Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 · 2020-01-27 · Pendapatan distributor...
Transcript of Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 · 2020-01-27 · Pendapatan distributor...
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 ii
PEDOMAN PENCACAHAN
SURVEI HARGA PERDAGANGAN BESAR
2017
BADAN PUSAT STATISTIK
Ukuran buku / Book Size: 18,2 Cm x 25,7 Cm
Jumlah Halaman / Number of pages: vi + 19 Halaman / pages
Naskah / Manuscript:
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar
Subdirectorate of Wholesale Price Statistics
Gambar Kulit / Cover Design
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar
Subdirectorate of Wholesale Price Statistics
Diterbitkan oleh / Published by:
Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia
BPS-Statistics Indonesia
Dicetak oleh / Printed by:
Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia
BPS-Statistics Indonesia
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,
dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part or
all of this book for commercial purpose without permission from BPS-
Statistics Indonesia
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 iii
Kata Pengantar
Buku Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar
2017 merupakan panduan untuk pelaksanaan kegiatan statistik
dalam rangka pencacahan data harga grosir yang dilakukan di
seluruh provinsi di Indonesia. Tujuan dari Survei Harga
Perdagangan Besar ini adalah untuk mendapatkan data harga
grosir yang dapat dipercaya dan tepat waktu, untuk mengetahui
perkembangan harga antar waktu, dan untuk bahan penyusunan
angka Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan perubahannya
(inflasi/deflasi).
Buku pedoman ini berisi uraian tentang latar belakang,
tujuan, pemilihan responden, pemilihan jenis barang dan kualitas,
sampai dengan tata cara pengisian kuesioner. Pedoman ini juga
dilampiri contoh kuesioner yang sudah terisi lengkap.
Jakarta, Agustus 2017
Deputi Bidang
Statistik Distribusi dan Jasa
Yunita Rusanti
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 v
Daftar Isi
Kata Pengantar ….………………………………………………………… iii
Daftar Isi ….………………………………………………………………… v
I. PENDAHULUAN ….………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2 Tujuan ….…………………………………………………… 2
1.3 Ruang Lingkup ….………………………………………… 2
1.4 Klasifikasi ..………………………………………………… 2
II. METODOLOGI ……………………………………………………… 3
2.1 Pemilihan Kabupaten/Kota ….………………………… 3
2.2 Pemilihan Responden .…………………………………… 3
2.3 Pemilihan Jenis Barang Dan Kualitas ……………… 3
2.4 Metode Pengumpulan Data ……………………………… 4
III. PELAKSANAAN LAPANGAN .…………………………………… 5
3.1 Organisasi Lapangan .…………………………………… 5
3.2 Pemeriksaan Hasil Pencacahan ..……………………… 5
IV. KONSEP DAN DEFINISI ………………………………………… 7
V. TATA CARA PENGISIAN KUESIONER ..……………………… 11
Blok I. Posisi Distribusi …..…………………………………… 11
Blok II. Keterangan Perusahaan .…………………………… 11
Blok III. Keterangan Pencacah .…..………………………… 12
Blok IV. Pemberi Data/Keterangan ..……………………… 13
Blok V. Harga Komoditas .…………………………………… 14
VI. LAMPIRAN ..………………………………………………………… 16
6.1 Kuesioner V-HPB Kosong .….…………………………… 16
6.2 Kuesioner V-HPB Terisi ..………………………………… 18
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan alam Indonesia yang merupakan negara kepulauan
menyebabkan masalah distribusi komoditas menjadi isu yang
utama. Keadaan alam sering menjadi penyebab terkendalanya
proses distribusi barang, seperti tanah longsor yang menghambat
jalur distribusi darat ataupun gelombang tinggi yang menghambat
jalur distribusi laut. Hal ini menyebabkan terjadi fluktuasi harga
barang di pasar. Fluktuasi harga yang ekstrim pada salah satu
atau sebagian komoditas akan mengganggu stabilitas
perekonomian nasional.
Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan pemerintah untuk
menjaga stabilitas harga komoditas dengan memantau
perkembangan harga. Untuk menunjang hal tersebut, diperlukan
suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan harga
komoditas, salah satunya di tingkat distributor atau pedagang
grosir. Indikator tersebut adalah Indeks Harga Perdagangan Besar
(IHPB) yang diperoleh dari Survei Harga Perdagangan Besar (HPB).
