Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 08 - Tahun V - 2013

46
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA KOTA PALANGKA RAYA JUNI 2013 JUNI 2013 EDISI 08/TAHUN V/2013 STUDY MISSION PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI PROVINSI NOVA SCOTIA - KANADA ON THE JOB TRAINING PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI CHIANG RAI - THAILAND PEMBELAJARAN DARI JEPANG: MODEL PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH SISTEM INOVASI DAERAH PROBLEM SAMPAH DI PERKOTAAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA Foto Sampul : Foto Sampul : Walikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Walikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi Nova Scotia di Provinsi Nova ScotiaKanada, November 2012 Kanada, November 2012

description

Buletin Litbang Bappeda edisi kedelapan ini mengulas hasil studi ke beberapa negara melalui program kerjasama maupun beasiswa. Adapun studi yang dipaparkan adalah Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi Nova Scotia– Kanada, Program Peningkatan Ekonomi Lokal di Chiang Rai—Thailand, dan Model Pengembangan Usaha Kecil Menengah di Jepang. Di samping itu disajikan juga paparan tentang Sistem Inovasi Daerah dari hasil Rakornas Litbang Kemendagri di Makassar pada bulan Juli 2012. Dan sebagai penutup edisi ini ditampilkan sebuah Opini tentang Problem Sampah di Perkotaan.

Transcript of Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 08 - Tahun V - 2013

Page 1: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYAKOTA PALANGKA RAYA

JUNI 2013JUNI 2013

EDISI 08/TAHUN V/2013

STUDY MISSION PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

DI PROVINSI NOVA SCOTIA - KANADA

ON THE JOB TRAINING PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

DI CHIANG RAI - THAILAND

PEMBELAJARAN DARI JEPANG:

MODEL PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH

SISTEM INOVASI DAERAH

PROBLEM SAMPAH DI PERKOTAAN

PEMERINTAH KOTA

PALANGKA RAYA

Foto Sampul :Foto Sampul : Walikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Walikota Palangka Raya bersama peserta Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi Nova Scotiadi Provinsi Nova Scotia——Kanada, November 2012Kanada, November 2012

Page 2: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

P uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan bimbingan-Nya dalam

penyelesaian buletin edisi kedelapan ini. Kami pun

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan tanggapan dan masukan tentang Buletin Litbang

Bappeda edisi sebelumnya yang bermanfaat dalam perbaikan

edisi ini.

Buletin Litbang Bappeda edisi kedelapan ini mengulas hasil studi ke beberapa

negara melalui program kerjasama maupun beasiswa. Adapun studi yang dipaparkan

adalah Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi Nova Scotia– Kanada, Program

Peningkatan Ekonomi Lokal di Chiang Rai—Thailand, dan Model Pengembangan Usaha

Kecil Menengah di Jepang. Di samping itu disajikan juga paparan tentang Sistem Inovasi

Daerah dari hasil Rakornas Litbang Kemendagri di Makassar pada bulan Juli 2012. Dan

sebagai penutup edisi ini ditampilkan sebuah Opini tentang Problem Sampah di Perkotaan.

Besar harapan kami kiranya Buletin Litbang, khususnya edisi ke-8 ini, dapat

menggugah inspirasi para praktisi pembangunan dari berbagai sektor dan juga masyarakat

yang nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Kota Cantik

Palangka Raya.

Kami senantiasa menyambut baik semua masukan dan saran untuk perbaikan

mutu Buletin Litbang Bappeda ini di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga buletin

ini dapat memberikan manfaat dan selamat membaca!

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KOTA PALANGKA RAYA

H. RAHMADI H N Pembina Tingkat I

NIP. 19590518 198603 1 013

1

Page 3: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Kata Pengantar

Daftar Isi

Study Mission Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Program Kerjasama Indonesia dan Kanada

On The Job Training Pengembangan Ekonomi Lokal

30 April — 5 Mei 2012 di Chiang Rai — Thailand

Pembelajaran dari Jepang: Model Pengembangan

Usaha Kecil Menengah (UKM)

Sistem Inovasi Daerah

Opini: Problem Sampah di Perkotaan

1

2

3

13

24

33

42

2

TIM PENYUSUN :

H. Rahmadi HN

Penanggung Jawab

Martina, SH, M.Si

Redaktur

Drs. Sernus Penyunting/Editor

Kristhine Agustine, SE Penyunting/Editor

Roysart Alfons, ST, MT, MSc

Penyunting/Editor

Suzi Emilia Rahmah, SP Desain Grafis

Nensianie, SP,M.Si Desain/Grafis

Immanuel Yuwana Yakti, ST

Fotografer

Edy Oktora Hanyi, ST

Sekretariat

Murid-murid SD Negeri 1 Mungku Baru

Page 4: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

K ota Palangka Raya pada tanggal 17 s.d.

30 Nopember 2012 diundang sebagai

salah satu peserta dalam Program

Study Mission kerjasama antara Kementerian

Dalam Negeri RI dengan Pemerintah Kanada

dan Institute Public Administration of Canada

(IPAC). Tentu hal ini merupakan kesempatan

yang sangat berharga, karena Pemerintah

Kabupaten/Kota dapat melihat dan

mempelajari secara langsung bagaimana sistem

pelayanan publik (public service delivery) di

Kanada, khususnya pada beberapa kota di

Provinsi Nova Scotia.

Peserta dari Pemerintah Daerah dalam

kegiatan ini terdiri atas 7 orang Bupati/

Walikota, yaitu dari Kota Palangka Raya, Kota

Tangerang Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat,

Kota Mamuju, Kabupaten Solok, Kabupaten

Kutai Kertanegara, dengan didampingi pejabat

yang terkait. Dipimpin oleh Staf Ahli Menteri

Walikota Palangka Raya bersama Peserta Study Mission lainnya dari Indonesia

3

Page 5: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Dalam Negeri, DR. SAUT SITUMORANG, peserta

diajak untuk mempelajari strategi dan

implementasi pelayanan publik, antara lain

pelayanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan

sampah/limbah, air minum, peranan

ombudsman dan masih banyak materi lain yang

terkait dengan sistem dan penyusunan standar

pelayanan minimal di Provinsi Nova Scotia,

Kanada.

Walaupun sistem pemerintahan dan

perekonomian jauh berbeda dengan Indonesia,

namun demikian banyak sekali best practise

yang dapat kita ambil substansinya dalam

memberikan pelayanan publik. Yang paling

menarik di antaranya adalah adanya jalinan

kerjasama antar beberapa pemerintah daerah

kota yang saling bersinergi dan sangat efektif

dalam menciptakan sistem pelayanan publik

misalnya dalam pengelolaan air minum,

pengelolaan limbah cair dan sampah. Kerjasama

ini ternyata sangat efektif dan efisien karena

adanya cost sharing antar Pemerintah Kota

sesuai dengan kemampuan keuangan daerah

masing-masing, namun dengan komitmen

bersama bahwa kualitas layanan harus

dirasakan sama oleh seluruh lapisan

masyarakat di semua kota yang bermitra.

Fungsi-fungsi pelayanan publik lebih

banyak dikelola secara bisnis oleh perusahaan-

perusahaan daerah, namun tetap dikemas

secara humanis. Pemerintah sangat menjaga

akuntabilitas pengelolaan uang pajak yang

dipungut dari masyarakat. Sebagian besar

anggaran pemerintah berasal dari pajak, antara

Provinsi Nova Scotia dan Provinsi lainnya di Kanada

4

Page 6: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

lain pajak properti, pajak barang dan jasa dll.

Masyarakat diajak terlibat secara langsung

terhadap proses pelayanan publik bahkan

perananan ombudsman setempat sangat besar

dalam memantau dan melakukan

pendampingan bagi masyarakat yang merasa

dirugikan dalam pelaksanaan pelayanan publik

pemerintah.

Dalam study mission ini peserta juga

diharapkan mendapatkan informasi dan analisis

untuk membuat suatu kebijakan pelayanan

publik yang sesuai dengan kondisi daerah

masing-masing. Pada intinya hak-hak rakyat

terpenuhi dan bekelanjutan dalam mewujudkan

layanan publik kelas dunia.

Study Mission dibuka oleh Menteri Dalam

Negeri Pemerintah Nova Scotia. Acara

pembukaan dihadiri oleh berbagai pihak antara

lain unsur Pemerintah Daerah setempat,

Profesor Mark Gilbert dari Delhousie University

dan IPAC.

Pada dua hari pertama kegiatan diawali

dengan berbagai presentasi tentang layanan

publik secara umum di Kanada, penyusunan

standar pelayanan publik dan berbagai

alternatif dari pelayanan publik yang dapat

dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Selanjutnya

sebagai wujud dari bentuk kerjasama ini maka

Walikota/Bupati sebagai peserta study mission

juga diminta untuk memaparkan kondisi

pelayanan publik pada daerah masing-masing

agar Pemerintah Nova Scotia juga dapat

mengambil best practice dari Indonesia.

Hari ketiga dan selanjutnya kegiatan

berada di lapangan untuk melihat secara

langsung apa yang telah disampaikan dalam

pembelajaran, antara lain melihat proses

pengelolaan pelayanan sektor pendidikan dari

tingkat TK, SD, SMP sampai SMA (istilah

Indonesia), mengunjungi pusat pengolahan

Kunjungan ke salah satu pusat pelayanan publik

5

Page 7: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

sampah, limbah cair dan air minum, rumah

sakit, kantor-kantor Pemerintah Kota setempat

dan obyek-obyek Public Private Partnersip

(PPP) lain yang ada.

Setelah 9 hari berada di Provinsi Nova

Scotia, pada hari berikutnya sebelum kembali

ke Indonesia, rombongan study mission juga

diterima di Kedutaan Besar Indonesia di

Ottawa, Kanada dan ada juga ada beberapa

agenda lain seperti pertemuan dengan

Kementerian Perternakan setempat yang

menawarkan peluang kerjasama pembibitan

sapi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di

Indonesia juga pertemuan dengan CARE Center,

sebuah organisasi interasional yang

memberikan bantuan untuk pemberdayaan

masyarakat dalam rangka memerangi

kemiskinan.

SEKTOR PENDIDIKAN

Pemerintah Kanada adalah pemerintah

yang sangat protektif dengan sistem pelayanan

pendidikannya. Pemerintah liberal tetapi sistem

yang dibangun sangat humanis. Campur tangan

Pemerintah sangat besar. Pada tingkat TK atau

usia 4 tahun mereka hanya menanam nilai-nilai,

pengembangan otak, sentuhan seni dan

kerjasama menjadi fokus utama. Pada tingkat-

tingkat berikutnya SMP dan SMA mulai

diajarkan kemandirian dan profesi untuk masa

depan mereka.

Pendidikan sepenuhnya merupakan

tanggung jawab provinsi. Pemerintah Pusat/

Federal hanya bertanggung terhadap

pendanaan (social transfer), dan terhadap

pendidikan suku asli Kanada (aborigin people).

Kurikulum di Kanada tidak dibuat secara

nasional melainkan diserahkan kepada

Pemerintah Provinsi masing-masing. Walaupun

demikian hal ini tidak terlalu menimbulkan

perbedaan yang ekstrim antara Nova Scotia

dengan daerah-daerah lainnya seperti Toronto.

