makalah anggrek

24
GENETIKA TUMBUHAN : TESTCROSS PADA TANAMAN ANGGREK Disusun oleh : Azzumaru Yumna H0713036 Danang Taruno H0713040 Dosen Pengampu : Ir. Sri Hartati, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

description

makalah testcross dari orhidaceae

Transcript of makalah anggrek

GENETIKA TUMBUHAN :TESTCROSS PADA TANAMAN ANGGREK

Disusun oleh :Azzumaru YumnaH0713036

Danang TarunoH0713040

Dosen Pengampu :Ir. Sri Hartati, MP.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA2014

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangSuku anggrek - anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis - jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun demikian sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang memiliki bunga yang terkenal indah. Bunga nasional Indonesia ini sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman tanaman anggrek. Di negeri ini, terdapat sekitar 6.000 dari 35.000 spesies yang tersebar di seluruh belahan dunia. Namun, tanaman anggrek di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup serius (Ika 2010).Di Indonesia sendiri, budidaya tanaman Anggrek mulai banyak dilirik oleh orang orang. Mulai dari masyarakat awam, pecinta tanaman hias, sampai kolektor tanaman langka. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan akan jenis jenis yang lebih beragam, bunga Anggrek mulai banyak dilakukan penyilangan antar bunga Anggrek. Dari penyilangan bunga Anggrek ini banyak dihasilkan bunga bunga dengan jenis jenis baru yang lebih besar ukurannya, lebih mencolok warna mahkotanya, sampai bunga yang lebih kuat daya tahannya. Persilangan yang dilakukan pada tanaman Anggrek dilakukan berdasarkan teori persilangan Mendel. Didalam teori Mendel tersebut, antara lain dikatakan ada 3 jenis persilangan antara lain Backcross, Testcross dan Resiprok. Persilangan persilangan tersebut juga diberlakukan dalam persilangan tanaman Anggrek. Selain mendapatkan hasil yang baik, didalam persilangan tanaman Anggrek juga tak jarang didapatkan hasil yang tidak diinginkan. Hal ini biasanya terjadi akibat kesalahan dalam penentukan indukan. Persilangan tanaman pada tanaman Anggrek memang merupakan fenomena yang sangat menarik. Terutama untuk dibahas dalam kaitanya pada bidang genetika tumbuhan. Maka dalam kesempatan kali ini, makalah ini akan membahas tentang Testcross pada Tanaman AnggrekB. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam pembuatan makalah dengan judul Testcross pada Tanaman Anggrek ini adalah :1. Apakah Testcross itu dan fungsinya dalam persilangan tanaman Anggrek?2. Apa sifat sifat yang diturunkan pada persilangan tanaman Anggrek ?3. Bagaimana tata cara penyilangan pada bunga Anggrek ?C. ManfaatManfaat yang diharapkan penulis, setelah pembaca membaca makalah ini adalah :1. Munculnya pemahaman akan testcross atau uji silang dan fungsinya pada persilangan tanaman Anggrek2. Mengetahui sifat sifat apa saja yang diturunkan pada persilangan tanaman Anggrek 3. Mengetahui tata cara penyilangan pada bunga Anggrek yang baik dan benarD. TujuanSetelah membaca uraian diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini 1. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang testcross atau uji silang dan fungsinya pada persilangan tanaman Anggrek.2. Memberikan wawasan kepada pembaca tentang sifat sifat apa saja yang diturunkan pada persilangan tanaman Anggrek .3. Memberikan wawasan kepada pembaca tentang tata cara penyilangan pada bunga Anggrek yang baik dan benar.BAB IIISI

