Hasil Diskusi dan Transkrip Diskusi Kelompok Orangutan
-
Upload
annisaaryati -
Category
Documents
-
view
50 -
download
8
description
Transcript of Hasil Diskusi dan Transkrip Diskusi Kelompok Orangutan
Inisiator : Annisa Aryati 10/296506/SP/23845
Peserta Diskusi : - Franz Adityatama 09/282178/SP/23395
- Hadza Min Fadhli Robby 10/298963/SP/24025
- Nur Ariani 10/296950/SP/23899
- Farha Kamalia 10/305534/SP/24378
Hasil Diskusi Kelompok Orangutan
Diskusi pertemuan keempat belas kelas Teori Politik Internasioanl yang membahas tokoh
Adam Simth berjalan sangat baik dan cukup panas di medium Orangutan. Peserta diskusi cukup
responsive dan aktif dalam menanggapi dan memberikan kritik mengenai Adam Smith. Bahkan
muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang diajukan peserta diskusi menanggapi pertanyaan
inisiator. Walau diskusi kelas malam ini tidak banyak diikuti oleh mahasiswa, namun saya
merasa diskusi di medium saya sudah cukup menggembirakan dan sangat proaktif.
Pertanyaan pertama yang digunakan untuk memancing diskusi agar lebih atraktif adalah
mengenai simpati dalam buku The Theory of Moral Sentiment, yaitu “Menurut Anda, bagaimana
pandangan Adam Smith mengenai simpati dalam Theory of Moral Sentiment dapat mencapai
tatanan dunia yang kosmopolis.” Beberapa menganggap bahwa kosmopolitanisme moral akan
sulit terbentuk karena masih ada terminologi "us" dan "them" yg standarnya ganda. Beberapa
menganggap konsep simpati yang ditawarkan Adam Smith dapat mencapai tatanan dunia yang
kosmopolis. Karena rasa simpati ini didasari karena manusia ingin lebih mempunyai shared-
feeling, seperti menahan emosi pribadi untuk mengikuti perasaan orang lain. Dari simpati, kita
juga dapat berkaca diri dari lingkungan sekitar kita. Sehingga hal ini menjadi timbal balik yang
secara terus menerus dengan lingkungan sekitar dan pada tataran dunia dalam lingkup yang lebih
luasnya. Dalam perdebatan yang cukup heboh ini sementara dapat disimpulkan bahwa simpati
dalam Theory of Moral Sentiment merupakan cara pandang yang baik untuk dunia yg
kosmopolis, namun pengimplementasiaanya terhambat karena adanya relativitas akan moral.
Dari simpati kita dapat melihat pelaksanaan hukum humaniter sehingga kosmopolitanisme
sedikit demi sedikit bisa tercapai.
Pertanyaan Kedua ditujukan untuk melihat bagaimana perbedaan beberapa poin pemikiran Adam
Smith dalam Theory of Moral Sentiment dan The Wealth of Nations. Beberapa pihak menilai ada
beberapa kontradiksi antara dua tulisan Adam Smith tersebut sehingga sering didiskusikan
mengenai Das Adam Smith Problem. The Wealth of Nations telah membicarakan soal justice
atau kebajikan negatif, jadi mungkin bisa dilihat dari self-interest yg ada dalam The Wealth of
Nation, dimana The Wealth of Nation mungkin mengeskplor lebih jauh tentang gagasan
kebajikan negatif tersebut. Namun dalam Moral Sentiment self-interest nya masih dibilang
mencakup interest yg lain, tapi kalau di The Wealth of Nation, self-interest nya kesannya sangat
egoistik, karena individu tersebut berada dalam sistem yang sangat kapitalistik. Teman-teman
melihat adanya hubungan antara keduanya dimana seperti yang dijelaskan dalam Theory of
Moral Sentiment bahwa meskipun manusia mempunyai kepentingannya sendiri namun dengan
rasa simpatinya manusia dapat memahami orang lain. Dengan system ekonomi pasar bebaslah
manusia berlomba-lomba untuk memenuhi kepentingan mereka dengan memberikan kebebasan
kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama juga. Dengan adanya system pasar yang
liberal, baik secara langsung maupun tidak langsung orang lain akan mendapatkan keuntungan
juga.
Kemudian muncul ide diskusi menarik dari salah satu peserta diskusi apakah mungkin
dengan bekerja dan meningkatkan keuntungan pribadai, simpati terhadap orang lain bisa
terpenuhi jg melalui spillover tersebut? Bentuk spill over effect apa yang seharusnya terjadi?
