Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2012
-
Upload
ppi-jepang -
Category
Documents
-
view
262 -
download
0
description
Transcript of Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2012
EDISI 16/ FEBRUARI 2012
BULETIN PPI JEPANG
“KIZUNA”
Profil Presidium PPI Jepang 2011-2012
SD Shiogama; Mengajar dengan Hati
Mendampingi Pasangan tanpa menjadi Student
Kanji of the Year:
Artikel Hokkaido University, Hirosaki University dan Tohoku University
Manfaat Sensus
DARI REDAKSI
1
AssalamualaikumWr.WbSalam Sejahtera Rekan-rekan PPI Jepang,
Tidak terasa sudah setahun berlalu sejak bencana besar 11Maret 2011 terjadi. Begitu banyak kesedihan melanda NegeriSakura ini, baik yang terkena dampak langsung maupuntidak langsung. Namun berkat ikatan batinyang kuatantarasesama warga Jepang, sedikit demi sedikit bangsa inibangkit kembali dan pulih seperti sediakala. Ikatan batinitulah yang harus kita teladani sebagai warga Indonesia,negeri dimana istilah "ikatan batin" sudah jarang sekaliterlihat di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, BuletinInteraksi PPI Jepang edisi kali ini mengangkat tema "ikatanbatin", atau "Kizuna", yang menyajikan kisah-kisah seputarikatan batin yang terjalin antar manusia, seperti artikel SDShiogama: Mengajar dengan Hati, Kizuna, Kanji of the Year2011, danartikel-artikel lainnyayang menarik untukdibaca.
Berlandaskan semangat INTERAKSI (Integrity, Teamwork,Action, Solidarity), kami berharap buletin ini bisa menjadimedia untuk saling memperkuat ikatan batin antar wargaPPI Jepang, sehingga walaupun kita terpisah oleh jarak, tapikita bisa senantiasa solid dan berempati satu sama lain.Semoga rasa kepemilikan terhadap PPI Jepang juga bisabertambah kuat, dan membawa kita pada perbaikanorganisasi ini serta mampu memberikan kontribusi nyatakepada negara kita, Indonesia.
Seperti kata pepatah, "Tiada gading yang tak retak", kamipun sadar buletin ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalianuntuk terus meningkatkan kualitas Buletin PPI Jepang kedepannya.
Hormat kami,
Tim Redaksi
PENGARAH
PEMIMPIN REDAKSI
KONTRIBUTOR
EDITOR
DESAINER
Andi Subhan MustariAtus SyahbudinFatwa Ramdani
Muhammad Rifqi
Fatwa RamdaniPutri SetianiIndah NurmawatiHimawan SutantoIbnu FathrioAhmad Ridwan Tresna NugrahaAstrid AyuningtyasMuhammad Haris MahyuddinDian SyahfitraHariyadi Budi SusantoAlimansyar
Jimmy Hadi Susanto
Dwi PranantoMuhammad Irka Irfa Darojat
Email : [ ]
Redaksi menerima pertanyaan, saran,dan kritik dari pembaca. Untuk setiape m a i l y a n g m a s u k m o h o nmencantumkan nama, instansi(sekolah/tempat bekerja) dan kotatempat tinggal.
Sumber gambar sampul:http://yun.com/jpeg/yun_3300.jpg
- Fatwa Ramdani
- Putri Setiani
- A. R. T. Nugraha
- Hariyadi B. Susanto
- Alimansyar
- Ibnu Fathrio
- Himawan Sutanto
- Astrid Ayuningtyas
- M. Haris Mahyuddin
- Dian Syahfitra
- Indah Nurmawarti
PETA KONTRIBUTOR
2
PETAKontributor
DAFTAR ISIKABINET KPK PPI JEPANG PEIODE 2011-2012
PROFIL PRESIDIUM PPIJ 2011-2012
MANFAAT SENSUS
PROGRAM BEASISWA PPIJ-PPIS
MENDAMPINGI PASANGAN TANPA MENJADI STUDENT
ARTIKEL HOKKAIDO UNIVERSITY
ARTIKEL HIROSAKI UNIVERSITY
ARTIKEL TOHOKU UNIVERSITY
18 KIPPU
BEKERJA DI PERUSAHAAN JEPANG, SIAPA TAKUT?
SD SHIOGAMA; MENGAJAR DANGAN HATI
“KIZUNA”; KANJI OF THE YEAR
KABAR KORDA-KOMSAT
Fatwa Ramdani
Putri Setiani
Indah Nurmarwati
Himawan Sutanto
Ibnu Fathrio
Ahmad Ridwan Tresna Nugraha
Astrid Ayuningtyas
M. Haris Mahyuddin & Dian Syahfitra
Hariyadi Budi Susanto
Alimansyar
Seputar PPI JepangKa
bar
PPI J
epan
gSe
rba-
Serb
i
DAFTAR ISI
3
KABINET PPIJ
4
- Duta besar RI di Tokyo- Konsulat Jenderal RI di Osaka
- Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo (Prof. Dr.Eng. Drs. Edison Munaf, M.Eng.)- Fithra Faisal Hastiadi (Waseda University, Korda Kanto)
- Suharman Hamzah (Kyoto University, Korda Kansai)
- Andi Subhan Mustari (Toyohashi University of Technology, Korda Chubu)- Atus Syahbudin (Ehime University, Korda Shikoku)- Fatwa Ramdani (Tohoku University, Korda Tohoku)
- Rodiyan Gibran Sentanu (Chiba University, Korda Kanto).
- Fithyani Anwar (Ehime University, Korda Shikoku)
- Annisa Mahdia Pratiwi (Keio University, Korda Kanto)
- Srikandi Novianti (Tokyo Institute of Technology, Korda Kanto)
-Koordinator: Rudy Yusuf (Kanazawa University, Korda Hokuriku)
Anggota : Dedy Eka Priyanto (Kyoto University, Korda Kansai)Bayu Prabowo (Tokyo Institute of Technology, Korda Kanto)
-Koordinator: Zaenal Mutaqin (Hiroshima University, Korda Chugoku)
Anggota : Hendra Pachri (Kyushu University, Korda Kyushu)
-Diptarama (Tohoku University, Korda Tohoku)
Koordinator: Ibnu Fathrio (Hirosaki University, Korda Tohoku)Anggota : Himawan Sutanto (Hokkaido University, Korda Hokkaido)
Dewan Pembina
Dewan Penasehat
Dewan Perwakilan Korda (DPK)Presidium
Sekretaris Jenderal
Wakil Sekretaris Jenderal
Bendahara Umum
Wakil Bendahara Umum
Biro/Departemen/BidangSeminar dan Kajian Ilmiah
Budaya dan Olahraga
Informasi dan Teknologi
Beasiswa dan Pengabdian
PENGURUS PUSATKabinet (KPK)Kebersamaan, Promosi dan Kemitraan
PPI JEPANG PERIODE 2011-2012
Profil Presidium
PPI JEPANG
2011-2012
Gamacca-UH
Lahir di Bone Sulawesi Selatan, 31 Mei1976. Menyelesaikan sarjana teknikjurusan sipil di Universitas Hasanuddin
Makassar pada tahun 2000. Selanjutnyadi tahun 2010 meraih gelar Master ofEngineering di Toyohashi University ofTechnology (TUT Tech) Jepang untukbidang Coastal Engineering. SejakDesember 2010 Andi Subhan Mustaritercatat sebagai mahasiswa S3 di TUTTech pada bidang yang sama denganpenelitian fokus pada sediment transportdan shoreline changes.
Setelah menyelesaikan studinya di tahun2000, ia bekerja sebagai engineer padaproyek jalan dan jembatan di Papua tahun2001-2003. Selanjutnya bergabungdengan PT. Pembangunan Perumahan ditahun 2003-2004 sebagai cost estimator
pada proyek pelabuhan Bajoe (Bone) -Kolaka (kendari). Sejak tahun 2005 iamenjadi salah satu staf dosen di JurusanTeknik Sipil Universitas HasanuddinMakassar. Ia juga pernah di INCOSorowako sebagai staf Engineer padatahun 2006 (kerjasama UNHAS – INCOSorowako), dan terakhir sebagai teamleader pada proyek pelabuhan PT. SemenTonasa ditahun 2007-2008. Pada tahunyang sama (2008) ia sebagai sala satu timteknis pembangunan infrastruktur kampusUniversitas Hasanuddin Makassar,s eb e l u m a k h i r nya m e m u t u s k a nmelanjutkan studinya di Jepang di akhirtahun 2008.
