Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

57
LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010 BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.) DI PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA, KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH OLEH AJI PRASETIO 06/194492/PN/10676 PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

description

Budidaya Kelapa (pengendalian gulma) di PT Pagilaran, Batang Jateng

Transcript of Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Page 1: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN

SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.)

DI PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA,

KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH

OLEH

AJI PRASETIO

06/194492/PN/10676

PROGRAM STUDI AGRONOMI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2010

 

Page 2: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN

SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.)

DI PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA,

KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama : Aji Prasetio

NIM : 06/194492/PN/10676

Laporan kegiatan ini telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu kelengkapan

mata kuliah Kerja Lapangan (PNA 4060) pada semester I tahun ajaran 2009/2010

di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Yogyakarta, April 2010

Dosen Pembimbing Tanda Tangan Tanggal

Dody Kastono, S.P., M.P.

......................

.................

Komisi Kerja Lapangan Tanda Tangan Tanggal

Ir. Sri Muhartini, M.S.

......................

.................

Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Tanda Tangan Tanggal

Prof. Dr. Ir. Didik Indradewa, Dip. Agr. St.

......................

.................

Page 3: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayat serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja lapangan

yang berjudul “Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) di PT. Pagilaran Unit

Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah” yang dilaksanaan pada tanggal

25 Januari-25 Februari 2010.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas bantuan dan

dukungannya, antara lain:

1. Bapak Dody Kastono, S.P., M.P. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk berkonsultasi dan memberi masukan yang berharga.

2. Bapak Haryoso Setiyo Utomo selaku Kepala Unit Produksi Segayung Utara

PT. Pagilaran yang memberi masukan selama pelaksanaan kerja lapangan.

3. Bapak Zaenal Acheroh selaku Pengawas Kebun dan Bapak Syarif Hendro

Riyantoto selaku Mandor Litbang yang banyak memberikan informasi dan

memandu kami selama proses kerja lapangan.

4. Segenap staf dan karyawan di Unit Produksi Segayung Utara PT. Pagilaran yang

telah membantu kami selama proses kerja lapangan.

5. Rofiq Fariudin yang telah menjadi teman diskusi di sana.

6. Bapak, Mamak dan kedua kakakku yang selalu mendukung dan memberikan

semangat untukku.

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam

pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini belum sempurna, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun. Semoga laporan kerja

lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, April 2010

Penulis

Page 4: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

iv  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER .............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................................... v HALAMAN LAMPIRAN ....................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Tujuan Umum ......................................................................................... 2 C. Tujuan Khusus ........................................................................................ 2 D. Manfaat Kerja Lapangan ........................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4 BAB III METODOLOGI ....................................................................................... 6

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................. 6 B. Metode Pelaksanaan Kerja Lapangan ..................................................... 6 C. Ruang Lingkup Masalah ......................................................................... 7

BAB IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .................................................... 9 A. Sejarah Singkat PT. Pagilaran ................................................................ 9 B. Sejarah Singkat PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara .............. 12 C. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja ................................................... 13 D. Keadaan Areal dan Batas-batas Wilayah ................................................ 14

BAB V TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN KELAPA ................................... 18 A. Pembukaan Lahan .................................................................................. 19 B. Pembibitan .............................................................................................. 20 C. Penanaman di Kebun .............................................................................. 22 D. Pemeliharaan di Kebun ........................................................................... 23 E. Pemupukan ............................................................................................. 24 F. Pemberantasan Hama dan Penyakit ........................................................ 24 G. Produksi .................................................................................................. 26 H. Tenaga Kerja dan Upah .......................................................................... 29

BAB VI PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA ............... 31 BAB VII KESIMPULAN ....................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 37

Page 5: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

v  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Populasi Tanaman dan Lokasi Pertanaman Kelapa .................................... 15

Tabel 2. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Berdasarkan Umur Tanaman ............. 24

Tabel 3. Perolehan Produksi Kelapa yang Pernah Dicapai di PT. Pagilaran

Unit Produksi Segayung Utara ....................................................................

28

Tabel 4. Perolehan produksi kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara tahun 2007-2009 (dalam butir). ........................................

29

Tabel 5. Perolehan produksi kelapa tertinggi dan terendah PT. Pagilaran

Unit Produksi Segayung Utara yang pernah dicapai sampai tahun 2009

(dalam butir) ................................................................................................

29

   

Page 6: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

vi  

HALAMAN LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara.

Lampiran 2. Foto Kegiatan Kerja Lapangan.

Lampiran 3.

Gulma yang Terdapat di Kebun Kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara.

Lampiran 4.

Alat-alat yang Digunakan dalam Kegiatan Pengendalian Gulma yang

Terdapat di Kebun Kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara.

Lampiran 5. Peta Kebun Segayung Utara

 

Page 7: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tinggi untuk Strata 1 (S-1) di Indonesia diarahkan untuk mendidik

mahasiswa menjadi tenaga ahli dan terampil dalam dunia kerja. Tak terkecuali di

Fakultas Pertanian yang kini juga dituntut untuk dapat mencetak tenaga kerja

profesional di bidang pertanian, perkebunan maupun industri. Melalui praktek dan

pengalaman kerja lapangan, ketrampilan mahasiswa khususnya dalam bidang

pertanian akan semakin terasah. Kerja lapangan merupakan salah satu bentuk dari

praktek lapangan yang memberikan pengalaman kerja, menambah pengetahuan

serta memberi pengalaman bagi mahasiwa untuk memecahkan masalah di lapangan.

Saat ini Indonesia merupakan negara yang memiliki areal kelapa terluas di

dunia yaitu kurang lebih 3,9 juta ha1 dengan produksi 3,3 juta ton setara kopra dan

menempati urutan kedua setelah Philipina sebagai negara produsen kelapa. Masalah

perkelapaan Indonesia saat ini adalah produktivitas yang masih rendah karena

banyaknya tanaman dalam kondisi rusak dan sudah tua. Diperkirakan sekitar 10 %

atau 380.000 ha dalam keadaan rusak atau tua (Anonim a, 2008).

Kelapa merupakan komoditi penting dan merupakan bagian dari kehidupan

masyarakat Indonesia, karena dari daun, buah, dan batang semuanya dapat

dimanfaatkan. Pada tahun 2006, luas areal tanaman kelapa tercatat 3.817.796 ha,

didominasi oleh perkebunan rakyat seluas 3.749.844 ha (98,22 %), perkebunan

besar negara seluas 6.148 ha (0,16 %) dan perkebunan besar swasta seluas 61.804

(1,62 %), dengan total produksi sebesar 3.156.876 ton, yaitu perkebunan rakyat

sebesar 3.112.040 ton (98,58 %), perkebunan besar negara sebesar 3.672 ton

(0,12 %) dan perkebunan besar swasta sebesar 41.164 ton (1,30 %). Lokasi

perkebunan kelapa tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Areal tanaman kelapa

di pulau Sumatera mencapai 33,63 %, di Jawa 22,75 %, Sulawesi 19,40 %, Bali,

NTB dan NTT sebesar 7,70 %, Maluku dan Papua 8,89 % serta Kalimantan 7,62 %

dari total luas areal kelapa Indonesia (Anonim b, 2007).

                                                            1 Estimasi tahun 2009 menurut data dari Direktorat Jenderal Perkebunan adalah 3.859.421 ha, dengan produksi 3.310.185 ton.

Page 8: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

2  

Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, tanaman kelapa pada dasarnya adalah

sebagai tanaman penaung serta sebagai pematah angin (wind breaker) bagi tanaman

kakao. Berbeda dengan kondisi lahan dalam pertanaman monokultur kakao, realita

di lapangan menunjukkan bahwa kondisi pertanaman tumpangsari cenderung

terbuka dan mengakibatkan sinar matahari banyak masuk ke dalam lahan. Hal

tersebut mengakibatkan potensi tumbuhnya gulma akan lebih besar daripada areal

pertanaman kakao monokultur (tanpa tanaman kelapa).

Masing-masing perkebunan umumnya mempunyai kebijakan tersendiri tentang

pengendalian gulma yang ada di sekitar tanaman kelapa, termasuk di PT. Pagilaran

Unit Produksi Segayung Utara, untuk itulah mahasiswa mengadakan kegiatan kerja

lapangan di perkebunan tersebut. Selain mempelajari proses budidaya kelapa secara

umum, secara khusus mahasiswa akan mempelajari proses pengendalian gulma

pada tanaman kelapa serta kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan

pengendalian gulma.

B. Tujuan Umum

1. Melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan dan keterampilan serta

berpengalaman di lapangan dalam praktek kegiatan pertanian sesuai bidangnya.

2. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan pertanian agar

mempunyai kemampuan dan kepekaan terhadap berbagai persoalan yang timbul

dalam praktek di lapangan.

3. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori dan

penerapan di lapangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Memberikan bekal pengenalan praktek pada mahasiswa untuk dapat bekerja

dalam lingkungan masyarakat setelah menjalani masa pendidikan kelak.

C. Tujuan Khusus

Mengetahui dan mempelajari budidaya tanaman kelapa di PT. Pagilaran

Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang-Jawa Tengah, khususnya tentang

pengendalian gulma pada tanaman kelapa (Cocos nucifera L.).

Page 9: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

3  

D. Manfaat Kerja Lapangan

1. Memenuhi persyaratan kurikulum S1 di Fakultas Pertanian, Universitas

Gadjah Mada.

2. Memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas tentang budidaya tanaman

kelapa (Cocos nucifera L.).

Page 10: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

4  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi ilmiah dari tanaman kelapa adalah sebagai berikut: Kerajaan

(Kingdom): Plantae; Divisio: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Arecales; Familia:

Arecaceae; Genus: Cocos; Spesies: Cocos nucifera; Nama Binomial: Cocos nucifera L.

