BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun...
Transcript of BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun...
BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17.13
BUKU SAKU FINAL rev.indd 2 20/11/19 17.13
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Cetakan Pertama, Copyright © 2019,
Jakarta – Indonesia.
BUKU SAKU FINAL rev.indd 3 20/11/19 17.13
Dalam rangka meningkatkan kapasitas mitigasi serta efektivitas dan efisiensi penanganan krisis kepariwisataan, khususnya di destinasi yang terdampak, diperlukan penguatan jaringan koordinasi antar-Pemerintah Pusat beserta pemangku kepentingan di daerah yang mencakup unsur Pentahelix. Untuk itu, perlu dibentuk Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah.
Guna mengatur dan menyediakan payung hukum pembentukan Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah tersebut, telah saya sahkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan. Sementara sebagai pedoman prosedur penyelenggaraannya, pada tahun 2018 Kementerian Pariwisata telahmenerbitkan SOP Pengelolaan Krisis Kepariwisataan.
Saya menyambut baik penerbitan buku ini dengan harapan dapat menjadi pedoman penyelenggaraan sistem pengelolaan krisis. Buku ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen
KATA PENGANTAR
BUKU SAKU FINAL rev.indd 4 20/11/19 17.13
Manajemen Krisis Kepariwisataan lainnya, yakni SOP Pengelolaan Krisis Kepariwisataan, Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan,Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan, dan Motion Graphic yang berisi intisari tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan.
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang mendukung proses penyusunan buku ini. Semoga Allah SWT memberkati kerja kita dan dapat bermanfaat dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Salam Pesona IndonesiaJakarta, September 2019
Menteri PariwisataDr. Ir. Arief Yahya, M.Sc
BUKU SAKU FINAL rev.indd 5 20/11/19 17.13
Peranan sektor pariwisata nasional semakin penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi sektor pariwisata melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, penyerapan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Meski perannya signifikan bagi perekonomian daerah dan negara, keberlangsungan ekosistem pariwisata di Indonesia masih sangat rentan terhadap berbagai gangguan dan bencana yang kalau tidak dikelola dengan baik dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian target kinerja pariwisata.
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan, maka untuk memudahkan pemahaman lebih lanjut diperlukan Buku Panduan dan Buku Saku Manajemen Krisis Kepariwisataan.
KATA PENGANTAR
BUKU SAKU FINAL rev.indd 6 20/11/19 17.13
Buku ini merupakan satu kesatuan yang dapat menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta para pemangku kepentingan pariwisata dalam mencegah, menangani, serta mengevaluasi krisis kepariwisataan agar kepariwisataan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dapat terlindungi dan berkesinambungan.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, serta seluruh pihak yang telah mendukung proses penyusunan Buku Panduan dan Buku Saku Manajemen Krisis Kepariwisataan ini dan berharap buku-buku ini dapat menjadi pedoman dalam mengelola krisis kepariwisataan di Indonesia.
Jakarta, September 2019Plt. Sekretaris Kementerian
Dra. Ni Wayan Giri Adnyani., M.Sc., CHE
BUKU SAKU FINAL rev.indd 7 20/11/19 17.13
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Cetakan Pertama, Copyright © 2019, Jakarta – Indonesia.
Buku Saku Manajemen Krisis Kepariwisataan,Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Dokumen ini diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Diperbolehkan mencetak ulang, mengutip sebagian atau keseluruhan isi dengan izin, kecuali untuk tujuan komersil.
Kementerian Pariwisata RIGedung Sapta PesonaJl. Medan Merdeka Barat No. 17,Kota Jakarta Pusat,DKI Jakarta 10110www.kemenpar.go.id
PengarahDr. Ir. Arief Yahya, M.Sc.
Penanggung JawabDra. Ni Wayan Giri Adnyani, M.Sc.
Ketua Tim PenyusunGuntur Sakti, S.Sos, M.Si.
EditorHerry Rachmat Widjaja, S.Sos., M.M.Par.
Anggota Tim PenyusunApri WidiastutiIrvin NakulaNuryadinAdi UtomoDewi Mariza
Juwita SariMaris AkfaliaMeitriana ErnyWulan Purnamasari
KOLOFON
BUKU SAKU FINAL rev.indd 8 20/11/19 17.13
Bab IPendahuluanA. Latar BelakangB. Tujuan dan Sasaran C. Ruang Lingkup
Bab IIKerangka KerjaManajemen Krisis KepariwisataanA. Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi B. Fase Tanggap Darurat C. Fase PemulihanD. Fase Normalisasi
BAB IIIPusat Krisis KepariwisataanA. Pengertian dan KewenanganB. Koordinasi Dinas Pariwisata dengan Kementerian PariwisataC. Pelibatan dan Integrasi Pemangku KepentinganD. Daftar Nomor Penting, Kanal Media Resmi, dan Aplikasi Kedaruratan Instansi
Daftar Pustaka
1 2 4 5
1215212932
3435
38
40
48
59
DAFTAR ISI
BUKU SAKU FINAL rev.indd 9 20/11/19 17.13
Bab IPendahuluan
BUKU SAKU FINAL rev.indd 10 20/11/19 17.13
Pariwisata Indonesia menjadi salah satusektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesarUSD12,23 miliar atau setara Rp169 triliundan berada pada urutan keempat penyumbang terbesar setelah migas, minyak kelapa sawit, dan batu bara[1]. Pada 2018, devisa yang disumbangkan oleh sektor pariwisata naik menjadi USD17,6 miliar dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegarasebesar 15,8 juta[2].
