Impor Migas bulan Mei 2016 naik signifikan Pelemahan...

1
Jakarta, 1 Juli 2016 – Ekspor bulan Mei 2016 tercatat USD 11,5 miliar, meningkat tipis sebesar 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM). Secara kumulatif Januari-Mei 2016, ekspor mencapai USD 56,6 miliar, menurun 12,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Ekspor non migas masih menjadi penopang utama ekspor Indonesia. Ekspor non migas pada Januari-Mei 2016 mencapai USD Juli 2016 Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP) Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP) Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP) Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP) Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP) Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP) Berdasarkan negara asal, impor dari Singapura mengalami penurunan paling tajam sebesar 28,3% dari USD 7,5 miliar pada Januari-Mei 2015 menjadi USD 5,3 miliar pada Januari-Mei 2016. Selain Singapura, impor dari Korea Selatan dan Malaysia juga menurun siginifikan yakni sebesar 26,5% dan 23,8%. Sementara, impor dari Thailand justru meningkat cukup tinggi sebesar 10,3% (Grafik 3). Impor Migas bulan Mei 2016 naik signifikan Pelemahan Ekspor Bulan Mei 2016 Menggerus Surplus Neraca Perdagangan Impor pada Bulan Mei 2016 mencapai USD 11,1 miliar, meningkat 2,9% (MoM). Peningkatan impor terutama bersumber dari meningkatnya impor migas sebesar 22,5%. Pada bulan Mei 2016, impor migas tercatat USD 1,7 miliar. Meningkatnya impor minyak mentah sebesar 37,1% merupakan pemicu utama melonjaknya impor migas. Sementara itu, impor non migas tercatat USD 9,5 miliar, meningkat tipis sebesar 0,2% (MoM). Walaupun meningkat pada bulan Mei 2016, kinerja impor secara kumulatif Januari- Mei 2016 cenderung menurun. Impor secara kumulatif tercatat USD 53,9 miliar, menurun 11,6% (YoY). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya impor migas, khususnya hasil minyak. Menurunnya impor hasil minyak sebesar 42,5% mendorong penurunan impor migas sebesar 34,1%. Impor non migas juga mengalami penurunan, namun tidak sebesar impor migas yakni sebesar 6,9% (Grafik 1). Impor masih didominasi oleh bahan baku/penolong, namun nilai impor kian menurun. Menurunnya impor bahan baku/penolong sebesar 12,9% (YoY) mendorong penurunan pangsa impor bahan baku/penolong terhadap total impor dari 75,6% pada Januari-Mei 2015 menjadi 74,5% pada Januari-Mei 2016. Beberapa bahan baku/penolong yang mengalami penurunan impor secara signifikan adalah besi dan baja (-22,6%), benda-benda dari besi dan baja (- 21,8%) dan bahan kimia organik (-14,8%). Sama halnya dengan bahan baku/penolong, impor barang modal juga mengalami penurunan sebesar 16,7%. Pada Januari-Mei 2016, nilai impor Surplus neraca perdagangan bulan Mei 2016 mencapai USD 375,6 juta, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 662,3 juta. Pelemahan ekspor pada Bulan Mei 2016 yang ditandai dengan menurunnya ekspor non migas merupakan salah satu penyebab menurunnya surplus neraca perdagangan bulan Mei 2016. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya impor migas, khususnya minyak mentah. Neraca perdagangan migas bulan Mei 2016 masih mencatat nilai yang negatif yakni sebesar USD 710,7 juta. Sementara neraca perdagangan non migas mencatatkan Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP) Sementara itu, penurunan ekspor non migas dipacu oleh menurunnya ekspor beberapa komoditas seperti: (i) bahan bakar mineral (HS 27) sebesar 27,9%; (ii) bijih, kerak, dan abu logam yang turun sebesar 17,1%; dan (iii) lemak dan minyak hewan/nabati yang turun 16,7%. Sebaliknya, ekspor