Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

6
Edisi I Tahun 2009 Orangutan adalah hewan aboreal (lebihbanyakmenghabiskanwaktudiataspohon)dan lebih suka hidup menyendiri daripada hidup berkelompok Karena kakinya seperti tangan mereka dapat memanjat & berayun dengan menggunakan kaki dan tangan Orangutantidurdiatas pohon pada malam hari Makanan orangutan selain buah2an juga serangga bayi orangutan selalu berada di pelukann induknya, sehingga sulit untuk menangkat bayi orangutan Orangutanmembuatsarangsetiaphari terkadang sarang yang baru dipakai semalamnya diperbaiki untuk digunakan lagi Kampanye Bangga RARE Program Pengembangan Wisata Orangutan Sumatera Tanaman Perintis Restorasi Hutan Kebun Pembibitan dan Pelatihan OIC

description

Buletin kegiatan Orangutan Information Centre

Transcript of Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

Page 1: Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

Edisi I Tahun 2009

Orangutan adalah hewan aboreal(lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon) danlebih suka hidup menyendiri daripada hidup berkelompok

Karena kakinya seperti tanganmereka dapat memanjat & berayundengan menggunakan kaki dan tangan

Orangutan tidur di ataspohon pada malam hari Makanan orangutan selain

buah2an juga serangga

bayi orangutan selalu beradadi pelukann induknya, sehinggasulit untuk menangkat bayi orangutan

Orangutan membuat sarang setiap hariterkadang sarang yang baru dipakaisemalamnya diperbaiki untuk digunakan lagi

Kampanye Bangga RARE

Program Pengembangan Wisata Orangutan Sumatera

Tanaman Perintis Restorasi Hutan

Kebun Pembibitan dan Pelatihan OIC

Page 2: Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

Redaksi : Jl. Sei Bahorok Baru 79 Medan Sumatera Utara - 20156 Indonesia

Telp/Fax : +62 61 4147142Website : www.orangutancentre.orgE-mail : [email protected] : Orangutan Information CentrePelindung : Sumatran Orangutan SocietyPembina : - Lucy Charlotte Wisdom

- Panut Hadisiswoyo S.S. MAP. Jawab : Sofian Hadinata, S.HutPimp Redaksi : M. Jamil, SEEditor : M. Indra KurniawanStaff Redaksi : Mulyadi, Naumi, Bida, Ari, Febroni Hendra, Mansur, Era, AbdulDesign : M. Jamil, SEFotografer : Mustaqim, Binur, Ismail

K A M P A N Y E B A N G G A ( P R I D E C A M P A I G N )

Salam Redaksi

Kampanye Bangga........................................... 1

Program Pengembangan WisataOrangutan Sumatera........................................ 2

Kebun Pembibitan dan Pelatihan OIC.............. 4

Program Beasiswa Peduli Orangutan 2009....... 5

Persepsi Masyarakat PerkebunanTerhadap Satwa Orangutan.............................. 6

Inisiatif Lokal di Kawasan HutanMendorong Pengukuhan KETAPEL..................... 7

Tanaman Perintis Restorasi Hutan...................... 8

KUKANG (Nycticebus caucang) Slow Loris........ 9

Menciptakan Rasa Bangga Untuk Membangun Konstituen KonservasiDI Taman Nasional Gunung Leuser, wilayah Besitang

Oleh : Ismail(Coord. Mobile Awareness & Pride Campaign Manager — YOSL-OIC)

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan harta warisan dunia dengan julukan “Tropical Rainforest Heritage of Sumatra”. Hingga kinijuga belum terlepas dari ancaman dan permasalahan yang kian lama mengancam kelestarian situs warisan dunia itu. Untuk penyelesaian masalahyang ada memang bukan semudah yang dibayangkan. Menciptakan rasa bangga karena memiliki kekayaan alam Leuser di dalam hati masyarakatsangat membutuhkan waktu yang tidak pendek. Untuk mengurai benang-benang kusut dalam konservasi Taman Nasional Gunung Leuser diperlukansebuah desain konsep permasalan yang ada dengan segala keterkaitannya, sehingga semua pihak bisa berkontribusi memberikan solusi terbaiksesuai dengan sumberdaya masing-masing.

Menciptakan rasa bangga terhadap kawasan Taman Nasional Gunung Leuser sebagai kekayaan lokal dan warisan dunia, merupakan aspek pentinguntuk membentuk dukungan lokal. Bagaimana akan membangun keterlibatan semua pihak apalagi masyarakat lokal untuk bersama-sama berkontribusimelindungi dan melestarikan kawasan TNGL kalau rasa cinta dan bangga tidak ada pada elemen masyarakat ?, dan kebanggaan inilah yangmedasari lahirnya kepedulian akan pentingnya melindungi dan menjaga kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sebagai sistem penyanggahkehidupan manusia.

Pride Campaign adalah sebuah usaha untuk menciptakan kebanggaan tersebut guna kepentingan membangun dukungan semua pihak dan menjadikonstituen konservasu bagi kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan habitat penting bagi berbagai satwa penting seperti orangutansumatera, gajah, harimau dan satwa dilindungi lainnya. Pride campaign dilaksanakan oleh Yayasan Orangutan Sumatera Lestari— OrangutanInformation Centre (YOSL-OIC) dengan dukungan dari RARE dan bekerjasama dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL).

