Bukti Audit

32
TUGAS PENGAUDITAN DISUSUN OLEH : ANNA MARHAYENNI L (12/MPA-XXVIA/07) FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS -PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Transcript of Bukti Audit

Page 1: Bukti Audit

TUGAS PENGAUDITAN

DISUSUN OLEH :

ANNA MARHAYENNI L (12/MPA-XXVIA/07)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS -PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Bukti Audit

BUKTI AUDIT, TUJUAN AUDIT, PROGRAM AUDIT DAN

KERTAS KERJA

Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenak

nya,sejak awal teah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporankeuangan adalah

menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuanganklien menyajikan secara

wajar,salam semua hal yang material,sesuai denganGAAP.untuk itu auditor hars

memperoleh bahan bukti audit yang cukup dankompeten sebagai dasar yang memadai

untuk menyatakan pendapat,disamping itu,pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh :

1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.

2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan denganBuku dan

catatan klien.

3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan.

4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian

A. Audit Top-Down VS Audit Bottom-Up

Bukti audit top-down (top down evidence) berfokus pada upaya auditor dalam

memperolehpemahaman tentang bisnis dan industri,tujuan

manajemen,bagaimanamanajemen menggunakan sumber dayanya untuk

mencapaisasaran,keunggulan kompetitif organisasi di pasaran,proses bisnis

inti,sertalaba dan arus kas yang dihasilkan.proses audit top-down memberikan

buktitentang risiko bisnis strategis yang dihadapi klien,bagaimana klien menanggapi

risiko tersebut,dan kelangsungan entitas.

Bukti audit bottom-up berfokus pada pengujian secara langsung antar

transaksi,saldo akun,serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang padaakhirnya

menghasilkan saldo aku.bukti audit bottom-up meliputi beberapabentuk penarikan

sample transaksi,atau penarikan sample terperinci yang mendukung saldo akun.

B. Keputusan Penting Tentang Bukti Audit

Ketika merencanakan audit,auditor harus membuat 4 keputusan pentingtentang

lingkup dan pelaksanaan audit.keputusan tersebut meliputi :

1. Sifat pengujian yang harus dilakukan. 

2. Saat pengujian yang harus dilakukan.

Page 3: Bukti Audit

3.  Luas pengujian yang arus dilakukan.

4.  Penetapan staff untuk melaksanakan audit.

1. Sifat Pengujian yang Harus Dilakukan

Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektifitas pengujian audit yangakan

dilaksanakan.Pertama,prosedur audit tersebut harus dapat memberikanbukti tentang

kinerja kompetitif suatu entitas atau terkait dengan tujuanspesifik yang ingin dicapai

auditor.auditor juga harus mempertimbangkan biaya relatif dan efektifitas prosedur

dalam kaitannya dengan tujuan audityang spesifik.

2. Saat Pengujian Audit

Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit sertamenarik

kesimpulan audit.pengujian audit pada tanggal interim dapatmemberikan

pertimbangan awal mengenai masalah-masalah signifikasi yangdapat mempengaruhi

laporan keuangan pada akhir tahun buku.auditor jugadapat memilih untuk

melaksanakan pengujian substantif tentang kewajaransaldo akun sebelum tanggal

neraca.

3. Luas Pengujian Audit

Luas prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapabanyak

bukti audit yang harus diperoleh .bukti yang lebih banyak diperlukanuntuk mencapai

suatu tingkat resiko deteksi yang rendah dibanding dengantingkat resiko yang tinggi.

4. Penetapan Staf Audit

Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan dan disupervisi

sesuai dengan tingkat pengetahuan ,keterampilan,dan kemampuannya sehingga mereka

dapat mengevaluasi bukti audit yang sedangdiperiksa.

