Buku Saku Keaksaraan

14

description

Untuk pegangan tutor pendidikan keaksaraan dalam memberantas buta aksara, buta angka, dan buta bahasa indonesia

Transcript of Buku Saku Keaksaraan

Page 1: Buku Saku Keaksaraan
Page 2: Buku Saku Keaksaraan

Pendidikan keaksaraan adalah salah satu bentuk layanan pendidikan nonformal atau pendidikan luas sekolah bagi warga masyarakat yang belumdapat membaca, menulis dan berhitung.Program pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan pendidikanluar sekolah untuk membelajarkan warga masyarakat penyandang butaaksara agar memiliki kemampuan menulis, membaca dan berhitung,mengamati dan menganalisis yang berorientasi pada kehidupan sehari-haridengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya, untukpeningkatan mutu dan taraf hidupnya.Tujuan pendidikan keaksaraan:1. Membuka wawasan untuk mencari sumber-sumber kehidupan2. Melaksanakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efisien.3. Mengunjungi dan belajar pada lembaga pendidikan yang diperlukan.4. Memecahkan masalah keaksaraan dalam kehidupannnya sehari-hari.5. Menggali dan mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikappembaharuan untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya serta ikutberpartisipasi dalam pembangunan.Sesuai Keppres No. 5 Tahun 2006 dikatakan bahwa dalam rangka percepatanpenuntasan wajib belajar pendidikan dasar sebagai satu rangkaian gerakannasional wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, sebagaimanadimaksud dalam Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1994 tentangPelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar, dan dalam rangka percepatanpemberantasan buta aksara.

Page 3: Buku Saku Keaksaraan

Dengan Keppres tersebut diambil langkah-langkah yang diperlukan sesuaidengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing guna untukmelaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar sembilan tahun dan Pemberantasan Buta Aksara dengan:a. Meningkatkan persentase peserta didik sekolah dasar/madrasahibtidaiyah/pendidikan yang sederajat terhadap penduduk usia 7-12tahun atau angka partisipasi murni (APM) sekurang-kurangnya menjadi95% pada akhir tahun 2008.b. Meningkatkan persentasi peserta didik sekolah menengahpertama/madrasah tsanawiyah/pendidikan yang sederajat terhadappenduduk usia 13-15 tahun atau angka partisipasi kasar (SPK) sekurang-kurangnya menjadi 95% pada akhir tahun 2008.c. Menurunkan persentase penduduk buta aksara usia 15 tahun keatassekurang-kurangnya menjadi 15% pada akhir tahun 2009.Visi Pendidikan KeaksaraanUntuk meningkatkan keaksaraan dasar warga masyarakat yang butaaksara sesuai dengan minat dan kebutuhan belajarnya.Misi Pendidikan KeaksaraanUntuk membelajarkan warga masyarakat yang buta aksara agar mampumembaca, menulis, dan berhitung serta mampu berbahasa Indonesia,memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapatmeningkatkan mutu dan taraf hidupnya.Permasalahan Pendidikan Keaksaraan

Page 4: Buku Saku Keaksaraan

1. Warga belajar yang dinyatakan dengan bebas buta aksara sebenarnyabelum mencapai standar kompetensi keaksaraan yang diharapkan.2. Warga belajar belum mampu memanfaatkan keaksaraannya setelahprogram pembelajaran selesai, sehingga ada kecenderungan merekamenjadi buta aksara kembali.3. Pemeliharaan tingkat keaksaraan warga belajar belum optimaldilaksanakan karena keterbatasan dana, sarana, dan prasarana.Rambu-rambu Pendidikan KeaksaraanHal-hal yang perlu diperhatikan oleh tutor dalam proses pembelajaran dalamkelompok belajar keaksaraan agar lebih terarah, yaitu:1. Tutor perlu memperhatikan karakteristik, sifat-sifat ataukebiasaan/perilaku peserta didik/warga belajar.2. Tutor harus dapat menghargai perbedaan pendapat diantara sesamapeserta didik/warga belajar atau antara peserta didik/warga belajardengan tutor.3. Tutor diharapkan dapat menerapkan prinsi-prinsip pembelajaranorang dewasa.4. Dalam proses pembelajaran tutor harus memerhatikan:a. Konteks lokal yaitu mempertimbangkan minat dan kebutuhanpeserta didik/warga belajar, latar belakang, sosial budaya, adat-istiadat, agama, kondisi geografis, termasuk masalah kesehatan,mata pencaharian, pekerjaan dan sebagainya.

Page 5: Buku Saku Keaksaraan

b. Desain lokal yaitu proses pembelajaran merupakan respon(tanggapan) minat dan kebutuhan peserta didik/warga belajaryang dirancang sesuai dengan situasi dan kondisi dari masing-masing kelompok belajar.c. Proses partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan pesertadidik/warga belajar secara aktif dengan memanfaatkanketerampilan.d. Keaksaraan yang sudah dimilikinya.e. Fungsionalisasi hasil belajar adalah hasil belajar yang diperolehdapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap positifdalam rangka meningkatkan mutu dan taraf hidup pesertadidik/warga belajar.5. Tutor harus selalu berusaha bekerjasama dengan masyarakat yangada di sekitar lingkungan kelompok belajar.6. Pengorganisasian kelompok belajar harus memerhatikan:a. Bahasa Indonesia bukan merupakan mata pelajaran khusus,melainkan sebagai bahasa pengantar yang terintegrasi denganproses belajar calistung dan kegiatan fungsional.b. Penilaian kemampuan calistung dimulai dari awal pembelajaran,selama proses dan akhir pembelajaran.c. Kemampuan fungsional (pengetahuan dasar) perlu dikuasai olehpeserta didik/warga belajar dan diusahakan yang menyangkuthal-hal seperti kesadaran bernegara dan berbangsa serta

Page 6: Buku Saku Keaksaraan

meningkatkan mutu hidupnya, sedangkan keterampilan denganminat, kebutuhan dan potensi daerah sekitar, untukmeningkatkan pendapatan atau taraf hidup peserta didik/wargabelajar.Komponen Penyelenggaraan Pendidikan KeaksaraanUntuk menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan komponen-komponen yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:A. Penyelenggara ProgramPenyelenggara program adalah orang atau lembaga yang mengorganisir,mengelola, dan mengadministrasikan kegiatan kelompok pendidikankeaksaraan. Untuk menyelenggarakan kelompok belajar pendidikankeaksaraan dapat dilakukan oleh:1. Unsur individu yang mempunyai perhatian terhadap pemberantasanbuta aksara.2. Unsur Pemerintah (Penilik, TLD, PB SKB, dan Pemerintah Desa).3. Unsur masyarakat (PKBM, DPD, Pondok Pesantren, Karang Tarunadll)Kriteria penyelenggaraan pendidikan keaksaraan adalah sebagai berikut:a. Memiliki data dasar buta aksara.b. Memiliki daftar daerah yang masyarakatnya sebagian besar butaaksara (kantong-kantong buta aksara)c. Adanya tutor yang memenuhi persyaratand. Mampu melaksanakan program

Page 7: Buku Saku Keaksaraan

e. Mampu menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan olehkelompok belajar pendidikan keaksaraan.Kewajiban Penyelenggaraa. Melaksanakan pendataan tentang calon wb, tutor, dan nara sumberteknis.b. Membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 10-15 orang, danmembuat papan nama.c. Membuat dan mengusulkan pelaksanaan kelompok pendidikankeaksaraan kepada Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan atauKabupaten/Kota.d. Melakukan analisis jenis-jenis keterampilah yang dibutuhkan wargabelajar sesuai dengan potensi daerah dan peluang pasarnya.e. Melaksanakan evaluasi akhir pembelajaran.f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan belajar pertiga bulan sekali.Hak Penyelenggaraa. Menerima, membukukan dan membelanjakan dana kelompokpendidikan keaksaraan.b. Mendapat bimbingan dan bantuan teknis untuk meningkatkankemampuan profesionalnya.c. Menerima honor sebagai penyelenggara kelompok belajarpendidikan keaksaraan.

B. Kelompom Belajar

Kriteria Kelompok Belajar

Page 8: Buku Saku Keaksaraan

1. Setiap kelompok berjumlah 10-15 orang2. Setiap kelompok belajar dibimbing oleh satu orang tutor3. Setiap kelompok belajar berhak menerima alat-alat dan biayakegiatan pembelajaran seperti:a. Buku daftar hadirwarga belajar.b. Buku daftar hadir tutor.c. Buku Tamud. Buku rencana pembelajarane. Buku konsultasi WB dan tutorf. Buku laporan kemajuan warga belajarg. Buku pedoman pendidikan keaksaraanh. Biaya penyelenggaraan kelompok belajar.C. TutorTutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasiproses pembelajaran di kelompok belajar.D. Warga BelajarWarga belajar adalah peserta didik dalam program pendidikankeaksaraan yang karena sesuatu hal mereka tidak memperolehpendidikan atau putus SD/MI kelas 1-3.Sesuai dengan kesepakatan Dakkar dan Rencana Aksi NasionalPendidikan Keaksaraan warga belajar memiliki persyaratan sebagaiberikut:

Page 9: Buku Saku Keaksaraan

1. Usia 15 s/d 44 tahun2. Warga masyarakat buta aksara3. Putus SD/MI kelas 1-34. Masyarakat marginal di perkotaan dan pedesaan yang masih butaaksara.Kewajiban warga belajara. Mengikuti prosesbpembelajaran dalam kelompok belajar.b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelompok.c. Menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.d. Mengikuti penilaian hasil belajar.Hak warga belajara. Memperoleh bimbingan dari tutorb. Memperoleh bahan belajar seperti buku dan alat tulisnyac. Memperoleh Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA).

E. Sarana dan Prasaranaa. Papan tulisb. Alat-alat tulisc. Penerangand. Papan nama kelompoke. Bahan-bahan belajarF. Program Belajar Pendidikan Keaksaraan

Page 10: Buku Saku Keaksaraan

Strategi pembelajaran di kelompok belajar meliputi diskusi, membaca,menulis, berhitung, dan aksi yang sesuai dengan minat dan kebutuhanwarga belajar serta kondisi lapangan.Siapa Tutor Pendidikan Keaksaraan?

Tutor berasal dari kata “totee” yang artinya bahan belajar. Tutor artinyasegala sesuatu yang berhubungan dengan bahan belajar (arti harfiah).Pengertian tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yangmemfasilitasi proses pembelajaran di kelompok pendidikan keaksaraan.Tugas Tutor pendidikan keaksaraan adalah merencanakan, danmelaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melaksanakan pembimbingan dan pelatihan serta pengabdian kepadamasyarakat.Persyaratan Menjadi Seorang Tutor :Setiap warga masyarakat yang terpanggil jiwa untuk membantumembelajarkan warga masyarakat yang masih menyandang buta aksaradapat menjadi tutor dengan kriteria sebagai berikut:1. Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat2. Pernah mengikuti pelatihan pendidikan keaksaraan3. Bertempat tinggal di lokasi kegiatan/dekat kegiatan belajar yangdilaksanakan4. Mampu mengelola proses pembelajaran yang sesuai dengankebutuhan warga belajar.5. Menguasai materi/bahan belajar yang akan diajarkan.

Page 11: Buku Saku Keaksaraan

6. Mampu mengembangkan metode pembelajaran7. Memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dankewajibannya sebagai tutor.Kewajiban dan Hak tutor Pendidikan Keaksaraan

Kewajiban Tutor:a. Membimbing warga belajar dalam proses pembelajaran di kelompokbelajar.b. Menyiapkan sarana dan prasarana belajar yang diperlukanc. Memotivasi warga belajar dan kelangsungan kelompok belajard. Membina jaringan kerja dengan berbagai organisasi, instansi terkaitdan tokoh masyarakat.e. Melaksanakan evaluasi perkembangan warga belajar dan kelompokbelajar serta melaporkannya kepada penyelenggara program.Hak Tutor:a. Memperoleh insentif sesuai dengan ketentuan yang berlakub. Mengikuti pelatihan tutorc. Mendapat bimbingan/bantuan teknis untuk meningkatkankompetensi profesionalismed. Menjadi pengurus/anggota pada kegiatan forum tutor pendidikankeaksaraan.

Page 12: Buku Saku Keaksaraan

Sembilan Langkah Meningkatkan Mutu Tutor

Langkah 1Sistem pelatihan tutor seyogyanya secara khusus dititikberatkan untukmemperbaiki kinerja tutor dalam meningkatkan mutu program pendidikankeaksaraan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata.Langkah 2Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan tutor untukmemaksimalkan pelaksanaannya. Adanya sistem monitoringpenyelenggaraan pelatihan tutor yang dikoordinasikan dengan lembaga-lembaga pengelola pendidikan. Yang tak kalah penting adalah diperlukansistem penilaian yang sistematik dan periodik untuk mengetahui efektifitasdan dampak pelatihan tutor terhadap mutu pendidikan keaksaraan.Langkah 3Adanya lembaga swasta yang independen yang bertugas untuk melakukanpenilaian proses, hasil dan dampak pelatihan tutor untuk menemukanmodel-model pelatihan tutor yang efektif dan efisien dalam meningkatkanmutu pendidikan.Langkah 4Perlu desentralisasi pelatihan pada tingkat Kabupaten/Kota sesuai denganperubahan mekanisme otonomi daerah melalui pembentukan danpemberdayaan sentra-sentra pelatihan tutor di Kabupaten/Kota yang juga

Page 13: Buku Saku Keaksaraan

bertugas untuk mengembangkan konten dan strategi mengajar tepat gunayang mampu meningkatkan kinerja tutor dalam mengelola pembelajaran.Langkah 5Perlu mengkaji ulang aturan kebijakan yang ada melalui perumusan kembaliaturan kebijakan yang lebih fleksibel dan mampu mendorong tutor untukmengembangkan kreatifitasnya.Langkah 6Pemberdayaan forum komunikasi tutor yang dapat menjadi wadah bagi tutordalam rangka meningkatkan profesionalnya.Langkah 7Pengembangan standard kompetensi tutor sebagai tolok ukur kemampuanmengajar yang diberikan oleh organisasi profesi ini. Adanya program-program alternatif peningkatan kemampuan profesional tutor dari organisasiini melalui modul-modul/publikasi-publikasi yang diterbitkan secara berkaladan dibahas dalam kegiatan-kegiatan tutorial.Langkah 8Perlunya upaya untuk meningkatkan kemampuan tutor dalam penelitianagar lebih bisa memahami dan menghayati permasalahan-permasalahanyang dihadapi dalam pembelajaran. Mendorong para tutor untuk bersifatkritis dan selalu berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan.Adanya aturan kebijakan yang lebih fleksibel dan leluasa serta mampumemberikan motivasi bagi tutor untuk semakin mengembangkankreativitasnya.

Page 14: Buku Saku Keaksaraan

Langkah 9Perlunya sistem dan mekanisme anggaran yang ditujukan untukmeningkatkan pendapatan tutor. Adanya mekanisme penganggaran sertapendanaan yang secara rutin, sistematik dan bertahap memberikan peluangbagi tutor untuk meningkatkan pendapatan secara signifikan.