budidaya jagung
-
Upload
agnes-jablai -
Category
Documents
-
view
176 -
download
3
Transcript of budidaya jagung
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia
yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama
di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber
pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung
sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga
ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil
minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah
tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan
tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai
sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Tanaman jagung juga merupakan salah satu jenis tanaman pangan
biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang
tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke
Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia
termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris
menamakannya corn.
Agar budidaya jagung menghasilkan produksi yang maksimal maka
kita harus memperhatikan teknik budidaya jagung yang baik. Untuk itulah
kami manulis makalah ini, untuk memberi referensi tentang cara atau teknik
budidaya tanaman yang baik.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
menguraikan tentang budidaya tanaman jagung.
C. Permasalahan
Permasalahan yang coba kami bahas pada pembahasan adalah tentang
bagaimana cara membudidayakan tanaman jagung yang baik dan benar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)Classis :
Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea maysL.
B. Asal Usul Tanaman Jagung
Jagung ( Zea mays ) merupakan salah satu tanaman pangan utama di
dunia, selaingandum dan padi (beras). Sebagai sumber karbohidrat utama
bagi penduduk di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi
alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk di beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan
jagung sebagai sumber pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,
jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya).
Berdasarkan temuan – temuan genetik, antropologi, dan arkeologi
diketahui bahwa daerah asaljagung adalah Amerika Tengah (Meksiko
bagian selatan). Budidaya tanaman jagung telah dilakukan di daerah ini
sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pembudidayaan ini kemudian dibawa ke
daerah Amerika Selatan sekitar 7.000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah
pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik
menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp mays) merupakan
keturunan langsung dari Teosinte (Zea mays ssp Parviglumis).
Jagung juga merupakan satu – satunya spesies tumbuhan yang tidak
dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini telah dikenal 50.000 kultivar
jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan
tanaman. (Wikipedia:2011).
C. Deskripsi Tumbuhan Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (Annual Plants). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80 – 150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif, dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung angat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya memiliki ketinggian antara 1 meter sampai 3 meter, namun ada
varietas yang dapat mencapai tinggi 6 meter. Tinggi tanaman bisa diukur
dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Jagung adalah termasuk tanaman monokotil (tumbuhan berbiji
tunggal) sehingga perakarannya pun tergolong akar serabut yang
kedalamannya dapat mencapai 8 meter, meskipun sebagian besar berada
pada kisaran 2 meter.
Batang tanaman jagung tegak dan mudah terlihat, seperti sorgum dan
tebu. Bentuk daunnya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat
ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada
yang licin dan ada yang berambut. Suprapto (1995:10-11).
D. Jenis – Jenis Jagung
Jagung (Zea mays) termasuk famili graminae. Jagung yang banyak
dibudidayakan sekarang ini adalah jagung hibrida, yaitu jagung yang hasil
rekayasa genetika yang sifatnya silang, artinya sebagian besar
penyerbukannya berasal dari tanaman jagung lainnya.
Macam – macam varietas jagung hibrida antara lain yaitu :
1) Single Cross, merupakan hibrida yang berasal dari persilangan dua
galur murni.
2) Double Cross, merupakan hibrida yang berasal dari persilangan antara
duacross.
3) Three Way Cross, merupakan hibrida yag berasal dari persilangan
antarasingle cross dengan suatu varietas atau populasi.
4) Top Cross, merupakan hibrida yang berasal dari persilangan antara
dua galur murni dengan satu varietas.
5) Modified Single Cross, yaitu hibrida yang berasal dari
persilangan single crossdengan galur lain.
E. Tujuan Pembudidayaan
Setiap usaha yang dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu.
Begitupula dengan budidaya tanaman jagung juga memiliki beberapa
tujuan. Adapun tujuan pembudidayaan tanaman jagung adalah sebagai
berikut :
1. Memanfaatkan lahan
Lahan atau tanah yang ada di desa – desa umumnya hanya
sebagian kecil saja yang digunakan untuk keperluan pemukiman.
