Bullying dan Kekerasan (Studi Kualitatif Ospek Fakultas di ...repository.unair.ac.id/87559/5/JURNAL...
Transcript of Bullying dan Kekerasan (Studi Kualitatif Ospek Fakultas di ...repository.unair.ac.id/87559/5/JURNAL...
1
Bullying dan Kekerasan
(Studi Kualitatif Ospek Fakultas di Universitas Airlangga)
Adelaide Irma Ningrum
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
ABSTRAK
Pada kegiatan ospek Fakultas tahun angkatan 2017 dan 2018 di beberapa Fakultas
Universitas Airlangga Surabaya kegiatan pelaksanaan ospek Fakultas yang diadakan setiap
tahunnya untuk penyambutan mahasiswa baru terrdapat tindakan bullying dan kekerasan
yang dilakukan oleh mahasiwa baru hingga menyebabkan baku hantam yang dilakukan
oleh mahasiswa baru dari Fakultas Hukum kepada panitia ospek sebagai bentuk
perlawanan kepada panitia ospek sehingga menyebabkan panitia ospek terluka dan
berdarah. Selain bentuk perlawananan yang dilakukan oleh mahasiswa baru juga terdapat
bullying verbal yaitu bullying berupa bentakan dan makian kata-kata kotor, bullying psikis
yang membuat trauma, bullying berupa bahasa tubuh seperti memelototi, proses dari
terjadinya bullying yaitu dimulai dari adanya timdis mengecek kelengkapan atribut dan
tugas yang dibawa oleh mahasiswa baru dan panitia ospek mencari-cari kesalahan hingga
memunculkan adanya bullying dan kekerasan.
Terjadinya bullying karena adanya kesenioritasan antara panitia ospek dengan
mahasiswa baru karena panitia ospek merasa lebih lama mengenyam pendidikan di
Fakultas hingga akhirnya ia merasa memiliki pengetahuan yang tinggi dibandingkan
mahasiswa baru hal ini dapat dijelaskan menggunakan teori pengetahuan dari Foucoult dan
hasil penelitian lainnya dijelaskan menggunakan teori kekerasan simbolik dari pierre
bourdieu yaitu terdapat pola hubungan relasi kekuasaan atau dominasi yang kuat dari pihak
atas kepada pihak bawah yang lemah (panitia ospek dan mahasiswa baru), habitus (Pierre
Bourdieu, Resistensi (James Scott). Informan yang diperoleh secara purposive sebanyak
tujuh orang sebagai informan subjek dan dua orang sebagai informan pendukung dengan
latar belakang pendidikan dari Fakultas yang berbeda. Metode yang digunakan yaitu
kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data berupa pertanyaan mendalam,
observasi, dokumentasi, analisis data tahap scalling measurement.
Kata kunci : Bullying, Kekerasan, Ospek.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
2
PENDAHULUAN
Ospek merupakan kegiatan rutin
setiap tahun yang dilaksanakan di setiap
Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi
Swasta untuk meramaikan acara
penyambutan mahasiswa baru yang
dibagi menjadi tiga bagian pada setiap
kegiatannya yaitu ospek Universitas,
ospek Fakultas dan yang terakhir adalah
ospek Prodi atau yang biasa disebut
(ospek Jurusan). Berikut adalah
penjelasan dari beberapa pelaksanaan
kegiatan ospek yang diadakan oleh
Universitas, Fakultas maupun Prodi.
Pelaksanaan ospek Universitas adalah
kegiatan pelaksanaan ospek yang semua
kegiatannya merupakan gabungan dari
semua mahasiswa yang berada pada
Universitas tersebut yang bertemu dan
berkumpul menjadi satu untuk mengikuti
kegiatan ospek sedangkan beberapa
kumpulan mahasiswa tersebut adalah dari
berbagai fakultas yang mengikuti
serangkaian acara yang telah disusun oleh
panitia penanggung jawab acara ospek di
Universitas seperti Bem dan Organisasi
lainya yang ikut andil dalam program
pelaksanaan kegiatan ospek. Kegiatan
ospek Universitas di Airlangga Surabaya
diselipi dengan kegiatan yang santai
seperti ppkmb, life mapping dan kegiatan
bermanfaat lainnya yang dapat
mengembangkan potensi diri bagi
mahasiswa baru, tentunya dari adanya
pelaksanaan ospek Universitas yang
bersifat santai ini adalah sebagai jalur
utama pengenalan lingkungan kampus
kepada mahasiswa baru agar memiliki
pemikiran lebih kritis, terbuka serta
mengajarkan untuk saling mengenal
antara mahasiswa satu dengan mahasiswa
lainya yang berasal dari fakultas yang
berbeda.
Sedangkan Pengertian untuk pelaksanaan
ospek Fakultas adalah serangkaian
kegiatan pelaksanaan ospek yang
semuanya diberikan dari pihak Fakultas
dan pelaksanaan kegiatan tersebut
berbeda antara Fakultas satu dengan
Fakultas lainnya dan tema isi ospek pun
berbeda contoh saja kegiatan ospek pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik isi
dari kegiatannya semua bertema tentang
politik dari segi nama Fakultasnya saja
sudah mengandung unsur politik maka
dari itu acara yang diselanggarakan untuk
penyambutan Mahasiswa baru adalah
dengan mengadakan kegiatan pelatihan
demo di lapangan parkiran depan FISIP.
Kegiatan pada ospek Fakultas sering kali
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
3
bersifat menekan mental Mahasiswa baru
akan tetapi tujuannya adalah agar
mahasiswa baru berani untuk
mengutarakan pendapat dan mahasiswa
dituntut untuk bepikir kritis, kreatif
dalam menghadapi suatu hal dan dapat
memecahkan masalah serta memberikan
solusi karena mahasiswa dianggap
sebagai agent of change (agen perubahan)
untuk perubahan ke arah yang lebih
positif. Pengertian ospek program studi
atau yang biasa dikenal dengan ospek
jurusan konsepnya juga berbeda dari
program studi lain misalnya ospek di
program studi sosiologi ia memiliki tema
ospek yang lebih menitik beratkan
tentang solidaritas atau kekompakan
antara beberapa angkatan dari tahun ke
tahun (alumni kepada angkatan
dibawahnya yang masih menimba ilmu di
kampus) untuk program pelaksanaanya
diisi dengan MK (Malam Keakraban)
yang kegiatannya dilaksanakan diluar
kampus atau berada di luar kota tentu saja
ada tujuan tertentu dari adanya
pelaksanaan malam keakraban yang
panitianya tidak lain adalah berasal dari
alumni angkatan program studi tersebut
yang tugasnya tak lain adalah untuk
memberikan materi atau pengarahan
kepada angkatan Mahasiswa baru dan
mengenalkan mengenai ilmu yang
berkaitan dengan program studi tersebut
seperti menghafalkan teori yang
dikemukakan dari beberapa tokoh
ilmuwan yang berkaitan dengan ilmu
yang dipelajari pada program studi
tersebut.
Sedangkan pengertian ospek
secara umum adalah kegiatan yang
bersangkutan untuk menguji mental dari
mahasiswa baru yang memiliki tujuan
membekali ilmu dan pengetahuan kepada
Mahasiswa baru untuk memahami
kehidupan dunia kampus yang
sebenarnya karena kehidupan dunia
kampus dengan kehidupan dunia sekolah
sangatlah berbeda. Pelaksanaan kegiatan
ospek tidak hanya dilaksanakan di
Perguruan Tinggi Negeri akan tetapi juga
Perguruan Tinggi Swasta. Bagian
organisasi yang menangani masalah
ospek adalah organisasi kemahasiswaan
seperti BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) dan berada dibawah
pengawasan pembantu rektor III.
Sebagian pemikiran dari Mahasiswa baru
menganggap bahwa pelaksanaan ospek
memiliki dampak yang positif ketika
pelaksanaan ospek tersebut memberikan
kegiatan yang bermanfaat seperti menguji
kreatifitas dari mahasiswa, kepedulian,
kekompakan serta meningkatkan
solidaritas. Akan tetapi sebalikya
kegiatan ospek memberikan dampak yang
negatif bagi Mahasiswa baru jika
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
4
kegiatan ospek tersebut sampai
memberikan kontak fisik kepada
Mahasiswa baru dan kegiatan yang paling
sering ditemui saat ospek adalah
perlakuan tidak menyenangkan antara
Panitia ospek kepada Mahasiswa baru
yaitu panitia ospek melakukan
perploncoan pada Mahasiswa baru dan
menganggap Mahasiswa baru sebagai
objek hiburan untuk dikerjai dan mau
menuruti segala apa yang dikatakan oleh
Panitia ospek untuk dikerjakan oleh
Mahasiswa baru.
Bahkan kegiatan perploncoan
yang dilakukan oleh senior kepada junior
juga dapat mengakibatkan munculnya
kegiatan kekerasan perploncoan yang
dilakukan oleh panitia ospek kepada
Mahasiswa baru terkadang dapat berupa
dua hal yaitu verbal dan kekerasan.
Kegiatan perploncoan verbal adalah
kegiatan Panitia ospek melakukan
perploncoan kepada Mahasiswa baru
untuk dipermalukan di depan umum
dengan memberikan kalimat labelling
yang buruk sehingga membuat mental
yang dipermalukan menjadi down,
sedangkan pengertian dari kegiatan
perploncoan yang berakibat kekerasan
adalah ketika Panitia ospek tidak hanya
mengerjai Mahasiswa baru akan tetapi
Panitia ospek melakukan tindakan hingga
menyakiti dan melukai Mahasiswa baru.
Kasus Bullying telah terjadi
diberbagai tempat yang meresahkan
masyarakat, bahkan bullying menyebar di
dunia pendidikan dan pelakunya mulai
dari kalangan pendidikan tingkat bawah
hingga kalangan pendidikan tingkat atas.
Pendidikan tingkat bawah adalah dimulai
dari pendidikan sekolah seperti dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan SMA (Sekolah
Menengah Akhir) sedangkan kasus
bullying yang terjadi di dunia pendidikan
tingkat tinggi adalah dari Perguruan
Tinggi yang biasanya dapat ditemui pada
kegiatan penyambutan Mahasiswa baru
yaitu kegiatan ospek terdapat contoh
kasus bullying yang terjadi di perguruan
tinggi yaitu terjadi di UMN (Universitas
Muslim Nusantara Alwashliyah) pada
hasil penelitian jurnal yang berjudul
“Gambaran Perilaku Bullying Pada
Mahasiswa UMN Alwashliyah) yang
dilakukan oleh Shavreni dan Beta pada
tahun 2017 pada hasil penelitian ini telah
terjadi kasus bullying berupa verbal atau
yang biasa dilakukan oleh pelaku dengan
melontarkan perkataan yang menyakiti
perasaan korban secara langsung tanpa
melalui suatu media demi menyalurkan
keinginannya untuk menyakiti atau
menyerang korban baik dari segi
psikisnya yang kemudian bisa
mengakibatkan adanya trauma pada
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
5
korban untuk melakukan sosialisasi
dengan orang lain.
