Buku Investasi Revisi Bulan Mei
Transcript of Buku Investasi Revisi Bulan Mei
I. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya bahwa ukuran keberhasilan proses pembangunan suatu daerah
dan masyarakat adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan
tersebut, dan pemerintah memiliki kewajiban mutlak untuk mendorong dan
mengembangkan partisipasi masyarakat dimaksud, sehingga menjadi suatu daya dorong
dan energi dalam proses akselerasi penyelenggaraan pembangunan.
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor . 32 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah
intinya adalah membuka ruang yang luas kepada masyarakat untuk mengembangkan
partisipasi dan melalui kewenangan Otonomi Daerah, membuka peluang bagi pemerintah
daerah dan masyarakat untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi dan
keunggulan yang dimiliki, baik dari aspek Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya
Manusia yang belum dikelola secara maksimal.
Potensi sumber daya yang tersedia, marupakan asset yang perlu dikelola dan
dikembangkan untuk mendapatkan manfaat yang besar bagi kemaslahatan rakyat.
Kemampuan daerah dalam menggali dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam dan
Sumber Daya Manusia yang dimiliki merupakan modal dalam mendukung terwujudnya
daerah yang benar-benar otonom, melalui penciptaan sumber-sumber penerimaan daerah.
Dalam upaya memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam yang melimpah di
Sulawesi Tenggara, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun pasar global, maka
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak,
khususnya para investor untuk mengambil peran secara profesional dalam mengisi dan
menyukseskan serta mendukung BANK SEJAHTERA yang merupakan VISI
PEMBANGUNAN Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 2008 – 2013.
II. POTENSI DAERAH
1. PERTAMBANGAN
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 1
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai potensi atau kandungan mineral
sebagai berikut:
1.1.NIKEL.
Berdasarkan batuan pembawanya (batuan ultrabasah) bahan galian ini
memiliki penyebaran yang sangat luas, meliputi beberapa kabupaten yaitu :
Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten
Konawe Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton
dan Kota Bau-Bau, dengan luas penyebaran 480.032,13 Ha dengan status kawasan
283.561,84 Ha (59%) masuk kawasan Areal Penggunaan Lain (APL), 170.300 Ha
(35%) kawasan Hutan Lindung (Hl) dan Hutan Konservasi (HK) 26.170, 28 Ha (5%).
Pada tabel 1 disajikan potensi nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang
menyebar pada beberapa Kabupaten/Kota, sebagai beikut:
TABEL POTENSI NIKEL DAN STATUS KAWASAN KABUPATEN/KOTA:
Tabel 1.
NO KAB/KOTA STATUS KAWASAN
LUAS (Ha) PERSENTASE KAB/KOTA
1 2 3 4 51 Kolut APL
HLHK
52.671,1030.440,00
-
63,3736,630,00
Total 83.111,10 100,002 Konawe APL
HL80.399,0057.310,00
55,2239,36
Total 145.591,00 -3. Konut APL
HLHK
85.801,1057.864,85
-
95,7240,280,00
Total 143.665,95 100,004 Kolaka APL
HLHK
24.178,005.041,004.681,00
71,3214,8713,81
Total 33.900,00 100,00
1 2 3 4 55 Konsel APL
HLHK
1.726,41-
5.505,20
23,870,00
76,13Total 7.231,61 100,00
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 2
6 Bombana APLHLHK
27.400,0017.490,006.503,00
53,3134,0312,65
Total 51.393,00 100,007 Muna APL
HLHK
92,66-
248,70
27,140,00
72,86Total 341,36 100,00
8. Butur APLHLHK
269,70-
189,60
58,720,00
41,28Total 459,30 100,00
9. Buton APLHLHK
5.442,00-
5.841,00
48,230,00
51,77Total 11.283,00 100,00
10. Kota Bau-Bau APLHLHK
894,80-
2.161,00
29,280,00
70,72Total 3.055,80 100,00
11 Provinsi Total 480.032,12480.032,12
Berdasarkan penyebaran batuan pembawanya, maka potensi Nikel sebagai
bahan galian mempunyai cadangan pada 7 (tujuh) Kabupaten se – Sulawesi
Tenggara sebagai berikut :
Tabel 2.
No. Kabupaten Cadangan
1 2 3
1. Bombana 28.200.0140800.00
2. Kolaka 12.819.244.028.00
1 2 3
3. Buton / Bau – Bau 1.676.332.000.00
4. Kolaka Utara 2.763.796.196.00
5. Konawe 1.585.927.189.84
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 3
6. Konawe Selatan 4.348.838.160.00
7. Konawe Utara 46.007.440.652.72
Jumlah 97.401.593.026.56
Dalam upaya pengembangan kualitas substansi (sasaran dan tujuan) Bank
Sejahtera serta pemantapan Bahteramas menuju Sultra sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) dimana sektor pertambangan sebagai salah satu sektor strategis
dalam konsep KEK tersebut, maka dari 7 (tujuh) kabupaten tersebut ada 3
Kabupaten yang menjadi alternatif untuk pembangunan industri pertambangan yaitu:
1. Kabupaten Konawe Selatan.
2. Bombana
3. Kolaka.
1.2. ASPAL
Bahan galian ini tersebar luas di Pulau Buton, yaitu di Kabupaten Buton,
Kabupaten Buton Utara dan Kota Bau-Bau.
Tabel berikut ini menyajikan potensi cadangan dan sebaran lokasi sebagai
berikut :
Tabel 3.
