buletin kpi edisi IV 2011.pdf

10
17 PELUANG, TANTANGAN, DAN IMPLIKASI TRANS PACIFIC PARTNERSHIP Oleh: Angga Handian Putra 1 A. LATAR BELAKANG Perkembangan arsitektur regional di kawasan Asia Pasifik dalam beberapa dekade terakhir bergulir dengan pesat. Bahkan kawasan ini dinilai sebagai forefront pembentukan Free Trade Agreements (FTAs)/ Regional Trade Agreements (RTAs). Tercatat hingga tahun 2010, kurang lebih 111 FTAs/RTAs telah dibentuk di kawasan, dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah sejalan dengan semakin kuatnya dorongan negara-negara di kawasan untuk semakin meng- integrasikan ekonomi kawasan. APEC, sebagai salah satu prominent forum kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik, menjadikan isu integrasi ekonomi 1 Staf pada Direktorat Kerja Sama APEC & OIL, Ditjen Kerja Sama Perundingan Internasional, Kementerian Perdagangan. Isi artikel sebagian dan seluruhnya bukan dan tidak dapat dianggap sebagai representasi atau pandangan resmi dari Ditjen KPI, maupun Kementerian Perdagangan. kawasan sebagai salah satu agenda utama. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai upaya dan dorongan dari APEC untuk mewujudkan Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP) sejak tahun 2006. Walaupun masih terjadi perbedaan pandangan, APEC melalui pertemuan APEC Economic Leaders' Meeting (AELM) tahun 2010 telah menyepakati FTAAP sebagai salah satu opsi integrasi ekonomi kawasan. Pembentukan FTAAP akan dilakukan di luar APEC, sedangkan APEC akan berperan sebagai inkubator dalam pembentukan FTAAP. Selanjut- nya, APEC juga telah membahas opsi-opsi pathway pembentukan FTAAP yang diantaranya dapat dilakukan melalui Trans-Pacific Partnership (TPP). Dapat dikatakan bahwa TPP telah menjadi euforia pembahasan APEC dalam dua tahun terakhir. TPP yang sebelumnya dikenal sebagai Pacific 4/P-4 (Singapura, Brunei Darussalam, Chile dan Selandia Baru) kini semakin menarik perhatian berbagai negara di kawasan sejalan dengan bergabungnya beberapa anggota APEC lainnya, seperti AS, Australia, Peru, Vietnam, dan Malaysia. Bahkan, sejumlah ekonomi anggota APEC lainnya

Transcript of buletin kpi edisi IV 2011.pdf

Page 1: buletin kpi edisi IV 2011.pdf

27

BRASIL SEBAGAI MITRA STRATEGIS PERDAGANGAN

INDONESIA

Oleh: Andri Gilang Nugraha1

A. LATAR BELAKANG

Brasil merupakan salah satu negara dengan luas wilayah dan ekonomi terbesar di Amerika Latin, dengan tingkat produksi industri terbesar ke-8 di dunia.

Brasil sering dikenal sebagai salah satu negara pada akronim ά.wL/έ ό.NJŀǎƛƭΣ wdzǎƛŀΣ LƴŘƛŀΣ China) yang dipopulerkan oleh WƛƳ hΩbƛŜƭƭ ƳŜƭŀƭdzƛ LJŜƴŜƭƛǘƛŀƴƴȅŀ pada tahun 2001 dan dipercaya sebagai kelompok negara-negara berkembang yang diperkirakan dapat melampaui ekonomi negara G-7 pada tahun 2027.

Indonesia sendiri telah melakukan hubungan bilateral dengan Brasil pada bulan Maret tahun 1953 yang secara umum berlangsung dengan baik dan mengalami tren peningkatan

1 Staf pada Sekretariat Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan. Isi artikel sebagian dan seluruhnya bukan dan tidak dapat dianggap sebagai representasi atau pandangan resmi dari Ditjen KPI, maupun Kementerian Perdagangan.

stabil pada total perdagangan hingga saat ini.

Di samping kesamaan wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar, Indonesia me-mandang Brasil sebagai negara yang memiliki kesamaan pandangan dalam berbagai isu regional, dan multilateral, di mana Brasil merupakan salah satu anggota berpengaruh di forum multilateral WTO dan forum regional MERCOSUR (pakta kerja sama perdagangan bebas Amerika Latin, yang anggotanya terdiri dari Argentina, Paraguay, Uruguay, Bolivia, Chile, dan Venezuela).

