Buku Pedoman Survei Harga Konsumen.pdf

download Buku Pedoman Survei Harga Konsumen.pdf

of 50

Transcript of Buku Pedoman Survei Harga Konsumen.pdf

  • BUKU 1

    PEDOMAN SURVEI STATISTIK HARGA KONSUMEN

    TAHUN 2009

    DIREKTORAT STATISTIK HARGA

    BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

  • i

    KATA PENGANTAR

    Buku Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen ini dimaksudkan

    sebagai petunjuk dan pegangan bagi pengawas dan pencacah dalam melakukan

    pencacahan dan pengolahan survei statistik harga Konsumen.

    Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan

    pengumpulan data di lapangan, maka kepada para petugas diharapkan dapat

    memahami dan mengikuti petunjuk yang telah digariskan di dalam buku ini.

    Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas dan

    pencacah dalam melaksanakan pengawasan dan pencacahan survei statistik

    harga konsumen.

    Jakarta, April 2009

    Kepala Badan Pusat Statistik

    DR. Rusman Heriawan NIP. 340003999

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PENGANTAR ... i

    DAFTAR ISI .. ii

    I. PENDAHULUAN ... 1

    1.1. Latar Belakang ... 1

    1.2. Cakupan IHK 2007=100 ............................................................ 2

    1.3. Organisasi Lapang 3

    II. METODE SAMPLING . 4

    2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen 4

    2.2. Rancangan Sampling 4

    2.3. Pemilihan Kota ........................................................................... 4

    2.4. Pemilihan Pasar ......................................................................... 4

    2.5. Pemilihan Responden... 5

    2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi) . 6

    2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa . 6

    III. PENGISIAN KUESIONER .. 8

    3.1. Jenis Kuesioner/Daftar . 8

    3.2. Waktu Pencacahan/Observasi 11

    3.3. Konsep Dan Definisi .. 12

    3.3.1. Harga Konsumen (HK) .. 12

    3.3.2. Satuan ............................................................................. 13

    3.3.3. Jenis Barang/Jasa ........................................................... 13

    3.3.4. Kualitas/Merk Barang ...................................................... 13

    3.3.5. Pedagang Eceran ............................................................ 14

    3.3.6. Relatif Harga ................................................................... 14

    3.3.7. Nilai Konsumsi (NK) ........................................................ 14

  • iii

    Halaman

    3.3.8. Diagram Timbang ............................................................ 15

    3.4. Tata Cara Pengisian Daftar ..................................................... 15

    3.4.1 Cara Pengisian Daftar HK-1.1 ......................................... 15

    3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2 ......................................... 18

    3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3 ........... 18

    3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C ....... 18

    IV. PENGOLAHAN DATA ..................................................................... 19

    4.1. 4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang ................ 20

    . 4.2. Menghitung Relatif Harga (RH) ................................................. 23

    4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas ......................... 23

    4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas ..................... 24

    4.3. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang ......................... 25

    4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok ....................... 27

    4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok .. 28

    4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum .................................... 29

    V. MENGHITUNG INDEKS . 30

    5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang 30

    5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok . 30

    5.3. Menghitung Indeks Kelompok .. 30

    5.4. Menghitung Indeks Umum ......................................................... 31

    5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota .......................................... 33

    5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK ............................. 35

    5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi ............................. 36

    VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM ......................... 39

    6.1. Penghitungan Tarif Listrik .......................................................... 39

    6.2. Penghitungan Tarif PAM ............................................................ 43

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Berbagai macam bencana, peristiwa ekonomi, politik, gejolak

    masyarakat, dan perubahan harga barang/jasa yang cukup besar selama

    beberapa tahun terakhir mengakibatkan perubahan pola konsumsi

    masyarakat yang signifikan. Oleh karena itu, tersedianya data pola

    konsumsi terkini sebagai bahan dasar penyusunan indeks harga

    konsumen dan inflasi yang lebih baik menjadi kebutuhan yang tidak dapat

    ditunda.

    Paket komoditas (Commodity basket) dan diagram timbang hasil

    SBH2002 yang digunakan dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen

    (IHK), sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang

    secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut. Oleh

    karena itu, Survei Biaya Hidup 2007 (SBH2007) yang keseluruhan

    kegiatan berlangsung selama tahun 2006-2008, telah dilaksanakan untuk

    menjawab kebutuhan tersebut.

    Perubahan pola konsumsi maupun biaya hidup masyarakat, antara

    lain disebabkan oleh beberapa faktor seperti: perubahan pendapatan

    masyarakat, perubahan pola penawaran dan permintaan barang/jasa,

    perubahan kualitas dan kuantitas barang/jasa, serta perubahan sikap dan

    perilaku masyarakat. Kejadian di atas mampu mengubah pola pendapatan

    masyarakat yang berkaitan erat dengan pola konsumsi masyarakat.

    Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator

    ekonomi penting yang dapat memberikan informasi mengenai

    perkembangan harga barang/jasa yang dibayar oleh konsumen.

    Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari

    sekelompok tetap barang/jasa yang pada umumnya dikonsumsi

    masyarakat. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 2

    kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang/jasa

    kebutuhan rumahtangga sehari-hari. Kenaikan atau penurunan harga

    barang/jasa mempunyai kaitan yang erat sekali dengan kemampuan daya

    beli dari uang yang dimiliki masyarakat, terutama mereka yang

    berpenghasilan tetap. Tingkat perubahan IHK (inflasi/deflasi) yang terjadi,

    dengan sendirinya mencerminkan daya beli dari uang yang dipakai

    masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Semakin tinggi

    inflasi maka semakin rendah nilai uang dan semakin rendah daya belinya.

    Adapun kegunaan data IHK antara lain :

    1. Indeksasi upah/gaji.

    2. Indikator moneter/perkembangan nilai uang.

    3. Asumsi APBN.

    4. Salah satu Indikator bagi pemerintah untuk melihat pertumbuhan

    ekonomi.

    5. Indeksasi nilai tambah bisnis, dll.

    Badan Pusat Statistik (BPS) selalu berusaha meningkatkan

    kecermatan, ketepatan dan representativeness data IHK yang disajikan

    dari waktu ke waktu. Pelatihan dimaksudkan untuk menyamakan persepsi

    seluruh Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen di BPS Propinsi, Kepala

    Seksi Statistik Distribusi di BPS Kabupaten/Kota dan Kepala Seksi pada

    Sub Direktorat Statistik Harga Konsumen BPS Pusat serta Staf teknis dan

    fungsional lainnya.

    1.2. Cakupan IHK 2007=100

    Pada tahun 2007 BPS telah melaksanakan SBH2007 di 66 kota, yang

    terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kabupaten/kota yang

    perekonomiannya relatif tinggi. Paket komoditas yang diperoleh antara

    284 - 441 jenis barang/jasa dengan tahun dasar penghitungan IHK 2007 =

    100, serta IHK disajikan dalam 7 kelompok dan 35 sub kelompok

    pengeluaran.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 3

    1.3 . Organisasi Lapang

    a. Kepala BPS Propinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas

    kelancaran pelaksanaan pengumpulan data harga konsumen (HK)

    dan pengiriman hasil observasi ke Pusat.

    b. Kepala Bidang Statistik Distribusi, Kepala Seksi Statistik Harga

    Konsumen & HPB dan Kepala Seksi Statistik Distribusi baik di BPS

    Propinsi maupun di BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas

    pengawasan/ pemeriksaan hasil pengumpulan data Harga Konsumen

    dan kebenaran isiannya serta memberi petunjuk secara berkala

    kepada petugas pencacah.

    c. Petugas pencacah yang terdiri dari staf BPS Propinsi dan BPS

    Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) yang

    ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pengumpulan data

    harga konsumen di lapangan.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 4

    II. METODE SAMPLING

    2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen

    Pengumpulan data Harga Konsumen (HK) berdasarkan hasil

    SBH2007 dilaksanakan di 66 kota di Indonesia. Pencacahan dilakukan di

    lokasi pasar tradisional, swalayan dan outlet terpilih di kota bersangkutan

    dan sekitarnya. Sasaran pencacahan data harga adalah responden atau

    pedagang eceran terpilih. Cakupan materi pencacahan meliputi jenis

    barang/jasa dengan kualitas yang umumnya banyak dikonsumsi

    masyarakat di kota bersangkutan.

    2.2. Rancangan Sampling

    Rancangan sampling yang digunakan dalam penghitungan IHK mulai

    dari pemilihan kota, pasar, responden, komoditi dan kualitas, umumnya

    dilakukan secara purposif. Namun, hasil dari penggunaan metode

    tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

    2.3. Pemilihan Kota

    Penghitungan IHK dilaksanakan di 66 kota (33 ibukota propinsi dan

    33 kabupaten/kota). Terpilihnya kota-kota itu dikarenakan tingkat

    pembangunan dibidang perekonomian relatif pesat apabila dibandingkan

    dengan kota-kota lainnya. IHK memang sangat dibutuhkan untuk

    mengetahui perkembangan harga konsumen yang sangat mempengaruhi

    kehidupan penduduk di suatu kota.

    2.4. Pemilihan Pasar

    Tempat pemantauan data harga konsumen adalah pasar tradisional,

    pasar swalayan dan outlet. Hal ini karena hasil SBH2007 menyatakan

    bahwa sebagian masyarakat perkotaan berbelanja kebutuhan sehari-

    harinya di pasar tradisional, pasar swalayan dan outlet.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 5

    Beberapa kriteria pasar sebagai tempat pemantauan data HK :

    a. Relatif besar dan oleh masyarakat setempat dipakai sebagai patokan

    atau pembanding baik harga, komoditi dan kualitas/merk dari pasar

    lainnya di kota bersangkutan.

    b. Terletak di daerah kota.

    c. Berbagai komoditi dapat ditemui.

    d. Banyak masyarakat berbelanja kesana.

    e. Waktu keramaian berbelanja panjang

    Pada pelaksanaan SBH2007 kriteria di atas digunakan sebagai

    pemilihan pasar tempat pemantauan data HK. Tetapi apabila pasar

    terpilih di kota bersangkutan telah berubah menurut kriteria di atas dan

    perlu dilakukan penggantian atau penambahan, agar segera diusulkan ke

    Pusat.

