Buku Panduan Laboratorium

25
BUKU PANDUAN LABORATORIUM PRODI D.III KEBIDANAN PADANG KEMENTRIAN KESEHATAN RI

description

buku panduan

Transcript of Buku Panduan Laboratorium

Page 1: Buku Panduan Laboratorium

BUKU PANDUAN LABORATORIUM PRODI D.III

KEBIDANAN PADANG

KEMENTRIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN

PADANG

Page 2: Buku Panduan Laboratorium

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya maka Buku Panduan Laboratorium Prodi D.III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Padang dapat tersusun.

Derasnya arus globalisasi membawa konsekuensi bahwa tiap institusi pendidikan tenaga kesehatan harus memperkuat laboratorium. Kondisi ini akan mempengaruhi kualitas proses pembelajaran, khususnya pembelajaran praktik di laboratorium. Hal ini akan membawa dampak pada kualitas lulusan. Dengan disusunnya Buku Panduan Laboratorium Prodi D.III Kebidanan Padang ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman bagi penyelenggaran pendidikan dan semua pengguna laboratorium.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan kerjasama yang baik dalam penyusunan Buku Panduan Laboratorium Prodi D.III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Padang.

Kami menyadari Buku Panduan Laboratorium Prodi D.III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Padang ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya sangat kami harapkan.

Mengetahui, Padang, Desember 2014Ketua Jurusan Kebidanan Penanggung Jawab Laboratorium

Hj. Erwani, SKM, M.Kes Kori Kornelia, Amd. Keb NIP. 19620914 198603 2 003 NIP. 19870120 200903 2 001

Page 3: Buku Panduan Laboratorium

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

Daftar Lampiran

Daftar tabel

I. Pendahuluan

II. Visi, Misi, Motto Prodi D.III Kebidanan Padang Poltekkes Kemenkes RI

III. Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Prodi D.III kebidanan Padang Poltekkes Kemenkes RI

IV. Tata Tertib Laboratorium

V. Prosedur Peminjaman dan Pengembalian Alat Laboratorium

VI. Pedoman Sistem Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

VII. Diagram Alur Peminjaman Alat Laboratorium

Page 4: Buku Panduan Laboratorium

LABORATORIUM PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

I. Pendahuluan

Pendidikan D III Kebidanan merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga

kesehatan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan profesional serta menerapkan ilmu dan konsep kebidanan. Untuk

mempersiapkan dan mendapatkan lulusan yang berkualitas, maka diperlukan upaya

peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan yang tepat dan sesuai. Laboratorium

merupakan salah satu media untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan

Laboratorium Kebidanan adalah tempat praktikum seorang mahasiswa dalam

mengaplikasikan teori yang diterima di kelas serta dapat memberikan gambaran tentang

pelayanan di puskesmas, rumah sakit maupun pelayanan di kalangan masyarakat luas.

II. Visi, Misi dan Motto Prodi D.III Kebidanan Padang Poltekkes Kemenkes RI

Visi dari Prodi D.III Kebidanan Padang adalah Menjadi Program studi D III

Kebidanan yang memiliki daya saing, inovatif, prestatif, tangggap bencana terhadap

Kesehatan Reproduksi yang Bertakwa Pada Tuhan Yang Maha Esa

Adapun Misi Prodi D.III Kebidanan Padang adalah :

1. Menyelenggarakan proses pendidikan bidan berbasis kompetensi yang menghasilkan

sumber daya manusia professional.

2. Menyelenggarakan pendidikan bidan yang dapat membentuk kepribadian luhur dan

tanggap bencana terhadap terhadap kesehatan reproduksi

3. Menyelenggarakan penelitian yang bermutu dan dapat di pertanggungjawabkan serta

bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki daya ungkit terhadap perkembangan ilmu

kebidanan terutama tanggap terhadap kesehatan reproduksi.

4. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di bidang kebidanana yg sesuai dengan

kebutuhan masyarakat terutama tanggap bencana terhadap kesehatan reproduksi

Page 5: Buku Panduan Laboratorium

5. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan bidan sesuai standard dan melaksanakan

sistem penjaminan mutu.

6. Menciptakan suasana akademik yang berKetuhanan Yang Maha

7. Esa.

Sedangkan Motto dari Prodi D.III Kebidanan Padang adalah ”educated whole

heartedly, mendidik dengan sepenuh hati”.

III. Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Prodi D.III kebidanan

Padang Poltekkes Kemenkes RI

A. Fungsi dan Tujuan

Fungsi utama dari laboratorium kebidanan adalah untuk melakukan praktik

atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan di lingkungan

Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes RI Padang sehingga menjadi unsur penting

dalam kegiatan pendidikan dan penelitian, khususnya di bidang kebidanan.

Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah untuk

membantu memperlanacar pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan

kegunaan dari laboratorium beserta semua sumberdaya yang ada di dalamnya,

sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi dari program study dan

jurusan ilmu kebidanan Poltekes Kemenkes RI Padang.

Kegiatan yang ada dalam lingkup pengelolaan laboratorium meliputi

praktikum, penggunaan peralatan laboratorium, penggunaan laboratorium untuk

penelitian dan kerjasama penelitian atau pengabdian masyarakat dan sejenisnya.

B. Pengelola Laboratorium

1. Kepala unit laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang

bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang diselenggarakan di

laboratorium, baik administrasi maupun akademik.

2. Penanggung jawab laboratorium adalah seorang staf yang membantu secara

langsung tugas kepala unit laboratorium dalam bidang administrasi, sehingga

membantu terjaminnya kelancaran sistim administrasi

Page 6: Buku Panduan Laboratorium

3. Laboran/tenaga bantu laboratorium adalah seseorang yang bertugas membantu

aktifitas peserta didik dalam melakukan kegiatan praktek laboratorium.

4. Pembimbing praktikum/Instruktur Laboratorium adalah staf edukatif yang

bertanggungjawab dalam memberikan bimbingan praktikum bagi mahasiswa

5. Peserta praktikum adalah mahasiswa yang telah terdaftar untuk mata kuliah

yang bersangkutan pada semester berjalan

C. Tugas dan Tanggung Jawab

1. Kepala unit laboratorium bertugas Mempertanggungjawabkan semua kegiatan

di laboratorium, dengan dibantu oleh semua anggota laboratorium

(administrator/ penanggung jawab laboratorium dan teknisi/ tenaga bantu

laboratorium), agar kelancaran aktifitas laboratorium dapat terjamin serta

Memimpin, membina, dan mengkoordinir semua aktifitas sistem internal dan

mengadakan kerjasama dengan pihak eksternal, seperti institusi lain, atau

pusat-pusat studi yang berkaitan dengan pengembangan laboratorium

2. Penanggung jawab laboratorium bertugas Mempertanggung jawabkan semua

kegiatan praktikum pada laboratoriumnya secara terorganisir, terjadwal dan

terencana dengan baik dengan bantuan dan kerjasama dengan tenaga bantu

laboratorium serta Memimpin, membina, dan mengkoordinir semua aktifitas

/kegiatan yang terjadi di dalam laboratoriumnya baik dengan tenaga bantu

laboratorium maupun dengan dosen mata kuliah terkait.

3. Laboran/tenaga bantu laboratorium bertugas menyiapkan alat-alat untuk

percobaan peserta didik dan demonstrasi oleh dosen dan peserta didik,

memelihara alat-alat dan memeriksa jumlah alat-alat dan bahan, menyiapkan

bahan-bahan yang habis pakai, membantu dosen di dalam laboratorium dan

memeriksa keadaan alat-alat dan memisahkan alat-alat yang baik dan yang

rusak dan melaporkan keadaan itu kepada penanggung jawab laboratorium.

