BUKU INDAH 4

18
definisi sterilisasi, tujuan, cara, proses dan pelaksanaan sterilisasi Definisi Sterilisasi Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkanmikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006). Tujuan 1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai 2. Mencegah peralatan cepat rusak 3. Mencegah terjadunya infeksi silang 4. Menjamin kebersihan alat 5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien. Cara Sterilisasi Cara sterilisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

description

REKOMENDASI FOPUNDATION

Transcript of BUKU INDAH 4

Page 1: BUKU INDAH 4

definisi sterilisasi, tujuan, cara, proses dan pelaksanaan sterilisasi

Definisi Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,da l am ha l i n i ada l ah mik roorgan i sme (p ro tozoa , fung i , bak te r i , mycop la sma , virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent  a t au p roses f i s ik dengan tu juan un tuk membunuh a t au mengh i l angkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant  (Pratiwi,2006).

Tujuan1.     Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan

siap pakai2.     Mencegah peralatan cepat rusak3.     Mencegah terjadunya infeksi silang4.     Menjamin kebersihan alat5.     Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman

digunakan pasien.

Cara SterilisasiCara sterilisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1.Terminal Sterlization (sterilisasi akhir). Menurut PDA Technical Monographdibagi menjadi 2, yaitu:

a. Overkill Method , yai tu metode ster i l isas i menggunakanpemanasan dengan uap panas pada suhu 121C s e l a m a 1 5 m e n i t . Penggunaan metode ini biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode ini adalah karenalebih efisien, cepat, dan aman.

b. Bioburden Sterilitation, merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil

Page 2: BUKU INDAH 4

mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses ster i l isas i lanjutan dengan t ingkat ster i l i tas yangdipersyaratkan SAL 10 -6. Dalam metode ini digunakan suatu zat yangdapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yangsangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan Dextrose yang biladipanaskan dapat menghasilkan senyawa Hidro Methyl Furfural  (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik.

2 . A s e p t i c P r o c e s s i n g  Metode in i merupakan metode pembuatan produk ster i l menggunakansar ingan dengan f i l ter khusus untuk bahan obat ster i l atau bahan baku steril yang diformulasi dan dimasukkan kedalam kontainer steril dalamlingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telahterkontrol sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada pada levelyang dapat diterima dalam clear zone.

Pelaksanaan

(1)Sterilisasi dengan cara rebusMensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.

(2)Sterilisasi dengan cara stoomMensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.

(3)Sterilisasi dengan cara panas keringMensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.

(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia

Page 3: BUKU INDAH 4

Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kena panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.

(5) Sterilisasi dengan radiasi

Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk

mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan

segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi

radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan

tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan

sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virus sampai batas

tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 derajat

Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada

jaringan biologi.   (6) Sterilisasi dengan penyaringan Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.

(7) Sterilisasi gas Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi atau cahaya.

Beberapa proses sterilisasi

Page 4: BUKU INDAH 4

Cara sterilisasi tabung reaksi dan gelas ukur:

1. Kapas dibungkus dengan kain kasa dan diikat dengan benang

kasur.

2. Bungkusan kapas dimasukkan ke mulut tabung reaksi dan labu

ukur

3. Kemudian permukaannya ditutup dengan alumunium foil dan

diikat menggunakan benang kasur agar tidak lepas

4. Selanjutnya tabung reaksi dimasukkan ke dalam autoclave

Cara sterilisasi gelas kimia dan labu takar :

1. Permukaan gelas kimia dan labu takar ditutup dengan

alumunium foil

2. Selanjutnya gelas kimia dan labu takar dimasukkan ke dalam

autoclave

Cara Sterilisasi cawan petri :

1. Seluruh permukaan cawan petri dibungkus dengan kertas HVS

2. Kemudian dimasukkan kedalam autoclave

Cara Sterilisasi pipet volume :

1. Kapas dibungkus kain kasa dan diikat menggunakan benang

kasur

2. Bungkusan kapas dimasukkan kedalam mulut pipet volume

3. Ujung mulut ditutup menggunakan alumuniun foil

4. Kemudian pipet volume dibungkus dengan kertas HVS secara

menyeluruh

5. Masukkan kedalam autoclave

Perhatian :(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas

Page 5: BUKU INDAH 4

mencantumkan : nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian dapat disterilkan.(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak peralatan disterilkan).(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.(9)Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.