A. Pengertian Testcrossdan Fungsinya Testcross (uji silang) adalah persilangan antara individu F1 dengan individu homozigot resesif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah genotip F1 heterozigot atau homozigot. Jika dengan uji silang diperoleh keturunan yang fenotipnya menyebar atau 50% : 50% (1 : 1) berarti individu yang diuji genotipnya heterozigot. Akan tetapi, jika keturunan yang dihasilkan dari uji silang 100% memiliki fenotip yang sama berarti individu yang diuji genotipnya homozigot. Akan tetapi, jika keturunan yang dihasilkan dari uji silang 100% memiliki fenotip yang sama berarti individu yang diuji genotipnya homozigot (Diah Aryulina dkk 2007). Testcross merupakan persilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipnya dengan induk yang genotipnya homozigot resesif. Testcross dapat dilakukan dengan individu yang bukan induknya, dengan syarat genotipnya diketahui homoziogot resesif. Testcross ini antara lain digunakan untuk menguji heterozigotas suatu persilangan (Biologi Media Centre 2010).Istilah silang uji digunakan untuk menunjukkan bahwa persilangan semacam ini dapat menentukan genotipe suatu individu. Sebagai contoh, suatu tanaman yang fenotipenya tinggi (D-) dapat ditentukan genotipenya (DD atau Dd) melalui silang uji dengan tanaman homozigot resesif (dd). Kemungkinan hasilnya dapat dilihat pada diagram berikut ini. DD x dd Dd x dd Dd (tinggi) 1 Dd (tinggi) 1 dd (pendek) Jadi, apabila tanaman tinggi yang disilang uji adalah homozigot (DD), maka hasilnya berupa satu macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi. Sebaliknya, jika tanaman tersebut heterozigot (Dd), maka hasilnya ada dua macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi dan pendek dengan nisbah 1 : 1 (Daisy P 1994).Fungsi dari testcross atau uji silang adalah agar didapatkan jenis B. Sifat Sifat yang Diturunkan Pada Persilangan Tanaman AnggrekSebetulnya pengetahuan tentang ilmu keturunan pada tanaman anggrek masih sedikit. Hal ini disebabkan oleh karena faktor - faktor keturunan pada tanaman anggrek yang sangat komplek dan kurangnya penyelidikan dalam hal ini. Meskipun demikian masalah - masalah yang timbul pada persilangan tanaman anggrek ini sedikit banyak dapat dipecahkan. Pada persilangan anggrek yang diutamakan ialah mendapatkan sifat - sifat seperti warna, kemampauan, dan waktu berbunganya yang memenuhi selera konsumen. Hal lain lagi yaitu diturunkannya ukuran dan banyaknya bunga. Pada umumnya dikatakan bahwa keturunan dari tanaman anggrek bunganya akan berukuran rata - rata dari tanaman tetuanya. Misalanya saja apabila tanaman induknya memiliki diameter 12 cm dan tanaman ayah diameternya 3 cm, keturunannya berukuran 7,5 cm (Kristio Budiasmoro 1996).Menurut Withner, C.L di Ameriaca Orchid Society Buletin Vol. 28 No. 6 Juni 1959 , diameter bunga dari keturunannya adalah 3 x 12 = 36 = 6 cm.Perhitungan ini juga berlaku bagi banyaknya bunga. Tanaman yang biasanya hanya berbunga paling banyak 8 kuntum apabila disilangkan dengan tanaman yang maksimal berbunga 2 kuntum, keturunannya akan berbunga sebanyak 8 x 2 = 16 = 4 kuntum.1. Pewarisan Warna Pada Tanaman Anggreka. Dasar Kimiawi Dari WarnaWarna pada tanaman anggrek disebabkan oleh adanya pigmen - pigmen warna. Warna - warna ini ada tiga golongan yaitu warna putih, warana kuning dan warna biru. Zat yang membentuk warna - warni ini adalah Anthocyanin, anthoxanthin, dan plastida - plastida yang berpigmen. Anthocyanin merupakan ikatan kimia organik yang berpengaruh untuk warna - warna merah, merah tua, dan biru. Faktor - faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut antara lain :1) Faktor luar, yang paling penting artinya ialah pH adari cairan sel yang melarutkan anthocyanin. Jika persentase asamnya tinggi atau pHnya kecil, maka tampak warna merah, kalau pH nya naik (basa) maka warna bunga akan menjadi biru. 