4. Pembimbing praktikum/Instruktur Laboratorium bertugas membimbing

kegiatan praktikum bagi mahasiswa untuk mata kuliah praktik dan bertanggung

jawab kepada kepala laboratorium dan Ketua Jurusan

Page 7: Buku Panduan Laboratorium

5. Peserta praktikum wajib melaksanakan kegiatan praktikum yang telah

dijadwalkan di laboratorium pada semester yang bersangkutan sesuai dengan

mata kuliah yang diambilnya.

D. Tata Tertib Laboratorium

1. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium harus melapor ke petugas

satu hari sebelum penggunaan pada jam kerja (07.30 – 15.30 WIB)

2. Setiap kali pemakaian Laboratorium wajib mengisi buku kunjungan

laboratorium.

3. Mahasiswa tidak dibenarkan membawa sepatu, tas, makanan dan minuman

ke dalam ruangan Laboratorium

4. Mahasiswa tidak dibenarkan duduk dan tidur di atas tempat tidur pasien.

5. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan dan kerapian alat dan ruangan

Laboratorium

6. Waktu peminjaman alat maksimal satu minggu, jika masih ingin

menggunakan maka dilakukan perpanjangan dan pengecekan kembali oleh

petugas laboratorium.

7. Jika alat yang digunakan oleh mahasiswa hilang, pecah atau rusak maka

mahasiswa wajib mengganti alat yang rusak, hilang, atau pecah dengan batas

waktu maksimal satu minggu setelah waktu pengembalian.

8. Laboratorium dapat digunakan untuk praktik mandiri di luar jadwal yang

ditetapkan dengan ketentuan telah melapor pada petugas laboratorium.

E. Prosedur Peminjaman dan Pengembalian Alat Laboratorium

1. Sebelum peminjaman alat laboratorium, peminjam melapor ke petugas

laboratorium sehari sebelumnya.

2. Mahasiswa mengisi blangko peminjaman alat laboratorium sesuai dengan

kebutuhan. Bagi mahasiswa, blangko peminjaman harus diketahui oleh

dosen/instruktur (minimal 1 hari sebelum alat digunakan).

3. Peminjam menyerahkan blangko peminjaman yang telah diisi kepada petugas

laboratorium

Page 8: Buku Panduan Laboratorium

4. Petugas laboratorium mengecek jadwal penggunaan laboratorium untuk

tanggal sesuai dengan alat yang akan digunakan peminjam.

5. Petugas mengecek dan menyiapkan alat laboratorium sesuai dengan

permintaan peminjaman

6. Jika terdapat alat yang tidak tersedia, maka petugas laboratorium meminjam

ke laboratorium lain di lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang

7. Petugas menyerahkan alat sesuai dengan permohonan peminjam.

8. Peminjam mengecek dan menerima alat sesuai dengan permintaan

peminjaman. Jika alat tidak lengkap atau rusak, maka alat dikembalikan ke

petugas untuk diganti dengan yang baik

9. Peminjam dan Petugas laboratorium menandatangani format peminjaman

alat laboratorium

10. Petugas mendokumentasikan format peminjaman Alat laboratorium

11. Peminjam membawa alat laboratorium ke ruangan atau tempat alat

akan digunakan.

12. Setelah peminjam selesai menggunakan alat, peminjam melapor

kembali ke petugas.

13. Peminjam mengembalikan alat dalam keadaan lengkap dan bersih

14. Petugas mengecek kembali alat yang telah dikembalikan. Jika

terdapat alat yang rusak dan hilang maka peminjam wajib menggantinya

dengan yang baik.

15. Peminjam dan Petugas laboratorium menandatangani format

pengembalian alat laboratorium

16. Petugas menyusun serta merapikan kembali alat alat yang telah

digunakan kedalam lemari penyimpanan.

F. Pedoman Sistem Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadi di

laboratorium diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan yang

mungkin terjadi di dalam laboratorium serta pengetahuan tentang penyebabnya.

