Budidaya Belut

27
Budidaya Belut November 24, 2006 bytri mudilah Empat Bulan Panen Belut Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan. Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan. Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak

Transcript of Budidaya Belut

Budidaya Belut November 24, 2006 bytri mudilah Empat Bulan Panen Belut

Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan.Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampumenyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media danpengaturan pakan.

Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan.

Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuksetiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidakmenggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karenaRuslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.

Media campuran

Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakanayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, danmikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal

50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompossetinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampurpupuk TSP sebanyak 5 kg.

Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar

Master of Management dari Philipine Universityitu.

Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakansumber pakan alami seperti jentik nyamuk,zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik.Setelah itu baru bibit dimasukkan.

Pakan hidup

Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10

bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besarhingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkanhingga 9.400 bibit, katanya.

Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawakC urc u m a

xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.

Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan.Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanyaanakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikansekitar 2 kg.

Hujan buatan

Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selamapembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak

merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiringbertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidupdalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutindiukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.

Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai.Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiranmereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya.Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutinsehari sekali, tutur Ruslan.

Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panasbersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatanuntuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son menggunakan shading net dan hujanbuatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapatmaksimal, ujar alumnus Institut Teknologi Indonesia itu.

Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk

berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujanbuatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambahketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati,ucap Son Son.

Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen. (Hermansyah)

Mari Rebut Pasar Belut

Siang itu Juli 2006 di Batutulis, Bogor. Pancaran matahari begitu terik membuat Ruslan Roy berteduh. Ia tetap awas melihat kesibukan pekerja yang memilah belut ke dalam 100 boks styrofoam. Itu baru 3,5 ton dari permintaan Hongkong yang mencapai 60 ton/hari, ujar Ruslan Roy.

Alumnus Universitras Padjadjaran Bandung itu memang kelimpungan memenuhipermintaan belut dari eksportir. Selama ini ia hanya mengandalkan pasokan belut darialam yang terbatas. Sampai kapan pun tidak bisa memenuhi permintaan, ujarnya. Sebabitu pula ia mulai merintis budidaya belut dengan menebar 40 kg bibit pada Juli 1989.

Roy-panggilan akrab Ruslan Roy-memperkirakan seminggu setelah peringatan HariKemerdekaan ke-61 RI semua Monopterus albus yang dibudidayakan di kolam seluas 25m2 itu siap panen. Ukuran yang diminta eksportir untuk belut konsumsi sekitar 400g/ekor. Bila waktu itu tiba, eksportir di Tangerang yang jauh-jauh hari menginden akanmenampung seluruh hasil panen.

Untuk mengejar ukuran konsumsi, peternak di Jakarta Selatan itu memberi pakan alamiberprotein tinggi seperti cacing tanah, potongan ikan laut, dan keong mas. Pakan itudirajang dan diberikan sebanyak 5% dari bobot tubuh/hari.

Dengan asumsi tingkat kematian 5-10% hingga berumur 9 bulan, Roy menghitung 4-5bulan setelah menebar bibit, ia bakal memanen 400 kg belut. Dengan harga Rp40.000/kg,total pendapatan yang diraup Rp16-juta. Setelah dikurangi biaya-biaya sekitar Rp2-juta,diperoleh laba bersih Rp14-juta.

Keuntungan itu akan semakin melambung karena pada saat yang sama Roy membuat 75kolam di Rancamaya, Bogor, masing-masing berukuran sekitar 25 m2 berkedalaman 1 m.Pantas suami Kastini itu berani melepas pekerjaannya sebagai konsultan keuangan diJakarta Pusat.

Perluas areal

Nun di Bandung, Ir R. M. Son Son Sundoro, lebih dahulu menikmati keuntungan hasilpembesaran belut. Itu setelah ia dan temannya sukses memasok ke beberapa negara.Sebut saja Hongkong, Taiwan, Cina, Jepang, Korea, Malaysia, dan Thailand. MenurutSon Son pasar belut mancanegara tidak terbatas. Oleh karena itu demi menjaga

kontinuitas pasokan, ia dan eksportir membuat perjanjian di atas kertas bermaterai. Maksudnya agar importir mendapat jaminan pasokan.