Sebagian besar masih berupa lahan terbuka dan belum dimanfaatkan
secara optimal. Untuk itulah lahan digunakan untuk sarana
pembudidayaan tanaman agar lahan tersebut terawat dan memberikan
manfaat.
2. Menambah penghasilan
Kegiatan budidaya tanaman jagung yaitu menanam, merawat
dan memanen serta memasarkan hasil panen tersebut. Hasil dari
pemasaran tersebut merupakan sumber penghasilan, khususnya bagi
para petani yang pekerjaannya membudidayakan jagung.
3. Mengurangi tingkat pengangguran
Budidaya tanaman jagung dapat mengurangi tingkat
pengangguran karena orang yang tadinya tidakmemiliki pekerjaan,
dengan adanya kegiatan pembudidayaan tanaman jagung mereka
akhirnya bisa bekerja yaitu usaha budidaya jagung.
F. Manfaat Jagung
Jagung merupakan tanaman sumber bahan pangan pokok bagi
sebagian masyarakat, selain gandum dan padi atau beras. Jagung kaya akan
karbohidrat. Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam jagung dapat
mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji jagung. Karbohidrat itulah
yang dapat menambah atau memberikan asupan kalori pada tubuh manusia,
yang merupakan sumber tenaga sehingga jagung dijadikan sebagai bahan
makanan pokok. Jagung tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tapi juga
bagi hewan ternak seperti sapi.
Berikut merupakan beberapa manfaat jagung :
1. Buahnya merupakan sumber karbohidrat bagi manusia.
2. Sebagai salah satu sumber pangan pokok.
3. Daunnya dapat digunakan untuk pakan ternak kambing, sapi, maupun
kerbau.
4. Batangnya yang sudah kering dapat digunakan untuk kayu bakar.
5. Kulit batang pohon jagung dapat dijadikan kerajinan tangan.
6. Tulang jagung (jenggel) dapat digunakan sebagai kayu bakar.
7. Kulit dari buah jagung dapat digunakan sebagai pengganti kertas
sigaret pada rokok, serta dapat digunakan sebagai bungkus makanan
kecil seperti dodol dan wingko.
8. Buahnya dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti nasi
jagung, jagung bakar, berondong (popccorn), dan juga sebagai pakan
ternak
G. Keunggulan Jagung Hibrida
Jagung yang banyak dibudidayakan saat ini adalah jagung jenis
hibrida karena jagung jenis ini mempunyai beberapa keunggulan, antara lain
sebagai berikut :
1. Sangata cocok untuk penanaman rapat dengan jarak tanam 75 x 20cm,
dan dengan populasi 66.667 tanaman/hektar.
2. Sangat peka terhadap pemupukan, sehingga dapat memberikan hasil
yang dapat membarikan hasil yang tinggi pada keadaan pemupukan
yang optimal.
3. Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap serangan penyakit bulai.
4. Berbatang kokoh dengan tingkat keseragaman mulai dari seragam
sampai sangat seragam.
5. Umur panen tergolong cepat.
6. Hasil produksi sangat tinggi antara 6,8 – 8,89 ton pipilan
kering/hektar.
7. Jagung hibrida juga berpotensi baik untuk dipanen hijauan pakan
ternak (silase) maupun dipanen muda sebagai jagung rebus dan jagung
sayur (baby corn).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Awal
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang
cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian
dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul
sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase
sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm.
Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah
dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara
menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam.
Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur
dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada
tanaman jagung.
B. Penanaman
1. Pengolahan Tanah
Tanaman jagung menghendaki struktur tanah yang gembur,
berdrainase baik, serta mengandung cukup oksigen guna pertumbuhan
yang optimal. Oleh karena itu, sebelum melakukan penanaman
terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah yang tepat dan benar.
Tanah harus dibajak atau dicangkul kemudian digemburkan.