Page 9: Buku Panduan Laboratorium

Jenis jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium/bengkel kerja yaitu :

1. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan atau tertusuk benda-benda

tajam

2. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda-benda panas, dan oleh bahan

kimia

3. Terkena racun (keracunan). Keracunan ini terjadi karena bekerjanya

menggunakan zat beracun yang secara tidak sengaja dan atau kecerobohan

masuk kedalam tubuh. Perlu diketahui bahwa beberapa jenis zat beracun

dapat masuk kedalam tubuh melalui kulit

4. Terkena zat korosif seperti berbagai jenis asam, misalnya asam sulfat pekat,

asam format, atau berbagai jenis basa

5. Terkena adiasi sinar berbahaya, seperti sinar radioaktif (sinar X)

6. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi

Alat keselamatan kerja di Laboratorium

a. APD (alat Pelindung Diri) seperti baju praktik,sarung tangan,masker, alas

kaki.

b. APAR (Alat Pemadam Kebakaran) berikut petunjuk kegunaan

c. Perlengkapan P3K

d. Sarana instalasi pengolajan limbah

Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari dengan bekerja secara disiplin,

memperhatikan dan mewaspadai hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya atau

kecelakaan, dan mempelajari serta mentaati aturan-aturan yang dibuat untuk

menghindari atau mengurangi terjadinya kecelakaan. Aturan-aturan yang perlu

diperhatikan dan untuk ditaati untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan

di dalam laboratorium perlu dibuat untuk diketahui dn dipelajari dan ditaati oleh

semua yang terlibat di laboratorium. Bila perlu dicetak dengan huruf huruf dan

ditempel di tempat-tempat yang strategis didalam dan diluar laboratorium.

Page 10: Buku Panduan Laboratorium

Aturan yang perlu diketahui dan ditaati adalah :

a. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak

keran utama gas, keran air, dan saklar utama listrik

b. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung

pemadam kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan api

c. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis kegiatan di

laboratorium.

d. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah terbakar

dan berbahaya lainnya

e. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung terkena

cahaya matahari.

f. Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah mengenakan jas yang terlalu

longgar.

g. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.

h. Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium/ bengkel

kerja.

i. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi

selama di laboratorium.

j. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera dibersihkan

karena dapat menimbulkan kecelakaan.

k. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak-banyak

sampai bersih. Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau masuk

kedalam badan melalui kulit.

Page 11: Buku Panduan Laboratorium

G.Diagram Alur Peminjaman Alat Laboratorium

NO. URAIAN PROSEDUR

PELAKSANA WAKTUPEMINJAM DOSEN/

INSTRUKTURPETUGAS

LABLAB JUR. LAIN

1. Mengajukan peminjaman (mengisi blangko peminjaman alat laboratorium)

Permohonan diajukan minimal 1 hari sebelum alat digunakan

blangko peminjaman harus diketahui oleh dosen/instruktur

2. menyerahkan blangko peminjaman

2 menit

3. mengecek jadwal penggunaan laboratorium Tidak sesuai

3 menit

4. mengecek dan menyiapkan alat laboratorium sesuai dengan permintaan peminjaman

ya Tidak tersedia

15menit

5. Jika terdapat alat yang tidak tersedia, maka petugas laboratorium meminjam ke laboratorium lain di lingkungan Poltekkes

30 menit

6. menyerahkan alat sesuai dengan permohonan peminjam

Ya 5 menit

7. mengecek dan menerima alat Tidak lengkap

5 menit

8. Menandatangani bukti serah terima

5 menit

9. mendokumentasikan bukti peminjaman

5 menit

10. Penggunaan alat

Page 12: Buku Panduan Laboratorium

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Nomor SOP :SPMI-PKKPDG/SOP/LAB/ /

