Breascare thdp laktasi
-
Upload
reginaherdiningtyas -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
description
Transcript of Breascare thdp laktasi
Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran ekskresi ASI ... (M. A. Nilamsari, 2014) 1
PENGARUH PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN EKSKRESI
ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN MARDI RAHAYU
SEMARANG
Mardila Ayu Nilamsari*).,Wagiyo**), Elisa***)
*)Alumni Program S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)***) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
ABSTRAK
Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar
dengan lancar. Gerakan pada perawatan payudara bermanfaat melancarkan refleks pengeluaran ASI.
Selain itu juga merupakan cara efektif meningkatkan volume ASI. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perawatan payudara terhadap kelancaran ekskresi ASI pada ibu post partum di
Rumah Bersalin Mardi Rahayu Semarang. Jenis Penelitian yang dipakai adalah quasi experimen
dengan metode penelitian yang digunakan adalah pretest postest design, menggunakan teknik
pengambilan sample adalah quota sampling, sejumlah 32 responden. Pengambilan data dengan
menggunakan lembar observasi karakteristik bayi dan melakukan perawatan payudara. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan perawatan payudara 11 responden (34,4%)
mengalami ekskresi ASI lancar sedangkan 21 responden (65,6%) mengalami ekskresi ASI tidak
lancar. Setelah dilakukan perawatan payudara hasilnya adalah 24 responden (75%) mengalami
ekskresi ASI lancar dan 8 responden (25%) mengalami ekskresi ASI tidak lancar. Penelitian ini
menggunakan uji statistik chi square dengan hasil nilai p 0,018 dan menunjukkan bahwa nilai p <0,05
dengan nilai odds ratio 1,615 sehingga terdapat hubungan perawatan payudara terhadap kelancaran
ekskresi ASI dan dengan dilakukan perawatan payudara dapat meningkatkan kelancaran ekskresi ASI
1-2x lebih besar. Diharapkan untuk tenaga kesehatan khususnya perawat dapat melakukan perawatan
payudara pada ibu post partum karena perawatan payudara terbukti efektif untuk melancarkan ekskresi
ASI pada ibu post partum.
Kata kunci: Perawatan Payudara, Kelancaran Ekskresi ASI, Ibu Post Partum
ABSTRACT
Decrease breastmilk production at the first day after uttering may caused of less stimulate hormone
prolactin and oxcytocin have role within smooth breastmilk production. Movement to breastcare
useful expedite breastmilk excretion reflexs. In the other hand to effective manner increase breastmilk
volume. Those research purpose to know breastcare effect toward smoothness breastmilk excretion to
post partum mother at Mardi Rahayu Maternity Semarang. A research type which is quasy experiment
with method of research. In use is pretest posttest design, with use quota sampling, with amount
sample in use is 32 respondence. Collecting data with use observation baby characteristic and doing
breastcare. From the research before doing breastcare 11 respondence (34,4%) breastmilk excretion
smoothness and 21 respondence (65,5%) breastmilk excretion unsmoothness. And after doing
breastcare 24 respondence (75%) breastmilk excretion smoothness and 8 respondence (25%)
breastmilk excretion unsmoothness. Those research use statistic test chi square and the result is p
value 0,018 and showed that the p value is <0,05 with point odds ratio 1,615 so that exist connection
breastcare toward smoothness breastmilk excretion once. Hopefully for health provider especially a
2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...
nurse can make of breastcare for post partum mother because breastcare evident effective for expedite
breastmilk excretion for post partum mother.
Key words: Breastcare, smoothress breastmilk excresion, post partum mother
PENDAHULUAN
Perawatan payudara merupakan suatu
kebutuhan ibu yang baru saja melahirkan dan
suatu tindakan yang sangat penting untuk
memperlancar pengeluaran ASI. (Anonim,
2011).
Perubahan yang utama terjadi pada hari kedua
setelah melahirkan adalah produksi ASI mulai
memuncak, sehingga akan terjadi pembesaran
payudara. Masalah yang sering muncul adalah
pembengkakan payudara, jika tidak segera
dilakukan perawatan, maka akan berakibat
radang atau mastitis (Jenny,2006, hlm.25).
Menurut data Profil Kesehatan Indonesia pada
tahun 2012 persentase cakupan pemberian ASI
di Indonesia sebesar 48,6%. Persentase
pemberian ASI tertinggi adalah di provinsi
Nusa Tenggara Barat sebesar 69,84% dan
sedangkan Jawa Tengah sendiri menempati
urutan 6 terendah yaitu sebesar 34,38%
(Dinkes, 2013).
Penurunan produksi ASI pada hari-hari
pertama setelah melahirkan dapat disebabkan
oleh kurangnya rangsangan hormone prolaktin
dan oksitosin yang sangat berperan dalam
kelancaran produksi ASI. Penelitian yang
dilakukan Pace (2001) menunjukkan bahwa
hisapan bayi juga menurunkan stimulasi
hormone prolaktin dan oksitosin. Demikian
pula penelitian yang dilakukan oleh Blair
(2003) menunjukkan bahwa pada 95 ibu post
partum yang menyusui bayinya ditemukan
produksi ASInya menurun jika rangsangan
hisapan bayi menurun (Suherni, Widyasih, &
Rahmawati, 2009, hlm.44) Penelitian yang
dilakukan oleh Pertiwi pada tahun 2012
dengan judul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses laktasi ibu dengan bayi
usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan
Jatinagor” bahwa hasil penelitian menunjukkan
bahwa 47% ibu menunjukkan bawa kondisi
dan perawatan payudaranya kurang baik, 55%
ibu menunjukkan bahwa teknik menyusui
kurang baik (Pertiwi, 2012).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sholichah
pada tahun 2011 dengan judul “Hubungan
perawatan payudara pada ibu post partum
dengan kelancaran pengeluaran ASI di desa
Karang Duren Kecamatan Tenggaran
Kabupaten Semarang” bahwa hasil penelitian
ini menunjukkan adanya hubungan antara
perawatan payudara pada ibu pos partum
dengan kelancaran pengeluaran ASI DI Desa
Karang Duren Kecamatan Tenggaran
Kabupaten Semarang dengan hasil P= 0,007
(Sholichah, 2011)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada
bulan Desember 2013 di Rumah Bersalin
Mardi Rahayu Semarang terdapat 47 ibu Post
Partum. Terdapat 60% diantaranya mengalami
bahwa ASI nya sedikit saat hari pertama
sampai hari ketiga setelah melahirkan.
Berdasarkan fenomena diatas yang disertai
dengan data-data dan fakta empiris maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “pengaruh perawatan payudara
terhadap kelancaran ekskresi ASI pada ibu post
partum”.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh perawatan
payudara terhadap kelancaran ekskresi
ASI pada ibu post partum.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengidentifikasi kelancaran
ekskresi ASI pada ibu post partum
Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran ekskresi ASI ... (M. A. Nilamsari, 2014) 3
sebelum diberikan perawatan
payudara.
b) Untuk mengidentifikasi kelancaran
ekskresi ASI pada ibu post partum
setelah diberikan perawatan payudara.
c) Untuk menganalisis pengaruh
pemberian perawatan payudara
terhadap kelancaran ekskresi ASI pada
ibu post partum.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian rancangan
eksperimen semu, dengan menggunakan
rancangan penelitian One Group Pretest
Posttest yaitu untuk menguji perubahan yang
terjadi setelah dilakukan eksperimen (Setiadi,
2013, hlm.88-89).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 47, ibu post partum yang terdapat di
Rumah Bersalin Mardi Rahayu Semarang.
Sampel yang digunakan adalah sebesar 32
responden. . Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quota Sampling
yaitu dengan menetapkan jumlah sampel yang
diperlukan atau menetapkan quotum (jatah)
kemudian populasi manapun yang ada tidak
menjadi masalah yang penting jumlah quotum
yang sudah ditetapkan terpenuhi Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari lembar kuesioner
karakteristik responden, lembar observasi bayi
yang berisi BB bayi, frekuensi BAK/hari,
frekuensi menyusu bayi/hari dan jumlah jam
waktu bayi tidur/hari dan timbangan bayi yang
sudah ditera diambil dari Eko Mardiyaningsih
tahun 2010 (Hidayat, 2009, hlm.105).
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan
untuk melihat hubungan 2 variabel bebas
(pemberian perawatan payudara) dan variabel
terikat (kelancaran ekskresi ASI pada ibu
postpartum) (Notoadmodjo, 2012, hlm.182-
183). Berdasarkan uji statistic dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak
dengan hasil nilai p 0,018 atau < 0,05 yang
artinya terdapat hubungan antara perawatan
payudara terhadap kelancaran ekskresi ASI
pada ibu post partum.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
Tabel. 5.1.
Tabel Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan Usia di Rumah Bersalin
Mardi Rahayu Semarang pada tanggal
17 Maret-17 April 2014
(n=32)
Nilai
minimum
Nilai
maximum
Mean Std.
Deviasi
20 37 28,25 4,436
Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah
responden termuda adalah 20 tahun, umur
tertua adalah 37 tahun dengan nilai Mean
28,25 dan Standar Deviasi 4,436. Usia
merupakan satuan waktu yang digunakan
untuk mengukur keberadaan makhluk hidup
maupun yang telah mati (Wikipedia, 2013).
Wanita produktif adalah suatu keadaan dimana
organ tubuh wanita yang disebut rahim telah
mampu untuk menghasilkan indung telur di
dalam rahimnya (Salim, 2009, hlm.45).
2. Karakteristik Responden berdasarkan
Paritas
Tabel. 5.2.
Tabel Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan Paritas di Rumah Bersalin
Mardi Rahayu Semarang pada tanggal
17 Maret-17 April 2014
(n=32)
4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...
Paritas Frekuen
si
Persentase
(%)
Primigravida 12 37,5%
Multigravida 20 62,5%
Total 32 100%
Berdasarkan tebel frekuensi di atas
diketahui bahwa responden terbanyak
adalah Multigravida sebanyak 20
responden (62,5%) dan sedangkan
responden Primigravida sebanyak 12
responden (37,5%). Paritas merupakan
jumlah kelahiran janin hidup, bukan
jumlah janin yang dilahirkan. Janin yang
lahir atau mati setelah viabilitas dicapai,
tidak mempengaruhi paritas (Bobak,
Lowdermilk, dan Jensen, 2004, hlm. 104).
3. Distribusi Kelancaran Ekskresi ASI
Sebelum dilakukan Perawatan Payudara
Tabel. 5.3.
Tabel Distribusi Frekuensi Kelancaran
Ekskresi ASI sebelum dilakukan
Perawatan Payudara di Rumah
Bersalin Mardi Rahayu Semarang pada
tanggal 17 Maret-17 April 2014
(n=32)
4. Distribusi Kelancaran Ekskresi ASI setelah
dilakukan Perawatan Payudara.
Tabel. 5.4.
Tabel Distribusi Frekuensi Kelancaran
Ekskresi ASI setelah dilakukan
Perawatan Payudara di Rumah
Bersalin Mardi Rahayu Semarang pada
tanggal 17 Maret-17 April 2014
(n=32)
Kelancaran Ekskresi
ASI
Frekuensi Persentase
(%)
Lancar 24 75%
Tidak Lancar 8 25%
Total 32 100%
Berdasarkan tabel frekuensi diatas setelah
dilakukan perawatan payudara
menunjukkan bahwa 24 responden (75%)
mengalami ekskresi ASI lancar dan 8
responden mengalami ekskresi ASI tidak
lancar.
5. Distribusi kelancaran Ekskresi ASI
menggunakan uji Chi Square
Tabel. 5.5.
Tabel Distribusi Pengaruh Perawatan
Payudara Terhadap Kelancaran
Ekskresi ASI pada Ibu Post Partum di Rumah
Bersalin Mardi Rahayu Semarang
pada tanggal 17 Maret-17 April 2014
(n=32)
Berdasarkan tabel frekuensi diatas
menunjukkan bahwa 21 responden (65,6%)
mengalami ekskresi ASI tidak lancar
dan 11 responden mengalami ekskresi ASI
lancar.
Kelancaran
Ekskresi
ASI
Frekuensi Persentase
(%)
Lancar 11 34,4%
Tidak
Lancar
21 65,6%
Total 32 100%
Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran ekskresi ASI ... (M. A. Nilamsari, 2014) 5
Dalam penelitian ini hasil uji statistik
dengan pengaruh perawatan payudara
terhadap kelancaran ekskresi ASI pada
ibu post partum di Rumah Bersalin Mardi
Rahayu Semarang menggunakan uji Chi
Square didapatkan nilai P sebesar 0,018
atau < 0,05 dengan demikian maka Ha
diterima, yang berarti ada hubungan
perawatan payudara terhadap kelancaran
ekskresi ASI pada ibu post partum di
Rumah Bersalin Mardi Rahayu Semarang.
Dan nilai OR (Odds Ratio) menunjukkan
hasil 1,615 yang berarti dengan
dilakukannya perawatan payudara dapat
mempengaruhi kelancaran ekskresi ASI 1
kali lebih besar dibandingkan yang tidak
diberikan perawatan payudara.
Perawatan payudara adalah suatu cara
yang dilakukan untuk merawat payudara
agar air susu keluar dengan lancar
(Amelia, 2011). Secara fisiologis
perawatan payudara dengan merangsang
buah dada akan mempengaruhi hipofise
untuk mengeluarkan hormon progesterone
dan estrogen lebih banyak lagi dan
hormone oksitosin dengan merangsang
kelenjar- kelenjar air susu melalui
pemijatan (Ambarwati dan Wulandari,
2006).
Berdasarkan hasil penelitian responden
sebelum dilakukan payudara adalah 11
responden (34,4%) mengalami ekskresi
ASI lancar, sedangkan 21 (65,6%)
mengalami ekskresi ASI tidak lancar.
Namun setelah diberikan perawatan
payudara persentase ekskresi ASI lancar
mengalami peningkatan yaitu 24 (75%)
responden mengalami ekskresi ASI lancar
dan 8 (25%) responden mengalami
ekskresi ASI tidak lancar. Data diatas
didukung oleh penelitian yang dilakukan
Fitria (2012) mengatakan bahwa ada
hubungan antara perawatan payudara
dengan kelancaran produksi ASI pada ibu
menyusui.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Maria (2012) memperlihatkan bahwa
kebiasaan melakukan perawatan payudara
bagi ibu menyusui dapat mengakibatkan
lancarnya produksi ASI sebesar 36 kali
lebih besar dibandingkan dengan ibu
menyusui yang tidak memiliki kebiasaan
melakukan perawatan payudara.
Gerakan pada perawatan payudara
bermanfaat melancarkan refleks
pengeluaran ASI. Selain itu juga
merupakan cara efektif meningkatkan
volume ASI. Terakhir yang tak kalah
penting, mencegah bendungan pada
payudara (Pramitasari dan Saryono,
2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan pada 32 responden yang
dilakukan perawatan payudara di Rumah
Kelancaran
ekskresi ASI
Pre
Kelancaran Ekskresi ASI Post
Total
%
OR
p
Lancar Tidak Lancar
exp % Exp %
Lancar 8,3 100% 2,8 0% 100% 1,615 0,018
Tidak Lancar 15,8 61.9% 5,3 38,1% 100%
Total 24,0 75% 8,0 25% 100%
6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...
Bersalin Mardi Rahayu Semarang dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kelancaran ekskresi ASI sebelum
dilakukan perawatan payudara adalah
11 responden (33,4%) mengalami
ekskresi ASI lancar sedangkan 21
responden (65,6%) mengalami
ekskresi ASI tidak lancar.
2. Kelancaran ekskresi ASI sesudah
diberikan perawatan payudara adalah
24 responden (75%) mengalami
kelancaran ekskresi ASI lancar dan 8
responden mengalami kelancaran
ekskresi ASI tidak lancar.
3. Hasil uji statistic Chi Kuadrat (χ2)
hasil nilai P = 0,018 sehingga nilai p
< 0,05 yang berarti Ha diterima dan
Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara
perawatan payudara terhadap
kelancaran ekskresi ASI di Rumah
Bersalin Mardi Rahayu Semarang.
Dan nilai OR (Odds Ratio)
menunjukkan hasil 1,615 yang berarti
dengan dilakukannya perawatan
payudara dapat mempengaruhi
kelancaran ekskresi ASI 1-2 kali
lebih besar dibandingkan yang tidak
diberikan perawatan payudara.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan tentang pengaruh perawatan
payudara terhadap kelancaran ekskresi ASI
pada ibu post partum di Rumah Bersalin Mardi
Rahayu Semarang, maka peneliti mempunyai
saran kepada pihak-pihak yang berkaitan atau
berkepentingan adalah sebagai berikut:
1. Bagi RS dan masyarakat
Perawat seharusnya melakukan
perawatan payudara pada ibu post
partum karena perawatan payudara
terbukti bahwa mempengaruhi
kelancaran ekskresi ASI.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam proses
pembelajaran khususnya pentingnya
perawatan payudara diajarkan dan
dilatih agar semua mahasiswa bisa
mempraktekkan di klinik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini bisa
dikembangkan untuk penelitian
selanjutnya perawatan payudara yang
lebih spesifik dibahas dan faktor-
faktor yang mempengaruhi
kelancaran ekskresi yang tidak bisa
dikendalikan dapat lebih dijelaskan
secara detail sehingga dapat
mengetahui faktor lain apa yang
sangat mempengaruhi kelancaran
ekskresi ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati dan Wulandari. 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra
Cendekia Press.