(Anonim d, 2009).

Habitus tanaman ini adalah pohon dengan tinggi 20-30 m. Kelapa memiliki batang

tegak, silindris, permukaan kasar, dan umumnya berwarna coklat. Daun kelapa termasuk

ke dalam jenis daun majemuk, dengan ciri-ciri rnenyirip, berbentuk pita, berujung runcing,

dan berpangkal tumpul. Daun kelapa memiliki panjang 0,5-1 m dan lebar 3-4 cm, memiliki

pelepah, bertangkai silindris dengan panjang 0,5-1 m, berwarna hijau dengan pertulangan

daun sejajar. Bunga kelapa termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai yang tumbuh

di ketiak daun. Malai (janjang) memiliki panjang 25-40 cm dengan tangkai berbentuk segi

tiga. Panjang tangkai janjang 10-15 cm berwarna kuning. Kelopak bunga kelapa bercangap

(mancung) dengan warna kuning tua. Benang sari pada bunga kelapa memiliki panjang

3-5 cm berwarna kuning. Tangkai putik berbentuk silindris berwarna kuning. Sedangkan

mahkota berbentuk lonjong yang berjumlah lima helai dan memiliki warna kuning. Buah

kelapa mempunyai bentuk bulat telur (pada jenis tertentu agak segitiga), berkulit serabut

dan berwarna hijau (tergantung jenisnya). Sedangkan biji kelapa berbentuk bulat, berwarna

putih agak lunak. Kelapa memiliki akar serabut dan berwarna coklat (Anonim e, 2009).

Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh/hadir pada suatu

tempat/keadaan yang tidak diinginkan (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Sekarang, gulma tidak

selamanya dinilai negatif. Keberadaan gulma dapat sebagai pencegah erosi dengan menjadi

tanaman penutup lahan (ground cover). Dua gulma penting yang sering berada pada

perkebunan kelapa adalah alang-alang (Imperata cylindrica) dan lantana (Lantana camara).

Alang-alang adalah gulma yang kuat dan sering ditemukan pada awal pembukaan lahan.

Alang-alang dapat tumbuh pada tanah kahat hara, terutama pada lahan gundul (Banzon dan

Velasco, 1982).

Page 11: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

5  

Kerugian yang terjadi karena gulma, secara umum disebabkan antara lain

(Mangoensoekarjo, 1983):

a. Menekan pertumbuhan dan menurunnya hasil akibat persaingan dalam hal hara,

air dan cahaya, serta zat penghambat pertumbuhan oleh gulma (alelopati);

b. Mempersulit cara pengelolaan tanaman;

c. Mempengaruhi cara pemanenan yang mengakibatkan meningkatnya biaya dan

menurunkan hasil;

d. Menurunkan kualitas hasil karena tercampur dengan bagian-bagian gulma; dan

e. Menurunkan produksi akibat meningkatnya pengaruh organisme pengganggu

tumbuhan yang lain (hama, penyakit, nematoda, dll.) yang hidup pada beberapa

jenis gulma.

Page 12: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

6  

BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan kerja lapangan ini telah dilaksanakan pada tanggal

25 Januari-25 Februari 2010 di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara,

kabupaten Batang, Jawa Tengah.

B. Metode Pelaksanaan Kerja Lapangan

Berdasarkan tujuan dari kerja lapangan yaitu meningkatkan pemahaman dengan

mencari informasi tentang budidaya tanaman kelapa secara lengkap serta

meningkatkan kemampuan berfikir analisis dan kritis dalam bekerja dan

menghadapai persoalan-persoalan dalam pekerjaan, maka metode yang digunakan

untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode langsung

Metode langsung yang dimaksud adalah cara pengumpulan informasi yang

didapat secara langsung dari tempat kerja dan langsung berhubungan dengan

kegiatan maupun permasalahan yang dihadapi. Metode langsung ini dapat

dibagi dalam beberapa kegiatan, di antaranya:

a. Melibatkan diri secara langsung bekerja di lapangan, menemukan dan

mendapatkan informasi langsung dari lapangan tempat mahasiswa bekerja.

Kegiatan ini merupakan kegiatan utama pelaksanaan kerja lapangan.

b. Wawancara atau interview, yaitu metode pengumpulan data dan informasi

dengan mengajukan pertanyaan kepada petugas dan pihak terkait dengan

kegiatan kerja lapangan.

c. Observasi atau pengamatan, yaitu metode pengumpulan data secara

langsung di lapangan.

d. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan baik yang dikumpulkan oleh diri

sendiri maupun dari perusahaan.

Page 13: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

7  

2. Metode tidak langsung

Metode tidak langsung yang dimaksud adalah cara pengumpulan informasi

yang didapat dari berbagai sumber informasi lain yang tidak langsung terkait

dengan kegiatan kerja lapangan. Metode tidak langsung ini dapat dibagi dalam

beberapa kegiatan, di antaranya:

a. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan menelaah

pustaka mengenai budidaya tanaman kelapa pada umumnya dan secara

khusus mengenai pengendalian gulma pada tanaman kelapa

(Cocos nucifera L.).

b. Pengumpulan data sekunder yang tersedia di PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.

C. Ruang Lingkup Masalah

1. Masalah Umum

a. Keadaan umum PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, meliputi:

sejarah dan latar belakang berdirinya PT. Pagilaran, struktur organisasi PT.

Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara dan perannya masing-masing,

lokasi, batas wilayah, luas areal pertanaman kelapa, topografi, keadaan

tanah, dan iklim.

b. Fungsi dan peranan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara,

kabupaten Batang, Jawa Tengah.

c. Kegiatan budidaya kelapa di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara,

kabupaten Batang, Jawa Tengah, meliputi: kegiatan pra tanam (pembukaan

lahan dan pengolahan tanah), pembibitan, penanaman, pemeliharaan, yang

meliputi pemupukan, pengairan, penyulaman, pendangiran, pengendalian

gulma hama, dan penyakit, serta kegiatan pemanenan.

d. Kegiatan pemasaran, yang meliputi sistem pemasaran, distribusi pemasaran,

dan sebagainya.

Page 14: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

8  

2. Masalah Khusus

a. Jenis pengendalian gulma yang dipakai di PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.

b. Bagaimana pengendalian gulma pada tanaman kelapa di PT. Pagilaran Unit

Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.

c. Kelebihan dan kekurangan kegiatan pengendalian gulma di PT. Pagilaran

Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.

d. Kendala yang dihadapi oleh PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara,

kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Page 15: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

9  

BAB IV

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Pagilaran

Sejarah PT. Pagilaran diawali dengan pembukaan hutan yang dilakukan oleh

E. Blink seorang berkebangsaan Belanda untuk ditanami tanaman kina dan kopi.

Hasil yang kurang menggembirakan karena berbagai sebab membuat E. Blink pada

tahun 1899, mengganti sebagian tanamannya dengan tanaman teh, yang

menemukan kesesuaian agroklimatnya di kawasan dataran tinggi Pagilaran. Dalam

perjalanannya perkebunan tersebut diambil alih oleh Maskapai Belanda yang

berkedudukan di Semarang. Pada masa ini perkebunan teh mengalami

perkembangan pesat, yang ditandai dengan adanya perkembangan luas areal

perkebunan. Namun demikian kegiatan usaha maskapai ini berhenti total menyusul

musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1920.

Kegiatan usaha baru berjalan kembali setelah perusahaan diambil alih oleh

perusahaan Inggris yang setelah diadakan perbaikan, pada tahun 1928 perkebunan

Pagilaran digabungkan dengan P & T Lands (Pemanukan dan Tjiasem) di bawah

manajemen yang sama. Pada masa inilah pembangunan sarana kabel ban untuk

mempermudah pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik pengolahan teh

dimulai.

Setelah kekalahan sekutu dari Jepang pada perang Asia Timur Raya, maka

perkebunan dikuasai oleh pendudukan Jepang dan sebagian areal perkebunan

diganti dengan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan tentara Jepang

dalam Perang Dunia II. Keadaan ini berlangsung hingga tahun 1947. Pada kurun

waktu 1947-1949 perkebunan kembali ke tangan perusahaan Inggris dan dilakukan

pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan selama

pendudukan Jepang.

Pada tanggal 23 Mei 1964 melalui Surat Keputusan Menteri PTIP,

Prof. Ir. Toyib Hadiwijaya perkebunan diserahkan kepada Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada untuk dijadikan sebagai sarana penunjang

penyelenggaraan pendidikan pertanian. Selanjutnya nama perusahaan diganti

dengan Perusahaan Negara (PN) Pagilaran dan pengelolaannya diserahkan kepada

Page 16: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

10  

Yayasan Pembina Fakultas Pertanian UGM. Untuk mengenangnya maka tanggal

23 Mei dijadikan sebagai hari lahirnya PT. Pagilaran.

Pada tanggal 1 Januari 1974 status perusahaan diganti dari PN. Pagilaran

menjadi PT Perkebunan Perindustrian Perdagangan dan Konsultasi PT Pagilaran.

Perusahaan kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat dan menjadi

salah satu sentra pengembangan perkebunan di Indonesia. Hal ini pula yang

kemudian membangkitkan komitmen PT. Pagilaran untuk mengembangkan

perkebunan di negeri ini dengan bekerja sama dengan petani melalui program

Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Sejak tahun 1985 dan masih berjalan hingga saat ini,

pemerintah mempercayakan pengembangan PIR di daerah Jawa Tengah dan

Jawa Timur kepada PT. Pagilaran dengan fokus pada komoditas teh di dataran

tinggi dan kakao di dataran rendah. Tiga Pabrik pengolah teh hitam (satu di Batang,

satu di Pekalongan, dan satu di Banjarnegara), satu pabrik pengolah teh hijau dan

satu pabrik pengolah kakao (di DIY).