perhiasaan/permata (HS 71) dan benda-benda dari besi dan baja (HS 73) justru meningkat cukup signifikan yakni masing-masing sebesar 14,6% dan 11,0%. Ekspor ke sebagian besar negara tujuan mengalami penurunan. Penurunan ekspor terdalam terjadi ke Taiwan sebesar 37,0%, diikuti oleh India sebesar 31,7%, Uni Emirat Arab sebesar 24,8%, Italia sebesar 22,6% dan Belanda sebesar 21,7%. Walaupun terjadi penurunan ekspor ke sebagian besar negara tujuan, namun ekspor ke Swiss tumbuh signifikan sebesar 95,7%. Selain Swiss, peningkatan ekspor ke Filipina dan Spanyol pun cukup tinggi yakni masing-masing sebesar 20,2% dan 19,6% (Tabel 2). Beberapa negara penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar antara lain: (i) Amerika Serikat dengan nilai surplus USD 3,5 miliar; (ii) India sebesar USD 2,6 miliar; (iii) Filipina dengan nilai surplus USD 1,5 miliar; (iv) Swiss sebesar USD 1,0 miliar; dan (v) Belanda sebesar USD 0,9 miliar. Peningkatan surplus neraca perdagangan terbesar diperoleh Indonesia ketika melakukan perdagangan dengan Swiss dan Singapura. Pada Januari-Mei 2015, surplus neraca perdangan Indonesia dengan Swiss hanya mencapai USD 0,4 miliar, namun pada Januari-Mei 2016 nilai surplus meningkat USD 0,6 miliar menjadi USD 1,0 miliar. Sedangkan dengan Singapura, Indonesia berhasil memperoleh kenaikan surplus sebesar USD 0,5 miliar. Sebaliknya, perdagangan Indonesia dan India justru menghasilkan penurunan surplus terdalam yakni sebesar USD 1,5 miliar. Adapun beberapa negara penyumbang defisit neraca perdagangan bagi Indonesia antara lain: (i) RRT dengan nilai defisit sebesar USD 7,4 miliar; (ii) Thailand sebesar USD 1,9 miliar; (iii) Australia dengan defisit sebesar USD 0,7 miliar; (iv) Brazil sebesar USD 0,5 miliar; dan (v) Argentina sebesar USD 0,5 miliar. Perdagangan Indonesia-RRT mendorong nilai defisit yang lebih dalam. Defisit neraca perdagangan meningkat sebesar USD 0,7 miliar dari USD 6,7 miliar menjadi USD 7,4 miliar. Selain RRT, kenaikan defisit neraca perdagangan dialami oleh Indonesia 51,3 miliar, sementara ekspor migas hanya tercatat USD 5,3 miliar. Baik ekspor non migas maupun migas secara kumulatif menurun masing-masing sebesar 9,0% dan 37,9% (YoY). Penurunan yang signifikan pada ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak dan gas (Tabel 1). Pelemahan ekspor memperkecil surplus neraca perdagangan surplus sebesar USD 1,1 miliar. Secara kumulatif Januari-Mei 2016, surplus neraca perdagangan mencapai USD 2,7 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 3,9 miliar. Penurunan ekspor (-12,8%) yang lebih dalam dibandingkan penurunan impor (-11,6%) menggerus surplus neraca perdagangan Indonesia. Adapun surplus neraca perdagangan Januari-Mei 2016 terdiri dari defisit neraca perdagangan migas sebesar USD 1,6 miliar dan surplus neraca perdagangan non migas sebesar USD 4,3 miliar (Grafik 4). barang modal tercatat USD 8,7 miliar atau sebesar 16,2% terhadap total impor. Penurunan impor barang modal terutama terjadi pada mesin/pesawat mekanik (-9,4%), kendaraan bermotor dan bagiannya (-8,0%) dan mesin/peralatan listrik (-6,6%). Di sisi lain, impor barang konsumsi justru naik sebesar 14,1%, sehingga mendorong pula pangsa impor barang konsumsi terhadap total impor menjadi 9,3%. Adapun barang konsumsi yang impornya naik antara lain: (i) senjata/amunisi sebesar 358,5%; (ii) kapal terbang dan bagiannya sebesar 75,7%; dan (iii) daging hewan sebesar 60,8% (Grafik 2). Tabel 2. Ekspor Non Migas Berdasarkan Negara Tujuan Utama Grafik 1. Kinerja Impor Indonesia Grafik 2. Impor Berdasarkan Golongan Penggunaan Barang Grafik 3. Impor Berdasarkan Mitra Dagang