Berawal dari pertemuan stakeholder yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser wilayah Besitang, yang dilaksanakan pada Februari 2009 laludihadiri oleh semua komponen, dari Balai Besar TNGL, Organisasi Non Pemerintah (NGO’s), kecamatan, pemerintahan desa, tokoh masyarakat,perwakilan kelompok masyarakat (KSM), telah menghasilkan sebuah pemetaan masalah yang sistematis. Terdapat enam ancaman yang mempengaruhikelestarian kawasan hutan TNGL pada saat ini dan masa yang akan datang. Berangkat dari enam permasalahan yang ada, maka ancamanperambahan merupakan ancaman dan isu yang akan coba dijawab melalui Kampanye Bangga (Pride Campaign) semua komponan

Theory Of Change (TOC)Teori perubahan meruakan tolls yang digunakan untuk menyusun rencana, mengembangkan kapasitas untuk mengevaluasi, dan menganalisa hasilkampanye. Secara deskriptif membantu memahami perubahan (sosial atau lingkungan) yang diharapkan terjadi dan strategi untuk mendorongterjadinya perubahan tersebut. Secara singkat teori perubahan yang dikembangkan dalam kampanye bangga ini adalah : “Untuk mengurangiperambahan kawasan hutan dan untuk memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besitang di bagian timur dariTaman Nasional Gunung Leuser, satu ketetapan UNESCO sebagai World Heritage Site dan satu habitat penting untuk Orangutan Sumatera, sistemagroforestry yang lebih murah dan permanen akan diperkenalkan. Petani Lokal akan diberitahukan tentang arti pentingnya TNGL sebagai rumahterakhir bagi spesies primata yang sangat terancam punah, manfaat layanan jasa lingkung dari TNGL dan manfaat mengadopsi sistem agroforestry.Teknik baru ini akan menawarkan pendapatan lebih tinggi dan lebih berkesinambungan kepada mereka serta pada saat yang bersamaan jugamemelihara Mereka akan diperkenalkan pada konsep sistem agroforestry, menerima pelatihan dan bantuan teknik untuk menggunakan teknik sertaakhirnya mengadopsi serta mempraktekan teknik baru. Sistem mata pencarian alternatif lain, juga akan diperkenalkan. Selama satu tahun pertamadiharapkan adanya 30% adopsi teknik oleh komunitas petani lokal salah satu desa target dari pada 4 desa target. Kampanye Pride di area hutanBesitang akan dilihat sukses jika perambahan hutan berkurang dan populasi Orangutan Sumatera bertahan”.

Strategi mengurangi ancaman konservasi (Barrier Removal)Untuk melakukan sebuah perubahan maka diperlukan sebuah alternatif bagi masyarakat agar tidak melakukan aktivitas perambahan dimasa yangakan datang. Pengenalan pola agroforestry polikultur akan diperkenalan melalui pembangunan demplot agroforestri sebagai tempat bagi kelompoktani untuk belajar tentang penerapan dan manfaat agroforestri. Strategi diharapkan akan memberikan manfaat kepada masyarakat agar dapatmengoptimalkan fungsi dan pemanfaatan lahan pertanian mereka diluar hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Dengan meningktanyapengetahuan teknis menerapkan agroforestri dan masyarakat tahu manfaatnya, diharapkan akan menurunkan kebutuhan lahan pertanian/kebunsehingga tekanan dan ancaman pembukaan hutan TNGL akan berkurang dimasa yang akan datang.

Memobilisasi khalayak masyarakat dengan Pendekatan Social Marketing.Tahapan-tahapan Pride Campaign dalam masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) wilayah Besitang akan dilaksanakan denganpendekatan social marketing. Menciptakan rasa bangga dan membangun konstituen konservasi tidak sekedar memberikan informasi kepada orang-orang, karena pengetahuan saja tidak akan cukup untuk melakukan perubahan sosial. Dalam hal ini praktik social marketing dapat berperan untukmempengaruhi kelompok sasaran agar secara sukarela menerima, menolak, menanggalkan atau mengubah suatu sikap dan perilaku bagi kemajuanindividu, kelompok dan keseluruhan masyarakat. Tentu saja social marketing berperan penting karena dapat menganalisa perilaku berdasarkannilai-nilai yang berlaku, memilih kelompok sasaran dan perilaku yang perlu diubah serta “menjual” gagasan perubahan untuk medukung dan menjadibagian penting bagi konservasi hutan hujan Taman nasional Gunung Leuser di wilayah Besitang, Sumatera Utara khususnya.

Semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat, terbangunnya dukungan sikap positif, dan partisipasi seluruh komponen masyarakatm pemerintah,lembaga konservasi, simpul-simpul kelompok lokal maka akan memberikan wajag baru dalam konservasi Taman Nasional Gunung Leuser di wilayahBeistang. Untuk itu Pride Campaign dirancanang sebagai usaha untuk membagun kekuatan kebersamaan dan meningkatkan dukungan lokal,membangkitkan partisipasi semua komponen untuk memberikan yang terbaik dari setiap potensi yang ada pada masing-masing kelompok. Danpada akhirnya nanti semua elemen bisa mengatakan kita semua “Sehati Selamatkan Leuser”.

Page 3: Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

2

SUMATRAN ORANGUTAN ECOTOURISM DEVELOPMENTPRE-VISIT QUESTIONNAIRE

The Orangutan Information Centre (OIC) is grateful for visitors’ opinions on the effectiveness of ourconservation and educational work. We would appreciate if you would answer the following questionsprior to your visit so we can determine the expectations of those coming to Bukit Lawang. All informationgathered will be used to improve the visitor experience and will be treated with complete confidentiality.