LOKASI LUAS (Ha) CADANGAN (Ton)
KADAR BITUMEN
1 2 3 4Lawele 1/B 1.978,20 - -Lawele 2/B 400,05 438.622.000 -
1 2 3 4Siontapina/B 1.986,30 3.200.000 -Winto/B 321,00 60.000.000 25-35 %
Kabungka 1/B 1.967,67 - 15-25 %
Kabungka 2/B 750,00 - 15-25 %
Waisiu/B 3.600,00 1.000.000 12,5-40 %
Epe/BU 2.000,00 174.725.000 10-35 %
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 4
Jumlah 13.000,67 680.747.000 10-40 %
JENIS PRODUKSI ASPAL BUTON
Asbuton Konvensional (curah)
- Ukuran butir : ½“(12,7)
- Kadar Bitumin : 20%±1%
- Kadar air : (10-15)%
Asbuton Halus
- Ukuran Butir : ¼(6.35mm) = 100%
: +4(4,75mm) = 90%-100%
: +30(0,60mm) = 35%-100%
- Kadar Air : kurang dari 6%
- Kadar Bitumen : 21% ±1%
- Kemasan : karung plastik (kedap air) berat @40kg
Buton Granular Asphalt (BGA)
- Ukuran Butir : Lolos saringan nomor 16
- Kadar Bitumen : 5.20(penetasi 5 kadar bitumen 20%)
20.25 (penetasi 20 kadar bitumen 25%)
- Kadar Air : Max.2%
- Kemasan : Karung plastik (kedap air) berat @40kg
1.3. EMAS (Au)
Emas dijumpai di Kabupaten Bombana, tepatnya daerah Rarowatu
menuju ke arah Wumbubangka sampai ke SP II dengan kadar Au 10 PPM sampai
dengan 198 PPM, menjadikan cadangan emas ini cukup besar dan dapat
dikalolah dengan menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan
lingkungan.
Emas di daerah ini terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan beberapa endapan terbentuk karena proses
metasomanisme kontak dengan larutan hidrotermal, sehingga menghasilkan
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 5
endapan placer dengan penyebaran diperkirakan ribuan hektar. Jumlah
cadangan yang ada di daerah ini disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.
NO. Kabupaten Cadangan Satuan
1. Kolaka Utara 35.000.000.000 Gram
2. Kolaka 107.000.000.000 Gram
3. Konawe 275.000.000.000 Gram
4. Konawe Selatan 168.000.000.000 Gram
5. Bombana 540.000.000.000 Gram
Jumlah 1.125.000.000.000 Gram
1.4. CEKUNGAN MINYAK
Lokasi : Pada bagian timur dari Pulau Buton dan Muna telah
sejak lama diketahui merupakan cekungan minyak,
dan pada beberapa tahun silam pernah dieksplorasi
oleh PT. Conoco And Chevron. Keberadaan
cekungan ini diduga berumur kala Neogen, dan
memiliki potensi pada hampir seluruh bagian pulau
ini.
1.5. BATU BARA
Lokasi : Lametusa, desa Tambuha, Kecamatan Ngapa,
Kabupaten Kolaka Utara, dijumpai dalam sungai
Watunohu.
Sementara ini keberadaan batubara di daerah ini masih merupakan indikasi kuat,
berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan hasil analisa laboratorium, batubara
yang dijumpai memiliki karakteristik sebagai berikut:
Warna hitam hingga hitam kecoklatan dan mudah hancur
- Nilai Kalori : 2.432 kal/gr
- Debu : 43,03 %
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 6
- C (Karbon) : 27,12 %
- H (hidrogen) : 4,47 %
- Ni (nitrogen) : 0,71 %
- S (belerang) : 1,44 %
- O (Oksigen) : 23,23 %
1.6. KROMIT
Kromit dijumpai di beberapa tempat, antara lain di Kabupaten Bombana,
Konawe, Konawe Utara dan Kolaka Utara. Sampai sejauh ini telah beberapa
perusahaan yang berinvestasi pada bahan galian ini.
Secara umum seberapa besar jumlah cadangan dari bahan galian ini
belum diketahui, akan tetapi diduga secara keseluruhan bisa mencapai jutaan ton,
dengan kadar C r2O3 berkisar 45-56 % dengan luas penyebaran 2000 hingga
2500 Ha.
1.7. PASIR BESI
Lokasi : Batauga Kabupaten Buton dan Tapunggaya,
Kabupaten Konawe Utara dan Lansilowo Pulau
Wawonii Kabupaten Konawe. Secara pasti belum
diketahui sebarapa besar jumlah cadangan yang
ada didaerah ini, tetapi memiliki luas penyebarannya
diperkirakan antara 400 - 700 Ha.
1.8. MANGAN
Mangan yang dijumpai merupaka tipe psilomelane ( Ba, H2O2Mn3O10) dengan kekerasan antara 4-6, dan berat jenis 4,7. Formasi di mana mangan ini berada diperkirakan berumur jura dan berasosiasi dengan batu gamping, dengan ukuran 2 cm, kadar 50 – 53 %, MnO, dijumpai di Kecamatan Lasalimu, Kumbewaha Kecamatan Siontapina Kabupaten Buton dengan luas penyebaran berkisar ± 6.000 Ha.
1.9. MAGNESIT
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 7
Lokasi : Lasusua, Pakue (Kab.Kolaka Utara), Pulau Padamarang (Kabupaten Kolaka), Pondidaha (Kabupaten Konawe), Pulau Kabaena ( Kabupaten Bombana ).
Estimasi cadangan dari magnesit di Pulau Padamarang diperkirakan mencapai 2.000 ton.
Komposisi Kimia Magnesit di Pulau Padamarang :
SiO2 = 23.20 % CaO = 6.65 % NaO = 0.16 %
Fe2O3 = 0.09 % MgO = 27.71 % AI2O3 = 1.41 %
1.10. FOSPAT
Fospat yang ada di Sulawesi Tenggara umumnya merupakan tipe Goano, dijumpai pada gua-gua batu gamping yang ada di Sampolawa dan Pulau Kabi-Kabia Kabupaten Buton. Cadangan diperkirakan mencapai 3.200 ton, dengan P2O5 berkadar 1,2 hingga 14,2 %.
1.11. MARMER
a. MARMER KONAWE UTARA DAN KONAWE SELATAN
Lokasi : Moramo, Wolasi ( Kabupaten Konawe Selatan ), Lasolo dan Kokapi ( Kabupaten Konawe Utara )
Warna : Abu-abu, hitam, merah, coklat, dan hijau.