Utama Grafik 4. Neraca Perdagangan Indonesia Grafik 5. Neraca Perdagangan Indonesia dengan Beberapa Mitra Dagang Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor Total 11,511.0 11,135.4 375.6 56,589.5 53,893.3 2,696.2 0.31 2.98 -9.29 -4.12 -12.82 -11.61 Migas 957.9 1,668.6 -710.7 5,310.3 6,927.5 -1,617.2 7.42 22.50 -30.09 -19.80 -37.91 -34.15 Minyak Mentah 432.0 761.1 -329.1 2,166.6 2,657.4 -490.8 30.23 37.14 -16.13 27.98 -24.34 -20.75 Hasil Minyak 61.2 768.5 -707.3 338.6 3,616.7 -3,278.1 -17.16 11.60 -58.62 -40.58 -64.74 -42.46 Gas 464.7 139.0 325.7 2,805.1 653.4 2,151.7 -4.42 17.30 -34.31 -27.75 -40.67 -25.87 Nonmigas 10,553.1 9,466.8 1,086.3 51,279.2 46,965.8 4,313.4 -0.29 0.16 -6.77 -0.70 -9.01 -6.91 Uraian Nilai (USD Juta) Growth Mei 2016 MoM (%) Growth Jan-Mei 2016 YoY (%) Mei 2016 Januari-Mei 2016 Growth Mei 2016 YoY (%) Jan-Mei 2015 Jan-Mei 2016 USD Juta % AMERIKA SERIKAT 6,448.7 6,252.0 -196.8 -3.1 JEPANG 5,612.6 5,183.3 -429.3 -7.6 REP.RAKYAT CINA 5,413.3 4,870.7 -542.7 -10.0 SINGAPURA 3,699.3 3,700.7 1.4 0.0 INDIA 5,334.5 3,642.0 -1692.5 -31.7 MALAYSIA 2,724.2 2,319.0 -405.2 -14.9 KOREA SELATAN 2,311.8 2,067.9 -243.9 -10.6 THAILAND 2,003.8 1,832.3 -171.5 -8.6 PILIPINA 1,518.8 1,825.5 306.7 20.2 SWISS 660.9 1,293.5 632.6 95.7 BELANDA 1,523.3 1,193.1 -330.2 -21.7 TAIWAN 1,769.7 1,114.2 -655.4 -37.0 AUSTRALIA 995.6 1,102.8 107.2 10.8 JERMAN 1,125.1 1,065.6 -59.5 -5.3 VIETNAM 975.1 1,033.2 58.0 6.0 PAKISTAN 757.7 829.7 71.9 9.5 HONGKONG 901.7 817.6 -84.0 -9.3 UNI EMIRAT ARAB 901.2 678.1 -223.1 -24.8 ITALIA 865.8 669.9 -196.0 -22.6 SPANYOL 543.3 649.9 106.6 19.6 USD JUTA PERUBAHAN (YoY) NEGARA 9.47 1.67 2.98 -4.12 -30 -20 -10 0 10 20 30 0 2 4 6 8 10 12 14 Jan'15 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan'16 Feb Mar Apr Mei % USD Miliar Nilai Migas Non Migas Monthly Growth Rate of Import (mom) Growth Rate of Import ( yoy) Barang Konsumsi 9.3% Bahan Baku/ Penolong 74.5% Barang Modal 16.2% Jan-Mei 2016 Barang Konsumsi 7.2% Bahan Baku/ Penolong 75.6% Barang Modal 16.7% Jan-Mei 2015 5.0 40.2 8.7 4.4 46.1 10.5 Barang Konsumsi Bahan Baku/ Penolong Barang Modal Nilai (USD Miliar) Jan-Mei 2016 Jan-Mei 2015 14.1 -12.9 -16.7 -14.5 -18.9 -14.6 Pertumbuhan (%, YoY) 0.6 0.7 1.0 0.5 1.1 0.5 1.4 0.3 1.0 1.0 -0.4 -0.16 0.01 1.1 0.5 0.7 0.4 (1.5) (1.0) (0.5) - 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Jan '15 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan'16 Feb Mar Apr Mei USD Miliar Non Migas Migas Total 12.29 5.34 5.07 3.79 2.93 2.75 2.74 1.96 1.34 1.24 12.17 7.46 6.03 3.44 3.85 3.22 3.72 2.07 1.45 1.49 RRT SINGAPURA JEPANG THAILAND MALAYSIA AMERIKA SERIKAT KOREA SELATAN AUSTRALIA VIET NAM TAIWAN Nilai Impor (USD Miliar) Jan-Mei 2016 Jan-Mei 2015 0.98 -28.34 -15.96 10.32 -23.81 -14.43 -26.51 -5.27 -7.44 -16.65 Growth (yoy,%) 3.5 2.6 1.5 1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.5 3.2 4.1 1.2 0.4 1.2 0.7 0.2 0.8 0.5 0.5 AMERIKA SERIKAT INDIA PILIPINA SWISS BELANDA PAKISTAN SINGAPURA UNI EMIRAT ARAB BANGLA DESH MESIR Mitra Dagang Penyumbang Surplus Perdagangan Non Migas Terbesar USD Miliar Jan-Mei 2016 Jan-Mei 2015 -0.2 -0.3 -0.3 -0.3 -0.4 -0.5 -0.5 -0.7 -1.9 -7.4 -0.4 -0.4 -0.1 -0.5 -0.5 -0.5 -0.6 -1.0 -1.4 -6.7 JERMAN KANADA PERANCIS VIETNAM KOREA SELATAN ARGENTINA BRASILIA AUSTRALIA THAILAND REP.RAKYAT CINA Mitra Dagang Penyebab Defisit Perdagangan Non Migas Terbesar Tabel 1. Kinerja Perdagangan Indonesia ketika melakukan perdagangan dengan Thailand yakni sebesar USD 0,5 miliar. Sebaliknya, defisit neraca perdagangan dengan Australia dan Jerman justru menurun masing-masing sebesar USD 0,4 miliar dan USD 0,3 miliar (Grafik 5).

