Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

32
Menyegarkan dengan Amanah Cinta

description

Menyegarkan Amanah dengan Cinta by BIMO FORSALAMM UGM

Transcript of Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Page 1: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Menyegarkan

dengan

Amanah Cinta

Page 2: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

laper, tapi

buru-buru?

onigiri isi

pengen bekal gaya timur?

Kaya KARBOHIDRAT

Praktis

Jalan Kaliurang Km.5

Gg. Srikaloka CT III/06

taste your bitetaste your bite

Page 3: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

tutur‘kepanitian pertamaku’

Edisi I 2013

Page 4: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013
Page 5: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Issue

Page 6: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Begitulah seorang manusia, bukan robot atau

makhluk lainnya. Selalu istimewa dengan akal dan nurani yang menyempurnakannya.

Menjadi tidak bijaksana apabila kedua potensi tersebut tidak difungsikan sebagaimana

mestinya. Manusia, yang bisa menyelesaikan masalah dengan akalnya, mampu

menimbang dan memilih dengan nuraninya. Lalu ketika keduanya mampu berjalan

beriringan, jadilah ia mampu menyinergiskan seluruh organ tubuhnya dalam pekerjaan

apa pun yang digelutinya. Itulah cinta, yang mampu menghadirkan diri sepenuhnya.

Bagaimana menumbuhkan cinta itu? Akankah ia muncul dengan sendirinya?

Cinta, akan hadir seiring dengan berjalannya proses. Tahapan yang bersedia

dilalui sepenuh hati, dengan segenap ketulusan dan penyerahan diri. Cinta akan hadir di

sela-sela perjuangan itu. Menyegarkan kembali setiap nuansa yang terbangun.

Melengkapi setiap proses dengan rasa yang berjuta. Tak lagi hambar dan menjemukan.

Cinta akan mampu merealisasikan setiap ekspektasi yang terbangun.

Menegaskan eksistensi dan menerangkan arti diri. Ya, cintalah yang akan menjawab

setiap apa dan mengapa. Mewakili mereka dengan warna, rona cinta. Warna yang tak

selalu merah muda, melainkan berbeda bagi setiap pemiliknya. Maka milikilah cinta dan

segarkan karya itu dengan setetes celupan warnanya. (fannie)

Celupan cinta, bagaikan katalis

yang mampu memuluskan jalan suatu

reaksi. Diteteskan sedikit saja, maka

efeknya akan terasa bagaikan letupan

kembang api. Menyatu dan berpadu

dengan apa pun rasa yang semula

terkecap. Menjadikan apa pun rasa itu

menjadi manis yang menyamankan hati.

denganCintaMenyegarkan AMANAH

Cover Story

Edisi I 2013Inspiratif6

Page 7: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Kebanyak an orang senang Jika akar mampu berbuat besar

melihat bunga yang bermekaran. dan memberi se-ikhlas itu, maka

Mahkota yang indah, warna yang segar bukankah seorang muslim harus lebih

dan bau yang harum. Semua pujian memaknai dan mencintai amanah yang

tertuju pada bunga. Tahukah, dibalik diberi? Memaknai setiap amanah sebagai

keindahan bunga ada yang berjuang tanggung jawab yang harus dilaksanakan

dalam gelap, tak terlihat, tetapi ialah yang dengan sebaik mungkin. Apa pun posisi

berjasa besar pada bunga, daun, dan kita, sekecil apa pun tanggung jawab kita,

batang. Ia bekerja dalam gelap tanpa s e r e m e h a p a p u n t u g a s k i t a .

pernah meminta keluar dari tanah. Ia Sebagaimana akar mengajarkan kepada

terus bekerja tanpa meminta lebih untuk kita dalam setiap geraknya di sudut gelap

b e r k e m b a n g, a s a l b a t a n g t e t a p tak terlihat.

menjulang, daun lebar menghijau dan S u n g g u h b e r u n t u n g b a g i bunga indah bermekaran. Ialah akar. Ialah manusia yang mampu mengemban yang sering luput dari pandangan dan amanah besar dan bisa memaksimalkan pujian kita. d a l a m m e m b e r i k e m a n f a a t a n .

Begitulah seharusnya kita dalam Bagaimana dengan kita? Ah, mungkin

mengemban amanah. Sebagaimana akar, baru sumbangan karya kecil yang bisa

ia terus bekerja meski tak ada yang diberikan. Semoga yang kecil itu menjadi

melihat. Ia terus memberi meski bukit yang mampu menumbuhkan dan

mendapat sedikit. Ia terus berjuang meski mengalirkan kebermanfaatan. Selamat

tak pernah dihujani pujian. Itulah akar, menyegarkan amanah dengan cinta.

mengajarkan pada kita bahwa peran jauh “Jika kamu berbuat baik (berarti) lebih penting dari jabatan dan ketenaran. kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri Kebermanfaatan yang dirasa jauh lebih dan jika kamu berbuat jahat, maka penting dari seonggok diri yang selalu (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” ada tanpa memberi arti. (Al-Isra : 7)

Inspiratorial

Page 8: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

like us : ugeem.comadd Ugeem Madani II

Klik!

Page 9: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013
Page 10: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

MenghadirkanPada

Cinta Amanah

“”

Amanah Sejatinya Berat

Dalam satu nasihatnya Imam Al-Ghazali bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah yang paling berat di dunia ini?” Lalu murid-murid beliau menjawab. “Tumpukan besi!” jawab murid pertama. Murid kedua tak mau kalah, ”Gulungan besi.” Begitu pula dengan murid ketiga,”Gajah!”.

“Apa yang kalian sampaikan semuanya benar,” ujar Al-Ghazali, “Tetapi kita berbeda pendapat karena menurutku yang paling berat di dunia ini adalah memegang amanah.”

