Bronchopulmonary Dysplasia

12
Referat Displasia Bronkopumonar 2014 BRONCHOPULMONARY DYSPLASIA 1. Pendahuluan Bronchopulmonary dysplasia (BPD) atau displasia bronkopulmoner adalah penyakit paru kronis yang sering menyerang bayi (infant). 1 Bayi yang paling sering terkena penyait ini biasanya bayi prematur yang membutuhkan terapi oksigen dan entilasi tekanan positif. 1,2 Bayi yang paling sering menderita BPD adalah bayi yang lahir sangat dini, yaitu lahir lebih dari 10 minggu sebelum tanggal kelahiran yang seharusnsya, berat badan lahir <1000gram, dan memliki masalah pernapasan. Infeksi yang terjadi sebelum dan segera setelah bayi lahir juga dapat memicu terjadinya BPD. 1 Bayi yang menderita BPD mungkin membutuhkan bantuan napas jangka panjang menggunakan mesin NCPAP (nasal continuous positive airway pressure) dan ventilator. Banyak bayi yang menderita BPD lahir dengan sindorm distress pernapasan yang serius. Sindrom distress pernapasan adalah gangguan napas yang sering menyerang bayi premature. Hal ini disebabkan karena kurangya produksi surfaktan pada paru-paru bayi premature. Surfakan adalah cairan yang berfungsi untuk mempertahankan daya regang paru agar baru bisa mengembang, tanpa surfaktan,paru akan menjadi kolaps dan bayi akan sulit bernapas. 1,2 2. Epidemiologi Fakultas Kedoteran Unversitas Mataram Page

description

Bronchopulmonary Dysplasia

Transcript of Bronchopulmonary Dysplasia

Page 1: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

BRONCHOPULMONARY DYSPLASIA

1. Pendahuluan

Bronchopulmonary dysplasia (BPD) atau displasia bronkopulmoner adalah penyakit paru

kronis yang sering menyerang bayi (infant).1 Bayi yang paling sering terkena penyait ini

biasanya bayi prematur yang membutuhkan terapi oksigen dan entilasi tekanan positif.1,2 Bayi

yang paling sering menderita BPD adalah bayi yang lahir sangat dini, yaitu lahir lebih dari 10

minggu sebelum tanggal kelahiran yang seharusnsya, berat badan lahir <1000gram, dan

memliki masalah pernapasan. Infeksi yang terjadi sebelum dan segera setelah bayi lahir juga

dapat memicu terjadinya BPD.1

Bayi yang menderita BPD mungkin membutuhkan bantuan napas jangka panjang

menggunakan mesin NCPAP (nasal continuous positive airway pressure) dan ventilator.

Banyak bayi yang menderita BPD lahir dengan sindorm distress pernapasan yang serius.

Sindrom distress pernapasan adalah gangguan napas yang sering menyerang bayi premature.

Hal ini disebabkan karena kurangya produksi surfaktan pada paru-paru bayi premature.

Surfakan adalah cairan yang berfungsi untuk mempertahankan daya regang paru agar baru

bisa mengembang, tanpa surfaktan,paru akan menjadi kolaps dan bayi akan sulit bernapas.1,2

2. Epidemiologi

Secara umum,epidemiologi penyakit BPD diklasifikasikan berdasarkan berat badan dan umur

bayi baru lahir. Semakin rendah berat badan bayi baru lahir, semakin besar kemungkinan

bayi menderita BPD, dan sebaliknya.3

Tabel 1. Hubungan antara berat badan dan insiden BPD3

Berat badan Insiden

501-750 gram

751-1000 gram

1001-1250 gram

1251-1500

42-46%

25-33%

11-14%

5-6%

Penelitian belakanagan ini juga menujukan bahwa insiden BPD mrncapai 52% pada bayi

yang dengan berat badan lahir 501-750 gram, 34% pada bayi dengan berat badan lahir 751-

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 2: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

1000 gram, 15% degan berat badan lahir 1001-1200 gram, dan 7% pada bayi dengan berat

badan lahir 1201-1500 gram.4

3. Etiologi

BPD disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Paru-paru yang belum sempurna1

a. meningkatkan kemungkinan rusak karena oksigen

b. kurangnya surfaktan

c. kurang matangnya pertahanan antoksidan

2. Ventilasi

Bayi baru ahir yang memiliki masalah dalam bernapas membutuhkan bantuan

ventilasi. Ventilator adalah mesin yang menggunakan tekanan untuk menipu udara ke

