Masalah Bukti Audit Dan Prosedur Audit Serta Pemeriksaan Kertas Kerja-2
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, INDEPENDENSI, ETIKA, DAN … · pemberian opini audit harus...
Transcript of PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, INDEPENDENSI, ETIKA, DAN … · pemberian opini audit harus...
1
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, INDEPENDENSI,
ETIKA, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP
KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR
(Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
CHANDRA KURNIAWAN
B 200 140 016
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, INDEPENDENSI,
ETIKA, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP
KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR
(Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skeptisme profesional,
independensi, etika, dan pengalaman auditor terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan
metode convenience sampling. Jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 43
auditor. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi linear berganda dengan fasilitas program SPSS versi 19.0. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa skeptisme profesional, independensi, dan pengalaman
auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor, sedangkan untuk
etika tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor.
Kata Kunci: skeptisme profesional, independensi, etika, pengalaman auditor,
ketepatan pemberian opini auditor
Abstract
This research is intended to analyze the effect of the professional scepticism,
independence, ethics, and auditor’s experience on the accuracy in giving opinion by the
auditor. The population in this research are all auditors working in the public accounting
firm in Surakarta and Yogyakarta. The sampling method was done by using convenience
sampling. The number of samples collected as many as 43 auditors. The data analyze
technique in this research using multiple regression analysis with SPSS program version
19.The results of this research showed that the the professional scepticism, independence,
and auditor’s experience have significantly effect on the accuracy in giving opinion by
the auditor, while the ethics does not an affect on the accuracy in giving opinion by the
auditor
Keywords: professional scepticism, independence, ethics, auditor’s experience and
accuracy in giving opinion by the auditor.
1. PENDAHULUAN
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
2
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi,
2002:9). Tujuan akhir dari proses auditing ini adalah menghasilkan laporan
audit. Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk menyampaikan
pernyataan atau pendapatnya kepada para pemakai laporan keuangan sehingga
bisa dijadikan acuan bagi pemakai laporan keuangan dalam membaca sebuah
laporan keuangan.
Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini audit. Opini audit adalah
pernyataan yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan
keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. (Arens, 2008: 57).
Menurut Gusti dan Ali (2008) dalam Lubis (2015), begitu pentingnya opini
yang diberikan oleh auditor bagi sebuah perusahaan, maka seorang auditor
harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang baik untuk mengumpulkan
dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga bisa memberikan opini yang tepat.
Dalam memberikan opini atas laporan keuangan, seorang auditor dituntut
untuk memiliki skeptisme profesional, independensi, etika, dan pengalaman
auditor yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini yang tepat.
Siti dan Ely (2010) dalam Lubis (2015) mengungkapkan bahwa skeptisme
profesional adalah sikap yang harus dimiliki oleh auditor dalam melaksanakan
tugasnya sebagai akuntan publik yang dipercaya oleh publik dengan selalu
mempertanyakan dan tidak mudah percaya atas bukti-bukti audit agar
pemberian opini auditor tepat.
Independensi merupakan hal yang paling esensial bagi akuntan publik.
Standar umum kedua mengatur sikap independen auditor dalam menjalankan
tugasnya. Independensi berarti sikap mental dari pengaruh, tidak dikendalikan
oleh pihak lain, tidak bergantung pada orang lain. Independensi juga berarti
adanya kejujuran diri auditor dalam pertimbangan fakta dan adanya
pertimbangan objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya. Purwanti dan Sumartono (2014).
Etika juga menjadi salah satu sikap yang mempengaruhi ketepatan
pemberian opini oleh auditor. Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk
melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
3
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten
dan independen. (M.Fadil, 2001 dalam Suryani, 2017). Prinsip etika seorang
auditor terdapat di dalam Kode Etik IAI, dimana seorang akuntan profesional
harus mentaati peraturan kode etiknya dalam setiap perilakunya karena hal
tersebut dapat berpengaruh pada kualitas jasa yang mereka berikan. (Arens,
2008:118).
Pengalaman auditor menjadi indikator penting bagi kualifikasi profesional
seorang auditor. Pengalaman auditor adalah pengalaman yang diperoleh
auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi
lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Auditor
yang telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki
kemampuan untuk menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang
tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut
dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya tersebut
dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman
(Sukendra, et al. 2015).
Penelitian ini merupakan pengembangkan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Sukendra, et al. (2015) dengan judul “Pengaruh Skeptisme
Profesional, Pengalaman Auditor, dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Oleh Auditor”. Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian ini adalah pengurangan variabel independen yaitu keahlian audit dan
penambahan variabel independen yaitu independensi dan etika serta objek
penelitian yang berbeda dilakukan di Kantor Akuntan Publik wilayah Surakarta
dan Yogyakarta. Variabel independensi dan etika ditambahkan karena
merupakan salah satu syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai akuntan
publik.