    2.5. Pemilihan Responden

    Responden data HK adalah pedagang yang menjual barang/jasa

    kebutuhan rumahtangga secara eceran. Dalam pemantauan data harga

    dari jenis barang/jasa dalam paket komoditas IHK dimana sebagian besar

    dijumpai di pasar tradisional, sehingga responden adalah pedagang

    eceran yang berlokasi di pasar tradisional, tetapi sebagian lagi tidak

    berlokasi di pasar seperti toko : bahan bangunan, emas, alat-alat

    elektronik, alat-alat rumahtangga, suku cadang kendaraan, penjual

    kendaraan bermotor, bahan pelumas dan rumah makan/ warung/restoran.

    Selain pedagang eceran sebagai responden data HK, juga tempat-tempat

    yang memberikan pelayanan jasa seperti tempat praktek dokter, tempat

    pangkas rambut, salon kecantikan, rumah sakit, jasa pengiriman barang,

    penyedia jasa, pengelola parkir, pengelola jalan tol, bengkel kendaraan,

    penyewa/pengontrak rumah, pembantu rumahtangga, sekolah/perguruan

    tinggi, tempat kursus dan sebagainya.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 6

    Beberapa kriteria memilih pedagang sebagai responden data HK :

    a. Berdagang pada tempat yang tetap/permanen/tidak berpindah-

    pindah.

    b. Bermacam-macam komoditi yang diperdagangkan.

    c. Diperkirakan kontinuitas pencacahan HK terjamin.

    d. Mudah diwawancarai, jujur dan bersahabat.

    Dalam pencatatan data HK, responden dipilih sebanyak 3 - 4 responden

    untuk setiap jenis barang/jasa.

    2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi)

    Pemilihan jenis barang/jasa (komoditas) untuk tiap kota dilakukan

    berdasarkan hasil SBH2007. Dalam mengolah IHK digunakan paket

    komoditas yang tetap, sehingga komoditi yang ada dalam paket

    komoditas tidak dapat diganti atau dihilangkan sampai dilaksanakannya

    kembali Survei Biaya Hidup. Jumlah komoditi terpilih untuk tiap kota

    berkisar antara 284 untuk kota Tarakan (terendah) dan 441 untuk kota

    Jakarta (tertinggi).

    Beberapa kriteria pemilihan jenis barang/jasa dalam paket komoditas

    adalah :

    a. Jenis barang/jasa tersebut mempunyai persentase nilai konsumsi

    terhadap total konsumsi rumahtangga 0,02 persen.

    b. Barang/jasa tersebut dikonsumsi secara luas oleh masyarakat kota

    yang bersangkutan, dan

    c. Harganya dapat dipantau secara terus menerus dalam jangka waktu

    yang relatif lama.

    2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa

    Kualitas/merk dari suatu barang/jasa yang akan diamati harganya

    setiap saat, sebaiknya kualitas/merk yang banyak digemari oleh

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 7

    masyarakat setempat atau banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota yang

    bersangkutan, sehingga kualitas/merk komoditi itu menjadi pilihan atau

    dapat dipilih. Selain itu juga perlu diperhatikan kesinambungan

    peredarannya, apabila cepat menghilang dari peredaran, segera diganti

    dengan kualitas/merk yang lain dari jenis barang/jasa yang sama.

    Dalam penghitungan IHK ada beberapa jenis barang/jasa yang

    kualitas/merk-nya ditentukan atau dipilih berdasarkan hasil survei. Jenis

    barang dimaksud adalah beras, kualitas/merk ditentukan dengan survei

    volume penjualan eceran beras, sewa/kontrak rumah dengan survei sewa

    dan kontrak rumah, upah pembantu rumahtangga dengan survei

    pembantu rumahtangga, uang sekolah dengan survei uang sekolah.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 8

    III. PENGISIAN KUESIONER

    3.1. Jenis Kuesioner/Daftar

    Dalam pengumpulan data harga konsumen, ada 10 jenis

    kuesioner/daftar dan beberapa kuesioner/daftar tambahan yang

    digunakan dengan tujuan dan frekuensi pencacahan yang berbeda-beda.

    Jenis Kuesioner/daftar tersebut adalah :

    a. Daftar HK-1.1

    Daftar HK-1.1 berisi jenis barang seperti beras, tepung terigu,

    daging ayam kampung, daging ayam ras, daging sapi, rempela hati

    ayam, susu bubuk, susu kental manis, susu untuk balita, susu untuk

    bayi, telur ayam kampung, telur ayam ras, bawang merah, cabe

    merah, cabe rawit, minyak goreng, gula pasir, semen, sabun cream

    detergen, sabun detergen bubuk, emas perhiasan, tempe dan tahu.

    Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi

    setiap hari oleh rumahtangga dan diperkirakan sering berfluktuasi

    harganya setiap saat.

    Waktu pencacahan dengan daftar ini adalah mingguan pada hari

    Senin dan Selasa (selama 2 hari).

    Catatan : apabila hari Selasa jatuh pada tanggal 1 dan hari Senin

    adalah tanggal terakhir bulan sebelumnya, maka

    pelaksanaan pencacahan tetap dimulai hari Senin.

    b. Daftar HK-1.2

    Daftar HK-1.2 berisi jenis barang seperti mie kering instant, sosis

    daging sapi, ayam nugget, ikan diawetkan, ikan segar, sayur-sayuran,

    kacang tanah, bawang putih, sabun cuci piring, bahan baju wanita.

    Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan konsumsi sehari-hari

    rumahtangga dan harganya diperkirakan tidak begitu berfluktuasi

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 9

    dibandingkan dengan isi daftar HK-1.1 di atas. Di kota Jakarta

    pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap minggu dimulai

    hari Selasa.

    Waktu pencacahan daftar ini adalah 2 mingguan atau 2 kali dalam

    sebulan pada minggu I dan minggu III. Waktu pencacahan (dalam

    minggu I atau III) dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis (selama 2

    hari)

    Catatan: Yang disebut minggu I adalah minggu dimana tanggal 1 nya

    jatuh pada hari Senin atau Selasa.

    c. Daftar HK-2.1

    Daftar HK-2.1 berisi jenis barang bahan makanan, makanan jadi,

    minuman, rokok dan tembakau. Waktu pencacahan dengan daftar ini

    dilaksanakan setiap bulan, yaitu mulai hari Selasa yang terdekat

    dengan tanggal 15 sampai dengan hari Kamis (selama 3 hari).

    d. Daftar HK-2.2

    Daftar HK-2.2 berisi jenis barang bukan makanan, yang

    termasuk dalam kelompok perumahan dan sandang. Waktu

    pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan, dimulai

    tanggal 5 sampai dengan 15 (selama 11 hari).

    e. Daftar HK-3

    Daftar HK-3 berisi jenis barang, seperti bahan bangunan,

    perlengkapan rumahtangga, alat elektronik, suku cadang serta jasa.

    Waktu pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan,

    dimulai tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari).

    f. Daftar HK-4

    Daftar HK-4 digunakan untuk mencatat tarip harga sewa dan

    kontrak rumahtangga. Waktu pelaksanaan pencatatan tarip sewa dan

    kontrak rumah adalah setiap bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 10

    (selama 10 hari). Kualitas rumah yang dimonitor harga

    sewa/kontraknya diperoleh dari hasil survei yang dinamakan survei

    sewa dan kontrak rumah yang dilaksanakan secara insidentil.

    g. Daftar HK-5

    Daftar HK-5 digunakan untuk mencatat tarip/upah pembantu

    rumahtangga dan baby sitter. Waktu pelaksanaan pencatatan

    tarip/upah pembantu rumahtangga dan baby sitter adalah setiap

    bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Kategori

    pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dimonitor juga diperoleh

    dari survei pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dilakukan

    secara insidentil.

    h. Daftar HK 6A, B dan C

    Daftar HK-6A, 6B, dan 6C digunakan untuk mencatat tarip uang

    sekolah maupun uang kuliah dalam survei uang sekolah. Waktu

    pelaksanaan pencatatan uang sekolah adalah setiap bulan dari

    tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Daftar HK-6A

    digunakan untuk mencatat uang sekolah dasar (SD) atau yang

    setingkat, Daftar HK-6B digunakan untuk mencatat uang sekolah

    SLTP dan SMU/SMK atau yang setingkat dan Daftar HK-6C

    digunakan untuk mencatat uang kuliah tingkat perguruan tinggi dan

    akademi. Kualitas sekolah yang dimonitor adalah sekolah yang

    diperoleh dari hasil survei uang sekolah yang juga dilaksanakan

    secara insidentil.

    Setiap kuesioner yang digunakan dalam pencacahan data harga

    konsumen, dari HK-1.1, HK-1.2, HK-2.1, HK-2.2, HK-3, HK-4, HK-5

    dan HK-6A,B,C, selalu mengalami perbaikan (misal, penggantian

    kualitas) setiap tahun, pencetakannya disesuaikan dengan keadaan

    lapangan di masing-masing kota.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 11

    3.2. Waktu Pencacahan/Observasi

    Waktu pencacahan atau observasi data HK untuk setiap komoditi

    telah disesuaikan menurut fluktuasi harga yang sering terjadi pada akhir-

    akhir ini. Komoditi tersebut telah dikelompokkan ke dalam beberapa daftar

    dan waktu pencacahannya telah ditetapkan dalam mingguan, 2 mingguan

    dan bulanan, kecuali untuk DKI Jakarta waktu pencacahannya ada

    perlakuan khusus.