Pria dengan 2 anak ini dikenal sangatdekat dengan mahasiswanya, mungkinkarena sewaktu mahasiswa ia sangat aktif
dan turut ambil bagian di organisasi dikampusnya, baik di tingkat jurusan,fakultas maupun universitas. Andi SubhanMustari juga aktif dalam organisasi ke-profesian. Ia pernah menjadi sekretarispada organisasi Forum Angkatan MudaPersatuan Insinyur Indonesia WilayahSulawesi Selatan ditahun 2006-2008 dandi tahun 2007 ia mendapat sertifikatinsinyur profesional untuk bidang tekniksipil.
Kini sebagai salah satu presidium PPIJepang Periode 2011-2012, Andi SubhanMustari berharap PPI Jepang menjadiorganisasi yang selalu dirindukan olehanggotanya, PPI Jepang menjadi milikbersama yang pada akhirnya dapatmenjadi rumah kedua bagi setiapanggotanya.
Lahir di kota pelajar, Yogyakarta, padatanggal18 Agustus 1977. Atus, begitulah iabiasa dipanggil, meraih gelar sarjana
kehutanan dari Fakultas Kehutanan UGM (2001) danMaster of Agriculture (M.Agr.) dari FakultasPertanian, Universitas Ehime (2010). Saat iniiaadalah kandidat doktor di The United GraduateSc hoo l o f Agr i cu l t u ra l Sc iences , Eh imeUniversity/UGAS EU, saudara kembardari UGASTUAT. Penelitiannya mengenai konservasi eks-situVitexcofassus, jenis kayu unggul yang banyakdimanfaatkan oleh para pembuat perahu Phinisi diwilayah Wallacea.
Berwirausaha dan berburu beasiswa, plus doadan tawaka lkepada-Nya, merupakan senjatautamanya dalam menggapai pendidikan tinggi.Setelah beasiswa Padmanaba (1994-1996), Neutron(1996), Angkatan 77 (1997-2000), kini berbekalbeasiswamonbukagakusho (2008-2013), iamerencanakan wisuda doktornya pada September2013.
Ayah dari 4 pemainsepak bola: Gilang (10), Ulin(8), Odin (7) danHikaru (2), memulai karirnyasebagai dosen di Fakultas Kehutanan UGM sejaktahun 2002. Namun saat mahasiswa ia sudah terlibataktif di berbagai magang, pelatihan dan eksplorasijenis-jenis pohon utama di Indonesia, antara lain: jati(JawadanSultra), dipterocarpaceae (Jambi, Kaltim,Kalsel, dan Kalbar), perupuk (Kaltim), merbau (NTT,Maluku, Papua, Papua Barat), akasia (Palembang),
kemiri (Sulsel), gupasa (Sulawesi). Terlibat dalamITTO project dan awal mula penerapan SILIN(silvikulturintensif) merupakan pengalaman yangpaling berkesan, karena SILIN masuk dalam 100Inovasi Indonesia pada tahun 2008.
Keinginannya agar bermanfaat bagi sesamasudah muncul ketika usia caberawit. Di kampung, iamengajar di TPA sejak bangku SD. Juga ikutberpartisipasi di berbagai kepanitiaan, ketua RT,jurutulis Badan Kerjasama Antara Masjid,PanitiaPemilihan Kelurahan, dll. Di sekolah pun, ia aktifmengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti peletoninti, Kelompok Ilmiah Remaja, pramuka, rohis, danolah raga. Di sela-selawaktunya, ia me-nyantri dipondok pesantren di dalam dan luar Jawa.
Keaktifannya di PPI Jepang(PPIJ) dimulai saatpertama kali ia menghirup udara musim semi Jepang2009. Waktu itu amanah sebagai Ketua PPIJ KomsatEhime (April 2009- Maret 2010) diembannya.Selanjutnya ia menjadi anggota Komite Desa BinaanKabinet Pelayanan PPIJ (Oktober 2009-September2010); anggota Tim Revitalisasi PPIJ Korda Shikoku(Maret-September 2010); Sekretaris MatsuyamaIslamic Culture Center/MICC (April 2010-April2011); tim formatur Aidai International Student'sAssociation/AISA (Oktober-November 2010);anggota dewan shura Muslim Student's Association ofJapan/MSAJ, Ketua MICC (Mei-September 2011)dan Ketua PPIJ Korda Shikoku (Januari 2011-Januari 2012).
Saat ini sebagai salah satu Presidium PPIJ PeriodeNovember 2011-Agustus 2012, ia berharap dapatberkontribusi lebih banyak dan luas lagi bagi rekan-rekan PPIJ, Indonesia yang lebih baik dan dunia. Atusdapat dihubungi di alamat email atus_sy (at)ugm.ac.id atau syahbudin_atus (at) yahoo.com dannomor HP softbank Jepang 080-4033-3540.Tomorrow must be better!
ATUS SYAHBUDIN
ANDI SUBHAN MUSTARI
KABAR PPI JEPANG
5
2011-2012
Profil Presidium
PPI JEPANGLahir di Balikpapan, Kalimantan Timur,
pada 19 Juni 1985. Anak pertama daritiga bersaudara ini menghabiskan masa
kecilnya di Balikpapan, Anyer dan Batam,sebelum akhirnya pindah ke Jakarta. Ibunyaberdarah Sunda dan Ayahnya berasal dariBugis, sejak kecil tempat tinggalnyaberpindah-pindah, menjadikannya lekatdengan berbagai budaya di Indonesia.Hobinya untuk mengisi waktu senggangadalah tracking, berjalan kepelosok-pelosokuntuk melihat keindahan alam. Sementara ituolahraga favoritnya adalah bulutangkis dansepak bola.
Sejak SMP, ia tergabung di organisasidengan berbagai latarbelakang yangmenjadi minatnya. Ia aktif di organisasi intrasekolah, keagamaan, seni dan olahraga,juga terlibat di organisasi kemahasiswaansaat berada di jenjang kuliah.
Ia meraih gelar sarjana dari DepartemenGeografi, FMIPA Universitas Indonesia padatahun 2007, lalu bekerja di perusahaanyang bergerak di bidang survey danpemetaan selama 2 tahun, pekerjaan ini pula
yang kembali membawanya berkelilingIndonesia. Keinginannya untuk melanjutkanpendidikan membawanya ke TohokuUniversity di Sendai. Ia kemudianmenyelesaikan pendidikan S2 di jurusanGeo-environment pada tahun 2011, dansaat ini sedang menjalani pendidikan S3-nyadi tempat yang sama. Topik penelitiannyaadalah mengenai efek perkembanganperkebunan kelapa sawi tterhadaplingkungan di Indonesia, menggunakanpendekatan “pixel linkage to people”ka rena meman faa t kan t e k no l og ipenginderaan jauh yang “dikawinkan”dengan socio-economic dan human-environmental approach.
Saat ini, dengan mengemban amanahsebagai salahsatu presidium PPIJ, Iamenginginkan agar PPIJ menjadi milik semua,serta memberi manfaat lebih bagi sesama.Visinya adalah “meningkatkan sinergipelajar Indonesia di Jepang, memberikankontribusi nyata untuk Indonesia”.F a t w a d a p a t d i t e m u i d ifatwaramdani.wordpress.com dan dihubungidi [email protected].
FATWA RAMDANI
KABAR PPI JEPANG
6
Apa itu sensus?
Kenapa sensus menjadi penting?