Auditor membuat 4 pilihan penting yang berkaitan dengan bukti audit

1. Bukti apa yang akan diperoleh ( sifat)

2. Bilamana akan memperoleh bukti ( saat )

3. Berapa banyak bukti yang akan diperoleh ( luas )

4. Siapa yang akan ditugaskan untuk memperoleh bukti ( staff audit )

C. Tujuan Audit Spesifik dan Bukti Audit

Asersi manajemen dalam laporan keuangan menjadi pedoman bagiauditor untuk

merencanakan pengumpulan bukti audit.5 asersi manajemenyang digariskan dalam standar

auditing yang berlaku umum ( GAAS) adalah sebagai berikut.

Page 4: Bukti Audit

1. Keberadaan dan Keterjadian

Auditor akan memastikan hal-hal berikut:

- Validitas/ pisah batas (cutoff): semua transaksi tercatat benar-benar telah terjadi

selam periode akuntansi

- Validitas (validity): semua aktiva, kewajiban, ekuitas adalah valid dan telah

dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca.

2. Kelengkapan

Auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut:

- Kelengkapan/ pisah batas (cutoff): semua transaksi yang terjadi dalam periode

itu telah dicatat.

- Kelengkapan : smua saldo yang tercantum dalam neraca ,meliputi semua

aktiva, kewajiban, dan ekuitas sebagaimana mestinya.

3. Hak dan kewajiban

Tentang masalh hak dan kewajiban biasanya auditor menguji kepemilikian

(ownership), kesesuaian antara hak entitas terhadap aktiva, serta hak kepemilikan

yang jelas terhadap aktiva.

4. Penilaian atau Alokasi

Auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut:

- Penerapan GAAP, bahwa saldo telah dinilai sebagaimana mestinya untuk

mencerminkan penerapan GAAP dalam hal penilaian kotor dan alokasi jumlah

tertentu anatarperiode

- Pembukuan dan pengikhtisaran, transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkan

sebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku besar.

- Nilai bersih yang dapat direalisasikan, saldo-saldo telah dinilai sebagaimana

mestinya pada nilai bersih yang dapat direalisasikan.

5. Penyajian dan Pengungkapan

- Pengkalsifikasian: transaksi dan saldo telah diklasifiksaikan sebagaimana

mestinya dalam laporan keuangan

- Pengungkapan: semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP telah

tercantum dalam laporan keuangan.

Page 5: Bukti Audit

D. Bukti Audit, Informasi Penguat, Dan Prosedur Audit

Data Akuntansi dan Informasi Penguat

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam

laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya ,

yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan khususnya

standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audityang berbunyi : “ Bukti audit

kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan

keterangan dan konfirmasi sebagai dasar   untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan yang diaudit “. 

   Tipe Bukti Audit

- Tipe  Data  Akuntansi

Pengendalian  Intern.

Catatan  Akuntansi.

- Tipe  Informasi  Penguat (corroborating information)

Bukti  Fisik.

Bukti  Dokumenter.

Perhitungan.

Bukti  Lisan.

Perbandingan dan Ratio.

Bukti  dari  spesialis.

Kecukupan bukti audit

Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti

audit , meliputi :

    Materialitas.

     Resiko  audit.

      Faktor – faktor  ekonomi.

      Ukuran  dan  karakteristik  populasi.

Kompetensi Bukti Audit

Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti tersebut.

Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif , dan relevan. 

Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor , yaitu :

Page 6: Bukti Audit

     Sumber  bukti ,

      Relevansi  bukti ,

      Obyektivitas  bukti ,

      Saat  atau  waktu.

 

Bukti kurang kompeten Faktor Kompetensi Bukti Lebih Kompeten

Dari dalam perusahaan

SUMBER

Dari luar perusahaan

yang independen

 

Pengendalian intern lemahPengendalian intern baik

Perolehan atau

pengetahuan tidak

langsung

Perolehan atau

pengetahuan langsung

 

Relevan tidak langsung

 RELEVANSI

Relevan langsung

 

Subyektif OBYEKTIVITASObyektif

 

Bukti di terapkan pada

selain pada tgl neraca

 

SAAT/WAKTU

Bukti diterapkan pada tgl

neraca

 

Prosedur Audit

Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk

mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten.

Pembahasan berikut ini akan berfokus pada review beberapa jenis prosedur yang

digunakan oleh para auditor, prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung pendekatan

audit top-down maupun pendekatan auditor bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan

bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan audit dan

mengembangkan program audit.

a. Prosedur Analitis (analytical procedures)

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan antara data.

Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analitis

vertikal atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya. Dengan

data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik,

Page 7: Bukti Audit

seperti analisis regresi. Analisis regresi ini dapat melibatkan penggunaan data

nonkeuangan maupun data keuangan. Prosedur analitis sering kali meliputi juga

pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi serta membandingkan ukuran2

kunci ekonomi yang menggerakan bisnis dengan hasil keuangan terkait. Prosedur

analitis umumnya digunakan dalam pendekatan top-down untuk mengembangkan

harapan atas akun laporan keuangan dan untuk menilai kelayakan laporan

keuangan dalam konteks tersebut.

b. Inspeksi (inspectig)

Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta

pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam

auditing. Inspeksi sering klai digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi

bukti bottom-up maupun top-down.

c. Konfirmasi

Konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor

untuk memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen diluar

organisasi klien. Dalam kasus yang lazim, klien membuat permintaan kepada pihak

luar secara tertulis, namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan

keterangan tersebut. Permintaan tersebut juga meliputi instruksi berupa permintaan

kepada penerima untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada

auditor. Konfirmasi menyediakan bukti bottom-up penting dan digunakan dalam

auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber

independen

d. Permintaan Keterangan

Permintaan Keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis

oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada

manajemen atau karyawan, umunya berupa pertanyaan yang timbul setelah

dilaksanakan prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan

keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung

meminta keterangan pada pihak ekstern, seperti permintaan keterangan langsung

kepada penasehat hukum klien tentang kemungkinan hasil litigasi.

e. Perhitungan

Page 8: Bukti Audit

Perhitungan dilakukan dalam (1) perhitungan fisik sumber daya berwujud seperti

jumlah kas dan persediaan yang ada (2) akuntansi seluruh dokumen dengan nomor

urut yang telah dicetak.

Yang pertama mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sementara yang

kedua dapat dipandangs sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian

internal perusahaan melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan

akuntansi. Teknik perhitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up, namun

auditor seringkali terdorong untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu

guna mendapatkan konteks ekonomi dari prosedur perhitungan.

f. Penelusuran

Penelusuran sering kali juga disebut sebagai penelusuran ulang, auditor :

1. memilih dddokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan.

2. Menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah

dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi [jurnal dan dalam buku besar].

Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi.

Karena prosedur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen

sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini

sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih

rendah dari yang seharusnya dalam catatan akuntansi.

g. Pemeriksaan Bukti Pendukung

Pemeriksaan bukti pendukung meliputi :

1. Pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi.

2. Mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat

hurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.

h. Pengamatan

Pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan

beberapa kegiatan atau proses.

i. Pelaksanaan Ulang

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan dan

rekonsiliasi yang dibuat oleh klien.

j. Teknik Audit Berbantuan Komputer

Page 9: Bukti Audit

Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui berbagai media elektronik,

maka auditor dapat menggunaka teknik audit berbantuan komputer untuk

membantu beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.

E. Hubungan Antara Prosedur Audit, Jenis Bukti Audit, danAsersi

Page 10: Bukti Audit

F. Program Audit

Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan audit,

auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan

serta harus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit.

Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang

akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa

prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai

tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor

berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-down dan bottom-up ketika

mengembangkan suatu program audit. Jenis pengujian yang termasuk dalam program

audit meliputi :

Page 11: Bukti Audit

1. Prosedur Analitis. Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data

keuangan dan data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo

laporan keuangan.

2. Prosedur awal. Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor

persaingan bisnis dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor

juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam

buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.

3. Pengujian Estimasi Akuntansi. Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas

saldo.

4. Pengujian pengendalian adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan

oleh strategi audit dari auditor.