    DAFTAR DAN JADWAL PENCACAHAN HK

    Jenis

    Daftar

    Frekuensi

    Pencacahan Hari Pencacahan Lamanya

    HK-1.1 Mingguan Senin dan Selasa 2 hari

    HK-1.2 2 mingguan Rabu dan Kamis dalam Minggu I & III 2 hari

    HK-2.1 Bulanan Mulai hari Selasa yang terdekat dengan tanggal 15, sampai dengan hari kamis

    3 hari

    HK-2.2 Bulanan Awal bulan, tanggal 5 s.d. 15 11 hari

    HK-3 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari

    HK-4 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari

    HK-5 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari

    HK-6A,B,C Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari

    Selain daftar diatas, di kota Jakarta juga digunakan daftar lain, sebagai

    daftar tambahan yang digunakan dalam pencacahan HK, antara lain :

    Jenis Daftar tambahan

    Frekuensi

    Pencacahan

    Komoditi yang diamati

    01. Eceran Beras Harian Beras

    02. Tarip Dokter Bulanan Jasa Dokter

    03. Tarip Rumah Sakit Bulanan Jasa Rumah Sakit

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 12

    04. Tarip Bidan Bulanan Tarip Bidan

    05. Suku cadang kendaraan Bulanan Perlengkapan kendaraan

    06. Harga obat dengan resep Bulanan Obat-obatan

    07. Perlengkapan rumah tangga

    Bulanan Perlengkapan rumahtangga

    08. Tarip PAM/PDAM Bulanan Tarip PAM/PDAM

    09. HK-15.1 Mingguan Bahan bangunan

    10. HK-15.2 Bulanan Bahan bangunan

    11. Upah Tukang Bulanan Upah tukang

    3.3. Konsep Dan Definisi

    Dalam pengumpulan data HK ada beberapa konsep dan definisi

    yang perlu diketahui oleh petugas pencacah. Konsep dan definisi ini

    sangat penting diketahui oleh petugas pencacah harga konsumen agar

    data harga yang dihasilkan benar-benar data harga yang dimaksud dan

    konsisten antar waktu maupun antar daerah.

    3.3.1. Harga Konsumen (HK)

    Harga Konsumen (HK) adalah harga transaksi yang terjadi antara

    penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran

    dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu

    barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai/

    dikonsumsi.

    Contohnya adalah sayuran dengan satuan ikat, beras dengan satuan

    kg/liter, emas dengan satuan gram/suku dan sebagainya.

    Dalam pencatatan data HK perlu diketahui bahwa suatu komoditi

    bisa dijual dalam bentuk kemasan, misalkan dalam bentuk bungkus,

    botol, pak dan sebagainya. Demikian pula ada komoditi yang langsung

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 13

    dikenakan PPn atau pajak-pajak lain. Data harga yang dicatat adalah

    adalah yang benar-benar biasa dibayar, tanpa melihat bentuk kemasan,

    sudah dikenakan PPn atau belum dan sebagainya, sejauh satuannya

    adalah standar yang biasa dijual. Namun apabila suatu komoditi dibebani

    biaya tambahan lain, seperti dana, kupon, sumbangan dan sebagainya,

    maka biaya tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam harga barang/jasa

    tersebut.

    3.3.2. Satuan

    Satuan atau ukuran jumlah suatu barang/jasa dalam pencatatan

    data HK yang dipakai adalah satuan terkecil dan standar untuk seluruh

    Indonesia. Satuan standar ini telah ditentukan dalam kuesioner. Oleh

    karena itu apabila suatu daerah menggunakan satuan setempat yang

    berlainan dengan yang tersebut dalam kuesioner haruslah dikonversikan

    ke dalam satuan standar yang dimaksud.

    Contoh : kg, ons, meter, lembar, eksemplar, buah, helai, per orang, per

    pasien, dan sebagainya.

    3.3.3. Jenis Barang/Jasa

    Barang/jasa atau komoditi yang dimaksud adalah komoditi yang

    tercakup dalam paket komoditi kebutuhan rumahtangga yang termasuk

    dalam diagram timbangan IHK hasil SBH2007.

    3.3.4. Kualitas/Merk Barang

    Kualitas atau merk barang adalah merupakan spesifikasi barang.

    Satu macam barang/jasa umumnya mempunyai lebih dari satu

    kualitas/merek.

    Contoh:

    Susu kental manis merek indomilk putih, bendera coklat, nona dan

    sebagainya.

    Celana dalam wanita merek diana, amo, triumph, dan sebagainya.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 14

    Bus angkutan antar propinsi kualitas Jakarta-Bogor ekonomi, Jakarta-

    Bandung eksekutif, Jakarta-Bandung super eksekutif dan sebagainya.

    Tarif PAM/PDAM kualitas rumahtangga sangat sederhana, sederhana,

    menengah dan mewah dan sebagainya.

    3.3.5. Pedagang Eceran

    Pedagang eceran adalah pihak atau seseorang yang menjual

    barang/jasa kepada pembeli untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk

    diperdagangkan lagi. Tempat lokasi pedagang eceran sebagai

    responden data HK biasanya di areal pasar atau sekitar pasar, tetapi

    dapat juga di luar area pasar yang bersangkutan, termasuk pasar

    swalayan/supermarket, toko-toko dan sejenisnya.

    3.3.6. Relatif Harga

    Relatif Harga atau RH adalah rasio perbandingan harga suatu

    komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada

    periode waktu sebelumnya.

    3.3.7. Nilai Konsumsi (NK)

    Nilai konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh

    rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai

    konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan

    kuantitas (banyaknya) yang dikonsumsi.

    Dalam penghitungan IHK ada 2 jenis nilai konsumsi, yaitu yang pertama

    adalah nilai konsumsi dasar (PoQo), yang diperoleh dari hasil SBH

    2007, yaitu rata-rata nilai pengeluaran rumahtangga sebulan untuk

    setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi. Kedua, nilai konsumsi pada

    bulan berjalan (PnQo).

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 15

    3.3.8. Diagram Timbang

    Yang dimaksud dengan diagram timbang adalah diagram yang

    menunjukkan persentase nilai konsumsi tiap jenis barang/jasa terhadap

    total rata-rata pengeluaran rumahtangga di suatu kota. Diagram timbang

    tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumahtangga di kota

    tersebut.

    3.4. Tata Cara Pengisian Daftar

    Tata cara pengisian daftar HK secara rinci dijabarkan pada bab ini.

    Tata cara ini sangat penting diketahui dan dipahami pencacah data HK

    maupun pengawasnya karena pengisian daftar dan pelaporan yang tidak

    baku atau tidak sesuai dengan pedoman akan menyulitkan pengolahan

    selanjutnya.

    3.4.1. Cara Pengisian Daftar HK-1.1

    Daftar ini dibagi dalam 4 blok dan blok IV terdiri dari 10 kolom.

    Petunjuk pelaksanaan pencacahan terdapat di sebelah kiri halaman

    pertama.

    Blok (I) Keterangan Pencacahan

    Isilah kotak ke 5 dan 6 sebagai nomor urut pasar observasi, sedangkan

    kotak pertama s.d. ke 4 adalah kode Propinsi dan kota yang telah

    tercetak. Tulislah nama pasar observasi pada baris berikutnya dengan

    huruf balok.

    Blok (II) : Keterangan Petugas.

    Isilah nama, tanda tangan petugas pencatat dan pengawas

    pada nomor urut yang telah disediakan.

    Blok (III) : Catatan.

    Keterangan yang sifatnya menjelaskan isian daftar untuk

    keperluan pengolahan di pusat perlu ditulis di blok ini.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 16

    Contoh :

    Kenaikan atau penurunan harga secara drastis.

    Pergantian responden atau hilangnya kualitas/merek barang

    tertentu.

    Hilangnya komoditi dari peredaran.

    Blok (IV) : Daftar harga

    Blok ini terdiri dari 10 kolom sebagai berikut :

    Kolom (1) nomor urut

    Nomor urut sudah tercetak pada kuesioner.

    Kolom (2) nama jenis barang

    Nama jenis barang sudah tercetak

    Kolom (3) kualitas/merek

    Kualitas/merek sudah tercetak, tetapi disediakan baris terbuka

    untuk menambah atau mengganti kualitas/merek yang sudah

    tidak beredar lagi. Bila menambah atau mengganti

    kualitas/merek barang, cantumkan juga harga periode

    sebelumnya pada kolom catatan (blok III).

    Kolom (4) Satuan

    Satuan sudah tercetak untuk setiap jenis barang dan kualitas/

    merek di kolom (3) dan (4). Sertakan juga satuannya pada

    kolom ini, apabila ada penambahan kualitas/merek yang baru.

    Kolom (5) Kode jenis barang

    Kode barang sudah tercetak dan diisi oleh pusat. Apabila ada

    penambahan kualitas/merek barang, pusat akan memberikan

    kodenya. Kode barang terdiri dari 9 digit, yaitu :

    Digit pertama adalah kode kelompok.

    Digit kedua dan ketiga adalah kode sub kelompok.

    Digit keempat, kelima dan keenam adalah kode jenis barang.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 17

    Digit ketujuh sampai dengan kesembilan adalah kode

    kualitas/merek.

    Contoh:

    1 0 1 0 2 2 0 1 9

    Digit pertama kode 1 adalah kelompok bahan makanan

    Digit kedua dan ketiga kode 01 adalah sub kelompok padi-

    padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya.