PT. Pagilaran mempunyai beberapa unit produksi di beberapa tempat,

antara lain: Jatilawang, Kaliboja, Pagilaran, Samigaluh, Segayung Utara, dan

Sidoharjo.

Bidang usaha yang diupayakan PT. Pagilaran adalah sebagai berikut:

Perkebunan, Perindustrian, dan Perdagangan:

Teh, kakao, kopi, kelapa, cengkeh, dan kina dan pemasok bibit komoditas-

komoditas tersebut.

Konsultan

Konsultan di bidang pertanian dan perkebunan.

Penelitian, Pendidikan dan Pengabdian

- Lokasi dan sarana penelitian bagi dosen dan mahasiswa S1, S2 dan S3

Universitas Gadjah Mada maupun perguruan tinggi lainnya.

- Sarana kerja praktek lapangan bagi mahasiswa dan siswa SMK/SMU.

- Pelaksana pelatihan praktisi perkebunan dan pekebun.

- Pelaksana program pengembangan perkebunan rakyat.

Page 17: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

11  

Visi dan Misi PT. Pagilaran adalah sebagai berikut:

- Visi:

1. Menjadi perusahaan perkebunan dalam arti luas dengan kinerja yang

produktif, yang dapat tumbuh pada aras yang tinggi, melalui pilihan

penerapan teknologi dan sistem pengelolaan yang efektif dan efisien.

2. Menjadi pelopor dalam usaha perkebunan sebagai pengejawantahan

sinergi kerja penelitian Fakultas Pertanian UGM dan kegiatan usaha

perusahaan melalui kajian nalar krida-krida teknologi produksi dan

pengolahan, berikut pengembangan penerapannya, dan secara nyata

menyumbang temuan pengetahuan baru dan terobosan teknologi baru

berikut kesesuaian penerapannya.

3. Menjadi percontohan bagi masyarakat pelaku usaha perkebunan dan

obyek studi bagi kalangan akademik melalui kegiatan usaha yang

produktif, kesesuaian pemanfaatan teknologi dan tindakan konservatif

terhadap sumberdaya lahan.

- Misi:

1. Mengembangkan unit-unit kegiatan produksi yang ekonomis dan

menguntungkan dengan citra korporat yang kuat.

2. Berperan aktif dalam penyediaan sarana kelancaran pelaksanaan

pendidikan dan penelitian Fakultas Pertanian UGM, melalui

Yayasan Pembina Fakultas Pertanian.

3. Menjadi wahana bagi kegiatan penelitian dalam bidang perkebunan

dalam arti luas bersama dengan Fakultas Pertanian UGM melalui

komoditas-komoditas yang dikembangkan sehingga memungkinkan

terjadinya sinergi yang mutualistik bagi Fakultas Pertanian maupun

PT. Pagilaran.

4. Berperan aktif sebagai agent of development bagi wilayah dan

masyarakat sekitar unit kegiatan usaha perusahaan melalui sosialisasi

pemikiran baru dan penemuan teknologi di bidang perkebunan yang

memberikan manfaat baik secara ekonomis maupun ekologis.

Page 18: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

12  

Company Profile dari PT. Pagilaran adalah sebagai berikut:

Nama Perusahaan:

PT. Pagilaran

Bentuk Perusahaan:

Perseroan Terbatas

Pemegang Sero:

Yayasan Fapertagama, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

Tempat Kedudukan:

Jl. Faridan M. Noto 11 Yogyakarta 55224

Telp.: 0274-561392, 563046 (Hunting)

Fax. : 0274-540628

Email : [email protected].

Komersial : [email protected]

B. Sejarah Singkat PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, Kabupaten

Batang, Jawa Tengah

Sejak tanggal 23 Mei 1964, kebun Pagilaran yang berlokasi di kecamatan Blado,

kabupaten Batang dikelola oleh UGM. Pada tahun 1976, PT. Pagilaran

mendapatkan areal kebun tambahan yang terletak di daerah Segayung Utara,

kecamatan Tulis, kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Kebun ini semula merupakan bagian dari perkebunan PT. Segayung dengan

Hak Arf Pacht selama 75 tahun, yaitu sejak tahun 1843-1968. Tanaman yang

diusahakan di kebun ini adalah tanaman ubi kayu.

Setelah periode itu, kebun Segayung diserahkan kembali kepada pemerintah

dibawah penguasaan pemerintah kabupaten Batang. Peralihan pengelolaan tersebut

berdampak pada kondisi kebun yang semakin tidak terawat sehingga seluruh lahan

banyak ditumbuhi alang-alang, serta kondisi lahan yang kritis yang mana lapisan

tanah atas (> 95 %) banyak yang hilang karena mengalami erosi. Hal tersebut

membuat kebun Segayung tidak layak untuk ditanami.

Page 19: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

13  

Pada tahun 1977, berdasarkan surat keputusan Hak Tanah

No: SK 14/a/HGU/DA/1977, kebun Segayung Utara yang memiliki luas areal

208,350 ha dikelola oleh PT. Pagilaran dengan Hak Guna Usaha (HGU) selama

25 tahun.

Selain berfungsi sebagai perusahaan perkebunan yang bersifat profit oriented,

keberadaan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara ini juga membantu

menjaga keadaan ekosistem di daerah di sekitar kebun serta dapat menyerap tenaga

kerja dari lingkungan sekitar baik menjadi staf karyawan, buruh tetap maupun

buruh musiman.

C. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

1. Struktur Organisasi dan Pengelolaan Perusahaan

PT. Pagilaran adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan,

perindustrian, perdagangan dan konsultan berstatus swasta yang kepemilikan

sahamnya terdiri dari beberapa pemilik modal. Para pemilik modal ini

tergabung dalam Dewan Komisaris (Board of Commisioners). Pembuat

kebijakan-kebijakan umum yang akan dilaksanakan oleh perusahaan adalah

Dewan Direktur (Board of Directors). Dewan Direktur dipimpin oleh Direktur

Utama yang merupakan pemegang saham terbesar dan bertanggung jawab

terhadap Dewan Komisaris. Selain Direktur Utama, terdapat Direktur Umum

dan Keuangan yang bertanggung jawab mengatur dan mengawasi keuangan

serta Direktur Produksi bertanggung jawab terhadap produksi dari unit produksi

yang dimiliki oleh PT. Pagilaran.

2. Struktur Organisasi Unit Produksi Segayung Utara

PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara adalah salah satu dari 6 (enam)

Unit Produksi yang dimiliki PT. Pagilaran. Unit Produksi Segayung Utara

dipimpin oleh seorang Kepala Unit. Pelaksanaan tugas sehari-hari diawasi oleh

seorang pengawas kebun. Pengawas kebun dibantu oleh 2 (dua) mandor besar,

yaitu mandor besar kakao dan mandor besar kelapa serta mandor litbang.

Kecuali mandor litbang, masing-masing mandor tersebut membawahi mandor

pemeliharaan untuk kegiatan pemeliharaan di kebun, mandor petik untuk

kegiatan petik, serta mandor gudang khusus untuk komoditas kelapa. Mandor

Page 20: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

14  

tersebut langsung bekerja di lapangan dan mengawasi pekerjaan pekerja setiap

hari. Untuk bagan struktur organisasinya dapat dilihat pada lampiran1.

D. Keadaan Areal dan Batas-batas Wilayah

PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara secara administratif berada di desa

Simbang Jati, kecamatan Tulis, kabupaten Batang, propinsi Jawa Tengah. Jarak

dari ibukota propinsi kurang lebih 80 km ke arah barat.

Kebun Segayung Utara ini memiliki areal dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan desa Wonokerso dan desa Kencono Rejo.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebun Dinas Perkebunan Propinsi

Jateng.

- Sebelah Timur berbatasan dengan desa Simbang Jati dan dukuh Tegal Sari.

- Sebelah Barat berbatasan dengan dukuh Sraman dan desa Wonokerso.

Sejak tahun 1978-1980, PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara mulai

melakukan penanaman tanaman pokok, yaitu kakao (Theobroma cacao L.) dan

kelapa (Cocos nucifera L.). Luasan yang ditanami masing-masing adalah sebagai

berikut:

- Kelapa Tall tumpang sari kakao, ditanam tahun 1978 dengan luas 25,46 ha

Terdiri dari:

Blok I seluas 16,68 ha

Blok VIIIb seluas 8,78 ha

- Kakao monokultur, ditanam tahun 1979 dengan luas 47,18 ha

- Kelapa Hibrida tumpang sari, ditanam tahun 1980 dengan luas 117,78 ha

Terdiri dari:

Blok III seluas 1,100 ha

Blok IV seluas 18,10 ha

Blok Va seluas 15,59 ha

Blok Vb seluas 21,20 ha

Blok VI seluas 19,82 ha

Blok VII seluas 23,34 ha

Blok VIIIa seluas 18,73 ha

Page 21: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

15  

- Kakao sebagai tanaman utama pada tanaman tumpangsari dengan kelapa

hibrida ditanam tahun 1985. Peta blok pertanaman kelapa dan kakao dapat

dilihat pada lampiran 5.