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMNKES

PADANG

Tgl Pembuatan : Tgl Revisi :Tgl Efektif : Disahkan oleh : Direktur

H. Sunardi, SKM, M.Kes

Nama SOP : Pemakaian Alat Pocket Fetal Doopler

1. Tujuan

Memberikan rujukan atau panduan terhadap proses penggunaan alat di lingkungan

Politeknik Kementrian Kesehatan Padang

2. Ruang Lingkup

Prosedur penggunaan alat ini berlaku untuk semua penggunaan alat yang dilakukan

oleh mahasiswa atau dosen yang berada di lingkungan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang dan pihak lain yang berada di luar Poltekkes

3. Definisi Alat

a. Pocket Fetal Doppler

Merupakan Alat yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung janin di dalam

kandungan sang ibu. Gunanya untuk memeriksa apakah sang janin tumbuh

dengan normal, dengan ditandai adanya denyut jantungnya. Umumnya teknik

yang digunakan untuk deteksi detak jantung janin adalah dengan ultrasound

(frekuensi 2 MHz).

4. Dokumen Referensi

a. Buku panduan laboratorium Politeknik kesehatan Padang

b. Manual Book

5. Catatan Mutu

a. Form peminjaman dan pengembalian alat laboratorium

b. Form pengajuan perbaikan/pemeliharaan barang dan peralatan laboratorium

Page 13: Buku Panduan Laboratorium

6. Uraian prosedur

Pocket Fetal Doppler :

1. Ambil probe

2. Tekan Power

3. Setelah lampu doppler menyala, artinya pocket fetal doppler siap digunakan atau

dioperasikan

4. Oleskan gel pada probe

5. Tempelkan probe ke perut ibu hamil pada posisi punggung janin

6. Setelah terdengar bunyi jantung janin, volume doppler ditingkatkan dan mulai

dihitung selama 1 menit

7. Bunyi yang dideteksi oleh doppler tersebut seperti gerakan janin & bising

8. Bersihkan gel yang menempel pada perut ibu hamil dan probe

9. Denyut jantung janin normal antara 120-160 kali/menit dengar regular

10. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan tindakan yang sesuai

Page 14: Buku Panduan Laboratorium

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Nomor SOP :SPMI-PKKPDG/SOP/LAB/ /

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMNKES

PADANG

Tgl Pembuatan : Tgl Revisi :Tgl Efektif : Disahkan oleh : Direktur

H. Sunardi, SKM, M.Kes

Nama SOP : Penggunaan Tabung Oksigen

1. Tujuan

Memberikan rujukan atau panduan terhadap proses penggunaan alat di lingkungan

Politeknik Kementrian Kesehatan Padang

2. Ruang Lingkup

Prosedur penggunaan alat ini berlaku untuk semua penggunaan alat yang dilakukan

oleh mahasiswa atau dosen yang berada di lingkungan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang dan pihak lain yang berada di luar Poltekkes

3. Definisi Alat

Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang

berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas oksigen dengan tekanan kerja

tertentu

4. Dokumen Referensi

a. Buku panduan laboratorium Politeknik kesehatan Padang

b. Manual Book

5. Catatan Mutu

a. Form peminjaman dan pengembalian alat laboratorium

b. Form pengajuan perbaikan/pemeliharaan barang dan peralatan laboratorium

Page 15: Buku Panduan Laboratorium

6. Uraian prosedur

Petunjuk praktek penggunaan tabung oksigen:

a. Cek adanya oksigen di dalam tabung dengan cara membuka pompa sebentar

kemudian ditutup kembali.

b. Sebelumnya, jauhkan tabung dari benda-benda berbahaya seperti api karena

dapat memicu ledakan.

c. Kemudian pasang regulator pada ujung tabung, kencangkan dengan memutar

baut yang ada.

d. Setelah regulator terpasang, untuk oksigen basah, pasang water level dan nasal

kanul. Sedangkan pada oksigen kering, setelah regulator terpasang, lalu pasang

nasal kanul.

