Brand Awareness Minyak goreng
-
Upload
tanti-wachyana-putri -
Category
Documents
-
view
84 -
download
0
description
Transcript of Brand Awareness Minyak goreng
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku konsumen adalah sebuah kegiatan yang berkaitan erat dengan
proses pembelian suatu barang atau jasa. Perilaku konsumen merupakan hal-hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Ketika
memutuskan akan membeli suatu barang atau produk, tentu Anda sebagai
konsumen selalu memikirkan terlebih dahulu barang yang akan Anda beli. Mulai
dari harga, kualitas, fungsi atau kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya.
Kegiatan memikirkan, mempertimbangkan, dan mempertanyakan barang sebelum
membeli merupakan atau termasuk ke dalam perilaku konsumen. Perilaku
konsumen sangat erat kaitannya dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa.
Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan
proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti
melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Yang termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai kualitas
produk, juga meliputi harga produk atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk
tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu
untuk memikirkan dan melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun jika harga
suatu barang atau jasa tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen
tersebut akan memberikan effort lebih terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut
1
akan semakin lama melakukan perilaku konsumen, seperti melihat, menanyakan,
mengevaluasi, dan mempertimbangkan.
Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi dua yaitu
perilaku konsumen yang bersifat rasional dan irrasional. Yang dimaksud dengan
perilaku konsumen yang bersifat rasional adalah tindakan perilaku konsumen
dalam pembelian suatu barang dan jasa yang mengedepankan aspek-aspek
konsumen secara umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan mendesak, kebutuhan
utama atau primer, serta daya guna produk itu sendiri terhadap konsumen
pembelinya. Berikut ini beberapa ciri-ciri dari perilaku konsumen yang bersifat
rasional:
a. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
b. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
c. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
d. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan
konsumen
Sedangkan perilaku konsumen yang bersifat irrasional adalah perilaku
konsumen yang mudah terbujuk oleh iming-iming diskon atau marketing dari
suatu produk tanpa mengedepankan aspek kebutuhan atau kepentingan. Untuk
lebih jelasnya, berikut beberapa ciri-ciri yang menjadi dasar perbedaan antara
perilaku konsumen yang bersifat rasional dan perilaku konsumen yang bersifat
irrasional. Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:
a. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak
maupun elektronik
2
b. Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal
luas
c. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi
atau prestise
Brand awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk
mengenali maupun mengingat sebuah merek. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi
nama, gambar/ logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk
mempromosikan produk-produknya.
Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang
dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya. Sebab, tak
bisa kita pungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand produk
Anda, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.
Inilah yang melatar belakangi penulis untuk menganalisa tingkatan brand
awareness konsumen minyak goreng di Supermarket Matahari.
B. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik umum konsumen minyak goreng di Supermarket
Matahari.
2. Mengetahui tingkat brand awareness konsumen minyak goreng di
Supermarket Matahari.
3. Mengetahui
3
II. PEMBAHASAN
Brand awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk
mengenali maupun mengingat sebuah merek. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi
nama, gambar/ logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk
mempromosikan produk-produknya. Bisa dikatakan, brand awareness menjadi
salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat
brand produknya. Sebab, tak bisa kita pungkiri bila semakin banyak konsumen
yang mengingat brand produk Anda, maka semakin besar pula intensitas
pembelian yang akan mereka lakukan.
Menurut ahli, brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 3 tingkatan,
yakni sebagai berikut :
1. Brand recognition (pengenalan), merupakan tingkatan yang paling rendah,
dimana para konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih
membutuhkan alat bantu untuk bisa mengingat merek tersebut.
2. Brand recall (mengingatkan kembali), kesadaran merek langsung muncul di
benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan
recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan
pengulangan/ penyebutan ulang untuk mengingat merek produk.
4
3. Top of mind (puncak), adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah
mendominasi benak para konsumen, sehingga dalam level ini mereka tidak
membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu.
Brand mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan
ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Durianto dkk (2004)
menyatakan bahwa brand lebih sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya
tercakup enam pengertian, yaitu:
1. Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain dan
lain-lain.
2. Manfaat, meskipun suatu brand memiliki sejumlah atribut, konsumen
sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut
brand diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional maupun
manfaat emosional.