    Digit keempat, kelima dan keenam kode 022 adalah komoditi

    tepung terigu.

    Digit ketujuh sampai kesembilan kode 019 adalah

    kualitas/merek segitiga biru.

    Kolom (6), (7) dan (8) Harga (Rp.)

    Isikan harga hasil pencacahan pada kolom ini untuk setiap

    jenis barang di kolom (2) menurut kualitas/merek barang di

    kolom (3) untuk setiap responden. Harga dalam rupiah (Rp)

    bilangan bulat.

    Kolom (9) Rata-Rata Harga (Rp.)

    Isikan rata-rata harga dari kolom (6) sampai dengan kolom

    (8). Harga dalam rupiah (Rp) bilangan bulat.

    Kolom (10) Perubahan Harga (persentase).

    Isilah perubahan harga, bila terjadi perubahan terhadap

    minggu sebelumnya, untuk setiap harga di kolom (9).

    Bilangan dalam persentase.

    Kualitas

    Jenis barang

    Sub Kelompok

    Kelompok

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 18

    Cara menghitung perubahan harga dengan rumus berikut :

    Dimana :

    Contoh :

    Harga tepung terigu kualitas/merek segitiga biru pada minggu

    I bulan Juni 2008 adalah Rp 13.000 per kg, sedangkan harga

    pada periode sebelumnya (minggu terakhir bulan mei 2008)

    adalah Rp 12.000, sehingga perubahan harga yang terjadi

    adalah 8,33 persen.

    3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2

    Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar ini sama dengan

    daftar HK-1.1, yang membedakan hanya periode survei dan cakupan

    komoditi.

    3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3

    Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar-daftar ini sama

    dengan daftar sebelumnya, yang membedakan hanya periode survei

    dan cakupan komoditi.

    3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C akan dibahas

    dalam buku pedoman STRPBS 2009

    nP = Harga pada saat pencacahan

    )1( nP = Harga pada periode sebelumnya

    1001001001)1()1(

    n

    n

    n

    n

    P

    Patau

    p

    p

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 19

    IV. PENGOLAHAN DATA

    Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu tugas BPS adalah

    mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data Indeks Harga Konsumen (IHK).

    Paket komoditas yang saat ini digunakan untuk tiap kota mencakup antara 284-

    441 jenis barang/jasa atau komoditi, yang terbagi dalam 7 kelompok dan 35 sub

    kelompok pengeluaran konsumsi.

    Untuk menghitung IHK diperlukan data harga, yaitu dari kualitas/merk

    barang, yang diperoleh dari hasil pencacahan atau observasi di setiap kota (66

    kota) pada pasar-pasar yang sudah ditentukan. Data harga yang diperoleh dari

    lapangan harus segera dilaporkan ke Pusat untuk diolah menjadi IHK kota yang

    bersangkutan dan selanjutnya digabung menjadi IHK gabungan 66 kota atau

    lebih dikenal dengan IHK Nasional.

    Berbagai rumus dapat dipakai untuk menghitung angka indeks , tetapi

    BPS dalam mengolah IHK menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasi.

    Hal ini untuk memudahkan dalam penghitungan.

    Secara umum menghitung IHK menggunakan rumus Laspeyres yang

    dimodifikasi seperti di bawah ini:

    100

    1

    1

    )1(

    )1(

    k

    i

    oioi

    k

    i

    oiin

    in

    ni

    n

    QP

    QPP

    P

    I

    dimana :

    In = Indeks periode ke-n

    Pni = Harga jenis barang i, periode ke-n

    P(n-1)i = Harga jenis barang i, periode ke-(n-1)

    P(n-1)i Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke-(n-1)

    Poi Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i pada tahun dasar

    k = Jumlah jenis barang paket komoditas

    .( 1 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 20

    4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang

    Sebagai langkah awal dalam penghitungan IHK adalah mendapatkan

    rata-rata harga. Setiap pencacahan yang dicatat adalah harga per

    kualitas/merk barang dari 3 - 4 pedagang sebagai responden. Modus harga

    dari 3 - 4 responden tersebut lebih diutamakan untuk digunakan dalam

    penghitungan IHK.

    Apabila pencacahan harga suatu komoditas di suatu kota dengan

    waktu pencacahan mingguan atau 2 mingguan dalam sebulan, maka perlu

    dihitung rata-rata harganya menjadi rata-rata harga satu bulan (periode n).

    Demikian juga apabila tempat pencacahan lebih dari satu pasar (k), maka

    perlu dihitung rata-ratanya, sehingga rata-rata harga yang diperoleh

    merupakan rata-rata harga suatu kualitas pada periode ke-n di suatu kota.

    Rumus umum untuk menghitung rata-rata harga untuk suatu kualitas

    periode ke-n di suatu kota seperti di bawah ini:

    dimana :

    Pnij = Rata-rata harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j

    Pnijt = Harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j, pasar t

    T = Jumlah pasar

    Menghitung rata-rata harga hasil pencacahan periode mingguan

    (beras), 2 mingguan (daging sapi) dan bulanan (rokok kretek) di kota

    Medan bulan Maret 2009.

    T

    P

    P

    T

    t

    nijt

    nij

    1

    .( 2 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 21

    Tabel 1. Harga Beras Tertimbang Bulan Maret 2009 (Rp/Kg) *)

    Kota Pasar Minggu Ke Rata-Rata

    I II III IV V

    [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

    Medan

    Pusat

    6677

    6648 6648

    6648

    6648

    6654

    *) Untuk harga tertimbang cukup diwakili 1 pasar

    Tabel 2. Harga Susu Kental Manis Bendera

    Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)

    Pasar Minggu Ke

    Rata-rata I III

    [1] [2] [3] [4]

    1. Pusat 8.000 8.000 8.000

    2. Sukaramai 8.000 8.000 8.000

    3. Petisah 8.000 8.000 8.000

    4. Brayan 7.800 8.000 7.900

    5. Aksara 8.000 8.000 8.000

    Jumlah 39.800 40.000

    Rata-rata Harga 7.960 8.000 7.980

    Tabel 3. Harga Susu Kental Manis Indomilk

    Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)

    Pasar Minggu Ke

    Rata-rata I III

    [1] [2] [3] [4]

    1. Pusat 8.000 7.800 7.900

    2. Sukaramai 7.800 7.800 7.800

    3. Petisah 8.000 8.000 8.000

    4. Brayan 7.800 8.000 7.900

    5. Aksara 7.500 7.500 7.500

    Jumlah 39.100 39.300

    Rata-rata Harga 7.820 7.860 7.840

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 22

    Tabel 4. Harga Susu Kental Cap Nona

    Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)

    Pasar Minggu Ke Rata-rata I II

    [1] [2] [3] [4]

    1. Pusat 6.500 6.500 6.500

    2. Sukaramai 6.500 6.500 6.500

    3. Petisah 6.500 6.500 6.500

    4. Brayan 5.500 5.500 5.500

    5. Aksara 6.500 6.500 6.500

    Jumlah 31.500 31.500

    Rata-rata Harga 6.300 6.300 6.300

    Tabel 5. Harga Rokok Kretek Merk Dji Sam Soe

    Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)

    Pasar Harga

    [1] [2]

    1. Pusat 7.500

    2. Sukaramai 9.000

    3. Petisah 9.000

    4. Brayan 9.000

    5. Aksara 9.000

    Jumlah 43.500

    Rata-rata Harga 8.700

    Tabel 6. Harga Rokok Kretek Merk Gudang Garam Merah 12 Batang

    Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)

    Pasar Harga

    [1] [2]

    1. Pusat 6.500

    2. Sukaramai 5.500

    3. Petisah 5.500

    4. Brayan 5.500

    5. Aksara 5.500

    Jumlah 28.500

    Rata-rata Harga 5.700

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 23

    Tabel 7. Harga Rokok Kretek Merk Galan

    Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)

    Pasar Harga

    [1] [2]

    1. Pusat 6.000

    2. Sukaramai 6.500

    3. Petisah 6.500

    4. Brayan 6.500

    5. Aksara 6.500

    Jumlah 32.000

    Rata-rata Harga 6.400

    4.2. Menghitung Relatif Harga (RH)

    Harga rata-rata suatu kualitas/merek seperti yang diperoleh dari hasil

    penghitungan dengan rumus (2) di atas, bila dibandingkan dengan harga

    rata-rata kualitas/merek yang sama pada periode sebelumnya, hasil

    tersebut merupakan relatif harga (RH) kualitas periode ke-n. Rumus

    umumnya seperti di bawah ini:

    4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas

    dimana :

    RHni = Relatif harga periode ke-n, komoditas i, kualitas j

    Pnij = Rata-rata harga periode ke-n, komoditas i, kualitas j

    P(n-1)ij = Ratarata harga periode ke-(n-1), komoditas i, kualitas j

    Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009

    100)1(

    ijn

    nij

    niP

    PRH

    .( 3 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 24

    Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009

    Kota Rata-rata Harga (Rp.) Relatif Harga

    (%)

    Juni Juli Juli

    [1] [2] [3] [4]

    Medan 6.702,20 6.654,00 99,2808

    4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas

    dimana :

    RHni = Relatif harga komoditas i, periode ke-n

    RHnij = Relatif harga komoditas i, kualitas j periode ke-n

    J = Banyaknya kualitas

    Tabel 9. Relatif Harga Susu Kental Manis, Maret 2009

    Kwalitas Rata-rata Harga (Rp) Relatip Harga

    (%)

    Juni Juli Juli

    [1] [2] [3] [4]

    Bendera 7.975 7.980 100,0627

    Indomilk 7.820 7.840 100,2558

    Cap Nona 6.300 6.300 100,0000

    Relatif Harga 100,1062

    J

    RH

    RH

    J

    j

    nij

    ni

    1

    .( 4 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 25

    Tabel 10. Relatif Harga Rokok Kretek, Maret 2009

    Kwalitas Rata-rata Harga (Rp)