Total luas area yang tertanami di kebun Unit Produksi Segayung Utara adalah

190,42 ha. Jumlah populasi tanaman dan lokasi dari pertanaman tersebut dapat di

lihat pada tabel berikut:

Tabel. 1. Populasi Tanaman dan Lokasi Pertanaman Kelapa Blok I II *) III IV Va Vb VI VII VIIIa VIIIb Total Luas (ha)

16,68 20,20 27,98 18,10 15,59 21,20 19,82 23,34 18,73 8,78 190,42

Jumlah Pohon

1.685 - 126 2.425 2.140 2.911 2.513 3.000 2.499 1.114 18.433

Keterangan: *) Blok monokultur tanaman kakao

Pada pertanaman kelapa, pola pertanaman (jarak tanam) yang digunakan adalah

sebagai berikut:

- Kelapa Tall 8 m x 10 m (125 pohon)

- Kelapa Hibrida 9 m x 9 m x 9 m (141 pohon)

3 meter

9 meter

Gambar 1. Layout pertanaman kelapa hibrida tumpangsari dengan tanaman kakao

Keterangan: Tanaman kelapa Tanaman kakao

Page 22: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

16  

Keadaan fisik yang perlu diketahui di areal PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara ini antara lain:

1. Tinggi Tempat

Kebun Unit Produksi Segayaung Utara memiliki ketinggian tempat yang

bervariasi dengan ketinggian tempat tertinggi yaitu 92,5 mdpl dan ketinggian

tempat terendah yaitu 40 mdpl.

Untuk tanaman kelapa, ketinggian yang baik sampai 400 mdpl, sedangkan

ketinggian di atas 400 mdpl, pertumbuhan dan produksinya akan mengalami

hambatan (Witjaksana, 1989 cit. Asmono dan Jatmika, 1989).

2. Curah Hujan

Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, rata-rata curah hujan mencapai

2.804,5 mm per tahun. Curah hujan yang dikehendaki sekurang-kurangnya

1.800 mm/tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun (150 mm/bulan)

(Thampan, 1982 cit. Witjaksana, 1989 cit. Asmono dan Jatmika, 1989). Pada

beberapa tempat yang tanahnya baik, cadangan air tanah masih dapat

dimanfaatkan untuk 1-2 bulan kekeringan. Defisit air maksimal adalah

400 mm/tahun. Curah hujan yang kurang akan berpengaruh pada pertumbuhan

tanaman khususnya pada masa-masa awal pertumbuhan dan produktivitas yang

cenderung menurun.

3. Suhu

Suhu di kebun Unit Produksi Segayung Utara berkisar antara 24-36 ºC.

Suhu optimal yang dikehendaki tanaman kelapa adalah ±27 ºC dengan fluktuasi

6-7 ºC. Sehubungan dengan ketinggian tempat, semua daerah di Indonesia yang

berada di bawah 400 mdpl suhunya memenuhi syarat (Witjaksana, 1989 cit.

Asmono dan Jatmika, 1989). Pada umumnya, suhu berhubungan dengan laju

evapotranspirasi serta proses pembungaan, sehingga akan berpengaruh pada

produktivitas dari kelapa tersebut.

Page 23: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

17  

4. Jenis Tanah

Jenis tanah di kebun Unit Produksi Segayung Utara ini adalah tanah Latosol

dengan pH 3,6-4,7. Hal ini masih memungkinkan karena diantara pH tanah

yang sesuai, yaitu berkisar antara 4,5-6,5. Semakin rendah pH maka unsur Fe,

Al, dan Mn akan mudah terlarut sehingga dalam jumlah banyak dapat meracuni

tanaman. pH yang terlalu tinggi menyebabkan banyak unsur tidak tersedia,

sehingga tanaman menjadi miskin hara.

5. Topografi

Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, kemiringan lahan yang ada

berkisar 5-10º. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa, untuk perkebunan

kelapa, kemiringan lereng yang ideal adalah antara 0-10º (datar-berombak)

(Witjaksana, 1989 cit. Asmono dan Jatmika, 1989). Semakin miring lahan,

maka kemungkinan tanaman tersebut untuk roboh cukup besar.

6. Kelembaban

Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, kelembaban yang pernah tercatat

berkisar antara 60-80 %. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh tanaman utama

(kakao) yang cenderung membutuhkan kelembaban tinggi. Dalam beberapa

kasus, kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman terserang jamur,

terlebih jamur yang dapat menyerang tanaman kakao sekaligus tanaman kelapa,

misalnya: Phytophthora palmivora Buttler.

Page 24: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

18  

BAB V

TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN KELAPA

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tumbuhan asli daerah yang beriklim tropis.

Bentuk morfologi kelapa berbatang tegak lurus ke atas dengan menyesuaikan terhadap

arah sinar matahari, tidak bercabang, tidak berkambium, berakar serabut yang jumlahnya

tergantung pada tingkat kesuburan tanah, iklim serta kesehatan tanaman, daunnya

berbentuk memanjang dan bertulang sejajar, dengan pertumbuhan yang lebih cepat pada

musim hujan, bunga merupakan buah berkarang (Wahyuni, 2002).

Di Jawa Tengah, perkebunan yang memiliki komoditas tanaman kelapa salah

satunya diusahakan oleh PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara. Di PT. Pagilaran

Unit Produksi Segayung Utara, kelapa yang ditanam bukan sebagai tanaman utama atau

tanaman pokok melainkan sebagai tanaman penaung bagi tanaman kakao dengan sistem

pertanaman tumpang sari. Selain berfungsi ekologis terhadap tanaman kakao sebagai

naungan, tanaman kelapa juga memberikan nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk

memberikan masukan pendapatan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara setiap

harinya.

Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropika basah. Pada habitat tersebut,

tanaman kakao tumbuh di bawah naungan pohon-pohon tinggi. Dalam budidaya kakao,

kondisi yang sesuai dengan habitat aslinya masih dipertahankan, yaitu dengan cara

memberikan tanaman penaung. Dipilihnya tanaman kelapa sebagai penaung dibandingkan

tanaman yang lain untuk digunakan sebagai penaung dikarenakan antara tanaman kelapa

dengan tanaman kakao pada dasarnya memiliki syarat tumbuh yang sama. Keduanya

merupakan tanaman daerah tropika, tumbuh di dataran rendah sehingga menghendaki sifat-

sifat iklim dan sifat fisik tanah yang relatif sama (Wahyudi et al., 2008).

Bila dibandingkan dengan jenis tanaman penaung yang lain, beberapa keunggulan

kelapa sebagai tanaman penaung kakao adalah sebagai berikut (Wahyudi et al., 2008):

- Kelapa tahan terhadap hembusan angin yang kencang karena memiliki tajuk

dan sistem perakaran yang kuat. Oleh karena itu, kelapa merupakan tanaman

pematah angin (wind-breaker) yang cukup efektif dan ekonomis.

- Tajuk kelapa termasuk mudah diatur. Hanya dengan memotong sebagian

pelepahnya, jumlah naungan yang dikehendaki mudah disesuaikan. Dalam

keadaan normal, pemangkasan rutin tidak perlu dilakukan karena pelepah yang

Page 25: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

19  

sudah tua dan kering akan gugur dengan sendirinya sehingga jumlah pelepah

daun relatif tetap.

- Kelapa relatif tahan kering dan selama musim kemarau daunnya tidak mudah

gugur.

- Bila tanaman kelapa sudah dewasa, akan terdapat jarak yang cukup lebar antara

tajuk kelapa dengan tajuk kakao. Keadaan ini akan menciptakan sirkulasi udara

yang baik sehingga membantu sanitasi kebun secara keseluruhan.

- Tanaman kelapa memberi nilai tambah yang bernilai ekonomi cukup besar,

yakni baik dalam hal hasil buahnya, pelepah kering, maupun batangnya.

- Secara tidak langsung, tanaman kelapa berperan dalam membantu pengendalian

hama Helopeltis secara biologis karena semut hitam (Dolichoderus thoracicus)

yang suka bersarang pada pohon kelapa merupakan pemangsa dari hama

tersebut.

Kegiatan budidaya tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) yang dilakukan di PT.

Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang-Jawa Tengah adalah sebagai

berikut:

A. Pembukaan Lahan

Kegiatan ini dilakukan ketika akan melakukan penanaman di areal baru

(membuka lahan). Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan pembersihan

lahan dari gulma (rumput/alang-alang). Cara yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

- Pembersihan gulma secara mekanis (dilakukan dengan cangkul, sabit

maupun babat dengan tangan).

- Pembersihan gulma secara kimiawi (dilakukan dengan aplikasi

herbisida, contoh: Roundup). Cara yang dilakukan adalah dengan

membabat alang-alang menjadi ± 20 cm, selanjutnya dibiarkan agar

tumbuh kembali sampai 30-40 cm. Kemudian disemprot dengan

memakai knap sack atau power sprayer dengan dosis 2-3 liter dalam

800 liter air/ha.

Page 26: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

20  

B. Pembibitan

Perbanyakan tanaman kelapa dikenal ada dua cara, yaitu secara

konvensional atau cara biasa maupun dengan rekayasa genetika berupa

perbanyakan bibit menggunakan kultur jaringan atau kultur embrio (Sukamto,

2001). Dalam kegiatan pembibitan tanaman kelapa, PT. Pagilaran Unit

Produksi Segayung Utara menggunakan metode konvensional untuk melakukan

perbanyakan tanaman, yaitu dengan buah kelapa tua sebagai bibit. Dalam

kegiatan pembibitan secara biasa atau konvensional ada beberapa tahapan yang

harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

- Memilih bibit kelapa yang baik dan cocok sebagai bibit. Ciri-cirinya

antara lain:

Berasal dari pohon induk yang baik. Syarat pohon induk adalah

berumur 20-40 tahun, produksi tinggi

(80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra

tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan

mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical,

daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan

penyakit (Anonim c, 2009).

Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan,

4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong,

sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang

buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air

buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring

(Anonim c, 2009).

- Bibit kelapa diistirahatkan selama ± 1 bulan.

- Menyiapkan tempat pembibitan tanaman kelapa.

Lokasi yang dipilih untuk melakukan pembibitan tanaman kelapa

antara lain:

Lokasi datar. Lokasi datar akan lebih mempermudah dalam

penataan bibit serta pengawasan dan perhitungan jumlah bibit.

Dekat sumber air. Hal ini sangat penting karena umumnya pada

masa awal pertumbuhan tanaman masih sangat rentan dan belum

Page 27: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

21  

keluarnya akar untuk menjangkau sumber air, sehingga

diperlukan penyiraman.

