Brom Hid Rosis

13
4 BAB I PENDAHULUAN Bau badan, osmidrosis, merupakan fenomena pada populasi postpubertal. Bromhidrosis mengacu bau badan yang berlebihan atau bau yang tidak menyenangkan. Bromhidrosis, ditentukan terutama oleh sekresi kelenjar apokrin yang disebut bromhidrosis apokrin, Pasien umumnya mengeluh memiliki bau badan yang tidak menyenangkan, bau ini paling sering disebutkan berasal dari bagian ketiak, meskipun area genital dan telapak kaki juga dapat menghasilkan aroma yang serupa. Untuk mendiagnosis keluhan ini digunakan penilaiaan klinis, hal yang menentukan normal atau tidaknya bau badan seseorang adalah membandingkan dengan variasi bau badan pada suatu populasi atau etnik tempat individu tersebut tinggal. 1 Bromhidrosis apokrin merupakan suatu kondisi kronik dan tanpa remisi. Pasien dengan bromhidrosis apokrin sering merasa rendah diri dan malu dengan kondisi mereka dan keadaan ini dapat berkembang menjadi gangguan fungsi psikososial, sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat untuk mengatasi keluhan ini dan meningkatkan kepercayaan diri serta fungsi psikososial terhadap mereka yang memiliki masalah ini. Oleh sebab itu, Untuk menegakkan diagnosis dan terapi yang tepat, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bromhidrosis. 1

description

QWEWQDQD

Transcript of Brom Hid Rosis

Page 1: Brom Hid Rosis

4

BAB I

PENDAHULUAN

Bau badan, osmidrosis, merupakan fenomena pada populasi postpubertal.

Bromhidrosis mengacu bau badan yang berlebihan atau bau yang tidak

menyenangkan. Bromhidrosis, ditentukan terutama oleh sekresi kelenjar apokrin yang

disebut bromhidrosis apokrin,

Pasien umumnya mengeluh memiliki bau badan yang tidak menyenangkan,

bau ini paling sering disebutkan berasal dari bagian ketiak, meskipun area genital dan

telapak kaki juga dapat menghasilkan aroma yang serupa. Untuk mendiagnosis

keluhan ini digunakan penilaiaan klinis, hal yang menentukan normal atau tidaknya

bau badan seseorang adalah membandingkan dengan variasi bau badan pada suatu

populasi atau etnik tempat individu tersebut tinggal.1

Bromhidrosis apokrin merupakan suatu kondisi kronik dan tanpa remisi.

Pasien dengan bromhidrosis apokrin sering merasa rendah diri dan malu dengan

kondisi mereka dan keadaan ini dapat berkembang menjadi gangguan fungsi

psikososial, sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat untuk mengatasi keluhan ini

dan meningkatkan kepercayaan diri serta fungsi psikososial terhadap mereka yang

memiliki masalah ini. Oleh sebab itu, Untuk menegakkan diagnosis dan terapi yang

tepat, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bromhidrosis.1

Page 2: Brom Hid Rosis

5

BAB I I

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Bromhidrosis atau bau badan, merupakan fenomena pada individu

postpubertas. Pada beberapa kasus, bromhidrosis dapat bersifat patologis jika

aromanya lebih kuat atau ketika bau badan tersebut telah menggangu

kehidupan psikososial dari penderitanya. Bromhidrosis merupakan kondisi

kronis bau badan yang berlebihan atau bau yang kurang menyenangkan yang

berasal dari kulit. Bromhidrosis sering dihasilkan oleh sekresi kelenjar

apokrin. Secara substansial keluhan ini dapat menyebabkan gangguan kualitas

hidup penderitanya.2

II. Epidemiologi

Onset dari penyakit paling sering muncul setelah masa pubertas dan

cenderung pada penduduk afrika dan amerika. Tidak ada predileksi geografi,

meskipun pada musim dingin datau panas dapat memeprburuk kondisi ini.