Sifat Fisik :
Kuat TekananDaya Tahan KeausanBerat JenisPenyerapan AirPenyebaranCadangan
::::::
1.260 kg/cm2
0,22 mm/menit2,73 ton/m3
0,35%94.625 Ha75.500.000.000 m3
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 8
Komposisi Kimia :
Si02
AI2O3
Na2O3
MgO
=
=
=
=
0,80 %
0,59 %
0,24 %
1,162 %
CaO
Fe2O3
FeS2
CaCO3
=
=
=
=
54,12 %
0,11 %
0,36 %
96,6 %
b. MARMER BUTON UTARA
Lokasi : Labauan, Lanosangiadan Tomohi
Warna : Abu-abu kehitaman dan krem
Penyebaran : 32.762 Ha
Cadangan : 16.493.500.000 M³
Komposisi Kimia :
SiO2 = 5,32 % CaO = 59,44 %
Fe2O3 = 0,84 % MgO = 1,61 %
c. MARMER - KOLAKA
Lokasi : Tamborasi, Ahilulu
Warna : Abu-abu, cream, coklat kemerahan cerah, dan hitam
Sifat Fisik :
Kuat Tekanan
Daya Tahan Keausan
Berat Jenis
:
:
:
1.500 – 2000 Kg/Cm2
0,1 Mm/Menit
2,8 Ton/M3
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 9
Penyerapan Air
Penyebaran
Cadangan
:
:
:
0,60 %
105.748,5 Ha
466 Milyar M3
Komposisi Kimia :
Si02
Fe2O3
MgO
=
=
=
10,80 %
0,16 %
37,30 %
CaO
Na2O3
=
=
44,58 %
0,24 %
AI2O3
FeS2
=
=
3,04 %
0,36 %
d. MARMER BATUPUTIH KOLAKA UTARA
Lokasi : Batuputih dan Ranteangin
Volume marmer berwarna krem terang hingga krem ( light cream to cream ) : 17.393.010 M³ Volume marmer abu-abu hingga abu-abu gelap ( gra to dark gray ) : 130.615.150M³
Spesifiaksi / Specification :
Kuat Tekan( Compressive strength ) : 520 kg/cm²
Keausan ( Abrasion resistance ) : 0,1 mm/menit
Daya Serap ( Water absortion ) : 0,35%
Komposisi Kimia ( Chemical composition)
SiO2 = 1,04 % AI2O3 = 0,68 % Fe2O3 = 0,10 %
CaO = 45,15 % MgO = 13,54% LoI = 8,00 %
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 10
e. MARMER BOMBANA
Lokasi : Lengora dan Rahadopi Pulau Kabaena
Warna : Hijau, Hitam, Abu-abu dan Coklat
Sifat Fisik :
- Kuat Tekan
- Keausan
- Berat Jenis
- Penyerapan Air
- Penyebaran
- Luas
- Cadangan
- LOI
:
:
:
:
:
:
:
:
1.650 – 2.000 kg/cm²
0,1 mm/menit
2,75 ton/MP
-
0,25%
8.062,5 Ha
2,5 Milyar M3
Komposisi Kimia :
SiO2 = 14,44 % CaO = 27,05 %
AI2O3 = 0,45 % Fe2O3 = 0,36 %
MgO = 7,95 %
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 11
1.12. ONIKS
Lokasi : Konaweha dan Mangolo Kabupaten Kolaka
Warna : Putih, Putih Transparan, Kekerasan 3,5 - 4,0
Berat Jenis : 2,6 – 2,8
Komposisi Kimia : CaCO3
Luas Areal : 25Ha
Cadangan : 540.000 M³
1.13. TANAH LIAT / LEMPUNG
Lokasi : Tampo, Kontumere, Kambara, Kabawo (Kabupaten Muna), Wakorumba (Kabupaten Buton Utar ), Boro-boro , Wowonii (Kabupaten Konawe), Asera, Lasolo (Kabupaten Konawe Utara), Mulaeno (Kabupaten Bombana), Huko-huko, Watubagga (Kabupaten Kolaka).
Komposisi Kimia :
Tanah liat di daerah Malaeno Kabupaten Bombana :
SiO2 = 8,98 % Fe2O3 = 0,94 %
MgO = 2,41 % AI2O3 = 0,11 %
K2O = 0,80 % H2O = 1,64 %
Luas Areal 8.125 Ha
Jumlah Cadangan ± 22 juta M³ ( Cadangan Terkira )
14. BATU GAMPING DOLOMIT
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 12
Lokasi : Watuputih Kabupaten Muna ( Pulau Muna ), Watumbuloti Kabupaten Konawe Selatan, Toari Kabupaten Kolaka. Batugamping Dolomit di Kabupaten Muna, memiliki kandungan CaO = 35 % dan MgO = 20 %, Jumlah Cadangan Berkisar 220.000 M³. Batugamping Dolomit Watumbuloti, memiliki kandungan CaO = 55 % dan MgO = 20 %. Jumlah cadangan berkisar 219.700 M³.
1.15. BATU SETENGAH PERMATA KRISOPRAS
Lokasi : Pongkalaero, Batuawu, dan Olondoro Pulau Kabaena (Kabupaten Bombana). Kondisi fisik dan kimia Krisopras biasa disebut juga oval hijau, berwarna hijau transparan, cerah berwarna putih kekerasan (dalam skala Mohs), berat jenis 2,64. Keberadaan warnanya yang hijau lebih disebabkan karena kandungan nikelnya.
Komposisi Kimia :
SiO2 = 88,92 % LOI = 1,32 % H2O = 0,61 %
AI2O3 = 3,57 % K2O = 0,03 % Fe2O3 = 0,35 %
CaO = 0,84 % MgO = 0,81 %
Luas Sebaran : ± 390 Ha
Cadangan : ± 1.524 ton
1.16. PASIR KUARSA
Lokasi :
1. Tangketada Kabupaten Kolaka
2. Wanseriu, Labuan Kabupaten Muna
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 13
3. Batumea dan Tumbutumbu Jaya, Bobolio dan Langara (Pulau Wowonii)
Kabupaten Konawe
4. Waemputtang, Poleang Timur Kabupaten Bombana
5. Ranokomea Kecamatan Poleng Kabupaten Bombana
6. Oko-oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka
2. PERKEBUNAN
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki komoditi unggulan sektor perkebunan, yang mempunyai peluang investasi antara lain: kakao, kelapa, jambu mete, cengkeh dan lada sedangkan untuk hortikultura yaitu: komoditi jeruk, demikian pula tanaman kelapa sawit. Potensi lahan dan produktivitas komoditi tersebut di atas dapat kami sajikan pada tabel berikut ini :
2.1.Komoditi KakaoTabel komoditi kakao berdasarkan luas area, produksi, dan produktifitas :
Tabel 5.