3. Nilai, brand juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
4. Budaya, brand juga mencerminkan budaya tertentu.
5. Kepribadian, brand juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali
produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk
mendongkrak maupun menopang brand produknya.
6. Pemakai, brand menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.
Simamora (2003) berpendapat bahwa brand yang kuat memperoleh manfaat-
manfaat sebagai berikut:
5
1. Loyalitas yang memungkinkan terjadinya transaksi berulang. Misalnya anda
loyal terhadap Coca-cola, transaksi anda berulang, anda tidak hanya sekali
membeli produk tersebut. Keuntungan perusahaan diperoleh bukan dari
sekali transaksi.
2. Brand yang kuat memungkinkan perusahaan menetapkan harga yang lebih
tinggi (premium), yang berarti margin yang lebih tinggi bagi perusahaan.
3. Brand yang kuat memberikan kredibilitas pada produk lain yang
menggunakan brand tersebut.
4. Brandyang kuat memberikan return yang lebih tinggi.
5. Brand yang kuat memungkinkan diferensiasi relatif dengan pesaing
6. Brand yang kuat memungkinkan fokus internal yang jelas, artinya dengan
brand yang kuat, para karyawan mengerti apa brand dan apa yang perlu
mereka lakukan untuk mengusung brandtersebut.
7. Semakin kuat brand, dimana loyalitas semakin tinggi, maka konsumen akan
lebih toleran terhadap kesalahan produk atau perusahaan.
8. Brand yang kuat menjadi faktor yang menarik karyawan-karyawan
berkualitas, sekaligus mempertahankan karyawan-karyawan (yang puas).
9. Brandyang kuat menarik konsumen untuk hanya menggunakanfaktor brand
dalam pengambilan keputusan pembelian.
Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa Brand Awareness adalah
sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan
menciptakan Brand Awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan
kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang
6
selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan
keputusan.
Peter dan Olson (2000) menyatakan tingkat Brand Awareness dapat
diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand mana yang
dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau Brand
Awarenesssudah mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu
keputusan pembelian dilakukan. Strategi brand awareness yang tepat
tergantung pada seberapa terkenal brandtersebut. Kadang kala tujuan promosi
adalah untuk memelihara tingkat Brand Awareness yang sudah tinggi.
Brand awareness (kesadaran merek) menggambarkan keberadaan brand
dalam benak konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa
kategori (Durianto dkk., 2004). Brandyang kuat dicerminkan oleh Brand
Awareness yang tinggi dan asosiasi merek (brand association) yang kuat dan
positif (Simamora, 2003).
Gambar 1. Piramida Brand Awareness
Responden sebanyak 25 orang dengan karakteristik sebagai berikut. Dari
hasil pengamatan, konsumen dengan umur 16-20 sebanyak 20 %, umur 21-25
7
sebanyak 12%, 26-30 sebanyak 16%, 31-35 sebanyak 4%, 36-40 sebanyak 12%,
41-45 sebanyak 12%, 46-50 sebanyak 20% dan 51-55 sebanyak 4%. Sebagian
besar umur konsumen berkisar antara 16-20 tahun dan 46-50 tahun. Selanjutnya
untuk jenis kelamin rata-rata konsumen berjenis kelamin perempuan degan
presentase 96% dan sisanya sebanyak 4% adalah laki-laki. Ketiga konsumen
menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh. Sebagian besar
berpendidikan tingkat SMA, yaitu sebanyak 52% atau 13 orang dari 25
konsumen. Selanjutnya adalah S1 sebanyak 20%, lalu Diploma sebanyak 16%,
SMP sebanyak 8% dan SD sebanyak 4%. Lalu yang keempat adalah konsumen
menurut pekerjaan. Sebagian besar pekerjaan dari konsumen adalah sebagai ibu
rumah tangga, yaitu sebanyak 32%. Selanjutnya sebagai pelajar atau mahasiswa
sebanyal 32%, pegawai swasta sebanyak 12%, pegawai pemerintah sebanyak 8%
dan lainnya sebanyak 4%. Selanjutnya yang terakhir adalah konsumen menurut
tingkat pendapatan. Sebanyak 60% konsumen memiliki pendapatan <
Rp1.000.000,- . Lalu masing-masing 16% konsumen dengan tingkat pendapatan
Rp1.000.000 – Rp2.000.000,- dan Rp2.000.000 – Rp3.000.000,- . selanjutnya 8%
konsumen dengan pendapatan >Rp3.000.000,- .