Anonim. (2011). Perawatan payudara pada
ibu masa nifas.
http://www.solusikewanitaan.com/2011/
10/perawatan-payudara-masa-nifas.html.
diperoleh 19 desember 2013
. (2013). Pengertian Usia Menurut
WHO.
http://id.wikipedia.org/wiki/Umur
diperoleh tanggal 12 Mei 2014
Ayu Fitria. (2012). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kelancaran
Produksi ASI Pada Ibu Menyusui di
Rumah Bersalin Hartini Desa Jeulingke
Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda
Aceh.
http://lppm.stikesubudiyah.ac.id/jurnal/
AYU_FITRIA-du0-
jurnal_ayu_fitria.pdf. diperoleh tanggal
12 Mei 2014
Aziz Alimul Hidayat. (2010). Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran ekskresi ASI ... (M. A. Nilamsari, 2014) 7
Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika
Biro Pusat Statistik. (2012). Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia 2012.
http://www.bkkbn.com/BPS-BKKBN-
Depkes RI-UNFPA/ diperoleh tanggal 1
Desember 2013
Bobak, Irene M., Lowdermilk, Jensen
Margaret D. (2012). Buku Ajar
Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Carolina Salim. (2009). Kampanye bahaya
kista endometriosis pada wanita karir
usia produktif.
http://yayanakhyar.com/2010/04/23/fase
-kala-dalam-persalinan-
normal/diperoleh tanggal 5 Mei 2014
Dinas Kesehatan. (2013). Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2012.
http//www.depkes.go.id/inde.php?vw=2
&pg=vwSec_PublikasiData/ diperoleh
tanggal 29 November 2013
Eko Mardiyaningsih. (2010). Efektifitas
Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu
Post Seksio Sesarea di Rumah Sakit
Wilayah Jawa Tengah.
http://www.google.com/2010/07/keef
ektifan-pijat-oksitosin-terhadap-
kelancaran-produksi-ASI/ diperoleh
tanggal 15 Januari 2014
Maria Lisbeth Amahorseja. (2012). Faktor
Determinan Kelangsungan ASI di
Rumah Sakit Umum Daerah DR. M.
Haulussy Ambon.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/57b4
7a5800888bc5419f5609ac17ac4e.pdf.
diperoleh tanggal 14 Mei 2014.
Rizki Amelia. (2012). SAP Kebutuhan Dasar
Nifas. http://www.share-
pdf.com/40704bfa9f7f49c2b528996d5af
8315b/88330715-Sap-Materi-Soal-
Kebutuhan-Dasar-Nifas-Praktik-Peer-
Teaching-Rizki-Amelia.htm. diperoleh
tanggal 12 Mei 2014.
Saryono dan Pramitasari. (2008). Perawatan
Payudara Dilengkapi dengan Deteksi
Dini Terhadap Penyakit Payudara.
Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan
Riset Keperawatan Edisi 2. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Sholichah. (2011). Hubungan perawatan
payudara pada ibu post partum dengan
kelancaran pengeluaran ASI di desa
Karang Duren Kecamatan Tenggaran
Kabupaten Semarang. http://e-
journal.akbid-
purworejo.ac.id/index.php/jkk3/search/a
uthors/view?firstname=Nur&middleNa
me=&lastname=Scholichah&affiliation=
&country=ID/ diperoleh tanggal 11
Desember 2013.
Soekidjo Notoatmodjo. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Sr Jenny. (2006). Perawatan Masa Nifas Ibu
dan Bayi “Pemulihan Pasca Melahirkan
Bagi Para Ibu dan Perawatan Bayi
Selama Nifas. Yogyakarta: Sahabat Setia
Sri Handini Pertiwi. (2012). Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses laktasi ibu
dengan bayi usia 0-6 bulan di Desa
Cibeusi Kecamatan Jatinagor.
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/
view/697/ diperoleh tanggal 10 Januari
2014
2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...