No Kabupaten/kotaKomposisi Tanaman Produksi Produktivitas
TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha1 Kab. Konawe 3.896 10.823 1.342 16.060 6.331 5852 Kab.Kolaka 16.775 57.807 3.337 77.919 48.473 8393 Kab. Muna 724 3.860 182 4.766 2.498 6474 Kab. Buton 1.243 1.473 16 2.884 626 4255 Kota Kendari 76 672 83 832 595 8856 Kota Bau-bau 117 163 80 359 94 5807 Kab. Konsel 3.430 13.917 72 17.418 8.194 5898 Kab. Kolut 12.686 47.555 2.532 62.773 58.868 1.2389 Kab. Bombana 2.660 6.390 691 9.741 5.953 93210 Kab. Wakatobi 32 38 0 70 17 44311 Kab. Butur 542 1.980 520 3.042 1.234 62312 Kab. Konut 535 3.531 113 4.179 1.874 531
Jumlah/total 42.714 148.208 9.119 200.042 134.755 909
2.2.Komoditi KelapaTabel komoditi kelapa berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :
Tabel 6.No Kabupaten/kota Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 14
TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha
1 Kab. Konawe 2.024 9.224 552 11.800 2.961 830
2 Kab.Kolaka 634 3.863 99 4.596 6.949 1.799
3 Kab. Muna 128 4.000 384 4.512 2.579 645
4 Kab. Buton 490 3.073 275 3.838 1.567 1.028
5 Kota Kendari 117 447 150 714 615 2.045
6 Kota Bau-bau 6 106 157 269 27 522
7 Kab. Konsel 551 5.799 254 6.604 7.750 2.736
8 Kab. Kolut 67 3.273 3 3.343 3.515 1.074
9 Kab. Bombana 1.979 11.606 711 14.296 13.271 1.987
10 Kab. Wakatobi 140 3.287 22 3.449 2.435 1.274
11 Kab. Buton Utara 955 3.431 4 4.390 2.557 745
12 Kab. Konut 162 1.449 233 1.844 876 604
Jumlah/total 7.253 49.558 2.834 59.655 45.057 15.289
2.3.. Komoditi jambu mete berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :Tabel 7
No Kabupaten/kotaKomposisi Tanaman Produksi Produktivitas
TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha
1 Kab. Konawe 2.172 8.948 1.211 12.331 6.168 689
2 Kab.Kolaka 650 2.914 268 3.832 1.610 553
3 Kab. Muna 469 19.094 12.416 31.979 2.435 128
4 Kab. Buton 4.443 15.309 2.995 22.747 5.478 358
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 15
5 Kota Kendari 216 776 342 1.334 107 138
6 Kota Bau-bau 300 228 750 1.277 65 284
7 Kab. Konsel 865 16.373 516 17.754 4.822 295
8 Kab. Kolut 25 266 6 297 114 429
9 Kab. Bombana 3.350 14.417 138 17.905 10.676 740
10 Kab. Wakatobi 164 512 0 676 99 193
11 Kab. Buton Utara 869 5.901 254 7.024 1.377 233
12 Kab. Konut 1.473 2.805 76 4.354 2.018 719
Jumlah/total 14.995 87.544 18.972 121.511 34.969 399
2.4. Komoditi CengkehTabel komoditi cengkeh berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :
Tabel 8.
No Kabupaten/kotaKomposisi Tanaman Produksi Produktivitas
TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha
1 Kab. Konawe 227 336 60 623 135 403
2 Kab.Kolaka 180 1.479 43 1.703 538 364
3 Kab. Muna 0 16 7 23 1 32
4 Kab. Buton 8 23 2 33 9 407
5 Kota Kendari 3 3 1 6 0 88
6 Kota Bau-bau 1 1 0 2 1 500
7 Kab. Konsel 132 359 0 491 78 217
8 Kab. Kolut 1.630 3.340 341 5.311 1.280 383
9 Kab. Bombana 61 103 0 164 26 252
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 16
10 Kab. Wakatobi 9 19 0 28 6 292
11 Kab. Buton Utara 112 35 1 148 8 233
12 Kab. Konut 208 436 11 655 123 283
Jumlah/total 2.570 6.149 446 9.185 2.205 359
2.5. Komoditi LadaTabel komoditi lada berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :
Tabel 9.
No Kabupaten/kotaKomposisi Tanaman Produksi Produktivitas
TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha
1 Kab. Konawe 811 2.627 456 3.893 1.182 450
2 Kab.Kolaka 1.360 1.498 29 2.877 1.533 1.029
3 Kab. Muna 17 231 103 350 94 409
4 Kab. Buton 16 28 9 52 12 443
5 Kota Kendari 60 134 46 240 91 677
6 Kota Bau-bau 2 2 0 4 1 300
7 Kab. Konsel 786 2.159 0 2.945 1.039 481
8 Kab. Kolut 340 225 0 565 127 564
9 Kab. Bombana 155 103 0 258 19 187
10 Kab. Wakatobi 0 0 0 0 0 0
11 Kab. Buton Utara 443 35 12 90 13 383
12 Kab. Konut 52 155 0 207 55 357
Jumlah/total 3.640 7.187 654 11.481 4.167 580
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 17
2.6.Komoditi Jeruk berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :Tabel 10.
No KabupatenJumlah Pohon
Akhir Tahun
Jumlah Pohon
Menghasilkan
Produksi
(Ku)
1 2 3 4 5
1 Kab. Konawe 340.671 189.708 121.711
2 Kab.Kolaka 172.340 69.283 45.906
3 Kab. Muna 150.656 37.931 24.673
4 Kab. Buton 99.341 383.320 24.856
5 Kota Kendari 85.634 71.706 20.159
6 Kota Bau-bau 64.879 32.493 2.052
7 Kab. Konsel 24.780 3.210 1.600
8 Kab. Kolut 11.545 2.503 544
9 Kab. Bombana 7.845 782 540
10 Kab. Wakatobi 927 563 540
11 Kab. Buton Utara
12 Kab. Konut
Jumlah 958.618 446.499 289.926
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 18
2.7. Komoditi Kelapa Sawit
Tabel komoditi Kelapa Sawit berdasarkan luas areal, produksi, produktivitas:
Tabel 11.
