Buletin swadesa edisi-5

2

Click here to load reader

description

Bekerja harusnya cepat dan tepat

Transcript of Buletin swadesa edisi-5

Page 1: Buletin swadesa edisi-5

1 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected]

Bandung (10/07/2013) Kinerja Fasilitator dan pelaku di wilayah RMC III Jawa Barat perlu dioptimalkan. Pasalnya, sampai dengan akhir bulan Juni (Triwulan II) penyaluran anggaran BLM baru mencapai 27%. “Angka tersebut dibawah target capaian triwulan II sebesar 55%”, terang Rohman, spesialis MIS.

Di beberapa kabupaten, permasalahan tersebut konon disebabkan beberapa hal seperti belum finalnya dokumen akhir, belum ditandatanganinya dokumen SPPB, kelambanan pencairan ke TPK dan faktor teknis lainya. Sayangnya, kondisi tersebut tidak bisa dijadikan alasan tidak terpenuhinya target capaian.

Sebagaimana diketahui, alokasi BLM TA 2013 untuk 17 kabupaten sebesar Rp. 587.589.600.000,- sedang yang disalurkan ke masyarakat baru mencapai Rp.145.383.715.500,-. Penyaluran tertinggi diraih Kab. Kuningan (56%) dibarengi dengan APBD 100% disusul Sumedang (44%).

Untuk progres penyaluran terendah adalah Kab. Bandung dan Karawang karena keduanya masih 0%. Kab. Karawang bersikukuh degan aturan SPPB (dokumen awal) yang harus 100%

Penyaluran BLM Integrasi dan DOK Integrasi juga belum penuhi target capaian. Dari target 55% pencairan pada triwulan II, secara akumulatif (4 kabupaten lokasi) baru tersalur 35%, itupun untuk 2 kabupaten yaitu Subang (BLM dan DOK) dan Ciamis sedang Sumedang dan Majalengka masih 0%.

Penyaluran DOK Reguler juga bernasib sama. Dari 17 kabupaten, secara kumulatif baru tersalur Rp. 12.339.958.820 (35%) dari target yang ditetapkan sebesar 55%. Dengan target serupa, lebih miris lagi adalah penyaluran DOK RBM yang sampai dengan akhir Juni masih 0%.

Standar Capaian Program Audit merupakan komponen vital akuntabilitas keuangan program. Sampai dengan bulan Juni 2013, capaian audit Tim Faskab untuk TA 2012 sebesar 37% dari target Triwulan II sebesar 100%. Sedangkan skor rata-rata tim Audit Provinsi sebesar 67,95 atau dalam kategori cukup memadai.

Beberapa kabupaten yang skornya kurang memadai (karena adanya penyelewengan dana) yaitu di UPK Babakan (Cirebon), Batujaya (Karawang) dan Krangkeng (Indramayu). Total penyimpangan dana atas temuan audit sampai dengan Juni 2013 mencapai Rp. 795.520.032,-

Pinjaman bermasalah (kemacetan diatas kolek 3) masih menjadi problem dibanyak UPK. Dari 90.326 kelompok yang dilayani, terdapat 11.659 (diatas kolek 3&4), sedangkan 17.506 (kolek 5) sehingga total pinjaman bermasalah mencapai Rp. 136.425.428.858,-.

Sebagai tulang punggung kegiatan PNPM MPd, standar capaian kinerja program menetapkan bahwa pada triwulan II (April-Juni), jumlah UPK kategori sehat ditargetkan mencapai 70%. Berdasar hasil pemetaan, dari 441 UPK (phase-out 19) yang dinilai sehat sejumlah 223 UPK. Dengan begitu, tercatat baru 51% UPK yang secara kuantitatif sehat berdasar aspek keuangan dan kelembagaan. Tentunya masih dibawah target KPI (Key performane Indicator) nasional, dimana pada tahun 2013 ditargetkan 70%. Untuk itu, dibutuhkan kerja keras antar fasilitator dan pelaku. “Pengawasan harus ditingkatkan dan pembinaan harus di intensifkan” tegas Antonius AB, asisten FMS RMC III Jabar.

www.pnpm-jabar.org Edisi V/JuLi/2013

Page 2: Buletin swadesa edisi-5

2 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected]

Dusun Pasir gombong, merupakan salah

satu dusun di desa Pasirbaru, Kec.Pagelaran. Sebagai desa berkontur pegunungan, dusun ini relatif terpencil dan berjarak tidak kurang dari 60 km dari ibukota Cianjur.