Bebas dari OPT (organisme pengganggu tanaman).

Mudah dalam pengawasan.

- Persiapan bedengan atau polibag

Ada dua jenis pembibitan yang biasa dilakukan pada tanaman kelapa.

Pertama, adalah dengan membuat bedengan dan yang kedua adalah

dengan menggunakan polibag. Pembibitan dengan bedengan akan lebih

beresiko merusak akar saat dilakukan pencabutan pada waku akan

dipindah tanam ke kebun. Umumnya pembibitan dengan cara seperti

dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara untuk

menyediakan sulaman dalam jumlah sedikit. Sedangkan pembibitan

dengan menggunakan polibag akan lebih aman, namun membutuhkan

biaya lebih untuk pengadaan polibag. PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara menggunakan cara pembibitan ini untuk menyediakan

stok bibit pada awal proyek penanaman.

Bedengan

Dilakukan olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm,

kemudian bentuk bedengan dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan

panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 cm.

jarak antar bedengan ini digunakan untuk mempermudah

kegiatan pemeliharaan. Lebar bedengan tersebut dapat diisi

6 butir bibit kelapa.

Polibag

Media tanam yang digunakan adalah campuran dari Pupuk

Kandang-Tanah (1:1) diisikan 2/3 polibag. Penggunaan pupuk

kandang bertujuan menyuplai kebutuhan N dan unsur hara mikro

lain pada masa pertumbuhan awal bibit kelapa. Polibag yang

digunakan umumnya berukuran 40-50 cm dengan tebal polibag

0,2-0,4 cm dan mempunyai jumlah lubang plastik 48 lubang

dengan diameter 0,5-1 cm. Jumlah lubang plastik ini berguna

sebagai aerasi dan drainasi media dalam polibag tersebut agar

bibit yang disemaikan dapat tumbuh optimal.

Page 28: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

22  

- Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyayatan (pendederan) sabut

buah kelapa (1/3 bagian buah kelapa disayat sepanjang 5 cm). Bagian

yang disayat adalah bagian yang menonjol, dekat dengan lembaga atau

tangkai buah. Penyayatan ini sebaiknya dilakukan dengan pisau yang

tajam dan steril agar terbebas dari jamur atau penyakit lainnya. Tujuan

penyayatan ini adalah untuk mempermudah keluarnya calon tajuk (daun

yang masih muda yang berselubung runcing), serta sebagai tempat

penyiraman agar air lebih cepat meresap (dapat dilihat pada lampiran 2,

foto 1).

- Selanjutnya, buah yang sudah disayat kemudian dibenamkan ke dalam

media dengan posisi sayatan berada diatas dan posisi buah agak miring.

- Apabila kondisi tanah kering, perlu dilakukan penyiraman.

- Seleksi dilakukan setelah bibit berumur 4 bulan yang mana ditandai

dengan tumbuhnya calon tajuk sepanjang 3-5 cm.

Dalam kegiatan pemeliharaan pada pembibitan tanaman kelapa di PT.

Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara melakukan beberapa kegiatan, antara

lain:

a. Penyiraman

- Penyiraman dilakukan secara kondisional (tergantung kondisi cuaca).

b. Pengendalian OPT dan gulma

- Di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, Organisme

pengganggu tanaman yang sering muncul pada saat melakukan

pembibitan tanaman kelapa adalah hama rayap. Pengendalian OPT ini

dengan cara pengendalian kimiawi menggunakan Furadan 3G.

Sedangkan gulma yang ada dikendalikan secara mekanis.

C. Penanaman di Kebun

Bibit dapat dipindah tanam ke kebun setelah berumur 10-12 bulan.

Beberapa hal yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara

dalam kegiatan pindah tanam ke kebun adalah sebagai berikut:

- Persiapan lubang tanam, dibuat 1 bulan sebelum bibit ditanam.

- Sebelum membuat lubang tanam, yang perlu dilakukan adalah membuat

acuan jarak tanam yang dibuat dari bambu membentuk segitiga sama

Page 29: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

23  

sisi sesuai dengan jarak tanam. Jarak tanam antar tanaman yang

digunakan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara adalah

9 m x 9 m x 9 m (pola segitiga sama sisi). Setelah didapatkan patokan

letak tanaman yang berbentuk segitiga, maka langkah yang dilakukan

selanjutnya adalah memasang acir bambu (pasak dari bambu). Acir

bambu ini dibuat untuk menjaga kelurusan barisan tanaman.

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan membuat pola bujur

sangkar menggunakan bambu berdasarkan ukuran panjang x lebar

lubang tanam yang ingin dibuat. Membuat lubang tanam berukuran

80 cm x 80 cm x 80 cm (panjang x lebar x kedalaman). Terakhir,

dilakukan pemberian pupuk kandang pada setiap lubang sebanyak

1 blek (± 5 kg).

D. Pemeliharaan di Kebun

Beberapa hal yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara

dalam kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa di kebun adalah sebagai berikut:

- Pemberantasan gulma (rumput/alang-alang) dilakukan dengan cara

mekanis (babat) dengan sabit atau dengan aplikasi herbisida (Roundup

atau Posat) dengan memakai knap-sack sprayer (semprotan manual).

- Melakukan pembersihan (pembabatan) melingkar dengan diameter

± 2 m di bawah tegakan pohon kelapa. Pembabatan ini dilakukan untuk

mengurangi persaingan hara oleh gulma pada awal masa pertmbuhan

tanaman kelapa.

- Dangir bumbun dilakukan menjelang pemupukan yang dilakukan

2 kali setahun. Hal ini dilakukan agar tanah lebih gembur dan dapat

menyerap pupuk dengan baik.

- Pengurangan jumlah daun atau menurunkan pelepah daun tua (blarak)

umumnya dilakukan pada saat kegiatan petik kelapa. Kegiatan ini

bertujuan sebagai sanitasi (pada daun tua) serta dengan pertimbangan

keefektifan jumlah daun yang ada dan mengurangi resiko roboh akibat

beratnya tajuk saat terjadi angin kencang.

Page 30: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

24  

E. Pemupukan

Pemupukan yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara

pada tanaman kelapa dilakukan 2 kali setahun dan dilakukan pada awal dan

akhir musim hujan dengan dosis sesuai umur tanaman. Aplikasi pemupukan

terakhir dilakukan pada akhir 2008. Setelah tahun 2009, belum diadakan

pemupukan lagi dengan pertimbangan biaya, terlebih akar tanaman kelapa

tersebut sudah mampu menjangkau hara yang jauh (anchoring) dalam tanah

maupun pupuk yang diberikan untuk tanaman kakao pada tanaman tumpang

sari.

Tabel 2. Dosis pemupukan tanaman kelapa berdasarkan umur tanaman Tahun ke- Urea

(gram) TSP

(gram) KCl

(gram) Kirsit (gram)

NaCl (gram)

1 34 54 170 100 50 2 135 215 505 305 50 3 169 269 675 405 120 4 203 323 675 505 150

Keterangan: Untuk tahun ke-5 dan seterusnya, dosis pemupukan mengacu pada tahun ke-4.

Cara aplikasi pupuk yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara adalah menggunakan teknik ringplacement. Dengan metode

ringplacement, akar lateral akan terpotong dan pertumbuhan akar akan

cenderung tumbuh ke bawah tanah, sehingga tidak mengganggu tanaman pokok

dalam hal persaingan hara.

F. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama yang pernah menyerang tanaman kelapa di PT. Pagilaran Unit

Produksi Segayung Utara adalah sebagai berikut:

a. Perusak daun

- Ulat api, ulat artona (Artona catoxantha)

Gejala: (1) pada helaian daun terjadi kerusakan dengan adanya

lubang seperti jendela kecil; (2) jika serangan berat, tajuk tanaman

kelapa nampak layu dan seperti terbakar; (3) pada bagian bawah

anak daun terlihat beberapa bekas serangan menyerupai tangga,

dengan tulang daun arahnya melintang seperti anak tangga;

Page 31: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

25  

(4) stadium berbahaya adalah larva. Pengendalian: melakukan

pemangkasan dan dengan aplikasi insektisida Sandidor.

- Kumbang pupus/ kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros)

Ciri: bentuk kumbang dengan ukuran 20-40 mm warna hitam

dengan bentuk cula pada kepala.

Gejala: (1) hama ini merusak tanaman yang berumur 1-2 tahun;

(2) tanaman berumur 0-1 tahun, lubang pada pangkal batang dapat

menimbulkan kematian titik tumbuh atau terpuntirnya pelepah daun

yang dirusak; (3) pada tanaman dewasa terjadi lubang pada pelepah

termuda yang belum terbuka; (4) ciri khas yang ditimbulkan yaitu

janur seperti digunting berbentuk segi tiga; (5) stadium yang

berbahaya adalah stadium imago (dewasa) yang berupa kumbang

(Anonim c, 2009); Pengendalian: dengan Furadan + garam dengan

aplikasi setiap 6 bulan sekali (3 kali perlakuan). Serangan hama ini

terakhir tercatat pada akhir tahun 2007 dan tahun 2008. Diduga

keberadaan hama ini berasal dari kebun kelapa Dinas Perkebunan

Provinsi Jateng yang telah ditebang. Kedua hama perusak daun

tersebut diatas dapat dilihat pada lampiran 1, foto 5 dan 6.

b. Perusak bunga

- Ngengat bunga kelapa (Batrachedra sp.)

- Gejala: lubang pada seludang bunga yang belum membuka,

kemudian masuk ke dalam bunga jantan dan betina. Dalam waktu

singkat bunga jantan menjadi kehitam-hitaman, bunga betina

mengeluarkan getah dan akhirnya rontok (Anonim c, 2009).