Berdasarkan kamus online Oxford, sensus
merupakan survey atau penghitungan
resmi menyangkut hal kependudukan
(http://oxforddictionaries.com/definition
/census?q=census). Sensus berawal
sekitar awal abad ke-17 sebagai catatan
dalam pengumpulan pajak, registrasi
penduduk untuk kegiatan wajib militer,
serta pencatatan property maupun asset
Roma kuno. Secara sederhana, definisi
s e n s u s s a a t i n i a d a l a h ke g i a t a n
penghitungan jumlah orang/penduduk di
suatu daerah, dimana data-data yang
dikumpulkan berkaitan dengan data
demografi dan sosial-ekonomi. Biasanya
dilakukan oleh pemerintah secara teratur
set iap sepuluh tahun sekal i dan
masyarakat di wajibkan untuk ikut
b e r p a r t i s i p a s i a k t i f d i d a l a m n y a
(http://www.tuition.com.hk/geography/
c.htm#Census)
Partisipasi aktif dalam kegiatan sensus
merupakan keharusan, mengapa? Karena
informasi yang dikumpulkan dapat
digunakan untuk memberikan feedback
positif kepada masyarakat. Para pengambil
keputusan biasanya menggunakan data-
data sensus untuk mengalirkan dana-dana
pembangunan infrastruktur di suatu
daerah seperti pembangunan sekolah,
rumah sakit, jaringan jalan, dan lain
sebagainya. Organisasi-organisasi sosial-kemasyarakatan juga menggunakan datasensus untuk membuat program-programpelayanan sosial seperti pelayananpendidikan dan kesehatan bagi warga miskin,jumlah volunteer muda yang diharapkandapat ikut berpartisipasi dalam berbagaikegiatan sosial-kemasyarakatan, dsb.Berpartisipasi akfif dalam kegiatan sensusmerupakan cara paling mudah untukmembuat pemerintah bekerja melayani anda.Kenapa? Karena dengan ikut aktif dalamkegiatan sensus mereka akan mengetahuisiapa kita dan apa yang kita butuhkan.P r o g r a m - p r o g r a m p e m b a n g u n a ninfrastruktur, pelayanan kesehatan danpendidikan, serta kebutuhan-kebutuhansosial-ekonomi yang mendasar yang kita bu-
Manfaat
SENSUStuhkan untuk keberlangsungan hidup
dapat terlayani dengan baik.
Insya Allah dalam beberapa waktu
kedepan PPIJ akan mengadakan kegiatan
sensus akbar warga PPIJ sebagai salah satu
amanah kongres yang harus ditunaikan.
Lalu apa yang akan kita dapatkan sebagai
feedback positif dari kegiatan ini?
Beberapa diantaranya akan saya jabarkan
dibawah ini;
Dengan ikut berpartisipasi aktif dalam
kegiatan sensus akbar kita akan
memudahkan penanganan keadaan
darurat bencana. Saat ini kita semua
tinggal diatas wilayah dengan kerentanan
bahaya gempa bumi, tsunami, serta taifun
yang terkadang diikuti oleh banjir besar.
Ketika bencana ini melanda, t im
p e n y e l a m a t a k a n l e b i h m u d a h
memberikan bantuan kepada kita dengan
memanfaatkan data-data sensus terbaru
yang kita miliki. Mengambil pelajaran dari
gempa besar 11 Maret 2011 lalu, saat itu
tim penyelamat tidak memiliki data yang
valid mengenai jumlah pengungsi warga
Indonesia di sekitar wilayah bencana,
sehingga bantuan emergency pasca-
bencana sulit untuk diberikan. Sebagai
contoh, pada kasus gempa Maret 2011 lalu,
jumlah makanan yang dibutuhkan
pengungsi sulit untuk diprediksi, sehingga
sempat terjadi kekurangan stok makanan.
Kegunaan lain dari penggunaan data
sensus terbaru adalah untuk memudahkan
proses evakuasi. Masih pada gempa Maret
2011 lalu,data yang dimiliki tim evakuasi
menunjukkan terdapat 300 lebih warga
Indonesia di wilayah bencana, padahal
sebenarnya di lapangan hanya ada sekitar
150 warga. Oleh karena itu, data yang valid
dan ter-update merupakan keharusan
untuk mengoptimalkan bantuan dalam
kondisi darurat bencana.
Partisipasi aktif dalam kegiatan sensus
akan membantu warga PPIJ untuk
mendapatkan informasi dan pelayanan
dalam mencari pekerjaan di Jepang setelah
menyelesaikan studi masing-masing
(terutama bagi yang tidak memiliki afiliasi
di Indonesia maupun yang hendak pindah
afiliasi). Perusahaan jasa penyalur tenaga
kerja dapat menggunakan data sensus
terbaru untuk memberikan pelayanan
yang lebih optimal.
Angka yang akurat mengenai jumlah
warga PPIJ diharapkan dapat menjadi
salah satu acuan bagi pemerintah
Indonesia dan Jepang dalam menetapkan
kebijakan yang terkait dengan kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia di
Jepang. Sebagai contoh, asuransi kematian
bagi Warga Negara Indonesia, dimana jika
ada Warga Negara Indonesia yang
meninggal di Jepang, pemerintah
Indonesia dan Jepang dapat bekerjasama
untuk memulangkan jenazah tanpa biaya.
Walaupun pada kenyataannya hal ini
masih jauh dari realita yang diharapkan,
namun dengan data yang akurat
s e i t d a k n y a d a p a t m e m b e r i k a n
pertimbangan kepada kedua belah pihak
untuk semakin memudahkan kehidupan
warga PPIJ di Jepang, Insya Allah.
KBRI dan Konjen akan dapat dengan
mudah melakukan cross-check terhadap
Manfaat apa yang akan kita (red. Warga
PPIJ) dapatkan dari sensus?
1.
2.
3.
Manfaat apa yang akan mereka(selain
warga PPIJ) rasakan?
Oleh: Fatwa Ramdani
KABAR PPI JEPANG
7
warga Indonesia yang sudah pulang
kembali ke tanah air bila dibutuhkan.
Karena biasanya pelajar Indonesia rajin
membuat laporan kedatangan namun
sering lupa membuat laporan kepulangan
ke Indonesia setelah selesai menempuh
studi di Jepang.
Kita dapat membantu keberlangsungan
pendidikan adik-adik kita di Indonesia
dengan ikut aktif dalam kegiatan sensus
akbar. Kenapa? Paling tidak ada dua alasan,
pertama, dengan angka yang valid dan
terus ter-update dengan baik, kami dapat
mengajak seluruh warga PPIJ untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan beasiswa
dan pengabdian PPIJ, semakin banyak
jumlah kepala tentunya akan semakin
besar potensi partisipasi. Kedua, dengan
data sensus yang dilengkapi dengan
emailkontak warga, kami dapat mengajak
seluruh warga PPIJ untuk bergabung dan
berkunjung ke website PPIJ.Setiap kali
terdapat art ikel baru kami akan
mengundang warga PPIJ untuk ikut
membaca.Didalam website PPIJ tersebut
terdapat iklan beberapa perusahaan yang
bekerjasama dengan PPIJ, sehingga
diharapkan dengan semakin tingginya
kunjungan ke website PPIJ, semakin sering
pula iklan tersebut di-click. Dengan
demikian secara tidak langsung kita sudah
ikut membantu kelangsungan sekolah
adik-adik kita di Indonesia yang
mendapatkan beasiswa PPIJ.
Kita dapat membantu perkembangan
bisnis masyarakat Indonesia di Jepang
s e p e r t i t e m p e P a k R u s t o
(http://www.geocities.jp/tempe8rusto/)
dan toko bahan makanan Indonesia di
Tokyo (http://toko-indonesia.org/) untuk
terus berkembang dan bertahan, serta
terhindar dari resiko finansial. Dengan
kata lain, bisnis warga Indonesia di Jepang
tersebut dapat lebih mudah memetakan
pasar yang potensial (yaitu warga PPIJ
sendiri) serta dapat memunculkan
produk-produk baru yang kita butuhkan
dimasa depan.
Pelaku-pelaku bisnis biasanya akan
menggunakan data-data sensus untuk
membuka cabang-cabang baru serta
menentukan lokasi-lokasi pembangunan
pabrik, yang pada akhirnya akan membuka
banyak lowongan pekerjaan di Indonesia
oleh perusahaan-perusahaan Jepang
kelak, yang sekarang masih belum
memiliki kantor perwakilan di Indonesia
Karena sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi yang lainnya, maka
marilah kita berpartisipasi aktif dalam
kegiatan sensus akbar PPIJ yang akan
dilaksanakan dalam beberapa waktu
mendatang, Insya Allah. Semoga selain
yang telah saya jabarkan di atas, akan lebih
banyak lagi manfaat yang bisa kita
dapatkan.
2.
3.