   MEMROSES LINEN

Memproses linen terdiri dari semua langkah yang diperlikan untuk mengumpulakan,

membawa,dan memilih (menyortir) linen kotor dsan membinatu (mencuci, mengeringkan,

melipat, atau membungkus), kemudian menyimpan dan mentribusikannya. Memproses linen

secara linen dari berbagai sumber merupakan suatu proses yang rumit.staf yang ditugasi

mengumpulkan, membawa dan memilih linen kotor harus sangat berhati-hati. Mereka harus

memakai pakaian tebal atau sarung tangan rumah tangga untuk mengurangiresiko perlukaan

oleh  jarum atau benda tajam, termasuk pecahan gelas. Staf yang bertanggung jawab terhadap

pencucian barang kotor harus memakai sarung tangan rumah tangga, alat pelindung mata, apron

plastik atau karet.

Page 6: BUKU INDAH 4

Prinsip dan langkah utama dalam memrpses linen

         Staf rumah tangga atau binatu harus memakai sarung tangan dan alat pelindung pribadi lainnya

apabila mengumpulkan, menangani, membawa, memilih, dan mencuci linen kotor

         Kalau mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sedikit mungkin dan dengna kontak

minimum untuk mencegah perlikaan dan penyebaran , mikroorganisme

         Anggap semua bahan kain  (umpamanya kain bedah, gaun dan pembungkus) yang telah dipakai

untuk suatu prosedur sebagai infeksikus. Sekalipun tidak tampak adanya kontaminasi, bahan itu

harus dibinatu

         Bawa linen kotor dalam kontainer yang tertutup atau kantong plasitk untuk mencegah

keterceceran, dan dibatasi linen kotor itu dalam area tertentu sampai dibawa ke binatu

         Pilih dengan hati-hati semua linen di area binatu sebelum dicuci. Jangan mulai memilih (presort)

atau mencuci linen pada saat mau dipakai

2.2        PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN DIRI

Perlengkapan perlindungan diri yang dianjurkan dalam pemrosesan linen

Jenis PPD Kapan dipakai

Sarung tangan (lebih baik sarung tangan

yang digunakan dalam rumah tangga) dan

sepatu tertutup yang melindungi kaki dari

kejatuhan benda (tajam), darah yang

terciprat, dan duh tubuh

       Menangani larutan desinfektan

       Mengumpulkan dan menangani linen

kotor

       Membawa linen kotor

       Memilih nlinen kotor

       Mencuci linen kotor dengan tangan

       Memesukkan linen ke dalam mesin cuci

Page 7: BUKU INDAH 4

Apron plastik atau karet dan kacamata

pelindung

       Memilih kain kotor

       Mencuci linen kotor dengan tangan

       Memasukkan linen kedalam mesin cuci

2.3        MENGUMPULKAN, MEMBAWA, DAN MEMILIH LINEN

a.      Mengumpulkan dan membawa

Setelah prosedur medis dan bedah invasif atau selagi mengganti linen di kamar pasien:

         Kumpulkan linen bekas pakai dalam kantong kain, kantong plastik, atau kontainer yang ada

tutupnya. Kalau linen terkontaminasi berat dengan darah atau caitan tubuh, dengan hati-hati

gulungkan area yang terkontaminasiitu ke pusat linendan ditempatkan pada dalam kantong yang

tahan bocor atau kontainer dengan penutup

         Kantong kain biasanya cukup untuk kebanyakan linen untuk merawat pasien .  kantong

memerlikan proses yang sama seperti isinya

         Tangani linen kotor sedikit mungkin dan jangan dikocok, untuk mencegah penyebaran

mikroorganisme ke skitarnya, personel, dan pasien lain

         Tidak perlu memekai kantong kantong dobel atau menggunakan perlindungan lain untuk

membawa linen dari pasien yang diisolasi

         Jangan memilih atau mencuci linen kotor di area perawatan pasien

         Kumpulkan dan bawa linen kotor seusai setiap prosedur, setiap hari, atau kalau diperlukan dari

kamar pasien

         Bawa linen kotor yang terkumpul dalam kantong tahan bocor, kontainer dengan penutup, atu

kereta yang tertutup ke arah pemrosesan setiap hari atau lebih sering sebagaimana diperlukan

         Bawa kain kotor dan kain bersih secara terpisah. Kalau ada kereta atau kontainer lain untuk linen

kotor dan bersih harus ditandai dengan sangat jelas. Kalau tidak, bersihkan seluruh kontainer dan

kereta yang dipakai untuk membawa linen kotor sebelum dipakai untuk membawa linen bersih

b.Memilih linen kotor

Page 8: BUKU INDAH 4

Area untuk memilih linen kotor harus terpisah dari area lainnya seperti yang dipakai untuk

melipat dan memilih linen bersih, area perawatan pasien dan area penyediaan makan. Disamping

itu, harus cukup ventlasi dan pembatas fisik (dinding) antara area linen bersih dan linen kotor

Pemilihan linen secara aman itu sangat penting sekali. Pemilihan harus dilakukan secara cermat

karena linen yang kotor (duk yang lebar dan duk yang kecil/lap/handuk) dari kamar bedah atau

area prosedur lainnya tidak jarang mengandung barang tajam (seperti skalpel,gunting tajam,

jarum suntik dan jahit, dan jepitan handuk yang tajam). Selain itu, dari pembersihan kamar tidur

pasien dapat diperoleh kasa yang kotor atau yang terkena darah atau dibasahi dengan cairan

tubuh lainnya. Barang-barang ini harus ditangani secara cermat dengan memakai sarung tangan

pelindung , alat pelindung mata dan apron plastik atau karet, dan harus dibuang sepatutnya.

Walaupun jarang, infeksi yang berhubungan dengan pemilihan dihubungkan dengan gagal

mencuci tangan dan penggunaan PPD sepatutnya.

Linen kotor dapat juga mengandung bahan yang tidak infeksius seperti gigi palsu, gelas kaca

mata, dan alat bantu mendengar. Bahan-bahan ini tidak mengancam terjadinya infeksi dan tidak

perlu ditangani secara khusus.

c. Mencuci Linen

   Mencuci dan Mengeringkan

Semua bahan linen misalnya seprei, kain bedah, masker, gaun yang bersinggungan langsung

dengan pasien harus dicuci secara seksama sebelum dipakai lagi. Dekontaminasi sebelum

mencuci tidak diperluka, kecuali linen itu kotor sekali dan akan dicuci dengan tangan (berulang

merendam linen dalam klorin, bahkan dengan larutan encer sekalipun dapat merusak kain lebih

cepat). Tanggung jawab staf dalam mencuci linen dengan tangan adalah menggunakan PPD .

selain itu, para pekerja jangan membawa linen basah dan kotor dengan menyentuh badannya

sekalipun mereka memakai apron plastik atau karet.

   Mencuci dengan tangan

Langkah 1 : Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor.

Langkah 2 :  Cuci semuanya dalam sair dengan sabun cair untuk mengeluarkan kotorannya,

bahkan kalau tidak tampak sekalipun :

         Pakai air hangat kalau ada.

Page 9: BUKU INDAH 4

         Tambahkan pemutih (misalnya, 30-60 ml, kira-kira 2-3 sendok meja, dari larutan klorin 5%)

untuk membantu membersihkan dan tindakan terhadap bakteri.

         Tambahkan asam (asam yang lemah) untuk mencegah linen jadi kuning, kalau diinginkan.

Langkah 3     :    Periksa kebersihan cucian. Cuci ulang kalau ternyata masih kotor atau bernoda.

Langkah 4     :     Bilas cucian itu dengan air bersih.

   Mencuci dengan mesin

Langkah 1    : Cuci linen yang kotor sekali terpisah dengan linen yang tidak  kotor.

Langkah 2    : Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi pabrik dan jenis sabun atau

sabun pencuci lainnya yang akan dipakai. Baik siklus mencuci dingin maupun panas dengan

pemutih menurunkan jumlah bakteri pada linen.

Mencuci dengan air panas

         Gunakan air panas di atas 71 derajat Celcius dan sabun untuk membantu melepaskan kotoran.

         Tambahkan pemutih dan asam seperti di atas.

         Sesuaikan siklus waktu mesin menurut instruksi pabrik.

Langkah 3    : Kalau siklus mencuci telah lengkap, periksa kebersihan linen. Cuci ulang kalau

masih kotor atau bernoda. Linen yang lotor sekali memerlukan cuci ulang.

   Mengeringkan, Memeriksa, dan melipat Linen

Baik pencucian dengan tangan maupun dengan mesin, langkah-langkahnya sama.

Langkah 1    : Keringkan di udara atau dengan mesin sebelum diproses selanjutnya. Keringkan di udara di

bawah matahari, apabila mungkin, linen jangan sampai menyentuh tanah, jauhkan dari debu dan

uap.

Langkah 2    : Setelah bahan linen seluruhnya kkering, periksa adanya lubang dan area yang usang. Kalau ada,

bahan itu harus dibuang atau diperbaiki sebelum dipakai lagi atau disimpan. (kalau berlubang

atau banyak area yang harus diperbaiki, bahan itu jangan dipakai lagi sebagai drape. Bahan dapat

dipotong-potong kecil dan digunakan sebagai lap pembersih).

Langkah 3    : Linen yang bersih dan kering harus disetrika sejauh diperlukan dan dilipat. Kalau drape bersih

dan kering dapat diterima, drape itu dapat disetrika sebelumditempatkan dalam rak atau dalam

kontainer untuk disimpan. 

Page 10: BUKU INDAH 4

2.5        MENYIMPAN, MEMBAWA, DAN MENDISTRIBUSIKAN LINEN BERSIH

a.Menyimpan Linen Kering

         Simpan linen bersih dalam area penyimpanan tertutup yang bersih.

         Gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan penyimpanan dari area kotor.

         Rak harus bersih.

         Linen yang disimpan ditangani sesedikit mungkin.

b.                        Membawa Linen Bersih

         Linen bersih dan kotor harus dibawa terpisah.

         Kontainer atau kereta yang digunakan untuk membawa linen kotor harus dibersihkan dengan

seksama sebelum digunakan untuk emmebawa linen bersih. Kalau kontainer dan kereta yang

berbeda digunakan untuk membawa linen bersih dan kotor, harus dipasang label.

         Linen bersih harus dibungkus atau ditutupi selama dibawa untuk mencegah kontaminasi.

c. Mendistribusikan Linen Bersih

         Lindungi linen bersih sampai dibawa untuk digunakan.

         Jangan meninggalkan linen ekstra di kamar pasien.

         Tangani linen bersih sesedikit mungkin.

         Janagan mengebutkan linen bersih karena akan mengeluarkan debu.

         Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh linen bersih di atasnya

Tabel Panduan untuk Memroses Linen dan Perlengkapan Perlindungan Diri (PPD)

Bahan Dekontaminasi Pembersihan Disinfeksi

Tingkat Tinggi

Sterilisasi

Kaca mata

pelindung dan

penutup wajah

Lap dengan

larutan klorin

0,5% setelah

setiap prosedur

Cuci dengan

sabun acir dan

air. Bilas

dengan air

Tidak perlu Tidak perlu

Page 11: BUKU INDAH 4

atau kalau

tampak kotor.

bersih,

keringkan di

udara atau

handuk, setelah

setiap prosedur

atau tampak

kotor.

Linen (kap,

masker, baju

cuci, gaun

penutup)

Tidak perlu.

(Staf binatu

harus memakai

gaun, sarung

tangan, sepatu

tertutup, dan

alat pelindung

mata kalau

menangani

linen kotor)

Cuci dengan

sabun acir dan

air untuk

menghilangkan

semua partikel

kotoran. Bilas

dengan air

bersih,

keringkan di

udara atau

dengan mesin.

Pakaian yang

dikeringkan di

uadara dapat

disetrika

sebelum

dipakai.

Tidak perlu Tidak perlu

Apron (plastik

atau karet yang

berat)

Lap dengan

larutan klorin

0,5%. Bilas

dengan air

bersih. Pada

sore hari atau

kalau tampak

Cuci dengan

sabun acir dan

air. Bilas

dengan air

bersih,

keringkan di

udara atau

Tidak perlu Tidak perlu

Page 12: BUKU INDAH 4

kotor. handuk, setelah

setiap prosedur

atau tampak

kotor.

Alas kaki

(sepatu karet

atau sepatu

boot)

Lap dengan

larutan klorin

0,5%. Bilas

dengan air

bersih. Pada

sore hari atau

kalau tampak

kotor.

Cuci dengan

sabun acir dan

air. Bilas

dengan air

bersih,

keringkan di

udara atau

handuk, setelah

setiap prosedur

atau tampak

kotor.

Tidak perlu Tidak perlu

Gaun bedah,

duk linen dan

pembungkus.

Tidak perlu.

(Staf binatu

harus memakai

gaun, sarung

tangan, sepatu

tertutup, dan

alat pelindung

mata kalau

menangani

linen kotor)

Cuci dengan

sabun acir dan

air. Bilas

dengan air

bersih, udara

atau mesin

pengering

sesudah

dipakai.

Tidak praktis Lebih

diinginkan

Kertas atau

plastik

Tempatklan

pada kontainer

sampah yang

tahan bocor

atau kantong

plastik untuk

Page 13: BUKU INDAH 4

dibuang.