Berkaitan dengan aspek ekonomi tersebut, sektor pariwisata juga dikenal sebagai salah satu sektor dengan multiplier effect terbesar.
[1] Ranking Devisa Pariwisata terhadap Komoditas Ekspor Lainnya. 2018. Jakarta: Kementrian Pariwisata[2] Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Desem- ber 2018. Berita Resmi Statistik: Badan Pusat Statistik No. 12/20/ Th.XXII, 01 Februari 2019
2
A. Latar Belakang
BUKU SAKU FINAL rev.indd 11 20/11/19 17.13
Perkembangan destinasi pariwisata di suatu daerah dapat memberikan dampak ekonomi secara simultan. Sebaliknya, bila ekosistem pariwisata terganggu, performa kinerja pariwisata dapat menurun dan berdampak luas, khususnya secara ekonomi. Dampak yang paling dramatis dan teramati secara nyata adalah menurunnya jumlah kunjungan wisatawan yang kemudian akan diikuti oleh lesunya perekonomian.
Menyikapi hal tersebut, sejak 2017,Kementerian Pariwisata berupaya mengembangkan suatu pendekatan sistematis yang bertujuan untuk membangun kapasitas ekosistem pariwisata dalam menghadapi ancaman dan risiko krisis yang selanjutnya disebut Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK). Sebagai pedoman dalam rangka pengelolaan krisis di sektor pariwisata,MKK perlu dipahami dan disadari oleh semua pihak sebagai sebuah kebutuhan penting dalam menjaga seluruh aktivitas pariwisata, agar dapat berjalan dengan baik dan
3
BUKU SAKU FINAL rev.indd 12 20/11/19 17.13
berkelanjutan. Keterlibatan seluruh pihak, mencakup pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, akademisi, dan media, sangat penting, mengingat setiap pihak memilikiperan yang saling melengkapi dalam pengelolaan krisis kepariwisataan.
1. Tujuan
Menjadi pedoman penyelenggaraan sistem pengelolaan krisis dalam konteks kepariwisataan yang terukur bagi pemangku kepentingan.
2. Sasaran
Meningkatnya pemahaman berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan krisis kepariwisataan.
4
B. Tujuan dan Sasaran
BUKU SAKU FINAL rev.indd 13 20/11/19 17.13
Buku saku ini mencakup penjelasan penyebab, skala, kerangka kerja MKK, serta pelibatan pemangku kepentingan. Buku saku ini juga memuat berbagai alternatif tindakan untuk memudahkan pengelolaan manajemen berbasis krisis atau MKK. Adapun kebutuhan dan penyesuaian konten di luar yang telah tercantum dalam buku ini merupakanhak masing-masing pemegang buku saku.
1. Penyebab Krisis Kepariwisataan
Faktor alam:
• letusan gunung api;• gerakan tanah;• gempa bumi;• tsunami;• banjir;• badai;• kebakaran;
5
C. Ruang Lingkup
BUKU SAKU FINAL rev.indd 14 20/11/19 17.13
• angin puting beliung; dan/atau • bencana alam lainnya di luar
kehendak manusia.
Faktor nonalam:
• situasi sosial/politik;• kesehatan/wabah penyakit menular;• teknologi;• pencemaran lingkungan;• ekonomi; dan/atau• bencana nonalam lain yang
disebabkan perbuatan manusia.
2. Skala Krisis Kepariwisataan Berdasarkan cakupan dampak dan ekspos citra negatif yang ditimbulkan, krisis kepariwisataan dikategorikan menjadi 3 skala, yaitu:
6
BUKU SAKU FINAL rev.indd 15 20/11/19 17.13
a. Skala Kabupaten/Kota
• Cakupan dampak krisis terjadi pada satu kabupaten/kota, dan/atau
• Citra negatif terekspos dan menyebabkan atensi publik hingga tingkat provinsi.
b. Skala Provinsi
• Cakupan dampak krisis terjadi pada lebih dari satu kabupaten/ kota pada satu provinsi, dan/atau
• Citra negatif terekspos dan menyebabkan atensi publik hingga tingkat nasional.
c. Skala Nasional
• Cakupan dampak krisis terjadi pada lebih dari satu provinsi, dan/atau
• Citra negatif terekspos dan menyebabkan atensi publik hingga tingkat internasional.
7
BUKU SAKU FINAL rev.indd 16 20/11/19 17.13
⦁ Cakupan dampak krisis terjadi pada satu kabupaten/kota⦁ Citra negatif terekspos hingga tingkat provinsi
⦁ Cakupan dampak krisis lebih dari satu kabupaten/kota⦁ Citra negatif terekspos hingga tingkat nasional
⦁ Cakupan dampak krisis lebih dari satu provinsi⦁ Citra negatif terekspos hingga tingkat internasional
8
BUKU SAKU FINAL rev.indd 17 20/11/19 17.13
Kesiapsiagaan& Mitigasi
Pemulihan
NormalisasiTanggapDarurat
Krisis
9
BUKU SAKU FINAL rev.indd 18 20/11/19 17.13
3. Kerangka Kerja
• Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi: fase ketika kinerja ekosistem pariwisata berjalan normal atau berada pada tahapan prakrisis. Dalam fase ini dilakukan upaya kesiapsiagaan dan mitigasi atau pengurangan potensi dampak yang mungkin timbul akibat krisis.
• Fase Tanggap Darurat: fase krisis yang memerlukan tindakan penanganan sesegera mungkin. Penentuan status tanggap darurat krisis dilakukan oleh Menteri Pariwisata atau Kepala Daerah, yang dapat dilanjutkan dengan aktivasi Pusat Krisis Kepariwisataan/Tourism Crisis Center (TCC).
• Fase Pemulihan: fase pada tahapan pascakrisis atau setelah diputuskan berakhirnya Fase Tanggap Darurat.
10
BUKU SAKU FINAL rev.indd 19 20/11/19 17.13
Pada fase ini dilakukan upaya pengembalian kinerja ekosistem pariwisata.
• Fase Normalisasi: fase ketika kinerja ekosistem pariwisata mulai diupayakan berjalan kembali secara normal dengan mengadaptasi konsep mitigasi kejadian krisis sebelumnya.
11
BUKU SAKU FINAL rev.indd 20 20/11/19 17.13
Bab IIKerangka Kerja Manajemen Krisis Kepariwisataan
BUKU SAKU FINAL rev.indd 21 20/11/19 17.13
Dalam fungsinya menghadapi ancamandan risiko krisis, MKK memiliki dimensiyang mencakup waktu sebelum, saat, dan setelah krisis kepariwisataan terjadi. Dengan paradigma ini, kegiatan pengelolaan krisis didorong untuk mampu terlaksana secara tepat sasaran, efisien, sertaberkelanjutan. Pilihan tindakan melaluipendataan yang baik pada fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi misalnya, akan memengaruhi kecepatan penanggulangan krisis pada fase Tanggap Darurat. Begitu pula denganpenerapan pembelajaran masa krisis dalam perencanaan pengembangan ekosistempariwisata pada fase Pemulihan akan mampu menciptakan ketangguhan dalam menghadapi krisis serupa.
13
BUKU SAKU FINAL rev.indd 22 20/11/19 17.13
FaseKesiapsiagaan
& Mitigasi
• Inventarisasi profil destinasi
• Koordinasi• Sinkronisasi• Implementasi• Evaluasi
• Kegiatanpariwisataberjalan normal
• Asesmen/Penilaian Krisis
• Kehumasan& Pelayanan
• AnalisisDampak Krisis
• Pemulihan SDM & Industri
• PemulihanDestinasi (3A)
• PemulihanPemasaran
FaseTanggapDarurat
FasePemulihan
FaseNormalisasi
14
BUKU SAKU FINAL rev.indd 23 20/11/19 17.13
1. Inventarisasi Profil Destinasi.Data dasar yang dapat diinventarisasiantara lain:
Profil A3
Potensi krisis
Pemangku kepentinganterkait krisis
Destinasi lain (letak geografisdan tantangan aksesibilitas)
Inventarisasi
15
A. Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi
BUKU SAKU FINAL rev.indd 24 20/11/19 17.13
• Atraksi• Aksesibilitas• Amenitas
• Alam• Nonalam
• Ekosistem pariwisata (industri dan komunitas)• Rumah sakit/ fasilitas kesehatan terdekat• Kepolisian/TNI• OPD terkait: Dinas PUPR, BPBD, Badan SAR• Media/radio komunikasi• Akademisi
• Daftar destinasi terdekat• Jarak tempuh antardestinasi
16
BUKU SAKU FINAL rev.indd 25 20/11/19 17.13
2. Koordinasi
3. Sinkronisasi
Membentuk forum
koordinasiMKK &
melaksanakansosialisasi hasil
inventarisasi
Penyelarasanprogram/upayamitigasi terkaitpotensi krisis
Pembuatan PKSlintas instansi
(sesuaikebutuhan)
Membangunmekanisme/
metodekoordinasi
sesuaikesepakatan
forum
17
BUKU SAKU FINAL rev.indd 26 20/11/19 17.13
Penyusunanrencana aksi
kesiapsiagaandan mitigasi
secarapartisipatif
Inventarisasisumber daya
dari tiapelemen forum
Koordinasi rutin/
penyelarasankonteks krisis
dengan pelibatan
multipihak &sesuai
karakteristik lokal
18
BUKU SAKU FINAL rev.indd 27 20/11/19 17.13
4. Implementasi
Pelaksanaan programmitigasi dan kesiapsiagaan
Mengelola jejaring denganpemangku kepentingan terkait
Menyiapkan danmengalokasikan anggarankebutuhan MKK
Mengelola data dandokumentasi terkaitekosistem pariwisata aksesibilitas
Implemen
tasi
19
BUKU SAKU FINAL rev.indd 28 20/11/19 17.13
• Struktural: berbasis fisik seperti sarana,prasarana, dan fasilitas pendukung lainnya
• Nonstruktural: peningkatan kapasitas SDM lewat edukasi, sosialisasi, dan diseminasi informasi terkait krisis kepariwisataan
• Pelatihan keterampilan terkait MKK(kehumasan, kaji cepat, dll)
• Simulasi, diskusi, dan geladi lapang
• APBN• APBD• Identifikasi sumber-sumber lain
20
BUKU SAKU FINAL rev.indd 29 20/11/19 17.13
1. Asesmen dan Pemantauan Informasi
• Menghimpun data dan mendalamiinformasi terkait kondisi krisisdari jejaring tepercaya untukmengidentifikasi krisis kepariwisataan.
• Memantau perkembangan informasidi media massa konvensional maupunmedia sosial.
• Menilai dan menyepakati status krisis.
5. Evaluasi
Pengawasanaplikasi rencana
aksi kesiapsiagaan dan mitigasi MKK
secara berkala
Melakukanpelibatan lintas
sektor dalampelaksanaan
evaluasi
21
B. Fase Tanggap Darurat
BUKU SAKU FINAL rev.indd 30 20/11/19 17.13
2. Membentuk Pusat Krisis Kepariwisataan (TCC)
• Menentukan status krisis, oleh Menteri (pada tingkat nasional) dan Kepala Daerah (pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi).
• Membentuk Pokja (Kelompok Kerja) TCC yang bersifat sementara.
• Menerbitkan pernyataan awal (holding statement) mengenai krisis dan aktivasi TCC, lalu menyebarkannya
Perbaikanberkelanjutan
Pemutakhiranrencana aksimitigasi dan
kesiapsiagaansecara berkelanjutan
22
BUKU SAKU FINAL rev.indd 31 20/11/19 17.13
melalui media resmi milik pemerintah maupun kanal media lain.
3. Strategi Komunikasi
• Menentukan waktu dan kontenkonferensi pers.
• Berkoordinasi dengan seluruh satuankerja yang membawahi kanalpemberitaan resmi untuk menentukanpusat pelayanan informasi.
• Melakukan diseminasi informasi.Situs resmi kementerian atau dinas yangmenangani urusan kepariwisataanmenyebarluaskan kontak atau keteranganterkait pusat pelayanan informasi (yangtelah ditentukan) kepada pers, untuklalu disebarluaskan ke wisatawan ataupihak lain yang membutuhkan.
• Menghentikan promosi destinasiterdampak dan mengalihkan kegiatan
23
BUKU SAKU FINAL rev.indd 32 20/11/19 17.13
promosi untuk destinasi tidak terdampak yang lokasinya terdekat dan teraman dari destinasi terdampak.
• Menugaskan personel ke lokasiterdampak untuk melengkapiinformasi dan melakukan kaji cepatdampak krisis di lokasi dengankebutuhan informasi seperti yangtercantum dalam lampiran.
4. Pelayanan Wisatawan
• Atraksi: hiburan bagi wisatawanmaupun pelaku industri wisataterdampak yang bertujuan untukmenenangkan kondisi psikologisatas krisis yang dihadapi.
• Akomodasi: Pusat Krisis Kepariwisataanbekerja sama dengan sektor swasta/pihak ketiga maupun OPD (OrganisasiPerangkat Daerah) lain mengalokasikanpenginapan gratis atau keringanan
24
BUKU SAKU FINAL rev.indd 33 20/11/19 17.13
biaya menginap bagi wisatawan terdampak selama masa krisis sampai mereka dapat dievakuasi ke tempat yang lebih aman atau ke pelabuhan/bandara tujuan kepulangan.
• Transportasi: Pusat KrisisKepariwisataan bekerja sama dengansektor swasta/pihak ketiga maupunOPD lain mengalokasikan kendaraanpada area terjadinya krisis untukbantuan evakuasi dari lokasi krisismenuju penginapan maupun titiktujuan selanjutnya.
• Konsumsi: Pusat Krisis Kepariwisataanbekerja sama dengan sektor swasta/pihak ketiga maupun OPD lainmenyediakan layanan dasar berupakonsumsi dalam kurun waktu tertentu.
• Administrasi: dinas pariwisata bekerjasama dengan institusi atau lembagaberwenang memberikan pelayanan
25
BUKU SAKU FINAL rev.indd 34 20/11/19 17.13
kepada wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengalami kerusakan atau kehilangan dokumen administrasi kependudukan seperti KTP, paspor, dll.
5. Analisis Dampak
• Pada citra, dilakukan melalui kajianpersepsi konsumen/wisatawan dansentimen berita di media, info internalkementerian atau dinas terkaitkepariwisataan, maupun info darijejaring informasi lain di lapangan.
• Pada potensi kerugian ekonomisektor pariwisata, dilakukan melaluikajian terhadap 3A pariwisata sebelumdan sesudah krisis, dengan parametertingkat kunjungan ke atraksi,jumlah kedatangan/keberangkatanmelalui pintu darat, laut, dan udara,hingga tingkat okupansi hotel.
26
BUKU SAKU FINAL rev.indd 35 20/11/19 17.13
27
Asesmen danPemantauan
Informasi
Data dan informasi lapangan
Menentukanstatus krisis
MembentukPokja TCC
Pemantauan berita
Membentuk TCC
Menilai status dan skala krisis
Aktivasi TCC
27
BUKU SAKU FINAL rev.indd 36 20/11/19 17.13
28
Strategi Komunikasi
Menentukan waktudan konten
konferensi pers
Atraksi
Akomodasi
Transportasi
Konsumsi
Administrasi
Membentuk pusat pelayaan informasi
Diseminasi informasi
Menugaskan personel
ke lapangan
Menghentikan promosi destinasi
terdampak,mengalihkan promosi
ke destinasi tidak terdampak
Pelayanan Wisatawan
Pada citra
Pada kerugian 3A
Analisis Dampak
28
BUKU SAKU FINAL rev.indd 37 20/11/19 17.13
1. Pemulihan SDM & Industri Pariwisata
• Pemulihan SDM pariwisata melaluiaktivitas pemulihan trauma (traumahealing) bagi pekerja di sektorpariwisata dan masyarakat yangtinggal di sekitar destinasi, sertapendampingan pemulihan ekosistempariwisata.
• Pemulihan industri pariwisata melaluirelaksasi bidang keuangan berupakeringanan pembayaran kredit/angsuran atau pemberian pinjamanmodal usaha.
2. Pemulihan Destinasi
• Cakupan: atraksi, amenitas,aksesibilitas.
29
C. Fase Pemulihan
BUKU SAKU FINAL rev.indd 38 20/11/19 17.13
• Perbaikan fisik fasilitas umum melaluikoordinasi dengan K/L terkait padatingkat pusat dan dinas terkait padatingkat provinsi dan kabupaten/kota.
3. Pemulihan Pemasaran
• Pencitraan (branding) produk, acara,dan destinasi melalui pergelaranwisata, dan perbaikan destinasiterdampak krisis.
• Promosi melalui iklan (advertising)di berbagai media, situs,media sosial,serta pembuatan media promosilainnya.
• Pemasaran (selling) paket wisatamelalui kegiatan pameran wisata,misi penjualan, maupun tawaranke K/L atau OPD lain untukmelakukan kegiatan pada lokasiterdampak pascakrisis.
30
BUKU SAKU FINAL rev.indd 39 20/11/19 17.13
Aktivitas pemulihan trauma
Pemulihan atraksi, aksesibilitas, dan amenitas
Pencitraan (branding ) terhadap produk destinasi terdampak krisis
Promosi melalui iklan (advertising) di media, website, dan media sosial
Pendampingan pemulihan ekosistem pariwisata
Perbaikan fisik melalui koordinasi dengan kementerian/dinas terkait atau pihak potensial lain
Relaksasi pada bidang keuangan
SDM & Industri
Destinasi
Pemasaran
Pemasaran (selling) melalui pameran wisata, misi penjualan, dan kegiatan K/L atau OPD lain.
31
BUKU SAKU FINAL rev.indd 40 20/11/19 17.13
• Dimulai berdasarkan pertimbangandan kesepakatan ekosistem pariwisataterdampak pada fase pascakrisis.
• Berkoordinasi dengan pihak lain untukmelaksanakan berbagai acara didestinasi pascakrisis, sepertifamiliarization trip untuk media danoperator tur guna memopulerkankembali destinasi terdampak krisis.
• Bekerja sama dengan pihak lainuntuk membangun kembali ekosistempariwisata berbasis analisis potensikrisis dan berorientasi padapeningkatan kesiapsiagaan danmitigasi krisis pada masa mendatang.
Promosi destinasipascakrisis Wisata
TangguhBuild Back Better
+
32
D. Fase Normalisasi
BUKU SAKU FINAL rev.indd 41 20/11/19 17.13
Bab IIPusat Krisis Kepariwisataan
BUKU SAKU FINAL rev.indd 42 20/11/19 17.13
I
Pembagian skala krisis kepariwisataan seperti terurai dalam Bab I poin C.2, bertujuan untuk menentukan tingkat kewenangan pelaksanaan MKK dan efektivitas pengelolaan krisis sesuai kewenangan terdekat. Secara umum, kewenangan Pusat Krisis Kepariwisataan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Krisis Kepariwisataan Skala Nasional akanditangani oleh Pusat Krisis KepariwisataanNasional; dengan sekurangnya membentukorganisasi yang beranggotakan:
Menteri PariwisataPengarah
KelompokKerja
Penelitian danPenilaian Data
Pelayanan
Komunikasidan
DiseminasiInformasi
PelaksanaWakil Ketua:
PejabatEselon 1
Ketua:Sekretaris
Kementerian
34
A. Pengertian dan Kewenangan
BUKU SAKU FINAL rev.indd 43 20/11/19 17.13
2. Krisis Kepariwisataan Skala Provinsi akanditangani oleh Pusat Krisis KepariwisataanProvinsi; dengan sekurangnya membentukorganisasi yang beranggotakan:
Kelompok kerja dapat beranggotakan elemen lain di luar dinas terkait, namun tetap dikepalai oleh perwakilan Dinas Pariwisata.
Gubernur
Sekda Provinsi
Kepala Dinas
Pembina
Pengarah
Pelaksana
KelompokKerja
Penelitian danPenilaian Data
Pelayanan
Komunikasidan
DiseminasiInformasi
35
BUKU SAKU FINAL rev.indd 44 20/11/19 17.13
3. Krisis Kepariwisataan Skala Kabupaten/Kota akan ditangani oleh Pusat Krisis Kepariwisataan Kabupaten/Kota, dengan sekurangnya membentuk organisasi yang beranggotakan: Kelompok kerja dapat beranggotakan elemen lain di luar dinas terkait, namun tetap dikepalai oleh perwakilan Dinas Pariwisata.
Bupati/Wali Kota
Sekda Kabupaten/Kota
Kepala Dinas
Pembina
Pengarah
Pelaksana
KelompokKerja
Penelitian danPenilaian Data
Pelayanan
Komunikasidan
DiseminasiInformasi
36
BUKU SAKU FINAL rev.indd 45 20/11/19 17.13
Aspek utama dalam pengelolaan krisis kepariwisataan ialah koordinasi dalam mengembangkan rencana, sistem, prosedur, dan proses manajemen berbasis multiaktor. Kemudian perlu ada strategi serta prosedur yang sesuai karakter tiap destinasi atau daerah pariwisata yang disepakati oleh para aktor yang terlibat di dalamnya.[3]
OPD yang menangani urusan pariwisata perlu menyelaraskan beberapa aspek terkait MKK untuk meningkatkan fungsi koordinasi, di antaranya:
• Memahami prosedur alur kerja MKK Kementerian Pariwisata. [3] AICST, 2006, Tourism Risk Management for The Asia Pacific Region:
An Authoritative Guide for The Managing Crises and Disasters
37
B. Koordinasi Dinas Pariwisata dengan Kementerian Pariwisata
BUKU SAKU FINAL rev.indd 46 20/11/19 17.13
• Mengadaptasi dan mengembangkan prosedur alur kerja Pusat Krisis Kepariwisataan pada tingkat provinsi atau kabupaten sesuai kebutuhan tiap wilayah, untuk selanjutnya menyosialisasikan rencana tersebut kepada MKK Kementerian Pariwisata.
• Mendistribusikan dokumen tiap fase MKK, mulai dari fase kesiapsiagaan dan mitigasi hingga fase normalisasi kepada MKK Kementerian Pariwisata. Pendistribusian dilakukan secara periodik pada situasi normal, dan secara insidental tiap ada kejadian yang terindikasi situasi krisis.
• Bekerja sama dalam melakukan MKK sesuai peran, tugas pokok, dan fungsi masing-masing instansi.
38
BUKU SAKU FINAL rev.indd 47 20/11/19 17.13
Pelibatan dan integrasi pemangku kepentingan sesuai peran, fungsi, dan tugas pokok tiap elemen dibutuhkan untuk peningkatan kerja sama dan kualitas koordinasi. Kontribusi dari tiap elemen secara terintegrasi akan mampu mengisi berbagai kebutuhan MKK secara optimal.
Pemetaan Pemangku Kepentingan:
• Melakukan identifikasi pemangku kepentingan sesuai tingkat kewilayahan pengelolaan MKK.
• Melakukan pertemuan berkala dengan para pemangku kepentingan.
• Melakukan kegiatan bersama, termasuk penyusunan rencana strategis pengelolaan MKK, sampai rencana-rencana aksi tiap fase MKK, dengan prinsip partisipasi dari
39
C. Pelibatan dan Integrasi Pemangku Kepentingan
BUKU SAKU FINAL rev.indd 48 20/11/19 17.13
lintas elemen pemangku kepentingan (ABCGM: akademisi, business/pelaku usaha, community/ komunitas, government/pemerintah, dan media).
Berikut ialah contoh keterlibatan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan MKK:
Pemangku Kepentingan& Aktor
Akademisi Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata di Kementerian Pariwisata dan Perguruan Tinggi Pariwisata Lainnya
• Membangun kurikulum pendidikan pariwisata yang berwawasan krisis & bencana
• Mendorong pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait kebutuhan penanganan krisis kepariwisataan
Peran serta dalam konteks Krisis
Kepariwisataan
40
BUKU SAKU FINAL rev.indd 49 20/11/19 17.13
Pelaku Bisnis
Pemerintah
• Membangun kurikulum pendidikan pariwisata yang berwawasan krisis & bencana
• Melaksanakan kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler yang mendorong kesadaran peserta didik akan krisis kepariwisataan
• Menyiapkan anggota asosiasi dengan keterampilan mitigasi krisis & bencana pariwisata
• Memberikan perkembangan informasi dan penanganan pada saat tanggap darurat krisis & bencana
• Memberikan informasi awal terkait potensi risiko krisis yang disebabkan oleh faktor alam
• Menjadi koordinator yang melibatkan unsur
SMK Pariwisata
Asosiasi Hotel, Himpunan Pramuwisata
BPBD/ BNPB
41
BUKU SAKU FINAL rev.indd 50 20/11/19 17.13
Dinas Pekerjaan Umum
DinasPerhubungan
MKK dalam penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), termasuk rencana mitigasi, rencana kontingensi, rencana operasi, dan rencana pemulihan, khususnya pada wilayah dengan destinasi pariwisata rawan krisis bencana alam
• Menyertakan sektor pariwisata dalam rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascakrisis[4]
• Memprioritaskan pembangunan dan/atau perbaikan infrastruktur pada destinasi pariwisata
• Menyediakan layanan transportasi darurat pada saat krisis/bencana
[4] Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
42
BUKU SAKU FINAL rev.indd 51 20/11/19 17.13
Dinas Komunikasi dan Informasi/ Kehumasan Pemerintah Daerah
POLRI
• Memprioritaskan perbaikan/pembangunan layanan transportasi di destinasi pariwisata
• Mendistribusikan informasi terkait krisis kepariwisataan pada masa kesiapsiagaan dan mitigasi krisis
• Memprioritaskan diseminasi informasi terkait krisis kepariwisataan pada masa tanggap darurat krisis
• Membantu TCC dalam menyediakan layanan pusat informasi pada masa tanggap darurat krisis
• Memberikan informasi awal terkait potensi krisis dari personel di lapangan
• Memprioritaskan tindakan penanganan hukum pada destinasi guna menjaga
43
BUKU SAKU FINAL rev.indd 52 20/11/19 17.13
Komunitas
TNI
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Komunitas Tematik
ekosistem pariwisata tetap kondusif
• Memberikan informasi awal terkait potensi krisis dari personel di lapangan
• Memprioritaskan pembinaan wilayah, penjagaan pertahanan, dan keamanan pada destinasi pariwisata
• Membangun masyarakat sadar wisata yang berwawasan krisis kepariwisataan
• Membantu penanganan krisis/bencana pada tingkat lokal
• Membangun komunitas tematik sadar wisata yang berwawasan krisis kepariwisataan
• Membantu penanganan krisis/bencana pada tingkat lokal
44
BUKU SAKU FINAL rev.indd 53 20/11/19 17.13
Media Surat kabar, radio, organisasi pengguna radio komunikasi, kanal berita, media sosial
• Meredam berkembangnya isu liar yang dapat merusak citra pariwisata melalui pemberitaan yang berimbang dan terkonfirmasi dengan baik
• Mengangkat potensi wisata yang telah pulih pascakrisis
• Melakukan proses verifikasi & validasi atas berita yang berkaitan dengan pariwisata
• Menjadi mitra dalam penyampaian informasi preventif maupun responsif terkait krisis kepariwisataan
• Memetakan dan membangun jejaring komunikasi darurat di destinasi rawan krisis, dan apabila terjadi kelumpuhan pada sarana komunikasi yang
45
BUKU SAKU FINAL rev.indd 54 20/11/19 17.13
GenPi
berbasis teknologi jaringan nirkabel
• Membangun jejaring komunitas warganet pariwisata yang berwawasan krisis
• Meredam berkembangnya isu liar yang dapat merusak citra pariwisata melalui pemberitaan yang berimbang
• Mengangkat potensi wisata yang telah pulih pascakrisis
• Melakukan proses verifikasi dan validasi terhadap berita terkait pariwisata
• Menjadi mitra dinas pariwisata dalam menghimpun sekaligus menyampaikan informasi preventif maupun responsif terkait krisis kepariwisataan
Matriks contoh keterlibatan para aktor dalam konteks krisis pariwisata
46
BUKU SAKU FINAL rev.indd 55 20/11/19 17.13
D. Daftar Nomor Penting, Kanal Media Resmi dan Aplikasi Kedaruratan Instansi
No
1
2
3
4
5
Provinsi
Aceh
Bali
Banten
Bengkulu
D. I. Yogyakarta
Alamat
Jl. Tgk. Chik Kuta Karang No. 3 Banda
Aceh
Jl. S. Parman, Niti Mandala,
RenonDenpasar
80235
Kawasan Pusat Pemerintahan
Provinsi Banten Jl. Syeh Nawawi
Al-Batani - Panglima Kota
Serang
Jl. P. Tendean No.17, Bengkulu
Jl. Malioboro No. 56
Danurejan, Kota Yogyakarta
55271
Website
disbudpar.acehprov.go.id
www.disparda.baliprov.go.id
disbudpar.bantenprov.
go.id
pariwisata.bengkuluprov.
go.id
www.visiting jogja.com
No. Telepon
0651 26 206
0361 222387
025 426 7060
0736 342 200
0274 587 486
47
BUKU SAKU FINAL rev.indd 56 20/11/19 17.13
6
7
8
9
10
11
12
13
DKI Jakarta
Gorontalo
Jambi
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Jl. Kuningan Barat No. 2
Jakarta Selatan 12710
Jl. Jenderal Sudirman No. 54 Gorontalo
Jl. H. Agus Salim Kota Baru Jambi
Jl. RE. Martadinata
No. 209 Bandung
Jl. Pemuda 136 Semarang
Jl. WisataMenanggal,
Dukuh Menanggal, Gayungan,
Kota Surabaya, Jawa Timur
Jl. Letjen Sutoyo No. 17
Pontianak
Jl. Pramuka No. 4, Banjarmasin
70149
www.jakarta-tourism.go.id
www.gorontaloprov.
go.id
disbudpar.jambiprov.go.id
www.disparbud.
jabarprov.go.id
www.central-java-tourism.
com
disbudpar.jatimprov.go.id
disparekraf.kalbarprov.go.id
http:/pariwisatakalsel.
id
021 520 5455
0243 587 614
0741 4450 5456
022 2727 3209
024 4354 6001
023 1853 1814
0561 742 838
0511 326 4511
48
BUKU SAKU FINAL rev.indd 57 20/11/19 17.13
14
15
16
17
18
19
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Lampung
Jl. Cilik Riwut km. 5 Palangka
Raya, 73112
Jl. Jenderal Sudirman No. 22 Samarinda - Kalimantan Timur 75111
Sekretariat Daerah Jalan
Kol. H. Soetadji Tanjung Selor
77212
Jalan Profesi 2 Komplek
Pemerintah Provinsi
Kep. Bangka Belitung, Air Itam -
Pangkalpinang, Bangka 33149
Komplek Perkantoran Pemerintah
Prov. Kep. Riau, Gedung B1 Lt. 1 & Lt.2 Dompak
Jl. Jendral Sudirman
No.29 Bandar Lampung
disbudpar.kalteng.go.id
www.disbudpar.kaltimprov.go.id
www.kaltaraprov.
go.id
visitbangka belitung.com
http://kepri-travel.kepriprov.
go.id/
http://dinas pariwisata.
lampungprov.go.id/
0536 4210 368
0254 173 6850
0552 215 67
0717 431143
0771 315 677
0721 261 430
49
BUKU SAKU FINAL rev.indd 58 20/11/19 17.13
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Maluku
Maluku Utara
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Papua
Papua Barat
Riau
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Jl. Jenderal Sudirman,
Batu Merah 97128
Jl. Kamboja No. 14A Ternate,
Maluku Utara
Jl. Lengko 70, Mataram 21868 Ampenan, Kota Mataram 83114
Jalan Frans Seda No. 72
Kupang
Kantor Dinas Otonom
Gedung A Lantai I dan II
Komplek Perkantoran
Arfai, Manokwari
Jl. Jenderal Sudirman No.
200 Pekanbaru 28282
Jl. Perintis Kemerdekaan
KM. 10 Mamuju
Jl. Jenderal Sudirman No.
https://www.malukuprov.
go.id
disbudpar.malutprov.go.id
disbudpar.ntbprov.go.id
tourism.nttprov.go.id
www.papua.go.id
papuabarat prov.go.id/
pariwisata.riau.go.id
dispar.sulbarprov.
go.id
disbudpar.sulselprov.go.id
0911 312 300
0921 326 277
0370 637 828
0380 826 384
0967 583 001
0987 537 523
0761 40 356
0426 2321 815
0411 878 912
50
BUKU SAKU FINAL rev.indd 59 20/11/19 17.13
29
30
31
32
33
34
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Sumatera Utara
23, Makassar, Sulawesi Selatan
Jl. Dewi Sartika No. 91, Palu,
Sulawesi Tengah
Jl. Tebau Nunggu No. 2
Kendari,Sulawesi Tenggara
Jl. W.R. Supratman
No. 72, Manado, Sulawesi Utara,
95123
Jl. Khatib Sulaiman No. 7
Padang
Jl. Demang Lebar Daun
Kav. IX Palembang Sumatera
Selatan
Jl. Rumah Sakit Haji No. 10A, Medan Estate
- 20371
disbudpar.sulteng.go.id
sultraprov.go.id
www.sulutprov
.go.id
http://sumbar.travel/
southsumatratourism.com
disbudpar.sumutprov.
go.id
0451 483 942
0401 326 634
0431 851 721
0751 7055 183
0711 356 661
061 452 8436
51
BUKU SAKU FINAL rev.indd 60 20/11/19 17.13
Pantauan Status Gunung Berapi,Gerakan Tanah, dan Gempabumi
real time
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiKementerian ESDM
MAGMA Indonesi (aps)magma.vsi.esdm.go.id (web)
@pvmbg_kesdm (ig)@id_magma (twitter)
52
BUKU SAKU FINAL rev.indd 61 20/11/19 17.13
Pantauan Fasilitas Kesehatan Terdekatdan Pelaporan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Nomor kontak lain: Halo Kemkes hotline 1500-567
SMS 0812 8156 2620
call center 119
e-PKK Pusat Krisis Kesehatan (aps)pusatkrisis.kemkes.go.id (web)
@pkk_kemkes (ig)@infoppkk (twitter)
0812 1212 3119
53
BUKU SAKU FINAL rev.indd 62 20/11/19 17.13
Pantauan Cuaca, Iklim, dan Kegempaan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Info BMKG (aps)www.bmkg.go.id (versi web)
@infoBMKG (ig)@infoBMKG (twitter)infoBMKG (youTube)
Telp. Kantor Pusat BMKG: (021) 4246321
54
BUKU SAKU FINAL rev.indd 63 20/11/19 17.13
Pantauan Kantor Polisi Terdekatdan Pelaporan Kejadian
Polisi Republik IndonesiaInformasi lain terkait Polda (tk.provinsi)
dan Polres (tk.kabupaten/ kota) dapat diakses di:www.polri.go.id/tentang-satwil
Pant PolisiKu (aps)www.polri.go.id (web)
@divisihumaspolri (IG)@DivHumas_Polri (twitter)
Divisi Humas Polri (youTube)Call center: 110
55
BUKU SAKU FINAL rev.indd 64 20/11/19 17.13
Pantauan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Informasi lain terkaitBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dapat diakses di: https://bnpb.go.id//bpbd-provinsi
InaRisk Personal (aps)inarisk.bnpb.go.id (versi web)
@inarisk_bnpb (IG)@BNPB_Indonesia (twitter)
Telp. Pusat Kendali Operasi BNPB:(021) 29827444/29827666
56
BUKU SAKU FINAL rev.indd 65 20/11/19 17.13
DAFTAR ISI
Badan Pusat Statistik. 2019. Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Desember 2018. Berita Resmi Statistik: Badan Pusat Statistik No. 12/20/Th.XXII, 01 Februari 2019.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2017. Pedoman Pengelolaan Krisis Kepariwisataan. Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2018. Prosedur Operasional Standar: Aktivasi Tourism Crisis Center (TCC). Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2018. Ranking Devisa Pariwisata terhadap Komoditas Ekspor Lainnya. Jakarta: Kementerian Pariwisata.
57
BUKU SAKU FINAL rev.indd 66 20/11/19 17.13
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2019. Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan. Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2019. Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan. Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.
Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana.
Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan.
Robertson, Doone; Kean, Ian; & Moore, Stewart. 2006. Tourism Risk Management for The Asia Pacific Region: An Authoritative Guide for The Managing Crises and Disasters. Singapore: APEC International Centre for Sustainable Tourism (AICST).
58
BUKU SAKU FINAL rev.indd 67 20/11/19 17.13
Catatan :
59
BUKU SAKU FINAL rev.indd 68 20/11/19 17.13
Catatan :
60
BUKU SAKU FINAL rev.indd 69 20/11/19 17.13
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Cetakan Pertama, Copyright © 2019,
Jakarta – Indonesia.
BUKU SAKU FINAL rev.indd 70 20/11/19 17.13
BUKU SAKU FINAL rev.indd 71 20/11/19 17.13
BUKU SAKU FINAL rev.indd 72 20/11/19 17.13