    Relatif Harga (%)

    Juni Juli Juli

    [1] [2] [3] [4]

    Dji Sam Soe 8700 8700 100,0000

    GG. Merah 12 5700 5700 100,0000

    Galan 6400 6400 100,0000

    Relatif Harga 100,0000

    4.3 Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang

    Hasil penghitungan relatif harga (RH) periode ke-n, komoditas i

    dengan rumus (4) di atas, selanjutnya dikalikan dengan nilai konsumsi

    periode sebelumnya komoditas yang sama dan dibagi dengan 100,

    maka akan diperoleh nilai konsumsi suatu komoditas i periode ke-n :

    dimana :

    NKni = NIlai Konsumsi periode ke-n, komoditas i

    RHni = Relatif harga periode ke-n, komoditas i

    NK(n-1)i = Nilai konsumsi periode ke-(n-1), komoditas i

    100

    )1( inni

    ni

    NKRHNK

    .( 5 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 26

    Tabel 11. Nilai Konsumsi (NK) Kota Medan Maret 2009

    Jenis Barang RH

    Maret 2009 Nilai Konsumsi

    Juni 2008 Maret 2009 [1] [2] [3] [4]

    1. Beras 99,2808 204.044.59 202.577,10

    2. Susu Kentakl Manis 100,1683 5.045,99 5.054,48

    3. Rokok Kretek 100,0000 35.404,45 35.404,45

    Pada tabel 12 di bawah ini dicontohkan nilai konsumsi untuk

    komoditas beras, susu kental manis dan rokok kretek, yang setiap

    bulannya dikirim ke daerah.

    NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

    Kota : Medan

    Bulan : Maret 2009

    Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai

    Jenis Barang dan Jasa Konsumsi

    [1] [2] [3]

    101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya

    101001 BERAS 202.577,10 5,6562 22,6027 93,0883

    101005 BIHUN 615,22 0,0172 0,0686 0,2827

    101007 KETELA POHON 603,44 0,0168 0,0673 0,2773

    101010 MIE BASAH 630,97 0,0176 0,0704 0,2899

    101011 MIE KERING INSTANT 11.049,71 0,3085 1,2329 5,0776

    101018 TEPUNG BERAS 750,36 0,021 0,0837 0,3448

    101022 TEPUNG TERIGU 1.391,40 0,0388 0,1552 0,6394

    105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya

    105003 MAKANAN BAYI 1.772,58 0,0495 0,1978 2,376

    105006 SUSU BUBUK 20.764,99 0,5798 2,3169 27,8341

    105009 SUSU KENTAL MANIS 5.054,48 0,1411 0,564 6,7752

    105011 SUSU UNTUK BALITA 7.751,80 0,2164 0,8649 10,3908

    105012 SUSU UNTUK BAYI 5.006,47 0,1398 0,5586 6,7108

    105014 TELUR AYAM KAMPUNG 1.016,21 0,0284 0,1134 1,3622

    105015 TELUR AYAM RAS 27.894,06 0,7788 3,1123 37,3902

    105016 TELUR ITIK 647,04 0,0181 0,0722 0,8673

    105018 TELUR PUYUH 734,16 0,0205 0,0819 0,9841

    105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2.210,33 0,0617 0,2466 2,9628

    105022 SUSU CAIR KEMASAN 1.750,52 0,0489 0,1953 2,3465

    .

    .

    .203 Tembakau dan Minuman Beralkohol

    203002 BIR 1.528,68 0,0427 0,3092 1,1515

    203010 ROKOK KRETEK 35.404,45 0,9885 7,1612 26,6686

    203011 ROKOK KRETEK FILTER 76.357,51 2,132 15,4448 57,5167

    203012 ROKOK PUTIH 19.466,57 0,5435 3,9375 14,6633

    Tabel 12 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP

    [4] [5]

    Total Kelompok

    Persentase terhadap Nilai Konsumsi

    Sub Kelompok

    [6]

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 27

    4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok

    Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi komoditas yang tercakup

    dalam satu sub kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi sub

    kelompok

    dimana :

    NKa = Nilai Konsumsi sub kelompok a

    NKi = Nilai konsumsi komoditas i pada sub kelompok a

    h = Banyaknya komoditas pada sub kelompok a

    Tabel 13 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP

    NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

    Kota : Medan

    Bulan : Maret 2009

    Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Persentase terhadap Nilai Konsumsi

    Jenis Barang dan Jasa Konsumsi Total Kelompok Sub Kelompok

    [1] [2] [3] [4] [5] [6]

    101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 217,618.20 6.0761 24.2809 100

    101001 BERAS 202,577.10 5.6562 22.6027 93.0883

    101005 BIHUN 615.22 0.0172 0.0686 0.2827

    101007 KETELA POHON 603.44 0.0168 0.0673 0.2773

    101010 MIE BASAH 630.97 0.0176 0.0704 0.2899

    101011 MIE KERING INSTANT 11,049.71 0.3085 1.2329 5.0776

    101018 TEPUNG BERAS 750.36 0.021 0.0837 0.3448

    101022 TEPUNG TERIGU 1,391.40 0.0388 0.1552 0.6394

    105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 74,602.64 2.083 8.3239 100

    105003 MAKANAN BAYI 1,772.58 0.0495 0.1978 2.376

    105006 SUSU BUBUK 20,764.99 0.5798 2.3169 27.8341

    105009 SUSU KENTAL MANIS 5,054.48 0.1411 0.564 6.7752

    105011 SUSU UNTUK BALITA 7,751.80 0.2164 0.8649 10.3908

    105012 SUSU UNTUK BAYI 5,006.47 0.1398 0.5586 6.7108

    105014 TELUR AYAM KAMPUNG 1,016.21 0.0284 0.1134 1.3622

    105015 TELUR AYAM RAS 27,894.06 0.7788 3.1123 37.3902

    105016 TELUR ITIK 647.04 0.0181 0.0722 0.8673

    105018 TELUR PUYUH 734.16 0.0205 0.0819 0.9841

    105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2,210.33 0.0617 0.2466 2.9628

    105022 SUSU CAIR KEMASAN 1,750.52 0.0489 0.1953 2.3465

    203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 132,757.21 3.7067 26.8528 100

    203002 BIR 1,528.68 0.0427 0.3092 1.1515

    203010 ROKOK KRETEK 35,404.45 0.9885 7.1612 26.6686

    203011 ROKOK KRETEK FILTER 76,357.51 2.132 15.4448 57.5167

    203012 ROKOK PUTIH 19,466.57 0.5435 3.9375 14.6633

    .( 6 )

    h

    i

    ia NKNK1

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 28

    4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok

    Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi sub kelompok yang

    tercakup dalam satu kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi

    kelompok

    s

    b

    bB NKNK1

    dimana :

    NKB = Nilai Konsumsi kelompok B

    NKb = Nilai konsumsi sub kelompok pada kelompok B

    s = Banyaknya sub kelompok pada kelompok B

    .( 7 )

    NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

    Kota : Medan

    Bulan : Maret 2009

    Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai

    Jenis Barang dan Jasa Konsumsi

    [1] [2] [3] [5]

    1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000

    101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 217.618,20 6,0761 24,2809 100,0000

    102 Daging dan Hasil-hasilnya 95.009,47 2,6528 10,6008 100,0000

    103 Ikan Segar 146.835,72 4,0998 16,3833 100,0000

    104 Ikan Diawetkan 24.249,76 0,6771 2,7057 100,0000

    105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 74.602,64 2,0830 8,3239 100,0000

    106 Sayur-sayuran 71.692,54 2,0017 7,9992 100,0000

    107 Kacang - kacangan 22.112,95 0,6174 2,4673 100,0000

    108 Buah - buahan 54.696,87 1,5272 6,1029 100,0000

    109 Bumbu - bumbuan 97.856,61 2,7323 10,9184 100,0000

    110 Lemak dan Minyak 87.355,15 2,4390 9,7467 100,0000

    111 Bahan Makanan Lainnya 4.221,03 0,1179 0,4710 100,0000

    2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &

    TEMBAKAU

    494.389,57 13,8039 100,0000

    201 Makanan Jadi 280.557,00 7,8334 56,7482 100,0000

    202 Minuman yang Tidak Beralkohol 81.075,36 2,2637 16,3991 100,0000

    203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 132.757,21 3,7067 26,8528 100,0000

    [6][4]

    Tabel 14 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP

    Persentase terhadap Nilai Konsumsi

    Total Kelompok Sub Kelompok

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 29

    4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum

    Penjumlahan seluruh nilai konsumsi kelompok (7 kelompok),

    hasilnya merupakan nilai konsumsi umum

    dimana :

    NKumum = Nilai Konsumsi umum

    NKc = Nilai Konsumsi Kelompok

    NILAI KONSUMSI KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

    Kota : Medan

    Bulan : Maret 2009

    Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai

    Jenis Barang dan Jasa Konsumsi

    [1] [2]

    U M U M / T O T A L 3.581.532,80 100,0000

    1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000

    2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &

    TEMBAKAU

    494.389,57 13,8039 100,0000

    3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &

    BAHAN BAKAR

    949.623,60 26,5144 100,0000

    4 SANDANG 233.957,01 6,5323 100,0000

    5 KESEHATAN 130.098,06 3,6325 100,0000

    6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH

    RAGA

    227.317,25 6,3469 100,0000

    7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA

    KEUANGAN

    649.896,37 18,1458 100,0000

    [3] [4] [5]

    Tabel 15 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP

    Persentase terhadap Nilai Konsumsi

    Total Kelompok

    7

    1c

    cumum NKNK .( 8 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 30

    V. MENGHITUNG INDEKS

    5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang

    Nilai konsumsi jenis barang i, periode n dibandingkan dengan nilai

    konsumsi jenis barang i, periode dasar

    100i

    ni

    ni

    NKo

    NKIHK

    dimana :

    IHKni = Indek Harga Konsumen jenis barang i, periode ke-n

    NKni = Nilai Konsumsi jenis barang i, periode ke-n

    NKoi = Nilai Konsumsi dasar jenis barang i

    5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok

    Nilai konsumsi sub kelompok, periode n dibandingkan dengan nilai

    konsumsi sub kelompok yang sama, periode dasar

    100a

    na

    na

    NKo

    NKIHK

    dimana :

    IHKna = Indek Harga Konsumen sub kelompok a, periode ke-n

    NKna = Nilai Konsumsi sub kelompok a, periode ke-n

    NKoa = Nilai Konsumsi dasar sub kelompok a

    5.3. Menghitung Indeks Kelompok

    Nilai konsumsi kelompok , periode n dibandingkan dengan nilai

    konsumsi kelompok yang sama, periode dasar

    .( 9 )

    .( 10 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 31

    100b

    nbnb

    NKo

    NKIHK

    dimana :

    IHKnb = Indek Harga Konsumen kelompok b, periode ke-n

    NKnb = Nilai Konsumsi kelompok b, periode ke-n

    Nkob = Nilai Konsumsi dasar kelompok b

    5.4. Menghitung Indeks Umum

    Nilai konsumsi umum, periode n dibandingkan dengan nilai

    konsumsi umum, periode dasar

    100umum

    numum

    numum

    NKo

    NKIHK

    dimana :

    IHKumumn = Indek Harga Konsumen umum periode ke-n

    NKumumn = Nilai Konsumsi umum, periode ke-n

    Nkoumum = Nilai Konsumsi dasar umum

    .( 11 )

    .( 12 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 32

    Kota : Medan

    Bulan : Maret 2009

    Kode Kelompok, Sub Kelompok

    Jenis Barang dan Jasa

    [1] [2]

    U M U M / T O T A L 3214318,22 3581532,80 111,42

    1 BAHAN MAKANAN 756135,01 896250,94 118,53

    101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 189994,02 217618,20 114,54

    101001 BERAS 178783,90 202577,10 113,31

    101005 BIHUN 513,78 615,22 119,74

    101007 KETELA POHON 398,10 603,44 151,58

    101010 MIE BASAH 523,74 630,97 120,47

    101011 MIE KERING INSTANT 8153,26 11049,71 135,53

    101018 TEPUNG BERAS 750,36 750,36 100,00

    101022 TEPUNG TERIGU 870,88 1391,40 159,77

    105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 60112,21 74602,64 124,11

    105003 MAKANAN BAYI 1778,86 1772,58 99,65

    105006 SUSU BUBUK 17617,93 20764,99 117,86

    105009 SUSU KENTAL MANIS 4406,08 5054,48 114,72

    105011 SUSU UNTUK BALITA 6769,53 7751,80 114,51

    105012 SUSU UNTUK BAYI 4216,18 5006,47 118,74

    105014 TELUR AYAM KAMPUNG 984,20 1016,21 103,25

    105015 TELUR AYAM RAS 19418,50 27894,06 143,65

    105016 TELUR ITIK 526,86 647,04 122,81

    105018 TELUR PUYUH 709,86 734,16 103,42

    105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2099,69 2210,33 105,27

    105022 SUSU CAIR KEMASAN 1584,52 1750,52 110,48...

    2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &

    TEMBAKAU

    463256,70 494389,57 106,72

    201 Makanan Jadi 255564,64 280557,00 109,78

    .

    .

    .

    203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 127422,07 132757,21 104,19203002 BIR 1166,19 1528,68 131,08

    203010 ROKOK KRETEK 34013,38 35404,45 104,09203011 ROKOK KRETEK FILTER 74008,97 76357,51 103,17203012 ROKOK PUTIH 18233,53 19466,57 106,76

    .

    .

    .

    7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA

    KEUANGAN

    561646,30 649896,37 115,71

    [5][4][3]

    Maret 2009Tahun Dasar Maret 2009

    IHKNilai Konsumsi Nilai Konsumsi

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 33

    5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota

    Setelah menghitung IHK untuk setiap kota, selanjutnya menghitung

    IHK gabungan 66 kota atau IHK nasional.

    dimana :

    I 66 kota = IHK gabungan 66 kota

    I k = IHK kota k

    Wk = Penimbang kota k

    Rumus umum di atas (13) dapat juga digunakan untuk IHK sub

    kelompok maupun kelompok.

    100

    66

    166

    k

    kk

    kota

    WI

    I

    .( 13 )

    No KOTA PENIMBANG KOTA IHK MARET 2009

    (2007 = 100)

    [1] [2] [3] [4]

    1 BANDA ACEH 0,31 114,00

    2 LHOKSEUMAWE 0,28 114,63

    3 SIBOLGA 0,21 114,95

    4 PEMATANG SIANTAR 0,56 112,88

    5 MEDAN 4,67 112,80

    6 PADANG SIDEMPUAN 0,26 115,52

    7 PADANG 1,69 116,08

    8 PAKANBARU 1,70 113,39

    9 DUMAI 0,37 117,36

    10 JAMBI 0,98 114,98

    11 PALEMBANG 2,96 115,85

    12 BENGKULU 0,59 116,74

    13 BANDAR LAMPUNG 1,91 119,38

    Tabel 17. PENGHITUNGAN IHK GABUNGAN 66 KOTA

    MARET 2009

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 34

    No KOTA PENIMBANG KOTA IHK MARET 2009

    (2007 = 100)

    [1] [2] [3] [4]

    14 PANGKAL PINANG 0,34 118,14

    15 BATAM 2,02 111,06

    16 TANJUNG PINANG 0,45 117,09

    17 JAKARTA 22,49 112,93

    18 BOGOR 2,20 116,92

    19 SUKABUMI 0,73 116,23

    20 BANDUNG 5,38 112,82

    21 CIREBON 0,78 118,25

    22 BEKASI 5,26 112,72

    23 DEPOK 3,76 112,92

    24 TASIKMALAYA 0,52 115,97

    25 PURWOKERTO 0,47 114,43

    26 SURAKARTA 1,27 109,29

    27 SEMARANG 3,48 113,47

    28 TEGAL 0,62 113,57

    29 YOGYAKARTA 1,03 113,99

    30 JEMBER 0,71 115,52

    31 SUMENEP 0,34 111,44

    32 KEDIRI 0,69 113,22

    33 MALANG 1,77 114,62

    34 PROBOLINGGO 0,46 116,50

    35 MADIUN 0,43 118,29

    36 SURABAYA 6,47 112,50

    37 SERANG 0,74 117,71

    38 TANGERANG 3,94 116,00

    39 CILEGON 0,69 115,78

    40 DENPASAR 1,53 113,84

    41 MATARAM 0,79 117,93

    42 BIMA 0,21 121,78

    43 MAUMERE 0,09 120,23

    44 KUPANG 0,49 114,23

    45 PONTIANAK 1,05 116,89

    46 SINGKAWANG 0,23 116,99

    47 SAMPIT 0,29 114,33

    48 PALANGKA RAYA 0,36 115,43

    49 BANJARMASIN 1,54 115,30

    50 BALIKPAPAN 1,11 114,46

    51 SAMARINDA 1,31 118,60

    52 TARAKAN 0,36 123,20

    53 MANADO 0,98 116,57

    54 PALU 0,59 116,45

    55 WATAMPONE 0,18 123,73

    56 MAKASSAR 2,56 114,68

    57 PAREPARE 0,22 119,97

    58 PALOPO 0,19 123,40

    59 KENDARI 0,43 120,96

    60 GORONTALO 0,37 116,03

    61 MAMUJU 0,06 118,83

    62 AMBON 0,42 113,20

    63 TERNATE 0,28 117,33

    64 MANOKWARI 0,09 127,02

    65 SORONG 0,34 131,46

    66 JAYAPURA 0,40 115,25

    100 114,27NASIONAL

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 35

    5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK

    Persentase (%) perubahan IHK atau yang lebih dikenal dengan

    inflasi atau deflasi, dapat dihitung dengan membandingkan IHK periode

    ke-n dengan IHK periode sebelumnya.

    Persentase (%) perubahan IHK per bulan dihitung dengan rumus :

    dimana :

    In = IHK periode ke-n

    In-1 = IHK periode ke-(n-1)

    Persentase (%) perubahan IHK menurut tahun kalender ke-n dihitung

    berdasarkan metode point to point dengan dasar IHK bulan

    Desember tahun ke (n-1).

    Tabel 18. Persentase Perubahan IHK Serta Tahun Kalender

    Kota Medan dan Nasional

    (2007=100)

    Kota IHK % Perubahan

    Desember

    2008

    Feb

    2009

    Maret

    2009

    Maret

    2009

    Tahun

    Kalender

    [1] [2] [3] [4] [5] [6]

    MEDAN 113,76 113,07 112,80 -0,24 -0,84

    NASIONAL 113,86 114,02 114,27 0,22 0,36

    100)1(

    )1(

    n

    nn

    I

    II

    .( 14 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 36

    5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi

    Besarnya nilai perubahan indeks (inflasi/deflasi) yang terjadi setiap

    bulan, sesungguhnya merupakan gabungan sumbangan atau andil dari

    jenis barang/jasa yang mengalami fluktuasi harga pada bulan yang

    bersangkutan. Oleh karena itu, setiap komoditi yang mengalami fluktuasi

    harga tersebut dapat diketahui besarnya sumbangan/andil terhadap inflasi

    atau deflasi yang terjadi di suatu kota atau secara nasional.

    Rumus umum untuk menghitung besarnya andil inflasi adalah :

    100

    % 1 niinni

    RHNKA

    dimana :

    Ani = Sumbangan/andil inflasi/deflasi jenis barang i, periode n

    [%NK](n-1)i = % NK jenis barang i terhadap total, periode ke n-1

    RH ni = RH100 = % perubahan harga jenis barang i,

    periode ke-n

    Tabel 19. Andil Komoditas Beras, Susu Kental Manis dan Rokok Kretek

    Kota Medan Bulan Maret 2009

    Jenis Barang

    % NK thd

    Total

    Juni 2008

    RH Maret

    2009 RH Andil

    [1] [2] [3] [4] [5]

    Beras 5,8971 98,6061 -1,3939 -0,0822

    Susu Kental Manis 0,1413 100,6835 0,0835 0,0001

    Rokok Kretek 0,9978 100,0000 0,0000 0,0000

    .( 15 )

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 37

    Persentase Sumbangan Sumbangan InflasiKota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan

    Harga Perkota Semua Kota

    [3] [4] [5] [6]

    101001 BERAS 1171 BANDA ACEH 0,6159 0,0298 0,31 0,00011174 LHOKSEUMAWE -1,2527 -0,0700 0,28 -0,00021271 SIBOLGA 2,9253 0,2221 0,21 0,00051273 PEMATANG SIANTAR -1,4696 -0,1077 0,56 -0,00061275 MEDAN -1,3939 -0,0822 4,67 -0,00381277 PADANG SIDEMPUAN -0,2498 -0,0181 0,26 0,00001371 PADANG -1,8860 -0,1300 1,69 -0,00221471 PAKANBARU -0,1275 -0,0060 1,70 -0,00011473 DUMAI 0,2195 0,0097 0,37 0,00001571 JAMBI -3,2148 -0,1721 0,98 -0,00171671 PALEMBANG -2,3036 -0,1113 2,96 -0,00331771 BENGKULU -0,0691 -0,0038 0,59 0,00001871 BANDAR LAMPUNG -2,8849 -0,1767 1,91 -0,00341971 PANGKAL PINANG -2,7994 -0,1365 0,34 -0,00052171 BATAM -0,1840 -0,0069 2,02 -0,00012172 TANJUNG PINANG -0,1581 -0,0069 0,45 0,00003100 DKI 1,9353 0,0481 22,49 0,01083271 BOGOR 1,1918 0,0667 2,20 0,00153272 SUKABUMI -4,5079 -0,2588 0,73 -0,00193273 BANDUNG -0,6856 -0,0307 5,38 -0,00173274 CIREBON -2,7764 -0,1577 0,78 -0,00123275 BEKASI -1,6716 -0,0781 5,26 -0,00413276 DEPOK -0,4768 -0,0195 3,76 -0,00073278 TASIKMALAYA -5,7961 -0,3783 0,52 -0,00203302 PURWOKERTO -5,6278 -0,2967 0,47 -0,00143372 SURAKARTA 0,1056 0,0059 1,27 0,00013374 SEMARANG -1,4626 -0,0660 3,48 -0,00233376 TEGAL -3,2279 -0,1786 0,62 -0,00113471 YOGYAKARTA -1,3489 -0,0425 1,03 -0,00043509 JEMBER -1,0611 -0,0618 0,71 -0,00043529 SUMENEP -1,4022 -0,0872 0,34 -0,00033571 KEDIRI -0,9923 -0,0521 0,69 -0,00043573 MALANG 0,4116 0,0178 1,77 0,00033574 PROBOLINGGO -2,2833 -0,1404 0,46 -0,00063577 MADIUN -2,5656 -0,1305 0,43 -0,00063578 SURABAYA -1,1933 -0,0429 6,47 -0,00283604 SERANG -5,6207 -0,2747 0,74 -0,00203671 TANGERANG -0,3349 -0,0157 3,94 -0,00063672 CILEGON -0,8454 -0,0455 0,69 -0,00035171 DENPASAR 0,7406 0,0352 1,53 0,00055271 MATARAM 0,1804 0,0107 0,79 0,00015272 BIMA 3,1721 0,2297 0,21 0,00055310 MAUMERE 0,1680 0,0147 0,09 0,00005371 KUPANG 0,0199 0,0016 0,49 0,00006171 PONTIANAK -0,1873 -0,0086 1,05 -0,00016172 SINGKAWANG 0,8839 0,0494 0,23 0,00016202 SAMPIT 2,3627 0,1112 0,29 0,00036271 PALANGKARAYA 0,7050 0,0349 0,36 0,00016371 BANJARMASIN 1,7302 0,0849 1,54 0,00136471 BALIKPAPAN 0,2102 0,0096 1,11 0,00016472 SAMARINDA 0,3975 0,0174 1,31 0,00026473 TARAKAN -0,0125 -0,0007 0,36 0,00007171 MANADO -0,1440 -0,0108 0,98 -0,00017271 PALU -1,9279 -0,1177 0,59 -0,00077311 BONE 2,0001 0,1352 0,18 0,00027371 MAKASAR 1,0134 0,0478 2,56 0,00127372 PARE-PARE -3,1595 -0,1710 0,22 -0,00047373 PALOPO 4,0588 0,2392 0,19 0,00057471 KENDARI 6,2406 0,3243 0,43 0,00147571 GORONTALO -0,2700 -0,0201 0,37 -0,00017604 MAMUJU -0,6681 -0,0410 0,06 0,00008171 AMBON 0,3085 0,0164 0,42 0,00018271 TERNATE 0,0900 0,0045 0,28 0,00009105 MANOKWARI 0,5615 0,0322 0,09 0,00009171 SORONG 0,1067 0,0068 0,34 0,00009471 JAYAPURA -0,0262 -0,0012 0,40 0,0000

    TOTAL -0,0222(Dibulatkan = -0,02 )

    Jenis Barang

    [1] [2]

    Tabel 20. SUMBANGAN INFLASI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA

    MENURUT JENIS BARANG GABUNGAN 66 KOTA

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 38

    Persentase Sumbangan Sumbangan InflasiKota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan

    Harga Perkota Semua Kota

    [3] [4] [5] [6]

    105009 SUSU KENTAL 1174 LHOKSEUMAWE 0,1086 0,0001 0,28 0,0000

    MANIS 1275 MEDAN 0,6835 0,0010 4,67 0,0000

    1371 PADANG -0,9905 -0,0010 1,69 0,0000

    1571 JAMBI 0,3080 0,0008 0,98 0,0000

    1871 BANDAR LAMPUNG 1,0690 0,0040 1,91 0,0001

    1971 PANGKAL PINANG -0,3222 -0,0006 0,34 0,0000

    2171 BATAM -0,1723 -0,0005 2,02 0,0000

    2172 TANJUNG PINANG 2,5003 0,0081 0,45 0,0000

    3100 DKI 0,1240 0,0002 22,49 0,0000

    3272 SUKABUMI 0,6395 0,0021 0,73 0,0000

    3273 BANDUNG -0,2842 -0,0004 5,38 0,0000

    3275 BEKASI 0,0675 0,0002 5,26 0,0000

    3276 DEPOK 0,0949 0,0003 3,76 0,0000

    3278 TASIKMALAYA 0,0439 0,0001 0,52 0,0000

    3302 PURWOKERTO 0,1601 0,0003 0,47 0,0000

    3372 SURAKARTA 0,0590 0,0001 1,27 0,0000

    3374 SEMARANG -0,0841 -0,0001 3,48 0,0000

    3376 TEGAL 0,1404 0,0003 0,62 0,0000

    3471 YOGYAKARTA 0,0541 0,0001 1,03 0,0000

    3571 KEDIRI -0,5707 -0,0008 0,69 0,0000

    3574 PROBOLINGGO 0,0748 0,0001 0,46 0,0000

    3577 MADIUN 0,0854 0,0001 0,43 0,0000

    3578 SURABAYA -0,3066 -0,0002 6,47 0,0000

    3604 SERANG -0,4167 -0,0013 0,74 0,0000

    3671 TANGERANG 0,2000 0,0009 3,94 0,0000

    5171 DENPASAR 0,5696 0,0002 1,53 0,0000

    9471 JAYAPURA -0,2440 -0,0008 0,40 0,0000TOTAL 0,0001

    ROKOK KRETEK 1273 PEMATANG SIANTAR 2,6944 0,0489 0,56 0,0003

    1277 PADANG SIDEMPUAN 0,6314 0,0142 0,26 0,0000

    2171 BATAM 3,9626 0,0325 2,02 0,0007

    3271 BOGOR 0,9143 0,0205 2,2 0,0005

    3272 SUKABUMI 2,4109 0,0697 0,73 0,0005

    3275 BEKASI 1,3848 0,0174 5,26 0,0009

    3278 TASIKMALAYA 0,3005 0,0067 0,52 0,0000

    3372 SURAKARTA 0,4237 0,0058 1,27 0,0001

    3376 TEGAL 0,7563 0,0206 0,62 0,0001

    3471 YOGYAKARTA 0,3653 0,0033 1,03 0,0000

    3571 KEDIRI 1,5268 0,0138 0,69 0,0001

    3577 MADIUN 0,8909 0,0139 0,43 0,0001

    :

    :

    3578 SURABAYA 0,2746 0,0024 6,47 0,0002

    3604 SERANG 1,9149 0,0423 0,74 0,0003

    3671 TANGERANG 8,5737 0,1017 3,94 0,0040

    5271 MATARAM 0,7105 0,0061 0,79 0,0000

    6202 SAMPIT 1,9502 0,0165 0,29 0,0000

    7311 BONE 2,8847 0,0447 0,18 0,0001

    7372 PARE-PARE 2,0222 0,0185 0,22 0,0000

    7373 PALOPO 0,8060 0,0074 0,19 0,0000

    7571 GORONTALO 5,8780 0,0672 0,37 0,0002

    7604 MAMUJU 1,7825 0,0136 0,06 0,0000

    9105 MANOKWARI -1,0028 -0,0060 0,09 0,0000

    TOTAL 0,0081

    (Dibulatkan = 0,00 )

    (Dibulatkan = 0,01 )

    Jenis Barang

    [1] [2]

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 39

    VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM

    6.1. Penghitungan Tarif Listrik

    Salah satu komoditas IHK yang penting adalah tarif listrik yang

    respondennya adalah Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) di masing-

    masing kota. Tarif yang dimaksud adalah tarif langganan rumahtangga setiap

    bulannya. Apabila tidak dapat dinyatakan dalam satuan Watt (VA) sebagai

    langganan, hendaknya dicatat tarif dalam satuan KWH (Kilo Watt/Jam).

    Golongan rumahtangga yang digunakan dalam penghitungan tarif listrik adalah

    golongan pelanggan R1 (450 VA, 900 VA, 1300 VA, dan 2200 VA), R2 (2201

    VA) dan R3 (6601 VA).

    Sebelum tarif listrik diisi dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung tarif

    listrik rumahtangga secara umum. Tahapan penghitungannya adalah sebagai

    berikut :

    a. Hitung biaya-biaya untuk ketiga golongan pelanggan (R1, R2 dan R3)

    yang terdiri dari :

    - Biaya Beban (BB)

    - Biaya Penerangan Jalan Umum (BPJU)

    - Biaya pemakaian Blok I (450 VA s.d. 2.200 VA)

    - Biaya pemakaian Blok II (450 VA s.d. 2.200 VA)

    - Biaya pemakaian Blok III (450 VA s.d. 2.200 VA) selebihnya.

    Biaya pemakaian per Kwh untuk masing-masing kota berbeda.

    b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah

    biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh

    rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya.

    Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan

    banyaknya pelanggan.

    c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan

    rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.

    Catatan :

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 40

    - Penghitungan tarif listrik dilakukan apabila terjadi perubahaN tarif.

    - Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah

    pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan

    pelanggan.

    Contoh penghitungan tarif listrik

    1. R1 (450 VA)

    Daya : 450 VA

    Jumlah Pelanggan : 1 197 754 Rt

    Rata-rata pemakaian : 125 Kwh

    Biaya Beban (BB) = 000.12

    0001

    450 = 5 400

    Blok I = 30 x 172 = 5 160

    Blok II = 30 x 380 = 11 400

    Blok III = (125 60) x 530 34 450

    Jumlah = 56 410

    BPJU = 3 % x Rp. 56 410 = 1 692

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 58 102

    2. R1 (900 VA)

    Daya : 900 VA

    Jumlah Pelanggan : 470 030 Rt

    Rata-rata pemakaian

    : 195 Kwh

    Biaya Beban (BB) = 00023

    0001

    900

    = 20 700

    Blok I = 20 x 310 = 6 200

    Blok II = 40 x 490 = 19 600

    Blok III = (195 60) x 530 = 71 550

    Rp. 118 050

    BPJU = 3 % x Rp. 118 050 = 3 542

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 121 592

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 41

    3. R1 (1300 VA)

    Daya : 1 300 VA

    Jumlah Pelanggan : 560 065 Rt

    Rata-rata pemakaian

    : 537 Kwh

    Biaya Beban = 30500

    0001

    3001

    = 39 650

    Blok I = 20 x 395 = 7 900

    Blok II = 40 x 490 = 19 600

    Blok III = (537 - 60) x 530 = 252 810

    Rp. 319 960

    BPJU = 3 % x Rp. 319 960 = 9 599

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 310 361

    4. R1 (2200 VA)

    Daya : 2 200 VA

    Jumlah Pelanggan : 250 653 Rt

    Rata-rata pemakaian

    : 575 Kwh

    Biaya Beban = 50030

    0001

    2002

    = 67 100

    Blok I = 20 x 400 = 8 000

    Blok II = 40 x 490 = 19 600

    Blok III = (575 - 60) x 530 = 272 950

    Rp. 367 650

    BPJU = 3 % x Rp. 367 650 = 11 030

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 378 680

    5. R2 (2201 VA)

    Daya : 2201 VA

    Jumlah Pelanggan : 113 159 Rt

    Rata-rata pemakaian : 632 Kwh

    Biaya Beban (BB) = 50031

    0001

    2012

    = 69 332

    Biaya Pemakaian = 632 x 575 = 363 400

    Rp. 432 732

    BPJU = 3 % x Rp. 432 732 = 12 982

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 445 714

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 42

    6. R3 (6601 VA)

    Daya : 6601 VA

    Jumlah Pelanggan : 32 002 Rt

    Rata-rata pemakaian : 1 571 Kwh

    Biaya Beban (BB) = 26034

    0001

    6016 = 226 150

    Biaya Pemakaian = 1 571 x 621 = 975 591

    Rp. 1 201 741

    BPJU = 3 % x Rp. 1 201 741 = 36 052

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 1 237 793

    a. Penimbang (W)

    Golongan Jumlah Rt W

    [1] [2] [3] [4]

    R1 450 VA 1 197 754 45,65

    900 VA 470 030 17,92

    1300 VA 560 065 21,35

    2200 VA 250 653 9,55

    R2 2201 VA 113 159 4,31

    R3 6601 VA 32 002 1,22

    Jumlah 2 623 663 100.00

    Golongan W Pn Pn x W

    [1] [2] [3] [4]

    R1 450 VA 45,65 58 102 2 652 356,30

    900 VA 17,92 121 592 2 178 928,64

    1300 VA 21,35 310 361 6 626 207,35

    2200 VA 9,55 378 680 3 616 394,00

    R2 2201 VA 4,31 445 714 1 921 027,34

    R3 6601 VA 1,22 1237 793 1 510 107,46

    Jumlah 100 18 505 021,09

    Rata-rata 185 050,21

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 43

    6.2. Penghitungan Tarif PAM

    Sebelum tarif PAM diisikan ke dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung

    untuk mencari tarif PAM rumahtangga secara umum. Tahapan

    penghitungannya adalah sebagai berikut;

    a. Hitung biaya-biaya untuk golongan pelanggan (II, III A, III B dan IV A)

    yang terdiri dari :

    Biaya Beban (BB) Pelanggan

    Biaya Pemakaian (BP), 0 10 m3 dan 11 20 m

    3

    Biaya pemakaian selebihnya dari 20 m3 (BPL)

    b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah

    biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh

    rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya.

    Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan

    banyaknya pelanggan.

    c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan

    rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.

    Catatan :

    1. Penghitungan tarif PAM dilakukan apabila terjadi perubahan tarif.

    2. Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah

    pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan

    pelanggan.

    b.

    c.

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 44

    Contoh penghitungan tarif PAM

    a. Tarip sebelum ada kenaikan

    1. Kelompok II

    Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt

    Rata-rata pemakaian : 23,07 m3

    Biaya Beban (BB) = 1 660,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

    BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00

    2. Kelompok III A

    Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt

    Rata-rata pemakaian : 20,55 m3

    Biaya Beban (BB) = 5 585,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

    BPL = 0,55 x Rp. 1 275,00 = 701,25

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 26 186,25

    3. Kelompok III B

    Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt

    Rata-rata pemakaian : 25,379 m3

    Biaya Beban (BB) = 5 585,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

    BPL = 5,379 x Rp. 1 600,00 = 8 606,40

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 34 091,40

    4. Kelompok IV A

    Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt

    Rata-rata pemakaian : 30,92 m3

    Biaya Beban (BB) = 9 910,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00

    BPL = 10,92 x Rp. 2 475,00 = 27 027,00

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 70 137,00

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 45

    b. Tarip Baru (ada kenaikan tarif)

    1. Kelompok II

    Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt

    Rata-rata pemakaian : 23,07 m3

    Biaya Beban (BB) = = 1 660,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

    BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00

    2. Kelompok III A

    Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt

    Rata-rata pemakaian : 20,55 m3

    Biaya Beban (BB) = 6 640,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 350,00 = 10 350,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 330,00 = 13 300,00

    BPL = 0,55 x Rp. 1 560,00 = 858,00

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 31 148,00

    3. Kelompok III B

    Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt

    Rata-rata pemakaian : 25,379 m3

    Biaya Beban (BB) = = 7 550,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 335,00 = 13 350,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 520,00 = 15 200,00

    BPL = 5,379 x Rp. 2 100,00 = 11 296,00

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 47 396,00

    4. Kelompok IV A

    Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt

    Rata-rata pemakaian : 30,92 m3

    Biaya Beban (BB) = 14 190,00

    Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00

    Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00

    BPL = 10,92 x Rp. 3 500,00 = 38 220,00

    Jumlah yang dibayarkan Rp. 102 410,00

  • Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen 46

    Penimbang (W)

    Golongan Jumlah RT W

    II 36334 7,58

    III A 255409 53,30

    III B 124562 26,00

    IV A 62853 13,12

    Jumlah 479158 100,00

    Golongan W P(n-1) P(n-1) X W Pn Pn X W

    II 7,58 11.770,00 89.250,56 11.770,00 89.250,56

    III A 53,30 26.186,25 1.395.824,33 31.148,00 1.660.304,02

    III B 26,00 34.091,40 886.240,65 47.396,00 1.232.107,27

    IV A 13,12 70.137,00 920.014,04 102.410,00 1.343.351,41

    Jumlah 100,00 3.291.329,57 4.325.013,25

    32.913,30 43.250,13

    131,41

    Rata-rata Tarif

    Relatif Harga