Pengendalian yang pernah dilakukan adalah dengan melakukan

kegiatan pengondoman pada mancung (selubung bunga kelapa).

Gambar hama ngengat bunga kelapa (Batrachedra sp.) ini dapat

dilihat pada lampiran 1, foto 7.

c. Perusak buah

- Tupai/bajing, Callosciurus notatus dan C. nigrovitatus

Gejala: (1) menggerek buah kelapa yang sudah agak tua di bagian

ujung buah; (2) lubang gerakan pada bagian tempurung bulat, tapi

bagian serabut tidak rata; (3) isi buah habis dimakan 2-3 hari; (4)

Page 32: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

26  

seekor bajing merusak 1-2 buah dalam 1 bulan (Anonim c, 2009).

Pengendalian: memburu hama tupai tersebut dengan mendatangkan

tim pemburu tupai. Foto buah kelapa yang diserang tupai/bajing ini

dapat dilihat pada lampiran 1, foto 4.

d. Penyakit Menyerang Tanaman Muda

- Penyakit busuk tunas (Bud rot); penyebab cendawan Phytophthora

palmivora Buttler.

Gejala: (1) mengeringnya daun-daun muda di tengah-tengah tajuk;

(2) daun berwarna coklat dan patah pada pangkalnya; (3) pangkal

membusuk, yang kemudian dapat mencapai titik tumbuh sehingga

pertumbuhan tanaman terhenti dan mati (Anonim c, 2009);

Pengendalian: belum diketahui cara penanggulangan yang tepat dan

efektif. Biasanya, saat diketahui bahwa tanaman tersebut terserang,

tanaman sudah kritis dan tidak bisa diselamatkan lagi. Hal itu

dikarenakan jamur ini menyerang titik tumbuh tanaman dan letak

titik tumbuh tersebut berada di bagian atas tanaman maka

kemungkinan besar akan terlewatkan dari pemantauan. Gambar

tanaman kelapa yang terserang jamur Phytophthora palmivora

Buttler ini dapat dilihat pada lampiran 1, foto 3.

G. Produksi

Di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, kelapa yang dipetik

ditujukan untuk kelapa santan (bukan untuk kopra). Tanaman kelapa hibrida

mulai dapat berproduksi setelah berumur 2-3 tahun. Hal tersebut juga ditandai

dengan jumlah daun kelapa antara 14-16 pelepah per tahun. Waktu yang

dibutuhkan tanaman kelapa untuk berbuah dari bunga sampai siap petik sekitar

10-12 bulan (1 tahun). Ciri-ciri buah kelapa yang siap petik antara lain kelapa

sudah mulai menguning tua, serta air kelapa yang berbunyi apabila

digoncangkan (kocak).

Alat yang digunakan untuk memetik kelapa adalah galah dengan ujung sabit

yang biasa disebut angkus. Alat ini mempunyai panjang ± 20 meter. Umumnya

alat ini digunakan untuk petik kelapa tua. Sedangkan untuk petik kelapa muda

(tall) digunakan tenaga petik yang memanjat ke pohon dan menurunkan kelapa

Page 33: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

27  

hasil petik menggunakan tali tambang dengan hati-hati karena buah masih

muda dan rentan pecah.

Rata-rata setiap pemetik dapat memetik ± 30-40 pohon/orang/hari. Setiap

janjang yang dipetik biasanya dapat berisi 5-10 butir kelapa tua. Hal ini sesuai

dengan target petik kelapa di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara yaitu

2.200-2.500 butir setiap harinya. Jumlah patokan target tersebut diterapkan

untuk menjaga kualitas kelapa, keberlanjutan kegiatan petik kelapa dan

kestabilan upah pekerja (khususnya tenaga petik).

Dalam kegiatan petik, dikenal istilah periode I dan periode II petik.

Periode I adalah waktu petik yang dilakukan pada tanggal 1 s/d 15. Sedangkan

periode II adalah waktu petik yang dilakukan pada tanggal 16 s/d 30 pada setiap

bulannya. Untuk menjaga kualitas kelapa, maka rotasi (putaran) petik dibuat

sedemikian rupa agar dari pohon ke pohon yang sama berselang waktu

± 1 bulan (35 hari).

Kegiatan petik ini diawasi oleh mandor petik kelapa yang berjumlah

2 orang. Tugas dari mandor ini adalah mencegah adanya kehilangan butir buah

kelapa akibat pencurian maupun tertinggal di kebun dan sebagai pengarah serta

penanggung jawab jumlah kelapa yang dipetik pada hari tersebut sebelum

diserahkan ke mandor gudang.

Setelah dilakukan kegiatan petik dari kebun, kelapa diangkut dari kebun ke

gudang kelapa menggunakan truk. Jalan yang menghubungkan kebun dan

gudang cukup bagus sehingga memungkinkan truk untuk lewat. Hanya saja,

kadang kala saat musim hujan ada areal tertentu yang mempunyai jalan terlalu

berlumpur sehingga membahayakan truk saat melewatinya. Selanjutnya mandor

petik akan melakukan kegiatan serah terima jumlah butir kelapa kepada mandor

gudang kelapa untuk kemudian dilakukan pembagian jumlah kelapa yang dapat

dibeli oleh calon pembeli.

Di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara tidak dilakukan kegiatan

pascapanen kelapa karena kelapa setiap hari habis dijual untuk tujuan industri

makanan/santan, sehingga kelapa dapat dijual langsung setelah kegiatan petik

kelapa.

Page 34: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

28  

Pembeli kelapa umumnya para pedagang kelapa yang membeli kelapa

untuk dijual kembali di pasar di daerah Batang dan sekitarnya. Selain pedagang,

kadang masyarakat ada yang membeli kelapa dari PT. Pagilaran Unit Produksi

Segayung Utara untuk kebutuhan rumah tangga maupun warung makan.

Pembeli yang membeli kelapa dari PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung

Utara biasanya menggunakan tenaga pengupas kelapa dan tenaga pengangkut

yang berasal dari luar PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara. Sabut

kelapa dari pengupasan kelapa tadi dibiarkan menumpuk dan mengering

di gudang sebagai limbah. Pemanfaatan limbah sabut kelapa ini digunakan

untuk bahan bakar Troch (oven pengering biji kakao) yang sudah dimodifikasi

dari berbahan bakar solar ke kayu bakar. Apabila dalam jumlah banyak

PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara melayani pembelian limbah sabut

kelapa dengan harga Rp 40.000,00 untuk satu truk penuh.

Tabel 3. Perolehan produksi kelapa yang pernah dicapai di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara.

Tahun Produksi kelapa (butir) 1997 1.432.8311998 1.054.9241999*) 858.8072000**) 1.579.8202001 1.266.7472002 1.078.1862003 1.437.6832004 941.3872005 1.357.3202006 1.152.9652007 1.005.1682008 910.8022009 1.100.775

Keterangan: *) Hasil terendah **) Hasil tertinggi

Page 35: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

29  

Tabel 4. Perolehan produksi kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara tahun 2007-2009 (butir).

Blok I*) III IV Va Vb VI VII VIIIa VIIIb*) Jumlah Target Luas (ha)

Tahun

16,58 1,00 19,10 15,59 21,20 19,82 20,73 18,73 8,78 141,53

2007 62.924 9.010 163.058 143.998 157.961 105.577 157.970 161.578 42.642 1.005.168 1.350.000 2008 83.738 6.067 175.199 114.223 69.729 126.695 163.349 141.234 30.518 910.802 1.640.000 2009 73.780 12.038 236.475 147.105 152.929 143.869 175.286 130.680 28.703 1.100.775 1.200.000

Keterangan: *) blok tanaman kelapa tall

Sedangkan rata-rata produksi buah kelapa (butir/pohon/tahun) yang pernah

dicapai sampai tahun 2009, dapat dilihat pada tabel berikut berikut:

Tabel 5. Perolehan produksi kelapa tertinggi dan terendah PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara yang pernah dicapai sampai tahun 2009 (butir/pohon/tahun).

Blok I*) III IV Va Vb VI VII VIIIa VIIIb*)Tertinggi 66 193 183 111 84 68 85 92 50Terendah 31 4 67 53 30 9 34 49 20

Keterangan: *) blok tanaman kelapa tall

Kelapa tall (kelapa lokal/dalam), digunakan untuk kelapa muda. Perolehan

produksi tertinggi mencapai 66 butir/pohon/tahun (blok I) pada tahun 1997.

Sedangkan, kelapa hibrida ditujukan untuk produksi kelapa tua. Perolehan

produksi tertinggi mencapai 183 butir/pohon/tahun (blok IV) pada tahun 2000.

H. Tenaga Kerja dan Upah

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam petik produksi kelapa adalah sebagai berikut:

- Pemetik kelapa, jumlah 3 orang

- Pengangkut kelapa (pelangsir), jumlah 4 orang

- Bongkar muat, jumlah 5 orang

Pemetik kelapa dan pengangkut (pelangsir) kelapa bekerja dengan

sistem borong, dan disebut tenaga istimewa karena dibutuhkan keahlian

khusus untuk memetik dan resiko pekerjaan yang cukup besar. Sedangkan

tenaga bongkar muat bekerja 7 jam per hari.

Untuk tenaga babat gulma, penyemprotan pestisida maupun pemupukan

biasanya diambilkan dari tenaga bongkar muat maupun diperbantukan dari

tenaga petik kakao saat tidak ada kegiatan petik.