Bullying yang sering kita jumpai
biasanya berupa bullying verbal dan non
verbal. Biasanya pelaku yang melakukan
bullying verbal cenderung fokus pada
kalimat yang akan dilontarkan kepada
korban dengan pernyataan kalimat yang
kasar yang tentunya dilakukan untuk
menyakiti perasaan korban yang
tujuannya tidak lain adalah untuk
membuat mental korban menjadi jatuh
sehingga mengakibatkan korban
mengalami trauma yang begitu mendalam
dan enggan untuk melakukan interaksi
dengan orang lain meski hanya sekedar
basa-basi untuk menyapa dan bergurau
kepada orang lain. Tentunya yang hanya
muncul dipikiran dan perasaan korban
bullying adalah rasa cemas dan rasa
ketakutan yang berlebihan untuk
melakukan interaksi dengan orang lain
karena korban tidak ingin dirinya
mendapat perlakuan yang sama seperti
apa yang pernah korban alami yaitu
mendapat perlakuan buruk dari pelaku
bullying yang tentunya tidak hanya
menerima perlakuan seperti cemoohan
saja akan tetapi korban terkadang
menerima perlakuan yang kasar dari
pelaku bullying yang dapat menyakiti dan
melukai fisik korban sehingga sangat
dapat diketahui secara jelas jika orang
tersebut menerima perlakuan bullying
hanya dengan dilihat dari luka pada
fisiknya yang berupa lebam dan memar
hal tersebut merupakan bukti untuk
mengetahui lebih dalam kekerasan berupa
apa yang telah diterima oleh korban yaitu
dilihat dari bekas luka yang ada pada
tubuhnya berikut adalah ciri-ciri misalnya
jika ada bekas luka yang berbentuk
telapak tangan membekas di wajah
korban dan berwarna merah hal itu
merupakan bekas tamparan yang
dilakukan oleh pelaku kepada korban,
bekas memar pada bagian perut atau
tubuh bagian lainnya yang memar
berwarna hitam keunguan adalah bekas
tonjokkan yang dilakukan oleh pelaku
kepada korban, terdapat luka yang
menonjol pada kepala korban atau benjol
merupakan bekas dari pukulan yang
dilakukan oleh pelaku kepada korban
sedangkan bekas memar hitam di bagian
perut korban merupakan bekas tendangan
dari pelaku kepada korban dan masih
banyak ciri yang menunjukkan bukti-
bukti bahwa korban menerima perlakuan
bullying secara fisik dari pelaku bullying.
Berikut adalah pengertian dari bullying
secara fisik yang sering terjadi selain
bentuk dari bullying secara verbal.
Pengertian bullying secara fisik
merupakan tindakan bullying yang
dilakukan oleh pelaku kepada korban
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
6
dengan cara melontarkan kata-kata kasar
yang menyakiti perasaan korban dan
diikuti dengan menyerang korban seperti
melukai fisik korban hingga
menyebabkan korban mengalami rasa
trauma begitu mendalam. Korban dari
tindakan bullying secara fisik tidak hanya
mengalami rasa sakit disekujur tubuh
akan tetapi juga memiliki perasaan
trauma yang mendalam sehingga korban
tindakan bullying secara fisik terkadang
memiliki perasaan yang begitu cemas
ketika dirinya berada disamping orang
lain yang tidak dikenal bahkan korban
bullying terkadang mengingat
pengalaman yang mengerikan baginya
jika dirinya berada disekitar lingkungan
yang ramai dirinya akan menarik diri dari
lingkungan tersebut dan mencari tempat
yang sepi untuk menenangkan diri atau
mencari orang terdekatnya yang biasa
bersama dengannya (teman dekat).
Korban bullying akan merasa
gelisah ketika berdekatan dengan orang
asing yang tidak dirinya kenal dan merasa
sulit untuk melakukan adaptasi. Bullying
secara fisik biasanya berupa tindakan
seperti menonjok, menendang, memukul,
menjambak, membenturkan korban pada
benda keras dan tindakan menyakiti
lainnya yang dapat menimbulkan luka
maupun menyebabkan fisik korban
menjadi cacat bahkan korban juga
dipermalukan di tempat umum. Dari
pengalaman tersebut tidak heran jika
korban bullying masih merekam hal yang
memalukan dan mengerikan di dalam
memori otak mereka yang terkadang
sewaktu-waktu bisa muncul kembali
ketika korban bullying menemui orang
asing atau seseorang yang berkarakter
sama dengan pelaku bullying.
Pengertian bullying menurut
Coloroso yang dikutip dari jurnal
penelitian yang dilakukan oleh
Mahasiswa dari Program Studi Ilmu
Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas
Padjajaran oleh Ela Zain Zakiyah, Sahadi
Humaedi, Meillany Budiarti Santoso
dalam jurnal penelitiannya yang berjudul
“Faktor Yang Mempengaruhi Remaja
Dalam Melakukan Bullying” yang
membaginya menjadi bullying fisik,
verbal dan relasional. Bullying verbal
menurut Coloroso yaitu jenis bullying
yang paling sering ditemui dan umum
digunakan oleh seseorang yang ingin
menyakiti orang lain baik perempuan
maupun laki-laki bullying verbal mudah
dilakukan dan sulit terdeteksi karena
pelaku dengan mudahnya dapat
membisikkan kalimat kasar kepada
korban dengan begitu akan sulit
terdeteksi. Bullying Fisik menurut
Coloroso bullying yang paling nampak
dibandingkan bullying jenis lainnya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
7
karena terdapat bukti yang kuat pada
bagian tubuh korban dan mudah untuk
diidentifikasi. Bullying Relasional
menurut Coloroso adalah bullying yang
dilakukan oleh pelaku dengan cara
mengabaikan korban dengan tanpa
mengeluarkan kata-kata kasar sedikitpun,
jenis bullying ini paling sulit dideteksi
dibandingkan bullying verbal. Yang
terakhir cyberbullying menurut Coloroso
adalah bentuk bullying modern karena
terjadi mengikuti adanya perkembangan
teknologi internet dan sosial media dan
pelaku bullying menyalurkan hasratnya
untk membully korban melalui sosial
media yang saat ini sedang berkembang.
Demikian pengertian dari
pengertian bullying secara verbal dan
secara fisik secara umum. Berikut adalah
definisi bullying berdasarkan jurnal
penelitian skripsi dari Mahasiswa
Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang berjudul Dinamika
Psikologis Korban Bullying Pada Remaja
yang dilakukan oleh Leli Nurul Ikhsani.
Menurut Olweus bullying yaitu
merupakan perilaku agresif yang
memiliki tujuan atau niat awal untuk
menyakiti seseorang serta membuat
korban merasa kesulitan dengan waktu
yang secara berulang.
Sedangkan pengertian bullying
menurut Alexander definisi bullying
adalah masalah umum yang memerlukan
adanya perhatian alasanya karena
perasaan dari korban bullying akan
mengalami depresi serta timbul rasa
kurang percaya diri.
Bullying secara verbal dan
bullying fisik merupakan bullying yang
telah lama terjadi namun baru-baru ini
terdapat kasus bullying dengan cara yang
berbeda karena mengikuti perkembangan
teknologi yang semakin canggih yaitu
pelaku melakukan bullying kepada
korban akan tetapi pelaku dan korban
tidak saling bertatap muka atau tidak
bertemu secara langsung tindakan ini
hanya dapat dilakukan untuk menyakiti
perasaan korban dan membuat malu
korban pada dunia maya sedangkan
bullying dengan cara verbal dan fisik
sering dapat ditemui kasusnya pada dunia
nyata akan tetapi bullying yang melalui
dunia maya juga akan terjadi dengan
nyata jika pelaku menemui korban secara
langsung atau membujuk korban dan
merayu korban melalui dunia maya untuk
diajak bertemu. Bullying melalui dunia
maya disebut cyberbullying.
Pengertian cyberbullying secara
umum adalah tindakan bullying dengan
cara melukai perasaan korban dengan
mempermalukan korban dan melontarkan
kalimat kasar kepada korban melalui
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
8
penggunaan sosial media seperti
facebook, twitter, instagram, path, dan
sosial media lainnya tidak hanya
merundung korban melalui sosial media
akan tetapi pelaku akan lebih bersifat
berbahaya dengan mengancam korban
seperti menyebarkan fitnah, menyebarkan
video tidak senonoh dengan mengedit
mengganti wajah korban tersebut,
kejahatan yang terjadi pada cyberbullying
tidak hanya pada ancaman yang
dilakukan oleh pelaku namun juga
serangan berupa teror yang membuat
korban bullying menjadi resah.
Cyberbullying menurut jurnal penelitian
skripsi yang dilakukan oleh Mahasiswa
Universitas Airlangga yang berjudul
“Cyberbullying di Kalangan Pelajar
SMP” yang dikemukakan oleh Ahmad
Frisky Taufany Mahasiswa dari
Universitas Airlangga Prodi Sosiologi
yaitu tindakan yang terjadi pada anak
atau remaja dan pelakunya adalah teman
sebaya media penyalurnya adalah melalui
dunia cyber (internet) istilah lainnya
adalah dunia maya merupakan kejadian
dimana seorang anak atau remaja dicaci
maki, dihina, diintimidasi serta
dipermalukan oleh remaja lain melalui
media internet, teknologi digital dan
telepon seluler.
Pengertian lain dari cyberbullying
menurut jurnal penelitian yang berjudul
“Regulasi Emosi dan Kelompok Teman
Sebaya Pelaku Cyberbullying” penelitian
yang dilakukan oleh Mahasiswa dari
Fakultas Psikologi Universitas Gajah
Mada yaitu Mutia Mawardah dan MG.
Adiyanti. Cyberbullying merupakan
bullying yang terjadi ketika seseorang
menggunakan media komunikasi berupa
email, ponsel, pesan teks, pesan singkat,
website pribadi serta sosial media yang
berupa facebook, twitter, instagram,
game online, dan sosial media lainnya
yang dapat digunakan untuk menyerang
dan merugikan orang lain dengan sengaja
secara berulang kali.