Please tell us about yourself:1. Date of visit:

2. Age (please tick): 18 and under 18-30 31-4041-50 51-60 60 and above

3. Male/ female (please tick) : Male Female

4. Nationality (please state):

5. What is the reason for you visiting Indonesia? (please tick)Holiday Business Educational reasons Visiting family/friends

Other (please specify)

6. What is the reason for you visiting Bukit Lawang? (please tick)Holiday Business Educational reasons Visiting family/friends

Other (please specify)

7. How did you hear about the area? (please tick)Tour operator Conservation literature Internet Word of mouth

Leaflet/brochure Other (please specify)

8. Have you visited a conservation area previously? (Yes/no) If yes, when and where?

9. Please state how much you agree with the following statements with regards to conservation (Please circle):

1 Strongly disagree, 2 Disagree, 3 No strong opinion, 4 Agree, 5 Strongly agree

The conservation of endangered species is important to me.1 2 3 4 5

The conservation of the rainforest is important to me.1 2 3 4 5

Orangutans are a good species to represent rainforest conservation.1 2 3 4 5

Rainforest conservation should be a global priority.1 2 3 4 5

Seeing an animal in its natural environment is important in educating about conservation1 2 3 4 5

I feel confident in my knowledge about orangutan and rainforest conservation.1 2 3 4 5

I understand the role of environmental organisations such as the OIC in conservation.1 2 3 4 5

I contribute to conservation charities in some way.1 2 3 4 5

I would like to contribute in some way to the conservation of rainforests.1 2 3 4 5

I would like to contribute in some way to the conservation of orangutans.1 2 3 4 5

10. What do you consider the most important contribution of Bukit Lawang? (please rank in order of importance; e.g. 1 least important, 5 most important):

Orangutan protectionEconomics/ provides jobsTourismEducationOther (please specify)

11. How much do you think admission to the National Park should cost? ($)2 - 10 $ 10 - 30 $ 30 - 50 $ 50 - 100 $ > 100 $

12. How much do you expect to spend while visiting Bukit Lawang? (including hotel, trekking, food, etc) :

100 - 200 $ 200 - 500 $ 500 - 700 $ 700 - 1000 $ > 1000 $Please use this space for any other comments:

Thank you for your time and co-operation. Your comments are very valuable to our work. We hope you enjoyyour visit. Please don’t forget to complete a Post-visit questionnaire after your trip.

If you need further information please visit our websites :www.orangutancentre.org www.orangutans-sos.org

I understand the role of environmental organization like the OIC in conservation.1 2 3 4 5

I contribute to conservation charities in some way.1 2 3 4 5

I would like to contribute in some way to the conservation of rainforests.1 2 3 4 5

I would like to contribute in some way to the conservation of Orangutans.1 2 3 4 5

9. What do you consider the most important contribution of Bukit Lawang? (please rank, e.g. 1 least important, 5 most important)

Orangutan protection Economics/ provides jobs Tourism Education Other (please specify):

10. Please state how much you agree with the following statements with regards to conservation area and your visit (Please circle):

1 Strongly disagree, 2 Disagree, 3 No strong opinion, 4 Agree, 5 Strongly agree

The facilities for tourists in Bukit Lawang are adequate.1 2 3 4 5

The guides respected the park guidelines during the visit.1 2 3 4 5

Other tourists respected the park guidelines during the visit.1 2 3 4 5

Better management is needed to ensure visitors respect park guidelines.1 2 3 4 5

Park rangers have sufficient skills to handle semi wild orangutans in Bukit Lawang1 2 3 4 5

Park rangers and guides provided me with important information regarding orangutan conservation and the areaof Bukit Lawang

1 2 3 4 5The orangutans were negatively affected by the visitors.

1 2 3 4 5The conservation area is effectively managed.

1 2 3 4 5The protected area is an appropriate size.

1 2 3 4 5My visit effectively educated me about Orangutans.

1 2 3 4 5My visit effectively educated me about forest species other than Orangutans.

1 2 3 4 5The educational facilities at Bukit Lawang were useful.

1 2 3 4 5Bukit Lawang contributes to Orangutan conservation.

1 2 3 4 5

11. Would you visit Bukit Lawang again? (Yes/ no)

12. Would you recommend visiting the area to a friend? (Yes/no)

13. Would you support the OIC in future (e.g. donating, fundraising)? (Yes/no)

If you would like to be kept updated with our work, please give us your email address

Please use this space to make any other comments about your visit.

Thank you for your time and co-operation. Your comments are very valuable to our work.

SUMATRAN ORANGUTAN ECOTOURISM DEVELOPMENTPOST-VISIT QUESTIONNAIRE

The Orangutan Information Centre (OIC) is always grateful for visitors’ opinions on the effectiveness of theirconservation and educational work. All information gathered will be used to improve the visitor experience andwill be treated with complete confidentiality.

Please tell us about yourself:1. Date of visit:

2. Age (please tick): 18 and under 18-30 31-4041-50 51-60 60 and above

3. Male/ female: Male Female

5. Nationality (please state):

6. How satisfied were you with the visitor experience? (please circle): 1 2 3 4 5 Very unsatisfied Unsatisfied Adequate Satisfied Very satisfied

Ability to view animals 1 2 3 4 5 Educational value 1 2 3 4 5 Relevant content about Rainforest conservation in Bukit Lawang area 1 2 3 4 5 Relevant content about orangutans in Bukit Lawang area 1 2 3 4 5 Relevant content about other rainforest species in Bukit Lawang area 1 2 3 4 5 Friendliness of guide 1 2 3 4 5 Guide knowledge 1 2 3 4 5 Attitude of guide towards conservation 1 2 3 4 5 Attitude of guide towards orangutans 1 2 3 4 5

7. How would you improve the visitor experience? (please tick all that apply):

Better guide information Better ability to view animals More contact with animals Smaller visitor group size Reduce the education content covered Increase the education content covered Other (please specify):

8. Please state how much you agree with the following statements with regards to conservation(Please circle):

1 Strongly disagree, 2 Disagree, 3 No strong opinion, 4 Agree, 5 Strongly agree

The conservation of endangered species is important to me.1 2 3 4 5

The conservation of the rainforest is important to me.1 2 3 4 5

Orangutans are a good species to represent rainforest conservation.1 2 3 4 5

Rainforest conservation should be a global priority.1 2 3 4 5

Seeing an animal in its natural environment is important in educating visitors about conservation1 2 3 4 5

I feel confident in my knowledge about orangutan and rainforest conservation.1 2 3 4 5

If you need further information please visit our websites :www.orangutancentre.org www.orangutans-sos.org

Program Pengembangan Wisata Orangutan Sumatera5. Pembukaan TrainingPelaksanaan pembukaan Pelatihan dilaksanakan pada23 Februari 2009. Pelatihan di berikan kepada Guidedi Bukit Lawang dan Tangkahan yang akandilaksanakan dalam 4 jenis pelatihan yaitu: Ekowisata,Pendidikan Lingkungan, SAR dan Publikasi/dokumentasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalamserangkaian acara yang dihadiri lebih dari 80 orangyang berasal dari berbagai lembaga seperti BBTNGL,OIC,YEL, PPLH Bohorok, ESP-USAID, Pemerintahandesa sekitar Bukit Lawang, HPI Langkat, DinasPariwisata Kabupaten Langkat, Perwakilan Masyarakat.