Tanah yang digemburkan harus mencapai kedalaman 20-25 cm
agar bibit yang sudah tumbuh dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Saat pengolahan tanah juga diberi pupuk kandang sebangak + 25
kg. Manfaat pengolahan tanah adalah sebagai berikut :
a. Struktur tanah menjadi gembur, sehingga glomohara mudah
masuk kedalam tanah sehingga akar mudah berkembang.
b. Memperbaiki drainase dan sirkulasi udara dalam tanah, karena
merupakan persyaratan mutlak untuk pertumbuhan tanaman
jagung.
c. Memberantas gulma dan rerumputan liar.
d. Membenamkan sisa bahan organik ke dalam tanah sehingga
mengurangi infeksi penyakit tanaman jagung.
Tanah yang gembur, drainase dan sirkulasi udara dalam tanah
yang baik merupakan persyaratan yang mutlak untuk pertumbuhan
tanaman jagung yang optimal. Untuk memperoleh hal yang demikian,
setelah tanah diolah perlu dibuat gundukan-gundukan tanah yang
memanjang.
Penggundukan merupakan langkah yang perlu dilakukan karena
dalam penanaman tanaman jagung yang terpenting untuk memulai
penanaman. Setelah tanah digemburkan, dibuat gundukan yang
mempunyai ukuran selebar 2,4 – 3,2 cm dan memanjang berlawanan
dengan pematang sawah. Diantara gundukan-gundukan tersebut
dibuat selokan yang berfungsi untuk memudahkan dalam proses
pengairan. Tanah diambil dan ditaburkan ke atas petakan, sehingga
menambah ketinggian gundukan.
Kegunaan dari pembuatan gundukan dan selokan diatas adalah
agar drainase dan sirkulasi udara dalam tanah menjadi lancar. Jagung
tidak tahan tergenang air, sehingga dengan adanya gundukan ini,
tanah tidak menjadi becek saat pengairan, karena air tidak melebihi
tinggi gundukan dan hanya mengisi selokan-selokan yang ada di
antara gundukan. Gundukan tanah ini juga menjaga tanah tetap
gembur. Pengolahan tanahhendaknya dilakukan pada saat tanah cukup
kering agar diperoleh struktur tanah yang baik.
2. Cara Menanam
Sebelum bibit jagung diletakkan ditanah, terlebih dulu tanah
diberi lubang-lubang menggunakan kayu yang runcing. Kedalaman
lubang-lubang tersebut antara 2 – 3 cm, jarak tanam 70x40 cm dengan
benih 2 biji per lubang untuk jagung 2 tongkol dan 1 biji per lubang
untuk jagung bertongkol satu.
Setelah lubang-lubang tanam dibuat, barulah benih-benih jagung
dimasukkan ke dalam lubang-lubang tersebut kemudian ditutup
dengan tanah setipis mungkin agar benih dapat mengeluarkan
tunasnya. Jika terlalu padat, maka yang terjadi adalah tunas tertekan
didalam tanah dan tidak dapat muncul ke permukaan sehingga bibit
jagung tidak bisa tumbuh. Benih yang bermutu akan tumbuh serentak
4 hari setelah tanam (HST) di lahan yang normal, artinya lahan
dengan pengolahan yang tepat.
Dalam budidaya jagung tidak dianjurkan melakukan
penyulaman tanaman yang tidak tumbuh. Pertumbuhan tanaman
sulaman biasanya tidak optimal, karena adanya persaingan tumbuh
antar tanaman, dan tongkol tidak dipenuhi oleh biji akibat
penyerbukan yang kurang sempurna.
C. Pemeliharaan
Pada masa pertumbuhan, agar tanaman jagung dapat tumbuh optimal
serta lahan terhadap segala jenis hama dan penyakit, maka perlu dilakukan
pemeliharaan dan perawatan tanaman, pengairan, pemupukan serta
penyiangan yang dilakukan dengan rutin.