Kasus bullying yang semakin
menyebar hingga ke anak-anak sekolah
tingkat dasar seperti SD membuat
khawatir dan resah para orang tua dan
sangat membuat khawatir pada tenaga
pendidik di sekolah sebab jika terjadi
kasus bullying pada siswa tingkat sekolah
dasar maka tenaga pendidik tersebut
dinyatakan telah gagal dalam mendidik
siswanya karena siswa didiknya telah
menjadi pelaku bullying. Dari banyaknya
kasus bullying yang telah ditemukan di
Indonesia telah tercatat menurut hasil dari
jurnal penelitian yang telah dilakukan
oleh Mahasiswa psikologi dari
Universitas Indonesia Advent, Bandung
oleh Mangadar Simbolon yang berjudul
“Perilaku Bullying pada Mahasiswa
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
9
Berasrama” terdapat data yang
menunjukkan bahwa terjadi adanya kasus
bullying pada bulan Januari hingga bulan
Juni pada tahun 2007, menurut data
Komisi Nasional Perlindungan Anak
memperoleh laporan 326 kasus bullying
yang terjadi di wilayah Jabodetabek.
Anak yang rentan mengalami
bullying cenderung memiliki sifat
tertutup dan enggan untuk melakukan
banyak komunikasi dengan orang lain
(menutup diri), terlihat lemah, wajah
pucat, selalu murung ketika diajak
berbicara tatap muka, kontak mata tidak
pernah tertuju pada lawan bicara
(menunduk) karena korban bullying
merasa tidak nyaman berbicara dengan
orang baru.
Bullying dapat terjadi karena
adanya hubungan antara pelaku dengan
korban. Hubungan yang dimaksud adalah
adanya kejadian yang membuat pelaku
menjadi geram dan menyimpan dendam
kepada korban sehingga pelaku
melakukan tindakan bullying yang
disertai dengan kekerasan fisik.
Adanya kasus tindakan bullying
tidak hanya disebabkan oleh kepribadian
pelaku yang memiliki jiwa sadis dan
menyukai akan kekerasan akan tetapi
tindakan bullying bisa terjadi karena ulah
atau tingkah laku dari korban yang
menyebabkan pelaku terpancing emosi
untuk menyerang korban dengan cara
mempermalukan korban di depan umum
atau menyerang korban melalui sosial
media yang saat ini disebut cyberbullying
serta melontarkan kata-kata kasar,
makian, labelling (pemberian nama yang
buruk terhadap korban) bahkan pelaku
tidak segan untuk mengancam korban
dan membuat korban merasa resah setiap
waktu.
Ciri-ciri anak atau seseorang yang
rentan menjadi pelaku bullying adalah
seseorang yang memiliki banyak anggota
kelompok (genk), memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain untuk
diajak melakukan bullying kepada orang
lain selain anggota kelompoknya atau
seseorang yang menurutnya derajatnya
lebih rendah dari si pelaku bullying,
memiliki sifat pemberani serta
pemberontak, menjadi seseorang yang
ditakuti dilingkungannya. Sedangkan
anak yang rentan menjadi korban
bullying memiliki ciri-ciri yaitu lemah,
pengecut, berasal dari keluarga atau
golongan yang tidak mampu, tidak
pandai dalam menjalin komunikasi
dengan orang lain, sulit untuk
mempengaruhi orang lain.
Berdasarkan jurnal penelitian dari
Nurul Hidayati Mahasiswa psikologi dari
Universitas Muhamadiyah Gresik yang
berjudul “Bullying pada Anak: Analisis
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
10
dan Alternatif Solusi” pada karakteristik
anak yang menjadi pelaku bullying
memiliki karakteristik yang dikemukakan
oleh The National School Savety Center
(NSSC) USA anak pelaku bullying
memiliki karakteristik yang agresif,
destruktif serta menikmati dominasi
terhadap anak yang di bully.
Sedangkan karakteristik yang
dimiliki oleh anak korban bullying yaitu
bisa diakibatkan dari asal budaya atau
etnik yang berbeda dapat dikatakan unik
dari yang lain sehingga ia menjadi objek
sasaran dari pelaku. Sedangkan
karakteristik yang dimiliki oleh pelaku
bullying yaitu seseorang yang memiliki
penampilan berbeda dan memiliki
kebiasaan yang berbeda dari lainnya bisa
dikatakan unik sehingga pelaku bullying
tertarik untuk mengganggu korban yang
dimaksud berbeda adalah dapat dilihat
dari budaya, etnik, dan ras serta apa yang
dilakukan oleh korban bullying berbeda
dari yang lain bisa jadi korban bullying
mengalami kebutuhan khusus namun
korban bullying tidak melulu selalu
mengalami kekurangan pada dirinya akan
tetapi juga kelebihan yang tidak biasa
pada diri si korban bullying juga
membuat pelaku menjadi terpancing
untuk menyakiti si korban karena pelaku
bullying tidak dapat melakukan atau
meraih apa yang telah si korban lakukan
misalnya si korban bullying merupakan
seorang siswa atau mahasiswa yang
berprestasi ia dibully oleh si pelaku
karena pelaku merasa iri karena tidak
dapat melakukan apa yang telah dicapai
oleh korban bullying maka dari itu untuk
melampiaskan emosi pelaku memilih
untuk menyerang korban dengan
memberikan cacian serta kalimat yang
kasar kepada korban dan jika pelaku
merasa kurang puas menyakiti korban
hanya dengan cacian maka pelaku
bullying menambahkan dengan tindakan
yang menyakiti fisik korban bullying.
Kasus bullying yang sering
masyarakat temui di setiap sekolah
maupun lingkungan sekitar ternyata tidak
hanya terjadi disitu saja bahkan pada
Perguruan Tinggi sekalipun bullying
kerap kali terjadi pada acara tahunan
yaitu pada acara penyambutan mahasiswa
baru yang dikenal dengan sebutan ospek
atau singkatan dari orientasi pengenalan
kampus yang artinya mahasiswa diajak
untuk turut serta mengikuti acara tersebut
yang tujuannya adalah untuk
mengenalkan kepada mahasiswa baru
agar lebih mengenal lingkungan di
kampusnya serta mengenalkan akan
organisasi maupun bidang yang nantinya
akan diikuti oleh mahasiswa baru untuk
mengembangkan bakatnya selama belajar
di kampus tersebut dibalik tujuan bidang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
11
dan organisasi yang akan diikuti oleh
mahasiswa baru juga terdapat tujuan lain
yaitu agar mahasiswa baru mampu
menyumbangkan sebuah prestasi untuk
mengharumkan dan membanggakan
nama kampus serta fakultas, prodi tempat
mereka selama belajar di kampus,
sebenarnya pelaksanaan kegiatan ospek
sangatlah bermanfaat bagi mahasiswa
baru akan tetapi sangat disayangkan
karena mahasiswa senior atau sebagai
Panitia ospek salah penggunaan yang
dimaksud dari salah penggunaan adalah
mahasiswa menggunakan kegiatan ospek
justru sebagai ajang balas dendam kepada
mahasiwa baru karena Panitia ospek
merasa dahulu ia pernah mendapat
perlakuan tidak baik dari seniornya.
Perlakuan tidak baik yang terus ada
secara turun temurun tersebut merupakan
kegiatan ospek yang diisi oleh Panitia
Ospek dengan kegiatan yang berisi
bullying dan kekerasan yang dilakukan
Panitia ospek terhadap Mahasiswa baru.
Kegiatan pelaksanaan ospek pada
sebuah Perguruan Tinggi baik Negeri
maupun swasta setiap kegiatan ospek
tentu memiliki tingkatan atau kegiatan
yang berbeda tujuannya agar pihak
kampus lebih mudah untuk mengenalkan
kepada Mahasiswa baru. Tingkatan atau
kegiatan yang berbeda pada pelaksanaan
kegiatan ospek Perguruan Tinggi terdapat
tiga tingkatan di posisi pertama
Mahasiswa baru haruslah melewati tahap
pelaksanaan kegiatan ospek Universitas.
Pelaksanaan serta penyelenggara kegiatan
ospek Universitas diadakan oleh pihak
Universitas untuk menangani segala
kegiatan baik perencanaan kegiatan serta
biaya yang digunakan untuk mendukung
jalannya suatu kegiatan pada ospek
Universitas.
Biasanya kegiatan ospek yang
dilaksanakan oleh Universitas
memberikan kegiatan yang bersifat
santai, tidak menegangkan,
menyenangkan dan berkesan bagi
Mahasiswa baru. Pelaksanaan kegiatan
ospek Universitas difokuskan pada tujuan
untuk mengenalkan lebih dalam kepada
Mahasiswa baru mengenai program
pembelajaran, penyediaan fasilitas dan
lain sebagainya yang berkaitan dengan
pelayanan kampus. Tahap ospek
berikutnya yang harus dilewati oleh
mahasiswa baru adalah ospek Fakultas,
kegiatan ospek fakultas berisi kegiatan
yang mengenalkan mahasiswa baru lebih
dalam mengenai fakultas mereka yang
mereka jadikan sebagai tempat belajar
mereka selama duduk di bangku kuliah,
sifat dari kegiatan ospek fakultas mulai
terlihat menegangkan bagi mahasiswa
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
12
baru karena terdapat kegiatan yang
sifatnya menekan bagi mahasiswa baru.
Dan di tahap terakhir mahasiswa
baru haruslah mengikuti kegiatan ospek
tingkat Prodi atau yang biasa dikenal
dengan ospek jurusan. Kegiatan
pelaksanaan ospek jurusan juga
merupakan tantangan yang harus dilewati
bagi Mahasiswa baru karena didalam
kegiatan ospek jurusan sering kali
ditemui lebih ekstrim dibandingkan
ospek Fakultas karena kegiatan dapat
dilaksanakan di luar kota.
Kegiatan pelaksanaan ospek dapat
menimbulkan bullying dan kekerasan
yang dapat dilakukan oleh Panitia ospek
kepada Mahasiswa baru melalui kegiatan
yang telah dirancang oleh Panitia ospek
sebagai panitia pelaksana kegiatan ospek
baik ospek Fakultas maupun ospek
Universitas. Pengertian bullying dan
kekerasan memiliki definisi yang berbeda
tindakan bullying secara umum lebih
didasarkan pada kalimat verbal yang
lebih menyakitkan yang akan dilontarkan
oleh pelaku kepada korban dan
cenderung memainkan perasaan korban
bullying namun jika pelaku merasa
kurang puas menyakiti perasaan korban
maka ia juga akan menyakiti fisik korban
sebenarnya hampir sama antara bullying
dengan kekerasan akan tetapi bullying
lebih menyakiti ke perasaan korban yang
disusul dengan tindakan kekerasan.