4.
http://www.stat.go.jp/data/kokusei/2010/special/english/index.htm
KABAR PPI JEPANG
8
Program Beasiswa PPIS-PPIJProgram Peduli
Oleh: Putri Setiani
KABAR PPI JEPANG
9
MendampingiPasangan
Tanpa menjadi StudentOleh: Indah Nurmawarti
Pergi ke tempat yang baru dan berbeda pasti akan
menimbulkan gejolak tersendiri di dalam diri kita. Banyak
pertanyaan dan ketakutan yang muncul dalam benak kita,
hanya karena kita tidak tahu kondisi yang akan kita hadapi di tempat
baru itu seperti apa. Semuanya akan terasa sedikit melegakan ketika
seseorang, baik teman lama ataupun orang baru, memberikan
informasi tentang apa yang kita butuhkan. Dan tentunya akan lebih
melegakan lagi kalau kita sudah benar-benar mengalami, melihat
dengan mata kepala, merasakan dengan hati, kenyataan yang
sebelumnya kita resahkan.
Jepang bukanlah tempat yang terlalu jauh dari Indonesia. Delapan
jam perjalanan dengan pesawat terbang akan membawa kita sampai
ke negerinya barang-barang elektronik terkenal. Menginjakkan kaki
pertama kali di Jepang tentunya menyenangkan bagi siapa saja. Bekal
dari kampung halaman berupa rendang, abon, sambal, coet, dan mie
instan tentu tidak akan terlupakan bagi siapa saja yang akan tinggal
di negeri Doraemon ini. Belum lagi dengan bekal-bekal lainnya yang
dibutuhkan untuk menjalani misi pribadi selama tinggal di Jepang
baik sebagai pelajar, pekerja, maupun ibu rumah tangga.
Sebagai pelajar atau pekerja, tentunya sebelum berangkat ke Jepang,
orang yang bersangkutan sudah punya persiapan jelas tentang apa
yang akan dia lakukan di negeri tersebut. Begitu juga dengan ibu
rumah tangga, mereka tentu sudah tahu apa yang akan mereka
lakukan di sana: mengurus keluarga. Dengan adanya para isteri di
samping suami, suami akan merasa tenang dan fokus untuk bekerja
atau berkuliah,karena urusan rumah sudah ada yang menangani :).
Berdasarkan pengalaman berkenalan dengan orang-orang
Indonesia di Jepang, ibu rumah tangga ini bisa diklasifikasikan
menjadi empat macam, yakni:1. Ibu rumah tangga punya anak dan
tidak bekerja/kuliah; 2. ibu rumah tangga punya anak dan
bekerja/kuliah; 3. Ibu rumah tangga belum punya anak dan
bekerja/kuliah; 4. Ibu rumah tangga belum punya anak dan tidak
bekerja/kuliah. Saya tidak mengetahui pasti bagaimana romantisme
menjalankan tiga tipe pertama. Karena saya sendiri termasuk tipe
keempat.
Dengan kondisi belum dikaruniai keturunan serta tidak ada kegiatan
formal diluar rumah, saya memiliki waktu luang yang banyak sekali.
Kelebihan waktu belum tentu menyenangkan lho, bahkan saya
sendiri berpendapat kalau sibuk itu lebih baik. Dengan banyaknya
waktu luang, saya merasakan bahwa probabilitas untuk melakukan
berbagai kelalaian menjadilebih besar dari biasanya. Biasanya, untuk
menghindari waktu terbuang sia-sia, kita melakukan hal positif
dengan orang terdekat kita masing-masing. Nah masalahnya adalah,
orang dekat nomor satu (baca: suami) kita harus berada di
kampusnya dari pagi hingga petang. Maka dari itu saya biasanya
menghabiskan waktu di rumah sendirian. Setelah suami, orang
terdekat nomor dua adalah orang yang berasal dari satu negara.
Namun di lingkungan saya tinggal, komunitas orang Indonesia tidak-
http
://
starg
az
er
pu
j.files.w
ord
pre
ss.co
m/
20
10
/0
5/
lov
e-b
oo
k.jp
g
KABAR PPI JEPANG
10
lah banyak. Orang Indonesia di sini hanya ada
dua keluarga yang total anggotanya
berjumlah tujuh orang, dan beberapa
mahasiswa di kampus tempat suami
berkuliah. Para tetangga lain yang masih satu
rumpun dengan kitapun punya kesibukan
masing-masing, dan tentunya tidak setiap
saat dapat dikunjungi. Jadi, dengan kondisi
semacam itu, adalah sangat mungkin bagi
saya untuk “dihampiri” stress yang
berlebihan.
Dari awal kedatangan saya untuk menemani
suami belajar di Jepang, saya terus
memikirkan tentang aktivitas apa yang akan
saya lakukan di negeri orang yang tidak saya
ketahui medannya. Untuk mengatasi hal itu,
menurut pengalaman saya, saya menyadari
bahwa “bertanya” merupakan aktivitas
penting ketika kita masih awam di tempat
baru. Dengan bertanya kita akan mempunyai
akses ke informasi- informasi yang
sebelumnya tidak kita ketahui.
Beruntung tinggal di Jepang, tidak hanya
karena kecanggihan teknologi dan kemajuan
ilmunya saja yang membuat saya kagum
dengan negeri ini, tetapi juga karena fasilitas
umum serta kegiatan kemasyarakatannya. Di
kantor pemerintahan baik tingkat kecamatan
atau kota, kita bisa menemukan informasi
tentang kegiatan-kegiatan yang akan
diselenggarakan di daerah tersebut. Salah
satu kegiatan yang sangat membantu,
terutama untuk warga negara asing, adalah
kegiatan sukarela dari orang Jepang untuk
mengajarkan bahasa Jepang kepada orang-
orang asing. Soal biaya, itu relatif, karena
sebagian komunitas mengharuskan kita
membayar, sebagian lagi tidak. Ini sungguh
menguntungkan untuk orang asing, karena
selain ilmu bertambah, uang di kantong pun
tidak keluar banyak. Memang harus diakui
pengajaran bahasanya tidak se-profesional
Orang Jepang terkenal sangat mencintai
keindahan, mereka biasa membuat karya-
karya dengan detail yang menarik,
pengerjaan yang telaten, dan hasil yang luar
biasa indah. Terkait hal ini, saya sangat
beruntung bisa bertemu dengan guru di kelas
volunteer yang memiliki keahlian dalam
merajut. Beliaulah yang mengajarkan saya
bagaimana caranya merajut. Pakaian yang
dikenakannya membuat saya iri karena
beliau menggunakan sendiri barang hasil
karya tangannya. Walaupun pada akhirnya
saya tidak benar-benar menjadi ahli merajut,
minimal saya berhasil membuatkan syal
musim dingin buat suami :). Tidak hanya
merajut, jika kita membuka mata lebih lebar,
banyak sekali jenis kerajinan tangan yang
bisa kita telusuri di Jepang ini. Majalah-
majalah berkualitas tentang kerajinan
banyak dijual di toko-toko buku. Kita bisa
belajar secara otodidak dari majalah-majalah
tersebut. Sebuah toko kerajinan bernama
Yuzawaya adalah salah satu toko yang
menjadi favorit saya. Toko ini menyediakan
kebutuhan perlengkapan kerajinan tangan
mulai dari menjahit, merajut, merangkai
bunga, menggambar, dan apa saja yang dicari
untuk keperluan kerajinan tangan :).
Bagi yang kurang menyukai kerajinan tangan,
mungkin bisa mencoba dengan memasak.
Perempuan yang sudah menikah, pastinya
ingin memenuhi kepuasan lidah dan
kebutuhan perut keluarganya. Guru bahasa
Jepang saya sering mengenalkan makanan
Jepang kepada kami dan juga mengajarkan
cara memasaknya. Adapula kelas-kelas
memasak formal yang bisa diikuti, namun
biasanya dalam bahasa Jepang :(. Tapi jangan
putus asa dulu, karena teman-teman
Indonesia dan teman dari negara lain
biasanya akan dengan senang hati bertukar
ilmu dalam hal memasak.
Bergabung dengan budaya Jepang memang
menyenangkan, tapi ada kalanya kita
merindukan untuk berkumpul bersama
sanak saudara setanah air. Bersyukur lagi
bahwa komunitas masyarakat Indonesia
adalah komunitas warga negara asing kelima
terbanyak dari benua Asia setelah Korea,
China, Filipina, dan Thailand (2005).
Berbagai organisasi Indonesia berbasis
komunitas hadir di negeri Sakura. Sebut saja,
organisasi pelajar, organisasi keagamaan,
organisasi penulis, organisasi pekerja,
semuanya ada di Jepang. Organisasi ibu
rumah tangga memang tidak ada secara
fo r m a l , n a m u n p e r k u m p u l a n ya n g
menampung ide dari para ibu rumah tangga
di Jepang ada juga. Tak jarang mereka
berkumpul dan menyelenggarakan kegiatan
bermanfaat buat masyarakat Indonesia,
khususnya perempuan. Kegiatan semacam
ini, dimana para ibu rumah tangga bisa
bertukar pengalaman dan informasi seputar
kehidupan di Jepang merupakan momen
penting untuk memberikan semangat dan
motivasi satu sama lain.
Dengan kecepatan akses internet yang tinggi,
jangan takut untuk tidak bisa bersosialisasi
dengan orang lain, karena internet membuat
segalanya menjadi lebih dekat dan mudah.
Kelas-kelas nonformal secara online bisa kita
ikuti dan dengarkan. Kelas bahasa Jepang,
kelas tahsin Al-Quran, atau seminar-seminar
kecil bisa diselenggarakan tanpa harus
bertatap muka langsung. Pengalaman ini
membuat kesan tersendiri dalam diri saya.
Bayangkan, saya bisa bercakap-cakap dengan
seseorang yang tinggal di selatan atau utara
Jepang tanpa pernah sekali saya bertemu
langsung dengan beliau, lalu ketika
kesempatan bertatap muka datang, rasanya
bagaikan bertemu teman lama yang sudah
lama tidak berjumpa.
Hanya setahun setengah saja saya merasakan
pengalaman sebagai seorang ibu rumah
tangga yang tinggal di Jepang. Menjadi ibu
rumah tangga bukanlah suatu peran jelek dan
membosankan, karena bisa dibayangkan
betapa kacaunya kehidupan para suami dan
anak-anak tanpa adanya isteri atau ibu.
Kekhawatiran saya tentang bagaimana
menghabiskan waktu luang sudah pergi
entah kemana, karena sekarang sudah ada
banyak kegiatan yang bisa saya lakukan di
negeri ini. Belajar di sekolah formal boleh
berhenti tapi jangan pernah berhenti belajar
di sekolah kehidupan.
sekolah bahasa yang formal,
tetapi kegiatan semacam itu
dapat membuat kita mengenal
kultur Jepang sedikit demi
sedikit. Jika hubungan guru dan
murid terjalin baik, seringkali
guru di kelas menjadi teman
yang membantu kita dalam
urusan kehidupan sehari-hari,
dimana sekaligus kita juga bisa
belajar kultur Jepang sehari-
hari. Tidak disangsikan lagi
s e l a i n t e r k e n a l d e n g a n
teknologi dan komiknya,
Jepang juga bisa saya sebut
negerinya kerajinan tangan.
KABAR PPI JEPANG
11
Hokkaido University
Perkenalkan nama saya Himawan
Sutanto. Saat ini saya berkesempatan
untuk melanjutkan studi saya di
Jepang, tepatnya di kota Sapporo, Hokkaido
(pulau paling utara Jepang), yaitu di Hokkaido
University (Hokudai). Sebelum melanjutkan
studi disini, saya bekerja sebagai seorang
geologist di badan riset dan pengembangan
minyak dan bumi milik pemerintah
Indonesia. Sebenarnya sebelum studi di
Hokkaido University ini, saya sudah pernah
dua kali ke Jepang untuk menghadiri training
dan workshophasil kerjasama antara
PPPTMGB "LEMIGAS", Japex dan JGI Inc. Pada
kesempatantraining dan workshop tersebut
saya bertanya ke rekan-rekan dari Japex dan
JGI Inc. tentang tempat kuliah yang terbaik di
Jepang untuk bidang petroleum geoscience.
Kebanyakan dari mereka merekomendasikan
Hokkaido University dan Prof. Noriyuki
Suzuki sebagai pembimbing. Mereka juga
menyarankan untuk segera mengontak sang
profesor.
Maka dari itu, sepulang trainingtersebut
(sekitar akhir 2009), saya langsung
m e n g o n t a k P r o f . N o r i y u k i
Suzuki.Alhamdulillah komunikasi yang baik
terjalin diantara kami, dimulai dari saya yang
mengirimkanCV, rencana penelitian, nilai
TOEFL, dan lain-lain.Singkat cerita,
Alhamdulillahbeliau berkenan menjadi
profesor pembimbing saya, dan saya diterima
di Hokudai, dimana saya bersekolah sejak 30
September 2010 sampai sekarang. Menurut
pengalaman saya tersebut, saya berpendapat
kalau syarat utama yang harus dimiliki untuk
bisa diterima di Universitas di Jepang adalah
rencana penelitian yang baik.Setelah sampai
disini, senseisaya pun mengatakan hal yang
sama, yaitubahwa rencana penelitian adalah
hal utama yang menjadi penilaian bagi inter-
national student, sementara persyaratan
yang lain hanya tambahan saja.
Terkait finansial, saya bagi penjelasannya
menjadi dua bagian: biaya kuliah dan biaya
hidup. Untuk biaya kuliah, saat awal studi, ada
beberapa biaya awal harus dikeluarkan, yaitu
biaya pendaftaran kuliah dan uang kuliah
semester pertama.Sebenarnya saya tidak
mengetahui secara pasti besarannya, tapi
sejauh yang saya tahu, biaya pendaftaran di
H o k u d a i a d a l a h s e k i t a r J P Y
582.000.Sementara itu uang kuliah per
s e m e s t e r n y a s e k i t a r J P Y
300.000.Penerimaan mahasiswa baru di
Hokudai berlangsung dua kali setahun, yaitu
pada bulan Juni-September dan Februari-
Maret. Pengumuman penerimaan mahasiswa
b a r u i n i s e l a l u d i p u b l i k a s i k a n d i
websiteHokudai (alamatnya tertera di awal
artikel ini).
Bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan
keuangan, disediakan skema keringanan
biaya kuliah yang besarannya mulai dari 50%
sampai 100%.Skema ini ditujukan untuk
mahasiswa yang membiayai studinya secara
mandiri (self-support finance).Namun
pemberian skema ini tidak dilakukan di
s e m e s t e r a w a l , t e t a p i m a h a s i s w a
bersangkutan harus sudah menjalani
minimal satu semester dulu untuk dijadikan
bahan evaluasi pemberian keringanan.
Biaya hidup seorang mahasiswa di Jepang
terbagi-bagi menjadi beberapa pos-pos
biaya.Soal rumah tinggal, mahasiswa yang
tidak tinggal di asrama biasanya menyewa
apartemen (apato).Biaya sewa apato per
bulan di Sapporo jelas lebih murah
dibandingkan dengan di Tokyo. Kisaran harga
apato di Sapporo adalah sekitar JPY 30,000-
60,000 dan lokasinya hanya beberapa blok
dari kampus. Terkait soal makanan, biaya
yang dikeluarkan untuk makan sehari-hari di
Sapporo cukup mahal, terutama bagi yang
muslim karena makanan halal di Sapporo
harganya mahal. Saat musim dingin,
pengeluaran per bulannya bisa membengkak,
karena butuh biaya gas untuk menyalakan
heater. Lebih parahnya lagi, musim dingin di
Sapporo berlangsung lama, yaitu dalam satu
tahun Sapporo biasanya tertutup salju sekitar
6 bulan. Jadi kesimpulannya, kalau diambil
batas bawah pengeluaran per bulan, dengan
asumsi apato paling murah, makanan halal
tiap hari paling murah, tarif gas flat per tahun,
termasuk juga biaya telepon, maka
setidaknya biaya hidup di Sapporo sekitar JPY
120.000. Inipun dengan catatan makan dua
kali sehari. Kondisi seperti ini hanya untuk
yang daya tahannya kuat, sedangkan saya
sendiri sih tidak tahan hidup seperti itu.:)
Untuk membantu menutupi biaya hidup
sehari-hari, banyak mahasiswa di sini yang
kerja sambilan (baito). Jenis pekerjaan yang
dilakukan bermacam-macam. Biasanya
semakin seorang mahasiswa menguasai
bahasa Jepang, semakin banyak pula pilihan
baito yang bisa di ambil. Khusus bagi
mahasiswa Indonesia, untuk urusan baito ini
akan dibantu oleh PPI Hokkaido/Sapporo,
termasuk urusan pencarian baito itu sendiri.
Secara keseluruhan, hidup di sini cukup
menyenangkan, apalagi bagi mahasiswa
Muslim, karena mesjid Sapporo terletak
cukup dekat dari kampus (hanya 2 blok). Bagi
yang beragama Kristen, terdapat pula
beberapa gereja yang juga terletak di dekat
kampus. Adapun masalah utama yang
dihadapi adalah banyaknya salju dan cuaca
dingin, yang bisa dibilang merupakan
masalah klasik bagi orang yang tinggal di
Jepang utara. Selain itu, makanan sehari-hari
cukup sulit didapat dan harganya mahal,
terutama bagi yang muslim (soal makanan
halal).
Namun Alhamdulillah berkat kerjasama
antarawarga PPI Hokkaido/Sapporo dan
masyarakat Indonesia yang tinggal di
Sapporo, ada setidaknya 2 tempat makan
halal yang menyediakan masakan Indonesia.
Selain itu mereka juga menyediakan bahan-
bahan makanan halal lainnya. Nama kedua
tempat makan itu adalah Warung Jawa dan
Kedai Kita. Kedai Kita baru dibuka pertama
kali saat Idul Adha 2011, tepatnya tanggal 11
November. Karyawan dari Kedai Kita boleh
dibilang 98%-nya adalah anggota PPI
Hokkaido/Sapporo, karena memang tempat
m a k a n i n i d i r i n t i s o l e h P P I
Hokkaido/Sapporo guna mempermudah
pembelian makanan sehari-hari. Kepada
teman-teman PPIJ, silakan bergabung di
facebook Kedai Kita Sapporo di alamat
berikut: http://facebook.com/kedaikita14.
Silakan pula mampir kesini untuk kongkow-
kongkow dan menikmati kuliner Indonesia
bercitarasa memukau dengan harga
terjangkau.
Website PPI Hokkaido: http://www.ppi-
hokkaido.org/index.html
Website: http://www.hokudai.ac.jp/en/
SEPUTAR PPI JEPANG
12
HIROSAKI UNIVERSITYOleh: Ibnu Fathrio
Nama Saya Ibnu Fathrio, biasa dipanggil Ibnu. Sayabekerja di Pusat Sains Atmosfer LembagaPenerbangan Antariksa Nasional (LAPAN). Jadi
riset keseharian saya berkutat dengan ilmu meteorologi danklimatologi baik pengamatan maupun pemodelan. Namunlatar belakang pendidikan S1-S2 sebelumnya sedikitberbeda, dimana saya lulus dari jurusan Fisika ITB denganbidang keahlian fisika bumi. Sekarang saya sedangmengambil kuliah S3 di Hirosaki University di jurusanMeteorologi
Jadi ilmu meteorologi ini merupakan hal yang baru bagi sayadan saya terpacu untuk belajar lebih giat lagi dengan coba-coba mencari kesempatan beasiswadi luar negeri. Di LAPANkami beberapa kali mengundang ahli-ahli sainsatmosferdanantariksa untuk mengisi acara dalam sebuah lecture series /seminar dan kami sering bekerja sama dengan RISH-KyotoUniversity. Nah, di lecture inilah saya pertama kaliberkenalan dengan sensei saya. Dalam sebuah lecture, salahsatu pakar yang diundang adalah (yang kemudian menjadisensei saya) Yasumasa Kodama, berasal dari HirosakiUniversity.
Jalan untuk mendapatkan beasiswa tidaklah mudah.Berkali-kali menemui kegagalansaat mencobaperuntungandengan beasiswa Monbushodan beasiswa lainnya. Tapi yangnamnaya rejeki sih gak kemana. Meski gagal dalamMonbusho, ternyata disaat yang sama ada secercah peluanguntuk mendapatkan beasiswa lain dari program RISTEKkarya siswa. Program ini diperuntukan kepada para PNS dilembaga-lembaga non-departemen / dibawah koordinasiMenristek, seperti LAPAN, LIPI, BATAN, dan BPPT.Beasiswa ini termasuk sangat baru, karena baru dimulaitahun 2010 untuk jenjang S2 dan S3 di dalam negeri. Dansemenjak tahun 2011 beasiswa ini juga men-support studi S3studi ke luar negeri. Beasiswa ini hanya mensyaratkanproposal penelitian, Letter of Acceptance (LoA) dan nilaiTOEFL minimum 500, jadi bisa dibilang tidak terlalu sulit.Saat saya melamar beasiswa ini, saya cukup beruntungkarena kuota pelamar beasiswa ini masih dibawah kuotabeasiswa yang direncanakan Ristek. Alhamdulillah sayadapat lulus persyaratan untuk mendapatkan beasiswa ini.
Untuk ukuran studi di Jepang, besar beasiswa ini memangsedikit dibawah nilai nominal beasiswa Monbusho.Walaupun begitu, untuk hidupdi kotadenganstandarhidupseperti Tokyo, beasiswa ini bisadikatakan lebihdari cukup.
Sebelum dinyatakan lulus sebagai mahasiswa S3 diuniversitas ini, saya harus melewati ujian masuk berupapresentasi di depan para penguji (professor) dari berbagaibidang keahlian. Materi yang dipresentasikan adalah topikriset yang dilakukan sebelumnya (topik tesis S2) dan jugarencana studi S3. Ujian masuk ini dilaksanakan hanyasebulan sebelum semester dimulai, yaitu pada bulan Juli2011. Alhamdulillah untuk ujian masuk ini, biaya kehidupansaya di-support oleh program RISTEK karya siswa yanglainnya yang bernama “program pemagangan penelitian”. Dibawah program ini, peserta diberi jatah 3 bulan untukmelakukanrisetdi luarnegeri.
Karenatahun ini merupakan tahunpertamauntuk program
Website: http://www.hirosaki-u.ac.jp/english/science.html
SEPUTAR PPI JEPANG
13
beasiswa ini, maka proses pendaftarandi universitas harus dilakukan oleh kitasendiri. Namun kita tidak perlu cemas,karena b iasanya sense i sudahmenyiapkan dan akan membantu kitadalam pengurusan proses pendaftaranke universitasnya. Biaya kuliah diuniversitas negeri di Jepang umumnyasama. Saat pertama kali masuk, kitaharus membayar biaya ujian masuksebesar 30.000 yen, biaya pendaftaransebesar 282.000 yen dan biaya persemester sebesar 267.900 yen. Semuabiaya ini ditanggung sepenuhnya olehbeasiswa RISTEK karyasiswa.
Kota yang sekarang saya tinggalibernama Hirosaki, yang bisa dibilangmerupakan kota kecil, jadi biayahidupnya tidak semahal kota-kota besarJepang seperti Tokyo. Biasanyaperbedaan yang mencolok adalah padaharga sewa apartemen (apato)-nya. Dikota ini kita masih bisa mendapatkanapato ukuran 6 tatami dengan harga 19 -20 ribu yen, yang lokasinya hanya 10-15menit dari kampus (ditempuh denganjalan kaki). Untuk biaya hidup secarakeselurahan “cukup” menyediakan 80ribu yen. Biaya ini dengan asumsi masakmakanan sendiri (tidak beli di kantin),pasang internet di apato dan dihandphone, dengan asumsi harga sewaapato 20-30 ribu. Saat musim dinginbiayanya sedikit membengkak karenaharus membeli minyak bahan bakar
untuk penghangat ruangan (18 literminyak ~ 1.500 yen). Pada musim dingin(salju turun mulai akhirNovember) kotaHirosaki memiliki suhu maksimum 0derajat dan selalu tertutup saljusepanjang hari.
Oh ya, di kampus saya tidak ada kantinyang menjajakan makanan halal, jadiotomatis kita terpaksa berhematdenganmasak sendiri (2.000 yen untukseminggu jika bisa menghemat).Komunitas muslim disini memangsedikit, tapi kami menyewa apato didekat kampus untuk dijadikan musolasehingga kita bisa solat berjamaah limawaktu disana. Setiap hari JumatAlhamdulillah kami tidak pernah absendari solat Jumat meskipun hanyadihadiri oleh sekitar 10 orang.Jamaahnya terdiri dari muslim dariIndonesia, Malaysia, Bangladesh, danPakistan. Bahkan waktu Idul Adha kamisempat melakukan kurban kambing,tetapi tentunya tidak secara terang-terangan karena penyembelihan hewantanpa lisensi itu dilarang di Jepang.Persaudaraan antar-muslim disinibegitu kental terasa meski kita berasaldari negara dan bahasa yang berbeda-beda.
