Budidaya Ikan Jilid 2

168
2 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional JILID 2

description

dani anggara buku

Transcript of Budidaya Ikan Jilid 2

Page 1: Budidaya Ikan Jilid 2

2

4

15,466.00 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional

JILID 2

Page 2: Budidaya Ikan Jilid 2

Gusrina

BBBBBUDI DUDI DUDI DUDI DUDI DAAAAAYYYYYA IKANA IKANA IKANA IKANA IKANJILID 2JILID 2JILID 2JILID 2JILID 2

SMKSMKSMKSMKSMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

��

���� �������

Page 3: Budidaya Ikan Jilid 2

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

BBBBBUDI DUDI DUDI DUDI DUDI DAAAAAYYYYYA IKANA IKANA IKANA IKANA IKANJILID JILID JILID JILID JILID 22222

Untuk SMK

Penulis : GusrinaPerancang Kulit : Tim

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

GUS GUSRINAb Budi Daya Ikan Jilid 1 untuk SMK /oleh Gusrina —— Jakarta

: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, DirektoratJenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional, 2008.

vi. 162 hlmDaftar Pustaka : 377–384Glosarium : 385–394ISBN : 978-602-8320-19-1ISBN : 978-602-8320-21-4

Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

Diperbanyak oleh:PT. MACANAN JAYA CEMERLANGJalan Ki Hajar Dewantoro Klaten Utara,Klaten 57438, PO Box 181Telp. (0272) 322440, Fax. (0272) 322603E-mail: [email protected]

Page 4: Budidaya Ikan Jilid 2

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah MenengahKejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan bukukejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajarankejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulitdidapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telahdinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam prosespembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruhpenulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh parapendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada DepartemenPendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak,dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaanyang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yangditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akanlebih memudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didikSMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeriuntuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada parapeserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkanbuku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkanmutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008Direktur Pembinaan SMK

iii

Page 5: Budidaya Ikan Jilid 2

KATA PENGANTAR

Buku Budi Daya Ikan merupakan salah satu judul buku teks kejuruan yangakan digunakan oleh para pendidik dan peserta didik SMK dan lembagapendidikan dan pelatihan lainnya. Buku teks kejuruan dalam bidang budi dayaikan saat ini belum banyak dibuat, yang beredar saat ini kebanyakan buku-bukupraktis tentang beberapa komoditas budi daya ikan. Buku Budi Daya Ikan secaramenyeluruh yang beredar di masyarakat saat ini belum memenuhi kebutuhansebagai bahan ajar bagi siswa SMK yang mengacu pada Standar KompetensiKerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan(SKL) dan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK.

Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari isi buku, maka buku BudiDaya Ikan ini kami susun menjadi 3 (tiga) jilid.

Dengan melakukan budi daya ikan maka keberadaan ikan sebagai bahanpangan bagi masyarakat akan berkesinambungan dan tidak akan punah. Padabuku ini akan dibahas beberapa bab yang dapat digunakan sebagai dasar dalammelakukan budi daya ikan. Bab pertama berisi tentang wadah budi daya ikan,bab kedua berisi tentang media budi daya ikan, bab ketiga berisi tentang hamadan penyakit ikan, bab keempat berisi tentang nutrisi ikan, bab kelima berisitentang teknologi pakan buatan, bab keenam berisi tentang teknologi pakanalami, bab ketujuh berisi tentang pengembangbiakan ikan, dan bab kedelapanberisi tentang hama dan penyakit ikan. Sedangkan materi penunjang sepertipemasaran, analisa usaha budi daya ikan dan kesehatan dan keselamatankerja terdapat pada bab terakhir.

Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payaumaupun laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalahmemahami jenis-jenis wadah dan media budi daya ikan, pengetahuan tentangnutrisi ikan dan jenis-jenis pakan alami yang meliputi tentang morfologi, biologi,dan kebiasaan hidup. Selain itu pengetahuan teknis lainnya yang harus dipahamiadalah tentang pengembangbiakan ikan mulai dari seleksi induk, teknikpemijahan ikan, proses pemeliharaannya sampai pemanenen ikan.

v

Page 6: Budidaya Ikan Jilid 2

vi

Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkahdan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku ini di hadapanpembaca. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak atas dukungan dan orang tua tercinta serta teman-teman yang telahmembantu. Selain itu kepada Direktorat Pembinaan SMK Direktorat JenderalPendidikan Dasar dan Menegah yang menyediakan anggaran untuk menyediakansumber belajar buku teks kejuruan yang sesuai dengan Standar Isi dan StandarKompetensi Kelulusan SMK. Semoga buku ini bermanfaat bagi yang membacanyadan menambah pengetahuan serta wawasan. Kami mohon saran dan masukanyang membangun karena keterbatasan yang dimiliki oleh penyusun.

Penyusun

Page 7: Budidaya Ikan Jilid 2

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

BAB V NUTRISI IKAN 2335.1 Energi 2335.2 Protein 2375.3 Karbohidrat 2505.4 Lipid 2575.5 Vitamin 2655.6 Mineral 294

BAB VI TEKNOLOGI PAKAN BUATAN 3036.1 Jenis-Jenis Bahan Baku 3066.2 Penyusunan Formulasi Pakan 3156.3 Prosedur Pembuatan Pakan 3346.4 Uji Coba Pakan Ikan 3436.5 Manajemen Pemberian Pakan 3616.6 Pakan dan Kualitas Air 369

LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA 375

LAMPIRAN B GLOSARIUM 383

vii

Page 8: Budidaya Ikan Jilid 2

233

berbagai macam bahan gizi pakan ikan/makanan yang sangat penting bagikebutuhan ikan. Ikan merupakan salahsatu jenis organisme air sumber panganbagi manusia yang banyak mengandungprotein. Agar dapat dibudidayakan dalamwaktu yang relatif tidak terlalu lama makadalam proses pembudidayaannya selainmenggunakan pakan alami juga memberi-kan pakan buatan. Pakan buatan yangdiberikan pada ikan harus mengandungzat gizi yang sesuai dengan kebutuhanikan tersebut. Saat ini dengan semakinmeningkatnya ilmu pengetahuan tentangnutrisi ikan maka pabrik pakan buatan ikanmenyusun formulasi pakan sesuai dengankebutuhan gizi setiap jenis ikan yang akandibudidayakan. Oleh karena itu, dalam babini akan dibahas beberapa subbab yangsangat mendukung dalam proses pem-buatan pakan ikan yaitu pengetahuantentang energi dan kandungan nutrienyang harus terdapat pada pakan ikan yaituprotein, karbohidrat, lemak, vitamin, danmineral. Pengetahuan tentang zat gizi inimeliputi penggolongan nutrien dan tipe,struktur kimia, fungsi umum, dan artipenting di dalam ilmu gizi hewan air.Nutrien atau kandungan zat gizi dalambahan pakan di bagi menjadi enam bagian

BAB VNUTRISI IKAN

yaitu: energi, protein dan asam amino, lipiddan asam lemak, karbohidrat, vitamin, danmineral. Dalam materi ini akan dipelajarisecara spesifik objektivitas untuk masing-masing bagian tersebut.

5.1 EnergiDalam kehidupan manusia setiap hari

sering mendengar istilah energi. Energiberasal dari kata Yunani, yaitu En yangberarti in dan Ergar yang berarti work. Dariarti kata asalnya energi dapat didefenisi-kan sebagai kapasitas atau sesuatu yangdapat diolah ke dalam bentuk kerja ataukemampuan untuk bekerja. Bentuk energidalam kehidupan manusia dapat di-kelompokkan berdasarkan sumbernyayaitu energi mekanik, energi panas, energilistrik dan energi molekuler. Energi akanada dan hadir dalam setiap bentuk yangberbeda dan disesuaikan denganpekerjaan berbeda. Pada ikan 167 sebagaiorganisme yang berhubungan dengan airmembutuhkan makanan untuk menyedia-kan energi yang mereka perlukan. Energibagi makhluk hidup berasal dari makanan.Makanan ini akan diubah menjadi energikimia dan disimpan dalam tubuh dalambentuk Adenosin Tri Phosphat (ATP).Dengan adanya energi ini dapat meng-

Dalam Bab ini akan didiskusikan tentang

Page 9: Budidaya Ikan Jilid 2

234

ubah energi kinetik dari suatu reaksimetabolisme yang menimbulkan kerja danpanas.

Pada ikan sumber energi diperolehdari pakan, di mana pada pakan ikan inimengandung zat gizi/nutrien yang berasaldari karbohidrat, lemak dan protein dandapat terukur secara langsung atas per-tolongan bom kalorimeter. Energi diperlu-kan untuk melakukan pekerjaan mekanis(aktivitas otot), pekerjaan kimia (proseskimia yang berlangsung dalam tubuh),kerja elektrik (aktivitas saraf), dan pekerja-an osmotik (memelihara badan untuk men-jaga keseimbangan satu sama lain dandengan medium air tawar, payau, atau airlaut di mana organisme air itu hidup).Energi yang diperoleh oleh makhluk hidupini dapat menimbulkan panas di manamenurut ilmuwan Lavoiser dan La Place(1780). Panas dari tubuh hewan berasaldari oksidasi zat-zat organik dan makananyang diberikan digunakan sebagai sumberenergi. Oleh karena itu, nilai energi suatubahan makanan dapat dipakai sebagaidasar dalam menentukan nilai gizi daribahan makanan tersebut.

Energi bebas adalah energi yangtersedia untuk aktifitas biologi danpertumbuhan setelah kebutuhan energiterpenuhi. Kuantitas dan energi yangtersedia untuk pertumbuhan merupakanjenis energi yang paling utama dari segipandangan akuakultur. Kebutuhan energihewan air berbeda-beda kuantitasnya, halini dapat dibedakan berdasarkan jenis ikanyang dibudidayakan, kebiasaan makan,ukuran ikan, lingkungan, dan statusreproduksi. Energi yang disediakan olehmakanan adalah salah satu pertimbanganyang penting di dalam menentukan nilaigizinya. Energi dinyatakan dalam kilokalori

(kkal) atau kilojoule (kJ). Satu kilokaloriadalah jumlah panas yang diperlukanuntuk menaikkan temperatur satu gram airdari 14,5° C menjadi 15,5° C (dalam air 1°C). Joule adalah satuan tenaga listrikdalam sistem metrik dan satu kkal samadengan 4.184 kJ. Sebagai contoh, 70 kkalsama dengan 293.02 kJ atau dapat jugamenggunakan satuan British Thermal Unit(BTU) di mana 1 BTU = 252 kalori.

Setelah mempelajari bagian ini,pembaca harus bisa membedakan bentukenergi dan pengukurannya. Memahamimetabolisme energi berkenaan denganmakanan, persamaan energi dalamkeseimbangan dan faktor-faktor yangberpengaruh pada energi yang menyebab-kan kebutuhan ikan akan energi disesuai-kan dengan cara pemberian pakan dalambudi daya ikan dan memahami artiprotein energi ratio yang merupakan per-bandingan antara protein optimal denganenergi yang terdapat dalam pakan ikan.

Pemanfaatan EnergiEnergi yang diperoleh dari pakan

digunakan sebagai sumber energi utamayang dalam pembagian energi disebutdengan Gross Energi atau energi kotor.Gross Energi (GE) nilai makanan ini dapatdidefenisikan sebagai total energi yangterdapat dalam makanan. Semua energiyang diperoleh dari asupan pakan yangdikonsumsi oleh ikan, tidak semuanyadipergunakan untuk keperluan pertumbuh-an dan perkembangan ikan karena energitersebut akan dibagi menjadi Digestibleenergy (DE) yaitu energi yang dapatdicerna dan Fecal energy (FE) yaitu energiyang digunakan untuk kegiatan pem-buangan hasil eksresi pada ikan berupafeses. Dari Digestible Energy ini yang

Page 10: Budidaya Ikan Jilid 2

235

selanjutnya akan dipergunakan oleh ikanuntuk kegiatan proses metabolisme danproses hasil buangan metabolisme yangterbagi menjadi Metabolizable Energy(ME) yaitu energi yang dapat diperguna-kan untuk kegiatan metabolisme danMetabolic Excretion yaitu energi yangdikeluarkan oleh ikan untuk proses pem-buangan urin (Urine Excretion) dan GillExcretion (GE). Energi yang dipergunakanuntuk kegiatan metabolisme di dalamtubuh ikan ini dibagi lagi menjadi dua yangakan dipergunakan untuk kegiatan dalammedia pemeliharaan yang biasa disebutdengan Heat Increment (HiE) atau dengankata lain dalam proses fisiologis ikan yangdisebut dengan Specific Dynamic Actionyaitu energi yang diperlukan oleh ikanuntuk aktivitas hidup harian ikan. Energiyang tersisa dari proses kegiatanmetabolisme adalah energi bersih yangdisebut dengan Net Energy (NE) yangakan dipergunakan maintenance atauperawatan ikan seperti metabolisme basal,aktivitas ikan, aktivitas renang, adaptasiterhadap suhu, dan sisanya baru akandipergunakan untuk pertumbuhan. Jadienergi yang akan dipergunakan untukpertumbuhan adalah energi yang tertinggalsetelah kebutuhan untuk metabolisme basalikan terpenuhi dan jika masih ada yangtersisa energi tersebut akan dipergunakanuntuk kegiatan reproduksi. Jadi per-tumbuhan dapat terjadi jika semua prosesmetabolisme ikan terpenuhi dan setelahpertumbuhan somatik terpenuhi baru akandilanjutkan dengan pertumbuhan gonadik.Untuk memudahkan dalam memahamipembagian energi yang diperoleh daripakan oleh ikan dapat dilihat pada diagramberikut.

Gross Energy(GE)/Intake Energy

Fecal Energy (FE)

Digestible Energy (DE)

Metabolic Excretion

Metabolizable Energy

Heat Increment (HiE)

Net Energy (NE)

Maintenance (HEm)

Recovered Energy (RE)

Sumber Watanabe (1988)

Energi MetabolismeTingkat kebutuhan energi pada ikan

biasanya dikaitkan dengan tingkatkebutuhan protein optimal dalam pakan.Dalam dunia akuakultur biasa disebutdengan protein energi ratio (P/e). Nilaiprotein energi ratio pada ikan konsumsisebaiknya berkisar antara 8–10. Nilai inidiperoleh dari hasil perhitungan antarakadar protein dalam pakan dengan jumlahenergi yang diperoleh dalam formulasipakan tersebut pada level energi yangdapat dicerna (DE). Nilai energi yangdiperhitungkan tersebut biasa disebutdengan energi metabolisme. Energimetabolisme ini diperoleh setelah nutrienutama karbohidrat, lemak, dan proteinmengalami beberapa proses kimia sepertikatabolisme dan oksidasi di dalam tubuhhewan. Energi bebas digunakan untukpemeliharaan pada proses kehidupanseperti metabolisme sel, pertumbuhan,

▲ ▲

▲ ▲

▲ ▲

▲ ▲

Page 11: Budidaya Ikan Jilid 2

236

reproduksi, dan aktifitas fisik. Keseimbang-an antara energi dan protein sangatpenting dalam meningkatkan lajupertumbuhan ikan budi daya. Apabilakandungan energi dalam pakan berkurangmaka protein dalam tubuh ikan akandipecah dan dipergunakan sebagaisumber energi. Seperti kita ketahui padaikan protein sangat berperan dalampembentukan sel baru, jika protein dipakaisebagai sumber energi maka akanmenyebabkan pertumbuhan ikan ter-hambat. Oleh karena itu, jumlah energiyang dibutuhkan untuk pertumbuhan danpemeliharaan ikan budi daya sangatdipengaruhi oleh jenis ikan, umur ikan,komposisi pakan, tingkat reproduksi, dantingkat metabolisme standar.

Energi di dalam tubuh organismebiasanya akan diubah menjadi energikimia yang biasa disebut dengan AdenosinTriphosphat atau ATP. ATP ini sangatdibutuhkan oleh tubuh untuk berbagaiaktivitas misalnya proses kehidupanbiokimia seperti anabolisme atau sintesa,daya mekanis, tenaga elektris, kerjaosmotik dan proses metabolisme lainnya.ATP adalah suatu energi yang kaya akanmolekul karena unit triphosphatnya berisidua ikatan phosphoanhydride. Adenosintriphosphat (ATP) adalah daya penggerakpenting karena merupakan energi yangyang dibutuhkan dalam proses biokimiapada kehidupan.

Ikan merupakan organisme air yangmenggunakan protein sebagi sumberenergi utama berbeda dengan manusiayang menggunakan karbohidrat sebagaisumber energi utama. Oleh karena itu,dalam menyusun pakan ikan ada suatuparameter yang disebut dengan ke-simbangan energi yang diperoleh dari

perhitungan nilai energi yang dapatdicerna dibagi dengan kadar protein pakanikan. Nilai energi dari setiap kandungannutrisi pada ikan sangat berbeda, sepertiberdasarkan hasil penelitian dari satugram protein akan memberikan nilai energikotor (GE) sebesar 5,6 kkal/g, sedangkanuntuk satu gram lemak 9,4 kkal/g danuntuk satu gram karbohidrat 4,1 kkal/g.Nilai energi ini merupakan nilai energi yangdiperoleh apabila zat makanan secarasempurna dibakar menjadi hasil-hasiloksidasi melalui CO2, H2O dan gaslainnya. Menurut Buwono (2004) distribusienergi pada ikan budi daya dapat di-kelompokkan sebagai berikut.• Gross Energy adalah 100%• Digestible Energy adalah 85%• Fecal Energy untuk ikan herbivora

adalah 15% sedangkan untuk ikankarnivora adalah 20%

• Metabolizable Energy adalah 80%• Metabolic Excretion berkisar antara 3–

5%• Net Energy adalah 52,5 %• Heat Increment Energy adalah 27,5%

Jika pakan yang dikonsumsi oleh ikanmasuk kedalam tubuh ikan sebagai energikotor yang secara distribusi energi adalah100% maka konversi energi untuk satugram protein pada DE adalah 80% dikali5,6 kkal/g yaitu 4,48 atau 4,5 kkal/g,sedangkan untuk karbohidrat adalah 80%dikali 4,1 kkal/g yaitu 3,8 kkal/g, untuk satugram lemak adalah 80% dikali 9,4 kkal/gyaitu 7,52 kkal/g. Tetapi nilai konversienergi ini dari hasil penelitian sangatberbeda untuk setiap jenis ikan yangdibudidayakan seperti terlihat pada Tabel5.1 dan Tabel 5.2.

Page 12: Budidaya Ikan Jilid 2

237

Berdasarkan data dari tabel tersebutdi atas maka dapat diambil suatukesimpulan bahwa setiap jenis ikanmempunyai daya cerna yang berbedapada nutrisi yang dikonsumsinya. Padaikan salmon merupakan salah satu jenisikan karnivora mempunyai kecernaanyang rendah terhadap karbohidratsehingga energi yang diperoleh darikarbohidrat hanya dapat dicerna sebanyak40%, sedangkan ikan catfish merupakansalah satu jenis ikan omnivora mempunyaikemampuan mencerna karbohidrat lebihtinggi dibandingkan dengan ikan karnivorayaitu 70%.

5.2 ProteinProtein merupakan nutrisi utama yang

mengandung nitrogen dan merupakanunsur utama dari jaringan dan organ tubuhhewan dan juga senyawa nitrogen lainnyaseperti asam nukleat, enzim, hormon,vitamin, dan lain-lain. Protein dibutuhkansebagai sumber energi utama karenaprotein ini terus-menerus diperlukan dalam

makanan untuk pertumbuhan danperbaikan jaringan yang rusak. Proteinmengandung karbon sebanyak 50–55%,hidrogen 5–7%, dan oksigen 20–25%yang bersamaan dengan lemak dankarbohidrat, juga mengandung nitrogensebanyak 15–18%, rata-rata adalah 16%dan sebagian lagi merupakan unsursulfur dan sedikit mengandung fosfat danbesi. Oleh karena itu, beberapa literaturmengatakan bahwa protein adalah makromolekul yang terdiri dari karbon, hidrogen,oksigen, nitrogen, dan boleh juga berisisulfur. Kadar nitrogen pada protein dapatdibedakan dari lemak dan karbohidratserta komponen bahan organik lainnya.

Protein berasal dari bahasa Yunaniyaitu Proteos yang berarti pertama atauutama. Hal ini dikarenakan proteinmerupakan makromolekul yang palingberlimpah di dalam sel hidup dan merupa-kan 50% atau lebih berat kering sel.Protein dalam setiap sel makhluk hiduptersimpan dalam jaringan organ dansebagai komponen utama jaringan tubuhikan. Nutrient ini diperlukan untuk per-

Tabel 5.1 Kebutuhan Energi untuk Ikan Salmon

Tabel 5.2 Kebutuhan Energi untuk Catfish

Nutrient Gross Energy(kkal/g)

Digestibility(persent)

Available(kkal/g)

ProteinLemakKarbohidrat

5,69,44,1

809070

4,58,529

Nutrient Gross Energy(kkal/g)

Digestibility(persent)

Available(kkal/g)

ProteinLemakKarbohidrat

5,69,44,1

708540

3,98,01,6

Page 13: Budidaya Ikan Jilid 2

238

tumbuhan dan perbaikan serta perawatanjaringan dan organ. Tidak ada bahan gizilain yang dapat menggantikan peranutamanya dalam membangun danmemperbaiki sel dan jaringan yang rusak.Sebagai tambahan protein juga berperanuntuk kontraksi otot dan komponen enzim,hormon, dan antibodi. Protein dalambentuk kompleks sebagai heme,karbohidrat, lipid, atau asam nukleat.Hewan air harus mengkonsumsi proteinuntuk menggantikan jaringan tubuh yangaus/rusak (perbaikan) dan untuk men-sintesis jaringan baru (pertumbuhan danreproduksi).

Selain itu protein mempunyai perananbiologis karena merupakan instrumenmolekuler yang mengekspresikaninformasi genetik. Semua protein padamakhluk hidup dibangun oleh susunanyang sama yaitu 20 macam asam aminobaku, yang molekulnya sendiri tidakmempunyai aktivitas biologi. Dari 20macam asam amino ini dibagi menjadi duakelompok yaitu asam amino essensialsebanyak 10 macam merupakan asamamino yang sangat dibutuhkan oleh tubuhtetapi tubuh ikan tidak dapat mensintesis-nya, dan asam amino nonessensialsebanyak 10 macam yaitu asam aminoyang dibutuhkan oleh tubuh dan dapatdisintesis dalam tubuh ikan itu sendiri.Dalam bab ini akan dipelajari tentangsepuluh asam amino yang penting yangdiperlukan oleh ikan dan struktur bahankimia, membedakan antara asam aminoessensial dan asam amino nonessensial;asam amino yang diserap ikan; efekdefisiensi dan kelebihan dari asam aminoberkenaan dengan aturan makan ikan;prosedur bagaimana cara menentukankebutuhan asam amino secara kwantitatifdan kwalitatif pada ikan; metoda meng-evaluasi mutu protein; dan bagaimana

cara menentukan kebutuhan proteinbeberapa jenis ikan budi daya.

Penggolongan ProteinSampai saat ini protein dapat di-

klasifikasikan penggolongannnya ber-dasarkan bentuk, struktur tiga dimensi,serta penggolongan lainnya. Berdasarkanbentuk protein dibagi menjadi dua golong-an yaitu protein globular dan proteinserabut.• Protein globular adalah protein yang

rantai-rantai polipeptidanya berlipatrapat-rapat menjadi bentuk globularatau bulat yang padat atau berbentukbola. Jenis protein ini biasanya larutdalam sistem larutan (air) dan segeraberdifusi dan mempunyai fungsi gerakatau dinamik. Beberapa contoh dariprotein globular antara lain enzim,protein transport pada darah, hormonprotein, protein pecahan serum darah,antibodi, dan protein penyimpannutrien.

• Protein serabut adalah protein yangtidak larut dalam air dan merupakanmolekul serabut panjang denganrantai polipeptida yang memanjangpada satu sumbu dan tidak berlipatmenjadi globular. Protein globular initerdiri dari suatu rantai panjangpolypeptide. Protein ini biasanyamemberikan peranan struktural ataupelindung. Beberapa contoh proteinserabut antara lain collagen, yangditemukan dalam tulang rawan atautulang lembut, pembuluh darah,acuan/matriks tulang, urat daging,sirip dan kulit; elastins. Hal tersebutadalah suatu komponen nadi/jalanutama dan ikatan sendi; dan keratins,di mana protein jenis ini bersifat me-lindungi seperti kulit dan timbangan.

Page 14: Budidaya Ikan Jilid 2

239

Pengelompokkan protein lainnyaadalah diklasifikasikan berdasarkanpada sifat fisis atau disebut juga kedalam protein yang digolongkan ber-dasarkan penggolongan lain. Proteinjenis ini dapat dikelompokkan kedalam protein sederhana, proteingabungan, dan protein asal.

• Protein sederhana adalah proteinyang pada saat dihidrolisis hanyamenghasilkan asam amino-asamamino atau derivat-derivatnya. Proteinjenis ini antara lain albumin (zat putihtelur), zat serum dari darah, lactoalbumindari susu, leucosin dari gandum;albuminoids (keratin dari rambut, kukujari tangan, bulu, wol, sutera fibroin,elastin dari jaringan/tisu menghubung-kan collagen dari tulang rawan dantulang); globulins (edestin dari biji-rami, serum globulin dari darah, lacto-globulin dari susu, legumin dari kacangpolong); histones (globin dari hemo-globin, scombrone dari spermatozoasejenis ikan air tawar); dan protamins(salmine dari ikan salem, scombrinedari sejenis ikan air tawar). Kelompokini dibedakan oleh daya larut dalamberbagai bahan pelarut seperti air,larutan garam, alkohol, dan olehkarakteristik lain.

• Protein gabungan adalah proteinsederhana bergabung dengan radikalnonprotein. Protein jenis ini antara lainadalah nukleoprotein, glykoprotein,phosphoprotein, hemoglobins, danlecithoproteins. Nukleoproteins adalahgabungan dari satu atau lebih molekulprotein dengan asam nukleat yangdisajikan dalam semua nucleus sel.Glykoprotein adalah gabungan darimolekul protein dan unsur yang berisisuatu karbohidrat selain dari asamnukleat atau lesitin misalnya mucin.

Phosphoprotein adalah gabunganmolekul protein dengan zat yangmengandung phosphor selain dariasam nukleat atau lecithin misalnyakasein. Hemoglobin adalah gabunganmolekul protein dengan hematin atauzat-zat yang sejenis. Lecithoproteinadalah gabungan molekul proteindengan lecithin misalnya jaringanfibrinogen.

• Protein asal adalah protein yangberasal dari protein bermolekul tinggiyang mengalami degradasi karenapengaruh panas, enzim, atau zat-zatkimia. Protein yang termasuk kedalam golongan ini terdiri dari proteinprimer misalnya protean dan proteinsekunder misalnya protease, pepton,dan peptida.

Pengelompokkan protein yang ketigaadalah pengelompokkan protein ber-dasarkan struktur protein. Sepertidiketahui bahwa semua protein adalahpolipetida dengan berat molekul yangbesar. Suatu peptida yang mengandunglebih dari 10 asam amino dinamakandengan polipeptida. Peptida ini mem-punyai satu gugus α-asam amino bebasdan satu gugus α-karboksi bebas. Ber-dasarkan strukturnya protein dikelompok-kan menjadi struktur primer, struktursekunder, struktur tersier, dan strukturkwarterner.• Struktur Primer merupakan struktur

rangkaian asam amino yang me-manjang pada suatu rantai polypeptida.Sebagai contoh, peptide Leu-Gly-Thr-His-Arg-Asp-Val mempunyai suatustruktur yang utama berbeda daripeptide Val-Asp-His-Leu-Gly-Arg-Thr.

• Struktur sekunder merupakan asamamino dalam rangkaian polipeptidayang membentuk suatu lilitan misal-

Page 15: Budidaya Ikan Jilid 2

240

nya dalam bentuk α heliks ataulembaran berlipat β. Struktur sekunderα heliks kerangka peptida secara ketatmengelilingi sumbu panjang molekuldan gugus R residu asam aminodibiarkan mengarah keluar dari heliksdan kaya akan residu sistein yangdapat memberikan jembatan disulfida.Konformasi yang stabil α heliks darirantai polipeptida karena adanyaikatan peptida yang berada padabidang datar, tidak berotasi, danpembentukan banyak ikatan. Struktursekunder lembaran berlipat β mem-bentuk zig-zag dan tidak ada ikatanhidrogen dalam rantai polypeptidayang berdekatan. Gugus R mengarahkeluar dari struktur zig-zag. Padastruktur ini tidak dijumpai jembatandisulfida di antara rantai bersisihandan rantai polipeptida yang berdekat-an biasanya mempunyai arah yangberlawanan atau bersifat antipararel.

• Struktur tersier merupakan bentuktiga dimensi dari semua atom di dalammolekul protein. Interaksi antararesidu asam amino yang jauh padasuatu rantai polypeptide memimpin kearah lipatan dan suatu penyesuaianyang berbentuk rantai polypeptidebulat yang mengumpamakan tigasatuan bentuk dimensional, sebagaicontoh, myoglobin.

• Struktur kwarterner merupakanbentuk protein yang terdiri dari duaatau lebih rantai polypeptide menjadibagian dari molekul protein tunggal.Yang biasanya terjadi seperti dimers,trimers, tetramers, terdiri dari dua, tiga,dan empat rantai polypeptide. Poly-peptide menjaga kesatuan oleh ikatankimia lemah, sebagai contoh, hemo-globin molekul terdiri dari dua rantai αdan dua rantai β. Masing-masing

globin rantai di dalam hemoglobinterikat untuk suatu kelompoknya, yangberfungsi mengangkut oksigen kejaringan badan. Protein kwarternermudah dirusak oleh berbagaimanipulasi dengan akibat kehilanganaktivitas biologi. Kehilangan aktivitasini disebut denaturasi yang secara fisikdenaturasi ini dapat dipandangsebagai suatu mempengaruhi strukturprimernya.

Asam AminoDalam menyusun komposisi pakan

ikan saat ini para peneliti sudah melakukanpenyusunan komposisi pakan ber-dasarkan kebutuhan asam amino setiapjenis ikan. Hal ini dikarenakan komposisikebutuhan asam amino setiap jenis ikansangat berbeda dan sangat menentukanlaju pertumbuhan dari ikan yangdibudidayakan. Asam amino merupakanbahan dasar yang dihasilkan dari prosespemecahan atau hidrolisis dari protein.Asam amino ini membangun blok protein.Istilah amino datang dari –NH2 atau suatukelompok amino yang merupakan bahandasar alami dan asam datang dari per-bandingan –COOH atau suatu kelompokkarboxyl, oleh karena itu disebutlah asamamino. Dalam molekul protein asam aminomembentuk ikatan peptida (ikatan antaraamino dan kelompok karboxyl) di dalamrantai yang panjang disebut rantaipolipeptida. Ada banyak asam amino dialam tetapi hanya dua puluh yang terjadisecara alami. Asam amino sangatdibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh danberkembang. Dalam pengelompokannyadibagi menjadi dua yaitu asam aminoessensial dan nonessensial. Asam aminosecara umum ditulis dengan satu atau tigahuruf yang dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Page 16: Budidaya Ikan Jilid 2

241

Asam amino digolongkan menjadiasam amino essensial dan asam aminononessensial. Asam amino essensialadalah asam amino yang tidak bisa dibuatatau disintesis oleh organisme mendukungpertumbuhan maksimum dan dapat men-jadi penyuplai dari asam amino.

Kapasitas dari pakan ikan memilikikandungan asam amino yang dibutuhkanikan berbeda-beda. Esensialitas dari suatuasam amino akan tergantung pada ikanyang diberi pakan. Sebagai contoh,glycine diperlukan oleh ayam tetapibukanlah penting bagi ikan. Asam aminononesensial yaitu asam amino yang dapatdibentuk atau disintesis dalam jaringandan tidak perlu ditambahkan dalamkomposisi pakan.

Asam amino dapat juga digolongkanberdasarkan komposisi kimia menurutMillamena (2002) sebagai berikut.

1. Asam amino alifatik• Basic terdiri dari: arginine dan

lysin.• Acidic terdiri dari: asam aspartic

dan asam glutamic.• Netral terdiri dari: leocin, isoleu-

cine, valine, alanine, glycine,methionine, chysteine, threonine,dan serine.

2. Asam amino aromatic terdiri dari:phenylalanine dan tyrosine.

3. Asam amino heterocyclic terdiri darihistidine, tryptophan dan proline.

Tabel 5.3 Nama dan Singkatan Asam Amino (Millamena, 2002)

Asam Amino

Asam Amino EssensialArgininHistidinIsoleucinLeucinLysinMethioninPhenylalaninThreoninTryptophanValin

Asam Amino NonessensialAlaninAsparaginAsam AspartadCysteinAsam GlutamatGlutaminGlycinProlinSerinTyrosin

Singkatan Satu Huruf

RHILKMFTWV

ANDCEQGPSY

Singkatan Tiga Huruf

ArgHisIle

LeuLysMetPheThrTrpVal

AlaAsnAspCysGluGlnGlyProSerTyr

Page 17: Budidaya Ikan Jilid 2

242

Asam Amino EsensialAda sepuluh asam amino esensial

(EAA) yang diperlukan oleh pertumbuhanikan yaitu: arginin, histidin, isoleucin,leucin, methionin, phenylalanin, threonin,tryptophan, dan valin. Kesepuluh asamamino ini merupakan senyawa yangmembangun protein dan ada beberapaasam amino merupakan bahan dasar daristruktur atau unsur lain. Methionin adalahprekursor dari cyestein dan cystin.Methionin juga sebagai penyalur metil(CH3). Beberapa kelompoknya terdiri daricreatin, cholin, dan banyak unsur lain. Jikasuatu basa hydrogen (OH) ditambahkanke phenylalanin, maka tyrosin dibentuk.Tyrosin diperlukan untuk hormon thyroxin,epinephrin, norepinephrin, dan melaninpigmen. Arginin menghasilkan ornithinketika urea dibentuk dalam siklus urea.Perpindahan suatu karboksil (COOH)digolongkan dalam bentuk histamin.Tryptophan adalah prekursor dari sero-tonin atau suatu vitamin, asam nikotinik.Semua ikan bersirip membutuhkan kesepuluh asam amino esensial.

Asam Amino NonessensialAsam amino nonesensial yang di-

butuhkan untuk ikan adalah: alanine,asparagirie, asam aspartad, cyestin, asamglutamat, glutamin, glycin, prolin, serin,dan tyrosin. Asam amino nonesensialasam amino yang dapat secara parsialmenggantikan atau memberikan asamamino yang sangat dibutuhkan atau harusada dalam komposisi pakan.

Metabolisme AsamAmino Metabolisme asam amino

meliputi sintesis dan pemecahan protein.Protein dalam pakan pertama kali dicernadidalam lambung dan asam klorida yangterdapat dalam lambung akan memberi-

kan medium asam yang dapat meng-aktivasi pepsin dan renin untuk membantumencerna protein. Pepsin memecahprotein dalam gugus yang lebih sederhanayaitu protease dan pepton dan akhirnyaakan dipecah menjadi asam amino.Protein kemudian diserap ke dalam ususdalam bentuk asam amino.

Metabolisme asam amino umumnyadapat terjadi dalam tiga lintasan, yaitu 2lintasan proses katabolisme asam aminoyang merupakan proes degradasi danglukoneogenesis, serta satu lintasanproses anabolisme asam amino yangmerupakan proses sintesa protein. Ada 20asam amino dalam protein. Bila selamasintesis protein, satu dari asam aminohilang, maka sintesis protein terhenti.Karena sintesis dan degradasi terus-menerus dari protein adalah khas untuksemua bentuk kehidupan. Sintesis proteindikode oleh DNA (kode genetik) yangterdapat di inti mitokondria. Tersedianyaasam amino harus mencerminkandistribusinya dalam protein. Bila tidak,sintesis protein dibatasi oleh nutrien.

Asam-asam amino terutama diperlu-kan dalam sintesis protein tubuh dansenyawa-senyawa lain yang secarafisiologis penting bagi metabolisme,misalnya hormon-hormon dan neurotrans-miter. Pada umumnya kelebihan asamamino akan segera dikeluarkan olehdeaminasi oksidatif dan rangka karbonnyadiubah menjadi asetil atau aseto-asetil KoA, piruvat, atau salah satu dari zat antarasiklus asam trikarboksilat yang kemudiandioksidasi menjadi energi. Namun dalambeberapa kasus tertentu akan diubahmenjadi glukosa dan lemak. Ikan meng-ekskresikan amonia bebas dan disebutsebagai amonetilik.

Page 18: Budidaya Ikan Jilid 2

243

Amonia adalah toksik terhadap sistemsyaraf pusat oleh mekanisme yang belumseluruhnya dimengerti tetapi tampaknyamelibatkan pembalikan jalan glutamatdehidrogenase dan akibatnya kekuranganketoglutarat, zat antara yang diperlukandalam siklus asam trikarboksilat. Asamsitrat dan garam-garamnya bersifat sangattidak larut serta mengendap dalamjaringan dan cairan bila konsentrasinyamelampaui beberapa miligram per 100 ml.Karena itu tidak ada produk akhir darimetabolisme nitrogen yang dapat ditolelirdengan baik oleh organisme tingkat tinggi.

Asam amino yang berlebihan dariyang diperlukan untuk sintesis protein danbiomolekul lainnya tidak dapat disimpandalam tubuh maupun diekskresikan keluartubuh. Kelebihan asam amino cenderungdigunakan untuk bahan bakar. Sebelummemasuki siklus asam trikarboksilat untukmenghasilkan energi asam amino harusdidegradasi terlebih dahulu. Degradasiasam amino terjadi dalam dua tahaputama. Tahap pertama adalah deaminasioksidatif, merupakan tahap pengubahanasam amino menjadi zat antara yangdapat memasuki siklus asam trikar-boksilat, dan gugus amino. Tahap keduaadalah tahap oksidasi zat dalam siklusasam trikarboksilat menjadi CO2 dan H2O.

Tempatnya pemecahan asam aminoadalah hati. Gugus α amino dari banyakasam amino mula-mula akan dipindahkanke α keto glutarat untuk membentuk asamglutamat yang kemudian mengalamideaminasi oksidatif membentuk ion +

4NH .Enzim aminotransferase mengkatalisispemindahan suatu gugus α amino darisuatu asam amino α kepada keto. Enzim-enzim ini disebut juga transaminase,

umumnya menya- lurkan gugus α aminodari berbagai asam amino kepadaα–ketoglutarat untuk diubah menjadi NH4(ion amonium). Ion amonium dibentuk dariglutamat dengan deaminasi oksidatif.Reaksi dikatalisis oleh enzim glutamatdehidrogenase yang tidak biasa karenadapat menggunakan NAD+ maupunNADP+. Aktivitas glutamat dehidrogenasediatur secara alosterik. Guanosin trifosfat(GTP) dan Adenosin Trifosfat (ATP)adalah inhibitor alosterik, sedangkanGuanosin Difosfat (GDP) dan AdenosinDifosfat (ADP) adalah aktivator alosterik.Jadi penurunan muatan energi akan mem-percepat oksidasi asam amino.

Dalam proses katabolisme proteinmaka akan dihasilkan amonia sebagaihasil deaminasi oksidatif, zat ini merupa-kan bahan yang bersifat racun dan harusdikeluarkan dari tubuh. Pada makhlukhidup sebagian besar dikeluarkan melaluidua jalan kecil dalam tubuhnya yaitu:• Amonia dengan asam glutamat dalam

hati, untuk membentuk glutaminmembutuhkan ATP, ditranspot keginjal dan kemudian dipisahkankembali menjadi glutamat dan amonia.Akhirnya dieksresikan ke urin sebagaigaram amonium ( +

4NH ).

• Amonia dengan karbon dioksida untukmembentuk carbamil, yang kemudiandifosforilasi menjadi karbokmoil fosfat,sebuah reaksi yang membutuhkandua ATP. Karbamoil fosfat kemudianmasuk ke dalam siklus ornithin urea.Ikan-ikan yang memiliki paru-paru(lungfish), pada musim kering menjadiikan darat dan mengeksresikan ureauntuk menghemat air.

Page 19: Budidaya Ikan Jilid 2

244

Kebutuhan Asam Amino Essensialdalam Pakan Ikan

Pakan ikan sangat dibutuhkan bagiikan yang dibudidayakan dalam suatuwadah budi daya. Fungsi utama pakan inisebagai penyedia energi bagi aktivitas sel-sel tubuh. Dalam tubuh ikan energi yangberasal dari pakan dipergunakan untukproses hidupnya yaitu tumbuh, ber-kembang, dan bereproduksi. Dalam tubuhikan berisi sekitar 65–75% protein padasuatu basis berat kering. Protein sangatmenentukan dalam menyusun formulasipakan ikan. Asam amino yang berasal dariprotein ini sangat diperlukan oleh berbagaisel untuk membangun dan memperbaikijaringan rusak. Kelebihan Asam aminodigunakan sebagai sumber energi ataudikonversi ke lemak. Informasi tentangkebutuhan protein kotor ikan menjadi nilaiyang menentukan dan data tentangkebutuhan asam amino untuk setiap ikanpenting karena mutu protein sangatbergantung kepada komposisi asamaminonya dan penyerapannya. Penentuantentang kebutuhan asam amino sangatpenting karena akan sangat membantudalam melakukan perancangan diet ujiamino yang digunakan untuk menentukankebutuhan asam amino yang diperlukanbagi ikan.

Protein dalam pakan ikan akan salingketerkaitan dengan zat nutrien lainnya,misalnya protein bersama dengan mineraldan air merupakan bahan baku utamadalam pembentukan sel-sel dan jaringantubuh. Protein bersama dengan vitamindan mineral ini berfungsi juga dalampengaturan suhu tubuh, pengaturankeseimbangan asam basa, pengaturantekanan osmotik cairan tubuh, sertapengaturan metabolisme dalam tubuh.Oleh karena itu, ikan yang dibudidayakan

harus memperoleh asam amino dariprotein makanannya secara terus-menerus yang sangat diperlukan bagipertumbuhan sel dan pembentukanjaringan tubuhnya. Melalui sistemperedaran darah, asam amino ini diserapoleh seluruh jaringan tubuh yangmemerlukannya. Pertumbuhan somatik,pertumbuhan kelanjar reproduksi, per-kembangan dan pembangunan jaringanbaru ataupun perbaikan jaringan yangrusak selalu membutuhkan protein secaraoptimal yang terutama diperoleh dariasam-asam amino essensial yang ber-sumber dari pakan ikan yang dikonsumsi.

Ikan tidak mempunyai kebutuhanprotein yang mutlak namun untuk me-nunjang pertumbuhannya ikan membutuh-kan suatu campuran yang seimbangantara asam-asam aminoesensial dannonesensial. Protein yang dibutuhkan ikandipengaruhi faktor-faktor yang bervariasiseperti ukuran ikan, temperatur air,kecepatan pemberian pakan, ketersediaandan kualitas pakan alami, kandunganenergi keseluruhan yang dapat dihasilkandari pakan, dan kualitas protein.

Kualitas pakan dikatakan rendahapabila kadar asam-asam amino esensialdalam proteinnya juga rendah. Pemilihanbahan dan komposisi bahan-bahan yangdigunakan dalam pembuatan pakan akansangat menentukan kelengkapan dankeseimbangan antara asam-asam aminoesensial dan tak esensial. Ikan dapattumbuh normal apabila komposisi asamamino esensial dalam pakan tak jauhberbeda (mirip) dengan asam aminodalam tubuhnya. Oleh karena itu, adanyavariasi keseimbangan antara asam aminoesensial dan nonesensial dalam pakandiharapkan dapat memacu pertumbuhanikan.

Page 20: Budidaya Ikan Jilid 2

245

Cepat tidaknya pertumbuhan ikanditentukan oleh banyaknya protein yangdapat diserap dan dimanfaatkan olehtubuh sebagai zat pembangun. Olehkarena itu, agar ikan dapat tumbuh secaranormal, pakan harus memiliki kandunganenergi yang cukup untuk memenuhikebutuhan energi metabolisme sehari-haridan memiliki kandungan protein yangcukup tinggi untuk memenuhi kebutuhanpembangunan sel-sel tubuh yang baru.

Keseimbangan antara energi dankadar protein sangat penting dalam lajupertumbuhan, karena apabila kebutuhanenergi kurang, maka protein akan dipecahdan digunakan sebagai sumber energi.Pemakaian sebagian protein sebagaisumber energi ini akan menghambatpertumbuhan ikan, mengingat proteinsangat berperan dalam pembentukan selbaru.

Pemberian pakan yang tepat dengankisaran nilai kalori/energi yang memenuhipersyaratan bagi pertumbuhan ikan dandengan kandungan gizi yang lengkap akandapat meningkatkan nilai retensi protein.Retensi protein merupakan gambaran daribanyaknya protein yang diberikan, yangdapat diserap dan dimanfaatkan untukmembangun ataupun memperbaiki sel-seltubuh yang rusak, serta dimanfaatkan bagimetabolisme sehari-hari.

Dalam proses pencernaan, proteinakan dipecah menjadi bentuk-bentuk yanglebih sederhana yaitu asam amino dandipeptida. Ada dua jenis enzim yangterlibat dalam proses pencernaan protein,yaitu enzim endopeptidase yang berfungsimemutuskan ikatan peptida pada rantaipolipeptida dan enzim eksopeptidase yangberfungsi memutuskan gugus fungsionalkarboksil (–COOH) dan amina (–NH2)yang dimiliki protein. Asam amino dan

dipeptida dapat masuk ke dalam alirandarah dengan cara transpot aktif.

Kualitas protein berbeda-beda ter-gantung pada jenis dan jumlah asamamino penyusunannya. Penentuankualitas protein dapat dilakukan denganmembandingkan komposisi asam aminoesensial yang dikandung bahan makanandengan standar kebutuhan asam aminoesensial pada hewan uji.

Persentase terendah dari kandung-an asam amino esensial pada makananterhadap pola standar tersebut dinamakansebagai skore asam amino. Adapun yangdimaksud dengan asam amino esensialpembatas adalah asam amino esensialyang mempunyai presentase terendahyang terkandung dalam suatu proteinbahan makanan.

Dalam penyusunan komposisi bahan-bahan pembuat pakan ikan, harus di-perhitungkan terlebih dahulu kelengkapanasam amino esensial pada bahan dankebutuhan tiap jenis ikan terhadap asamamino esensial dan nonesensial. Kebutuh-an setiap jenis ikan terhadap asam aminoesensial dan nonesensial berbeda-beda,sehingga perlu dipertimbangkan adanyakeseimbangan antara asam-asam aminoesensial dan nonesensial yang terkandungpada protein bahan dasar pembuat pakanikan tersebut. Tidak semua bahan makananyang merupakan sumber protein hewanimaupun nabati mengalami defisiensi asamamino yang sama. Oleh karena itu,defisiensi pada salah satu asam aminopada suatu bahan dapat disubstitusidengan asam amino yang sama daribahan yang berbeda.

Arginin merupakan asam amino yangsangat diperlukan bagi pertumbuhanoptimal ikan muda. Di samping berperandalam sintesia protein, arginin juga ber-peran dalam biosintesis urea.

Page 21: Budidaya Ikan Jilid 2

246

Histidin merupakan asam aminoesensial bagi pertumbuhan larva dananak-anak ikan. Histidin diperlukan untukmenjaga keseimbangan nitrogen dalamtubuh.

Perubahan-perubahan konsentrasiisoleisin, leusin, dan valin dalam serumdipengaruhi oleh peningkatan kadar pro-tein pakan. Peningkatan konsentrasi darisalah satu asam amino berantai cabangini, misalnya leusin, akan memberikanpengaruh pada konsentrasi isoleisin danvalin dalam serum. Pengamatan inimemberikan indikasi leisin mungkinmampu mempermudah jaringan tubuhdalam menyerap asam-asam aminoberantai cabang.

Lisin merupakan asam aminoesensial pembatas dalam protein nabati.Defisiensi lisin dalam pakan ikan dapatmenyebabkan kerusakan pada sirip ekor(nekrosis), yang apabila berkelanjutandapat menyebabkan terganggunya per-tumbuhan. Tingkat penggunaan lisindipengaruhi oleh kadar arginin, urea, danamonia. Ketika terjadi degradasi arginin,maka penggunaan lisin akan meningkat.

Metionin (essensial) dan sistein(nonessensial) merupakan asam aminoyang mengandung sulfur. Sistein mampumereduksi sejumlah metionin yangdiperlukan bagi pertumbuhan optimal.Kebutuhan metionin pada ikan biasanyaberkaitan dengan kadar metionin dalamserum dan kadar makanan yang dicerna.Metionin juga merupakan asam aminopembatas dalam beberapa bahan makan-an sumber protein nabati. Defisiensimetionin dapat mengakibatkan penyakitkatarak pada rainbow trout. Fenil alanin(essensial) dan tirosin (nonessensial)keduanya mempunyai struktur kimia yangmirip sehingga keduanya bisa saling

menggantikan. Fenil alanin dan tirosindiklasifikasikan sebagai asam amninoaromatik. Keduanya diperlukan dalamjumlah yang cukup untuk mendorongsintesis protein dan fungsi-fungsi fisiologislain pada ikan. Ikan mampu dengansegera mengubah fenil alanin menjaditirosin atau menggunakan tirosin untukmelakukan metabolisme yang diperlukanbagi asam amino fenil alanin tersebut.Oleh karena itu, untuk menentukankebutuhan asam amino aromatik khusus-nya fenil alanin, dalam pengujian haruslahdigunakan bahan pangan tanpa tirosinatau berkadar tirosin rendah.

Triptofan merupakan asam aminopembatas dalam bahan makanan sumberprotein nabati. Defisiensi triptofan padaikan salmon menyebabkan lordosis danskoliosis sedangkan pada ikan rainbowtrout menyebabkan nekrosis pada siripekor, kerusakan pada operculum insang,dan katarak pada mata. Selain me-nyebabkan penyakit pada mata, defisiensitriptopan juga akan meningkatkan kadarkalsium, magnesium, sodium, danpotasium dalam ginjal dan hati ikan.

Kebutuhan asam amino essensial dannonessensial pada ikan sangat ditentukanoleh jenis bahan baku pembuatan pakan.Hal ini dapat mengakibatkan kekuranganasam amino esensial yang disebabkanoleh penggunaan komposisi pakan yangkandungan proteinnya sedikit atau tidakmencukupi kebutuhan asam aminoesensial. Dapat juga disebabkan adanyabahan kimia yang dapat mempengaruhikomposisi pakan, pemanasan yang ber-lebih saat pembuatan pakan, dan peng-uapan dari pakan tersebut. Ketidak-seimbangan asam amino kaitannyadengan asam amino yang saling ber-tentangan atau asam amino yang ber-

Page 22: Budidaya Ikan Jilid 2

247

bahaya yang dapat menyebabkan per-tumbuhan pada ikan tidak optimal.Pertentangan asam amino terjadi ketikaasam amino yang diberikan melebihijumlah yang dibutuhkan. Hal ini dapatmeningkatkan kebutuhan asam amino lainyang serupa. Contohnya pertentanganleucin dengan isoleucin dan arginindengan lisin yang diamati pada beberapajenis ikan. Asam amino bersifat racunapabila diberikan dengan jumlah yangberlebih. Efek negatif yang ditimbulkantidak dapat diperbaiki dengan penambah-an asam amino ke dalam komposisipakan.

Di dalam perumusan komposisipakan, komposisi pakan yang di-rekomendasikan tentang asam aminoesensial harus dengan hati-hati dalammemilih dan mengkombinasikan dua ataulebih sumber protein. Keterbatasankandungan asam amino dalam salah satu

sumber asam amino dapat dilengkapidengan sumber lain yang melimpahdengan kandungan asam amino yangsama sehingga menjadi suatu pakan yanglebih baik. Cara lain untuk mengetahuikebutuhan asam amino esensial dari suatuorganisme adalah dengan penambahanpada komposisi pakan dengan asamamino L kristal. Pelarutan nutrisinya dapatdiperkecil dengan penggunaan pakanyang mengandung air stabil sehinggadapat menghemat penggunaan pengikatatau memanfaatkannya dalam praktekpemberian pakan. Sejauh ini kebutuhanasam amino essensial dalam makananyang dibutuhkan oleh ikan dan jumlahyang dibutuhkan pada ikan budi daya telahditetapkan pada beberapa jenis ikanberdasarkan hasil penelitian. Kebutuhanasam amino essensial pada beberapajenis ikan dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Kebutuhan Asam Amino Essensial pada Beberapa Jenis Ikan dalam %Protein Pakan (Akiyama et al, 1997)

Kebutuhan asam amino pada ikanseperti tabel di atas diperoleh dengan caramelakukan penelitian. Menurut Millamena(2002) ada dua metode yang digunakanuntuk menentukan apakah suatu asam

amino tersebut termasuk dalam kelompokasam amino essensial dan nonessensialyaitu:• Metode pertumbuhan• Metode radio isotop

Jenis Ikan

Chum SalmonChinook SalmonCoho SalmonChannel CatfishCommon carpCatleNile TilapiaMilk FishJapanese eelRainbow troutYellow tailWhite surgeonRed drum

Arg His Leu Lys Met +Cys

Phe +Tyr

Thr Trp Val Ile

6,56,03,24,34,34,84,25,34,53,53,94,83,7

1,61,80,91,52,12,51,72,02,11,62,62,31,7

3,83,93,43,53,33,73,45,15,34,44,74,34,7

5,05,03,85,15,76,25,14,05,35,35,35,45,7

3,04,02,72,33,13,43,23,33,22,72,42,22,9

6,35,14,55,06,56,25,55,25,85,24,55,34,5

3,02,22,02,23,95,03,84,54,03,42,93,32,8

0,70,50,50,50,81,01,00,61,10,50,70,30,8

3,03,22,23,03,63,62,83,64,03,13,03,33,1

2,42,21,22,62,52,43,14,04,02,42,63,02,9

Page 23: Budidaya Ikan Jilid 2

248

Metode pertumbuhan digunakan olehHalver (1957) untuk mengetahui peng-gunaan satu rangkaian asam amino dietuji yang berisi kristal L-amino sebagaisumber nitrogen. Pakan dirumuskan ber-dasarkan pada pola asam amino sepertiprotein telor ayam utuh, protein telor ikanChinook, atau kantung kuning telur ikanChinook. Untuk sepuluh amino, percobaandilakukan dengan melakukan pemberianpakan dengan menggunakan pakan dasaryang berisi semua asam amino dan pakanuji yang tidak mengandung asam amino.Ikan uji dilakukan penimbangan beratbadan setiap dua kali untuk mengukur per-tumbuhan dan mengetahui pengaruhpakan uji tersebut. Selain itu sampel ikanuji juga diberi pakan yang kekuranganasam amino untuk melihat pertumbuhanyang terjadi dan dibandingkan dengan ikanyang diberi pakan dengan asam aminoyang lengkap, setelah itu penyelidik meng-gunakan suatu diet test serupa untukmenentukan asam amino esensial yanglain pada ikan.