Sedangkan pengertian kekerasan yaitu
tindakan yang hanya didasarkan oleh
pelaku kepada korban lebih kepada
menyerang dan menyiksa fisik korban
saja.
Berikut pengertian kekerasan
menurut jurnal penelitian yang berjudul
“Reproduksi Kekerasan Dalam Relasi
Antara Mahasiswa Senior dan Mahasiswa
Junior” kekerasan memiliki definisi yaitu
tindakan yang melukai, membunuh,
merusak dan menghancurkan lingkungan,
namun kekerasan tidak selalu terjadi
secara kasat mata dalam bentuk
penganiayaan atau pembunuhan seperti
terjadinya tindakan kekerasan yang
terjadi secara halus namun mematikan.
Layaknya konflik yang tidak harus
terlihat dalam relasi sosial yang kasat
mata.
Kekerasan dalam perspektif Johan
Galtung terdapat tiga dimensi kekerasan
yaitu kekerasan struktural, kekerasan
kultural, kekerasan langsung, berikut
pengertiannya:
a) Kekerasan Struktural :
Rasa ketidakadilan yang
diciptakan pada suatu sistem yang
menyebabkan individu tidak
mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya (human needs) yaitu
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
13
merupakan konsep kekerasan
struktural (structural violence).
b) Kekerasan Langsung (Direct
Violence)
Sering terjadi pada kasus
kekerasan yang menyakiti orang
lain dengan cara melukai orang
lain di tubuhnya sehingga
meninggalkan bekas luka dan
dapat dikenali jenis kekerasannya
dilihat berdasarkan bekas luka
yang terdapat ditubuhnya
misalnya terdapat luka memar
diwajah seseorang menunjukkan
bahwa ia telah dipukul atau
ditampar oleh orang lain.
Kekerasan tersebut tidak hanya
dilakukan antar individu saja
bahkan bisa individu dengan
kelompok (kasus tersebut sering
terjadi pada anggota genk atau
komunitas yang merasa memiliki
kewenangan sehingga ia merasa
berkuasa dan melakukan
penindasan kepada individu yang
lemah tidak memiliki kewenangan
maupun kuasa), antar kelompok
(kekerasan tersebut dapat ditemui
pada tawuran antar pelajar di
sekolah. Kerusuhan, anacaman
atau terror dari kelompok lain
dapat menyebabkan ketakutan dan
trauma pada psikis seseorang hal
tersebut merupakan jenis
kekerasan secara langsung.
c) Kekerasan Budaya
Merupakan motor dari kekerasan
struktural dan langsung. Kekerasan
budaya dapat menggunakan dua jenis
kekerasan tersebut didalamnya.
Kekerasan budaya muncul dari konflik
yng memicu terjadinya produksi
kebencian, ketakutan dan kecurigaan.
Kekerasan budaya merupakan hasil
konstruksi dari masyarakat.
KERANGKA TEORI
a. Kekerasan Simbolik
Kekerasan simbolik merupakan
ide teoritis bourdieu yang utama. Konsep
ini merupakan upaya aktor-aktor sosial
dominan yang menerapkan makna sosial
dan realitas yang diinternalisasikan
kepada aktor lain sebagai hal yang
natural, justru makna sosial tersebut
dianggap benar oleh aktor lain tersebut.
Kekerasan simbolik tidak dapat dirasakan
atau dianggap sebagai bentuk kekerasan
sehingga kekerasan ini dapat berjalan
dengan lancar pada praktik dominasi
sosial. Kekerasan simbolik memiliki ciri
yang bersifat memaksa dengan tujuan
agar mendapatkan kepatuhan yang secara
tidak dirasakan maupun disadari sebagai
paksaan yang bersandar pada harapan
kolektif dari kepercayaan yang sudah
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
14
tertanam secara sosial. Kekerasan
simbolik mekanismenya dengan cara
“penyembunyian kekerasan” yang
dimiliki menjadi sesuatu yang diterima
dan dianggap sebagai sesuatu yang
harusnya demikian.
b. Kekerasan dan Kekuasaan
Menurut Bourdieu kekerasan
berada dalam lingkup kekuasaan. Yang
berarti merupakan praktik dari sebuah
kekuasaan. Dikatakan kekerasan
merupakan praktik dari sebuah kekuasaan
ketika suatu kelas mendominasi kelas
yang lain, dari proses dominasi demikian
menghasilkan suatu kekerasan.
Kekerasan muncul digunakan untuk
melangsungkan tradisi kekerasan yang
berupa penekanan sebagai tradisi dari
praktik kekuasaan. Jadi keterkaitan antara
kekuasaan dan kekerasan merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan. Modal
simbolik merupakan mediasi dari
hubungan antara kekuasaan dan
kekerasan tersebut. yang tidak dapat
dipisahkan.
c. Pengetahuan Sebagai Bentuk
Kekuasaan (Michael Foucault)
Fokus utama dari Foucault
pertama adalah bentuk pengetahuan
dalam spesifik. Sebuah disiplin dari
waktu ke waktu melainkan sejarah
pengetahuan spesifik sebagai sebuah
episteme, yaitu bentuk pengetahuan yang
otoritatif pada suatu masa tertentu.
Foucault berusaha menangkap disposisi
pengetahuan atas maknanya terhadap
normalitas sebagai lawan dari
abnormalitas atau kegilaan. Pemantapan
pengetahuan sehingga ia menjadi khas,
melibatkan berlangsungnya operasi
kekuasaan yang tidak lepas dari
bagaimana pengetahuan yang ilmiah
berelasi dengan pengetahuan awam.
d. Habitus (Pierre Bourdieu)
Yaitu sebagai pengkondisian yang
dikaitkan dengan syarat-syarat
keberadaan suatu kelas pengertian habitus
selebihnya adalah hasil keterampilan
yang menjadi tindakan praktis atau tidak
selalu disadari yang kemudian
diterjemahkan menjadi suatu kemampuan
yang kelihatannya alamiah dan
berkembang dalam lingkungan sosial
tertentu.
e.Resistensi (James Scott)
Resistensi menurut Scott yaitu
dimaksudkan utuk memperkecil atau
menolak klaim yang diajukan kelas
dominan atau mengajukan klaim mereka
sendiri dalam menghadapi kelas
dominan.
METODE PENELITIAN
1.6 Metode Penelitian
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
15
1.6.1 Perspektif dan Tipe
Penelitian
Fokus dan tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memahami bagaimana
pelaksanaan ospek yang diadakan setiap
tahun di Universitas Airlangga untuk
acara penyambutan mahasiswa baru
terselip adanya bullying maupun
kekerasan baik pada ospek Universitas,
Fakultas, dan Prodi yang dilakukan oleh
senior kepada juniornya. Pertanyaan pada
studi ini dapat dijawab dengan
menggunakan paradigma Definisi Sosial
yang berusaha untuk memahami serta
menjelaskan perilaku mahasiswa senior
dengan mahasiswa baru (junior).
Penelitian ini, peneliti menggunakan tipe
penelitian kualitatif deskriptif yang
termasuk pada penelitian kualitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui fenomena dibalik adanya
pelaksanaan ospek serta mengungkap
fakta yang ada dan hal lainnya yang
dirasa ganjal.
Penelitian tentang „‟Ospek di Kalangan
Mahasiswa Universitas Airlangga’’
Pada mahasiswa baru dalam
pelaksanaan tingkat Fakultas tipe
penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif dengan tipe
penelitian deskriptif menurut Bogdan dan
Taylor mengenai “Ospek di Kalangan
Mahasiswa Universitas Airlangga” dapat
digali sumber informasinya lebih detail
menggunakan indepth interview
(pertanyaan mendalam). Alasan dari
peneliti menggunakan wawancara
mendalam untuk mengetahui realitas
yang terjadi pada kegiatan pelaksanaan
ospek di Universitas Airlangga dari
keseluruhan. Peneliti ingin mengetahui
makna bagi mahasiswa baru yang
mengikuti ospek tingkat Fakultas dan
mencoba untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana bentuk kekerasan yang terjadi
pada ospek tingkat Fakultas serta ingin
mengetahui bagaimana bentuk
perlawanan yang dilakukan oleh
Mahasiswa baru kepada Panitia ospek
ketika mendapat pressing serta untuk
melihat bagaimana bullying dan
kekerasan yang terjadi pada ospek tingkat
Fakultas.
1.6.2 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan yang
digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik purposive.
Purposive merupakan teknik penentuan
informan yang fokus kepada tujuan
peneliti yang telah ditentukan kriteria
subjek penelitiannya. Yang artinya dalam
pemilihan informan tidak semua orang
dapat dijadikan sebagai sumber informasi
untuk pengisian data.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
16
1.6.3 Jenis Informan
Jenis informan yang digunakan
oleh peneliti pada penelitian ini adalah :
Informan Subjek adalah seseorang yang
memiliki pengalaman atau pernah
mengalami secara langsung terkait
peristiwa yang diteliti. Pada penelitian ini
informan subyek yang digunakan adalah
mahasiswa baru yang sedang mengikuti
ospek fakultas dan terindikasi bullying.
Informan Kunci Sekaligus Sebagai
Informan Pendukung
adalah seseorang yang membantu
lancarnya penelitian dan mampu
memberikan informasi yang terkait untuk
memberikan dukungan jawaban. Pada
penelitian ini informan kunci yang
digunakan adalah mahasiswa baru
angkatan tahun 2017 yang pernah
mengikuti ospek fakultas. Pada penelitian
kualitatif di awal tidak dapat menentukan
jumlah informan, namun peneliti dapat
menghentikan suatu penelitian ketika
penelitiannya tidak menemukan variasi
data. Tetapi untuk jenis informan dapat
ditentukan di awal penelitian.
1.6.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan
untuk memperoleh informasi terkait
dengan data yang diperlukan oleh peneliti
mengenai “Bullying dan Kekerasan”
(Studi Kualitatif Ospek Fakultas di
Universitas Airlangga). Adalah di
Universitas Airlangga Surabaya. Alasan
peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat
penelitian karena di Universitas
Airlangga setiap tahun selalu
mengadakan ospek baik ospek
Universitas, Fakultas maupun Prodi
untuk penyambutan mahasiswa baru
tetapi didalam sebuah ospek, budaya
bullying dan kekerasan nampaknya tidak
pernah terlewatkan dalam setiap acara.
Panitia ospek mungkin saja mengemas
serangkaian kegiatan yang menuju ke
ranah kekerasan dalam hal ini peneliti
ingin melihat masih adakah bullying dan
kekerasan pada ospek di tingkat Fakultas.
Selain itu peneliti juga ingin mengetahui
adakah bentuk perlawanan yang
dilakukan oleh Mahasiswa baru ketika ia
mendapat tekanan dari Panitia ospek serta
bagaimana bentuk kekerasan yang
dilakukan pada ospek Fakultas.
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah
a. Pertanyaan Mendalam (indepth
interview)
Merupakan proses untuk menggali
informasi dengan tanya jawab antara
peneliti dan informan bertemu secara
langsung. Pada indepth interview peneliti
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
17
dapat menggunakan pedoman wawancara
bahkan tidak menggunakan sekalipun
tidak menjadi masalah, penggunaan
teknik ini membutuhkan waktu yang
cukup lama sebab peneliti harus kembali
menemui informan hingga beberapa kali
kepada informan untuk mendapat
informasi yang akurat.
b. Observasi
Merupakan kegiatan terjun langsung
ke lapangan untuk melakukan
pengamatan terhadap kehidupan
Informan. Tahap ini dapat dilakukan
bersamaan dengan saat melakukan
wawancara mendalam dengan begitu
peneliti dapat mengamati perilaku
maupun gerak-gerik Informan, selain itu
peneliti juga dapat mengamati kondisi
lingkungan sekitar informan. Observasi
yang dilakukan untuk mengetahui lebih
jelas bagaimana kegiatan mahasiswa
dikampus sehari-hari.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan saat
wawancara sedang berlangsung dengan
informan. Yaitu pengambilan gambar
untuk kegiatan dokumentasi selain
wawancara, ditambah dengan
dokumentasi kondisi gambaran lokasi
saat peneliti sedang bertatap muka
langsung dengan informan.
1.6.6 Analisis Data
Pada proses analisis data yang digunakan
untuk mengkaji permasalahan “Bullying
dan Kekerasan
(Studi Kualitatif Ospek Fakultas di
Universitas Airlangga)” tahap yang
digunakan adalah menggunakan tahap
scalling measurement pada tahap ini
langkah awal yang.digunakan adalah
membuat transkrip.
Pada dasarnya transkrip
merupakan data yang berbentuk tulisan
secara lengkap mengenai informasi yang
telah diberikan dari informan kepada
peneliti berdasarkan hasil panca indera
(melihat dan mendengar) dengan baik
ketika informan sedang memberikan
informasi dan melakukan perekaman
suara sebagai media utama agar dapat
didengarkan kembali hasil wawancara
ketika peneliti kurang konsentrasi dalam
mendengarkan selain itu untuk
mengindari kesalahan ketika melakukan
pengisian data.
Hasil Penelitian
Makna bullying yang terjadi pada
pelaksanaan kegiatan ospek Fakultas
angkatan tahun 2017 dan 2018 berupa
bentakan.
a) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan subjek menurut
Rofadan Mina Arsyada mengenai
tentang makna bullying berupa
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
18
bentakan adalah termasuk suatu
tindakan bullying karena bentakan
yang dilakukan oleh Panitia ospek
kepada Mahasiswa baru dilakukan
pada waktu yang sangatlah tidak
tepat atau tidak wajar (melebihi
ambang batas norma yang bisa
dibilang kurang
berperikemanusiaan). Panitia
ospek yang bekerja sebagai tim
disiplin pada ospek Fakultas
Hukum kurang memperhatikan
situasi dan kondisi saat
melakukan bentakan terhadap
Mahasiswa baru seperti
melakukan bentakan yang diikuti
dengan bahasa tubuh yang
menggebrak pintu pada saat jam
istirahat dan saat Mahasiswa baru
sedang makan. Bentakan boleh
terjadi asalkan tetap
memperhatikan nilai dan norma
yang berlaku di Masyarakat.
(Rofadan Mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan subjek menurut
Maulidatun Nafisa mengenai
tentang makna bullying adalah
bentakan yang dilakukan oleh
Panitia ospek merupakan bullying
karena menurut Informan hanya
akan membuat mental Mahasiswa
baru menjadi down dan hanya
akan mengingat kegiatan terdapat
bentakan saja bukan malah
mengingat kegiatan yang
mengandung unsur positifnya.
Bahkan Informan terkadang juga
masih mengingat jelas masa
orientasi Fakultas yang
membuatnya ketakutan seperti
dari cara bagaimana komdis
memasuki ruangan kemudian
marah-marah tidak jelas kepada
Mahasiswa baru. (Maulidatun
Nafisa, 19 tahun Fakultas
Kesehatan Masyarakat 2017).
c) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan subjek menurut
Supriyadi mengenai tentang
makna bullying adalah imbang
yang artinya bisa dilihat dari dua
sisi bisa dikatakan bullying jika
bentakan tersebut terjadi pada
korban yang mentalnya mudah
down dan bisa dikatakan bukan
bullying ketika terjadi pada
korban yang menganggap
bentakan merupakan hal yang
biasa. Karena setiap orang
memiliki pemikiran yang tidak
sama.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
19
d) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan subjek menurut
Khotimah mengenai tentang
makna bullying berupa bentakan
adalah Mahasiswa baru terlalu
disalahkan oleh Panitia ospek
dalam hal mengerjakan tugas dan
terdapat ketidak adilan yang
dialami oleh Mahasiswa baru
termasuk Informan yang juga
merasa tidak di hargai hasil
kerjanya.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
e) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan pendukung
menurut Mardhawa mengenai
tentang makna bullying berupa
bentakan yang terjadi pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas Keperawatan 2017 yaitu
Menurut Informan ketika Panitia
ospek melakukan bentakan akan
tetapi tidak mengeluarkan kata
kasar seperti menjuluki
Mahasiswa baru dengan nama
binatang atau pisuhan masih
dianggap wajar akan tetapi jika
sudah diluar batas wajar seperti
telah mengeluarkan kata kasar
kepada Mahasiswa baru dan
pisuhan maka bentakan tersebut
dianggap merupakan bullying.
(Mardhawa, 19 tahun Fakultas
Keperawatan 2017).
f) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan Subjek menurut
Faiz mengenai tentang makna
bullying berupa bentakan yang
terjadi pada pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas Kedokteran 2017
yaitu bentakan bisa dikatakan
bullying ketika bentakan tersebut
mengandung ucapan kata kasar
dan ditambah dengan tindakan
yang menyakiti fisik Mahasiswa
baru.
(Faiz, 17 tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
g) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan Pendukung
menurut Vita mengenai tentang
makna bullying berupa bentakan
yang terjadi pada pelaksanaan
kegiatan ospek Fakultas Ilmu
Budaya 2017 yaitu tidak berbeda
dengan jawaban dari Informan
lain bentakan yang dianggap
bullying adalah bentakan yang
mengeluarkan kata kasar kepada
korban.
(Vita, 19 tahun Fakultas Ilmu
Budaya 2017).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
20
Bentuk Perlawanan atau
Kekerasan dari Mahasiswa baru pada
Kegiatan Ospek
a) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Rofadan Mina
mengenai Bentuk perlawanan dari
Mahasiswa baru kepada Panitia
ospek ketika Mahasiswa baru
mendapat tekanan dari Panitia
ospek pada kegiatan ospek
Fakultas Hukum adalah terdapat
adanya perlawanan antara
Mahasiswa baru kepada Panitia
ospek pada hari terakhir hingga
menyebabkan luka pada Panitia
ospek perempuan akan tetapi hal
tersebut terjadi karena Mahasiswa
baru tidak sengaja melakukannya.
(Rofadan mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Maulidatun Nafisa
mengenai Bentuk perlawanan dari
Mahasiswa baru kepada Panitia
ospek ketika Mahasiswa baru
mendapat tekanan dari Panitia
ospek pada kegiatan ospek
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017 yaitu Mahasiswa baru pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat
ketika mendapatkan tindakan
kekerasan dari Panitia ospek
mereka tidak melakukan
perlawananan sama sekali karena
takut menambah masalah jika
melakukan perlawanan terhadap
Panitia ospek.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Khotimah mengenai
Bentuk perlawanan dari
Mahasiswa baru kepada Panitia
ospek ketika Mahasiswa baru
mendapat tekanan dari Panitia
ospek pada kegiatan ospek
Fakultas Sains dan Teknologi
2018 yaitu terdapat perlawanan
dari Mahasiswa baru akan tetapi
bentuk perlawanan tersebut hanya
berupa lisan tidak sampai
mengandung unsur kekerasan atau
menyakiti Panitia ospek.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
d) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Supriyadi mengenai
Bentuk perlawanan dari
Mahasiswa baru kepada Panitia
ospek ketika Mahasiswa baru
mendapat tekanan dari Panitia
ospek pada kegiatan ospek
Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik 2017 yaitu terdapat
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
21
perlawanan dari Mahasiswa baru
kepada Panitia ospek akan tetapi
perlawanan tersebut hanya
dilakukan oleh Mahasiswa baru
yang hanya berani berbicara di
depan umum.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
e) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Faiz mengenai Bentuk
perlawanan dari Mahasiswa baru
kepada Panitia ospek ketika
Mahasiswa baru mendapat
tekanan dari Panitia ospek pada
kegiatan ospek Fakultas
Kedokteran 2017 yaitu beberapa
Mahasiswa baru yang berani
untuk berbicara di depan mereka
bersatu untuk memulai adu mulut
atau membangkang kepada
Panitia ospek karena mereka
mulai merasa kesal karena sering
didesak dengan pertanyaan yang
jelas belum dimengerti oleh
Mahasiswa baru.
(Faiz, 17 Tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Bentuk Bullying dan Kekerasan
Pada Pelaksanaan Kegiatan Ospek
tahun 2017 dan 2018.
a) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Rofa mengenai Bullying
pada pelaksanaan kegiatan ospek
tahun 2018 pada Fakultas Hukum
tahun 2018 pada Fakultas Hukum
yaitu terdapat bullying berupa
bentakan dan dibarengi dengan
tindakan menggebrak pintu ketika
Mahasiswa baru sedang makan
siang saat jam istirahat.
(Rofadan Mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Maulidatun Nafisa
mengenai bullying pada kegiatan
ospek tahun 2017 pada Fakultas
Kesehatan Masyarakat yaitu
terdapat bullying berupa bentakan
yang membuat informan menjadi
trauma sampai sekarang.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Khotimah mengenai
Bullying pada pelaksanaan
kegiatan ospek tahun 2018 pada
Fakultas Sains dan Teknologi
yaitu Mahasiswa baru selalu
disalahkan oleh Panitia ospek
dengan membentak dan
menggunakan bahasa tubuh
seperti dipelototin.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
22
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
d) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Supriyadi mengenai
Bullying pada pelaksanaan
kegiatan ospek tahun 2017 pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik yaitu terdapat bullying
Mahasiswa baru informan
mendapat ejekan dari panitia
ospek seperti dikatakan banci dan
sebagainya kalimat yang
menyakiti perasaan informan.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
e) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Faiz mengenai Bullying
pada pelaksanaan kegiatan ospek
tahun 2017 pada Fakultas
Kedokteran yaitu Panitia ospek
menindas Mahasiswa baru dengan
pertanyaan yang sulit dijawab
oleh Mahasiswa baru karena
memang pertanyaan yang
diajukan begitu sulit atau
pertanyaan untuk Mahasiswa
kedokteran yang sudah pada
tingkatan semester yang lebih
tinggi.
(Faiz, 19 tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Alur kegiatan pada pelaksanaan
kegiatan ospek tahun 2017 dan 2018.
a) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Rofadan Mina
mengenai alur kegiatan ospek
tahun 2018 pada Fakultas Hukum
yaitu kegiatan yang dilakukan
oleh informan dari hari pertama
hingga terakhir yaitu hanya
pemberian materi dan pengecekan
kelengkapan atribut tidak ada
kegiatan lain seperti kegiatan
semacam games dan kegiatan
semacam hiburan lainnya.
(Rofadan Mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Maulidatun Nafisa
mengenai alur kegiatan ospek
tahun 2017 pada Fakultas
Kesehatan Masyarakat yaitu
Terdapat banyak kegiatan
diantaranya kegiatan pengenalan
Fakultas pada setiap kelas dan di
kegiatan yang kedua terdapat
kegiatan penugasan bem Fakultas,
kegiatan display ormawa serta
yang ke empat adalah kegiatan
base camp. Kegiatan untuk acara
penutupan adalah say hore-hore
dan diselipi oleh kegiatan ice
breaking.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
23
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Khotimah mengenai
alur kegiatan ospek tahun 2018
pada Fakultas Sains dan
Teknologi adalah pada kegiatan
ospeknya kegiatannya berupa
pengecekan chatt kating yang
artinya tugas tersebut adalah
setiap Mahasiswa baru harus
menyapa atau mengajak
berkenalan Panitia ospek lawan
jenis melalui via chatt entah itu
whatsapp, line, dm Instagram dan
via aplikasi lainnya yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi,
setelah chatt lalu mengajak
bertemu untuk foto bareng.
Kegiatan berikutnya adalah
kegiatan membuat essai.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
d) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Supriyadi mengenai alur
kegiatan ospek tahun 2017 pada
Fakultas Sosial dan Ilmu Politik
yaitu pada hari pertama terdapat
kegiatan pembukaan yang
sebelumnya semua Mahasiswa
baru dikumpulkan oleh di
lapangan oleh BEM kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan
pengecekan barang yang didalam
kegiatan tersebut sie kedisiplinan
memulai pengecekan semua
atribut maupun kelengakapan
barang yang dibawa oleh
Mahasiswa baru setelah
pengecekan semua Mahasiswa
baru memasuki ruangan untuk
mendengarkan materi hingga sore
untuk kegiatan di hari kedua juga
sama kegiatannya namun tidak
menggunakan pembukaan dan
apel segala macam seperti pada
saat di hari pertama namun di hari
kedua terdapat adanya briefing
diadakan acara. Dan untuk
kegiatn di hari ketiga terakhir
kegiatan ospek terdapat adanya
simulasi seperti demo dan
kegiatan sosial yang dilanjutkan
dengan penutupan.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
e) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan Faiz mengenai alur
kegiatan ospek tahun 2017 pada
Fakultas Kedokteran yaitu banyak
kegiatan yang bersifat akademis
yaitu pemberian materi dan
sharing antar Mahasiswa alumni
atau senior kepada Mahasiswa
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
24
baru mengenai kehidupan di
kampus dan mengajari kegiatan
yang masuk pada bidang non
akademis yaitu PPGD
(Pertolongan Pertama Gawat
Darurat).
(Faiz, 19 tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Manfaat dari Setelah
diadakannya pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas pada Mahasiswa baru
angkatan tahun 2017 dan 2018 untuk
Perkuliahan.
a) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut Rofa
Mina mengenai tentang
diadakannya pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas Mahasiswa baru
angkatan 2018 untuk hal
perkuliahan sangat memberikan
manfaat terutama pada hal
kedisiplinan karena di Fakultas
Hukum nilai kedisiplinan
sangatlah diterapkan meskipun
pada awalnya Informan merasa
kedisiplinan adalah sebuah
keterpaksaan.
(Rofadan Mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut
Maulidatun Nafisa mengenai
tentang diadakannya pelaksanaan
kegiatan ospek Fakultas
Mahasiswa baru angkatan 2017
untuk hal perkuliahan sangat
memberikan manfaat karena jika
Mahasiswa baru tidak diberikan
kegiatan pelaksanaan ospek
Fakultas maka Mahasiswa baru
akan kebingungan jika langsung
menuju pada kegiatan kuliah
karena Mahasiwa baru harus
mengenal beberapa lingkungan
dan ruangan yang akan digunakan
untuk beraktifitas pada
perkuliahan nanti jika Mahasiswa
baru tidak dikenalkan dengan
lingkungan dan ruangan maka ia
akan kebingungan untuk
beraktifitas pertama kali pada
masa kuliah.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut
Khotimah mengenai tentang
diadakannya pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas Mahasiswa baru
angkatan 2018 untuk hal
perkuliahan adalah meskipun
pada kegiatan ospek Fakultas
diberikan tugas yang begitu
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
25
banyak dari Panitia ospek akan
tetapi hal tersebut justru
memberikan manfaat yang begitu
luar biasa bagi Informan karena
setiap penugasan yang diberikan
memberikan manfaat baginya
seperti melatih Mahasiswa baru
untuk belajar bertanggung jawab
ketika mendapatkan tugas
diperkuliahan.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
d) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut
Supriyadi mengenai tentang
diadakannya pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas Mahasiswa baru
angkatan 2018 untuk hal
perkuliahan yaitu pelaksanaan
kegiatan ospek Fakultas penting
untuk Mahasiswa baru karena
berfungsi untuk adaptasi pada
lingkungan kampus untuk
mengenal lingkup Fakultas
maupun lingkup Prodi.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
e) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut Faiz
mengenai tentang diadakannya
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas Mahasiswa baru
angkatan 2017 untuk hal
perkuliahan yaitu dapat
mengenalkan tidak hanya pada
satu angkatannya akan tetapi ia
dapat mengenalkan dengan prodi
lain karena bertemu dalam satu
kegiatan yaitu ospek Fakultas.
Selain dapat mengenalkan dengan
Mahasiswa dari program studi
lain. Mahasiswa baru juga merasa
terbantu dengan materi yang telah
diberikan pada kegiatan ospek
untuk bidang akademis.
(Faiz, 17 Tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Tanggapan Mahasiswa baru
ketika terjadi adanya bullying pada
pelaksanaan ospek Fakultas tahun
2017 dan 2018.
a) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Mina mengenai
tanggapan Mahasiswa baru ketika
terjadi adanya bullying pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas angkatan tahun 2018
adalah Jika memang terjadi suatu
bullying pada kkegiatan ospek
Fakultas Informan sangat
berharap jika terjadi adanya
perubahan bagi kegiatan ospek
yang mengandung unsur bulllying
beubah ke arah yang lebih baik
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
26
lagi untuk kegiatan ospek tahun
kedepan atau pada ospek yang
akan datang.
(Rofadan Mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Maul mengenai
tanggapan Mahasiswa baru ketika
terjadi adanya bullying pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas angkatan tahun 2017
adalah Informan berpikir bahwa
tindakan yang dilakukan oleh
Panitia ospek terlalu berlebihan
jika sampai berbuat tindakan yang
hingga melakukann bullying
terhadap Mahasiswa baru dan
saran dari Informan yang utama
adalah Mahasiswa baru dibimbing
terlebih dahulu baru kemudian
Panitia ospek menunjukkan
kesalahan yang telah diperbuat
oleh Mahasiswa baru namun
dilakukan dengan cara yang
lebihbaik yang artinya ditujukkan
dengan cara yang tidak
mengandung unsur kekerasan.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Supriyadi
mengenai tanggapan Mahasiswa
baru ketika terjadi adanya
bullying pada pelaksanaan
kegiatan ospek Fakultas angkatan
tahun 2017 adalah Jika terjadi
bullying maupun kekerasan pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas tentu saja itu akan
membuat citra dari sebuah
Universitas terutama Fakultas
pihak penyelenggara kegiatan
ospek tentu akan mencoreng nama
atau menjatuhkan nama baik
pihak tersebut jika kegiatan yang
mengandung unsur kekerasan
masih dipertahankan.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
d) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Khotimah
mengenai tanggapan Mahasiswa
baru ketika terjadi adanya
bullying pada pelaksanaan
kegiatan ospek Fakultas angkatan
tahun 2018 adalah Kegiatan
pelaksanaan ospek Fakultas yang
hingga mengandung unsur
kekerasan seperti bullying dan
verbal maupun fisik menurut
Informan hal tersebut perlu
ditangani secara serius dan harus
dilaporkan kepada piak
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
27
penyelenggara kegiatan (Pihak
Fakultas).
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
e) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Faiz mengenai
tanggapan Mahasiswa baru ketika
terjadi adanya bullying pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas angkatan tahun 2017
yaitu jika panitia melakukan
bullying pada Mahasiswa baru
yang terjadi adalah akan adanya
omongan yang buruk pada panitia
ospek selain itu menurut informan
jika ingin menolong korban
bullying maka yang benar adalah
merencanakan terlebih dahulu
karena jika tanpa rencana dan
langsung menolong sendiri maka
hal tersebut hanya akan dianggap
remeh apabila pelaku bullying
adalah panitia ospek.
(Faiz, 17 tahun Fakultas
Keokteran 2017).
Tanggapan Mahasiswa baru
mengenai pelayanan kegiatan ospek
tahun 2017 dan 2018.
a) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Rofadan Mina
mengenai tentang pelayanan
ospek Fakultas Hukum angkatan
tahun 2018 adalah pelayanannya
sudah bagus terutama pada
pelayanan medis penanganan
begitu cepat dan tanggap dalam
menangani Mahasiswa baru yang
sedang jatuh sakit ketika
mengikuti kegiatan ospek, untuk
pelayanan konsumsi sebenarnya
sudah bagus hanya saja masih
terdapat kekurangan pada panitia
lain yang membuat sie konsumsi
menjadi terkesan kurang memiliki
toleransi pada Mahasiswa baru
karena saat jam istirahat
berlangsung terdapat salah
beberapa panitia yang
mengganggu Mahasiswa baru
ketika makan dan menyuruh
untuk makan dengan cepat
sehingga Mahasiswa baru
akhirnya merasa tergesa-gesa saat
makan hal tersebut yang membuat
Informan merasa jengkel dan
lebih menjengkelkan lagi ketika
Panitia ospek hingga menggedor
pintu. Yang dimaksud oleh
Informan saat itu hingga
menggedor pintu adalah Panitia
ospek pada bagian sie
kedisiplinan namun sie medis
juga ikut untuk membuat
Mahasiswa baru menjadi tergesa-
gesa saat makan.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
28
(Rofadan mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Maulidatun
Nafisa mengenai pelayanan
kegiatan ospek tahun 2017 pada
sie medis dan sie kosnumsi dari
Fakultas Kesehatan Masyarakat
yaitu Panitia yang bekerja pada
sie medis dan sie konsumsi sudah
bekerja dengan bagus. Untuk
penanganan ketika ada yang jatuh
sakit saat mengikuti ospek sie
medis langsung bergegas untuk
ditangani sedangkan untuk Panitia
ospek yang bekerja pada sie
konsumsi mereka juga selalu tepat
waktu dalam memberikan
makanan pada Mahasiswa baru.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Khotimah
mengenai pelayanan kegiatan
ospek tahun 2018 pada sie medis
dan sie konsumsi dari Fakultas
Sains dan Teknologi yaitu Panitia
yang bekerja pada sie konsumsi
menurut Informan sudah cukup
baik akan tetapi terdapat masalah
pada porsi dan menu makanan
yang dinilai kurang memuaskan
bagi Informan yaitu sie konsumsi
memberikan menu makanan roti
kepada Mahasiswa baru yang
dianggap tidak memberikan rasa
kenyang karena Mahasiswa baru
membutuhkan porsi yang banyak
sebagai tenaga agar kuat
menjalani kegiatan ospek Fakultas
namun menu yang diberikan pada
saat sarapan pagi adalah roti
bukan menu makanan berupa
nasi, menu nasi baru akan
diberikan kepada Mahasiswa baru
saat makan siang.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
d) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Faiz mengenai
pelayanan kegiatan ospek tahun
2017 pada sie medis dan sie
konsumsi dari Fakultas
Kedokteran yaitu baik sie medis
dan juga sie konsumsi semua
sudah bagus karena yang
menangani adalah dari mahasiswa
Fakultas kedokteran jadi dari
kesehatan dan makanan telah
diperhatikan sebelumnya.
(Faiz, 19 tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Labelling atau Stigma yang
Dilakukan oleh Panitia Ospek kepada
Mahasiswa Baru
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
29
a) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Rofadan Mina
mengenai labelling atau stigma
pada kegiatan ospek tahun 2018
pada Fakultas Hukum yaitu
terdapat adanya labelling akan
tetapi pada salah satu Mahasiswa
baru yang sering membuat onar
saat kegiatan ospek berlangsung
namun labelling tersebut
diniatkan untuk memberi
peringatan kepada Mahasiswa
baru tersebut untuk berhenti
membuat onar.
(Rofadan mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Maulidatun
Nafisa mengenai labelling atau
stigma pada kegiatan ospek tahun
2017 pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat yaitu tidak terdapat
adanya labelling atau stigma pada
kegiatan ospek Fakultas
Kesehatan Masyarakat tahun
2017.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Khotimah
mengenai labelling atau stigma
pada kegiatan ospek tahun 2018
pada Fakultas Sains dan
Teknologi yaitu terdapat adanya
labelling atau stigma pada salah
satu Mahasiswa laki-laki yang
sering dicap sebagai anak yang
aneh sehingga sering dijadikan
bahan lelucon bagi teman-teman
ospek dan Panitia ospek.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
d) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Supriyadi
mengenai labelling atau stigma
pada kegiatan ospek tahun 2017
pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik yaitu tidak terdapat
labelling atau stigma pada
kegiatan pelaksanaan ospek
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik karena jika terjadi maka
akan mempengaruhi citra yang
buruk pada Panitia ospek maupun
Pihak Fakultas dan Universitas.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
e) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Faiz mengenai
lebelling atau stigma pada
kegiatan ospek tahun 2017 pada
Fakultas Kedokteran yaitu jika
terjadi adanya penindasan yang
dilakukan oleh panitia maka
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
30
semua Mahasiswa juga ikut
tertindas.
(Faiz, 17 Tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Kegiatan pada ospek yang tidak
perlu dilakukan atau tidak bermanfaat
untuk perkuliahan.
a) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Mina mengenai
dari kegiatan ospek yang tidak
perlu dilakukan Fakultas angkatan
tahun 2018 adalah tidak ada
kegiatan ospek yang tidak penting
semua kegiatan pada pelaksanaan
ospek sangat penting meskipun
masih terdapat beberapa
kekurangan pada kegiatan
pelaksanaan ospek tersebut.
(Rofadan Mina, 18 tahun Fakultas
Hukum 2018).
b) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Maul mengenai
dari kegiatan ospek yang tidak
perlu dilakukan Fakultas angkatan
tahun 2017 adalah semua kegiatan
yang diselenggarakan pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas semuanya penting dan
bermanfaat karena dapat menjadi
ajang penyesuaian bagi
Mahasiswa baru agar tidak
kebingungan dalam menghadapi
perkuliahan nanti.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
c) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Supriyadi
mengenai dari kegiatan ospek
yang tidak perlu dilakukan
Fakultas angkatan tahun 2017
adalah semua kegiatan menurut
Informan perlu utnuk dilakukan
karena setiap kegiatan memiliki
tujuan yang baik untuk membuat
suatu perubahan menjadi lebih
baik terutama bagi Mahasiswa
baru.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
d) Menurut hasil wawancara dengan
Informan menurut Khotimah
mengenai dari kegiatan ospek
yang tidak perlu dilakukan
Fakultas angkatan tahun 2018
adalah semua kegiatan pelaksaan
ospek Fakultas sangat bermanfaat
bagi Mahasiswa baru.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
e) Kutipan hasil wawancara dengan
Informan menurut Faiz mengenai
dari kegiatan ospek yang tidak
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
31
perlu dilakukan Fakultas angkatan
tahun 2017 yaitu
f) Semua kegiatan yang
dilaksanakan pada ospek Fakultas
menurutnya sangat berguna
semua tidak ada kegiatan yang
tidak berguna karena dari kegiatan
ospek ia dapat belajar
bertanggung jawab, mandiri, dan
lebih bisa mengatur waktu untuk
Mahasiswa baru karena
merupakan adaptasi dari masa
sekolah ke perkuliahan.
(Faiz, 17 tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Pendapat Mahasiswa Baru
tentang Pemberian Tugas Akademis
dan Non Akademis pada Ospek
Fakultas untuk Mahasiswa baru
angkatan tahun 2017 dan 2018.
1) Pemberian tugas Akademis :
a) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut Rofa
Mina mengenai tentang
pembicara yang telah memberikan
materi pada pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas untuk perkuliahan
pada Mahasiswa baru angkatan
tahun 2018 adalah pembicara
yang berasal dari kalangan Dosen
telah memberi penyampaian
materi yang begitu bagus
sedangkan penyampaian materi
yang diakukan dari kalangan
Panitia ospek sedniri dirasa masih
kurang dan belum menguasai
materi.
(Rofadan Mina, 18 Tahun
Fakultas Hukum 2018).
b) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut
Maulidatun Nafisa mengenai
tentang pembicara yang telah
memberikan materi pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas untuk perkuliahan pada
Mahasiswa baru angkatan tahun
2017 adalah pembicara dari
kalangan Dosen menurut
Informan sangat bagus dan sangat
bermanfaat sekali namun untuk
pemateri dari kalangan Panitia
ospek dirasa masih terlihat grogi
walaupun tidak semua Panitia
ospek yang memberikan materi
terlihat grogi namun hanya
sebagian saja namun tetap saja
membuat Informan tidak paham
dengan materi yang telah
disampaikan dari kalangan Panitia
ospek Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
(Maulidatun Nafisa, 19 tahun
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
32
c) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut
Khotimah mengenai tentang
pembicara yang telah memberikan
materi pada pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas untuk perkuliahan
pada Mahasiswa baru angkatan
tahun 2018 adalah pemberian
materi yang diberikan dari dosen
sangat menarik lebih enak
didengarkan penyampaiannya
karena pada saat penyamaian
materi diselingi dengan kegiatan
ice breaking, namun untuk
penyampaian materi yang
diberikan oleh Panitia ospek
dirasa juga memberikan manfaat
karena Mahsiswa baru menjadi
menambah wawasan tentang
peran Mahasiswa di lingkungan
Masyarakat.
(Khotimah, 19 tahun Fakultas
Sains dan Teknologi 2018).
d) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut
Supriyadi mengenai tentang
pembicara yang telah memberikan
materi pada pelaksanaan kegiatan
ospek Fakultas untuk perkuliahan
pada Mahasiswa baru angkatan
tahun 2017 yaitu penyampaian
materi yang diberikan dari Dosen
gaya penyampaian materinya
lebih seperti kegiatan perkuliahan
yaitu menggunakan power point
untuk menjelaskan kepada
Mahasiswa baru namun ada
beberapa dosen yang memiliki
cara berbeda untuk
menyampaikan materi kepada
Mahasiswa baru dengan
menggunakan cara mereka sendiri
yang tujuannya adalah untuk
menarik perhatian dari Mahasiswa
baru jadi dosen tersebut ingin
memberikan penyampaian materi
kepada Mahasiswa baru dengan
cara yang berbeda agar tidak
monoton dan membuat
Mahasiswa baru menjadi jenuh.
(Supriyadi, 20 Tahun Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017).
e) Kutipan hasil dari wawancara
dengan Informan menurut Faiz
mengenai tentang pembicara yang
telah memberikan materi pada
pelaksanaan kegiatan ospek
Fakultas untuk perkuliahan pada
Mahasiswa baru angkatan tahun
2017 yaitu pemberian materi yang
disampaikan oleh dosen dengan
panitia ospek sangatlah berbeda
karena penyampaian materi yang
disampaikan dari panitia ospek
tidak terstruktur dengan jelas dan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
33
rapi sehingga tidak mudah
dipahami oleh Mahasiswa baru.
(Faiz, 17 tahun Fakultas
Kedokteran 2017).
Kesimpulan
Pada bab ini akan menjelaskan
kesimpulan dari hasil penelitian tentang
Ospek di Kalangan Mahasiswa
Universitas Airlangga Periode 2017 dan
2018. Dari analisis pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan :
Makna Bullying dan Kekerasan
Makna bullying bagi mahasiswa
baru adalah pelaku mengungkapan
ucapan yang menyakiti perasaan korban
yaitu terjadi antara Panitia ospek kepada
Mahasiswa baru sehingga menyerang
mental mahasiswa baru dan
mengakibatkan menjadi down dan
trauma. Bullying juga dapat mengandung
unsur kekerasan apabila bullying tersebut
sampai melukai fisik korban atau
membuat korban menjadi shock.
Sedangkan bentuk bullying dan
kekerasan yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Bentuk Bullying dan Kekerasan
Bentuk bullying yang diterima oleh
mahasiswa baru yaitu :
a) Bullying Verbal berupa bentakan,
gebrakan dan kata-kata kasar
b) Bullying Psikis yang membuat
mental mahasiswa baru menjadi
trauma
c) Bullying yang menggunakan
bahasa tubuh seperti panitia ospek
yang memelototi mahasiswa baru.
Terdapat temuan data menarik
terjadi kekerasan fisik akan tetapi
mahasiswa baru yang
melakukannya bukan panitia
ospek justru mahasiswa baru yang
melakukannya hingga
menyebabkan baku hantam antara
mahasiswa baru dengan panitia
ospek.
d) Proses dari terjadinya bullying
yang dilakukan oleh panitia ospek
yaitu panitia ospek yang bertugas
sebagai timdis (tim disiplin)
memasuki ruangan untuk
melakukan pengecekan terhadap
kelengkapan maba mulai dari
atribut dan kelengkapan tugas
yang dibawa dari situlah timdis
mulai mencari-cari kesalahan dari
mahasiswa baru yang awalnya
dari mencari kesalahan hingga
menimbulkan adanya bullying
dari panitia ospek dan kekerasan
berupa perlawanan dari
mahasiswa baru.
e) Terjadinya bullying dan
kekerasan karena adanya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
34
kesenioritasana antara panitia
ospek dengan mahasiswa baru
yang dikatakan bahwa maba tidak
memiliki power sama sekali di
lingkungan fakultas karena
merasa bahwa dirinya tidak
memiliki pengetahuan sama sekali
dibandingkan dengan mahasiswa
senior yang berperan sebagai
panitia ospek.
Saran
Saran yang akan peneliti sampaikan pada
skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Secara garis besar
penelitian ini masih
menemukan adanya
bullying pada kegiatan
ospek Fakultas pada
angkatan tahun 2017
dan tahun 2018 yang
dilakukan oleh Panitia
ospek kepada
Mahasiswa baru oleh
karena itu Peneliti
memberikan saran
terutama kepada
Panitia ospek untuk
tidak menyalah
gunakan pelaksanaan
kegiatan yang
semestinya digunakan
untuk penyambutan
mahasiswa baru atau
kegiatan untuk
mengenalkan
mahasiswa baru
kepada lingkungan
kampusnya untuk itu
peneliti berharap jika
pelaksanaan kegiatan
ospek tidak lagi
mengandung unsur
kekerasan terhadap
mahasiswa baru karena
yang dibutuhkan
mahasiswa baru adalah
bimbingan dari
mahasiswa senior yang
berperan sebagai
panitia ospek bukan
melulu soal kepatuhan
dan ketundukkan
mahasiswa baru
kepada panitia ospek
sebaiknya kegiatan
pelaksanaan ospek
diisi dengan kegiatan
yang menyenangkan
seperti diisi dengan
games, outbond dan
kegiatan lainnya yang
sekiranya dapat
meraketkan satu
angkatan Fakultas.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
35
2. Untuk mahasiswa baru
ketika menerima
tindakan bullying
sebaiknya jangan
dibalas dengan
tindakan kekerasan
karena hal tersebut
justru memperpanjang
masalah antara
mahasiswa baru
dengan panitia ospek
yang nantinya akan
menimbulkan dendam
berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ritzer G, Douglas J. Goodman (2016)
Teori Sosiologi dari teori Sosiologi
Klasik sampai Perkembangan Mutakhir
Teori Sosial Postmodern. Bantul: Kreasi
Wacana.
Bogdan, Robert,& Taylor, Steven J.
1998. Introduction to Qualitative
Research Method.
Martono Nanang. 2012. Kekerasan
Simbolik di Sekolah Sebuah Ide
Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada
Jurnal
Frisky A. Taufani, “Cyberbullying di
Kalangan Pelajar SMP”, diakses dari
Ahmad Frisky
Taufani,“Cyberbullying di Kalangan
Pelajar SMP, diakses dari
http://repository.unair.ac.id/68252
/3/Fis.S.60.17%20.%20Tau.c%20
-%20JURNAL.pdf. Pada 24
Maret Tahun 2019 Pukul 11:19.
Hidayati N., “Bullying pada Anak:
Analisis dan Alternatif Solusi” diakses
dari
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/
artikel%205-14-1.pdf. ,
pada tanggal 25 Maret 2019 pukul
13:40.
Noviana A., “Ospek dan Fenomena
Kekerasan” diakses dari
https://www.google.com/search?c
lient=firefox-b-
d&q=ospek+dan+fenomena+keke
rasan. Pada 19 Maret 2019 Pukul
01:36.
Nuriana I., “Reproduksi Kekerasan
Dalam Relasi Antara Mahasiswa Senior
dan Mahasiswa Junior”, diakses
dari
http://journal.unair.ac.id/downloa
d-fullpapers-kmnts0d090848a3full.pdf.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
36
Pada 28 Maret 2019 Pukul 00:26.
Nurul L. Ikhsani, “Dinamika Psikologis
Korban Bullying Pada Remaja”, diakses
dari
http://eprints.ums.ac.id/38769/1/N
ASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
Pada 23 Maret Tahun 2019 Pukul
08:40.
Okta S. di Putri ; Beta Rapita Silalahi,
“Gambaran Perilaku Bullying Pada
Mahasiswa
UMN Alwashliyah”, diakses dari
https://www.ingentaconnect.com/
content/doaj/24604917/2018/0000
0003/00000002/art0000. Pada
Tanggal 21 Maret Tahun 2019
Pukul 02:17.
Sekar A. Ratrie, “Social Dominance
Orientation Senior dan Persepsi
Mahasiswa
Terhadap Ospek Sebagai Ajang
Kekerasan” diakses dari
https://www.academia.edu/35707
614/SOCIAL_DOMINANCE_O
RIENTATION_SENIOR_DAN_
PERSEPSI_MAHASISWA_TER
HADAP_OSPEK_SEBAGAI_AJ
ANG_KEKERASAN. Pada 19
Maret 2019 Pukul 01:33.
Simbolon M., “Perilaku Bullying Pada
Mahasiswa Berasrama”, diakses dari
https://media.neliti.com/media/pu
blications/127350-ID-perilaku-
bullying-pada-mahasiswa-
berasra.pdf. Pada 25 Maret 2019
Pukul 12:49
Utomo P., “Ospek dan Pengembangan
Budaya Akademik “ diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/1
31576241/penelitian/Memberi+bo
bot+arah+orientasi_0.pdf Pada 19
Maret 2019 pada pukul 01:27.
Zain E.Zakiyah, Sahadi Humaedi,
Meilanny Budiarti Santoso, “Faktor Yang
Mempengaruhi Remaja Dalam
Melakukan Bullying”, diakses dari
http://journal.unpad.ac.id/prosidin
g/article/viewFile/14352/6931.
Pada Tanggal 22 Maret Tahun
2019 Pukul 01:23.
Laporan Akhir Penelitian
Budi T. Rahayu. dan Nuriana,
Ilma.2016.Mahasiswa dan Budaya
Kekerasan di Lingkungan Kampus.
Laporan Akhir Penelitian Fisip, Unair,
Surabaya.
Blog
Aldiansyah M., “Baksos Maba Pharmacy
Universitas Airlangga 2011” diakses dari
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM
37
(http://muhammad-a-s-
ff11.web.unair.ac.id/artikel_detail
-41810-Umum-
BakSos%20MaBA%20(Bakti%20
Sosial%20Mahasiswa%20Baru).h
tml).
Pada Tanggal 11 Januari 2019
Pada Pukul 06:45.
Desyanti P., “Beri Orientasi Agar
Mahasiswa Baru Jadi Yuris yang
Kompeten” diakses dari
http://news.unair.ac.id/2016/08/25
/beri-orientasi-agar-mahasiswa-baru-jadi-
yuris-kompeten/.
Pada Tanggal 23 Januari 2019
Pada Pukul 07:21.
Diakses dari
http://www.unair.ac.id/sejarah-
unair_5.html. , 11 Februari 2019
Pada Pukul 01:23.
Diakses dari
http://www.unair.ac.id/perbanyak-
kegiatan-indoor-berita_1095.html ,
Pada tanggal 14 Februari 2019
Pada Pukul 07:15
Fadholly A., “Indahnya Ospek
Fluktuantes” diakses dari
https://fluktuantes.wordpress.com
/2012/09/29/indahnya-ospek/,
Pada Tanggal 9 Februari 2019
Pada Pukul 21:30.
Fathia N., “Aspirint 2012” diakses dari
http://nitafathia.blogspot.com/201
3/08/aspirint-2012-how-i-that-
moments.html.
Pada Tanggal 11 Februari 2019
Pada Pukul 08:30.
Muthia N., “Review Pengaderan di
Psikologi Universitas Airlangga” diakses
dari
http://insomnics.blogspot.com/2015/06/re
view-pengaderan-di-psikologi.html
Pada Tanggal 10 Maret 2019 pada pukul
22:13
“Peta Kampus Universitas Airlangga”
diakses dari
https://www.unair.ac.id/site/menu
/show/42/peta-kampus.html,
Pada Tanggal 9 Februari 2019
pada pukul 21:00.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL BULLYING DAN KEKERASAN ... ADELAIDE IRMA NINGRUM