5. Pengujian transaksi adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing

atau vouching transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.

6. Pengujian Saldo. Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo

akun serta item-item yang membentuk saldo tersebut.

7. Pengujian penyajian dan pengungkapan. Mengevaluasi penyajian secara wajar

semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP.

 

G. Kertas Kerja

Menurut PSA No. 15, Kertas Kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan

auditor mengenai audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi

yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.

Fungsi kertas kerja adalah:

1. Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit

2. Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit

3. Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing

Jenis Kertas Kerja

1. Kertas Kerja Neraca Saldo

- Merupakan penghubung antara rekening-rekening buku besar klien dengan

pos-pos yang dilaporkan dalam laporan keuangan

- Merupakan pengontrol atas kertas-kertas kerja yang lain

- Memberi petunjuk pada kertas kerja mana dimuat bukti audit untuk setiap

pos laporan keuangan

Page 12: Bukti Audit

2. Daftar dan Analisis (Schedules and analysis)

Istilah kertas kerja Daftar dan kertas kerja Analisis bisa saling menggantikan

untuk menunjukkan kertas kerja individual yang berisi bukti-bukti yang

mendukung pos-pos yang terdaftar dalam daftar saldo pemeriksaan. Apabila

beberapa rekening buku besar digabungkan untuk tujuan pelaporan, maka

perlu dibuat suatu daftar kelompok/daftar utama. Daftar Utama/Daftar

Kelompok menunjukkan kertas kerja daftar atau analisis individual yang berisi

bukti audit yang diperoleh untuk masing-masing rekening yang termasuk

dalam kelompok yang bersangkutan.

3. Memorandum

- Memo Audit adalah data tertulis yang dibuat auditor dalam bentuk uraian.

- Memo bisa berupa komentar atas pelaksanaan prosedur audit dan kesimpulan

yang dicapai.

4. Ayat Jurnal Penyesuain dan Reklasifikasi

- Jurnal Penyesuian audit adalah koreksi atas kekeliruan, penghilangan, atau

kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang dilakukan oleh klien.

- Jurnal Reklasifikasi berkaitan dengan penyajian saldo-saldo yang benar

dalam laporan keuangan secara baik.

Menyusun Kertas Kerja

1. Judul.

Setiap kertas kerja harus memuat nama klien,judul deskriptif yang

dapatmengidentifikasikan isi dari kertas kerja tersebut.

2. Nomor indeks.

Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau nomor referensi untuktujuan

identifikasi atau pengarsipan.

3. Referensi silangData dalam kertas kerja yan diambil dari kertas kerja lainnya

atau yangdigunakan dalam kertas kerja lain harus diberi referensi silang

dengannomor.

4. Tanda koreksiMenunjukan bahwa auditor telah melaksanakan sejumlah

prosedurpada item item dimana tanda pengecekan tersebut diberikan.

5. Tanda tangan dan tanggal

Setelah menyelesaikan msing-masing tugasnya,penyusunan atau pe-review

kertas kerja harus membubuhkan paragraf dan tanggal padakertas kerja.hal ini

Page 13: Bukti Audit

dimaksud untuk menetapkan tanggung jawab ataspekerjaan dan review yang

dilaksanakan.

Me-review Kertas Kerja

Review kertas kerja tingkat pertama dilakukan oleh supervisor dari

penyusun, seperti atasan atau manajernya. Review dilakukan apabila pekerjaan

pada segmen tertetntu dalam suatu audit telah diselesaikan. Review lainnya

dilakukan atasa kerja apabila pekerjaan lapangan telah diselesaiakan semuanya.

Pengarsipan Kertas Kerja

Dapat dilakukan menurut dua kategori, yaitu:

- Arsip Permanen: berisi data yang diperkirakan akan berguna bagi auditor

pada banyak penugasan di masa yang akan datang untuk klien yang

bersangkutan.

