Buletin Kawal Edisi 03-2014
-
Upload
kawal-borneo -
Category
Documents
-
view
230 -
download
4
description
Transcript of Buletin Kawal Edisi 03-2014
-
KAMI BERUBAHKAMI BERUBAHKAMI BERUBAH
Pembibitan Mangrove:Pembibitan Mangrove:
Rupiah di Tepi Rupiah di Tepi
Hutan BakauHutan Bakau
Pembibitan Mangrove:
Rupiah di Tepi
Hutan Bakau
PerempuanPerempuan
di Tepi Hutan Bakaudi Tepi Hutan Bakau
Perempuan
di Tepi Hutan Bakau
Jamban
Sehat
TEKASALO
Sekolah
Peduli
di Tambak Bajai
buletin
KawaL
Edisi : 03/I/2014
-
Bakau
Sekarang
Menjadi Sumber
Pendapatan
di Tekasalo
Bontang Kaltim
-
Penanggung Jawab : Direktur KBCF
Pimpinan Redaksi : Saparuddin
Tim Redakasi :
Nursalim, Rudiyanto, Amiruddin,
Heri S., Kontributor Peduli
Tata Letak : Hendra P.
Distribusi : Achmad Albar
Telusur KawalPerempuan di Tepi Hutan Bakau
Berkat Program PNPM Peduli Kami Berubah
Cerita PeduliJamban Sehat :
Impian di Teluk Kadere
Pembibitan Mangrove :
Rupiah di Tepi Hutan Bakau
Berita PeduliTantangan Pusling di TEKASALO & Tambak Bajai
Beasiswa Laskar Pesisir
Kedai Produk Komunitas (KPK)
Program untuk Masyarakat Desa Tambak Bajai
Melatih di Desa Tetangga
Buletin Kawal diterbitkan oleh :
Kawal Borneo Community Foundation
Jl. Anggrek Merpati 1 No. 60 RT. 22
Komp. Batu Alam Permai (BAP)
Samarinda Kalimantan Timur 75124
Telp/Fax : (0541) 7773762
email : [email protected]
Website : www.kawalborneo.org
Rehabilitasi Hutan Mangrove di Tekasalo Bontang Kaltim
Sajian
-
Buletin Kawal III-2014|
Pembaca Peduli,
Buletin Peduli hadir lagi untuk sampaikan berita peduli pada edisi 03 yang
bertema Kami Berubah.
Edisi ini menyajikan cerita dan berita peduli yang berhasil dihimpun
kontributor Buletin Kawal dari lapangan yang bertutur tentang perubahan-
perubahan yang terjadi di Tepi Hutan Kalimantan. Lihat saja di Desa Tambak
Bajai saat ini sudah ada penerangan dari pemerintah setempat berupa PLTS.
Masyarakat Adat Dayak Ngaju di sana sudah bisa menghemat pengeluaran
ratusan ribu rupiah karena tidak perlu membeli bensin. Belum lagi
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang diperoleh dari PNPM
Pedesaan dan APBD setempat karena adanya perencanaan yang partisipatif
serta dukungan desa dan camat setempat.
Sementara itu di tepi Hutan Bakau di Bontang Kalimantan Timur, tiga
kelompok perempuan sudah berubah. Saat ini mereka sudah bisa mengelola
kelompok usaha pembibitan bakau. Tidak hanya mengalahkan laki-laki dalam
membangun jaringan dengan pihak luar tapi saat ini puluhan perempuan
tersebut bisa berbangga karena memiliki penghasilan sendiri. Sekarang laki-
laki di kampung mereka bahkan iri melihat perubahan isteri mereka.
Ya, Kami Berubah. Itulah kira-kira dua kata yang menggambarkan bagaimana
program PNPM Peduli dilakukan di Tekasalo Bontang Kaltim dan Tambak
Bajai Kapuas Kalteng.
Salam Peduli
Pembibitan mangrove kelompok perempuan di Tekasalo Bontang Kaltim
-
paya Penyelamatan hutan dan ekonomi
Ukeluarga tidak hanya muncul dari inisiatif lakilaki, namun kerap muncul oleh inisiatif perempuan. Hal tersebut tergambar pada kelompok
perempuan Karya Bersama di Kampung Lok Tunggul.
Berdomisili di pesisir selatan kota Bontang tepatnya
Kampung Lok Tunggul Kelurahan Bontang Lestari,
kelompok perempuan ini senantiasa memberikan
motivasi dan pencerahan kepada sesama perempuan
yang ada di kampung untuk bersama menjaga hutan
bakau serta memanfaatkan potensi yang ada di sekitar
tempat tinggalnya.
Kampung Lok Tunggul yang berada di pesisir laut
Kota Bontang ini dikelilingi oleh hutan bakau juga
dipenuhi potensi pohon kelapa yang cukup banyak. Untuk
dapat sampai di kampung ini ada dua cara yang bisa
di Tepi Hutan Bakau
Buletin Kawal III-2014|
PEREMPUAN
HAMZAHKontributor Peduli
Ibu-ibu
anggota kelompok
ketika pelatihan
Pembibitan Bakau
Telusur Kawal 3
-
ditempuh; pertama, lewat jalur laut kita menggunakan
perahu ketinting di tempuh selama 45 menit dari
pelabuhan Bontang.
C a r a y a n g k e d u a ,
menggunakan jalur darat sejauh 45
Km dari pusat kota dengan akses
jalan berlumpur jika hujan turun.
Kondisi akses jalan inilah yang
m e m b u a t p e m b a n g u n a n
infrastruktur di Lok Tunggul terkesan
l a m b a t d a n t e r i s o l a s i d a r i
gemerlapnya Kota Bontang yang
terkenal dengan kawasan industri
pupuk, minyak dan gas.