Sepenggal kisah Imam Al-Ghazali tersebut memberi gambaran kepada kita betapa amanah merupakan suatu hal yang tidak mudah sehingga digambarkan sebagai hal yang paling berat di dunia.

Amanah juga merupakan tuntutan iman. Sebaliknya, khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Barangsiapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Sedangkan, barangsiapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah SAW. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya–,

Rasulullah SAW. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)

Suatu hari, Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah SAW, terkena panah ketika perang dan panah tersebut sulit untuk dicabut. Kemudian, datang seorang tabib. Ia menarik daging, mematahkan tulang, dan mencabut anak panah tersebut dari tubuh Ali yang sedang mengerjakan shalat. Namun Ali masih tetap khusyu' mengerjakan shalat, tak merasakan sakit sedikit pun. Tatkala beliau memberikan salam, beliau berkata, “Sekarang lukaku agak ringan.” Orang-orang berkata, “Anda telah menjalani pengobatan sementara Anda tidak mengetahuinya.” Mengetahui hal itu Ali berkata, “Pada waktu itu, aku tengah bermunajat kepada Allah SWT, sekiranya dunia terbalik atau orang- orang memukulkan paku dan tombak, maka hal itu tidak akan mengusik munajatku kepada Allah SWT.”

Di kesempatan lain, Rasulullah SAW. memberikan kisah teladan yang menyentuh hati. Atas kecintaan yang besar kepada Allah, Ia shalat sepanjang malam hingga kakinya bengkak. Lantas para sahabat beliau bertanya, "Mengapa Engkau melakukan hal itu ya, Rasulullah? Bukankah Engkau sudah dijamin masuk syurga?". Kemudian Rasulullah menjawab, "Tidak bolehkah aku bersyukur atas semua itu?".

Tentu dua kisah di atas bukan dongeng yang dikarang manusia, namun terjadi secara nyata meski logika sebagian kita mungkin masih meragukannya. Merekalah yang telah membuktikan tentang kedahsyatan energi cinta ketika disalurkan secara tulus dalam pekerjaan-pekerjaan berat bahkan mustahil dalam akal.

SIDDIQTABLIGH

AMANAH

FATH

ONAH

Inspiratif10 Edisi I 2013

Kajian Utama

Page 11: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Macam-Macam Amanah

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar'i, amanah bermakna menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini diperkuat dengan perintah-Nya, “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.”

Hal itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah SAW., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq 'Alaih)

Dalam konteks seorang mahasiswa, amanah dapat berupa semua hal yang berkaitan dengan akademik seperti kuliah, praktikum, penelitian, dan asdos (asisten dosen). Selain itu, amanah bagi seorang mahasiswa dapat juga berupa aktivitas organisasi, komunitas, atau semacamnya. Nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan jabatan atau harta belaka. Namun, amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal yang melekat pada setiap individu manusia, untuk ditunaikan sebagaimana mestinya.

Menyandarkan Amanah Kepada Cinta Tertinggi

Apakah yang dapat mengimbangi beratnya beban menjalani amanah yang melekat pada setiap diri kita? Ibarat air yang keruh, cinta adalah setetes kebeningan yang mampu berkembang dan menetralisir keruhnya air. Dengan cinta, beban yang berat menjadi ringan, bahkan penderitaan bisa menjadi kebahagiaan. Berikut ini penggalan sebuah puisi tentang cinta,

Rasa cinta memiliki urgensi yang sangat besar dalam menjalani suatu pekerjaan dan seluruh amanah dalam bentuk apa pun. Ketika kita mengerjakan amanah dengan penuh kecintaan, maka akan terbentuk dibenak kita untuk memberikan hasil yang optimal, tidak setengah hati. Menjadi apa pun atau tidak menjadi apa pun. Terlihat atau pun tidak terlihat dalam memainkan peran dalam sebuah amanah. Kita akan senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik, ketika kita mampu menghadirkan cinta dalam setiap amanah kita.

Energi cinta tertinggi adalah ketika seluruh ketulusan disandarkan kepada Sang Pemilik Cinta. Cinta kepada Allah adalah segalanya. Rasa cinta sendiri adalah salah satu sifat Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya, dan Ia menghadirkan cinta di antara manusia sebagai sebuah anugerah yang patut disyukuri. Karenanya setiap mukmin yang ingin keimanannya diterima oleh Allah, sekaligus membawa kebahagiaan dalam menjalani kehidupan, harus bersungguh-sungguh menyuburkan cinta tertinggi tersebut dalam diri dan kehidupannya. (st/zn/ahs)

Inspiratif 11Edisi I 2013

Kajian Utama

Page 12: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Cinta tidak bisa memberikan segalanya, tetapi dengan cinta kita bisa memberikan segalanya. Termasuk amanah. Amanah apa pun itu, kecil atau pun besar, tampak atau pun tidak tampak di mata orang lain, akan terasa ringan dan menyenangkan jika dilandasi dengan cinta. Cinta pada amanah, haruslah terletak pada tiga bagian, yakni di awal saat meniatkan memulai amanah, di tengah saat mengerjakan amanah, dan di akhir saat telah menuntaskan amanah. Dengan begitu, amanah tersebut akan tuntas dengan maksimal sebagai hasil dari kesungguhan yang membuahkan kepuasan.

Tentunya cinta tidak hadir sembarang saja. Ia adalah benih yang perlu ditebar, tunas yang perlu disiram, dan batang yang perlu dipupuk. Mencintai berarti merawat dengan sabar, meski banyak gangguan yang datang dari arah tak disangka-sangka. Berbagai macam terpaan akan datang menguji cinta. Lalu, bagaimana merawat cinta? Agar amanah tak punah sebelum berkembang merekah.

Knowing is the first step for loving

Terlepas dari bagaimana kita mendapatkan amanah, selalu ada konsekuensi yang harus dijalani secara tulus. Knowing is the first step for loving. Kenali amanah sebaik mungkin, karena

cinta datang setelah mengenal dan menemukan satu titik kecocokan atau ketertarikan terhadap suatu objek. Cinta pada pandangan pertama misalnya, yakni cinta yang hadir ketika menemukan satu titik kecocokan hati dengan objek yang ditemui. Pepatah witing tresno jalaran soko kulino juga berarti cinta yang hadir ketika menemukan kecocokan setelah sekian lama mengenal. Dari mengenal, selanjutnya cinta datang bersamaan dengan kebaikan-kebaikan yang terungkap dari objek yang dicinta.

Mengenali amanah memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pertama adalah mengenali tujuan yang ingin dicapai dalam pengerjaan amanah itu. Apakah tujuan sejalan dengan nilai kebaikan yang kita yakini dalam hati. Seorang muslim, pasti menyandarkan tujuannya pada Allah semata. Jika tujuan tidak sejalan dengan ridho Allah sebagai sandaran, maka tinggalkan. Jika tujuan ternyata menyimpan banyak nilai kebaikan, maka lanjutkan agar menjadi buah keberkahan yang dicapai setelah mendapati ridho-Nya.

Kedua, mengenali urgensi dari amanah yang dijalankan. Urgensi tidak berkaitan dengan besar kecilnya amanah dalam pandangan manusia, namun urgensi haruslah berkorelasi dengan besaran kebermanfaatan yang dihasilkan dari suatu kerja amanah. Dari mengenali urgensi sebuah amanah, akan timbul rasa kepentingan dan jiwa yang tergerak untuk fokus mengejar urgensi dari sebuah ketercapaian amanah. Setelah mengenali pekerjaan dengan cukup baik, selanjutnya fokus adalah satu kata yang penting diterapkan untuk mencapai sebuah kualitas kerja yang profesional.

Kiat-Kiat Mencintai Amanah

Inspiratif12 Edisi I 2013

Kajian Utama

Edisi I 2013

Page 13: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Persaudaraan dari Interaksi Kultural

Dalam konteks amanah dalam kerja tim, sangat penting untuk membina hubungan yang baik dan akrab antar sesama rekan kerja. Menjalani sebuah amanah bersama-sama (amal jama'i) ibarat membangun sebuah bangunan yang kokoh dengan setiap orang menjadi batu batanya. Batu bata pastinya membutuhkan perekat agar tersusun struktur yang kompak dan kuat. Dalam hubungan antar manusia, perekat ini dinamakan rasa persaudaraan (ukhuwah).

Persaudaraan dapat dipupuk dari interaksi-interaksi non-formal atau interaksi kultural yang dirancang maupun natural. Beberapa tips untuk membangun rasa persaudaraan ini di antaranya :

1. Memberikan senyuman dan ekspresi bahagia bila berjumpa

2. Berjabat tangan bila berjumpa maupun berpisah

3. Memberitahukan kecintaan kepada saudara se-muslim

4. Sering bersilaturahim

5. Memberi hadiah pada waktu-waktu tertentu

6. M e m e r h at i k a n d a n m e m b a nt u keperluannya

Ciptakan Suasana yang Nyaman

Menciptakan lingkungan yang nyaman sangat berkaitan dengan produktivitas. Bagi suatu organisasi misalnya, sangat penting untuk melakukan dinamisasi suasana kegiatan rutin. Dinamisasi ini dapat berupa tempat melangsungkan agenda, variasi aktivitas yang dilakukan, menyelipkan obrolan cair disela-sela pembahasan formal, dan membiasakan

tim agar tidak segan bersikap terbuka. Hal ini jangan sampai terlewatkan terutama bagi sang ketua yang memegang kendali. Sedangkan untuk pekerjaan individu, setiap orang memiliki caranya masing-masing menciptakan suasana nyaman. Nyaman menurut diri sendiri haruslah juga mempertimbangkan kenyamanan orang di sekitar.

Disiplin

Terakhir, kunci yang tak kalah penting dalam mejaga rasa cinta pada pekerjaan maupun amanah yang kita emban adalah disiplin. Disiplin dalam arti mengerahkan sikap profesionalitas dalam mencapai target-target amanah. Di sini, setiap orang dibina untuk bisa bersikap tegas pada dirinya sendiri, melawan sifat malas atau pun lalai. Menjadi disiplin juga memerlukan kemampuan manajemen waktu yang baik dan semakin baik seiring jam terbang mengelola amanah.

Tanpa sikap disiplin, satu-persatu amanah tidak terjalankan maksimal dan memberi bekas penyesalan. Akibatnya bila telah terakumulasi dalam intensitas yang sering melalaikan disiplin, gairah untuk mengerjakan amanah berikutnya pun semakin luntur karena belum memiliki riwayat kepuasaan dari suatu pekerjaan yang diselesaikan dengan maksimal. (ks/ahs)

Inspiratif 13

Kajian Utama

Edisi I 2013

Page 14: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

and is known as

Page 15: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Sobat, pernah tergabung dalam kepanitiaan acara di kampus? Warna-warni perasaan dan kesan yang tertinggal mungkin masih membekas. Terkadang puas, ketika tugas tertunaikan dengan tuntas. Terkadang kecewa, saat berbenturan dengan rekan kerja yang tidak seirama. Lebih banyak lagi perasaan yang pernah menghampiri.Bagaimana pengalaman rekan-rekan yang notabene sudah menjadi “pejabat” kampus ini tentang pengalaman di kepanitiaan pertamanya? Mari simak testimoni dari beberapa rekan kita.

Faisal Arief Kamil (Menteri Kastrat BEM KM UGM 2013)

Mahasiswi yang akrab disapa Indri ini mengawali pengalaman kepani-tiaanya menjadi seksi acara di PPSMB Teknik 2012. Ini adalah kepanitiaan yang paling membekas bagi Indri. “Saat menjadi panitia ppsmb teknik 2012kemarin, walaupun berat dan tugasnya sangat banyak, namun bagaimana suatu keputusan atau hasil rapat dapat mempengaruhi orang banyak, itu saat berkesan. Ada di belakang layar, konseptor, namun teknisi yang harus dapat menurunkan konsep dengan sempurna. Menghasilkan suatu karya cipta, yaitu acara yang dapat dinikmati banyak orang,” ungkapnya.

1st

Inspiratif15Edisi I 2013

Tutur

Shofiyah Mujahidah(Anggota Sanggar Tari Aceh UGM)

Page 16: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Inspiratif16 Edisi I 2013

Sosok

Page 17: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Edisi I 2013

Sosok

Page 18: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

juz dimulai dari setelah shalat subuh hingga pukul 7 pagi. Akhirnya ia bisa menjadi seorang hafidz ketika berusia 13 tahun.

Mahasiswa yang lahir di Kota Tangerang ini juga sangat aktif di kampus. Dimulai dari lingkup fakultas ia aktif di Departemen Syiar Keluarga Muslim Cendikia Medika (KaLAM), di Medical Science Club (MSC) bidang Akademik Pendidikan Dokter hingga ke lingkup universitas yaitu menjadi Pemandu pada program Gadjah Mada Menghafal Qur'an (GMMQ).

Kepeduliannya terhadap gerakan menghafal Al-Qur'an pun disalurkan dengan menjadi pengurus di Kampus Tahfidz. Tak lupa di lingkungan kost-nya, saat ini ia menjadi pelayan di Masjid Pogung Raya.

Di tengah kesibukannya yang sangat padat, ia masih menyempatkan diri untuk muroja'ah (mengulang hafalan Al-Qur'an). Ia biasa melakukan muroja'ah tiap pagi dan selepas maghrib. Dalam sehari ia mampu muroja'ah 2 juz, bahkan jika memiliki waktu luang ia bisa melakukan muroja'ah lebih dari 2 juz.

Mahasiswa yang lahir 20 April 1994 ini pun memberi beberapa tips untuk mahasiswa UGM yang mau menghafal Al-Qur'an. Pertama, luangkan waktu untuk menghafal.

Inspiratif18 Edisi I 2013

Namun, berkat motivasi orangtua ia mampu bertahan di pesantren itu. Ketika duduk di bangku SMP, ia mulai menghafal sehari setengah

Inspirasi

Page 19: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Setelah mengikuti program halaqoh/mentoring, semangat menghafal semakin terdorong. Ketika mulai masuk kampus Gadjah Mada beliau juga menjadi santri di Pondok Pesantren Krapyak yang membuat semakin teratur dan fokus untuk menghafal.

“Saat menghafal di SMA metodenya masih acak, suka–suka. Kemudian meluruskan kembali niat saat belajar di pondok pesantren mahasiswa,” jelas Fian.

Selama menghafal sejak duduk di bangku kuliah ia biasanya merutinkan hafalan setelah shalat subuh, sekitar pukul 5 sampai 6 pagi setiap harinya. Ayat yang dihafal biasanya minimal 8 baris Al- Qur'an dan maksimal satu setengah halaman.

Sebagai pungkasan, Fian menyampaikan sebuah harapannya untuk UGM, “UGM Madani. Jangan tergoda untuk ngoyo menghafal Al-Qur'an (jangan terburu), tetapi perbaiki dulu bacaan Al–Qur'an kita karena yang lebih utama adalah memenuhi hak-hak Al–Qur'an, yaitu membaca Al-Qur'an sesuai dengan sifat dan makhraj-nya (huruf ). UGM Qur'ani, Al–Qur'an sudah membumi di seluruh civitas akademik UGM menghafal Qur'an. Pak Satpam yang sedang menjaga sambil menghafal, tukang kebun yang sedang menyapu sambil menghafal juga. Semuanya.”

Inspiratif 19Edisi I 2013

Jangan lupa kenali potensi diri yaitu kenali waktu-waktu yang cocok untuk menghafal Al-Qur'an versi kebiasaan masing-masing. Kedua, pilih metode menghafal yang sesuai dengan karakter diri. Misalnya, satu ayat diulang lima kali atau bagi yang cepat merasa bosan bisa dengan langsung menghafal satu lembar lalu diulang berkali-kali. Bagi orang yang auditory, bisa dengan menggunakan MP3 Qur'an.

Di akhir sesi wawancara Muhammad berpesan, “Hidup di dunia ini tidak lama. Kehidupan yang abadi adalah kehidupan akhirat. Jangan me-nomor-duakan kehidupan akhirat. Jadi, mulai sekarang mulailah menabung untuk kehidupan akhirat nanti. Punya kecerdasan jangan hanya untuk belajar ilmu kuliah saja, tetapi ilmu agama juga. Karena ilmu yang kita pelajari saat ini adalah perluasan dari ilmu Al-Qur'an.”

Sosok mahasiswi yang hafidzah ini berasal dari Jombang, Jawa Timur. Panggilan akrabnya Fian. Ia memiliki sebuah cita-cita mulia yakni mendirikan sebuah yayasan pendidikan dari TK sampai SMA. Namun baginya menjadi hafidzah bukanlah suatu cita – cita, tetapi sebagai aktivitas rutin biasa. “Aktivitas menghafal merupakan sesuatu yang menyenangkan sehingga pada prosesnya nggak terlalu ngoyo,” pungkas Fian. Awalnya ia termotivasi menghafal Al-Qur'an karena membaca keutamaan dari menghafal Al-Qur'an yang sangat banyak. Dalam prosesnya menghafal ayat demi ayat Al-Qur'an, Fian merasa bersyukur berada di lingkungan yang sangat kondusif. Bermula dari SD ia sudah menghafal surat–surat juz 'ama. Ia baru benar–benar fokus menghafal di akhir kelas XI SMA.

Elfiyan MaghfirohKimia 2009

Inspirasi

Page 20: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Inspiratif20 Edisi I 2013

Riset

Ketahanan Amanah Kader Lembaga

“Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya...”, (HR Imam Bukhori)

Seperti hadits yang disebutkan di atas, rasanya tidak mungkin seorang manusia pun terlepas dari amanah. Apalagi jika sudah menyangkut kehidupan di kampus yang peran mahasiswa sebagai agent of change sangat besar. Redaksi BIMO telah melakukan survey ke beberapa lembaga mahasiswa UGM, yakni MAPAGAMA (Mahasiswa Pencinta Alam Gadjah Mada), BEM KM, JS (Jamaah Shalahuddin), SKM Bulaksumur, UKM Taekwondo, BPPM Balairung, Gama Cendekia (GC), Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS), dan Drum Band. Pengumpulan data menggunakan kue-sioner dengan 3 pertanyaan tertutup dan 4 pertanyaan terbuka. Responden merupakan pengurus Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) atau Pengurus Harian (PH) dari lembaga-lembaga yang dipilih secara acak sederhana. Hasil survey menunjukkan bahwa minat mahasiswa, sebagai modal dasar untuk beramanah di suatu lembaga sangat besar. Rata-rata lembaga mendapatkan pendaftar sebanyak lebih dari 120 mahasiswa setiap tahunnya, bahkan ada yang mencapai 400 mahasiswa, seperti Gama Cendekia. Hanya beberapa UKM saja yang menerima pendaftar kurang dari 100 orang, misalnya saja Taekwondo.

Dari semua lembaga yang membuka pendaftaran, beberapa lembaga menerima 100%, terutama untuk UKM yang sifatnya bebas dan tidak terikat seperti UKJGS dan Taekwondo. Untuk BEM KM pun tahun ini menerima 100% pendaftar. Sementara untuk beberapa UKM yang memliki alur kaderisasi yang agak panjang hanya menerima sekitar 50%-60% dari pendaftar saja, seperti SKM Bulaksumur, BPPM Balairung, Drum Band, Gama Cendekia dan JS. Sementara untuk MAPAGAMA sendiri hanya menerima 30% daripendaftar.

Lembaga Jumlah pendaftar/tahun Fakultas yang Paling Banyak

Mendaftar

MAPAGAMA >120 Sekolah Vokasi

BEM KM >120 Cluster Agro dan Soshum

JS 80-100 FMIPA, FIB, Fbiologi

SKM Bulaksumur >120 FISIPOL

UKM Taekwondo 40-80 TEKNIK

BPPM Balairung 80-120 Cluster Soshum (FISIPOL dan FIB)

Gama Cendekia >120 Cluster Sains

UKJGS >120 FIB

Drum Band >120 FIB

Riset

Page 21: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Inspiratif21

Padahal dari PH atau pun PSDM lembaga sudah ada upaya untuk penjagaan internal kader, misalnya latihanrutin untuk UKM T aekwondo, UKJGS, MAPAGAMA. Atau pengadaan forga dan internalisasi departemen seperti Gama Cendekia, dan agenda kultural seperti pada BPPM Balairung dan JS. Untuk JS sendiri tidak hanya agenda kultural untuk penjagaan internal, tetapi juga ada

Namun, beberapa lembaga mengatakan anggotanya mulai terlihat banyak yang tidak aktif sekitar pertengahan tahun, dan terutama setelah liburan panjang semester genap seperti pada UKM Gama Cendekia, JS, UKJGS dan Balairung. Dari sekian banyak mahasiswa yang diterima sebagai anggota dari sebuah lembaga, hanya sedikit yang aktif sampai akhir di lembaganya, bahkan hingga menjadi staf ahli atau pun PH. Kader-kadernya sudah mulai jenuh, merasa capek, atau sibuk di organisasi lain yang lebih diprioritaskan adalah beberapa alasan yang digunakan untuk menjelaskan kader yang hanya tersisa kisaran 30% kader dari yang diterima. Bayangkan jika sebuah lembaga hanya mendapatkan pendaftar sebanyak 120 orang, kemudian yang diterima hanya 50%, yakni sekitar 60 orang, lantas yang bertahan hanya 30%, yaitu sekitar 18 orang. Lalu bagaimanakahlembaga tersebut akan berjalan maksimal, jika kadernya saja sudah mulai berguguran?

halaqoh lembaga (pembinaan kader yang dibagi dalam kelompok kecil). Sementara untuk SKM Bulaksumur penjagaan internal dilakukan melalui agenda rutin seperti penerbitan Bulpost itu sendiri. Lain lagi dengan BEM KM yang memiliki beberapa cara penjagaan internal, seperti pengkaryaan, diskusi, kepemanduan, ketokohan menteri dan alur kaderisasi. Fenomena anggota yang berguguran menjadi sangat menarik untuk dibahas. Apa penyebab anggota berguguran? Adakah ketidaknyamanan para anggota di dalam organisasi? Atau karena perbedaan ekspetasi anggota dengan realita organisasi? Ini adalah tugas pengurus harian untuk bisa mendinamisasi organisasi dengan manajemen kepemimpinan yang kreatif. Di sisi lain apakah ini perkara klasik, terjebak oleh padatnya aktivitas akademik? Terlepas apa pun itu alasannya, menumbuhkan kecintaan dan sense of belonging menjadi sangat penting untuk dilakukan. Tugas ini tidak hanya bertumpu pada pengurus harian tetapi harus diinisiasi oleh anggota masing-masing. Bukankah ketika kita memasuki sebuah organisasi karena kesadaran diri sendiri? Bukankah kita berkomitmen di awal? Mari menyegarkan semangat kita dan lebih mencintai amanah yang telah dipercayakan. (fr/ty)

Riset

Page 22: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Inspiratif22 Edisi I 2013

Sejarah Islam

Hari itu, ia berangkat ke medan perang sebagai prajurit biasa. Kejadiannya di Mu'tah, sebuah dusun sebelum masuk wilayah Syam. Pasukan yang umat muslim hadapi adalah pasukan paling besar dan paling kuat di dunia pada zaman itu, pasukan Romawi. Rasulullah saw menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai panglima perang. Sabda beliau, “Apabila Zaid gugur, penggantinya adalah Ja'far bin Abu Thalib. Apabila Ja'far gugur, penggantinya adalah Abdullah bin Rawahah. “

Namanya tidak tersebut dalam sabda Nabi saw. Tetapi perang itu berlangsung terlalu dahsyat. Ketiga panglima yang ditunjuk Rasulullah saw ternyata menemui syahidnya di tengah kecamuk perang. Demi menjaga barisan umat muslim agar tidak kacau, Tsabit bin Arqam maju ke depan, mengambil bendera, mengangkat panji putih itu tinggi-tinggi di tengah pasukan, lalu berkata, “Wahai semua orang Muslim, angkatlah seseorang di antara kalian!”

“Engkau saja,” jawab mereka.“Aku tidak sanggup,” jawab Tsabit.

Tsabit melarikan kudanya ke arah lelaki itu. “Peganglah panji ini, wahai Abu Sulaiman ...” kata Tsabit.

“Tidak,“ jawab lelaki itu, “Tak usah aku yang memegang panji, Anda lah yang berhak memegangnya, Anda lebih tua dan telah menyertai Perang Badar!” Ia merasa tidak pantas memimpin kaum Muhajirin dan Anshar yang telah lebih dulu berjuang bersama Rasulullah saw.

“Ambillah, sebab Anda lebih tahu muslihat perang dari aku, dan demi Allah aku tidak akan mengambilnya, kecuali untuk diserahkan kepada Anda,” jawab Tsabit, lalu ia berkata pada seluruh pasukan Islam, “Sediakah kalian di bawah pimpinan Khalid?”

Pasukan Islam menjawab, “Setuju!”

Maka Khalid bin Walid yang mulanya hanya prajurit biasa, kini menjadi pemimpin pasukan. Ia yang dulu memerangi umat muslim dalam Perang Uhud, kini diberi amanah besar untuk memimpin shaf mereka. Setelah mendengar kata setuju itu, ia segera mengatur strategi agar pasukan muslimin dapat mundur tanpa harus menghadapi kejaran pasukan Romawi.

Sudah menjadi fitrah manusia untuk mencintai perhiasan dunia. Jabatan, kekuasaan, gelar, manusia mana yang tidak ingin? Hanya orang-orang yang bertaqwa yang mampu mengendalikan keinginan mereka. Selayaknya kita meniru Khalid ketika menerima amanah. Keahlian perangnya jelas sudah teruji. Tetapi dengan rendah hati ia tidak serta merta menerima amanah yang disodorkan padanya. Ia sadar amanah itu membawa tanggung jawab yang besar. Bukan hanya karena kalah menang pasukan muslimin diserahkan padanya,

Khalid Bin Walid

Batu Bata Peradaban Islam

Oleh : Henny Nur Alifah

Page 23: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Inspiratif 23Edisi I 2013

Sejarah Islamtetapi juga karena kelak di akhirat ia akan ditanyai oleh Sang Khaliq atas kepemimpinannya. Belum lagi beban dosa masa lalu yang ia rasa. Maka betapa mirisnya jika sekarang banyak orang yang sibuk berebut jabatan.

Di tanah Romawi itu pula Khalid bin Walid melepaskan jabatannya sebagai panglima perang tertinggi kaum muslimin. Saat itu Rasulullah saw sudah tiada. Khalid berada di bawah pemerintahan khalifah Abu Bakar. Pasukan muslimin tengah memerangi kekuatan-kekuatan jahat di belakang sekitar negeri yang mengancam kelangsungan hidup umat muslim, yaitu Persi di Irak dan Romawi di Syiria.

Ketika hendak menghadapi pasukan Romawi yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pasukan muslimin, Khalid tampil di tengah-tengah prajurit. Ia berteriak lantang, “Hari ini adalah hari-hari Allah. Tak pantas kita di sini berbangga-bangga dan berbuat durhaka. Ikhlaskanlah jihad kalian, dan harapkan ridha Allah dengan amalmu! Mari kita bergantian memegang pimpinan, yaitu secara bergiliran. Hari ini salah seorang memegang pimpinan, besok yang lain, lusa yang lain lagi, sehingga seluruhnya mendapat kesempatan memimpin!”

Luar biasa. Kerendahan hati Khalid tidak berubah. Abu Bakar telah mengangkatnya sebagai panglima perang tertinggi, tetapi ia rela turun dari jabatannya itu untuk kemudian mempergilirkannya dengan panglima-panglima yang lain. Ia tidak ingin dikuasai setan. Ia menutup celah rasa sombong dalam dirinya.

Di saat-saat genting seratus orang Muslim melawan 40 ribu orang Romawi itu, sepucuk surat dari Madinah datang kepada Khalid. Bersama dengan surat itu tercantum salam penghargaan kepada seluruh umat Islam dari “Al-Faruq”, Umar bin Khattab. Surat itu membawa berita kematian khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan pemberhentian jabatan

Khalid bin Walid dari pimpinan pasukan sekaligus pengangkatan 'Ubaidah bin Jarrah sebagai gantinya.

Waktu itu pasukan Muslim sudah dekat dengan kemenangan. Khalid menyembunyikan isi perintah-perintah Umar dalam surat itu hingga kemenangan benar-benar dicapai. Dalam riwayat lain, 'Ubaidah yang menyembunyikan isi surat itu hingga perang berakhir. Riwayat manapun yang benar, yang penting bagi kita adalah sikap Khalid terhadap pencopotan amanah itu.

Bagi Khalid, tidak ada bedanya menjadi prajurit biasa atau menjadi panglima. Selain karena hanya ridha Allah yang ingin ia cari, tetapi juga karena perintah itu datang dari Umar. Kebersihan jiwa Umar, keadilan, ketaqwaan, dan kebesaran pribadinya tidak sedikitpun diragukan Khalid. Maka Khalid menghadap 'Ubadah seraya memberi hormat sebagaimana sikap prajurit terhadap panglimanya. 'Ubadah mencium Khalid di antara kedua matanya dan memuji kebesaran jiwa dan akhlaqnya.

Seperti batu bata yang menyusun bangunan peradaban. Ia tidak pernah bisa memilih ditempatkan di mana. Ia hanya butuh menjadi kuat untuk mampu mengokohkan bangunan peradaban itu. Demikian halnya dengan kita, yang selayaknya hanya mencari ridha Allah swt. (hae)

Page 24: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Opini

Pribadi Unik Mahasiswa adalah pribadi yang

unik, di satu sisi dihadapakan dengan tanggung jawab akademik yang harus dituntaskan sedangkan di sisi yang lain memegang amanah untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa yang baru. Dengan kata lain mahasiswa dipercayakan untuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa ini untuk dapat menyejahterakan bangsa dan rakyat Indonesia di kemudian hari.

Warna-warni aktivitas mahasiswa sangat terlihat di kampus kerakyatan ini. Aktivitas mahasiswa tidak terbatas pada ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan saja. Sudut-sudut taman menjadi tempat yang ramai dipenuhi mahasiswa yang berdiskusi, di kantin pun sering dijumpai mahasiswa bercengkrama tentang ilmu atau pun hanya sekadar bercanda. Lapangan Grha Sabha Pramana setiap sore menjadi tempat beragam orang beraktivitas, salah satunya olahraga. Kegiatan seni pun tidak ketinggalan, sesekali terdengar bunyi terompet para mahasiswa yang tergabung dalam marching band.

Organisasi menjadi salah satu cara bagi mahasiswa baru untuk dapat melatih soft skill diri yang tidak didapatkan pada jam perkuliahan. Manfaat bergabung di beragam organisasi kemahasiswaan membuat mahasiswa siap menghadapi kondisi real masyarakat yang lebih rumit.

Setiap mahasiswa memilki waktu yang sama dalam sehari tetapi apa yang bisa

mereka lakukan tentu berbeda. sama beraktivitas pun bisa berbeda makna dan nilai yang didapat dari aktivitasnya itu. Nilai dari aktivitas seorang mahasiswa menjadi sangat penting keberadaannya. Mahasiswa sebagai pemuda terdidik dan tentunya memiliki jati diri yang kokoh tentu harus bisa memaknai aktivitasnya. Adakah manfaat untuk orang lain dari aktivitas yang ia lakukan? Jauh sebelum itu terpikirkan, adakah niatan untuk bisa memberi manfaat pada setiap aktivitas kita?

Kebermanfaatan. Ialah hal yang harus diupayakan mahasiswa karena mahasiswa adalah makhluk sosial. Terlebih lagi, mahasiswa mempunyai tanggung jawab sosial yang tinggi di negeri ini sebagai pemuda terdidik dengan energi besar yang dimiliki. Keberadaannya selalu dinanti masyarakat untuk bisa memberikan perbaikan. Maka, hendaknya kita sebagai mahasiswa mulai memaknai lebih pada aktivitas kita, apa pun itu untuk bisa menebar manfaat.

Nah, sekarang apa pilihan aktivitasmu? Apa pun itu semoga terisi semangat memberi manfaat. Sendiri atau pun berorganisasi semoga tetap bisa memberi makna mendalam dalam kebermanfaatan yang kita lakukan. Karena kita mahasiswa, pribadi unik pemilik tanggung jawab sosial. (mh/tr)

Sama-

Inspiratif24 Edisi I 2013

Page 25: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Pak Lebai mulai mengayuh perahunya. Namun, ia masih belum juga bisa membuat keputusan, undangan mana yang dipilihnya. Dengan ragu ia mulai mengayuh perahunya menuju hulu sungai. Di tengah perjalanan, ia mengubah rencananya, lalu berbalik menuju hilir sungai. Ketika hilir sungai sudah makin dekat, beberapa tamu terlihat sedang mengayuh perahu menuju arah yang berlawanan. Mereka memberitahukan pada Pak Lebai. “Kerbau yang disembelih di hilir sangat kurus, Pak Lebai!”

Pak Lebai kemudian berbalik lagi ke hulu, mengikuti orang-orang itu. Di tengah jalan Pak Lebai berpikir lagi, alangkah baiknya kalau dia hadir di hilir sungai dimana makanannya lebih enak dan tuan rumah-nya pun ia kenal. Ia lalu membalik perahunya dan tidak jadi ke hulu. Singkat cerita, Pak Lebai tak jadi makan kepala kerbau baik di hulu maupun di hilir, semua pesta sudah selesai. Para tamu sudah tak ada. Makanan sudah habis. Ia justru kecapaian dan kelaparan serta pulang tanpa membawa apa pun. Sejak saat itu, ia mendapat julukan dari orang-orang sekitarnya Pak Lebai Malang.

***Dalam memahami masalah

prioritas, sesungguhnya kita bisa belajar banyak dari kisah Lebai Malang ini. Terutama lagi dalam prioritas amanah seorang mahasiswa aktivis, Lebai Malang bisa jadi kisah yang sangat relevan. Mahasiswa aktivis seharusnya sudah melek prioritas sejak dini, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengambil tindakan dengan yakin dan penuh perhitungan sehingga jauh dari predikat si Lebai Malang.

Inspiratif25Edisi I 2013

Taujih

Pak Lebai adalah seorang guru agama yang tinggal di tepian sebuah sungai. Suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang yang sama-sama kaya. Pak Lebai bingung, yang mana yang hendak didatanginya karena pesta itu berlangsung di waktu yang sama, di tempat berjauhan.

Jika ia datang ke undangan yang pertama, yakni di hulu sungai, tuan rumah akan memberinya dua kepala kerbau. Namun, masakan di sana konon tidak enak. Lagipula, ia tak terlalu kenal dengan tuan rumah tersebut. Jika ia datang ke undangan kedua, ia akan menerima satu saja kepala kerbau. Namun masakannya enak. Di sana ia juga akan mendapatkan tambahan kue-kue. Lagipula, ia kenal baik dengan tuan rumah tersebut.

Aktivis Lebai dan Malang(Fiqh Prioritas)

Ditulis Oleh :Ashif A. Fathnan, S.T., M.Sc.

Page 26: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Taujih

Masalahnya, ketika di lapangan, kondisi jauh dari ideal dan penuh pilihan, seorang aktivis jadi ragu dan kadang sulit memprioritaskan amanah. Terlebih lagi, keterbatasan jumlah aktivis dibandingkan dengan jumlah amanah sering jadi bumbu penyedap cerita seorang aktivis dalam men-tackle amanah-amanahnya. Seperti si Lebai Malang, alih-alih bekerja dengan baik, seorang aktivis malah jadi tidak optimal di berbagai tempat. Bagaimana seharusnya menyikapi hal ini?

Berbicara tentang prioritas amatlah penting membaca buku Fiqh Aulawiyat karangan ulama besar Yusuf Qardhawi. Buku ini menjelaskan bahwa sesuatu seharusnya diletakkan pada peringkatnya dengan adil, dari segi hukum nilai dan pelaksanaannya. Sehingga sesuatu yang tidak penting tidak didahulukan atas sesuatu yang penting. Ini berarti, memprioritaskan sesuatu yang terbaik untuk tujuan terbaik yang ingin dicapai, sebab tidak semua pilihan dapat diambil untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Sebagai seorang aktivis, dimana tuntutan lapangan lebih besar ketimbang jumlah pangampunya, memahami tujuan inilah menjadi cara paling dasar dalam menentukan prioritas. Dalam konteks aktivitas kampus, tujuan tentu berhubungan dengan amanah itu sendiri, life-plan pribadi sang aktivis, juga latar belakang dimana aktivitas itu berlangsung. Di sinilah diskusi dan perencanaan menjadi perlu untuk merumuskan tujuan terbaik yang ingin diperoleh, serta cara dan aktivitasnya. Setelah tujuan dirumuskan, aktivitas dipilih, hal selanjutnya yang penting adalah mengambil sikap dan bekerja dengan fokus dan tekun, mengumpulkan pundi-pundi amal menjadi cinta.

Menjauhi keragu-raguan –karena passion itu lahir karena dipupuk. Bekerja dengan ikhlas meskipun amanah yang diemban terkesan kecil dan tidak penting. Dan selalu bersyukur dan bersabar dengan semua proses yang dijalani. Apakah dengan demikian tertutup kemungkinan untuk bekerja pada amanah lain? Tentu tidak. Semua disesuaikan dengan tujuan dan latar belakang, serta kapasitas seorang aktivis itu sendiri. Setiap orang bisa mengambil sikap, dan setiap pengambil sikap haruslah bertanggung jawab.

Lebai Malang mungkin hanyalah kisah fiksi dari beranda kebudayaan kita. Namun seorang aktivis yang lebai dan malang kadang benar-benar kita temui di kehidupan nyata. Merekalah yang menghabiskan waktu di berbagai tempat, mengerjakan bejibun pekerjaan namun tanpa karya dan hasil. Semoga kita semua terhindar darinya. Wallahu a'lam

“Sebagai seorang aktivis, dimana tuntutan lapangan lebih besar ketimbang jumlah pangampunya, memahami tujuan inilah menjadi cara paling dasar dalam menentukan prioritas.“

Inspiratif26 Edisi I 2013

Page 27: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Inspiratif27

StafKoordinator

Kepala Divisi

Kepala Bagian Anggota

Ketua Umum

Wakil Bidang

Kepala Biro

Kepala Departemen

Departemen

Divisi

Biro

Staf Ahli

Menteri

“Tidak ada iman (yang sempurna)bagi orang yang tidak ada amanah

padanya, dan tidak ada agama(yang sempurna) bagi orang yang

tidak menepati janji.”

Page 28: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013
Page 29: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Inspiratif29

Komik

Page 30: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013

Edisi I 2013

ResensiResensiResensi

Page 31: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013
Page 32: Buletin Inspiratif #1 - Tahun 2013