- Arsip tahun berjalan: berisi informasi penguat yang berhubungan dengan

pelaksanaan program audit pada tahun berjalan

Item-item yang dijumpai dalam arsip permanen:

- Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan

- Kode rekening dan buku pedoman prosedur

- Bagan organisasi

- Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk-produk utama

- Ketentuan penerbitan saham dan obligasi

- Salinan kontrak jangka panjang

- Daftar rencana depresiasi aktiva tetap dan amortisasi utang jangka panjang

- Ringkasan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan klien

-

Kepemilikan  Kertas  Kerja  Audit.

Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik

yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk

auditor, adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja

tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan

secara teratur sesuai dengan urutan yang logis.

Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang

memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut

Page 14: Bukti Audit

kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau

profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah

informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji karyawan

penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan metode

penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada

pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai

pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan. 

Page 15: Bukti Audit

Comprehensive Questions Chapter 5

5-30 (Assertion)

1. The allowance for doubtful accounts is fairly presented in amount valuation or

alocation

2. All accouts payable owed as of the balance sheet date are included in the financial

statements existence or occurence

3. All purchase returns recorded in the general are valid existence and occurance

4. There is a risk that purchases made in the last week of the month might be

recorded in the following period rights and obligations

5. The client may have factored accounts receivable existence and occurance

6. The clients has used special-purpose entities to finance a building. Neither the

building nor the debt is included in the financial statements completness

7. A retail client values its inventory using the retail method of accounting

valuation or allocation

8. A construction client uses the percentage of completion method for recognized

revenues valuation or allocation

9. A client has defined befnefit pension plan and does not have competent emlpoyees

ro write footnote disclosures rights and obligations

10. A client acquired a subsidiary company and paid a high amount off goodwill whwn

the stock market, and resulting values, were all-time highs valuation or

alocation

11. A client financed the acquisition of assets using prefered stock that pays 3 pecent

dividend and must be redeemed from sgareholders next year rights and

obligations

5-33 (Risk Componets and relationship)

a. Definisi empat jenis risiko audit

- Resiko audit (risk audit) adalah resiko auditor tanpa sadar tidak melakukan

modifikasi pendapat sebagaimana mestinya atas laporan keaungan yang

mengandung salah saji.

- Resiko bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji

material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian

intern yang terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak oernah mencapai angka

nol.

Page 16: Bukti Audit

- Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko bahwa suatu salah saji material,

yang dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah

secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur

pengendalian intern perusahaan. Risiko pengendalian tidak pernah mencapai

keyakinan penuh bahwa semua salah saji material akan dapat dideteksi ataupun

dicegah.

- Risiko Deteksi (detection risk) risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi

salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung

atas penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko

pengendalian.

b. Penghitungan resiko deteksi yang direncanakan dengan menggunalan model resiko

audit.

AR = IR x CR x DR

AR: Audit Risk

CR: Control Risk

DR: Detection Risk

DR= (AR) / (IR x CR)

A. AR = 1 %, IR = 20%, CR = 50%

DR = (AR) / (IR x CR)

DR = (1%) / (20% x 50%)

DR = 0,1%

B. AR = 1 %, IR = 100%, CR = 7%

DR = (AR) / (IR x CR)

DR = (1%) / (100% x 7%)

DR = 0,143 %

C. AR = 5%, IR = 20%, CR = 50%

DR = (AR) / (IR x CR)

DR = (5%) / (20% x 50%)

DR = 0,5 %

D. AR = 5 %, IR = 50%, CR = 40%

DR = (AR) / (IR x CR)

DR = (5%) / (50% x 40%)

DR = 0,25 %

E. AR = 5 %, IR = 100%, CR = 7%

Page 17: Bukti Audit

DR = (AR) / (IR x CR)

DR = (5%) / (100% x 7%)

DR = 0,714 %

F. AR = 5 %, IR = 100%, CR = 80%

DR = (AR) / (IR x CR)

DR = (5%) / (100% x 80%)

DR = 0,0625 %

G. AR = 10 %, IR = 50%, CR = 20%

DR = (AR) / (IR x CR)

DR = (10%) / (50% x 20%)

DR = 10%

c. Peringkat tujuah keadaan dari bukti audit yang paling banyak diperlukan.

A. Audit Risk = 1%

Total resiko = 20% + 50% + 0,1% = 70,1%

B. Audit Risk = 1%

Total resiko = 100% + 7% + 0,143% = 107,143%

C. Audit Risk = 5%

Total resiko = 20% + 50% + 0,5% = 70,5%

D. Audit Risk = 5%

Total resiko = 50% + 40% + 0,25% = 90,25%

E. Audit Risk = 5%

Total resiko = 100% + 7% + 0,714% = 107,714%

F. Audit Risk = 5%

Total resiko = 100% + 80% + 0,0625 = 108,0625%

G. Audit Risk = 10%

Total resiko = 50% + 20% + 10% = 80%

Terdapat hubungan terbalik antara risiko audit dan jumlah bukti yang

diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Semakin

rendah tingkat risiko audit yang ingin dicapai, semakin besar jumlah bukti yang

diperlukan.

Peringkat Keadaan Jumlah Resiko

Page 18: Bukti Audit

1 A Resiko Audit: 1%, Total Resiko: 70,1%

2 B Resiko Audit: 1%, Total Resiko: 107,143%

3 C Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 70,5%

4 D Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 90,25%

5 E Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 107,714%

6 F Resiko Audit: 5%, Total Resiko: 108,062%

7 G Resiko Audit: 10%, Total Resiko: 80%

d. Untuk keadaan E: Risiko deteksi sebesar 0,714%, berarti auditor perlu

merencanakan pengujian subtantif dengan suatu cara yang akan menghasilkan

risiko yang dapat diterima bahwa terdapat kemungkinan kegagalan sekitar sebesar

0,714% dalam mendeteksi salah saji yang material. Risiko ini dapat diterima jika

auditor memiliki keyakinan

Untuk keadaan E: Risiko deteksi sebesar 10%, berarti auditor perlu

merencanakan pengujian subtantif dengan suatu cara yang akan menghasilkan

risiko yang dapat diterima bahwa terdapat kemungkinan kegagalan sekitar sebesar

10% dalam mendeteksi salah saji yang material. Risiko ini dapat diterima jika

auditor memiliki keyakinan

e. Perubahan pada resiko deteksi yang direncanakan jika dipengaruhi oleh keadaan

berikut:

1. Peningkatan dalam resiko audit yang diharapkan, maka resiko deteksi yang

diharapakan juga akan meningkat (berbanding lurus).

2. Penurunan dalam risiko bawaan terukur, maka akan mengakibatkan risiko

deteksi yang diharapkan akan meningkat (berbanding terbalik)

3. Peningkatan risiko pengendalian terukur yang direncanakan maka akan

mengakibatkan penuruanan dalam risiko deteksi yang diharapakan (berbanding

terbalik)

6-26 (Audit Programs and Assertion)

a. Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit

yang akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut

menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang

Page 19: Bukti Audit

penting untuk mencapai tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan

strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-

down dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit.

b. Auditor menterjemahkan asersi audit menjadi tujuan audit spesifik ketika

mengembangkan program audit karena setiap tujuan audit memerlukan bukti audit

yang berbeda-beda dan tujuan audit dikembangkan untuk setiap asersi.

c. Pada saat mengaudit asersi keberadaan dan keterjadian, maka tujuan audit spesifik

yang harus dilakukan adalah:

Transaksi: transaksi dan peristiwa yang dicatat benar-benar telah terjadi

selama periode akuntansi dan bersangkutan dengan entitas tersebut.

Saldo: semua aktiva, kewajiban dan ekuitas mempunyai saldo yang valid dan

telah dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca.

d. Pada saat mengaudit asersi penilaian atau alokasi, maka tujuan audit spesifik yang

harus dilakukan adalah:

Transaksi: transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkan sebagaimana mestinya

dalam jurnal dan buku besar

Saldo: aktiva, kewajuban dan ekuitas dimasukkan dalam laporan keungan

pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan

tepat.

6-29 (Adjusting and Reclasifying Entries)

1. Perlengkapan kantor memiliki saldo $2.400. Persediaan pada tanggal 31 Desember

menunjukkan nilai $1.700 untuk perlengkapan yang ada.

Penyesuaian:

Beban Perlengkapan $ 700

Perlengkapan $ 700

2. Terdapat dua akun asuransi dalam neraca saldo, yaitu Asuransi Dibayar Dimuka

senilai $9.200 dan Beban Asuransi senilai $2.800. Asuransi yang belum jatuh tempo

pada tanggal neraca adalah senilqi $3.000

Dalam kasus ini yang terjadi adalah salah pencatatan dalam jumlah Beban Asuransi.

Asuransi yang belum jatuh tempo adalah senilai $3.000, berati Beban Asuransi

diacatat terlalu kecil $3.400 , seharusnya tercatat adalah sebesar $6.200 (9.200-3.000)

Penyesuaian:

Page 20: Bukti Audit

Beban Asuransi $ 3.400

Asuransi dibayar di muka $ 3.400

3. Seluruh penerimaan sewa seniali $25.000 telah dikreditkan sebagai pendapatan sewa.

Pada akhir tahun buku terdapat sewa senilai $5.000 yang masih belum diterima.

Penyesuaian:

Sewa diterima di muka $20.000

Pendapatan Sewa $20.000

4. Penyisihan piutang tak tertagih memiliki saldo kredit sebesar $6.000. sedangkan

skedul umur piutang menunjukkan angka estimasi piutang yang tidak tertagih sebesar

$14.000

Dalam hal ini berarti perkiraan penyisihan piutang tak tertagih memiliki saldo yang

dicatat terlalu kecil sebesar $8.000 (14.000-6.000)

Penyesuaian:

Beban penyisihan piutang tak tertagih $8.000

Penyisihan piutang tak tertagih $8.000

5. Saldo hutang usaha sebesar $ 122.400. Termasuk dalam jumlah ini adalah uang muka

yang diterima dari Brian Co. sejumlah $10.400 untuk pembelian dengan penyerahan

kemudian.

Penyesuaian:

6. Buku besar menunjukkan piutang bunga sebesar $3.200 pada awal tahun. Semua

tagihan bunga telah dikreditkan sebagai pendapatan bunga. Pada tanggal 31 Desember

tahun berjalan, jumlah piutang bunga yang masih harus diterima adalah sebesar

$3.800.

Dalam hal ini berarti piutang bunga dicatat terlalu kecil sebesar $600 (3.800-3.200)

Penyesuaian:

Piutang bunga $600

Pendapatan bunga $600

Page 21: Bukti Audit

7. Pengeluaran modal sebesar $6.000 telah didebitkan sebagai beban perbaiakn mesin

pada tanggal 1 Oktober. Persentase penyusutan mesin adalah 10% per tahun.

Penyesuain:

8. Biaya angkut masuk $5.000 telah didebit sebagai biaya angkut keluar

Dalam hal ini berarti terdapat kesalah pencatatan perkiraan.

Penyesuaian:

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menormalkan kembali perkiraan

biayaa ngkut masuk. Pada saat pembayaran jurnalnya adalah:

Biaya angkut keluar $5.000

Kas $5.000

Untuk menormalkan jurnalnya adalah:

Kas $5.000

Biaya angkut keluar $5.000

Kemudian langkah selanjutnya adalah mencatat kembali jurnal yang benar:

Biaya angkut masuk $5.000

Kas $5.000

9. Saldo piutang usaha adalah $118.400. Saldo ini merupakan saldo bersih pelanggan

dengan saldo kredit $15.000

Penyesuaian:

10. Saldo hutang obligasi sebesar $550.000. Obligasi yang jatuh tempo selama tahun

depan adalah $50.000.

Penyesuain:

Hutang obligasi $500.000

Beban obligasi $500.000