1) Pengairan
Air merupakan kebutuhan vital seluruh makhluk hidup, terutama
bagi tanaman. Pengairan yang baik dan teratur dapat membuat
tanaman jagung bisa tumbuh dengan subur. Pengairan tanah pertanian
jagung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Pembuatan parit-parit irigasi di sekitar lahan tanaman jagung
dengan tujuan agar air mudah masuk atau keluar dari lahan
pertanian.
b) Pembuatan bendungan untuk menampung air jika musim
kemarau tiba, sehingga tanaman jagung terhindar dari
kekeringan.
Pengairan yang baik sangat diperlukan tanaman, terutama pada
saat-saat penting, yaitu pada saat penanaman, saat pembungaan yaitu
40 - 55 HST (hari setelah tanam), dan pengisian biji yaitu 60 – 80
HST. Lama pengairan cukup 1-2 jam dengan catatan air mengalir
deras. Pengairan dilakukan cukup sekali dalam seminggu, karena jika
terlalu sering terkena air, tanaman jagung akan mudah roboh maupun
membusuk.
2) Pemupukan
Waktu
Dosis Pupuk Makro (per ha)
Dosis POCNASA
Urea (kg)
TSP (kg) KCl (kg)
Perendaman benih
- - - 2 - 4 cc/ lt air
Pupuk dasar 120 80 25 20 - 40 tutup/tangki( siram merata )
2 minggu - - - 4 - 8 tutup/tangki( semprot/siram)
Susulan I (3 minggu)
115 - 55 -
4 minggu - - - 4 - 8 tutup/tangki( semprot/siram )
Susulan II (6minggu)
115 - - 4 - 8 tutup/tangki( semprot/siram )
3) Penyiangan
Penyiangan adalah pembuangan atau pembasmian tanaman/ gulma
atau tanaman liar yang mengganggu tanaman utama. Gulma sangat
merugikan bagi usaha pertanian karena merupakan tumbuhan liar yang
tidak diinginkan keberadaannya. Kerugian utama yang ditimbulkan oleh
gulma adalah :
Menurunkan kualitas hasil panen
Mempersulit pengolahan tanah
Mengganggu kelancaran air pada saat pangaira
Bisa menjadi hewan liar, misalnya ular sawah.
Penyiangan bisa dilakukan secara manual maupun kimiawi.
Penyiangan secara manual berarti Bapak Ikhwan mencabut gulma-gulma
tersebut secara langsung menggunakan tangan. Penyiangan secara kimiawi
berarti penyiangan menggunakan zat-zat kimia. Bapak Ikhwan biasa
menggunakan herbisida (cairan ataupun obat untuk membunuh tanaman
liar atau gulma). Penyiangan dilakukan sesegera dan sesering mungkin.
Waktu penyiangan adalah pada saat sebelum menanam dan saat tanaman
sudah tumbuh yaitu sebelum pemupukan. Setelah dipupuk kemudian
dilakukan pembumbunan/penggundukan.
D. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Agar tanaman dapat tumbuh optimal dan menghasilkan panen yang
melimpah, maka tanaman jagung harus terbebas dari segala jenis hama dan
penyakit yang biasa menyerang tanaman jagung.
Hama
Hama yang paling sering menyerang tanaman jagung antara lain ulat
tanah, lalat bibit, ulat grayak, penggerek jagung.
a. Ulat tanah ( Agrotis SP)
Hama ini menyerang tanaman jagung yang masih muda yaitu
dengan cara memotong batang didekat permukaan tanah.batang
Cara mengendalikannya:
Pengolahan tanah dengan baik sebelum penanaman
Bertanam secara serempak
Penggenangan air sebelum tanam
Ulat yang menyerang dikumpulkan dan dimatikan
Sisa tanaman yang terserang dimusnahkan dengan dibakar
Pemasangan umpan beracun pada tempat-tempat yang diduga
menjadi sarang larva. Umpan yang digunakan antara lain dedak,
hancurkan tongkol jagung dan cacahan ubi jalar yang dicampur
dengan pestisida dengan dosis sesuai anjuran.
b. Lalat bibit ( Atherigona exigua)
Hama lalat bibit menyerang tanaman yang baru tumbuh,
terutama pada pada bagian titik tumbuh tanaman. Tanaman yang
terserang pertumbuhannya menjadi kerdil dan nampak kekuning-
kuningan.