No Kabupaten/kotaKomposisi Tanaman Produksi Produktivitas
TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha
1 Kab. Konawe 0 0 0 0 0 02 Kab.Kolaka 15.946 0 0 15.946 0 03 Kab. Muna 0 0 0 0 0 04 Kab. Buton 0 0 0 0 0 05 Kota Kendari 0 0 0 0 0 06 Kota Bau-bau 0 0 0 0 0 07 Kab. Konsel 0 0 0 0 0 08 Kab. Kolut 0 0 0 0 0 09 Kab. Bombana 0 0 0 0 0 010 Kab. Wakatobi 0 0 0 0 0 011 Kab. Buton Utara 0 0 0 0 0 012 Kab. Konut 1.300 3.742 0 5.042 0 0
Jumlah/total 17.240 3.742 0 20.988 0 0
Sebagaimana tabel tersebut diatas maka, potensi komoditi perkebunan sangat memberikan peluang yang besar bagi investor yang akan datang di Sulawesi Tenggara untuk menanamkan modalnya baik itu berupa modal usaha, alat dan mesin dan lain sebagainya.
3. KELAUTAN DAN PERIKANAN
Wilayah perairan laut Sultra dengan luas areal ± 114.879 km² merupakan laut
yang sangat potensial dan mengandung berbagai jenis kekayaan laut berupa : berbagai
jenis ikan, udang, mutiara, rumput laut, teripang dan hasil laut lainnya.
- Potensi perikanan laut : 1.520,34 MT
- Produksi : 210, 38 MT
- Pemanfaatan : 13,84 %
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 19
- Nelayan : 117.069 Orang
- Potensi Budidaya Laut : 195.682 Ha.
- Budidaya Kakap dan Ikan Putih : 59.000 ha
- Budi daya Kerapu : 33.800 Ha
- Budidaya Tiram & Kerang dara : 500. Ha
- Budidaya Teripang : 5.800 Ha
- Budidaya Kerang Mutiara & Abalone : 6.600 Ha
- Budidaya Rumput Laut : 83.000 Ha
- Telah dimanfaatkan 24, 25 %
- Budidaya Mutiara 18.668 Ha
- Budidaya Rumput Laut 27,385 ha
- Budidaya Teripang, Kera[pu dan Lobster 954 Ha
- Budidaya Ikan Kuwe dan ikan lainnya : 452 ha
- Pembudidaya 18. 292 orang
- Potensi Perikanan Air Payau 44.669 Ha
- Sudah terolah jadi Tambak : 16.254.20 Ha
- Pemanfaatan : 36,39 %
- Pembudiaya : 6.955 orang
- Komoditas udang, Banden
- Potensi perikanan air tawar : 20.885 Ha
- Dimanfaatkan : 1.004, 30 Ha
- Pemanfaatan : 4,82 %
- Pembudiaya : 1. 967 Orang
- Komoditas ikan Mas, Nila Lele dan Gabus
- Potensi Perairan Umum : 60.000 Ha.
- Dimanfaatkan sebesar : 4.727, 1 ha
- Pemanfaatan : 7, 88 %
- Nelayan : 5.769 orang
- Komoditas Ikan Mas, Nila dan Gabus Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 20
4. PERTANIAN
Luas potensi lahan untuk padi sawah adalah 256.000 Ha,Pemanfaatan seluas 93.113 Ha, potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 Ha. Sentra produksi meliputi Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Bombana.
Berikut ini disajikan potensi lahan tamanan pangan dan holtikultura sebagai berikut:
LAHAN SAWAH :
Irigasi Teknis
Irigasi ½ Teknis
Irigasi Sederhana
Irigasi Desa / Non PU
Tadah Hujan
Pasang Surut
=
=
=
=
=
=
93.113
30.091
19.395
12.477
20.431
10.089
630
32,32%
20,83%
13,40%
21,94%
10,84%
0,68%
LAHAN KERING :
Tegalan / Kebun
Ladang / Huma
Penggembalaan / Padang Rumput
Sementara Tidak Diusahakan
=
=
=
=
739.761
214.306
116.268
95.024
314.093
28,97%
15,72%
12,84%
42,48%
MODAL DASAR
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 21
1. Potensi Lahan Sawah / Kering di Sultra cukup luas2. Komitmen dan pemihakan kebijakan pemerintah Prov / Kab / Kota terhadap
pembangunan pertanian tanaman pangan3. Tingkat diversifikasi pangan masyarakat Sultra beragam
PELUANG INVESTASI
1. Percetakan Sawah2. Alat Mesin Pertanian3. Sarana Produksi4. Penanganan Pasca Panen dan Mutu5. Pemasaran
PELUANG PENGEMBANGAN JAGUNG
1. Potensi Areal = 739.761 Ha2. Rata – Rata Reaslisasi Tanam = 35.912 Ha3. Produktifitas Petani bisa mencapai = 6,5 ton / Ha4. Peluang Pengembangan = 671.242 Ha
PELUANG INVESTASI
1. Alat Mesin Pertanian2. Sarana Produksi3. Penanganan Pasca Panen dan Mutu4. Pemasaran
PENTINGNYA KEDELAI
1. Kedelai sebagai bahan makanan pokok ( tahu, tempe, susu dan minyak dll ) protein tinggi, sehat dan bebas kolesterol
2. Kebutuhan ± 2 juta ton / tahun3. Produksi dalam negeri ± 800.000 ton ( ± 40 % )4. Impor biji kedelai ± 1.2 juta ton (± 60 % )5. Impor Bungkil ( pakan ) 1,3 juta ton / tahun6. Kehilangan devisa Rp.5 Triliun / tahun7. Instruksi Presiden RI ( Merauke, Juni 2006 ) → Swasembada kedelai agar8. dipercepat ( 2011 )
9. Diperlukan Program Khusus Percepatan Penigkatan Produksi Kedelai
POTENSI PETERNAKAN SAPI
1. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha2. Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor3. Rata – rata produksi ± 40.000 ekor / tahun
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 22
4. Permintaan pasar ± 50.000 ekor / tahun5. Sentra produksi Kabupaten Bombana Konsel, Konawe, Muna, Buton dan
Kolaka
POTENSI PETERNAKAN KAMBING
1. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha2. Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor3. Rata – rata produksi ± 35.000 eko / tahun4. Permintaan pasar ± 40.000 ekor / tahun5. Sentra produksi : Kabupaten Bombana, Muna, Konsel, Konawe, Kolaka,
Buton
PELUANG INVESTASI
1. Pembibitan ternak kambing 2. Usaha Peternakan Kambing
POTENSI PETERNAKAN AYAM
1. Produks telur di Sultra baru 30 %, yang 70 % masih didatangkan dari luar daerah
2. Populasi ayam petelur baru 90.000 ekor dari kebutuhan populasi ± 600.000 ekor
3. Populasi ayam pedaging 50 %dari kebutuhan4. Belum adanya pabrik pakan ternak5. Sentra Produksi : Kab. Konawe Selatan, Kab.Kolaka. Kota Kendari, Kota
Bau-bau
PELUANG INVESTASI
1. Budidaya ayam ras dan ayam potong2. Pabrik Pakan Ternak
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 23
Sulawesi Tenggara memiliki potensi pertanian yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk komoditi perdagangan, baik
investasi asing (PMA) maupun investor dalam negeri/local (PMDN). Kawasan
sentra padi sawah di Sulawesi Tenggara meliputi :
- Kabupaten Konawe
- Kabuopaten Kolaka
- Kabupaten Konawe Selatan
- Kabupaten Bombana
Potensi Lahan untuk padi sawah : 256.000 Ha.
