarah letusannya Gunung Ijen pernah mengalami letusan sangat besar, sehingga

    terbentuk kaldera dengan diameter hampir 5 km. Di bagian utara Gunung Ijen (Blawan)

    terdapat batuan tua seperti breksi (breccia), lava dan basaltik-tuf. Bagian dalam kaldera

    didominasi oleh batuan muda akibat aktivitas gunung Ijen yaitu tuf, breksi (breccia) dan lava.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan adanya patahan di daerah blawan, yang

    patahannya menuju pegunungan kendeng (gambar 2.9). Dimana pegunungan kendeng

    merupakan kaldera ijen tua, hal ini sangat memungkinkan bahwa sumber air panas blawan

    berasal dari kaldera ijen tua yang menyebar ke arah pegunungan kendeng.(Afandi,2013)

  • 20

    Dalam pengambilan data magnetik peneliti menggunakan metode lopping tertutup,

    dengan artian satu siklus pengukuran diawali dan diakhiri pada tempat yang sama. Hal ini

    bertujuan agar koreksi diurnal dapat dilakukan terhadap pengukuran. Kemudian titik-titik

    (spasi) diatur sejarak 50 meter antar titik pengambilan data, akan tetapi jarak antar titiktitik

    tersebut sewaktu-waktu bisa berubah dikarenakan titik-titik tersebut mengikuti jalur-jalur

    yang memungkinkan untuk dilewati. Dari akuisisi data maka diperoleh 135 titik pengamatan

    dengan luasan 1100 meter dengan 650 meter. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan

    data nilai intensitas medan magnetik, waktu, posisi latitude, posisi longitude dan ketinggian

    di sekitar pemandian air panas Blawan dan suhu manifestasi panasbumi.(Afandi,2013)

    Gambar 2.9. Patahan Blawan (Sitorus,1990)

    Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai potensi panas bumi di Kecamatan Sempol,

    dinyatakan bahwa daerah Ijen mempunyai potensi sumber daya panas bumi yang dapat

    membangkitkan energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan

    kapasitas 2 x 55 MW. (Utama,2010)

    Kegiatan pembangunan power plant meliputi detail engineering design (gambar turbin,

    generator, condenser, cooling tower, control system, electrical system, power system,

    instrumentation, turbine building, dll), pembelian (purchase order) material, manufacturing,

    mobilitas dan pelaksanaan kontruksi sipil, power plant, swicth yard. Berdasarkan temperatur

    reservoir sebesar 250C maka pembangkit yang digunakan pada PLTP Blawan-Ijen adalah

  • 21

    Separated Steam Cycle. PLTP akan menggunakan turbin 60 MW, sesuai dengan kapasitas

    PLTP yang akan dikembangkan yaitu 2 x 30 MW. (Mahardianti,2013)

    Jenis turbin yang direncanakan dalam pengembangan WKP panas bumi Blawan-Ijen

    adalah Turbine Condensing Type dengan spesifikasi sebagai berikut :

    Output : 2 x 30 MW (2 unit)

    Pressure : 10 bar.abs

    Inlet Temperatur : 179 C

    Exhaust Steam Pressure : 0.1 bar

    Condensing Pressure : 0.1 bar

    Generator : 2 x 30 Mwe

    Faktor kapasitas PLTP direncanakan 90% (Utama,2010)

    2.10 Panasbumi Daerah Guci,Tegal, Jawa Tengah

    Daerah panas bumi Guci merupakan salah satu daerah yang berasosiasi dengan

    vulkanisme yang terjadi di Gunung Selamet. Secara umum, struktur yang berkembang di

    daerah ini berkaitan erat dengan kegiatan tektonik regional, dimana mempunyai pola yang

    hampir sama dengan struktur sesar regional, yaitu berarah baratlaut tenggara.

    Soetoyo dkk. dari Direktorat Vulkanologi (1991) melakukan penyelidikan Geologi

    Daerah Bagian Barat (Guci) dan Selatan (Baturaden) Gunung Selamet, Jawa Tengah. Secara

    garis besar morfologi dan kondisi geologi daerah Baturaden-Guci dibentuk oleh satuan

    gunungapi dan batuan sedimen Tersier yang telah mengalami reformasi kuat yang dicirikan

    oleh struktur perlipatan dan sesar. Dilihat dari bentuk bentang alam, tingkat pelapukan dan

    tingkat erosi serta pola aliran sungai-sungainya, maka daerah ini mempunyai satuan

    perbukitan bergelombang.

    Manifestasi atau gejala panas bumi permukaan yang ada di daerah guci ini antara lain

    adalah seperti di bawah ini.

    a) Alterasi hidrotermal

    Alterasi hidrotermal ini terutama di bagian puncak puncak G. Batulawang, G.

    Mingkrik dan G. Penjara, dan daerah Guci, Dukuh Tengah, Watupayung dan Pring, serta

    Pekandangan, G. Depok dan G. Gertaji. Lokasi lain adalah di sekitar K. Pedes daerah Desa

    Sigedong. Daerah lain yang mungkin telah mengalami alterasi hidrotermal adalah antara lain

    di: Igir Cowet, Igir Manis, Kaliguwa dan Igir Kuning, serta K. Banjaran wilayah Baturaden di

    sebelah tenggara peta. Adanya alterasi hidrotermal ini mengindikasikan adanya heat sources

  • 22

    di sekitar daerah tersebut keluar ke permukan melalui bidang-bidang lemah berupa sesar

    normal dan rekahan-rekahan.

    b) Mata airpanas

    Mata air panas di daerah survei ada di daerah Desa Guci dan Desa Sigedong. Lokasi

    mata airpanas di daerah Desa Guci cukup banyak, antara lain di Gua Geyong (Tair= 45oC,

    pH=10.0). Komplek Sences (Tair= 45oC, pH=8.2), Komplek Pengasihaqn Tuk Pitu (Tair=

    53oC, pH=7.5), Komplek Pancuran 13 (Tair= 45

    oC, pH=9.5), dll.