Cara mengendalikannya:
Bertanam secara serempak pada awal musim hujan
Pergiliran tanaman dengan tanaman selain jagung dan padi
Tanaman disemprot dengan insektisida dengan dosis sesuai
anjuran.
c. Ulat grayak ( Spodoptera maurita)
Hama ini menyerang daun dan batang tanaman jagung yang
masih muda yaitu dengan cara memakan daun hingga tinggal tulang
daun, batang tanaman terpotong-potong.
Cara mengendalikannya:
Sisa tanaman dan gulma dibakar sebelum pengolahan tanah
Pengolahan tanah dengan baik sebelum penanaman
Bertanam secara serempak
Tanaman disemprot dengan insektisida dengan dosis sesuai
anjuran
Musuh alami Trichogamma sp., Telemanus sp., atau Sarellius
sp.
d. Penggerak batang (Ostrinia Furnacalis)
Hama ini menyerang daun -daun tanaman jagung yaitu daun
muda yang masih menggulung serta daun -daun yang terlindung oleh
daun-daun yang terbuka. Cara penyerangan yaitu hama dewasa
membor bagian buku dan masuk kedalam batang, kemudian membor
bagian atas. Namun hama ini sering juga menyerang pucuk tongkol
dan jambul,dan pada hama dewasa menyerang tongkol serta biji
jagung.
Cara mengendalikannya:
Pengolahan tanah dengan baik sebelum penanaman
Bertanam secara serempak
Penggenangan air sebelum tanam
Ulat yang menyerang dikumpulkan dan dimatikan
Sisa tanaman yang terserang dimusnahkan dengan dibakar
Penyakit
Penyakit yang paling sering menyerang tanaman jagung dapat
disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, nematoda atau kekurangan zat hara.
Beberapa penyakit penting antara lain bulai, hawar daun.
a. Penyakit bulai
Penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung adalah cendawan
(Peronoscelorospora maydis). Gejala awal tampak pada permukaan
daun yang garis-garis sejajar ulang daun berwarna putih kekuningan.
Pada serangan lebih lanjut, garis-garis tersebut akan melebar
memenuhi seluruh daun. Penyakit ini menyebabkan tanaman menjadi
kerdil, produksi menurun, dan bahkan mati. Penyakit ini sulit
diberantas.
Cara mengendalikannya:
Pengunaan varietas tahan terhadap penyakit ini
Bertanam secara serempak
Penggunaan fungisida pada benih sebelum tanam
e. Hawar daun
Penyebab penyakit hawar daun adalah jamur
(Helminthosporium turticum Pass.). Gejala awal tampak dengan
timbulnya bercak bulat sampai lonjong pada daun tua berwarna
kuning dan dikelilingi warna coklat. Selanjutnya bercak ini akan
meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, bahkan sampai ke
pelepah daun. Kemudian bercak tersebu berubah warna menjadi
coklat kekuningan. Pada akhirnya, seluruh daun menjadi coklat dan
mengering. Selain daun, penyakit ini juga dapat menyerang tongkol.
Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan kematian tanaman.
Cara mengendalikannya:
Pengunaan varietas tahan terhadap penyakit ini
Kondisi lahan dijaga agar tidak lembab dengan sanitasi areal
lahan
Bertanam secara serentak pada awal sampai akhir musim
kemarau.
E. Pemanenan
Masa panen adalah masa-masa yang paling dinantikan oleh petani
begitu juga halnya dengan Bapak Ikhwan terhadap tanaman jagung
miliknya, karena setelah menjalani proses-proses yang panjang mulai dari
persiapan, perawatan, dan lain-lain hingga inilah saat memperoleh hasilnya.
Dalam sekali panen biasanya menghasilkan 12,25 kwintal.
1. Masa Panen
Tanaman jagung dapat dipanen jika sudah mencapai umur 95 –
105 hari setelah tanam di dataran rendah, dan umur 115 – 130 hari
setelah tanam di dataran tinggi, tergantung jenis varietas yang
ditanam.
2. Ciri-Ciri Jagung Siap Panen
Tanda-tanda bahwa jagung siap dipanen adalah klobotnya
berwarna coklat muda dan kering serta bijinya mengkilat. Ada tanda
hitam (black layer) pada pangkal bijinya.
3. Cara Pemanenan
a. Pangkas bagian atas atau pucuk batang, biarkan menjadi lebih
kering selama 2-3 hari.
b. Memetik buah jagung dalam bentuk jagung berklobot.
c. Memisahkan jagung yang sehat dan jagung yang terinfeksi agar
lebih muda untuk kemudian menjualnya.
d. Mengumpulkan dan memasukkan jagung yang sudah dipetik
dan dipisah kedalam wadah (misalnya karung atau bakul) yang
berbeda.
4. Perontokkan
Perontokkan atu pemipilan yaitu proses memisahkan biji-biji
jagung dari tulang jagung (janggel). Bapak Ikhwan merontokkan/
memipil jagung hasil panennya dibantu oleh istri dan anaknya. Alat-
alat yang digunakan untuk memipil jagung yaitu pisau, parut, ban
bekas dan sepeda dengan pelek (tanpa ban) diberi kawat untuk
merontokkan biji jagung.
5. Pengeringan
Jagung hibrida yang telah dipipil atau dirontokkan harus segera
dikeringkan agar terhindar dari cendawan. Jagung dikeringkan dengan
dijemur dibawah terik matahari, sampai kadar airnya 12%. Untuk
mendapatkannya, Bapak Ikhwan harus menjemur jagung selama 2-3
hari penuh apabila cuaca panas sempurna. Namun jika cuaca agak
mendung dapat mencapai 5 hari.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Varietas jagung hibrida merupakan varietas yang paling bsnysk
dibudidayakan petani saat ini karena mampu beradaptasi terhadap
berbagai jenis kondisi dan lingkungan.
2. Cara pengolahan tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan
tanaman jagung dan kualitas panen yang dihasilkan.
3. Bercocok tanam atau budidaya tanaman jagung tidaklah mudah,
namun perlu keuletan, kedisiplinan, keteraturan dan kerja keras.
4. Tanaman mempunyai musuh yaitu hama dan penyakit yang bisa
menyerangnya.
5. Penggunaan insektisida yang tepat dapat menjaga atau melindungi
tanaman jagung dari bahaya serangan hama dan penyakit.
6. Pemupukan dan pengairan merupakan hal pokok yang wajib
dilakukan dalam budidaya tanaman jagung.
7. Hasil panen jagung hibrida cukup memuaskan bila dibandingkan
varietas jagung bukan hibrida.
B. Saran
Untuk memperoleh bibit yang berkualitas tinggi sebaiknya memilih /
membeli benih yang bermutu tinggi di toko – toko yang menjual benih –
benih jagung bermerek yang berkualitas dan sudah teruji, atau juga bisa
dengan menanyakan ke pakar pertanian.
DATAR PUSTAKA
Hendro Sunaryono. 1992. Kunci Bercocok Tanam Jagung. Sinar Baru. Bandung.
Mansur H. 1993. Jagung. Bina Cipta. Bandung
Agus Sauru. 2006. Budidaya Jagung Skripsi. Makasar .
Pedoman Penyusunan Proposal dan Sripsi (disertai pengusulan judul dan prosedur
ujian) Fakultas Pertanian Universitas Sintuwu Maroso Poso Tahun
2007