e. Setelah semua bagian terpasang dengan baik, putar tuas tabung sehingga tabung

terbuka.

f. Atur jumlah oksigen yang dikeluarkan sesuai dengan kenyamanan pasien.

g. Setelah selesai, putar tuas tabung sehingga tabung tertutup.

h. Keluarkan sisa oksigen yang masih tersisa diluar dengan memutar tuas pengatur

pada regulator, hingga menunjukkan angka nol.

i. Kemudian lepaskan secara perlahan bagian-bagian tabung.

j. Rapikan peralatan kembali dan simpan dengan baik

k. Tabung oksigen Tidak boleh berbenturan dengan benda keras atau posisi tabung

yang miring, posisi tabung oksigen harus tetap tegak lurus.

l. Jauhkan tabung oksigen dari panas sinar matahari atau api, karna dapat

mempengaruhi unsur gas didalam tabung yang dapat mengakibatkan ledakan.

Sebaiknya tabung disimpan didalam ruangan yang sirkulasi udaranya baik dan

teratur,

Page 16: Buku Panduan Laboratorium

m. Pastikan dengan baik regulator tabung tertutup dengan rapat agar tidak terjadi

kebocoran.

n. Bersihkan tabung dengan lap kain agar terhindar dari debu

Page 17: Buku Panduan Laboratorium

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Nomor SOP :SPMI-PKKPDG/SOP/LAB/ /

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMNKES

PADANG

Tgl Pembuatan : Tgl Revisi :Tgl Efektif : Disahkan oleh : Direktur

H. Sunardi, SKM, M.Kes

Nama SOP : Penggunaan Tensimeter Raksa

1. Tujuan

Memberikan rujukan atau panduan terhadap proses penggunaan alat di lingkungan

Politeknik Kementrian Kesehatan Padang

2. Ruang Lingkup

Prosedur penggunaan alat ini berlaku untuk semua penggunaan alat yang dilakukan oleh

mahasiswa atau dosen yang berada di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

dan pihak lain yang berada di luar Poltekkes

3. Definisi Alat

Tensimeter atau sphygmomanometer adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga

disebut sphygmomanometer. Tensimeter raksa atau sphygmomanometer menggunakan

raksa sebagai pengisi alat ukur ini.

4. Dokumen Referensi

a. Buku panduan laboratorium Politeknik kesehatan Padang

b. Manual Book

5. Catatan Mutu

a. Form peminjaman dan pengembalian alat laboratorium

b. Form pengajuan perbaikan/pemeliharaan barang dan peralatan laboratorium

6. Uraian prosedur

Petunjuk praktek penggunaan tensimeter raksa

Page 18: Buku Panduan Laboratorium

a. Buka Tensimeter (biasanya dengan menekan tombol yang ada di salah satu ujung

tensimeter tersebut)

b. Regangkan seluruh bagian selang, manset dan bulb.

c. Buka keran raksa

d. Pasang manset pada lengan pasien (rekomendasi : Usahakan pasien dalam posisi

tertidur/supine)

e. Pompa tensimeter sesuai dengan keperluan.

f. Setelah digunakan,lipat dan rapikan selang, manset dan bulb

g. Masukkan selang, manset dan bulb pada tempatnya (untuk selang dan manset

pastikan pada saat tensimeter ditutup, tutup tensimeter tidak menjepit selang dan

manset.

h. Untuk bulb, pastikan posisi tidak sejajar dengan tabung raksa, dan keran bulb

mengarah ke bawah)

i. Miringkan tensimeter ke arah berlawanan dengan posisi tabung hingga raksa masuk

kedalam tabung raksa, kemudian tutup keran raksa (apabila posisi tabung raksa di

kanan, maka miringkan ke kiri. berlaku sebaliknya).

j. Tutup Tensimeter dan Simpan di tempat yang kering dan bersih.