Kampung yang dihuni 36
kepala keluarga ini memiliki potensi
hutan bakau dan pohon kelapa yang
cukup melimpah, namun belum
dimanfaatkan secara maksimal, keseharian kegiatan
masyarakat khususnya lakilaki adalah nelayan pancing
dan juga budidaya rumput laut. Sedangkan kegiatan
perempuan di kampung ini hanya membantu suami
menjemur rumput laut disaat panen dan sebagian kecil
juga ikut melaut untuk mencari kerang membantu
perekonomian keluarga dan hal ini terus berlangsung
semenjak mereka bermukim di Lok Tunggul.
Perencanaan pembangunan di Lok Tunggul
didominasi oleh kaum lakilaki, tidak banyak perempuan
turut serta berdiskusi untuk merencanakan kegiatan
pembangunan, kelompokkelompok yang terbentuk
pun hanya kelompok lakilaki tidak ada kelompok
perempuan, kelompok perempuan hanya sebatas
kelompok pengajian dan arisan.
Kami
membentuk
Kelompok
Perempuan
Karya Bersama
ini sejak Tahun
2010, Tutur
Hapsiah.
Buletin Kawal III-2014|
Ibu Hapsiah
meneliti jenis Bakau
Telusur Kawal 4
-
Kehadiran Kawal Borneo Community Foundation (KBCF) di Lok Tunggul memberi warna baru dalam kegiatan keseharian kaum perempuan di kampung ini, kini muncul kelompok perempuan di Lok Tunggul. Kami membentuk Kelompok Perempuan Karya
Bersama ini sejak Tahun 2010, tutur Hapsiah (32 Tahun)
yang juga Ketua Kelompok Perempuan Karya Bersama.
Kelompok kami ini terbentuk sejak KBCF masuk
mendampingi kami di sini, tujuannya supaya kami bisa
memanfaatkan kelapa-kelapa yang ada di sini dan kami
perempuan juga bisa sama seperti kelompok lakilaki
dapat mengelola usaha untuk menambah pendapatan,
tambah Hapsiah.
KBCF yang merupakan Mitra dari Program PNPM
Peduli melakukan pendampingan di kampung ini
membantu masyarakat khususnya kelompok perempuan
untuk menemukenali potensi sumber daya yang ada di
Lok Tunggul.
Pelibatan kelompok perempuan
b u k a n t a n p a a l a s a n d a l a m
pendampingan ini, Selain waktu yang
dimiliki perempuan lebih banyak, para
ibu-ibu dapat dilatih untuk mengolah
hasil bumi agar dapat memiliki nilai
ekonomi yang lebih baik, ujar Hamzah,
kontributor peduli KBCF.
Te r b e n t u k n y a k e l o m p o k
perempuan di Lok Tunggul telah
m e r u b a h k e s e h a r i a n a k t i t a s
perempuan di kampung ini, Dulu punya
banyak waktu luang hanya untuk
santaisantai saja, tetapi sekarang
dengan adanya kelompok, waktu luang
Banyak hal
yang kami
dapatkan
dari
berkelompok,
kami merasa
hidup kami
telah berubah
Buletin Kawal III-2014|
Serah terima
inventaris
pembibitan bakau
Telusur Kawal 5
-
Buletin Kawal III-2014|
itu kami gunakan untuk produksi minyak, membibit
bakau, ikutikut pelatihan dan rapat-rapat kelompok,
ujar Sarmina sekretaris kelompok Perempuan Karya
Bersama.
Banyak hal yang kami dapatkan dari berkelompok,
kami merasa hidup kami telah berubah yang dulu kami
hanya diam saja ketika bapakbapak ada pertemuan, kini
kami juga aktif memberikan masukanmasukan dalam
pengambilan keputusan terkait dengan pembangunan
kampung kami, ujar Sarmina.
Selain itu tambah Sarmina, Kami dapat mengelola
sendiri kelapakelapa yang tumbuh di kampung kami
menjadi berbagai macam produk kelapa seperti minyak
kelapa, VCO, kue kelapa sehingga menghasilkan
pendapatan yang dapat membantu ekonomi keluarga.
Disamping kelapa, kami juga melakukan
pembibitan bakau, bakaubakau yang dibibit ini
sebagian kami tanam di sekitar kampung secara
bertahap dan sebagaian juga kami jual sehingga bakau
ini juga memberikan tambahan pendapatan lain selain
dari kelapa, tambahnya.
Perempuan di Lok Tunggul kini telah berubah, ujar
Zaenal yang menjadi ketua RT di Kampung Lok Tunggul.
Sejak KBCF ada di Kampung ini serta mendampingi
kelompok perempuan, kini perempuan di Lok Tunggul
tidak bisa diam tanda kutip tidak bisa diamnya, tambah
Zaenal.
Kenapa kampung saya, Zaenal menjelaskan, Dulu
ibuibu kalau disuruh ikut rapat pertemuan RT tidak ada
yang mau datang, kalaupun ada yang mau datang saja
tapi tidak mau ngomong, tetapi sekarang setiap
per temuan RT mereka se la lu berb icara ba ik
membicarakan masalah kelompoknya maupun masalah-
Perempuan
di Lok Tunggul
kini telah
berubah,
ujar Zaenal
(Ketua RT Lok
Tunggul)
Telusur Kawal 6
-
Buletin Kawal III-2014|
Telusur Kawal 7
Ibu-ibu
anggota kelompok
foto bersama
setelah
pelatihan
pembibitan bakau
masalah yang terjadi di kampung.
Lebih lanjut Zaenal menambahkan, Sekarang ibu-
ibu di Lok Tunggul selain membantu suaminya
menjemur rumput laut kalau lagi panen, mereka juga
ada kegiatan usaha yang membantu pendapatan
keluarga produksi minyak kelapa dan membibit bakau
sendiri.
Kini mereka juga sama dengan kami laki-laki kalau
ada kegiatan di kampung, baik pertemuan RT atau pada
saat kerja bakti aktif memberikan masukanmasukan
bahkan banyak inisiatif yang tak terduga keluar dari ide
mereka. Bahkan kami ini sampai iri melihat mereka
begitu aktif mengikuti kegiatankegiatan yang tidak
hanya di kampung tapi sampai keluar kota bahkan
keluar pulau sana, tambah Zaenal.
Keberhasilan KBCF mendampingi kelompok
perempuan Karya Bersama di Kampung Lok Tunggul
set idaknya telah membuktikan bahwa upaya
pengelolaan sumber daya alam, tidak hanya muncul
dan didominasi oleh kaum laki-laki, tetapi juga banyak
ideide dan inisiatif yang cemerlang tersebut berasal
dari kaum perempuan, set idaknya kelompok
perempuan Karya Bersama membuktikan bahwa dulu
perempuan tidak memiliki akses untuk menyampaikan
aspirasinya kini mereka bisa bersuara dan bergerak
bersama mengelola sumber daya alam di kampungnya.
-
Melalui Program PNPM Peduli di Tekasalo
Kelurahan Bontang Lestari Kecamatan Bontang
Selatan, KBCF dengan dukungan Kemitraan
mengembangkan program penjangkauan
pelayanan kesehatan dasar.
Pada 2013 melalui kerjasama puskesmas
setempat telah dilatih 12 orang kader kesehatan.
Mereka disiapkan agar bisa membantu petugas
puskesmas melakukan eduksi dan pemantauan
kondisi kesehatan masyarakat setempat.
Kesibukan dan keterbatasan akses membuat
mereka tidak semuanya dapat menindaklanjuti
Tantangan Pusling
di Tekasalo & Tambak Bajai
Buletin Kawal III-2014|
Berita Peduli8
Kontributor Peduli
Saparuddin
-
hasil pelatihan, yaitu Melakukan pendataan kondisi
masyarakat, sosialisasi tidak Buang Air Besar (BAB)
sembarangan dan cuci tangan sebelum makan.
Dalam sosialisasi tersebut, kader juga harus
mendorong agar masyarakat rutin memeriksakan
kesehatanya ke puskesmas keliling (pusling).
Sayangnya, jadwal pusling dua kali sebulan tidak
berjalan sesuai perencanaan. Cuaca dan jalan rusak
menjadi penyebab yang sempat saya dengar dari
laporan kader mengapa pusling di Tekasalo sering
tidak sesuai jadwal. Hal ini pula yang menyebabkan
kader kesulitan mengajak masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya ke pus l ing.
Sementara mau ke puskesmas mereka tidak
banyak yang memiliki kendaraan pribadi dan
reguler yang bisa mengangkut mereka.
Lain lubuk lain ikannya, lain tempat beda
masalahnya. Pelayanan Kesehatan dasar di Desa
Tambak Bajai Kecamatan Dadahup Kabupaten
Kapuas Kalimantan Tengah beda lagi. Ada
puskesmas pembantu tetapi petugasnya tidak ada,
pindah ikut suami. Karena petugas tidak ada, maka
praktis kegiatan kader kesehatan di sana menjadi
tidak optimal. Terkiat dengan hal itu fasilitator
PNPM Peduli melakukan komunikasi aktif dengan
puskesmas yang ada di kecamatan. Memang untuk
tempat yang sangat terpencil dengan fasilitas yang
tidak memadai seperti Desa Tambak Bajai sulit
menemukan petugas yang mau. Meskipun saya
yakin ada namun belum ketemu. Untuk mengatasi
KBCFmelalui
dukungan
Kemitraan
mengembangkan
program
penjangkauan
pelayanan
kesehatandasar.
Buletin Kawal III-2014|
Berita Peduli 9
-
Untuk
mengatasi
kekosongan
tersebut KBCF
memfasilitasi
petugas
puskesmas
agar dapat
memeriksa
kesehatan
masyarakat.
kekosongan tersebut KBCF memfasilitasi petugas
puskesmas agar dapat memeriksa kesehatan
masyarakat terutama pasca banjir yang sempat
merendam pemukiman warga berminggu-minggu.
Masalah pelayanan kesehatan dasar di kedua lokasi
meskipun teknisnya berbeda namun masalah
pokoknya sama yang mungkin saja terjadi di banyak
tempat.
Kehadiran kader kesehatan yang digagas PNPM
Peduli nyatanya belum memberikan perubahan yang
signifkan karena pelayanan pengobatan dan
pemeriksaan kesehatan tetap menjadi tugas petugas
medis. Ini baru terkait jadwal pelayanan oleh petugas
kesehatan di puskesmas keliling dan puskesmas
pembantu. Belum sampai pada jenis penyakit yang
berhasil diidentikasi oleh kader kesehatan PNPM
Peduli.
Kendati demikian, apa yang ada saat ini sudah
menghasilkan perubahan, Setidaknya bila tidak ada
petugas yang datang sudah ada kader kesehatan
yang akan menghampiri mereka walau sekadar
bertanya tentang keluhan sakit yang mereka alami.
Buletin Kawal III-2014|
Berita Peduli10
Gambar ilustrasi
-
adak NGL adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
Bpengolahan sumberdaya alam yang telah memiliki komitmen implementasi CSR secara berkelanjutan. Perusahaan tersebut terletak di pesisir Kota Bontang dan telah
hidup menyatu dengan lingkungan termasuk masyarakat setempat.