    Sementara di daerah K.Pedes, Desa Sigedong hanya satu lokasi (Tair= 43oC, pH=8.8).

    Temperatur air berkisar antara 43oC hingga 45

    oC dengan derajat keasaman air antara 7.5

    hingga 10.0.

    c) Kolam Lumpur airpanas

    Kolam lumpur airpanas ada dekat lapangan Desa Guci, di dekatnya ada juga tanah becek

    hangat karena dialiri mata airpanas.

    d) Bentuk-bentuk kawah atau maar

    Bentuk-bentuk kawah ataupun maar mengindikasikan adanya sumber panas (heat

    sources) yang mungkin dahulu sebagai pusat erupsi magmatis ataupun preatomagmatis.

    Bentuk demikian terdapat di puncak G. Selamet, Batursari, Kaliguwa dan Telaga Ranjeng,

    masih dapat ditafsirkan sebagai tempat sumber panas (heat sources).

    Daerah guci memiliki potensi panasbumi sebesar 79 MW dengan temperatur

    fluida berkisar 90oC-175

    oC. Pemanfaatan potensi panasbumi di guci hanya

    sebesar 55MW, hal tersebut dikarenakan sumber panasbumi tidak selalu

    menyediakan pasokan energi yang tetap. Untuk pemanfaatan energi panasbumi di

    daerah guci menggunakan metode binary power plant dengan jenis turbin adalah

    straight condensing double flow (SCDF) dan generator berkapasitas 55 MW,

    jumlah putaran 3000 RPM, tegangan keluaran 13,8 kV.(Hanindhito,)

  • 23

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1.Kesimpulan

    Sistem panasbumi adalah suatu sistem penghantaran panas di dalam mantel atas dan

    kerak bumi dimana panas dihantarkan dari suatu sumber panas (heat source) menuju suatu

    tempat penampungan panas (heat sink). Dalam hal ini, panas merambat dari dalam bumi

    (heat source) menuju permukaan bumi (heat sink).

    Jawa timur merupakan daerah dengan prospek panasbumi yang besar. Saat ini telah

    diketahui 11 daerah potensi panasbumi, salah satunya adalah blawan, Ijen. Pemanfaatan

    panasbumi selain tempat wisata dan sebagai power plant dipilih cocok untuk daerah Jawa

    Timur.

    Berdasarkan studi metode geomagnet di daerah blawan bisa ditarik kesimpulan bahwa

    distribusi manifestasi panasbumi blawan berasal dari kaldera ijen tua yang menyebar melalui

    patahan blawan (blawan fault). Berdasarkan temperatur reservoir sebesar 250C maka

    pembangkit yang digunakan pada PLTP Blawan-Ijen adalah Separated Steam Cycle.

    3.2.Saran

    Perlu adanya pembahasan dari daerah panasbumi lainnya

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Afandi, Akhmad. 2013. Identifikasi Reservoar Daerah Panasbumi Dengan Metode

    Geomagnetik Daerah Blawan Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso. Jurnal

    Neutrino Vol.6, No 1 Oktober 2013

    Carlson, D.H and Plummer, C.C. 2008. Physical Geology.Mc Graw Hill: New York.

    Hanindhito.Tugas Akhir: Studi Pembangunan PLTP Guci 1x55 MW Jawa Tengah

    Berdasarkan Aspek Teknis,Ekonomi, dan Lingkungan. ITS

    Herlambang, Setyawan.2012.Kebijakan Pengusahaan Panas Bumi Di Indonesia. One Day

    Course-Regulation,Prospect, and Career as Geoscientists in Indonesias Geothermal

    Exploration Exploitation. UGM

    Mahardianti,Melisa Amalia.dkk. 2013. Analisa Penggunaan Lahan Daerah

    Pengembangan Potensi Panas Bumi di Kecamatan Sempol, Bondowoso. Jurnal

    Teknik POMITS Vol X, No X (Mei,2013)

    Pamungkas,Satya Hadi. 2010. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Pembangkit

    Listrik Tenaga Panas Bumi. Warta Mineral, Batubara dan Panasbumi Edisi 7-Agustus

    2010.Dirjen Mineral, Batubara dan Panasbumi

    Sitorus,K. 1990. Volcanic Stratigraphy dan Geochemistry of Ijen Caldera Complex,

    East-Java,Unpublished,Master Thesis,Victoria University of Wellington,New Zealand

    Utama,Andhika Putera,dkk. 2012. Green Field Geothermal System In Java,Indonesia.

    PROCEEDINGS, 1st ITB Geothermal Workshop 2012 . Institut Teknologi Bandung,

    Bandung, Indonesia, March 6-8 , 2012

    Utama, Widya.2010. Perencanaan dan Program Kerja Pengembangan Panas Bumi di

    WKP Blawan-Ijen.ITS

  • 25