Sejak 1998, alumnus Teknik dan Manajemen Industri di Institut Teknologi Indonesia, iturutin menyetor 3 ton/hari ke eksportir. Itu dipenuhi dari 30 kolam berukuran 5 m x 5 m diMajalengka, Ciwidey, Rancaekek, dan 200 kolam plasma binaan di Jawa Barat. Iamematok harga belut ke eksportir US$4-US$5, setara Rp40.000-Rp60.000/kg isi 10-15ekor. Sementara harga di tingkat petani plasma Rp20.000/kg.

Permintaan ekspor belut Sumber: Drs Ruslan Roy, MM, Ir R. M. Son Son Sundoro,www.eelsth eband.co m, dan telah diolah dari berbagai sumber.

Terhitung mulai Juli 2006, total pasokan meningkat drastis menjadi 50 ton per hari. Itudiperoleh setelah pria 39 tahun itu membuka kerjasama dengan para peternak di dalamdan luar Pulau Jawa. Sebut saja pada awal 2006 ia membuka kolam pembesaran seluas168 m2 di Payakumbuh, Sumatera Barat. Di tempat lain, penggemartrave lling itu jugamembuka 110 kolam jaring apung masing-masing seluas 21 m2 di waduk Cirata,Kabupaten Bandung. Total jenderal 1-juta bibit belut ditebar bertahap di jaring apungagar panen berlangsung kontinu setiap minggu. Dengan volume sebesar itu, ayah 3 putriitu memperkirakan keuntungan sebesar US$2.500 atau Rp 20.500.000 per hari.

Di Majalengka, Jawa Barat, Muhammad Ara Giwangkara juga menuai laba daripembesaran belut. Sarjana filsafat dari IAIN Sunan Gunungjati, Bandung, itu akhir

Desember 2005 membeli 400 kg bibit dari seorang plasma di Bandung seharga Rp11,5-juta. Bibit-bibit itu kemudian dipelihara di 10 kolam bersekat asbes berukuran 5 m x 5 m.Berselang 4 bulan, belut berukuran konsumsi, 35-40 cm, sudah bisa dipanen.

Dengan persentase kematian dari burayak hingga siap panen 4%, Ara bisa menjual sekitar 3.000 kg belut. Karena bermitra, ia mendapat harga jual Rp12.500/ kg. Setelah dikurangi ongkos perawatan dan operasional sebesar Rp9- juta dan pembelian bibit baru sebesar Rp11,5- juta, tabungan Ara bertambah Rp17-juta. Bagi Ara hasil itu sungguh luar biasa sebab dengan pendapatan Rp3- juta- Rp4-juta per bulan, ia sudah bisa melebihi gaji

pegawai negeri golongan IV. Bibit meroket

Gurihnya bisnis belut tidak hanya dirasakan peternak pembesar. Peternak pendeder yangmemproduksi bibit berumur 3 bulan turut terciprat rezeki. Justru di situlah terbukapeluang mendapatkan laba relatif singkat. Apalagi kini harga bibit semakin meroket.Kalau dulu Rp10.000/kg, sekarang rata-rata Rp27.500/kg, tergantung kualitas, ujar HjKomalasari, penyedia bibit di Sukabumi, Jawa Barat. Ia menjual minimal 400-500 kgbibit/bulan sejak awal 1985 hingga sekarang.

Pendeder pun tak perlu takut mencari pasar. Mereka bisa memilih cara bermitra ataunonmitra. Keuntungan pendeder bermitra: memiliki jaminan pasar yang pasti daripenampung. Yang nonmitra, selain bebas menjual eceran, pun bisa menyetor kepenampung dengan harga jual lebih rendah 20-30% daripada bermitra. Toh, semua tetapmenuai untung.

Sukses Son Son, Ruslan, Ara, dan Komalasari memproduksi dan memasarkan belutsekarang ini bak bumi dan langit dibandingkan 8 tahun lalu. Siapa yang berani menjaminkalau belutbooming gampang menjualnya? ujar Eka Budianta, pengamat agribisnis diJakarta.

Menurut Eka, memang belut segar kini semakin dicari, bahkan harganya semakinmelambung jika sudah masuk ke restoran. Untuk harga satu porsiunagi-hidangan belutsegar-di restoran jepang yang cukup bergengsi di Jakarta Selatan mencapai Rp250.000.Apalagi bila dibeli di Tokyo, Osaka, maupun di restoran jepang di kota-kota besar dunia.

Dengan demikian boleh jadi banyak yang mengendus peluang bisnis belut yang kinipasarnya menganga lebar. Maklum pasokan belut-bibit maupun ukuran konsumsi-sangatminim, sedangkan permintaannya membludak. (Hermansyah/Peliput: Lani Marliani)

Penggunaan pestisida pada lahan pertanian yang berlebihan akan mempengaruhi ekosistem ikan yang ada disekitarnya, salah satunya adalah belut. Sehingga keberadaan belut di alam semakin terancam dikarenakan ketidak seimbangan kita dalam merawat alam. Tetapi, kini tidak perlu

khawatir, anda bisa memanfaatkan dengan membudidayakan belut sebagai peluang usaha sekaligus menjaga keseimbangan alam. Selain itu, keuntungan dalam berbisnis belut adalah besarnya permintaan pasar belut baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Permintaan ekspor belut dari beberapa negara tujuan dapat dilihat ditabel di bawah ini :

Sumber: Drs Ruslan Roy, MM, Ir R. M. Son Son Sundoro, www.eelstheband.com, dan telah diolah dari berbagai sumber.(*) dikutip dari sumber – sumber di trubus online, dll.

Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong,  Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempit pun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama.

a. Tempat/Lokasi BudidayaPemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya.

b. Pembuatan kolamLokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.c. Media PemeliharaanKolam budidaya belut menggunakan media pemeliharaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan

kurang lebih sebagai berikut :Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.

1. Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.2. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.3. Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.4. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.5. Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5

kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.

6. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.7. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang

sampai menutupi permukaan kolam.

Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.

d. Pemilihan BenihMedia pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal.Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan.Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :

Ciri Induk Belut Jantan

1. Berukuran panjang lebih dari 40 cm.2. Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu.3. Bentuk kepala tumpul.4. Usia diatas sepuluh bulan.

Ciri Induk Belut Betina

1. Berukuran panjang 20-30 cm2. Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda3. Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut4. Bentuk kepala runcing5. Usia dibawah sembilan bulan.

e. Perkembangan BelutBelut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan

suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U” dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.

f. PenetasanTelur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.

g. Makanan dan kebiasaan makanBelut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.

h. Hama belutBelut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.Perlakukan pasca panen pun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.

Terimakasih Pak Supriyatno,Untuk Budidaya belut cukup mudah pak,bapak siapkan dahulu kolam, kemudian buat media, baru tabur bibit.

sebagai gambaran saya kasih cara praktis budidaya belut sbb:

HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

SEBELUM TERNAK BELUT

1.PAKAN AWAL2.PAKAN LANJUTAN

3.KOLAM4.MEDIA5.AIR6.TANAMAN AIR

PAKAN AWALSatu Minggu sebelum Belut masuk usahakan pakan awal (Cacing, Kodok Dewasa, Ikan-ikan kecil) harus dimasukan terlebih dahulu kedalam kolam untuk persiapan pakan, semakin lama Cacing, Kodok dan Ikan Kecil didalam kolam, Maka semakin baik, Karena Cacing akan berkembang, Kodok akan bertelur dan Ikan-ikan kecil akan bertambah banyak sehingga cukup sebagai pakan awal.