Transcript of Impor Migas bulan Mei 2016 naik signifikan Pelemahan...

Page 1: Impor Migas bulan Mei 2016 naik signifikan Pelemahan ...bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/NL_Juli_2016_Indo_OK.pdf · Januari-Mei 2016 terdiri dari defisit neraca perdagangan

Jakarta, 1 Juli 2016 – Ekspor bulan Mei 2016 tercatat USD 11,5 miliar, meningkat tipis sebesar 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM). Secara kumulatif Januari-Mei 2016, ekspor mencapai USD 56,6 miliar, menurun 12,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Ekspor non migas masih menjadi penopang utama ekspor Indonesia. Ekspor non migas pada Januari-Mei 2016 mencapai USD

Juli 2016

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP)

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP)

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP)

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP)

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP)

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP)

Berdasarkan negara asal, impor dari Singapura mengalami penurunan paling tajam sebesar 28,3% dari USD 7,5 miliar pada Januari-Mei 2015 menjadi USD 5,3 miliar pada Januari-Mei 2016. Selain Singapura, impor dari Korea Selatan dan Malaysia juga menurun siginifikan yakni sebesar 26,5% dan 23,8%. Sementara, impor dari Thailand justru meningkat cukup tinggi sebesar 10,3% (Grafik 3).

Impor Migas bulan Mei 2016 naik signifikan

Pelemahan Ekspor Bulan Mei 2016

Menggerus Surplus

Neraca Perdagangan

Impor pada Bulan Mei 2016 mencapai USD 11,1 miliar, meningkat 2,9% (MoM). Peningkatan impor terutama bersumber dari meningkatnya impor migas sebesar 22,5%. Pada bulan Mei 2016, impor migas tercatat USD 1,7 miliar. Meningkatnya impor minyak mentah sebesar 37,1% merupakan pemicu utama melonjaknya impor migas. Sementara itu, impor non migas tercatat USD 9,5 miliar, meningkat tipis sebesar 0,2% (MoM). Walaupun meningkat pada bulan Mei 2016, kinerja impor secara kumulatif Januari-Mei 2016 cenderung menurun. Impor secara kumulatif tercatat USD 53,9 miliar, menurun 11,6% (YoY). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya impor migas, khususnya hasil minyak. Menurunnya impor hasil minyak sebesar 42,5% mendorong penurunan impor migas sebesar 34,1%. Impor non migas juga mengalami penurunan, namun tidak sebesar impor migas yakni sebesar 6,9% (Grafik 1).

Impor masih didominasi oleh bahan baku/penolong, namun nilai impor kian menurun. Menurunnya impor bahan baku/penolong sebesar 12,9% (YoY) mendorong penurunan pangsa impor bahan baku/penolong terhadap total impor dari 75,6% pada Januari-Mei 2015 menjadi 74,5% pada Januari-Mei 2016. Beberapa bahan baku/penolong yang mengalami penurunan impor secara signifikan adalah besi dan baja (-22,6%), benda-benda dari besi dan baja (-21,8%) dan bahan kimia organik (-14,8%). Sama halnya dengan bahan baku/penolong, impor barang modal juga mengalami penurunan sebesar 16,7%. Pada Januari-Mei 2016, nilai impor

Surplus neraca perdagangan bulan Mei 2016 mencapai USD 375,6 juta, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 662,3 juta. Pelemahan ekspor pada Bulan Mei 2016 yang ditandai dengan menurunnya ekspor non migas merupakan salah satu penyebab menurunnya surplus neraca perdagangan bulan Mei 2016. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya impor migas, khususnya minyak mentah. Neraca perdagangan migas bulan Mei 2016 masih mencatat nilai yang negatif yakni sebesar USD 710,7 juta. Sementara neraca perdagangan non migas mencatatkan

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BPPP)

Sementara itu, penurunan ekspor non migas dipacu oleh menurunnya ekspor beberapa komoditas seperti: (i) bahan bakar mineral (HS 27) sebesar 27,9%; (ii) bijih, kerak, dan abu logam yang turun sebesar 17,1%; dan (iii) lemak dan minyak hewan/nabati yang turun 16,7%. Sebaliknya, ekspor perhiasaan/permata (HS 71) dan benda-benda dari besi dan baja (HS 73) justru meningkat cukup signifikan yakni masing-masing sebesar 14,6% dan 11,0%. Ekspor ke sebagian besar negara tujuan mengalami penurunan. Penurunan ekspor terdalam terjadi ke Taiwan sebesar 37,0%, diikuti oleh India sebesar 31,7%, Uni Emirat Arab sebesar 24,8%, Italia sebesar 22,6% dan Belanda sebesar 21,7%. Walaupun terjadi penurunan ekspor ke sebagian besar negara tujuan, namun ekspor ke Swiss tumbuh signifikan sebesar 95,7%. Selain Swiss, peningkatan ekspor ke Filipina dan Spanyol pun cukup tinggi yakni masing-masing sebesar 20,2% dan 19,6% (Tabel 2).

Beberapa negara penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar antara lain: (i) Amerika Serikat dengan nilai surplus USD 3,5 miliar; (ii) India sebesar USD 2,6 miliar; (iii) Filipina dengan nilai surplus USD 1,5 miliar; (iv) Swiss sebesar USD 1,0 miliar; dan (v) Belanda sebesar USD 0,9 miliar. Peningkatan surplus neraca perdagangan terbesar diperoleh Indonesia ketika melakukan perdagangan dengan Swiss dan Singapura. Pada Januari-Mei 2015, surplus neraca perdangan Indonesia dengan Swiss hanya mencapai USD 0,4 miliar, namun pada Januari-Mei 2016 nilai surplus meningkat USD 0,6 miliar menjadi USD 1,0 miliar. Sedangkan dengan Singapura, Indonesia berhasil memperoleh kenaikan surplus sebesar USD 0,5 miliar. Sebaliknya, perdagangan Indonesia dan India justru menghasilkan penurunan surplus terdalam yakni sebesar USD 1,5 miliar. Adapun beberapa negara penyumbang defisit neraca perdagangan bagi Indonesia antara lain: (i) RRT dengan nilai defisit sebesar USD 7,4 miliar; (ii) Thailand sebesar USD 1,9 miliar; (iii) Australia dengan defisit sebesar USD 0,7 miliar; (iv) Brazil sebesar USD 0,5 miliar; dan (v) Argentina sebesar USD 0,5 miliar. Perdagangan Indonesia-RRT mendorong nilai defisit yang lebih dalam. Defisit neraca perdagangan meningkat sebesar USD 0,7 miliar dari USD 6,7 miliar menjadi USD 7,4 miliar. Selain RRT, kenaikan defisit neraca perdagangan dialami oleh Indonesia

51,3 miliar, sementara ekspor migas hanya tercatat USD 5,3 miliar. Baik ekspor non migas maupun migas secara kumulatif menurun masing-masing sebesar 9,0% dan 37,9% (YoY). Penurunan yang signifikan pada ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak dan gas (Tabel 1).

