BUDI DAYA ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilis) DI PT ...
Transcript of BUDI DAYA ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilis) DI PT ...
TUGAS AKHIR
BUDI DAYA ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilis) DI PT
ANUGERAH ANGGREK NUSANTARA
Disusun oleh:
MIFTAKHUR ROHMAN
2016001
PROGRAM STUDI PRODUKSI PANGAN DAN HORTIKULTURA
POLITEKNIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN MAPENA
TUBAN
2019
TUGAS AKHIR
BUDI DAYA ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilis) DI PT
ANUGERAH ANGGREK NUSANTARA
Disusun oleh:
MIFTAKHUR ROHMAN
2016001
Tugas Akhir ini Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
A.Md. pada Program Studi Diploma III Produksi Pangan dan Hortikultura
Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena
PROGRAM STUDI PRODUKSI PANGAN DAN HORTIKULTURA
POLITEKNIK PERTANIAN DAN PETERNAKAN MAPENA
TUBAN
2019
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan
bahwa tugas akhir ini saya susun tanpa tindakan Plagiarisme sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena. Tugas
akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika kemudian hari ternyata
saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya
dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Politeknik Pertanian dan Peternakan
Mapena kepada saya.
Tuban, Agustus 2019
Miftakhur Rohman
NIM. 2016001
i
LEMBAR PENGESAHAN
BUDI DAYA ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilis) DI PT ANUGERAH
ANGGREK NUSANTARA
Miftakhur Rohman
2016001
Diterima dan Disetujui
Tanggal:
Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,
Adi Rastono, S.Pd., M.Si. Dwi Putri Sunaryanti, S.Si., M.Si.
NIDN. 0713129001 NIDN. 0720029003
Direktur, Ketua Program Studi,
Ali Saifudin, drh., M.Sc. Adi Rastono, S.Pd., M.Si.
NIDN. 0713048402 NIDN. 0713129001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
Budi Daya Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) di PT Anugerah Anggrek
Nusantara. Penulisan tugas akhir ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh
karena itu, perkenankan penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ali Saifudin, drh., M.Sc. selaku Direktur Politeknik Pertanian dan
Peternakan Mapena atas izin pelaksanaan tugas akhir.
2. Ibu Dwi Putri Sunaryanti, S.Si., M.Si. selaku Wakil Direktur Politeknik
Pertanian dan Peternakan Mapena atas izin pelaksanaan tugas akhir dan revisi
tugas akhir
3. Bapak Adi Rastono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Produksi
Pangan dan Hortikultura sekaligus Dosen Pembimbing yang membimbing
dalam penulisan tugas akhir.
4. Ayahanda Kariyono dan Ibunda Kandhiroh yang selalu memberikan motivasi,
fasilitas, dan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir.
5. Bapak Didik Yuli Suharyanto, S.P. selaku Manager PT Anugerah Anggrek
Nusantara yang telah izin pelaksanaan tugas akhir.
6. Tegar Arfanda Kurniawan selaku Pembimbing Lapang di PT Anugerah
Anggrek Nusantara yang telah memberi bimbingan pelaksanaan tugas akhir.
7. Nirma, Listiana, Anam, dan Syahril yang telah memberikan motivasi serta
saran dalam penyusunan tugas akhir.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan proposal
tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis berharap agar tugas akhir
ini dapat bermanfaat.
Tuban, Agustus 2019
Penulis
RINGKASAN
Anggrek merupakan tanaman hias yang banyak digemari oleh masyarakat
luas, bunga anggrek memiliki keanekaragaman warna, bentuk, dan corak bunga
yang menarik. Purwanto (2016) menyatakan bahwa anggrek sudah dikenal dalam
sejarah Cina sejak sebelum masehi. Persebaran famili Orchidaceae hampir
meliputi seluruh dunia yaitu wilayah tropis hingga wilayah kutub. Wilayah tropis
memiliki keanekaragaman anggrek paling tinggi, karena anggrek bersifat epifit
yang hidupnya menumpang pada batang, cabang, dan ranting pohon (Djufri et al.,
2015).
Anggrek adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi sebagai bunga
potong, tanaman hias dalam pot, taman dan merupakan komoditas yang telah
diekspor. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (2017) produksi anggrek
dari tahun 2013 sebesar 20.227.627 tangkai, tahun 2014 sebesar 19.739.627
tangkai, tahun 2015 sebesar 21.514.789 tangkai, tahun 2016 sebesar 19.978.078
tangkai, dan pada tahun 2017 sebesar 20.045.577 tangkai. Anggrek bulan
(Phalaenopsis) tergolong tanaman yang memiliki nilai harga jual yang cukup
mahal yaitu Rp. 180.000,-/tanaman dibandingkan anggrek Dendrobium sp.
dengan nilai jual seharga Rp. 80.000,-/tanaman. Harga jual tersebut sebanding
dengan keistimewaan yang ditawarkan oleh anggrek bulan seperti ukuran
bunganya yang besar, penampilannya anggun, warna bunga bervariasi, mahkota
bunga tidak mudah rontok dan kesegarannya tahan satu sampai dua bulan
sehingga menjadi daya tarik bagi konsumen (Yuswanti et al., 2015).
PT Anugerah Anggrek Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang agrobisnis dan agrowisata yang fokus membudidayakan anggrek. Tugas
akhir ini bertujuan memperoleh wawasan, pengetahuan tentang budi daya anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis) dan memperoleh keterampilan dalam budi daya
anggrek bulan di PT Anugerah Anggrek Nusantara. Tugas Akhir ini dilaksanakan
di PT Anugerah Anggrek Nusantara Kediri, Jawa Timur pada tanggal 1 April
sampai dengan tanggal 27 Mei 2019. Metode yang digunakan dalam tugas akhir
ini adalah praktik langsung budi daya anggek bulan (Phalaenopsis amabilis).
Budi daya anggrek bulan di PT Anugerah Anggrek Nusantara meliputi
kegiatan persiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan dan panen. Persiapan
media tanam meliputi perendaman media tanam pada larutan fungisida dan pupuk
NPK selama 12 jam. Tujuan dari perendaman yaitu supaya media tanam lebih
tahan lama, bebas dari cendawan dan media memiliki kandungan unsur hara untuk
pertumbuhan anggrek. Pindah tanam dapat dilaksanakan sepanjang hari, pindah
tanam anggrek dilakukan dengan cara menambahkan media tanam dan
penggantian pot yang lebih besar.
Pemeliharaan anggrek bulan meliputi penyiraman, pemupukan, karantina
anggrek, sanitasi, pengendalian hama dan penyakit. penyiraman dilaksanakan
dengan cara menyiram media tanam tanpa membasahi daun anggrek bulan.
Pemupukan anggrek dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan anorganik.
Pupuk organik diaplikasikan dengan cara menaburkan pupuk pada media tanam
sedangkan pupuk anorganik diaplikasikan dengan cara penyemprotan dan
pencelupan. Pupuk anorganik yang digunakan antara lain, pupuk NPK, ZA dan
pupuk perangsang pembungaan. Karantina anggrek dilakukan dengan proses
memindahkan tanaman anggrek yang telah tumbuh tangkai bunga dari green
house budi daya ke green house khusus karantina. Sanitasi dilaksanakan 1 minggu
sekali, kegiatan meliputi pemangkasan daun yang menguning, dan pencabutan
gulma. Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan secara kimiawi
menggunakan fungisida, bakterisida, dan insektisida, serta dilaksanakan dengan
cara mekanik yaitu membuang dan memusnahkan hama secara langsung.
Pemberian penyangga bunga anggrek dilaksanakan ketika tangkai bunga anggrek
bulan memiliki panjangnya lebih dari 25 cm. Panen anggrek di PT Anugerah
Anggrek Nusantara dalam bentuk tanaman hias pot yang telah berbunga.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
RINGKASAN .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3. Tujuan ............................................................................................... 3
1.4. Manfaat ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Anggrek ................................................. 4
2.2. Syarat Tumbuh ................................................................................. 5
2.3. Green House (Bangunan Tanam) ..................................................... 5
2.4. Media Tanam .................................................................................... 6
2.5. Bibit. ................................................................................................. 6
2.6. Penanaman ....................................................................................... 7
2.7. Pemeliharaan .................................................................................... 7
2.8. Panen ................................................................................................ 9
BAB III METODE
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 11
3.2. Metode Pelaksanaan ......................................................................... 11
3.3. Jadwal Pelaksanaan .......................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan .............................................................................. 14
4.2. Budi Daya Anggrek Bulan ............................................................... 15
4.3. Green House (Bangunan Tanam) ..................................................... 15
4.4. Media Tanam .................................................................................... 17
4.5. Bibit .................................................................................................. 19
4.6. Pindah Tanam ................................................................................... 20
4.7. Pemeliharaan .................................................................................... 21
4.8. Panen ................................................................................................ 28
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 30
5.2. Saran ................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31
LAMPIRAN ....................................................................................................... 34
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 36
i
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbedaan kebutuhan pupuk setiap fase pertumbuhan tanaman .......... 9
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan tugas akhir ............................................................ 13
Tabel 3. Perbedaan kandungan unsur hara NPK pada macam-macam
pupuk kandang ...................................................................................... 22
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur organisasi di PT Anugerah Anggrek Nusantara .............. 15
Gambar 2. Green house budi daya .................................................................. 16
Gambar 3. Green house karantina... ................................................................ 16
Gambar 4. Alat pengukur suhu dan kelembaban (termohigrometer) .............. 17
Gambar 5. Serabut kelapa ................................................................................ 18
Gambar 6. Arang kayu ..................................................................................... 18
Gambar 7. Cacahan kulit kelapa ...................................................................... 19
Gambar 8. Bibit anggrek bulan ........................................................................ 20
Gambar 9. Tanaman yang telah dipindah tanam ............................................. 20
Gambar 10. Proses penyiraman pada anggrek bulan ......................................... 21
Gambar 11. Aplikasi pupuk organik dengan cara tabur .................................... 22
Gambar 12. Aplikasi pupuk anorganik dengan cara pencelupan ...................... 23
Gambar 13. Aplikasi pupuk anorganik dengan cara penyemprotan .................. 24
Gambar 14. Tanaman yang telah muncul tangkai bunga .................................. 25
Gambar 15. Dampak serangan hama ................................................................. 25
Gambar 16. (a) Siput, (b) Bekicot, dan (c) Dampak dari serangan hama .......... 26
Gambar 17. (a) Penyakit busuk daun, (b) Aplikasi bakterisida ......................... 27
Gambar 18. Daun yang harus dipangkas ........................................................... 28
Gambar 19. Kawat penopang bunga .................................................................. 28
Gambar 20. Bunga anggrek yang siap dipanen ................................................. 29
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat persetujuan pelaksanaan tugas akhir ..................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anggrek merupakan tanaman hias yang banyak digemari oleh
masyarakat luas. Bunga anggrek memiliki keanekaragaman warna, bentuk,
dan corak bunga yang menarik. Anggrek sudah dikenal dalam sejarah Cina
sebelum masehi (Purwanto, 2016). Persebaran famili Orchidaceae (anggrek)
hampir meliputi seluruh dunia yaitu wilayah tropis hingga wilayah kutub.
Wilayah tropis memiliki keanekaragaman anggek paling tinggi, karena
anggrek bersifat epifit yang hidupnya menumpang pada batang atau cabang
pohon (Djufri et al., 2015).
Indonesia memiliki sekitar 4000 jenis anggrek yang tersebar di semua
pulau, salah satu jenisnya adalah anggrek bulan. Anggrek bulan tergolong
tanaman epifit yang sifatnya tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya,
sebab akar terdiri dari 2 jenis yaitu akar lekat dan akar gantung yang dapat
menyerap uap air dan gas. Anggrek bulan tumbuh di daerah tropis, baik dari
dataran rendah hingga pegunungan pada ketinggian 50-600 mdpl, dan dapat
tumbuh serta berkembang secara maksimal pada ketinggian 500-1.000 mdpl
(Damayanti, 2011).
Anggrek adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi sebagai
bunga potong, tanaman hias dalam pot, dan anggrek merupakan komoditas
yang telah diekspor di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistika (2017) produksi anggrek dari tahun 2013 sebesar 20.227.627
tangkai, tahun 2014 sebesar 19.739.627 tangkai, tahun 2015 sebesar
21.514.789 tangkai, tahun 2016 sebesar 19.978.078 tangkai, dan pada tahun
2017 sebesar 20.045.577 tangkai. Anggrek bulan (Phalaenopsis) termasuk
tanaman yang memiliki harga jual yang cukup tinggi yaitu Rp. 180.000,-
/tanaman dibandingkan anggrek Dendrobium dengan nilai jual seharga Rp.
80.000,-/tanaman. Harga jual tersebut sebanding dengan keistimewaan yang
ditawarkan oleh anggrek bulan seperti ukuran bunga yang besar,
penampilannya anggun, warna bunga bervariasi, mahkota bunga tidak
2
mudah rontok, dan kesegarannya tahan 1 sampai 2 bulan sehingga menjadi
daya tarik bagi konsumen (Yuswanti et al., 2015).
Harga jual anggrek bulan yang cukup mahal menjadi daya tarik bagi
petani hortikultura dikalangan masyarakat untuk membudidayakannya
secara luas. Upaya budi daya yang dilakukan oleh para petani hortikultura
masih menggunakan metode konvensional sehingga belum dapat memenuhi
permintaan. Penyebab utamanya adalah masih kurangnya pengetahuan
terhadap teknologi budi daya anggrek yang dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi dalam usaha budi daya (Ginting et al., 2018).
Berdasarkan permasalahan tersebut, harus dilakukan upaya pembelajaran
proses budi daya anggrek bulan secara baik dan benar sesuai dengan syarat
tumbuhnya, mulai dari persiapan bibit hingga pemanenan.
PT Anugerah Anggrek Nusantara adalah perusahaan yang bergerak di
bidang budi daya anggrek. PT Anugerah Anggrek Nusantara memiliki luas
lahan 10 hektar, serta dilengkapi dengan green house, laboratorium kultur
jaringan, swalayan anggrek, dan memiliki koleksi anggrek lebih dari 100
spesies. Pengembangan spesies anggrek baru untuk menambah jenis
anggrek dilakukan secara hybrid di PT Anugerah Anggrek Nusantara
dengan tujuan komersial dan konservasi. Potensi yang ditonjolkan oleh PT
Anugerah Anggrek Nusantara memberikan minat tersendiri untuk mencari
wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam budi daya anggrek.
1.2. Rumusan Masalah
Tingginya nilai ekonomi anggrek bulan di pasaran belum mampu
memicu masyarakat untuk membudidayakannya. Penyebab utamanya
adalah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang belum pernah
dipelajari. Berdasarkan permasalahan tersebut harus diupayakan
pembelajaran untuk menambah wawasan serta keterampilan agar dapat
membudidayakan anggrek bulan dengan baik, mulai dari persiapan bibit
hingga pemanenan.
3
1.3. Tujuan
Tujuan pelaksanaan tugas akhir sebagai berikut:
1. Memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang budi daya anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis) di PT Anugerah Anggrek Nusantara.
2. Memperoleh keterampilan dalam budi daya anggrek bulan
(Phalaenopsis amabilis) di PT Anugerah Anggrek Nusantara.
1.4. Manfaat
Tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi mahasiswa,
perusahaan, dan institusi.
a. Bagi mahasiswa
Memberikan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan mengenai budi
daya anggrek yang baik.
b. Bagi institusi
Terjalinnya kerjasama antara institusi dengan perusahaan, sehingga
institusi dapat meningkatkan kualitas lulusan, dan institusi akan lebih
dikenal di dunia industri.
c. Bagi perusahaan
Menghubungkan antara institusi dan perusahaan, sehingga terjalinnya
kerjasama dalam hal penelitian dan pengembangan produksi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Anggrek
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang termasuk ke dalam
famili Orchidaceae yang banyak digemari oleh masyarakat karena memiliki
nilai ekonomi tinggi, bentuk yang unik, warna yang menarik, dan daya tahan
kemekaran bunga yang lebih lama dibanding bunga potong komersil lainnya
(Yuswanti et al., 2015). Klasifikasi botani tanaman anggrek menurut Hatni
(2017) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Phalaeonopsis
Spesies : Phalaeonopsis amabilis
Bunga anggrek bulan (Phalaeonopsis amabilis) berwarna putih bersih
dengan sedikit variasi kuning dan bintik kemerahan di bibir bunga. Bunga
anggrek bulan tersusun majemuk dan muncul dari ketiak daun. Bunga simetri
bilateral, helaian kelompok umumnya berwarna mirip dengan mahkota
bunga. Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam lidah
yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan
putik. Benang sari mempunyai tangkai sangat pendek dengan kepala sari
berbentuk cakram kecil dan terlindungi oleh struktur kecil yang harus dibuka
oleh serangga penyerbuk dan membawa serbuk sari ke putik. Anggrek bulan
memiliki 2 macam akar yaitu akar lekat dan akar udara, akar lekat berfungsi
untuk melekat, menahan keseluruhan tanaman agar tetap berada di tempatnya
dan dapat menyerap air serta nutrisi, akar udara berfungsi untuk menyerap
nutrisi dalam bentuk uap air dan gas (Binawati, 2012).
Batang dari anggrek bulan sangat pendek dan terbungkus oleh seludang
daun dengan bagian ujung batang tumbuh lurus tidak terbatas (monopodial).
5
Daun anggrek mempunyai tulang daun yang sejajar dengan helaian daun,
berwarna hijau, daun tebal, dan berdaging. Daun anggrek berbentuk lonjong
dengan bagian ujung agak melebar dan tumpul. Buah anggrek merupakan
buah capsular yang berbelah 6 dengan jumlah biji yang banyak. Biji-biji
anggrek ini tidak memiliki endosperm yaitu jaringan penyimpan cadangan
makanan seperti biji tanaman pada umumnya (Hatni, 2017).
2.2. Syarat Tumbuh
Anggrek bulan termasuk anggrek epifit yang hidup menumpang pada
batang atau cabang tanaman lain, baik yang masih hidup maupun sudah mati.
Anggrek bulan dapat tumbuh di daerah tropis, baik dari dataran rendah
hingga pegunungan pada ketinggian 50-600 mdpl dan dapat tumbuh serta
berkembang secara maksimal pada ketinggian 500-1000 mdpl. Anggrek
membutuhkan cahaya matahari sebanyak 10 % - 40 % artinya anggrek bulan
menyukai tempat yang teduh. Anggrek bulan tidak membutuhkan air dalam
jumlah yang banyak, namun juga tidak terlalu sedikit. Pemberian air yang
berlebihan sering kali merugikan anggrek, sehingga kebutuhan air harus
disesuaikan dengan jenis anggrek, ukuran tanaman, jenis media, jenis pot,
suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin. Anggrek bulan tumbuh
dengan baik pada kelembaban udara antara 60 % - 70 % dengan suhu ideal
berkisar antara 19 ºC - 27 ºC, sehingga tanaman anggrek bulan menyukai
tempat dengan suhu udara yang sejuk, karena suhu udara yang sejuk dapat
mengurangi tingginya penguapan (Damayanti, 2011).
2.3. Green House (Bangunan Tanam)
Green house adalah suatu bangunan untuk budi daya, yang fungsinya
untuk menciptakan kondisi lingkungan optimal untuk tanaman, dengan
lingkungan terkendali. Green house memiliki struktur atap dan dinding yang
bersifat tembus cahaya, sehingga kebutuhan cahaya pada tanaman dapat
terpenuhi. Penggunaan atap dan dinding pada green house dapat menurunkan
intensitas cahaya agar tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak
6
menguntungkan, seperti suhu udara yang terlalu tinggi, curah hujan yang
terlalu tinggi, dan tiupan angin yang terlalu kencang.
Green house di dalamnya memiliki alat pengukur parameter lingkungan
untuk mengetahui apakah lingkungan tempat tumbuh tanaman telah sesuai
atau belum. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
terhadap tanaman yaitu cahaya matahari, suhu, kelembaban, kecepatan angin,
konsentrasi karbondioksida, serta hama dan penyakit. Penggunaan bangunan
tanam dapat memudahkan pengontrolan tanaman yang dibudidayakan,
memungkinkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi
pertumbuhan tanaman menjadi optimum bagi pertumbuhan tanaman
(Alahudin, 2013).
2.4. Media Tanam
Anggrek bulan merupakan jenis anggrek epifit yang hidupnya
menempel pada batang tumbuhan inang. Kriteria media tanam anggrek bulan
yang baik memiliki drainase, aerasi, dan mampu menjaga kelembaban dengan
baik. Anggrek bulan dapat ditanam dalam pot, blok pakis, cabang-cabang
kayu yang masih hidup maupun sudah mati. Media tanam yang dapat
digunakan untuk budi daya anggrek bulan diantaranya pakis, cocopeat, dan
arang kayu (Andalasari et al., 2014).
2.5. Bibit
Tanaman anggrek bulan dapat diperbanyak melalui 2 cara yaitu
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif
disebut perbanyakan seksual (penyerbukan atau perkawinan) yang dilakukan
oleh bantuan manusia maupun secara alami. Perbanyakan vegetatif dilakukan
menggunakan bagian tanaman atau jaringan tanaman yang mengandalkan
sifat totipotensi. Anggrek bulan termasuk jenis anggrek monopodial sehingga
cara perbanyakan secara vegetatif anggrek bulan dapat dilakukan
menggunakan keiki dan kultur jaringan.
Keiki adalah anakan yang muncul dan tumbuh dari tangkai bunga
anggrek bulan. Perbanyakan anggrek bulan melalui keiki yaitu dengan cara
7
memotong anakan yang keluar dari tangkai bunga sehingga diperoleh
individu baru. Perbanyakan dengan metode kultur jaringan dilakukan dengan
cara menumbuhkan bagian tanaman yaitu meliputi jaringan, sel, organ, dan
protoplasma dalam kondisi aseptik. Perbanyakan dengan teknik ini akan
melewati tahap aklimatisasi yang merupakan proses penyesuaian terhadap
iklim pada lingkungan baru (Gunawan, 2001).
2.6. Penanaman
Penanaman tanaman anggrek disesuaikan dengan sifat hidupnya.
Anggrek bulan merupakan jenis anggrek semi ephytis yaitu jenis anggrek
yang menempel pada ranting atau pohon. Media penanaman anggrek dapat
menggunakan arang kayu, pakis, dan pecahan batu bata. Penanaman anggrek
menurut Putra (2009) dapat menggunakan pot tanah/plastik.
Penanaman anggrek dengan pot tanah/plastik menggunakan ukuran pot
dengan diameter 20-30 cm atau disesuaikan dengan ukuran tanaman anggrek
yang akan ditanam. Media tanam berupa serabut kelapa, pecahan genting atau
bata, dan arang kayu. Rendam serabut kelapa terlebih dahulu pada larutan
pupuk dan pestisida sebelum digunakan. Susun media ke dalam pot tanah
mulai dari lapisan dasar yaitu pecahan batu bata atau arang kayu, tanam bibit
anggrek bulan selanjutnya timbun akarnya dengan serabut kelapa dan arang
kayu.
2.7. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman anggrek meliputi pemupukan,
penyiraman dan pengendalian organisme pengganggu tanaman dalam budi
daya anggrek bulan.
1. Penyiraman
Penyiraman merupakan kegiatan yang penting dalam pemeliharaan
tanaman anggrek. Penyiraman air berfungsi sebagai pelarut senyawa-
senyawa, pengisi sel, pengatur tekanan sel, pengangkut unsur hara dalam
tubuh tumbuhan, dan sebagai pendingin sehingga dapat mengatur
temperatur daun. Kebutuhan air sangat bergantung pada jenis anggrek,
8
ukuran tanaman, jenis media, suhu udara, kecepatan angin, dan
kelembaban udara. Cara penyiraman yang baik adalah melalui penyemprot
yang memiliki nozel, penyiraman dengan alat ini dapat mempermudah
pengaturan butiran air, sehingga tidak menghanyutkan media tumbuh,
merusak batang, dan merusak bunga. Penyiraman tanaman anggrek
disesuaikan dengan kondisi cuaca, jika cuaca sedang terik maka
penyiraman dapat dilakuakan dua kali sehari yaitu pagi dan sore, namun
jika musim penghujan tanaman anggrek tidak perlu disiram. Pemberian air
secara berlebihan akan memicu penyakit pada tanaman anggrek sehingga
dapat mengakibatkan tanaman anggrek mati (Gunawan, 2001).
2. Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman untuk
memenuhi kebutuhan tanaman, yang pada kondisi tertentu tidak tersedia
pada media tanam. Pemberian pupuk atau nutrisi menurut Putra (2009)
dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pupuk dalam bentuk padat, dapat diaplikasikan dengan menaburkan
pupuk secara merata pada media tanam.
2. Pupuk dalam bentuk cair cara aplikasinya dicampur dengan beberapa
liter air sesuai dengan takaran yang dianjurkan.
Pemupukan yang banyak dilakukan pada tanaman anggrek yaitu
pemupukan lewat daun, karena lebih efektif dibandingkan cara lain, sebab
daun anggrek mampu menyerap pupuk sekitar 90 %, sedangkan akar
hanya mampu menyerap pupuk sekitar 10 % (Sari et al., 2011). Kegiatan
pemupukan dilaksanakan pada pagi dan sore hari. Penguapan yang terjadi
waktu pagi dan sore hari cukup rendah, sehingga pupuk dapat diserap oleh
tanaman anggrek secara optimal (Sutapa et al., 2015).
Jenis pupuk yang digunakan pada tanaman anggrek umumnya adalah
pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung unsur hara makro dan
mikro. Aplikasi pupuk harus menyesuaikan dengan fase pertumbuhan
tanaman. Perbedaan kebutuhan pupuk dalam setiap fase pertumbuhan
tanaman dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan kebutuhan pupuk setiap fase pertumbuhan tanaman
9
Fase Pertumbuhan N P K
Seedling 60 % 30 % 10 %
Tanaman muda 30 % 30 % 30 %
Tanaman dewasa 10 % 60 % 10 %
(Sumber: Harahap, 2010)
Bibit tanaman sampai masa remaja membutuhkan komposisi N
(Nitrogen) yang lebih tinggi dibandingkan unsur P (Fosfor) dan K
(Kalium) karena nitrogen berfungsi merangsang pembentukan daun dan
sistem akar lebih kokoh. Unsur N juga berfungsi untuk pembentukan
klorofil sehingga pembentukan warna hijau semakin sempurna. Unsur P
berfungsi untuk pembentukan bunga. Tanaman dalam kondisi lemah atau
saat musim hujan, disarankan menggunakan pupuk dengan komposisi K
lebih tinggi karena unsur K berfungsi untuk memperkuat dinding sel
sehingga bunga tidak mudah rontok (Harahap, 2010).
3. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu aspek yang
penting dalam budi daya anggrek. Kerusakan tanaman anggrek yang
disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dapat menimbulkan kerugian
yang besar. Tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit
harus dilaksanakan, seperti kebersihan tempat, pemangkasan daun,
hindarkan pemberian air yang berlebihan terutama saat musim penghujan,
pergantian media tumbuh bertujuan agar tanaman terhindar dari lumut
maupun cendawan, serta penggunaan pestisida sesuai dosis dan sasaran
hama atau penyakit pada tanaman anggrek (Gunawan, 2001).
2.8. Panen
Panen merupakan kegiatan pengambilan hasil produksi tanaman yang
dibudidayakan. Tanaman anggrek umumnya setelah berbunga akan
digunakan sabagai bunga potong atau tanaman pot bunga. Produk pemanenan
tanaman anggrek berupa bunga pot tanaman hias yang siap di jual. Anggrek
dapat dipanen ketika berumur 2 tahun. Pemanenan dapat dilaksanakan pada
anggrek yang sudah mekar 75 % - 80 % (Damayanti, 2011). Tanaman
10
anggrek yang sudah sesuai dengan kriteria akan dipilah kemudian dipasarkan
di swalayan anggrek.
11
BAB III
METODE
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Tugas akhir ini dilaksanakan di PT Anugerah Anggrek Nusantara yang
beralamatkan di Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri,
Provinsi Jawa Timur, 64291 (lampiran 1). Waktu pelaksanaan tugas akhir
pada tanggal 01 April 2019 sampai pada tanggal 27 Mei 2019. Kegiatan
dilaksanakan pada pukul 07.00-15.00 WIB.
3.2. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir di PT Anugerah
Anggrek Nusantara adalah praktik langsung budi daya anggek bulan
(Phalaenopsis amabilis) yang meliputi:
a. Persiapan Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan yaitu tong kapasitas 200 liter, sprayer, bak
pemupukan, pot plastik, kawat penyangga, selotip, dan gunting
pangkas.
2. Bahan yang digunakan yaitu cacahan kulit kelapa, serabut kelapa, arang
kayu, fungisida, insektisida, bakterisida, pupuk NPK, pupuk ZA, pupuk
kandang kelinci, bibit anggrek bulan, dan pupuk perangsang
pembungaan.
b. Langkah Budi Daya Anggrek Bulan
1. Persiapan media tanam
Media tanam terdiri dari serabut kelapa, arang kayu, dan cacahan
kulit kelapa direndam pada larutan yang terdiri dari fungisida 250 gr,
pupuk NPK 500 gr/100 liter air. Perendaman dilakukan selama 12 jam.
2. Persiapan bibit
Bibit anggrek bulan diperoleh dari hasil kultur jaringan yang telah
melewati proses adaptasi lingkungan.
3. Pindah tanam
a) Meletakkan arang kayu pada dasar pot.
12
b) Melilitkan akar anggrek dengan serabut kelapa.
c) Memasukkan bibit anggrek pada pot plastik.
d) Menaburkan pupuk organik pada media tanam.
e) Menutup pupuk menggunakan cacahan kulit kelapa.
4. Pemeliharaan
a) Melakukan penyiraman dengan cara menyiram media tanam pada
anggrek bulan.
b) Melaksanakan pencabutan gulma dan memotong daun yang telah
menguning.
c) Pupuk anggrek bulan terbagi menjadi dua pupuk organik dan
anorganik, pupuk organik diaplikasikan dengan cara tabur. Pupuk
anorganik diaplikasikan dengan cara semprot dan celup.
d) Mengkarantina anggrek bulan yang telah muncul tangkai bunga
e) Memberikan penyangga bunga anggrek yang memiliki tangkai lebih
dari 25 cm.
5. Penanganan hama dan penyakit dilaksanakan secara kimiawi dan
mekanik.
a) Kimiawi yaitu penanganan hama dan penyakit dengan menggunakan
zat kimia seperti fungisida, bakterisida, dan insektisida.
b) Mekanik yaitu dengan memusnahkan, membersihkan, dan
mengambil hama atau bagian tanaman yang terserang secara manual.
6. Tanaman anggrek bulan dipanen dalam bentuk tanaman hias yang telah
berbunga.
13
3.3. Jadwal Pelaksanaan
Berikut adalah jadwal pelaksanaan tugas akhir di PT Anugerah
Anggrek Nusantara dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan tugas akhir di PT Anugerah Anggrek Nusantara
No Kegiatan
April Mei
Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Orientasi lapang
2 Persiapan media tanam
3 Pindah tanam
4 Penyiraman
5 Pemupukan
6 Karantina anggrek
7 Sanitasi
8 Pengendalian hama dan
penyakit
9 Penyangga bunga
10 Panen
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan
PT Anugerah Anggrek Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang agrobisnis dan agrowisata yang fokus membudidayakan anggrek.
Berdiri pada tanggal 7 Mei 2016 di Kabupaten Kediri. Perusahaan ini
beralamat di Desa Sumber Petung, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri,
Provinsi Jawa Timur. PT Anugerah Anggrek Nusanatara didirikan untuk
menyuplai kebutuhan pasar akan tanaman anggrek. Perusahaan ini
membudidayakan beragam jenis anggrek mulai dari Vanda, Oncidium,
Cattleya, Arachnis dan anggrek hybrid, dengan fokus memproduksi jenis
anggrek bulan (Phalaenopsis sp) dan anggrek Dendrobium.
Visi dari perusahaan kedepan mampu memproduksi 1 juta tanaman
anggrek pertahun, menjadi pengembang anggrek dalam skala nasional,
terutama untuk Indonesia bagian timur sebagai pengembangan dan
pelestarian anggrek (museum anggrek). Misi perusahaan adalah
mempopulerkan anggrek, sehingga anggrek lebih dikenal luas oleh
masyarakat pada umumnya. PT Anugerah Anggrek Nusantara memiliki
fasilitas yang cukup memadai, perusahaan ini dilengkapi dengan
laboratorium kultur jaringan untuk keperluan pembibitan, dan memiliki 10
green house yang digunakan sebagai budi daya.
PT Anugerah Anggrek Nusantara dipimpin oleh Dr. Ir. Zainudin, S.U.
sebagai direktur yang berewenang menerbitkan, menetapkan kebijakan-
kebijakan perusahaan, dan mengawasi tugas manager. Bapak Didik Yuli
Suharyanto, S.P. menjabat sebagai manager yang mengatur perusahaan
dengan mengelola staf sesuai dengan divisinya masing-masing, bertanggung
jawab tentang perencanaan dan evaluasi kegiatan perusahaan. Divisi
laboratorium bertugas memproduksi bibit melalui kultur jaringan yang
digunakan dalam budi daya. Divisi kebun bertugas membudidayakan anggrek
dari bibit hingga tanaman siap untuk dipanen. Divisi pemasaran bertugas
untuk memasarkan hasil budi daya anggrek yang telah diproduksi oleh divisi
15
kebun. Divisi administrasi bertugas menyusun, pencatatan data dan informasi
secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan tujuan menyediakan
informasi. Divisi keuangan bertugas mengelola keuangan dalam perusahaan.
Sruktur organisasi di PT Anugerah Anggrek Nusantara dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1. Struktur organisasi di PT Anugerah Anggrek Nusantara
4.2. Budi Daya Anggrek Bulan
PT Anugerah Anggrek Nusantara bergerak di bidang budi daya
anggrek. Budi daya anggrek bulan diterapkan dalam green house yang
meliputi persiapan media tanam, persiapan bibit dari hasil kultur jaringan,
pindah tanam serta pemeliharaan anggrek secara intensif. Pemeliharaan
anggrek meliputi penyiraman, pemupukan, karantina anggrek, sanitasi,
menopang bunga anggrek serta penanganan hama dan penyakit. Pemanenan
anggrek bulan dalam bentuk tanaman hias yang telah berbunga.
4.3. Green House (Bangunan Tanam)
Pertumbuhan anggrek bulan dapat tumbuh dengan baik apabila
dibudidayakan di dalam Green house. Green house yang dimiliki oleh PT
Anugerah Anggrek Nusantara terbagi menjadi 2 yaitu green house budi daya
dan green house karantina. Green house yang disediakan memiliki fasilitas
Direktur
Dr. Ir. Zainudin, S.U.
Manager
Didik Yuli Suharyanto, S.P.
Laboratorium
Siti Safitri Nasifah, S.P.
Kebun
Tegar Arfanda Kurniawan
Pemasaran
Agus Suharmanto
Administrasi
Prendy Dijahyanto
Keuangan
Ririn Dyah K
16
pendukung dalam budi daya misalnya rak tanaman, pompa air, pupuk,
gunting pangkas, termohigrometer dan sprayer.
Gambar 2. Green house budi daya
Green house budi daya (gambar 2) berfungsi sebagai tempat budi daya
mulai dari pembibitan hingga tanaman dewasa yang belum berbunga. Green
house budi daya menggunakan paranet pada dinding dan atapnya, bagian atap
dilapisi oleh plastik UV (ultraviolet). Penggunaan UV plastik dapat
menetralisir radiasi matahari, mengurangi intensitas cahaya matahari, dapat
menurunkan suhu, dan sebagai pelindung anggrek dari air hujan. Bangunan
tanam/green house dalam budi daya anggrek bulan mutlak digunakan, karena
anggrek membutuhkan intensitas cahaya yang cukup rendah yaitu berkisar 35
% - 70 %. Penggunaan paranet yang dikombinasikan dengan plastik UV akan
mengurangi intensitas cahaya berlebih sehingga suhu tidak meningkat secara
drastis. Purwanto (2016) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang rendah
akan menurunkan suhu lingkungan budi daya yang berakibat pada
peningkatan kelembaban sehingga tanaman anggrek melakukan respirasi
secara optimal dan tidak mengalami transpirasi yang berlebihan.
Gambar 3. Green house karantina
17
Green house karantina (gambar 3) adalah bangunan yang digunakan
untuk anggrek ketika sedang berbunga, fungsinya sebagai tempat untuk
melindungi tanaman anggrek yang sedang berbunga dari serangan hama
anggrek. Bangunan tanam karantina menggunakan rumah kasa dengan tingkat
kerapatan 0,71 mm. Tingkat kerapatan kasa dapat melindungi calon bunga
anggrek dari serangan hama khususnya lalat buah. Penggunaan rumah kasa
dapat mengurangi serangan hama dan sebagai alternatif teknik pengendalian
hama selain menggunakan insektisida (Prabaningrum, dan Moekasan, 2017).
Kondisi lingkungan budi daya di PT Anugerah Anggrek Nusantara
memiliki suhu rata-rata 25 ºC dengan kelembaban rata-rata 65 % dan
memiliki sirkulasi udara yang baik. Sirkulasi udara yang baik akan membantu
pergantian udara pada akar dan daun sehingga tanaman tidak mudah terserang
oleh jamur. Sirkulasi yang baik adalah aliran udara yang terus berhembus
secara perlahan. Suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan serta penyerapan unsur hara dan respirasi anggrek. Purwanto
(2016) menyatakan bahwa suhu yang tinggi dan kelembaban rendah
mengakibatkan anggrek mememerlukan asupan nutrisi dan air yang lebih
untuk mempertahankan hidupnya. Pertumbuhan anggrek bulan akan
terganggu jika suhu lebih dari 27 ºC, kelembaban kurang dari 50 %, dan
intensitas cahaya matahari lebih dari 40 % (Damayanti, 2011). Alat pengukur
suhu dan kelembaban (Termohigrometer) dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Alat pengukur suhu dan kelembaban (termohigrometer)
4.4. Media Tanam
Media tanam yang digunakan dalam budi daya anggrek bulan yaitu
serabut kelapa, arang kayu, dan cacahan kulit kelapa.
18
1. Media serabut kelapa (gambar 5) digunakan mulai dari pembibitan hingga
anggrek dewasa. Serabut kelapa memiliki aerasi, drainase, daya simpan air
yang baik, dan mengandung unsur hara K. Sejalan dengan Damayanti
(2011) media serabut kelapa merupakan media tumbuh yang baik bagi
anggrek bulan dan sangat mudah ditemukan. Kalium (K) merupakan unsur
hara esensial berfungsi mengaktifkan kerja beberapa enzim untuk proses
fotosintesis, respirasi, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
penyakit (Safuan et al., 2011).
Gambar 5. Serabut kelapa
2. Media arang kayu (gambar 6) digunakan ketika anggrek berada pada fase
remaja dan dewasa. Arang kayu merupakan media tanam yang memiliki
daya tahan yang lama sebab tidak memalui proses dekomposisi, sehingga
tidak mudah ditumbuhi jamur dan bakteri. Arang kayu bersifat absorb
yaitu dapat menyerap senyawa yang bersifat racun atau toksik. Amrulloh
(2016) menyatakan bahwa komposisi kimiawi pada arang kayu sebagian
besar mengandung unsur karbon (C).
Gambar 6. Arang kayu
3. Media cacahan kulit kelapa (gambar 7) merupakan media tambahan
pada anggrek bulan. Cacahan kulit kelapa diletakkan pada atas media
19
tanam. Fungsinya sebagai penutup pupuk organik, agar pupuk tidak
mudah tercuci ketika penyiraman dan untuk menjaga kelembaban.
Media tanam yang akan digunakan dalam budi daya anggrek bulan
harus bebas dari hama dan penyakit. Pengelolaan media tanam agar
terbebas dari hama dan penyakit dengan cara merendam media ke
dalam larutan fungisida dan pupuk NPK dengan dosis fungisida 250 gr,
pupuk NPK 1 kg dalam 100 liter air. Perendaman dilakukan selama 12
jam, tujuannya agar media tanam lebih tahan lama, bebas dari
cendawan dan media memiliki kandungan unsur hara untuk
pertumbuhan anggrek. Andalasari et al., (2014) menyatakan bahwa
media tanam yang baik yaitu dapat menjaga kelembaban akar, mampu
mengikat unsur hara maupun nutrisi, bukan merupakan sarang hama
atau penyakit, tidak mudah lapuk, dan memiliki drainase serta aerasi
yang baik.
Gambar 7. Cacahan kulit kelapa
4.5. Bibit
Bibit anggrek bulan diperoleh dari hasil kutur jaringan yang telah
diaklimatisasi. Tahapan aklimatisasi akan membantu tanaman untuk tumbuh
dan berkembang pada kondisi lingkungan yang sebenarnya. Kriteria bibit
anggrek yang siap ditanam yaitu memiliki 3-4 helai daun, perakaran lebat,
dan bebas dari hama maupun penyakit (gambar 8).
Jumlah daun dan perakaran lebat pada bibit merupakan indikasi
fisiologi tanaman telah berkembang sehingga siap untuk ditanam di lapang
(Audina et al., 2016). Penerapan pembibitan secara kultur jaringan dengan
cara menumbuhkan bagian tanaman berupa jaringan, organ, dan sel dalam
kondisi lingkungan aseptik. Menghasilkan bibit yang memiliki sifat sama
20
dengan induknya, bebas dari hama, penyakit, dan menghasilkan bibit dalam
jumlah banyak pada waktu yang singkat (Ashari, dan Sumeru, 2006).
Gambar 8. Bibit anggrek bulan
4.6. Pindah Tanam
Pindah tanam anggrek bulan (gambar 9) dapat dilaksanakan sepanjang
hari. Pindah tanam anggrek dilakukan dengan cara menambahkan media
tanam dan penggantian pot yang lebih besar. Media arang kayu diletakkan
pada dasar pot untuk menjaga media sehingga tidak mudah ditumbuhi jamur,
kemudian akar anggrek dililit dengan serabut kelapa dan dimasukan ke dalam
pot, lalu dilakukan pemberikan pupuk kotoran kelinci pada sekeliling anggek,
dan tutup pupuk dengan cacahan kulit kelapa untuk mengurangi pencucian
pupuk ketika penyiraman. Sembiring et al., (2017) menyatakan bahwa
pemberian pupuk organik dapat membantu menyediakan kebutuhan unsur
hara bagi tanaman, mampu menjaga kelembaban dan meningkatkan daya ikat
air pada media tanam.
Gambar 9. Tanaman yang telah dipindah tanam
21
4.7. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Sistem penyiraman di kebun PT Anugerah Anggrek Nusantara
dilakukan secara manual. Penyiraman anggrek dilaksanakan dengan cara
menyiram media tanam pada anggrek bulan tanpa membasahi daun
anggrek (gambar 10). Genangan air pada sela-sela daun dapat
meningkatkan kelembaban sehingga menimbulkan penyakit busuk daun.
Penyiraman dilaksanakan pada pagi hari pukul 06.00-10.00 WIB maupun
pada sore hari pukul 15.00-17.00 WIB. Afifah et al., (2016) menyatakan
bahwa penyiraman pada siang hari tidak disarankan sebab pada siang hari
suhu cenderung lebih tinggi sehingga evaporasi meningkat dan air
penyiraman akan menguap sebelum diserap oleh tanaman.
Gambar 10. Proses penyiraman pada anggrek bulan
Pemberian air yang berlebihan terutama pada daerah lembab dapat
dapat memicu tumbuhnya cendawan dan bakteri yang menyerang akar.
Penyiraman anggrek harus memperhatikan kondisi cuaca, dan media
tanam, jika cuaca tidak terlalu terik, serta media masih cukup lembab
penyiraman dapat dilaksanakan 2-3 hari sekali. Penyiraman tanaman
anggrek disesuaikan dengan kondisi cuaca, jika cuaca sedang terik maka
penyiraman dapat dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, namun jika
musim penghujan tanaman anggrek tidak perlu disiram. Damayanti (2011)
menyatakan bahwa frekuensi dan banyaknya air siraman yang diberikan
pada anggrek tergantung pada besar kecilnya ukuran tanaman dan keadaan
22
lingkungan. Anggrek bulan tidak menghendaki kondisi air yang berlebihan
tetapi lebih membutuhkan kelembaban yang tinggi.
2. Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman untuk
memenuhi kebutuhan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
pada kondisi tertentu tidak tersedia pada media tanam. Pemupukan di PT
Anugerah Anggrek Nusantara dibagi menjadi 2 yaitu pupuk organik dan
anorganik. Pemupukan organik diaplikasikan pada awal budi daya ketika
pindah tanam. Pupuk organik diaplikasikan dengan cara ditaburkan pada
media tanam dengan dosis 2 sendok makan per tanaman (gambar 11).
Pupuk organik digunakan sebagai penunjang dasar kebutuhan unsur hara
pada anggrek. Sembiring et al., (2017) menyatakan bahwa pupuk kandang
kelinci memiliki kandungan unsur hara NPK yang lebih tinggi dibanding
pupuk kandang lainnya. Pupuk kandang kelinci mampu menjaga
kelembaban, meningkatkan daya ikat air pada media tanam memiliki
kandungan unsur hara yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kesuburan
media tanam. Perbedaan kandungan unsur hara NPK pada macam-macam
pupuk kandang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan kandungan unsur hara NPK pada macam-macam
pupuk kandang
Pupuk Kandang Kandungan
N P K
Kelinci 4 % 2,8 % 1,2 %
Kambing 1,47 % 0,05 % 1,96 %
Sapi 1,21 % 0,65 % 1,6 %
(Sumber: Sembiring et al., 2017)
Gambar 11. Aplikasi pupuk organik dengan cara tabur
23
Berikut adalah pemupukan dengan cara pencelupan dan
penyemprotan menggunakan pupuk anorganik:
1. Aplikasi dengan cara pencelupan
Aplikasi dengan cara pencelupan (gambar 12) menggunakan
pupuk NPK dan pupuk ZA, diaplikasikan ketika anggrek dalam fase
remaja 1 minggu sekali. Aplikasi pupuk dengan teknik pencelupan
dilakukan dengan cara melarutkan pupuk pada air dengan dosis 50 gr
pupuk NPK, 50 gr pupuk ZA dalam 12 liter air. Media tanam yang
berisi anggrek bulan dicelupkan ke dalam larutan pupuk tanpa
membasahi daun tanaman. Teknik ini digunakan oleh perusahaan, sebab
dinilai cukup efektif karena tidak merusak daun. Pupuk dapat diserap
oleh tanaman secara penuh melalui akar dan tidak mengakibatkan daun
anggrek rusak akibat pupuk yang diberikan. Salisbury (1995)
menyatakan bahwa pemberian pupuk lewat akar akan diserap oleh bulu-
bulu akar kemudian ditranslokasikan ke dalam jaringan tumbuhan yang
akan digunakan dalam proses fotosintesis.
Gambar 12. Aplikasi pupuk anorganik dengan cara pencelupan
2. Aplikasi dengan cara penyemprotan
Aplikasi dengan cara penyemprotan (gambar 13) dilakukan
menggunakan pupuk daun khusus untuk perangsang pembungaan.
Pupuk daun diaplikasikan 2 minggu sekali ketika anggrek telah
berumur 9 bulan setelah pindah tanam. Pupuk perangsang pembungaan
mengandungan kadar unsur hara nitrogen sebesar 16 %, fosfor sebesar
30 %, malium sebesar 19 %, dan magnesium sebesar 3 %. Pupuk
24
dilarutkan dalam air dengan dosis 20 gr dalam 12 liter air. Anggrek
dewasa membutuhkan kadar unsur hara fosfat yang dapat merangsang
pembungaan. Harahap (2010) menyatakan bahwa fungsi unsur hara
fosfor mempengaruhi pertumbuhan akar dan pendewasaan, kekurangan
fosfor berakibat pertumbuhan tanaman terhambat, daun tua cepat
rontok, dan ketika kadar fosfor lebih rendah dari unsur hara nitrogen
akan mengakibatkan fase vegetatif tanaman lebih panjang.
Aplikasi pupuk melalui daun dengan cara disemprotkan sangat
efektif. Daun merupakan tempat fotosintesis sehingga penyerapan hara
berjalan lebih cepat dengan dosis pemupukan rendah. Aplikasi pupuk
daun harus dengan dosis rendah untuk menjaga daun agar tidak rusak
akibat dosis pupuk yang terlalu tinggi (Lingga dan Marsono, 2008).
Gambar 13. Aplikasi pupuk anorganik dengan cara penyemprotan
3. Karantina anggrek
Karantina adalah proses memindakan tanaman anggrek bulan yang
telah muncul tangkai bunga dari green house budi daya ke green house
khusus karantina (gambar 14). Awal karantina dilakukan seleksi tanaman
setiap 2 minggu sekali. Pemilihan tanaman pada tahap seleksi meliputi
pemilihan tanaman anggrek yang telah muncul tangkai bunga. Karantina
anggrek merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan dalam
mengantisipasi serangan hama pada tanaman khususnya lalat buah.
Nawawi (2018) menyatakan bahwa lalat buah membutuhkan suhu 26 oC
dan kelembaban relatif 70 % untuk siklus hidupnya dari telur sampai larva
25
berada di dalam calon bunga anggrek yang belum mekar. Lalat buah akan
menginfeksi calon bunga untuk menetaskan telurnya.
Gambar 14. Tanaman yang telah muncul tangkai bunga
4. Hama tanaman anggrek bulan
Beberapa hama yang ditemukan pada tanaman anggrek bulan adalah
sebagai berikut:
1. Lalat buah ( Bactrocera sp.)
Gejala serangan hama lalat buah adalah ketika lalat betina
menginfeksi dengan meletakkan telurnya pada calon bunga yang belum
mekar. Telur lalat buah akan menetas menjadi larva, larva lalat buah
akan memakan calon bunga pada anggrek. Calon bunga yang terserang
hama akan mengering dan rontok, dampaknya sangat tinggi karena
dapat mengakibatkan tanaman gagal berbunga (gambar 15).
Pengendalian hama dapat menggunakan aplikasi insektisida racun
kontak dan lambung. Dosis aplikasi insektisida sebesar 20 ml yang
dilarutkan dalam 12 liter air. Anggrek bulan yang telah muncul tangkai
bunga dipindahkan ke green house karantina yang memiliki inseknet
dengan kerapatan tinggi sehingga lalat buah tidak dapat menyerang
tanaman.
Gambar 15. Dampak serangan hama
26
2. Siput (Parmarion pupillaris) dan bekicot (Achatina fulica)
Gejala serangan hama siput (gambar 16 a) dan bekicot (gambar
16 b) aktif memakan daun anggrek bulan pada malam hari, sedangkan
pada siang hari berlindung di tempat teduh dan lembab. Kerusakan oleh
siput cukup tinggi, pada pagi hari tanaman sudah tampak gundul. Daun
anggrek yang terserang oleh hama terdapat bekas gigitan, disekitar daun
yang terserang hama siput dan bekicot terdapat lendir yang telah
mengering bekas jalur perjalanannya (gambar 17 c).
Pengendalian hama dapat dilksanakan secara mekanik dan
kimiawi. Pengendalian secara mekanik dilakukan ketika menemukan
hama tersebut harus segera buang atau dimusnahkan. Pengendalian
secara kimiawi dilaksanakan untuk tindakan pencegahan, setiap satu
minggu sekali disemprot insektisida racun kontak dan lambung dengan
dosis 20 ml dilarutkan dalam 12 liter air.
Gambar 16. (a) Siput, (b) Bekicot, dan (c) Dampak dari serangan hama
5. Penyakit tanaman anggrek bulan
Penyakit yang ditemukan pada tanaman anggrek bulan adalah
sebagai berikut:
1. Busuk lunak daun (Erwinia carotovora)
Gejala anggrek bulan yang terserang penyakit yaitu daun akan
lunak kemudian membusuk serta berbau (gambar 17 a). Penyakit ini
cepat meluas. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora.
Faktor yang mengakibatkan penyakit busuk lunak daun terjadi adalah
a b c a
27
ketika keadaan lingkungan yang basah dan intensitas cahaya matahari
yang rendah.
Pengendalian penyakit busuk lunak adalah dengan memotong dan
membuang daun yang telah membusuk. Bekas dari bagian tanaman
yang terjangkit oleh penyakit diolesi dengan bubuk bakterisida.
Tujuannya agar bekas bagian tanaman yang terserang penyakit cepat
mengering dan penyakit tidak tersebar luas (gambar 17 b).
Gambar 17. (a) Penyakit busuk daun, (b) Aplikasi bakterisida
6. Sanitasi
Sanitasi adalah tindakan pencegahan terhadap hama dan penyakit.
Kegiatan tersebut meliputi pemangkasan daun yang menguning (gambar
18) dan pencabutan gulma. Kegiatan ini bertujuan agar terciptanya kondisi
lingkungan budi daya yang bebas dari hama dan penyakit. Sumajow et al.,
(2016) menyatakan bahwa daun yang menguning disebut juga daun
parasit, pembuangan daun yang menguning dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman, karena unsur hara akan diserap oleh daun yang
sehat, sehingga unsur hara yang diberikan tidak ditranslokasikan ke bagian
tanaman yang kurang produktif.
a b
28
Gambar 18. Daun yang harus dipangkas
7. Penopang bunga anggrek
Kegiatan pemberian penyangga bunga dilaksanakan ketika bunga
anggrek bulan memiliki tangkai yang panjangnya lebih dari 25 cm. Kawat
yang digunakan untuk penyangga berdiameter 0,5 cm dengan panjang
penyangga disesuaikan dengan panjang tangkai bunga anggrek. Bahan
kawat penopang bunga (gambar 19) terbuat dari stainless yang tak
berkarat. Pemasangan penopang bunga dilakukan dengan menancapkan
kawat pada media tanam, kemudian kawat dibentuk mengikuti alur tangkai
bunga dan diikat menggunakan selotip. Kegiatan ini bertujuan agar tangkai
bunga anggrek tidak mudah patah dan mempercantik penampilan bunga
anggek bulan. Gunawan (2001) menyatakan bahwa anggrek epifit
membutuhkan penopang agar tanaman atau bunga dapat berdiri dengan
baik.
Gambar 19. Kawat penopang bunga
4.8. Panen
Anggrek bulan di PT Anugerah Anggrek Nusantara dipanen dalam
bentuk tanaman hias yang telah berbunga. Tanaman anggrek berbunga pada
29
umur 10 bulan setelah pindah tanam. Perawatan yang intensif serta
penanganan hama dan penyakit yang tepat, anggrek akan menghasilkan
bunga yang indah, warna yang cerah, dan tangkai bunga yang panjang.
Kriteria anggrek bulan yang telah siap dipanen adalah bunga anggrek telah
mekar minimal 2 bunga, serta dalam kondisi bebas dari hama dan penyakit
(gambar 20).
Perawatan anggrek yang telah berbunga hanya dilakukan penyiraman,
dan memindahkan anggrek ke tempat dengan suhu lingkungan yang optimal.
Penyiraman dilakukan pada media tanam, tanpa membasahi daun maupun
bunga agar menghindari kerusakan, untuk memaksimalkan anggrek bulan
berbunga dengan optimal. Suhu lingkungan yang sesuai dapat memacu
pertumbuhan anggrek dengan baik. Pertumbuhan anggrek yang baik ditandai
dengan panjang tangkai, pertumbuhan cabang dan besarnya bunga. Suhu
dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara. Tanaman mampu menyerap
unsur hara dengan baik pada suhu yang optimum, setiap kenaikan suhu akan
meningkatkan laju transpirasi pada tanaman, sehingga stomata akan menutup
untuk mengindari kehilangan air secara berlebihan yang berakibat pada
terganggunya pertumbuhan tanaman. Purwanto (2016) menyatakan bahwa
anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek dataran
tinggi yang hidup pada suhu dingin untuk tumbuh secara optimal, suhu
optimal anggrek bulan yaitu 18 ºC – 23 ºC di siang dan suhu malam 13 ºC –
18 ºC.
Gambar 20. Bunga anggrek yang siap dipanen
30
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Teknik budi daya anggrek bulan yang diterapkan di PT Anugerah
Anggrek Nusantara meliputi persiapan media tanam, persiapan bibit, pindah
tanam, pemeliharaan, dan panen. Persiapan media tanam dilakukan dengan
cara merendam media tanam menggunakan larutan fungisida dan pupuk NPK
selama 12 jam. Bibit anggrek bulan diperoleh dari hasil kultur jaringan
dengan kriteria memiliki 3-4 helai daun, perakaran lebat. Pindah tanam
anggrek dilaksanakan sepanjang hari, pindah tanam anggrek dilakukan
dengan cara menambahan media tanam dan penggantian pot yang lebih besar.
Pemeliharaan anggrek bulan meliputi penyiraman pada media tanam
anggrek tanpa membasahi daun, pemupukan anggrek menggunakan pupuk
organik kandang kelinci, serta pupuk anorganik NPK dan ZA. Pengendalian
hama dan penyakit dilaksanakan secara kimiawi dengan pestisida dan
mekanik dengan cara membuang atau memusnahkan hama yang terdapat
pada tanaman, serta pemberian penopang untuk menyangga bunga anggrek.
Sanitasi dilakukan dengan cara memotong daun yang menguning dan
mencabut gulma yang terdapat pada media tanam. Anggrek bulan di PT
Anugerah Anggrek Nusantara dipanen dalam bentuk tanaman hias yang telah
berbunga.
5.2. Saran
Budi daya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) dilakukan dengan
pemeliharaan secara intensif. Pemupukan anggrek bulan dengan aplikasi
pupuk NPK dan pupuk ZA akan meningkatkan pertumbuhan karena anggrek
bulan merupakan tanaman yang lambat dalam pertumbuhan. Anggrek bulan
yang telah berumur 9 bulan setelah pindah tanam, diaplikasikan pupuk yang
memiliki kandungan unsur hara P yang lebih tinggi untuk merangsang
pembungaan.
31
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2017. Statistik Tanaman Hias Indonesia 2017.
[internet]. [diunduh 2019 maret 3]. Tersedia pada:
https://www.bps.go.id/publication/2018/10/05/d1f1f00e73b215b4118fa9e0/
statistik-tanaman-hias-indonesia-2017.
Afifah H, Sutriono R, Aji IML. 2016. Pengaruh media dan frekuensi penyiraman
terhadap pertumbuhan semai tanaman kayu putih (Melalauca cajuputi).
Jurnal Ganek Swara. 1 (1): 107-114.
Alahudin M. 2013. Kondisi termal bangunan greenhouse dan screenhouse pada
fakultas pertanian Universitas Masumus Merauke. Jurnal Ilmiah Mustek
Anim Ha. 2 (1): 17-27.
Amrulloh RBK. 2016. Pengaruh media tanam dan pupuk daun mamigro terhadap
pertumbuhan anggrek Cattleya sp. tahap aklimatisasi. Jurnal Skimki-
Techsain. 1 (4): 2-7.
Andalasari TD, Yafisham, Nuraini. 2014. Respon pertumbuhan anggrek
Dendrobium terhadap jenis media tanam dan pupuk daun. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan. 14 (3): 167-173.
Ashari, dan Sumeru. 2006. Edisi Refisi Hortikultura Aspek Budi daya. Jakarta
[ID]: Universitas Indonesia.
Audina NM, Maxiselly Y, Rosniawati S. 2016. Pengaruh kerapatan naungan dan
frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kenari sunan (Reutealis
trisperma (Blanko) airy shaw). Jurnal Kultivasi. 15 (2): 70-73.
Binawati KD. 2012. Pengaruh media tanam terhadap anggrek bulan (Phalaenopsis
SP.L) aklimatisasi dalam plenty. Jurnal Wahana. 58 (1): 60-68.
Damayanti E. 2011. Untung Besar Budi daya Tanaman Anggrek. Yogyakarta
[ID]: Aksara Publisher.
Djufri, Hasanuddin, Fauzi. 2015. Orchidaceae pulau rubiah kota madya Sabang
provinsi Aceh. Jurnal Biotik. 3 (1): 1-8.
Ginting A, Hotden L, Nainggolan, Musfrianto H, Ginting. 2018. Analisis efesiensi
dan identifikasi faktor sosial, ekonomi dan teknis yang mempengaruhi
32
konversi usahatani jeruk ke usahatani kopi di Kecamatan Barusjahe
Kabupaten Karo. Jurnal Agrifo 3 (1): 17-29.
Gunawan LW. 2001. Budi daya Anggrek. Jakarta [ID]: Penebar Swadaya.
Harahap F. 2010. Teknik praktis membuat anggrek berbunga. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat 16 (61): 41-50.
Hatni F. 2017. Karakterisasi planlet anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.)
BL.) hasil inokulasi Rhizoctonia sp dan induksi asam salisilat secara in vitro.
[skripsi]. Lampung [ID]: Universitas Lampung.
Lingga P, dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta [ID]:
Penebar Swadaya.
Nawawi R. 2018. Kelimpahan lalat buah (Diptera: Tephritidae) pada berbagai
jenis buah-buahan yang terdapat di pasar tugu Bandar Lampung. [skripsi].
Lampung [ID]: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Prabaningrum L, dan Moekasan TK. 2017. Budi daya kubis di dalam rumahkasa
dalam upaya menekan serangan hama. Jurnal Hortikultura. 27 (1): 87-94.
Purwanto AW. 2016. Anggrek Budi daya dan Perbanyakan. Yogyakatra [ID]:
LPPM UPN Veteran Yogyakarta.
Putra VH. 2009. Budi daya dan prospek pemasaran anggrek bulan lokal
(Phalaenopsis amabilis) di kebun anggrek widoro kandang Yogyakarta.
[tugas akhir]. Surakarta [ID]. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Salisbury FB. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu Perkembangan Tumbuhan dan
Fisiologi Lingkungan Edisi Keempat. Bandung [ID]: Institut Teknologi
Bandung.
Safuan LO, Poerwanto R, Susila AD, Sobir. 2011. Rekomendasi pemupukan
kalium untuk tanaman nenas berdasarkan status hara tanah. Jurnal Agron
Indonesia. 39 (1): 56-61.
Sari ER, Cicik U, Tatik W. 2011. Pengaruh volume pemberian air dan konsentrasi
pupuk daun terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Dendrobium
undulatum. Jurnal Buana Sains. l (11): 77-82.
Sembiring MY, Setyobudi L, Sugito Y. 2017. Pengaruh dosis pupuk urin kelinci
terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tomat. Jurnal Produksi
Tanaman. 5 (1): 132-139.
33
Sumajow AYM, Rogi EXJ, Tumbelaka S. 2016. Pengaruh pemangkasan daun
bagian bawah terhadap produksi jagung manis (Zea mays var. Saccharata
Sturt). Jurnal Ase. 12 (1): 65-72.
Sutapa GN, Ni NR, Gede AK. 2015. Analisis waktu pemupukan tanaman sawi
hijau (Brassica Rapa Var. Parachinensis) dengan teknik perunut radioaktif.
Jurnal Biologi. 20 (1): 35-39.
Yuswanti H, Dharma IP, Utami, Wiraatmaja IW. 2015. Mikropropagasi anggrek
bulan Phalaenopsis dengan menggunakan eksplan tangkai bunga. Jurnal
Agrotrop. 5 (20): 161-166.
34
LAMPIRAN
35
Lampiran 1. Surat persetujuan pelaksanaan tugas akhir
1
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada tanggal 28 Mei
1997 tepatnya di Desa Kedungmulyo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Kariyono dan
Ibu Kandiroh. Penulis menempuh pendidikan formal di MI Nahdlotut Tholibin
Kedungmulyo dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan
menengah pertama di MTs Al-Falah Bangilan dan lulus pada tahun 2012. Penulis
menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bangilan dan lulus
pada tahun 2015. Tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan Program Diploma
III di Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena Tuban pada Program Studi
Produksi Pangan dan Hortikultura.
Penulis aktif di kegiatan organisasi kampus yaitu salah satu anggota BEKM
(Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa) Politeknik Pertanian dan Peternakan
Mapena divisi Pendidikan. Penulis juga merupakan Ketua Divisi Keprofesian di
Himpunan Mahasiswa Program Studi Produksi Pangan dan Hortikultura
(TRANSFARMER). Penulis telah melaksanakan kegiatan magang di CV Agro
Utama Mandiri Lestari Kediri, Jawa Timur pada tahun 2018. Penulis pernah
mengikuti bimbingan teknis inovasi teknologi budi daya jeruk dan buah
subtropika di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Malang, Jawa
Timur pada tahun 2018.