Pada Metoda rasio isotop yang di-gunakan oleh Cowey et al. (1970), ikan ujidisuntik secara intraperitoneal denganmenggunakan radio aktif yang diberilabel 14C glukosa dan dibiarkan hidupdengan mengkonsumsi pakan alamiselama 7 hari. Ikan uji kemudian dimatikandan dibuat larutan yang homogen danmelakukan isolasi protein. Dari hasil isolasitersebut kemudian protein tersebutdilakukan hidrolisasi dan asam amino yangdiperoleh dipisahkan dengan mengguna-kan peralatan chromatografi dan meng-hitung radio aktivitas.

Evaluasi Kualitas ProteinProtein yang terdapat dalam suatu

bahan pakan dapat dikatakan bermutu jikamemberikan pertumbuhan positif pada

ikan budi daya atau protein dikatakanmutunya tinggi apabila komposisi asamamino yang terkandung di dalamnyamenyerupai bentuk asam amino yangdibutuhkan oleh ikan dan tingkat ke-cernaannya tinggi. Mutu protein biasanyadievaluasi dengan metode biologi dankimia. Metode kimia menentukan kuantitasatau jumlah protein/asam amino padabahan pakan sedangkan metode biologidengan cara menentukan reaksi ikanterhadap protein dalam kaitannya denganpertumbuhan dan pertahanan. Dalammetode biologi, berat tubuh dan nitrogendigunakan sebagai ukuran untuk mutuprotein di mana metode biologi lebih akuratdibanding metode kimia. Menurut Millamena(2002) perhitungan Protein Effisiensi ratio(PER), nilai biologi (BV) dan kebutuhanprotein bersih (NPU) sebagai berikut.

Perbandingan Efisiensi Protein (PER)

PER = Penambahan bobot (gram)

Kandungan protein dalam pakan (gram)

Nilai Biologi (BV)

BV = Nitrogen yang digunakan

Nitrogen yang diserap

Di mana:R = Nitrogen yang digunakanA = Nitrogen yang diserap

Dan:A = I – (F – Fo)R = A – (U – Uo)

Di mana:I = Nitrogen yang diambilF = Nitrogen dalam fesesFo = Metabolisme nitrogen dalam

fesesU = Nitrogen yang keluar bersama

urineUo = Endogeneus nitrogen

Page 24: Budidaya Ikan Jilid 2

249

BV = RA x 100

− − − −− −

I (F Fo) (U Uo)I (F Fo) x 100

Tidak cukup data dalam nilai biologiyang diperoleh untuk pengaturan pakanikan dan sulit dalam penentuan metabolismefeses dan endogeneus nitrogen secaraterpisah.

Penggunaan Protein Bersih

NPU = Nitrogen yang digunakan

Nitrogen yang diambil x 100

Di mana:NPU ditentukan dengan rumus sebagaiberikut.

NPU = Penambahan nitrogen pada pakan ikan Pengurangan nitrogen pada pakan ikan

Nitrogen yang diambil dari pengujian protein+

Kebutuhan Protein pada IkanProtein di dalam tubuh sangat di-

butuhkan untuk pemeliharaan, pem-bentukan jaringan, penggantian jaringan-jaringan tubuh yang rusak, dan penambah-an protein tubuh dalam proses per-tumbuhan. Kebutuhan protein dalampakan secara langsung dipengaruhi olehjumlah dan jenis-jenis asam aminoessensial, kandungan protein yangdibutuhkan, kandungan energi pakan, danfaktor fisiologis ikan (Lovel, 1989). Proteindapat juga digunakan sebagai sumberenergi jika kebutuhan energi dari lemakdan karbohidrat tidak mencukupi dan jugasebagai penyusun utama enzim, hormondan antibodi. Oleh karena itu, pemberianprotein pada pakan ikan harus pada batastertentu agar dapat memberikan per-tumbuhan yang optimal bagi ikan danefisiensi pakan yang tinggi. Selain ituprotein sangat penting bagi kehidupankarena merupakan protoplasma aktifdalam semua sel hidup dan berperansebagai instrumen molekuler yang meng-ekspresikan informasi genetik, unsurstruktural di dalam sel dan jaringan.Protein yang dibutuhkan ikan bersumberdari berbagai macam bahan di manakualitas protein bahan bergantung padakomposisi asam amino.

Jumlah kebutuhan protein maksimummerupakan tingkat kualitas protein yangtinggi dalam kandungan pakan yangdiperlukan untuk pertumbuhan maksimum.Untuk menentukan kebutuhan proteinsuatu jenis ikan dapat dilakukan denganmelakukan percobaan pemberian pakanyang akan membantu dalam penggunaanuji kandungan protein dari sumber yangnilai biologinya tinggi. Respon yang akanmemberikan keuntungan dan daya tahanpaling tinggi biasanya diperoleh darikomposisi pakan ikan terbaik. Protein yangterdapat dalam jaringan tubuh ikan dapatdigunakan sebagai ukuran untukmenentukan kebutuhan protein. Cara inidilakukan dengan menganalisis kandung-an nitrogen dalam jaringan dengan inter-val dua minggu sampai tidak ada penurun-an nitrogen yang tertahan pada jaringan.

Jumlah kandungan protein yang mini-mal dari suatu pakan untuk menghasilkanpertumbuhan maksimum sangat ber-gantung pada jenis ikan yang dibudidaya-kan. Berdasarkan penelitian beberapaspesies ikan kebutuhan kandunganprotein pada ikan budi daya berkisar dari27% sampai 60%. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Tabel 5.5.

Page 25: Budidaya Ikan Jilid 2

250

Sumber protein tinggi untuk ikandapat diperoleh pada beberapa bahanbaku antara laintelor utuh, kasein,kombinasi kasein, dan agar-agar. Beberapafaktor yang mempengaruhi kebutuhanprotein untuk pertumbuhan ikan yangmaksimum antara lain jenis, ukuran ikanatau umur, temperatur air, protein yangberkualitas seperti yang telah dikemuka-kan sebelumnya dengan mengetahuikomposisi asam amino. Ikan yang ber-ukuran lebih kecil mempunyai kebutuhanprotein lebih tinggi dibanding ikan yanglebih tua pada jenis ikan yang sama itu.

5.3 KarbohidratKarbohidrat merupakan salah satu

makro nutrien dan menjadi sumber energiutama pada manusia dan hewan darat.

Tabel 5.5 Tingkat Kebutuhan Protein Optimal (% Berat Kering Pakan) pada BeberapaJenis Ikan Budi Daya (Millamena, 2002) Jenis Ikan

Pada ikan, tingkat pemanfaatankarbohidrat dalam pakan umumnyarendah pada khususnya hewan karnivora,karena pada ikan sumber energi utamaadalah protein. Ikan karnivora lebih sedikitmengkonsumsi karbohidrat dibandingkandengan omnivora dan herbivora. Selain itu,ikan yang hidup di perairan tropis dan airtawar biasanya lebih mampu memanfaat-kan karbohidrat daripada ikan yang hidupdi perairan dingin dan air laut. Ikan lautbiasanya lebih menggunakan protein danlemak sebagai sumber energi daripadakarbohidrat, tetapi peranan karbohidratdalam pakan ikan sangat penting bagikehidupan dan pertumbuhan ikan. Ber-dasarkan hasil penelitian memperlihatkanbahwa ikan yang diberi pakan dengankandungan protein tinggi tanpa karbohidratdapat menyebabkan penurunan laju

Jenis Ikan

Asian sea bassCommon carpGrouper

Japanese eelKuruma shrimp

Milk FishRed sea breamSnake headRed snapperTiger shrimp

Nile Tilapia

White shrimpYellow tailAbalone

Kadar Protein Optimal

4331–3840–50

434460

¾ 55xt0

30–402455524440403028

34–4228–32

5527

Sumber Protein

Fish meal, soybean mealFish meal, caseinTuna, muscle mealFish meal, meat meal, shrimp mealCasein dan asam aminoSquid mealCasein + egg albuminFish meal, caseinCasein, gelatinFish meal, soybean dan cassava mealCaseinFish mealFish meal, soybean, squid mealCaseinFish meal, soybean, shrimp mealFish meal, caseinFish mealFish meal, mussel meal, collagenSquid mealFish meal, caseinSoybean meal, rice branFish meal, squid meal

Page 26: Budidaya Ikan Jilid 2

251

pertumbuhan dan retensi protein tubuh.Selain itu, pakan yang mengandungkarbohidrat terlalu sedikit akan menyebab-kan terjadinya tingkat katabolisme proteindan lemak yang tinggi untuk mensuplaikebutuhan energi ikan dan menyediakanmetabolisme lanjutan (intermedier) untuksintesis senyawa biologi penting lainnya,sehingga pemanfaatan protein untukpertumbuhan berkurang. Oleh karena itu,pada komposisi pakan ikan harus adakeseimbangan antara karbohidrat, proteindan lemak, di mana ketiga nutrien tersebutmerupakan sumber energi bagi ikan untuktumbuh dan berkembang.

Karbohidrat merupakan senyawaorganik yang tersusun dari atom karbon(C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dalamsuatu perbandingan tertentu. Karbohidratberdasarkan analisa proksimat terdiri dariserat kasar dan bahan ekstrak tanpanitrogen. Karbohidrat biasanya terdapatpada tumbuhan termasuk pada gulasederhana, kanji, selulosa, karet, danjaringan yang berhubungan dan mengandungunsur C,H,O dengan rasio antara hidrogendan oksigen 2 : 1 yang hampir serupadengan H2O dan kemudian dinamakan”karbohidrat”. Formula umum karbohidratadalah Cn (H2O)2.

Karbohidrat adalah sumber energiyang murah dan dapat menggantikanprotein yang mahal sebagai sumberenergi. Selain itu karbohidrat merupakanprotein sparing effect yang artinyakarbohidrat dapat digunakan sebagaisumber energi pengganti bagi protein dimana dengan menggunakan karbohidratdan lemak sebagai sumber bahan bakumaka hal ini dapat mengurangi hargapakan. Pemanfaatan karbohidrat sebagaisumber energi dalam tubuh dapat juga

dipengaruhi oleh aktivitas enzim danhormon. Enzim dan hormon ini pentinguntuk proses metabolisme karbohidratdalam tubuh seperti glikolisis, siklus asamtrikarboksilat, jalur pentosa fosfat,glukoneogenesis, dan glikogenesis. Selainitu, dalam aplikasi pembuatan pakankarbohidrat seperti kanji, zat tepung, agar-agar, alga, dan getah dapat juga diguna-kan sebagai pengikat makanan (binder)untuk meningkatkan kestabilan pakandalam air pada pakan ikan dan udang.

Klasifikasi KarbohidratKarbohidrat diklasifikasikan kedalam

tiga kelompok yaitu monosakarida,disakarida, dan polisakarida. Pembagiankarbohidrat ini berdasarkan pada jumlahmolekul pembentuknya, satu, dua, ataubeberapa unit gula sederhana. Disakaridadan polisakarida merupakan turunan(derivat) dari monosakarida. Mono-sakarida tidak dapat dihidrolisa lagimenjadi bentuk yang lebih sederhana.Disakarida dapat dihidrolisa menjadi duamolekul monosakarida, sedangkanpolisakarida (termasuk) oligosakaridaakan membentuk lebih dari tiga molekulmonosakarida. Selain itu, karbohidratdapat juga diklasifikasikan berdasarkanpada tingkat kecernaan, yaitu karbohidratyang dapat dicerna, karbohidrat yangdapat dicerna sebagian dan karbohidratyang tidak dapat dicerna. Gula, kanji,dextrin, dan glikogen adalah karbohidratyang dapat dicerna, selulosa, serat kasardan hemisellulosa adalah karbohidrat yangtidak dapat dicerna. Galaktogen, mannosan,inulin dan pentosa adalah termasukkarbohidrat yang dapat dicerna sebagian.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaTabel 5.6.

Page 27: Budidaya Ikan Jilid 2

252

MonosakaridaMonosakarida adalah bentuk

karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisismenjadi bentuk yang sederhana lagi.Umumnya monosakarida diperoleh darihasil hidrolisis senyawa tanaman yanglebih kompleks, larut dalam air, danrasanya manis. Monosakrida utama yangterdapat dalam bentuk bebas dalammakanan adalah glukosa dan fruktosa.Glukosa, galaktosa, fruktosa, danmannosa merupakan bentukheksosa yangmempunyai makna fisiologis palingpenting. Glukosa merupakan zat guladalam tubuh yang dibawa oleh darah danmerupakan bentuk paling utama dalamjaringan. Hal ini dikarenakan glukosamerupakan sumber energi yang palingcepat diserap di dalam sel dan masuk kedalam darah dan akan dikatabolismedalam proses glikolisis. Rumus empirisglukosa C6H12O6. Glukosa banyak ter-dapat dalam buah-buahan, jagung manis,dan madu dalam bentuk D-Glukosa.D-Glukosa ini telah dihasilkan secarakomersial dengan hidrolisis pati jagungyang menghasilkan sirop jagung dankristal dekstrosa. D-Glukosa ini mem-punyai peran penting dalam pakan dan

metabolisme ikan serta merupakan guladarah pada semua hewan. Glukosa dapatdisimpan di dalam hati dan otot dalambentuk glikogen. Fruktosa dapat diubahmenjadi glukosa dalam hati, sedangkangalaktosa selain dapat diubah menjadiglukosa dalam hati juga dapat dimetabolisir.Mannosa merupakan unsur pembentuksenyawa glikoprotein.

Kebanyakan monosakarida diperolehdengan hidrolisis unsur yang lebihkompleks. Hidrolisis adalah suatu reaksikimia yang mana suatu unsur yangkompleks dipecah menjadi unsur yanglebih kecil dengan penambahan suatukatalisator. Monosakarida sering dikatakansebagai bentuk dari suatu gula sederhana.Dua rangkaian gula sederhana secarakomersil penting pentosa atau lima gulaatom karbon dan hexoses atau enam gulaatom karbon. Ribosa dan Dioxyribosamerupakan struktur RNA dan DNA.Pentosa mempunyai rumus yang umumC5H10O5. dan mempunyai komersial yangpenting dalam bentuk aldopentosa silosadan arabinosa. Silosa dibentuk denganhidrolisis pada pentosa. Jumlah yangpantas pada xilosa dibentuk dalampembuatan bubur pada makanan melalui

Tabel 5.6 Klasifikasi Karbohidrat (Millamena, 2002)

Kelompok Karbohidrat

Monosakarida (satu unit glikosa)

Disakarida (dua unit glikosa)

Oligosakarida (2–10 unit glikosa)

Polisakarida (Glycan, > 10 unit glikosa)

Contoh

Pentosa, Arabinosa, Ribosa, Xylosa, Xylulosa,Hexosa, Glucosa, Fruktosa dan Mannosa

Sukrosa, Maltosa, Laktosa

Raffinosa, Stachyosa, Verbascosa

Starch/kanji, dextrin, glycogen, cellulosa,hemicellulosa, lignin, chitin, pectin, gums andmucilages, alginat, agar, karageenan

Page 28: Budidaya Ikan Jilid 2

253

hidrolisis pada hemiselulosa. Arabinodihasilkan pada getah arabic dan dedakgandum. Hexosa mempunyai rumusumum C6H12O6. Gula heksosa biasanyadalam bentuk: galactosa dan glukoseal-doses. Fruktosa adalah ketohexose alamipenting dan karbohidrat paling manis.Rotan atau gula umbi manis (sukrosa)dihidrolisis, satu molekul dibentuk padafruktosa dan satu molekul pada glukosayang dibentuk. Laktosa tidak terjadi secarabebas di alam. Hidrolisis lactose atau gulasusu menghasilkan galactose danglukosa. Glukosa, Fructose, dan galactosemempunyai rumusan molekular yangsama tetapi susunan rumus merekaberbeda pengaturan di dalam suatumolekul.

DisakaridaDisakarida merupakan bentuk

karbohidrat yang kalau dihidrolisis akanmenghasilkan dua molekul monosakarida.Rumus molekul disakrida adalahC12H22O11, dari rumus bangun ini mem-perlihatkan bahwa satu molekul air telahdipindahkan sebagai dua monosakaridayang telah dikombinasikan. Denganhidrolisis mengakibatkan perpecahanmolekul dan pembentukan hexoses. Adatiga bentuk disakarida penting yaitusukrosa, laktosa, dan maltosa. Sukrosa,bentuk gula yang biasanya disebut jugadengan gula meja, terdiri dari satu molekulglukosa dan satu molekul fruktosa yangdinamakan dengan gula invert.

Sumber utama sukrosa sebagianbesar dari tebu dan gula bit. Laktosa ataugula susu, banyak diperoleh pada semuasusu mamalia. Hasil hidrolisis laktosa akanmenghasilkan sebuah molekul glukosadan sebuah molekul galaktosa. Maltosa

terjadi secara alami dalam benih zattepung yang diproduksi tumbuhan.Maltosa dibentuk dari hidrolisis zat tepungdengan enzim α-amilase. Maltosa akandihidrolisis lebih lanjut oleh enzimα-glucosidase menjadi dua molekulglukosa.

PolisakaridaPolisakarida merupakan bentuk

karbohidrat yang kalau dihidrolisis akanmenghasilkan lebih dari sepuluh molekulmonosakarida. Polisakarida biasanyadibentuk oleh kombinasi hexosa ataumonosakarida lain dan biasanya merupa-kan senyawa dengan molekular tinggi dankebanyakan tidak dapat larut dalam air dandipertimbangkan yang paling utama bahangizi tumbuhan asli. Ketika hidrolisis denganasam atau enzim, mereka dipecah kedalam berbagai produk intermediate danyang akhirnya ke dalam gula sederhana,polisakarida mempunyai formulasi umum(C6H10O5)n. Tiga bentuk polisakarida yangbanyak terdapat dalam bahan baku pakanantara lain pati, dextrin, dan glikogen.

Pati/starch merupakan bentukpolisakarida yang banyak terdapat padatumbuhan dan diperoleh di dalam akarumbi (kentang), rhizomes, dan biji-bijian.Bentuk ini merupakan sumber bahanmakanan yang termurah dan merupakansumber energi bagi manusia dan hewan.Glikogen dihasilkan dari mamalia danhewan lain dari glukosa di dalam darahdan diperoleh di dalam jaringan otot danhati. Glikogen merupakan bentuk pe-nyimpanan pada karbohidrat pada hewandan merupakan zat tepung di dalamtumbuhan. Sedangkan dekstrin merupa-kan hasil dari proses pemecahan hidrolisispati menjadi maltosa. Dekstrin terdiri dari

Page 29: Budidaya Ikan Jilid 2

254

serangkaian senyawa dengan bobotmolekul yang lebih rendah. Pada hewandekstrin merupakan hasil pemisahanglukosa dari amilopektin yang meninggal-kan residu percabangan yang disebutα-limit dekstrin, tersusun dari 8–10glukosa. Di dalam pakan, dekstrin merupa-kan substrat kesukaan organismeacidophilik dalam saluran pencernaan danbila pakan mengandung dekstrin makasintesis vitamin B dalam usus akanmeningkat.

Selulosa adalah komponen strukturutama dalam tumbuhan pada dinding seltumbuhan dan unsur yang paling berlimpah-limpah pada tumbuhan. Selulosa adalahunsur penting yang tidak dapat larut dandapat didegradasi oleh enzim menjadibeberapa unit glukosa dan bisa dihidrolisisdengan asam kuat. Hemiselulosa merupa-kan polisakarida yang terdiri atas suatucampuran unit hexosa dan pentosa. Jikadihidrolisis hemiselulosa menghasilkanglukosa dan sebuah pentosa, biasanyasilosa yang merupakan komponen utamapada dinding sel tumbuhan. Tidak sepertiselulosa, hemiselulosa lebih sedikitbersifat resisten terhadap degradasi kimiadan dapat dihidrolisis dengan cairan asam.Lignin ditemukan dalam tongkol jagungdan porsi akar yang berserat. Ligninmerupakan struktur kompleks yang terdiridari karbon-karbon yang saling berikatandengan eter yang mana bersifat resistenterhadap alkali dan asam. Chitin merupa-kan komponen struktur utama menyangkuteksoskeleton kaku pada hewan takbertulang punggung seperti serangga,binatang berkulit keras dan juga terjadidalam sel ganggang, ragi dan jamuradalah polysoccoharida dengan atom zathidrogen seperti halnya C, H, dan O yang

terdiri atas N-acetil D-glukosamin. Chitinmempunyai peran struktural dan suatujumlah dari kekuatan mekanis yang dapatmenghentikan ikatan hidrogen. Peptinditemukan terutama antara dinding seltumbuhan dan mungkin juga sebagaipenyusun dinding sel itu sendiri. Peptinasetidak dapat dihidrolisis dengan enzimpectinase mamalian tetapi dicerna olehaksi mikrobial. Tindakan itu disadapdengan air panas atau air dingin danmembentuk suatu ”gel” (agar-agar).Alginates, agar dan caragenan merupakanhasil ekstraksi dari rumput laut sepertiGlacillaria sp dan Kappaphycus sp.

Pemanfaatan Karbohidrat Pakan olehIkan

Karbohidrat pakan umumnya ber-bentuk senyawa polisakarida, disakarida,dan monosakarida. Karbohidrat tersebutberasal dari tumbuhan (zat tepung, serat,sellulosa, dan fruktosa) dan dari hewan(mangsa) berbentuk glikogen. Ikan tidakmemiliki kelenjar air liur (salivary gland)sehingga proses pencernaan karbohidratpada ikan dimulai di bagian lambung.Pencernaan karbohidrat secara intensifterjadi di segmen usus yaitu denganadanya enzim amilase pankreatik. Padasegmen usus, amilum (zat tepung) danglikogen akan dihidrolisis oleh enzimamilase menjadi maltosa dan dekstrin,Kemudian maltosa dan dekstrin ini akandihidrolisa oleh enzim laktase atau sukrosemenghasilkan galaktosa, glukosa danfruktosa. Pada dinding usus, galaktosa,dan fruktosa akan diubah menjadi glukosa.Dalam bentuk glukosa itulah karbohidratdapat diserap oleh dinding sel (enterosit)lalu masuk ke dalam pembuluh darah.

Page 30: Budidaya Ikan Jilid 2

255

Ikan tidak memiliki enzim pencernakarbohidrat yang memadai di dalamsaluran pencernaannya, sehingga nilaikecernaan karbohidrat pakan umumnyarendah. Aktivitas enzim amilase dalammenghidrolisa pati pada ikan omnivoraseperti ikan tilapia dan ikan mas lebih tinggidaripada ikan karnivora seperti ikanrainbowtrout dan yellowtail. Nilai kecerna-an karbohidrat ini sangat dipengaruhi olehsumber dan kadar karbohidrat dalampakan serta jenis dan ukuran ikan. Nilaikecernaan beberapa sumber karbohidratoleh beberapa ikan budi daya dapat dilihatpada Tabel 5.7 Karbohidrat yang ber-struktur kompleks memiliki nilai kecernaanyang rendah daripada karbohidrat yang

berstruktur sederhana. Perbedaan sumberpati juga dapat menyebabkan perbedaannilai kecernaan karbohidrat danbergantung juga pada rasio amilosa/amilopektin. Di mana semakin tinggi rasioamilosa/amilopektin maka kecernaankarbohidrat semakin tinggi. Beberapaperlakuan yang biasa dilakukan pada saatmembuat pakan ikan adalah denganmelakukan pengukusan pati di manadengan melakukan pengukusan makaakan dapat meningkatkan nilai kecernaandari karbohidrat tersebut. Hal ini dikarena-kan pengukusan dapat menyebabkan sel-sel pati menjadi lunak dan pecah sehinggalebih mudah dicerna.

Tabel 5.7 Nilai Kecernaan Karbohidrat Berdasarkan Kadar dan Sumbernya olehBeberapa Ikan Budi Daya (Wilson, 1994)

Karbohidrat berserat dalam wujud bahankimia sangat sukar dicerna oleh beberapajenis ikan dan tidak membuat suatukontribusi yang baik kepada kebutuhangizi ikan. Tingkatan kebutuhan serat kasar

dalam tubuh ikan diperlukan secara khasdan terbatas kurang dari 7%. Ketersediaanberbagai formulasi karbohidrat padakomposisi nilai yang gizi belum jelas,karbohidrat yang dapat dicerna (karbo-

Jenis Ikan

Rainbow Trout

Channel catfish

Mas

Kadar KarbohidratPakan (%)

20602060

11,540,2

20–6020–6020–6012,52550

12,52550??

Sumber

Dekstrin

Tepung ubi kukus

Tepung dikukus

GlukosaSukrosaLaktosaTepung jagung tidakdikukus

Tepung jagung dikukus

Tepung ubi tidak kukusTepung ubi dikukus

Nilai Kecernaan (%)

77,245,569,226,190,048,2

99–10099–10094–9772,860,955,183,178,366,555,085,0

Page 31: Budidaya Ikan Jilid 2

256

hidrat dengan bobot molekul kecil danpanjang rantai lebih pendek sepertiglukosa). Pada ikan mas dan ikan air tawarlainnya dapat memanfaatkan karbohidratlebih efektif dibandingkan dengan ikan airlaut. Ikan air laut lebih efektif mengguna-kan glukosa dan dekstrin sebagai sumberzat tepungnya. Udang windu mengguna-kan zat tepung lebih baik dengan glukosadan dextrin.

Kebutuhan Optimum Karbohidrat PakanPertumbuhan ikan budi daya secara

maksimal dapat tercapai jika kondisilingkungan pemeliharaan dan makananterjamin secara optimum. Fungsi utamakarbohidrat sebagi sumber energi di dalampakan harus berada dalam kondisi yangseimbang antara ketiga makro nutrien(protein, lemak, dan karbohidrat). Pakanyang mengandung karbohidrat terlalutinggi dapat menyebabkan menurunnyapertumbuhan ikan budi daya. Beberapapenelitian telah menunjukkan pertumbuh-an ikan dan tingkat efisiensi pakan yangrendah bila kandungan karbohidrat dalampakannya tinggi.

Ikan sebagai organisme air kurangmampu memanfaatkan karbohidratsebagai sumber energi utama dalampakannya dibandingkan dengan hewandarat dan manusia, namun dari hasilbeberapa penelitian hewan air seperti ikanmasih sangat membutuhkan karbohidratdalam komposisi pakannya. Pada ikanrainbowtrout yang diberi pakan dengankandungan protein tinggi, terjadi lajuglukoneogenesis yang tinggi, sedangkan

yang diberi pakan dengan kandunganprotein rendah dan karbohidrat tinggididapatkan laju glukoneogenesis yangrendah (Cowey et al, 1977). Kebutuhankarbohidrat untuk setiap jenis dan ukuranikan juga dipengaruhi oleh kandunganlemak dan protein pakan. Pakan yangmengandung karbohidrat dan lemak yangtepat dapat mengurangi penggunaanprotein sebagai sumber energi yangdikenal dengan Protein Sparring Effect.Terjadinya Protein Sparring Effect olehkarbohidrat dapat menurunkan biayaproduksi pakan dan mengurangi pengeluar-an limbah nitrogen ke lingkungan.

Kebutuhan karbohidrat pakan bagipertumbuhan ikan budi daya bervariasimenurut spesies, sumber karbohidrat, dankondisi lingkungannya (Tabel 5.8.). Padatabel tersebut jelas terlihat bahwa ikankarnivora umumnya mempunyai ke-mampuan yang lebih rendah dalammemanfaatkan karbohidrat pakan di-bandingkan dengan ikan omnivora atauherbivora. Penyebab rendahnya ke-mampuan ikan dalam memanfaatkankarbohidrat pakan tersebut antara laindisebabkan oleh nilai kecernaan sumberkarbohidrat, aktivitas enzim karboksilaseikan, kemampuan penyerapan glukosa,serta kemampuan sel memanfaatkanglukosa dalam darah. Secara umumkandungan karbohidrat pakan yang dapatdimanfaatkan secara optimal oleh ikankarnivora berkisar antara 10–20%, ikanomnivora dapat memanfaatkan karbohidratpakan secara optimal pada tingkat 30–40%dalam pakannya.

Page 32: Budidaya Ikan Jilid 2

257

5.4 LipidLipid adalah senyawa organik yang

tidak dapat larut dalam air tetapi dapatdiekstraksi dengan pelarut nonpolarseperti kloroform, eter, dan benzena.Senyawa organik ini terdapat didalam seldan berfungsi sebagai sumber energimetabolisme dan sebagai sumber asamlemak esensial yang mempunyai fungsispecifik dalam tubuh seperti untuk struktursel dan pemeliharaan integritas membran-membran yang hidup. Fungsi lain dari lipidantara lain sebagai komponen utamastruktur sel, penyimpan bahan bakarmetabolik, untuk mengangkut bahanbakar, sebagai pelindung dinding sel, danjuga sebagai komponen pelindung kulitvertebrata. Lipid terdiri dari lemak, minyak,malam, dan senyawa-senyawa lain yangada hubungannya.

Lipid merupakan komponen pentingdalam pakan ikan karena lipid dapatdijadikan sebagai sumber energi bagi ikanselain protein dan karbohidrat. Lipidberbeda dengan lemak. Perbedaan antaralemak dan minyak adalah pada titikcairnya, lemak cenderung lebih tinggi titikcairnya, molekulnya lebih berat dan rantaimolekulnya lebih panjang. Oleh karena itu,lipid merupakan salah satu sumber asam

lemak essensial yang tidak bisa disentesaoleh ikan. Sebagai sumber energi, lipidtelah ditunjukan untuk memberikanbeberapa protein untuk pertumbuhan.Lipid juga sumber penting sterol,phospolipid, dan vitamin lemak yang dapatlarut. Asam lemak dari lipid mungkin jugabertindak sebagai pendahuluan padasteroid hormon dan prostaglandin.

Klasifikasi LipidBerdasarkan struktur molekulnya lipid

dapat diklasifikasikan ke dalam tigakelompok yaitu:• Lipid sederhana, kelompok ini disebut

juga dengan nama homolopida yaitusuatu bentuk ester yang mengandungkarbon, hidrogen, dan oksigen, jikadihidrolisis. Lipid yang termasuk kedalam kelompok ini hanya meng-hasilkan asam lemak dan alkohol.Lipid sederhana ini dapat dibagimenjadi dua golongan yaitu:– Lemak: senyawa ester lemak

dengan gliserol. Lemak dalamkeadaan cair disebut minyak.

– Lilin/malam/waks: senyawa esterasam lemak dengan alkoholmonohidrat yang berbobotmolekul tinggi.

Tabel 5.8 Kebutuhan Optimum Karbohidrat dalam Pakan untuk PertumbuhanBeberapa Ikan Budi Daya

Jenis Ikan

Ekor kuningSeabream merahRainbow troutKakap putihKerapuChannel catfishMasTilapia

KarbohidratPakan (%)

102010209304040

SumberKarbohidrat

DekstrinDekstrinDekstrinTepung teriguTepung teriguDekstrinDekstrinDekstrin

Reference

Shimeno et al (1996)De Silva dan anderson (1995)De Silva dan anderson (1995)Catacuta dan Coloso (1997)Shiau dan Lan (1996)Wilson (1994)Wilson(1994), Shimeno et al (1996)Wilson (1994), Shimeno et al (1996)

Page 33: Budidaya Ikan Jilid 2

258

• Lipid kompleks, kelompok ini berupaester asam lemak dengan alkoholyang mengandung gugus lain. Lipidkompleks dibagi menjadi tiga golong-an yaitu:– Fosfolipid: kelompok lipid yang

selain asam lemak dan alkohol,juga mengandung residu asamfosfat. Lemak ini sering mem-punyai basa yang mengandungnitrogen dan substituen lain,seperti gugus alkohol berupagliserol dalam gliserofosfolipiddan gugus alkohol yang berupasfingosin dalam sfingofosfolipid.

– Ikolipid (Glikosfingolipid): kelompoklipid yang mengandung asamlemak, sfingosin, dan karbohidrat.

– Bentuk lipid kompleks lainnya:sulfolipid aminolipid, dan lipo-protein.

• Prekursor dan derivat lipid: asam lemak,gliserol, steroid, senyawa alkohol disamping gliserol serta sterol, aldehidlemak, badan keton, dan berbagaihormon. Karena tidak bermuatanasilgliserol (gliserida), kolesterol, danester kolesterol dinamakan lemak netral(Meyes, 1999).

Klasifikasi Lipid menurut Millamenaet al (2002) dapat dikelompokkan menjadi:• Triglycerides atau lemak yang di-

bentuk oleh reaksi glicerol denganmolekul asam lemak sehingga disebutglycerides. Dengan begitu ketikasuatu triglyceride dihidrolisis, 3molekul asam lemak dan 1 molekulglicerol dibentuk. Triglycerides tidakmenjadi komponen pada bio membrantetapi mereka terakumulasi pada adi-pose atau jaringan lemak. Triglyceridemerupakan bentuk utama padabinatang yang menyimpan energi.

• Phospholipids adalah ester padaasam lemak dan asam phosphor(H3PO4) dan basa nitrogen. Senyawacampuran tersebut biasa asamphosphatidic. Beberapa Phospholipidsyang penting adalah phosphatidylcholine (lecithin), phosphatidyl ethano-lamine (cephalin), phosphatidyl serine,dan phosphatidyl inositol. Merekaadalah komponen utama membranbiologi.

• Waxes adalah ester pada rantaipanjang asam lemak dengan beratmolekul tinggi alkohol monohydric.Seperti trigly-cerides, waxes merupa-kan sumber nergi yang disimpandalam tumbuhan dan bintang danbertindak melindungi mantel. Waxespadat pada temperatur lingkungan.Beberapa ester pada rantai alcohol

yang panjang R1–CH2OH dan rantaipanjang asam lemak, R2–COOH

O||

Contoh: R2–CO–CH2 –R1

Beberapa ester, R2-CH2 –O -CH2 –R1• Steroids adalah rantai panjang alkohol

yang biasa pada polycylic. Merupakantanda pada jenis kelamin atau hormonlain pada ikan dan udang dan secarabiologi sangat penting dalam prosesreproduktif. Streroid mempunyaibeberapa struktur umum yang terdiridari sistem fused-ring. Kolesterolsecara fisiologi adalah sterol pentingdan tersebar luas dalam membranbiologi, terutama dalam binatang.

• Sphingomyelins tidak berisi glycerol,tetapi zat asam yang mengandunggemuk ester membutuhkan rantaiamino alcohol sphingosine. Lipid inimerupakan lipid komponen otak danjaringan syarat pertumbuhan padabinatang.

Page 34: Budidaya Ikan Jilid 2

259

Fungsi Umum dari LipidFungsi umum sebagai berikut.• Sumber energi berkenaan dengan

metabolisme, adenosine triphosphate(ATP). Kandungan energi lipid berisikira-kira dua kali lebih dari energiprotein dan karbohidrat.

• Sumber dari asam lemak esensial(EFA) yang penting untuk pertumbuh-an dan kelangsungan hidup ikan. EFAtidak bisa disintesis oleh organisme airdan akan disintesis jika jumlahnyatidak cukup untuk pertumbuhan danharus disediakan pada pakan ikan,misalnya: asam arachidonik (ARA),asam eicosapentaenoie (EPA), danasam decosahexaenoic (DHA) adalahasam lemak esensial yang sangatpenting di dalam pakan ikan dankrustasea.

• Komponen sellular yang penting danselaput subsellular, misalnya: phos-pholipid dan asam lemak polyunsurated(PUFA).

• Sumber steroid yang melaksanakanfungsi penting seperti pemeliharaansistem selaput, transportasi lipid, danprekursor dari hormon steroid.

Asam LemakSalah satu unsur penting dari lipid

adalah asam lemak. Asam lemak ini adajuga yang menyebutkan sebagai lipiddengan makna fisiologis. Berdasarkankandungan unsurnya asam lemak mem-punyai rumusan yang umum yaitu CH3(CH2)n COOH, di mana: n variasi dari 0sampai ke 24 dan pada umumnya suatubilangan genap. Asam lemak diberi suatunama umum di samping formulasi bahankimianya dan singkatan stenografi. Didalam tata nama asam lemak, sebuahasam lemak diindentifikasi denganformula: A : B n–3, A : B n–6, A : B n–9,

kadang-kadang ditulis dengan huruf ω(omega) di mana, A adalah banyaknyaatom carbon dan banyaknya ikatan ganda,n–3, n–6, n–9 adalah posisi ikatan gandadari metil berakhir pada asam lemak.Sebagai contoh tujuan kuatitatif untukpalmitoleic atau asam hexadecenoicadalah 16 : l n–7 yang ini berarti bahwaasam palmitoleic mempunyai 16 karbondan berisi pada ikatan rangkap terdapatpada posisi karbon ketujuh karbon.Berdasarkan jumlah ikatan rangkap padaasam lemak maka asam lemak dapatdikelompokkan menjadi dua yaitu asamlemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.Asam lemak jenuh adalah asam lemakyang tidak mengandung ikatan rangkap.Sedangkan asam lemak tidak jenuhadalah asam lemak yang mengandungsatu atau lebih ikatan rangkap. Asamlemak jenuh terdiri dari unsur Carbon dari1–24 yaitu format (1), asetat (2), propionat(3), butirat (4), valerat (5), kaproat (6),kaprilat/oktanoat (8), kaprat/dekanoat (10),laurat (12), miristat (14), palmitat (16),stearat (18), arakidat (20), behenat (22),lignoserat (24). Angka yang terdapat didalam kurung merupakan jumlah atomCarbon yang terdapat pada unsur asallemak. Pada asam lemak tidak jenuhdapat dikelompokkan ke dalam enamkelompok berdasarkan jumlah ikatanrangkapnya yaitu:• Satu ikatan rangkap disebut dengan

monoeat, antara lain palmitat/ω7(16 : 1;9), oleat/ω9 (18 : 1;9), elaidat/ω9 (18 : 1;9), erusat/ω9 (22 : 1;9),nervonat/ω9 (24 : 1;13).

• Dua ikatan rangkap disebut asamdienoat, yaitu linoleat/ω6 (18 : 2;9.12).

• Tiga ikatan rangkap disebut denganasam trienoat antara lain g. Linolenat/ω6 (18 : 3; 6.9.12) dan a. Linolenat/ω3(18 : 3;9.12.15).

Page 35: Budidaya Ikan Jilid 2

260

• Empat ikatan rangkap disebut asamtetranoat, antara lain arakidonat/ω6(20 : 4;5.8.11.14).

• Lima ikatan rangkap disebut asampentanoat, antara lain Timnodonat/ω3(20 : 5 ; 5.8.11.14.17) dan Klupano-donat/ω3 (22 : 5; 7.10.13.16.19).

• Enam ikatan rangkap disebut denganasam Heksanoat antara lain Servoat/ω3 (22 : 6; 4.7.10.13.16.19)Dari pengklasifikasian asam lemak

tersebut di atas dapat dilihat dari penulisanangka-angka di belakang koma, urutanpertama menyatakan banyaknya jumlahatom Carbon, urutan kedua banyaknyaikatan rangkap pada unsur asam lemak,

sedangkan pada urutan terakhir letak/lokasi ikatan rangkap terdapat pada rantaiCarbon ke berapa, misalnya asam lemakArakidonat/ω6 (20 : 4; 5.8.11.14), rumusbangun asam lemak tersebut terdiri dariCarbon sebanyak 20 buah, jumlah ikatanrangkapnya 4 buah, letak ikatan rangkaptersebut terdapat pada Carbon ke 5, 8, 11,dan 14.

Berdasarkan Millemena (2002)pengelompokan asam lemak dapat dibagimenjadi empat berdasarkan kejenuhannyayaitu Saturated, Unsaturated, Polyunsatu-rated, dan Higly Unsaturated. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9 danTabel 5.10.

1 : 02 : 03 : 04 : 06 : 08 : 010 : 012 : 014 : 016 : 018 : 020 : 022 : 024 : 0

16 :1 n–718 : 1 n–9

18 : 2 n–618 : 3 n–3

20 : 4 n–620 : 5 n–322 : 6 n–3

Tabel 5.9 Nama Umum Asam Lemak

Nama Umum

SaturatedFomatAsetatPropionatButiratValeratCaproatCaprilatCapratLauratMiristatPalmitatStearatArachidatBehenatLignoserat

Unsaturated AsamPalmitoleatAsam oleatPolyunsaturatedAsam LinoleatAsam LinolenatHighly UnsaturatedAsam arakidonatAsam eikosapentanoatAsam dokosaheksanoat

Notasi SingkatNama Kimia

Asam butanoatAsam pentanoatAsam keksanoatAsam oktanoatAsam dekanoatAsam dodekanoatAsam tetradekanoatAsam heksadekanoatAsam oktadekanoat

Asam heksadesenoatAsam oktadesenoat

Asam oktadekadienoatAsam oktadekatrinoat

Asam eikosatetraenoat

Page 36: Budidaya Ikan Jilid 2

261

Kebutuhan Asam Lemak pada IkanAsam lemak yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan ikanbudi daya adalah asam lemak essensialyaitu asam lemak yang sangat diperlukanuntuk menunjang pertumbuhan namuntubuh (hati) kurang mampu mensin-tesisinya oleh karena itu, harus disuplaidari pakan. Sedangkan asam lemakessensial yaitu asam lemak yang dapatdisintesa oleh tubuh. Asam lemak essesial(Essensial Fatty Acid/EFA) yang sangat

diperlukan ikan terdiri dari asam lemaklinoleat, asam lemak linolenat, asam lemakEicosapentanoat (EPA), dan asam lemakDokosaheksanoat (DHA).

Komposisi asam lemak di dalam ikancenderung dipengaruhi oleh faktor sepertikadar garam, suhu, dan makanan. Selainitu, kebutuhan asam lemak essensialuntuk setiap jenis ikan berbeda antar-spesies terutama antara ikan air tawar danair laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada Tabel 5.11.

Tabel 5.10 Kelompok Asam Lemak Unsaturated/Tidak Jenuh (Millemena, 2002) KlasKeluarga Notasi Singkat Rumus Bangun

Klas

n–9

n–6

n–3

Keluarga

Oleat

Linoleat

Linolenat

Notasi Singkat

18 : 1 n–920 : 1 n–9

18 : 2 n–618 : 3 n–620 : 3 n–620 : 4 n–622 : 4 n–6

18 : 3 n–320 : 5 n–322 : 5 n–3

Rumus Bangun

CH3–(CH2)7–CH=CH–(CH2)7–COOH

CH3–(CH2)4–CH=CH–CH2–CH=CH–(CH2)7–COOH

CH3–CH2–CH=CH–CH2–CH=CH–CH2–CH=CH–(CH2)7–COOH

Page 37: Budidaya Ikan Jilid 2

262

Komposisi lemak tubuh sangatdipengaruhi oleh pakan ikan yangmengandung lemak, walaupun pe-nambahan lemak pada pakan sebaiknyatidak lebih 18%. Tetapi dalam lemak pakanharus diperhatikan apakah terdapatkomposisi asam lemak essensialnya.Sumber lemak bagi ikan dapat berasal dariberbagai bahan pakan yaitu minyakhewani atau minyak nabati, keduanyatelah ditemukan dan bisa digunakan dalammakanan ikan. Komposisi asam lemak dariberbagai bahan baku pakan ikan dapatdilihat pada Tabel. Jika dibandingkandengan minyak nabati lain atau lemak

minyak ikan mengandung berbagaimacam asam lemak unsaturated padarantai karbon panjang (20 atau 22panjangnya rantai karbon), kebanyakandari sumber hewani memiliki asam lemakdari kelompok n–3. Rantai panjang n–3asam lemak biasanya menyusun 1/4 –1/3semua asam lemak di dalam minyak ikan,sedangkan, rantai panjang asam lemak didalam kebanyakan minyak nabati jarangmelebihi 5% dan sering kurang dari 1%.Kebutuhan lipid berkenaan dengan aturanmakan ikan dapat diperoleh dari profilasam lemak.

Tabel 5.11 Kebutuhan Asam Lemak Essensial pada Ikan (Watanabe, 1988)

Jenis Ikan

Rainbow Trout

CarpSidatChum Salmon

Coho SalmomIkan ayuTilapia zilliTilapia niloticaSeabream merahTurbotYellow tailYamameCoregonus

Kebutuhan (%)

10,8

20 % dari lipid10% dari lipid

10,51

0,51–2,5

11

0,50,50,821

0,5

Jenis Asam Lemak

8 : 3 ω318 : 3 ω318 : 3 ω3ω3 HUFA

18 : 2 ω6 dan 18 : 3 ω318 : 2 ω6 dan 18 : 3 ω318 : 2 ω6 dan 18 : 3 ω3

ω3 HUFATri18 : 3 ω3

18 : 3 ω3 atau 20 : 5 ω318 : 2 ω6 atau 20 : 4 ω6

18 : 3 ω6ω3 HUFA atau 20 : 5 ω3

ω3 HUFAω3 HUFA18 : 3 ω318 : 3 ω3

Page 38: Budidaya Ikan Jilid 2

263

Tabel 5.12 Komposisi Asam Lemak Essensial pada Berbagai Sumber Lipid (g/100gAsam Lemak) (Millamena, 2002)

Ikan memerlukan asam lemak darikelompok n–3 dan n–6 dalam komposisiipakannya. Jenis asam lemak yang sangatdiperlukan bagi ikan budi daya adalahasam linolenat (18 : 3 n–3), asam linoleat(18 : 2 n–6), asam eocosapentaenoat(EPA, 20 : 5 n–3) dan asam docosahe-xaenoat (DHA, 22 : 6 n–3). Kekuranganasam lemak essensial pada komposisipakan ikan dapat menyebabkan penurun-an pertumbuhan dan kondisi kekuranganasam lemak essensial dalam waktu yangberkepanjangan akan menyebabkankematian ikan budi daya. Asam lemakessensial (EFA) kebutuhan sangat ber-beda antara satu jenis ikan dengan jenisikan yang lainnya seperti telah dijelaskanpada Tabel di atas. Pada jenis ikan rain-bow trout (Oncorhynchus mykiss)

memerlukan sekitar 1% 18 : 3 n–3 dalampakannya kombinasi 18 : 3n –3 dan 18 : 2n–6 dalam berbagai proporsi tidakmeningkatkan laju pertumbuhan ataukonversi pakan ikan laut. Pada ikan karper(Cyprinus carpio), salah satu jenis ikanbudi daya air tawar yang paling lamadibudidayakan di dunia memerlukan jenisasam lemak dari kelompok kedua-duanyayaitu: 18 : 2 n–6 dan 18 : 3 n–3. Selain itu,komposisi asam lemak dapat memberikanpertambahan berat badan yang terbaikdan konversi pakan yang baik dengankomposisi asam lemak campuran dari1%18 : 2 n-6 dan 1% 18 : 3 n–3 pada ikan belut(Anguilla japonica). Pada ikan budi dayaair panas yang lain, membutuhkan antara18 : 2 n–6 dan 18 : 3 n–3, tetapi pada level0,5%. Pada ikan Herbivora di daerah tropis

Sumber Lipid

Sumber TanamanMinyak jagungMinyak kelapaMinyak bijikapasMinyak bijilinMinyak palmMinyak palm kernelMinyak RapeseedMinyai kacangMinyak kedeleMinyak bungamatahari

Sumber Hewan LautMinyak capelinMinyak hati codMinyak hati cuttlefishMinyak herringMinyak hati pollackMinyak salmonMinyak SardinMinyak shortnectMinyak SkipjackMinyak hati cumi

18 : 2 n6

582531710215305070

5511233153

18 : 3 n3

101561080101

0121001133

22 : 6 n3

0000000000

5141857

1010141210

20 : 5 n3

0000000000

716128

121013197

12

Page 39: Budidaya Ikan Jilid 2

264

seperti Nila tilapia (Tilapia nilotica) mem-butuhkan asam lemak n–6 ataupun lebihdari n–3. kebutuhan asam lemak dalamkomposisi pakan berkisar antara 18 : 2n–6 atau 20 : 4 n–6 sebanyak 0,5%. Asamlemak n–3 (n–3 HUFA) adalah asamlemak esensial dari beberapa ikan air lautseperti red sea bream (Chrysophyrs majo),dan ikan buntut kuning (Seriola quinque-rodiata). Kebutuhan asam lemak polyun-saturated rantai yang panjang harusdiberikan untuk menambah atom karbonatau melepas hidrogen dari pakan,sebagian besar ikan air laut air di perairandingin membutuhkan asam lemak n–3(Millamena, 2002).

Penelitian tentang asam lemakesensial dibutuhkan untuk ikan air panasdan spesies ikan di phina menunjukkanbahwa beberapa spesies membutuhkanasam lemak antara n–3 dan n–6,sementara lainnya hanya n–3. Pada ikanbandeng yang dibudidayakan pada air lautdibutuhkan n–3 HUFA dan pertumbuhanyang terbaik didapatkan dengan meng-gunakan linolenic (18 : 3n–3) atau n–3HUFA sebagai sumber lipid. Ikan lautkakap pada stadia juvenil membutuhkanantara n–3 dan n–6 PUFA dengan kadar0,5% dalam komposisi pakannya ataupada perbandingan n–3/n–6 dengan rasio1,0. Ikan Grouper membutuhkan n–3HUFA sekitar 1%. Pada juvenil udangwindu (Penaeus monodon), sekitar 2,6%dari komposisi pakan PUFA-nya dapatmeningkatkan pertumbuhan, sedangkankomposisi 18 : 2n–6 lebih besar daripada5% memiliki efek negatif pada pertumbuh-an. Kemudian, spesies yang berbedamembutuhkan EFA yang berbeda danperbedaan lebih jelas pada ikan air panasdari pada ikan air dingin.

Lemak pakan yang kekurangan asamlemak essensial akan memberikan dampaknegatif bagi ikan budi daya. Hal ini di-karenakan lemak pakan yang tidakmengandung EFA akan hepatopankreasikan carp. Akumulasi lemak pada hatihewan yang kekurangan EFA dapatmengganggu biosintesis lipoprotein.Selain itu berdasarkan hasil penelitian dariWatanabe (1988) kekurangan EFA akansangat berpengaruh terhadap spawning/pemijahan rainbowtrout dan seabreammerah, hal ini dikarenakan EFA berperanpenting pada fisiologi reproduksi sebagaitokoferol pada ikan. Selain itu, padarainbowtrout dewasa yang memakanlemak kekurangan EFA pada usia tigabulan sebelum telur matang, maka teluryang dihasilkan memiliki daya tetas yangrendah. Dengan memberikan EFAsebanyak 1% yaitu asam lemak linoleatternyata kondisi penetasan telur dapatditingkatkan. Dampak negatif lainnya jikakekurangan EFA pada telur ikan yang telahdibuahi maka akan terjadi perubahanbentuk/deformasi tubuh dan larva menjadiabnormal. Dengan adanya perubahanbentuk tubuh, kecacatan larva makapertumbuhan ikan tersebut akan ter-lambat.

Biosintesis Asam LemakLemak yang dikonsumsi oleh ikan

akan dicerna di dalam lambung akandihidrolisis menjadi monogliserida danasam lemak bebas dengan bantuan enzimlipase dan ditambah dengan prosessaponifikasi dan emulsi oleh asamempedu dan lecithin dalam empedu. Akhirhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak.Berdasarkan studi secara in vitro pada ikanlayang, ikan cod dan rainbow trout enzimlipase akan menghidrolisis triaslglyserolmenjadi 2-monoasilglyserol dan asam

Page 40: Budidaya Ikan Jilid 2

265

lemak bebas. Hidrolisis 2-monoasilglyserolselanjutnya akan membentuk glyserol danasam lemak bebas. Setelah dicernaselanjutnya akan dilakukan penyerapan,seperti diketahui bahwa asam lemakmerupakan produk yang tidak larut dalamair maka asam lemak yang lebih rendahdan kolin akan diserap langsung di dalammukosa usus halus. Monogliserida danasam lemak yang tidak larut diemulsi dandilarutkan membentuk kompleks koloidyaitu misel yang masuk ke dalam sel epitel.Monogliserida disintesis disel berepitelmembentuk triglyserida. Triglyserida dansedikit fosfolipid dan kolesterol bebas akanberkombinasi membentuk Chylomicron,yaitu kompleks koloid yang besarnya0,5–1,5 µm, Chylomicron ini diserap kedalam sistem lipatik dan selanjutnya lewatmelalui kantong torakic menjadi sistemyang sistemik dan dengan cepat diangkutoleh hati dan jaringan untuk katabolismedan cadangan energi. Rantai panjangasam lemak, gabungan triglyseridadilakukan penyimpanan pada suhu yanglama dalam bentuk energi dalam lemakatau jaringan adipose hewan. Ketikaenergi diperlukan dalam jumlah besar,asam lemak dipecahkan untuk menghasil-kan energi.