IHPB adalah angka indeks yang menggambarkan besarnya
perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/harga
grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu
daerah. Komoditas tersebut merupakan produksi dalam negeri yang
dipasarkan di dalam negeri ataupun ke luar negeri (ekspor), dan
komoditas yang diimpor.
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 2
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan Survei HPB sebagai berikut:
Mendapatkan data harga grosir yang dapat dipercaya dan
tepat waktu, untuk mengetahui perkembangan harga antar
waktu.
Untuk bahan penyusunan angka Indeks Harga Perdagangan
Besar (IHPB) dan perubahannya (inflasi/deflasi).
1.3 Ruang Lingkup
Survei HPB dilakukan di seluruh wilayah provinsi di Indonesia
yang mencakup kabupaten/kota utama yang banyak terdapat
pedagang besar. Komoditas yang tercakup pada IHPB 2017
(2010=100) sebanyak 317 jenis barang pada tiga sektor domestik
(Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; dan Industri) dan dua
Kelompok Barang (Ekspor dan Impor) yang masing-masing terdiri
dari 92 Subkelompok Barang Ekspor dan 92 Subkelompok Barang
Impor.
1.4 Klasifikasi
Data dasar (micro data) Survei HPB diklasifikasikan menurut
Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia 2012 (KBKI 2012) 10 digit.
Penyajian data untuk sektor domestik menggunakan Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) 3 digit,
sedangkan Kelompok Barang Impor dan Kelompok Barang Ekspor
menggunakan klasifikasi kode Harmonized System (HS) 2 digit.
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 3
II. METODOLOGI
2.1 Pemilihan Kabupaten/Kota
Survei ini dilakukan di seluruh provinsi tetapi tidak mencakup
seluruh kabupaten/kota. Pemilihan kabupaten/kota dilakukan
secara purposif dengan mempertimbangkan pusat kegiatan
perekonomian yang banyak terdapat pedagang besar, dan
merupakan tugas BPS Provinsi melalui Bidang Statistik Distribusi.
2.2 Pemilihan Responden
Responden Survei HPB merupakan pedagang besar yang
menjual komoditas yang masuk ke dalam paket komoditas (pakom)
IHPB Nasional. Pedagang besar yang dimaksud boleh merupakan
distributor, subdistributor, agen, subagen, perkulakan, dan
lainnya. Khusus komoditas ekspor/impor, responden adalah
pedagang besar yang merupakan eksportir dan importir yang
mengekspor atau mengimpor komoditas tersebut.
2.3 Pemilihan Jenis Barang Dan Kualitas
Jenis barang yang dipilih pada pencacahan Survei HPB
merupakan jenis barang yang sesuai dengan pakom. Kualitas yang
dipilih merupakan kualitas yang banyak diperdagangkan di
responden terpilih. BPS Provinsi dapat menambahkan komoditas
selain pakom dengan pertimbangan bahwa komoditas tersebut
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 4
merupakan komoditas lokal yang nantinya diperkirakan masuk
pakom IHPB Provinsi.
2.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung
terhadap responden menggunakan kuesioner V-HPB. Jika tidak
memungkinkan dilakukan wawancara secara langsung maka
kuesioner dapat ditinggal untuk diisi sendiri oleh responden.
Pencacahan dilakukan pada tanggal 1 s.d. 15 setiap bulan.
Kuesioner diambil kembali paling lambat sehari sebelum batas
waktu pencacahan berakhir. Hal ini penting dilakukan untuk
menjaga ketepatan jadwal pencacahan. Pada saat petugas
mengambil kuesioner diusahakan dapat bertemu langsung dengan
responden untuk wawancara kembali apabila ditemui isian yang
masih meragukan atau belum lengkap. Pengawasan dan
pemeriksaan dilakukan pada saat pencacahan supaya data yang
dikumpulkan sesuai dengan periode pencacahan yang telah
ditetapkan.
Kuesioner V-HPB dapat dicetak dari situs SHPB Online di
alamat: http://shpb.bps.go.id dengan memasukkan kode
perusahaan yang dimaksud. Data hasil pencacahan kemudian
dientri ke situs SHPB Online sesuai jadwal yang ditentukan setiap
bulan. Batas akhir entri data setiap bulan adalah tanggal 20.
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 5
III. PELAKSANAAN LAPANGAN
3.1 Organisasi Lapangan
1. Kepala BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota bertanggung
jawab atas pelaksanaan Survei HPB di wilayahnya.
2. Kepala Bidang Statistik Distribusi di BPS Provinsi
bertanggung jawab secara teknis dan mengkoordinasikan
pelaksanaan pengumpulan data Survei HPB di wilayahnya.
3. Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen dan Harga
Perdagangan Besar di BPS Provinsi bertanggung jawab atas
pengawasan/pemeriksaan hasil pengumpulan data Survei
HPB dan kebenaran isiannya serta memberi petunjuk yang
diperlukan kepada Kasi Statistik Distribusi BPS Kabupaten/
Kota dan petugas pencacah.
4. Petugas pencacah adalah Koordinator Statistik Kecamatan
(KSK), staf, ataupun mitra di BPS Kabupaten/Kota yang
bertugas mengumpulkan data harga dan bertanggung jawab
atas isian data yang diperoleh dalam pelaksanaan
pengumpulan data di lapangan.
3.2 Pemeriksaan Hasil Pencacahan
Kualitas hasil pencacahan dalam survei ini sangat tergantung
dari proses pemeriksaan daftar yang dilakukan di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota. Ada beberapa tahap pemeriksaan daftar HPB
yang harus dilakukan baik di BPS Kabupaten/Kota maupun di BPS
Provinsi, yaitu:
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 6
1. Kepala Seksi Statistik Distribusi selaku pengawas/pemeriksa
di kabupaten/kota harus memantau secara langsung
kegiatan pengumpulan data di lapangan. Apabila data harga
yang dikumpulkan masih meragukan, maka Kasi Statistik
Distribusi menugaskan petugas pencacah untuk melakukan
kunjungan ulang guna memastikan kebenaran datanya.
2. Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen dan Harga
Perdagangan Besar BPS Provinsi melakukan pemeriksaan
hasil entri melalui situs SHPB Online. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan target jumlah responden
(response rate) dan kewajaran perubahan data harga. Apabila
ditemukan data yang ekstrem atau masih meragukan, harus
dikonfirmasi ke BPS Kabupaten/Kota mengenai kebenaran
datanya.
3. Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar (SHPB)
akan melakukan validasi hasil entri. Apabila ditemukan data
yang dianggap tidak wajar akan dilakukan konfirmasi
langsung ke BPS Kabupaten/Kota atau melalui BPS Provinsi.
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 7
IV. KONSEP DAN DEFINISI
Kualitas hasil pengumpulan data sangat ditentukan oleh
tingkat pemahaman petugas pengumpul data (pencacah) tentang
konsep dan definisi dari istilah yang digunakan dalam pelaksanaan
Survei HPB. Beberapa istilah dan konsep yang perlu dipahami
adalah:
1. Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang dan/atau jasa
yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan
pengalihan hak atas barang/dan atau jasa dengan disertai
imbalan atau kompensasi (Keputusan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan No. 23/Mpp/Kep/1/1998).
2. Pedagang adalah perorangan atau badan usaha yang
melakukan kegiatan perniagaan/perdagangan secara terus
menerus dengan tujuan memperoleh laba (Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan No. 23/Mpp/Kep/1/1998).
3. Perdagangan besar adalah kegiatan penjualan kembali
(tanpa perubahan teknis) baik barang baru maupun barang
bekas kepada pengecer, industri, komersial, institusi atau
pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya,
atau yang bertindak sebagai agen atau broker dalam
pembelian atau penjualan barang, baik perorangan maupun
perusahaan (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
2015).
4. Pedagang grosir pertama adalah pedagang grosir yang
membeli barang langsung dari produsen.
5. Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang
bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 8
perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan,
penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang
dimiliki/dikuasai (Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 11/MDAG/PER/3/2006).
Pendapatan distributor berasal dari selisih harga beli (dari
produsen) dengan harga jual (ke konsumen). Distributor
membeli dari produsen dan menjual kembali kepada
konsumen untuk kepentingan sendiri. Contoh: distributor
baju muslim, distributor minyak goreng, distributor spare
part motor, dan sebagainya.
6. Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang
bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal
berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa
melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan atau jasa
yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya.
(Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
11/MDAG/PER/3/2006). Prinsipal adalah perorangan atau
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan
badan hukum di luar negeri atau di dalam negeri yang
menunjuk agen atau distributor untuk untuk melakukan
penjualan barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
Pendapatan agen berupa komisi hasil penjualan. Agen
melakukan penjualan barang untuk dan atas nama prinsipal
(produsen/supplier). Contoh: agen elpiji, agen minyak tanah,
agen produk “Unilever”, dan sebagainya.
7. Pedagang grosir selain pedagang grosir pertama adalah
pedagang yang membeli barang dari pedagang grosir lainnya
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 9
dan menjual barang kepada pedagang lain atau institusi
secara grosir.