2) KopigmentasiSecara kimiawi anthoxanthin mempunyai hubungan yang dekat dengan anthocyanin, tetapi kedua zat tersebut memberikan warna yang berbeda. Anthoxanthin memberikan warna kuning pucat sampai kuning tua. Anthicyanin dan anthoxanthin kedua-duanya larut dalam cairan sel, sehingga kedua warna ini dapat bercampur seperti cat warna saja. Tetapi ada peristiwa yang alain yang belum begitu diketahui yaitu peristiwa kopigmentasi. Anthoxanthin tertentu yang biasanya memberikan warna kuning gading, apabila bersama - sama dalam larutan yang sama deangan anthocyantin menghasilkan warna yang berbeda dengan harapan orang.(Arditty J 1992).b. Pigmen Dalam PlastidaPada Orchidaceae juga dijumpai pigmen - pigmen didalam plastid terutama pada Spesies Cypripedinae, akan tetapi dalam familia ini tidak begitu penting apabila dibandingakan dengan pigmen - pigmen yang larut dalam cairan sel, karena pigmen plastiada ini berbentuk butir-butir, karena tidak dapat bercampur dengan pigmen-pigmen yang larut seperti pada anthocyanin dan anthoxanthin. Kalau anthocyanin dan anthoxanthin tidak ada maka warna yang nampak dari pigmen plastida, tetapi kalau kedua warna tersebut ada pigmen plastida hanya sebagai latar belakang. Pigmen plastiada ini tidak terpengaruh pH dan terjadinya sangat berbeda dengan pigmen - pigmen yang larut (Arditty J 1992).c. Pewarisan Warna Putih Berbibir MerahBagaimana pewarnaan pada Cattleya putih yang berbibir merah. Khas pada Cattleya bahwa warna bibirnya diwariskan terpisah dari warna bagian yang lain dan diatur oleh suatu gen-gen yang tersendiri. Cattleya putih dengan bibir merah apabila disilangkan dengan warna putih murni keturunannya adalah putih dengan bibir merah. Dalam kenyataannya warna dari bibir ini tidak mempengaruhi warna putih dari sepal dan petal (Sutjipto Dirjopranoto 1994).d. Pewarisan Dari AnthocyaninKalau faktor dominan C (chromogen) dan faktor dominan R (adanya enzym) terdapat bersama - sama dalam tanaman, maka anthocyanin akan berwarna merah atau biru. Anthocyanin tersebut kemungkinan akan membentuk warna-warna dengan konstitusi sebagai berikut : CC RR; CC Rr; Cc RR; dan Cc Rr. Dalam hal ini CC RR Cattleya Schroaederae (CC RR) dengan Cattleya intermedia yang juga mempunyai konstitusi CC RR menghasilkan Cattleya thayerianan (CC RR) yang warna sama dengan keturunan dari silangan Cattleya Schroaederae var. alba (cc RR) dengan Cattleya intermedia var. alba (CC rr). Persilangan ini juga menghasilkan Cattleya thayeriana, tetapi konstitusi gennya Cc Rr (Sutjipto Dirjopranoto 1994).e. Pewarisan Warna AnthoxanthinAnthoxanthin dapat menyebabkan bermacam - macam warna, yaitu dari kuning pucat sampai kuning tua. Kebanyakan jenis anggrek Cattleya yang akan diturunkan kuningnya dari Cattleya dowiana terutama var, aurea. Persilangan dengan yang berwarna dan putih warna kuning dari dowiana ini resesip, warna kuning tidak Nampak pada F1 . Dalam F2 nya keluarlah warna kuning, cream, dan putih.Storey berpendapat bahwa bahwa penurunan warna kuning kemungkinan tidak disebabkan oleh gen tunggal, akan tetapi oleh gen rangkap yang ditandai dengan simbol y1y1 dan y2y2. Faktor dominan Y1 dan Y2 tidak berwarna (kuning). Faktor - faktor kuning ini ternyata tidak dipengaruhi oleh C dan R, yang dalam Cattleya dowiana merupakan gen yang resesip, sehingga konstitusi gen Cattleya dowiana adalah : y1y1 y2y2 cc rr.Apabila Cattleya dowiana disilangkan dengan Cattleya trianaeiAlba, di sini ditandai Y1Y1 Y2Y2 cc RR, maka akan menghasilkan C x Maggic Raphael Alba yang konstitusi gennya Y1Y1 Y2Y2 cc Rr. Tanaman ini bunganya putih oleh karena tidak mengandung faktor C1 dan Y1 dan Y2 mendominasi y1 dan y2. Aapabila Cattleya magic Raphael Alba disilangkan kembali (back cross) dengan Cattleya dowiana aakan menghasilkan perbandingan : 1 berwarna kuning, 2 cream, dan 1 putih. Persilangan antara Cattleya berwarna