5.5 VitaminVitamin berasal dari kata vitamine

yang berarti zat hidup (vital) yangmengandung N (amine) atau disebut jugabiokatalis. Vitamin merupakan senyawaorganik dengan berat molekul rendah(berat molekulnya biasanya kurang dari1.000) dengan komposisi dan fungsi yangberagam yang sangat penting bagikehidupan tetapi tidak dapat disintesis olehtubuh. Vitamin termasuk ke dalamkomponen pelengkap yang mana ke-

hadirannya dalam makanan sangatdiperlukan untuk ketidakcukupan dalambahan makanan dapat mengakibatkanpengembangan kondisi specifik patho-logic. Istilah vitamin dengan kata lainadalah dietary essensial yaitu harusdiberikan dari luar tubuh karena tubuhtidak dapat mensintesis sendiri. Jumlahvitamin yang dibutuhkan oleh ikan sangatsedikit dibandingkan dengan zat nutrisilainnya tetapi kekurangan vitamin dalamkomposisi pakan dapat menyebabkangejala tidak normal pada ikan sehinggaakan mengganggu proses pertumbuhan-nya. Kebutuhan ikan akan vitamin sangatditentukan oleh faktor dalam maupunfaktor luar antara lain jenis dan ukuranikan, laju pertumbuhan, komposisi pakan,kondisi fisiologis ikan, serta lingkunganperairan di mana ikan itu hidup.

Klasifikasi VitaminVitamin dapat dikelompokkan menjadi

dua golongan menurut Tacon (1991) yaitupertama vitamin yang larut dalam lemakterdiri dari vitamin A (retinol), vitamin D(kolekalsiferol/ergokalsiferol), vitamin E(alfa tokoferol), dan vitamin K (menadion).Kedua adalah vitamin yang larut dalam airterdiri dari vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2(Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitaminB5 (asam pantotenat), vitamin B6(piridoksin), vitamin B12 (kobalamin),biotin, asam folat, inocitol, kolin, danvitamin C (asam askorbat).

Vitamin yang larut dalam lemakbanyak terdapat dalam daging ikan,minyak ikan dan biji-bijian sebagai sumberminyak seperti kacang tanah,kacangkedelai, dan sebagainya. Sekali diserapdalam tubuh, vitamin-vitamin tersebutdisimpan dalam hati atau jaringan-jaringan lemak seperti halnya lemak,vitamin memerlukan protein pengangkut

Page 41: Budidaya Ikan Jilid 2

266

untuk memindahkannya dari satu tempatke tampat yang lain. Karena sifatnya yangtidak larut dalam air maka vitamin dalamkelompok ini tidak dapat dikeluarkan ataudiekskresikan, akibatnya vitamin ini dapatditimbun dalam tubuh bila dikonsumsiberlebihan/dalam jumlah banyak. Vitaminyang larut dalam lemak ini dapat diserapdengan efisien kalau terdapat penyerapanlemak yang normal. Begitu diserap,molekul vitamin tersebut diangkut di dalamdarah dalam bentuk lipoprotein atau terikatdengan protein pengikat yang spesifik.

Vitamin-vitamin yang larut dalam airbergerak bebas dalam badan, darah, danlimpa. Karena sifatnya yang larut dalamair, vitamin ini mudah rusak dalampengolahan dan mudah hilang karenatercuci atau terlarut oleh air, keluar daribahan. Selain itu sifat vitamin ini tidak stabilselama penyimpanan. Oleh karena itu,harus tersedia dalam pakan secara terus-menerus. Berbeda halnya dengan vitaminB12 yang dapat disimpan dalam hatiselama beberapa tahun. Semua vitaminyang larut dalam air, kecuali vitamin Cberfungsi sebagi koenzim atau kofaktordalam reaksi enzimatik.

Vitamin AVitamin A atau retinol merupakan

senyawa poliisoprenoid yang mengandungcincin sikloheksanil. Di dalam tubuh, fungsiutama vitamin A dilaksanakan oleh retinoldan kedua derivatnya yaitu retinal danasam tetinoat. Senyawa tersebut terutamadisimpan dalam bentuk ester retinoldidalam hati (Steffens, 1989). MenurutWinarno (1997), vitamin A merupakanjenis vitamin yang aktif dan terdapat dalambeberapa bentuk yaitu vitamin A alkohol(retinol), vitamin A aldehida (retinal), vita-min A asam (asam retinoat), dan vitaminA ester (ester retinil).

Vitamin A mempunyai fungsi men-jadikan penglihatan normal. Dalam retinapada mata vitamin A dikombinasikandengan protein khas membentuk pigmenpenglihatan. Pigmen penglihatan iniberfungsi sebagai penerima dan transmisiicahaya dari mata ke otak. Vitamin Adibutuhkan untuk memelihara jaringanepitel lendir/cairan spesial dalam saluranreproduksi, kulit, tulang, salurangastrointestin. Secara normal mata akanmengeluarkan cairan lemak kental yangdisebut mukus (lendir). Cairan tersebutdiproduksi oleh sel epitel mukosa, ber-fungsi untuk mencegah terjadinya infeksipada mata. Mekanisme penglihatan terjadikarena fungsi vitamin A dan protein yangterjadi di dalam sel batang retina mata. Seltersebut akan berfungsi dengan adanyarangsangan sinar yang berintensitasrendah dan bukan oleh adanya rangsang-an warna. Komponen aktif yang berperandalam proses penglihatan adalah senyawaretinol teroksidasi yaitu retinal atauvitamin A aldehid yang akan mengikatprotein yang dikenal dengan nama opsin.Kompleks retinal opsin tersebut disebutRodopsin, yang akan menyusun membransel batang. Pada saat rodopsin memper-oleh rangsangan sinar, retinal akan beraksimelalui berbagai reaksi enzimatis danmemberikan rangsangan ke saraf optikdan seterusnya akan diteruskan ke otak.

Dalam bahan makanan vitamin Aterdapat dalam bentuk karoen sebagaiester dari vitamin A dan sebagai vitamin Abebas. Keaktifan biologis karoten jauhlebih rendah dibandingkan dengan vitamina, karena karoten merupakan sumberutama vitamin A. Sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau atau kuningbiasanya banyak mengandung karoten.Ada hubungan langsung antara derajat

Page 42: Budidaya Ikan Jilid 2

267

kehijauan sayuran dengan karoten.Semakin hijau daun tersebut semakintinggi kadar karotennya, sedangkansayuran yang daun-daunannya berwarnapucat seperti selada dan kol sangat miskindengan karoten. Sumber bahan yang kayaakan retinol terdapat pada minyak hati ikan(minyak hati ikan halibut 9000 ug/g,minyak hati ikan cod 180 ug/g) dan tepunghati hewan 25–100 ug/g. Bahan pakanyang berasal dari tumbuhan yang kayaakan vitamin A (retinol setara 1 ug/g beratbasah) termasuk wortel tua = 20, bayam= 10, watercess = 5. Provitamin A yaituβ-karoten banyak terdapat dalam sayuran

hijau dan secara praktisnya terdapatdalam wortel, ubi jalar, dan waluh.

Jumlah vitamin A/retinol dalamsumber bahan dinyatakan dalamInternasional Unit (IU) atau SatuanInternasional (SI). 1 IU vitamin A setara0,344 ug retinol atau 0,6 ug beta karoten,jadi:

1RE = 1 ug retinol (3,33 IU) = 6 ugβ-karoten (10 IU) = 12 ug karatenoid (10IU).

Sumber vitamin A dibagi dalam tigakelompok yaitu kandungan tinggi, sedang,dan rendah. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13 Penggolongan Beberapa Sumber Vitamin A (Flint (1981) dalam Winarno(1997)

Vitamin A sangat dibutuhkan oleh ikandan jumlah kebutuhan vitamin A padabeberapa spesies ikan berbeda. Kebutuh-an vitamin A pada beberapa jenis ikan budidaya dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Vitamin dalam tubuh ikan berperandalam penglihatan, mata, permukaanepitel, serta membantu proses pertumbuh-an. Peranan retinol untuk penglihatannormal sangat penting karena penglihatanmata sangat tergantung oleh adanyarodopsin, suatu pigmen yang mengandungretinol. Pada kondisi kekurangan vitaminA, sel epitel mukosa mata tidak mampu

memproduksi mukus, tetapi akan mengeluar-kan protein yang tidak larut dalam air yangdisebut keratin. Apabila keadaan tersebutterjadi secara terus menerus, maka sel-sel membran akan menjadi kering danmengeras, yang disebut dengan keratinisasi.Xeropthalmia adalah keadaan kekuranganvitamin A, mula-mula konyugasi matamengalami keratinasi, kemudian korneamata juga terpengaruh dan bila dibiarkanberlanjut akan menjadi buta. Beberapagejala kekurangan vitamin A pada ikandapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tinggi(RE > 20.000 ug/100 g)

Minyak ikanMinyak kelapa sawit

Rendah(RE 1.000 ug/100 g)

RotiDaging (sapi)KentangIkan

Sedang(RE 1.000> 20.000 ug/100 g)

Hati kambing/dombaHati ayamUbi jalarWortelBayam

Page 43: Budidaya Ikan Jilid 2

268

Tabel 5.15 Kekurangan Vitamin A pada Beberapa Jenis Ikan (Tacon 1987 dan 1991)

Tabel 5.14 Kebutuhan Vitamin A Beberapa Spesies Ikan Budi Daya (Tacon, 1987dan 1991)

Vitamin A dalam pemberiannya padaikan sebaiknya tidak berlebihan, karenaberdasarkan hasil penelitian dalam Tacon(1991), pemberian vitamin A dengan dosis2,2–2,7 juta IU/kg pada ikan salmon mem-

berikan dampak keracunan. Dampakkeracunan vitamin A ini dapat dilihat darigejala-gejalanya antara lain pertumbuhanmenurun dan terjadi pendarahan, pecah/erosi yang hebat pada sirip ekor, dubur,

Jenis Ikan

Ikan Mas(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Rainbow trout

Rainbow trout

Salmon

Ikan Guppy

Status Pemeliharaan/Wadah/Vitamin

Dalam ruangan/tangki/bahan murni

Dalam ruangan/tangki/bahan murni

Dalam ruangan/tangki/bahan murni

Dalam ruangan/tangki/bahan murni

Kebutuhan

4.000–20.000IU/kg

1.000–2.000 IU/kg

2.000–2.500 IU/kg

2.500–5.000 IU/kg

2.000–2.500 IU/kg

R

2.000–4.000 IU/kg

Referensi

Aoe dkk, 1968

Dupre, 1970

Halver,1972

Halver, 1972

Kitamura,1967

Halver, 1972

Shim & Tan, 1989

Jenis Ikan

Salmon

Ikan mas(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Guppy(Poecilia reticulata)

Contoh

Pertumbuhan lambat, xeropthalmia, epitelkornea menjadi keruh dan mengental,degenerasi retina.

Anoexia, warna tubuh menjadi kusam,pendarahan pada sirip dan kulit, xeropthalmia,abnormal/melengkung pada bagian operculum.

Depigmentasi, mata menonjol dan buram(xeropthalmia), oedema, atropia, pendarahanpada ginjal, mortalitas meningkat.

Pertumbuhan menurun, efisiensi pakan buruk.

Page 44: Budidaya Ikan Jilid 2

269

dada, perut, dan punggung. Oleh karenaitu, pemberian vitamin A ini harus sesuaidengan kebutuhan ikan, karena vitamin Aini merupakan vitamin yang larut dalamlemak jika kelebihan dalam tubuh ikantidak dapat dieksresikan keluar tubuhtetapi disimpan dalam bentuk berikatandengan lemak.

Vitamin DMenurut Murray (1999), vitamin D

merupakan prohormon steroid. Vitamin inidiwaklili oleh senyawa steroid yangterutama terdapat pada hewan, tanamandan ragi. Melalui berbagai perubahanmetabolik dalam tubuh, vitamin D meng-hasilkan suatu hormon yang dikenaldengan nama kalsitriol, kalsitriol inimempunyai peranan sentral dalammetabolisme kalsium dan fosfor. Daribeberapa jenis vitamin D dua di antaranyadianggap yang paling penting yaituvitamin D2 (ergo kalsiferol) dan vitamin D3(7-dehidrokolesterol kolikolaferol). Strukturkedua vitamin tersebut sangat mirip.Vitamin ini merupakan vitamin yang larutdalam lemak dan sangat sensitif terhadapadanya oksigen dan sinar matahari. Keduavitamin tersebut merupakan kristal putihyang dibentuk dari proses irradiasisenyawa sterol yang kemudian diikutidengan proses pemurnian. Vitamin Ddisebut juga vitamin antirachitis(Andarwulan dan Koswara, 1989). Sumberutama vitamin D di alam adalahkolekalsiferol (vitamin D3). Seperti vitaminA, kolekalsiferol hanya terdapat padajaringan hewan. Pada kebanyakan hewandarat kolekalsiferol diproduksi dalam kulitmelalui sinar UV dengan provitamin 7dehidrokolestrol.

Vitamin D di dalam tubuh aktivitasnyadapat dibagi ke dalam tiga tempat yaitu

usus, tulang dan ginjal. Di dalam ususvitamin D berperan dalam absorbsi Ca,karena pada keadaan defisiensi/kekurang-an vitamin D maka penyerapan Camenurun. Di dalam usus terdapat Cabinding protein yang memerlukan vitaminD. Di dalam tulang vitamin D berperandalam proses reaksi collagen dan me-ningkatkan resorbsi tulang. Sedangkandalam ginjal, vitamin D berfungsi dalammengurangi clearance Ca dan P. VitaminD dapat disintesis dalam tubuh manusiadan hewan dalam bentuk vitamin D2. Lajusintesis vitamin D tergantung pada jumlahsinar matahari yang diterima sertakonsentrasi pigmen di kulit. Vitamintersebut kemudian diaktifkan oleh sinarmatahari dan diangkut ke berbagai alattubuh untuk dimanfaatkan atau disimpandi dalam hati.

Menurut Tacon (1987), sumber bahanyang kaya akan kolekalsiferol termasukhati ikan (minyak hati ikan cod 2–10 ug/g), minyak dan tepung hati hewan sertatepung ikan. Sumber pakan yangmengandung cholecalciferol/vitamin Dsering dinyatakan dalam Internasional Unit(IU). 1 IU berpotensi 0,025 ug cholecalcif-erol dan setara 1 unit BSI (British StandartUnit) atau 1,3 unit AOAC (Association ofAnalytical Chemist USA). Pengukurankeaktifan atau kekurangan vitamin D dapatdilakukan dengan cara line test yaitumembandingkan 2 kelompok hewanmemberi diet rachitogeni dan kelompoklain diberi minyak ikan. Setelah 7–10 haritulang-tulang panjang dianalisis terhadapadanya calcium line, makin tebal calciumlinenya maka makin tinggi kekuatanvitamin D tersebut. Kebutuhan vitamin Dpada ikan budi daya juga bervariasimenurut jenis ikannya Tabel 5.16.

Page 45: Budidaya Ikan Jilid 2

270

Kekurangan vitamin D pada ikan budidaya dapat menyebabkan beberapagejala, misalnya pada ikan salmon meng-akibatkan terjadinya penurunan per-tumbuhan dan efisiensi pakan, anorexia,tetani, isi hati/lemak otot meningkat tinggi,dan tingkat plasma T3 meningkat. Padaikan channel catfish mengakibatkanterjadinya penurunan petumbuhan sedang-kan pada udang sintasan/kelangsunganhidup menurun. Kekurangan vitamin Ddapat mengakibatkan:• Riketsia, ditandai oleh bengkok tulang

belakang kaki sehingga berbentuk Opada anak-anak.

• Tetani, suatu gejala ditandai bengkok-nya pergelangan tangan dan sendiakibat rendahnya kalsium dalamserum karena menurun. Kekuranganvitamin D kekurangan vitamin D ataurusaknya kelenjar paratiroid.

• Osteomalacia, penderitaan diakibat-kan kekurangan vitamin D dankalsium pada orang dewasa.

Vitamin D dalam tubuh jika berlebihandapat menyebabkan keracunan, gejalakeracunan pada ikan salmon dapatdiperlihatkan dengan terjadinya penurunanpertumbuhan, kelesuan, warna tubuhsemakin gelap. Pada ikan channel catfishgejala keracunan mengakibatkan penurun-an pertumbuhan dan efisiensi pakan buruk(Tacon, 1991).

Vitamin EVitamin E (tokoferol) berperan

sebagai antioksidan dari larutan lemakekstraseluler dan intraseluler dalam tubuhhewan. Dengan menerima oksigen,vitamin E dapat membantu mencegahokidasi terhadap vitamin A dalam saluranpencernaan. Dalam jaringan vitamin Emenekan terjadinya oksidasi asam lemktak jenuh. Vitamin E juga terlibat dalamproses sintesis, khususnya dalam prosespemasangan pirimidin ke dalam asamnukleat, serta dalam proses pembentukansel darah merah dalam sumsum tulang.Vitamin E dibutuhkan dalam sintesis

Tabel 5.16 Kebutuhan Vitamin D pada Beberapa Jenis Ikan Budi Daya (Tacon, 1987dan 1991)

Jenis Ikan

Ikan Mas(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Rainbow trout(S. gairdneri)

Penaeid(Penaeus japonicus)

Status Pemeliharaan/Wadah/Vitamin

Dalam ruangan/tangki/bahan murni

Dalam ruangan /tangki / bahan murni

Dalam ruangan /tangki / bahan murni

Dalam ruangan /tangki / bahan murni

Kebutuhan

NR

1.000 IU/kg

500 IU/kg

1.600 – 2.400IU/kg

R

Referensi

NRC, 1983

Murray, 1980

Lowel&Li, 1978

Barnet, 1979

Kanazawa, 1983

Page 46: Budidaya Ikan Jilid 2

271

koenzim A yang penting dalam per-nafasan. Selain itu, dapat melindungiHUFA (Highly Unsaturated Fatty acid)dalam sel dan submembran sel dansenyawa reaktif lainnya (seperti vitamin Adan vitamin C) dari pengaruh oksidasidengan bertindak sebagai perangkapradikal bebas. Vitamin E juga berperanpenting dalam respirasi sel danbiosintesisa DNA dan sebagai koenzim Q.Vitamin E dan vitamin C dapat berfungsisebagai antioksidan, melindungi asamlemak secara in vitro dan in vivo (Machlin,1990). Sumber bahan pakan yang banyakmengandung tocopherol antara lain:tepung alfalfa, tepung kulit ari gandum(100 mg/kg), seluruh telur ayam, kulit ariberas (75–100 mg/kg), kulit padi, gandumbiasa (10–75 mg/kg), bahan pembuat birkering, bijian barley, semua tepung lemakkedelai, biji jagung, sisa penggilingangandum ( 25–50 mg/kg), tepung getah biji/buah pohon ek, dedak gandum, bijiangandum hitam, sorgum, tepung ikan, oat,tepung biji bunga matahari, tepung bijikapas (10–25 mg/kg), dan sumber lainnya.Cara pengukuran vitamin E dinyatakandalam Satuan Internasional (SI) ataudalam miligram alfa tokoferol. 1 SI vita-min E sama dengan 1 mg DL-alfa-tokoferolasetat sintetik, D-alfa-tokoferol alami sama

dengan 1,49 SI/g. Biasanya keaktifantokoferol yang bukan alfa tokoferoldiabaikan karena potensi keaktifannyarendah. Pencernaan vitamin E biasanyabersamaan dengan pencernaan lemakyang dimulai dari bagian lambung dansecara intensif ada di usus. Lemak danvitamin E dihidrolisis dengan katalisatorlemak menjadi monogliserida dan asamlemak. Dengan adanya garam empeduyang berfungsi sebagai pengelmusi lemakmaka terbentuklah ”miseles” yang siapdiserap dalam dinding usus. Penyerapanvitamin E di dalam usus dalam bentukα-tokoferol yang merupakan bentuk aktifvitamin E. Vitamin E akan dibebaskan dandiserap selama proses pencernaan lemakdan diangkut dalam darah oleh lipoproteinpertama lewat penyatuan ke dalamkilomikron yang mendistribusikan vitaminkejaringan yang megandung lipoproteinlipase kemudian ke hati. Kebutuhanvitamin E dalam komposisi pakan ikanmutlak diberikan karena vitamin E sangatmembantu dalam proses reproduksi ikandan sebagai antibodi. Kebutuhan vitaminE untuk setiap jenis ikan budi daya sangatbervariasi, berdasarkan hasil penelitianoleh beberapa peneliti sangat beragam.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaTabel 5.17.

Page 47: Budidaya Ikan Jilid 2

272

Selain itu kebutuhan akan vitamin Etelah dilakukan penelitian oleh beberapapeneliti dengan mengamati pertambahan

berat badan dengan kisaran kebutuhanvitamin untuk setiap jenis ikan. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.17 Kebutuhan Vitamin E pada Beberapa Jenis Ikan (Tacon, 1987, dan 1991)

R : memperlihatkan kebutuhan akan vitamin, tetapi keperluan secara kuantitas belumdiketahui

Jenis Ikan

Ikan mas(Cyprinus carpio)Ikan Mas(Cyprinus carpio)Channel catfish(Ictalurus punctatus)Tilapia(Oreochromis niloticus)Rainbow trout(S. gairdneri)Rainbow trout(S. gairdneri)Penaeid(Penaeus japonicus)Coho salmon(O. kisuth)Chinook salmon(O. tshawytscha)Brook trout(S. fontinalis)

Status Pemeliharaan/Wadah/Vitamin

Dalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murniDalam ruangan/tangki / bahan murni

Kebutuhan(mg/kg pakan)

100

300

30–75

50–100

20–30

50–100

200

R

40–50

R

Referensi

Watanabe, 1970

Watanabe, 1970

Murray, 1980

Satoh etal, 1987

Cowey et al, 1981

Watanabeet al, 1981

Kanazawa, 1983

Halver, 1972

Halver, 1972

Halver, 1972

Page 48: Budidaya Ikan Jilid 2

273

Tabel 5.18 Kriteria Respon Ikan terhadap Pemberian Vitamin E Sesuai denganKebutuhan Ikan Budi Daya (NRC, 1993)

Jenis Ikan

Atlantik salmonPasifik salmonPasifik salmonRainbow troutRainbow troutRainbow troutRainbow troutChannel catfishChannel catfishIkan masEkor kuningTilapia biruIkan nila

Kebutuhan(Berat/kg Pakan)

35 mg30 IU

40–50 mg30 IU25 mg

100 mg50 mg25 mg50 mg100119

25 mg50–100 mg

Kriteria Respon

WG, ADSWG, ADSWG, MLSWG, ADSWG, ADSMLSAASLPWG, ADSAASLPWG, ADSMLSWGWG, ADS

Referensi

Lall et al,1988Woodall et al,1964Halver, 1972Woodall et al, 1964Hung et al, 1980Watanabe et al, 1981Cowey et al, 1983Murray & Andrew, 1974Wilson et al, 1984Watanabe et al, 1970Shimeno, 1991Roem et al, 1990Sotoh et al, 1976

Page 49: Budidaya Ikan Jilid 2

274

Takeuchi (1992), menjelaskan bahwaikan grass carp (Ctenopharyngodon idella)yang diberikan α-tokoferol 2,0; 4,5; 9,4;18,7; 27,5; 44,5 mg/100 g pakan, mem-berikan hasil pertumbuhan yang terbaikpada pemberian vitamin E sebanyak 4,5dan 9,4 mg/100 g pakan. Ikan mengalamidistropi yang ditandai hilangnya dagingikan bagian punggung tubuh jika diberikanα-tokoferol sebanyak 2,0 mg/100 g pakan.Sedangkan Hamre et al (1994), menelitiikan salmon atlantik dengan pemberian DLα-tokoferol asetat sebanyak 0 dan 15 mg/kg pakan, ikan mengalami defisiensi. Ikanyang mengalami defisiensi vitamin E akanmemperlihatkan haemoglobin selulerrendah, volume dan jumlah sel darahmerah meningkat dan bagian sel darahmerah tidak matang. Kadar vitamin E 60mg/kg pakan dapat memberikan ke-langsungan hidup yang tinggi. Pada hasilpenelitian Syahrizal (1988) pada ikan lelepemberian α-tokoferol dalam pakan akanmemberikan hasil yang terbaik pada kadar

211,60–308,16 mg/kg pakan pada kadarlemak 6,38–6,50%.

Berdasarkan hasil penelitian beberapapeneliti yang konsern tentang pemberianvitamin E pada ikan budi daya tersebutmemperlihatkan bahwa vitamin E inibenar-benar sangat dibutuhkan oleh ikanbudi daya untuk meningkatkan lajupertumbuhan dan seperti juga padamanusia vitamin E dapat meningkatkankesuburan dan ternyata pada ikan budidaya juga memberikan dampak yangpositif terhadap proses percepatan organreproduksi yang dapat meningkatkanmasa reproduksi ikan budi daya. Olehkarena itu, pemberian vitamin E pada ikanharus sesuai dengan kebutuhan ikan, tidakboleh berlebihan dan kekurangan. Darihasil pengamatan para peneliti diperolehsuatu gejala umum jika ikan yangdibudidayakan kekurangan vitamin Edalam pakan. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19 Gejala Kekurangan Vitamin E pada Beberapa Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Ikan mas (Cyprinus carpio)Salmon

Channel catfish (Ictalurus punctatus)

Penaeids (Penaeus japonicus)

Tilapia (Oreochromis niloticus)

Gejala

Penyakit otot, mortalitas meningkat, exopthalmia.

Pertumbuhan menurun, exopthalmia, ascites, anemia,insang menggumpal, epicarditis, endapan ceroid dalamlimpa, mortalitas meningkat, warna insang memucat,kerusakan otot, daya tetas telur menurun.

Pertumbuhan dan efisiensi pakan menurun, meneteskandiathesis, penyakit otot, depigmentasi, hati berlemak,anemia, terhentinya perkembangan jaringan pankreas,mortalitas meningkat, pengendapan ceroid dalam hati, danpembuluh darah.

Survival dan pertumbuhan menurun.

Anorexia, pertumbuhan menurun, effisiensi pakan rendah,mortalitas meningkat, pendarahan pada kulit dan sirip,degradasi urat/otot, kerusakan pada sel produksi darahmerah.

Page 50: Budidaya Ikan Jilid 2

275

Vitamin KMenurut Tacon (1987), di alam

vitamin K terdapat dalam dua bentuk yaituvitamin K1 yang disebut mefiton danvitamin K2 yang disebut mevaquinon ataufarnaquinon. Vitamin K1 banyak terdapatpada sayuran sedangkan vitamin K2banyak terdapat pada hasil metabolismebakteri usus dan terdapat pada jaringan.Vitamin K merupakan senyawa sintetisyang banyak digunakan secara klinis dandisebut sebagai Menadion (Vitamin K3).

Vitamin K digunakan untuk pe-meliharaan koagulasi darah normal dalamkemudahan produksi dan atau pelepasberbagai protein plasma yang diperguna-kan untuk koagulasi darah (pembekuandarah).

Sumber bahan baku pakan yangbanyak mengandung vitamin K antara lainadalah tepung alfalfa (9 mg/kg), tepungikan (2 mg/kg), tepung hati dan sayuranhijau (bayam, kangkung, kubis, jelatangdan pine neddles). Vitamin K1 banyakterdapat pada daun lobak, teh hijau,brokoli, kol, selada, sedangkan vitamin K2banyak terdapat pada hasil metabolismebakteri usus dan terdapat pada jaringan.

Kebutuhan vitamin K pada ikan budidaya belum banyak dilakukan penelitian,menurut Tacon (1991) kebutuhanvitamin K pada ikan channel catfish ber-kisar antara 0,5–1 mg/kg pakan, dimanapada dosis tersebut dapat memberikanpertambahan berat badan. Selain itu,

kekurangan vitamin K pada ikan budi dayajuga memberikan dampak yang negatifpada ikan salmon dimana ikan salamonyang kekurangan vitamin K akan mem-berikan gejala peningkatan penggumpalandarah, anemia, pendarahan pada insang,mata dan jaringan pembuluh darah,Sedangkan pada channel catfish meng-akibatkan pendarahan pada kulit dan padaudang mengakibatkan terjadinya penurun-an kelangsungan hidup (Tacon, 1991).

Vitamin yang Larut dalam Air VitaminB1 (Tiamin)

Tiamin berperan sebagai kofaktorenzim untuk metabolisme karbohidratdalam menghasilkan energi dan prosesdekarboksilasi (pelepasan karbon dioksida)dalam reaksi enzim multiplek. Penyerapantiamin oleh usus berlangsung melalui duamekanisme yaitu pertama difusi secarapasif yang terjadi pada saat konsentrasi-nya tinggi dan kedua berlangsung melaluitransport aktif yaitu pada saat konsentrasi-nya menurun. Di dalam tubuh tiamin tidakdapat disimpan dalam jumlah banyak, olehkarena itu kelebihan tiamin di dalam tubuhakan dibuang melalui urin. Sedangkandalam jumlah terbatas tiamin dapatdisimpan di dalam hati, ginjal, jantung, ototdan otak.

Kebutuhan tiamin untuk berbagaijenis ikan berbeda-beda seperti yangdiperoleh dari hasil rangkuman oleh Tacon(1991) melalui berbagai penelitian olehpeneliti pada Tabel 5.20.

Page 51: Budidaya Ikan Jilid 2

276

Setiap jenis ikan membutuhkanjumlah tiamin yang berbeda dalamkomposisi pakan. Apabila kandungan

Tabel 5.20 Kebutuhan Tiamin dalam Pakan (Tacon, 1991)

Tabel 5.21 Tanda-Tanda Kekurangan Tiamin pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

vitamin dalam pakan tidak mencukupimaka akan menyebabkan gejala-gejalapenyakit seperti pada Tabel 5.21.

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Red sea bream(C. major)

Eel (Anguila japonica)

Tilapia(Oreochromis sp)

Asian seabass(Lates calcarifer)

Shrimp(Penaeus japonicus)

Tanda-Tanda

Berkurangnya nafsu makan, pertumbuhan lambat,kepekaan yang meningkat karena getaran padawadah atau akibat kilatan cahaya.

Pendarahan pada sirip, kegugupan memucatnyawarna tubuh, nafsu makan berkurang, pertumbuhanlambat.

Nafsu makan berkurang, pertumbuhan lambat,pewarnaan kulit menjadi gelap, kematian.

Nafsu makan berkurang, pertumbuhan lambat.

Nafsu makan berkurang, ataxia, gejala perubahanmemutarnya badan, pendarahan pada sirip.

Nafsu makan berkurang, warna kulit menjadi muda,gangguan syaraf, efisiensi pakan dan pertumbuhanrendah, hematocrit rendah.

Nafsu makan berkurang, pewarnaan kulit menjadigelap, pertumbuhan lambat, kematian yang diakibat-kan setelah penanganan.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup rendah.

Referensi

Mc Laren et al, 1974Philips & Brockway, 1975,Halver 1957,Kitamura et al, 1967

Aoe et al, 1969

Dupree, 1966,Murai & Andrew, 1978

Yone, 1975

Arai et al, 1972Hashimoto et al, 1972

Lim et al, 1991

Booyaratpalin &Wanakowat, 1991

Kanazawa, 1985

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (S. gairdneri)Brown trout (Salmo trutta)Brook trout (Salvelinus fontinalis)Chinok salmon (O.tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Atlantik salmon (Salmo salar)Turbot (Scopthalmus maximus)Tilapia (Oreochromis sp)Shrimp larva (Penaeus japonicus)Shrimp juvenile (Penaeus japonicus)

Kandungan (mg/kg)

0,51

1–1010–1210–1210–1510–1510–15

0,6–2,62,540

60–120

Referensi

Aoe et al, 1969Mclaren et al, 1978Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Cowey et al, 1975Lim et al, 1991Kanazawa, 1985Deshimaru & Kuroki, 1979

Page 52: Budidaya Ikan Jilid 2

277

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung tiamin antara lain adalahdaging berwarna merah, hati mamalia lautdan beras merah, krustasea, moluska,sayuran dan buah-buahan. Tiamin jugasudah diproduksi secara komersil dalambentuk tiamin klorida dan tiamin difosfatmonoklorida. Keberadaan tiamin dalamtubuh ikan sangat dipengaruhi oleh suhu,pH dan bisulfat, basa organik, enzimtiaminase dan radiasi (Steffens, 1992)

Vitamin B2 (Riboflavin)Riboflavin berperan dalam proses

oksidasi reduksi dalam jaringan danterdapat dalam bentuk koenzim/enzimflavin yang disebut flavoprotein. Flavopro-tein ini sebagai koenzim pada oksidasiasam amino, reaksi dihydropolite dehydro-genase dan transport elektron.

Riboflavin di dalam usus diubahkedalam bentuk koenzimnya dan setelahitu akan didistribusikan ke dalam sel-selagar dapat berfungsi dalam proses

biokimia. Ada dua koenzim dari riboflavinyaitu Flavin Mono Nucleotida (FMN) danFlavin Adenin Dinucleotida (FAD)(Prawirokusumo, 1991).

Penyerapan riboflavin akan meningkatdengan adanya garam-garam empedu.Hasil metabolisme riboflavin ini akandieksresikan ke dalam urin dan feses dansejumlah kecil melalui cairan empedu dankeringat. Metabolisme riboflavin di-pengaruhi oleh hormon tiroid di manahormon tiroid ini akan meningkatkanaktivitas FAD dan FMN. Pada keadaanhipotiroid akan terjadi peningkatan lajuperubahan riboflavin menjadi FMN danFAD.

Kebutuhan ikan akan vitamin B2 iniberbeda-beda seperti yang telah dirangkumoleh Tacon (1991) pada Tabel 5.22.Apabila kandungan riboflavin dalam pakanberkurang maka akan menyebabkangejala-gejala penyakit seperti yang terterapada Tabel 5.23.

Tabel 5.22 Kebutuhan Vitamin B2 dalam Pakan Ikan

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Brown trout (Salmo trutta)Brook trout (Salvelinus fontinalis)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Atlantik salmon (Salmo salar)Tilapia (Oreochromis sp.)Shrimp larva (Penaeus japonicus)Shrimp juvenile (Penaeus japonicus)

Kandungan (mg/kg)

79

2,720–3020–3020–2520–255–10

0,6–2,65

80

Referensi

Takeuchi et al, 1980Murai & Andrew, 1978Amezaga & Knox,1990Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1980Halver, 1972Lim et al, 1991Kanazawa, 1985 218

Page 53: Budidaya Ikan Jilid 2

278

Tabel 5.23 Tanda-Tanda Kekurangan Riboflavin pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Red sea bream(C. major)

Eel(Anguila japonica)

Walking carfish(Clarias batracus)

Asian seabass(Lates calcarifer)

Tilapia(Oreochromis sp.)

Shrimp(Penaeus japonicus)

Tanda-Tanda

Berkurangnya nafsu makan, per-tumbuhan lambat, ada paskularisasipada kornea, lensa mata kabur, erosipada moncong mulut, erosi sirip ekoryang parah, bertambahnya laju ke-matian, pendarahan pada sirip ekor,otot yang lemah, bagian dinding perutmengalami pencekungan, takut padacahaya, tulang punggung tidak normal,pembentukan zat warna yang terangatau gelap, tidak ada koordinasi, malasbergerak, kurang darah.

Nafsu makan berkurang, pertumbuhanlambat, laju kematian sangat tinggi,pendarahan pada kulit dan sirip, sangatgugup, takut sinar.

Kekerdilan dengan badan yang pendek,hilangnya nafsu makan, pertumbuhanlambat, katarak.

Pertumbuhan lambat.

Pendarahan pada sirip, takut sinar,pertumbuhan lambat, nafsu makanberkurang, malas bergerak.

Nafsu makan berkurang, pertumbuhanlambat, pendarahan pada kulit dan sirip,bertambahnya laju kematian.

Pergerakan lambat, takut cahaya,katarak, tubuh pendek, pertumbuhandan efisiensi pakan serta kelangsunganhidup menurun, pewarnaan tubuhmenjadi gelap.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, kaget terhadap sinar, kemati-an tinggi, katarak.

Pertumbuhan dan kelangsungan hiduppada benih menurun.

Referensi

McLaren et al, 1974Philips & Brockway, 1975,Halver 1957,Kitamura et al, 1967,Poston et al,1977,Takeuchi et al, 1980,Hughes et al, 1981,Woodward,1982,Amegaza & Knox, 1990

Aoe et al, 1969

Dupree, 1966,Murai & Andrew, 1978

Yone, 1975

Arai et al, 1972

Butthep et al, 1985

Booyaratpalin & Wanakowat,1991

Lim et al, 1991

Kanazawa, 1985

Page 54: Budidaya Ikan Jilid 2

279

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung riboflavin antara lain dagingdan produk susu, bayam, asparagus, danbrokoli. Riboflavin tidak stabil jika terkenapanas dan cahaya, di mana dengan ada-nya cahaya akan merusak aktivitas ribo-flavin secara perlahan-lahan. Dalambentuk larutan riboflavin sangat tidak stabil.Dekomposisinya sangat dipengaruhi olehsuhu dan pH larutan.

Vitamin B6 (Piridoksin)Piridoksin berperan dalam meta-

bolisme asam amino, maka bila kekurang-an vitamin ini akan metabolisme proteinada enam reaksi yang memerlukanvitamin B6 yaitu reaksi transaminasi,reaksi decarboksilasi, reaksi dehydrasi,reaksi desulphurasi, reaksi racemisasi,reaksi cleavage, reaksi kondensasi, reaksialdolase, serta reaksi-reaksi lainnya.

Piridoksin didalam usus diubah kedalam bentuk piridoksal fosfat danpiridoksamin fosfat. Metabolisme piridoksindimulai sejak vitamin ini masuk ke dalamorgan atau jaringan tubuh dan akan diubahmenjadi piridoksal fosfat dan piridoksaminfosfat sampai dikeluarkan lagi ke dalamberbagai bentuk untuk digunakan olehjaringan lain atau dieksresikan. Transportasivitamin ini di dalam tubuh diperantarai olehenzim piridoksal kinase yang banyakterdapat pada semua jaringan terutamaotak, hati, dan ginjal.

Kebutuhan ikan akan vitamin B6 iniberbeda-beda seperti yang telah di-rangkum oleh Tacon (1991) pada Tabel5.24. Apabila kandungan piridoksin dalampakan berkurang maka akan menyebab-kan gejala-gejala penyakit seperti yangtertera pada Tabel 5.25.

Tabel 5. 24 Kebutuhan Vitamin B6 dalam Pakan Ikan

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Brown trout (Salmo trutta)Brook trout (Salvelinus fontinalis)Chinok salmon (O.tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Atlantik salmon (Salmo salar)Red sea brem ( C. major)Glithead bream (Sparus auratus)Asean seabass (Lates calcarifer)Penaeids (Penaeus japonicus) juvenilPenaeids (Penaeus japonicus) larvaPenaeids (Penaeus vannamei)

Kandungan (mg/kg)

5,43

10–1510–1510–15

1015–2010–15

5–61,255–10

60120

80–100

Referensi

Ogino, 1965Murai & Andrew, 1978Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Hardy et al, 1979Halver, 1980Takeda & Yone, 1971Kissil et al, 1981Wanakowat et al, 1989Deshimaru & Kuroki, 1979Kanazawa, 1985He & Lawrence, 1991

Page 55: Budidaya Ikan Jilid 2

280

Tabel 5.25 Tanda-Tanda Kekurangan Riboflavin pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Red sea bream(C. major)

Eel(Anguila japonica)

Turbot(S. maximus)

Gilthead bream(S. auratus)

Yellowtail

Snakhead

Ikan lele(Clarias batracus)

Tanda-Tanda

Mudah terganggu, peka terhadaprangsangan, berkurangnya nafsumakan, awal rigor mortis yang cepat,ataxia, penimbunan cairan padakantong perut, konstraksi overkulumyang berlebihan, berenang cepat dantidak teratur, pewarnaan permukaanpunggung hijau kebiruan, pewarnaanpada kulit, kurang darah, dan bernafasdengan cepat.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanlambat, sangat mudah terganggu.

Nafsu makan menurun, sangat mudahterganggu, berenang tidak teratur,kejang, pewarnaan biru hijau pada per-mukaan punggung.

Pertumbuhan lambat.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanlambat, sangat mudah terganggu.

Pertumbuhan menurun.

Nafsu makan menurun, kematian tinggi,hyperirritability, berenang tidak teratur,efisiensi pakan menurun.

Pertumbuhan menurun.

Pertumbuhan menurun, ataxia,berenang tidak teratur, wedema,pewarnaan tidak normal, kebutaan,lensa kabur.

Pertumbuhan lambat, peningkatankematian, erosi pada sungut, sangatmudah terganggu, kehilangan ke-seimbangan, awal rigor mortis lebihcepat, berenang tidak teratur, pengikis-an pada sirip dan rahang bawah, ber-nafas dengan cepat.

Referensi

McLaren et al, 1974Philips & Brockway, 1975,Poston et al,1977,Takeuchi et al, 1980,Hughes et al, 1981,

Ogino, 1965

Dupree, 1966,Murai & Andrew, 1978

Yone, 1975

Arai et al, 1972

Adron et al, 1978

Kissil et al, 1969

Sakaguchi et al, 1983

Agrawal & Mahajan, 1983

Butthep et al, 1985

Page 56: Budidaya Ikan Jilid 2

281

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung piridoksin antara lain khamir,biji-bijian misalnya jagung, dan gandum.Piridoksin tidak stabil jika terkena sinarultra violet karena vitamin ini mempunyaispektrum absornas ultra violet yang khasdan sangat dipengaruhi oleh perubahanpH.

Vitamin B5 (Asam Pantotenat)Asam pantotenat berperan dalam

formasi koenzim A. Koenzim A adalahgabungan antara mercapto ethyl aminedengan phosphopanthothenic acid dan

adenosin –31–51 diphosphat. Koenzim Aini berfungsi dalam metabolisme karbo-hidrat, protein, dan lemak (Prawirokusumo,1991). Asam pantotenat mudah diserap didalam usus yang akan mengalamifosforilasi oleh ATP menjadi bentuk asam4-fosfopantotenat.

Kebutuhan ikan akan vitamin B5 iniberbeda-beda seperti yang telah di-rangkum oleh Tacon (1991) pada Tabel5.26. Apabila kandungan asam pantotenatdalam pakan berkurang maka akanmenyebabkan gejala-gejala penyakitseperti yang tertera pada Tabel 5.27.

Tabel 5.26 Kebutuhan Vitamin B5 dalam Pakan

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Brown trout (Salmo trutta)Brook trout (Salvelinus fontinalis)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Red sea bream (C. major)Mexican cichlid (C. urophthalmtus)Tilapia (Oreochromis mossambicus)Shrimp (Penaeus japonicus)

Kandungan (mg/kg)

30–5015

40–5040–5041–5040–5040–50

1080NRNR

Referensi

Ogino, 1965Wilson et al, 1983Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Yano et al, 1975Chaves et al, 1990Room et al, 1990Kanazawa, 1985

Jenis Ikan

Asian seabass(Lates calcarifer)

Penaeid Shrimp(Penaeus japonicus)

Tanda-Tanda

Nafsu makan menurun, berenang dipermukaan tidak mau berkelompok,berenang seperti spiral tidak beraturan,luka pada bibir bawah, kematian tinggi,kekejangan pada otot tak sadar, pe-nurunan konversi pakan.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidupmenurun.

Referensi

Wankowat et al, 1989

Deshimaru & Kuroki,1979,Kanazawa, 1985

Page 57: Budidaya Ikan Jilid 2

282

Tabel 5.27 Tanda-Tanda Kekurangan Asam Pantotenat pada Ikan Budi Daya (Tacon,1991)

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Red sea bream(C. major)

Eel(Anguila japonica)

Ikan lele(Clarias batracus)

Mexican cichlid(C. urophthalmus)

Asian seabass(Lates calcarifer)

Prawn(M. rosenbergii)

Tanda-Tanda

Berkurangnya nafsu makan, per-tumbuhan menurun, kurang darah,tutup insang berlendir, pergerakanlambat, operculum menggembung.

Nafsu makan menurun, partumbuhanmenurun, pergerakan sangat lambat,kurang darah, pendarahan pada kulit,exophthalmia.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, pengikisan pada kulit, kurangdarah.

Pertumbuhan menurun, kematiantinggi.

Pertumbuhan lambat, berenang tidaknormal, luka pada kulit.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, kematian tinggi, sungutterkikis, pendarahan di bawah kulit, siriprusak, oedema, bernafas cepat, insang,dan hati pucat.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, kematian tinggi, bernafascepat, pewarnaan gelap, exophthalmia,pendarahan pada sirip dan kepala.

Nafsu makan menurun, pertum-buhanmenurun, penurunan efisiensi pakan,pewarnaan gelap, berenang tidaknormal, pendarahan pada operculum,pengikisan pada sirip pelvic.

Pertumbuhan menurun.

Referensi

McLaren et al, 1974Philips & Brockway, 1975,Halver 1957,Kitamura et al, 1967,Poston et al, 1977,Coat & Halver, 1958,

Matsumoto et al, 1991,Ogino, 1967

Dupree, 1966,Murai & Andrew, 1978

Yone, 1975,Yano et al, 1988

Arai et al, 1972

Butthep et al, 1985

Chaves de Martinezl et al, 1990

Boonyaratpalin & Wanakowat,1991

Heinem, 1988

Page 58: Budidaya Ikan Jilid 2

283

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung asam pantotenat antara lainragi bir kering, air susu, keju, keju dilaktosekering, telur yam, beras sosoh, tepungkacang tanah, tepung biji matahari, dedakgandum, tepung alfalfa, dan gula tebukering. Asam pantotenat dapat mengalamikerusakan mutu karena proses oksidasidan suhu tinggi. Oleh karena itu,penyimpanan dalam suhu dingin sangatdianjurkan dan selama proses peng-olahan pakan dengan suhu yang tinggivitamin ini akan mengalami kehilangankandungannya karena pemanasan.

BiotinBiotin berperan di dalam metabolisme

sebagai fiksasi karbon dioksida yangselanjutnya ditransfer ke substrat yanglain. Biotin yang berikatan dengankarbondioksida disebut dengan karbok-sibiotin. Biotin juga berperan dalam reaksidalam pembentukan asam lemak, meta-bolisme beberapa asam amino, danmetabolisme karbohidrat.

Kebutuhan ikan akan biotin iniberbeda-beda seperti yang telah di-rangkum oleh Tacon (1991) pada Tabel5.28. Apabila kandungan biotin dalampakan berkurang maka akan menyebab-kan gejala-gejala penyakit seperti yangtertera pada Tabel 5.29.

Tabel 5.28 Kebutuhan Biotin dalam Pakan

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Brown trout (Salmo trutta)Brook trout (Salvelinus fontinalis)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Lake trout (S. namaycush)Red sea bream (C. major)Larva udang (Penaeus japonicus)

Kandungan (mg/kg)

11–25< 1

1–1,2< 0,51–1,21,5–21–1,51–1,5

0,05–0,251NR> 4

Referensi

Ogino et al, 1970Guther & Meyer, 1990Lovel & Buston, 1984Halver, 1972Walton et al, 1984Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Poston, 1976Yone, 1975Kanazawa, 1985

Page 59: Budidaya Ikan Jilid 2

284

Tabel 5.29 Tanda-Tanda Kekurangan Biotin pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung biotin antara lain ragi birkering, ragi torula kering, tepung bijibunga, telur ayam, beras sosoh, tepunghati dan paru, dedak padi, tepung bijikapas, tepung kacang tanah, tepungalfalfa, gandum, tepung darah kering, dantepung ikan. Biotin juga bisa dalam bentukalkohol yang disebut dengan biotimal dandapat disintesis secara kimia danmempunyai aktivitas biotin 100% (Tacon,1991). Kandungan biotin dari bahan bakuakan mudah hilang karena prosesleaching.

Asam FolatAsam folat merupakan koenzim untuk

beberapa sistem enzim. Di dalam tubuhasam folat berfungsi untuk mentransfersatu satuan karbon seperti gugus metildimana unit-unit karbon ini akan dihasilkanselama metabolisme asam amino. Oleh

karena itu, asam folat berperan di dalamsintesis asam amino. Asam folat yangterdapat dalam bahan baku pakanbiasanya dalam bentuk poliglumatsedangkan asam folat yang dapat diserapoleh usus harus dalam bentuk monoglutamat.Oleh karena itu, sebelum dapat diserapoleh usus, asam folat harus dihidrolisisterlebih dahulu. Hidrolisis berlangsungoleh adanya aktivitas enzim konjugase.Penyerapan asam folat dipengaruhi olehefisiensi mekanisme dekonjungase yaituyeast. Kelebihan asam folat didalam tubuhakan dibuang melalui urin.

Kebutuhan ikan akan asam folat iniberbeda-beda seperti yang telah di-rangkum oleh Tacon (1991) pada Tabel5.30. Apabila kandungan biotin dalampakan berkurang maka akan menyebab-kan gejala-gejala penyakit seperti yangtertera pada Tabel 5.31.

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Eel(Anguila japonica)

Shrimp(Penaeus japonicus)

Tanda-Tanda

Berkurangnya nafsu makan, per-tumbuhan menurun, kematian ber-tambah, efisiensi pakan menurun, lukapada colon, jaringan tidak tumbuh,kejang, insang pucat.

Pertumbuhan menurun, pergerakanmenurun.

Tidak terjadi pewarnaan, kurang darah,nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, hypersinsiitifity.

Pertumbuhan lambat, pewarnaangelap, tingkah laku berenang tidaknormal.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidupmenurun.

Referensi

Philips & Brockway, 1975,Halver 1957,Kitamura et al, 1967,Coat & Halver, 1958,Poston & Page 1985

Ogino et al, 1970,Guther & M Burgdoff, 1990

Robinson & Lovel, 1978,Lovel & Buston, 1984

Arai et al, 1972

Kanazawa, 1985

Page 60: Budidaya Ikan Jilid 2

285

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung asam folat antara laintepung ikanlaut, susu, sayuran berdaunhijau tua, bunga kobis, kacang-kacangan,dan gandum. Asam folat dapat berbentukkristal folasin sebagai bentuk komersilyang banyak digunakan sebagai foodadditive untuk fortifikasi bahan makanan(Andarwulan dan Sutrisno, 1992).

Vitamin B12 (Cyanokobalamin)Vitamin B12 disebut juga dengan

cyanokobalamin karena berdasarkanstruktur kimianya vitamin ini terdiri atasasam cobalt di tengah dengan tetra ringdari porphyrin. Gugus cyanide terdapatpada asam cobalt, karena itu disebutcyanokobalamin. Vitamin ini berperandalam penggunaan asam propionat.

Tabel 5.30 Kebutuhan Asam Folat dalam Pakan Ikan (Tacon, 1991)

Tabel 5.31 Tanda-Tanda Kekurangan Asam Folat pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Brown trout (Salmo trutta)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Atlantic salmon (Salmo salar)Red sea bream (C. major)

Kandungan (mg/kg)

NR0,5–11–5

6–106–106–106–105–10NR

Referensi

Aoe et al, 1969Duchan & Lovel, 1991McLaren et al, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1980Yone, 1975

Jenis Ikan

Salmonids

Eel(Anguila japonica)

Rohu(Labeo rohita)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Ikan lele(Clarias batracus)

Shrimp( P. japonicus)

Tanda-Tanda

Kurang darah, pertumbuhan lambat,nafsu makan menurun, pewarnaangelap, insang pucat, exophthalmia.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanlambat, pewarnaan gelap.

Penurunan hematocrit, penurunanpertumbuhan.

Nafsu makan menurun, peningkatankematian, lethargy, pertumbuhanmenurun, hematocrit rendah.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, warna kulit memudar, insang,dan hati pucat.

Penurunan kelangsungan hidup larva.

Referensi

McLaren et al, 1947,Philips & Brockway, 1957,Kitamura et al, 1967,Coat & Halver, 1958

Arai et al, 1972

John & Mahajan, 1979

Dupree, 1966,Duncan & Lovel,1991

Butthep et al, 1985

Kanazawa, 1985

Page 61: Budidaya Ikan Jilid 2

286

Kekurangan vitamin ini akan menyebab-kan timbunan methyl-malonyl CoA danakan dikeluarkan lewat urin dan disebutmethyl-malonic aciduria.

Kebutuhan ikan akan vitamin B12 iniberbeda-beda seperti yang telah di-

rangkum oleh Tacon (1991) pada Tabel5.32. Apabila kandungan biotin dalampakan berkurang maka akan menyebab-kan gejala-gejala penyakit seperti yangtertera pada Tabel 5.33.

Tabel 5.32 Kebutuhan Vitamin B12 dalam Pakan Ikan (Tacon, 1991)

Tabel 5.33 Tanda-Tanda Kekurangan Vitamin B12 pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung vitamin B12 antara laintepung ikan laut, udang, kepiting, oyster,scallop, tepung daging, dan tulang.

Niasin (Asam Nikotinat)Niasin dapat juga disebut dengan

vitamin B3 atau asam nikotinat yangberperan dalam reaksi enzimatik dalamtubuh. Asam nikotinat merupakan unsur

dari dua buah koenzim, yaitu NikotinamidAdenin Dinukleotida (NAD) dan NikotinamidAdenin Dinukleotida Fosfat (NADP). NADadalah koenzim bagi sejumlah enzimdehidrogenase yang berperanan dalammetabolisme lemak, karbohidrat dan asamamino. Sedangkan NADP berperan dalamreaksi hidrogenasi pada jalur heksosamonofosfat (HMP) dalam metabolismeglukosa. Bentuk tereduksi dari NADP

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Tilapia (O. niloticusi)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)

Kandungan (mg/kg)

NRNRNRNR

0,015–0,020,015–0,02

Referensi

Hashimoto, 1953Kashiwada & Teshima,1966Limsuwan & Lovel, 1981Lovel & Limsuwan, 1982Halver, 1972Halver, 1972

Jenis Ikan

Salmonids

Channel catfish(I. punctatus)

Eel (Anguila japonica)

Red sea bream

Rohu (Labeo rohita)

Shrimp(P. japonicus)

Tanda-Tanda

Nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, microcyctic hypochromicanemia, eritrocit pecah, efisiensi pakanrendah.

Penurunan pertumbuhan, hematocritrendah.

Pertumbuhan lambat.

Pertumbuhan lamba.

Penurunan pertumbuhan, hematocritrendah, megaloblastic.

Penurunan kelangsungan hidup larva.

Referensi

Halver, 1957,Philips et al. 1963

Dupree,1966;Limsuwan & Lovell, 1981

Arai et al, 1972

Yone, 1975

John & Mahajan, 1979

Kanazawa, 1985

Page 62: Budidaya Ikan Jilid 2

287

mempunyai peranan penting dalamsintesis lemak dan steroid (Muchtadi dkk,1993).

Kebutuhan ikan akan niasin ini berbeda-beda seperti yang telah dirangkum oleh

Tacon (1991) pada Tabel 5.34. Apabilakandungan niasin dalam pakan berkurangmaka akan menyebabkan gejala-gejalapenyakit seperti yang tertera pada Tabel5.35.

Tabel 5.34 Kebutuhan Niasin dalam Pakan Ikan (Tacon, 1991)

Tabel 5.35 Tanda-Tanda Kekurangan Niasin pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Brown trout (Salmo trutta)Brown trout (Salmo fontinalis)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Shrimp (P. japonicus) larva

Kandungan (mg/kg)

2814

120–15010

120–150150–200

150200400

Referensi

Aoe et al, 1969Murai & Andrews, 1978Halver, 1972Poston & Wolfe, 1985Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Kanazawa, 1985

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Channel catfish(Ictalurus punctatus)

Red sea bream

Eel(Anguila japonica)

Ikan lele(Clarias batracus)

Shrimp(P. japonicus)

Tanda-Tanda

Nafsu makan menurun, pertumbuhanlambat, penurunan efisiensi pakan,pewarnaan gelap, berenang tidakteratur, penimbunan cairan padalambung.

Pendarahan pada kulit, kematian tinggi.

Pendarahan dan luka pada kulit dansirip, kurang darah, exophthalmia,kematian tinggi.

Pertumbuhan lambat.

Pendarahan dan luka pada kulit, pe-nurunan pertumbuhan, ataxia, pe-warnaan gelap.

Nafsu makan menurun, pertumbuhanmenurun, muscle spasms, kehilangankeseimbangan, pendarahan dibawahkulit dan sirip, exopthalmia, kematiantinggi, berenang tidak teratur.

Pertumbuhan dan penurunan ke-langsungan hidup.

Referensi

McLaren et al, 1947,Philips & Brockway, 1957Kitamura et al, 1967,Coat & Halver, 1958,Poston & Wolfe, 1985

Aoe, et al, 1966

Dupree, 1966,Murai & Andrew, 1979

Yone, 1975

Arai et al, 1972

Butthep et al, 1985

Kanazawa, 1985

Page 63: Budidaya Ikan Jilid 2

288

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung niasin antara lain adalahberas sosoh, ragi kering, dedak, dedakgandum, tepung biji bunga matahari,tepung kacang tanah, tepung hati danparu, tepung jagung, tepung gandum(Tacon, 1991).

InositolInositol disebut pula zat lipotropik

yang berarti dibutuhkan untuk meng-hilangkan lemak dalam hati. Inositolberperan terutama sebagai komponen

inositida pada hampir semua membransel. Myoinositol merupakan komponenpenting inositol yang mengandungphospholipid. Katabolisme inositolmungkin terjadi melalui reaksi glikolisis dansiklus krebs (Kuksis dan Mookerjea, 1991).

Kebutuhan ikan akan inositol iniberbeda-beda seperti yang telahdirangkum oleh Tacon (1991) pada Tabel5.36. Apabila kandungan biotin dalampakan berkurang maka akan menyebab-kan gejala-gejala penyakit seperti yangtertera pada Tabel 5.37.

Tabel 5.36 Kebutuhan Inositol dalam Pakan Ikan (Tacon, 1991)

Tabel 5.37 Tanda-Tanda Kekurangan Inositol pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Red sea bream (C. major)Shrimp (Penaeus japonicus) juvenilShrimp (Penaeus japonicus) larva

Kandungan (mg/kg)

440NR

250–300200–300300–400300–400550–900

2000–40002000

Referensi

Aoe et al, 1969Burtle,1981McLaren et al, 1947Halver, 1972Halver, 1972Halver, 1972Yone et al, 1971Kanazawa, 1985Kanazawa et al, 1985

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Red sea breamEel

(Anguila japonica)

Shrimp(P. japonicus)

Tanda-Tanda

Pertumbuhan menurun, distendedabdomen, warna gelap, peningkatanwaktu pengosongan lambung.

Penurunan pertumbuhan, kulit dan siripluka/pendarahan, kehilangan mucosakulit.

Pertumbuhan menurun.

Nafsu makan dan pertumbuhan me-nurun.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidupmenurun.

Referensi

Mc Laren et al, 1947,Halver, 1957,Philips & Brockway 1957Coates & Halver, 1958

Aoe & Masuda, 1967

Yone, 1975

Arai et al, 1972

Kanazawa et al, 1976,Kanazawa, 1985

Page 64: Budidaya Ikan Jilid 2

289

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung inositol antara lain tepungikan, ragi bir kering, dan benih gandum.

KolinKolin adalah basa ammonium ber-

valensi empat dan tersebar luas dia alam,produk degradasinya seperti betain(garam karboksimetiltrimetilammoniumhidroksida. Menurut Halver (1988) perandan fungsi dari kolin antara lain komponenutama dalam fosfolipid dalam membransel dan lipoprotein serum (pengemulsi),

donor asam lemak untuk kolesterol dalampengelolaan LDL, sumber grup metil untuksintesis metionin dan substrat untukpembentukan neurotransmitter, asetilkolin.

Kebutuhan ikan akan kolin ini ber-beda-beda seperti yang telah dirangkumoleh Tacon (1991) pada Tabel 5.38.Apabila kandungan biotin dalam pakanberkurang maka akan menyebabkangejala-gejala penyakit seperti yang terterapada Tabel 5.39.

Tabel 5.38 Kebutuhan Kolin dalam Pakan Ikan (Tacon, 1991)

Tabel 5.39 Tanda-Tanda Kekurangan Kolin pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Lake trout (Salmo nemaycush)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Red sea bream (C. major)Stureon (A. transmontanus)Tilapia (T. aurea)Shrimp (Penaeus japonicus) juvenilShrimp (Penaeus japonicus) larva

Kandungan (mg/kg)

4000400

774–8131000

600–800600–800

5001700–3100

NR600

6000

Referensi

Ogino et al, 1970Wilson & Poe,1988Rumsey, 1991Ketola, 1976Halver, 1972Halver, 1972Yone et al, 1988Hung, 1989Roem et al, 1990Kanazawa, 1985Kanazawa et al, 1985

Jenis Ikan

Salmonids

Common carp(Cyprinus carpio)

Channel catfish(I. punctatus)

Red sea bream(C. major)

Tanda-Tanda

Pertumbuhan menurun, hati banyakmengandung lemak, efisiensi pakanmenurun, pendarahan pada ginjal danusus.

Pertumbuhan menurun dan hati banyakmengandung lemak.

Penurunan pertumbuhan, pendarahanpada ginjal dan usus.

Pertumbuhan menurun, kematian.

Referensi

Mc Laren et al, 1947, Halver,1957, Philips & Brockway,1957, Coates & Halver, 1958,Ketola,1976, Poston, 1990,Rumsey, 1991

Ogino et al, 1970

Dupree, 1976,Wilson & Poe, 1988

Yone, 1975,Yano et al, 1988

Page 65: Budidaya Ikan Jilid 2

290

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung kolin antara lain tepungudang, tepung hati, tepung biji matahari,tepung paru, tepung ikan, tepung benihgandum, tepung ikan putih, tepung bijikapas, tepung kedelai, tepung tulang, dantepung kacang tanah (Tacon, 1991).

Vitamin C (Asam Askorbat)Vitamin C atau asam korbat mem-

punyai dua bentuk yaitu bentuk oksidasidisebut L dehydro ascorbic acid danbentuk reduksi yang disebut L ascorbicacid. Vitamin C sangat penting bagipertumbuhan semua hewan karenaberperan pada banyak sistem meta-bolisme enzim. Hasil penelitian dariBoonyaratpalin et al (1993), vitamin Csangat berperan dalam pembentukanhydroksiprolin (penyusun kolagen). Dimana kolagen ini terdiri dari hydroksi prolindan hydroksiprolin. Bersama-samadengan ATP dan MgCl2 merupakankofaktor dalam menghambat adiposetissue lipase dan memacu hydrolitikdeaminasi dari peptidaatau proteinsehingga berperan dalam proses agingyaitu membuat jaringan lebih tahan lama

dari proses pelapukan. Selain itu vitaminC dapat meningkatkan respon netrofilterhadap kemotoksis dan meningkatkanproliferosi limfosit sebagai responterhadap nitrogen serta peningkatanaktivitas netrofil terhadap endotoksin.Gejala defisiensi vitamin C pada ikandisebabkan oleh rusaknya kolagen danjaringan penunjang. Kolagen merupakanprotein pada ikan dan konsentrasinyatinggi ditemukan pada kulit dan tulang(Sandness, 1991).

Kelebihan vitamin C dalam tubuhakan dimetabolisme selanjutnya dieksresi-kan melalui urin. Dengan demikiandidalam urin terdapat sejumlah metabolit-metabolit asam askorbat dan yang telahteridentifikasi antara lain asam dehidroaskorbat, asam diketogulonat askorbat-2-sulfat, metil askorbat, serta 2-keto-askorbitol (Muchtadi dkk. 1993). Kebutuh-an ikan akan vitamin C ini berbeda-bedaseperti yang telah dirangkum oleh Tacon(1991) pada Tabel 5.40. Apabila kandung-an viatamin C dalam pakan berkurangmaka akan menyebabkan gejala-gejalapenyakit seperti yang tertera pada Tabel5.41.

Jenis Ikan Tanda-Tanda Referensi

Eel (Anguila japonica)

Sturgeon(A. transmontanus)

Shrimp (P. japonicus)

Nafsu makan dan pertumbuhan menurun.

Pertumbuhan menurun, penyerapanlemak pada hati.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidupmenurun.

Arai et al, 1972

Rumsey, 1991

Ka nazawa et al, 1976,Kanazawa, 1985

Page 66: Budidaya Ikan Jilid 2

291

Tabel 5.40 Kebutuhan Vitamin C dalam Pakan Ikan (Tacon, 1991)

Jenis Ikan

Common carp (Cyprinus carpio)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Nile tilapia (Oreochromis niloticus)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Chinok salmon (O. tshawytscha)Coho salmon (Oncorhynchus kisutch)Atlantic salmon (Salmo salar)Atlantic salmon (Salmo salar)Yellow tail (S. quinqueradiata)Asean sea bass (Lates calcarifer)Mexican cichlid (C. urophthalmus)Flounder (Paralichthys olivaceus)Plaice (Pleuronectes platessa)Prawn (Macrobrachium rosenbergii)Shrimp (Penaeus japonicus) juvenileShrimp (Penaeus japonicus) juvenilShrimp (Penaeus japonicus) juvenilShrimp (Penaeus japonicus) juvenilShrimp (Penaeus vannamei) juvenilShrimp (Penaeus japonicus) larva

Kandungan (mg/kg)

NR6060

88025–50

NR1250

100–1504050

10020–264

21010

100–15050–80

5010–20

30700–1100

40–11060–100

20050–10010.00030001000

215–430100

10.000

Referensi

Sato et al, 1978Wilson & Poe, 1973Lovel & Lim, 1978Lovell, 1973Andrew & Murray, 1974Launer et al, 1978Lovell & Naggar, 1989Soliman et al, 1986Halver, 1972Hilton et al, 1978Sato et al, 1982Dabowski et al, 1990Sato et al, 1991Cho & Cowey, 1991Halver, 1972Halver, 1972Lall et al, 1989Sandness et al, 1991Kanazawa et al, in pressBoonyaratpalin et al, 1989Chaves de Martinez, 1990Tesima et al, 1991Rosenlund et al, 1990Moncreiff et al, 1991Guary et al, 1976Deshimaru & kuroki, 1976Lightner et al, 1979Shigueno & itoh, 1988Kanazawa, 1985Lawrence & He, 1991

Page 67: Budidaya Ikan Jilid 2

292

Jenis Ikan Tanda-Tanda Referensi

Tabel 5.41 Tanda-Tanda Kekurangan Inositol pada Ikan Budi Daya (Tacon, 1991)

Red sea bream

Eel(Anguila japonica)

Snakehead(C. punctata)

Tilapia

Ikan lele(C. batracus)

Indian major carp

Turbot(S. maximus)

Plaice

Asian seabass(Lates calcarifer)

Mexican Cichlid

Udang galah

Shrimp(P. japonicus)

Pertumbuhan menurun.

Pertumbuhan menurun, erosi padasirip, erosi pada rahang bawah.

Scoliosis lordosis, kurang darah,filamen insang berubah.

Scoliosis lordosis, pertumbuhanmenurun, pendarahan pada bagiandalam dan luar, erosi pada sirip ekor,exophthalmia, kurang darah, daya tetastelur menurun.

Scoliosis, pendarahan pada bagianluar, erosi pada sirip, warna kulit gelap.

Pertumbuhan menurun, kematianmeningkat, scoliosis lordosis, hypochro-mic macrocytic anemia.

Pertumbuhan menurun, renal granu-loma, kematian.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidupmenurun.

Pertumbuhan menurun, pewarnaangelap, kehilangan keseimbangan, erosipada sirip ekor, pendarahan padainsang, exophthalmia, badan pendek,filamen insang rusak.

Pertumbuhan menurun, kematiantinggi, pewarnaan gelap, pendarahanpada mata, erosi pada kepala dan sirip,exophthalmia, scoliosis lordosis, iritasi,perubahan tulang kepala.

Pertumbuhan dan kelangsungan hidupmenurun.

Gejala kematian dengan tanda-tandahitam, efisiensi pakan dan pertumbuh-an serta kelangsungan hidup menurun.

Yone, 1975

Arai et al, 1972

Mahajan & Agrawal, 1979.

Soliman et al, 1986

Butthep et al, 1985

Agrawal & Mahajan, 1980

Baudin-Laurence et al, 1989,Coustans et al, 1990,Gouillou et al, 1991

Rosenlund et al, 1990

Boonyaratpalin et al, 1989

Chevas de Martinez, 1990

Heinen, 1988,Moncreiff et al, 1991

Kanazawa, 1985,Guary, 1976,Lightener et al, 1970,Shigueno & Itoh, 1988,Lawrence & He, 1991

Page 68: Budidaya Ikan Jilid 2

293

Mc Laren et al, 1947,Halver, 1989,Philips & Brockway, 1957,Coates & Halver, 1958,Kitamura et al, 1967,Hilton et al, 1978,Sato et al, 1991

Lovell,1973,Andrew & Murai, 1974,Lovel & Lim, 1973,Wilson & Poe, 1973,Lim&lovell, 1978,Wilson et al, 1989

Pertumbuhan menurun, scoliosislordosis, pendarahan pada sirip bagiandalam, warna gelap, kematian me-ningkat, penurunan daya tetas telur.

Penurunan pertumbuhan, scoliosislordosis, pendarahan bagian dalam danluar, erosi pada sirip, kulit berwarnagelap, nafsu makan menurun, berenangtidak teratur.

Salmonids

Channel catfish(I. punctatus)

Jenis Ikan Tanda-Tanda Referensi

Sumber bahan pakan yang banyakmengandung vitamin C antara lain lobster,kepiting, dan sebagian besar terutamaterdapat pada sayuran dan buah-buahan.Vitamin C merupakan vitamin yang palingmudah rusak dan sangat larut dalam air.Disamping itu vitamin C mudah teroksidsibila dalam keadaan alkalis, suhu tinggi,terkena sinar matahari dan logam beratyseperti seng, besi dan terutama tembaga.Oleh karena itu, agar vitamin C yangterdapat dalam bahan pakan harusdihindari dari hal-hal tersebut di atas.

5.6 MineralIkan dalam komposisi zat gizinya juga

membutuhkan mineral dalam campuranpakannya agar ikan dapat tumbuh denganbaik. Mineral merupakan unsur anorganikyang dibutuhkan oleh organisme perairan(ikan) untuk proses hidupnya secaranormal. Ikan sebagai organisme air mem-punyai kemampuan untuk menyerapbeberapa unsur anorganik ini, tidak hanyadari makanannya saja tetapi juga darilingkungan.

Jumlah mineral yang dibutuhkan olehikan sangat sedikit tetapi mempunyaifungsi yang sangat penting. Dalampenyusunan pakan buatan mineral mixbiasanya ditambahkan berkisar antara2–5% dari total jumlah baha baku dan

bervariasa bergantung pada jenis ikanyang akan mengkonsumsinya. Walaupunsangat sedikit yang dibutuhkan oleh ikan,mineral ini mempunyai fungsi yang sangatutama dalam tubuh ikan antara sebagaiberikut.• Merupakan bagian terbesar dari

pembentukan struktur kerangka,tulang, gigi, dan sisik.

• Mineral tertentu dalam bentuk ion didalam cairan tubuh dapat berperanuntuk mempertahankan keseimbang-an asam basa serta regulasi pH daridarah dan cairan tubuh lainnya.

• Adanya keterlibatan mineral dalamkerja sistem syaraf dan konstraksi otot

• Merupakan komponen penting dalamhormon, vitamin, enzim dan pigmenpernafasan atau sebagai kofaktordalam metabolisme, katalis dan enzimaktivator.

• Berperan dalam pemeliharaantekanan osmotik dan juga mengaturpertukaran air dan larutan dalam tubuhikan.Berdasarkan banyaknya fungsi

mineral dalam kehidupan ikan, maka min-eral merupakan salah satu bahan yangharus ada dalam komposisi pakan ikan.Dan unsur mineral ini sangat essensialbagi kehidupan hewan, ikan dan udang.

Page 69: Budidaya Ikan Jilid 2

294

Unsur mineral essensial ini biasanya di-klasifikasikan menjadi dua grup ber-dasarkan konsentrasinya di dalam tubuhikan, yaitu: mineral makro dan mineralmikro. Mineral makro adalah mineral yangkonsentrasinya dalam tubuh organismedibutuhkan dalam jumlah besar (lebih dari100 mg/kg pakan kering), yaitu kalsium (Ca),Magnesium (Mg), Sodium (Na), Potassium(K), fosfor (P), Chlorine (Cl), dan Sulfur (S).

Mineral mikro adalah mineral yangkonsentrasinya dalam tubuh setiaporganisme dalam jumlah sedikit (kurangdari 100 mg/kg pakan kering),yaitu : Besi(Fe), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Seng(Zn), Cobalt (Co), Molybdenum (Mo),Cromium (Cr), Selenium (Se), Fluorine (F),Iodine/Iodium (I), Nickel (Ni), dan lain-lain.

Kalsium (Ca)Kalsium merupakan unsur mineral

makro yang di dalam tubuh disimpan padatulang, gigi dan sebagian besar pada kulitdan kerangka tubuh. Peranan dan fungsikalsium di dalam tubuh antara lain sebagaikomponen utama pembentuk tulang, gigi,kulit serta sisik dan memelihara ketegarankerangka tubuh, mengentalkan darah,sebagai ”intracellular regulator” atau mes-senger yaitu membantu regulasi aktivitasotot kerangka, jantung dan jaringanlainnya, konstraksi dan relaksasi otot,membantu penyerapan vitamin B12,menjaga keseimbangan osmotik.

Pengambilan kalsium dari perairanoleh ikan digunakan atas dasar untukkegiatan struktural. Transpor Ca dari airoleh aliran darah ke jaringan tulang dankulit berlangsung secara cepat. Jumlahlemak dalam pakan sangat berpengaruhdalam penyerapan Ca oleh usus. Padakondisi abnormal, yaitu penyerapan lemakterganggu maka Ca pun akan sedikit yangdiserap. Hal ini dikarenakan asam lemak

yang tidak diserap akan berikatan denganCa dan akan terbuang dalam bentuk feses.

Kandungan Ca dalam perairan sangatdiperlukan untuk kehidupan ikan. Perairandengan kandungan Ca rendah akanberdampak buruk terhadap pertumbuhandan mengganggu adaptasi pada saatkondisi lingkungan berubah. Perairan yangkaya akan Ca akan meningkatkan toleransiterhadap temperatur dan akan mengurangikeracunan akibat menurunnya pH. Untukperairan yang kandungan Ca rendah, pHrendah dan kandungan alumunium tinggitidak akan dihuni oleh ikan. KandunganCa yang harus ada dalam pakan ikansangat sulit untuk diterapkan secara pasti.Sebagai contoh, pada ikan rainbowtroutdengan bobot awal 1,2 g, antara ikan yangdiberi Ca 0,3 g/kg dengan 3,4 g/kg ternyatatidak menunjukkan adanya perbedaandalam pertumbuhannya yang dipeliharapada perairan dengan kandungan Ca20–30 mg/l (Ogino dan Takeda, 1978).

Menurut Rumsey (1977) kebutuhanCa untuk ikan rainbowtrout pada perairandengan kalsium rendah (3 mg Ca/l) samasaja dengan yang dipelihara padakandungan kalsium tinggi (45 mg Ca/l)yaitu sebesar 2 g/kg dalam pakannya.Sedangkan menurut Arai et al (1975)pemberian Ca sebanyak 2,4 g/kg merupa-kan kebutuhan minimal yang harusdipertimbangkan, pemberian Ca sebanyak11,5–14 g/kg akan berakibat burukterhadap laju pertumbuhan.

Fosfor (P)Fosfor adalah komponen pembentuk

kerangka tubuh dimana tulang itu disusunoleh mineral P sebesar 16% dan Ca 37%.Selain itu, fosfor berfungsi dalam peng-aktifan proses metabolisme, komponenDNA, RNA, ATP dan berbagai koenzim,pergerakan otot dan memelihara ke-seimbangan asam basa.

Page 70: Budidaya Ikan Jilid 2

295

Fosfor yang diserap oleh tubuhberasal dari makanan dalam bentuk ionfosfat. Penyerapan P oleh tubuh sangatbergantung kepada kandungan P dan Cadalam pakan. Tingginya kandungan Pdalam pakan akan berkorelasi terhadappeningkatan penyerapan P. Akan tetapi,penyerapan P akan semakin menurundengan meningkatnya kandungan Cadalam pakan. Sebagian besar kebutuhanP untuk membentuk jaringan strukturtubuh diperoleh dari pakan. KetersediaanP dalam air akan mengganggu penyerapanP dalam pakan oleh tubuh. Pakan dengankandungan Ca rendah dan P tinggi akanmendorong ikan untuk mengambil Ca darilingkungan perairan.

Kekurangan mineral P pada pakanikan dapat mengakibatkan pertumbuhanterhambat, proses pembentukan tulangterganggu dan konversi pakan menjadimeningkat. Kekurangan fosfor pada ikanmas mengakibatkan pertumbuhan ter-ganggu, nafsu makan menurun, tulangbelakang bengkok dan rapuh sertakandungan lemak dalam daging me-ningkat. Wilson et al (1982), melakukanpenelitian terhadap ikan channel catfishyang memperlihatkan bahwa peningkatanP yang tersedia dalam makanan dari0,07% menjadi 0,54% akan meningkatkanpertambahan bobot relatif dari 135%menjadi 706% dan efisiensi pakan dari36% menjadi 99%. Tetapi bila kandunganP terus dinaikkan sampai 1,02% makapertumbuhan relatif akan turun dari 706%menjadi 620% dan efisiensi pakan akanturun dari 99% mejadi 90%.

Magnesium (Mg)Magnesium merupakan kofaktor bagi

semua enzim yang terlibat di dalam reaksipemindahan fosfat (fosfokinase) yangmenggunakan ATP dan fosfat nukleotidayang lain sebagai substrat. Pada hewanvertebrata kurang lebih 60% total

magnesium tubuh berada dalam tulang,sebagian lagi terdapat dalam bentukmineral yang mengkristal dan beradadalam sel jaringan lunak. Fungsimagnesium bagi ikan dan udang adalahsebagai komponen esensial dalammenjaga homeostasis intra dan ekstraseluler.

Magnesium dalam tubuh diserap olehusus halus dan hanya sedikit yangdieksresikan dan hampir seluruhnyadiserap secara sempurna. Penyerapanmagnesium dalam tubuh dipengaruhi olehmasuknya magnesium dalam usus, waktusinggah di usus, kecepatan penyerapanair, kadar kalsium fosfat dan laktosa dalampakan, sumber magnesium dan umurserta jenis ikan. Kandungan magnesiumdi dalam ikan jumlahnya relatif rendahdibandingkan dengan hewan darat.Sebagian besar magnesium, kurang lebih65%, berada dalam kerangka tubuh ikan.Pada ikan mirror carp terdapat 340–3300gram dimana kandungan terbesar terdapatpada vertebrae sebesar 1,0–1,6 g/kg, padaotot 200–267 mg/kg dan pada hati ter-dapat 62–203 mg/kg.

Konsentrasi magnesium dalamperairan tawar sering tidak mencukupiuntuk kebutuhan metabolisme ikan, olehkarena itu pemberian mineral magnesiumpada pakan untuk pemeliharaan ikan airtawar sangat penting. Rendahnya suplaimagnesium dalam pakan dapat meng-akibatkan nafsu makan berkurang,pertumbuhan dan aktivitas ikan berkurang,kandungan Ca dan Mg dalam tubuh danvertebrae akan berkurang. Selain itu ikanakan memperlihatkan keabnormalandalam pertumbuhan tulang. Pada ikantrout telah diteliti oleh Cowey et al (1977)bahwa pertambahan bobot dan pengguna-an pakan pada ikan yang diberi pakandengan kandungan Mg sebesar 1000 mg/kg jauh lebih baik dibandingkan denganikan trout yang hanya diberi Mg sebesar

Page 71: Budidaya Ikan Jilid 2

296

26–63 mg/kg. Perbaikan kandungan Mgdalam pakan akan berdampak terhadappeningkatan Mg dalam serum. Kekurang-an Mg pada kandungan Ca 26 dan 40 g/kgakan menyebabkan penyakit nephacalcinosisdan di dalam jaringan otot akan meningkatkandungan Na yang dapat meningkatkancairan ekstraseluler. Pada ikan rainbowtrout berukuran 16 gram atau 35 grammemerlukan Mg dalam pakan sebesar 500mg/kg. Jika kurang dari 500 mg/kg pakanmaka dapat mengakibatkan pertumbuhanlambat dan pakan menjadi tidak efisien.Sedangkan pada ikan yang berukuran21 gram yang dipelihara selama delapanminggu, kekurangan Mg dapat meng-akibatkan penurunan kandungan Mg padaplasma, otot dan tulang.

Berdasarkan hasil penelitian Satohet al (1983), pada ikan trout yang tidakditambahkan mineral Mg pada pakanbuatannya menunjukkan adanya gejalakatarak sebesar 29%. Pada ikan Maspemberian Mg sebesar 52 mg/kg dapatmeningkatkan kematian sebesar 16%.Selain itu pada ikan mas yang dipeliharaselama 83 hari dengan pakan kurang Mgmenunjukkan peningkatan terjadinyakatarak sebesar 40%. Oleh karena itupada ikan mas diestimasi kebutuhan Mgdalam pakan berkisar antara 400–500mg/kg.

Potassium (K)Ion potassium (K) adalah elektrolit

yang banyak dijumpai dalam tubuh dalambentuk ion terdisosiasi penuh dan merupa-kan partikel utama yang bertanggung-jawab dalam osmolaritas. Ion K ini akanmempengaruhi kelarutan protein dankomponen lainnya. Ion K ini bersama-sama dengan natrium dan klorida ber-peran secara fisiologis dalam memeliharakeseimbangan air dan distribusinya,memelihara keseimbangan osmotiknormal, memelihara keseimbangan asam

basa dan memelihara iritabilitas otot.Berdasarkan hasil penelitian dari

beberapa peneliti diketahui bahwa ikan airtawar dalam pemenuhan ion K tidakbanyak diambil dari lingkungan perairan,namun lebih banyak diperoleh dari pakan.Apabila ion K dalam pakan kurang dari1 mg/kg akan menyebabkan penggunaanpakan tidak efisien, pertumbuhan lambatdan kematian meningkat. Pertumbuhanikan dapat dicapai jika pada pakan ikanmengandung ion K maksimum 800 mg/kg. Konsentrasi K dalam tubuh berkisarantara 600–800 mg/kg pakan.

Sodium (Na)Sodium seperti halnya potasium

sangat penting perannya dalamosmoregulasi dan keseimbangan asambasa ikan. Pada hewan darat sodium yangberasal dari makanan akan diserap olehtubuh secara cepat dan efisien dan hanyasedikit sekali yang dikeluarkan melaluifeses.

Kekurangan sodium dapat meng-akibatkan dehidrasi, keletihan, anoeexiadan kram otot. Pemberian sodium sebesar2200 mg/kg pakan pada ikan rainbowtroutsudah mencukupi kebutuhan ikan tersebutterhadap sodium. Tetapi dalam percobaanSalman dan Eddy (1988) pemberiansodium sebesar 1000–3000 mg/kg pakantidak memberikan perbedaan pertambah-an bobot.

Klorin (Cl)Klorin berperan besar dalam aktivitas

osmoregulasi. Pertukaran klorin sebagianbesar terjadi pada insang. Pada ikan airtawar pengambilan klorin terjadi padakondisi medium yang hipotonik, dengancara memompa NaCl melalui insangnyadan pengeluaran klorin dilakukan dalambentuk urin. Pada ikan air laut peng-ambilan klorin dilakukan dengan caramelakukan banyak minum air laut

Page 72: Budidaya Ikan Jilid 2

297

sehingga klorin secara difusi ikut masukke dalam tubuh ikan. Selain itu ikan air lautbisa melakukan dengan cara memompamelalui insang epithelium pada kondisimedium hipertonik. Dalam kondisi normalklorin dikeluarkan dalam bentuk urin padajumlah yang sedikit, namun pada kondisistres ikan banyak mengeluarkan urinsehingga kehilangan NaCl cukup besar.Klorin keluar dari tubuh melalui urin dansedikit melalui feses.

Ketersediaan Cl di dalam air sangatmenguntungkan untuk kehidupan ikanagar mempunyai toleransi terhadapperubahan suhu. Pada ikan salmon yangdipelihara dengan kandungan garam1–1,5% memberikan pengaruh terhadappeningkatan food intake dan transportasi.Pemberian garam pada bahan pakan darisegi manfaatnya masih diperdebatkan. Halini dikarenakan dari hasil penelitianmemberikan hasil yang menunjukkanbahwa pemberian NaCl pada pakan

berakibat buruk pada penambahan bobot.Pemberian NaCl sebanyak 3% padapakan mengakibatkan pertambahan bobothanya 85% dibandingkan dengan kontrol.Pada penambahan NaCl sebanyak 6%memberikan pertambahan bobot sebesar77% sedangkan penambahan sebanyak12% mengakibatkan pertambahan bobotsebesar 70%. Hal ini dikarenakan NaClpada tingkatan yang tinggi diserap dalam24 jam yang kelebihannya akan dikeluar-kan kedalam perairan tawar pada sistemosmoregulasi dalam urin hipoosmotiknormal, sedangkan pada ikan laut peng-ambilan NaCl dalam jumlah besar relatifsering terjadi pada berbagai kasus.

Kebutuhan mineral makro dan mikropada beberapa jenis ikan menurut hasilpenelitian Steffens dapat dilihat pada Tabel5.42 dan 5.43.

Tabel 5.42 Kebutuhan Mineral Makro dalam Pakan pada Berbagai Jenis Ikan Air Tawar(mg/kg atau g/kg Berat Kering)

Tabel 5.43 Kebutuhan Mineral Mikro dalam Pakan pada Berbagai Jenis Ikan Air Tawar(mg/kg Pakan)

Jenis Ikan

Rainbow troutMasSidat JepangChannel catfishTilapia

Ca

300 mg–3g300 mg–3g300 mg–3g4,5 g7 g

P

Sekitar 6 gSekitar 6 gSekitar 6 g4,2–4,5 g4,5–6 g

Mg

400–700 mg400–700 mg400–700 mg400–700 mg400–700 mg

Max 1,6 g––––

K

Jenis Ikan

Rainbow troutChannel catfishTilapiaCommon carpIkan kerapu

Fe

R30––

30

Cu Mn

0,15–0,380,25

–R

0,1

SeZn Co

35–33

132,41,7135

15–302020

15–3030

––––

0,5

Page 73: Budidaya Ikan Jilid 2

298

Besi (Fe)Zat besi merupakan unsur mineral

mikro yang paling banyak terdapat dalamtubuh ikan dan manusia. Dalam makananterdapat dua macam zat besi, yaitu dalambentuk heme dan nonheme. Zat besi hemeditemukan dalam bentuk hemoglobin danzat besi nonheme dalam otot yang disebutmyoglobin.

Fungsi dan peranan zat besi dalamtubuh ikan antara lain:• Unsur yang sangat penting dalam

pigmen darah (hemoglobin danmyoglobin)

• Terlibat dalam pengangkutan oksigendalam darah dan urat daging (otot)serta pemindahan/transfer elektrondalam tubuh

• Unsur yang sangat penting dari variasisistem enzim, yang meliputi enzimkatalase, enzim peroxidase, enzimxantin oksidase, enzim aldehyde oxi-dase dan enzim succinic dehydroge-nase.

Ikan dapat menyerap zat besi terlarutdari air melalui insang, sirip dan kulit. Zatbesi dalam bentuk tereduksi, ion Fero(Fe++) lebih mudah diserap karena lebihmudah larut dalam cairan-cairan pen-cernaan. Penyerapan zat besi dalamsaluran pencernaan sangat dipengaruhioleh kadar keasaman, pH atau keasamanlambung dan bagian atas usus halus.

Ikan sangat membutuhkan zat besidalam suplai makanannya. Kebutuhan zatbesi untuk setiap jenis ikan berbeda.Menurut hasil penelitian Lall (1989) danNRC (1993) kebutuhan zat besi padasetiap jenis ikan dapat dilihat pada Tabel5.44.

Tabel 5.44 Kebutuhan Zat Besi pada Beberapa Jenis Ikan

Kekurangan zat besi pada ikan dapatmembawa dampak yang merugikan bagiikan. Pada beberapa jenis ikan memberi-kan dampak yang berbeda, misalnya padaikan channel catfish dapat mengakibatkanpertumbuhan terhambat, konversi pakanrendah, nafsu makan menurun danabnormalitas. Sedangkan pada ikansalmon, japanese eel, common carp danred sea bream dapat mengakibatkan

hypochromic microcytic anemia yaitu sel-sel darah merah berwarna lebih pucatdengan ukuran sel yang lebih besar.

Seng (Zn)Ikan mengakumulasi seng dari dua

sumber, yaitu pakan dan air, namun sengyang berasal dari pakan penyerapannyalebih efisien daripada dari air. Seng didalam tubuh organisme sangat berperan

Jenis Ikan

Atlantik Salmon (Salmo solar)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Eel (Anguila japonica)Common carp (Cyprinus carpio)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Kerapu (Epinephelus sp.)

Zat Besi (mg/kg Pakan)

6030

1701506030

No.

1.2.3.4.5.6.

Page 74: Budidaya Ikan Jilid 2

299

penting sebagai kofaktor dari beberapasistem enzim yng penting dalam prosesmetabolisme.

Ikan dapat menyerap seng dariinsang, kulit dan sirip. Seperti unsurlainnya selain diperoleh dari lingkunganperairan mineral seng perlu ditambahkankedalam sumber makanannya agarkebutuhan ikan akan mineral seng dapatterpenuhi. Mineral seng diserap denganbantuan proses difusidalam duodenum

dan jejenum bagian atas. Zat-zat yangmembantu penyerapan mineral sengantara lain adalah asam amino terutamahistidin dan sistein, asam sitrat, mono-sakarida dan komponen-komponen EDTA.

Kebutuhan ikan akan mineral seng inibervariasi bergantung pada usi, kematang-an seksual, komposisi pakan, suhu air dankualitas air. Kebutuhan mineral seng darihasil penelitian dapat dilihat pada Tabel5.45.

Tabel 5.45 Kebutuhan Mineral Seng pada Beberapa Jenis Ikan

Dampak dari kekurangan mineral Znuntuk setiap jenis ikan berbeda. Pada ikanchannel catfish dapat menyebabkanpertumbuhan menurun, nafsu makanrendah dan menurunkan tingkat serumalkaline phosphatase. Pada ikan masmenyebabkan pertumbuhan lambat, nafsumakan menurun, kematian tinggi,pengikisan pada kulit dan sirip sertamenaikkan kadar besi dan tembaga diususdan hepatopankreas.

Selain itu, menurut Watanabe (1988)memperlihatkan bahwa kekurangan sengpada Rainbow trout dapat menyebabkanpertumbuhan menurun, mortalitas tinggi,pengikisan pada sirip dan kulit sertakatarak pada mata dan bentuk tubuhmenjadi kerdil dan pendek. PadaJapanese eel akan menyebabkan bentuk

tubuh yang kerdil sedangkan padachannel catfish juga menyebabkan per-tumbuhan lambat serta anorexia.

Mangan (Mn)Mangan pada ikan sangat berperan

sebagai enzim aktivator untuk enzim-enzim yang menjembatani transfer darigrup phosphatase, sebagai komponenessensial dari enzim piruvate carboxylase,sebagai kofaktor atau komponen kuncidari beberapa sistem enzim, manganessensial untuk pembentukan tulang,regenerasi sel darah merah, metabolismekarbohidrat dan siklus reproduksi.

Kebutuhan mangan pada beberapajenis ikan berbeda (Tabel 5.46). untukinduk ikan salmon kebutuhan mineralmangannya > 50 mg/kg.

Jenis Ikan

Channel catfish (Ictalurus punctatus)Tilapia (Oreochromis aurea)Common carp (Cyprinus carpio)Rainbow trout (Salmo gairdneri)Kerapu (Epinephelus sp.)

Zat Besi (mg/kg Pakan)

2020

15–3015–30

50

No.

1.2.3.4.5.

Page 75: Budidaya Ikan Jilid 2

300

Dampak yang diakibatkan darikekurangan mineral mangan padakomposisi pakan ikan untuk setiap jenisikan biasanya berbeda, antara lain adalah;berkurangnya pertumbuhan, strukturtulang yang tidak normal pada ikanrainbow trout, carp dan tilapia, rendahnyadaya tetas dan jumla telur pada induk ikan,ataxia yaitu ketidakmampuan tubuh untukmengkoordinasikan gerakan-gerakan ototsecara sempurna serta menurunnyapenampakan reproduksi. Kekuranganmangan pada pakan dapat dilakukandengan menambahkan kandunganmineral mangan dalam pakan dalambentuk mangan sulphat MnSO4) danmangan klorida (MnCl2).

Tembaga (Cu)Tembaga merupakan unsur essensial

dari sistem oksidasi-reduksi-enzim danterlibat dalam metabolisme besi. Olehkarena itu, tembaga terlibat dalam sintesishemoglobin dan produksi sel darah danperawatannya. Tembaga dibutuhkan untukpembentukan pigmen melanin dan pigmenpada kulit, untuk pembentukan tulang danpenghubung jaringan serta merawatkeseimbangan serabut myelin darijaringan syaraf.

Mineral tembaga yang diserap olehhewan dan ikan sangat dipengaruhi olehjumlah dan bentuk kimia mineral tembagayang diterima, kandungan beberapa ionmetal lain dan zat-zat organik serta umur.

Kebutuhan mineral tembaga ber-dasarkan hasil penelitian pada beberapajenis ikan dapat dilihat pada Tabel 5.47.

Tabel 5.46 Kebutuhan Mangan pada Beberapa Jenis Ikan

Tabel 5.47 Kebutuhan Mineral Tembaga pada Beberapa Jenis Ikan

Dampak kekurangan tembaga padaikan sebagai organisme air jarang sekaliterjadi karena mineral ini sudah cukupbanyak tersedia dalam air. Pada ikandampak mineral tembaga yang sudah

diamati adalah kalau terjadi keracunantembaga akibat terjadinya pencemaranlingkungan perairan yang dapat meng-akibatkan rusaknya insang, mengurangipigmentasi dan pertumbuhan lambat.

Jenis Ikan

Atlantik Salmon (Salmo solar)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Common carp (Cyprinus carpio)Rainbow trout (Salmo gairdneri)

Zat Besi (mg/kg Pakan)

5533

No.

1.2.3.4.

Jenis Ikan

Atlantik Salmon (Salmo solar)Channel catfish (Ictalurus punctatus)Common carp (Cyprinus carpio)Rainbow trout (Salmo gairdneri)

Zat Besi (mg/kg Pakan)

20201313

No.

1.2.3.4.

Page 76: Budidaya Ikan Jilid 2

301

Cobalt (Co)Mineral cobalt pada ikan diserap dari

air disekitarnya dan masuk melalui insang.Konsentrasi cobalt yang masuk kedalamtubuh ikan sanagt dipengaruhi oleh suhulingkungan dan konsentrasi kalsium,dimana dengan meningkatnya suhu dankalsium dilingkungan akan meningkatkankonsentrasi cobalt.

Cobalt mempunyai fungsi danperanan pada ikan antara lain adalahmerupakan komponen integral dariCyanocobalamin (vitamin B12), sangatdibutuhkan untuk sintesa microflom padasaluran usus serta sangat penting untukpembentukan sel darah merah danperawatan jaringan syaraf, cobalt jugaberfungsi sebagai agen kegiatan untuksistem variasi enzim.

Penyerapan mineral cobalt oleh ikanakan meningkat jika tubuh kekurangandan diserap dalam usus halus. Cobaltyang diserap secara normal tidak selaludalam bentuk vitamin B12, hanya1/10–1/12 cobalt pada tubuh dalambentuk vitamin. Kebutuhan mineral cobaltoleh ikan berkisar antara 1–6 mg/kgpakan. Meningkatnya kandungan cobaltpada tubuh ikan rainbow trout dapatmenyebabkan racun dan meningkatkanhaemorrhages pada saluran pencernaandan pola putih pada sel darah. Selamamasa perkembangan embrio telur ikanrainbow trout kebutuhan cobalt me-ningkat.

Yodium (I)Yodium adalah komponen integral

dari hormon thyroid dan sangat pentinguntuk sintesis hormon thyroid, yaituTriiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetraiodothyronine/T4). Yodium berfungsi untukmengatur laju metabolisme seluruh proses

ke dalam tubuh. Ikan memperoleh yodiumdari air melalui pompa brachial danmakanan. Jumlah total yodium yangterkandung dalam kelenjar thyroid adalah70–80%. Yodium terdapat dalam saluranpencernaan dalam bentuk ion I– dandiserap secara sempurna dalam lambungdan usus, kemudian ditransport ke kelenjarthyroid dan diubah dalam bentuk yodiuminorganik yaitu Monoiodotirosin, Diodotirosin,Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetraiodothyronine/T4) serta komponen-komponen organik yang mengandungyodium. Yodium yang tertangkap olehkelenjar thyroid akan disimpan dalambentuk Tiraglobulin merupakan proteinyang mengandung yodium.

Kebutuhan ikan akan yodium berkisarantara 1–5 mg/kg pakan. Dampakkekurangan yodium pada ikan brook troutmengakibatkan thyroid hyperflasia(pembengkakan pada kelenjar thyroid),bentuk tubuh kerdil dan pertumbuhanterhambat.

Selenium (Se)Selenium adalah bagian yang

melengkapi dari enzim GlutationPeroksidase yaitu suatu enzim yangmerubah hydrogen peroxide dan lemakhydroperoxides ke dalam air dan lemakalkohol secara berurutan. Enzim iniberfungsi dalam melindungi sel daripengaruh peroxides. Enzim ini bersama-sama dengan vitamin E berfungsi sebagaiantioksidan biologis yang melindungipolyunsaturated phospholipid di dalam seldan sub sel membran dari kerusakanperoksidatif.

Selenium diserap oleh ikan darimakanan dan lingkungan perairan melaluijalur gastrointestinal. Duodenum merupa-kan daerah penyerapan utama mineral ini

Page 77: Budidaya Ikan Jilid 2

302

dan akan berikatan pada protein dalambentuk asam amino yang mengandungikatan sulfur. Selenium yang berikatandengan protein ini akan ditransport kedalam plasma darah dan jaringan lainnya.

Pada ikan selenium sangat dibutuh-kan untuk mencegah penyakit otot me-nyusut (muscular dystrophy). Kebutuhanselenium untuk mengoptimalkan per-

tumbuhan dan memaksimalkan aktivitasglutathione peroxidase adalah 0,15–0,28mg/kg untuk ikan rainbowtrout dan 0,25mg/kg untuk ikan channel catfish. Padaikan rainbow trout dan channel catfishkekurangan selenium dapat mengakibat-kan depresi pertumbuhan.

Page 78: Budidaya Ikan Jilid 2

303

oleh manusia untuk ikan peliharaan yangberasal dari berbagai macam bahan bakuyang mempunyai kandungan gizi yangbaik sesuai dengan kebutuhan ikan dandalam pembuatannya sangat memperhati-kan sifat dan ukuran ikan. Pakan buatandibuat oleh manusia untuk mengantisipasikekurangan pakan yang berasal dari alamyang kontinuitas produksinya tidak dapatdipastikan. Dengan membuat pakanbuatan diharapkan jumlah pakan yangdibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiapsaat. Pakan buatan yang berkualitas baikharus memenuhi kriteria-kriteria berikut.• Kandungan gizi pakan terutama

protein harus sesuai dengan kebutuh-an ikan.

• Diameter pakan harus lebih kecil dariukuran bukaan mulut ikan.

• Pakan mudah dicerna.• Kandungan nutrisi pakan mudah

diserap tubuh.• Memiliki rasa yang disukai ikan.• Kandungan abunya rendah.• Tingkat efektivitasnya tinggi.

Sebelum melakukan pembuatanpakan ikan harus dipahami terlebih dahulutentang jenis-jenis pakan yang dapat

diberikan kepada ikan budi daya.Pengelompokan jenis-jenis pakan ikandapat dibuat berdasarkan bentuk, ber-dasarkan kandungan airnya, berdasarkansumber, dan berdasarkan konstribusinyapada pertumbuhan ikan. Jenis-jenis pakanbuatan berdasarkan bentuk antara lainsebagai berikut.

1. Bentuk larutanDigunakan sebagai pakan

burayak ikan (berumur 2–20 hari).Larutan ada 2 macam, yaitu: 1)Emulsi, bahan yang terlarut menyatudengan air pelarutnya; 2) Suspensi,bahan yang terlarut tidak menyatudengan air pelarutnya. Bentuk larutanini biasanya diberikan pada saat larvadengan komposisi bahan baku yangutama adalah kuning telur bebek atauayam dengan tambahan vitamin danmineral.

2. Bentuk tepung/mealsDigunakan sebagai pakan larva

sampai benih (berumur 2–40 hari).Tepung halus diperoleh dari remahyang dihancurkan atau dibuatkomposisi dari berbagai sumberbahan baku seperti menyusunformulasi pakan, biasanya diberikanpada larva sampai benih ikan.

BAB VITEKNOLOGI PAKAN BUATAN

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat

Page 79: Budidaya Ikan Jilid 2

304

3. Bentuk butiran/granulesDigunakan sebagai pakan benih

gelondongan (berumur 40–80 hari).Tepung kasar juga diperoleh dariremah yang dihancurkan atau dibuatsama seperti membuat formulasipakan lengkap dan bentuknya dibuatmenjadi butiran.

4. Bentuk remahan/crumbleDigunakan sebagai pakan

gelondongan besar/ikan tanggung(berumur 80–120 hari). Remah ber-asal dari pelet yang dihancurkanmenjadi butiran kasar.

5. Bentuk lembaran/flakeBiasa diberikan pada ikan hias

atau ikan laut dan dibuat dari berbagaibahan baku disesuaikan dengankebutuhan dan pada saat akan di-bentuk dapat menggunakan peralatanpencetak untuk bentuk lembaran atausecara sederhana dengan cara mem-buat komposisi pakan kemudiankomposisi berbagai bahan bakutersebut dibuat emulsi yang kemudiandihamparkan di atas alas aluminiumatau seng dan dikeringkan, kemudiandiremas-remas.

6. Bentuk pellet tenggelam/sinkingBiasa digunakan untuk kegiatan

pembesaran ikan air tawar maupunikan air laut yang mempunyai kebiasa-an tingkah laku ikan tersebutberenang di dalam perairan. Ukuranikan yang mengkonsumsi pakanbentuk pelet bervariasi dari ukuranbukaan mulut lebih dari 2 mm makaukuran pelet yang dibuat biasanya50%nya yaitu 1 mm. Bentuk pelet inijuga dapat digunakan sebagai pakanikan dewasa yang sudah mempunyaiberat > 60–75 gram dan berumur> 120 hari.

7. Bentuk pelet terapung/floatingBiasa digunakan untuk kegiatan

pembesaran ikan air tawar maupunikan air laut yang mempunyaikebiasaan tingkah laku ikan tersebutberenang di permukaan perairan.Ukuran ikan yang mengkonsumsipakan bentuk pelet bervariasi dariukuran bukaan mulut lebih dari 2 mmmaka ukuran pelet yang dibuatbiasanya 50%nya yaitu 1 mm. Bentukpelet ini juga dapat digunakan sebagaipakan ikan dewasa yang sudahmempunyai berat > 60–75 gram danberumur > 120 hari.

Jenis pakan ikan berdasarkankandungan airnya dapat dikelompokkanmenjadi tiga sebagai berikut.1. Pakan basah yaitu pakan yang

mengandung air biasanya lebih dari50%. Pakan basah biasanya terdiridari pakan segar atau pakan beku,berupa cincangan atau gilingandaging ikan yang tidak bernilaiekonomis. Jenis pakan ini biasadiberikan kepada induk-induk ikanlaut/udang, contoh pakan basahantara lain cincangan daging cumi-cumi atau ikan laut.

2. Pakan lembab yaitu pakan yangmengandung air berkisar antara 20–40%. Pakan lembab dibuat sebagaialternatif dari pakan basah yangbanyak kekurangannya antara laindapat mencemari perairan dankekurangan asam amino tertentu.Pakan lembab ini dibuat dengankomposisi pakan sesuai kebutuhanikan tetapi dalam prosesnya tidakdilakukan pengeringan, dibiarkanlembab dan disimpan dalam bentukpasta kemudian dibekukan. Tetapi adajuga pakan basah ini dibuat dengan

Page 80: Budidaya Ikan Jilid 2

305

komposisi ikan yang dipasteurisasiditambah beberapa tambahan sepertiperekat, vitamin dan mineral, atausilase ikan yang diberi beberapakomposisi zat tambahan. Pakanlembab ini dapat diberikan padaukuran ikan dari benih sampai kepembesaran.

3. Pakan kering yaitu pakan yangmengandung air kurang dari 10%.Jenis pakan ini yang biasa digunakanpada budi daya ikan secara intensifkarena sangat mudah dalam prosesdistribusi, penyimpanan, dan pe-nanganannya. Jenis pakan kering inidapat dibuat dengan berbagai macambentuk disesuaikan dengan kebutuh-an ikan dan pada setiap tahapan budidaya dapat menggunakan pakankering ini disesuaikan dengan ukurandan jenis ikan yang akan meng-konsumsinya.

Jenis pakan ikan berdasarkansumbernya dapat dikelompokkan menjadidua yaitu pakan alami dan pakan buatan.Dalam buku teks ini akan dibahas secaradetail setiap kelompok pakan ini pada babtersendiri yaitu teknologi pembuatanpakan dan teknologi produksi pakan alami.

Jenis pakan ikan berdasarkankonstribusinya dalam menghasilkanpenambahan berat badan dapat di-kelompokkan menjadi dua yaitu:1. Suplementary Feed/pakan suplemen

yaitu pakan yang dalam konstribusi-nya hanya menghasilkan penambah-an berat badan kurang dari 50%. Jenispakan ini biasanya dibuat oleh parapembudidaya ikan dengan men-campurkan beberapa bahan bakutanpa memperhitungkan kandunganproteinnya sehingga kandungannutrisi dari pakan ini tidak lengkap.