Page 36: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

30  

Secara umum, kegiatan pengawasan tenaga kerja dan kegiatan di kebun

dilakukan oleh pengawas kebun yang membawahi beberapa mandor besar,

salah satunya adalah mandor besar tanaman kelapa. Untuk kegiatan

pemeliharaan, diawasi oleh mandor pemeliharaaan, sedangkan untuk

kegiatan pemetikan, diawasi oleh mandor petik kelapa, dan untuk kegiatan

yang berlangsung di gudang kelapa diawasi oleh mandor gudang kelapa

(foto kegiatan petik dan setelah petik dapat dilihat pada lampiran 2, foto 8, 9,

dan 10).

b. Upah

- Tenaga petik dan angkut kelapa bersifat borongan yang mempunyai

target petik rata-rata 2.200 butir tiap hari. Tiap butir kelapa dihargai

Rp 90,00. 2.200 7 315

= 315 x Rp 90,00 = Rp 28.285,00 = Rp 28.300,00 per hari

- Tenaga bongkar muat mendapatkan upah sesuai UMK (Upah Minimum

Kabupaten), yaitu Rp 23.300,00 per hari (Rp 700.000,00 tiap bulan).

- Tenaga lain yang diperbantukan mendapatkan upah UMK (Upah

Minimum Kabupaten), yaitu Rp 23.300,00 per hari (Rp 700.000,00 tiap

bulan).

Page 37: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

31  

BAB VI

PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA

Pemeliharaan tanaman selalu diperlukan untuk menjaga tanaman kelapa dapat

tumbuh dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Salah satu macam pemeliharaan tanaman

kelapa adalah dengan melakukan kegiatan pengendalian gulma.

Secara umum, kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di kebun Unit

Segayung Utara adalah: pengendalian gulma saat membuka lahan (pada awal penanaman

tanaman), pengendalian gulma pada saat pembibitan, dan pengendalian gulma sebagai

kegiatan pemeliharaan di kebun.

Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman di perkebunan yang menjadi

masalah sejak persiapan lahan sampai dengan pemeliharaan tanaman menghasilkan.

Gangguan gulma tidak terlalu eksplosif seperti halnya hama dan penyakit, tetapi terjadi

secara terus menerus dan dalam jangka panjang. Sebagai konsekuensinya, pengendalian

gulma merupakan kegiatan yang harus rutin dilakukan di perkebunan kelapa maupun

tanaman perkebunan lainnya.

Tanaman kelapa yang ada di kebun Unit Segayung Utara ini rata-rata telah berumur

30 tahun (tanaman menghasilkan), jadi habitus yang sudah besar dan jangkauan akar yang

meluas membuat keberadaan gulma sebagai kompetitor tanaman kelapa dapat sedikit

diabaikan, akan tetapi keberadaan gulma juga mengganggu pekerja dalam melakukan

kegiatan petik kelapa yang dilakukan setiap hari. Selain hal tersebut, yang tidak kalah

penting adalah keberadaan gulma sangat mengganggu kegiatan pemupukan tanaman kakao

yang menjadi tanaman utama pada blok tumpangsari karena dikhawatirkan pupuk tersebut

hanya dimanfaatkan oleh gulma tersebut saja.

Pada blok tanaman kakao monokultur, gulma cenderung tidak tumbuh pada areal

tersebut. Hal itu dikarenakan banyaknya seresah daun yang menutupi permukaan tanah

serta lebih rapatnya tajuk tanaman kakao yang menyebabkan terhambatnya cahaya yang

masuk ke dalam kebun dan lapisan daun yang susah tertembus oleh gulma.

Sedangkan pada blok tumpangsari, gulma cenderung banyak tumbuh dikarenakan

ruang terbuka pada setiap selang tanaman kelapa-kakao yang cukup merata sehingga

menyebabkan cahaya dapat masuk dan gulma dapat tumbuh dengan baik. Selain hal

tersebut, kegiatan petik yang sering merusak tajuk tanaman kakao juga menambah ruang

terbuka yang ada di areal kebun.

Page 38: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

32  

Gulma-gulma yang ada di kebun Unit Produksi Segayung Utara dikendalikan

secara mekanis (manual weeding) dan secara kimiawi dengan menggunakan herbisida

sistemik Roundup atau Posat dengan dosis 2 liter/ha (tiap satu liter herbisida dilarutkan

dalam 1.000 liter air atau 1 cc/liter). Penyemprotan dilakukan dengan alat semprot manual

(knap sack-sprayer). Bahan aktif herbisida Roundup adalah isopropilamina glifosat 486

gram/liter setara dengan glifosat 360 gram/liter. Sebagaimana disebutkan di awal, dosis

yang digunakan rendah yaitu 1 cc/liter dengan alasan agar tidak berdampak negatif

terhadap lingkungan dan menimbulkan resistensi pada spesies gulma. Herbisida Roundup

merupakan herbisida non-selektif yang dapat mematikan hampir semua jenis gulma yang

terkena. Herbisida Roundup bekerja secara sistemik. Dalam artian bila diaplikasikan pada

gulma dapat ditranslokasikan dari bagian satu ke bagian lainnya sehingga seluruh bagian

gulma mengalami keracunan akut. Herbisida sistemik terutama digunakan untuk

mengendalikan gulma yang memiliki organ-organ perkembangbiakan.

Aplikasi herbisida sangat bagus apabila dilakukan pada saat cuaca baik dan agak

lembab. Kegiatan pengendalian gulma di kebun Unit Produksi Segayung Utara dilakukan

setelah gulma tumbuh (post emergence). Pengendalian gulma di kebun Unit Produksi

Segayung Utara baik secara mekanis maupun secara kimiawi dengan herbisida purna

tumbuh dilakukan dua kali setahun setiap sebelum kegiatan pemupukan. Hal ini dilakukan

agar pupuk langsung mengenai tanah dan berhubungan dengan akar tanaman (feeding

roots). Cara ini dikenal sebagai “premanuring weeding”.

Pada pengendalian gulma secara mekanis, lahan akan terlihat cepat bersih walau

2-3 bulan yang akan datang gulma tersebut dapat kembali tumbuh. Dengan cara ini juga

relatif aman bagi pekerja dan lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia yang

dapat mengganggu kesehatan pekerja serta mencemari tanah. Kegiatan pembabatan ini

baik apabila dilakukan sebelum gulma ini berbunga dan menghasilkan biji. Untuk

mencegah erosi dan pengawetan tanah, cara pembabatan adalah cara yang dianjurkan,

karena masih tertinggalnya bagian gulma diatas tanah maupun dibawah tanah, sehingga

dengan cepat gulma akan tumbuh kembali. Namun, kekurangannya adalah banyaknya

tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pengendalian secara mekanis

tersebut. Sehingga hal ini akan dikaitkan dengan kondisi keuangan yang ada.

Page 39: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

33  

Sedangkan pengendalian dengan cara kimiawi memang dirasa lebih efektif

walaupun hasilnya tidak langsung terlihat. Pengendalian ini juga hemat tenaga kerja,

bahkan rasio apabila pengendalian dilakukan dengan cara kimiawi dan mekanis mencapai

1:6. Namun kendalanya adalah selain membahayakan bagi kesehatan pekerja karena

perlengkapan keamanan yang kurang memadai, hal tersebut juga akan berdampak pada

pencemaran lingkungan. Selain faktor tersebut, keberadaan alat semprot juga masih dirasa

kurang sehingga keefektivitasannya belum begitu terasa. Foto kegiatan penyemprotan

herbisida ini dapat dilihat pada lampiran 4, foto 4.

Pada blok tumpangsari di kebun Unit Produksi Segayung Utara, gulma-gulma yang

terlihat antara lain (foto-foto dari gulma tersebut dapat dilihat pada lampiran 3):

- Putri malu (Mimosa pudica)

Gulma ini sangat mengganggu karena morfologi tubuhnya yang berduri

yang sering melukai pekerja ketika melakukan kegiatan pemeliharaan yang

lain maupun kegiatan pengumpulan hasil. Gulma putri malu ini

dikendalikan dengan cara babat manual menggunakan sabit.

- Tembagan (Ischaemum timorense Kunth.)

Habitus gulma ini adalah rumput menjalar atau tegak yang dapat

mencapai 100 cm. Pada buku terdapat akar. Gulma ini termasuk gulma

tahunan. Morfologi daun berbentuk lanset atau hampir berbentuk garis.

Pangkalnya runcing atau menyempit mirip tangkai. Sedangkan bagian ujung

daunnya runcing dengan lidah daun yang pendek. Perbungaan tandan,

menyerupai bulir ganda dengan anak bulir hitam karena sering terserang

jamur api. Gulma ini berkembang biak dengan biji dan stek batang serta

dapat tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.600 mdpl.

Sama seperti putri malu, gulma ini dikendalikan secara mekanis dengan

cara babat manual.

- Gletak (Borreria alata)

Batang gulma ini berbentuk segi empat bersayap, menjalar atau tegak

hingga 75 cm, bercabang mulai pangkalnya dan termasuk dalam gulma

semusim. Daun berhadapan, jorong hingga bundar telur, pinggirnya rata

permukaan licin, sering berwarna hijau kekuningan. Perbungaan

mengelompok di ketiak daun, berwarna ungu muda, jarang putih. Buah

Page 40: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

34  

berbentuk kapsul dengan 2 biji. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di

tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.700 mdpl.

Gulma ini tidak terlalu membahayakan sehingga tidak perlu dilakukan

penyiangan secara clean weeding. Di kebun Unit Produksi Segayung Utara,

penyiangan gulma ini kadang dilakukan pada titik-titik (spot-spot) tertentu

apabila dirasa perlu seperti di tepi jalan antar blok dsb. Penyiangan dengan

cara babat manual ataupun dengan aplikasi herbisida sistemik berbahan

aktif glifosat (Roundup atau Posat).

- Lempuyang (Zingiber zerumbet)

Cara pengendalian efektif untuk gulma lempuyang adalah dengan

menggali akar rimpangnya dan dikumpulkan di dalam karung. Biasanya

pada musim kemarau, gulma ini dicari orang untuk dijadikan bahan jamu

karena gulma ini telah diketahui termasuk tanaman berkhasiat obat.