Adapun sebaliknya, Brasil menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki peranan sangat penting baik dalam bidang ekonomi maupun bagi stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, dapat dikatakan kemitraan Selatan-Selatan yang terjalin antara kedua negara diharapkan dapat menciptakan kerja sama yang strategis dan saling menguntungkan serta membawa dampak positif terhadap perkembangan ekonomi kedua negara, terlebih dalam menghadapi ancaman krisis keuangan global di

Page 2: buletin kpi edisi IV 2011.pdf

28

kawasan Eropa dan Amerika Serikat.

Pada awal Oktober 2011 di Jakarta, telah dilakukan kunjungan resmi oleh Undersecretary General for Political Affairs II, Ministry of Foreign Affairs of Brazil dan para delegasi kepada Wakil Menteri Perdagangan RI, yang dimaksudkan untuk meningkat-kan hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Brasil.

Pada kunjungan tersebut pihak Brasil menyampaikan keinginannya untuk dapat meningkatkan kinerja per-dagangan antar kedua negara dan melakukan diversifikasi terhadap produk dan pasar tujuan ekspor.

Kunjungan tersebut tentunya menggambarkan semakin strategis dan kuatnya posisi Indonesia sebagai mitra kerja sama perdagangan untuk negara-negara berkembang seperti Brasil. Namun hal ini perlu dicermati dengan baik agar Indonesia tidak hanya dijadikan

tujuan pasar bagi produk-produk Brasil.

B. PEMBAHASAN

Kinerja Perdagangan Indonesia-Brasil

(dalam ribuan US$)

Sumber: Kemendag, 2011

Selama periode Januari-Juli 2011 neraca perdagangan Indonesia dengan Brasil mengalami surplus US$ 218 juta meningkat 48,13% dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Neraca tahun 2011 terdiri dari surplus komoditi non migas sebesar US$ 216 juta dan migas US$ 1.9 juta.

Laju pertumbuhan rata-rata perdagangan Indonesia-Brasil selama lima tahun terakhir (2006-2010) sebesar 26,92%. Sedangkan nilai perdagangan Januari-Juli tahun 2011 adalah

(500,00)-

500,00 1.000,00 1.500,00 2.000,00

Ekspor Impor Neraca Perdagangan

Page 3: buletin kpi edisi IV 2011.pdf

29

sebesar US$ 1,8 miliar atau meningkat 29,40% dibandingkan dengan periode Januari-Juli tahun 2010 yaitu sebesar US$ 1,4 miliar.

Ekspor Indonesia ke Brasil selama lima tahun terakhir (2006-2010) rata-rata sebesar US$ 964,2 juta per tahun dengan tren positif 26,92%. Pada Januari-Juli tahun 2011 ekspor Indonesia ke Brasil sebesar US$ 1,03 miliar atau naik 31,15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 yaitu sebesar US$ 788,32 juta.

Impor Indonesia dari Brasil selama lima tahun terakhir (2006-2010) rata-rata sebesar US$ 1,07 miliar per tahun. Pada periode Januari-Juli tahun 2011 impor Indonesia dari Brasil sebesar US$ 815,62 juta atau naik 27,25% dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yaitu sebesar US$ 640,96 miliar.

Profil Ekspor Impor

Indonesia sebagai mitra dagang potensial bagi Brasil di kawasan Asia setelah RRT diharapkan dapat meningkatkan nilai perdagangan yang semula pada tahun 2010 hanya mencapai US$ 3,2 miliar menjadi US$ 10 Miliar

dalam waktu yang tidak terlalu lama dengan terus memperkuat hubungan bilateral perdagangan kedua negara dan fokus di hubungan perdagangan dan investasi jangka panjang.

Indonesia mempunyai prospek ekspor yang besar ke Brasil karena untuk beberapa produk ekspor utama, Indonesia berada pada peringkat 1 (satu). Hal ini berarti bahwa untuk beberapa jenis produk Indonesia merupakan pemasok utama bahan baku industri Brasil, seperti: biji kakao, pala, minyak kelapa sawit, benang tekstil polyester, dan benang tekstil fiber.

Untuk produk karet alam Indonesia merupakan pemasok utama kedua sesudah Thailand, sedangkan untuk produk asam lemak monokarboksilat, Indonesia merupakan pemasok keempat sesudah Jerman, AS dan Malaysia.

Untuk aparatus aksesori dengan HS 8519 sampai dengan 8521 Indonesia menjadi pemasok ketiga sesudah China dan Korea, diikuti oleh Malaysia, Jepang, dan China Hongkong. Peluang pasar yang bagus ini harus terus ditingkatkan atau paling tidak

Page 4: buletin kpi edisi IV 2011.pdf

30

dipertahankan agar tidak dimanfaatkan oleh negara lain.

Komoditi ekspor Indonesia ke Brasil dari sektor pertanian adalah biji kakao, CPO dan minyak sawit lainnya, serta karet alam, sedangkan dari sektor industri adalah: benang tesktil poliester, benang serat poliester, benang serat artifisial, dan spare parts kendaraan.