kuning dan berwarna ungu adalah rumit. Cattleya dowiana X Cattleya warscewiezii menghasilkan Cattleya C. X Hardyana yang berwarna ungu yang konstitusinya Y1y1 Y2y2 Cc Rr. Penyerbukan sendiri Cattleya dowiana X Cattleya mendelii terjadilah regenerasi, menghasilkan warna putih, cream, kuning muda, lavender, rose, dan rose magenta (Sutjipto Dirjopranoto 1994).f. Pewarisan Warna Kuning Dan Jingga Dalam Persilangan Antar GenusLaelia disilangkan dengan Cattleya karena warnanya yang tidak biasa keluar pada keturunannya Cattleya cinnabarina yang berwarana merah jingga yang cerah dapat menghasilkan Laeliocattleya yang warnanya sama denagan induknya Laelia tenegrosa yang coklat / merah / kekuningan dengan bibir yang berwarna lebih tua apabila disilangkan dengan Cattleya menghasilkan bunga berwarna brons dengan bibir yang ungu tua. Warna brons bervariasi dari brons kekuningan dan brons keunguan. Laelia purpurata paling banyak dipakai dalam persilangan denagan Cattleya, sebagian oleh karena ukuran bunganya besar dan hibridanya yang dihasilkkan sudah cukup besar. Hibrida yang menggunakan Laelia bunga kecil harus disilangkan kembali dengan Cattleya untuk membesarkan bunganya (Sutjipto Dirjopranoto 1994).g. Pewarisan Pada DendrobiumDiturunkan warana bunga pada genus Dendrobium masih agak kabur karena masih sedikit penelitian dilakukan dan kebanyakan varietas adalah polyploid yang akan lebih menyulitkan dalam penelitian ini. Hurst menyatakan bahwa warna ungu dan putih berkelakuan menurut hokum Mendel, tetapi bukti-bukti belum cukup banyak untuk mengukuhkan hipotesis ini. Dalam Orchid Review dinyatakan bahwa Dendrobium nobile Virginale yang putih murni apabila diserbuk sendiri keturunannya putih semua. Perkawinan antara Dendrobium nobile Virginale dengan Dendrobium findleyanum Album juga albino, menghasilkan keturunan albino semua. Tetapi dipihak lain, albino dari Dendrobium wardianum var. album apabila disilangkan dengan Dendrobium nobile Album keturunannya adalah berwarna. Pada beberapa hibrida semua warna kuning kelihatannya dominan terhadap warna ungu seperti pada silangan Dendrobium nobile (ungu) X Dendrobium signatum (kuning muda) yang menghasilkan Dendrobium X Wiganiae, yang berwarna kuning kotor; Dendrobium Aureum (kuning) X Dendrobium nobile (ungu) menghasilkan D X Ainsworthii yang biasanya bunganya kuning dan kadang-kadang putih.Ayuab Permana menyatakan bahwa jika Dendrobium putih bila disilangkan dengan yang berwarna hijau atau kuning 99 % akan berwarana putih. Pengalaman dari PAI Yogyakarta dalam membungakan silangan Dendrobium phalaenopsis putih dengan silangan (Dendrobium Morgenster X Dendrobium Aliec Sapalding) yang berwarna kuning, keturunannya kebanyakan merah muda (Sutjipto Dirjopranoto 1994).h. Pewarisan Pada PhalaenopsisDalam menyilangkan Phalaenopsis berwarna kuning apabila disilang dengan yang berwarna ungu dapat menghasilkan warna kuning tua sekali dan sebagian akan keluar yang berwarna jingga dan ungu muda.Bunga yang mempunyai pola bergaris dapat dihasilkan dari Phalaenopsis equestris , lindenii, javanica, dan funbriata. Warna kuning akan dihasilkan dengan menggunakan Phalaenopsis fasciata, fuscata mannii, amboinensis Sulawesi , javanica kuning, boxalii, lueddemanniana apallens dan sumatrana kuning. Kemungkinan besar Phalaenopsis hurstleri, plisantha, cornucervi, dan variedes juga akan menghasilkan warna kuning.Dalam persilangan antara kuning/ungu, Laelia kuning dominan terhadap ungu dari Cattleya. Sialangan ini mempunyai nilai yang besar ialah adanya kemungkinan menghasilkan tanaman induk kuning homozygot dengan gen dominan ganda. Tanaman induk demikian ini juga homozygot ganda dalam ukuran besarnya, artinya tanaman ini adalah Laelia Cattleya kuning dengan ukuran yang besar.Diumpamakan dipilih Laelia flava yang berwarna kuning seluruhnya disilangkan denagan Cattleya. Disini