Kegiatan dalam acara tersebut dilaksanakanpembacaan rencana aksi dalam rangka memperbaikikondisi daerah pariwisata Bukit Lawang, dimanaseluruh komponen yang berkepentingan bersama-sama melaksanakan perbaikan. Dalam kegiatantersebut diadakan diskusi mengenai rencana aksitersebut.Kegiatan diakhiri dengan pemutaran film PanduanPengunjung Taman Nasional Gunung Leuser berdurasi15 menit. Film ini berisi informasi petunjuk memasukikawasan TNGL bagi para turis dan Guide agarbersama-sama menjaga kawasan agar tetap lestaridan kehidupan liar akibat wisata di TNGL tidakberdampak negatif.

6. Pelatihan Para Guide/Pemandu WisataPelaksanaan pelatihan ini bertujuan untukmeningkatkan kapasitas para pemandu dalam upayapelestarian Taman Nasional Gunung Leuser sebagaiWarisan Dunia. Adapun pelatihan ini meliputi empatpaket pelatihan yaitu : Ekowisata, PendidikanKonservasi,SAR, Pubikasi dan Dokumentasi. Pesertapelatihan ini adalah para pemandu di Bukit Lawangdan Tangkahan juga para ranger TNGL Bukit Lawang.

7. Penyebaran angket kepada para wisatwan Pre danPost Kuisioner

Pre dan Post Kuisioner dilakukan untuk mengetahuipesepsi pengunjung terhadap pengelolaan wisata diBukit Lawang. Pelaksanaan Pre dan Post ini telahdilaksanakan mulai bulan Januari 2009. Metodepelaksanaan kegiatan ini dilakukan bekerjasamadengan pihak pengelola hotel dengan memberikantempat untuk meletakkan Kuisioner yang akandibagikan di resepsionis hotel di Bukit Lawang. HasilPre dan Post Kuisioner ini nantinya dapat memberikangambaran pengelolaan Bukit Lawang di masa yangakan datang. (Binur)

3. Pembuatan Fim Panduan Taman Nasional GunungLeuser

Film tentang panduan untuk pengunjung bagaimanamelakukan kunjungan wisata di Taman NasionalGunung Leuser khususnya di daerah wisata BukitLawang. Film ini telah selesai di produksi dan nantinyaakan segera di putar di Infocorner. Film ini di produksibersama SoI dengan mengambil lokasi di KawasanTNGL. Film ini berisikan tentang panduan kepadapengunjung yang akan masuk ke dalam kawasanTNGL. Sehingga para pengunjung memahami aturanuntuk memasuki kawasan TNGL.

4. Fokus group diskusiFokus Group diskusi ini di laksanakan di dua tempatBukit Lawang dan Tangkahan. Kegiatan inimendiskusikan mengenai rencana pelaksanaanpelatihan guide yang akan dilaksanakan untukmendukung pelestarian kawasan TNGL. Fokus Groupdiskusi ini dilaksanakan di Infocorner Bukit Lawangdan CRU (Conservation Respon Unit) Tangkahan.Dari hasil diskusi yang didapat bahwa semua pihakyang terlibat dalam kegiatan ini (LPT dan HPI) sepakatdan mendukung pelaksanaan kegiatan pelatihantersebut. Menurut mereka kegiatan pelatihan yangakan dilaksanakan sangat membantu paraguide/pemandu untuk menambah pengetahuan daninformasi mengenai pelayanan wisata dan pelestariankawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Untukmendukung kegiatan ini para guide/pemandudiberikan fasilitas seperti baju seragam, topi, jas hujandan buku panduan.

Program Pengembangan Wisata OrangutanSumatera merupakan Program YOSL – OIC yang dilaksanakan di Bukit Lawang dan Tangkahan sebagaiupaya menjadikan Bukit Lawang dan Tangkahans e b a g a i h a b i t a t y a n g b a i k , a m a n d a nberkesinambungan untuk populasi orangutan dikawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Tujuanutama program ini untuk mengubah prilakumasyarakat khususnya masyarakat setempat danpengunjung menjadi lebih peduli terhadap kelestariandaerah wisata ini.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam programini meliputi :

1. Pembenahan InfocornerPembenahan Infocorner di Bukit Lawang (terletak disamping penangkaran orangutan) yang akandigunakan untuk pemutaran film panduan TamanNasional Gunung Leuser. Film panduan ini akandiputar sebelum para wisatawan/pengunjungmengunjungi tempat pemberian makan orangutansemi liar.

2. Pemasangan sign boardPemasangan sign board inidilaksanakan disekitar kawasanWisata Bukit lawang yangbertujuan untuk memberikaninformasi mengenai orangutandan aturan/panduan TamanNasional Gunung Leusersehingga parapengunjung/wisatawanmengetahui apa yang bolehdilakukan dan apa yangtidak boleh dilakukan didalam kawasan TNGL.

Page 4: Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

Dalam seleksi beasiswa untuk wilayahSumatera Utara yang menjadi tim juri adalah EvansusRenandi Manalu, SH (Staf BBKSDA Sumut), Dr. Delvian,SP, MP (Dosen Kehutanan USU), Prof. Retno Widhiastuti(Dosen Biologi USU), dan Panut Hadisiswoyo, MA, M.Sc(Founding Director YOSL – OIC). Pada seleksi tahappertama berupa seleksi karya tulis (essay) dipilih 7orang mahasiswa yang berhak ikut dalam seleksi tahapkedua berupa seleksi presentasi dan wawancara yangterdiri dari 2 mahasiswa Biologi UNIMED, 2 mahasiswaKehutanan USU, dan 3 mahasiswa Biologi USU.Sedangkan kegiatan seleksi beasiswa untuk wilayahAceh yang menjadi tim juri adalah drh. Erdiansyah R.,M.Si (Dosen Kedokteran Hewan Unsyiah), DediYansyah, S.Si (Staf BPKEL), dan Panut Hadisiswoyo, MA,M.Sc (Founding Director OIC).

Setelah melalui tahap seleksi akhirnya terpilih3 mahasiswa yang berhak memperoleh BeasiswaPeduli Orangutan untuk wilayah Sumatera Utara, yaitu:1. Ilhayatu Aini : mahasiswa Biologi USU2. Lolly E. Banjarnahor : mahasiswa Kehutanan USU3. Sari Ayu Mahgdalena : mahasiswa Biologi UNIMEDSedangkan untuk wilayah Aceh, mahasiwa yangberhak menerima Beasiswa Peduli Orangutan yaitu :1. Jaka Framana2. Cut Tri Janurli

Selain pelaksanaan seleksi beasiswa, dalamkesempatan yang sama setelah kegiatan seleksiselesai, dilakukan penandatanganan perjanjiankerjasama antara Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiahdan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - OrangutanInformation Centre (YOSL – OIC) yang ditandatanganioleh Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah danFounding Director YOSL – OIC. (Indra)

Tahun 2009 merupakan tahun ke-4 dimanaYayasan Orangutan Sumatera Lestari – OrangutanInformation Centre (YOSL – OIC) dipercaya olehOrangutan Republik Education Foundation (OUREF)untuk menyalurkan beasiswa kepada mahasiswamelalui Program Beasiswa Peduli Orangutan. Programbeasiswa ini diberikan sebagai bantuan pendidikankepada mahasiswa Jurusan Kehutanan dan BiologiUniversitas Sumatera Utara (USU), Jurusan BiologiUniversitas Negeri Medan (UNIMED), dan JurusanKedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)Banda Aceh sebagai upaya kerjasama denganlembaga-lembaga perguruan tinggi dalam usahapenyelamatan dan perlindungan Orangutan Sumatera(Pongo abelii) melalui sektor pendidikan formal.

Program Beasiswa Peduli Orangutan inidilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu :sosialisasi, seleksi, dan pengumuman. Kegiatansosialisasi dilaksanakan pada bulan Februari di kampusmasing-masing. Sedangkan kegiatan seleksi danpengumuman dilaksanakan pada bulan Maret.Kegiatan sosialisasi di kampus Kehutanan USU dihadirioleh mahasiswa Kehutanan dan Biologi sebanyak 38orang. Sedangkan kegiatan sosialisasi di kampusBiologi UNIMED dihadiri oleh mahasiswa sebanyak 50orang. Dari kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan,mahasiswa yang mendaftar untuk ikut berkompetisidalam Program Beasiswa Peduli Orangutan inisebanyak 17 orang, yang terdiri dari : 5 mahasiswaKehutanan USU, 5 mahasiswa Biologi UNIMED, dan 7mahasiswa Biologi USU. Kegiatan sosialisasi di kampusKedokteran Hewan Unsyiah dihadiri mahasiswasebanyak 54 orang. Dari kegiatan sosialisasi yang telahdilakukan, mahasiswa yang mendaftar untukmengikuti program beasiswa tersebut sebanyak 11orang dan yang mengikuti seleksi presentasi karyatulis dan wawancara sebanyak 9 orang.

Penandatanganan perjanjian kerjasama antaraFakultas Kedokteran Hewan Unsyiah dengan

Orangutan Information Centre (OIC)Finalis seleksi beasiswa dari Biologi UNIMED,

Biologi USU, dan Kehutanan USU

Seleksi peserta oleh dosen Biologi USU, dosen Kehutanan USU, staf BBKSDA Sumut,

dan Founding Director YOSL – OIC

Sumber daya alam (SDA) pertanian khususnyabibit tanaman terbentang luas diseluruh kawasannusantara yang merupakan potensi besar negaraIndonesia. Kondisi tersebut merupakan aset yangsangat mahal dan sekaligusa sebagai faktorkeunggulan yang tidak dimiliki oleh negara-negaralain.

Oleh karena itu Orangutan Information Centre(OIC) membangun sebuah wadah sebagai saranapendukung kegiatan pembibitan dan perbanyakantanaman sebagai pusat pelatihan konservasi alamdan lingkungan hidup.

Di atas lahan seluas 2000 meter persegi yangberlokasi di Lingkungan V Jl. Andayani KelurahanDelitua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten DeliSerdang Propinsi Sumatera Utara, OIC membangunfasilitas sederhana yang menunjang kegiatankonservasi alam dan lingkungan hidup. Sebuahgubuk/saung pembibitan dengan luas 50 meterpersegi dibangun di kebun pembibitan dan pelatihanOIC ini. Perbanyakan tanaman dilakukan denganpenyemaian bibit, kemudian memindahkan bibit yangtelah tumbuh kedalam kantung plastik/polybag.

Program ini berjutuan untuk memproduksi bibittanaman secara berkelanjutan dan menunjangkegiatan pelatihan-pelatihan konservasi, baik untuksiswa, mahasiswa, guru dan masyarakat umumtentunya.

Jenis tanaman yang dibudidayakan antara lain:Bibit Sungkai (Peronema canescens), Ingul (Tonasinensis), Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq), Durian(Durio zibethinus), Petai (Parkia speciosa). Pokat(Persea Americana), Krepayung (Filicium desipiens),Meranti (Shorea sp), Tanjung (Mimusops elengi), Petai(Parkia speciosa), Coklat (Theobroma cacao), Manggis(Garcinia mangostana), Aren (Arenga pinnata), Mataudan Glodokan, serta bibit-bibit tanaman lainnya, saatini telah tersedia lebih dari 25.000 bibit tanaman dikebun pembibitan tersebut dengan rencana produksihingga 1000.000 pohon yang akan dijual (one stopshopping plants) dan sebagian lagi disumbangkanuntuk kegiatan penghijauan dan reboisasi lahan.

Sementara itu rencana pengembanganberikutnya diupayakan tersedianya demplot tanamanobat, demplot kompos, damplot daur ulang kertasdan perpustakaan mini untuk pelajar, mahasiswa danmasyarakat umum berisikan buku cerita anak, bukutentang lingkungan dan tanaman serta bukumengenai satwa yang dilindungi. Kemudian dilokasitersebut juga diupayakan sebagai tempat atau wadahpertemuan dan diskusi kepada pihak-pihak pemerhatilingkungan dan kelompok mahasiswa, siswa pencintaalam sebagai tempat bercerita, curah pendapat dan berbagi pengalaman dan ilmu di lokasi tersebut.

KEBUN PEMBIBITAN DAN PELATIHAN OIC

Page 5: Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

menghutankan kembali kawasan TNGL sertamengecam dan menentang segala kegiatan yangmerusak kawasan hutan. Selain itu yang terpenting,pengukuhan KETAPEL merupakan bentuk salingberbagi tanggung jawab antara pemerintah melaluiBBTNGL dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sertakelompok-kelompok lokal dalam membangun danmelestarikan kawasan TNGL.

Kehadiran kelompok tani merupakan angin segaryang membantu pemulihan kawasan hutan yangtelah rusak karena masyarakat yang lebih mengertiterhadap daerah mereka sendiri. Begitu pulapandangan pihak BBTNGL yang menyatakan BalaiBesar sangat terbantu dengan upaya restorasi ini.

Kawasan TNGL yang terdegradasi di resort Sei Betungtelah ditanam dengan tanaman hutan dan tanamanbuah seluas lebih 42 Ha dengan jumlah bibitkeseluruhan sekitar 41.000 pohon dengan jenistanaman antara lain, Sungkai (Peronema canescens),Pulai (Alstonia scholaris), Durian (Durio sp.), Jengkol(Archidendron pauciflorum) dan Cempedak(Artocarpus champedan).

Penanaman dan perawatan tanaman dilaksanakansecara bertahap. Penambahan jumlah pembibitandan kualitas penanaman tanaman dilapangandiupayakan secara berkesinambungan.

Harapan masyarakat lokal untuk memulihkan lahankritis masih memerlukan kerja keras yang berjangkawaktu lama. Pemulihan kawasan hutan yang rusakmemerlukan komitmen, tenaga dan biaya yang tidaksedikit. Dukungan banyak pihak untuk pencapaianini sangat dibutuhkan demi kelestarian TNGL sebagaiwarisan kekayaan dunia. (Mustaqim)

INISIATIF LOKAL DI KAWASAN HUTANMENDORONG PENGUKUHAN KETAPEL

Berdasarkan citra lansat 2005, kerusakan hutan di kawasan TNGL wilayah VI Besitang mencapai 22.000 Ha,dengan perincian 4.000 Ha mengalami perubahan lahan menjadi tidak berhutan dan 18.000 Ha mengalami

penurunan kualitas tutupan hutan. Melihat besarnya kerusakan hutan memunculkan partisipasi masyarakat lokaldalam kelompok tani untuk mengupayakan perubahan positif dengan pemulihan kawasan.

Pada Juli 2008 telah ditandatangani perjanjian kerjasama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser(BBTNGL) bersama Orangutan Information Centre(OIC) dalam program penguatan kapasitas konservasidan pendidikan konservasi Orangutan Sumatera bagimasyarakat di sekitar TNGL.

Program ini mengambil upaya keterlibatanmasyarakat lokal atau dikenal pemberdayaanmasyarakat yang secara langsung melaksanakanrehabilitasi/restorasi kawasan TNGL. Keterlibatanmasyarakat lokal telah membentuk Kelompok TaniPelindung Leuser (KETAPEL) yang merupakankelompok masyarakat yang berusaha memulihkankawasan Leuser di Resort Sei Betung, Besitang.

KETAPEL telah lama terbentuk atas dasar kesadaranmasyarakat yang prihatin terhadap kerusakan hutanakibat pengubahan fungsi hutan menjadi kawasanperkebunan kelapa sawit yang kini telah diambilsecara hukum. Masyarakat kesulitan mendapatkan airsehingga menampung air hujan sebagai sumber airbersih. Memulihkan kawasan hutan berarti berupayamengembalikan siklus air, penyedia oksigen danpengatur iklim bumi. Pada bulan November ini,kelompok tani tersebut dikukuhkan di depanmasyarakat, staf BBTNGL dan OIC.

Kelompok tani ini yang dulunya mantan pekerjaperkebunan merupakan gabungan masyarakatWonosari VIII, IX dan HKTI (X) Afdeling II yang memangdusun mereka berdekatan langsung dengan kawasanTNGL. Acara pengukuhan merupakan tandakeberadaan kelompok tani dengan AD/ART danpernyataan sikap untuk melindungi, menjaga danmembantu program pemerintah sebagai upaya

Kelompok Tani Pelindung Leuser (KETAPEL) di lokasi penanaman Resort Sei Betung, Besitang

dilaksanakan. Dari data tersebut diketahui masyarakatsudah mengetahui bahwa orangutan termasuk satwayang dilindungi.

Dari data yang diperoleh dikembangkan untukmengetahui masalah konflik manusia dan orangutanbagi yang pernah mengalaminya. Mereka yang merasamemiliki konflik dengan primata menyatakan bahwamonyet ekor panjang paling sering menggangu dikebun. Monyet ekor panjang memang dikenal sebagaiprimata yang tidak dilindungi dan termasuk satwapengganggu. Selain hewan tersebut masyarakat jugamenyatakan bermasalah dengan orangutan dan kedih.