8. Subdistributor adalah perusahaan perdagangan nasional
yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas namanya
sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari
distributor atau distributor tunggal untuk melakukan
pemasaran (Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 11/MDAG/PER/3/2006).
Contoh: subdistributor rokok, subdistributor obat, dan lain-
lain.
9. Perkulakan (grosir) adalah perorangan atau badan usaha
yang membeli dalam partai besar berbagai macam barang
dari berbagai pihak dan menjual dalam partai besar barang
tersebut sampai kepada subdistributor dan/atau pedagang
eceran (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 11/MDAG/PER/3/2006).
Contoh: “Lotte Mart Wholeseller”, perkulakan sayuran
organik, dan sebagainya.
10. Pedagang campuran adalah orang atau badan usaha yang
membeli dan menjual barang kepada pedagang lain, institusi,
dan rumah tangga secara grosir dan eceran.
11. Importir adalah perusahaan atau perorangan yang
melakukan kegiatan impor atau memasukkan barang ke
dalam Daerah Pabean Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta
tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas
kontinen (Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 10
Perdagangan RI, 2008). Contoh: PT. Nirwana Lestari importir
makanan ringan “Pringles”.
12. Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan
usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan (ekspor) dalam wilayah hukum NKRI,
baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi
yang mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari
Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri
(Buku Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen
Perdagangan RI, 2008).
Eksportir terdaftar adalah perusahaan/perorangan yang telah
mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk
mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Contoh: PT. Kencana Makmur, Tbk eksportir
“Indomie”.
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 11
V. TATA CARA PENGISIAN KUESIONER
Pada pelaksanaan Survei HPB responden diwawancarai secara
langsung dengan menggunakan kuesioner V-HPB. Cara pengisian
kuesioner adalah sebagai berikut:
Blok I. Posisi Distribusi
Pada blok ini berisi posisi perusahaan pada jalur distribusi
barang. Isikan huruf yang sesuai dengan posisi distribusi barang.
Blok II. Keterangan Perusahaan
Blok ini berisi keterangan mengenai identitas perusahaan yang
menjadi responden. Blok ini terdiri dari 5 rincian yaitu: provinsi,
kabupaten/kota, kode identitas perusahaan, nama perusahaan,
dan alamat perusahaan.
Rincian 1. Provinsi
Isikan nama provinsi dengan jelas dan lengkap. Setelah itu isikan
kode provinsi pada kotak yang telah disediakan.
Rincian 2. Kabupaten/Kota
Isikan nama kabupaten/kota dengan jelas dan lengkap. Setelah
itu isikan kode kabupaten/kota pada kolom yang telah
disediakan.
Rincian 3. Kode Identitas Perusahaan
Isikan kode identitas perusahaan dengan aturan sebagai berikut:
1. Digit pertama dan kedua diisi dengan kode provinsi.
2. Digit ketiga dan keempat diisi dengan kode kabupaten/
kota.
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 12
3. Digit kelima dan keenam diisi dengan inisial nama
responden.
4. Digit ketujuh merupakan nomor urut untuk responden.
Jika responden memiliki digit pertama sampai dengan
keenam sama, maka isian digit ketujuh diurutkan dari
angka 1, 2, 3, ..., dan seterusnya.
Contoh:
3374MB1, nama responden adalah PT. Maiko Baru
3374MB2, nama responden adalah PT. Marco Ban
5171BX1, nama responden adalah CV. Bramastra
1871SX1, nama responden adalah Suseno
1871SX4, nama responden adalah UD. Sumatera
Rincian 4. Nama Perusahaan
Tuliskan nama perusahaan di kuesioner dengan benar dan
lengkap. Tuliskan pula bentuk perusahaannya, misalnya PT, CV,
UD, dan sebagainya.
Contoh:
Maiko Baru, PT
Bramastra, CV
Sumatera, UD
Rincian 5. Alamat Perusahaan
Tuliskan alamat lengkap perusahaan mulai dari nama jalan,
nomor, los (jika di dalam pasar), serta nomor teleponnya.
Blok III. Keterangan Pencacah
Blok ini berisi keterangan mengenai identitas pencacah dan
pemeriksa Survei HPB. Blok ini terdiri dari 8 rincian yaitu, nama
pencacah, NIP pencacah, tanggal selesai pencacahan, tanda tangan
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 13
pencacah, nama pemeriksa, NIP pemeriksa, tanggal selesai
pemeriksaan, dan tanda tangan pemeriksa.