Pelemahan ekspor memperkecil surplus neraca perdagangan

surplus sebesar USD 1,1 miliar. Secara kumulatif Januari-Mei 2016, surplus neraca perdagangan mencapai USD 2,7 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 3,9 miliar. Penurunan ekspor (-12,8%) yang lebih dalam dibandingkan penurunan impor (-11,6%) menggerus surplus neraca perdagangan Indonesia. Adapun surplus neraca perdagangan Januari-Mei 2016 terdiri dari defisit neraca perdagangan migas sebesar USD 1,6 miliar dan surplus neraca perdagangan non migas sebesar USD 4,3 miliar (Grafik 4).

barang modal tercatat USD 8,7 miliar atau sebesar 16,2% terhadap total impor. Penurunan impor barang modal terutama terjadi pada mesin/pesawat mekanik (-9,4%), kendaraan bermotor dan bagiannya (-8,0%) dan mesin/peralatan listrik (-6,6%). Di sisi lain, impor barang konsumsi justru naik sebesar 14,1%, sehingga mendorong pula pangsa impor barang konsumsi terhadap total impor menjadi 9,3%. Adapun barang konsumsi yang impornya naik antara lain: (i) senjata/amunisi sebesar 358,5%; (ii) kapal terbang dan bagiannya sebesar 75,7%; dan (iii) daging hewan sebesar 60,8% (Grafik 2).Tabel 1. Kinerja Perdagangan Indonesia

Tabel 2. Ekspor Non Migas Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Grafik 1. Kinerja Impor Indonesia

Grafik 2. Impor Berdasarkan Golongan Penggunaan Barang

Grafik 3. Impor Berdasarkan Mitra Dagang Utama

Grafik 4. Neraca Perdagangan Indonesia

Grafik 5. Neraca Perdagangan Indonesia dengan Beberapa Mitra Dagang

Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Selisih Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor

Total 11,511.0 11,135.4 375.6 56,589.5 53,893.3 2,696.2 0.31 2.98 -9.29 -4.12 -12.82 -11.61

Migas 957.9 1,668.6 -710.7 5,310.3 6,927.5 -1,617.2 7.42 22.50 -30.09 -19.80 -37.91 -34.15

Minyak Mentah 432.0 761.1 -329.1 2,166.6 2,657.4 -490.8 30.23 37.14 -16.13 27.98 -24.34 -20.75

Hasil Minyak 61.2 768.5 -707.3 338.6 3,616.7 -3,278.1 -17.16 11.60 -58.62 -40.58 -64.74 -42.46

Gas 464.7 139.0 325.7 2,805.1 653.4 2,151.7 -4.42 17.30 -34.31 -27.75 -40.67 -25.87

Nonmigas 10,553.1 9,466.8 1,086.3 51,279.2 46,965.8 4,313.4 -0.29 0.16 -6.77 -0.70 -9.01 -6.91

Uraian

Nilai (USD Juta) Growth Mei 2016

MoM (%)

Growth Jan-Mei

2016 YoY (%)Mei 2016 Januari-Mei 2016

Growth Mei 2016

YoY (%)

Jan-Mei 2015 Jan-Mei 2016 USD Juta %

AMERIKA SERIKAT 6,448.7

6,252.0

-196.8 -3.1

JEPANG 5,612.6

5,183.3

-429.3 -7.6

REP.RAKYAT CINA 5,413.3

4,870.7

-542.7 -10.0

SINGAPURA 3,699.3

3,700.7

1.4 0.0

INDIA 5,334.5

3,642.0

-1692.5 -31.7

MALAYSIA 2,724.2

2,319.0

-405.2 -14.9

KOREA SELATAN 2,311.8

2,067.9

-243.9 -10.6

THAILAND 2,003.8

1,832.3

-171.5 -8.6

PILIPINA 1,518.8

1,825.5

306.7 20.2

SWISS 660.9

1,293.5

632.6 95.7

BELANDA 1,523.3

1,193.1

-330.2 -21.7

TAIWAN 1,769.7 1,114.2 -655.4 -37.0

AUSTRALIA 995.6 1,102.8 107.2 10.8

JERMAN 1,125.1 1,065.6 -59.5 -5.3

VIETNAM 975.1 1,033.2 58.0 6.0

PAKISTAN 757.7 829.7 71.9 9.5

HONGKONG 901.7 817.6 -84.0 -9.3

UNI EMIRAT ARAB 901.2 678.1 -223.1 -24.8

ITALIA 865.8 669.9 -196.0 -22.6

SPANYOL 543.3 649.9 106.6 19.6

USD JUTA PERUBAHAN (YoY)NEGARA

9.47

1.67

2.98

-4.12

-30

-20

-10

0

10

20

30

0

2

4

6

8

10

12

14

Jan'15 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan'16 Feb Mar Apr Mei

%USD Miliar

Nilai

Migas Non Migas

Monthly Growth Rate of Import (mom)

Growth Rate of Import ( yoy)

Barang Konsumsi

9.3%

Bahan Baku/

Penolong74.5%

Barang Modal16.2%

Jan-Mei 2016

Barang Konsumsi

7.2%

Bahan Baku/

Penolong75.6%

Barang Modal16.7%

Jan-Mei 2015

5.0

40.2

8.7

4.4

46.1

10.5

BarangKonsumsi

Bahan Baku/Penolong

BarangModal

Nilai (USD Miliar)

Jan-Mei 2016

Jan-Mei 2015

14.1

-12.9

-16.7

-14.5

-18.9

-14.6

Pertumbuhan (%, YoY)

0.6 0.7

1.0

0.5

1.1

0.5

1.4

0.3

1.0 1.0

-0.4-0.16

0.01

1.1

0.50.7

0.4

(1.5)

(1.0)

(0.5)

-

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

Jan '15 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan'16 Feb Mar Apr Mei

USD MiliarNon Migas Migas Total

12.29

5.34

5.07

3.79

2.93

2.75

2.74

1.96

1.34

1.24

12.17

7.46

6.03

3.44

3.85

3.22

3.72

2.07

1.45

1.49

RRT

SINGAPURA

JEPANG

THAILAND

MALAYSIA

AMERIKA SERIKAT

KOREA SELATAN

AUSTRALIA

VIET NAM

TAIWAN

Nilai Impor (USD Miliar)

Jan-Mei 2016

Jan-Mei 2015

0.98

-28.34

-15.96

10.32

-23.81

-14.43

-26.51

-5.27

-7.44

-16.65

Growth (yoy,%)

3.5

2.6

1.5

1.0

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

0.5

3.2

4.1

1.2

0.4

1.2

0.7

0.2

0.8

0.5

0.5

AMERIKA SERIKAT

INDIA

PILIPINA

SWISS

BELANDA

PAKISTAN

SINGAPURA

UNI EMIRAT ARAB

BANGLA DESH

MESIR

Mit

ra D

agan

g P

en

yum

ban

g Su

rplu

sP

erd

agan

gan

No

n M

igas

Ter

be

sar

USD Miliar

Jan-Mei 2016

Jan-Mei 2015

-0.2

-0.3

-0.3

-0.3

-0.4

-0.5

-0.5

-0.7

-1.9

-7.4

-0.4

-0.4

-0.1

-0.5

-0.5

-0.5

-0.6

-1.0

-1.4

-6.7

JERMAN

KANADA

PERANCIS

VIETNAM

KOREA SELATAN

ARGENTINA

BRASILIA

AUSTRALIA

THAILAND

REP.RAKYAT CINA Mit

ra D

agan

g P

en

yeb

ab D

efi

sit

Per

dag

anga

nN

on

Mig

as T

erb

esar

Tabel 1. Kinerja Perdagangan Indonesia

ketika melakukan perdagangan dengan Thailand yakni sebesar USD 0,5 miliar. Sebaliknya, defisit neraca perdagangan dengan Australia dan Jerman justru menurun masing-masing sebesar USD 0,4 miliar dan USD 0,3 miliar (Grafik 5).