Khasisat lempuyang ini antara lain sebagai jamu penambah nafsu makan

dan pelangsing alami.

- Porang/iles-iles (Amorphophallus oncophyllus)

Gulma ini termasuk tanaman semusim yang masuk dalam famili araceae

(talas-talasan) yang biasa dijadikan koleksi bagi para penggemar tanaman

hias. Selain itu, dalam industri farmasi juga mulai dikembangkan sebagai

bahan baku obat alami. Mempunyai ciri-ciri berbatang lunak berair,

menggunakan umbi batang sebagi organ perbanyakan vegetatifnya. Selain

itu, gulma ini juga dapat berbunga. Pembesaran batang yang bertunas juga

dapat membentuk individu baru. Gulma ini akan cepat tumbuh kembali

apabila tidak dibabat sampai akar-akarnya.

Pengendalian gulma adalah salah satu kegiatan dalam pemeliharaaan tanaman

kelapa yang bertujuan untuk mengendalikan populasi gulma guna mengurangi

persaingan kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari dan untuk mengurangi

kemungkinan penularan penyakit dan serangan hama dengan perantara gulma

sebagai inangnya. Keberadaan gulma ini juga akan mengakibatkan keadaan iklim

mikro yang cenderung lembab. Keadaan ini dapat mengakibatkan kerugian pada

tanaman kakao karena sistem pertanaman yang dipakai di sini adalah tumpangsari.

Salah satu permasalahan yang terjadi akibat kelembaban tinggi adalah merebaknya

Page 41: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

35  

jamur Phytophthora palmivora Buttler yang menyerang buah kakao. Sehingga

gulma yang ada harus dikendalikan.

Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kegiatan pengendalian

gulma di kebun Unit Produksi Segayung Utara antara lain:

1. Aplikasi pengendalian yang dilakukan secara kimiawi kurang memperhatikan

kondisi angin, cuaca dan iklim mikro lahan. Seharusnya aplikasi dilakukan

sepagi mungkin sebelum matahari terik untuk menghindari penguapan herbisida

yang berlebih.

2. Faktor keamanan dan keselamatan kerja kurang diperhatikan.

3. Aplikasi dan teknis pengendalian (kecepatan jalan, tekanan pompa) masih

belum sesuai standar.

4. Jumlah alat semprot (knap sack-sprayer) yang kurang memadai.

5. Pengendalian secara mekanis (pembabatan) yang dilakukan kadang kurang

memperhatikan tahap pertumbuhan gulma tersebut, sehingga kurang efektif dan

gulma cepat tumbuh menyebar.

6. Karena pemupukan pada tanaman kelapa sementara tidak dilakukan, maka

kegiatan pengendalian gulma secara kultur teknis dengan kegiatan dangir

bumbun juga sementara tidak dilakukan.

Page 42: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

36  

BAB VII

KESIMPULAN

1. PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara mempunyai dua tanaman budidaya

yaitu kakao sebagai tanaman pokok (utama), dan tanaman kelapa sebagai tanaman

penaung yang menghasilkan (bernilai ekonomis).

2. Pola pertanaman kelapa hibrida yang dipakai yaitu berbentuk segitiga sama-sisi

dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m, sedangkan untuk kelapa tall adalah 8 m x 10 m.

3. Pemeliharaan yang dilakukan adalah pemupukan (terakhir tahun 2008),

pemberantasan OPT (terakhir tahun 2008), pembabatan gulma secara manual dan

kimiawi (berupa post emergence), serta kegiatan penurunan pelepah daun kelapa

yang kering.

4. Pengendalian gulma yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara

belum intensif dan sesuai standar.

5. Kegiatan pengelolaan gulma lebih lanjut hanya dilakukan pada gulma lempuyang

(Zingiber zerumbet) dengan mengambil rimpangnya sebagai bahan baku jamu.

Page 43: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

37  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2008. Pendeklarasian Berdirinya Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO). <http://ditjenbun.deptan.go.id/web.old//index.php?option=com_geda&Itemid=184>. Diakses tanggal 13 November 2009.

Anonim b. 2007. Roadmap Komoditi Kelapa. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.

Anonim c. 2009. Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.). <http://lc.bppt.go.id/iptek/index.php?>. Diakses tanggal 8 April 2009.

Anonim d. 2009. <http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah>. Diakses tanggal 8 April 2009.

Anonim e. 2009. Kelapa. <http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/2-070.pdf>. Diakses tanggal 21 Juli 2009.

Mangoensoekarjo, S. 1983. Pedoman Pengendalian Gulma pada Tanaman Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Sukamto. 2001. Kelapa Kopyor: Pembibitan, Budidaya. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tjitrosoedirdjo, S., Is Hidajat Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Penerbit Gramedia, Jakarta.

Wahyudi, T., T. R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wahyuni, M. 2002. Bertanam Kelapa Kopyor. Penebar Swadaya, Jakarta.

Page 44: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

HALAMAN L A M P I R A N

Page 45: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA

KABUPATEN BATANG-JAWA TENGAH 

Direksi

Kepala Unit

Pengawas Kebun Kepala Tata Usaha Mandor Besar Pengolahan Kakao

& Kelapa

Kepala Satpam Mandor Besar Tanaman Kakao

Mandor Besar Tanaman Kelapa

Mandor Pemeliharaan

Mandor Pemeliharaan

Mandor Petik Kakao

Mandor Petik Kelapa

Karyawan Mandor Bagian Gudang

Karyawan

Mandor Litbang Tanaman

Mandor Teknik

Mandor Rupa-rupa

Karyawan

Administrasi/ Juru Tulis

Bendahara

Kasir Pembayaran Kelapa

Mandor Pengolahan

Juru Tulis Pabrik

Karyawan

Anggota

Keterangan: Garis instruksi Garis koordinasi

Page 46: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

LAMPIRAN 2 Foto Kegiatan Kerja Lapangan

di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara

Foto 1. Kegiatan pembibitan kelapa. Keterangan gambar: a) Pendederan (penyayatan sabut kelapa) b) Penyiapan lubang tanam pembibitan c) Penanaman bibit kelapa pada bedengan d) Kondisi pembibitan yang ada (umur ± 1 tahun).

Foto 2. Keadaan jalan antar blok.

a  b

c  d

Page 47: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Foto 3. Tanaman kelapa yang terserang jamur Phytophthora palmivora Buttler.

Foto 4. Hama perusak buah. Keterangan gambar: a. Buah kelapa yang dimakan b. Hama tupai (Callosciurus notatus) c. Hama bajing (C. Nigrovitatus).

b c

Page 48: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Foto 5. a. Daun tanaman kelapa yang diserang kumbang pupus/kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros). b. Hama kumbang pupus/kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros).

Foto 6. Daun tanaman kelapa yang diserang ulat api (Setora nitens) (gambar a)/ulat artona (Artona catoxantha) (gambar b).

a  a

a

b

Page 49: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Foto 7. Hama ngengat bunga kelapa (Batrachedra sp.).

Foto 8. Kegiatan pemetikan kelapa menggunakan galah bersabit (angkus).

Page 50: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Foto 9. Pekerja pengangkut kelapa (langsir).

Foto 10. Kegiatan setelah petik kelapa. Keterangan gambar: a) Tenaga bongkar muat menaikkan kelapa b) Kelapa yang diturunkan di gudang kelapa c) Serah terima buah kelapa dari mandor

petik kepada mandor gudang.

a  b

Page 51: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

LAMPIRAN 3

Gulma yang Terdapat di Kebun Kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara

Nama Ilmiah : Mimosa pudica Nama Umum : Putri malu.

Nama Ilmiah : Borreria alata (Aubl.) DC. Nama Daerah : Gletak (J), Goletrak (S), Garden weed (E).

Page 52: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Nama Ilmiah : Zingiber zerumbet Nama Umum : Lempuyang.

Nama Ilmiah : Ischaemum timorense Kunth. (Poaceae) Nama Daerah : Tembagan (J), Tatambagaan (S).

Page 53: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Nama Ilmiah : Amorphophallus oncophyllus Nama Umum : Porang Nama Daerah : Iles-iles (J), Ileus (S),

Elephant yam (E), Buk neua sai (Thai).

Page 54: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

LAMPIRAN 4

Alat-alat yang Digunakan dalam Kegiatan Pengendalian Gulma yang Terdapat di Kebun Kelapa

PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara

Foto 1. Sabit Digunakan sebagai alat penyiangan gulma secara mekanis (babat).

Foto 2. Cangkul Digunakan sebagai alat dalam kegiatan dangir bumbun dan penyiangan gulma secara mekanis.

Page 55: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Foto 3. Knapsack-sprayer. Keterangan gambar: a. Bagian-bagian dari knapsack-sprayer b. Knapsack-sprayer manual c. Knapsack-sprayer bermesin.

a  b

c

Page 56: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Foto 4. Kegiatan penyemprotan herbisida di lapangan. Keterangan gambar:

a. Herbisida yang digunakan: Roundup b. Kegiatan penyemprotan herbisida menggunakan knapsack-sprayer.

a  b

Page 57: Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]

Peta Kebun Segayung UtaraSkala 1:500

Utara

desa Kenconorejo

VIIIa

VIIIb

VII

IV

VI

Vb

Va

III

II

desa Tegalsari

Rawa Klabang

desa Sraman

desa Wonokerso

K. Sigelap

I

desa Beji

desa Wonokerto

Tanah Milik DIPERADALUAS KEBUN (Bersih)Blok I

IIIVVa

bVVIVII aVIIIb

Blok IBlok IBlok IBlokBlok VBlok IBlok IBlok IBlok

18,43 ha23,25 ha30,46 ha18,36 ha15,59 ha19,32 ha22,58 ha28,17 ha14,79 ha

9,20 ha

Total 200,15 ha

LAMPIRAN 5