Rincian 1. Nama Pencacah
Isikan nama petugas pencacah.
Rincian 2. NIP
Isikan NIP petugas pencacah sesuai rincian 1.
Rincian 3. Tanggal Pencacahan
Isikan tanggal selesai pencacahan. Jika dokumen ditinggal di
tempat responden, tanggal pencacahan diisi dengan tanggal
pengambilan dokumen.
Rincian 4. Tanda Tangan
Petugas pencacah membubuhkan tanda tangan setelah selesai
pencacahan sebelum menyerahkan dokumen kepada pemeriksa.
Rincian 5. Nama Pemeriksa
Isikan nama pemeriksa.
Rincian 6. NIP
Isikan NIP pemeriksa sesuai dengan rincian 5.
Rincian 7. Tanggal Pemeriksaan
Isikan tanggal dokumen selesai diperiksa.
Rincian 8. Tanda Tangan
Jika pemeriksaan sudah selesai dilakukan, pemeriksa
membubuhkan tanda tangan pada rincian ini.
Blok IV. Pemberi Data/Keterangan
Blok ini berisi keterangan mengenai pemberi data/keterangan.
Blok ini terdiri dari 4 rincian yaitu nama pemberi data/keterangan,
jabatan, tanggal, dan tanda tangan beserta stempel perusahaan.
Rincian 1. Nama pemberi data/keterangan
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 14
Isikan nama pemberi data/keterangan yang diwawancarai saat
mengunjungi responden.
Rincian 2. Jabatan
Isikan jabatan pemberi data/keterangan yang diwawancarai pada
rincian 1.
Rincian 3. Tanggal
Isikan tanggal saat melakukan kunjungan.
Rincian 4. Tanda tangan dan cap/stempel perusahaan
Bubuhkan tanda tangan pemberi data/keterangan beserta
stempel perusahaan/usahanya sebagai bukti kunjungan telah
dilakukan.
Blok V. Harga Komoditas
Blok ini terdiri dari 8 kolom yaitu kode kualitas, nama
komoditas, spesifikasi/kualitas, satuan/unit, jenis harga, harga
bulan sebelumnya, harga bulan berjalan, dan persentase
perubahan harga.
Kolom (1). Kode Kualitas
Kolom ini diisi dengan kode kualitas yang diambil dari KBKI 10
digit.
Kolom (2). Nama Komoditas
Kolom ini diisi dengan nama komoditas yang diambil dari
deskripsi KBKI 10 digit yang bersesuaian.
Kolom (3). Spesifikasi/Kualitas
Isikan nama kualitas dengan lengkap yang mencakup spesifikasi,
merk, kemasan, isi per kemasan, dan keterangan lainnya yang
dianggap penting.
Kolom (4). Satuan/Unit
Pedoman Pencacahan Survei Harga Perdagangan Besar 2017 15
Isikan satuan/unit yang digunakan dalam penjualan. Satuan
yang boleh digunakan haruslah satuan yang terdapat pada SHPB
Online. Contoh: Unit, KG, Kaleng, Botol, Liter, Meter, Zak, Lusin,
Dus, Karton, Kodi, Slop, Karung, dan lain-lain.
Kolom (5). Jenis Harga
Isikan kode 1 jika merupakan harga Grosir.
Isikan kode 2 jika merupakan harga Impor Cost Insurance Freight
(CIF).
Isikan kode 3 jika merupakan harga Ekspor Free On Board (FOB).
Kolom (6). Harga Bulan Sebelumnya
Isikan harga barang pada bulan sebelumnya sesuai dengan
satuan/unit yang tertulis pada kolom (4).
Kolom (7). Harga Bulan Berjalan
Isikan harga barang pada bulan berjalan sesuai dengan satuan/
unit yang tertulis pada kolom (4).
Kolom (8). Persentase Perubahan Harga
Isikan persentase perubahan harga yang dihitung dengan
menggunakan rumus:
Tata cara pengisian kuesioner diatas adalah untuk responden
baru. Apabila responden sudah ada dalam master perusahaan
SHPB Online (pernah dientri), maka Blok I, Blok II, Blok V kolom (1)
s.d. kolom (6) akan tercetak saat melakukan cetak dokumen.
Sehingga untuk responden yang sudah ada dalam master, petugas
hanya mengisi Blok III, Blok IV, dan Blok V kolom (7) dan kolom (8)
pada saat pencacahan.
1001)6(
)7(
Kol
Kol