Brand Unaware (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah
dalam piramida Brand Awareness di mana konsumen tidak menyadari adanya
suatu merek. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, merek yang masuk dalam
kategori Brand Unaware adalah merek Sania dari 29% responden, Sunco dari
21% responden, Kuncimas dari 14% responden, Fortune, Bimoli, Filma, Rose
Brand dan tropical masing-masing dari 7% reponden.
8
Brand Recognition (pengenalan brand) adalah tingkat minimal Brand
Awareness, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan
pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). Posisi Brand recognition
secara berurutan dari yang tertinggi ditempati oleh merek Bimoli dari 20%
responden, Filma dari 16% responden, Sania, Rose Brand dan Suncodari 12%
responden serta Tropical, Fortune dan Indomaret masing-masing dari 4%
responden.
Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah pengingatan kembali
merek tanpa bantuan (unaided recall). Berdasarkan wawancara yang kami
lakukan, merek minyak goreng yang menempati posisi Brand Recall dari merek
yang paling banyak dipilih sampai yang terendah yaitu Tropical oleh 28%
responden, Sania 24%, Filma 20%, Bimoli 16%, serta Kuncimas, Provita dan
Rose Brand yang masing-masing merek berasal dari 4% responden.
Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali
oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen, atau
merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam
benak seorang konsumen. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di
foodmart Matahari, terdapat 5 merek minyak goreng merupakan Top of Mind
responden dari peringkat tertinggi sampai terendah yaitu Bimoli, Tropical, Sunco,
Filma, Sania dan minyak goreng dengan merek Bimoli menempati posisi Top of
Mind mayoritas responden, yaitu sebesar 44% dari total responden sedangkan
sisanya 28% responden menyebutkan Tropical, 16% responden menyebutkan
Sunco, Filma dari 8% responden dan 4% menyebutkan Sania.
9
Brand awareness dibentuk oleh beberapa faktor, misalnya dengan
adanya iklan dan word of mouth. Brand awareness mempunyai pengaruh
terhadap pilihan konsumen. Hal itu berpengaruh dalam keputusan konsumen
untuk membeli suatu produk (Keller, 1993, 1998). Menyebutkan bahwa
Brand Awareness adalah taktik pilihan yang paling umum diantara konsumen
yang belum berpengalaman dalam membuat keputusan untuk mengkonsumsi
suatu produk. Konsumen yang sadar akan keberadaan suatu produk tertentu
sebagai pilihannya mencoba untuk memilih merek yang terkenal meskipun
pilihannya itu memiliki kualitas yang lebih rendah daripada merek lain yang
juga belum diketahuinya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, Brand Awareness dari responden
dapat digambarkan dengan piramida Brand Awareness di bawah ini:
Gambar 2. Tingkatan Brand Awareness minyak goreng
Tabel 1. FrequenciesValue
0 1
10
Top of Mind (Bimoli 44%)
Brand Recall (Tropical 28%)
Brand Recognition (Filma 20%)
Brand Unaware (Sania 29%)
kemasan 8 17warna 12 13bermanfaat_utk_kesehatan
6 19
harga 5 20mudah_diperoleh 11 14Sumber : Output SPSS
Tabel 2. Test StatisticsN 25Cochran's Q 7,750a
df 4Asymp. Sig. ,101Exact Sig. ,105Point Probability
,017
a. 0 is treated as a success.Sumber : Output SPSS
Dari hasil output SPSS uji Q Cochran diatas dapat dinyatakan bahwa uji
yang dilakukan signifikan secara statistik karena nilai Cochran Q lebih kecil
daripada nilai χ (2) yaitu 7,750 < 9,488. Artinya, mengindikasikan bahwa semua
atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama.
Pada awalnya nilai xhitung > xtabel, namun 2 atribut dengan jawaban “Ya”
terendah dihilangkan dengan harapan nilai xhitung < xtabel.
Atribut yang digunakan seperti kemasan, warna, manfaat untuk kesehatan,
teknologi proses, harga, mudah diperoleh, dan promosi. Menurut salah satu
responden dari ketujuh atribut minyak goreng, hanya ada 5 atribut yang menjadi
pertimbangan yaitu kemasan, warna, manfaat untuk kesehatan, harga, dan mudah
diperoleh, sedangkan 2 atribut sisanya seperti teknologi proses dan promosi tidak
menjadi pertimbangan.