Bekerjasama dengan pemerintah dan LSM seperti Yayasan
BIKAL Karya Lestari, Kawal Borneo Community Foundation (KBCF),
Badak NGL telah mengembangkan program CSR berbasis
sumberdaya alam dan lingkungan, termasuk pesisir.
Pesisir dalam tulisan ini dimaksudkan untuk menujukkan satu
daerah yang didiami oleh masyarakat nelayan, dimana secara
geogras merupakan pertemuan darat dan laut, dengan batas darat
dapat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air
yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut, seperti angin laut,
pasang surut, dan intrusi air laut.
Menurut Dahuri 2004, hingga saat ini masih belum ada denisi
wilayah pesisir yang baku. Namun demikian, terdapat kesepakatan
umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah
peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis
pantai (coast line), maka wilayah pesisir mempunyai dua macam
batas (boundaries) yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore)
dan batas yang tegak lurus garis pantai (cross shore).
Beasiswa
11Berita Peduli
Kontributor Peduli
Saparuddin
LASKAR PESISIR
Buletin Kawal III-2014|
-
Masyarakat yang bermukim di daerah pesisir Kota
Bontang yang juga merupakan site plant PT. Badak NGL, hidup
dari usaha perikanan baik tangkap maupun budidaya.
Semuanya masih dilakukan secara tradisional. Pada awalnya,
mereka (nelayan) bermukim di darat, namun pertimbangan
ekonomis bila setiap hari harus bolak-balik membutuhkan
biaya untuk membeli bahan bakar serta pertimbangan
esiensi karena tidak memerlukan waktu yang lama untuk
sampai pada lokasi budidaya dan kegiatan perikanan lain
seperti memancing dan memungut hasil laut.
Dari sisi skala usaha perikanan, kelompok masyarakat
pesisir di Kota Bontang cenderung digolongkan pada
kelompok miskin yang terdiri dari rumah tangga perikanan
menangkap ikan tanpa menggunakan perahu, menggunakan
perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel.
Kemiskinan yang merupakan indikator ketertinggalan
masyarakat pesisir ini disebabkan paling tidak oleh tiga hal
utama: 1) kemiskinan struktural, 2) kemiskinan super-
struktural, dan 3) kemiskinan kultural.
Hingga saat ini tersebar pemukiman nelayan di pesisir
Kota Bontang yang juga menimbulkan masalah lain seperti
akses pendidikan. Masalah ini sudah direspon pemerintah
dengan mendirikan sekolah dasar namun masih saja ditemui
anak-anak yang putus sekolah ketika lulus SD dan tidak
memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
berikutnya karena sekolah tidak ada di kampung.
Seiring perkembangan waktu, rupanya dalam isu
pendidikan dasar tidak hanya ditemui masalah akses tapi juga
bagaimana kualitas pendidikan yang mereka terima. Hal ini
juga menjadi perhatian pemerintah Kota Bontang dan telah
direspon melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Respon tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk
keluarnya kebijakan terkait keharusan semua peserta didik
kelas 6 SD di pesisir untuk melanjutkan pendidikan di kota.
Setidaknya ditemukan tiga anak yang saat ini telah
mengikuti program tersebut dan satu diantaranya berhenti.
Dari diskusi dengan orang tua murid diperoleh informasi
bahwa ada dua hal yang menjadi tantangan dalam program
ini, yaitu:
Merekatidak
disekolahkandi
kampung,tapidi
Kotadengansistem
mencariorangtua
asuhsebagaitempat
tinggalmereka
selamasekolah.
Berita Peduli12
Bersambung hal. 16
Buletin Kawal III-2014|
-
PKKKP KKPK
elompok dampingan PNPM Peduli di
KTekasalo dan Tambak Bajai saat ini dihadapkan pada masalah pemasaran produk. Cara pemasaran yang konvensional sudah
tidak mampu bersaing dengan produk serupa.
Setidaknya ini menjadi sebab mengapa KBCF
dengan dukungan Kemitraan mulai memberikan
dukungan pembuatan Kedai Produk Komunitas
(KPK).
Gagasan ini diimplementasikan secara bertahap
yang dimulai dengan pembuatan katalog, dan
tahun 2014 akan dibuat leeat serta standing
banner yang akan dipajang di kelompk masing-
masing. Sementara itu, KBCF menyediakan tempat
di Samarinda sebagai pusat KPK di atas. Berbagai
jenis produk dapat dilihat, dibeli dan dipesan
melalui KPK.