Soal kerja paruh waktu (baito)sepertinya disini tidak terlalu populerkarena kota ini tidak terlalu ramai.Namun kalaupun ada, biasanya teman-teman saya melakukan baito di pabrikapel. Jika mahir berbahasa Jepang
mungkin bisa dapat baito yang lebihtinggi salary-nya.
Masih soal finansial, untuk mahasiswayang kesulitan keuangan, terdapatfasilitas keringanan uang kuliah yangdiberikan oleh universitas. Keringananuang kuliah ini bisa didapatkan namunbesarannya bermacam-macam. Contohkasus, mahasiswa asal Bangladeshdibebaskan dari biaya pendaftaran danbiaya semester, dan ada juga mahasiswalainyang hanya membayar50%.
Hirosaki adalah kota wisata, dengansalah satu tempat wisatanya yangterkenal adalah Hirosaki Castle. Di tiapmusim juga selalu diadakan festival.Sebagai contoh, pada pertengahanmusim panas (2-7 Agustus) di kota inisering diadakan festival Nebuta.“Nebuta adalah lentera ukuran raksasayang dibuat dari kerangka kayu berlapiswashi yang umumnya berbentukboneka pemeran kabuki atau hewan.Nebuta diusung dengan kendaraan hiasuntuk berpawai di jalan-jalan”
(wikipedia). Menurut saya, waktu yangpaling menyenangkan di Hirosakiadalah saat musim dingin, dimana kitadengan mudah mendapatkan aksesuntuk bermain ski dan snowboard, yanglokasinya tidak jauh dari pusat kotaHirosaki. Selain kota wisata, Hirosakijuga dikenal sebagai kota penghasil apelterbesar di Jepang, dimana sekitar 20%apel di Jepang berasal dari kota ini.Musim panas di Hirosaki pun tidakterlalu panas seperti di kota lainnya,dengan suhu tertinggi sekitar 32-33derajatcelcius.
Demikian pengalaman singkat hidup diHirosaki, semoga berkenan berkunjungke kota ini .Ibnu fathrioe-mail:[email protected]
SEPUTAR PPI JEPANG
14
Rekan-rekan pembaca buletin PPI
J e p a n g y a n g s a y a h o r m a t i ,
perkenalkan, saya Ridwan.Sekarang
saya masih sekolah (S3 tahun kedua) di
Tohoku University, jurusan fisika.Selain
aktivitas sekolah, saya juga mengemban
amanah sebagai ketua PPI Sendai periode
2011/2012.Barangkali ini salah satu alasan
mengapa saya ditodong PPI Jepang membuat
tulisan ini.Oleh karena itu, izinkan saya
bercerita sedikit tentang kehidupan
mahasiswa Indonesia di Tohoku, dari sudut
pandang saya pribadi.Tentunya ini bukan
berarti saya lebih tahu dibandingkan teman-
teman lainnya, semata-mata ini karena
ketiban musibah saja mendapat amanah
tersebut.Jadi mohon maaf jika ada yang tidak
berkenan dengan isi tulisan saya. ;)
S aya m u l a i c e r i t a nya d a r i s e k i l a s
tentangSendai dan Tohoku.Banyak orang di
Indonesia mungkin baru mengenal Sendai
setelah terjadinya gempa dan tsunami pada
11 Maret 2011. Sendai adalah kota kecil yang
tenang dan damai di jantung prefektur
Miyagi. Di Indonesia, prefektur bisa
dikatakan setara dengan provinsi.Dengan
luas daerah sekitar 3 kali kota Bandung,
jumlah penduduk kota Sendai "hanya"
sekitar 1 juta orang. Selain identik dengan
gempa, kota ini identik dengan sebuah
universitas besar yang merupakan
Universitas Imperial ke-3 di Jepang setelah
Universitas Tokyo dan Kyoto, yaitu Tohoku
University. Istilah “Tohoku” ( ) sendiri
yang secara harfiah berarti “Timur Laut”
merupakan representasi daerah utara Pulau
Honshu, Jepang, meliputi prefektur Aomori,
Akita, Iwate, Yamagata, Fukushima, dan
tentunya Miyagi. Untuk mencapai kota
Sendai, ada banyak cara. Cara yang paling
m u d a h d a n c e p a t a d a l a h d e n g a n
menggunakan shinkansen dari Tokyo, yang
menempuh waktu sekitar 2 jam.Selain
shinkansen, Sendai bisa juga dicapai dengan
pesawat atau bus.Jaraknya sekitar 350 km
dari Tokyo ke arah utara.
Selanjutnya saya ingin bercerita tentang asal
muasal bagaimana saya bisa terjerembab di
negeri ini.Dulu ketika masih bersekolah di
tingkat S1 jurusan fisika ITB, saya membaca
sebuah buku berjudul "Physical properties of
Carbon Nanotubes" yang ditulis oleh Riichiro
Saito, Gene Dresselhaus, dan Mildred
Dresselhaus. Buku ini cukup populer di
kalangan mahasiswa fisika yang minatnya di
bidang fisika material elektronik.Salah satu
kakak kelas saya waktu itu yang banyak
mengajarkan kepada saya tentang material
carbon nanotube ini.Tidak saya sadari,
mungkin hasrat belajar bersama para penulis
buku itu terpendam secara diam-diam di hati
saya. Penulis utama buku tersebut
berdasarkan biografinya tahun 1998 ketika
buku itu diterbitkan adalah seorang profesor
di UEC, Tokyo, yang pernah melakukan riset
di MIT, Amerika Serikat. Lebih-lebih, para
penulis buku tersebut adalah fisikawan
teoretik. Sebagai anak ingusan di fisika, saya
pikir "keren" juga andai saya bisa berguru
kepada mereka dan menjadi fisikawan
teoretik kelas dunia.
Impian tersebut saya simpan saja cukup
lama.Saya pikir mustahil untuk menuntut
ilmu dari mereka.Malah menjelang selesai
masa S1 saya nyaris mengambil tema skripsi
fisika nuklir, bidang yang benar-benar tidak
terkait dengan material. Sampai akhirnya
saya mendapatkan informasi dari kakak
kelas, Tohoku University membuka peluang
melanjutkan sekolah tingkat S2 dan S3 dalam
sebuah program terintegrasi 5 tahun yang
bernama IGPAS (International Graduate
Program for Advanced Sciences) yang
memberikan beasiswa Monbusho dengan
sistem kerja penuh waktu di lab. Dia pun saat
itu sudah bergabung dengan program
tersebut .Setelah saya cek informasi
mengenai Tohoku University dari internet,
saya terkejut karena universitas ini adalah
yang terbaik di Jepang untuk penelitian di
bidang material berdasarkan indikator
kualitas dan kuantitas publikasi paper,
bahkan termasuk 3 besar terbaik di
dunia.Khusus untuk bidang fisika sendiri
Tohoku University adalah yang terbaik kedua
di Jepang setelah Tokyo University.
Keterkejutan saya tidak berhenti sampai
tahap mengenali Tohoku University, tetapi
juga ketika melihat nama-nama profesor
fisika yang ada. Saya menemukan nama
Riichiro Saito, penulis buku yang saya
mimpikan untuk bisa belajar bersama.
Rupanya ia sudah pindah dari kampusnya
yang dulu untuk mengabdi di Tohoku
University. Ok, saya pikir sudah jelas, saat itu
juga saya giat mempelajari kembali buku
tersebut, menyusun skripsi dengan topik
sederhana terkait pelajaran yang diberikan
di buku, dan yang paling penting adalah men-
! "
TOHOKU Oleh:Ahmad Ridwan Tresna Nugraha
SEPUTAR PPI JEPANG
15
daftar program IGPAS. Tadinya agak pesimis
apakah profesor yang satu ini akan
menjawab pesan saya. Rupanya dalam
hitungan jam saja sudah dibalas dengan
jawaban positif. Singkat cerita, setelah
mengikuti ujian IGPAS saya dinyatakan lulus
dan bisa memulai sekolah tingkat master di
bawah bimbingan beliau.