Dari uraian diatas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini
karena cukup penting untuk mengetahui sejauhmana skeptisme profesional,
independensi, etika, dan pengalaman auditor berpengaruh terhadap ketepatan
4
pemberian opini auditor. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan
penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH SKEPTISME
PROFESIONAL, INDEPENDENSI, ETIKA, DAN PENGALAMAN
AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR
(Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan
Yogyakarta)”.
2. METODE
2.1 Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini didesain survey dengan responden seluruh auditor yang bekerja
di KAP Surakarta dan Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian berdasaran
filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu (Sugiyono, 2013:12). Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Surakarta dan
Yogyakarta. Berdasarkan direktori IAPI tahun 2015 terdapat 15 KAP yang
aktif di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Penelitian ini mengambil sampel
auditor-auditor pada KAP wilayah Surakarta dan Yogyakarta yang bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini menjadi penentu sampel yang diambil.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik convenience
sampling. Teknik convenience sampling adalah metode pengambilan sampel
dengan mendapatkan informasi dari anggota populasi yang sewaktu-waktu
tersedia untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. (Wibisono, 2013:49).
2.2 Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi
linier berganda yang bertujuan untuk untuk menganalisis pengaruh dari
beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Adapun bentuk
persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
KPOA = α + β1SP + β2I + β3E + β4PA + e (1)
5
Keterangan:
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
KPOA : Ketepatan Pemberian Opini Auditor
SP : Skeptisme Profesional
I : Independensi
E : Etika
PA : Pengalaman Auditor
e : Standar error
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Instrumen
3.1.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur kuesioner
tersebut (Ghozali, 2011). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua
butir pernyataan variabel ketepatan pemberian opini auditor dinyatakan
valid, karena nilai r hitung pada setiap item pernyataan lebih besar daripada
r tabel atau tingkat signifikansi α < (0,05). Pada tabel tersebut dinyatakan
bahwa setiap pernyataan valid karena r hitung > 0,3011. Dengan demikian
butir-butir pertanyaan dalam masing-masing variabel layak dipergunakan
sebagai instrumen penelitian.
3.1.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam
mengukur suatu konstrak yang sama atau stabilitas kuesioner jika
digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali,2011). Hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha instrumen variabel Skeptisme
Profesional, Independensi, Etika, dan Pengalaman Auditor terhadap
Ketepatan Pemberian Opini Auditor > 0,60. Sehingga berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dari masing-
masing variabel dalam penelitian adalah reliabel.
6
3.2 Uji Asumsi Klasik
3.2.1 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov diketahui
bahwa nilai probabilitas > 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data
pada model regresi terdistribusi normal.
3.2.2 Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF <
10 dan nilai Tolerance > 0,10 untuk setiap variabel. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat
masalah multikolineritas.
3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil output dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS 19.0 dengan menggunakan uji Glejser menunjukkan
bahwa semua variabel dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut bebas
dari masalah heteroskedastisitas.
3.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian statistik uji t untuk variabel skeptisme
professional sebesar 3,559 > 2,024 dan nilai signifikan sebesar 0,001 <
5%, sehingga H1 diterima, yang artinya skeptisme profesional
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor.Hasil penelitian
menunjukkan skeptisme profesional memiliki hubungan positif terhadap
ketepatan pemberian opini auditor. Dengan demikian semakin tinggi
skeptisme profesional yang dimiliki seorang auditor maka semakin baik
pula auditor dalam memberikan opini audit. Hal ini disebabkan karena
pemberian opini audit harus didukung oleh bukti audit yang cukup dan
kompeten, dimana dalam pengumpulan bukti audit auditor harus
senantiasa menggunakan sikap skeptisisme profesionalnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukendra (2015), Lubis
(2015), Prasetya dan Sari (2014), dan Suryani (2017) yang menyatakan
7
bahwa skeptisme profesional berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini auditor.
Berdasarkan hasil pengujian statistik uji t untuk variabel
independensi sebesar 3,076 > 2,024 dan nilai signifikan sebesar 0,004 <
5%, sehingga H2 diterima, artinya independensi berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian opini auditor. Hasil penelitian menunjukkan
independensi memiliki hubungan positif terhadap ketepatan pemberian
opini auditor. Dengan demikian semakin tinggi independensi auditor maka
semakin baik pula ketepatan auditor dalam memberikan suatu opini audit.
Jadi apabila seorang auditor memiliki sikap independensi, maka auditor
tidak akan mudah terpengaruh oleh apapun dalam memberikan opini audit.
Auditor akan memberikan opini sesuai dengan kejadian yang sebenarnya,
dengan begitu opini yang diberikan akan semakin tepat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwanti dan
Sumartono (2014), dan Prasetya dan Sari (2014) yang menyatakan bahwa
independensi berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor.