Komoditi impor Indonesia dari sektor pertanian adalah ekstrak minyak kacang kedelai, tembakau, dan gula. Dari sektor industri adalah biji besi, pulp, kayu kimia, soda & sulfat, turbo jet, dan mesin untuk kain selulosa, sedangkan dari sektor sumber alam adalah kapas yang belum disisir.

Bentuk Kerja Sama Strategis

Kerja sama strategis yang diharapkan antar kedua negara sekiranya dapat ditingkatkan tidak hanya pada tingkat teknis namun juga pada tingkat strategis yang lebih mendasar.

Hal ini tergambar dalam rencana Brasil yang akan mengaksesi Treaty of Amity and Cooperation (TAC) pada bulan November 2011 untuk meningkatkan kerja sama dengan ASEAN, mengingat perkembangan kerja sama

regional di ASEAN yang semakin pesat di mana Indonesia diharapkan dapat menjadi pemimpin pembentukan kerangka kerja sama regional khususnya ASEAN+1 yang diharapkan dapat lebih terbuka.

Beberapa bidang kerja sama yang dibahas secara mendalam pada kunjungan pihak Brasil ke Indonesia antara lain membahas kerja sama di bidang pertanian dan peternakan (daging sapi); pertambangan dan energi (bio diesel); dan transportasi (pesawat udara). Kerja sama bilateral yang diharapkan tidak hanya diwujudkan dalam kegiatan perdagangan secara fundamental, namun dapat berupa peningkatan utilisasi proses produksi dan penghasilan nilai tambah dalam pengelolaan produk potensial yang dapat diterapkan di Indonesia.

Sebagai contoh potensi kerja sama teknis yang dilakukan dapat berupa peningkatan jumlah investasi teknologi dan mesin pertanian yang dapat memberikan nilai tambah akan hasil produk pertanian yang dapat dijadikan biodiesel sebagai bahan energi alternatif.

Pihak Brasil juga menyampaikan informasi terkait 3 (tiga)

Page 5: buletin kpi edisi IV 2011.pdf

31

perusahaan Brasil yang tertarik untuk menanamkan investasinya melalui transfer ilmu pengetahu-an terkait pengembangan έcement, embrio, dan feed stockέ LJNJƻŘdzƪ LJŜǘŜNJƴŀƪŀƴ ŀƎŀNJ meng-hasilkan output yang lebih produktif, dengan melatih para pengusaha-pengusaha terkait di Indonesia yang dapat diwujud-kan melalui kerangka έPartnership in Food Securityέ antar kedua negara.

Hambatan Perdagangan

Indonesia mengharapkan agar berbagai peraturan yang menghambat ekspor Indonesia ke negara tersebut dapat ditinjau atau dicarikan jalan keluarnya, sehingga nilai perdagangan yang dialami Indonesia dapat terus tumbuh dan investasi dapat ditingkatkan, antara lain melalui:

a. Merintis jalur perdagangan langsung antara kedua negara karena selama ini jalur perdagangan dilakukan melalui negara ketiga seperti Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat.

b. Mengatasi faktor keter-batasan fasilitas pem-biayaan (financing). Dapat diusulkan agar perwakilan

perbankan masing-masing negara yaitu Indonesia Exim Bank dan BNDES (Bank Pembangunan Brasil) dapat bertemu dan menjajaki kemungkinan kerja sama pembiayaan ekspor.

c. Tingginya kasus tuduhan dumping dan safeguard terhadap produk-produk yang berasal dari per-usahaan Indonesia. Hal ini tentunya dapat meng-hambat akses pasar dan mengurangi daya saing produk Indonesia dikarena-kan pemberlakuan tarif yang tinggi.

C. PENUTUP

Terkait dengan kondisi perdagangan bilateral kedua negara maka tentunya perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hubungan perdagangan bilateral tersebut antara lain dengan:

1. Meningkatkan perdagangan Brasil Indonesia melalui kemungkinan dilakukannya Joint Study Group (JSG) MERCOSUR ς Indonesia atau MERCOSUR - ASEAN.

2. Rencana penandatanganan MoU Between The Ministry

Page 6: buletin kpi edisi IV 2011.pdf

32

of Trade of The Republic of Indonesia and The Ministry of Development, Industry And Foreign Trade of The Federative Republic of Brazil on Enhancing The Promotion of Trade And Investment.

3. Melakukan secara rutin misi dagang dan pameran produk unggulan kedua negara.

Referensi:

Pusat Data dan Informasi, Kementerian Perdagangan;

Forum for East Asia Latin America Cooperation (http://fealac.kemlu.go.id);

The Jakarta Post. Oktober 2011.