bromo-bromatometri

13
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang teknologi dalam kehidupan sehari- hari sangatlah meningkat, sesuai dengan kebutuhan kita, terutama pada bidang farmasi. Untuk menghasilkan suatu sediaan farmasi, diperlukan berbagai penerapan teknik, metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk menganalisis secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi. Dalam bidang farmasi diperlukan pengetahuan tentang analisis farmasi untuk mengetahui kadar atau dan unsur yang terkandung dalam suatu senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Analisis farmasi sangat diperlukan dalam hal pemisahan dan pengukuran unsur suatu senyawa kimia yang terdapat pada objek yang dijadikan sampel penelitian. Analisis farmasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif, dimana diantara kedua cara memiliki perbedaan masing-masing. Jika analisis kuantitaif ditujukan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel, maka lain halnya dengan analisis kualitatif yang hanya ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya suatu senyawa yang dimaksud terkandung dalam sampel. 3

description

kiman ISTN

Transcript of bromo-bromatometri

Page 1: bromo-bromatometri

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang teknologi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah

meningkat, sesuai dengan kebutuhan kita, terutama pada bidang farmasi. Untuk

menghasilkan suatu sediaan farmasi, diperlukan berbagai penerapan teknik, metode

dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk menganalisis secara kuantitatif terhadap

bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi.

Dalam bidang farmasi diperlukan pengetahuan tentang analisis farmasi untuk

mengetahui kadar atau dan unsur yang terkandung dalam suatu senyawa yang dapat

digunakan sebagai bahan obat. Analisis farmasi sangat diperlukan dalam hal

pemisahan dan pengukuran unsur suatu senyawa kimia yang terdapat pada objek yang

dijadikan sampel penelitian.

Analisis farmasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kuantitatif dan

analisis kualitatif, dimana diantara kedua cara memiliki perbedaan masing-masing.

Jika analisis kuantitaif ditujukan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam

sampel, maka lain halnya dengan analisis kualitatif yang hanya ditujukan untuk

mengetahui ada tidaknya suatu senyawa yang dimaksud terkandung dalam sampel.

Dalam analisis farmasi kuantitatif farmasi dikenal salah satu metode titrasi

yakni titrasi bromometri dan bromatometri. Titrasi bromometri dan bromatometri

adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode

ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain.

Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana

pelaksanannya praktis dan tidak banyak masalah dan mudah.

Dalam bidang farmasi metode penetapan kadar dengan titrasi bromometri-

bromatometri sangat penting karena senyawa-senyawa obat atau sediaan farmasi lain

khususnya yang mengandung senyawa organik aromatis perlu diketahui kadarnya agar

dapat diperoleh mutu dan kualitas dari sediaan farmasi tersebut.

3

Page 2: bromo-bromatometri

I.2. Rumusan Masalah

I.2.1. Apa yang dimaksud dengan bromometri dan bromatometri?

I.2.2. Bagaimana mekanisme dari titrasi bromometri dan bromatometri?

I.2.3. Apa indikator yang digunakan pada bromometri dan bromatometri?

I.2.4. Apa saja keuntungan dan kerugian dari bromometri dan bromatometri?

I.2.5. Apa saja senyawa yang dapat di titasi menggunakan metode bromometri dan

bromatometri?

I.3. Tujuan

I.3.1. Memahami dimaksud dengan bromometri dan bromatometri

I.3.2. Memahami bagaimana mekanisme dari titrasi bromometri dan bromatometri

I.3.3. Mengetahui indikator yang digunakan pada bromometri dan bromatometri

I.3.4. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari bromometri dan bromatometri

I.3.5. Mengetahui senyawa yang dapat di titasi menggunakan metode bromometri

dan bromatometri

4

Page 3: bromo-bromatometri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Bromo-Bromatometri

Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi reduksi-

oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromine berjalan lambat)

sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan menambahkan bromine

berlebih. Sedangkan bromatometri dilakukan dengan titrasi secara langsung karena

proses titrasi berjalan cepat.

Bromo-bromatometri merupakan salah satu metode penetapam kadar suatu zat

dengan prinsip reaksi reduksi-oksidasi. Oksidasi adalah suatu proses yang

mengakibatkan hilangnya aatu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau

molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang

lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam

proses itu zat tersebut direduksi.

Bromo-bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar

reaksi dari ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini

menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja kecepatan

reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam

keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. Adanya sedikit kelebihan kalium

bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat,

dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat,

warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir.

Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperoleh satu

elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi,

keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif), jadi suatu zat

pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.

Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak. Ini sangat jelas karena

elektron yang dilepaskan oleh sebuah zat harus diambil oleh zat yang lain. Jika orang

membicarakan oksidasi suatu zat, ia harus ingat bahwa pada saat yang sama reduksi

dari suatu zat juga berlangsung.

5

Page 4: bromo-bromatometri

Dalam suasana asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi iod,

sementara dirinya direduksi menjadi brimida:

BrO3- + 6H+ + 6I+ Br- + 3I2 + 3H2O

Tidak mudah mengikuti serah terima elektron dalam hal ini, karena suatu reaksi

asam basa (penetralan H+ menjadi H2O) berimpit dengan tahap redoksnya. Namun

nampak bahwa 6 ion iodida kehilangan 6 elektron, yang pada gilirannya diambil oleh

sebuah ion bromat tunggal.

II.2. Mekanisme Bromo-Bromatometri

Titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dengan

analit. Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi

dari ion bromat (BrO3). Oksidasi bromatometri yang relatif tinggi dari sistem ini

menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja kecepatan

reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam

keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. Jika reaksi antara senyawa reduktor

dan bromine dalam lingkungan asam berjalan cepat, maka titrasi dapat dijalankan

langsung, dengan KBrO3 sebagai titran dimana titik akhir titrasi ditunjukkan dengan

munculnya warna bromine dalam larutan. Tetapi jika reaksi antara bromine dan zat

yang akan ditetapkan berjalan lambat, maka dilakukan titrasi secara tidak langsung,

yaitu dengan menambahkan bromine yang berlebih dan bromine yang berlebih ini

ditetapkan secara iodometri dengan dititrasi dengan natrium tiosulfat baku.

Dalam titrasi ini bromine yang dilepaskan akan merubah larutan menjadi

warna kuning pucat. Warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan

titik akhir. Bromine yang dilepaskan tidak stabil karena mempunyai tekanan uap yang

tinggi dan mudah menguap. Karena itu penetapan harus dilakukan pada suhu serendah

mungkin, serta labu yang dipakai harus ditutup.

Reaksi brominasi senyawa-senyawa organik larutan standar seperti kalium

bromat dapat dipergunakan untuk menghasilkan sejumlah bromin dengan kuantitas

yang diketahui. Bromin tersebut kemudian dapat digunakan untuk membrominasi

secara kuantitatif berbagai senyawa organik. Bromid berlebih hadir dalam kasus-kasus

semacam ini, sehingga jumlah bromin yang dihasilkan dapat dihitung dari jumlah

6

Page 5: bromo-bromatometri

KBrO3 yang diambil. Biasanya bromin yang dihasilkan apabila terdapat kelebihan

pada kuantitas yang dibutuhkan untuk membrominasi senyawa organik tersebut untuk

membantu memaksa reaksi ini agar selesai sepenuhnya. Reaksi bromin dengan

senyawa organiknya dapat berupa subtitusi atau bisa juga reaksi adisi.

II.3. Indikator

Indikator yang biasa digunakan dalam titrasi bromatometri adalah larutan

kanji. Komponen utama dari kanji yaitu: amilosa dan amilopektin yang

perbandingannya pada setiap tumbuh-tumbuhan berbeda. Amilosa merupakan

senyawa yang mempunyai rantai lurus dan dapat banyak atau sedikit terdapat dalam

kentang dan memberikan rantai bercabang membentuk warna merah violet, mungkin

karena absorbsi. Indikator kanji bersifat reversible, artinya warna biru yang timbul

akan hilang apabila iodium direduksi oleh natrium tiosulfat atau reduktor lainnya.

Kekurangan kanji sebagai indikator adalah:

1. Kanji tidak larut dalam air dingin

2. Suspensinya dalam air tidak stabil

3. Bila penambahan kanji dilakukan pada awal titrasi dengan iodium akan

membentuk kompeks iod-amilum. Jika dalam titrasi menggunakan indokator kanji

maka penambahan kanji dilakukan pada saat mendekati titik ekuivalen.

Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometrik dan

bromatometri adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat

Na2S2O3.5H2O. Larutan ini tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara

langsung, tetapi harus distandarisasi terhadap standar primer. Larutan natrium tiosulfat

tidak stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah zat padat digunakan sebagai standar

primer untuk larutan natrium tiosulfat iodium murni merupakan standar yang paling

nyata, tetapi jarang digunakan karena kesukaran dalam penanganan dan penimbangan.

Selain larutan kanji, indikator lainnya yang sering digunakan dalam titrasi

bromatometri yakni kalium bromat, jingga metal, merah fiuchsin, permanganat,

kalium dikromat, amilum, indikator redoks (ferroin tris dan iron (II) sulfat), dan auto

indikator seperti metilen blue, dan nitroferoin.

Beberapa Jenis Indikator Pada Titrasi bromatometri:

7

Page 6: bromo-bromatometri

1. Indikator Sendiri

Apabila titrant dan analit salah satunya sudah berwarna, sebagai contoh

penentuan oksalat dengan permanganat dimana larutan oksalat adalah

larutan yang tidak berwarna sedangkan permanganat berwarna ungu tua,

maka warna permanganat ini dapat dipakai sebagai indikator penentuan

titik akhir titrasi. Pada saat titik akhir titrasi terjadi maka warna larutan

akan berubah menjadi berwarna merah muda akibat penambahan sedikit

permanganat. Contoh lain titrasi redoks yang melibatkan indikator sendiri

adalah titrasi alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.

2. Indikator Amilum

Indikator amilum dipakai untuk titrasi redoks yang melibatkan iodine.

Amilum dengan iodine membentuk senyawa kompleks amilum-iodin yang

bewarna biru tua. Pembentukan warna ini sangat sensitive dan terjadi

walaupun I2 yang ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit.

3. Indikator Redoks

Indikator redoks melibatkan penambahan zat tertentu kedalam larutan yang

akan dititrasi. Zat yang dipilih ini biasanya bersifat sebagai oksidator atau

reduktor lemah atau zat yang dapat melakukan reaksi redoks secara

reversibel. Warna indikator dalam bentuk teroksidasi dengan bentuk

tereduksinya berbeda sehingga perubahan warna ini dapat dipakai untuk

penentuan titik akhir titrasi redoks. Reaksi indikator dapat dituliskan

sebagai berikut: (Inox  bentuk teroksidasi dan Inred bentuk tereduksi)

Indikator redoks berubah warnanya pada kisaran potensial tertentu.

II.4. Keuntungan dan Kerugian Bromo-Bromatometri

Titrasi bromatometri memiliki beberapa keuntungan pada proses titrasinya:

1. Pelaksanaannya praktis dan mudah

2. Tidak banyak masalah yang ditemukan

3. Mempunyai perbandingan stoikiometri yang sederhana

Kelemahan dari titrasi bromatometri ini yaitu adanya sedikit kelebihan kalium

bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat,

8

Page 7: bromo-bromatometri

dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat,

warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir.

II.5. Senyawa Yang Dapat Di Titasi Menggunakan Metode Bromometri Dan

Bromatometri

Metode bromometri dan bromatometri ini terutama digunakan untuk

menetapkan senyawa-senyawa organik aromatis dengan membentuk tribrom

substitusi, senyawa arsen dan stibium dalam bentuk trivalent.

Metode ini juga digunakan untuk menetapkan senyawa fenol seperti fenol,

nipagin, nipasol, asetosal, asam salisilat dan senyawa reduktor seperti vitamin C.

9

Page 8: bromo-bromatometri

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi reduksi-

oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromine berjalan lambat)

sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan menambahkan bromine

berlebih dengan Natrium Tiosulfat sebagai titran. Sedangkan bromatometri dilakukan

dengan titrasi secara langsung karena proses titrasi berjalan cepat. Indikator yang

digunakan yaitu larutan kanji.

Titrasi bromatometri memiliki beberapa keuntungan pada proses titrasinya

yaitu pelaksanaannya praktis dan mudah, tidak banyak masalah yang ditemukan dan

mempunyai perbandingan stoikiometri yang sederhana. Sedangkan kerugiannya yaitu

sulit menentukan titik akhir.

Metode bromometri dan bromatometri ini terutama digunakan untuk

menetapkan senyawa-senyawa organik aromatis, senyawa arsen,stibium, senyawa

fenol dan senyawa reduktor seperti vitamin C.

10

Page 9: bromo-bromatometri

DAFTAR PUSTAKA

Wunas, J., Said, S., (1986), “Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”< UNHAS,

Makassar, 122-123

Rivai, H., (1995), “Asas Pemeriksaan Kimia”, Universitas Indonesia Press, Jakarta,

www.academia.edu/8737225/TITRASI_REDOKS

http://pdtk1-tekim-undip.weebly.com/materi-redoks.html

https://www.scribd.com/doc/94629716/bromo-bromatometri

11