2. Complete Feed/pakan lengkap yaitupakan yang dalam konstribusinyamenghasilkan penambahan beratbadan lebih dari 50%. Jenis pakan inibiasanya adalah pakan kering denganberbagai bentuk di mana komposisibahan bakunya lengkap sehinggakandungan protein pakan mencukupikebutuhan ikan yang akan meng-konsumsinya.

Dengan mengetahui jenis-jenis pakanmaka para pembudidaya ikan dapatmenentukan jenis pakan yang akan dibuatdisesuaikan dengan ikan yang akandipeliharanya. Jenis pakan buatan yangakan dibahas dalam buku ini adalah pakanbuatan yang akan dikonsumsi oleh ikanyang berukuran induk, larva atau benihsesuai dengan kebutuhan nutrisi ikandalam bentuk pakan kering atau lembab.Pakan buatan yang dibuat sesuai dengankebutuhan nutrisi ikan akan memberikanpertumbuhan yang optimal bagi ikan yangmengkonsumsinya. Selain itu, pakan yangdibuat sendiri mempunyai kandunganprotein dan energi yang sesuai dengankebutuhan ikan serta mempunyai hargayang lebih murah dibandingkan denganmembeli pakan buatan. Pakan merupakankomponen biaya operasional yang cukupbesar dalam suatu usaha budi daya ikansekitar 60% merupakan biaya pakan. Olehkarena itu, dengan mempunyai kompetensipembuatan pakan ikan diharapkan akanmengurangi biaya produksi yang cukupbesar.

Dalam membuat pakan buatanlangkah pertama yang harus dilakukanadalah melakukan perencanaan pembuat-an pakan buatan. Perencanaan terhadappembuatan pakan harus dibuat denganseksama agar pakan yang dibuat sesuaidengan kebutuhan ikan yang meng-

Page 81: Budidaya Ikan Jilid 2

306

konsumsinya. Pengetahuan pertama yangharus dipahami adalah mengenaikandungan nutrisi dari pakan buatan. Kandungan nutrisi yang terdapatdidalam pakan buatan harus terdiri dariprotein, lemak, karbohidrat, vitamin, danmineral. Komposisi nutrisi pakan yangterdapat pada pakan buatan sangatspesifik untuk setiap ukuran ikan. Kualitaspakan buatan ditentukan antara lain olehkualitas bahan baku yang ada. Hal inidisebabkan selain nilai gizi yang di-kandung bahan baku harus sesuai dengankebutuhan ikan, juga pakan buatan inidisukai ikan baik rasa, aroma dan lainsebagainya yang dapat merangsang ikanuntuk memakan pakan buatan ini. Kajiantentang materi ini telah dibahas dalam babsebelumnya yaitu tentang nutrisi ikan.

6.1 Jenis-Jenis Bahan BakuBahan baku yang dapat digunakan

dalam membuat pakan buatan adabeberapa macam. Dalam memilihberaneka macam bahan baku tersebutharus dipertimbangkan beberapa per-syaratan. Persyaratan pemilihan bahanbaku ini dapat dikelompokkan menjadi duayaitu persyaratan teknis dan persyaratansosial ekonomis. Persyaratan teknis yangharus diperhatikan dalam memilih bahanbaku untuk pembuatan pakan buatanadalah:

• Mempunyai nilai gizi tinggi, denganbahan baku yang bergizi tinggi akandiperoleh pakan yang dapat dicernaoleh ikandan dapat menjadi dagingikan lebih besar dari 50%.

• Tidak mengandung racun, bahanbaku yang mengandung racun akanmenghambat pertumbuhan ikan dandapat membuat ikan mati.

• Sesuai dengan kebiasaan makanikan, bahan baku yang digunakansebaiknya disesuaikan dengankebiasaan makan ikan dialam, hal inidapat meningkatkan selera makandan daya cerna ikan. Seperti diketahuibahwa berdasarkan kebiasaanmakannya jenis pakan dapat di-kelompokkan menjadi tiga yaituherbivor, omnivor dan karnivor. Makadalam memilih bahan baku yang akandigunakan untuk ikan herbivor akansangat berbeda untuk ikan karnivoraatau omnivor. Pada ikan herbivorkomposisi bahan baku lebih banyakyang berasal dari nabati dan untukikan karnivor maka komposisi bahanbakunya lebih banyak berasal darihewani. Beberapa jenis ikan berdasar-kan kebiasaan makannya dapat dilihatpada Tabel 6.1.

Page 82: Budidaya Ikan Jilid 2

307

Persyaratan sosial ekonomis yangperlu diperhatikan dalam memilih bahanbaku untuk pembuatan pakan buatanadalah:• Mudah diperoleh.• Mudah diolah.• Harganya relatif murah.• Bukan merupakan makanan pokok

manusia, sehingga tidak merupakansaingan.

• Sedapat mungkin memanfaatkanlimbah industri pertanian.

Jenis-jenis bahan baku yang diguna-kan dalam membuat pakan buatan dapatdikelompokkan menjadi tiga kelompokyaitu bahan baku hewani, bahan bakunabati, dan bahan baku limbah industripertanian.

Bahan baku hewani adalah bahanbaku yang berasal dari hewan ataubagian-bagian tubuh hewan. Bahan bakuhewan ini merupakan sumber protein yangrelatif lebih mudah dicerna dan kandunganasam aminonya lebih lengkap dibanding-kan dengan bahan baku nabati. Beberapamacam bahan baku hewani yang biasadigunakan dalam pembuatan pakan ikanantara lain:• Tepung ikan• Silase ikan• Tepung udang• Tepung cumi-cumi• Tepung cacing tanah• Tepung benawa/kepiting• Tepung darah• Tepung tulang• Tepung hati• Tepung artemia

Tabel 6.1 Beberapa Jenis Ikan Berdasarkan Kebiasaan Makannya (Hertrampf, J.Wand Pascual, F.P, 2000)

Kelompok

Herbivora

Omnivora

Karnivora

Jenis Ikan

Big head carp (Aristichtus nobilis)Grass carp/ikan koan (Ctenopharyngodon idellus)Javanese carp (Puntius gonionotus)Silver carp (Hypothalmichtys molitrix)Gurami (Osphyronemus gourami)Bandeng (Chanos chanos)Perch (Perca sp.)Rabbit fish/beronang (Siganus guttatus)Tilapia (Oreochromis sp.)Siamemese gurami (Trichogaster pectoralis)Channel catfish/lele amerika (Ictalurus punctatus)Common carp/ikan mas (Cyprinus carpio)Grey mullet/ikan belanak (Mugil cephalus)Black carp (Mylopharyngodon piceus)Catfish/ikan lele (Clarias batrachus)Grouper/ikan kerapu (Epinephelus sp.)Atlantic salmon (Salmo salar)Pacific salmon (Oncorhynchus spp)Seabass/ikan kakap (Lates calcarifer)Brown trout (Salmo trutta)Rainbow trout (Salmo gairdneri)

Page 83: Budidaya Ikan Jilid 2

308

Bahan baku nabati adalah bahanbaku yang berasal dari tumbuhan ataubagian dari tumbuh-tumbuhan. Bahannabati pada umumnya merupakan sumberkarbohidrat, namun banyak juga yangkaya akan protein dan vitamin. Beberapamacam bahan baku nabati yang biasadigunakan dalam pembuatan pakan ikanantara lain terdiri dari:• Tepung kedelai• Tepung jagung• Tepung terigu• Tepung tapioka• Tepung sagu• Tepung daun lamtoro• Tepung daun singkong• Tepung kacang tanah• Tepung beras

Bahan baku limbah industri pertanianadalah bahan baku yang berasal darilimbah pertanian baik hewani maupunnabati. Beberapa macam bahan limbahyang sering digunakan sebagai bahanbaku pembuatan pakan ikan antara lainterdiri dari:• Tepung kepala udang• Tepung anak ayam• Tepung darah• Tepung tulang• Ampas tahu• Bungkil kelapa• Dedak halus• Isi perut hewan mamalia

Selain ketiga jenis bahan bakutersebut untuk melengkapi ramuan dalampembuatan pakan buatan biasanyadiberikan beberapa bahan tambahan.Jumlah bahan tambahan (feed additive)yaitu bahan makanan atau suatu zat yangditambahkan dalam komposisi pakanuntuk meningkatkan kualitas dari pakan

tersebut. Jumlah bahan tambahan yangdigunakan biasanya relatif sedikit tetapiharus ada dalam meramu pakan buatan.Jenis-jenis bahan tambahan antara lainterdiri dari:• Vitamin dan mineral, vitamin dan

mineral dibutuhkan dalam jumlahsedikit karena tidak dapat dibuatsendiri oleh tubuh ikan maka dalampembuatan pakan harus ditambah-kan. Jumlah pemberian vitamin danmineral dalam pakan buatan berkisarantara 2–5%. Vitamin dan mineraluntuk membuat pakan ikan dapatdibuat sendiri yang disebut vitaminpremix atau membelinya di toko.Vitamin dan mineral dijual di tokopenggunaannya sebenarnya untukternak tetapi dapat juga digunakanuntuk ikan. Merek dagang vitamin danmineral tersebut antara lain Aquamix,Rajamix, P fizer Premix A, P frizerPremix B, Top Mix, dan Rhodiamix273.

• Antioksidan, antioksidan adalah zatantigenik yang dapat mencegahterjadinya oksidasi pada makanan danbahan-bahan makanan. Penggunaanantioksidan dalam pembuatan pakanikan bertujuan untuk mencegahpenurunan nilai nutrisi makanan danbahan-bahan makanan ikan sertamencegah terjadinya ketengikanlemak atau minyak, serta untukmencegah kerusakan vitamin yanglarut dalam lemak. Dalam memilihjenis antioksidan yang akan diguna-kan harus diperhatikan beberapasyarat berikut.– Antioksidan harus efektif.– Tidak bersifat racun bagi ikan.– Harus efektif dalam konsentrasi

rendah.– Mempunyai nilai ekonomis.

Page 84: Budidaya Ikan Jilid 2

309

Jenis antioksidan yang biasa diguna-kan dalam pembuatan pakan buatanadalah BHA (Butil Hidroksi Anisol) danBHT (Butil Hidroksi Toluene). Jumlah yangaman digunakan sebaiknya 200 ppm atau0,02% dari kandungan lemak dalampakan, sedangkan jenis antioksidanlainnya yaitu Etoksikuin dapat digunakansebesar 150 mg/kg pakan. Selain ituvitamin C saat ini merupakan salah satujenis vitamin yang dapat berfungsi sebagaiantioksidan.• Bahan pengikat (Binder), penambah-

an bahan pengikat di dalam ramuanpakan buatan berfungsi untuk menarikair, memberikan warna yang khas danmemperbaiki tekstur produk. Jenisbahan pengikat yang dapat digunakanantara lain agar-agar, gelatin, tepungkanji, tepung terigu, tepung maizena,Carboxymethy Cellulose (CMC),karageenan, dan asam alginat.Jumlah penggunaan bahan pengikatini berkisar antara 5–10%.

• Asam amino essensial sintetik adalahasam-asam amino yang sangatdibutuhkan sekali oleh ikan untukpertumbuhannya dan tidak dapatdiproduksi oleh ikan. Asam amino inidapat diperoleh dari hasil perombakanprotein. Protein tersebut diperoleh darisumber bahan baku hewani dannabati. Tetapi ada sumber bahan bakuyang kandungan asam aminonyatidak mencukupi. Oleh karena itu, bisaditambahkan asam amino buatan/sintetik ke dalam makanan ikan. Jenisasam amino essensial tersebutarginine, histidine, isoleucine, lysine,methionine, phenylalanine, threonine,tryptophan, valine, dan leucine.

• Pigmen adalah zat pewarna yangdapat diberikan dalam komposisipakan buatan yang peruntukkannyauntuk pakan ikan hias, di mana padaikan hias yang dinikmati adalahkeindahan warna tubuhnya sehinggadengan menambahkan pigmen ter-tentu ke dalam pakan buatan akanmemunculkan warna tubuh ikan hiasyang indah sesuai dengan keinginanpembudidaya. Jenis pigmen yang adadapat diperoleh dari bahan-bahanalami atau sintetik seperti pigmenkaroten, astaxantin, dan sebagainya.Dosis pemberian pigmen dalamkomposisi pakan biasanya berkisarantara 5–10%.

• Antibiotik adalah zat atau suatu jenisobat yang biasa ditambahkan dalamkomposisi pakan untuk menyembuh-kan ikan yang terserang penyakit olehbakteri. Dengan pemberian obatdalam pakan yang berarti pengobatandilakukan secara oral mempermudahpembudidaya untuk menyembuhkanikan.

• Attractants adalah suatu zatperangsang yang biasa ditambahkandalam komposisi pakan udang/ikanlaut. Seperti diketahui udang merupa-kan organisme yang hidupnya di dasardan untuk menarik perhatiannya ter-hadap pakan buatan biasanya di-tambahkan zat perangsang agarpakan buatan tersebut mempunyaibau yang sangat menyengat sehinggamerangsang udang/ikan laut untukmakan pakan ikan tersebut. Beberapajenis attractant yang biasa digunakandari bahan alami atau sintetis antaralain terasi udang, kerang darah,glysine 2%, asam glutamate, cacingtanah, atau sukrosa.

Page 85: Budidaya Ikan Jilid 2

310

• Hormon, adalah suatu bahan yangdikeluarkan oleh kelenjar endokrin danditransportasikan melalui pembuluhdarah ke jaringan lain di mana beraksimengatur fungsi dari jaringan target.Ada banyak jenis hormon yangterdapat pada makhluk hidup.Penggunaan hormon dalam pakanbuatan yang telah dicoba padabeberapa ikan antara lain ikanbandeng, ikan kerapu adalah pem-buatan pakan dalam bentuk peletkolesterol, di mana pada pakanbuatan tersebut ditambahkan hormonyang bertujuan untuk mempercepattingkat kematangan gonad. Hormonyang digunakan kombinasi antara 17α-metiltestoteron dan α-LHRH.

Selain mengetahui jenis-jenis bahanbaku yang akan digunakan untuk mem-buat pakan buatan harus mengetahuikandungan nutrisi dari bahan baku yangakan digunakan untuk membuat pakanbuatan. Kandungan nutrisi bahan bakudapat diketahui dengan melakukan analisaproximat terhadap bahan baku tersebut.Dari hasil analisa proximat akan diketahuikandungan zat gizi bahan baku yangmeliputi: kadar air, kadar abu, kadarprotein, kadar lemak, kadar serat kasar,dan kadar bahan ekstra tanpa nitrogen(BETN). Adapun komposisi kandungannutrisi bahan baku dapat dilihat pada tabel6,2, 6,3, dan 6.4.

Tabel 6.2 Kandungan Nutrisi Bahan Baku Nabati

Jenis Bahan Baku

Dedak padi

Dedak gandum

Cantel

Tepung terigu

Tepung kedelai

Tahu

Tepung sagu

Bungkil kelapa

Biji kapok randu

Biji kapas

Tepung daun turi

Tepung daun lamtoro

Tepung daun singkong

Tepung jagung

Kanji

Protein % Karbohidrat % Lemak %No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

11,35

11,99

13,00

8,90

39,6

7,80

7,25

17,09

27,40

19,40

27,54

36,82

34,21

7,63

0,41

28,62

64,78

47,85

77,30

29,50

1,60

77,45

23,77

18,60

21,30

16,08

14,69

74,23

86,40

12,15

1,48

2,05

1,30

14,30

4,60

0,55

9,44

5,60

19,50

4,73

5,40

4,60

4,43

0,54

Page 86: Budidaya Ikan Jilid 2

311

Tabel 6.4 Kandungan Nutrisi Bahan Baku Limbah Pertanian

Tabel 6.3 Kandungan Nutrisi Bahan Baku Hewani

Jenis Bahan Baku

Tepung ikan import

Tepung rebon

Benawa/kepiting

Tepung ikan mujair

Ikan teri kering

Ikan petek kering

Tepung kepiting

Tepung cumi

Tepung ikan kembung

Rebon basah

Tepung bekicot

Tepung cacing tanah

Tepung artemia

Telur ayam/itik

Susu

Protein % Karbohidrat % Lemak %No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

62,65

59,40

23,38

55,6

63,76

60,0

53,62

62,21

40,63

13,37

54,29

72,00

42,00

12,80

35,60

5,81

3,20

0,06

7,36

4,1

2,08

13,15

1,26

1,67

30,45

0,70

52,00

15,38

3,60

25,33

11,2

3,7

15,12

3,66

5,25

1,52

4,18

11.50

1,00

Jenis Bahan Baku

Isi perut hewan mamalia

Tepung anak ayam

bungkil kelapa sawit

Tepung kepala udang

Tepung anak ayam

Tepung kepompong ulatsutera

Bungkil kacang tanah

Tepung darah

Silase ikan

Ampas tahu

Bekatul

Tepung menit

Protein % Karbohidrat % Lemak %No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

8,39

61,65

18,7

53,74

61,56

46,74

49,5

71,45

18,20

23,55

10,86

8,64

5,54

64

0

28,3

13,32

43,45

45,46

88,03

53,53

27,3

4,5

6,65

27,30

29,75

11,4

0,42

1,20

5,54

11,19

1,92

Page 87: Budidaya Ikan Jilid 2

312

Bagaimanakah anda melakukanpenyiapan bahan baku yang akan diguna-kan untuk membuat pakan buatan?Apakah bahan baku itu? Materi dalambuku ini atau mencari referensi lain daribuku, internet, majalah, dan sebagainya. Bahan baku adalah bahan yang akandigunakan untuk membuat pakan buatan.Bahan baku yang akan digunakan dapatdisesuaikan dengan jenis ikan yang akanmengkonsumsi pakan buatan tersebut.Jenis-jenis bahan baku yang dapatdigunakan untuk membuat pakan buatanuntuk induk, larva dan benih ikan dapatdikelompokkan menjadi bahan bakuhewani, nabati, dan bahan tambahan.Jenis bahan baku yang akan digunakanuntuk pembuatan pakan ikan laut biasanyaberasal dari sumber hewani. Hal ini

dikarenakan ikan-ikan laut merupakanorganisme air yang bersifat karnivora yaituorganisme air yang makanan utamanyaadalah berasal dari hewani, dalam hal iniadalah ikan-ikan yang mempunyai ukurantubuhnya lebih kecil dari yang meng-konsumsinya.

Berdasarkan kebiasaan makan padasetiap jenis ikan maka jenis-jenis bahanbaku yang akan digunakan untuk ikankarnivora atau herbivora/omnivora akansangat berbeda dalam pemilihannya.Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan oleh Tacon (1988) dalamMillamena et al (2000) telah direkomendasi-kan penggunaan beberapa bahan bakuyang dapat digunakan berdasarkankebiasaan makan ikan (Tabel 6.5).

Tabel 6.5 Rekomendasi Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ikan dan Udang dalam% (Tacon, 1988)

Jenis Bahan Baku

Tepung alfalfalTepung darahCassava/tepung tapiokaTepung kelapaTepung biji jagungTepung maizenaTepung biji kapasPenyulingan jagungDicalsium phosphateTepung bulu ayamTepung ikanKonsentrat protein ikanTepung gilingTepung hatiTepung daging dan tulangTepung limbah peternakanTepung minyak lobakTepung kulit padiTepung udangTepung cumiTepung gandumTepung kedelaiTepung kedelai penuh lemakTepung teriguBiji gandumTepung kanjiAir dadihYeast kering

IkanKarnivora

Ikan Herbivora/Omnivora

UdangHerbivora/Omnivora

510151520151510310

Bebas1515502015201525

Bebas2025352015151015

UdangKarnivora

10103525352020153

10Bebas

1025502520253525

Bebas3535403530151015

5101515151510103

102015152515151515

BebasBebas

1520202015201015

10102525–

2015153

103515252020202035

BebasBebas

3530303530201015

Page 88: Budidaya Ikan Jilid 2

313

Selain itu untuk menambah pengetahu-an tentang jenis-jenis bahan baku yangdapat digunakan untuk membuat pakanikan, berdasarkan hasil analisa proksimatkandungan bahan baku pakan yang telah

dilakukan pada laboratorium SoutheastAsian Fisheries Development Center,Aquaculture Departement, Philipina dapatdilihat pada Tabel 6.7.

Ikan karnivora di alam akan memakanikan yang lebih kecil ukurannya, didalamsuatu usaha budi daya biasanya diberikanikan-ikan rucah. Kontinuitas ikan rucah dialam sangat bergantung kepada keter-sediaan alam. Oleh karena itu, pembuatanpakan buatan diharapkan mampu

menggantikan kebutuhan ikan laut akanpakan. Pakan buatan untuk ikan lautbahan baku yang biasa digunakan antaralain dapat dilihat pada Tabel 6.6. Kandung-an nutrisi bahan baku yang biasa diguna-kan untuk membuat pakan buatan dapatdilihat pada Tabel 6.6.

Tabel 6.6 Jenis dan Kandungan Nutrisi Bahan Baku Ikan Karnivora

Jenis Bahan Baku

Tepung mujairTepung petekTepung teriTepung tongkolTepung kembungTepung cumiTepung kepala udangTepung kerangTepung darahTepung kedelaiTepung kanjiTepung berasTepung saguTepung ketanTepung dedakTepung jagung

KadarProtein

Kadar Lemak

Kadar SeratKasar

55,6066,0063,7655,7240,3674,8043,9566,5693,0037,420,41

14,107,258,21

10,867,63

KadarKarbohidrat

11,2015,123,704,115,258,805,11

–1,406,260,5415,100,552,1311,194,43

7,362,084,106,621,26

–0,26

––

47,5173,24

–66,2183,1234,7372,71

–––––0

17,45–

1,10–

13,1612,8011,242,2613,161,52

KadarAir

6,349,60

10,284,95

20,90–

6,53––

8,4812,80

–8,491,32

12,6011,02

KadarAbu

19,5013,2018,2828,6031,963,4026,70

–7,104,981,5512,801,532,961,552,70

Page 89: Budidaya Ikan Jilid 2

314

Tabel 6.7 Hasil Analisa Proksimat Bahan Baku (Mllamena et al, 2000).

Jenis Bahan Baku

Sumber HewaniTepung ikan lokalTepung ikan chiliTepung ikan danishTepung ikan Peru 1Tepung ikan Peru 2Tepung ikan tunaTepung ikan putihTepung kepala udangTepung udangTepung cumiTepung kepitingTepung kodokTepung darahTepung daging & tulang

NabatiTepung daun akasiaTepung daun alfalfalTepung daun camoteTepung daun cassavaTepung daun ipilTepung daun kangkungTepung malunggayTepung daun pepayaTepung copraCowpeaMugbean hijauMugbean kuningButiran berasTepung jagungTepung tapiokaTepung rotiTepung teriguTepung pollardTepung biji gandumTepung maizenaTepung berasDedakTepung jagung

KadarAir

Kadar Protein

Kadar SeratKasar

10,38,49,58,37,19,47,26,58,26,95,57,66,35,6

4,47,24,55,97,85,73,55,47,98,07,17,75,08,411,912,111,39,56,07,39,27,05,6

KadarLemak

64,170,173,968,367,965,469,051,268,678,574,162,587,746,8

25,717,229,722,125,128,530,420,722,023,023,224,126,57,80,412,915,315,427,862,613,33,335,8

6,58,59,45,9

10,08,07,65,23,95,57,11,73,09,6

5,63,04,99,36,85,48,411,66,71,31,21,10,84,70,21,21,74,54,37,7

14,12,0

19,8

0,80,50,30,81,30,80,613,33,61,30,91,20,42,0

21,227,710,012,410,610,58,311,217,34,13,13,84,02,61,10,30,810,33,42,28,532,44,9

BahanEkstra Tanpa

Nitrogen

8,54,12,47,74,18,84,85,37,66,78,14,73,37,5

41,742,943,249,244,043,643,742,644,367,568,767,164,683,198,284,981,164,059,625,953,441,633,9

Abu

20,116,814,017,316,717,018,025,016,38,09,8

29,95,6

34,1

5,89,2

12,27,0

13,512,09,2

13,99,74,13,83,94,11,80,10,71,15,84,91,6

10,720,75,6

Page 90: Budidaya Ikan Jilid 2

315

Hasil analisa proksimat dari setiapbahan baku yang akan digunakan untukmembuat pakan ikan dapat digunakansebagai acuan dalam melakukan per-hitungan formulasi pakan. Pada tabelsebelumnya telah diuraikan tentang kadarkarbohidrat dari setiap bahan baku pakanuntuk memudahkan dalam menghitungjumlah energi dalam setiap formulasi.

Seperti diketahui bahwa dari hasilanalisa proksimat karbohidrat dibagimenjadi serat kasar dan bahan ekstraktanpa nitrogen. Sedangkan untuk meng-hitung energi yang digunakan adalahkadar karbohidrat, tetapi untuk mengetahuidaya cerna setiap bahan baku yang dapatdigunakan untuk membuat pakan ikanadalah kadar serat kasar. Oleh karena itu,

pemahaman tentang bahan baku tersebutsangat penting.

6.2 Penyusunan FormulasiPakan

Jenis bahan baku yang harusdisiapkan sangat bergantung kepada jenisikan yang akan mengkonsumsi pakantersebut dan stadia pemberian pakannya.Selain itu untuk mengetahui jenis-jenisbahan baku yang akan dipilih harusdilakukan perhitungan. Perhitunganjumlah bahan baku yang akan digunakanuntuk membuat pakan ikan tersebutdinamakan menyusun formulasi pakan.Setelah mengetahui tentang jenis-jenisbahan baku yang akan digunakan untukmembuat pakan, kandungan zat gizi dari

Jenis Bahan Baku

Sumber LainnyaCaseinTepung kepitingGelatinTepung kerang hijauTepung oysterTepung scallopsTepung snailRagi breewerRagi candida

Pakan AlamiAcartia sp.ArtemiaAzollaBrachionus sp.Chaetoceros calcitranChlorella air lautIsochrysis galbanaMoina macrocopaSargassumSkeletonemaSpirulinaTetraselmis sp.DigmanEnteromorphaGracilaria sp.Kappaphycus sp.

KadarAir

Kadar Protein

Kadar SeratKasar

7,24,27,95,94,47,34,07,28,3

7,88,08,08,17,610,110,48,510,4 10,48,05,59,815,27,06,1

KadarLemak

89,737,994,464,654,665,252,149,455,2

71,255,527,251,924,435,133,657,89,024,756,749,120,613,810,25,4

0,14,10,08,69,4

10,91,81,60,8

8,36,83,4

10,47,14,2

18,17,60,82,62,8

10,73,31,90,40,8

0,310,70,13,04,01,42,12,41,7

5,411,312,93,52,55,64,48,49,60,70,62,116,49,35,86,1

BahanEkstra Tanpa

Nitrogen

8,98,95,1

12,520,18,8

15,734,535,1

9,915,036,515,326,727,723,017,246,420,228,119,035,936,944,857,3

Abu

1,038,40,411,811,913,728,312,17,4

5,211,420,018,939,327,420,99,034,251,811,819,123,838,138,830,4

Page 91: Budidaya Ikan Jilid 2

316

bahan-bahan baku tersebut dan caramenyusun formulasi/ramuan pakanbuatan barulah kita dapat membuat pakanbuatan. Pada bagian sebelumnya telahdibahas tentang jenis bahan baku dankandungan gizinya selanjutnya menyusunformulasi.

Pengetahuan yang harus dipahamidalam menyusun formulasi pakan ikanadalah kebutuhan ikan akan beberapakandungan zat gizi antara lain sebagaiberikut.1. Protein, kebutuhannya berkisar antara

20–60%. Untuk ikan-ikan laut biasa-nya kebutuhan protein cukup tinggikarena merupakan kelompok ikankarnivora yaitu berkisar antara30–60%. Sumber protein dapat diper-oleh dari hewani atau nabati tetapiuntuk ikan laut lebih menyukai sumberprotein diambil dari hewani.

2. Lemak, kebutuhannya berkisar antara4–18%. Sumber lemak/lipid biasanyaadalah:• Hewani: lemak sapi, ayam, kelinci,

dan minyak ikan.• Nabati: jagung, biji kapas, kelapa,

kelapa sawit, kacang tanah, dankacang kedelai.

3. Karbohidrat, terdiri dari serat kasardan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen(BETN), kebutuhannya berkisarantara 20–30%. Sumber karbohidratbiasanya dari nabati seperti jagung,beras, dedak, tepung terigu, tapioka,sagu, dan lain-lain. Kandungan seratkasar kurang dari 8% akan me-nambah struktur pellet, jika lebih dari8% akan mengurangi kualitas peletikan.

4. Vitamin dan mineral, kebutuhannyaberkisar antara 2–5%.

5. Jumlah keseluruhan bahan bakudalam menyusun formulasi pakan ikanini harus 100%.

Ada beberapa metode yang diguna-kan dalam menyusun formulasi pakanantara lain:1. Metode Pearsons Square (Metode

segi empat Pearsons)2. Metode Aljabar3. Metode Linier (Program linier)4. Metode coba-coba (Trial and Error)5. Metode Work Sheet

6.2.1 Metode Segi Empat PearsonsMetoda segiempat kuadrat adalah

suatu metode yang pertama kali dibuatoleh ahli pakan ternak dalam menyusunpakan ternak yang bernama Pearsons.Metode ini ternyata dapat diadaptasi olehpara ahli pakan ikan dan digunakan untukmenyusun formulasi pakan ikan. Dalammenyusun formulasi pakan ikan denganmetode ini didasari pada pembagian kadarprotein bahan-bahan pakan ikan.

Berdasarkan tingkat kandunganprotein, bahan-bahan pakan ikan ini ter-bagi atas dua bagian yaitu:• Protein Basal, yaitu bahan baku pakan

ikan, baik yang berasal dari nabati,hewani, dan limbah yang mempunyaikandungan protein kurang dari 20%.

• Protein Suplement, yaitu bahan bakupakan ikan, baik yang berasal darinabati, hewani, dan limbah yangmempunyai kandungan protein lebihdari 20%.

Dalam metode segi empat ini langkahpertama adalah melakukan pemilihanbahan baku yang akan digunakan untukmembuat pakan ikan. Disarankan untukmemilih bahan baku pembuatan pakan

Page 92: Budidaya Ikan Jilid 2

317

ikan ini tidak hanya dari satu sumberbahan saja tetapi menggunakan beberapabahan baku dari sumber nabati, hewaniatau limbah hasil pertanian. Misalnya kitaakan membuat pakan ikan dengan kadarprotein 35% dengan menggunakan bahanbaku terdiri dari tepung ikan, dedak halus,tepung jagung, tepung terigu, dan tepungkedelai. Maka dengan menggunakanmetode segiempat ini, tahapan yang harusdilakukan antara lain sebagai berikut.• Mengelompokkan bahan baku yang

telah dipilih berdasarkan kadar proteindari setiap bahan baku tersebut yaitu:– Bahan baku kelompok protein

Basal: dedak halus 15,58%,tepung jagung 9,50%, tepungterigu 12,27%.

– Bahan baku kelompok proteinSuplemen: tepung ikan 62,99%,dan tepung kedelai 43,36%.

• Melakukan perhitungan rata-ratakandungan bahan baku dari proteinbasal dan protein suplemen dengancara melakukan penjumlahan semuabahan baku yang berasal dari proteinbasal dan membagi dengan berapamacam jumlah bahan baku proteinbasal. Begitu juga dengan bahan bakusuplemen dilakukan penjumlahankadar protein suplemen kemudiandibagi dengan berapa macam jumlahbahan baku protein suplemen. Daricontoh kasus di atas maka jumlahkadar protein basal dari ketiga bahanbaku tersebut 15,58% + 9,50% +12,27% = 37,35%, kemudian nilai rata-rata bahan baku protein basal adalah37,35% : 3 = 12,45%. Sedangkanjumlah kadar protein suplemen daridua bahan baku tersebut 62,99% +43,36% = 109,35%, kemudian rata-ratabahan baku protein suplemen109,35% : 2 = 54,68%.

• Setelah bahan baku dikelompokkanmenjadi dua bagian yaitu protein basaldan protein suplemen maka langkahselanjutnya membuat kotak segiempat. Pada bagian tengah kotak segiempat diletakkan nilai kandungan pro-tein pakan yang akan dibuat. Padabagian atas kiri segiempat diletakkannilai rata-rata kandungan protein basaldan pada bagian bawah kiri segiempatdiletakkan nilai rata-rata kandunganprotein suplemen, lihat pada gambardi bawah ini!Protein basal12,45%

..........%

Protein suplemen54,68

...........%

• Lakukan perhitungan untuk mengisikekosongan nilai pada sisi sebelahkanan segiempat dengan cara diago-nal untuk setiap kandungan proteinbasal dan kandungan protein suplementersebut. Pada bagian tengah segi-empat tersebut diletakkan kadarprotein pakan ikan yang akan dibuatyaitu 35%. Untuk mengisi nilai disebelah kanan segiempat bagian atasadalah nilai protein bahan baku yangberasal dari protein suplemen makanilai tersebut adalah melakukanpengurangan nilai protein suplemendengan kadar protein pakan yaitu54,68%–35% = 19,68%. Sedangkanuntuk mengisi nilai pada segiempatsisi kanan pada bagian bawah adalahnilai protein bahan baku yang berasaldari protein basal bahan bakudilakukan pengurangan antara kadarprotein pakan dengan kadar proteinbahan baku basal yaitu 35% –12,45%= 22,55%, maka dapat dilihat padagambar segiempat di bawah inisebagai berikut.

Page 93: Budidaya Ikan Jilid 2

318

• Setelah diperoleh nilai pada keempatsudut segiempat tersebut, langkahselanjutnya melakukan penjumlahannilai pada bagian sisi sebelah kanan,maka dapat dilihat pada gambar segi-empat di bawah ini.

– Komposisi bahan baku yangberasal dari protein basal adalah:Dedak halus = 46,60% : 3

= 15,53%Tepung jagung = 46,60% : 3

= 15,53%Tepung terigu = 46,60% : 3

= 15,53%

Untuk membuktikan bahwa komposisibahan baku yang dipergunakan untukmembuat pakan ikan mengandung kadarprotein 35% yang berarti dalam satu kilo-gram pakan mengandung 350 gramprotein dapat dilakukan perhitungansebagai berikut.Tepung ikan 26,7% x 62,99% = 16,82%Tepung kedelai 26,7% x 46,36% = 12,38%Dedak halus 15,53% x 15,58% = 2,42%Tepung jagung 15,53% x 9,50% = 1,48%Tepung terigu 15,53% x 12,27% = 1,91%

———– +35,01%

Jika akan membuat pakan ikansebanyak 100 kg maka komposisi bahanbaku yang harus disiapkan sebagaiberikut.Tepung ikan 26,70% x 100 kg = 26,70 kgTepung kedelai 26, 70% x 100 kg = 26,70 kgDedak halus 15,53% x 100 kg = 15,53 kgTepung jagung 15,53% x 100 kg = 15,53 kgTepung terigu 15,53% x 100 kg = 15,53 kg

–——— 99,99 kg

Jika dalam komposisi bahan bakupembuatan pakan ikan akan ditambahkanbahan tambahan maka jumlah bahan bakuutama harus dikurangi dengan jumlahbahan tambahan yang akan digunakan.Misalnya dalam komposisi bahan pakantersebut akan ditambahkan vitaminsebanyak 2% dan mineral 2% maka

Protein basal12,45%

19,68%

Protein suplemen54,68%

22,55%

Protein basal12,45%

19,68%

Protein suplemen54,68%

22,55%–––––– +42,23%

• Langkah selanjutnya melakukan per-hitungan komposisi setiap bahan bakuyang telah disusun dengan carasebagai berikut.

Protein basal = 19,68%42,23% x 100%

= 46,60%

Protein suplemen = 22,55%42,23% x 100%

= 53,40%

– Dari hasil perhitungan padalangkah sebelumnya maka dapatdihitung komposisi bahan bakuyang akan digunakan untuk mem-buat pakan ikan sebagai berikut.

– Komposisi bahan baku yangberasal protein suplemen adalah:Tepung ikan = 53,40% : 2

= 26,7%Tepung kedelai = 53,40% : 2

= 26,7%

+

Page 94: Budidaya Ikan Jilid 2

319

jumlah bahan utama akan berkurangmenjadi 100%–4% (2% + 2%) = 96%.Maka jumlah kadar protein dari bahanutama tersebut ditambahkan agarkomposisi bahan baku dari pakan ikantersebut memenuhi kebutuhan kadarprotein pakan yang akan dibuat menjadi(35%) x 100% /96% = 36,46%. Hal inidilakukan karena vitamin dan mineral tidakmempunyai kandungan protein. Makakomposisi bahan baku menjadi sebagaiberikut.

Pada bagian tengah segiempattersebut diletakkan kadar protein pakanikan yang telah ditambahkan menjadi36,46%. Untuk mengisi nilai di sebelahkanan segiempat bagian atas adalah nilaiprotein bahan baku yang berasal dariprotein suplemen maka nilai tersebutadalah melakukan pengurangan nilaiprotein suplemen dengan kadar proteinpakan yaitu 54,68%–36,46% = 18,22%.Sedangkan untuk mengisi nilai padasegiempat sisi kanan pada bagian bawahadalah nilai protein bahan baku yangberasal dari protein basal bahan bakudilakukan pengurangan antara kadarprotein pakan dengan kadar protein bahanbaku basal yaitu 36,46%–12,45% =24,01%, maka dapat dilihat pada gambarsegiempat di bawah ini adalah sebagaiberikut.

Langkah selanjutnya melakukanperhitungan komposisi setiap bahan bakuyang telah disusun dengan cara sebagaiberikut.

Protein basal =18,22%42,23% x 96%

= 41,42%

Protein suplemen =24,01%42,23% x 96%

= 54,58%

Dari hasil perhitungan pada langkahsebelumnya maka dapat dihitungkomposisi bahan baku yang akan diguna-kan untuk membuat pakan ikan sebagaiberikut.– Komposisi bahan baku yang berasal

protein suplemen adalah:Tepung ikan = 54,58% : 2

= 7,29%Tepung kedelai = 54,58% : 2

= 27,29%

– Komposisi bahan baku yang berasaldari protein basal adalah:Dedak halus = 41,42% : 3

= 13,81%Tepung jagung = 41,42% : 3

= 13,81%

Untuk membuktikan bahwa komposisibahan baku yang dipergunakan untukmembuat pakan ikan mengandung kadarprotein 35% yang berarti dalam satukilogram pakan mengandung 350 gramprotein dapat dilakukan perhitungansebagai berikut.

Protein basal 12,45% 18,22%

Protein suplemen54,68%

24,01%

Setelah diperoleh nilai pada keempatsudut segiempat tersebut, langkah selanjut-nya melakukan penjumlahan nilai padabagian sisi sebelah kanan, dapat dilihatpada gambar segiempat berikut.

Protein basal 12,45% 18,22%

Protein suplemen54,68%

24,01%–––––– +42,23%

Page 95: Budidaya Ikan Jilid 2

320

Maka komposisi bahan baku pakan ikanmenjadi:Tepung ikan 27,29%Tepung kedelai 27,29%Dedak halus 13,81%Tepung jagung 13,81%Tepung terigu 13,81%Vitamin 2 %Mineral 2 %

—–—— +100%

6.2.2 Metode AljabarMetode aljabar merupakan suatu

metode penyusunan formulasi yangdidasari pada perhitungan matematikayang bahan bakunya dikelompokkanmenjadi X dan Y. X merupakan jumlahberat bahan baku dari kelompok sumberprotein utama (protein suplemen) dan Ymerupakan jumlah berat kelompoksumber protein basal. Perhitungannyamenggunakan rumus aljabar sehinggadidapat formulasi pakan ikan sesuaidengan kebutuhan.

Pada persamaan aljabar dalammatematika ada dua metode yang diguna-kan dalam mencari nilai pada komponenX dan Y yaitu metode substitusi danmetode eliminasi. Metode substitusiadalah suatu metode mencari nilai X danY dengan cara mengganti denganbeberapa persamaan sedangkan metodeeliminasi adalah suatu metode mencarinilai X dan Y dengan cara menghilangkan

salah satu komponen dalam persamaantersebut.

Contoh kasus menghitung formulasipakan dengan menggunakan metodealjabar, jika akan dibuat pakan ikandengan kadar protein 35% dari berbagaibahan baku antara lain tepung ikan (kadarprotein 62,65%), tepung kedelai (kadarprotein 39,6%), ampas tahu (kadarprotein 25,55%), tepung bekicot (kadarprotein 54,29%), dedak halus (kadarprotein 15,58%), dan tepung jagung (kadarprotein 9,50%). Maka tahapan yang harusdilakukan sebagai berikut.• Melakukan pengelompokan bahan

baku berdasarkan kadar proteinnyayang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitubahan baku protein suplemen danbahan baku protein basal. Dalammetode aljabar dapat dibuat suatuformulasi pakan ikan yang sangatsesuai dengan kebutuhan ikan yangakan mengkonsumsi pakan ikantersebut. Pada metode segiempatsemua bahan baku dari kelompokprotein basal dan kelompok proteinsuplemen dibuat sama, padahalseperti kita ketahui ada kebutuhanbahan baku yang berbeda untuksetiap jenis ikan. Seperti dalamrekombinasi penggunaan bahan bakubahwa penggunaan bahan mem-punyai batas optimum yang dapatdigunakan untuk menyusun formulasipakan. Oleh karena itu, dalam meng-

Tepung ikan 27,29% x 62,99% = 17,19%Tepung kedelai 27,29% x 46,36% = 12,6516%Dedak halus 13,81% x 15,58% = 2,1516%Tepung jagung 13,81% x 9,50% = 1,1320%Tepung terigu 13,81% x 12,27% = 1,6945%

———–— +34,82% mendekati 35%

Page 96: Budidaya Ikan Jilid 2

321

gunakan metode aljabar rekomendasipenggunaan bahan baku dapatditerapkan sesuai dengan jenis ikanyang akan disusun formulasinya.Misalnya dalam formulasi pakan iniingin dibuat kandungan bahan bakuyang berasal dari tepung ikan dantepung bekicot sebagai sumber bahanbaku hewani adalah 2 kali lebihbanyak dari komposisi bahan bakulainnya. Maka komposisi kelompoksumber bahan protein suplemenadalah sebagai berikut.

– Tepung ikan kadar protein 62,65%adalah 2 bagian.

– Tepung kedelai kadar protein39,6% adalah 1 bagian.

– Ampas tahu kadar protein 25,55%adalah1 bagian.

– Tepung bekicot kadar protein54,29% adalah 2 bagian.

Maka dari komposisi kelompok bahanbaku protein suplemen tersebut menjadi:6 bagian (2 + 1 + 1 + 2 bagian) maka rata-rata kadar protein dari kelompok ini menjadi:

Tepung ikan kadar protein 62,65% x 2 = 125,30%Tepung kedelai kadar protein 39,60% x 1 = 39,60%Ampas tahu kadar protein 25,55% x 1 = 25,55%Tepung bekicot kadar protein 54,29% x 2 = 108,58%

————– +299,03%

Rata-rata kadar protein dari kelompoksumber protein suplemen adalah =49,84% = 0,4984. Sedangkan untuk bahanbaku sebagai kelompok protein basaladalah dedak halus dapat digunakan 2 kalilebih banyak dibandingkan dengan tepungjagung karen aselain harganya murah jugapenggunaannya masih dapat lebih besardari tepung jagung maka komposisikelompok sumber bahan protein basalsebagai berikut.• Dedak halus kadar protein 15,58%

adalah 2 bagian.• Tepung jagung kadar protein 9,50%

adalah 1 bagian.Maka dari komposisi kelompok bahan

baku protein basal tersebut menjadi 3bagian (2 + 1 bagian) maka rata-rata kadarprotein dari kelompok ini menjadi:Dedak 15,58% x 2 = 31,16%T. jagung 9,50% x 1 = 9,50%

——— +40,66%

Rata-rata kadar protein dari kelompoksumber basal 40,66% dibagi 3 = 13,55%= 0,1355

• Langkah selanjutnya menetapkankomponen X dan Y.X adalah kelompok sumber proteinsuplemen.Y adalah kelompok sumber proteinbasal.Berdasarkan persamaan aljabar akandiperoleh dua persamaan yaitu:Persamaan 1 adalah X + Y = 100,seperti diketahui bahwa jumlah bahanbaku yang akan digunakan untukmenyusun formulasi pakan 100 %.Persamaan 2 adalah 0,4948 X +0,1355 Y = 35, nilai 0,4948 adalahrata-rata kadar protein dari kelompokprotein suplemen, nilai 0,1355 adalahrata-rata kadar protein kelompokprotein basal, sedangkan nilai 35kadar protein pakan yang akan dibuat.

Page 97: Budidaya Ikan Jilid 2

322

• Setelah mendapatkan dua buahpersamaan maka langkah selanjutnyamelakukan perhitungan secaramatematika dengan menggunakanmetode aljabar untuk mencari nilai xdan y. Nilai x dan y ini dapat diperolehdengan cara substitusi atau eliminasi.

Secara eliminasi:X + Y = 100 (persamaan 1).0,4948 X + 0,1355 Y = 100 (persama-an 2).Persamaan 1 dikalikan dengan nilai0,4984 maka diperoleh persamaan 3yaitu: 0,4984 X + 0,4984 Y = 49,84.Persamaan 3 dikurangi denganpersamaan 2 maka hasilnya:0,4984 X + 0,4984 Y = 49,840,4984 X + 0,1355 Y = 35,00

––––– – 0,3629 Y = 14,84

Y = 14,840,03629

= 40,89

Setelah diperoleh nilai Y makauntuk mencari nilai X dengan caramemasukkan persamaan 1 sehinggadiperoleh nilai X yaitu:X + Y = 100X = 100 – YX = 100 – 40,89X = 59,11

Secara substitusi:X + Y = 100 (persamaan 1).0,4948 X + 0,1355 Y = 35 (persamaan2).

Dari persamaan 1 dapat diperolehpersamaan X = 100 – Y, maka jika nilaiX dari persamaan 1 dimasukkandalam persamaan 2 maka nilai Y akandiperoleh yaitu:0,4948 (100 – Y) + 0,1355 Y = 3549,48 – 0,4948 Y + 0,1355 Y = 35– 0,4948 Y + 0,1355 Y = 35 – 49,48– 0,3593 Y = –14,48

Y = 14,840,03593

= 40,3

Setelah diperoleh nilai Y makauntuk mencari niali X dengan caramemasukkan persamaan 1 sehinggadiperoleh nilai X yaitu:X + Y = 100X = 100 – YX = 100 – 40,3X = 59,7

Dari kedua metode dalam per-samaan aljabar ini diperoleh nilai yangtidak terlalu berbeda sehingga dapatdiperoleh nilai X dan nilai Y, di mananilai X merupakan komposisi bahandari protein suplemen dan nilai Ymerupakan komposisi bahan dariprotein basal.

• Langkah selanjutnya menghitungsetiap komposisi bahan baku dari nilaiX dan Y yang telah diperoleh padatahap sebelumnya.

Page 98: Budidaya Ikan Jilid 2

323

Berdasarkan perhitungan tersebutterbukti bahwa formulasi pakan denganmenggunakan metode aljabar dapatdengan mudah dibuat dengan kelebihandapat menggunakan bahan baku sesuaidengan kebutuhan optimal pemakaianbahan baku.

6.2.3 Metode LinierMetode Linier merupakan metode

penyusunan formulasi pakan denganmenggunakan rumus matematika dan bisadibuat programnya melalui komputer.Metode ini dapat diterapkan jika pengetahu-an komputer dan matematikanya cukupbaik. Pada metode linier dengan melaku-

kan perhitungan secara manual denganmenggunakan rumus matematika dapatdilakukan dengan cara:• Memilih jenis bahan baku yang akan

digunakan dan dibuat suatu tabeldengan beberapa persamaan yangakan digunakan, misalnya akan dibuatpakan ikan dengan kadar protein 35%dengan menggunakan jenis bahanbaku antara lain tepung ikan (kadarprotein 62,65%), tepung kedelai(kadar protein 39,6%), ampas tahu(25,55%), tepung bekicot (kadarprotein 54,59%), dedak halus (kadarprotein 15, 58%), dan tepung jagung(kadar protein 9,5%).

Komposisi bahan baku dari protein suplemen sebagai berikut.Tepung ikan 2/6 × 59,11% = 19,70%Tepung kedelai 1/6 × 59,11% = 9,85%Ampas tahu 1/6 × 59,11% = 9,85%Tepung bekicot 2/6 × 59,11% = 19,70%

–––––– +59,10%

Komposisi bahan baku dari protein basal sebagai berikut.Dedak halus 2/3 × 40,89% = 27,26%Tepung jagung 1/3 × 40,89% = 13,64%

–––––– +40,90%

Untuk membuktikan bahwa kadar protein pakan dari hasil perhitungan inimempunyai kadar protein 35% dapat dilakukan pengecekan dengan cara menghitungsebagai berikut.Tepung ikan 19,70% × 62,65% = 12,34%Tepung kedelai 9,85% × 39,60% = 3,90%Ampas tahu 9,95% × 25,55% = 2,54%Tepung bekicot 19,70% × 54,29% = 10,69%Dedak halus 27,26% × 15,58% = 4,25%Tepung jagung 13,63% × 9,50% = 1,29%

–––––– +35,26%

Page 99: Budidaya Ikan Jilid 2

324

• Nilai Y dapat diperoleh dengan meng-gunakan persamaan linier, yaitu:Y = a + b XΣ Y = n . a + b . Σ XΣ X Y = n . Σ X a + b . Σ X2

a = Y b Xn

∑ − ∑

b = 2 2n X Y X Y

n X ( X)∑ − ∑ ∑∑ − ∑

Nilai X kuadrat dalam persendapat dihitung dengan cara mengali-kan nilai X pada kolom tersebutkemudian dibagi 100 maka nilai Xdalam kuadrat untuk tepung ikan(62,65 × 62,65) dibagi 100 = 39,25.Begitu seterusnya untuk setiap bahanbaku yang digunakan sehinggadiperoleh nilai seperti pada tabel dibawah ini.

• Dari persamaan linier tersebut kitadapat menghitung nilai a dan bsebagai koefisien yang akan diperguna-kan untuk menghitung nilai Y dengancara sebagai berikut.

b = 2 2n X Y X Y

n X ( X)∑ − ∑ ∑∑ − ∑

b = 26 . 35% 207,17 .100%

6 . 94,24 (207,17)−

b = 210% 207,17%

565,44% 429,19%−−

b = 2,83

136,25

b = 0,02

a = Y b Xn

∑ − ∑

a = 100% 0,02 . 207,17%6

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagung

Σ

Kadar Protein(%)

Nilai Kuadrat(%)

Kadar Proteinyang Diinginkan

(%)No.

1.2.3.4.5.6.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

207,17

39,2515,686,5329,472,430,90

94,24

??????

35%

Jumlah BahanBaku (%)

??????

100%

n X X2 XYY

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagung

Σ

Kadar Protein(%)

Nilai Kuadrat(%)

Kadar Proteinyang Diinginkan

(%)No.

1.2.3.4.5.6.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

207,17

??????

?

??????

35%

Jumlah BahanBaku (%)

??????

100%

n X X2 XYY

Page 100: Budidaya Ikan Jilid 2

325

a = 100% 4,14%6−

a = 95,866

a = 15,98

Setelah diperoleh nilai koefisien a danb maka dapat dimasukkan dalampersamaan linier untuk mencari nilaiY yaitu Y = 15,98 + 0,02 X.

• Dari persamaan tersebut kemudiandigunakan untuk menghitung nilai Ypada tabel di atas untuk setiap bahanbaku yang digunakan, misalnya untukbahan baku tepung ikan nilai Y-nyaadalah = 15,98 + (0,02 × 62,65) =15,58 + 1,253 = 17,23, lakukan per-hitungan nilai Y untuk setiap bahanbaku yang digunakan sehinggasemua nilai Y pada setiap bahan bakudapat dilihat pada tabel di bawah ini.

• Setelah diperoleh nilai Y pada setiapbahan baku maka dapat dihitung nilaiXY dengan cara mengalikan nilai Xdengan nilai Y sehingga dapat diper-oleh nilai XY untuk bahan baku tepungikan 62,65 dikali dengan 17,23 dibagi

100 maka hasilnya adalah 10,79%.Lakukan perhitungan untuk setiapbahan baku yang digunakan sehinggadiperoleh nilai seperti pada Tabel dibawah ini.

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedeleAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagung

Σ

Kadar Protein(%)

Nilai Kuadrat(%)

Kadar Proteinyang Diinginkan

(%)No.

1.2.3.4.5.6.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

207.17

39,2515,686,53

29,472,430,90

94,24

??????

35%

Jumlah BahanBaku (%)

17,2316,7716,4917,0716,2916,17

100%

n X X2 XYY

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagung

Σ

Kadar Protein(%)

Nilai Kuadrat(%)

Kadar Proteinyang Diinginkan

(%)No.

1.2.3.4.5.6.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

207.17

39,2515,686,53

29,472,430,90

94,24

10,79%6,64%4,21%9,27%2,54%1,54%

35%

Jumlah BahanBaku (%)

17,2316,7716,4917,0716,2916,17

100%

n X X2 XYY

Page 101: Budidaya Ikan Jilid 2

326

• Langkah selanjutnya menyusunformulasi bahan baku yang akandigunakan untuk membuat pakan ikandengan kadar protein 35% denganmetode linier sebagai berikut.Tepung ikan 17,23%Tepung kedelai 16,77%Ampas tahu 16,49%Tepung bekicot 17,07%Dedak halus 16,29%Tepung jagung 16,17%

––––––– +100,02%

6.2.4 Metode Trial and Error(Coba-Coba)

Metode coba-coba (Trial and Error)merupakan metode yang banyak diguna-kan oleh pembuat pakan skala kecil dimana metode ini relatif sangat mudahdalam membuat formulasi pakan ikan.Metode ini prinsipnya semua bahan bakuyang akan digunakan harus berjumlah100%. Jika bahan baku yang dipilih untukpenyusunan formulasi sudah ditetapkanmaka langkah selanjutnya mengalikanantara jumlah bahan baku dengankandungan protein bahan baku. Langkahtersebut dilakukan sampai diperolehkandungan protein pakan sesuai denganyang diinginkan. Dalam metode ini makasi pembuat formula harus sudahmengetahui dan memahami kebutuhan

bahan baku yang akan digunakan tersebutsesuai dengan kebutuhan ikan dankebiasaan makan setiap jenis ikan sertakandungan optimal setiap bahan bakuyang akan digunakan dalam formulasitersebut. Para peneliti yang menggunakanmetode ini biasanya menggunakan rumusmatematika biasa yang digunakan dalampersamaam kuadrat atau dengan meng-gunakan perkalian biasa atau meng-gunakan metode berat yaitu menghitungdengan cara mencoba dan mencoba lagiberdasarkan satuan berat. Adapunlangkah-langkah yang harus dilakukandalam menyusun pakan ikan denganmetode coba-coba (Trial and error)sebagai berikut.

• Pilihlah bahan baku yang akandigunakan untuk menyusun pakanikan dan susunlah berdasarkankandungan protein pada setiap bahanbaku tersebut. Misalnya dalammembuat pakan ikan untuk ikan masdengan kandungan protein 35%dengan bahan baku yang digunakantepung ikan (kadar protein 62,65%),tepung kedelai (kadar protein 39,6%),ampas tahu (25,55%), tepung bekicot(kadar protein 54,59%), dedak halus(kadar protein 15, 58%), dan tepungjagung (kadar protein 9,5%). Untukmemudahkan maka dibuat tabelseperti di bawah ini.

Page 102: Budidaya Ikan Jilid 2

327

• Masukkan jumlah bahan baku yangakan digunakan dalam formulasipakan sampai semua bahan bakuyang digunakan berjumlah 100%.Dalam mengisi kolom jumlah bahanbaku harus mempertimbangkan kadar

protein mengkonsumsi bahan baku,macam-macam bahan baku, harga,dan kebutuhan optimal bahan bakuuntuk setiap jenis ikan berdasarkankebiasaan makannya.

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagung

Kadar ProteinBahan Baku (%)

Jumlah Bahan Baku(%)

Kadar ProteinBahan Baku (%)

No.

1.2.3.4.5.6.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

??????

100%

??????

35%

• Setelah jumlah bahan baku yang akandigunakan diletakkan pada kolomjumlah bahan baku maka langkahselanjutnya menghitung kadar proteinpada setiap bahan baku dengan carajumlah bahan baku yang akandigunakan dikalikan dengan kadarprotein bahan baku. Misalnya untuktepung ikan mempunyai kadar protein

62,55%, jika akan digunakan se-banyak 20% dari total bahan bakumaka kontribusi kadar protein daritepung ikan adalah 20% dikali dengan62,55% = 12,51%. Lakukan perhitung-an untuk semua bahan baku sehinggadiperoleh nilai seperti dalam tabel dibawah ini.

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagungVitaminMineral

Kadar ProteinBahan Baku (%)

Jumlah Bahan Baku(%)

Kadar ProteinBahan Baku (%)

No.

1.2.3.4.5.6.7.8.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

––

201516 15201022

100%

????????

35%

Page 103: Budidaya Ikan Jilid 2

328

• Setelah dimasukkan ke dalam tabeltersebut lakukan penjumlahan dandicek apakah jumlah kadar proteinsemua bahan baku tersebut sudah35%. Jumlah kadar protein semuabahan baku itu 12,51 + 5,94 + 4,09 +8,14 + 3,12 + 0,95 = 34,75, dari hasilcoba-coba tersebut baru diperolehkadar protein semua bahan bakuadalah 34,75%, padahal kadar proteinpakan yang diinginkan 35% maka

masih kekurangan kadar proteinsebanyak 0,25%, maka dari bahanbaku yang digunakan harus ditambah-kan bahan baku yang kadar protein-nya tinggi dan mengurangi jumlahbahan baku yang kadar proteinnyarendah sampai benar-benar diperolehnilai kadar protein sebesar 35%. Makakomposisi pakan ikan kadar 35% yangtelah diperbaiki menjadi seperti tabeldi bawah ini.

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagungVitaminMineral

Kadar ProteinBahan Baku (%)

Jumlah Bahan Baku(%)

Kadar ProteinBahan Baku (%)

No.

1.2.3.4.5.6.7.8.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

––

201516 15201022

100%

12,515,944,098,143,120,95

35%

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagungVitaminMineral

Kadar ProteinBahan Baku (%)

Jumlah Bahan Baku(%)

Kadar ProteinBahan Baku (%)

No.

1.2.3.4.5.6.7.8.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

––

201516 15201022

100%

13,786,343,837,063,120,95

––

35,08%

Untuk melengkapi komposisi pakandari keempat metode di atas sebaiknyadilakukan perhitungan nilai energi dariformulasi pakan tersebut. Formulasi pakanyang telah dibuat tersebut dapat mem-berikan pertumbuhan yang optimal padaikan budi daya jika pakan yang dibuat

tersebut mempunyai perbandingan/rasioprotein energi berkisar antara 8–10. Nilaiperbandingan antara protein dan energi(digestible energi) dapat dilakukan per-hitungan. Adapun cara melakukan per-hitungan sebagai berikut.

Page 104: Budidaya Ikan Jilid 2

329

• Langkah selanjutnya melakukan perhitungan untuk kadar lemak dan karbohidratdari setiap bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan ikan sebagaiberikut.

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagungVitaminMineral

Kadar ProteinBahan Baku (%)

Jumlah Bahan Baku(%)

Kadar ProteinBahan Baku (%)

No.

1.2.3.4.5.6.7.8.

62,6539,6025,5554,2915,589,50

––

22161513201022

100%

13,786,343,837,063,120,95

––

35,08%

• Misalnya komposisi pakan yang telah diperoleh adalah dari hasil perhitungan sepertiyang telah dilakukan dengan metode trial and error sebagai berikut.

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagungVitaminMineral

Kadar ProteinBahan Baku (%)

Jumlah Bahan Baku(%)

Kadar ProteinBahan Baku (%)

No.

1.2.3.4.5.6.7.8.

15,3814,305,544,18

12,154,43

––

22161513201022

100%

3,382,290,830,542,430,43

––

9,90%

Setelah itu lakukan perhitungan kadar karbohidrat bahan baku, karbohidrat dalamanalisa proksimat merupakan penjumlahan dari serat kasar dan bahan ekstrak tanpanitrogen.

Jenis Bahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiAmpas tahuTepung bekicotDedak halusTepung jagungVitaminMineral

Kadar ProteinBahan Baku (%)

Jumlah Bahan Baku(%)

Kadar ProteinBahan Baku (%)

No.

1.2.3.4.5.6.7.8.

5,8129,5

26,9230,4528,6274,23

––

22161513201022

100%

1,284,724,043,965,727,42

––

27,14%

Page 105: Budidaya Ikan Jilid 2

330

Dari hasil perhitungan diperolehkandungan nutrisi dari formulasi pakanyang telah dibuat yaitu:Kadar Protein : 35 %Kadar Lemak : 9,9%Kadar Karbohidrat : 27,14%

Pada penjelasan tentang energi padabab sebelumnya telah dijelaskan tentangnilai energi dari setiap bahan makanan dimana berdasarkan nilai Gross Energi (GE)diketahui 1 gram protein setara dengan 5,6kkal/g, sedangkan untuk satu gram lemak9,4 kkal/g dan untuk satu gram karbohidrat4,1 kkal/g. Dengan berdasarkan nilai GE

dapat dihitung nilai energi yang dapatdicerna oleh ikan yaitu 80% dari nilai GEmaka 1 gram protein setara dengan 4,48kkal/g, sedangkan untuk satu gram lemak7,52 kkal/g dan untuk satu gram karbohidrat3,28 kkal/g. Maka dalam komposisi pakandengan kandungan protein 35% berartidalam satu kilogram pakan terdapat 350gram protein, 99 gram lemak dan 271,4gram karbohidrat. Untuk memperoleh nilaijumlah energi dari formulasi pakantersebut dilakukan penjumlahan nilaienergi yang berasal dari protein, lemak,dan karbohidrat yaitu:

Protein : 350 gram × 4,48 kkal/gram = 1.568,00 kkalLemak : 99 gram × 7,52 kkal/gram = 744,48 kkalKarbohidrat : 271,4 gram × 3,28 kkal/gram = 890,19 kkal

––––––––––– +3.202,67 kkal

Maka protein energi ratio 3202,67 dibagi 350 = 9,15.

Hal ini berarti dalam satu gramprotein yang dihasilkan dari formulasipakan tersebut diimbangi dengan energisebesar 9,15 kkal, yang berarti energiyang diperoleh dari hasil perhitunganformulasi pakan tersebut sudah memenuhikriteria kebutruhan ikan akan energi yaituberkisar antara 8–10.

6.2.5 Metode WorksheetMetode yang terakhir dan saat ini

banyak digunakan oleh pembuat pakanadalah metode worksheet. Metode inidapat menggunakan alat bantu komputeruntuk menghitung jumlah bahan bakuyang digunakan dengan membuat lembarkerja pada program microsoft excell. Datakandungan nutrisi bahan baku dan jenisbahan baku yang akan digunakan

dimasukkan dalam data tersebut danberapa jumlah kebutuhan untuk setiapjenis bahan baku harus mengalikan antarapersentase bahan baku yang digunakandengan kandungan protein, lemak, dankarbohidrat bahan baku, dengan programini hanya membantu dalam perkalianantara kolom yang satu dengan kolamyang lainnya dengan program komputer.Prinsipnya hampir sama dengan trial anderror atau mau menggunakan metode apasaja untuk mengisi kolom jumlah bahanbaku yang akan digunakan di mana padametode ini perhitungan dapat dibantudengan komputer. Metode ini dapatmempermudah para pembuat formulasiuntuk memperoleh formulasi pakan yanglengkap dengan kandungan energi dariformulasi pakan yang dibuat. Adapunlangkah-langkah yang harus dilakukan

Page 106: Budidaya Ikan Jilid 2

331

dalam menyusun formulasi pakan denganmetode worksheet sebagai berikut.• Lakukan pemilihan terhadap jenis

bahan baku yang akan digunakandalam membuat pakan ikan. Misalnyaakan dibuat pakan ikan mas, ikan masini merupakan salah satu jenis ikanberdasarkan kebiasaan makannyaadalah ikan dari kelompok omnivorayaitu kelompok ikan pemakan segala.Oleh karena itu, jenis bahan bakuyang akan digunakan untuk membuatpakan ikan dapat bersumber darihewani, nabati, atau limbah hasil

pertanian. Selain itu, dengan meng-gunakan berbagai sumber bahanbaku akan saling melengkapi ke-kurangan dan kelebihan zat nutrisiyang terkandung di dalam setiapbahan baku. Misalnya bahan bakuyang akan digunakan tepung ikan,tepung kedelai, tepung bekicot,tepung terigu, dedak, tepung jagung,vitamin, dan mineral dengankomposisi zat nutrisi pada setiapbahan baku tersebut seperti padatabel di bawah ini.

• Dari tabel pada tahap sebelumnyatentukan terlebih dahulu jumlah setiapbahan baku yang akan digunakanuntuk membuat pakan ikan mas dankadar protein, lemak, dan karbohidratserta energi (kalori) pakan buatanyang akan dibuat. Misalnya kadarprotein pakan 35%, kadar lemak 10%,dan kadar karbohidrat kurang dari40% dengan nilai energi (kalori) pakanbuatan 3.500 sehingga ratio/per-bandingan protein dan energi 10.

• Buatlah perkiraan jumlah setiap bahanbaku yang akan digunakan dengancara menggunakan metode yanganda inginkan dan masukkan dalamkolom yang berisi jumlah bahan bakudan hitunglah kadar protein, lemakdan karbohidratnya. Adapun worksheetyang dibuat seperti tabel di bawah ini.

JenisBahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiTepung keong masTepung teriguTepung jagungDedakVitaminMineral

KadarProtein (%)

KadaLemak (%)

KadarAbu (%)

65,835,852,815,37,8

13,3––

6,519,814,61,74,7

14,1––

20,11,8

15,30,71,8

10,7––

Kadar SeratKasar (%)

KadarBETN (%)

0,84,90,70,82,68,5––

8,533,919,581,183,153,4

––

Page 107: Budidaya Ikan Jilid 2

332

• Langkah selanjutnya menentukanjumlah bahan baku yang akan diguna-

JenisBahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiTepung keong masTepung teriguTepung jagungDedakVitaminMineral

Jumlah

KadarProtein (%)

KadaLemak (%)

KadarAbu (%)

65,835,852,815,37,813,3

––

35

6,519,814,61,74,714,1

––

10

20,11,815,30,71,810,7

––

Kadar SeratKasar (%)

KadarBETN (%)

0,84,90,70,82,68,5––

8,533,919,581,183,153,4

––

< 40

JumlahBahan Baku

(%)

100

JenisBahan Baku

Tepung ikanTepung kedelaiTepung keong masTepung teriguTepung jagungDedakVitaminMineral

Jumlah

KadarProtein (%)

KadaLemak (%)

KadarAbu (%)

65,835,852,815,37,813,3

––

35

6,519,814,61,74,714,1

––

10

20,11,815,30,71,810,7

––

Kadar SeratKasar (%)

KadarBETN (%)

0,84,90,70,82,68,5––

8,533,919,581,183,153,4

––

< 40

JumlahBahan Baku

(%)

20151010152523

100

• Hitunglah kandungan protein, lemak,serat kasar dan bahan ekstrak tanpanitrogen dari perkiraan formulasi diatas sampai dioeroleh nilai sepertiyang diinginkan dengan mengguna-

kan metode coba-coba atau sesuaikeinginan pembuat formulasi. Letak-kan hasil nutrisi bahan baku sepertiworksheet di bawah ini.

kan dan dimasukkan dalam worksheetkedua seperti di bawah ini.

Page 108: Budidaya Ikan Jilid 2

333

Dari hasil perhitungan dengan meng-gunakan bantuan komputer denganprogram excel (misalnya kolom 2 dikalikandengan kolom 3 dibagi 100) atau denganmenggunakan perhitungan matematikabiasa dalam metode coba-coba di manajumlah bahan baku dikalikan dengan kadarprotein dibagi 100, begitu juga dengankadar lemak dan karbohidrat (Bahanekstrak tanpa nitrogen). Dari hasilperhitungan itu ternyata hasil yangdiperoleh belum sesuai dengan keinginanpenyusun pada awalnya maka harusdilakukan perhitungan nilai yang pasdengan rencana.

Pada perhitungan tersebut diperolehkadar protein yang kurang dari 35%, begitujuga dengan kadar lemak sedangkankarbohidratnya berlebih, maka dalammenghitung kebutuhan jumlah bahan bakuselanjutnya harus ditambahkan bahanbaku yang mempunyai kadar protein tinggidan mengurangi bahan baku yangkandungan karbohidratnya tinggi. Olehkarena itu, harus dibuat kembaliworksheets selanjutnya seperti di bawahini.

JenisBahan Baku

Tepung ikan

Tepung kedelai

Tepung keong mas

Tepung terigu

Tepung jagung

Dedak

Vitamin

Mineral

Jumlah

KadarProtein (%)

KadaLemak (%)

KadarAbu (%)

65,813,16

35,85,37

52,85,28

15,31,53

7,81,17

13,33,33

3029,84

65,81,3

35,82,97

52,80,14

15,30,17

7,80,71

13,33,53

108,11

20,1

1,8

15,3

0,7

1,8

10,7

Kadar SeratKasar (%)

KadarBETN (%)

0,8

4,9

0,7

0,8

2,6

8,5

8,50,17

33,95,09

19,51,95

81,18,11

83,112,47

53,413,35

<4029,84

JumlahBahan Baku

(%)

20

15

10

10

15

25

2

3

100

Page 109: Budidaya Ikan Jilid 2

334

Setelah diperoleh kadar nutrisi bahanbaku pakan sesuai dengan rencanalangkah selanjutnya menghitung nilai

energi dari komposisi bahan baku sebagaiberikut.

JenisBahan Baku

Tepung ikan

Tepung kedelai

Tepung keong mas

Tepung terigu

Tepung jagung

Dedak

Vitamin

Mineral

Jumlah

KadarProtein (%)

KadaLemak (%)

KadarAbu (%)

65,817,11

35,84,29

52,88,97

15,31,53

7,80,78

13,32,66

3535,34

65,81,69

19,82,38

14,62,48

1,70,17

4,70,47

14,12,82

1010,01

20,1

1,8

15,3

0,7

1,8

10,7

Kadar SeratKasar (%)

KadarBETN (%)

0,8

4,9

0,7

0,8

2,6

8,5

8,52,21

33,94,07

19,53,32

81,18,11

83,18,31

53,410,64

<4036,66

JumlahBahan Baku

(%)

26

12

17

10

10

20

2

3

100

Protein : 353,4 gram × 4,48 kkal/gram = 1.583,23 kkalLemak : 100,1 gram × 7,52 kkal/gram = 752,75 kkalKarbohidrat : 366,6 gram × 3,28 kkal/gram = 1.202,45 kkal

––––––––––– +3.538,48 kkal

Maka protein energi ratio 3538,48 dibagi 350 = 10,1.

Hal ini berarti dalam satu gramprotein yang dihasilkan dari formulasipakan tersebut diimbangi dengan energisebesar 10,1 kkal, yang berarti energiyang diperoleh dari hasil perhitunganformulasi pakan tersebut sudah memenuhikriteria kebutuhan ikan akan energi yaituberkisar antara 8–10.

6.3 Prosedur Pembuatan PakanSetelah ditentukan komposisi bahan

baku yang akan dibuat pakan buatandengan menggunakan salah satu metode,langkah selanjutnya melakukan pembuat-an pakan ikan. Prosedur dalam pembutanpakan ikan dapat dikelompokkan ber-dasarkan skala usahanya yaitu:

Page 110: Budidaya Ikan Jilid 2

335

1. Skala besar yaitu pembuatan pakanikan secara besar/pabrikasi.

2. Skala sedang yaitu pembuatan pakanuntuk memenuhi kegiatan produksidengan peralatan sedang.

3. Skala kecil yaitu pembuatan pakansecara sederhana dengan mengguna-kan peralatan rumah tangga.

Dalam proses pembuatan pakan ikandiperlukan beberapa peralatan baik untukskala pabrikasi, sedang dan skala rumahtangga. Adapun peralatan yang digunakandapat dikelompokkan menjadi:1. Alat penepung (grinding)2. Alat pencampur (mixing)3. Alat pengukus/pemanas (steaming)4. Alat pencetak (pelleting)5. Alat pengering (drying)6. Alat pengepak/pengemasan (packing)

Alat Penepung (Grinding)Alat penepung digunakan untuk

membuat semua bahan baku yang akandigunakan berubah menjadi tepung.Seperti penjelasan sebelumnya, sebelummembuat pakan diharuskan untuk memilihjenis-jenis bahan baku yang akan diguna-kan untuk membuat pakan. Jenis-jenisbahan baku yang telah dipilih dan ditentu-kan jumlahnya berdasarkan hasil per-hitungan formulasi pakan pada materisebelumnya, selanjutnya dilakukan prosespenepungan terhadap bahan-bahan bakutersebut. Bahan baku yang akan dibuatmenjadi pakan buatan semuanya harusdalam bentuk tepung karena jika adabahan baku yang tidak dalam bentuktepung akan terjadi campuran bahan bakuyang tidak homogen dan akan menyebab-kan pakan yang akan dibuat tidak dapatmenggumpal dengan baik. Penghalusanbahan baku sampai menjadi tepung inimenggunakan alat bantu penepungan.

Penepungan bahan baku harusdilakukan agar proses pembuatan pakansesuai prosedur. Bahan baku untukpembuatan pakan buatan pada umumnyabahan baku kering. Ukuran tepung untukbahan baku pakan buatan dalam bentukpellet sebaiknya berukuran kurang dari0,6 mm, agar daya ikat antarpartikel bahanbaku lebih kuat sehingga tidak mudah larutdalam air. Untuk mendapatkan ukurantepung yang diinginkan tersebut kita dapatmengatur saringan yang terdapat padaalat penepung dengan cara mengganti/menukar saringannya sesuai dengan yangdiinginkan. Namun perlu diingat dalammenggunakan saringan pada alatpenepung sebaiknya bertahap, yaitusaringan yang digunakan pertama kaliharus saringan yang paling kasar sampaiyang terakhir saringan yang paling halusatau ukuran saringan yang diinginkan. Halini perlu diperhatikan agar dalam prosespenepungan tidak terjadi kemacetan padamesin yang dapat mengakibatkan ke-rusakan mesin.

Ada dua jenis alat yang dapat diguna-kan untuk melakukan penepungan bahanbaku. Peralatan yang digunakan padaproses penepungan menggunakansaringan adalah menggunakan alatpenepung disk mill (Gambar 6.1) danhammer mill (Gambar 6.2).

Gambar 6.1 Disk mill

Page 111: Budidaya Ikan Jilid 2

336

Disc mill adalah alat penepung yangbekerja dengan cara berputarnya suatupasangan piringan logam baja yang satuberputar sedangkan yang lainnya sebagailandasan. Bahan baku yang akan ditepungberada pada dua kepingan logamtersebut, kemudian bahan baku yang telahdihancurkan akan dilakukan prosespenyaringan dalam peralatan ini secaralangsung. Sedangkan hammer mill adalahalat penepung yang bekerja dengan caraprinsip palu yaitu memukul suatu bahanbaku yang akan ditepung pada sistemsaringan yang berfungsi sebagai lempeng-an plat yang akan terpukul semua bahanbaku dan tersaring pada saringan tersebut.

Disc mill dan hammer mill ini dibuatdengan berbagai macam kapasitasproduksi bergantung pada keinginanpemakai alat ini bisa digunakan untukskala pabrikasi, skala menengah, atauskala rumah tangga. Kapasitas produksiperalatan ini mulai dari 1kg per jam sampaisatu ton per jam.

Alat PencampurSetelah penepungan bahan baku

dilakukan terhadap semua jenis bahanbaku yang akan digunakan untuk pem-buatan pakan buatan adalah melakukanpenimbangan ulang bahan baku sesuaidengan formulasi yang telah ditentukan

sebelumnya. Selanjutnya bahan bakuyang telah ditimbang tersebut selesai,dilakukan proses pencampuran. Prosespencampuran bahan baku harus dilakukandengan cara mencampur bahan bakuyang jumlahnya paling sedikit kemudiansecara bertahap ditambahkan jenis bahanbaku lainnya yang jumlahnya semakinbanyak. Hal ini bertujuan agar semuabahan baku tersebut dapat tercampursecara homogen. Pencampuran bahanbaku kering yang sempurna akan sangatberpengaruh terhadap kekompakanbahan baku tersebut jika sudah dicampurdengan air menjadi adonan dan siapdibentuk sesuai keinginan.

Proses pencampuran bahan bakumenjadi suatu campuran yang homogendapat dilakukan dengan menggunakanalat pencampur baik alat pencampurvertikal (Vertical mixer) (Gambar 6.3)maupun horizontal (horizontal mixer)(Gambar 6.4). Pemakaian jenis alat pen-campur ini sangat bergantung kepadakapasitas produksi.

Gambar 6.2 Hammer mill

Gambar 6.3Vertical mixer

Alat Pemanas/PengukusAlat pemanas ini biasanya dilakukan

jika dalam membuat pakan ikan meng-gunakan beberapa bahan baku yangmengandung zat antinutrisi. Di manadengan perlakuan pemanasan zatantinutrisi ini akan menjadi tidak aktif dan

Gambar 6.4Horizontal mixer

Page 112: Budidaya Ikan Jilid 2

337

dapat meningkatkan pemakaian nutrientersebut. Beberapa zat antinutrisi yangterdapat pada beberapa bahan bakupakan menurut Millamena et al (2000)dapat dilihat pada Tabel 6.8. Zat antinutrisi

ini misalnya pada bahan baku kedelaimentah atau jenis-jenis legumes dapatmempengaruhi laju pencernaan bahantersebut di dalam sistem pencernaan ikan.

Tabel 6.8 Bahan Baku Pakan yang Mengandung Zat Antinutrisi, dan CaraMenghilangkan Zat Antinutrisi (Millamena et al, 2000)

Trypsininhibitor

Lectins

Goitrogens

Antivitamin D

Antivitamin E

Thiaminase

Estrogens(isoflavon)

Gossipol

Tannin

Cyanogens

Mimosine

Peroksida

Phytates

Mengikat trypsin untuk mem-bentuk senyawa inaktif

Menghancurkan sel darah merah

Menghambat penyerapan iodinekedalam kelanjar thyroid

Mengikat vitamin D membuatnyatidak bermanfaat

Mengurangi kontribusi vitamin E

Merangsang penghancuran thiamin(Vit B1)

Mengganggu reproduksi

Mengikat phosphor dan beberapaprotein

Mengikat protein dan meng-hambat pencernaan trypsin

Melepaskan racun asam hydro-cyanic

Mengganggu sintesis enzim padahati, merusak sel hepatopankreasudang

Mengikat protein dan vitamin

Mengikat protein dan mineral danmengurangi daya gunanya

Pemanasan pada suhu175–195°C atau dimasakselama 10 menit

Merebus di dalam air/dimasukkan dalam auto-clave selama 30 menit

Diuapkan dan atau di-masukkan dalam auto-clave selama 10–30 menit

Diautoclave atau direbusselama 30 menit

Diautoclave

Diautoclave, dipanaskandan dimasak

Dibuat larutan ekstrak

Menambahkan garam besiatau phytase

Dehulling

Direndam dalam airselama 12 jam

Daun direndam selama 24jam

Penyimpanan diperbaiki

Dehulling

Kedelai dan berbagailegumes

Kedelai dan berbagailegumes

Kedelai dan berbagailegumes

Kedelai dan berbagailegumes

Kedelai dan berbagailegumes

Ikan mentah kerangdan kedelai

Tanaman glycoside

Tepung biji kapuk

Kacang-kacangan danlegumes

Daun singkong

Daun ipil-ipil

Penyimpanan yangjelek

Tepung biji kapas,kedelai dan legumes

Zat Antinutrisi Aksi Merugikan PerbaikanBahan Pakan

Page 113: Budidaya Ikan Jilid 2

338

Alat PencetakAlat pencetak adalah alat yang diguna-

kan untuk mencetak pakan buatan. Bentukalat pencetak ini sangat bergantung padabentuk pakan buatan yang akan dicetak.Bentuk pakan buatan yang biasa dibuatadalah pakan kering dalam bentuk peletdan ukuran pakannya disesuaikan denganperuntukan ikan. Alat pencetak (peleting)untuk skala rumah tangga dapat digunakanalat penggiling daging (Gambar 6.5),sedangkan skala menengah dapat meng-gunakan alat peleting (Gambar 6.6) danskala besar/pabrikasi dengan mengguna-kan alat peleting otomatis (Gambar 6.7).Panjang dan diameter pelet ini dapat diatursesuai dengan kebutuhan (Gambar 6.8).

Alat PengeringPada skala usaha rumah tangga alat

yang digunakan untuk mengeringkanpakan buatan adalah sinar matahari atauoven biasa. Pada industri skala menengahbiasanya menggunakan oven listrik,sedangkan pada industri skala besarpakan buatan yang dibuatnya meng-gunakan alat pencetak yang lengkapdengan alat pemanas (steam) sehinggapelet yang dihasilkan sudah dalam bentukpelet kering.

Prosedur Pembuatan Pakan SkalaBesar/Pabrikasi

Pada skala besar pembuatan pakanbiasanya menggunakan peralatan yangcukup canggih dan lengkap dengan skalaproduksi dapat mencapai 1–20 ton perhari. Adapun langkah pengerjaan pakanikan ini dilakukan dengan alur prosesseperti gambar di bawah ini (Gambar 6.6).

Gambar 6.5. Alat penggiling daging

Gambar 6.6. Alur proses pembuatan pakan skala pabrikasi

Page 114: Budidaya Ikan Jilid 2

339

Tahap awal dalam pabrik pakan skalapabrikasi dilakukan persiapan bahan baku.Semua bahan baku di pabrik disimpanpada alat yang disebut silo (Gambar 6.7).

Setiap bahan baku yang disimpandalam silo ada yang sudah ditepungterlebih dahulu atau masih dalam bentukbahan mentah. Jika bahan baku masihdalam bentuk mentah maka dilakukanproses penepungan terlebih dahulusampai semua jenis bahan baku tersebutmenjadi tepung. Bahan baku yang dibuatmenjadi tepung adalah bahan baku dalambentuk kering. Proses tahap awal ini biasadisebut milling. Setelah semua bahan bakumenjadi tepung langkah kedua melakukanpencampuran bahan baku (mixing),sebelum bahan baku kering tersebutdilakukan pencampuran harus dilakukanpenimbangan terlebih dahulu terhadapbahan baku tersebut sesuai denganformulasi yang telah disusun sebelumnya.Bahan-bahan tambahan seperti vitamin,mineral, dan minyak sebagai sumber lipidbiasanya ditambahkan setelah semuabahan tercampur sempurna (homogen),kemudian dibiarkan selama 15 menit.

Langkah selanjutnya, mencetak peletmenjadi bentuk pelet dengan ukuran yangtelah ditentukan (peleting), ukuran pelet iniberkisar antara 1–22 mm. Pada skalapabrik pelet yang telah tercetak akanlangsung masuk ke dalam mesin uap(steam) yang sudah terangkai secarapararel dengan peralatan peleting. Langkahterakhir dalam proses pembuatan pakanadalah pengemasan dan penyimpananpakan. Dalam skala pabrikasi pelet yangtelah tercetak biasanya langsung dikemasdalam prosesnya dibuat secara berangkaidengan proses pencetakan pelet. Mesinyang digunakan untuk mengemas pakanini dilakukan secara otomatis.

Pengemasan PakanPengemasan/pengepakan pakan

buatan merupakan tahap akhir dari prosespembuatan pakan sebelum didistribusikankepada konsumen. Pengemasan pakanbuatan dapat dilakukan secara langsungdari proses pembuatan pakan. Denganpengemasan yang benar akan sangatmenentukan daya simpan pakan buatan.Pengemasan yang baik akan dapatmeningkatkan daya simpan pakan buatsemakin lama sebelum dijual dan tetapmempertahankan kualitas pakan buatan.

Oleh karena itu, agar pakan buatanyang sudah kering sampai kadar airnyaberkisar antara 10–12% sebelum dijualatau digunakan oleh konsumen dan tetapterjaga kadar airnya di dalam kemasansehingga pakan buatan dapat disimpandalam jangka waktu yang lama dengankualitas tetap terjaga, maka pakan buatanharus dikemas dengan rapi dan terisolasidengan udara bebas, sehingga tidakmudah terkontaminasi. Bahan yang umumdigunakan untuk mengemas pakan buatan

Gambar 6.7 Silo

Page 115: Budidaya Ikan Jilid 2

340

antara lain adalah karung plastik anyamanuntuk bagian luar sedangkan untuk bagiandilapisi kantong plastik tipis, transparan.Bagian kantong plastik itulah yangmembuat pelet/pakan buatan terisolasidari udara bebas, sedangkan karungplastik anyaman merupakan pelindungagar kantong plastik tidak mudah bocorserta memudahkan dalam pengangkutan.Jenis bahan kemasan yang lainnya adalahdari kertas semen yang dibuat sepertikantong dan biasanya digunakan untukmengemas pakan yang mempunyai beratantara 5–10 kg. Kantong kertas semen inimerupakan bagian luar dari kantongkemasan, sedangkan pada bagiandalamnya merupakan kantong plastik tipisdan transparan.

Dalam melakukan pengemasanpakan buatan dibutuhkan alat untukmemasukkan pakan langsung ke dalamkantong kemasan dan dilakukanpenjahitan pada kantong bagian dalamdan bagian luar. Pada pengemasan skalapabrik semua alat pengemasan sudahterangkai menjadi satu pada saat pakanbuatan masuk ke dalam kantong kemasanlangsung dilakukan penjahitan otomatispada kemasan tersebut. Tetapi padabeberapa perusahaan kecil prosespengemasan dilakukan secara manualdengan memasukkan pakan buatan kedalam kantong dan ditimbang beratnyasecara manual, kemudian dilakukanpenjahitan kantong kemasan denganmenggunakan mesin jahit portable untukplastik kemasan.

Pakan buatan yang dikemas dalamkemasan yang benar akan mempunyaidaya simpan yang relatif lebih panjangdaripada pakan yang tidak dikemasdengan benar. Dengan tidak adanya udara

bebas dalam kantong kemasan makamikroorganisme perusak pakan buatantidak dapat tumbuh sehingga pakanbuatan yang dikemas dengan proseduryang benar akan mampu disimpan dalamjangka waktu 90-100 hari.

Jumlah pakan buatan dalam setiapkantong kemasan berbeda mulai dariukuran 5 kg per kemasan sampai 50 kgper kemasan. Ukuran kemasan 5 kg–10kg biasanya digunakan untuk mengemaspakan buatan untuk ikan dalam kelompoklarva/benih, sedangkan kemasan 25 kg–50 kg biasanya digunakan untuk mengemaspakan buatan untuk ikan kelompokgrower/pembesaran dan induk ikan.

Penyimpanan PakanProses terakhir dari suatu usaha

pembuatan pakan adalah penyimpanan.Penyimpanan pakan buatan yang telahdibuat harus dilakukan dengan benaragar pakan yang telah dibuat tidakmengalami kemunduran mutu pakan.Dalam menyimpan pakan buatan adabeberapa faktor yang akan mempengaruhistabilitas nutrien pakan yang disimpansebagai berikut.1. Kadar air pakan yang akan disimpan

sebaiknya tidak lebih dari 10% agartidak diserang jamur dan serangga.

2. Kelembaban relatif ruangan penyimpan-an pakan sebaiknya kurang dari 65%,jika lebih dari 65% akan cepat me-rangsang pertumbuhan jamur danserangga.

3. Suhu ruangan penyimpanan pakanyang tinggi akan merusak danmengurangi ketersediaan nutrienpakan. Suhu ruangan yang ideal untukmenyimpan pakan adalah 20°C.

Page 116: Budidaya Ikan Jilid 2

341

4. Supply oksigen di dalam ruanganpenyimpanan harus mencukupi. Halini dapat dilakukan dengan membuatruangan penyimpanan yang banyakterdapat ventilasi. Dengan adanyaventilasi yang cukup akan terdapatpergantian udara yang cukup di dalamruangan penyimpanan yang akanmengakibatkan rendahnya suhudidalam ruangan.

5. Kadar lemak dalam pakan, pakanbuatan pada umumnya mengandunglemak, selama proses penyimpananlemak yang terdapat di dalam pakanjika ruangan tidak memenuhi syaratmaka lemak yang terkandung didalam pakan akan mengakibatkanproses peroksidasi lemak terjadi danpakan akan tengik dan bau busuk.Berdasarkan beberapa hal tersebut di

atas maka dalam melakukan prosespenyimpanan pakan buatan ada beberapaprosedur yang harus dilakukan dalammenyimpan pakan buatan dalam bentukkering yaitu:1. Ruang penyimpanan pakan harus

bersih, kering, aman, dan memilikiventilasi yang baik. Sebaiknya ruangpenyimpanan berbungan langsungdengan sinar matahari.

2. Kemasan pada pakan harus terdapatlabel pakan dan kandungan nutrisiyang terdapat pada pakan serta masakedaluarsa pakan tertera padakemasan (tanggal kedaluwarsa pakan).

3. Tumpukan kemasan pakan dalamtempat penyimpanan pakan sebaik-nya tidak lebih dari enam tumpukan.Jarak palet yaitu kayu tempatmeletakkan pakan dalam ruangpenyimpanan berjarak 12–15 cm daridasar lantai agar tidak terjadikerusakan pakan yang ada di dasaroleh serangga, kutu, abu, sertasirkulasi udara dari bawah cukup baik.

4. Lama penyimpanan pakan buatan didalam ruang penyimpanan sebaiknyatidak lebih dari tiga bulan. Gunakanpakan yang diproduksi terlebih dahulu,baru pakan yang diproduksi selanjut-nya (First in- first out)

5. Jangan berjalan di atas tumpukanpakan. Hal ini dapat mengakibatkanrusak dan hancurnya pakan buatan.

Prosedur Pembuatan Pakan SkalaMenengah atau Rumah Tangga

Proses pembuatan pakan skalarumah tangga dengan skala menengahtidak jauh berbeda, di mana tahapannyadimulai dari:1. Pemilihan bahan baku2. Penepungan bahan baku (grinding)3. Pengayakan bahan baku (screening)4. Penimbangan bahan baku (weighing)5. Pencampuran bahan baku (mixing)6. Pencampuran adonan kering dan

basah7. Pencetakan (peleting)8. Pengeringan pelet9. Pengemasan pelet

10. Penyimpanan pakan buatanKesepuluh tahapan prosedur pem-

buatan pakan ini harus dilakukan untukmemperoleh pakan buatan yang sesuaidengan keinginan. Langkah pertamadilakukan pada saat sebelum menyusunformulasi pakan dan pemilihan bahan bakupada saat akan dilakukan proses pem-buatan pakan adalah dengan memilihbahan baku yang bermutu agar pakanyang akan dibuat juga menghasilkanbentuk pakan yang sesuai. Bentuk pakanbuatan yang akan dibuat mempunyaiukuran sesuai dengan kebutuhan ikan.Para pembudi daya ikan yang akanmembuat pakan ikan biasanya meng-gunakan acuan seperti Tabel 6.9.

Page 117: Budidaya Ikan Jilid 2

342

Tabel 6.9 Acuan Bentuk dan Tipe Pakan Buatan untuk Ikan Budi Daya (Millamenaet al, 2000)

Ukuran Ikan(gram)

Tipe Pakan Diameter Pakan(mm)

Panjang Pakan(mm)

Setelah penyusunan bahan bakuselesai dibuat, langkah selanjutnya adalahmelakukan penepungan setiap jenisbahan baku. Bahan baku yang akandigunakan untuk membuat pakan ikansemua harus dalam bentuk tepung dansemuanya harus berukuran sama. Padaskala rumah tangga biasanya parapembudi daya membeli bahan baku dalambentuk tepung, tetapi ukuran tepungnyaberbeda. Oleh karena itu, harus dilakukanpenyaringan semua jenis bahan bakutersebut dengan menggunakan saringanatau ayakan khusus tepung. Hal ini harusdilakukan pada semua bahan baku yangakan digunakan sampai ukuran partikelbahan baku tersebut semuanya sama.Saringan yang digunakan adalah saringanyang mempunyai ukuran khusus tepung.

Bahan baku yang telah menjaditepung selanjutnya dilakukan penimbangansesuai dengan formulasi pakan yang telahdibuat sebelumnya dan diletakkan dalamwadah yang terpisah. Kemudian dilakukanpencampuran bahan baku dari mulaibahan baku yang paling sedikit sampaiyang terbanyak. Hal ini dilakukan agarsemua bahan baku tersebut tercampursecara homogen. Jika menggunakan alat

< 0,352 – 5

5 – 1212 – 2020 – 30

StarterGrowerGrowerFinisherFinisher

1,02,03,05,07,0

––

2 – 33 – 55 – 7

pencampur (mixer) bahan baku yangdicampur ke dalam alat tersebut adalahbahan baku kering, minimal pencampurandilakukan selama lima menit. Pada prosesskala rumah tangga dapat dilakukanpencampuran bahan baku kering danpencampuran bahan baku basah. Hal inidilakukan jika bahan baku yang digunakansebagai perekat misalnya kanji dan untukmeningkatkan tingkat kecernaan kanjitersebut dalam pakan ikan maka kanjitersebut dibuat adonan basah yangterpisah dari bahan baku lainnya. Dengancara melakukan pemanasan kanji denganair seperti membuat lem (sebagai acuandapat digunakan 50 gram kanji dimasakdalam 200 ml air untuk membuat adonanpakan sebanyak 1000 gram) sampai kanjitersebut lengket seperti jelli. Jika meng-gunakan adonan basah dalam membuatpakan ikan maka harus dilakukan pen-campuran antara bahan kering dan bahanbasah tersebut sampai benar-benardiperoleh campuran yang homogen. Untukmelihat apakah campuran tersebut benar-benar tercampur, buatlah bentuk adonantersebut bola-bola dan adonan tersebutsudah tidak lengket di tangan. Setelahdilakukan pencampuran bahan baku

Page 118: Budidaya Ikan Jilid 2

343

secara homogen, langkah selanjutnyaadalah membuat pakan buatan sesuaidengan bentuk pakan buatan yangditentukan. Pakan buatan yang akandiberikan kepada ikan air ada berbagaimacam bentuk antara lain tepung,remahan, dan pelet. Bentuk pelet adaberbagai macam ukuran mulai dari 1 mmsampai 5 mm sesuai dengan per-untukannya.

Proses selanjutnya setelah pakanbuatan dicetak adalah melakukanpengeringan terhadap pakan yang telahdicetak. Pakan tersebut kemudiandikeringkan dengan menggunakan alatpengering atau dengan menggunakansumber panas alami yaitu sinar matahari.Proses pengeringan dengan meng-gunakan sinar matahari bisa memakanwaktu 2–3 hari jika sinar matahari bersinarsepanjang hari. Jika menggunakan alatpengering hanya beberapa jam sajatergantung suhu pemanasan di dalamoven sampai kadar air dalam pakantersebut adalah kurang dari 10%. Hal inibertujuan agar pakan yang dibuatmempunyai daya simpan lama dan prosespembusukan dihambat karena kadar airdalam bahan pakan sangat rendah.

Setelah pakan buatan dicetak dandikeringkan, langkah selanjutnya melaku-kan pengemasan dan penyimpanan pakanikan seperti yang dilakukan pada skalapabrikasi. Jika Anda bertujuan untukmenjual produk pakan ikan kepadamasyarakat dan dilakukan sebagai suatuusaha produksi pakan ikan, pakan ikanyang telah dibuat harus dilakukan uji cobaterhadap pakan yang telah dibuat tersebut.Uji coba pakan yang telah dibuat sebelum

digunakan oleh ikan yang akan meng-konsumsi pakan tersebut adalah uji secarakimia, uji secara fisik dan uji secarabiologis. Pengujian tersebut sebaiknyadilakukan untuk mendapatkan validitasdata uji coba terhadap pakan buatan yangakan digunakan. Oleh karena itu, kita akanmembahas dalam subbab selanjutnyatentang uji coba pakan ikan.

6.4 Uji Coba Pakan IkanPakan ikan yang akan digunakan oleh

ikan budi daya harus dilakukan uji cobaterhadap pakan tersebut. Hal ini dilakukanagar pakan yang akan digunakan tersebutmemberikan hasil yang optimal sesuaidengan standar produk pakan ikan. Ujicoba terhadap pakan ikan dapat di-kelompokkan menjadi tiga yaitu :1. Uji pakan secara kimia2. Uji pakan secara fisik3. Uji pakan secara biologi

6.4.1 Uji Pakan secara KimiaUji pakan ikan secara kimia dapat

dilakukan jika memiliki peralatan analisaproximat yang lengkap. Pada uji secarakimia bertujuan untuk mengetahuikandungan gizi pada pakan buatan yangtelah dibuat pakan sesuai denganformulasi pakan yang disusun. Uji coba inisangat berguna bagi konsumen dan jugasebagai pengawasan mutu pakan yangdiproduksi. Uji pakan secara kimiameliputi:1. Uji kadar air, kadar air yang baik untuk

pelet/pakan buatan adalah kurang dari12%. Hal ini sangat penting karenapakan buatan tidak langsung di-konsumsi oleh ikan setelah diproduksi

Page 119: Budidaya Ikan Jilid 2

344

tetapi disimpan beberapa saat. Prinsipmakanan (pelet) dipanaskan padasuhu 105–10°C, dengan pemanasantersebut maka air akan menguap.Peralatan yang digunakan untukmelakukan uji kadar air adalah ovendan peralatan gelas. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada Gambar6.8.

2. Uji kadar protein, kadar protein peletyang dibuat harus benar-benardisesuaikan dengan ukuran ikan danjenis ikan yang akan mengkonsumsipakan tersebut. Prinsip pengujiankadar protein di laboratoriummenggunakan cara Kyeldahl yaitumenentukan kadar protein secara

Gambar 6.8 Alat pengukur kadar air

Gambar 6.9. Peralatan pengukuran kadar protein

tidak langsung. Cara ini menentukankadarN-nya kemudian mengalikandengan protein 6,25. Peralatan yangdigunakan untuk mengukur kadar pro-tein pakan ikan dengan peralatan semimikrokyeldahl. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Gambar 6.9.

Page 120: Budidaya Ikan Jilid 2

345

3. Uji kadar lemak, kadar lemak dalampakan buatan menurut hasil penelitiansebaiknya kurang dari 8%. Hal inidikarenakan jika kadar lemak dalampakan tinggi akan mempercepatproses ketengikan pakan buatan.

Gambar 6.10. Peralatan pengukuran kadar lemak

Prinsip pengujian kadar lemak adalahbahan makanan akan larut di dalampetrolium eter disebut lemak kasar. Ujiini menggunakan alat yang disebutSoxhlet. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Gambar 6.10.

4. Kadar Serat kasar, kadar serat kasardalam pakan buatan menurut hasilpenelitian sebaiknya kurang dari 7%.Serat kasar ini diperlukan untukmenambah baik Struktur pelet.Kandungan serat kasar yang terlalutinggi pada pakan buatan akanmempengaruhi data cerna danpenyerapan di dalam alat pencernaanikan. Prinsip pengujian kadar serat

kasar adalah menentukan zat organikyang tidak larut dalam asam kuat danbasa kuat dan disertai pemanasan.Peralatan yang digunakan untukmelakukan pengukuran kadar seratkasar adalah peralatan soxhletditambah dengan peralatan lainnya.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaGambar 6.11.

Gambar 6.11. Peralatan pengukuran kadar serat kasar

Page 121: Budidaya Ikan Jilid 2

346

5. Kadar abu, kadar abu dalam pakanbuatan sebaiknya kurang dari 12%.Kadar abu ini merupakan bahananorganik, jika kadar abu tinggi dalampakan buatan berarti pakan buatantersebut tidak akan memberikanpertumbuhan yang baik untuk ikan.Prinsip pengujian kadar abu ini adalahbahan makanan dilakukan pemanasandi dalam tanur listrik yang bersuhu600°C. Pada suhu tersebut semuabahan organik akan menguap danyang tertinggal hanya bahananorganik yaitu abu. Peralatan untukmelakukan pengukuran kadar abudilakukan dengan menggunakantanur listrik. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Gambar 6.12.

Adapun prosedur yang dapat dilaku-kan dalam melakukan uji coba secarakimia yang disebut dengan melakukan ujianalisa proksimat dapat menggunakanbeberapa metode. Di bawah ini akandiuraikan beberapa metode yang dapatdilakukan dalam melakukan pengukuranbeberapa parameter uji kimia pakan ikan.Adapun prosedur yang harus dilakukansebagai berikut.

Gambar 6.12. Peralatan pengukuran kadar abu

Pengukuran Kadar AirPengukuran kadar air pakan ikan atau

bahan baku yang akan digunakan untukmembuat pakan ikan dapat dilakukandengan cara pemanasan yang biasadisebut Metode Gravimetri.Prinsip : Air akan menguap seluruhnya

jika bahan makanan dipanas-kan pada suhu 105–110°C.

Peralatan :• Botol timbang bertutup/cawan• Dessiccator/Eksikator• Oven• Neraca analitik

Langkah Kerja 1:1. Cawan dipanaskan dalam oven pada

suhu 105–110°C selama 1jam,dinginkan dalam eksikator selama 10menit dan ditimbang (x1).

2. Timbang bahan/contoh yang telahdihaluskan sebanyak 2–3 gram (a) laludimasukkan ke dalam cawan X1.

3. Cawan dan bahan dipanaskan dalamoven selama 4–6 jam pada suhu 105–110°C, dinginkan dalam eksikatorkemudian timbang, lakukan pemanasankembali dalam oven selama 30 menit,dinginkan dalam eksikator dantimbang, lakukan hal tersebut sampaitercapai berat yang konstan (selisihpenimbangan berturut-turut kurangdari 0,02 gram).

4. Hitunglah persentase kadar air bahanyang dapat diperoleh dengan rumussebagai berikut:

Kadar air (%) = 1 2(X + a) X )a− × 100%

Page 122: Budidaya Ikan Jilid 2

347

Prosedur pengukuran kadar air dapatdilakukan berdasarkan prosedur StandarNasional Indonesia (SNI), dengan meng-gunakan pengukuran dengan SNI yangmerupakan suatu standar dalam melakukanpengukuran yang telah diakreditasi secarainternasional yang disebut dengan ISO17025 mengenai Internasional StandarOperational untuk kegiatan laboratorium.Oleh karena itu, bagi para penguji yanglaboratoriumnya telah mendapatkansertifikat ini akan menggunakan prosedurpengujian dengan prosedur SNI.Langkah Kerja SNI:1. Timbang dengan saksama 1–2 g

cuplikan pada sebuah botol timbangbertutup yang sudah diketahuibobotnya (W1).

2. Keringkan pada oven suhu 105°Cselama 3 jam.

3. Dinginkan dalam eksikator.4. Timbang (W), ulangi pekerjaan ini

hingga diperoleh bobot tetap.Perhitungan:

Kadar air = WW1 × 100%

Pengukuran Kadar AbuPengukuran kadar abu pakan ikan

atau bahan baku yang akan digunakanuntuk membuat pakan ikan dapatdilakukan dengan cara pemanasan yangbiasa disebut dengan Metode Gravimetri.Prinsip : Bahan makanan jika dilakukan

pemanasan di dalam tanurlistrik yang bersuhu 600°C,maka zat-zat organik akandiuraikan menjadi air dan CO2yang tertinggal hanya bahananorganik yaitu abu.

Peralatan :• Cawan porselen• Tanur listrik• Neraca analitik• Dessicator/eksikator

Langkah Kerja 1:1. Cawan dipanaskan dalam oven pada

suhu 105–110°C selama 1 jam,dinginkan dalam eksikator selama 10menit dan ditimbang (X1).

2. Timbang bahan/contoh yang keringsebanyak 2– 3 gram (a) lalu masukkanke dalam cawan X1.

3. Masukkan cawan dan bahan ke dalamoven pengabuan/tanur dengan caradipanaskan dengan suhu 550 – 600°Csampai menjadi abu dan berwarnaputih (selama 3–6 jam).

4. Dinginkan dalam eksikator selama 15menit dan timbang cawan dan abutersebut (X2).

5. Hitunglah persentase kadar abubahan yang dapat diperoleh denganrumus sebagai berikut:

Kadar abu (%) = 2 1(X X )a− × 100%

Langkah Kerja SNI:1. Timbang dengan saksama 2–3 g

contoh ke dalam cawan porselen yangtelah diketahui bobotnya.

2. Arangkan di atas nyala pembakar, laluabukan dalam tanur listrik pada suhumaksimum 550°C sampai pengabuansempurna (sekali-kali pintu tanurdibuka sedikit, agar oksigen bisamasuk).

3. Dinginkan dalam eksikator, lalutimbang sampai bobot tetap.

Perhitungan:

Kadar abu = 1 2W WW− × 100%

W : Bobot contoh sebelum diabukandalam gram

W1 : Bobot contoh + cawan sesudahdiabukan dalam gram

W2 : Bobot cawan kosong dalam gram

Page 123: Budidaya Ikan Jilid 2

348

Pengukuran Kadar LemakPengukuran kadar lemak pakan ikan

atau bahan baku yang akan digunakanuntuk membuat pakan ikan dapat dilaku-kan dengan menggunakan metodeSoxhlet dan metode Weibull. Metodesoxhlet digunakan jika bahan baku pakanatau pakan ikan mengandung kadar lemakyang relatif tidak terlalu banyak, dan jikakadar lemak dalam bahan pakan ataupakan ikan cukup banyak maka bahanpakan dan pakan itu harus dilakukanhidrolisis terlebih dahulu dan metode yangdigunakan adalah metode Weibull.Prinsip : Bahan makanan yang larut di

dalam petrolium eter atauekstraksi lemak bebasdengan pelarut non polar

Peralatan :• Kertas saring• Labu lemak• Alat soxhlet• Pemanas listrik• Oven• Neraca analitik• Kapas bebas lemak• Pereaksi: hexane atau pelarut lemak

lainnya

Langkah Kerja 1:1. Panaskan cawan labu dalam oven

pada suhu 105–110°C selama satujam, dinginkan dalam eksikatorselama 10 menit dan timbang (X1).

2. Timbang bahan/contoh sebanyak2–5 gram (bahan sebaiknya dalambentuk halus dan kering), dandibungkus dengan kertas saring/kertas filter dalam bentuk silinder (a).

3. Masukkan selongsong kertas filter kedalam tabung ekstraksi dan diberipemberat serta dihubungkan dengankondensor/pendingin.

4. Pasanglah tabung ekstraksi pada alatdestilasi Soxhlet dengan pelarut pe-troleum ether/petroleum benzena/hexana sebanyak 150 ml yang di-masukkan ke dalam soxhlet sampaikertas saring tersebut terendam dansisa larutan dimasukkan ke dalamlabu.