Pencaharian masyarakat sehari-hari sebagai petani. Dengan penghasilan yang tak seberapa, masyarakat dusun pasirgombong berharap perubahan dari PNPM. Pasalnya, di dusun tersebut terdapat sungai yang cukup menyulitkan untuk angkut hasil panen.

Selama ini, masyarakat swadaya membuat jembatan berbahan bambu. Tentu hanya untuk dilewati pejalan kaki

saja. Selain bambunya yang lapuk, sungai cukup curan dengan kedalaman tidak kurang dari 6 meter. Tahun 2011 merupakan tahun bersejarah bagi masyarakat dusun pasir gombong. Tak dinyana, usulan pembangunan jembatan bambu tersebut menempati posisi rangking 2 pada saat MAD, menyisihkan 20 usulan lain di tahun tersebut. Melalui survey teknis, desain RAB, dan studi kelayakan lainya, jembatan bambu di pasir gombong disetujui untuk dirubah menjadi jembatan gelagar baja. BLM yang di alokasikan sebesar Rp. Rp.224.179.000,-. Swadaya masyarakat bukanhanya pada swadaya material dan tenaga waktu pembangunannya, tetapi juga dengah hibah tanah mengingat prasyarat lebar jalan penghubung minimal 2,5 meter sedangkan sebelumnya Cuma 1 meter. Itupun ditambah kewajiban memasang batu jalan per KK 10 meter.

Foto Jembatan gelagar baja, dusun pasirgombong-pasirbaru-Kec,Pagelaran. Akses masyarakat untuk kepentingan ekonomi, sosial jadi mudah.

Sebagian Fasilitator maupun pelaku agak abai/kurang peduli terhadap fungsi papan informasi desa/dusun. Mereka beranggapan, media tersebut tidak memberi dampak penting bagi keterbukaan informasi program. Tak aneh bila banyak papan informasi desa dalam kondisi “mengenaskan”.

So what gitu loh,..masalah buat loe..?. Ya, memang menjadi pertanyaan menggelitik, sesungguhnya berapa pasang mata, atau berapa persen warga yang telah mengakses papan informasi desa. Jangan-jangan, hanya 1-2%,..kan buang tenaga dong kita urusin papan informasi jika hanya dibaca segelintir orang,...

Tapi, kisah berikut perlu disimak. Pada bulan Mei 2013 lalu, ada seorang Sekretaris Desa (Sekdes) Tanggulangin, Kejayan, Pasuruan, bernama Agus Yahya. Ia meminta salinan putusan terhadap PN Bangil setelah mengetahui dalam salinan putusan itu, warganya bernama Nahuri disebut DPO oleh Jaksa.

Jaksa sendiri menyebut salinan putusan ada di PN Bangil. Atas dasar itu, Agus meminta copy salinan tetapi tidak dipenuhi oleh PN Bangil. Lantas, Agus menggugat PN Bangil ke KIP (Komisi Informasi Publik) atas dasar UU Keterbukaan Informasi Publik.

Dalam putusan itu, KIP memenangkan gugatan Agus, dan mewajibkan PN Bangil untuk memberikan salinan putusan yang dimaksud. Inilah kemenangan gugatan pertama warga masyarakat terhadap lembaga publik sejenis Pengadilan.

Cerita ini menjadi pelajaran berharga bagi fasilitator dan pelaku. Sejak awal pelaksanananya, PNPM MPd harus transparan, akuntable dan selalu menganut keterbukaan informasi. Tidak boleh ada informasi yang ditutup-tutupi karena hakekatnya adalah DOUM (dari, oleh, dan untuk masyarakat).

Papan informasi merupakan salah satu media efektif yang bisa diperbarui untuk menyampaikan perkembangan BLM, SPP/UEP, progres tahapan kegiatan, pertanggungjawaban UPK, foto-foto kegiatan dan lain sebagainya. Pemanfaatan papan informasi sangat mendukung UU KIP Tahun 2008.

Tekad Baja untuk Jembatan Baja

Tim PSF World Bank dan Gondala Film dari Spanyol berdiskusi tentang fungsi papan informasi desa Raharja-Wanayasa-Purwakarta, dalam pembuatan film PNPM MPd