Pemanfaatan seluas ; 93.113 Ha.
Potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 ha.
Kawasan Sentra Jagung di Sulawesi Tenggara meliputi :
- Kabupaten Muna
- Kabupaten buton
- Kabupatern Konawe Selatan
Potensi areal lahan : 739.761 Ha.
Rata – rata realisasi tanam : 35.912. Ha.
Produktivitas Petani bisa mencapaui : 6, 5 Ton / Ha.
Peluang pengembangan 671.242 Ha.
Potensi Peternakan Sapi di Sultra
Potensi Padang rumput seluas : 95.000. H.a
Populasi ( 2008) 232.000 ekor.
Rata-rata produksi ± 40.000. ekor pertahun
Permintaan pasar ± 50.000 ekor pertahun
Sentra Produksi meliputi :
- Kabupaten Bombana
- Kabupaten Konawe Selatan
- Kabupaten Konawe
- Kabupaten Buton
- Kabupaten Muna
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 24
- Kabupaten Kolaka
5. KEHUTANAN
Luas kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 2.600. 137 Ha,
dengan rincian status hutan sebagai berikut :
a. Hutan Lindung (HL) seluas ± 1.061.270 Ha
b. Hutan Konservasi Alam (HKA) seluas ± 281.302 Ha.
c. Hutan Produksi seluas ± 633.431 Ha.
- Hutan Produksi Biasa (HPB) ± seluas 633.431
- Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 419.244 Ha.
- Hutan Produksi yang dapat dikonservasi (HPK) seluas ± 212.123 Ha.
e. Hutan Konservasi (HK) seluas ± 274.069 Ha.
Kawasan Konservasi
a. Kawasan Suaka Alam seluas ± 155.566.69 Ha.
- Cagar Alam seluas ± 1.454.69 Ha.
- Suaka Margasatwa seluas ± 154.112 Ha.
b. Kawasan Pelestarian Alam..
- Taman Hutan Raya seluas ± 7.877. Ha.
- Taman Wisata Alam seluas ± 4.421 Ha.
- Taman Wisata Alam Laut seluas ± 117.800 Ha.
- Taman Nasional seluas ± 105.194 Ha.
- Taman Nasional Laut seluas ± 1.390.000 Ha.
c. Taman Buru seluas ± 7.233.70 Ha.
Kawasan Hutan Mangrove di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas ± 41.525.91
Ha. Terdiri dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota :
1. Kabupaten Konawe / Konawe Utara seluas ± 2.180.05. Ha.
2. Kota Kendari seluas ± - Ha
3. Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 9.101.98. Ha
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 25
4. Kabupaten Kolaka seluas ± - Ha
5. Kabupaten Kolaka Utara seluas ± 1.545.32. Ha
6. Kabupaten Muna/Buton Utara seluas ± 20.402.99. Ha
7. Kota Bau-Bau seluas ± - Ha
8. Kabupaten Buton seluas ± 2.218.27. Ha
9. Kabupaten Wakatobi seluas ± 0.24. Ha
10. Kabupaten Bombana seluas ± 6.077.06. Ha
Hutan Tanaman Industri (HTI) Jenis Jati ( Tectona Grandis).
a. Potensi Luasan seluas ± 11.977.15 Ha.
- Kabupaten Buton seluas ± 498.44 Ha.
- Kabupaten Muna seluas ± 2.881.88 Ha.
- Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 8.596.83 Ha.
b. Potensi Tegakan.
- Kabupaten Buton seluas ± 176.7787 M3.
- Kabupaten Muna seluas ± 186.5255 M3.
- Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 105.6454 M3.
Hutan Tanaman Jenis Pinus (Pinus Merkusii).
1. Kabupaten Konawe seluas ± 2.280.50 Ha.
2. Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 558.00 Ha.
3. Kabupaten Kolaka seluas ± 4.720.00 Ha.
4. Kabupaten Buton seluas ± 4.178.00 Ha.
5. Kabupaten Muna seluas ± 4.513.00 Ha.
Lahan Kritis.
1. Kabupaten Konawe/Konawe Utara seluas ± 141.575.86 Ha
2. Kabupaten Buton/Bombana/Wakatobi seluas ± 244.377.58 Ha
3. Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 95.871.75 Ha
4. Kabupaten Kolaka/Kolaka Utara seluas ± 133.767.83 Ha
5. Kabupaten Muna/Buton Utara seluas ± 98.848.17 Ha
6. Kota Bau-Bau seluas ± 2.827.69 Ha
7. Kota Kendari seluas ± 2.055.70 Ha
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 26
Potensi Hasil Hutan Kayu
a. Hutan Produksi Biasa :
- Semua Jenis ± 20.633.000 M3
- Jenis Perdagangan ± 17.261.000 M3
b. Hutan Produksi Terbatas :
- Semua Jenis ± 9.044.000 M3
- Jenis Perdagangan ± 8.337.000 M3
Produksi Kayu Bulat Tahun 2007
a.
b.
c.
d.
Meranti ± 7.615.21 M3
Rimba Campuran ± 50.370.26 M3
Jati ± 17.004.15 M3
Kayu Indah ± 716.07 M3
Produksi Kayu Olahan Tahun 2007
a.
b.