dalam saluran napas dan paru-paru. Walaupun bantuan ventilator dapat membantu

bayi premature untuk bertahan hidup, tekanan mesin mungkin juga dapat

menyebabkan iritasi dan membahayakan paru-paru bayi. oleh karena itu, dokter

hanya erekomendasikan penggunaan ventilator hanya ika dibutuhkan.3

3. Toksisitas oksigen

Bayi baru lahir yang memiliki gangguan pernapasan mugkin membutuhkan terapi

oksigen. Terapi ini bertujuan untuk menolong organ vital bayi untuk mendapat

oksigen yang cukup untuk bekerja. Namun, oksigen dengan kadar yang tinggi dapat

menjadi tosik dengan merusak lapisan paru dan aliran udara. Selain itu, toksisitas

oksigen ini juga dapat memperlambat perkembangan paru pada bayi premature.1,3

4. Barotrauma dan volutrauma

Barotrauma dan volutrauma disebabkan karena efek sekudnder dari ventilasi

tekanan positi. Paru-paru bayi premature tidak memproduksi surfaktan yang cukup,

akibatnya paru bayi menjadi kolaps (tidak mengembang) sehingga kesulitan untuk

terjadi pertukaran gas di alveoli,1,2,5 oleh karena itu diberi ventilasi tekanan positif

dengan tujuan mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuh1,5, namun penggunaan VTP

yang berlebihan juga dapat menyebabkan rupture alveoli sehingga udara masuk ke

dalam interstisial yang menyebabkan terjadinya PIE (pulmonary Interstitial

Emphysema) yang beresiko besar menyebabkan DBP.

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 3: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

5. Edema paru (pemberian cairan yang terlalu bayak , paten duktus arteriosus)

6. Infeksi dan inflamasi

Agen infeksi dapat mecetuskan inflamasi pada saluran napas sehingga

menyebabkan penyempitan saluran napas yang membuat bayi prematur kesulitan

untuk bernapas. Infeksi paru juga meningkatkan kebutuhan bayi akan oksigen dan

bantuan napas.1,3

Selain itu, faktor resiko yang dapat menyebabkan BPD adalah faktor maternal (ibu) dan

faktor neonatal (bayi).3

1. Maternal (ANTENATAL)3,4

Chorioamnionitis

Abrupsio plasenta

Steroid antenatal

Indometasin prenatal

Retardasi intrauterine

2. Neonatal (Postnatal exposure)3,4

Premature (<28 minggu usia

kehamilan)

BBL <1000 gram

Stress oksidatif

Edema paru

Defisit nutrisi

Infeksi

Figure 1. faktor resiko terjadinya Bronchopulmonary Dysplasia

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 4: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

4. Patogenesis

Patogenesis BPD disebabkan karena adanya kektidakseimbangan antara pro dan anti-

inflamatory dalam tubuh. Volutrauma, barotraumas, hyperoxia, edema paru, dan sepsis

menginduksi pelepasan sitokin pro-inflamasi yang dapat merusak dinding saluran

pernapasan.3,4 Normalnya, saluran pernapasan yang matur akn dapat melakukan resolusi

untuk mengembalikan kondisi normal paru yang mengalami inflamasi, namun pada paru

yang belum matang (immature), paru tidak mempunyai kemampuan yang baik dalam

memperbaiki kerusakan dinding saluran pernapasan,2,4,5 sehingga terjadi fibrosis dan

vaskularisasi dan alveolarisasiyang abnormal, hal ini akan memicu terjadinya

bronchopulmonary dysplasia (BPD).5

Figure 2. Patogenesis Bronchopulmonary dyslasia

BPD merupakan hasil dari beberapa faktor yang merusak saluran pernapasan kecil

dan dapat mengganggu proses pematangan alveoli yang menyebabkan berkurangnya luas

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 5: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

area permukaan alveoli untuk pertukaran gas. Kerusakan yang terjadi pada paru-paru selama

periode ktiris pertumbuhan paru dapat menyebabkan disfungsi paru yang signifikan.2

5. Tanda dan gejala

Banyak bayi lahir dengan BPD memperlihatkan tanda dan gejaa sindrom disters

pernapasan, meliputi: 1,2,3

Takipneu

Takikardi

Meningkatnya usaha bernapas (retraksi, grunting, nasal flaring)

Desatursi yang sering

Tanda khas yang dapat dilihat pada penderita BPD biasanya adalah bayi penderita BPD

biasanya sangat immature dengan berat badan yang sangat rendah, dan mengalami

penurunan berat badan yang signifikan selama 10 hari pertama kehidupan.2,5 Kebutuhan akan

oksigen dan bantuan ventilator sering meningkat pada dua minggu pertama kehidupan. Ada

minggu 2-4, suplementasi oksigen, bantuan ventilator, atau keduanya sering ditingkatkan

untuk mempertahankan ventilasi dan oksigenasi.2

6. Diagnosis

Bayi dapat dikatakan menderita BPD jika memenuhi syarat sebagai berikut:1

a. Bayi lahir pada umur kelahiran lebih cepat 10 minggu dari tanggal kelahiran yang

seharusnya

b. Bayi masih membutuhkan terapi oksigen sampai pada umur kelahiran normal

yang seharusnya.

Selain itu, penegakan diagnosis DBP dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu

ABG (atrial blood gas), CT scan dada, CXR (Chest X-Ray) da pulse oximetry.1,2,6

1) ABG (Atrial blood gas)2,6

ABG dilakukan untuk menilai kadar gas darah untuk mnunjukan secara klinis adanya

asidosis, hipercarbia dan hipoksia.

2) CXR2

Pemeriksaan radiologi XR sangat berguna untuk menentukan derajat keparahan BPD

dan untuk membedakan BPD dengan atelektasis, pneumonia, dan air leak syndrome.

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 6: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

Pemeriksaan radiologi thoraks juga dapat menunjukkan adanya penurunan volume

paru, area aelektasis dan hiperinflasi, edea paru, dan PIE (pulmonary interstitial

emphysema). Hiperinflasi atau abnormalitas pada radiografi muncul sesuai dengan

perkembangan obstuksi saluran napas di masa mendatang.

3) CT – Scan2

Pemeriksaan enggunakan ct scan dapat menyediakan detail gambar paru,sehingga

dapat eih jelas terlihat kelainan yang terjadi pada paru.

Selain itu,digunakan kriteria diagnostic untuk menentukan derajat berat-ringannya penyakit

BPD yaitu:

7. Terapi

Tabel 2. Manajemen dan terapi BPD

Intervensi Mekanisme aksi Keterangan

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 7: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

Suplementasi

oksigen

Stragtegi

Ventilasi

1. Untuk mencegah toksisitas oksigen (early

stage)

2. Untuk mencegah terjadinya hipertensi

pulmonal dan cor-pulmonal (late stage)

Early phase: waktu inspirasi memendek, (0,24-

0,4s), pernpasan cepat (40-60x/menit), low PIP

(14-20 cm H2O), moderate PEEP (4-6 cm H2O),

volume tidal rendah

Late phase: mengatur kesesuaian pemberian

untuk menmpertahankan target gas darah.

Pertahankan saturasi 88-

92% (acute phase) dan

90-95% (later stage)

Target gas darah:

pH : 7,25-7,35

PaO2 : 40-60 (early phase)

PaO2 : 50-70 (late phase)

PaCO2 : 45-55 (early)

PaCO2 : 50-65 (late)

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 8: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

Methylxanthines

Vitamin A

Steroid

Diuretic

Beta agonis

Anti-kolinergik

Nutrisi

Imunisasi

Stimulant respirasi sentral, menurunkan kelelahan

diafragma, dan memiliki efek bronkodilator dan

diuretik yang minimal.

Mempercepat penyembuhan paru, menurunkan

kemungkinan infeksi, meningkatkan jumlah

alveoli

Menurunkan inflamasi pada paru

Menurunkan cairan paru dan memperbaiki

compliance paru

Bronkodilatasi dengan mengurangi resistansi

udara , memperbaiki compliance paru.

Bronkodilatasi

Enginduksi pertumbuhan paru dan somatic

Profilaksis melawan RSV dan influenza.

Menurunkan DPB

Dosis: 50.000 IU

sebanyak 3 kali seminggu

selama 4 minggu.

Dexamehasone efektif

diguanakan ketika

pelepasan ventilator

Hasilnya dapat dilihat dari

berkurangnya permintaan

okigen

Biasanya menggunakan

albuterol nebulasi.

Kombinasi dengan beta

agonis pada bayi yang

mendertita bronkospasme.

Pertambahan berat badan

optimal 15-20 gram/hari

Menurunkan angka re-

hospitalization dan

morbiditas

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage

Page 9: Bronchopulmonary Dysplasia

Referat Displasia Bronkopumonar 2014

1. National Heart, Lung, and Blood Institute. Bronchopulmonary Dysplasia. Diakses

tanggal 8 Juni 2014 <http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bpd/>

2. Ambalavanan, N. Bronhopulmonary Dysplasia. Medcape; diperbarui tanggal 28 Maret

2014, diakses tanggal 8 Juni 2014 <http://reference.medscape.com/article/973717-

overview>

3. USCF Medical center. Chronic lung disease (bronchopulmonary dysplasia). Diakses

tanggal 8 Juni 2014

<http://www.ucsfbenioffchildrens.org/pdf/manuals/31_ChronicLungDis.pdf>

4. NICU Night Curiculum. Bronchopulmonary Dysplasia. University of Chicago Medical

Center

5. Bhandari, A. & Bhandari, B. Bronchopulmonary Dysplasia: An Update. Indian J Pediatr

2007; 74 (1) : 73-77

6. National Institute of Health. Bronchopulmonary Dysplasia. Diperbarui tangga 16 Mei

2014, diakses tanggal 8 juli 2014

<http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001088.htm>

Fakultas Kedoteran Unversitas MataramPage