5. Panaskan cawan labu yang di-hubungkan dengan soxhlet di ataswater bath sampai cairan dalam soxhletterlihat bening. Pemanasan iniberlangsung selama 2 – 4 jam, apabilasetelah 4 jam ekstraksi belumsempurna pemanasan dapat dilanjut-kan selama 2 jam lagi.

6. Lepaskan labu dari soxhlet dan tetapdipanaskan di atas water bath untukmenguapkan semua petroleum etherdari cawan labu.

7. Cawan labu dipanaskan dalam ovenpada suhu 105–10°C selama 15–60menit, kemudian didinginkan dalameksikator selama 10 menit danditimbang. Ulangi prosedur ini sampaidiperoleh berat yang stabil (X2).

8. Hitunglah persentase kadar lemakbahan/contoh dengan persamaansebagai berikut.

Kadar lemak (%) = 2 1(X X )a− × 100%

Langkah Kerja SNI:1. Timbang seksama 1–2 g contoh,

masukkan ke dalam selongsongkertas yang dialasi dengan kapas.

2. Sumbat selongsong kertas berisicontoh tersebut dengan kapas,keringkan dalam oven pada suhu tidaklebih dari 80°C selama lebih kurangsatu jam, kemudian masukkan kedalam alat soxhlet yang telahdihubungkan dengan labu lemak berisibatu didih yang telah dikeringkan dantelah diketahui bobotnya.

Page 124: Budidaya Ikan Jilid 2

349

3. Ekstrak dengan heksana atau pelarutlemak lainnya selama lebih kurang 6jam.

4. Sulingkan heksana dan keringkanekstrak lemak dalam oven pengeringpada suhu 105°C.

5. Dinginkan dan timbang.6. Ulangi pengeringan ini hingga tercapai

bobot tetap.Perhitungan:

% lemak = 1

2

W WW−

× 100%

W : bobot contoh dalam gramW1 : bobot lemak sebelum ekstraksi

dalam gramW2 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi

Pengukuran Kadar Lemak denganMetode WeibullPrinsip : Ekstraksi lemak dengan pe-

larut nonpolar setelah contohdihidrolisis dalam suasanaasam untuk membebaskanlemak yang terikat.

Peralatan:• Kertas saring• Kertas saring pembungkus (Thimle)• Labu lemak• Alat soxhlet• Neraca analitik• Pereaksi : larutan HCl 25%, kertas

lakmus, n-Heksana atau pelarut lemaklainnya

Langkah Kerja SNI:1. Timbang saksama 1–2 g cuplikan ke

dalam gelas piala.2. Tambah 30 ml HCl 25% dan 20 ml air

serta beberapa butir batu didih.3. Tutup gelas dengan kaca arloji dan

didihkan selama 15 menit.4. Saring dengan keadaan panas dan

cuci dengan air panas hingga tidakbereaksi asam lagi.

5. Keringkan kertas saring berikut isinyapada suhu 100–105°C.

6. Masukkan ke dalam kertas saringpembungkus (paper thimble) danekstrak dengan heksana atau pelarutlemak lainnya 2–3 jam pada suhu lebihkurang 80°C.

7. Sulingkan larutan heksana ataupelarut lemak lainnya dan keringkanekstrak lemak pada suhu 100–105°C.

8. Dinginkan dan timbang.9. Ulangi proses pengeringan ini hingga

tercapai bobot tetap.Perhitungan:

Kadar lemak = −1 2W WW × 100%

W : bobot cuplikan dalam gramW1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi

dalam gramW2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi

dalam gram

Pengukuran Kadar Protein denganMetode KjeldahlPrinsip : Menentukan kadar protein

secara tidak langsungdengan cara menentukankadar N-nya, kemudian dikali-kan dengan faktor protein6,25. Senyawa nitrogendiubah menjadi amoniumsulfat oleh H2SO4 pekat.Amonium sulfat yang ter-bentuk diuraikan denganNaOH. Amoniak yang di-bebaskan diikat denganasam borat dan kemudiandititar dengan larutan bakuasam.

Peralatan :• Labu kjeldhal• Alat penyulingan dan kelengkapannya• Pemanas listrik/pembakar• Neraca analitik

Page 125: Budidaya Ikan Jilid 2

350

Tahap Oksidasi, langkah kerjanya:1. Masukkan 0,5–1 gram bahan/contoh

(a), 3 gram katalis ( K2SO4 + CuSO4)dan 10 ml H2SO4 ke dalam tabungkjeldahl.

2. Tabung dipanaskan hingga larutan didalam tabung berubah warna menjadihijau bening, kemudian didinginkan.

3. Encerkan dengan akuades sampailarutan menjadi 100 ml.

Tahap Destruksi, langkah kerjanya:1. Masukkan 5 ml larutan hasil oksidasi

ke dalam cawan labu kjeldahl.

2. Tambahkan NaOH 0,05 N sebanyak10 ml.

3. Siapkan Erlenmeyer, masukkanH2SO4 0,05 N sebanyak 10 ml dantambahkan 2–3 tetes larutan indikator(metyl red/methylen blue), kemudiandidestruksi selama 10 menit.

Tahap Titrasi1. Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH

0,05 N.2. Volume titran yang digunakan dicatat.3. Lakukan prosedur yang sama pada

blanko.

Perhitungan kadar protein diperoleh dari persamaan sebagai berikut.

Kadar protein (%) = 0,0007 × 6,25 × 20 × (titran blanko titran sampel)a

− × 100%

Pengukuran Kadar Protein MetodeGunningLangkah kerja:1. Timbang bahan sebanyak 2–5 gram

yang telah ditumbuk halus danmasukkan ke dalam labu kjeldahl,tambahkan 10 gram K2S atau Na2SO4anhidrat dan 15 – 25 ml H2SO4 pekat,kalau destruksi sukar dilakukan perluditambah katalis CuSO4 sebanyak6 gram dan digoyang.

2. Kemudian dipanaskan pada pemanaslistrik atau api bunsen dalam almariasap, mula-mula dengan api kecil dansetelah asap hilang api dibesarkan,pemanasan diakhiri setelah cairanmenjadi jernih tidak berwarna.

3. Lakukan langkah 1 dan 2 untukperlakuan blanko.

4. Setelah labu kjeldahl besertacairannya menjadi dingin, tambahkan200 ml aquades dan 75 ml larutanNaOH 40–45% sampai larutanmenjadi basa, pasanglah labu kjeldahldengan segera pada alat destilasi.

5. Panaskan labu kjeldahl sampai amoniamenguap semua, destilat ditampungdalam erlenmeyer yang berisi 100 mlHCl 0,1 N yang sudah diberi indikatorphenolphtalein 1% 2 – 5 tetes. Destilasidiakhiri setelah volume destilat 150 mlatau setelah destilat yang keluar tidakbersifat basa.

6. Kelebihan HCl 0,1 N dalam destilatdititrasi dengan larutan basa standar(larutan NaOH 0,1 N) sampai larutanberwarna pink, catat volume titran.

7. Hitunglah kadar protein bahan denganpersamaan sebagai berikut.

Kadar protein (%) = (ml NaOH blanko ml NaOH contoh)

Gram contoh×10 −

× 100%

Kadar protein (%) = Kadar Nitrogen × Faktor Konversi

Page 126: Budidaya Ikan Jilid 2

351

Pengukuran Kadar Protein Metode SNIPereaksi:1. Campuran selen, campuran 2,5 gr

serbuk SeO2, 100 gr K2SO4, dan 20gr CuSO4 5 H2O.

2. Indikator campuran, siapkan latutanbromcresol green 0,1,% dan larutanmerah metil 0,1,% dalam alkohol95% secara terpisah. Campur 10 mlbromcresol green dengan 2 ml merahmetil.

3. Larutan asam borat H3BO3 2%,larutkan 10 gr H3BO3 dalam 500 mlair suling. Setelah dingin pindahkan kedalam botol bertutup gelas. Campur500 ml asam borat dengan 5 mlindikator.

4. Larutan asam klorida, HCL 0,01 N.5. Larutan Natrium Hidroksida NaOH

30%, larutkan 150 gram NatriumHidroksida ke dalam 350 ml air,simpan dalam botol bertutup karet.

Langkah kerja:1. Timbang saksama 0,51 g cuplikan,

masukkan ke dalam labu kjeldahl 100ml.

2. Tambahkan 2 g campuran selen dan25 ml H2SO4 pekat.

3. Panaskan di atas pemanas listrik atauapi pembakar sampai mendidih danlarutan menjadi jernih kehijau-hijauan(sekitar 2 jam).

4. Biarkan dingin, kemudian encerkandan masukkan ke dalam labu ukur 100ml, tepatkan sampai tanda garis.

5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan kedalam alat penyuling, tambahkan 5 mlNaOH 30% dan beberapa tetesindikator PP.

6. Sulingkan selama lebih kurang 10menit, sebagai penampung gunakan10 ml larutan asam borat 2% yangtelah dicampur indikator.

7. Titar dengan larutan HCL 0,01 N.8. Kerjakan penetapan blanko.Perhitungan:

Kadar protein = 1 2(V V )×N× 0,014 × f . k × fpW

W : bobot cuplikanV1 : volume HCL 0,01 N yang diperguna-

kan penitaran contohV2 : volume HCl yang dipergunakan

penitaran blankoN : normalitas HClFk : faktor konversi untuk protein 6,25fp : faktor pengenceran

Pengukuran Kadar Serat Kasar denganMetode Pencucian Asam dan Basa KuatPrinsip : Menentukan zat organik yang

tidak larut dalam asam kuatdan basa kuat dan disertaidengan pemanasan.

Peralatan :• Neraca analitik• Pendingin• Corong Buchner• Pompa vakumPereaksi :• Asam sulfat H2SO4 1,25%• Natrium Hidroksida, NaOH 3,25%• Etanol 96%• Kertas saring Whatman 54, 541 atau 41Langkah Kerja SNI:1. Timbang saksama 2–4 g cuplikan

Bebaskan lemaknya dengan caraekstraksi dengan cara SOXlet ataudengan cara mengaduk, mengendaptuangkan contoh dalam pelarutorganik sebanyak 3 kali. Keringkancontoh dan masukkan ke dalamerlenmeyer 500 ml.

2. Tambahkan 50 ml larutan H2SO41,25%, kemudian didihkan selama 30menit dengan menggunakan pendingintegak.

Page 127: Budidaya Ikan Jilid 2

352

3. Tambahkan 50 ml NaOH 3,25% dandidihkan lagi selama 30 menit.

4. Dalam keadaan panas, saring dengancorong Buchner yang berisi kertassaring tak berabu Whatman 54, 41atau 541 yang telah dikeringkan dandiketahui bobotnya.

5. Cuci endapan yang terdapat padakertas saring berturut-turut denganH2SO4 1,25% panas, air panas, danetanol 96%.

6. Angkat kertas saring beserta isinya,masukkan ke dalam kotak timbangyang telah diketahui bobotnya,keringkan pada suhu 105°C dinginkandan timbang sampai bobot tetap.

7. Bila ternyata kadar serat kasar lebihbesar 1% abukan kertas saringbeserta isinya, timbang sampai bobottetap.

Perhitungan:a. Serat kasar < 1%,

% Serat kasar = 1

WW × 100%

b. Serat kasar > 1%

% Serat kasar = 1

2

W WW−

× 100%

w : bobot cuplikan dalam gramw1 : bobot abu dalam gramw2 : bobot endapan pada kertas saring

dalam gram

Langkah kerja 2:1. Timbang bahan sebanyak 0,5–2 gram

(a) lalu masukkan ke dalamerlenmeyer, kemudian tambahkan50 ml H2SO4 0,3 N dan dipanaskan diatas hot plate selama 30 menit.

2. Tambahkan 25 ml NaOH 1,5 Nkemudian panaskan kembali selama30 menit.

3. Panaskan kertas saring di dalam ovenselama 1 jam pada suhu 110°C dandinginkan dalam eksikator laluditimbang (X1). Pasang kertas saringpada corong buchner yang dihubung-kan dengan vacuum pump. Panaskanjuga cawan porselen pada suhu 110°Cselama satu jam dan dinginkan didalam eksikator.

4. Larutan yang telah dipanaskandituang ke dalam corong buchner.Lakukan pembilasan berturut-turutmenggunakan 50 ml air panas, 50 mlH2SO4 0,3 N, 50 ml air panas dan 25ml aceton.

5. Masukkan kertas saring dari corongbuchner ke dalam cawan, panaskanpada suhu 105–110°C selama 0,5–1jam, dinginkan dalam eksikator dantimbang (X2).

6. Panaskan cawan dalam tanur listrikbersuhu 600°C selama 2 jam hinggabahan di dalam cawan berwarna putih,didinginkan dan timbang (X3).

7. Hitunglah kadar serat kasar bahandengan menggunakan persamaansebagai berikut.

Serat kasar (%) = 2 3 1X X Xa

− − × 100%

Langkah Kerja 3:1. Timbang bahan sebanyak 2–5 gram2. Masukkan ke dalam erlenmeyer

600 ml, tambahkan larutan H2SO40,255 N sebanyak 200 ml dan batudidih, panaskan selama 30 menitdengan dilakukan penggoyangansesekali.

3. Saring suspensi dengan kertas saringdan residu yang tertinggal sampaiberwarna biru tidak berubah.

Page 128: Budidaya Ikan Jilid 2

353

4. Pindahkan secara kuantitatif residudari kertas saring ke dalam erlenmeyerkembali dengan spatula, dan sisanyadicuci dengan larutan NaOH 0,313 Nsebanyak 200 ml sampai semuaresidu masuk ke dalam erlenmeyer.Didihkan dengan pendingin baliksambil kadang kala digoyang-goyangkan selama 30 menit.

5. Saring menggunakan kertas saringyang telah diketahui beratnya, sambildicuci dengan larutan K2SO4 10%,cuci lagi residu dengan aquades

mendidih dan kemudian dengan lebihkurang 15 ml alkohol 95%.

6. Keringkan kertas saring dan isinyapada oven dengan suhu O dalamerlemeyer dicuci dengan 110 Csampai berat konstan aquadesmendidih, cucilah residu dalam kertassaring sampai air cucian tidak bersifatasam lagi (uji dengan kertas lakmus,selama 1–2 jam, dinginkan dalameksikator dan timbang).

7. Hitunglah kadar serat kasar denganpersamaan sebagai berikut:

Kadar Serat Kasar = (Berat kertas saring + serat) Berat kertas saring)

Berat Sampel −

× 100%

6.4.2 Uji Pakan secara FisikUji coba yang kedua adalah uji coba

pakan secara fisik. Uji coba pakan secarafisik bertujuan untuk mengetahui stabilitaspelet di dalam air (Water Stability Feed)yaitu daya tahan pakan buatan di dalamair. Selain itu uji fisik dapat dilakukandengan melihat kehalusan dan kekerasanbahan baku pakan yang akan sangat ber-pengaruh terhadap kekompakan pakan didalam air. Hal ini dapat dideteksi dengandaya tahan pakan buatan di dalam air.Dengan mengetahui daya tahan pakanbuatan didalam air akan sangat membantupara praktisi perikanan dalam memberikanpakan, berapa lama waktu yang dibutuh-kan oleh ikan untuk mengejar pakandikaitkan dengan lama waktu pakan itubertahan di dalam air sebelum dimakanoleh ikan. Oleh karena itu, dalam membuatpakan buatan, bahan baku yang diguna-kan harus dalam bentuk tepung, dengansemakin halusnya bahan baku yangdigunakan maka bentuk fisik akansemakin baik, dan seluruh bahan bakuakan tercampur secara sempurna. Hal ini

akan menghasilkan dampak terhadappakan buatan yang dibentuk menjadi lebihkompak dan stabil. Dengan pakan buatanyang kompak dan stabil maka pakanbuatan akan mudah dicerna oleh ikan.Pakan buatan yang mudah dicerna olehikan akan mengakibatkan efisiensi pakanyang sangat baik dan sangat menguntung-kan pemakai/petani ikan. Adapun peng-ukuran pakan secara fisik dapat dilakukansebagai berikut.

Pengukuran Water StabilityDaya tahan pakan ikan di dalam air

harus diperhatikan karena hal ini sangatdiperlukan bagi pakan yang akandikonsumsi oleh ikan. Ikan yang hidup didasar perairan membutuhkan pakan yanglebih tahan lama di dalam air dibandingkanpakan ikan yang akan dibuat untuk ikanyang hidup dipermukaan atau di tengahperairan. Semakin lama pakan terendamdalam air dan tidak cepat hancur makaikan dapat dengan mudah memakanpakan buatan tersebut. Oleh karena itu,water stability dari pakan ikan ini sangat

Page 129: Budidaya Ikan Jilid 2

354

bergantung pada peruntukan pakantersebut. Water stability pakan menurutMillamenena et al (2000) dapat dilakukanpengukuran dengan prosedur sebagaiberikut.1. Masukkan keranjang kawat ke dalam

oven untuk dikeringkan pada suhu100°C selama 1–3 jam. Kemudiansimpan di dalam desikator dantimbanglah keranjang tersebut sampaidiperoleh berat yang konstant.

2. Masukkan sebanyak 5 gram pakanyang telah diketahui kadar airnya kedalam keranjang kawat tersebut.

3. Masukkan keranjang kawat yang telahberisi pakan ke dalam air pada kondisiperairan yang dibuat sama dengankondisi pakan ikan tersebut akandiberikan dan dibuat eksperimenpenelitian dengan desain waktuselama 2, 4, 6, dan 8 jam.

4. Lakukan pengeringan keranjang bas-ket yang telah direndam dalam air kedalam oven, kemudian simpan dalamdesikator dan timbang beratnyasampai diperoleh berat yang konstan.

5. Persentase berat kering yang hilangdihitung setelah dikurangi denganberat keranjang.

6. Nilai water stability dalam persendapat dihitung menggunakan rumussebagai berikut :

% Water stability = o

o

Fl × 100%

Di mana:Io : adalah berat awal pakan keringFo : adalah berat akhir pakan keringSebagai contoh dalam pengukuran waterstability adalah sebagai berikut.Misalnya, berat pakan adalah 5,26 gram,berat kering pakan adalah 95% makaberat kering pakan adalah berat pakan ×% berat kering dibagi 100.

Berat kering pakan =

berat pakan × berat kering100

Maka lo = 5,26 gram × 95100

lo = 5,0 gramDari hasil perlakuan pencelupan tadidiperoleh data sebagai berikut.Berat pakan dan keranjang = 12,5 gramBerat keranjang kosong = 8,0 gramMaka berat akhir pakan kering adalahberat keranjang dan pakan dikurangidengan berat keranjang yaitu:Fo = 12,5 gram – 8,0 gramFo = 4,5 gram

% Water Stability = o

o

Fl × 100

=4,55,0 × 100

= 90%Pengukuran water stability yang pal-

ing mudah dilakukan dengan menghitunglama waktu yang dibutuhkan oleh pakantersebut sampai hancur di dalam wadahbudi daya. Biasanya pakan untuk udangsebagai organisme air yang hidup di dasarperairan maka pakan yang direndam didalam air minimal membutuhkan waktuselama 30 menit, sedangkan untuk ikanyang hidup di permukaan air lebih cepatmenangkap pakan sehingga waktu yangdibutuhkan sampai pakan hancur lebihcepat. Daya tahan pakan di dalam air inisangat bergantung pada jumlah bahanbaku yang digunakan sebagi perekat(binder) dan prosesing pembuatan pakan.Langkah kerja dalam uji water stabilityyang praktis sebagai berikut.1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan sebelum melakukan uji fisikpakan (wadah budi daya, pakan ikanyang dibuat, aerator, stop watch, air).

2. Mengisi wadah uji dengan air denganketinggian minimal 50 cm.

Page 130: Budidaya Ikan Jilid 2

355

3. Memasukkan selang aerasi ke dalamwadah uji.

4. Memasang aerator dengan kuatsehingga air di dalam wadah ujibergerak dan menimbulkan gelombang.

5. Memasukkan pakan buatan ke dalamwadah uji dan catat waktu pertamapakan buatan dimasukkan ke dalamwadah uji.

6. Memperhatikan kekompakan pakanbuatan di dalam wadah uji dan catatwaktu pakan tersebut mulaimengembang serta catat pula waktupakan tersebut mulai hancur.

7. Pakan yang baik akan stabil di dalamair selama 30 menit untuk pakanudang sedangkan untuk pakan ikanbiasanya kurang dari tiga puluh menit.

Pengujian Bau Pakan (Attractant)Pakan ikan yang sudah dibuat harus

mempunyai bau yang khas sesuai dengankeinginan ikan sehingga ikan yangmencium bau pakan ikan tersebut tertarikuntuk mengkonsumsi pakan atau biasadisebut dengan daya terima ikan terhadappakan ikan yang dibuat (pallatabilitas).Pakan ikan yang mempunyai bau yangenak akan menarik minat ikan untuksegera memakan pakan ikan tersebut.Oleh karena itu, jika Anda membuat pakanikan ini harus dilakukan uji fisik tentangbau pakan tersebut apakah sudah dapatditerima oleh ikan. Adapun langkah kerjayang dapat dilakukan untuk mengetahuibau pakan dan daya terima ikan terhadappakan dapat dilakukan dengan prosedursebagai berikut.

Langkah kerja:1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan sebelum melakukan uji fisikpakan.

2. Mengisi wadah uji dengan air denganketinggian minimal 50 cm.

3. Memasukkan selang aerasi ke dalamwadah uji.

4. Memasang aerator dengan kuatsehingga air di dalam wadah ujibergerak dan menimbulkan gelombangdan masukkan ikan ke dalam wadahtersebut.

5. Memasukkan pakan buatan ke dalamwadah uji dan perhatikan tingkah lakuikan dalam menangkap pakan danperhatikan juga berapa lama waktuyang dibutuhkan oleh ikan untukmengkonsumsi pakan tersebut.

6. Melakukan uji fisik yang kedua yaitubau pakan buatan dengan caramencium pakan buatan yang telahdibuat dibandingkan dengan pakanbuatan pabrik yang sudah biasadigunakan untuk pakan ikan.

7. Membandingkan hasilnya secaraorganoleptik dan juga amati dayaterima ikan terhadap pakan buatanyang dibuat dengan cara mengamatirespon ikan terhadap pakan buatandan bandingkan pula respon ikanterhadap pakan pabrik.

8. Mencatat hasil perbandingan tersebut.

Pengujian Tingkat Kehalusan PakanPakan ikan yang dibuat biasanya tidak

akan langsung dijual kepada konsumen,tetapi akan disimpan terlebih dahulu dalamruang penyimpanan pakan. Dalam ruangpenyimpanan pakan, pakan ikan inibiasanya disimpan dalam tumpukan pakanyang berjumlah 6 karung dengan beratsetiap karung adalah 50 kilogram makajumlah beban pakan selama penyimpananadalah 300 kilogram. Bagaimana Andamembuat pakan yang tidak mudah hancurdengan beban berat selama penyimpanan.Hal ini sangat ditentukan pada saatpemilihan bahan baku di mana bahan bakuyang digunakan untuk membuat pakanikan harus dari bahan yang benar halus

Page 131: Budidaya Ikan Jilid 2

356

dalam bentuk tepung. Semakin halusukuran tepung maka kekompakan pakandalam komposisi pakan semakin bagus.Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkatkehalusan pakan dapat dilakukan uji cobasecara fisik ini dengan cara sebagaiberikut.Langkah kerja:1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan sebelum melakukan uji fisikpakan.

2. Meletakkan pakan pada ruangpenyimpanan pakan di atas kayudengan jarak antara lantai dengankayu sebaiknya 3 – 4 inci (1 inci = 2,54cm) sebanyak enam tumpukan jikaberat pakan per karung 50 kg.

3. Memasukkan tumpukan pakan buatanke dalam ruang uji sebanyak 350 kgdan catat waktu pertama pakanbuatan dimasukkan ke dalam ruangpenyimpanan.

4. Perhatikan kekompakan pakanbuatan di dalam ruang penyimpanandan perhatikan apakah pakan yangterdapat pada bagian bawah terjadikehancuran atau tidak.

5. Pakan yang baik tidak akan hancurjika dilakukan penumpukan pakandalam ruang penyimpanan. Hal iniharus dilakukan karena pakan ikanyang dibuat akan disimpan maksimaltiga bulan setelah proses pembuatanpakan.

6.4.3 Uji Pakan secara BiologisUji coba pakan yang ketiga adalah uji

pakan secara biologis. Dalam uji cobapakan secara biologis dilakukan untukmengetahui beberapa parameter biologis

yang sangat diperlukan untuk menilaiapakah pakan ikan yang dibuat dapatmemberikan dampak terhadap ikan yangmengkonsumsinya. Oleh karena itu, dalamuji biologis harus dilakukan pengujianterhadap pakan yang dibuat dengan caramemelihara ikan dengan diberikan pakanuji tersebut. Beberapa parameter biologistersebut antara lain nilai konversi pakandan efisiensi pakan. Nilai konversi pakandan efisiensi pakan ini dapat diketahuidengan melakukan pemberian pakanselama periode waktu tertentu sehinggabisa dihitung nilainya dengan meng-gunakan rumus yang sudah berlaku.Semakin kecil nilai konversi pakan makasemakin baik kualitas pakan tersebutkarena semakin ekonomis. Nilai konversipakan yang baik adalah kurang dari duayang berarti dalam memberikan pakansebanyak dua kilogram akan menghasil-kan daging ikan sebanyak satu kilogram.Parameter biologi lainnya yang dapatdilakukan pengukuran antara lain per-tumbuhan, tingkat konsumsi pakan,kecernaan total, retensi protein, lemak,dan energi.

Tingkat Konsumsi PakanPada umumnya tingkat konsumsi

pakan yang diberikan pada ikan erathubungannya dengan besarnya individuikan. Semakin kecil bobot individu ikantingkat konsumsi pakan yang diberikanpersentasenya semakin besar, sebaliknyasemakin besar bobot individu ikan semakinmenurun tingkat konsumsi pakan yangdiberikan. Tingkat Konsumsi Pakan (TKP)yang diberikan dapat dihitung denganmenggunakan berbagai macam rumusantara lain menurut National ResearchCouncil (NRC), 1977 adalah:

TKP = % pakan yang diberikan × bobot total populasi × 100

Berat kering pakan

Page 132: Budidaya Ikan Jilid 2

357

Menurut Halver (1989), tingkat konsumsipakan per hari dapat dihitung denganrumus sebagai berikut.

TKP = 3 × Konversi PakanL × ∆L × 100

Di mana:TKP : Tingkat konsumsi pakan∆L : Kenaikan harian panjang tubuh

ikanL : Panjang tubuh ikan

Kecernaan TotalPencernaan adalah proses peng-

hancuran pakan menjadi molekul-molekulmikro melalui rangkaian proses fisikmaupun kimiawi, sehingga bisa diserapmelalui dinding usus ke dalam kapilerdarah. Proses ini terjadi terus-menerus,diawali dengan pengambilan pakan danberakhir dengan pembuangan sisa pakan(Zonneveld et al.,1991;NRC, 1983).

Kecernaan adalah suatu parameteryang menunjukkan berapa dari makananyang dikonsumsi dapat diserap oleh tubuh(Lovel, et al., 1988), karena dalam suatuproses pencernaan selalu ada bagianmakanan yang tidak dapat dicerna dandikeluarkan dalam bentuk feses (Affandiet al., 1992). Ikan mempunyai kemampuanmencerna yang berbeda dengan hewandarat (Watanabe,1988).

Menurut Heper (1988), kecernaanpakan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:keberadaan enzim dalam saluranpencernaan ikan, tingkat aktivitas enzim-enzim pencernaan dan lamanya pakanyang dimakan bereaksi dengan enzimpencernaan. Setiap faktor tersebut akandipengaruhi oleh faktor sekunder yangberhubungan dengan spesies ikan, umur,dan ukuran ikan, kondisi lingkungan dankomposisi, ukuran, serta pakan yangdikonsumsi.

Menurut Affandi et al. (1992), nilaikecernaan pakan dapat menggambarkankemampuan ikan dalam mencerna suatupakan. Selain itu, nilai kecernaan dapatmenentukan kualitas pakan yang di-konsumsi ikan. Pakan yang berasal daribahan nabati umumnya lebih sulit dicernaoleh ikan dibandingkan bahan hewani(Hepher, 1988). Bahan-bahan semimurniseperti kasein dan gelatin dicerna hampirsempurna oleh ikan (NRC, 1983). Disamping itu, kecernaan pakan jugadipengaruhi oleh proses dan metodepengolahan bahan- bahan tersebut sebabada beberapa bahan makanan yang perlupenanganan khusus karena keberadaanzat inhibitor dalam bahan makanan,contohnya pemanasan terhadap kacangkedelai dapat meningkatkan tingkatkecernaannya.

Prinsip penentuan kecernaan pakanmembandingkan kadar nutrisi atau energipakan dengan kadar nutrisi atau energifeses (Affandi et al., 1992). Penentuan dayacerna ini bisa dilakukan secara langsungdilakukan pengukuran jumlah pakan yangdikonsumsi untuk dibandingkan denganjumlah feses yang diekskresikan (Lovel,1988). Penentuan daya cerna secaralangsung dianggap sulit dan memakanwaktu lama karena pengumpulan fesesdilakukan dengan stripping, mengisapfeses lewat anus, atau dengan membedahikan.

Pengukuran kecernaan secara tidaklangsung lebih menguntungkan karenatidak memperhitungkan jumlah pakanyang dikonsumsi serta feses yangdiekskresikan, tetapi didasarkan padakandungan indikator dalam pakan danfeses (Tytler and Calow, 1985). Kecernaansecara tidak langsung dihitung ber-dasarkan perbandingan indikator yangterdapat pada pakan dengan indikator

Page 133: Budidaya Ikan Jilid 2

358

yang terdapat pada feses.Indikator yangdigunakan adalah bahan yang tidak dapatdicerna, diserap atau masuk ke dalamlendir usus, tidak berubah secara kimiawi,dapat dianalisa dan dapat melewatisaluran pencernaan (Lovell, 1988).Indikator yang digunakan mengukur dayacerna yang digunakan secara tidaklangsung adalah Cr2O3 dan lignin (Hepher,1988). Biasanya indikator yang seringdigunakan adalah Cr2O3 sebesar 0,5dalam pakan uji (NRC,1983).

Metode kecernaan makanan dapatdihitung menurut Affandi et al 1992 denganmenggunakan rumus sebagai berikut:1. Metode langsung

Kecernaan pakan dengan metodelangsung biasa diterapkan pada levelindividu dengan menggunakanperhitungan sebagai berikut.

D = I FI− × 100%

Keterangan:D = kecernaan totalI = total nutrien yang dikonsumsiF = total nutrien dalam fesesPada metode ini semua makanan yangdikonsumsi dan semua feses yangdikeluarkan oleh ikan selama fasepengukuran (24 jam) harus diukur.

2. Metode tidak langsungKecernaan total pakan dari pakanyang dikonsumsi dapat dihitungdengan metode tidak langsung, yaitu:

D = 100 – (100 × IpIf × Np

Nf )

Keterangan:D = kecernaan totalIp = persentase indikator dalam pakanIf = persentase indikator dalam fesesNp = persentase nutrien dalam pakanNf = persentase nutrien dalan feses

Kecernaan total dari pakan yangdikonsumsi dapat pula dihitung berdasar-kan rumus Windel (1978) yaitu:Kecernaan Total=100–(100–a/a*)di mana:a = Cr2O3 dalam pakan (%)a* = Cr2O3 dalam feses (%)

Selain kecernaan total dari pakanyang dikonsumsi juga harus diperhitung-kan kecernaan dari nutrien yang terdapatpada pakan. Kecernaan nutrien itu terdiridari kecernaan protein, kecernaan lemak,kecernaan karbohidrat, dan kecernaanenergi. Perhitungan kecernaan nutrien inimenggunakan rumus yang dikemukakanoleh NRC (1982) yaitu:Kecernaan ProteinKecernaan Protein=100–(100 x a/a* x b*/b)di mana:a = Cr2O3 dalam pakan (%)a* = Cr2O3 dalam feses (%)b = protein dalam pakan (%)b* = protein dalam feses (%)Kecernaan LemakKecernaan Lemak=100–(100 x a/a* x b*/b)di mana:a = Cr2O3 dalam pakan (%)a* = Cr2O3 dalam feses (%)b = lemak dalam pakan (%)b* = lemak dalam feses (%)Kecernaan KarbohidratKecernaan Karbohidrat =100–(100 x a/a*x b*/b)di mana:a = Cr2O3 dalam pakan (%)a* = Cr2O3 dalam feses (%)b = karbohidrat dalam pakan (%)b* = karbohidrat dalam feses (%)Kecernaan EnergiKecernaan Energi =100–(100 x a/a*xb*/b)di mana:a = Cr2O3 dalam pakan (%)a* = Cr2O3 dalam feses (%)b = energi dalam pakan (%)b* = energi dalam feses (%)

Page 134: Budidaya Ikan Jilid 2

359

Retensi Protein, Lemak dan Energi

Untuk mengetahui efektivitas pakan yangdiberikan dapat diketahui dengan jalanmenentukan banyaknya zat makanan yang

disimpan dalam tubuh. Adapun rumus yangdigunakan untuk menghitung retensi pro-tein, lemak, dan energi sebagai berikut.

Retensi Protein (%) =Bobot protein yang disimpan tubuh (gram)

Bobot protein yang diberikan (gram) × 100%

Retensi Lemak (%) =Bobot lemak yang disimpan tubuh (gram)

Bobot lemak yang diberikan (gram) × 100%

Retensi Energi (%) =Jumlah energi (kkal) yang disimpan tubuhJumlah energi (kkal) yang diberikan (gram) × 100%

Cara menghitung Retensi Protein/LemakBobot protein/lemak yang disimpan tubuh:Bobot biomassa awal = WA Analisaproksimat awal ikan = a% Jumlah proteinawal = a% × WA = A Bobot biomassaakhir + bobot mortalitas = WTAnalisa proksimat akhir ikan = b% Jumlahprotein pada akhir = b% × WT = BProtein yang disimpan dalam tubuh = B –A = CBobot protein yang diberikan:Jumlah total pakan yang diberikan = p (gram)% Protein pakan = CP % (hasil analisaproksimat)Jumlah protein pakan = CP% × p = K

Retensi Protein/Lemak % = CK × 100

PertumbuhanPertumbuhan adalah perubahan

ukuran baik panjang, berat, atau volumedalam jangka waktu tertentu. Per-tumbuhan ini secara fisik diekspresikandengan adanya perubahan jumlah atauukuran sel penyusun jaringan tubuh padaperiode waktu tertentu. Secara energetikpertumbuhan diekspresikan denganadanya perubahan kandungan total energitubuh pada periode waktu tertentu(Rahardjo et al, 1989).

Pertumbuhan terjadi apabila adakelebihan energi bebas setelah energiyang tersedia di pakan untuk metabolismestandar, energi untuk proses pencernaandan energi untuk aktivitas.

Ada dua model yang dipakai untukmenghitung pertumbuhan. Model pertamamodel yang berhubungan dengan beratdan berbentuk eksponensial. Model inibaik untuk waktu yang pendek. Modelpertumbuhannya menurut Ricker (1979)adalah:Wt = Wo . egt

di mana:Wt : bobot ikan pada saat tWo : bobot ikan awalE : dasar logaritma natural (2,7183)g : laju pertumbuhan harian spesifikt : waktuLaju pertumbuhan harian spesifik dapatdihitung dari rumus awal yaitu:

Wt = Wo . egt → t

o

WW = egt

Ln t

o

WW = gt → g = t oLn W Ln W

t−

g = t oW - Wt

Page 135: Budidaya Ikan Jilid 2

360

Menurut Huisman (1976) dan NRC(1977) mengemukakan rumus laju per-tumbuhan harian sebagai berikut.Wt = Wo (1 + g/100)t ataug = t (Wt/Wo) – 1 × 100%

Model pertumbuhan yang keduaberhubungan dengan panjang yangdinamakan rumus Von Bertalanfall di manarumus yang digunakan sebagai berikut.Lt = L~ 1 – e–k (t – to)

di mana:Lt : panjang ikan pada waktu tL~ : panjang maksimum ikank : koefisien pertumbuhane : bilangan yang nilainya 2,7183

Selain itu dari beberapa literaturpertumbuhan ikan dapat juga dilakukanpengukuran secara sederhana denganmenggunakan rumus berikut.Pertumbuhan mutlak Wt = Wf – Widi mana:Wt : pertumbuhan mutlakWf : berat akhirWi : berat awalLaju pertumbuhan mutlak

Wt/hari = f iW WWaktu kultur (hari)

Pertumbuhan relatif

% Wt = f i

i

W WW−

× 100

Laju pertumbuhan relatif

% Wt/hari = f i

i

W WW (waktu kultur)

− × 100

Laju pertumbuhan harian spesifik

SGR = 2 1

2 1

Ln W In Wt t

−−

di mana:W1 : berat ikan pada periode waktu 1 (t1)W2 : berat ikan pada peroide waktu 2 (t2)

Konversi PakanUntuk dapat mengetahui penggunaan

pakan oleh ikan dapat dihitung denganmenentukan perbandingan faktor konversipakan. Ikan hanya diberi pakan buatan100% nilai konversi pakannya lebihdari 1. Hal ini disebabkan pakan tidakdapat dimanfaatkan semua dan ada yangmenjadi feses. Dari segi ekonomis nilaikonversi pakan dapat juga dipakai untukmenentukan kualitas pakan. Nilai konversipakan yang mendekati nilai satu makasemakin bagus kualitas pakan yangdiberikan. Konversi pakan dapat dihitungdengan menggunakan rumus sebagaiberikut.

Konversi pakan = t o

F(W + D) W−

di mana:F : jumlah pakan yang diberikan

selama pemeliharaanWt : berat akhir ikan rata-rataWo : berat awal ikan rata-rataD : jumlah ikan yang mati selama

pemeliharaan

Efisiensi PakanSama halnya dengan konversi pakan,

efisiensi pakan merupakan indikator untukmengetahui efektivitas pakan yangdiberikan kepada ikan terhadap per-tumbuhan. Untuk menghitung efisiensipakan dapat digunakan rumus menurutNRC (1977) sebagai berikut.

E% = t o(W + D) WF

− × 100

Wt : bobot ikan pada waktu tWo : bobot ikan pada waktu 0D : bobot ikan yang mati selama

pengamatanF : jumlah pakan yang dikonsumsi

Dari rumus efisiensi pakan juga dapatdihitung nilai konversi pakan.

Page 136: Budidaya Ikan Jilid 2

361

6.5 Manajemen PemberianPakan

Dalam budi daya ikan pakan merupa-kan salah satu faktor yang sangatmenentukan dalam keberhasilan suatubudi daya ikan selain kualitas air. Pakandalam kegiatan budi daya ikan sangatdibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh danberkembang. Pemberian pakan dalamsuatu usaha budi daya sangat bergantungkepada beberapa faktor antara lain jenisdan ukuran ikan, lingkungan di mana ikanitu hidup dan teknik budi daya yang akandigunakan. Dalam subbab ini akandibahas manajemen pemberian pakandilihat dari jenis dan ukuran ikan sertateknik budi daya. Pakan dan kualitas airakan dibahas pada subbab selanjutnya.

Pemberian pakan adalah kegiatanyang rutin dilakukan dalam suatu usahabudi daya ikan. Oleh karena itu, dalammanajemen pemberian pakan harusdipahami tentang beberapa pengertiandalam kegiatan budi daya ikan sehari-hariyang terkait dengan manajemen pemberianpakan antara lain feeding frekuensi, feed-ing time, feeding behaviour, feeding hab-its, feeding periodicity, dan feeding level.

Feeding frekuensi atau frekuensipemberian pakan mempunyai maknajumlah waktu ikan untuk makan dalamsehari. Setiap jenis ikan mempunyaikebiasaan makan yang berbeda. Olehkarena itu, dalam melakukan pemberianpakan kepada ikan setiap hari biasanyabergantung kepada jenis dan ukuran ikan,ketersediaan tenaga kerja, pakan danukuran kolam budi daya. Biasanyasemakin kecil ikan frekuensi pemberianpakannya semakin banyak, sedangkansemakin besar ikan frekuensi pemberianpakannya setiap hari semakin berkurang.

Frekuensi pemberian pakan dihitungdalam waktu sehari (24 jam). Pada ikanair tawar misalnya ikan patin merupakansalah satu jenis ikan air tawar yangmempunyai fase kritis pada saat berusialarva, yaitu 0–14 hari. Untuk meningkatkankelangsungan hidup larvanya salah satusolusinya adalah memberikan pakan alamiselama fase tersebut sebanyak 12 kalisehari di mana pakan alami tersebutdiberikan setiap dua jam sekali selamasehari. Pada ikan laut frekuensi pemberianpakan pada masa larva lebih banyakdibandingkan pada fase pembesaran.Oleh karena itu, frekuensi pemberianpakan pada masa larva bagi ikan budidaya mempunyai jumlah yang lebihbanyak dibandingkan dengan fase lainnyadan setiap jenis ikan mempunyai kekhasandalam frekuensi pemberian pakan.

Feeding time atau waktu pemberianpakan adalah waktu yang tepat untukmelakukan pemberian pakan pada setiapjenis ikan. Waktu pemberian pakan ini jugasangat khas untuk setiap jenis ikan.Berdasarkan kapasitas daya tampunglambung setiap jenis ikan atau biasadisebut juga dengan feeding periodicityjenis ikan dapat dibedakan yaitu ikanpemakan malam hari atau aktivitasmakannya meningkat pada malam hariyang biasa disebut nocturnal misalnya ikankelompok catfish, dan ikan pemakan sianghari atau aktivitas makannya lebihmeningkat pada siang hari (diurnal). Olehkarena itu, pada kelompok ikan yangmempunyai aktivitas makan pada malamhari maka dalam melakukan pemberianmakan, waktu pemberian pakannyasebaiknya lebih banyak pada malam hariagar pakan yang diberikan lebih efisiendan efektif.

Page 137: Budidaya Ikan Jilid 2

362

Selain itu, dalam melakukan pemberi-an pakan juga harus diperhatikan tentangtingkah laku ikan dalam kehidupannya didalam perairan di mana ikan berdasarkantingkah lakunya dalam media hidupnyadapat dikelompokkan menjadi tiga, yaituikan yang hidupnya di atas permukaan air,ikan yang hidupnya lebih senang beradadi tengah-tengah air, dan ikan yanghidupnya lebih senang di dasar perairan.Oleh karena dalam melakukan pemberianpakan terhadap jenis-jenis ikan tersebutharus disesuaikan dengan tingkah lakuikan tersebut.

Berdasarkan kebiasaan makannyaikan yang dibudi dayakan dapat di-kelompokkan menjadi ikan herbivora, ikanomnivora dan ikan karnivora. Oleh karenaitu, melakukan pemberian pakan untukikan herbivora, omnivora, dan karnivoraharus berbeda. Jumlah pakan ikan yangdiberikan setiap hari pada ikan yang dibudidayakan dan biasanya diekspresikandalam persen biomas ikan biasa disebutdengan feeding rate. Feeding rate padapemberian pakan ikan berkisar antara 2 –5% per hari atau bahkan lebih. Biomasadalah jumlah total ikan per unit area padawaktu tertentu dan diekspresikan dalamkg/ha atau kg/meter persegi. Biasanyadalam pemberian pakan pada ikan yangberukuran besar jumlah pakan yangdiberikan setiap hari semakin berkurangdan semakin kecil ukuran ikan jumlahpakan yang diberikan semakin banyak. Halini dikarenakan ikan yang berukuran kecilmempunyai masa pertumbuhan yang lebihbesar dibandingkan dengan ikanberukuran besar. Seperti yang diketahuibahwa pertumbuhan ikan mempunyaikurva pertumbuhan yang sigmoid yaituada masa dalam kurva tersebut adalah

masa pertumbuhan emas dan itu biasaterjadi pada ikan yang berukuran larva danbenih. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlahpakan yang lebih banyak dibandingkandengan ikan yang berukuran dewasa.

Dalam melakukan pengelolaan pem-berian pakan pada suatu usaha budi dayasangat bergantung pada teknik budi dayayang diterapkan. Pada suatu usaha budidaya ikan dapat dikelompokkan menjaditiga sebagai berikut.1. Budi daya ikan secara ekstensif

Pada budi daya ikan ini yangmenjadi ciri khasnya adalah dalampemberian pakannya mengandalkanpakan alami. Oleh karena itu, dalamsistem budi daya ini pemupukan padakolam budi daya harus kontinudilakukan agar pakan alami tumbuhdengan subur pada kolam budi daya.Pengelolaan pemberian pakan padasistem budi daya ekstensif lebihmengutamakan tumbuhnya plankktonbaik phytoplankton maupun zooplank-ton di dalam wadah budi daya sebagaipakan alami ikan yang dibudi dayakandan jenis ikan yang dibudi dayakanadalah ikan herbivora yaitu ikan yangsenang mengkonsumsi tumbuhanatau nabati.

2. Budi daya ikan semiintensifPada budi daya ikan sistem

semiintensif yang menjadi cirinyaadalah dalam budi dayanya sangatmengandalkan pakan alami danpakan tambahan. Pakan alami masihdigunakan dalam sistem budi daya inisehingga sistem pemupukan padakolam budi daya masih dilakukan danpemberian pakan tambahan yaitu

Page 138: Budidaya Ikan Jilid 2

363

pakan yang dalam kontribusinyahanya menghasilkan penambahanberat pada ikan kurang dari 50% ataukurang dari pakan utama. Pakantambahan ini biasanya dibuat sendirioleh pembudi daya dari beberapabahan baku dan kandungan nutrisinyatidak selengkap pakan buatan pabriksehingga pertumbuhan ikan daripakan tambahan ini kurang dari 50%.Biasanya kelompok ikan yang di-pelihara secara semi intensif adalahkelompok ikan omnivora misalnyakelompok carper seperti ikan mas.

3. Budi daya ikan secara intensifPada budi daya ikan secara

intensif yang menjadi ciri khasnyaadalah dalam melakukan kegiatanbudi daya mengandalkan pakanbuatan sebagai sumber makananutama ikan yang dibudi dayakan.Pakan yang digunakan adalah pakanbuatan yang mempunyai kandungangizi yang lengkap. Karena pakanbuatan ini sebagai sumber energiutama dan materi bagi kehidupan danpertumbuhan ikan. Pakan buatandalam usaha budi daya ikan intensifmerupakan komponen terbesar dalamsuatu usaha budi daya biasanyaberkisar antara 40–70% dari totalbiaya produksi. Oleh karena itu, dalammengelola pemberian pakan secaraintensif harus benar-benar dilakukansecara benar agar efisiensi pakan danefektivitas kegiatan budi daya dapatmenguntungkan.

Manajemen pemberian pakan padasuatu usaha budi daya ikan yang intensifharus dilakukan . Hal ini dikarenakan padapengelolaan pemberian pakan dalamsuatu usaha budi daya ada beberapa

elemen kritis yang harus diperhatikanantara lain adalah jumlah pakan per hariyang diberikan dalam pemeliharaan ikan(feeding rate), frekuensi pemberian pakandalam satu hari (feeding frekuensi), waktupemberian pakan yang tepat (feeding time)dan konversi pakan yang ditargetkandalam suatu usaha budi daya ikan. Jumlahpakan yang akan diberikan setiap haripada budi daya ikan secara intensif sangatbergantung pada faktor biotik dan faktorlingkungan di mana ikan itu hidup. Jumlahpakan yang akan diberikan setiap hari inijuga ditentukan pada perbandingan jumlahpakan yang akan diberikan. Pada suatuusaha budi daya ikan di mana terdapatbeberapa fase kegiatan budi dayasehingga pakan yang akan diberikan padasetiap fase akan berbeda. Berdasarkanjumlah pakan yang harus diberikan dalamsuatu usaha budi daya dapat dibedakanmenjadi tiga kelompok berikut.

1. Pemberian pakan secara berlebihan(excess) Pemberian pakan secaraber leb ihan a tau b iasa d isebuta d l i b i tum merupakan salah satucara pemberian pakan yang biasadiberikan pada fase pemberian pakanuntuk larva ikan sampai ukuran benihikan pada suatu hatchery. Pada sta-dia tersebut tingkat konsumsi pakanmasih tinggi hal ini berkaitan dengankapasitas tampung lambung larvaatau benih ikan masih sangat terbatas,struktur alat pencernaan yang masihbelum sempurna dan ukuran bukaanmulut larva yang masih sangat kecil,sehingga dengan memberikan pakandengan sekenyangnya atau ad libitumdi mana pakan selalu tersedia dalamjumlah yang tidak dibatasai maka larvaatau benih ikan ini dapat makan kapanpun juga sesuai dengan keinginan

Page 139: Budidaya Ikan Jilid 2

364

ikan. Tetapi pemberian pakan secaraberlebihan pada fase setelah larvaatau nebih akan membawa dampakyang merugikan bagi sistem perairandalam suatu usaha budi daya. Dimana pakan ikan yang berlebihanakan berpengaruh langsung terhadaporganisme akuatik (ikan) yang hidupdalam wadah budi daya dan kondisilingkungan budi daya tersebut. Pakanikan yang berlebihan tidak akandimakan oleh ikan dan akan terjadipenumpukan pakan pada wadah budidaya di dasar perairan. Penumpukanpakan ikan di dasar budi daya akantercampur dengan hasil buangan ikanseperti feses, urine yang nantinyaakan menghasilkan bahan-bahantoksik seperti amoniak, H2S, dansebagainya yang dihasilkan dariperombakan bahan-bahan organiktersebut. Kandungan toksik yangtinggi dalam wadah budi daya akanmenyebabkan aktivitas ikan danterganggu. Oleh karena itu, manajemenpemberian pakan pada ikan harusdilakukan dengan benar disesuaikandengan melihat jenis dan umur ikan,lingkungan perairan, serta teknik budidaya yang digunakan. Pemberianpakan secara ad libitum denganmenggunakan pakan buatan akanmemberikan dampak negatif karenamengakibatkan meningkatnya biayaproduksi.

2. Pemberian pakan sekenyangnya (sa-tiation)

Pada sistem pemberian pakanseknyangnya adalah suatu usahapara pembudi daya ikan untukmelakukan pemberian pakan pada

ikan yang dibudi dayakan dalamjumlah yang maksimal. Hal ini dapatdilakukan pada ikan budi daya yangbenar-benar sudah diketahui dayatampung lambungnya secaramaksimal dalam setiap pemberianpakan, sehingga pakan ikan yangdiberikan semuanya dikonsumsi olehikan. Dalam kenyataannya sangatsulit bagi para pembudi daya untukmenerapkan sistem pemberian pakanini karena untuk menghindari pakanyang terbuang itu sangat sulit. Olehkarena itu dalam pemberian pakansecara maksimal akan mudahditerapkan jika ikan yang dibudi daya-kan sudah terbiasa dengan jumlahpemberian pakan tersebut setiaphari berdasarkan pengalaman dilapangan.

3. Pemberian pakan yang dibatasi (re-stricted)

Pemberian pakan tipe ini adalahpemberian pakan buatan yang biasadilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan di mana para pembudi dayamelakukan pembatasan jumlah pakanyang diberikan setiap hari. Jumlahpakan yang aka diberikan setiap hariini dibatasi berdasarkan hasil suatupenelitian dengan jumlah pakantertentu akan diperoleh pertumbuhanikan yang optimal. Pemberian pakandalam budi daya ikan secara intensifbiasanya jumlah pakan yang diberikandibatasi jumlahnya berdasarkan hasilpenelitian dan pengalaman di lapangan.

Berdasarkan pengalaman petaniikan mas di Jawa Barat dalam melaku-kan manajemen pemberian pakandapat dilihat pada Tabel 6.10.