Masyarakat yang bermasalah dengan orangutanmenyatakan bahwa orangutan paling sering merusaktanaman karet berupa buahnya. Tanaman buah duriandan jengkol juga dimakan pada saat musim buah saja.Tanaman karet secara rutin mengalami kerusakankarena orangutan terisolasi di areal kebun karetsehingga buah, daun dan ranting menjadi sumberpakan yang selalu tersedia bagi orangutan.

Orangutan terisolasi akibat pembukaan lahan hutanmenjadi perkebunan, akibatnya orangutan yangberada perbatasan hutan dan pemukiman penduduktidak dapat kembali ke habitatnya.

Sekitar 70% masyarakat tidak mengetahuipenyelesaian yang baik terhadap masalah ini.Orangutan di daerah ini telah bertahun-tahun terisolasidi perkebunan mereka dan tidak dapat kembali kehutan. Solusi terbaik adalah memindahkan orangutanyang berada pada areal perkebunan ke hutan tempathabitatnya. (NK)

Persepsi Masyarakat PerkebunanTerhadap Satwa Orangutan

Pengenalan dan pelatihan teknik mitigasi(pengurangan) konflik manusia dan orangutan di arealperkebunan masih berlangsung hingga kini. RoadShow ini telah mengunjungi tiga dusun yaitu DusunKarya Jadi, Dusun Pancasila Dan Dusun GotongRoyong di Kabupaten Sei Batang Serangan. Kelompokmasyarakat umum, anak sekolah dan karyawan PT.Batu Tangga Lima yang bergerak dalam perkebunankelapa sawit telah mengikuti pelatihan ini. Pemutaranfilm dan praktek pengusiran orangutan secara legaldiberikan sebagai upaya efektif untuk mengubahpersepsi masyarakat perkebunan.

Harapan besar dari hasil pelatihan ini dilaksanakanyaitu perubahan persepsi atau pandangan masyarakatperkebunan terhadap satwa orangutan bukan sebagaihama tanaman dan binatang buruan. Masyarakat jugamelakukan praktek pengusiran orangutan secara legalmenggunakan alat bantu meriam karbit yangbertujuan menakuti orangutan dan membuat suaragaduh dengan kentongan. Adapun pencegahan yangdisarankan dengan melindungi tanaman yang ada dikebun agar tidak dimakan/dirusak orangutan.Beberapa cara inilah yang disarankan bagi manajemenperkebunan yang berwawasan lingkungan yaitu:

1. memasang jarng/net yang dilumuri denganlarutan cabai.

2. memasang jarng/net yang dipasang kalengatau lonceng yang menghasilkan bunyi untukmemutus jalur orangutan sehingga melindungipohon tertentu.

3. Membuat jalur kosong sehingga orangutantidak bisa masuk ke arel perkebunan.

Selama pelatihan para peserta diberikan kuesioeneruntuk mengetahui perilaku masyarakat lokal terhadapkerusakan hutan dan konservasi yang telah

Page 6: Buletin PONGO News - Orangutan Information Centre Edisi I - 2009

membentuk pasangan (monogamous). Masa hamillebih kurang 190 hari. Kukang yang baru lahir akanmelingkar diperut ayah atau ibunya. Setelah berumurcukup, anaknya diletakkan di atas cabang pohon saatorang tuanya mencari makan. Jarak kelahiran antara17 – 20 bulan. Primata ini dapat bertahan hidup hingga20 tahun.

Aktivitas HarianPada saat bergerak di malam hari, kukang jantanmenandai dengan air kencingnya pada pohon yangdilalui untuk daerah teritorialnya atau daerahkekuasaannya.

Mereka aktif pada malam hari (nocturnal) dan hidupdi pohon (arboreal). Pada siang hari tidur padapercabangan pohon, atau kadang-kadang di rumpunbambu dan tidak membuat sarang. Cara tidurnyadengan melingkar dan kepalanya tersembunyi diantara kedua kakinya.

SuaraSuara desisan (mendesis) sering dikeluarkan bilamerasa terganggu, baik pada jantan maupun betina.Pada bayi, suara ini sedikit perlahan, terdengar saatakan menyusui. Suara panggilan juga kadang-kadangkeluar saat terjadi sesuatu. Pada musim kawin tiba,betina mengeluarkan lengkingan yang cukup keras.Bayi kukang sering mendesis perlahan seperti akanmenyusui.

Perburuan liar dan perdagangan illegalKehilangan habitat dan perburuan untuk binatangpeliharaan menyebabkan populasi satwa ini terusmenurun di alam habitatnya.

Berdasarkan monitoring yang dilakukan lembagaProFauna sejak tahun 2000 hingga 2006, diperkirakansetiap tahunnya ada sekitar 6000 hingga 7000 ekorkukang yang ditangkap dari alam untukdiperdagangkan (profauna.org).

Tahun 2002, IUCN menetapkan status kukang padalevel rentan (vulnerable) sehingga harus dilindungi.

Kukang telah dilindungi sejak tahun 1973 denganKeputusan Menteri Pertanian tanggal 14 Pebruari1973 No. 66/ Kpts /Um/2/1973. Perlindungan inidipertegas lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhandan Satwa, yang memasukan kukang dalam daftarsatwa yang dilindungi.

(Berbagai sumber)

KUKANG(Nycticebus caucang) Slow Loris

Pulai (Alstonia sp)a. Ciri-ciri Botani

Tinggi pohon bisamencapai 40-50 m,dengan dengan diametermencapai 100 cm bahkanbisa lebih. Tumbuhan inimempunyai banir sertaberakar lutut, dengan

batang bergalur , berwarna abu-abu sampai ke putih.Permukaan batang halus sampai bersisik, kulit bagiandalam sangat tebal dan halus, mempunyai warnaorange sampai kecoklatan, granular, mempunyaigetah yang sangat melimpah.

b. Tempat TumbuhPulai ini banyak dijumpai di pulau Sumatera,Kalimantan dan Sulawesi. Tumbuhan ini biasanyatersebar di hutan rawa gambut, dengan kondisi tanahberpasir dekat dengan pantai, hutan rawa, serta dekatdengan sungai besar.

c. Manfaat dan kegunaanKayu pulai cocok untuk ukiran, pembuatan peti, dankayu lapis. Sedangkan getahnya bisa digunakansebagai obat penyakit kulit dan kulitnya sendirimengandung alkaloid untuk obat.

Bayur (pterospermum javanicum)

a. Ciri-ciri botaniPohon berukuran sedang hingga besar, tingginyamencapai 45 m dan berdiameter hingga mencapai100 -120 cm, permukaan kulit batang halus, bersisikatau bercelah dangkal, berlentisel dan kulit bagiandalam berserabut.

b. Tempat tumbuhTumbuh tersebar di hutan-hutan primer atau di hutan-hutan sekunder dan terutama pada pinggir sungai,pada tanah-tanah aluvial, hingga tumbuh padaketinggian 1400 m dpl.

c. Manfaat dan KegunaanKayu Bayur dapat digunakan sebagaibahan untuk pembuatan kayu lapis,furnitur, perkapalan, jembatan, pulp dankertas. Daun dan kulit batang yangbanyak mengandung tannin dapatberkhasiat mengobati gatal-gatal dandisentri. (Berbagai sumber)

Kukang merupakan primata nocturnal (beraktivitasdi malam hari) satu-satunya di Taman NasionalGunung Leuser (TNGL). Mereka adalah primata yangbergerak lambat dan pemalu.

Mereka mengembangkan ibu jarinya untukbergelantungan di cabang pohon. Genggaman yangkuat membuat mereka kesulitan untuk berpindahdari cabang pohon sehingga pergerakannya sangatlamban.

Kukang adalah karnivora yang menyukai sejenisserangga, telur burung dan hewan vertebrata kecil.Dengan gerakannya yang tenang dan lambat, merekamerayap menuju mangsa untuk menangkapnyadengan satu rengutan kilat. Untuk menangkapmangsa atau memakan biji atau buah.

Kukang dapat menghasilkan toksin (racun) yangdicampur dengan ludahnya digunakan sebagaiperlindungan melawan musuh. Toksin ini dihasilkanoleh kelenjar di bagian dalam siku mereka. Prosesnyasaat jilatan atau hisapan ke dalam mulut akanmengirimkan racunnya ketika mereka menggigit. Ibukukang akan menjilat toksin di badan anaknyasebelum meninggalkannya untuk mencari makan.

HabitatKukang berada di hutan primer dan sekunder, hutanbambu serta hutan bakau. Kadang-kadang merekajuga ditemukan di daerah perkebunan coklat.Walaupun lebih banyak ditemukan di hutan yangmasih baik. Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukandi Sumatra, Jawa dan Kalimantan.

Perilaku SosialKesenangannya bergelantung menjadikan merekatermasuk hewan arboreal (jarang turun ke tanah) yangmenyukai puncak pohon. Kehidupan sosialnya sangatsedikit sekali diketahui. Dijumpai oleh beberapapeneliti hidup sendiri (soliter) atau

Penebangan hutan alam untuk digunakan sebagailahan perkebunan dan pemukiman sudah sangatmemprihatinkan. Kerusakan kawasan hutan di TamanNasional Gunung Leuser (TNGL) mencapai 22.000 Ha(di Propinsi Sumatera Utara). Salah satunya akibatperkebunan kelapa sawit.

Restorasi hutan bertujuan untuk mengembalikankeseimbangan ekosistem dan kondisi hutan alam.Tentu sulit mengembalikan kondisi alami hutan dilahan yang telah kritis akibat perkebunan. Oleh karenaitu dipilih beberapa bibit tanaman kayu yang cocokditanam pada lahan kritis.

Beberapa tanaman kayu yang ditanam pada programrestorasi TNGL antara lain sungkai, pulai dan bayur.Tanaman ini mudah dan cepat tumbuh pada lahankritis, memiliki struktur tajuk yang baik sebagaipenahan air hujan dan mengembalikan unsur haratanah yang diperlukan untuk penanaman tanamanasli pada kawasan yang direstorasi.

Sungkai (Peronema canescens)a. Ciri-ciri botaniSungkai dikenal dengan nama daerah jati seberangatau kisabrang. Perbanyakan tanaman ini dengan bijiatau stek. Tinggi pohon mencapai 20–30 m panjangbatang bebas cabang mencapai 15 m, dengandiameter 60 cm atau lebih. Bentuk batang sungkailurus dengan parit kecil, tetapi kadang-kadang bentukbatangnya jelek akibat serangan hama pucuk, kulitluarnya berwarna abu-abu atau sawo muda, beralurdangkal, mengelupas kecil-kecil, dan tipis. Kulit luarpenampangnya berwarna kuning, coklat atau merahmuda. Rantingnya penuh dengan bulu-bulu.

b. Tempat tumbuhPohon sungkai tersebar di daerah Sumatera Selatan,Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan danKalimantan Tengah. Tempat tumbuh di dalam hutantropis dengan type curah hujan A sampai C, padatanah kering atau sedikit basah dengan ketinggiansampai 600 m diatas permukaan laut.

c. Manfaat dan Keguanaan

Kayu sungkai dapat digunakan sebagai rangka atap,papan dinding, mebel, ukiran dan kerajinan tangan.Sungkai juga dapat diolah menjadi finir mewah karenamemiliki nilai dekoratif, kulitnya dapat digunakandinding lumbung padi. Begitu pula daunnyadigunakan sebagai obat sakit gigi dan demam panas.

Tanaman Perintis Restorasi Hutan