Berita Peduli
Buletin Kawal III-2014|
Kontributor Peduli
Achmad Albar
Kedai Produk Komunitas (KPK)Kedai Produk Komunitas (KPK)Kawal Borneo Community Foundation (KBCF)Kawal Borneo Community Foundation (KBCF)
Komp. BAP Jl. Anggrek Merpati 1 No.60Komp. BAP Jl. Anggrek Merpati 1 No.60
Email : [email protected] : [email protected]
Telp : 0541 7773762 (jam kerja)Telp : 0541 7773762 (jam kerja)
Kedai Produk Komunitas (KPK)Kawal Borneo Community Foundation (KBCF)
Komp. BAP Jl. Anggrek Merpati 1 No.60
Email : [email protected]
Telp : 0541 7773762 (jam kerja)
Samarinda, KaltimSamarinda, KaltimSamarinda, Kaltim@@@
Kedai Produk KomunitasKP K
Keda
i Pr
oduk
Komunitas
Heri Susanto, 0853 4900 3467
email : [email protected]
Kapuas, Kalteng@
Yayasan BIKAL Karya Lestari
Jl. Cumi Cumi 3 No. 50 RT.001
email : [email protected]
telp : 0812 555 6764 (Hamzah)
Bontang, Kaltim@KPK
13
KPK
-
KERAJINAN TANGANKERAJINAN TANGANKERAJINAN TANGAN
Buletin Kawal III-2014|
Piring lidi/
Piring lidi/
BakungBakungPiring li
di/
Bakung
Rp. 5.000,- /buah (k)
Rp. 7.000,- /buah (b)
Sapu sabut
Sapu sabut
kelapakelapaSapu sab
ut
kelapa
Rp. 20.000,- /pcs
Tali sabut
Tali sabut
kelapakelapaTali sabu
t
kelapa
Rp. 1.000,- /meter
Keset sabut
Keset sabut
kelapakelapaKeset sa
but
kelapa
Rp. 40.000,- /buah
SejadahSejadahSejadah
Rp. 250.000,-
Ukuran : 180 x 60 cm
Pembersih
Pembersih
DebuDebuPembers
ih
Debu
Rp. 50.000,- /pcs
Topi
Topi
Topi
(tergantung ukuran kepala)
Rp. 75.000 - 100.000/pcs
Tas Rotan
Tas Rotan
Tas Rotan
(tergantung ukuran kepala)
Rp. 75.000 - 100.000/pcs
-
aneka PANGANAN
Buletin Kawal III-2014|
OlahanOlahan
Rumput laut
Rumput laut
Olahan
Rumput laut
Rp. 5.000,- /bks
OlahanOlahan
KelapaKelapaOlahan
Kelapa
Rp. 5.000,- /bks
Sirup Sirup
Mangrove
Mangrove
Sirup
Mangrove
Rp. 20.000,- /buah
Rp. 15.000,- /buah
Rp. 5.000,- /bks
Rempeye
Rempeye
tudetudeRempey
e
tude
Rp. 25.000,- /bks
AmplangAmplang
Rumput laut
Rumput laut
Amplang
Rumput lautSirupSirup
manggamanggaSirup
mangga
Rp. 20.000,- /buah
Rp. 15.000,- /buah
-
Berita Peduli16
Sambungan hal. 12
Beasiswa Laskar Pesisir
Sekolah SD
di perkampungan
atas laut
Buletin Kawal III-2014|
1. Masih ada perasaan rendah diri sebagai anak kampong.
2. Keterbatasan perhatian orang tua murid karena tidak punya
biaya.
KBCF dan Badak NGL melalui Program PNPM Peduli
menemukan bahwa pendidikan dasar sebagai tanggung jawab
pemerintah belum dilaksanakan secara memadai, sehingga
memerlukan dukungan dari para pihak. Perusahaan dan
NGO/LSM yang memiliki tanggung jawab sosial menganggap
perlu untuk merumuskan solusi atas tantangan tersebut di atas.
Salah satu solusi yang akan ditawarkan adalah bantuan
pendidikan kepada anak-anak pesisir yang diharapkan akan
memperbaiki kualitas hidup mereka dimasa mendatang. Kendati
demikian bantuan ini memiliki keterbatasan waktu dan jumlah
sehingga harus diberikan penegasan kepada masyarakat pesisir
sebagai penerima manfaat.
Program ini akan berhenti ketika pemerintah sudah dapat
memberikan layanan pendidikan dasar kepada masyarakat pesisir
secara memadai dengan melakukan pembangunan infrastruktur,
sarana dan prasarana pendukung lainnya. Dalam konteks
tersebut, maka dalam konsep ini dirumuskan untuk melakukan
impelementasi program dengan durasi 10 tahun. Waktu tersebut
merupakan durasi yang dipandang cukup bagi pemerintah
melakukan semua tanggung jawabnya dalam penyediaan
layanan pendidikan dasar di pesisir Kota Bontang.
Program beasiswa ini dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan yang sama bagi siswa (tidak harus berprestasi) dari
keluarga tidak mampu yang tinggal di pesisir
dengan tujuan:
1) Menciptakan dan menjaga hubungan
harmonis perusahaan dan masyarakat
pesisir (Tujuan Jangka Panjang)
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
pesisir (Tujuan Jangka Menengah)
3) Meningkatkan penanganan anak putus
sekolah di pesisir Kota Bontang (Tujuan
Jangka Pendek).
-
Buletin Kawal III-2014|
Jamban merupakan sanitasi dasar yang
harus dimiliki oleh setiap masyarakat. Pada
dasarnya masyarakat sadar dan mengerti arti
penting memiliki jamban sendiri di rumah.
Alasan klasik yang sering diungkapkan oleh
masyarakat mengapa sampai saat ini belum
memiliki jamban sendiri adalah belum
memiliki uang. Melihat kenyataan tesebut,
tidak adanya jamban di rumah tangga bukan
semata terkendala faktor ekonomi, tetapi
lebih kepada lahirnya kesadaran masyarakat
untuk menerapkan Pola Hidup Sehat dan
Bersih (PHBS). Faktor lain adalah karena
ketergantungan pada bantuan pemerintah
dan perusahaan.
Terciptanya lingkungan yang sehat
khususnya pada Buang Air Besar (BAB)
merupakan salah satu dari berbagai masalah
kesehatan yang perlu mendapat perhatian
serius, penyediaan sarana jamban sehat pun
tidak mudah karena menyangkut peran serta
masyarkat yang erat hubungannya dengan
perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan
pendidikan.