11
Atribut kemasan yang dipertimbangkan adalah minyak goreng dengan
kemasan yang menarik, untuk warna minyak goreng yang paling sering dipilih
adalah yang berwarna kuning jernih, kandungan nutrisi dan komposisi juga
menjadi pertimbangan dalam memilih minyak goreng karena berkaitan dengan
kesehatan, rata-rata responden tidak begitu memperhatikan teknologi prosesnya
karena tidak tahu, responden dalam membeli minyak goreng sangat
memperhatikan harganya, selain itu ada kecenderungan membeli minyak goreng
dengan merek apapun karena mudah diperoleh dan juga media promosi dianggap
hanya sebagai selingan saja karena pada dasarnya minyak goreng adalah
kebutuhan sehari-hari.
Minyak goreng yang sering dibeli oleh konsumen di supermarket matahari
antara lain filma, bimoli, tropical, sunco, sania, cemara, sovia, kunci mas, dan
merek lainnya. Dari 25 responden ada sekitar 4% atau 1 orang yang membeli
filma, 20% atau 5 orang yang membeli bimoli, 28% atau 7 orang yang membeli
tropoical, 20% atau 5 orang yang membeli sunco, 12% 3 orang yang membeli
sania, 4% atau 1 orang yang membeli cemara, 4% atau 1 orang yang membeli
sovia, 4% atau 1 orang yang membeli kunci mas, dan 4% atau 1 orang yang
sisanya membeli merek lainnya.
Volume minyak goreng yang dibeli berkisar 500-1000ml, 1000-2000ml, dan
>2000ml. Dari 25 responden ada sekitar 16 % atau 4 orang yang membeli minyak
goreng dengan volume 500-1000ml, 76% atau 19 orang yang membeli minyak
goreng dengan volume 1000-2000ml, dan 8% atau 25 orang yang membeli
minyak goreng dengan volume >2000ml.
12
Pilihan harga minyak goreng yang dibeli berkisar <12.000/L, 12.000-
15.000/L, 15.000-17.500/L, dan >17.500/L. Dari 25 responden ada sekitar 8%
atau 2 orang dengan pilihan harga <12.000/L, 48% atau 12 orang dengan pilihan
harga 12.000-15.000/L, 16% atau 4 orang dengan pilihan harga 15.000-17.500/L,
dan 28% atau 7 orang dengan pilihan harga >17.500/L.
Dari 25 responden mayoritas responden membeli minyak goreng di
minimarket atau supermarket sebanyak 88% atau 22 orang, 8% atau 2 orang
membeli di warung eceran, dan hanya sekitar 4% atau 1 orang yang membelinya
di grosiran. Selain itu, sebanyak 16 orang atau 64% mengenal minyak goreng
melalui TV dan 9 orang atau 3% melalui bazar.
Berdasarkan hasil tersebut dilihat bahwa minyak goreng yang banyak dibeli
konsumen adalah minyak goreng tropical, hal ini dapat dilihat dari persentasenya
sebesar 28% yang lebih besar persentasenya dibanding minyak goreng lainnya,
selain itu sebagian besar konsumen membeli minyak goreng yang mempunyai
volume 1000-2000ml hal ini dapat dilihat dari persentasenya sebesar 76%, lalu
dari empat pilihan range harga,sebesar 48% dari konsumen lebih memilih minyak
goreng berharga 12.000-15.000/L, untuk tempat memperolehnya kebanyakan dari
konsumen memilih supermarket/minimarket hal ini dapat dilihat dari
persentasenya sebesar 88%, media promosi yang palingberpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian minyak goreng menurut konsumen
adalah TV hali ini dapat dilihat dari persentasenya sebesar 64%.
13
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik umum konsumen minyak goreng di Supermarket
Matahari adalah jenis kelamin responden 96 persen perempuan, 20
persen responden berusia 16-20 tahun dan 46-50 tahun, tingkat
pendidikan responden 52 persen SMA, pekerjaan responden 44
persen ibu rumah tangga, dan pendapatan per bulan responden 40
persen kurang dari Rp1.000.000
2. Top of mind minyak goreng adalah merek bimoli dengan persentase
sebanyak 44%. Brand recall minyak goreng adalah merek tropical
dengan persentase sebanyak 28%. Brand recognition minyak goreng
adalah merek filma dengan persentase sebanyak 20%. Brand unaware
minyak goreng adalah merek sania dengan persentase sebanyak 29%.
3. Peringkat atribut yang menjadi bahan pertimbangan dalam
keputusan pembelian minyak goreng berturut – turut adalah harga,
manfaat untuk kesehatan, kemasan, mudah diperoleh dan warna.
14
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Budiman, Lie Joko.2004. Brand Equity Ten, Strategi Memimpin Pasar. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Durianto, Darmadi, CICILIA Liana. 2004. ”Analisa efektifitas iklan Televisi Softener Soft & Fresh di Jakarta”. Jurnal Ekonomi Perusahaan. VOL. 11 No. 1, Maret
Hari, Yuniska P. 2009. Pengukuran Kesadaran Merek (Brand Awareness) pada Produk Madurasa PT. Air Mancur. UNS. Surakarta.
Keller, Kevin Lane et al. 2006. Marketing. 12th edition New Jersey : Prentice Hall.
Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson. 2000. Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran; alih bahasa, Sihombing, Damos. Jakarta: Erlangga Publishing Company, Boston Massachusset, AS.
Simamora, Bilson. 2003. Aura Merek. Jakarta. Gramedia.
15
LAMPIRAN
16
Lampiran 1. Karakteristik Responden
No Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pendapatan/bulan1 Ayu 21 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa <Rp1.000.000-2 Intan 21 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa <Rp1.000.000-
3 Retno 37 Perempuan S1Pegawai Pemerintah Rp2.000.000-Rp3.000.000-
4Sumirat Agustina 20 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa Rp1.000.000-Rp2.000.000-
5 Sumidah 43 Perempuan SMA Ibu Rumah Tangga Rp1.000.000-Rp2.000.000-6 Putri 29 Perempuan SMA Ibu Rumah Tangga Rp1.000.000-Rp2.000.000-
7 Reni 43 Perempuan S1Pegawai Pemerintah Rp2.000.000-Rp3.000.000-
8 Tita 22 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa Rp1.000.000-Rp2.000.000-9 Urip Pudjiastuti 48 Perempuan Diploma/Akademi Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-
10 Sriyanti 47 Perempuan SMA Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-11 Afifah Andri A 50 Perempuan S1 Pegawai Swasta >Rp3.000.000-12 Titik 51 Perempuan SMP Lainnya <Rp1.000.000-13 Qonita 20 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa <Rp1.000.000-14 Yuni Afirosa 46 Perempuan Diploma/Akademi Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-15 Didi 36 Laki-laki Diploma/Akademi Pegawai Swasta >Rp3.000.000-16 Fani 49 Perempuan SMA Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-17 Siti Sunarti 30 Perempuan SD Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-18 Fulanah 19 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa <Rp1.000.000-19 Riska 26 Perempuan S1 Pegawai Swasta Rp2.000.000-Rp3.000.000-20 Yessy 20 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa <Rp1.000.000-21 Atsrid Haryani 18 Perempuan SMA Pelajar/Mahasiswa <Rp1.000.000-
17
M22 Imas Masriah 45 Perempuan SMP Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-23 Lili Puji 28 Perempuan S1 Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-24 Indri Nurhayati 35 Perempuan Diploma/Akademi Ibu Rumah Tangga <Rp1.000.000-25 Dwi Ariyanti 36 Perempuan SMA Ibu Rumah Tangga Rp2.000.000-Rp3.000.000-
Kelompok UsiaJumlah
Persentase
16-20 5 20%21-25 3 12%26-30 4 16%31-35 1 4%36-40 3 12%41-45 3 12%46-50 5 20%51-55 1 4%
Total 25 100%
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase
Laki-laki 1 4%Perempuan 24 96%
Total 25 100%
18
Pendidikan Terakhir
Jumlah
Persentase
SD 1 4%SMP 2 8%SMA 13 52%Diploma/Akademi 4 16%S1 5 20%
Total 25 100%
PekerjaanJumla
hPersentas
eIbu Rumah Tangga 11 44%Pelajar/Mahasiswa 8 32%Pegawai Pemerintah 2 8%Pegawai Swasta 3 12%Lainnya 1 4%
Total 25 100%
PendapatanJumla
hPersentas
e<Rp1.000.000- 15 60%Rp1.000.000-Rp2.000.000- 4 16%Rp2.000.000-Rp3.000.000- 4 16%>Rp3.000.000- 2 8%
19
Total 25 100%
20
Lampiran 2. Brand Awareness
Top of Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Brand Unaware
Filma Sania BimoliBimoli Filma Tropical SaniaTropical Filma Bimoli SaniaTropical Bimoli SaniaSunco Tropical SaniaBimoli Sania TropicalTropical Sania BimoliSunco Bimoli SaniaTropical Bimoli FilmaTropical Bimoli FilmaBimoli Tropical Sunco SaniaTropical Sania FilmaSania Rose Brand Bimoli KuncimasBimoli Tropical Rose Brand KuncimasFilma Tropical Rose BrandSunco Provita Filma TropicalBimoli Sania Rose Brand FortuneBimoli Tropical Filma SaniaBimoli Sania Fortune FilmaBimoli Filma Indomaret SuncoBimoli Tropical Sania SuncoBimoli Filma Tropical SuncoTropical Filma Sunco BimoliSunco Tropical BimoliBimoli Kuncimas Sunco Rose Brand
Top of Mind JumlahPersentas
eBimoli 11 44%Filma 2 8%Tropical 7 28%Sunco 4 16%Sania 1 4%
Total 25 100%
21
Brand Recall JumlahPersentas
eSania 6 24%Filma 5 20%Bimoli 4 16%Tropical 7 28%Rose Brand 1 4%Provita 1 4%Kuncimas 1 4%
Total 25 100%
Brand Recognition Jumlah
Persentase
Bimoli 5 20%Tropical 3 12%Sania 4 16%Filma 5 20%Sunco 3 12%Rose Brand 3 12%Fortune 1 4%Indomaret 1 4%
25 100%
Brand Unaware Jumlah
Persentase
Sania 4 29%Kuncimas 2 14%Tropical 1 7%Fortune 1 7%Filma 1 7%Sunco 3 21%Bimoli 1 7%Rose Brand 1 7%Total 14 100%
22
Lampiran 3. Cochran Q test
No RespondenAtribut
Kemasan
Warna Bermanfaat untuk kesehatan Teknologi proses
Harga Mudah diperoleh
Promosi
1 0 1 1 0 1 1 12 0 1 0 1 0 1 13 1 1 1 0 1 1 14 1 0 1 0 1 0 05 1 0 1 0 1 1 16 0 0 1 0 1 0 17 1 1 0 0 1 0 08 1 1 1 0 1 1 19 0 0 1 0 0 1 0
10 1 1 1 0 1 1 111 1 1 1 1 1 0 012 1 0 1 1 1 1 113 1 1 1 0 1 1 014 1 1 1 1 1 1 115 1 1 0 0 0 0 116 0 0 1 0 0 0 017 1 1 1 0 1 0 018 1 0 1 0 1 1 019 0 0 1 1 0 0 020 1 0 0 0 1 0 021 0 0 0 0 1 1 0
23
22 0 0 1 1 1 0 123 1 0 1 1 1 0 024 1 1 1 1 1 1 025 1 1 0 1 1 1 1
Jawaban ‘’Ya” : 1“Tidak” : 0
Atribut JumlahPersentas
eKemasan 17 68%Warna 13 52%Bermanfaat untuk kesehatan 19 76%Teknologi proses 9 36%Harga 20 80%Mudah Diperoleh 14 56%Promosi 12 48%
24
25
Frequencies
Value
0 1
kemasan 8 17
warna 12 13
bermanfaat_utk_kesehatan 6 19
harga 5 20
mudah_diperoleh 11 14
Test Statistics
N 25
Cochran's Q 7,750a
df 4
Asymp. Sig. ,101
Exact Sig. ,105
Point Probability ,017
a. 0 is treated as a success.
26
Lampiran 4. Informasi Tambahan
Informasi Tambahan
Minyak goreng yang dibeliVolume yang dibeli Pilihan harga Memperolehnya
Media promosi
Filma 1000-2000 ml 15.000-17.500/L Minimarket/Supermarket TVBimoli 1000-2000 ml 15.000-17.500/L Minimarket/Supermarket TVTropical 1000-2000 ml >17.500/L Minimarket/Supermarket TVTropical 1000-2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket BazarSunco 1000-2000 ml 15.000-17.500/L Minimarket/Supermarket TVBimoli >2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket BazarSania 1000-2000 ml >17.500/L Minimarket/Supermarket TVSunco 1000-2000 ml >17.500/L Minimarket/Supermarket TVTropical 1000-2000 ml >17.500/L Minimarket/Supermarket BazarSunco 1000-2000 ml >17.500/L Minimarket/Supermarket BazarCemara 1000-2000 ml <12.000/L Minimarket/Supermarket TVTropical 1000-2000 ml 15.000-17.500/L Minimarket/Supermarket TVSania 500-1000 ml <12.000/L Minimarket/Supermarket TVTropical 1000-2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket TVTropical >2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket BazarLainnya 1000-2000 ml >17.500/L Minimarket/Supermarket BazarBimoli 500-1000 ml 12.000-15.000/L Warung eceran TVBimoli 1000-2000 ml >17.500/L Grosir TVTropical 1000-2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket TVSovia 500-1000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket BazarSania 500-1000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket BazarSunco 1000-2000 ml 12.000-15.000/L Warung eceran TVKunci Mas 1000-2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket TVSunco 1000-2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket TVBimoli 1000-2000 ml 12.000-15.000/L Minimarket/Supermarket Bazar
Minyak goreng yang dibeli Jumlah
Persentase
Filma 1 4%Bimoli 5 20%Tropical 7 28%Sunco 5 20%Sania 3 12%Cemara 1 4%Sovia 1 4%Kuncimas 1 4%Lainnya 1 4%
Total 25 100%
27
Volume yang dibeli JumlahPersentas
e500-1000ml 4 16%1000-2000ml 19 76%>2000ml 2 8%
Total 25 100%
Pilihan harga JumlahPersentas
e<12.000/L 2 8%12.000-15.000/L 12 48%15.000-17.500/L 4 16%>17.500/L 7 28%
Total 25 100%
Tempat Perolehan JumlahPersentas
eMinimarket/Supermarket 22 88%Warung eceran 2 8%Grosir 1 4%
Total 25 100%
Media Promosi JumlahPersentas
eTV 16 64%Bazaar 9 36%
Total 25 100%
28
Lampiran 5. kuesioner
Nomor Responden : Tanggal:
I. Karakteristik Responden
Nama :
1. Jenis kelamin Saudara/i :
Laki-laki Perempuan
2. Usia Saudara/i saat ini : ..... tahun
3. Pendidikan formal terakhir Saudara/ia. SDb. SMPc. SMAd. Diploma/Akademie. S1f. Lainnya..........
4. Pekerjaan Saudara/i saat ini :a. Ibu rumah tanggab. Pelajar/Mahasiswac. Pegawai pemerintahd. Pegawai swastae. Profesioanalf. Lainnya.........
5. Pendapatan rumah tangga Saudara/i setiap bulannya :a. < Rp1000.000,-b. Rp1000.000,- s/d Rp2000.000,-c. Rp2000.000,- s/d Rp3000.000,-d. Rp3000.000,-
II. Brand Awareness
1. Sebutkan merek minyak goreng yang pertama kali muncul dalam benak Saudara/i?
................................... (satu merek saja)
2. Sebutkan merek minyak goreng lain selain yang Saudara/i sebutkan di atas?
29
1. .........................
2. .........................
3. .........................
III. Perilaku Konsumen
1. Minyak goreng yang anda beli
a. Bimoli b. Sania
c. Sunco d. Tropicana
e. Filma f. Lainnya.........
2. Volume minyak goreng yang Saudara/i beli.
a. < 500 ml b. 500 ml – 1000 ml
c. 1000 – 2000 ml d. > 2000 ml
3. Berapa harga minyak goreng yang Saudara/i beli?
a. < 12.000 per liter b. 12.000 – 15.000 per liter
c. 15.000 – 17.500 per liter d. > 17.500 per liter
4. Dari manakah minyak goreng yang saudara/i beli diperoleh?
a. Minimarket/supermarket b. Pasar tradisional
c. Grosir d. Warung eceran
5. Media promosi manakah yang menarik Saudara/i untuk membeli minyak goreng?
a. Televisi b. Media cetak
c. Siaran radio d. Promosi bazaar
30
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan
31