Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

13
BUKTI AUDIT DAN PROSEDUR DOKUMENTASI AUDIT A. Bukti Audit 1. Kesesuaian dan Kecukupan Bukti Sifat Bukti Audit Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan. Data akuntansi ini seringkali dalam bentuk elektronik. Bukti audit penguat meliputi baik informasi tertulis maupun elektonik, seperti cek; catatan electonic fund transfers; surat kontrak; notulen rapat; konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor melalui permintaaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemerikasaan fisik. Dalam entitas tertentu, beberapa data akuntansi dan bukti penguat tersedia dalam bentuk elektronik. Dokumen sumber seperti order pembelian, surat muat, faktor, dan cek digantikan dengan pesan elektronik. Sebagai contoh, entitas dapat menggunakan Electronic Data Interchange (EDI) atau sistem pengolahan citra (image processing systems) Dalam EDI, entitas dan pelanggannya atau pemasok menggunakan hubungan komunikasi untuk melakukan transaksi 1

Transcript of Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

Page 1: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

BUKTI AUDIT DAN PROSEDUR DOKUMENTASI AUDIT

A. Bukti Audit

1. Kesesuaian dan Kecukupan Bukti

Sifat Bukti Audit

Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua

informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Jurnal, buku besar dan buku pembantu,

dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja

(work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan

rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.

Data akuntansi ini seringkali dalam bentuk elektronik.

Bukti audit penguat meliputi baik informasi tertulis maupun elektonik, seperti cek;

catatan electonic fund transfers; surat kontrak; notulen rapat; konfirmasi dan

representasi tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor

melalui permintaaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemerikasaan fisik.

Dalam entitas tertentu, beberapa data akuntansi dan bukti penguat tersedia dalam

bentuk elektronik. Dokumen sumber seperti order pembelian, surat muat, faktor, dan

cek digantikan dengan pesan elektronik. Sebagai contoh, entitas dapat menggunakan

Electronic Data Interchange (EDI) atau sistem pengolahan citra (image processing

systems) Dalam EDI, entitas dan pelanggannya atau pemasok menggunakan hubungan

komunikasi untuk melakukan transaksi bisnis secara elektronik. Transaksi pembelian,

pengiriman, penagihan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas seringkali dilaksanakan

seluruhnya dengan pertukaran pesan elektronik di antara pihak-pihak yang terkait.

Dalam sistem pengolahan citra, dokumen di-scan dan diubah menjadi citra elektronik

untuk memfasilitasi penyimpanan dan pengacuan, dan dokumen sumber dapat tidak

disimpan setelah diubah ke dalam citra tersebut.

Kompetensi Bukti Audit

Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan

relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan

pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara umum

mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada

pengecualian penting yang ada. Namun, jika pengecualian yang penting dapat

1

Page 2: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

diketahui, anggapan berikut ini mengenai keabsahan bukti audit dalam audit,

meskipun satu sama lain tidak bersifat saling meniadakan, dapat bermanfaat :

1) Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan, untuk

tujuan audit auditor independen, bukti tersebut memberikan jaminan keandalan

yang lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.

2) Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang diberikan

mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.

3) Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui inspeksi

fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih bersifat menyimpulkan

dibandingkan dengan yang diperoleh secara tidak langsung.

Kecukupan Bukti Audit

Audit yang dilakukan auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit

kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai dasar memadai dalam merumuskan

pendapatnya. Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor untuk

mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan profesional auditor setelah

mempelajari dengan teliti keadaan yang dihadapinya.

2. Jenis Bukti Audit

Tipe bukti audit dapat dikelompokkan menjadi dua golongan berikut ini :

Tipe data akuntansi

1) Pengendalian Intern

Kuat atau lemahnya pengendalian intern merupakan factor utama yang

menentukan jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor dari

berbagai sumber bukti. Semakin kuat pengendaliam intern, semakin sedikit

bukti audit yang harus dikumpulkan sebagai dasar pernyataan pendapat

auditor. Jika pengendalian intern lemah, auditor harus mengumpulkan jumlah

bukti audit yang lebih banyak.

2) Catatan Akuntansi

Jurnal, buku besar, dan buku pembantu merupakan catatan yang digunakan

oleh klien untuk mengolah transaksi keuangan guna menghasilkan laporan

keuangan. Oleh karena itu, pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap

suatu jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, ia akan melakukan

penelusuran kembali jumlah tersebut melalui catatan akuntansi. Dengan

2

Page 3: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

demikian, catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor mengenai

pengolahan transaksi keuangan yang telah dilakukan oleh klien.

Informasi penguat

1) Bukti fisik

Bukti fisik adalah bukti audit yang diperoleh dengan cara inspeksi atau

perhitungan aktiva berwujud. Tipe bukti ini pada umumnya dikumpulkan oleh

auditor dalam pemeriksaan terhadap sediaan dank as. Pemeriksaan terhadap

surat berharga, piutang wesel, investasi jangka panjang, dan aktiva berwujud

juga memerlukan bukti fisik ini.

2) Bukti Dokumenter

Tipe bukti audit yang paling penting bagi auditor adalah bukti documenter.

Tipe bukti audit ini dibuat dari kertas bertuliskan huruf atau angka atau

simbol-simbol yang lain. Menurut sumbernya, bukti documenter dapat dibagi

menjadi tiga golongan yaitu :

Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkan

langsung kepada auditor.

Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas yang disimpan dalam

arsip klien.

Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien.

3) Sumber

Bukti audit yang berasal dari sumber di luar organisasi klien pada umumnya

merupakan bukti yang tingkat kompetensinya dianggap tinggi.

4) Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh

auditor. Ketepatan waktu pemerolehan bukti audit sangat penting dalam

memverifikasi aktiva lancer, utang lancar, dan saldo akun laba rugi yang

bersangkutan.

5) Objektivitas

Bukti yang bersifat objektif umumnya dianggap lebih andal dibandingkan

dengan bukti yang bersifat subjektif. Sebagai contoh, bukti tentang eksistensi

aktiva tetap berwujud akan lebih kompeten bila diperoleh melalui inspeksi

fisik, karena secara objektif bukti tersebut lebih konklusif.

3

Page 4: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

B. Prosedur dan Dokumentasi Audit

1. Program Audit Substantif

Program audit merupakan merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis) yang

rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit.

Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam

melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal,

dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukkan indeks kertas kerja

yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang

bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit.

Program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan

untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah assisten dan auditor junior

yang ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor

yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti kemajuan audit yang sedang

berlangsung.

Berikut adalah contoh program audit terhadap kas, yang berisi prosedur pengujian

substantif terhadap kas.

Program Audit untuk Pengujian

substantif

Indeks

Kertas Kerja

Tanggal

PelaksanaanPelaksana

Prosedur Audit Awal

1. Usut saldo kas yang tercantum dalam

neraca ke saldo akun kas yang

berkaitan dalam buku besar.

2. Hitung kembali saldo akun kas dalam

buku besar.

3. Lakukan review terhadap mutasi luar

biasa dalam jumlah dan sumber posting

dalam akun kas.

4. Usut saldo awal akun kas ke kertas

kerja tahun lalu.

5. Usut posting pendebitan dan

pengkreditan akun kas ke dalam jurnal

penerimaan kas dan jurnal pengeluaran

kas.

4

Page 5: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

Pengujian Analitik

6. Bandingkan saldo kas dengan angka

kas yang dianggarkan, saldo kas akhir

tahun lalu, atau angka harapan lain.

7. Hitung ratio saldo kas dengan aktiva

lancar dan bandingkan dengan angka

harapan.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

8. Lakukan pengujian pisah batas

transaksi kas.

9. Buatlah dan lakukan analisis terhadap

rekonsiliasi bank.

10. Buatlah daftar transfer bank dalam

periode sebelum dan sesudah tanggal

neraca untuk menemukan kemungkinan

terjadinya check kitting.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

11. Hitung kas yang ada di tangan klien.

12. Rekonsiliasi catatan atas klien dengan

rekening koran bank yang berkaitan.

13. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank.

14. Periksa cek yang beredar pada tanggal

neraca ke dalam rekening koran bank.

15. Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut

cutoff bank statement dengan saldo kas

menurut catatan klien.

16. Usut setoran dalam perjalanan (deposit

in transit) pada tanggal neraca ke dalam

cutoff bank statement.

17. Periksa tanggal yang tercantum dalam

cek yang beredar pada tanggal neraca

5

Page 6: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

18. Periksa adanya cek kosong yang

tercantum dalam cutoff bank statement.

19. Periksa semua cek dalam cutoff bank

statement mengenai kemungkinan

hilangnya cek yang tercantum sebagai

cek yang beredar pada tanggal neraca.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

20. Periksa jawaban konfirmasi dari bank

mengenai batasan yang dikenakan

terhadap pemakaian rekening tertentu

klien di bank.

21. Lakukan wawancara dengan

manajemen mengenai batasan

penggunaan kas klien.

22. Periksa adanya kemungkinan

penggelapan kas dengan cara lapping

penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Dokumentasi Audit (Kertas Kerja Audit)

Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan

pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah

dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-

kesimpulan yang telah dibuatnya.

Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil analisis yang

dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara langsung maupun

tidak langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien dapat berupa :Neraca

Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bank reconciliation), Analisa Umur Piutang

(Accounts Receivable Aging Schedule), Rincian Persediaan (Final Inventory List),

Rincian Utang, Rincian Biaya Umum dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan,

Surat Pernyataan Langganan.

Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang

menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga

6

Page 7: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang tidak

diinginkan perusahaan.

Isi Kertas Kerja Audit

Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan

laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang

dapat diterapkan telah dilaksanakan.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang

memperlihatkan :

Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang

menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang telah dilakukan.

Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan

pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang

cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan

lapangan yang ketiga.

Pengarsipan  Kertas  Kerja  Audit

Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun

berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun

yang diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank,

Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.

Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami

perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode

pengauditan. Contoh : Akte pendirian, Accounting manual (pedoman akuntansi),

Kontrak kontrak, Notulen rapat.

Tujuan dari permanent file :

Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.

Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff

yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.

7

Page 8: Bukti Audit Dan Prosedur Dokumentasi Audit (Temu 8)

Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun

ke tahun.

KEPEMILIKAN  KERTAS  KERJA  AUDIT

Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang disusun

oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor, adalah milik

auditor (akuntan publik). Oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus disimpan

oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur sesuai dengan

urutan yang logis.

Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang memperlihatkan

atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut kepada pihak ketiga

tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau profesi akuntan. Selama

melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah informasi yang sifatnya rahasia

antara lain berupa informasi tentang gaji karyawan penting (key personels), rencana

advertensi, data biaya produksi dan metode penentuan harga jual produk. Jika auditor

membocorkan informasi-informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya,

maka auditor tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut ke

pengadilan.

Referensi :

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Professional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba

Empat.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

8