Masyarakat Teluk Kadere RT. 13 yang ada
di Tekasalo Kelurahan Bontang Lestari
Kecamatan Bontang Selatan Kota Bontang
Jamban Sehat :
Impian di Teluk Kadere
Kontributor Peduli
Amiruddin
Cerita Peduli 17
Photo ilustrasi
-
yang berpenduduk 85 jiwa sesuai data hasil
inventarisasi kepemilikan jamban sehat yang
dilakukan oleh fasilitator bulan Juni 2014 lalu,
tersebar di 17 rumah terdiri dari 21 kepala keluarga
(KK).
Kesadaran masyarakat akan pentingnya PHBS
masih sangat rendah, hal ini terlihat dari kondisi
rumah serta masih banyaknya rumah yang tidak
memiliki jamban sehat, sehingga BAB masih
dilakukan sembarang tempat. Hal ini tentu saja
membuat lingkungan tidak sehat, saat harus BAB di
kebun hajat di hinggapi lalat kemudian hinggap ke
makanan, BAB di laut hajatnya dimakan ikan lalu
ikan dikonsumsi oleh warga, secara tidak langsung
warga kembali memakan hajat mereka.
Berdasarkan laporan kader kesehatan, hasil
pendataan jenis keluhan penyakit yang sering
terjadi di masyarakat, terdapat 12 jenis penyakit
yang sering dikeluhkan masyarakat adalah diare,
gatal-gatal dan cacingan yang dialami orang
dewasa maupun anak-anak. Dari data tersebut
disadari bahwa kualitas sanitasi dan air bersih
menjadi prioritas penting, pasalnya hal tersebut
erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam
penanganan hal tersebut adalah adanya pola hidup
sehat dan bersih dari masyarakat itu sendiri, untuk
mendorong agar upaya ini dapat terlaksana
sebelumnya dilakukan kegiatan pemicuan Sanitasi
Buletin Kawal III-2014|
Cerita Peduli18
-
Berbasis Masyarakat. Dari hasil pemicuan tersebut
masyarakat tidak akan BAB Sembarangan karena
ada rasa malu, jijik dan takut sakit.
Kenyataannya ketika dilakukan pendataan dan
wawancara kepemilikan jamban sehat, tidak ada
perubahan perilaku di masyarakat, salah satu BAB
warga mengungkapkan, ya... mau gimana lagi Pak,
namanya kondisi di kampung ya begini, kita mau
bikin jamban tidak punya uang, rumah yang saya
tinggali pun pinjam Pak, ujar ibu Sri Kitemiyah.
Lain halnya dengan ibu Bala, seorang janda
umur sekitar 65 tahun, Saya numpang di BAB
tetangga Pak, rumah anak. Tapi malu juga rasanya
masa malam-malam kalau kebelet harus ngetok-
ngetok pintu.
Persoalan di Teluk Kadere menjadi STMB
perhatian khusus, dari 17 rumah yang didiami oleh
warga hanya 8 rumah yang memiliki jamban sendiri,
9 diantaranya tidak memiliki jamban. Dari 9 rumah
tersebut terdapat 47 jiwa, 14 jiwa numpang , BAB
sisanya 33 jiwa di sembarang tempat, BAB
kebanyakan untuk orang dewasa di hutan BAB
bakau.
Sarana air bersih masyarakat memperoleh dari
air tanah, terdapat 2 sumur yang digunakan warga
untuk konsumsi dan 6 sumur untuk , 2 sumur MCK
diantaranya bantuan dari (dulu ) Program LKM BKM
PNPM-Reguler Kelurahan Bontang Lestari. Untuk
sumur yang bisa dikonsumsi jaraknya cukup jauh
sehingga menyulitkan masyarakat memenuhi
kebutuhannya secara memadai sehingga
terkadang mereka harus menggunakan sumur
yang terdekat dari rumah mereka jika kepepet.
Saya BAB
numpang di
tetangga pak,
rumah anak,
tapi malu juga
rasanya masa
malam-malam
kalau kebelet
harus ngetok-
ngetok pintu,
ujar Ibu Bala
Buletin Kawal III-2014|
Cerita Peduli 19
-
Bu, ada undangan dari perusahaan untuk
mengirimkan dua orang perwakilan kelompok
mengikuti pelatihan.
Sebentar Pak. Kami harus rapat dulu malam ini.
Tapi sekarang kan sudah lumayan malam, Bu
Sudah menjadi kesepakatan kelompok kami
bahwa setiap keputusan yang diambil harus
melalui rapat.
Meski malam-malam begini? Apa anggota
tidak merasa keberatan?
Nggak, anggota kelompok siap hadir tiap
pertemuan, meski malam hari.
Pembibitan Mangrove:
Rupiah di Tepi Hutan Bakau
Buletin Kawal III-2014|
Kontributor Peduli
N u r s a l i m
Cerita Peduli20
-
Ku tatap jam dinding, pukul 21.00. Maklum, nggak
pernah memakai jam tangan. Beberapa saat
kemudian kembali ponselku berdering. Apakah
boleh saya mengirim semua anggota? Tanya Ibu
Hapsiah di ujung sana, menunjukkan spirit yang
tinggi untuk mengikuti kegiatan.
Tapi undangannya hanya untuk 2 orang. Bu.
Jawabku singkat.
Itulah kutipan pembicaraanku via ponsel dengan
Ibu Hapsiah, Ketua Kelompok Karya Bersama Lok
Tunggul. Kelompok dampingan KBCF di Kota
Bontang yang selalu memperlihatkan semangat
yang tinggi. Di tengah segala keterbatasan, tidak
menyurutkan semangat berkelompok mereka.
Aturan main telah dibuat, setiap anggota kelompok
mempunyai kewajiban untuk menjalankan
kesepakatan itu.
Lok Tunggul, sebuah wilayah yang terletak di
Selatan Kota Bontang. Untuk menjangkaunya
butuh sedikit perjuangan. Melewati jalan tanah
yang berlumpur dan licin saat hujan. Butuh
perjuangan ekstra menggunakan sepeda motor.
Jika hujan turun dengan deras, perjalanan menuju
kesana menjadi mengasyikkan, ibarat pembalap
o road. Jembatan ulin panjang menghubungkan
kampung ini dengan wilayah Teluk Kadere
sehingga memungkinkan untuk dijangkau dengan
perjalanan darat. Sebelum tahun 2013, satu-
Di tengah segala
keterbatasan,
tidak
menyurutkan
semangat
berkelompok
mereka.
Buletin Kawal III-2014|
Cerita Peduli 21
-
satunya akses menuju ke kampung Lok Tunggul
menggunakan alat transportasi laut.
Alternatif lain untuk menjangkau daerah ini
melalui laut. Dengan menggunakan perahu
ketinting, daerah ini lebih bisa dicapai kurang 45
menit dari pelabuhan Tanjung Laut Indah
Bontang. Laut tidak selalu bersahabat. Kadang
tenang, kadang gelombang datang menghempas
ketinting.
Sulitnya akses tidak menurunkan semangat
anggota kelompok yang semuanya adalah kaum
perempuan. Jika ada undangan, pagi-pagi sekali
mereka telah berangkat menggunakan ketinting.
Saat gelombang datang, mereka pun harus
berjuang melawan rasa khawatir. Tanpa jaket
pelindung, tanpa alat penolong keselamatan.
Semua serba natural. Mungkin karena telah
terbiasa, membuat segala jenis perlengkapan
tersebut menjadi tidak berarti.
Semangat seperti itu terus tumbuh seiring
kegiatan pendampingan yang dilakukan KBCF.
Seolah-olah menemukan dunia baru dengan
keasyikannya tersendiri, setelah sekian lama
hanya berkutat pada kegiatan rutin di urusan
domestik rumah tangga.
Spirit ini menunjukkan bahwa kaum ibu-ibu juga
bisa melakukan kegiatan bermanfaat. Mampu
membangun jaringan dengan pihak luar, mampu
Buletin Kawal III-2014|
Sulitnya akses
tidak
menurunkan
semangat
anggota
kelompok yang
semuanya
adalah kaum
perempuan.
Cerita Peduli22
-
beradaptasi dengan lingkungan luar, serta
mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mereka. Mereka kemudian juga bisa belajar
membagi waktu antara urusan keluarga dengan
urusan kelompok.
Kegiatan pendampingan telah memberikan
manfaat signikan bagi kelompok ibu-ibu.
Bahwa, kemampuan menjalin kerjasama dan
kemitraan dengan dunia luar bukan hanya milik
laki-laki. Bahwa kaum perempuan juga bisa
melakukan hal-hal yang selama ini hanya
dilakukan oleh laki-laki di kampungnya. Bahwa
kaum perempuan pun mempunyai kesempatan
didengarkan suaranya, ikut terlibat dalam urusan
pembangunan di kampungnya, yang selama ini
meraka hanya menjadi penonton saja.
Lebih dari itu, kaum perempuan adalah guru
pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Meningkatnya kemampuan mereka, akan
menular kepada anak-anaknya. Kaum ibu lah
yang lebih sering bersama dan mengajarkan
nilai-nilai serta pengetahuan kepada anak-
anaknya. Tidak heran, saat mereka melakukan
pembibitan bakau anak-anak mereka sering
diajak, mulai dari mengisi polybag dengan tanah.
Pengetahuan kami menjadi meningkat dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan pendampingan.
Buletin Kawal III-2014|
Bibit bakau
jenis Rhizopora Mucronata :
Tabungan Kelompok Perempuan
Tekasalo, Bontang Kaltim
Cerita Peduli 23
-
Kepercayaan diri kami pun ikut meningkat. Suara
kami menjadi lebih didengarkan. Jika ada
pertemuan di kampung, kaum perempuan
khususnya yang terlibat dalam kelompok,
seringkali mendapat undangan untuk ikut
memberikan pendapat. Peristiwa yang hampir
tak pernah terjadi di waktu-waktu yang lalu.
terang Hapsiah berapi-api.
Kegiatan pendampingan, sejatinya adalah
meningkatkan kemampuan dan pemahaman
kelompok-kelompok yang suaranya hampir tidak
d idengarkan d i da lam komun i ta snya .
Menularkan virus optimisme dan kepercayaan
diri, bukan untuk lebih tinggi dibandingkan laki-
laki, tapi agar terjadi keseimbangan peran dalam
sebuah komunitas. Laki-laki dan perempuan
mempunyai kesempatan dan kemampuan yang
sama. Pendampingan yang dilakukan telah
memperlihatkan hal itu.
Kerjasama
Kunci
Mengatasi
Semua
Masalah Kelompok
Buletin Kawal III-2014|
Cerita Peduli24
-
ambak Bajai, salah satu desa yang terkena dampak
Ttsunami Proyek Lahan Gambut (PLG) satu juta hektar. PLG telah meluluh lantahkan hampir seluruh tatanan ekonomi, budaya sosial dan lingkungan mayarakat Adat Ngaju di
sana. Butuh waktu puluhan tahun atau mungkin ratusan tahun
untuk mengembalikan ke kondisi asal, itupun bila masih mungkin.
Pasca PLG, aktivitas mereka seperti menanam karet, rotan,
buah-buahan menjadi pilihan satu-satuya. Dengan keberdayaan,
kemampuan ataupun ke-swadayaan masyarakat mulai menata
kembali ruang kelola dengan beberapa perencanaan jangka
panjang, dan melakukan perehabilitasian lahan yang rusak secara
tradisional. Kondisi ini dilihat dari segi pengelolaan lingkungan.