Gergajian ± 19.046.1040 M3
- ST ± 18.460.0852 M3
- Flooring ± 108.4822 M3
- Square ± 477.5366 M3
Moulding ± 2.171.1477 M3
Produksi Rotan Tahun 2007
a.
b.
Rotan Bulat ± 5.446.99 Ton
Rotan Olahan ± 5.865.24 Ton
Potensi Sumber Benih
a. Sumber Benih :
1. Kabupaten Konawe seluas ± 4 Ha.
2. Kabupaten Muna.
- Tongkuno/Labasa seluas ± 14 Ha.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 27
- Tongkuno / Lamorende seluas ± 40 Ha.
- Matakidi seluas ± 9 Ha.
- Warangga seluas ± 4 Ha.
- Wakuru seluas ± 14 Ha.
3. Kabupaten Kolaka.
- Kolaka / Lalombaa seluas ± 1 Ha.
4. Kabupaten Konawe Selatan
- Eewa/Watumerembe seluas ± 63.88 Ha
5. Kabupaten Buton
- Sampolawa seluas ± 50.05 Ha
b. Sumber Benih
- Tangketada / Anaiwoi seluas ± 1. 5 Ha
c. Sumber Benih
- Tangketada/Anaiwoi seluas ± 1.5 Ha
- Tangketada / Pupalia seluas ± 50 Ha
6. PARIWISATA
Potensi wisata yang ada di Sulawesi Tenggara antara lain : wisata alam, wisata
bahari, wisata budaya, sejarah dan kepurbakalaan. :
1. Kota Kendari
a. Obyek Wisata Alam
- Teluk Kendari
- Pantai Nambo
- Pantai Purirano
- Pantai Mayaria
- Museum Sultra
- Perkampungan Gembol
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 28
b. Obyek Wisata Budaya
- Tarian Melulo
- Tradisi Kalo Sara
c. Obyek Sejarah
- Situs Peninggalan Jepang
- Pusat Promosi dan Informasi Daerah
2. Kota Bau- Bau
a. Obyek wisata Alam
- Pantai Nirwana
- Pantai Lakeba
b. Obyek Wisata Budaya
- Benteng Wolio
- Benteng baadiah
- Benteng Sorawolio
- Museum Baadiah
3. Kabupaten Bombana
Kabupaten Bombana mempunyai Wisata Bahari yaitu Pulau Sagori merupakan Karang
Atol berbentuk Setengah Lingkaran dan keindahan alam yang ditawarkan adalah
menikmati pegunungan di Pulau Kabaena dari ketinggian jarak jauh berwarna biru
tua tampak sebaga garis warna tua warna biru muda lapisan ketiga warna biru putih
sebagai garis putih lapisan kedua dan warna hijau yang bersumber dari tajub – tajub
pohon cemara yang tumbuh di Pulau tersebut dan sebagai inti adalah Pusat lingkaran
dari segitiga garis warna yang mengelilingi Pulau Sagori.
4. Kabupaten Konawe Selatan
Wisata Alam.
Air Terjun Moramo, Air Panas Kaeendi, Tanjung Botikolo, Pantai Polewali, Pulau
Bokori, Pulau Saponda Darat dan Pulau Saponda Laut, yang sangat kaya dengan
beragam jenis burung.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 29
5. Kabupaten Konawe
Wisata Alam.
1. Pantai Toronipa.
2. Agro di Pudahoa
6. Kabupaten Buton.
a. Wisata Budaya
1. Kamali / Istana Maligei
2. Pesta Adat Pakande-kandea
3. tradisi Pusuo.
b. Wisata Alam
1. Kawasan Basilika
2. Kawasan Hutan Lambusango dan kakenaue.
7. Kabupaten Muna
Wisata Budaya
1. Tenunan Tradisional Desa Masalili.
2. Layangan Tradisional Kaghati.
3. Tradisi Karia.
8. Kabupaten Wakatobi
Taman Laut Nasional memiliki luas 1.390.000 Ha. Memiliki potensi kekayaan laut
yang sangat menjajikan dengan 875 Spesies karang dan lebih dari 6oo spesies ikan
karang diantaranya sekitar 20 spesies butterply fish.
9. Kabupaten Kolaka.
a. Taman Wisata Alam.
1. Sungai Tamborosi terletak di Kec. Wolo ± 75 Km arah utara dari kolaka
2. Gua Istana perabua.
Tanjung Kayu angin.
b. Wisata budaya.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 30
1. Cagar budaya Nibandera
2. Batu tapak mowewe dari air terjun anawai..
- wisata alam yang berupa pemandangan alam di pegunungan, danau dan goa
yang sangat indah serta beraneka ragam flora dan fauna.
- Wisata bahari yang berupa wisata pantai dengan pasir putih dengan keindahan
taman laut yang kaya akan karang dan beraneka ragam biota laut. Kondisi ini
sangat ideal untuk kegiatan menyelam dan berjemur.
- Wisata budaya dan kepurbakalaan, berupa benteng kraton Buton dan atraksi seni
budaya lainnya.
Selain itu terdapat Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae dengan luas 105.194
Ha (SK. Menhut No. 756/kpts-II/90 tanggal 17 Desember 1990) dan Taman Laut
Wakatobi dengan luas 1.390.000 Ha.
Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae terdapat satwa langka, seperti :
Anoa, Rusa, Buaya dan lain-lain. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae
adalah salah satu rawa di dunia yang memiliki lingkungan alam yang lengkap
(pantai-hutan mangrove, padang rumput, sungai, pegunungan dan rawa itu
sendiri). Sedangkan Taman Nasional Laut Wakatobi diketemukan 387 jenis
terumbu karang yang tersebar pada 13 lokasi dan yang paling besar adalah
Karang Kapote dan Karang Kaledupa.
Jumlah obyek wisata alam yang terdapat di Sulawesi Tenggara ± 82 buah obyek,
sedangkan obyek wisata budaya ± 61 buah obyek yang tersebar di 4 kabupaten
dan 2 kota.
7. Industri
Sektor Industri di Sulawesi Tenggara, meliputi :
- Industri pengolahan ikan kaleng, abon, kerupuk dan tepung ikan.
- Industri pengolahan rotan (meubel dan anyaman rotan).
- Industri meubel batang kelapa dan minyak kelapa.
- Industri pembuatan kapal penangkap ikan.
- Industri marmer.
- Industri pengolahan kakao, meises, bubuk dan makanan dari coklat.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 31
- Industri pengolahan biji mete, mete kupas dan goreng.
- Industri minyak kulit mete.
- Industri pengolahan ubi kayu dan tapioca.
- Industri pakan ternak dari jagung.
III. PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN
1. Pemberian insentif dapat berbentuk :
a. Pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah;
b. Pemberian dana stimulans, dan/atau;
c. Pemberian bantuan modal;
2. Pemberian kemudahan dapat berbentuk :
a. Penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal;
b. Penyediaan sarana dan prasarana;
c. Penyediaan lahan atau lokasi;
d. Pemberian bantuan teknis, dan/atau;
e. Pemberian percepatan perizinan;
Pemberian Insentif dimaksudkan :
1. Menyiapkan studi awal suatu proyek/produk tertentu yang akan ditawarkan pada
calon investor.
2. Menyediakan lahan yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Provinsi, sebagai
penyertaan modal (saham) pada perusahaan investor, dan atau memfasilitasi serta
menerbitkan surat yang berkaitan dengan pembebasan lahan yang dimiliki atas hak
sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 32
3. Memfasiitasi penyediaan sarana/prasarana investasi berupa bidang usaha
sebagaimana dimaksud pasal 5.
4. Menyediakan sistem pelayanan yang efektif dan efisien sesuai dengan undang-
undang/ketentuan/peraturan yang berlaku untuk memudahkan pengurusan perizinan
dan urusan lainnya yang berkaitan dengan investasi para investor.
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas promosi investasi secara terpadu melalui
fasilitas pameran, pemasaran bersama, kontak dagang antar pelaku, seminar dan
pemanfaatan informasi inter media dan multi media.
6. Memberikan tenggang waktu kepada investor/pengusaha/perusahaan yang bergerak
disektor property, industri, perumahan, real estate dan perkantoran selama 6 (enam)
bulan untuk membangun setelah mendapatkan izin investasi dan dapat diperpanjang
kembali selama 6 (enam) bulan, jika pengusaha dapat menunjukan bukti berupa
Bank garansi yang diterbitkan oleh Bank-Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional
maupun Bank Pembagunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
7. Bahwa bagi pengusaha/perusahaan yang memiliki/menguasai tanah/lahan diwajibkan
untuk segera memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya, dan apabila sampai
batas perpanjangan tersebut tidak terdapat aktivitas investasi, maka Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mencabut izin investasi secara sepihak.
Pemberian Kemudahan dimaksudkan :
1. Pemberian izin usaha kegiatan Penanaman Modal dan perizinan yang menjadi
kewenangan Provinsi ditetapkan oleh Gubernur.
2. Pemberian perizinan dan non perizinan adalah Sumber Daya Alam, sarana dan
prasarana publik yang terletak lintas Kabupaten/Kota.
3. Izin-izin yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota wajib mendapatkan rekomendasi dari
Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah di bidang Penanaman Modal.
4. Pemberian usulan persetujuan fasilitas fiskal nasional bagi Penanaman Modal yang
menjadi kewenangan Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pemberian fasilitas dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi terkait pada tingkat
Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pengajuan Permohonan Penanaman Modal di Daerah :
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 33
1. Calon investor yang akan melakukan penanaman modal dalam rangka PMDN wajib
mengajukan permohonan penanaman modal kepada : Gubernur Sulawesi Tenggara.
2. Calon investor yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka PMA,
wajib mengajukan permohonan penanaman modal kepada Gubernur Sulawesi
Tenggara.
3. Surat Persetujuan (SP) PMDN dikeluarkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara.
Calon Investor dalam mengajukan permohonan PMDN dan PMA, berpedoman
kepada:
1. Daftar bidang Usaha yang tertutup bagi penanaman modal
2. Bidang / jenis usaha yang dirancangkan untuk usaha kecil dan bidang / jenis usaha
yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan.
3. Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Pemberian persetujuan dan fasilitas serta perizinan pelaksanaan penanaman modal yang
dikeluarkan oleh Kepala BPMD Propinsi Sulawesi Tenggara diatas, berlaku bagi para calon
Investor maupun Perusahaan yang telah ada dan akan mengajukan permohonan sebagai
berikut :
1. Permohonan Penanaman Modal (PMDN/PMA) Baru (Model I/PMDN) dan (Model
I/PMA).
2. Permohonan Pendirian Perusahaan Penyertaan Modal.
3. Permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Tetap (IUT) dalam rangka PMDN/PMA
(IUT Baru Perluasan/Perubahan).
4. Permohonan Perluasan PMDN dan PMA (Model II/PMDN) dan (Model II/PMA).
5. Permohonan Perubahan Ketentuan dalam surat Persetujuan Penanaman Modal
(Model III) untuk :
a. Perubahan Lokasi Proyek.
b. Perubahan Bidang Usaha dan Produksi
c. Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA)
d. Perubahan Investasi dan Sumber Pembiayaan
e. Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke
pemilikan asing.
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 34
6. Permohonan Persetujuan Status Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke pemilikan
Asing.
7. Permohonan Perubahan Status Perusahaan PMDN atau Non PMA/PMDN menjadi
Perusahaan PMA (Model III, B).
8. Permohonan Perpanjangan Waktu Penyelesaian Proyek PMDN dan PMA (Model III,C)
9. Permohonan Penggabungan Perusahaan (Merger) atau (Model III. D)
10. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang Modal dan Perubahan Daftar Induk
Barang Modal (Permohonan Pengimporan Mesin-Mesin/Peralatan) dengan
memperoleh fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. A)
11. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang dan Perubahan Daftar Induk Barang
Baku/Penolong (Permohonan Pengimporan Bahan/Baku/Penolong) dengan
memperoleh fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. B)
12. Permohonan Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT)
13. Permohonan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Perpanjangan
14. Permohonan (Rekomendasi TA. 01) Kepada Direktur Jenderal Imigrasi
15. Permohonan (Ppt.2) untuk :
a. Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) Baru
b. Perpanjangan Izin Kerja Tenaga Asing/Incl
c. Rekomendasi TA. 02
d. Pindah Jabatan Tenaga Kerja Asing
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 35
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 36