bersangkutan dengan dua sifat, yaitu ukuran dan warna (Sutjipto Dirjopranoto 1994).2. Persilangan Antar Genusa. Silangan antar genus Brassavola dan CattleyaBrassavola Digbiyana disilangkan dengan Cattleya karena bibirnya yang suwar-suwir. Dalam silangan pertama dengan Cattleya keturunannya semua adalah tengahan antara kedua tetuanya. Petal dan sepal agak kurang kalau dibandingkan dengan ukuran Cattleya yang ideal karena pengaruh Brassavola Digbiyana dengan sepal dan petalnya sempit, akan tetapi bibirnya mempunyai kekhususan dari Brassavola digleyana baik ukuran maupun tepinya yang berumbai suwar-suwir. Warna dari silangan yang pertama ini agak kehijauan menambah kecantikannya. Keturunan yang bagus ialah hybrid yang kedua dari Brasso ini. Disini terjadi segregasi dari gen-gen yang mengakibatkan munculnya sifat-sifat bibirnya, ada Brasso Cattleya dengan bibir Cattleya dan ada juga yang berbibir Brassavola. Ukuran dari sepal dan petalnya lebih baik dari pada silangan pertamanya (Sutjipto Dirjopranoto 1994).b. Silangan TrigenerisBrasso-Cattleya disilangkan dengan Laelio-Cattleya menghasilkan hibrida lain yang mengagumkan Brassolaeliocattleya yang trigeneris. Laelio Cattleya yang sudah cukup bagus dengan bibir yang tambah lebar dengan tepi yang suwar-suwir. Untuk membuat Brassolaelio-cattleya sebaiknya dimulai dari spesies yaitu Brassavola dibiyana X Cattleya adan Laelia X Cattleya. F1 dari masing-masing hybrid ini kemudian disilangkan, hasilnya akan sangat bervariasi. Separo akan berbibir Brasso dan kira-kira dari yang separo ini nya bunganya besar atau tengahan dan sisanya berbunga kecil. Separo yang lain bibirnya datar dan dari padanya berukuran besar adan tengahan (Sutjipto Dirjopranoto 1994).c. Pewarisan Warna Bunga Dalam Silangan SophronitisSophronitis grandiflora adalah sangat penting dalam sumbangannya akan wrana merah dari banyak hibrida-hibrida baru antara lain : Sophro-cattleya, Sophrolaelia, Sophrolaelio-cattleya. Silangan pertama antara Sophronitis grandiflora dengan Cattleya menghasilkan bunga yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dan lebih jelek bentuknya daripada Laelia. Akan tetapi bila disilangkan lagi dengan Cattleya atau Laelio-cattleya, maka terjadilah bunga yang besar dengan bermacam-macam warna antara merah jambu tua dan merah ungu. Gen warna merah dalam Sophonitis adalah dominan, dan apabila gen-gen dominan dari tanaman tetua berkumpul, akan menghasilkan warna merah yang bagus sekali. Apabila bersama-sama dengan gen ungu maka warna merah akan bercampur dengan ungu. Apabila warna merah campuran ini disilangkan dengan warna cerah dari Laelio-cattleya, maka warna merah yang dihasilkan akan lebih intensif. Hal ini mungkin yang menyebabkan mengapa Sophrolaelio-cattleya lebih disukai daripada Sophro cattleya. Warna - warna yang bercampur dari tiap silangannya menghasilkan macam-macam warna yang indah.Karena kebanyakan Cattleya berwarana ungu, tambahan sedikit warna merah aakan menambah variasi. Warna merah murni dapat diperoleh dengan beberapa cara. Yang paling mudah yaitu dengan penyerbukan sendiri dari Sophro cattleya generasi pertama.Kemungkinan keluarnya bunga yang besar dan berwarna merah homozygot adalah 1 : 16. Jadi hanya 6 % pada F2. Pottinara adalah nama yang diberikan pada silangan quadric-generic, yaitu Brasso Sophrolaelio-cattleya. Kombinasi dari sifat-sifat ayang terpilih dari 4 genus ini diharapkan akan menghasilkan bunga yang sangat istimewa. Tetapi keturunan yang menerima semua sifat - sifat yang baik hanya sebagian kecil saja dan prosentase yang homozygot untuk semua sifat yang baik ini kemungkinannya lebih kecil lagi. Suatu program pemualiaan diperlukan untuk mencapai hal ini (Sutjipto Dirjopranoto 1994).C. Cara Penyilangan Bunga AnggrekCara menyilangkan bunga Angrek pada prinsipnya adalah memasukkan pollen anggrek yang satu (disebut sebagai indukan anggrek jantan) ke dalam lubang stigma bunga anggrek yang lain, sebagai indukan anggrek betina. Cara menyilangkan pada kebanyakan anggrek adalah sebagai berikut :1. Dengan ujung tusuk gigi atau jarum yang bersih, kita buka operculum yang menutupi ujung dari gynostemium.2. Mengambil pollen yang terdapat di bagian bawah operculum dengan ujung jarum.3. Memasukkan pollen ke dalam lubang stigma hingga pollen benar - benar melekat pada dinding sebelah dalam lubang stigma.4. Bunga yang sudah dikawinkan diberi label yang berisi nama jenis anggrek induk betina dan nama jenis anggrek induk jantan yang ditulis secara berurutan dan kapan anggrek itu dikawinkan.5. Tutup bunga yang suadah dikawinkan dengan plastic bening untuk menghindari terjadinya penyerbukan alami oleh hewan - hewan penyerbuk.6. Tiga hingga tujuh hari setelah bunga dikawinkan akan menunjukkan kelayuan pada daun - daun mahkotanya tetapi tangkai kuntum bunga masih hijau segar. Dan dua minggu kemudian bakal buah akan tampak menggelembung berwarna hijau segar, ini adalah tanda - tanda penyilangan yang berhasil.7. Ada beberapa penyilang yang memotong semua haun mahkota yang layu dari anggrek yang disilangkan untuk menghindari adanya infeksi jamur dan bakteri.8. Dalam satu tandan bunga diharapakan hanya disilangkan 2 atau 3 kuntum saja untuk memperoleh hasil buah yang sehat dan besar.Seperti kita ketahui bersama bahwa anggrek itu ada jenis anggrek yang berpollinia dan jenis anggrek yang berpollinaria dengan lempeng rekat, maka dalam menyilangkan juga berbeda. Perbedaan pokok terletak pada bagaimana mengambil pollinia dari ujung gynostemium dan memasukkannya ke lubang stigma. Anggrek yang berpollinia, pollen diambil dengan mengolesi dulu ujung jarum (tusuk gigi) dengan cairan yang terdapat pada lubang stigma kemudian ujung jarum ditempelkan pada pollen hingga pollen benar - benar melekat erat. Sedangkan pada jenis anggrek yang berpollinaria, pollen diambil dengan menempelkan ujung jarum kebagian lempeng rekat yang terdapat pada bagian atas lubang stigma (Kristio Budiasmoro 1996).Syarat pemilihan induk betina yang akan disilangakan antara lain : tanaman sehat dan berperawakan kekar, tandan bunga dipilih yang paling panjang, umur kuntum bunga antara 5 - 10 hari setelah mekar, dipilih bunga yang terletak di tengah - tengah tandan, saat akan disilangkan bunga tidak disiram, saat penyilangan agar lebih berhasil saat bunga memunculkan bau paling menyolok. Sedangkan syarat pemilihan induk jantan yang akan disilangkan antara lain : pollen berasal dari kuntum yang paling sehat dan bagus, pollen diambil dari bunga yang telah berumur 4 hari mekar sehingga bunga tersebut rontok. Hal ini dapat terjadi asalkan pollen masih di dalam operculum (Sutjipto Dirjopranoto 1994).

BAB IIIPENUTUP

A. SimpulanKesimpulan dari seluruh isi makalah yang telah kita tulis adalah :1. Testcross atau uji silang adalah persilangan antara individu F1 dengan individu homozigot resesif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah genotip F1 heterozigot atau homozigot.2. Fungsi dari testcross atau uji silang adalah agar didapatkan jenis3. Sifat sifat yang dirunkan pada persilangan tanaman Anggrek menghasilkan banyak sekali sifat tergantung dari sifat indukannya. Zat yang membentuk warna - warni pada bunga Anggrek adalah Anthocyanin, anthoxanthin, dan plastida - plastida yang berpigmen.4. Prinsip dasar cara menyilangkan bunga Angrek adalah dengan cara memasukkan pollen anggrek yang satu (disebut sebagai indukan anggrek jantan) ke dalam lubang stigma bunga anggrek yang lain, sebagai indukan anggrek betina.B. SaranSetelah menyelesaikan makalah ini, saran yang dapat kami berikan kepada para pembaca adalah, agar para pembaca dapat membudidayakan tanaman Anggrek yang merupakan bunga nasional Indonesia. Dapat juga menciptakan jenis baru bunga Anggrek dari hasil persilangan.