Page 140: Budidaya Ikan Jilid 2

365

Dalam membuat skedul pemberianpakan ikan mas ini dibuat suatu asumsiberdasarkan stadia dan ukuran ikan.Frekuensi pemberian pakan pada suatuusaha budi daya ikan mas harusdisesuaikan dengan kebutuhan pakanberdasarkan stadia ikan mas itu sendiri.Skedul pemberian pakan ikan mas initidaklah mutlak seperti tabel di atas tetapiharus disesuaikan dengan kondisi lahandi mana ikan mas tersebut dibudi dayakan.Hal ini dikembalikan kepada sifat alamiahikan yang mulai dari larva yang barumenetas dengan sumber pakannya masihdisediakan oleh kantung kuning telur,sehingga pada stadia ini larva tidak perludiberi pakan tambahan, kecuali untuk pakaalami di mana proses penyiapannya sudahdilakukan pada saat persiapan kolammulai dari pengeringan dasar kolam,pengapuran dan pemupukan. Setelahkantung kuning telur habis maka larvaakan mulai mengkonsumsi pakan alamiyang tumbuh di kolam, baik dari jenis phy-toplankton maupun zooplankton denganukuran pakan alami yang dikonsumsidisesuaikan dengan bukaan mulut larvadan setelah beberapa hari kemudian larvasiap dipindah ke kolam pendederan. Jenispakan yang diberikan pada stadia kebul

adalah pakan alami yang tumbuh di kolamditambah dengan emulsi kuning telurdengan jumlah pakannya 1 gram kuningtelur untuk 1000 ekor kebul dan diberikansebanyak 6–8 kali dalam sehari. Pada sta-dia burayak ukuran sudah mulaibertambah sehingga jumlah emulsipakannya ditingkatkan menjadi 2 gramuntuk 1000 ekor kebul dengan frekuensipemberian pakan 6–8 kali sehari. Padastadia putihan menjadi 3 gram untuk 1000ekor, sedangkan pada tahap benihmencapai ukuran gelondongan atauukuran 3 bulan pakannya berubahmenggunakan pakan buatan di mulai daribentuk remahan kemudian peletberukuran 2 mm dengan jumlah pakanremahan sebanyak 4% dari total biomassedangkan untuk pakan pelet 2 mm jumlahpakan yang diberikan 3% dari biomas.Frekuensi pemberian pakan untuk pakanremahan adalah 5 kali sehari pada minggupertama sedangkan pada mingguselanjutnya diberikan pakan buatan bentukpelet 2 mm sebanyak 4 kali sehari. Hal inidilakukan karena pada stadia ini ikan massangat rakus memakan makanannya dansifat alami ikan mas sebagai pemakansegala/omnivora akan muncul. Aktivitasmakan ikan mas akan meningkat pada

Tabel 6.10 Skedul Pemberian Pakan dalam Usaha Budi Daya Ikan Mas

StadiaIkan

UmurIkan

UkuranIkan

BobotIkan

JenisPakan

DosisPakan

FeedingFrekuensi

LarvaKebulBurayakPutihanBenihInduk

1–4 hr5 hr

5–1010–15 hr

3 bl

6 bl

0,5–0,6 hr1 cm

1–3 cm3–5 cm

8–12 cm

>12 cm

0,18–20 mg15–20 mg

0,1–0,5 g0,5–2,5 g

100 g

0,5 kg

Kuning telurPakan alami& EmulsiEmulsiEmulsiRemahPeletPelet

AdlibitumAdlibitum1 g/10002 g/10003 g/10004% biomas3% biomas3% biomas

––

6–8 kali6–8 kali6–8 kali

5 kali4 kali3 kali

Page 141: Budidaya Ikan Jilid 2

366

siang hari karena ikan mas termasuk jenisikan diurnal. Oleh karena itu, dalampemeliharaan di kolam juga diberikanpakan tambahan untuk memenuhikebutuhan ikan mas terhadap pakanalami. Pada tahap calon induk sampaiakan menjadi induk ikan mas yangdipelihara mempunyai pertumbuhan yangsudah lebih lambat sehingga jumlah pakanyang diberikan berkurang menjadi 3% daribiomas dengan frekuensi pemberianpakan sebanyak 3 kali sehari. Pada sta-dia ini ikan sudah akan mengalamipertumbuhan gonadik sehingga pakan

yang diberikan harus memiliki kandungangizi yang lengkap untuk mempercepattingkat kematangan gonad. Dengandemikian, jumlah pakan yang diberikanselama pemeliharaan dibatasi sehinggapertumbuhan mencapai optimal.

Selain itu, dalam melakukan pengelola-an pemberian pakan pada udang yangtelah dilakukan oleh Akiyama dalamGoddart (1996) merupakan salah satukomoditas organisma air yang mempunyaikebiasaan makan pada malam hari dapatdilihat pada Tabel 6.11.

Tabel 6.11 Skedul Pemberian Pakan pada Udang

Tabel di atas memperlihatkan pakanudang yang diberikan bervariasi padasetiap stadia udang dan waktu pemberianpakannya disesuaikan dengan kebiasaanudang yang mempunyai aktivitas makan-nya meningkat pada hari gelap sehingga

Tipe Pakan Berat Udang Feeding Time

06.00 10.00 14.00 18.00 22.00

StarterGrowerFinisher

< 3 g3-15 g> 15 g

30%20%20%

–15%15%

35%15%15%

–30%30%

35%20%20%

menjelang sore jumlah pakan relatif lebihbanyak. Untuk lebih jelasnya dapatdiperhatikan Tabel 6.12, yang mem-perlihatkan jumlah pemberian pakan darilarva sampai ukuran siap panen semakinberkurang.

Tabel 6.12 Jumlah Pakan Harian pada Udang dengan Kelangsungan Hidup 80%

Berat Udang(gram)

Biomas(kg)

Feed Rate(%)

Jumlah PakanHarian (kg)

< 10 hari10 – 20 hari20 – 30 hari

345678910

–––

240320400480560640720800

–––

5,75,45,14,84,64,4

4,214,0

48

121417202326283032

Page 142: Budidaya Ikan Jilid 2

367

Pada beberapa negara yang sudahmaju jika akan memberikan pakan padasuatu usaha budi daya ikan menggunakanbeberapa alat yang dapat membantuproses pemberian pakan. Berdasarkanperalatan yang digunakan dalam melaku-kan pemberian pakan pada usaha budidaya ikan, ada beberapa metodepemberian pakan yang dapat dilakukanseperti berikut.1. Pemberian pakan dengan tangan

Pemberian pakan dengan carametode pemberian pakannya meng-gunakan tangan (disebar). Metodepemberian pakan dengan tangan inibiasanya disesuaikan dengan stadiadan umur ikan yang dibudi dayakan.

Berat Udang(gram)

Biomas(kg)

Feed Rate(%)

Jumlah PakanHarian (kg)

1112131415161718192021222324252627282930 3132333435

880960

10401120120012801360144015201600168017601840192020002080216022402320240024802560264027202800

3,93,73,63,53,33,23,12,92,82,72,62,62,52,42,32,32,22,22,12,12,12,12,12,12,0

34363739404142424343444546464648484949505254555657

Gambar 6.13. Metode pemberian pakandengan tangan

Page 143: Budidaya Ikan Jilid 2

368

2. Pemberian pakan secara mekanik

Pemberian pakan dengan caramenggunakan alat bantu pakan yangdigerakkan oleh tenaga mekanik,seperti demand feeder dan automati-cally feeder yang biasa digunakanpada budi daya ikan di kolam air deras.

3. Pemberian pakan di HatcheryPada beberapa unit hatchery ikan

air laut atau ikan air tawar biasanyadibutuhkan suatu alat bantu untukmemudahkan proses pemberian pakan.Pada stadia larva ikan merupakan fasekritis di mana pada fase tersebutdibutuhkan pakan yang tepat jenis,ukuran dan jumlah di mana yangdimasukkan ke dalam pipa- pipa adalahpakan alami yang telah dibuatsedemikian rupa sehingga pipa yangberisi pakan alami ini masuk ke dalamwadah pemeliharaan secara otomatis.

Selain itu yang perlu diperhatikandalam melakukan pengelolaan pem-berian pakan adalah melakukanpencatatan pemberian pakan yangbiasa disebut dengan feeding record.

Dengan membuat suatu catatantentang pemberian pakan pada setiapkolam budi daya akan memudahkanuntuk memantau perkembangansetiap kolam budi daya. Adapun datayang sebaiknya dicatat pada setiapkolam dalam manajemen pemberianpakan sebagai berikut.1. Berat rata-rata ikan yang ditebar

pada waktu tertentu (W) dalamgram.

2. Jumlah ikan yang ditebar dalamsatu kolam (N).

3. Perkiraan kelangsungan hidup/sintasan selama periode waktupemeliharaan (SR) dalam %.

4. Jumlah pakan yang diberikansetiap hari (FR) dalam %.

5. Jumlah pakan harian yangdiberikan pada setiap kolam(DFA).Nilai DFA dapat dihitung denganmenggunakan rumus sebagaiberikut:DFA = W x N x SR x FRMisalnya dalam suatu kolam budidaya jumlah ikan yang ditebaradalah 50.000 ekor, dengan beratrata-rata ikan pada waktu tebaradalah 5g, dengan perkiraankelangsungan hidup adalah 90%dan jumlah pakan harian adalah8%, maka jumlah pakan harianyang harus diberikan pada setiapkolam adalah : 5 x 50.000 x 0,9 x0,08 = 18 kg per hari.

Gambar 6.14. Metode pemberianpakan dengan demand feeder

Page 144: Budidaya Ikan Jilid 2

369

6. Jumlah pakan selama pemelihara-an.Dari contoh di atas maka jumlahpakan yang dibutuhkan selamapemeliharaan 15 hari adalah 18 kg/hari x 15 hari = 270 kg.

7. Frekuensi pemberian pakan danwaktu pemberian pakanDalam contoh di atas jumlah pakanper hari adalah 18 kg, pakan tersebutakan diberikan kepada larva ikansebanyak 4 kali pada waktu pukul06.00, 10.00, 14.00, dan 19.00.Jumlah pakan setiap kali pemberianadalah 18 kg : 4 = 4,5 kg.Dengan melakukan pencatatan

akan jumlah pakan yang dihabiskanselama kegiatan budi daya dan dapatdiprediksi hasil produksi denganmemperkirakan nilai konversi pakandan efisiensi pakan dari kegiatanselama budi daya ikan.

6.6 Pakan dan Kualitas AirPakan yang diberikan kepada ikan

sebagai organisme air akan selaluberhubungan dengan air sebagai mediabudi daya ikan. Pada budi daya ikansecara intensif penggunaan pakan buatansangat mendominasi biaya produksi.Seperti kita ketahui pakan ikan yangdiberikan selama kegiatan budi daya tidakseratus persen dikonsumsi oleh ikan. Jikakonversi pakan pada ikan mas mencapai1,5 berarti dalam 1,5 kilogram pakan akanmemberikan konstribusi penambahanberat daging ikan sebanyak 1 kilogram.

Hal ini berarti pakan yang diolah menjadidaging tidak seratus persen ada bagiandari pakan yang digunakan sebagai energiuntuk feses dan lainnya. Menurut Calow(1986) dalam Harris (2005) energi pakanyang dimakan ikan (C) sama denganproduksi daging ikan (P) + energimetabolisme (R) + energi urine (U) danenergi feses (F) atau dengan rumus ditulissebagai berikut: C = P + R + U + F. Berapabanyak pakan yang dikonsumsi (C) akanmenjadi daging tergantung dari berapabanyak yang terbuang sebagai limbahfeses dan sisa metabolisme berupa urin,amoniak, karbondioksida, air, danhidrogen sulfida. Seberapa banyak pakanakan menjadi feses tergantung padaseberapa sesuai komponen pakan dengankemampuan enzimatik di saluranpencernaan ikan (daya cerna). Pakanyang dicerna selanjutnya diabsorbsi kedalam darah dan seberapa banyak pakanyang diabsorbsi akan menjadi daging ikanbergantung pada pola asam amino, asamlemak, keseimbangan energi antarnutrien,vitamin, mineral, dan lain-lain. Kalau dilihatdari sisi praktis, pakan yang diberikan (P)= pakan yang dikonsumsi (C) + pakan yangtidak termakan (PT). Untuk ikan bagianyang tidak termakan ini bisa 0–10%,sementara untuk udang dapat mencapai15% (Goddard, 1996). Perbedaan ituterjadi karena ikan makannya jauh lebihcepat daripada udang, ransum udangbiasanya habis dimakan selama 0,5–2 jamdan selama proses tersebut terjadipencucian pakan (leaching).

Page 145: Budidaya Ikan Jilid 2

370

Dalam budi daya ikan secara intensifdi mana 40–70% komponen biayaproduksi adalah pakan ikan maka efisiensipakan atau konversi pakan sangat pentingdiperhatikan. Dari sekian banyak pakanyang dikonsumsi oleh ikan maka akanbanyak terjadi pelepasan bahan organikdan anorganik yang berasal dari pakanyang akan mempengaruhi kualitas airdalam wadah budi daya. Oleh karena itu,antara pemberian pakan dengan kualitasair di dalam budi daya ikan secara intensifsangat kompleks. Ada beberapa param-eter kualitas air yang sangat mem-pengaruhi aktivitas makan, metabolismedan pertumbuhan ikan di antaranya adalahsuhu air dan tingkat kelarutan oksigen.Pakan yang diberikan dalam budi dayaikan intensif akan dikonsumsi oleh ikandan ikan akan mengeluarkan buanganberupa limbah organik dan organik kedalam wadah budi daya. Salah satu limbahnitrogen yang sebagian besar berupaamoniak terlarut dan feses merupakanbahan yang akan banyak dibuang kedalam peraiaran. Amoniak dikeluarkanoleh ikan melalui insang, urine, dan feses.Amoniak dapat mempengaruhi secaralangsung pada ikan budi daya, sedangkanbahan limbah lainnya seperti phosphor dannitrogen dalam bentuk lainnya secara tidaklangsung akan mempengaruhi ikan juga.Karena amoniak dalam bentuk belumterionisasi sangat berbahaya bagi ikan,sedangkan feses yang dikeluarkan olehikan lama-kelamaan akan menjadi bahantersuspensi ataupun terendap dalamsistem perairan.

Pada kolam air mengalir denganpergantian air yang memadai makakandungan amoniak dan feses yangterendap dalam wadah budi daya bisaterbuang keluar tetapi pada kolampemeliharaan ikan dengan sistem air yangtidak mengalir maka semua amoniak danfeses yang dikeluarkan oleh ikan akantetap mengendap di dalam wadah budidaya yang dapat mengakibatkan racunbagi ikan yang dibudi dayakan. Jika kolamdalam kondisi optimal, amoniak dan racunlainnya masih dapat dinetralisir dan akandiubah menjadi mikronutrien untukpertumbuhan pakan alami di kolam budidaya. Jika kesuburan perairan menjadimeningkat, hal ini juga akan mem-bahayakan organisma air lainnya karenadengan adanya blooming phytoplanktondapat membahayakan bagi ikan. Olehkarena itu, keterkaitan antara pemberianpakan dengan kualitas air sangat pentingdiperhatikan dalam budi daya ikan secaraintensif. Parameter yang akan dibahasdalam hal ini adalah suhu dan oksigen.

SuhuSetiap ikan mempunyai kemampuan

untuk beradaptasi terhadap perubahansuhu karena sifat ikan yang poikilothermalyaitu mampu beradaptasi denganperubahan suhu lingkungan dengan suhutubuhnya. Setiap jenis ikan ini mempunyaitoleransi yang optimal terhadap suhuuntuk dapat tumbuh dan berkembang.Berdasarkan perubahan suhu ikan yanghidup di daerah panas mempunyaiaktivitas makan yang lebih tinggi

Page 146: Budidaya Ikan Jilid 2

371

dibandingkan dengan ikan yang hidup didaerah dingin. Oleh karena itu, pada suhuair yang tinggi nafsu makan ikan akanmeningkat dan metabolisme di dalamtubuh ikan akan meningkat danpertumbuhan ikan akan meningkat pula.

Kaitan antara suhu perairan danpertumbuhan ikan telah dilakukanpenelitian oleh Elliot (1981) dalamGoddard (1996) pada ikan mas (Cyprinuscarpio) dan brown trout (Salmo trutta) padagambar di bawah ini dan tabel 6.13.Gambar Kebutuhan suhu pada ikan masdan ikan brown trout

Tabel 6.13 Kisaran Suhu Optimum untuk Beberapa Ikan Budi Daya (Goddard, 1996)

Jenis Ikan Suhu Optimal untuk Pertumbuhan (°C)

Rainbow troutAtlantic salmonCommon carpChannel catfishEuropean eelJapanese eelAfrican catfishTilapiaGiant tiger shrimpGiant freshwater prawn

12 – 1812 – 1723 – 2528 – 30

18 – 21,523 – 30

25 – 27,525 – 3028 – 3325–30

Dari tabel di atas diketahui bahwasetiap jenis ikan mempunyai kebutuhanterhadap suhu yang berbeda, di manapada setiap jenis ikan mempunyaikebutuhan suhu optimum yang berbeda.Pada suhu lingkungan yang optimaldimungkinkan juga ikan akan mengalamipertumbuhan yang optimal. Oleh karenaitu dalam proses pemeliharaan ikan agarpakan yang diberikan dikonsumsi oleh ikansecara optimal karena aktivitas makannyameningkat perlu dibuat suatu lingkunganbudi daya yang mempunyai suhu optimal.

Oksigen TerlarutDalam Bab II kita telah bahas secara

detail tentang oksigen terlarut dalamwadah budi daya ikan . Pada bab ini akandibahas kaitan antara kandungan oksigenterlarut dengan proses pemberian pakan.Kandungan oksigen terlarut dalam suatuwadah budi daya sangat berpengaruhterhadap aktivitas pemberian pakan,metabolisme, pertumbuhan, tipe, danjumlah pakan yang akan diberikan.Kandungan oksigen terlarut dalam wadahbudi daya ikan minimal 5 ppm. Semakintinggi kandungan oksigen terlarut dalam

Page 147: Budidaya Ikan Jilid 2

372

wadah budi daya dapat meningkatkannafsu makan ikan, akibatnya ikan akanlebih cepat tumbuh dan efisiensi makananakan meningkat.

Ikan sebagai organisme air mem-butuhkan energi untuk bergerak, mencari,dan mencerna makanan, untuk tumbuhdan merawat fungsi tubuhnya. Energiyang disimpan didalam tubuh ikandiperoleh dari proses metabolisme. Prosesmetabolisme ini membutuhkan oksigen.Oleh karena itu, ketersediaan oksigenterlarut dalam wadah budi daya ikanmutlak diperlukan. Dengan adanyakecukupan oksigen yang terlarut dalamwadah budi daya, kebutuhan ikan akanoksigen untuk proses metabolisme akanterpenuhi. Hal ini akan sangat meng-untungkan dalam proses pemberian pakankarena pakan yang dicerna oleh ikan akantermetabolisme dengan baik sehinggaakan diperoleh energi yang akandibutuhkan untuk tumbuh dan ber-kembang.

Rata-rata konsumsi oksigen padaorganisme air sangat dipengaruhi olehbeberapa faktor di antaranya berat tubuh,suhu air, dan tingkat aktivitas ikan. Padaumumnya ikan yang berukuran besarmengkonsumsi oksigen lebih banyak perjamnya daripada ikan yang berukurankecil. Tetapi jika dihitung per berat tubuhikan yang lebih kecil mengkonsumsioksigen yang lebih banyak daripada ikanyang berukuran besar. Pada suhu yangtinggi dan aktivitas ikan yang tinggi, ikanakan membutuhkan oksigen lebih banyakdaripada suhu yang rendah dan pada saat

ikan beristirahat. Ikan yang hidup di daerahtropis biasanya dapat hidup pada kondisiperairan yang kandungan oksigennyarendah seperti ikan nila yang masih dapathidup pada kondisi oksigen terlarut 3 ppmdibandingkan dengan ikan salmon yanghanya dapat hidup jika perairanmengandung oksigen terlarut berkisarantara 5–6 ppm. Ikan melakukanpertukaran oksigen melalui sistempernapasannya yaitu di insang khususnyalamella insang. Oksigen diserap makakarbondioksida dilepaskan. Perpindahangas ini dilakukan secara difusi melewatimembran tipis lamella yang memisahkansistem perputaran darah dari air selamamelewati insang. Kandungan oksigendalam darah bergantung pada beberapafaktor diantaranya tekanan partial oksigendan karbondioksida di dalam air, pH, suhudan tingkat aktivitas makan ikan.Kandungan oksigen yang rendah dapatmenyebabkan mortalitas dan lambatnyapertumbuhan ikan atau udang di dalamwadah budi daya.

Selama dalam pemeliharaan ikanyang dibudi dayakan selalu melakukanaktivitas makan. Selama proses pem-berian pakan, aktivitas makan ikan akanmeningkat dan kebutuhan ikan akanoksigen pun meningkat dan akan menurunkembali jika ikan tidak melakukan aktivitasmakan. Pada suhu air yang meningkattinggi biasanya kandungan oksigenterlarut akan di dalam wadah budi dayamenurun, tetapi kebutuhan ikan akanoksigen terlarut meningkat karena nafsumakan ikan meningkat dan proses

Page 148: Budidaya Ikan Jilid 2

373

metabolisme di dalam tubuh akanmeningkat. Oleh karena itu, ikan akanmempertahankan kebutuhannya jika tidakikan akan mati. Hal ini sangat perludiperhatikan agar dalam proses pem-berian pakan pada suhu perairan yangsedang tinggi sebaiknya dikurangi untukmeminimalkan oksigen yang dibutuhkanuntuk proses metabolisme.

Pemantauan kandungan oksigenterlarut dalam wadah budi daya ikansangat diperlukan dalam melakukanmanajemen pemberian pakan. Denganmengetahui kandungan oksigen terlarutdalam wadah budi daya ikan dapat dibuatpengaturan tentang jumlah pakan yangdiberikan setiap hari dan waktu yang tepatdalam melakukan pemberian pakan sertaberapa kali dalam sehari diperlukanpemberian pakan tersebut.

Page 149: Budidaya Ikan Jilid 2

374

Page 150: Budidaya Ikan Jilid 2

375

DAFTAR PUSTAKA

Abel. 1989. Water Pollutin Biology. Dept of Biology. Sunderland Polytechnic.Halsted Press. New York.

Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. PusatAntar universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Agrara T. 1976. Endokrinologi Umum. Airlangga University Press. Yogyakarta.

Alimuddin. 1994. Pengaruh Waktu Awal Kejutan Panas TerhadapKeberhasilan Triploidisasi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus L).Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ath_Thar.M.H.F. 2007. Efektivitas Promoter βββββ-actin Ikan Medaka OryziasLatipes dengan Penanda Gen hrGFP (Humanized Renilla ReniformisGreen Fluorescent Protein) pada Ikan Lele Clarias sp KeturunanF0. Skripsi. Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andarwulan, dan S.Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali Press. Jakarta.

Anonymous. 1985. Budi daya Rotifera (Brachionus plicatilis OF Muller) SeriKetiga. Proyek Penelitian dan Pengembangan Budi daya Laut. Serang.

Antik, E dan Hastuti,W. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikananbekerjasama dengan International Development Research Centre.Jakarta.

Andrew JW, Sick LV. 1972. Studies on the Nutritional Requirement of Di-etary Penaeid Shrimp. Proceedings of the World Mariculture Society3:403–414.

Alava VR, Lim C. 1983. The Quantitative Dietary Protein Requirementof Penaeus Monodon Juveniles in Controlled Environment.Aquaculture 30:53–61. A1

A Avers CG. 1986. Molecular Cell Biology. Rutgers University. The BenjaminCummings Publising Co. Inc. 832 p.

Baustista-Teruel MN, Millamena OM. 1999. Diet Development and Evalua-tion for Juvenile Abalone, Haliotis Asinine: Protein to Energi Levels.Aquaculture 178:117–126.

LAMPIRAN A

Page 151: Budidaya Ikan Jilid 2

376

Bonyaratpalin.M. 1989. Methodologies for Vitamin Requirement Studies.Fish Nutrition Research in Asia. Edited by S.S de Silva. Proceedingof Third Asian Fish Nutrition Network Meeting International Develop-ment. Research Center of Canada. 58–67

Boyd. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. AuburnUniversity. Alabama. USA

Borgstrom G. 1962. Fish as Food Volume III. Nutrition, Sanitation andUtilization. Academic Press, New York and London.

Bongers ABJ, EPC in’t Veld, K Abo-Hashema, IM Bremmer, EH Eding, J.Komen,CJJ Richter. 1994. Androgenesis in Common Carp (Cyprinus Carpio)Using UV Irradiation in Synthetic Ovarian Fluid and Heat Shocks.Aquaculture, 122 : 119–132.

Catacuta,M.R and Coloso. 1997. Growth of juvenile Asian Seabass, LatesCalcarifer fed Varyng Carbohydrate and Lipid Levels. Aquculture,149: 137-144.

Calduch-Giner. J.A, Duval H, Chesnel F, Boeuf G, Perez-Sanches J andBoujard D. 2000. Fish Growth Hormon Receptor : MolecularCharacterization of Two Membrane-Anchored Forms. Journal of theEndocrine Society : 3269–3273.

Campbell.N.A; Reece. J.N; Mitchell. L.G. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Erlangga.Jakarta. Carman O. 1990. Ploidy Manipulation in Some Warm WaterFish. Master’s Thesis. Departement of Aquatic Biosciences. TokyoUniversity of Fisheries. Japan.

Carman O. 1992. Chromosome Set Manipulation in Some Warm Water Fish.A Dissertation. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo Universityof Fisheries. Japan.

Chumadi dkk. 1992. Pedoman Teknis Budi daya Pakan Alami Ikan danUdang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusatpenelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press,Inc. Illionis, USA.

Cowey,C.B and Walton,M.J. 1989. Intermedier Metabolism, p : 259-329. In.J.E Halver (Ed.), Fish Nutrition,2nd. Academic Press. New York.

LAMPIRAN A

Page 152: Budidaya Ikan Jilid 2

377

Chris Andrews, Adrian Exell and Neville Carrington., 1988. The Manual of FishHealth. New Jersey: Tetra Press.

Davis, D.A and Delhert MG III. 1991. Dietary Mineral Requirment of Fish andShrimp. Pages : 49–65. In : Proceedings of The Aquaculture FeedProcessing and Nutrition Workshop. Akimaya, D.M and Ronni K.H.T.Singapore.

Davis, C.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan stateUniversity Press. Chicago.

De Silva,S and T.A. Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman& Hall, London.

Dieter Untergasser Translation by Howard H. Hirschhorn, 1989. Handbook ofFish Diseases. T.F.H. Publications, Inc.

Devlin,R.H, C.A. Biagi, T.Y. Yaseki. 2004. Growth, viability and geneticcharacteristic of GH transgenic coho salmon strains. Aquaculture236 : 607–632.

Dunham RA. 2003. Aquaculture and Fisheries Biotechnology GeneticApproaches. CABI Publishing. Wallingford, Oxfordshire Ox 10.8 DE.UK.

Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya danLingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.Effendi. M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.

Rineka Cipta. Jakarta.Gong Wu, Yonghua Sun & Zuayan Zhu. 2003. Growth Hormon Gene Trans-

fer in Common Carp. Aquatic Living Resources 16 : 416-420.Glick. B.R and Pasternak.J.J. 2003. Molecular Biotechnology : Principles

and Applications of Recombinant DNA (Third Edition). ASM Press.Washington, D.C.

Halver, J.E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press. San Diego.Hamre,K; B.Hjeltne; H.Kryi; S. Sandberg; M.Lorentzen; and O.Lie. 1994.

Decesed Concentration of Haemoglobin, Accumulation of Lipid Oxi-dation Product’s and Unchanged Skeletal Muscel in Atlantik Salmon.Salmo Salar Fed Low Dietary Vitamine E. Physiology and Biochemistry.12 (5) : 421–429.

LAMPIRAN A

Page 153: Budidaya Ikan Jilid 2

378

Harper. 1990. Biokimia. EGC (Penerbit Buku Kedokteran). Jakarta.

Hepher B. 1988. Nutrition of Pond Fish. Cambridge University Press.Cambridge.

Halver JE. 1989. Fish Nutrition 2nd edition. Academic Press Inc.

Jean L Marx. 1991. Revolusi Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 513 hal.

Jusuf.M. 2001. Genetika I. Struktur dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Jakarta.

Kobayashi S, Alimuddin, Tetsuro Morita, Misako Miwa, Jun Lu, Masato Endo,Toshio Takeuci dan Goro Yoshikazi. 2006. Transgenic Nile Tilapia(Oreochromis Niloticus) Over-Expressing Growth Hormon ShowReduced Ammonia Excretion. Departement of Marine BiosciencesTokyo University of Marine Science and Technology. Tokyo. Japan.

Koolman J and Rohm KH. 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. WanadiSI penerjemah. Sadikin M , editor. Jakarta : Hipokrates 2000.

Kebijakan DKP: Perikanan Budi Daya 2003 Pedoman TeknisPenanggulangan Penyakit Ikan Budi Daya Laut. DepartemenKelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai Budi Daya LautLampung. Lampung.

Kuksis,A dan S. Mookerjea. 1991. Kolin Vitamin. In Robert E. Olson (Eds),Jilid II. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Lewin, R.A. 1976. The Genetic of Algae.Blackwell Scientific PublicationsOxford. London. Edinburg.

Linder,M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Alih bahasa : A.Parakkasi dan A.Y. Amwila). UI Press. Jakarta.

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral. Hal : 261–344.Dalam : Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan PemakaianSecaraKlinis. Penerbit Universitas Indonesia. UI Press. Jakarta.

Lovel T. 1988. Nutrition and Feeding of Fish. An AVI Book. Published by VanNostrad Reinhold. New York.

Machin,L.J. 1990. Handbook of Vitamin. Second Edition Rivised and Expanded.

Mc Vey,J.P and J.R.Moore. 1983. CRC Handbook of Marine Culture. Vol I.Crustacean Aquaculture. CRC Press. Inc.Boca. Raton . Florida.

LAMPIRAN A

Page 154: Budidaya Ikan Jilid 2

379

Millamena,M.O, R.m. Coloso and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in TropicalAquaculture. Essential of Fish Nutrition, Feeds and Feeding ofTropical Aquatic Species. Aquaculture Departemen. Southeast AsianFisheries Development Center. Tingbauan. Iloilo, Philipines.

Muchtadi,D., Nurheni S.P, dan Made A. 1993. Metabolisme Zat Gizi : sumber,Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. J.2. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

Murray,R.K; D.K.Granner; P.A. Mayes; and V.W. Rodwell. 1999. BiokimiaHarper. Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Mujiman, A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Matty. AS. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm London & Sydney TimberPress. Portland. Oregon. 267p.

Morales et all. 2001. Tilapia Chromosomal Growth Hormon GeneExpression Accelerates Growth in Transgenic Zebra Fish (DanioRerio). Marine Biotechnology. Vol 4. No.2.

Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka WirausahaMuda. Bogor. 123 hal.

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Fish. Water Fishes and Shellfish.National Academy of Sciencess. Washington DC.

O.A Conroy and R.L Herman 1966. Textbook Of Fish Diseases. Eastern FishDisease. Laboratory, Bureau of Sport Fisheries and Wildlife Leetown,West Virginia.

Prentis. S. 1990. Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim. Yayasan OborIndonesia. Jakarta 513 hal.

Promega. 1999. Technical Manual. pGEM – T and pGEM – T easy VectorSystem. Instruction for use of products. USA.

Pennak,R.W. 1978. Freshwater Invertebrae of the United State.2nd ed. JohnWiley and Sons. New York.

Prawirokusumo,S. 1991. Biokimia Nutrisi (Vitamin). BPFE. Yogyakarta.

Purdom. C.E. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman & Hall. London.

Randall, J.E., 1987. A Pliraninary Synopsis of the Grouper (Perciformes;Serranidae; Epinephelinae) of The Indo – Pacific Regionin J.J.Polavina, S. Raiston (editors). Tropical Sappers and Grouper ; Biologiand Fisheries Management. Westview Press inc., Boulder and London.

LAMPIRAN A

Page 155: Budidaya Ikan Jilid 2

380

Rahman. MA and Maclean N. 1992. Production of Transgenic Tilapia(Oreochromis Niloticus) by One-Cell-Stage Microinjection. Aquac-ulture, 105 (1992) 219–232. Elsivier Science Publisher B.V. Amsterdam.

Rocha A, S Ruiz, A Estepa and J.M Coll. 2004. Application of Inducible andTargeted Gene Strategies to Produce Transgenic Fish : A review.Marine Biotechnology 6, 118–127. Springet-Verlag. New York. LLC.

Sambrook.J, Fritssch, E.F, Maniatis,T. 1989. Molecular Cloning. A Labora-tory Manual. Second edition. Cold Spring Harbor Lobaratory Press.USA.

Suharsono dan Widyastuti,U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan TeknikDasar Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati danBioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

Suharsono. 2006. Prinsip Pengklonan Gen Melalui Teknologi DNARekombinan. Pelatihan Teknik Dasar Pengklonan Gen. Bogor.

Sumantri.D. 2006. Efektivitas Ovaprim dan Aromatase Inhibitor dalamMempercepat Pemijahan pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Skripsi.Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.

Sumantadinata,K. 2005. Materi Narasumber Diklat Guru Perikanan seIndonesia. Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto.R.S. 1999. Budi daya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.Sandness,K. 1991. Studies on Vitamin C in Fish Nutrition Dept ofFisheries and Marine Biologi. University of Bergen Norway.

Shiau,S.Y and C.W.Lan. 1996. Optimum Dietary Protein Level and Proteinto Energy Ratio for Growth of Grouper (Epinephelus Malabaricus).Aquaculture, 145: 259–266.

Shimeno,S.H, Hosokawa and M.Takeda. 1996. Metabolic Response ofJuvenile Yellowtail to Dietary Carbohidrat to Lipid Ratios. FisheriesScience, 62 : 945–949.

Sumantadinata, K., 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan diIndonesia. Sastra Hudaya. Sukma, O.M., 1987. Budi Daya Ikan.Jakarta: Depdikbud.

Suseno, 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: PenebarSwadaya.

Shepherd,J and Bromage, N. 2001. Intensive Fish Farming. Blackwell Sci-ence Ltd. London.

LAMPIRAN A

Page 156: Budidaya Ikan Jilid 2

381

Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited. JohnWiley & Sons. England.

Stephen Goddard. 1996. Feed Management In : Intensive Aquaculture.Chapman & Hall, New York.

Syarizal. 1988. Kadar optimum Vitamin E ( ααααα-Tocoferol) dalam Pakan IndukIkan (Clarias batracus Linn). Thesis. IPB. Bogor.

Smith. 1982. Introduction to Fish Physiology. Publication Inc. England. P.115.

Tacon,A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimpa Training Manual. FAO. Brazil.

Tacon,A.G.j. 1991. Proceeding of The Nutrition Workshop. American SoybeenAssociation. Singapore. Takeuchi W. 1988. Fish Nutrition andMariculture. Departemen of aquatic Biosc. Tokyo University of Fisher-ies. JICA.

Takeuch W. 1992. Fish Nutrition and Mariculture. Departemen if aquaticBiosc. Tokyo University of Fisheries. JICA.

Takeuchi; T.K. Watanabe; S. Satoh and T. Watanabe. 1992. Requirements ofGrass Carp Fingerling for ααααα-Tocoferol. Nipon. Suisan Galakkashi.58 (9) : 743–1749.

Teknologi Tepat Guna, 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan PenyakitIkan Budi daya Laut. Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Taufik Ahmad, Erna Ratnawati, dan M. Jamil R. Yakob. 2002, Budi DayaBandeng Secara Intensif. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tucker, C.S and Hargreaves, J.A. 2004. Biology and Culture of ChannelCatfish. Elsevier. B.V. Amsterdam.

Volckaert.F.A, Hellemans.B.A, Galbusera.P, and Ollevier. F. 1994. Replication,Expression, and Fate of Foreign DNA During Embryonic and Lar-val Development of The African Catfish (Clarias Gariepinus). Mo-lecular Marine Biology and Biotechnology 3(2) 57 – 69.

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook TheGeneral Aquaculture Course. Kanagawa International FisheriesTraining Centre Japan International Cooperation agency.

Wilson,R.P. 1994. Utilization of Dietary Carbohydrate by Fish. Aquaculture,124 : 67–80.

LAMPIRAN A

Page 157: Budidaya Ikan Jilid 2

382

Yoshimatsu, dkk., 1986. Grouper Fnal Report Marine Culture Research andDevelopment in Indonesia. ATA 192, JICA. P 103–129.

Yatim W. 1996. Genetika. Tarsito. Bandung. 124 hal.

Zairin.M.J. 2003. Endokrinologi dan Perannya Bagi Masa Depan PerikananIndonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksidan Endokrinologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina.Penebar Swadaya. Jakarta.

LAMPIRAN A

Page 158: Budidaya Ikan Jilid 2

383

GLOSARIUM

Adenohipofisa : salah satu bagian dari kelenjar hipofisa yang mengandungsel-sel pensekresi hormon prolaktin, hormon Adrenocortico-tropic (ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid StimulatingHormon), hormon pertumbuhan (STH-Somatotropin) danGonadotropin. Pars intermedia mensekresi hormon pelepasmelanosit (Melanocyte Stimulating Hormon).

Adaptasi : Masa penyesuaian suatu organisme dalam lingkungan baru.Aerasi : Pemberian udara ke dalam air untuk penambahan oksigen.Akrosom : Organel penghujung pada kepala sperma yang dikeluarkan

yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.Aksi gen aditif : aksi gen yang mana fenotipe heterosigot merupakan

intermedit antara kedua fenotipe homosigot, kedua alel tidakmemperlihatkan dominasi, keduanya memberikan konstribusiyang seimbang dalam menghasilkan suatu fenotipe.

Aklimatisasi : Penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salah satu faktorlingkungan.

Albinisme : kondisi genetik yang tidak sempurna yang menyebabkanorganisme tidak membentuk pigmen.

Alel : Bentuk alternatif suatu gen.Alel dominan : Alel yang diekspresikan secara penuh dalam fenotipe itu.Alel resesif : Alel yang pemunculan fenotipenya ditutupi secara sempurna.Aldehida : Molekul organik dengan gugus karbonil yang terletak pada

ujung kerangka karbon.Anabolisme : Pembentukan zat organik kompleks dari yang sederhana,

asimilasi zat makanan oleh organisme untuk membangunatau memulihkan jaringan dan bagian-bagian hidup lainnya.

Anadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di lautdan bermigrasi ke air tawar untuk memijah.

Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti metafase ketikaseparuh kromosom atau kromosom homolog memisah danbergerak ke arah kutub gelendong.

LAMPIRAN B

Page 159: Budidaya Ikan Jilid 2

384

Androgen : Hormon steroid jantan utama, misalnya testoteron.Androgenesis : Proses penjantanan bahan kimiawi yang membunuh

bakteri atau menghambat pertumbuhannya.Antibiotik : Imunoglobin pengikat antigen yang dihasilkan oleh sel

limfosit B, berfungsi sebagai efektor dalam suaturespon imun.

Antibodi : Makromolekul asing yang bukan merupakan bagiandari organisme inang dan yang memicu munculnyarespon imun.

Antigen : Molekul organik yang memiliki gugus karboksil maupungugus amino.

Asam amino : Asam amino berfungsi sebagai monomer protein.

Asam : Suatu molekul asam nukleat berbentuk heliks danberuntai deoksiribonukleat ganda yang mampubereplikasi dan menentukan struktur protein sel yangdiwariskan.

Asam lemak : Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang. Asamlemak bervariasi panjang dan jumlah dan lokasi ikatangandanya, tiga asam lemak berikatan dengan satumolekul gliserol akan membentuk lemak.

Asam lemak jenuh : Asam lemak di mana semua karbon dalam ekorhidrokarbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal,sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogenyang dapat berikatan dengan kerangka karbon.

Asam lemak tak jenuh : Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatanganda antara karbon-karbon dalam ekor hidrokarbon.Ikatan seperti itu mengurangi jumlah atom hidrogenyang terikat ke kerangka karbon.

Asam nukleat : Suatu polimer yang terdiri atas banyak monomernukleotida, yang berfungsi sebagai cetak biru untukprotein dan melalui kerja protein untuk semua aktivitasseluler.

Asam amin essensial : Ada dua jenis yaitu DNA dan RNA. Asam amino yangtidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh hewansehingga harus tersedia dalam makanan.

Aseksual : Perkembangbiakan tidak melalui perkawinan.

deoksiribonukleat

(fatty : acid)

(Saturated fatty acid)

(Unsaturated fatty acid)

LAMPIRAN B

Page 160: Budidaya Ikan Jilid 2

385

Autosom : Kromosom yang secara tidak langsung terlibat dalampenentuan jenis kelamin, sebagai kebalikan darikromosom seks.

Auksospor : Sel-sel yang besar berasal dari perkembangbiakan zigotbaru.

Backross : Bentuk perkawinan yang sering digunakan dalampemuliaan yaitu mengawinkan kembali antara anak danorangtuanya yang sama untuk beberapa generasi.

Basofil : Bersifat menyerap basa.Benthos : Organisme yang hidup di dasar perairan.Blastomer : Sel-sel anak yang dihasilkan selama pembelahan zigot.Blastula : Rongga yang terbentuk selama fase pembelahan zigot.Blastulasi : Proses pembentukan blastula.Biomassa : Bobot kering bahan organik yang terdiri atas

sekelompok organisme di dalam suatu habitat tertentuatau bobot seluruh bahan organik pada satuan luasdalam suatu waktu tertentu.

Budi daya : Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatusistem yang digunakan untuk memproduksi sesuatu dibawah kondisi buatan.

Closed Breeding : Perkawinan yang dekat sekali kaitan keluarganya,misalnya antara anak dan tetua atau antara antarsaudara sekandung.

Cyste : Fase dorman dari crustacea karena kondisi lingkunganyang tidak sesuai.

Dekomposer : Fungi dan bakteri saprotropik yang menyerap nutriendari materi organik yang tidak hidup seperti bangkai,materi tumbuhan yang telah jatuh dan buanganorganisme hidup dan mengubahnya menjadi bentukanorganik.

Densitas : Jumlah individu persatuan luas atau volume atau masapersatuan volume yang biasanya dihitung dalam gram/cm3 atau jumlah sel/ml.

Deoksiribosa : Komponen gula pada DNA, yang gugus hidroksilnyakurang satu dibandingkan dengan ribosa, komponengula pada RNA.

LAMPIRAN B

Page 161: Budidaya Ikan Jilid 2

386

Detritus : Materi organik yang telah mati atau hancuran bahanorganik yang berasal dari proses penguraian secarabiologis.

Disipon : Membersihkan badan air dengan mengeluarkan kotoranbersama sebagian jumlah air.

Disucihamakan : Disterilkan dari jasad pengganggu.Dorsal : Bagian punggung.Diagnosis : Proses pemeriksaan terhadap suatu hal.Diferensiasi gonad : Proses penentuan kelamin dengan pernyataan fenotipe

melalui perkembangan alat kelamin dan ciri-ciri kelamin.Diploid : Keadaan perangkat kromosom bila setiap

kromosomnya diwakili dua kali (2n).Diploidisasi : Penggandaan jumlah kromosom pada sel-sel haploid.Donor : Pemberi sumbangan.Dormant : Telur yang dibuahi dan merupakan dinding tebal dan

jika menetas menjadi betina amiktik.Ekspresi gen : Pengejewantahan bahan genetik pada suatu makhluk

hidup sebagai keseluruhan jumlah tabiat yang khas.Elektroforesis gel : Pemisahan asam nukleat atau protein berdasarkan

ukuran dan muatan listriknya, dengan cara mengukurlaju pergerakkannya melalui suatu medan listrik dalamsuatu gel.

Embriogenesis : Proses perkembangan embrio.Endokrin : Kelenjar/sel yang menghasilkan hormon.Enzim : Molekul protein komplek yang dihasilkan oleh sel dan

bekerja sebagai katalisator dalam berbagai proses kimiadi dalam tubuh makhluk hidup.

Enzim restriksi : Enzim yang digunakan untuk memotong fragmen DNAyang memiliki sekuen tertentu.

Estrogen : Hormon seks steroid betina yang utama.Eukaryot : Makhluk yang sel-selnya mengandung inti sejati yang

diselimuti selaput inti, mengalami meiosis, membelahdengan mitosis dan enzim oksidatifnya dikemas dalammitokondria.

Fekunditas : Jumlah sel telur yang dihasilkan oleh seekor hewanbetina pertahun atau persatuan berat hewan.

LAMPIRAN B

Page 162: Budidaya Ikan Jilid 2

387

Feminisasi : Proses pembetinaan.Fenotipe : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme atau sifat

yang terlihat pada makhluk hidup yang dihasilkan olehgenotipe bersama-sama dengan faktor lingkungan.

Feromon : Sinyal kimiawi atsiri dan kecil yang berfungsi dalamkomunikasi di antara hewan-hewan dan bertindaksangat mirip dengan hormon dalam mempengaruhifisiologi dan tingkah laku.

Fertilisasi Penyatuan gamet haploid untuk menghasilkan suatuzigot diploid.

Flagella : Tonjolan berbentuk cambuk pada salah satu sel untukalat gerak.

Fotosintesis : Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawiyang disimpan dalam glukosa atau senyawa organiklainnya.

Galur : Pengelompokan anggota-anggota jenis yang hanyamemiliki satu atau sejumput ciri, biasanya bersifathomozigot dan dipertahankan untuk keperluanpercobaan genetika.

Gamet : Sel sperma atau telur haploid, gamet menyatu selamareproduksi seksual untuk menghasilkan suatu zigotdiploid.

Gastrula : Tahapan pembentukan embrio berlapis dua danberbentuk piala.

Gastrulasi : Proses pembentukan gastrula dari blastula atau prosespembentukan tiga daun kecambah ektoderm, meso-derm, dan endoderm.

Gelendong : Kumpulan mikrotubula yang menyelaraskan pergerakankromosom selama pembelahan eukariotik.

Gen : Bagian kromosom yang mengatur sifat-sifat keturunantertentu atau satuan informasi yang terdiri atas suatuurutan nukleotida spesifik dalam DNA.

Genom : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-silang genetik.

Generasi F1 : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-silang genetik.

Generasi F2 : Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan generasihibrid F1.

LAMPIRAN B

Page 163: Budidaya Ikan Jilid 2

388

Genom : Komplemen lengkap gen-gen suatu organisme, materigenetik suatu organisme.

Genotipe : Kandungan genetik suatu organisme.Ginogenesis : Proses perkembangan embrio yang berasal dari telur

tanpa kontribusi material genetik jantan.Gonad : Organ seks jantan dan betina, organ penghasil gamet

pada sebagian besar hewan.Gonadotropin : Hormon yang merangsang aktivitas testes dan ovarium.Haploid : Memiliki jumlah kromosom yang khas untuk gamet

makhluknya.Heritabilitas : Keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi

genotipe atau menggambarkan tentang persentasekeragaman fenotipe yang diwariskan dari induk kepadaketurunannya. Dinotasikan dengan huruf h2 dengan nilaiberkisar antara 0–1.

Hermaphrodit : Individu yang mempunyai alat kelamin jantan danbetina.

Heliks ganda : Bentuk DNA asli.Haemoglobin : Protein mengandung besi dalam sel darah merah yang

berikatan secara reversibel dengan oksigen.Herbivora : Hewan heterotropik yang memakan tumbuhan.Heterozigot : Mempunyai dua alel yang berbeda untuk suatu sifat

genetik tertentu.Heterosis : Suatu ukuran untuk menilai keunggulan dan ketidak-

unggulan hibrid.Hibrid : Turunan dari tetua yang secara genetik sangat berbeda,

bahkan mungkin berlainan jenis atau marga.Hibridisasi : Perkawinan antara individu yang berbeda atau per-

silangan.Hipofisasi : Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan

dengan cara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisakepada induk ikan untuk mempercepat tingkatkematangan gonad.

Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata, yang berfungsidalam mempertahankan homeostasis, khususnyadalam mengkoordinasikan sistem endokrin dengansistem saraf.

LAMPIRAN B

Page 164: Budidaya Ikan Jilid 2

389

Histon : Protein kecil dengan porsi besar yang terdiri dari asamamino bermuatan positif yang berikatan dengan DNAbermuatan negatif dan berperan penting dalam strukturkromatinnya.

Homeostasis : Kondisi fisiologis yang mantap dalam tubuh.Homozigot : Mempunyai dua alel yang identik untuk suatu sifat

tertentu.Hormon : Bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam sel-

sel khusus pada kelenjar endokrin. Hormondisekresikan ke dalam darah kemudian disalurkan keorgan-organ yang menjalankan fungsi-fungsi regulasitertentu secara fisiologik dan biokimia.

Ikan transgenik : Ikan yang memiliki DNA asing di dalam tubuhnya.Inaktivasi sperma Menonaktifkan sperma.Inbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat

yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama.Infeksi Retroviral : Salah satu metode transfer gen. Metode ini meng-

gunakan gen-gen heterogen yang dimasukkan kedalam genome virus dan dapat dipindahkan kepadainang yang terinfeksi virus tersebut.

Inkubasi : Masa penyimpanan.Interfase : Fase di mana tidak ada perubahan pada inti sel, waktu

istirahat.Karakter kuantitatif : Suatu ciri yang dapat diturunkan dalam suatu populasi

yang bervariasi secara kontinu sebagai akibat pengaruhlingkungan dan pengaruh tambahan dua atau lebih gen.

Kariotipe : Metode pengorganisasian kromosom suatu sel dalamkaitannya dengan jumlah, ukuran, dan jenis.

Katadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan diperairan tawar dan bermigrasi ke laut untuk memijah.

Kelenjar hipofisa : Kelenjar kecil di bagian otak bawah yang menghasilkanberbagai macam hormon yang dibutuhkan padamakhluk hidup.

Kromosom : Struktur pembawa gen yang mirip benang yang terdapatdi dalam nukleus.

LAMPIRAN B

Page 165: Budidaya Ikan Jilid 2

390

Kopulasi : Proses perkawinan.Kista : Suatu stadia istirahat pada hewan cladosera atau

crustacea tingkat rendah.Larva : Organisme yang belum dewasa yang baru keluar dari

telur atau stadia setelah telur menetas.Larutan hipoklorit : Larutan yang mengandung HClO.Lokus : Tempat khusus di sepanjang kromosom tertentu di

mana gen tertentu berada.Maskul;inisasi : Penjantanan.Meiosis : Tipe pembelahan sel dan nukleous ketika jumlah

kromosom direduksi dari diploid ke haploid.Metasentrik : Kromosom yang sentromernya terletak ditengah-

tengah.Metafase : Tahapan mitosis dan meiosis ketika kromosom

mencapai keseimbangan posisi pada bidang ekuator.Metamormofose : Perubahan bentuk organisme dalam daur hidup.Mikropil : Lubang kecil pada telur tempat masuknya sperma.Mikroinjeksi : Metode yang digunakan dalam mengintroduksi DNA

asing ke dalam pronukleus atau sitoplasma telur yangtelah terbuahi. DNA asing disuntikkan pada saat fase1–2 sel.

Mitosis : Proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yangsecara konvensional dibagi menjadi lima tahapan:profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase.Mitosis mempertahankan jumlah kromosom dengancara mengalokasikan kromosom yang direplikasikansecara sama ke masing-masing nukleus anak.

Morula Nauplii : Sekelompok sel anak (blastomer) yang terbentukselama fase pembelahan zigot.

Neurohipofisa : Bentuk stadia setelah menetas pada crustacea ataucopepoda.

Omnivore : Bagian dari kelenjar hipofisa, terdiri dari pars nervosayang berfungsi mensekresi Oxytoxin, Arginin Vasoto-cin, dan Isotocin.

Ovarium : Organisme pemakan segala.

LAMPIRAN B

Page 166: Budidaya Ikan Jilid 2

391

Ovipar : Kelenjar kelamin betina yang menghasilkan ovum.Ovivipar : Berkembang biak dengan menghasilkan telur.Outbreeding : Berkembang biak dengan menghasilkan telur tetapi

telur tersebut menetas dalam tubuh induknya.: Perkawinan antara individu-individu yang tidak

sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satuvarietas atau beda varietas.

Ovulasi : Proses terlepasnya sel telur dari folikel.Partenogenesis : Perkembangbiakan telur menjadi individu baru tanpa

pembuahan telur dan menghasilkan telur diploid.Pemijahan : Proses peletakan telur atau perkawinan.Pigmen : Zat warna tubuh.Plasmid : Molekul DNA sirkular yang bereplikasi pada sel-sel

bakteri secara independent.Polar body : Sel telur hasil pembelahan meiosis yang tidak memiliki

sitoplasma.Profase : Tahap pertama meiosis dan mitosis ketika kromosom

mulai jelas terlihat.Progeni : Keturunan yang berasal dari sumber yang sama, anak

cucu.Poliploidisasi : Proses pergantian kromosom di mana individu yang

dihasilkan mempunyai lebih dari dua set kromosom.Reproduksi : Proses pembalikan kelamin dengan menggunakan

metode tertentu.Seleksi : Pemisahan populasi dasar yang digunakan ke dalam

kedua kelompok, yaitu kelompok terpilih dan kelompokyang harus terbuang.

Sentromer : Bagian kromosom yang terletak pada titik ekuatorkumparan pada metafase, tempat melekat benangpenarik gelendong, posisi sentromer menentukanbentuk kromosom.

Seks reversal : Proses pembalikan kelamin dengan dengan meng-gunakan metode tertentu.

LAMPIRAN B

Page 167: Budidaya Ikan Jilid 2

392

Spermatogenesis : Proses perkembangan spermatogonium menjadispermatis.

Spermatogonium : Sel-sel kecambah untuk membentuk sperma.Spermatozoa : Sel gamet jantan dengan inti haploid yang memiliki

bentuk berekor.Spermiasi : Proses di mana spermatozoa dilepaskan dari cyste dan

masuk ke dalam lumen.Spermiogenesis : Proses metamorfosa spermatid menjadi spermatozoa.Submetacentrik : Sentromer terletak pada ujung kromosom yang memiliki

dua lengan yang tidak sama panjangnya.Subtelocentrik : Sentromer juga terletak pada ujung kromosom namun

masih jelas terlihat adanya lengan pendek.Spektrofotometer : Suatu instrumen yang mengukur porsi dari cahaya

dengan panjang gelombang yang berbeda yang diserapdan dihantarkan oleh suatu larutan berpigmen.

Telofase : Tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika pembagiansitoplasma dan penyusunan inti selesai.

Testis : Gonad yang berperan menghasilkan sperma.Tetraploid : Individu yang mempunyai empat perangkat kromosom

haploid pada nukleusnya.Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat kromosom

haploid pada nukleusnya.Triploidisasi : Proses pembuatan organisme triploid dengan

menggunakan kejutan suhu untuk menahan polar bodyII atau menahan pembelahan mitosis awal.

Vitellogenesis : Proses deposisi kuning telur, dicirikan oleh bertambahbanyaknya volume sitoplasma yang berasal darivitelogenin eksogen yang membentuk kuning telur.

Zigot : Sel diploid sebagai hasil perpaduan gamet jantan dangamet betina haploid.

LAMPIRAN B

Page 168: Budidaya Ikan Jilid 2

2

4

15,466.00 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional

JILID 2