Sedangkan kondisi kehidupan sosial dan budaya masyarakat belum
bisa dipulihkan, Butuh waktu panjang untuk melakukan perbaikan,
terang Guset Kepala Desa Tambak Bajai.
Salah satu aspek sosial yang hilang adalah rapat desa
(handep hapakat), padahal kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang
sangat penting dalam melakukan musyawarah pembangunan desa.
Aspek ini ternyata berdampak pada aspek lainnya, misalnya tidak
Program untuk Masyarakat
Desa Tambak Bajai
Buletin Kawal III-2014|
Kontributor Peduli
Heri Susanto
Berita Peduli 25
-
ada upaya untuk mengatasi masalah penerangan, tidak ada
pembangunan jalan dan infrastruktur desa lain. Belum lagi
tidak ada daya saing untuk memperoleh dukungan program
pembangunan dari PNPM Pedesaan.
Kondisi tersebut yang menjadi sebab sehingga tahun
2010, Yayasan Tahanjungan Tarung sebuah lembaga lokal
mulai melakukan pengembangan program PNPM Peduli
bersama Kawal Borneo Community Foundation (KBCF).
Pendampingan yang dilakukan oleh kedua lembaga ini
menjadikan sebagian masyarakat mulai memahami kondisi
desa yang sudah ketinggalan jauh dari desa lainnya dalam
kabupaten Kapuas.
Berselang satu tahun kemudian, perlahan tapi pasti
mereka sudah berubah. Saat ini mereka sudah bisa
menghemat pengeluaran membeli BBM sebesar 15 ribu per
hari. Fasilitas Jalan dalam lingkungan desa pun mendapat
bantuan dari program Bupati. Tahun demi tahun berganti,
pembangunan satu demi satu diperoleh sehingga sekolah,
jembatan, dermaga menjadi hadiah diakhir tahun 2012 yang
bersumber dari ADD dan PNPM Mandiri. Bukan itu saja,
memasuki tahun 2013 Desa Tambak Bajai ditetapkan sebagai
sasaran Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L).
Tahun 2014 pun menjadi tahun dimana mereka kebanjiran
program pembangunan.
Sebagai contoh banjir program tersebut adalah
bantuan 1 buah Laptop dari Kepmoninfo, 1 buah mesin
pemotong rumput dari BLH Kab. Kapuas, 5 buah ces (perahu),
4 buah mesin jahit dan 1 buah mesin obras dari Disnakersos,
200 ekor bantuan ternak itik yang semuanya dari Program
PM2L. Bulan Juli inipun dilakukan pelebaran jalan sehingga
mobil pick-up sudah bisa sampai ke seberang kampung.
Semua itu bersumber dari rencana aksi komunitas yang
disusun dan diadopsi menjadi rencana pembangunan desa.
Terus terang, awalnya saya sempat menolak program
PNPM Peduli. Tapi saya hampir menyesal karena berkat
program itu kami berubah, papar Guset.
Buletin Kawal III-2014|
Berita Peduli26
Terus terang,
awalnya saya
sempat menolak
program PNPM
Peduli.
Tapi saya hampir
menyesal karena
berkat program itu
kami berubah,
papar Guset.
-
Melatih
di Desa Tetanggaardi dan tiga orang anggota kelompok lainnya
Npagi ini bergegas. Maklum, harus sampai tujuan sebelum acara pembukaan. Ini kali kedua mereka diundang untuk melatih menerapkan
hasil pelatihan yang pernah mereka peroleh. Undangan
pertama berasal dari Desa Santan Tengah dan kali ini
pelatihan diadakan di Desa Kresik Kecamatan
Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara selama tiga
hari pada Maret 2014. Pesertanya berasal dari
penduduk setempat yang berjumlah sepuluh orang.
Hari pertama pelatihan dimulai pada pukul 09.00
Wita dengan pengisian Materi telah disampaikan
Buletin Kawal III-2014|
Kontributor Peduli
Rudiyanto
Berita Peduli 27
-
oleh narasumber yang kemudian memandu
pelaksanaan teknis pelatihan sabut kelapa. Ada
dua jenis produk sabut kelapa yakni pembuatan
keset kaki dan sapu lantai. Peserta pelatihan dibagi
menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok
akan membuat kedua jenis produk tersebut.
Dihari kedua masing-masing kelompok yang
terdiri dari 5 orang dibagi tugas, 3 orang
menghaluskan sabut kelapa sedangkan 2 orang
lagi memulai pemintalan, masing-masing
kelompok diberi tugas praktek membuat tali
sepanjang 80 meter - 100 meter.
Semenetara itu dihari ketiga masing-masing
kelompok mulai menganyam. Mereka diberi
waktu sampai istirahat siang tetapi kenyataanya
masing-masing kelompok menyelesaikan lebih
cepat dari waktu yang diberikan oleh narasumber.
Waktu yang tersisa digunakan peserta untuk
pembuatan sapu lantai yang dapat dibuat hanya
dalam waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit
m a s i n g - m a s i n g k e l o m p o k d a p a t
menyelesaikannya. Setelah istirahat siang, semua
peserta kumpul dan merasa senang dan bangga
mendapat tambahan ilmu tentang pemanfaatan
sabut kelapa, diteruskan dengan foto bersama dan
penyerahan piagam sekaligus penutupan.
Buletin Kawal III-2014|
Proses memilin
sabut kelapa
untuk membuat keset kaki
Berita Peduli28
-
Jembatan
Penghubung
Salantuko ke Teluk Kadere
Bontang Kaltim
-
Sunset Teluk Kadere
PNPM
SUPPORT
FACILITYPSF