Berdasarkan hasil pengujian statistik uji t untuk variabel etika
sebesar -0,166 > -2,024 dan nilai signifikan sebesar 0,869 > 5%, sehingga
H3 ditolak, yang artinya etika tidak berpengaruh terhadap ketepatan
pemberian opini auditor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika
mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan ketepatan pemberian
opini auditor. Seorang auditor diharapkan akan lebih beretika dalam
melakukan proses audit. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor yang
beretika maka akan cenderung lebih bersikap skeptis dibandingkan dengan
auditor yang tidak beretika, namun hal ini tidak menentukan keputusan
pemberian opini auditor akan lebih baik. Hal ini disebabkan karena ada
faktor lain yang mempengaruhi sikap auditor diantaranya adalah dilema
etika pada diri auditor tersebut, dimana seseorang dalam mengambil
keputusan mengenai perilaku yang pantas yang harus dibuat. Auditor
menghadapi banyak dilemma etika dalam profesi bisnis mereka, salah satu
contohnya adalah negoisasi dengan klien yang mengancam untuk mencari
8
auditor baru jika perusahaannya tidak memperoleh unqualified opinion,
hal itu jelas merupakan dilema etika karena pendapat seperti itu belum
memuaskan auditor itu sendiri.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Lubis (2015)
yang menyatakan bahwa etika berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sutrisno dan
Fajarwati (2014) yang menyatakan bahwa etika tidak berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor.
Berdasarkan hasil pengujian statistik uji t untuk variabel pengalaman
auditor sebesar 2,272 > 2,024 dan nilai signifikan 0,029 < 5%, sehingga
H4 diterima, yang artinya pengalaman auditor berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian opini auditor. Hasil penelitian menunjukkan
pengalaman auditor memiliki hubungan positif terhadap ketepatan
pemberian opini auditor. Dengan demikian semakin tinggi pengalaman
auditor maka semakin baik pula ketepatan auditor dalam memberikan
suatu opini audit. Pengalaman yang cukup tinggi akan menunjang
ketepatan auditor dalam memberikan opini audit yang dihasilkan. Dengan
pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka pengetahuan yang
dimiliki akan semakin luas dan auditor akan terbiasa dalam menghadapi
masalah atau pekerjaan yang sejenis.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukendra, et al. (2015)
yang menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian opini auditor.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa skeptisme profesional, independensi, dan
pengalaman auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
auditor. Sedangkan etika tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini auditor.
9
4.2 Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil
penelitian yang lebih baik lagi. Keterbatasan tersebut antara lain: (1)
Penelitian ini hanya menguji pengaruh skeptisme profesional,
independensi, etika, dan pengalaman auditor terhadap ketepatan pemberian
opini auditor. Pada kenyataannya masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi ketepatan pemberian opini auditor, terbukti dari nilai
adjusted R square hanya sebesar 46%. (2) Ruang lingkup penelitian
terbatas hanya pada KAP wilayah Surakarta dan Yogyakarta, sehingga
hasil penelitian belum bisa tergeneralisasi. (3) Dalam penelitian ini, data
dikumpulkan melalui kuesioner yang ditinggal pada saat pengisian,
sehingga ada kemungkinan terjadi bias data karena pernyataan responden
yang tidak sesuai dengan profesinya.
4.3 Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya: (1) Untuk penelitian selanjutnya perlu
melakukan penelitian dengan menambah variabel yang dapat
mempengaruhi ketepatan pemberian opini auditor seperti kompetensi,
resiko audit, situasi audit, pengetahuan auditor, keahlian audit, dan lain
sebagainya. (2) Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat
memperluas daerah survey, sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk
disimpulkan secara umum. (3) Untuk penelitian selanjutnya disarankan
peneliti berkenan menunggu dalam pengisian kuesioner, supaya tidak
terjadi bias data.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis dan Profesi:
Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.
10
Arens, Alvin A., Elder, Randal J. & Beasley Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.
Bharata, I Made Arya Putra, dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. 2017.
Pertimbangan Materialitas Sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh
Etika Profesi Dan Kompetensi Terhadap Ketepatan Pemberian Opini
Auditor. Jurnal Akuntansi. Vol.20, No. 2, Agustus 2017: 1280-1309.
ISSN: 2302-8556
Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hardyanti, Nanda. 2016. Pengaruh Gender Terhadap Kualitas Audit Melalui
Opini Audit Going Concern (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa
Akuntansi Konsentrasi Audit Tahun 2015 Di UIN SUSKA RIAU).
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesionalisme Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Profesionalisme Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Jouri, Ali. 2016. The Relationship Between Auditor's Opinions, Corporate
Governance and Accounting Information Quality. International Journal
of Advanced Biotechnology and Research (IJBR). Vol. 7, April 2016.