Pedoman yang diterapkan dalam

pengembangan kurikulum adalah sebagai

berikut :

a. Berdasarkan pada praktek terbaik dalam

setiap mata pelajaran dan dalam proses

belajar mengajar.

b. SDM pengembangan kurikulum secara

profesional.

c. Kolaborasi dengan dewan sekolah dan

sekolah untuk:

Mengidentifikasi kekuatan daerah untuk

perbaikan

Memastikan kurikulum sesuai kebutuhan

peserta didik yang beragam

Berbagi praktek terbaik dalam mengajar,

pembelajaran dan penilaian

Di Provinsi ini biaya sekolah dari

Elementary sampai High School gratis karena

semua ditanggung oleh Pemerintah. Sekolah

swasta di sini tidak terlalu berkembang.

Formula pembiayaan pendidikan yang

diterapkan antara Departemen Pendidikan dan

Dewan Sekolah sebagai berikut:

Departemen Pendidikan mendistribusikan

sumber daya dan pendanaan untuk dewan

sekolah melalui model pendanaan provinsi;

Dewan sekolah bertanggung jawab untuk

mengalokasikan sumber daya dan dana

untuk memenuhi standar provinsi untuk

pendidikan;

Departemen bekerja erat dengan dewan

sekolah untuk memastikan bahwa sumber

daya dialokasikan secara efektif, dan untuk

Peserta dari Kota Palangka Raya

6

Page 8: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

menyediakan dukungan tambahan yang

mungkin diperlukan.

Undang-undang yang mengatur

pendidikan dibuat oleh Provinsi karena

otonomi tidak berada di Kabupaten/Kota

melainkan di tingkat Provinsi. Hal yang menarik

lainnya adalah tentang rasio guru sangat baik,

yaitu 25 siswa per guru, sedangkan pada tingkat

TK 5 siswa per guru. Biaya pendidikan gratis

karena semua sudah dibiayai oleh pajak yang

dibayar oleh masyarakat. Gaji guru yang

berpendidikan S1 kurang lebih USD 50.000 dan

masa kerja 7 tahun dan S2 kurang lebih USD

60.000 per tahun. Bagi yang masa kerjanya di

atas 10 tahun digaji USD 80.000 atau sekitar Rp

800 juta per tahun. Profesi guru sangat

dihormati di Kanada dan mereka sangat

profesional dan disiplin. Para guru menyadari

bahwa di tangan mereka masa depan Kanada

dipertaruhkan.

Di Provinsi Nova Scotia terdapat 8 dewan

sekolah, yang terdiri atas 7 dewan sekolah

daerah dan 1 dewan sekolah bahasa Perancis.

Pembagian peran dan tanggung jawab antara

dewan sekolah, kepala sekolah dan guru adalah

sebagai berikut :

Dewan Sekolah

Mempromosikan keunggulan dalam

pendidikan dan memberikan instruksi untuk

semua siswa

Mengembangkan rencana strategis untuk

wilayah dewan sekolah

Mengelola urusan keuangan dari dewan

sekolah

Menyediakan untuk transportasi siswa ke

dan dari sekolah

Kepala Sekolah

Pemimpin pendidikan di sekolah

Berkomunikasi secara teratur dengan orang

tua

Bertanggung jawab untuk memastikan

kurikulum yang diimplementasikan

Bertanggung jawab atas kesehatan dan

keselamatan siswa dan staf

Guru

Memberikan program sekolah umum,

mengevaluasi kemajuan siswa, dan

mendorong semua siswa untuk menjadi

pelajar yang terlibat aktif

Menjaga lingkungan kerja yang aman dan

hormat dan hadir untuk keselamatan,

kesehatan, dan kesejahteraan siswa

Beberapa hal dapat disimpulkan dari

keberhasilan pelaksanaan pendidikan di

Provinsi Nova Scotia sebagai berikut :

Kemitraan sangat penting untuk

keberhasilan dalam membangun,

melaksanakan, dan memantau standar

minimum untuk mendukung pembelajaran

semua siswa di seluruh propinsi.

Mitra kunci yang terlibat pada setiap tahap

proses :

Peningkatan kapasitas

Umpan balik yang berkelanjutan

Koreksi diidentifikasi dan diimplementasi-

kan di seluruh sistem sesuai kebutuhan.

SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN

Peranan Pemerintah Federal :

Mengatur dan mengadministrasikan prinsip-

prinsip pelayanan kesehatan melalui UU

Kesehatan Kanada;

Membantu dalam pembiayaan kesehatan

Provinsi/Teritory melalui Sistem Transfer;

Menyediakan fungsi-fungsi kesehatan lain

seperti kesehatan publik dan program

proteksi kesehatan serta riset kesehatan.

Peranan Pemerintah Provinsi :

Pengadministrasian dan pelayanan

kesehatan sesuai petunjuk dari provisi UU

Kesehatan Kanada.

Memutuskan dimana rumah sakit akan

dilokasikan, berapa banyak petugas

dibutuhkan, dan berapa banyak uang yang

dibutuhkan untuk sistem pelayanan

kesehatan.

Undang-Undang Otoritas Kesehatan

Kanada mengatur cakupan tanggung jawab

7

Page 9: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

antara Departemen Kesehatan dan Pemerintah

Kota sebagai berikut:

Departemen Kesehatan

Bertanggungjawab terhadap petunjuk

strategis dari sistem perawatan kesehatan

Mengembangkan dan memastikan standar

pelaksanaan pelayanan

Memonitor, mengukur, dan mengevaluasi

kualitas, aksesibilitas dan komprehensivitas

dari pelayanan kesehatan

Pemerintah Kota

Melaksanakan, merencanakan, mengatur,

monitor, mengevaluasi dan memberikan

pelayanan kesehatan

Menentukan prioritas dan alokasi sumber-

sumber

Mengimplementasikan business plan

pelayanan kesehatan

Direkomendasikan pelayanan kesehatan

Berpartisipasi dalam kebijakan provinsi,

rencana dan inisiatif

Undang-Undang Otoritas Kesehatan

meminta Departemen Kesehatan untuk

menyampaikan ‘business plan’ yang meliputi:

UU Otoritas Kesehatan meminta Dept.

Kesehatan untuk menyampaikan “business plan”

meliputi:

Bagaimana mengutamakan kepentingan

masyarakat

Tingkat layanan kesehatan yang diperlukan

dan bagaimana layanan tersebut diberikan

Ketersediaan SDM yang tepat utk pelayanan

kesehatan

Komponen keuangan yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan dan memberikan

perawatan kesehatan

Rencana modal untuk infrastruktur dan

peralatan

Pengeluaran Pemerintah untuk bidang

kesehatan mencapai 40% total anggaran yang

tersedia. Dibandingkan dengan pengeluaran

pada bidang-bidang lainnya, pengeluaran dalam

bidang kesehatan lebih tinggi daripada

pengeluaran bidang lainnya, termasuk

dibandingkan bidang pendidikan dan pelayanan

masyarakat lainnya.

SEKTOR PENGELOLAAN SAMPAH

Dalam hal pengelolaan sampah di Nova

Scotia berlaku prinsip ‘too good to waste’, yang

maknanya bahwa setiap rumah tangga dan

industri perlu selektif dalam hal membuang

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

2001-02 2003-04 2005-06 2007-08 2009-10

Provincial Government Spending 2001/02 to 2010-11

($millions)

Health Education Community Services Other Depts Debt Costs

Pengeluaran Pemerintah Provinsi

8

Page 10: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

sampah. Tidak semua barang dapat diangkut ke

tempat pembuangan akhir. Beberapa jenis

material tidak akan diangkut oleh petugas

pembuangan sampah karena ada aturan yang

melarangnya. Jenis-jenis material yang dilarang

dibuang adalah:

Kertas : karton bergelombang dan koran.

Wadah : tempat minuman, tempat minuman

dari kaca dan logam, plastik.

Ban bekas

Sampah cat

Material organik yang dapat dikomposkan :

daun dan sampah halaman dan sampah

makanan.

Sampah elektronik.

Larangan pembuangan terhadap jenis

material di atas bertujuan untuk daur ulang

menjadi bahan lain yang bermanfaat. Studi yang

pernah dilakukan menemukan bahwa

Pemerintah Provinsi Nova Scotia berhasil

menghemat minimal $31 juta/tahun dalam

Pengumpulan sampah organik di pinggir jalan

Pengumpulan sampah organik dari industri

Sampah elektronik

9

Page 11: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

bidang pengelolaan sampah. Selain itu, Selain

itu, pengelolaan sampah seperti itu telah

memberikan tambahan lapangan pekerjaan,

pengembangan bisnis dan tentunya keuntungan

dalam hal pemeliharaan lingkungan. Tingkat

pembuangan di Nova Scotia 50% lebih rendah

daripada propinsi lainnya di Kanada.

Pengelolaan Limbah Padat

Pengolahan limbah Padat oleh Sektor

SWASTA, dengan dananya dari saham

Pemerintah Kota Halifax.

Mengelola limbah padat untuk Landfilling.

Dibuat jadi seperti gunung, dengan lapisan

paling bawah batu kecil, kemudian sampah,

lalu tanah , tanah-sampah,dst.

Air limbah dari tempat ini dialirkan ke tangki

penampungan dan diproses lalu dibuang ke

laut. Sedangkan gas metan dibuang melalui

pipa pembuangan ke udara. Gunung sampah

ini lapisan paling atasnya adalah rumput dan

kemungkinan dibuat jadi lapangan golf atau

untuk aktivitas lainnya.

Untuk Limbah dari Septitank penduduk

dikumpulkan dan diolah. Kotoran dipress

sampai tidak berbau dan dipadatkan seperti

kue, untuk selanjutnya digunakan sebagai

pupuk organik. Air limbahnya disterilisasi

sampai dapat dialirkan kembali ke sungai/

laut.

Hasil akhir limbah selalu dikontol dan

dipastikan tidak mencemari lingkungan.

Beberapa pelajaran yang dapat diperoleh

dari Pelayanan Pengelolaan Sampah di Nova

Scotia antara lain:

Semua itu membutuhkan uang/biaya.

Areal Pengomposan

10

Page 12: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Pengelolaan sampah akan

membutuhkan lebih banyak biaya,

namun akan hasilnya akan lebih

besar

Pembayar pajak semakin berkurang.

Keuntungan ekonomi

Lapangan pekerjaan, businesses, nilai

tambah manufaktur, dsb.

Komposting lebih menantang dari

pada mengantisipasi

Diperlukan perubahan perilaku masyarakat,

khususnya dalam pemilahan sampah.

SEKTOR PELAYANAN AIR MINUM

Program air minum dianggap penting dan

perlu ada dengan beberapa alasan berikut:

Perlindungan kesehatan masyarakat

Kualitas hidup

Pengembangan ekonomi

Perlindungan kebakaran

Kewajiban penyedia air minum sesuai

dengan Undang-Undang meliputi:

Pengujian berkala dan pemantauan

Pemberitahuan langsung dan tindakan

korektif

Menyediakan air minum yang aman sesuai

standar.

Strategi Bidang Air Minum

1. Semua PDAM memiliki persetujuan yang

mengharuskan mereka untuk memenuhi

standar yang jelas untuk pengolahan air dan

sertifikasi terdaftar sebagai Operator

Perlengkapan minum air kecil public.

2. Pemilik swasta memahami peran mereka

dalam melindungi dan pengujian air mereka.

3. Semua PDAM memiliki kesepakatan yang

mengharuskan mereka untuk memenuhi

standar yang jelas untuk pengolahan air dan

sertifikasi terdaftar sebagai Operator

Penyediaan Air Minum Publik. Sertifikasi ini

didasarkan atas pendidikan, pengalaman

dan ujian.

4. Pemilik swasta memahami peran mereka

dalam melindungi dan pengujian air mereka.

Perlindungan Sumber Air

Pemerintah Provinsi Nova Scotia juga

menerapkan upaya perlindungan terhadap

sumber air dengan motto ‘satu ons pencegahan

bernilai satu pon pengobatan’. Upaya

perlindungan terhadap sumber air ini

melibatkan masyarakat dan organisasi yang

berkepentingan terhadap cakupan air.

Tahapan perlindungan sumber air yang

diterapkan adalah sebagai berikut:

Tahap I : Memapankan Komite Penasehat

Sumber Air

Tahap II : Mengidentifikasi dan

menggambarkan area proteksi

sumber air

Tahap III : Mengidentifikasi sumber

kontaminasi dan menilai

kerentanan

Tahap IV : Mengembangkan rencana proteksi

sumber air

Tahap V : Memonitor hasil dan rencana

evaluasi

Upaya perlindungan sumber air juga

dilakukan dengan melalui audit penuh terhadap

operator air minum setiap 3 tahun dan

monitoring terhadap kandungan bakteri dan

sisa chlorine setiap 3 bulan. Audit dan

monitoring ini bertujuan membuktikan bahwa

air yang dihasilkan aman bagi konsumen.

Peranan Ombudsman

Ombudsman sangat berperan dalam

pengawasan pelaksanaan pelayanan publik oleh

Pemerintah. Peran ombudsman tidak setengah-

setengah untuk mengawal pihak yang merasa

11

Page 13: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Foto Bersama Peserta Study Mission di Kantor Kedutaan Indonesia

dirugikan oleh pemerintah daerah dalam hal

pelayanan publik yang menjadi haknya, mulai

dari tahap pengaduan sampai ada penyelesaian

akhir (tuntas dan jelas, tidak ada kasus yang

mengambang).

Selain melaksanakan pengawasan,

keberadaan dan peran ombudsman

disosialisasikan secara optimal sekaligus

mempromosikan keadilan dan akuntabilitas

dalam administrasi sektor publik. Badan ini

diberi wewenang untuk melakukan penyidikan

sendiri. Ada divisi khusus yang dibentuk untuk

menangani keluhan dari kaum muda.

Hasil kerja dari badan ini merupakan

peluang bagi karyawan sektor publik (PNS)

untuk memperbaiki kinerja dan mengurangi

kesalahan di tempat kerja demi penyampaian

pelayan publiik yang optimal.

Pelayanan Bersama (Shared Service)

Kota-kota di Propinsi Nova Scotia tidak

asing terhadap pelayanan bersama. Pelayanan

bersama berarti dua atau lebih kota melakukan

kerjasama dalam jenis pelayanan tertentu. Di

Provinsi ini ada lebih dari 230 pelayanan

bersama. Kesempatan ini memberikan peluang

untuk berbagi hal positif (best practices) demi

perbaikan pelayanan pemerintah, selain

terbukti lebih efisien dalam hal pembiayaan.

Bidang-bidang yang telah ada pelayanan

bersama di Provinsi Nova Scotia antara lain

pengelolaan air minum, pengelolan limbah,

tempat rekreasi, keselamatan kebakaran,

pemeriksaan bangunan, panti jompo. Suatu

organisasi non-profit dibentuk untuk mewakili

kepentingan Provinsi pada Pemerintah Kota

dengan total keanggotaan 410 pejabat terpilih

mewakili 54 kota. Organisasi ini disebut Union

of Nova Scotia Municipalities (UNSM), berperan

dalam membantu menjembatani atau

menyelesaikan isu atau permasalahan antar

kota, termasuk pelayanan bersama.

Salah satu contoh cerita sukses pelayanan

bersama adalah County Annapolis dan Town of

Middleton yang mengembangkan saluran air

kotor dan air dari town ke county dengan cost

sharing 50/50 dan pembagian pendapatan

pajak 50/50. Kerjasama ini didasari prinsip

bahwa “Lebih baik mendapatkan 50%

pendapatan pajak dari tanah komersial

daripada mendapatkan 100% pendapatan pajak

dari daerah pedesaan”.

* * *

12

Page 14: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Oleh : Ir. NARIE, Peserta On The Job Training dari Pemerintah Kota Palangka Raya

Latar Belakang

P engembangan Ekonomi Lokal adalah

merupakan suatu proses membangun

dialog dan kemitraan para pihak yang

meliputi pemerintah, pengusaha dan organisasi

masyarakat lokal. Tujuan utamanya adalah

mendorong meningkatnya investasi guna

menciptakan pertumbuhan yang tinggi dan

berkelanjutan serta meningkatkan kesempatan

kerja baru dan pemerataan di daerah.

Bank Dunia saat ini sedang mendukung

suatu program kegiatan untuk mendorong

pelaksanaan reformasi dalam arti luas pada

tingkat pemerintahan lokal kota dan kabupaten.

Program ini dikenal dengan nama USDRP

13

Page 15: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

(Urban Sector Development Reform Project).

Melalui USDRP, Bank Dunia mendukung

implementasi agenda reformasi dan investasi di

kota dan kabupaten yang berpatisipasi dalam

program USDRP. Direktorat Jenderal Cipta

Karya(DJCK) Kementrian Pekerjaan Umum

bertindak sebagai Executing Agency untuk

proyek ini.

Pemerintah Daerah yang berpartisipasi,

melalui skema penerusan pinjaman, USDRP

melaksanakan konstruksi dan rehabilitasi

bangunan pasar, terminal dan tempat

pelelangan ikan (TPI). Sampai saat ini sudah ada

10 kota/kabupaten yang mendapat-kan

penerusan pinjaman USDRP dengan nilai

investasi yang bervariasi untuk masing-masing

jenis sarana(pasar/terminal) dari mulai Rp 6,5

miliar sampai dengan Rp 46 miliar. Kota/

kabupaten tersebut adalah Kota Banda Aceh

(Nangroe Aceh Darusalam), Kota Sawahlunto

(Sumatera Barat), Kota Cimahi (Jawa Barat),

Kota Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Kota

Palopo, Kota Pare-pare, Kabupaten Barru, dan

Kabupaten Sidenreng Rappang (Sulawesi

Selatan), serta Kabupaten Parigi Moutong dan

Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah).

USDRP, melalui kegiatan Urban

Institusional Development Program (UIDP),

memberikan dukungan kepada pemerintah

daerah peserta USDRP untuk merencanakan

dan melaksanakan pendekatan Pengembangan

Ekonomi Lokal (PEL) melalui pelaksanaan

agenda pembaharuan PEL USDRP.

Maksud kegiatan On The Job Training

adalah sebagai media bagi pemerintah daerah

dalam menerapkan langkah-langkah

Pengembangan Ekonomi Lokal dengan

mempelajari apa yang telah dilakukan oleh

pemerintah dan pelaku usaha di negara lain

dalam mendorong pengembangan usaha terkait

fokus kluster yang dipilih.

Tujuan Penulisan

Tujuan pengembangan ekonomi lokal

adalah memberikan panduan bagi daerah dalam

mengembangkan kelembagaan forum

Peserta On The Job Training di Mae Pah Luang Garden

14

Page 16: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

pengembangan ekonomi daerah agar lebih

berperan dalam pembangunan ekonomi daerah

secara proporsional yang disesuaikan dengan

kapasitas sumberdaya dan kompetensi yang

dimiliki.

Tujuan On The Job Training di Provinsi

Chiang Rai – Thailand khususnya Doi Tung

Development Project adalah :

1. Menyediakan kesempatan bagi pemerintah

daerah untuk belajar dari pengalaman

pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Lokal

di Provinsi Chiang Rai – Thailand khususnya

Doi Tung Development Project, yang telah

berhasil dalam pengembangan ekonomi lokal

terutama pengembangan kluster ekonomi di

negaranya.

2. Mempelajari proses pencapaian dan

permasalahan yang terjadi dalam upaya

Pengembangan Ekonomi Lokal khususnya

pendukungan terhadap Usaha Mikro dan

Kecil yang telah dilakukan oleh Doi Tung

Development Project di Propinsi Chiang Rai,

Thailand.

3. Saling tukar informasi mengenai berbagai

kebijakan, peraturan dan penyusunan

perencanaan Pengembangan Ekonomi Lokal

yang telah dilaksanakan oleh Doi Tung

Development Project di Provinsi Chiang Rai,

Thailand.

GAMBARAN UMUM TENTANG DOI TUNG

DEVELOPMENT PROJECT

Doi Tung Development Project (DTDP),

merupakan salah satu dari empat proyek

unggulan dari Mae Fah Luang Foundation,

didirikan pada tahun 1988 oleh Ibu Suri di Doi

Tung, sebuah daerah pegunungan yang tinggi di

Chiang Rai, provinsi paling utara Thailand.

Wilayah proyek mencangkup sekitar 15.000

hektar, memberi manfaat untuk sekitar 11.000

orang dari 29 desa. Doi Tung pernah menjadi

daerah terpencil di jantung segitiga emas-

Diskusi dengan pihak Pang Mahan Reforestration Project

15

Page 17: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

daerah yang terkenal akan produksi opium

illegal dunia. Permasalahan di Doi Tung sangat

kompleks. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang

rusak akibat penebangan liar dan pembakaran

untuk kebutuhan penanaman,dan kemudian

semakin dipercepat kerusakannya oleh

penanaman opium. Penduduk di Doi Tung

terdiri atas enam kelompok etnis dan tanpa

memiliki kewargaan Negara Thailand. Mereka

hidup di sebuah “dunia penuh perjuangan”,

dimana orang hidup dalam kemiskinan, tanpa

ada infrastuktur dasar atau dukungan dari

pemerintah. Kelompok-kelompok bersenjata

menduduki sebagian dari wilayah ini, yang

membuat sulit bagi pejabat pemerintah untuk

memberikan bantuan apapun kepada warga

setempat.

Setelah kunjungan pertama Ibu Suri ke

Doi Tung – pada perbukitan tandus – pada

januari 1987, Ibu Suri mengumumkan bahwa

“Saya akan menghutankan kembali Doi Tung”.

Menyadari bahwa akar penyebab permasalahan

tersebut adalah kemiskinan dan kurangnya

kesempatan usaha, maka Ibu Suri memutuskan

untuk memperbaiki kondisi Doi Tung dari sisi

sosial, ekonomi dan lingkungan. Ibu Suri

menunjukkan komitmennya dengan

membangun rumahnya di Doi Tung,

memberikan harapan kepada etnis minoritas

Diskusi dengan pihak Pang Mahan Reforestration Project

Diskusi antar peserta On The Job Training

16

Page 18: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

dan menyediakan kesempatan bagi semua

orang tanpa memandang ras, agama atau

kebangsaan. Visi dari Ibu Suri adalah untuk

memungkinkan manusia dan alam hidup

berdampingan secara harmonis, dengan

menyelaraskan kepentingan rakyat melalui

pelestarian lingkungan alam dan memberikan

kesempatan untuk semua, tanpa memandang

perbedaan ras dan agama.

Kerangka waktu untuk DTDP adalah 30

tahun, dan diurai menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap I (1988-1993); Penanganan masalah

kesehatan dengan memberikan pendidikan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Secara

bersamaan, pemberian kebutuhan dasar

hidup dan kesempatan untuk bekerja serta

pelatihan ketrampilan dilakukan kepada

semua orang.

b. Tahap II (1994-2002); Peningkatan

penghasilan merupakan focus utama dalam

tahap ini. DTDP memperkenalkan konsep

pembangunan pedesaan melalui

peningkatan rantai nilai. Keterlibatan DTDP

pada bidang ini adalah melakukan gerakan

diluar budidaya komoditas pertanian, yaitu

dengan secara aktif merencanakan dan

melaksanakan, bagaimana seseorang dapat

berpindah ke langkah-langkah pengolahan

selanjutnya yang akan memberikan nilai

tambah kepada produk dasar.

c. Tahap III (2003-2017); Pada tahap ini yang

dilakukan adalah perkuatan terhadap unit

usaha sehingga produk dan pengusahanya

akan dapat berkelanjutan. Hal ini dilakukan

sepanjang tahap akhir dengan upaya

pengembangan kapasitas, pemberdayaan,

dan pendidikan tetap dilaksanakan, hingga

masyarakat telah siap untuk mengambil alih

proyek tersebut pada tahun 2017, ketika

tahapan proyek telah selesai. Tujuan utama

dari DTDP adalah untuk mewariskan sistem

administrasi dan manajemen

pengembangan wilayah serta bisnis ke

pemimpin lokal generasi baru.

Doi Tung terdiri dari 4 (empat) unit

bisnis : makanan, kerajinan tangan, hortikutura

dan pariwisata. DTDP sendiri telah mandiri

Sejak tahun 2003, DTDP telah diakui oleh

Kantor PBB untuk narkoba dan kejahatan (UN

Office on Drugs and Crime – UNODC) sebagai

salah satu contoh terbaik di dunia dalam

Pengembangan Alternatif.

PELAJARAN YANG DIPEROLEH

Identifikasi dan Pemilihan Rencana Aksi

Dalam Sebuah Program

Dari beberapa yang dikunjungi untuk

melihat aksi yang telah direncanakan lebih 30

tahun yang telah dilakukan oleh Doi Tung

Development Project (DTDP) target

pembelajaran dari kunjungan di antaranya:

Pang Mahan Reforestration Project, Mae Fah

Luang Gardens, Project Database Center, Novuti

Coffee Site 1 dan Macadamia Plantation, Cottage

Industri dan Outlet, Diskusi dengan Sub-District

Administration Organization (SAO) Mae Fah

Luang, Diskusi dengan Pemerintah Provinsi

Chiang Rai adalah sebagai berikut :

Produk Unggulan dari Tanaman Macadamia

17

Page 19: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

a. Pang Mahan Reforestration Project,

mendapat bantuan/dukungan dari Ibu Suri

(ibu dari raja sekarang) Somdej Phra

Srinagarindra dari bertanam Opium menjadi

bertanam lain (seperti kopi dan macadamia)

yaitu pembinaan Kerajaan dan Departemen

Kehutanan sejak tahun 1989 dengan

bertanam pinus. Penelitian menunjukkan

bahwa monokultur pinus tidak dapat

menjadikan hutan tersebut sebagai tempat

hidup. Proyek reboisasi Pang Mahan

mencakup luas 2.242 ha yang dihuni oleh 6

suku asli perbukitan di 18 desa dengan

jumlah penduduk 7.639 orang. Pendekatan

kepada masyarakat dilakukan dengan

mendengar dan mengajar serta memberikan

pemahaman dan menekankan untuk

melindungi hutan. Serta prinsip Yang Mulia

Raja yaitu “Mengerti, Menjangkau dan

Mengembangkan” dan prinsip Ibu Suri yaitu

“Memupuk tanah, memupuk masyarakat

dengan menanamkan kesadaran lingkungan

kepada masyarakat untuk melestarikan

hutan yang berkelanjutan.”

b. Mae Pah Luang Foundation dalam

pengembangan ekonomi lokal terutama

pengembangan kluster ekonomi pada

kegiatan Doi Tung Project, Mae Pah Luang

Garden awalnya merupakan desa Akha Pa

Kluay, yaitu desa yang digunakan sebagai

rute utama bagi rombongan opium dan

terlibat dalam perdagangan heroin dan

senjata. Atas permintaan dari Doi Tung

Development Project, masyarakat setuju

direlokasi ke lokasi baru berjarak 500 m

dari desa mereka. Di bekas pemukiman

mereka sebuah taman bunga sedang

dibangun seluas 10 ha sesuai keinginan Ibu

Suri. Di tengah taman ini berdiri “Continuity/

kontinuitas”, yaitu sebuah patung Misiem Yip

Pertemuan dengan Pihak Projects Database Centre

18

Page 20: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

-In-Soi. Ibu Suri yang memberikan nama

patung tersebut untuk memastikan bahwa

setiap keberlangsungan akan menjamin

keberhasilan dari setiap usaha. Taman

tersebut dipelihara oleh penduduk setempat

dan membawa pendapatan yang besar ke

daerah, secara langsung juga kesempatan

kerja bagi penduduk setempat, secara tidak

langsung sebagai tujuan wisata.

c. Project Database Center, secara langsung

menangani bagaimana Mae Pah Luang

Foundation menunjang, membantu dan

memantau pelaksanaan seluruh kegiatan

yang dikelola oleh Mae Pah Luang

Foundation. Berbagi pengalaman dalam

melakukan adaptasi dan menerapkan filosofi

secara teori kedalam praktek di dalam

maupun diluar Doi Tung Project.

d. Navuti Coffee Site 1 dan Macadamia,

merupakan suatu proyek Pemerintah.

Proyek ini menciptakan lapangan kerja dan

menghasilkan pendapatan bagi penduduk

desa dan pendapatan yang memuaskan bagi

proyek. Laba yang dihasilkan oleh Navuti

telah diinvestasikan dalam kegiatan

pembangunan masyarakat. Keberhasilan

dalam pengentasan kemiskinan pedesaan

dan inisiatif pemberantasan narkoba yang

efektif, Doi Tung Development Project telah

dikenal dunia internasional sebagai salah

satu proyek dunia yang paling berhasil

dalam pembangunan berkelanjutan.

Didirikan pada tahun 1989, Navuti adalah

salah satu kemitraan publik-swasta pertama

dan salah satu bentuk proyek dari Corporate

Social Responsibility (CSR) di Thailand.

Metode ini telah menunjukkan keberhasilan

dari metode yang tidak hanya

memberdayakan orang dan memungkinkan

mereka sendiri untuk menyadari potensi

Pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Chiang Rai

19

Page 21: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

mereka sendiri, namun juga menjadi model

dari investasi sosial dari sektor swasta.

Proyek hutan ekonomi ini terdiri dari

perkebunan kopi dan macadamia.

e. Cottage Industry and outlet. Pusat pelatihan

kejuruan pertama ini telah berkembang

menjadi basis produksi untuk kerajinan dan

kopi panggang. Mid-stream ini merupakan

tahap pembangunan yang menggabungkan

kearifan lokal, terutama unsur perempuan

dan pengetahuan modern dan memberikan

nilai tambah bagi produk home–industry,

sehingga membuat produk ini memiliki nilai

jual tinggi di tingkat lokal maupun

internasional. Kawasan ini terus menghasil-

kan lapangan pekerjaan, aliran pendapatan,

penghasilan tambahan yang efektif dan

alternatif untuk memangkas praktek-praktek

pertanian yang merusak. Outlet kawasan ini

adalah pabrik tenun, pabrik kertas Malbery,

fasilitas kopi panggang, pabrik keramik dan

kultur jaringan.

f. Diskusi dengan Sub-Distrik Administration

Organisasi (SAO), Mae Fah Luang Foun-

dation, Doi Tung Development Project dari

pihak tersebut memberikan informasi serta

pengalaman mereka dalam melaksanakan

program dan kegiatan juga kebijakan,

peraturan dan penyusunan perencanaan

pelaksanaan, peran serta pemerintah lokal

dalam mendukung kegiatan Doi Tung

Project. Perencanaan yang mereka lakukan

adalah perencanaan partisipatif yaitu dengan

mengundang masyarakat yang terlibat untuk

berdialog, mendengarkan apa yang mereka

butuhkan dalam hal tersebut tidak semua

yang mereka butuhkan dipenuhi, selain itu

pihak Doi Tung Project memberikan kegitan

pendidikan, kesehatan, mata pencaharian

dan kebudayaan yang tujuannya

menanamkan unsur budaya sehingga tidak

mengesampingkan budaya mereka sendiri.

g. Diskusi dengan Pemerintah Daerah Chiang

Rai. Pemerintah Provinsi Chiang Rai

memfasilitasi Pang Mahan Reforestration

Project, Doi Tung Project, Mae Pah Luang,

awalnya 30 tahun yang lalu yaitu satu

komponen dengan pemerintah, serta One

Tambon One Product (OTOP), merupakan

visi pemerintah pusat.

Pelibatan Masyarakat dalam Perencanaan

Dalam melaksanakan kegiatan tentu

pelibatan masyarakat dalam perencanaan

penting karena semuanya adalah memberikan

kepercayaan kepada masyarakat untuk kepen-

tingan, dengan mengundang salah satunya

kuncinya membuat keterikatan lokal/leaders,

tokoh masyarakat untuk menjembatani antara

pemerintah dan masyarakat mulai dengan

dialog/musyawarah/pembicaraan yang dilaku-

kan pada malam hari mengingat pagi hingga

sore hari masyarakat tersebut juga bekerja.

Tempat pertemuan ditentukan, atau pihak

yayasan yang datang kepada masyarakat

mendengar apa keinginan mereka. Pertemuan

seperti ini dilakukan berulang-ulang dan pihak

yayasan tinggal bersama-sama dengan

masyarakat untuk sementara. Cara ini untuk

menunjukkan komitmen yayasan. Perencanaan

yang dilakukan mulai dari desa melalui kepala

desa disampaikan ke kecamatan, kecamatan

mengundang pimpinan yang lain untuk

mendengarkan mereka, melihat kebutuhan

anggaran, kalau tidak cukup diajukan ke

provinsi.

Kapan peran dan intervensi pemerintah didukung?

Peran dan intervensi pemerintah pada

awalnya tidak didukung. Hal ini membutuhkan

waktu. Tetapi pemerintah selalu berupaya

untuk meyakinkan dan perlu bukti fisik yang

dapat dilihat oleh masyarakat. Yang paling

penting adalah apa yang bisa diperoleh

masyarakat yaitu keluar dari persoalan dan

meyakinkan mereka bahwa orang-orang di

sekitar mereka mau membantu. Seperti kopi,

adalah kebijakan/keputusan bentuk intervensi

untuk mendukung tanaman kopi, karena telah

20

Page 22: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

ditanam oleh masyarakat kopi robusta dan kopi

arabica. Pihak yayasan tidak ingin masyarakat

hanya menjadi petani kopi melainkan

memahami tentang rantai nilai dan

mendapatkan nilai tambah lebih lanjut

mengingat peran pemerintah sebagai manajer,

fasilitator, dan regulator.

Membangun Kerjasama (Sinergi) antara Pemerintah dan Pihak di Luar Pemerintahan

Dalam membangun kerjasama(sinergi)

antara pemerintah dan pihak di luar

pemerintahan sudah dilakukan antara lain

Navuti Coffee Site Macadamia Plantation

perusahaan yang mereboisasi dan mengembang

-kan hutan ekonomi produktif Doi Tung dengan

mengolah komoditi kopi dan macadamia, adalah

kemitraan publik-swasta pertama salah satu

bentuk dari proyek Corporate Sosial

Resposibility (CSR) di Thailand.

Cottage Industry and Outlet merupakan

sentra IKM dan UKM pusat pelatihan pertama

telah berkembang menjadi basis produksi untuk

produk kerajinan dan kopi panggang. Mid-

stream merupakan tahap pembangunan yang

menggabungkan kearifan lokal.

Menghubungkan produsen ke pasar melalui kemitraan usaha

Berbagai kepentingan saling

berhubungan dengan produsen berhubungan

langsung dengan pasar. Pada program USDRP,

pengembangan ekonomi lokal menghendaki

adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku

usaha, dan masyarakat dalam upaya terus

meningkatkan, memajukan, memecahkan

bersama permasalahan usaha, merencanakan

strategi dan agenda kegiatan bersama, dan

21

Page 23: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

memikirkan bersama pemasaran regional,

nasional bahkan internasional.

Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat

Memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk belajar melihat, masyarakat

yang melaksanakan mulai dari usulan yang

mereka sampaikan, diajukan seperti profosal

juga masyarakat itu sendiri yang

melaksanakan/melakukan bahkan sampai

mempertanggung jawabkan, pemerintah hanya

sebagai pendamping, kalau ada yang salah/

keliru tentu pendamping akan mengarahkan

seperti ada banyak program pemerintah ada

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perkotaan yang sebelumnya

Program Penanggulangan Kemiskinan

Perkotaan (P2KP), pemberdayaan partisipatif.

Pengembangan data base sebagai basis perencanaan yang baik

Database adalah penting sebagai basis

perencanaan yang baik, karena segala sesuatu

berangkat dari data. Database menunjang,

membantu, dan memantau pengelolaan seluruh

kegiatan yang kita kelola dan dilaksanakan, dan

perlu dikembangkan bahkan ditingkatkan.

Yang Diperlukan untuk Memastikan

Keberlanjutan dari Suatu Program

Dalam rangka keberlanjutannya,

eksistensi forum pengembangan ekonomi

daerah memerlukan dukungan berupa:

1. Komitmen yang tinggi kepala daerah, peran

inisiator/penggerak forum (local champion),

legalitas forum, rencana strategis (Renstra)

forum sebagai pedoman kinerja,

pengambilan keputusan dilakukan secara

musyawarah/mufakat, tetap menjaga

independensi, penguatan pembiayaan

program kerja yang jelas dan kontinyu,

mendorong pemanfaatan sumber daya lokal

bagi pelaku ekonomi daerah dan dukungan

infrastruktur agar mampu berkiprah secara

lebih signifikan dalam pengembangan

ekonomi daerah;

2. Model pembiayaan program yang dapat

dilaksanakan berupa : (i) alokasi dana dari

pemerintah (APBD), (ii) kontribusi dari

pelaku ekonomi (marketing/commitment

fee), (iii) dari dana tanggungjawab sosial

perusahaan (CSR) BUMN atau BUMS,

(iv) mekanisme dana transfer pusat daerah

atau Provinsi ke Kabupaten/Kota sebagai

insentif bagi daerah; serta fasilitasi program

dari lembaga-lembaga donor asing;

3. Prasyarat internal berupa : pemenuhan

22

Page 24: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Peserta dari Pemerintah Kota Palangka Raya

kecukupan teknologi, modal, etika /moral,

manajemen dan pasar;

4. Prasyarat eksternal berupa : akses informasi

dan pasar (informasi simetris), ketenangan

dan keamanan, perijinan yang mudah, murah

dan cepat dan penghapusan pungutan liar

(pungli), akses permodalan dan dukungan

infrastruktur yang memadai.

Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan

Faktor-faktor penentu keberhasilan

program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)

adalah :

a. Daerah harus memiliki Visi yang jelas dan

akurat, serta komitmen dari Kepala Daerah;

b. Adanya dukungan anggaran keuangan yang

cukup;

c. Mengenali adanya perbedaan dalam

masyarakat;

d. Adanya investasi sektor swasta;

e. Adanya komitmen dari seluruh stakeholder

dan pelaku utama PEL, persetujuan dan

pengesahan terhadap rencana strategi dan

program PEL.

PENUTUP

Dalam melaksanakan kegiatan tentu pelibat-

an masyarakat dalam perencanaan penting

karena semuanya adalah memberikan

kepercayaan kepada masyarakat untuk

kepentingan bersama, dengan mengundang

salah satu kuncinya membuat keterikatan

lokal/leaders, tokoh masyarakat untuk

menjembatani antara pemerintah dan ma-

syarakat mulai dengan dialog/musyawarah/

pembicaraan yang dilakukan pada malam

hari mengingat pagi hingga sore hari

masyarakat tersebut juga bekerja. Tempat

pertemuan ditentukan atau pihak yayasan

yang datang kepada masyarakat mendengar

keinginan mereka. Untuk hal ini dilakukan

pertemuan berulang-ulang dan selama

melakukan pertemuan, pihak yayasan

tinggal bersama-sama dengan masyarakat

untuk sementara waktu. Cara ini untuk

menunjukkan komitmen dari yayasan.

Perencanaan yang dilakukan mulai dari desa

melalui kepala desa disampaikan ke

kecamatan, kemudian kecamatan mengun-

dang pimpinan yang lain untuk mendengar-

kan mereka, melihat kebutuhan anggaran.

Kekurangan anggaran akan diajukan ke

provinsi.

Komitmen yang tinggi kepala daerah, peran

inisiator/penggerak forum (local champion),

legalitas forum, rencana strategis (Renstra)

forum sebagai pedoman kinerja, pengam-

bilan keputusan dilakukan secara

musyawarah/mufakat, tetap menjaga

independensi, penguatan pembiayaan

program kerja yang jelas dan kontinyu,

mendorong pemanfaatan sumber daya lokal

bagi pelaku ekonomi daerah dan dukungan

infrastruktur agar mampu berkiprah secara

lebih signifikan dalam pengembangan

ekonomi daerah.

Model pembiayaan program yang dapat

dilaksanakan berupa : (i) alokasi dana dari

pemerintah (APBD), (ii) kontribusi dari

pelaku ekonomi (marketing/commitment

fee), (iii) dari dana tanggungjawab sosial

perusahaan (CSR) BUMN atau BUMS,

(iv) mekanisme dana transfer pusat daerah

atau Provinsi ke Kabupaten/Kota sebagai

insentif bagi daerah, serta (v) fasilitasi

program dari lembaga-lembaga donor asing.

* * *

23

Page 25: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Oleh : Roysart Alfons dan Mellianae Merkussi—Pegawai Bappeda Kota Palangka Raya yang mengikuti Program Beasiswa Magang Bappenas Oktober—November 2012 di Jepang

J epang merupakan salah satu negara yang

telah berhasil dalam memperkuat dan

mengembangkan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM). Pengalaman sukses mereka

dapat dijadikan pembelajaran bagi

pengembangan UKM di Kota Palangka Raya.

Karena itu, laporan ini mengumpulkan

informasi tentang Michino Eki, Tsubame

Syndicate, dan inisiatif serta pendampingan

Pemerintah Jepang dalam pengembangan UKM-

nya. Hal ini dapat menjadi masukan bagi

Pemerintah Kota Palangka Raya dalam rangka

pengembangan model (strategi tindakan) dan

kemampuan untuk membuat keputusan penting

di masa depan.

PEMBELAJARAN DARI JEPANG

1. Michino-Eki (Roadside Station)

Michino-Eki merupakan tempat

peristirahatan yang disediakan oleh pemerintah

yang dapat ditemukan di sepanjang jalan raya

penghubung antar daerah di Jepang. Fungsinya

bukan hanya sebagai tempat peristirahatan

24

Page 26: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

namun juga memiliki fungsi sebagai tempat

bertukar informasi. Sebagai tempat

peristirahatan, tempat ini menyediakan area

parkir, toilet dan area beristirahat yang buka 24

jam tanpa biaya. Sebagai tempat bertukar

informasi, tempat ini menyediakan informasi

mengenai kondisi jalan raya, ramalan cuaca,

informasi mengenai kecelakaan, perbaikan dan

rute. Jenis informasi lainnya adalah mengenai

berbagai macam kegiatan masyarakat lokal

seperti misalnya lokasi wisata, kuliner, produk

lokal, sejarah, budaya dan lain-lain.

Michino Eki juga menyediakan sayuran

dan buah lokal, kedai dan restoran dengan

kuliner khas daerah setempat, suvenir dan

barang-barang buatan tangan. Penyedia barang

dan jasa di Michino-Eki di pilih dengan hati-hati

sehingga memainkan peranan penting untuk

benar-benar mewakili daerah mereka.

Michino-Eki secara unik berbeda dengan

tempat peristirahatan lain di dunia karena 3

alasan (World Bank, 2006). Pertama, walaupun

Michino Eki di Jepang berada di bawah

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan

Transportasi, namun perencanaan,

implementasi, operasi dan manajemen hampir

semuanya diserahkan ke tangan komunitas

lokal. Sehingga tidak mengherankan apabila

Michino Eki memberikan hubungan yang lebih

kuat antara komunitas lokal dan pengguna jalan

raya. Kedua, Michino Eki tidak hanya

memberikan jasa ekonomi melalui fungsi

penjualannya, Michino Eki juga memberikan

layanan publik kepada masyarakat lokal dan

non lokal seperti sanitasi, kesehatan,

pendidikan dan pelatihan dan juga kegiatan

budaya.

Ketiga, walaupun sebuah area

peristirahatan yang normal dimaksudkan untuk

pengguna jalan raya, Michino Eki juga melayani

Suasana di depan sebuah michino-eki

Suasana di salah satu Michino-eki di Muikamachi

25

Page 27: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

masyarakat lokal yang datang dengan

kendaraan, berjalan kaki atau bersepeda.

Michino Eki diimplementasikan pada tahun

1993, sekarang lebih dari 830 Michino Eki

tersebar di Jepang (di luar area metropolitan)

Michino Eki merupakan satu cara

pergerakan inisiatif dalam promosi dan

marketing. Fungsi Michino-Eki: sebagai area

peristirahatan bagi pengguna jalan, untuk

menyediakan informasi lokal, untuk

menyediakan kesempatan mendapatkan

penghasilan bagi pengusaha lokal. Ini bisa

sangat berguna bagi Palangka Raya dalam

meningkatkan ekonomi dan komunitas lokal.

Merupaka kesempatan bagi petani dan

pengrajin lokal untuk menjual produk mereka.

Ini juga bisa menjadi contoh koordinasi efektif

antara pemerintah pusat dan lokal dan

produsen lokal.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur

dan Transportasi Jepang sebagai penyedia

fasilitas Michino-eki tetap aktif membina

Michino-eki, termasuk dalam hal promosi

melalui berbagai media dalam rangka

pelayanan bagi pengguna jasa transportasi.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan

dari konsep michino-eki di Jepang adalah

sebagai berikut:

1. Michino-eki dijalankan oleh penduduk di

sekitarnya. Hal ini berdampak pada hal-hal

berikut:

a. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi

warga di sekitarnya, khususnya bagi para

wanita dan usia lanjut.

b. Termotivasi sendiri karena menjajakan

produk mereka sendiri.

c. Persatuan petani menciptakan relasi yang

lebih kuat di kalangan anggotanya.

d. Lebih dekat kepada pelanggan /pembeli.

e. Harga-harga barang ditentukan sendiri.

Produk-produk lokal yang dijual pada salah satu michino-eki di Muikamachi

26

Page 28: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

2. Berfungsi lebih daripada sebagai pusat

penjualan atau usaha ekonomi. Beberapa hal

yang berkaitan dengan konsep ini antara

lain:

a. Paradigma pendirian michino-eki adalah

untuk memberdayakan komunitas lokal,

sehingga fungsinya tidak dibatasi hanya

untuk kebutuhan ekonomi melainkan juga

kebutuhan sosial.

b. Penyediaan berbagai jenis pelayanan

kebutuhan masyarakat, seperti pelayanan

kesehatan, pusat pendidikan dan

pelatihan, program-program kebudayaan,

membuat lokasi michino-eki semakin

populer dan memberikan keuntungan

bagi usaha penjualan di michino-eki.

3. Melayani baik pengguna jalan maupun

masyarakat di sekitarnya. Hal ini

menjembatani jarak (gap) antara penduduk

di kawasan pinggiran dengan yang tinggal di

perkotaan.

2. Migakiya Syndicate

Migakiya Syndicate adalah sebuah

konsorsium lokal produsen kecil yang

mengkhususkan diri dalam bidang poles logam.

Sindikat ini dijalankan oleh Kamar Dagang dan

Industri di Tsubame, yang merupakan kota kecil

dengan populasi 84.000 jiwa terletak sekitar

300 km utara Tokyo, Jepang. Kota ini telah lama

menjadi rumah bagi perusahaan kecil

pengolahan logam, beberapa di antaranya telah

ada selama lebih dari 150 tahun. Perusahaan

Proses Pemolesan

Meninjau lokasi pemolesan

27

Page 29: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

pengolahan logam Tsubame ini telah

memproduksi sekitar 90% dari peralatan

makan logam bergaya barat di Jepang. Namun,

karena pabrik manufaktur telah bergeser ke

luar negeri untuk mencari tenaga kerja lebih

murah selama 20 tahun terakhir, industri

pengolahan logam Tsubame telah menghadapi

penurunan yang serius.

Hal ini memaksa perusahaan kecil lokal

untuk mulai menerapkan pengetahuan dan

keterampilan mereka dalam memproduksi

produk. Migakiya Syndicate didirikan pada

tahun 2003 untuk melakukan bisnis bersama-

sama bagi banyak perusahaan kecil poles logam.

"Migakiya" adalah kata dalam bahasa Jepang

yang diciptakan dan bermakna "Poles (Migaki)"

dan "Persekutuan (Ya)." Sindikat telah berhasil

mengembangkan keterampilan dan

kemampuan para anggotanya dengan

memasukkan komponen otomotif, produk IT,

dan peralatan medis. Hal ini telah merevitalisasi

industri lokal tradisional, dengan 47

perusahaan kecil baru dalam lima tahun

terakhir.

Peserta Magang bersama Pejabat dari Prefektur Niigata

Apa yang bisa dipelajari dari Migakiya

Syndicate yaitu penggunaan clustering, inovasi

dan informasi dan strategi teknologi. Clustering

adalah strategi yang tepat dalam memfokuskan

promosi UKM terutama apabila lokasi industri

tersebar dan cenderung memiliki kesamaan

dalam output, input, teknologi atau mesin, dll.

Model clustering dalam industri poles logam di

Jepang telah ‘menyelamatkan’ industri ini dalam

menghadapi persaingan global, khususnya Cina

yang juga menyediakan produk sejenis dalam

skala yang lebih besar sekalipun masih kalah

dalam kualitas dibandingkan produk dari

Tsubame. Terbukti beberapa perusahaan besar,

seperti mempercayakan pemolesan produknya

di Tsubame, antara lain Apple.

Untuk menjadi inovatif, tidak selalu harus

memiliki pengetahuan baru, dalam kasus

Migakiya Syndicate, ini mengacu pada kemajuan

atau modifikasi pengetahuan yang ada.

28

Page 30: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Migakiya Syndicate menyadari potensi pasar

poles magnesium. Pengrajin senior di Syndicate

datang bersama-sama untuk berbagi

pengetahuan dan keterampilan mereka. Dengan

demikian, mereka mampu meningkatkan

teknologi polishing mereka dari tingkat 1

milimeter ke tingkat 0,01 milimeter. Penciptaan

pengetahuan yang inovatif melalui berbagai

diskusi tatap muka dan demonstrasi oleh

pengrajin senior secara signifikan memperluas

jangkauan pelayanan mereka.

UKM juga dapat menggunakan informasi

dan strategi teknologi untuk meningkatkan

daya saing mereka di pasar global melalui

penerapan dan adopsi teknologi baru yang

efektif berfungsi untuk mengurangi biaya.

Seperti penggunaan internet untuk

mempromosikan dan menjual produk.

Beberapa hal menarik dapat disimpulkan

dari Mikagiya Syndicate sebagai berikut:

1. Mengubah jenis produksi terbukti dapat

menjadi solusi atas penurunan permintaan

produk, dengan tetap mempertahankan

penerapan skill utama, yaitu pemolesan

logam.

2. Relasi yang kuat di antara setiap unit usaha

yang terlibat sangat menentukan

keberhasilan.

3. Berkolaborasi, artinya bahwa industri-

industri pemolesan logam di Tsubame

menghadapi pasar dengan mengambil posisi

sebagai satu entitas, bukan sendiri-sendiri.

4. Perlu adanya sistem yang jelas dalam

berkolaborasi untuk menangani hal-hal

seperti alur informasi, manajemen produksi

dan kualitas, dan kehumasan.

5. Berkolaborasi dalam pengetahuan, yaitu

berbagi keahlian untuk menciptakan kreasi

inovatif dan pengembangan skill.

6. Perlu mempersiapkan generasi penerus

usaha melalui pendirian pusat pelatihan.

7. Perlu kerjasama dengan media untuk

mendukung usaha dari industri-industri

kecil.

Peserta Magang bersama pejabat dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang dan Profesor Akihiro Akita dari International University of Japan

29

Page 31: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

3. Inisiatif dan Pendampingan

Pemerintah Jepang Mengelola Teknologi dan Manajemen UKM

Langkah-langkah yang perlu diambil oleh

UKM di Jepang untuk meningkatkan sumber

daya bisnis mereka dengan cara mempertahan-

kan dan memperkuat kemampuan teknologi

dan manajemen mereka.

● Pengembangan pekerja manufaktur terampil

UKM

Mengembangkan pekerja manufaktur

terampil merupakan prioritas mendesak.

Adalah penting bagi UKM untuk memastikan

bahwa keahlian dan teknologi yang mereka

kembangkan tetap dipertahankan dengan

cara melatih teknisi muda yang terampil.

UKM mulai membentuk kemitraan dengan

masyarakat, perusahaan lain, dan universitas

untuk mengatasi tantangan yang ada.

● Dukungan bisnis bagi UKM

Tantangan yang dihadapi oleh UKM semakin

kompleks dan beragam. Penting bagi UKM

untuk mengambil langkah-langkah guna

memperkuat manajemen mereka dengan

memanfaatkan berbagai ahli dari luar dan

sumber daya lainnya. Pemberian dukungan

Industri kerajinan kaca

30

Page 32: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

oleh lembaga keuangan dapat membantu

UKM mengatasi tantangan bisnis mereka dan

ini memberi kontribusi yang sangat penting

bagi kedua UKM dan lembaga keuangan itu

sendiri, dan untuk merevitalisasi komunitas

lokal mereka. Pemerintah berperan untuk

mendiversifikasi dan meningkatkan

kapasitas penyedia dukungan bisnis.

Pendampingan Jepang dalam Promosi UKM

Mengingat Jepang bertahun-tahun

berpengalaman dalam promosi UKM, banyak

negara berkembang berharap operasi yang

efektif dari Jepang sebagai berikut:

Mendorong pengembangan industri lokal

untuk menyediakan kesempatan kerja

sebagai langkah-langkah anti-kemiskinan

dan mendukung pembangunan sosial.

Meningkatkan bantuan dalam pembangunan

infrastruktur, transfer teknologi, promosi

UKM, dan pengembangan industri

pendukung, sebagai bagian dari komitmen

Jepang untuk mendukung reformasi

struktural ekonomi dalam mengatasi Krisis

Ekonomi Asia. Dalam kerjasama ini,

demarkasi dan koordinasi dengan dana

publik lainnya harus ditekankan. Bantuan

tidak hanya harus fokus pada menanggapi

krisis, tetapi dirancang untuk memperkuat

sistem keuangan nasional, mengembangkan

sumber daya manusia inti, dan meningkatkan

manajemen bisnis dan keterampilan teknis.

Dukungan Dana bagi UKM Lokal

Bersama dengan pemerintah prefektur

dan lembaga keuangan lokal, Pemerintah

Jepang menyediakan dukungan keuangan yang

diperlukan terhadap penciptaan UKM baru

melalui dua jenis dana "start-up" dan

"challenge".

Pendampingan Pemerintah Jepang untuk

Meningkatkan Keterampilan Pemasaran

UKM Daerah

Dalam rangka meningkatkan daya

pemasaran UKM daerah, Pemerintah Jepang

membuat sebuah manual yang berisi informasi

tentang topik-topik seperti perencanaan dan

pengembangan produk berorientasi pelanggan,

manajemen merek yang efektif, dan studi kasus

perusahaan, dan mendistribusikannya di antara

UKM dan organisasi pendukung.

Pembelajaran bagi Pelaksanaan

Pengembangan Ekonomi Lokal di Kota

Palangka Raya

Beberapa hal yang dapat dipelajari dari

kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:

1. Penguatan kerjasama antar UKM dalam

suatu wadah yang difasilitasi oleh

pemerintah daerah. Dalam kasus michino-

eki, Pemerintah Jepang melalui Kementerian

Ekonomi, Transportasi dan Industri

menyediakan lahan dan bangunan untuk

usaha ekonomi masyarakat lokal.

Pemerintah Jepang juga memfasilitasi

publikasi dan promosi michino-eki sekaligus

memberikan informasi kepada masyarakat,

khususnya para pengguna jalan.

2. Di Indonesia sudah ada lembaga koperasi

yang dalam beberapa hal memiliki kemiripan

dengan michino-eki, terutama dalam hal unit

tersebut dikelola sepenuhnya oleh masya-

rakat. Penguatan lembaga ekonomi yang

bersifat mengumpulkan kekuatan ekonomi

kecil atau menengah seperti koperasi dan

sebagainya perlu mendapat perhatian

pemerintah untuk penguatan UKM.

3. Posisi michino-eki dipilih secara strategis

oleh Kementerian Ekonomi, Transportasi

dan Industri Jepang sehingga memberikan

kemudahan bagi sasarannnya, yaitu para

pengguna jalan, sekaligus keuntungan bagi

usaha perekonomian masyarakat lokal.

Belajar dari hal ini, perlu dipertimbangkan

pemanfaatan koperasi sebagai sarana

promosi, sehingga lokasi pembangunan

gedungnya perlu dipertimbangkan

sebagaimana layaknya pertokoan, yaitu

mudah dilihat dan menarik perhatian.

31

Page 33: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Peserta magang dari Bappeda Kota Palangka Raya di lokasi depan Istana Kaisar Jepang.

UKM

UKM

UKM

UKM

UKM

UKM

Pemerintah

Pasar

Bank

4. Dalam hal michino-eki, Pemerintah

membantu mempublikasikan lokasi,

pelayanan yang tersedia sekaligus jenis

produk yang tersedia di berbagai michino-

eki. Publikasi dilakukan melalui media cetak

dan internet.

5. Pengelolaan michino-eki diserahkan

sepenuhnya kepada masyarakat di

sekitarnya. Hal ini terbukti memberikan

dampak yang positif. Masyarakat yang

mengelola michino-eki akan berusaha

menyediakan layanan terbaik karena mereka

menjual produk mereka sendiri. Selain itu,

juga membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat di sekitarnya.

6. Model sindikasi terbangun di dalam michino-

eki dan industri pemolesan logam di

Tsubame. Sindikasi membantu usaha-usaha

kecil bernaung dalam suatu wadah sehingga

potensinya menjadi lebih besar dan dapat

menjawab permintaan pasar dalam jumlah

besar. Keuntungan lain dari model ini yaitu

suatu daerah menjadi terkenal karena

mempunyai produk unggulan tertentu

sehingga berdampak bagi unit-unit usaha

kecil di dalamnya. Model sindikasi dan usaha

kecil menengah dapat digambarkan sebagai

berikut:

Belajar dari pengalaman Jepang, beberapa

hal menjadi syarat untuk berfungsinya konsep

sindikasi ini dengan baik, yaitu:

1. Bertujuan untuk memberikan

kesejahteraan bagi para anggotanya, bukan

hanya pertimbangan keuntungan ekonomi.

2. Konsorsium dijalankan sendiri oleh para

anggotanya, bukan campur tangan staf

pemerintah maupun pihak luar lainnya.

3. Hubungan yang baik di antara para anggota.

4. Kompetisi di antara anggota harus

diminimalisir.

5. Berbagi pengetahuan di antara anggota.

6. Manajemen yang jelas.

7. Didukung oleh pemerintah.

8. Dipublikasikan dengan baik.

32

Page 34: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Rangkuman materi Rakornas Litbang Kemendagri pada bulan Juli 2012 di Makassar.

I novasi adalah kegiatan penelitian,

pengembangan, penerapan, pengkajian,

perekayasaan dan pengoperasian yang

bertujuan mengembangkan penerapan praktis

nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru

atau cara baru untuk

menerapkan ilmu pengeta-

huan dan teknologi yang

telah ada ke dalam produk atau proses

produksi. Proses inovasi sangat diperlukan

dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan

perolehan nilai/manfaat, baik terhadap

pelaksanaan kegiatan maupun hasil pengolahan

sumber daya. Misalnya dalam hal pengelolaan

sumber daya alam, di mana Indonesia terkenal

memiliki kekayaan alam yang sangat besar.

Penghasil batubara no.6 di dunia

Penghasil sawit terbesar di dunia

33

Page 35: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Beberapa jenis produk menduduki peringkat

yang tinggi di dunia, antara lain penghasil

batubara nomor 6 di dunia, eksportir CPO

terbesar, penghasil kakao nomor 3 di dunia.

Selain itu, di Indonesia juga terdapat berbagai

jenis tanaman obat-obatan (medicinal plants).

Jika pengelolaan sumber daya tersebut masih

bergantung pada cara tradisional dan

konvensional, maka sangat kecil keuntungan

yang diperoleh.

Gambar di bawah ini menunjukkan nilai

tambah dari produk jika dijual pada tingkat

proses tertentu. Misalnya pada hasil buah

kakao, jika dijual langsung berupa kakao biji

hanya mendapat keuntungan satu kali. Jika

diproses setengah jadi menjadi mentega kakao

(cacao butter) nilai tambahnya sampai 3 kali,

dan jika diproses sampai menjadi coklat

batangan nilainya menjadi 8 kali. Jika daerah

penghasil kakao didorong untuk memproses

kakao sampai menjadi produk setengah jadi

atau hasil akhir, maka keuntungan yang lebih

Teknologi dan Nilai Tambah

Permasalahan Sosial di Negeri Kaya

34

Page 36: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Contoh Model dan Rintisan Sistem Inovasi Daerah Bekerjasama dengan Pemda

35

Page 37: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

besar diperoleh bagi daerah tersebut. Dampak

keuntungan ini akan dirasakan oleh para petani

kakao sebagai produsen, dan juga masyarakat

karena adanya kesempatan kerja dalam industri

pengolahan biji kakao.

Tantangan yang dihadapi saat ini adalah

ekspor yang masih berupa bahan mentah/baku

akan memberikan nilai tambah yang sangat

kecil bagi negara, dan sebaliknya memberikan

nilai tambah yang besar bagi negara pengimpor.

Di samping itu, kesempatan kerja lebih banyak

tersedia di mana bahan baku/mentah tersebut

diproses. Hal ini menjadi ironis mengingat

masalah kesempatan kerja di Indonesia masih

menjadi tantangan yang nyata.

Penguatan Sistem Inovasi Daerah

Dalam rangka peningkatan kapasitas

pemerintahan daerah dan daya saing daerah

serta pelaksanaan Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI)

2011-2015 diperlukan penguatan sistem

inovasi daerah secara terarah dan

berkesinambungan. Sistem Inovasi Daerah

(SIDA) merupakan keseluruhan proses dalam

satu sistem untuk menumbuhkembangkan

inovasi yang dilakukan antarinstitusi

pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga

kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga

penunjang inovasi, dunia usaha, dan

masyarakat.

Peraturan Bersama Menegristek RI No. 3

Tahun 2012 dan Mendagri RI No. 36 Tahun

2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi

Daerah

Tujuan Peraturan Bersama

Peningkatan kapasitas pemerintahan

daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan

Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-

2025;

Sinergi sumber daya bagi pembangunan

daerah berbasis Sistem Inovasi Daerah bagi

tercapaian daya saing daerah dan

kesejahteraan masyarakat.

Ruang Lingkup Penguatan SIDa meliputi:

1. Kebijakan penguatan SIDa (kebijakan

36

Page 38: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

tingkat nasional, propinsi, dan daerah);

2. Penataan unsur SIDa (Kelembagaan,

Jaringan, dan Sumber daya); dan

3. Pengembangan SIDa kepada tema-tema

tertentu, terutama untuk 22 Kegiatan

Ekonomi Utama).

Aspek kelembagaan, jaringan dan sumber

daya merupakan elemen-elemen kunci sistem

inovasi yang perlu diperkuat dalam Sistem

Inovasi Daerah.

Penguatan Kelembagaan SIDa meliputi:

a. Perbaikan regulasi untuk meningkatkan

sinkronisasi kegiatan litbang dengan

kebijakan pemgelolaan keuangan negara,

reformasi perencanaan dan penganggaran,

serta kebijakan desentralisasi/otonomi

daerah;

b. Perbaikan regulasi untuk membangun

sistem reward and punishment yang adil dan

menyejahterakan;

c. Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat

tentang teknologi dan inovasi (diseminasi).

Penguatan Sumber Daya SIDa meliputi:

a. Meningkatkan akses peneliti di daerah

kepada pendidikan jenjang lanjut (S2, S3);

b. Meningkatkan pelatihan teknis khusus dan

Sumber Daya

Jaringan

SISTEM INOVASI DAERAH

Kelembagaan PT di daerah Lembaga Litbang Asosiasi masyarakat

pengguna

SDM, kompetensi Sarana dan prasarana Informasi dan kekayaan

intelektual

Kemitraan lintas daerah Kemitraan

pemerintah—dunia usaha—masyarakat

Sinergi pusat—daerah

37

Page 39: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

tingkat lanjut bagi para peneliti daerah;

c. Membangun prasarana dan sarana riset di

daerah yang sesuai dengan kebutuhan lokal;

d. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas riset

di daerah;

e. Mendorong terbentuknya center of

excellence di bidang inovasi di setiap

wilayah.

Penguatan Jejaring SIDa meliputi:

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi

hubungan kerja sama antar lembaga litbang

dan antara lembaga litbang dan perguruan

tinggi di daerah;

b. Mengembangkan klaster-klaster iptek dan

inovasi yang berkarakter wilayah;

c. Mengembangkan pusat-pusat prototype di

daerah;

d. Meningkatkan standarisasi produk teknologi

dan inovasi di daerah.

Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan

interaksi secara koheren dalam satu sistem

untuk menumbuh-kembangkan inovasi yang

dilakukan antar:

1. Institusi pemerintah

2. Pemerintahan daerah

3. Lembaga kelitbangan

4. Lembaga pendidikan

5. Lembaga penunjang inovasi

6. Dunia usaha, dan

7. Masyarakat lainnya di daerah

Kegiatan tindak lanjut pasca penandatanganan

Peraturan Bersama

Sosialisasi Peraturan Bersama di lingkungan

stakeholder pemerintahan dan perguruan

tinggi

Penyusunan Tim Koordinasi Nasional

Penyusunan Tim Kerja Nasional untuk

untuk mendukung Tim Koordinasi Nasional

Tersusunnya dokumen strategi sosialisasi

dan implementasi penguatan SIDa :

1. Strategi implementasi Peraturan

Bersama Penguatan SIDa

2. Penyusunan SOP Penyusunan Tim

Koordinasi Daerah, dan Tim Kerja

3. Penyusunan Pedoman Pembuatan

Roadmap Sida bagi propinsi dan Daerah

4. Penyusunan Pedoman Analisis SIDa

5. Pedoman Review RPJMD, RKPD

(Permendagri 54 tahun 2010), dan

Manual Pelaporan

6. Penyusunan Roadmap Nasional SIDa

7. Pedoman Monitoring, evaluasi, dan

38

Page 40: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

39

Page 41: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

supervisi pelaksanaan Peraturan

Bersama Penguatan SIDa

Monitoring, evaluasi, dan supervisi

pelaksanaan peraturan bersama penguatan

SIDa

Rapat koordinasi nasional Balitbang se

Indonesia

Seminar Tahunan hasil dan kendala

Pengembangan SIDa masing-masing daerah

Rakor Program Kelitbangan Pusat dan

Daerah untuk sinergi pelaksanaan kebijakan

penguatan SIDa

Pengembangan SIDa didelegasikan

kepada Tim Koordinasi yang terdiri atas Tim

Koordinasi Nasional dan Tim Koordinasi

Daerah. Susunan keanggotaan dan tugas dari

masing-masing Tim Koordinasi tersebut adalah

sebagai berikut.

Tim Koordinasi Nasional terdiri atas:

Pengarah : 1. Menteri Negara Riset dan

Teknologi

2. Menteri Dalam Negeri

Ketua I : Deputi Bidang Jaringan Iptek

Kemenristek

Ketua II : Kepala BPP Kemendagri

Sekretaris I : Asisten Deputi Jaringan Iptek

Pusat dan Daerah Kemenristek

Sekretaris II : Sekretaris BPP Kemendagri

Anggota : Pejabat Struktural/Fungsional

di lingkungan Kemenristek dan

Kemendagri

Tugas dari Tim Koordinasi Nasional adalah:

a. Menyusun dokumen Roadmap nasional

penguatan SIDa;

b. Mengintegrasikan program SIDa dalam

dokumen rencana strategis kementerian

dan lembaga;

c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan

sinergi SIDa;

d. Melakukan penataan unsur SIDa secara

nasional;

e. Melakukan pengembangan SIDa secara

nasional;

f. Mempersiapkan rumusan kebijakan

penguatan SIDa;

g. Mengoordinasikan penyusunan program

dan kegiatan pengauatn SIDa secara

nasional;

h. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan

i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan

SIDa.

Posisi kemampuan produksi Indonesia di dunia

40

Page 42: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Tim Koordinasi Daerah terdiri atas:

Pengarah : Kepala Daerah

Ketua : Sekretaris Daerah

Sekretaris : Kepala BPPD

Anggota : 1. Kepala Dinas/Badan/Kantor

yang terkait

2. Lembaga organisasi lainnya

yang terkait

Tugas dari Tim Koordinasi Daerah adalah:

a. Menyusun dokumen Roadmap penguatan

SIDa;

b. Mengintegrasikan program SIDa dalam

dokumen RPJMD;

c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan

sinergi SIDa;

d. Melakukan penataan unsur SIDa di daerah;

e. Melakukan pengembangan SIDa di daerah;

f. Mempersiapkan rumusan kebijakan

penguatan SIDa di daerah;

g. Mengoordinasikan penyusunan program

dan kegiatan pengauatn SIDa di daerah;

h. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan

i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan

SIDa.

Pelaporan

Gubernur melaporkan pelaksanaan

penguatan SIDa provinsi kepada Menteri

Negara Riset dan Teknologi dengan

tembusan kepada Menteri Dalam Negeri;

Bupati/Walikota melaporkan hasil

pelaksanaan kegiatan penguatan SIDa

kabupaten/kota kepada Menteri Negara

Riset dan Teknologi, melalui Gubernur

dengan tembusan kepada Menteri Dalam

Negeri;

Laporan disampaikan satu kali dalam satu

tahun.

* * *

Peranan Inovasi dalam pencapaian Visi RPJPN 2005—2025

41

Page 43: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Oleh: Taronggal Silalahi, SP, M.Si (Bidang Sosial Budaya Bappeda Kota Palangka Raya)

T anggal 21 Pebruari ditengarai sebagai

hari sampah nasional. Pada hari

tersebut, problem sampah khususnya

diperkotaan akan menjadi bahan perbincangan

dari berbagai pihak. Terlebih keadaan sampah

di perkotaan yang semakin hari akan semakin

sulit diatasi. Sampah yang menumpuk tentu

karena ulah manusia. Manusialah yang

mempunyai potensi untuk merusak lingkungan

sekaligus merawatnya. Potensi itu tumbuh

karena manusia dibekali oleh Tuhan dengan

akal. Dengan adanya akal ini manusia akan

mampu melakukan apapun terhadap

lingkungannya. Idealnya memang manusia

dicipta untuk menjaga lingkungan.

Pembuangan sampah merupakan salah

satu masalah yang sedang dihadapi oleh setiap

kota di semua negara di dunia. Timbunan

sampah yang terus meningkat seiring dengan

bertambahnya populasi penduduk adalah suatu

42

Page 44: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

hal yang harus ditangani secara serius. Sampah

menjadi masalah karena mengotori dan

mengganggu keindahan serta kenyamanan

manusia, dan karena ditimbulkan oleh kegiatan

manusia akibatnya sampah akan selalu muncul

dalam keseharian hidup manusia. Sampah

memang wajar ada dalam kehidupan kita sehari

-hari. Ketidakwajaran terjadi ketika volume

sampah berada di atas batas toleransi, terlebih

pada tempat-tempat umum.

Berdasarkan kajian Balai Penelitian dan

Pengembangan Pekerjaan Umum/ Balitbang PU

(1991) dalam Samsul Rizal (2009), bahwa

volume sampah untuk kategori Kota Sedang

bisa mencapai 2,75-3,25 liter/orang/hari atau

setara dengan 0,70-0,80 kg/orang/hari. Lebih

jauh, jika dikonversikan ke dalam satuan meter

kubik (m³), maka volume sampah tersebut

setara dengan 0,00275-0,00325 m³/orang/hari

(1 liter = 0,001 m³).

Bagi Kota Palangka Raya yang

mempunyai jumlah penduduk berdasarkan data

hingga 31 Desember 2006 mencapai 182.802

jiwa (BPS Kota Palangka Raya, 2007 dalam

Samsul Rizal (2009), dapat berarti bahwa

produksi sampah Kota Palangka Raya di tahun

2006 bisa mencapai 502,7-594,1 m³/hari.

Sementara itu, berdasarkan Data DPKP Kota

Palangka Raya (2007) bahwa hanya sekitar 185

m³/hari yang dikelola oleh DPKP Kota Palangka

Raya dari TPS yang telah disediakan. Hal ini

mengindikasikan bahwa hanya sekitar 31,1-

36,8% sampah masyarakat Kota Palangka Raya

yang tertangani dengan baik, sedangkan sekitar

63,2-68,9% masih belum tertangani.

Sampah yang terlalu banyak tentunya

menjadi beban tersendiri bagi sebuah kota.

Bukan hanya beban ruang dan daya tampung.

Tapi juga persoalan kesehatan serta keindahan,

dengan kata lain fenomena permasalahan

sampah baik langsung maupun tidak, memiliki

dampak bagi penduduk perkotaan.

Pada sisi lain, sampah merupakan

persoalan abadi bagi masyarakat. Sebab,

sampah adalah bukti akan adanya aktivitas

masyarakat. Menurut Kun Sri Budiasih, M.Si.,

dosen Jurusan Kimia MIPA UNY, dalam Hadi

Kurniadi, S.T. (Mahasiswa Magister Teknik Sipil

Unila) sampah yang menumpuk akan

mengakibatkan beberapa hal ;

Pertama, lingkungan menjadi terlihat

kumuh, kotor, dan jorok. Ini menjadi tempat

yang subur bagi organisme patogen yang

berbahaya bagi kesehatan manusia. Juga

merupakan sarang lalat, tikus, dan hewan liar

lainnya. Dengan demikian, sampah berpotensi

sebagai sumber penyebaran penyakit.

Kedua, sampah yang membusuk

menimbulkan bau tak sedap dan berbahaya bagi

kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga

dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai,

dan air tanah. Ketiga, sampah yang tercecer

tidak pada tempatnya dapat menyumbat

saluran drainase sehingga menimbulkan bahaya

banjir.

Keempat, pengumpulan sampah dalam

jumlah besar memerlukan tempat yang luas,

tertutup, dan jauh dari pemukiman.

Dari keempat hal tersebut di atas, bahwa

mengelola sampah bukanlah pekerjaan yang

mudah. Dibutuhkan perencanaan yang matang

agar sampah yang identik dengan barang yang

tidak terpakai lagi, menjadi komponen yang

tetap menghasilkan nilai tambah bagi

masyarakat.

Kita ketahui sudah begitu banyak

teknologi daur ulang untuk mengembangkan

sampah menjadi sesuatu yang produktif, seperti

menjadi kompos, energi listrik, energi gas, dan

lainnya. Sehingga memiliki nilai ekonomis

tinggi.

Akan tetapi untuk menuju ke sana

dibutuhkan upaya sangat serius dari

pemerintah daerah, sehingga dapat diperoleh

suatu sistem yang mendukung dalam

menanggulangi persoalan sampah di perkotaan.

Penanganan sampah saat ini di daerah

perkotaan, yaitu mulai dari pengumpulan

sampah sampai dibuang ke TPA. Hal ini perlu

adanya upaya kreatif lainnya sehingga

43

Page 45: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

tumpukan sampah di TPA tidak mengalami

kelebihan kapasitas, sehingga dapat

menimbulkan banyak persoalan baru. Salah

satu upaya yang sedang dilakukan saat ini

adalah dengan adanya Pos Bank Sampah yang

terdapat di Jalan Pilau Kelurahan Panarung.

Pada sisi lain, kesadaran masyarakat

perkotaan masih sangat lemah dalam

memberlakukan sampah. Sampah yang masih

berserakan di mana-mana terlebih-lebih pada

selokan atau saluran air, itu terjadi karena

hanya mencari mudah dan murahnya saja.

Sehingga penanganan sampah di daerah

perkotaan menjadi sulit tertangani.

Melihat persoalan di atas, ada beberapa

hal yang harus dilakukan pemerintah daerah.

Pertama, aspek teknis. Aspek teknis

penanganan sampah daerah perkotaan ini lebih

diarahkan ke pemenuhan yang berhubungan

dengan persoalan teknis di lapangan. Seperti

sarana dan sarana kebutuhan penanganan

sampah.

Keterbatasan tersedianya sarana-

prasarana antara lain penampungan sementara

yang memadai dan mudah terjangkau, armada

angkut yang mencukupi, tenaga teknis, sampai

pembuangan akhir yang representatif dan

terkelola dengan baik akan cukup membantu

mengatasi persoalan ini.

Pada sisi lain, pemerintah harus

senantiasa melakukan kampanye agar

masyarakat memiliki kesadaran tinggi pada

kebersihan lingkungan.

Seharusnya, pemerintah daerah

mengupayakan pengolahan

sampah secara berkelanjutan

sehingga memiliki nilai tambah

ekonomis. Salah satu hal yang

paling sederhana adalah

menjadikan sampah sebagai

pupuk organik/pupuk kompos.

Aspek lain di antaranya

kelembagaan, aspek kelembagaan

dalam penanganan masalah

sampah lebih diarahkan kepada

pengolahan dan penanganan sampah secara

cepat.

Langkah sederhana yang dapat dilakukan

pemerintah daerah adalah dengan

menswastanisasi pengelolaan masalah sampah

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

sampai evaluasi.

Pemerintah daerah hanya sebatas

monitoring dan evaluasi, dan tentunya pihak

swasta harus mendapatkan target tertentu dan

terukur dari pemerintah terutama dalam hal

peningkatan pendapatan daerah yang berasal

dari retribusi sampah.

Aspek lainnya adalah aspek keuangan

serta manajemen, aspek keuangan dan

manajemen juga merupakan aspek terpenting

dari pengelolaan sampah. Mengingat ujung dari

pengelolaan sampah selain didapat lingkungan

yang bersih, juga bagaimana mampu

meningkatkan pendapatan asli daerah. Selain

itu, pengalokasian dana dari pemerintah daerah

untuk menangani problem persampahan

diharapkan maksimal.

Untuk mewujudkan hal tersebut, mungkin

pemerintah daerah perlu menggerakkan semua

potensi untuk menanggulangi problem

persampahan dan menjadi syarat mutlak agar

sampah di perkotaan menjadi salah satu

komoditas yang bernilai ekonomis.

* * *

44

Page 46: Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya   Edisi 08 -  Tahun V - 2013

Edisi 1—Oktober 2009 Edisi 2—Juni 2010 Edisi 3—Desember 2010

Edisi 4—Juni 2011 Edisi 5—Desember 2011 Edisi 6—Juni 2012

Edisi 7—Desember 2012

Edisi 8—Juni 2013