Saya sebenarnya hanya beruntung saja bisa
sekolah di sini. Kalau ditanya bagaimana cara
bisa diterima di Tohoku University, satu-
satunya cara yang saya tahu dengan baik
hanyalah program IGPAS. Akan tetapi, dari
pengamatan saya terhadap rekan-rekan
pelajar Indonesia lainnya yang masuk
To h o k u U n i v e r s i t y, v a r i a s i j a l u r
penerimaannya cukup banyak.Untuk tingkat
S1, jalur masuk yang paling populer adalah
dengan skema beasiswa Monbusho yang
pendaftarannya di kedutaan Jepang.Baru-
baru ini dibuka pula program Global 30 yang
memberikan beasiswa tahun pertama S1 dan
kuliahnya dalam bahasa Inggris. Untuk
tingkat S2 dan S3, biasanya kita harus
terlebih dahulu mengontak calon profesor
pembimbing, kemudian mengikuti ujian
masuk sesuai program yang hendak diikuti,
lalu masalah pembiayaannya bisa dari dana
pribadi, dana calon lab, ataupun beasiswa
pemerintah.Syarat masuk ke Tohoku
University untuk tingkat S2 dan S3 tidaklah
terlalu ketat. Asalkan calon pembimbing kita
berkenan dengan kemampuan yang kita
miliki, insya Allah langsung diterima, entah
bagaimanapun cara tesnya, apakah dengan
wawancara, tes tertulis, bahkan diminta
datang dulu ke Jepang untuk melakukan
presentasi proposal riset.
Ketika saya pertama kali datang ke Sendai,
kota tempat Tohoku University berada, saya
sempat khawatir tidak mampu beradaptasi
dengan baik. Saya sangat khawatir dengan
masalah makanan, biaya hidup, pergaulan,
dan bermacam ketakutan orang udik
semacam saya ketika pergi jauh dari
kampung halaman.Seumur hidup saya baru
kali ini saya keluar jauh untuk waktu yang
lama dari kota Bandung, Jawa Barat, tempat
saya lahir.Mungkin ini kekhawatiran yang
umum pula bagi kebanyakan pelajar
I n d o n e s i a y a n g b a r u t i b a d i
Jepang.Alhamdulillah, ternyata warga
Indonesia yang tinggal di Sendai ternyata
cukup banyak.Orang-orang asing lainnya di
sini pun seperti pemandangan yang biasa
s a j a . S e r i n g n y a b e r i n t e r a k s i d a n
b e r s o s i a l i s a s i b e r s a m a m e m b u a t
kekhawatiran saya berkurang.Bahkan
sampai saat ini sudah lebih 3 tahun tinggal di
Sendai tanpa perlu banyak berbicara bahasa
Jepang pun saya masih bisa bertahan hidup
di sini.Kecenderungan sensei (profesor)
yang lebih senang menggunakan bahasa
Inggris daripada bahasa Jepang membuat
saya beruntung di satu sisi dan tidak
beruntung di sisi lainnya.Saya beruntung
karena bisa berkomunikasi lancar dalam hal
riset ataupun kehidupan sehari-hari
bersama sensei, tetapi saya tidak beruntung
karena tidak ada waktu maupun teman
berbicara untuk belajar bahasa Jepang.
Dari segi biaya hidup, daerah Tohoku
t e r m a s u k c u k u p m u r a h d i
Jepang.Pengeluaran per bulan rata-rata 100-
120 ribu yen bergantung pada gaya hidup
kita. Jika kita hemat tentunya biaya hidup
bisa lebih murah lagi. Sempat mendengar
cerita dari salah seorang teman asing ketika
saya masih tinggal di asrama JASSO Sendai
International House, dia hanya
menghabiskan 50 ribu yen per bulannya.
Wow! Setelah dipikir-pikir, mungkin saja sih
bisa seperti itu. Caranya begini: (1) biaya
asrama sudah termasuk biaya listrik-air-gas
sekitar 20 ribu yen, (2) makan selalu masak
setiap hari sehingga hanya menghabiskan 20
ribu yen, (3) transportasi pergi ke kampus
menggunakan sepeda setiap hari, dan (4)
biaya komunikasi serta rekreasi sekitar 10
ribu yen saja per bulan. Ok, poin pentingnya
adalah nomor (1), yaitu biaya tempat tinggal.
Inilah yang banyak membedakan biaya hidup
di Tohoku dengan daerah Jepang lainnya.Ada
b e b e r a p a a s r a m a d i S e n d a i y a n g
memberikan harga murah untuk mahasiswa.
Untuk sewa apartemen pribadi pun kisaran
harganya hanya 20-50 ribu yen per bulan
untuk ukuran pelajar yang belum menikah
hingga yang sudah berkeluarga dengan 3-4
anak. Sementara itu, untuk poin nomor (2)-
(4) lebih banyak bergantung pada gaya hidup
kita masing-masing dan jumlah anggota
keluarga. Sebagai contoh, untuk saya yang
sudah berkeluarga dan hidup berdua saja
dengan istri, gambarannya kira-kira: (1) 30
ribu yen untuk tempat tinggal, (2) 50 ribu yen
untuk makan, (3) 10 ribu yen untuk
transportasi, (4) 30 ribu yen untuk
komunikasi dan rekreasi.
Supaya hidup kita tidak membosankan hanya
di kampus saja, ada baiknya berjalan-jalan
menjelajahi kota Sendai dan sekitarnya di
akhir pekan atau masa liburan sekolah.
Sebagai negeri 4 musim, Jepang memiliki
keindahan yang khas di setiap musimnya.Di
Sendai sendiri, ada acara-acara yang menarik
dan berbeda-beda tergantung musim.Di
musim semi, menikmati pemandangan
sakura yang hanya mekar selama dua pekan
saja tentunya jadi pilihan terbaik. Di musim
panas, festival kembang api, tari-tarian, dan
hiasan-hiasan Jepang adalah sesuatu yang
dicari-cari para penggemar fotografi.
SEPUTAR PPI JEPANG
16
D e m i k i a n p u l a d i m u s i m g u g u r,
pemandangan daun-daun indah yang
berganti warna disertai udara sejuk
memanjakan kita. Di musim dingin,
meskipun kita sebagai warga khatulistiwa
tidak terlalu terbiasa dengan suhu dingin,
petualangan dengan salju akan selalu
menarik.
Sebagai penutup cerita singkat ini, saya
hanya ingin menyampaikan sebuah kesan
bahwa pengalaman hidup di Sendai selama 3
tahun ini telah memberikan banyak
pelajaran dan juga membentuk sisi lain dari
kepribadian saya agar lebih kuat dalam
menghadapi hidup. Sensei saya selalu
menekankan kepada saya agar selalu bekerja
keras dalam situasi apapun. Pengalaman
ditempa dengan cara yang keras di lab oleh
sensei merupakan pengalaman tersendiri
merasakan budaya orang Jepang yang
terkenal dengan "kegilaan"-nya dalam
bekerja, yang sulit ditemukan di negara lain.
Orang Jepang sudah biasa mengutamakan
kerja di atas segalanya, bahkan prioritasnya
lebih tinggi dibandingkan keluarga.Dalam
kondisi saya yang harus berhadapan dengan
salah satu "selebritis" di bidang fisika
material , bekerja sekeras-kerasnya
merupakan sebuah keniscayaan. Akan tetapi,
kita tidak perlu terlalu larut dengan gaya
hidup orang Jepang. Sangat penting bagi kita
untuk menunjukkan jati diri kita sendiri. Kita
perlu hidup seimbang dengan bermain dan
bersosialisasi bersama teman-teman.Jangan
lupakan pula ibadah, mengingat Allah setiap
saat, ini merupakan poin terpenting agar jiwa
kita tetap sehat.Banyaknya kasus bunuh diri
di Jepang diakibatkan mereka tidak
mengenal konsep kehidupan setelah
kematian. Bagi kita yang beragama, yang
percaya adanya hari pembalasan, sebaik
apapun kita di dunia kalau bunuh diri hanya
karena tidak tahan dengan kehidupan itu
akan menghasilkan kematian yang sia-sia.
Selamat berjuang menggapai cita-cita!
SEPUTAR PPI JEPANG
17
18
SERBA-SERBI
pun hanya sedikit dan sangat senang ketika mendengarkan cerita
SERBA-SERBI
19
SERBA-SERBI
20
SERBA-SERBI
21
SERBA-SERBI
22
SERBA-SERBI
23
SERBA-SERBI
24
SERBA-SERBI
25
AGENDA PPIJ
26
AGENDA
PPI JEPANG
PETA PENGURUS
27
petapengurus
PPI Jepang
KABAR KORDA-KOMSAT
28
KABAR KORDA-KOMSAT
29
30
KRITIK & SARAN
30