ISSN 0976-2612, Online ISSN 2278–599X.
Justiana, Dita. 2010. Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman dan
Keahlian Auditor Terhadap Opini Audit (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Jakarta). Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Jusup, Al Haryono. 2001. Auditing. Yogyakarta: STIE YKPN
Lubis, Meiko Eli Suhesti. 2015. Pengaruh Pengalaman Auditor, Kompetensi,
Risiko Audit, Etika, Tekanan Ketaatan, dan Gender Terhadap
Ketepatan Pemberian Opini Auditor dengan Skeptisme Profesional
Auditor sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Pekanbaru dan Kantor Akuntan Publik Medan). Jom
FEKON. Vol. 2 No. 1 Februari 2015. Universitas Negeri Riau
11
Mulyadi, 2002. Auditing. Buku Satu. Edisi Ke Enam. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Jakarta: Salemba
Empat.
Nurmalasari, Desi. 2017. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Keahlian,
Pengetahuan, Etika, dan GenderTerhadap Ketepatan Pemberian Opini
Audit: Dengan Skeptisisme Profesional Auditor Sebagai Variabel
Intervening. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Pardede, Hendriko. 2015. Pengaruh Profesional Judgement, Pengalaman,
Keahlian, Pengetahuan Akuntansi Dan Audit Serta Skeptisme Auditor
Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor. Jom FEKON. Vol.2,
No.2, Oktober 2015.
Pelango, Dyah Inggino Rizky. 2015. Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Dan
Etika Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit (Studi Pada Auditor
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara).
Jurnal Akuntansi. Universitas Halu Oleo
Prasetya, I Wayan Ari dan Maria M. Ratna Sari. 2014. Independensi,
Profesionalisme, Dan Skeptisme Profesional Auditor Sebagai Prediktor
Ketepatan Pemberian Opini Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol 9.2. Hal.273-284 Issn: 2302-8556. Universitas Udayana
Pratiwi, Andi ST Haniah. 2017. Pengaruh Independensi dan Pengalaman
Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Melalui
Skeptisisme Profesional Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik Di Makassar). Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
Pratiwi, Ria. 2013. Pengaruh Skeptisisme, Independensi, Situasi Audit dan
Pengalaman Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor
Oleh Akuntan Publik. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Purwanti, Meilani dan Sumartono. 2014. Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Auditor Terhadap Efektifitas Proses Audit Serta
Dampaknya Pada Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Study &
Accounting Research. ISSN : 1693-4482. Vol XI, No.1
Sari, Aprillia Ratna. 2017. Pengaruh Independensi Dan Situasi Audit
Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Dengan Fee Audit Sebagai
Variabel Moderating (Studi Kasus Pada KAP di Jakarta Timur). Jurnal
Akuntansi Manajerial. Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2017: 50-62. ISSN
(E): 2502-6704.
12
Sigit, Tri Hendro. 2012. Etika Bisnis Modern (Pendekatan Pemangku
Kepentingan). Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sukendra, Putu, Gede Adi Yuniarta, Anantawikrama Tungga Atmadja. 2015.
Pengaruh Skeptisme Profesional, Pengalaman Auditor, dan Keahlian
Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Auditor. Jurnal
Akuntansi. Volume 3, No.1 Tahun 2015. Universitas Pendidikan
Ganesha
Sutrisno, dan Diana Fajarwati. 2014. Pengaruh Pengalaman, Keahlian,
Situasi Audit, Etika, dan Gender Terhadap Ketepatan Pemberian Opini
Auditor Melalui Skeptisisme Profesional Auditor (Studi Kasus Pada
Kap di Bekasi). Jurnal Riset Akuntansi Vol. 5 No. 2 Agustus 2014.
Unisma Bekasi
Suryani, Lili. 2017. Pengaruh Skeptisme Profesional, Keahlian Audit,
Lingkup Audit dan Etika Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor
(Studi Empiris Pada Bpk Perwakilan Kepualauan Riau Di Batam). Jom
FEKON Vol. 4 No. 1 Februari 2017.
Wahyuningsih, Sri. 2017. Pengaruh Independensi, Etika, Objektivitas
Auditor, Profesionalisme, dan Due Professional Care Terhadap Kualitas
Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang dan
Yogyakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Wibisono, Dermawan. 2013. Panduan Penyusunan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi. Yogyakarta: Andi Publisher.
Winadi, Ni Gusti Ayu Ratih Ary, dan I Made Mertha. 2017. Pengaruh
Independensi, Skeptisisme Dan Gender Pada Pertimbangan Materialitas
Dan Implikasinya Pada Ketepatan Pemberian Opini Auditor. Jurnal
Akuntansi. Vol.19, No.1, April 2017: 251-279. ISSN: 2302-8556
Zailia, Zulfa. 2013. Pengaruh Etika, Profesionalisme Dan Pengalaman Audit
Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah