BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua...

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media Pemeliharaan 2.1.1. Morfologi Belut Sawah Ada dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah (Monopterus albus Zuieuw) dan belut rawa (Synbranchus bengalensis). Belut merupakan binatang melata yang termasuk bangsa ikan dan bukan sejenis ular (Sundoro, 2003). Belut merupakan hewan air yang tidak bersirip, bentuk badannya bulat memanjang dan berlendir banyak sehingga sulit di tangkap. Belut sawah memiliki mata kecil dan sipit, bermulut kecil seperti lipatan kulit, serta bergigi halus dan runcing. Belut berjalan dengan mengesotkan badan serasa berlenggok-lenggok dengan cepat. Menurut Saanin (1968, 1984), klasifikasi belut sawah adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Classis : Pisces Subclassis : Teleostei Ordo : Synbranchoidea Familia : Synbranchidae Genus : Monopterus Species : Monopterus albus Zuieuw 6 Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi dan Media Pemeliharaan

2.1.1. Morfologi Belut Sawah

Ada dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah

(Monopterus albus Zuieuw) dan belut rawa (Synbranchus bengalensis). Belut

merupakan binatang melata yang termasuk bangsa ikan dan bukan sejenis ular

(Sundoro, 2003). Belut merupakan hewan air yang tidak bersirip, bentuk

badannya bulat memanjang dan berlendir banyak sehingga sulit di tangkap. Belut

sawah memiliki mata kecil dan sipit, bermulut kecil seperti lipatan kulit, serta

bergigi halus dan runcing. Belut berjalan dengan mengesotkan badan serasa

berlenggok-lenggok dengan cepat.

Menurut Saanin (1968, 1984), klasifikasi belut sawah adalah sebagai

berikut:

Phylum : Chordata

Classis : Pisces

Subclassis : Teleostei

Ordo : Synbranchoidea

Familia : Synbranchidae

Genus : Monopterus

Species : Monopterus albus Zuieuw

6

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

7

Belut sawah (Monopterus albus Zuieuw) tergolong dalam famili

Synbranchidae yaitu ikan-ikan yang tidak mempunyai sirip atau rongga untuk

bergerak. Tubuhnya panjang mirip ular, tetapi belut tidak memiliki sisik, kulitnya

licin mengeluarkan lendir. Belut mampu hidup di lumpur dan di air keruh.

Kemampuan ini didapat karena belut memiliki alat pernapasan tambahan berupa

kulit tipis berlendir yang terdapat di rongga mulutnya. Alat ini berfungsi

menghirup oksigen langsung dari udara. Sementara itu, insangnya mengisap

oksigen dari dalam air. Kebiasaan menghirup langsung dari udara tampak ketika

belut menyembul dari liang tempat tinggalnya (Sundoro, 2003).

Belut sawah (Monopterus albus Zuieuw) dapat di temukan di daerah

tropis seperti India, China bagian utara, Malaysia, dan Indonesia. Belut dapat

hidup di kolam yang berlumpur, rawa-rawa, kanal, dan persawahan.

2.1.2. Media Pemeliharaan Belut Sawah

Menurut Sundoro (2003), pemilihan lokasi sebaiknya diawali dengan

melakukan survai lokasi. Setelah lokasi dirasa cocok, barulah di bangun kolam

pembudidayaan. Lokasi yang cocok untuk budidaya belut adalah lokasi yang

dekat dengan sumber air. Kolam pembesaran harus di beri media pemeliharaan.

Media ini merupakan tempat hidup belut, yang tersusun dari campuran tanah

sawah ataupun lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk

kompas (sekam/gabah padi/daun-daun yang sudah dibusukan), jerami padi,

cincangan batang pisang, serta pupuk urea, dan NPK (Warisno, 2010).

Walaupun demikian, belut juga bisa hidup di air bening tanpa adanya

lumpur. Hal ini memungkinkan belut untuk hidup di air bening, tetapi

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

8

lingkungannya harus dikondisikan dalam suasana yang nyaman dan merasa

terlindungi serta selalu terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Selain itu, bisa dilakukan

dengan menjaga suhu dan derajat keasaman air selalu sesuai dengan yang

dibutuhkan belut. Untuk mengurangi intensitas cahaya terutama di siang hari

dapat menggunakan pelepah pisang, dan eceng gondok agar menciptakan rasa

nyaman bagi belut. Hal inilah yang mendasari pemikiran untuk membudidayakan

belut di air bening atau tanpa ada unsur lumpur di dalam medianya (Junariyata,

2012).

Menurut Sarwono (2011), sebelum pembesaran belut terlebih dahulu di

aklimatisasi selama kurang lebih 2 minggu, yakni dengan cara menempatkan bibit

belut di media air berlumpur. Selanjutnya, sedikit demi sedikit media diubah

komposisinya sehingga semakin lama semakin bening dan pada akhirnya media

menjadi air bening secara keseluruhan. Setelah kurang lebih 2 minggu di media

karantina dan bibit belut sudah terbiasa hidup di air bening tanpa lumpur, hal yang

perlu dilakukan adalah menyiapkan media pemeliharaan berupa air bersih. Hal ini

karena kualitas air sangat menentukan kehidupan belut hingga masa pemanenan.

Untuk mengetahui kualitas air dalam kondisi baik, dapat dilihat dari warnanya

yang jernih (bening) dan tidak berbau. Air bersih tersebut bisa didapatkan dari air

sumur atau sumber air lainnya.

Menurut Junariyata (2012) wadah yang akan disiapkan sebagai tempat

pembesaran sebaiknya tidak langsung di isi penuh dengan air, tetapi cukup di isi

kira-kira setinggi satu telapak tangan terlebih dahulu, kemudian baru ditambah

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

9

lagi setelah bibit belut dimasukkan (kurang lebih 5 cm dari tinggi tumpukan

belut).

2.2. Morfologi Keong Mas

Keong mas (Pomacea canaliculata) adalah siput sawah dengan warna

cangkang keemasan yang dianggap sebagai salah satu hama dalam produksi padi.

Keong mas disebut hama karena dapat merusak langsung terhadap batang padi.

Keong mas dapat merusak padi muda, sedangkan padi tua tidak dirusak. Keong

mas merusak tanaman padi pada waktu mulai berkecambah sampai umur 30-35

hari, dengan tingkat kerusakan dapat mencapai 100% (Susanto, 1995). Keong mas

memiliki karakteristik khusus yang dapat digunakan untuk membedakan dengan

keong-keong jenis lain yang hidup pada habitat yang sama. Keong mas dewasa

memiliki cangkang berwarna coklat dan daging berwarna putih krem hingga

kemerah-merahan. Ukuran tubuhnya bervariasi dan tergantung pada ketersediaan

makanan. Makanan keong mas umumnya berupa tanaman yang masih muda dan

lunak, misalnya bibit padi, sayuran, dan eceng gondok (Departemen Pertanian,

2001).

Klasifikasi keong mas menurut Cowre (2006) adalah sebagai berikut:

Phylum : Mollusca

Classis : Gastropoda

Ordo : Mesogastropoda

Familia : Ampullaridae

Genus : Pomacea

Species : Pomacea canaliculata.

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

10

Keong mas di Indonesia dapat ditemukan di pulau Jawa, Sumatra,

Sulawesi, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Irian Jaya. Keong mas senang hidup

terutama di daerah persawahan, kolam, maupun perairan umum seperti rawa,

sungai, dan saluran air (Departemen Pertanian, 2001).

2.3. Morfologi Cacing Tanah

Cacing tanah (Pheretima sp.) merupakan hewan tingkat rendah karena

tidak memiliki tulang belakang atau avertebrata (Simanjuntak dan Waluyo, 1982).

Hewan ini digolongkan kedalam filum Annelida karena seluruh tubuhnya tersusun

atas beberapa segmen (ruas) yang berbentuk seperti cincin. Pada setiap segmen

tubuhnya terdapat rambut yang keras dan berukuran pendek yang disebut chaeta

(seta). Jumlah segmen dan seta ini menjadi tanda pada masing-masing jenis

cacing (Khairuman dan Amri, 2009).

Cacing tanah banyak ditemukan di Indonesia dan seing dikenal dengan

sebutan cacing kalung, cacing merah, dan cacing koot yang termasuk dalam genus

Pheretima. Cacing tanah merupakan hewan asli dari Asia Tenggara yang

mengembara ke daerah tropik, subtropik, bahkan sampai ke daerah beriklim

sedang (Simanjuntak dan Waluyo, 1982).

Klasifikasi cacing tanah (Pheretima sp.) menurut Catalan (1981):

Phylum : Annelida

Classis : Chaetopoda

Ordo : Oligochaeta

Familia : Megascolecidae

Genus : Pheretima

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

11

Species : Pheretima sp.

Menurut Khairuman dan Amri (2009), cacing tanah (Pheretima sp.)

mempunyai kadar protein yang sangat tinggi yaitu mencapai 50-78% dari bobot

kering, dihitung dari jumlah nitrogen di dalamnya. Persentase ini lebih tinggi

daripada protein yang terdapat dalam daging ternak seperti sapi, kerbau, dan

kambing yang hanya sebesar 60%, ataupun telur, ikan, dan kacang kedelai yang

hanya sebeser 45%.

Cacing tanah sangat sensitif terhadap panas dan akan mati jika

dimasukkan ke dalam air hangat atau panas. Cacing tanah tidak memiliki hidung,

sehingga oksigen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di ambil

melalui kulit. Anus terdapat pada ujung posterior (Simanjuntak dan Waluyo,

1982).

Menurut Budiarti dan Palungkung (1992), untuk membedakan cacing

tanah jenis Pheretima dengan jenis cacing tanah lainnya dapat dilakukan dengan

dua cara identifikasi. Secara mikroskopis yaitu dengan memperhatikan letak

klitelum (penebalan pada kulit dan warna yang berbeda dari tubuhnya, biasanya

lebih pucat), letak seta, banyaknya seta, dan segmen, serta dapat dilihat dari

bentuk tubuhnya. Cacing tanah jenis Pheretima, segmennya bisa mencapai 95

sampai 150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14 sampai 16. Tubuhnya

berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Beberapa cacing

tanah yang termasuk jenis ini antara lain cacing kalung, cacing merah, dan cacing

koot.

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

12

2.4. Kebutuhan Nutrisi Ikan

Kebutuhan nutrisi ikan di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis,

ukuran, dan aktifitas ikan, serta faktor lingkungan seperti suhu dan kadar oksigen

terlarut (Djadjasewaka, 1990). Umumnya terdapat 6 macam nutrien utama untuk

pakan ikan yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Mineral

dan air digunakan sebagai bahan-bahan struktural. Karbohidrat, lemak, dan

protein digunakan sebagai sumber energi, sedangkan mineral dan vitamin yang

larut dalam air berfungsi sebagai ko-enzim pada sistem biokimia (Suhartono,

1985).

Vitamin adalah senyawa organik yang sangat penting peranannya dalam

kehidupan ikan. Walaupun tidak merupakan sumber tenaga, tetapi vitamin

dibutuhkan sebagai katalisator (pemacu) terjadinya proses metabolisme di dalam

tubuh. Jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit, tapi bila kekurangan dapat

mengakibatkan gangguan dan penyakit. Secara umum kita dapat membedakan

vitamin-vitamin dalam dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam lemak

(vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air (vitamin kompleks B

dan vitamin C). Fungsi vitamin bagi ikan untuk pertumbuhan normal

pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi (Mujiman, 1999).

Mineral adalah bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan untuk

pembentukan jaringan tubuh, proses metabolisme, dan mempertahankan

keseimbangan osmosis dan ketegangan sel. Makanan alami biasanya telah cukup

mengandung mineral, sehingga tidak mengakibatkan gangguan dan penyakit.

Adapun mineral yang dibutuhkan dalam mempertahankan proses metabolisme

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

13

adalah Natrium (Na), Kapur (Ca), dan Klor (Kl), sedangkan untuk proses

asmoregulasi diperlukan juga mineral seperti Boron (Bo), Alumunium (Al), Seng

(Zn), dan Arsen (As).

Protein (zat putih telur) sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk

menghasilkan tenaga maupun untuk pertumbuhan. Bagi ikan, protein merupakan

sumber tenaga yang paling utama. Pada umumnya ikan membutuhkan protein

lebih banyak dari pada hewan-hewan ternak di darat (unggas dan hewan

menyusui). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh terhadap jumlah

kebutuhan protein. Seperti halnya belut atau bisa dikatakan ikan pemakan daging

(karnivora) membutuhkan protein yang lebih banyak daripada ikan pemakan

tumbuh-tumbuhan (herbivora). Ikan membutuhkan makanan yang kadar

proteinnya berkisar antara 20-60%, sedangkan kadar yang optimum berkisar

antara 30-36%. Apabila protein dalam makanan kurang dari 6% (berat basah),

maka ikannya tidak dapat tumbuh. Dengan sendirinya jumlah kebutuhan tersebut

dipengaruhi oleh mutu proteinnya, sedangkan mutu protein tersebut dipengaruhi

oleh kandungan asam aminonya (Mudjiman, 1999).

Air merupakan media kehidupan ikan, kandungan air dalam pakan ikan

berkisar antara 70%-90% berat basah, tanpa menghiraukan kandungan bahan-

bahan kerasnya (misalnya cangkang, tulang, duri, dan lain-lain) (Mudjiman,

1999).

2.5. Tepung Ikan

Tepung ikan merupakan salah satu bahan pembuatan pakan ikan terutama

dalam bentuk pelet. Untuk menunjang pertumbuhan ikan, maka dalam pakan ikan

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

14

harus tersedia kandungan zat-zat gizi terutama protein dan sumber energi lainnya

(Watanabe et al., 2001).

Tepung ikan biasa digunakan sebagai sumber protein hewani pada pelet.

Protein merupakan sumber energi utama bagi ikan. Selain digunakan sebagai

komponen pakan ikan, tepung ikan juga digunakan sebagai komponen pakan bagi

ternak. Tepung ikan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biskuit

(Priyono, 2009).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat tepung ikan

dari ikan segar. Cara yang paling sederhana yaitu dilakukan penjemuran dibawah

sinar matahari. Metode ini di beberapa wilayah masih digunakan dengan kualitas

produknya yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan teknik modern.

Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan,

pengepresan, pengeringan, dan penggilingan menggunakan mesin yang telah

dirancang sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada

prinsipnya membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus untuk

menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi (Priyono, 2009).

2.6. Pakan Ikan

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan.

Komponen biaya pakan mencapai 60-80% dari biaya produksi. Jika dalam

pemakaian pakan selalu mengandalkan pakan buatan pabrik, dapat mengurangi

keuntungan pembudidayaan ikan bahkan merupakan kerugian karena harga pakan

buatan pabrik selalu mengalami kenaikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

15

membuat pakan ikan sendiri. Dengan memanfaatkan bahan baku dari alam yaitu

keong mas dan cacing tanah akan dapat mengurangi biaya pakan.

Berdasarkan macam makanan ikan dapat dibedakan menjadi 5 macam

golongan, yaitu: (1) pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora atau vegetaris), (2)

pemakan daging (karnivora), (3) pemakan segala atau campuran (omnivora), (4)

pemakan plankton, dan (5) pemakan detrikus (hancuran bahan organik)

(Mudjiman, 1999). Selain itu jenis pakan alami ikan yang berasal dari golongan

hewan adalah berupa organisme invertebrata dan vertebrata. Organisme yang

tergolong invertebrata anatara lain adalah copepoda, cladocera, larva insekta air,

sedangkan yang tergolong vertebrata adalah anak ikan, kecebong, dan hewan dari

daratan (Halver, 1972). Menurut Wirosaputro (1997) dari percobaannya tentang

budidaya belut dalam bak mendapatkan bahwa jenis pakan alami yang tersedia

adalah Basillariophyceae, Chlorophyceae, Chrysophyceae, Xanthophyceae, dan

Cilliata.

Di alam, belut merupakan pemakan detritus yang berasal dari

pembusukan bahan-bahan organik, kotoran hewan, dan cacing. Belut termasuk

hewan yang aktif mencari makan pada malam hari. Belut sawah membuat lubang

untuk berlindung dan bersembunyi serta mencari makan. Belut pada dasarnya

bersifat karnivora. Pada saat masih kecil, belut memangsa jenis renik

(zooplankton dan zoobentos), larva-larva serangga, cacing-cacingan, siput, berudu

katak, dan benih-benih ikan yang masih lemah (Muljana, 2001).

Peningkatan produksi perikanan dapat dilakukan dengan pemberian

pakan tambahan, sedangkan tingginya produksi yang dicapai tergantung pada

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

16

beberapa faktor, antara lain kualitas dan kuantitas pakan. Produksi ikan dapat

meningkat tiga kali lipat jika diberikan pakan buatan. Pakan minimal harus

mengandung protein, karbohidrat, dan lemak, tetapi ikan cenderung

membutuhkan protein sebagai sumber energi utama untuk metabolismenya

(Asmawi, 1983). Untuk mengatasi permasalahan tingginya biaya produksi dalam

budidaya ikan terutama pakan dilakukan dengan menggunakan bahan baku pakan

yang murah dan mudah didapatkan, salah satunya adalah keong mas dan cacing

tanah yang masih banyak terdapat di alam.

2.7. Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan parameter penting dalam budidaya ikan

terutama ikan yang bernilai ekonomis tinggi, karena pertumbuhan akan

menentukan besarnya produksi. Pertumbuhan ikan adalah perubahan ukuran baik

berat, panjang maupun volume tubuh dalam interval waktu tertentu dan setiap

spesies mempunyai ciri-ciri yang berlainan. Bentuk tubuh ikan dari satu spesies

dengan spesies lain pada umumnya berbeda dan pertumbuhannya lebih variabel

dan fleksibel dibanding dengan hewan lain. Menurut Effendi (1979), pertumbuhan

didefinisikan sebagai suatu ukuran, dapat berupa panjang atau berat dalam kurun

waktu tertentu.

Pertumbuhan terjadi bila energi makanan yang di makan ikan lebih

banyak dari pada yang diperlukan untuk pemeliharaan tubuh dan untuk mengganti

sel-sel yang rusak (Djadjasewaka, 1990). Menurut Effendi (1979) terdapat faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya jumlah dan ukuran makanan yang

tersedia, faktor kualitas air, umur, dan ukuran ikan serta kematangan gonad.

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

17

Pertumbuhan mempunyai bentuk yang berbeda dari suatu spesies ke

spesies lain. Brown (1980) mengatakan bahwa pertumbuhan bobot ikan hanya

terjadi bila makanan yang dikonsumsi lebih banyak dari kebutuhan dasar untuk

metabolisme basal dan penyediaan energi untuk menunjang aktivitasnya,

misalnya untuk keseimbangan metabolisme yang rutin. Pakan yang dikonsumsi

digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan menggantikan alat-alat tubuh yang

rusak. Setelah itu kelebihan pakan yang masih tersisa digunakan untuk

pertumbuhan (Asmawi, 1983). Seperti halnya organisme lain, ikan maupun belut

memerlukan zat makanan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan

mineral untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Protein merupakan zat

utama yang mempengaruhi pertumbuhan (Khairuman, 2002).

2.8. Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan merupakan pengukuran yang digunakan untuk

mengetahui besarnya kenaikan berat basah tubuh ikan dengan pakan yang

dikonsumsi sebanyak satu gram. Nilai efisiensi pakan digunakan sebagai indikator

untuk menentukan efektivitas pakan yang dikonsumsi oleh ikan (Zonneveld et al.,

1991).

Efisiensi pakan menggambarkan pertambahan berat basah per jumlah

pakan yang dikonsumsi (Watanabe et al., 2001). Jika efisiensi pakan rendah maka

laju pertumbuhan ikan akan rendah pula. Efisiensi pakan untuk pertumbuhan

dipengaruhi oleh daya cerna pakan, jenis, dan jumlah pakan yang dikonsumsi

serta laju pencernaan dan penyerapan zat makanan dan frekuensi pemberian pakan

(Mudiyanto et al., 1996). Kemampuan pemanfaatan pakan oleh ikan disebabkan

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

18

intensifikasi pemanfaatan energi oleh ikan. Kemampuan peningkatan efisiensi

pakan pada ikan berarti bahwa pakan yang diberikan digunakan dengan baik

dalam tubuh ikan. Semakin besar nilai efisiensi pakan maka semakin bagus

kualitas pakan tersebut.

2.9. Sintasan

Sintasan merupakan indikator untuk menghitung tingkat kehidupan

hewan peliharaan dari sekian populasi dalam waktu tertentu. Faktor yang

mempengaruhi sintasan ikan adalah kondisi lingkungan yang baru, stress, dan

adanya bibit penyakit yang timbul, sedangkan faktor dari dalam tubuh ikan adalah

kemampuan ikan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan umur ikan

(Zonneveld et al., 1991).

Salah satu kendala dalam budidaya ikan adalah tingginya tingkat

mortalitas. Faktor dari dalam tubuh ikan dapat mempengaruhi mortalitas yaitu

kemampuan ikan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan umur ikan

(Zonneveld et al., 1991).

2.10. Kualitas Air

Kualitas perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap

pertumbuhan makhluk hidup di air. Untuk dapat menjadi lingkungan yang baik

bagi hewan dan tumbuhan air harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain;

mengandung oksigen terlarut yang layak untuk kehidupan organisme, suhu yang

optimum, dan bebas dari bahan buangan yang dapat menurunkan kualitas

perairan. Air untuk kehidupan ikan dipengaruhi beberapa aspek fisik, kimia dan

biologi (Asmawi, 1983).

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Media ...repository.ump.ac.id/5971/3/BAB II.pdfAda dua jenis belut yang umum dikenal di Indonesia, yaitu belut sawah ... yang tersusun dari

19

Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh

dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.

Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun. Pada prinsipnya kondisi perairan adalah

air yang harus bersih dan kaya akan oksigen terutama untuk benih yang masih

kecil yaitu ukuran 1-2 cm, sedangkan untuk perkembangan belut dewasa tidak

memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang bersih (Wardoyo, 1978).

Pada dasarnya belut mengeluarkan ledir untuk menjaga agar tubuhnya

tetap licin sehingga dapat membantu gerak belut dan menjadi sarana melepaskan

diri dari musuh-musuhnya. Namun, dalam pemeliharaannya lendir belut yang

terus-menerus dikeluarkan dalam jumlah banyak akan mempengaruhi kualitas air,

terutama akan meningkatkan derajat keasaman atau pH air. Untuk itu, kualitas air

menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Walaupun tidak ada persyaratan

khusus, tetapi idealnya air yang digunakan sebagai media pembesaran belut tanpa

lumpur harus jernih, memiliki suhu antara 25-28 0C, tidak mengandung bahan

kimia berbahaya, serta kandungan pH-nya tidak lebih dari 7. Bila pH air melebihi

7, belut bisa mengalami keracunan, bahkan bisa menyebabkan kematian

(Junariyata, 2012).

Sebagai parameter untuk pemeliharaan atau budidaya ikan air tawar

adalah karakteristik sifat fisika dan kimia air. Karakteristik fisika dan kimia air ini

sangat mendasar dan sangat berpengaruh pada ikan. Adapun karakteristik tersebut

meliputi derajat keasaman (pH), kekerasan (dH), salinitas, karbondioksida (CO2)

terlarut, oksigen terlarut (O2), kandungan nitrogen, gas lain, material biologi, dan

partikel organik atau material tersuspensi (Wardoyo, 1981).

Pengaruh Pemberian Kombinasi..., Eka Agustiyani, FKIP, UMP, 2013