Semua peserta diskusi meyakini bahwa peran pemerintah tidak bisa terlepas dari system ekonomi
pasar bebas. Pemerintah kemudian juga harus aktif memastikan check and control agar semua
rakyat memeliki akses yg sama terhadap kapital dan SDA untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
hariannya. Adam Smith pun tidak memungkiri agar negara dalam beberapa kondisi melamapui
peran minimalnya. Dalam hal ini negara harus menjadi penjamin pelaksanaan moralitas dalam
masyarakat kapitalis. Memang belum ditemukan penjelasan yang lebih komprehensif akan peran
negara dalam bidang ekonomi disituasi moralitas yang sudah kacau.
Diskusi yang berjalan sangat panas ini bahkan dirasa kekeurangan waktu untuk membahas hal
yang lebih detail. Akhirnya untuk menutup diskusi yang dinamis ini, pertanyaan ketiga
dikeluarkan untuk mengetahui pendapat akhir teman-teman mengenai pemikiran Adam Simth
dan relevansi dengan politik internasional saat ini. Semuanya sepakat bahwa individu harus
didukung untuk mencari kebebasannya tanpa harus dikekang dalam sebuah system pemerintahan
yang absolute. Pemikiran Smith ii cukup relevan dalam keadaan dunia kontemporer ini, terlihat
dari adanya pemikiran kapitalisme yan berkembang dari ajaran Smith. Namun teman-teman
peserta diskusi meragukan bahwa tatanan dunia akan benar-benar menjadi satu dan tanpa konflik
berkat bantuan invisible hands. Teman0teman meyakini bahwa invisible hands tidak bisa
sepenuhnya berjalan dengan maksimal di era kontemporer saat ini.
Transkrip Diskusi Kelas E-learning Teori Politik Internasional 2012
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Desember 2012
Inisiator : Annisa Aryati 10/296506/SP/23845
Peserta Diskusi :
1. Frans Adityatama 09/282178/SP/23395
2. Hadza Min Fadhli Robbi
3. Nur Ariani
4. Farha Kamalia
Annisa Aryatisiapa yang sudah hadir?
Annisa Aryatisudah mas, siap!
Farha Kamaliahadir
Farha Kamaliaaryati slidemu 6,7,12,13 kok ga bisa kebaca ya?
Annisa Aryatihah iya kah? serius far? hadza bisa baca gak slide itu?
Hadza Min Fadhli Robbybisaaa
Nur Arianiariani!
Annisa Aryatiharus nunggu loadingnya selesai kali far. aku barusan download bisa.
Annisa Aryatibagaimana, mau langsung dimulai atau mau menunggu 5 menit lagi?
Nur Arianinunggu dulu aja~
Hadza Min Fadhli Robbysilaken ditunggu dulu :3
Annisa Aryati8.15 kita mulai ya..
Annisa Aryatioke kita mulai ya..sudah jam 8.15
Annisa AryatiPertanyaan nomor 1 : Menurut Anda, bagaimana pandangan Adam Smith
mengenai simpati dalam Theory of Moral Sentiment dapat mencapai tatanan dunia yang
kosmopolis
Annisa AryatiApakah teman-teman setuju dengan pemikiran tersebut? Mengapa?
Annisa Aryatiwaktunya 30 menit untuk mendiskusikan pertanyaan nomor satu ini ya. jadi
sampai 8.45
Hadza Min Fadhli RobbySebenarnya, aku agak tidak setuju dengan pemikiran Adam Smith ini,
karena aku rasa agak kontradiktif. Adam Smith bilang kalau kemudian simpati muncul dari
adanya sebuah refleksi terhadap penampilan orang lain. Ini menurutku bisa membuat batas
antara satu orang dengan yang lain, term tentang "us" and "them". Kalau dari pengertian Adam
Smith, adanya refleksi ini kemudian menumbuhkan simpati. Tapi, nggak juga ya. Itu kembali ke
masing-masing individu, dan ketika individu itu berpegang pada self-interestnya masing-masing,
rasa simpati tidak seutuhnya terbentuk. Melalui teori sentimen moral ala Smith ini, aku rasa
kosmopolitanisme moral akan sulit terbentuk karena masih ada terminologi "us" dan "them" yg
standarnya ganda
Hadza Min Fadhli RobbyCMIIW
Nur Arianidalam kasus-kasus tertentu... simpati memang dapat membangun kosmopolitanisme
moral. misalnya, humanitarian.
Nur Arianitapi,
Nur Arianimoral ya sebatas moral. dalam implementasinya, moral harus bergulat dengan
kepentingan.
Annisa Aryatiditunggu jawaban dari teman-teman yang lain. siapa tahu ada yg beda dari hadza
Annisa Aryatiditunggu jawaban dari teman-teman yang lain. siapa tahu ada yg beda dari hadza
Farha KamaliaSaya setuju dengan Adam Smith mengenai pandangannya tentang simpati.
Menurut saya, konsep simpati yang ditawarkan Adam Smith dapat mencapai tatanan dunia yang
kosmopolis. Karena Adam Smith berpandangan bahwa prinsip ini prinsip yang alamiah dan
berlaku untuk semua umat. Sehingga hal ini mencerminkan bahwa konsep yang ditawarkan oleh
Adam Smith dapat mencapati tatanah duni yang kosmopolis. Terlebih lagi rasa simpati ini
didasari karena manusia ingin lebih mempunyai shared-feeling, seperti menahan emosi pribadi
untuk mengikuti perasaan orang lain. Dari simpati, kita juga dapat berkaca diri dari lingkungan
sekitar kita. Sehingga hal ini menjadi timbal balik yang secara terus menerus dengan lingkungan
sekitar dan pada tataran dunia dalam lingkup yang lebih luasnya. Tetapi, mungkin sedikit susah
ketika semua manusia harus menahan emosi pribadi untuk mengikuti perasaan orang lain.
Karena perasaan orang lain yang sebenarnya pun belum tentu kita tahu meskipun ketika si A
dalam tindakanannya mencerminkan X namun bisa saja perasaannya mencerminkan Y. Sehingga
akan susah si B C D dst untuk mengikuti perasaan orang lain itu sendiri. Menurut saya masih
sedikit abstrak.
Annisa Aryatifarah menyeluruh banget ni..kalo nyuy yang gak setujunya sama kayak yang
diutarain hadza atau ada poin lain kenapa gak setuju?
Hadza Min Fadhli RobbyNah, pertanyaan Farha ini kan kemudian menunjukkan adanya
kontradiksi dalam pemikiran Smith. Ketika memang bahwa sikap individu akan berlainan dalam
praktik, tidak seperti ada yg di batin, atau juga terkait masalah persepsi individu ttg moralitas....
Hadza Min Fadhli Robbyeh pernyataan =_=
Nur Arianiitu dia....
Nur Arianiperasaan itu kan sesuatu yang unpredictable. pun misalnya seseorang simpati, belum
tentu dia akan melakukan hal-hal yang menunjukkan itu. karena jelas, at some points
kepentingan itu lebih menguasai manusia.
Farha KamaliaNyuy maksudnya "moral ya sebatas moral. dalam implementasinya, moral harus
bergulat dengan kepentingan." apa? Jadi ini maksudnya kamu setuju atau tidak setuju?
Nur Arianiapalagi sekarang, semakin banyak kepentingan dan manusia semakin terdesak.
walaupun orang itu 'bermoral', dia akan melakukan hal yang bertentangan dengan itu ketika
kepentingannya terdesak.
Franz AdityatamaSelamat malem all.. Maaf telat bergabung. :D
Annisa Aryatimari mas, langsung aja..
Nur Arianigini, far.... mungkin aja ada satu nilai yang dianut bersama oleh masyarakat
internasional. tetapi ketika kita berbicara masalah interaksi antarnegara dan kepentingan-
kepentingan mereka, nilai tersebut bisa jadi dikaburkan atau bahkan ditinggalkan.
Farha KamaliaMenanggapi hadza. Definitely itu yang saya maksud. Dalam tataran proseduralnya
saya setuju, namun dalam pengimplementasiannya ini yang cukup susah karena ada faktor-faktor
yang sulit untuk diprediksikan
Franz AdityatamaUntuk menjawab pertanyaan no. 1, menurutku pandangan Adam Smith tentang
simpati itu akan membantu terjadinya sebuah masyarakat yang kosnpolitan, apabila terdapat
kesamaan dari nilai moral yang dimiliki oleh setiap orang itu universal, masalahnya dalam
pendapatku, moral itu merupakan suatu hal yang berbeda bagi smeua orang, dan perbedaan
moral ini pada akhirnya akan mempengaruhi rasa simpati tersebut.
Hadza Min Fadhli Robbynah, ini dia, relativisme moral!
Annisa Aryatiwah diskusinya jadi enak ni. akhirnya ada dua pandangan yang berbeda.
Nur Arianisip! relativisme moral!
Franz Adityatamalol.. emang daritadi ga ad andangan berbeda toh? XD
Hadza Min Fadhli Robbybahwa kt tidak bisa memberikan suatu standar yg pasti ttg moralitas.
persepsi orang berbeda2. apa yg terjadi kemudian ketika moralitas dipaksakan itu
kontraproduktif. contoh nyata ketika Barat melakukan imperialisme ke bangsa2 Timur katanya
dg tujuan "memanusiakan org2 Timur". tp nyatanya org Timur pny standar moral sendiri.
Annisa Aryatisementara dapat disimpulkan bahwa simpati dalam Theory of Moral Sentiment
merupakan cara pandang yang baik untuk dunia yg kosmopolis, namun pengimplementasiaanya
terhambat karena adanya relativitas akan moral
Annisa Aryatikita lanjut ya ke bahan diskusi selanjutnya
Franz AdityatamaYap, tepat. WKwkkw.
Hadza Min Fadhli Robbylanjut
Annisa AryatiOke pertanyaan selanjutnya akan membahas hubungan buku petama dan buku
kedua Smith nomor 2 : Menurut teman-teman apakah keterkaitan antara Theory of Moral
Sentiment dan The Wealth of Nations dalam Das Adam Smith Problem? Apakah kedua karya
tersebut saring berseberangan atau mendukung satu sama lain?
Annisa Aryatiwaktunya 30 menit lagi ya..kita akan mendiskusikan sampai pukul 9.25
Franz AdityatamaDas Adam Smith Problem?
Annisa Aryatiitu membicarakan Theory of Moral Sentiment yang dirasa beberapa orang sangat
berbeda jauh dengan pemikiran Adam Smith di buku The Wealth of Nations
Hadza Min Fadhli Robbyoh semacam buku ya
Annisa Aryatibukan buku sih, bahas itu gara-gara liat tulisan pak muhadi di bahan bacaan
pertemuan ini.
Franz AdityatamaUntuk menjawab pertanyaan no.2, mungkin ada hubungannya dimana Adam
Smith telah membicarakan soal justice atau kebajikan negatif, jadi mungkin bisa dilihat dari self-
interest yg ada dalam Wealth of Nation, dimana Wealth of Nation mungkin mengeskplor lebih
jauh tentang gagasan kebajikan negatif tersebut.
Annisa Aryatikalo Theory of Moral Sentiment (TMS) itu kan kayak lebih membahas
permaslahan moral, nah kalo The Wealth of Nations (WN) itu lebih memperlihatkan self-interest
manusia untuk emencapai kepentingannya di ekonomi pasar.
Annisa Aryatinah itu mas franz udah mulai masuk pembahasan
Hadza Min Fadhli RobbyIni sepenangkapanku ya. Adam-Smith Problem ini dibawa oleh para
pemikir Jerman yg melihat kontradiksi dlm pemikiran Smith, teurtama dalam bagaimana Smith
kemudian mengartikan self-interest. Kalau di Moral Sentiment kan self-interestnya masih
dibilang mencakup interest yg lain, tapi kalau di Wealth og Nation, self-interestnya kesannya
sangat egoistik, krn individu tsb berada dlm sistem yg sngt kapitalistik
Hadza Min Fadhli RobbyKemudian, Smith merevisi Moral Sentimentnya supaya sesuai dg
WON, ref disini http://vectorstudy.com/management_theories/adam_smith_problem.htm
Annisa Aryatiwaaa, sip deh..
Nur Arianiwell, apakah hal-hal yang berkaitan dengan moral itu selalu kontradiktif? .___.
Franz AdityatamaIn conclusion, the invisible hand of the market is, at some level, contingent
upon the ability of humans to sympathize: Smith's self-interest is indeed in consonance with the
notion of sympathy.
Franz AdityatamaBerarti ada hubungannya dong, menurut pernyataan di atas, simpati dan self
interest?
Franz Adityatama@Hadza: Pasti kontradiktif menurut yg melihat atau mengkaji siapa, terkait
relativitas moral menurutku.... Lol.
Hadza Min Fadhli RobbyHm, pertanyaannya skrg, bgm invisible hand of market membangun
human symphathy ya?
Franz Adityatama@Hadza: Well, klo pandangan Adam Smith ttg invisible hand itu setauku dy
efek spillover dari ekonomi, jd mungkin dengan bekerja dan meningkatkan keuntungan pribadai,
simpati terhadap orang lain bisa terpenuhi jg melalui spillover tersebut. How? :)
Farha KamaliaMenurutku karya Adam Smith Theory of Moral Sentiment dan the Wealth of
Nations tersebut saling mendukung. Dalam Theory of Moral Sentiment dijelasakan bahwa setiap
manusia memiliki kepentingannya sendiri untuk mengutamakan dirinya. Akan tetapi, di lain sisi
manusia sebagai makhluk sosial diberikan rasa simpati yang diharapkan dapat memahami orang
lain. Sedangkan dalam Wealth of Nation dijelaskan bahwa individu-individu yang bertindak
berdasarkan kepentingan pribadi mereka yang termanifestasi dalam system ekonomi pasar bebas.
Sehingga dengan pasar bebas diharapkan pencapaian kepentingan privat membawa keuntungan
publik pula. Oleh karena itu, menurut saya keduanya bukan bersebrangan. Seperti yang
dijelaskan dalam Theory of Moral Sentiment bahwa meskipun manusia mempunyai
kepentingannya sendiri namun dengan rasa simpatinya manusia dapat memahami orang lain.
Dengan system ekonomi pasar bebaslah manusia berlomba-lomba untuk memenuhi kepentingan
mereka dengan memberikan kebebasan kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama juga.
Dengan adanya system pasar yang liberal, baik secara langsung maupun tidak langsung orang
lain akan mendapatkan keuntungan juga.
Hadza Min Fadhli RobbyIya sih, mas Franz. Tapi kalo kemudian ada satu pihak yg mendapatkan
keuntungan berlebih, dan kemudian merenggut kesempatan org lain gmn ya...
Franz Adityatama@Hadza: Yah, klo menurut Adam Smith y harusnya ini terpecahkan dengan
spillover tersebut, tp y ini menurut Adam Smith..... WKkwkw.
Hadza Min Fadhli Robbyduh , pikiranku teracuni tesos e mas =.=
Franz Adityatama@Hadza: Tenang Za, aku jg sama koq..... Lol. Hidup Tesos!! XD
Annisa Aryatiwah pada keren-keren jawabannya...seneng diskusi di medium ini sangat hidup
walau orangnya sedikit
Nur Arianihm.... kalo spillover, berarti kan harus sejahtera dulu tuh. nah bagaimana kita menilai
seseorang sudah sejahtera atau belum? relativisme?
Franz Adityatama@Nur: Kykna bukan 'sejahtera' deh.... Lebih kepada 'terpenuhi kebutuhan
ekonominya'... Klo sejahtera bukan cuma material doang menurutku.... Gmn temen2 yg lain?
Annisa AryatiKalau melihat dari sudut pandang Smith, invisible hands akan menjawab
pertanyaan akan distribusi itu. Beliau yakin pada titik tertentu, pihak-pihak yang menguasai
sumber kekayaan akan bertukar tempat dengan sisi kehidupan lain
Annisa Aryatisejahtera bukan hanya permaslahan material bener kata mas franz
Franz AdityatamaKlo boleh nambah pertanyaan untuk diskusi, apabila asumsiku tentang
spillover effect Adam Smith itu benar, menurut temen2, spillover effect itu harus bentuknya
seperti apa agar bisa bermanfaat?
Hadza Min Fadhli Robby"Akan bertukar tempat?" Menurutku ngga sih, krn kemudian para
kapitalis itu scr kontinu akan melakukan pengumpulan kapital dan modal yg kemudian akan
menghambat org2 lain untuk memenuhi kebutuhannya..
Annisa Aryatimenurut adam smith sih begitu. bagaimana menurut teman2?
Hadza Min Fadhli RobbySpillover effect-nya ya? Entah kenapa aku terpikir bhw kerangka itu
bisa terwujud dalam sebuah pemerintahan yg kemudian memberikan punya peran yg aktif, tdk
hanya sebagai night watcher.
Franz Adityatama@Hadza: 'Menurut pandangan Smith' Za... Wkwkkwkw. Yah, mgkn itu
permasalahannya, bahwa spillover effect itu kemungkinan besar tidak akan spill, karena ditahan
sama yg bagian atas.... WKkwk.
Hadza Min Fadhli Robby Pemerintah yg kemudian aktif memastikan check and control spy
semua rakyat pny akses yg sama thd kapital dan SDA untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
hariannya
Hadza Min Fadhli Robbyhahaha itu diaaa maaaas hahaha
Hadza Min Fadhli Robbyintinya, pemerintah harus proaktif lah untuk melakukan redistribution
of wealth
Franz Adityatama@Hadza: Tapi pandangan Adam Smith bahwa pemerintah sebisa mungkin
jangan melakukan kontrol toh sebgai inti dari teori Invisible Hands?
Nur Arianiaku baru mau tanya itu. eh udah ditanyain mas franz. -_-
Franz Adityatama@Nur: Wkwkwk. Pertamax gan. XD
Hadza Min Fadhli RobbyIya mas, intinya Smith bilang takutnya pemerintah akan merestrict
kebebasan itu =.=; sehingga org ga secara maksimla memenuhi kebetuhannya
Franz Adityatama@Hadza: Berarti klo mau menurut Smith, pemerintah yg ideal tidak merestrict
aktivitas ekonomi, tetapi mengatur distribusi gt y? Tp kyknya klo gt jadinya krng adil ga sih?
Nur Arianiada ga sih spillover yg emang dr masyarakatnya gt? selain krn simpati?
Annisa Aryatieh jangan salah lo, sebenernya smith juga menyadari beberapa kondisi bahwa
pemerintah perlu turun tangan dalam beberapa kondisi. Negara menjamin pelaksanaan moralitas
dalam masyarakat kapitalis
Hadza Min Fadhli RobbyWow...
Hadza Min Fadhli Robbytp itu terkait pelaksanaan moralitas kan, akhrinya pemerintah hanya sbg
regulator..
Hadza Min Fadhli Robbyatau gmn?
Franz Adityatama@Nur: Hm... Dibilang 'spillover' karena dr kalangan atas, klo dari kalangan
masyarakat mungkin namanya bukan itu. Mksdnya simpati?
Annisa Aryatiiya sih za, ya namanya juga profesor moral, heheh
Nur Arianimasyarakat kelas atas maksudku, kak ._. itu berkaitan dengan moralitas, ketika dia
kaya terus dia simpati sm yg di bawahnya dan bersedia untuk memberi.
Nur Arianikan yg di bawah-bawah jadi kebagian tuh
Franz Adityatama@Nur: Mksdnya kyk contoh nyatanya gt?
Farha KamaliaBoleh tau maksud dari bertukar tempat itu apa Nis?
Annisa Aryatikayak roda berputar gitu lah far, yang diatas bisa dibawah yang dibawah bisa naik
ke atas. Ya itu kekuatan invisible hands
Nur Arianihooh, kak. ini kenapa jadi diskusi sendiri-sendiri.
Hadza Min Fadhli Robbyngga ada pertanyaan ketiga nis? :o
Nur Arianiudah jam segini woi
Franz AdityatamaUd tinggal 13 menit... WKkwkwk
Hadza Min Fadhli Robbyhahaaha
Hadza Min Fadhli Robbykita terlalu asik dg diskusi =.=
Franz Adityatama@Nur: Klo untuk contoh nyatanya aku ga tau.. Tp toh nyatanya ga ad juga
negara yg mengadopsi mekanisme invisible hands secara 100%, jadi y kemungkinan sulit klo
mw dicari contoh nyatanya yg sesuai pemikiran Smith.
Franz AdityatamaYg penting diskusi.... Wkwkwkwk
Farha KamaliaHadza..peran pemerintah yang aktifnya seperti apa ya? bisa lebih dijawabrkan?
Soalnya aku sendiri masih menemui ketidak selarasan teori spill over. Contohnya Jepang sama
Cina. Hubungan ekonominya berjalan mulus. Masih banyak terjadi trade terutama di bidang
otomotif. Tapi malah tetap saja kasus Senkaku tidak semakin membaik bahkan semakin
memasas. Begitu pula duta besar Jepang, beliau sudah berusaha untuk mengajak jalan damai tapi
tetap saja demikian. Seharusnya kalau spillover malah hubungan ekonomi bagus berdampak
pada politiknya bukan? Terus peran yang bagaimana?
Farha KamaliaHadza..peran pemerintah yang aktifnya seperti apa ya? bisa lebih dijawabrkan?
Soalnya aku sendiri masih menemui ketidak selarasan teori spill over. Contohnya Jepang sama
Cina. Hubungan ekonominya berjalan mulus. Masih banyak terjadi trade terutama di bidang
otomotif. Tapi malah tetap saja kasus Senkaku tidak semakin membaik bahkan semakin
memasas. Begitu pula duta besar Jepang, beliau sudah berusaha untuk mengajak jalan damai tapi
tetap saja demikian. Seharusnya kalau spillover malah hubungan ekonomi bagus berdampak
pada politiknya bukan? Terus peran yang bagaimana?
Annisa Aryatiini pertanyaan terakhir sekaligus menutup diskusi ya
Annisa AryatiBagaimana posisi akhir teman-teman akan pemikiran teori Adam Smith setelah
melihat berbagai perkembangan pembahasan dalam diskusi ini? Lalu bagaiamanpendapat
terakhir teman-teman mengenai relevansi ajaran Smith dalam era kontemporer ini?
Farha Kamalia(maaf kalau pembahasannya jadi meluas)
Franz AdityatamaWew, 2 pertanyaan, critical hit... WKkwkwk.
Annisa Aryatihehehe, kalo gak begini pikiran jadi gak kebuka. Pendapat teman-teman sangat
beragam dan membuat kita lebih kritis lagi dalam melihat dunia
Hadza Min Fadhli Robbyhehe, sebenernya peran yang kumaksud adalah peran pemerintah dlm
menjamin bhw masyarakat mendapatkan porsi yg imbang, atau fasilitas2 sosial untuk menjamin
kesejahteraannya. lebih ke faktor dalam far, bkn ke luar..
Franz AdityatamaUntuk pertanyaan terakhir, jawabanku adalah bahwa teori Adam Smith
menurutku tidak menangkap keadaan masyarakat secara keseluruhan dan mungkin akan sulit
untuk diterapkan dalam keadaan kontemporer, karena seperti yang sudah kutulis tadi, pemikiran
Smith tentang invisible hands tidak diterapkan secara 100% di negara manapun.
Hadza Min Fadhli RobbySebenarnya secara konsepsi, pemikiran Smith ini cukup menarik,
dimana dia menawarkan tentang manusia yg bersifat simpatik thd manusia yang lainnya. Smith
mencoba untuk membuat antitesis dr pemikiran para realis sblmny seperti Hobbes atau
Macchiavelli, dimana kemudian org dapat mencari kebebasan tnp harus dikekang dlm certain
system of governance. tp kemudian, menurutku, terdapat bbrp kontradiksi dlm pemikiran Smith,
ya spt yang kemudian dielaborasi dlm Adam-Smith Problem.. kalau masalah relevansi sih,
kemudian, Smith ini menjadi dasar pengembangan pemikiran kapitalisme kedepannya, dan
sampai skrg kapitalisme itu terus berjalan, walaupun kemudian invisible hands is such an
impossible thing to be applied...
Nur Arianiaku sih sepakat dengan relativisme yang disebut oleh kak franz tadi dan hal-hal lain
yang mengakibatkan pemikiran smith ini sulit untuk diimplementasikan dalam kehidupan yang
real. terlebih di era kontemporer, kepentingan semakin beragam dan sarana untuk meraihnya pun
semakin beragam sehingga kecenderungan manusia untuk lebuh mengutamakan kepentingan di
atas hal-hal yang berkaitan dengan moral menjadi lebih besar.
Nur Ariani*lebih
Farha KamaliaMenurut saya, pemikiran teori Adam Smith mencoba untuk menghubungkan
antara kepentingan individu dengan kepentignan orang lain atas dasar moralitas, yang tercermin
dalam simpati. Adam Smith mencoba menggabungkan antara realita dan apa yang seharusnya
terjadi. Meskipun manusia memiliki sifat egois namun manusia juga memiliki rasa simpati
meskipun belum tentu empati. Menurut saya pandangan Smith dalam era kontemporer ini
relevan. Meskipun manusia bersifat individualistic, namun mereka memberikan kesempatan
kepada yang lain untuk sebebas-bebasnya berkompetisi, yang tercerminkan dalam pasar bebas.
Dapat dibuktikan bahwa kontemporer ini, perdagangan bebas sulit untuk dihindari terlepas murni
sebagai rasa simpati atau hanya mengejar kepentingan individu namun secara tidak langsung
berdampak pada individu yang lain.