Kebersihan diri juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi.1

Bromhidrosis sering dikeluhkan terutama oleh para pria, hal ini

mungkin merefleksikan lebih banyaknya aktivitas kelenjar apokrin pada pria

dibandingkan pada wanita.2

Page 3: Brom Hid Rosis

6

III. Patofisiologi

A. Kelenjar sekresi manusia terutama dibagi menjadi 2 jenis, antara lain:

a. Kelenjar ekrine didistribusikan diseluruh permukaan kulit,

kelenjar ini terlibat dalam termoregulasi oleh alat-alat produksi

keringat. 2

b. Kelenjar apokrin adalah kelenjar adneksa yang terdapat

di kulit kepala, ketiak, daerah anogenital, kelopak mata

(glandula Moll), meatus akustikus eksterna (kelenjar

Ceruminous), dan kelenjar susu. Apokrin Kelenjar juga dapat

ditemukan dalam distribusi yang lebih terbatas

pada wajah dan perut. Embriologis, kelenjar apokrin

mengembangkan dari tonjolan atas folikel rambut di akhir

keempat bulan kehamilan, dengan perkembangan lebih lanjut

Selama folikel rambut berkembang. Sebuah kuman epitel primer

(Rambut kuman) tumbuh turun dari epidermis dan bentuk

kelenjar apokrin, kelenjar sebaceous, dan folikel rambut.

Kelenjar apokrin terdiri dari tiga komponen:

(1) saluran intraepithelial, (2) saluran intradermal,

dan (3) kelenjar di dermis dalam atau di persimpangan dari itu

dermis dan subkutan lemak, yang mengandung sejumlah

sekretori.

Sel sekretori kuboid kelenjar keringat apokrin

Page 4: Brom Hid Rosis

7

dikelilingi oleh banyak sel myoepitel yang terletak didasar sel

sekretorik.3

c. Alasan utama sekresi apokrin adalah sebuah proses dimana

apikal porsi dari sel sekretori sitoplasma terpompa dan

memasuki lumen kelenjar. Keringat apokrin terutama terdiri dari

sialomucin. Keringat apokrin lebih kental dan diproduksi dengan

jumlah yang lebih kecil dari keringat ekrin (yang sebenarnya

porsi basah keringat ketiak). Fungsi yang tepat dari kelenjar

apokrin tidak jelas, diduga sebagai pemberi bau badan. Stimulasi

simpatik utama kelenjar apokrin adalah adrenergik.1

d. Kelenjar apokrin merupakan kelenjar keringat yang menjadi jelas

antara usia 8 dan 14 tahun. Secara fungsional dan farmakologi

berbeda. kelenjar apokrin berkontribusi besar pada keringat di

bagian ketiak. Kelenjar ini berkembang selama pubertas dari

aktivitas eccrinelike precursor glands.2

e. temuan histologis menunjukkan bahwa kelenjar ekrin dominan

terdapat di bagian dermis, tetapi sebagian kelenjar apokrin

terletak di jaringan subkutan, meskipun lokasi pasti belum

diketahui.2

Page 5: Brom Hid Rosis

8

B. Pengendalian kelenjar apokrin

Bukti saat ini menunjukkan bahwa kelenjar apokrin manusia

tampaknya berada di bawah kendali saraf simpatik dengan

mekanisme perifer diatur oleh katekolamin. Kehadiran reseptor

purinergic dalam kelenjar juga menunjukkan penggunaan jalur

sudomotor sekunder dengan keterlibatan nukleotida dalam kelenjar

sekresi.2

C. Apokrin bromhidrosis

Apokrin bromhidrosis adalah bentuk paling umum dari

bromhidrosis dan harus dibedakan dari kurang umum ekrin

bromhidrosis. Jumlah komponen yang berasal dari bau yang tidak

nyaman itu disekresi oleh bakteri pada axilla, salah satu yang penting

adalah asam trans-3methyl-2-hexanoic dan bebera rantai pendek

asam lemak dan ammonia. Bahan-bahan ini yang menimbulkan bau

yang tidak menyenangkan. Androgen juga memiliki peran terhadap

timbulnya bau badan tersebut, kelenjar apokrin mengekspresikan

aktivitas 15-reduktase. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi

adalah higienitas,infeksi bakteri dan jamur dan penggunaan baju

yang tidak menyerap keringat.4

Page 6: Brom Hid Rosis

9

Flora bakteri ketiak telah terbukti menghasilkan bau ketiak

yang khas dengan mengubah prekursor nonodoriferous keringat

untuk asam volatil lebih bau-bauan. Yang paling umum ini adalah E-

3M2H dan (RS) -3-hydroxy-3-methlyhexanoic asam (HMHA), yang

dirilis melalui aksi dari N aminoacylase -alpha-asil-glutamin seng

tergantung spesifik (N-AGA) dari spesies Corynebacterium.

Aminoacylase ini telah ditunjukkan untuk juga melepaskan asam

bau-bauan lain dari konjugat glutamin keringat, yang dapat menjadi

dasar dari bau badan seseorang.2

D. Ekrin bromhidrosis

Keringat ekrin biasanya tidak berbau,namun dalam beberapa

keadaan dapat menimbulkan bau. Ekrin bromhidrosis adalah keadaan

seseorang dengan bau yang tidak menyenangkan dihasilkan ketika

flora mikrobia kutaneus merubah komponen dari stratum korneum

yang lembab dengan keringat untuk menguapkan produk

metabolismenya. Ini terjadi pada beberapa kasus hiperkeratotic seperti

eritroderma eksfolatifa pada dermatitis atopic, psoriasis, ichthyosis

lamellar, hiperkeratosis palmaris dan plantaris, dan pitted keratolysis.5

Dalam keadaan tertentu, sekresi ekrin, yang biasanya tidak

berbau, mengasumsikan aroma ofensif dan menyebabkan ekrin

bromhidrosis. Ketika keringat ekrin melembutkan keratin, degradasi

Page 7: Brom Hid Rosis

10

bakteri dari keratin yang menghasilkan bau busuk. Menelan beberapa

makanan, termasuk bawang putih, bawang merah, kari, alkohol, obat-

obatan tertentu (misalnya, penisilin, bromida), dan racun dapat

menyebabkan ekrin bromhidrosis. Terakhir, ekrin bromhidrosis

mungkin hasil dari metabolisme yang mendasari atau penyebab

endogen.2

Peran sekresi ekrin yang berlebihan, atau hiperhidrosis, dalam

patogenesis bromhidrosis jelas. Hiperhidrosis dapat mempromosikan

penyebaran keringat apokrin dan berkontribusi lebih lanjut untuk

bromhidrosis dengan menciptakan lingkungan yang lembab, satu

matang untuk pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Sebaliknya, ekrin

hiperhidrosis dapat menyebabkan penurunan bau karena keringat ekrin

flushes pergi apokrin lebih bau-bauan keringat.2

E. Keterlibatan genetik

Kebanyakan pasien memiliki anggota keluarga yang juga

memiliki bromhidrosis. Pola pewarisan dominan autosomal telah

diusulkan dalam satu studi. Penelitian terbaru telah menemukan

hubungan yang kuat antara bromhidrosis dan kotoran telinga basah

berhubungan dengan polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) rs

17.822.931 gen ABCC11. 2

Page 8: Brom Hid Rosis

11

IV. Tanda dan Gejala

Pasien datang dengan keluhan bau badan yang menyengat paling

sering berasal dari daerah ketiak. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi

sebagai genital atau plantar bromhidrosis. Bau tersebut biasanya digambarkan

sebagai bau yang tajam, tengik, apek, atau asam.2

Tidak ada pemeriksaan fisik yang dapat menegakkan diagnosis pada

individu yang secara subjektif telah diduga oleh pemeriksa memberikan bau

badan yang tidak nyaman.1

V. Pemeriksaan Penunjang

Presepsi olfaktori dari dokter merupakan satu-satunya alat

diagnostik klinik untuk menegakkan diagnosis bromhidrosis.

A. Kromatografi atau spektroskopi dapat membantu mengidentifikasi

zat-zat kimi penghasil bau badan. Namun, identifikasi yang spesifik

dari molekul odorifera ini masih dalam penelitian ditingkat perguruan

tinggi untuk mengungkap cara diagnosis dan terapinya.2

B. Hasil dari kromatografi atau spektroskopi tidak dapat membantu

untuk membedakan bau badan normal dan bau badan yang tidak

normal akibat bromhidrosis. 2

Page 9: Brom Hid Rosis

12

C. Pengujian dengan iodin dapat menunjukkan area yang

mengekskresikan banyak keringat namun tidak dapat menentukan

kaitannya dengan aroma yang dihasilkan. 2

D. Semenjak staphylococcus, Micrococcus, Cotynebacterium dan

Propionibacterium dapat diisolasi dari mikroflora residen pada

orang dengan bromhidrosis, apusan bakteri sepertinya dapat

digunakan untunk menunjang diagnosis dan menuntun pemberian

terapi.6

E. Biopsi kulit jarang diindikasikan pada pasien bromhidrosis. Namun,

tindakan ini dapat digunakan uuntuk mengevaluasi kelenjar apokrin

jika tindakan pembedahan telah dilakukan. 2

F. Hasil dari pemeriksaan histopatologi pada pasien dengan

bromhidrosis masih menjadi perdebatan diantara para peneliti.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pada pasien dengan

bromhidrosis ditemukan jumlah kelenjar apokrin yang lebih banyak

dan kelenjar tersebut memiliki ukuran yang lebih besar.7

VI. Penatalaksanaan

Untuk mengatasi bromhidrosis telah dilakukan berbagai cara

penanganan dari obat topikal maupun sistemik. Pasien yang gagal diobati

secara konvensional diindikasikan pengobatan dengan cara bedah. 8

Page 10: Brom Hid Rosis

13

A. Terapi Non-Medikamentosa

Ada dua faktor penting yang perlu dipertimbangkan ketika

hendak melakukan penatalaksanaan bromhidrosis, antara lain:

1) Menjaga jumlah bakteri pada kulit semaksimal mungkin. 9

2) Membuat area pada kulit,terutama ketiak pada pasien

bromhidrosis, dalam keadaan kering.9

Pasien dianjurkan untuk sering membilas ketiak, menggunakan

deodoran atau antiperspirant (aluminium chloride), parfum, dan

sering mengganti pakaian. Mencukur rambut ketiak dapat

meminimalisir pertumbuhan bakteri dan akumulasi keringat di

lipatan ketiak. Sabun antibakteri atau antibakteri topikal agen dapat

berguna.1

B. Terapi Medikamentosa

a. Terapi Non-Bedah

Pemberian injeksi toksi botulinum telah dilaporkan

dapat mengobati bromhidrosis axilla dan genital. Jumlahnya

dua kali lipat pada tindakan laser dengan Q-switched Nd:YAG

juga dilaporkan berhasil mengatasi masalah bromhidrosis tanpa

tindakan pembedahan.1

Page 11: Brom Hid Rosis

14

Penelitian membuktikan bahwa kelenjar apokrin

sensitive terhadap kolinergik ataupun stimulasi adrenergic,

sehingga suntikan botox atau anti kolinergik sistemik tidak

dapat secara sempurna menghambat sekresi kelenjar apokrin.

Demikian juga laser, microwave dan bedah beku. Pada

umumnya tidak dapat menghancurkan kelenjar apokrin secara

adekuat. 8

b. Terapi Bedah

Penatalaksanaan bedah merupakan pilihan tindakan

yang efektif,. Namun, tindakan ini memiliki resiko dan

komplikasi yang tinggi termasuk hematoma dan nekrosis.10

Intervensi bedah untuk bromhidrosis aksila dapat

menghasilkan angka kesembuhan terapi yang tinggi dan angka

rekuren yang rendah namun dapat menyebabkan beberapa

komplikasi seperti kerusakan pleksus nervus aksila, nyeri

postoperative, perdarahan, edema, hematoma, dan hambatan

pergerakan post operasi. Tindakan bedah ini juga sangat

bergantung dari keterampilan dokter bedahnya.10

Macam-macam teknik operasi pada bromhidrosis,

antara lain :

Page 12: Brom Hid Rosis

15

a. Simpatektomi Torakal

b. Pengambilan sebagian kulit serta jaringan subkutan dan

subsisi kelenjar apokrin

c. Eksisi kelenjar apokrin dan fascia superfisialis

d. Kombinasi liposuction kuretase

e. Operasi dengan waterject

Dalam waktu 6 minggu pasca operasi 80-90% terlihat

perbaikan nyata setelah diuji dengan tepung kanji dan iodin.

Beberapa pasien melaporkan hasil maksimal setelah 8 bulan

pasca operasi. Tertundanya hasil ini mungkin oleh karena

fibrosis pasca operasi yang akan merusak kelenjar keringat.8

Sesungguhnya sedot lemak dengan tumescent

anesthesia sudah terbukti merupakan cara yang aman dan

efektif untuk jangka yang lama.8

Page 13: Brom Hid Rosis

16

Bab III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Bromhidrosis merupakan kondisi kronis bau badan yang berlebihan atau

bau yang kurang menyenangkan yang berasal dari kulit.

Berdasarkan sumbernya bromhidrosis terbagi dua bromhidrosis ekrin dan

apokrin.

Untuk mendiagnosa bromhidrosis secara klinis, cukup dibutuhkan

penilaian subjektif dari dokter yang menangani.

Bromhidrosis dapat dicegah dengan menjaga higienitas tubuh.

Penatalaksanaan bromhidrosis yang paling efektif dan tidak menimbulkan

rekurensi adalah tindakan pembedahan

II. Saran

Untuk menghindari keluhan bromhdrosis maka kita perlu menjaga higienitas

diri agar tetap bersih dan terhindar dari kondisi tersebut.