PAKAN LANJUTANPakan ini diberikan setelah belut masuk kekolam dengan perhitungan sebagai berikut :

1.Bulan Ke-I, 5% dari berat bibit yang dimasukan , misalnya kita memasukan bibit 1 Kuintalmaka kita memasukan 5 kg Cacing/perhari (Pakan lain sebagai tambahan)

2.Bulan Ke-II, 10% dari berat bibit misalnya kita memasukan bibit 1 Kuintalmaka kita memasukan 10 kg Cacing/hari. (Pakan lain sebagai tambahan)

3.Bulan Ke III, 15% dari berat bibit belut misalnya kita memasukan bibit 1 Kuintalmaka kita memasukan 15 kg Cacing/hari. (Pakan lain sebagai tambahan)

4.Bulan Ke IV, Cacing secukupnya sebagai gantinya belatung dengan perbandingan:

Minggu Ke-I = 5 LiterMinggu Ke-II = 10 LiterMinggu Ke-III = 15 LiterMinggu Ke-IV = 20 Liter .

KOLAMAda 4 Type Kolam untuk budidaya belut :

1.Kolam Sawah2.Kolam Permanen / Tembok3.Kolam Jaring4.Kolam Terpal

Kolam SawahType ini lebih sederhana dan tidak memerlukan pembuatan media yang macam-macam, cukup material yang ada disawah.

Caranya :

*Sawah digali 30-40 cm*Pasang Jaring*Masukan Tanah galian tadi*Pinggir Jaring Dilipat Keatas, dan ditahan oleh bambu.*Air usahakan mengalir terus*Tanami dengan padi diatasnya.

Kolam PermanenKolam ini memerlukan biaya cukup besar, karena kita harus menyiapkan batu bata, semen dan pasir.Tapi type kolam ini bersifat tahan lama. Kita dapat memakai kolam bekas kolam ikan atau kolam bekas kolam ternak lele.

Caranya :

*Masukan Media*Isi Air*Tanami Tanaman Air

Kolam JaringType ini lebih memudahkan saat panen tapi syaratnya, air harus mengalir 24 jam. Sebab jika air tidak mengalir maka lambat laun air akan surut.

Caranya :

*Gali Tanah 50 – 70 cm*Masukan Jaring*Jaring dilipat keatas dan dijepit oleh bambu*Masukan Media*Tanami dengan tanaman air*masukan air (Usahakan air itu mengalir terus)

Kolam TerpalType kolam ini lebih mudah dan murah, dan mirip type kolam jaring.Cuma usahakan membuat kolam jangan seperti bak mandi (Keatas)Tapi digali kebawah,hal ini untuk menjaga kelembaban suhu. Setidaknya 80 % terpal masuk tanah

Caranya :

*Gali Tanah 50 – 70 cm*Masukan Terpal*Lipat keatas*Masukan media*Isi dengan tanaman air*Air masukan

MEDIAAda 4 macam media yang bisa dipilih :

1.Tanah 100% , Type Kolam Sawah

2.Tanah 80% ditambah 10% gedebong pisang busuk dan ditambah 10 % Jerami.Type Kolam Permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal.

3.Tanah 80% ditambah 20 % gedebong pisang busuk.Type Kolam Permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal.

4.Batang Pisang busuk 100%Type Kolam Permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal.

Dari pengalaman yang sudah dilakukan bahwa keberadaan jerami diperlukan untuk memberikan warna pada belut tersebut.

AIRUsahakan air mengalir, ada yang masuk dan ada yang keluar hal ini untuk mengeluarkan tinja dari kotoran belut, sebab jika tidak dibuang maka akan mengendap dan menimbulkan penyakit pada belut yang berakibat pada kematian.Usahakan mengalir setiap saat, jika tidak maka usahakan mengalir siang hari atau malam hari saja.

TANAMAN AIR1.Eceng Gondog2.Kangkung3.Genjer4.dan lain-lain.Usahakan eceng gondog, sebagai tanaman air dalam budidaya belut ini disamping cepat berkembang eceng gondog ternyata dapat menjaga keseimbangan PH air hal in bermanfaat untuk menetralisir racun dalam air.

TATA CARA MEMASUKAN BIBIT KEDALAM KOLAMDengan Type kolam permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal yang menggunakan media gedebong pisang busuk 100%.Di asumsikan sbb :

*Tanggal 1 Desember 2008Gedebong Pisang dimasukan ke kolam, lalu masukan air sampai penuh kemudiandiamkan selama 3 hari.

*Tanggal 3 Desember 2008Kuras airnya supaya getahnya hilang dan jika gedebong pisang susut maka ditambah lagi, lalu isi air lagi kemudian diamkan kembali selama 3 hari.

*Tanggal 6 Desember 2008Kuras airnya lagi supaya getahnya tambah hilang dan jika gedebong pisang susut lagi maka ditambah lagi, lalu isi air lagi, dan kemudian diamkan kembali selama 3 hari.

*Tanggal 9 Desember 2008Kuras airnya lagi supaya getahnya benar-benar hilang, selanjutnya isi kolam dengan air bersih, kemudian masukan eceng gondok tahap akhir baru masukan bibit belut.Sejak bibit masuk usahakan sirkulasi air lancar

———————————————————————————————————————————

Harga bibit belut Rp. 35.000,-/kg + ongkos kirim,minimal pembelian 25 kg untuk daerah jawa.Untuk Pengiriman menggunakan Cargo :Untuk biaya cargo 16.500,-/kgHarga bibit belut 35.000,-/kg

Jumlah Total: Rp. 51.500,- / kgTerimakasih.

Budidaya Belut saat ini dirasa sangat menguntungkan mengingat permintaan dalam dan luar negeri terus meningkat, namun Belut alam yang hidup bebas sangat sulit ditemukan. Penggunaan pestisida pembahas hama dilahan pertanian ternyata berdampak menghilangnya sebagian spesies ikan, termasuk belut. Hal ini sangat memprihatinkan, bila dipandang dari segi keseimbangan alam. Kelestarian alam merupakan tanggungjawab bersama penghuni bumi. Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempitpun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran dan pencatatan. Teknik Budidaya dan Pemeliharaan Belut 1. Tempat/Lokasi Budidaya Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. 2. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya. Pembuatan kolam Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm. 3. Media Pemeliharaan Kolam budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut : Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm. # Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm. # Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm. # Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm. # Lapisan tanah/lumpur setinggi 10

cm.Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil. 1. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm. 2. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam. Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu. 3. Pemilihan Benih Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal. Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan. Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut : 1. Ciri Induk Belut Jantan Berukuran panjang lebih dari 40 cm. Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu. Bentuk kepala tumpul. Usia diatas sepuluh bulan. 2. Ciri Induk Belut Betina Berukuran panjang 20-30 cm Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut Bentuk kepala runcing Usia dibawah sembilan bulan. e. Perkembangan Belut Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U”dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan. f. Penetasan Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri. g. Makanan dan kebiasaan makan Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm. h. Hama belut Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat. Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan. Perlakukan pasca panenpun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak. Belut merupakan makanan bergizi yang layak dikonsumsi manusia, sehingga dapat dipasarkan dimanapun, baik lokal maupun ekspor dengan harga yang cukup menguntungkan. Dalam rangka budidaya ini akan diselenggarakan Seminar atau Pelatihan Budidaya Belut dengan instruktur/narasumber Ir. R.M. Sonson Sundoro di Kaliurang pada tanggal 12-13 Februari 2005 dengan materi “Teknik Budidaya Belut” di Wisma Taman Eden Kaliurang Yogyakarta.

Kontribusi Pelatihan ini Rp. 525.000,- dengan fasilitas training kit, sertifikat, kartu anggota plasma, kaos, tas, kontrak jaminan pemasaran, transportasi ke peternak belut dan pertanggungan asuransi jiwa.

UDIDAYA BELUT DI AIR BERSIHUNTUK PEMBESARAN

MODEL-MODEL KOLAM "PEMBENIHAN"BUDIDAYA CACING LUMBRICUS UNTUK

PAKANGOBES’s -> Gabungan Orang Belut Semarang & SekitarnyaPP-UMKM KADIN JATENG -> Pusat Pengembangan Usaha Menengah Kecil Mikro

Metode terbaru kami untuk Budidaya Belut khususnya pembesaran adalah di "Air jernih (bersih / tanpa lumpur)". Metode ini sudah dicoba di beberapa petani yaitu Pati, Kudus, Semarang, Boyolali, Klaten dan Subang. Hasilnya sangat menakjubkan dalam kurun waktu 1 1/2 - 2 bulan pembesarannya sudah seukuran jari manis dan telunjuk tangan orang dewasa dengan pakan 100% cacing.Namun kita "tetap" menggunakan media lumpur dengan metode khusus untuk melakukan proses pembenihannya.

KASUS-KASUS YANG TERJADI (MEDIA LUMPUR) YANG HARUS DICERMATI:

1. Media lumpurnya memadat.2. Jerami dan gedebok pisang tidak membusuk / hancur.3. Media tidak keluar cacing Lor sawah sebagai cadangan pakan dalam kolam.4. Tanam benih 4 bulan, setelah di panen tidak ada sama sekali (mati semua).5. Tanam benih 4 bulan, hasil panen yang besar beberapa ekor saja, yang lainnya kecil

semua.6. Tanam benih 4 bulan, hasil panen yang besar beberapa ekor saja, yang lainnya tidak ada

(habis).7. Tanam benih 4 bulan, hasil panen " tetap" ukuran belutnya ( tidak bisa besar semua ).

Setelah meneliti dan mengunjungi hampir 75 orang petani belut dan menjalankan percobaan serta penelitian selama hampir 2 tahun pada

beberapa media (media lumpur, media gedebok busuk + air, dan media air bersih 100 %) dan beberapa jenis belut serta berkeliling menemui para Ketua Kelompok Tani Belut dan petaninya di daerah Pati (Bpk. Dodik), Demak (Bpk. Pujiwanto dan Bpk .Sukamto), Mranggen (Bpk. Abdul Hadi) Semarang, Sragen (Bpk. Ari Sujono), Kendal (Bpk. Nuh ), Jepara (Bpk. Fuad), Kudus (bpk. Hasan), Batang (Bpk Karjo), Pekalongan (Bpk Hadi), Tegal ( Bpk Primulyono), Indramayu (Bpk. Kasim), Bandung (Ibu Leny Huang) dan Kuningan Jawa Barat (Bpk. Wican) serta informasi dari beberapa orang “penyedek belut” dari daerah Ungaran dan Gunung Pati Jawa Tengah.

Akhirnya kami menganalisa dan menyimpulkan Kunci-kunci Pokok yang harus dipenuhi untuk Keberhasilan Membenihkan belut atau yang mau memulai usaha budidaya ini "Khususnya metode Pembenihan di media Lumpur" yaitu :

1. Harus Mengetahui benar-benar “Penjual bibit yang tidak bermasalah !”

2. Bisa memilih “bibit belut yang benar” (bisa besar setelah dibudidayakan)

3. Bisa memililh bibit yang “benar-benar sehat”4. Bisa “menyehatkan bibit belut di kolam karantina” setelah

perjalanan / transportasi5. Bisa “mengadaptasikan suasana di alam” setelah benih masuk

media6. Bisa membuat “benih belut mau makan” setelah ditebar di

media (kalau mau makan berarti benih belut bisa hidup)7. Bisa membuat “media yang tidak beracun / tidak panas / cocok

untuk belut”8. Media budidaya harus bisa menumbuhkan “cacing lor sawah”

setelah berjalannya waktu antara 3 minggu sampai 1 bulan setelah digenangi air

9. Bisa memberi “makanan yang berprotein tinggi” dan “yang disukai belut” pada awal pertumbuhannya (pada bulan I)

10. Mengetahui “teknik memberi makan yang tepat dengan protein yang seimbang dengan berat badannya” sehingga tidak mengakibatkan kanibalisme antar sesama belut pada bulan II sampai paneni

11. Mengetahui “tehnik cara panen yang baik” agar belut tidak luka atau mudah mati setelah dipanen

12. Sudah adanya pembeli yang menerima hasil panen dengan sistem pembayaran ditempat setelah ditimbang, dengan harga yang bagus.

13. Belut yang mempunyai nama latin Monopterus albus sudah lama dikenal oleh masyarakat baik indonesia maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang tinggi. Sebagian orang berangapan dengan mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Belut di

habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut mampu hidup dalam kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari kulitnya…

14. Selama ini belut yang ada dipasaran adalah belut hasil tangkapan alam, namun untuk memenuhi kebutuhan pasar mulai dikembangkan budidaya belut. Apa yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya belut ini, sedikit sharing ilmu soal budidaya belut.

15.16. Kolam

Gambar kolam terpal.Kolam pembesaran belut dapat menggunakan kolam permanen ( tembok ) dengan ukuran ideal 500 cm X 500 cm kedalaman 120 cm, kolam dari Drum bekas / tong , kolam jaring namun demikian anda juga bisa menggunakan kolam terpal dengan ukuran 400 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm. Menggunakan kolam terpal memang lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain. Kondisi air ph ideal bagi belut adalah 5 – 7 dengan suhu air antara 16 – 21 derajat Celcius. Untuk menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari langsung sebaiknya kolam diberi atap atau di beri tanaman eceng gondok di atas permukaan air.

17. Media Pemeliharaan18. Media hidup belut dibuat sebaik mungkin mendekati kondisi alam yang sesungguhnya.

Setelah anda menyiapkan kolam tersebut di atas, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran sebagai berikut :1. Jerami setinggi 25 – 40 cm.2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.9. Air setinggi 5 cm.

Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat digunakan Fermentor atau pupuk cair dg kandungan Microba Organik untuk membuat kompos seperti EM 4, Nasa, Superfarm ,atau NOPKOR yang paling effective, murah dan mudah di dapat ( tuangkan secara merata dg dosis 1 liter untuk kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya ),Media pemeliharaan ini di diamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2 sampai 3 minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan. Untuk mengetahui media sdh matang dgn menencapkan bambu / peralon sampai kedasar kolam angkat pelan- pelan keatas bila gelembung bening dan tdk ada bau maka media sudah matang. Setelah media matang alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun diamkan selama sehari bibit baru boleh ditebar.

19. Persiapan benih / bibit belut

Gambar bibit belut.Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.

20. Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.2. Gerakan lincah dan agresif.3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.4. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.5. Umur antara 2-4 bulan. Tidak dianjurkan benih berwarna hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuh kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil tangkapan dgn wuwu / bubu.

21. Pakan dan kebiasaan makan belut22. Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan

binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpah pakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar ( misalkan 40 kg benih diperlukan 2 kg pakan).umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4 bulan sebanyak 10 %.

23. Hama dan Penyakit

24. 1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

25. Panen

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

26. Semoga dapat menjadi tuntunan bagi para pemula dan beguna bagi kita semuaIkatlah amalmu dengan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat

27. Ditulis ulang dr berbagai sumberoleh: Agus mst ( [email protected])Pengurus Koperasi Agrobisnis Sukajaya dan pemerhati budidaya belut di Kendal-Jateng

28.29. yusufsatya– Budidaya Belut 30. BUDIDAYA IKAN BELUT 31. ( Synbranchus ) 32. 1. SEJARAH SINGKAT

33. Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat

memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka

memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-

rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal

dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu

komoditas ekspor.34. 2. SENTRA PERIKANAN

35. Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis

dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah

Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat

penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.36. 3. JENIS 37. Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:

38. Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Synbranchoidae

Famili : Synbranchidae

39. Genus : Synbranchus

Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw

(belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)40. Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. 41. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah