Penerapan Konsep Brand Awareness Dalam Pengembangan Sistem ...
Transcript of Penerapan Konsep Brand Awareness Dalam Pengembangan Sistem ...
Penerapan Konsep Brand Awareness Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Pemasaran
(Studi Kasus: UD. Bebiyo Semarang)
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Peneliti:
Jimmy L. Putra (682011067)
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.
Yani Rahardja, S.E., MM.
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
September 2016
1
2
3
4
5
1. Pendahuluan
Penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) seperti internet
sebagai sarana informasi dan komunikasi secara global dapat digunakan sebagai
media bisnis bagi sebuah organisasi atau perusahaan pada saat ini. Mulai dari
pengusaha kecil sampai pengusaha besar telah banyak memanfaatkan kemajuan
teknologi internet sebagai sarana guna memenangkan persaingan bisnis mereka.
Salah satu kegunaan internet dalam dunia bisnis yaitu sebagai advertising tool
yang berfungsi untuk mempromosikan produk atau iklan melalui internet. Internet
selain sebagai media promosi, juga dapat digunakan sebagai proses pembelian dan
penjulan produk, jasa dan informasi secara online yang disebut dengan e-
commerce. Perkembangan e-commerce membawa banyak perubahan terhadap
sektor aktivitas bisnis yang selama ini dijalankan di dunia nyata. Perubahan
tersebut ditandai dengan adanya sejumlah upaya dari sektor aktivitas bisnis yang
semula berbasis di dunia nyata (real), kemudian mengembangkan ke dunia maya
(virtual).
Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan
adalah kunci kesuksesan. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan
kuat pada berbagai waktu dan tempat. Saat ini, para pelanggan memberikan bobot
yang lebih besar pada kualitas dan nilai dalam membuat keputusan membeli. Oleh
karena itu, agar dapat memenangkan persaingan akibat banyaknya produk sejenis
dipasaran, setiap perusahaan harus meningkatkan brand atau citra merek yang
telah ada sehingga dapat menciptakan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan.
Merek berfungi untuk membedakan sebuah produk dari produk pesaing. Sebuah
merek mempunyai peranan yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Dalam
situasi persaingan yang semakin ketat, peran merek akan menjadi semakin
penting. Seorang produsen tidak hanya cukup menawarkan produk berkualitas
tinggi untuk merebut konsumen, melainkan juga perlu meningkatkan kekuatan
mereknya di pasar [1].
Sebuah perusahaan dagang saat ini juga menerapkan TI sebagai penggerak
dalam setiap proses bisnisnya. TI yang ada saat ini dapat berperan dalam
meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan
TI dalam proses bisnisnya yaitu UD. Bebiyo Semarang. Perusahaan ini
merupakan usaha mikro kecil dan menengah yang menjual berbagai macam jenis
kebutuhan bayi, balita, dan ibu. Nama Bebiyo sendiri berasal dari bahasa Spanyol
yang berarti my baby dalam bahasa Inggris atau bayiku dalam bahasa Indonesia.
UD. Bebiyo beralamat di ruko Syailendra kav. 2, jalan Grafika Raya,
Banyumanik, Semarang. Usaha ini berdiri sejak 8 Juni 2015 yang didirikan oleh
Bapak Gading Cokro Hernowo. Karena bisnis keluarga ini masih tergolong Usaha
Kecil Menengah maka perusahaan ini hanya memiliki owner. Hampir satu tahun
menjalani bisnis ini begitu banyak tantangan yang dihadapi oleh owner ini dan
persaingan dengan pebisnis lainnya yang sejenis namun sampai sekarang
perusahaan ini tetap berjalan dan perlahan memiliki pelanggan tetap.
Meskipun di beberapa bagian telah menerapkan TI, namun saat ini sistem
pemasaran pada UD. Bebiyo Semarang masih belum tersedia, hal ini berdampak
pada sempitnya jangkauan pemasaran yang hanya meliputi sekitar wilayah kota
Semarang. Belum tersedianya sistem informasi (SI) menjadikan kurangnya
6
informasi mengenai produk-produk yang dipasarkan, sehingga menjadikan
keterbatasan konsumen dalam mencari dan mengetahui informasi suatu produk
yang di pasarkan pada UD. Bebiyo Semarang khususnya konsumen yang berada
di luar wilayah kota Semarang. UD. Bebiyo Semarang sebagai salah satu pemain
dalam kondisi pasar yang kompetitif ini harus benar-benar memperhatikan
preferensi dan loyatitas konsumen dengan menjembatani harapan konsumen dan
menciptakan ikatan emosional antara perusahaan dan konsumen melalui
penerapan brand awereness-nya. Oleh karena itu, maka perlu adanya peningkatan
TI dengan menerapkan konsep brand awareness di dalam sistem pemasaran
perusahaan agar dapat memenangkan persaingan, setiap perusahaan terutama
dalam kasus ini Bebiyo Semarang harus meningkatkan brand atau citra merek
yang telah ada sehingga dapat menciptakan kesetiaan pelanggan terhadap
perusahaan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai sistem informasi pemasaran telah dilakukan
dengan topik: “Sistem Informasi Promosi Jasa Foto Pada GBU18studio” yang
bertujuan untuk merancang sistem informasi pemasaran berbasis web. Penelitian
dilakukan dengan tahapan antara lain metode pengumpulan data yang meliputi
pengamatan langsung, wawancara dan kepustakaan, metode pengembangan
sistem yang menggunakan Unified Modeling Language (UML) yang diperinci
terdiri dari diagram Use Case, Sequence diagram, dan Activity diagram. Hasil
yang didapatkan yaitu sebuah sistem informasi pemasaran berbasis web atau juga
disebut E-Commerce yang terdiri dari halaman profil GBU18studio, halaman
kategori foto, halaman cara menggunakan jasa dan halaman admin untuk
pemeliharaan website. Sistem informasi pemasaran jasa foto ini diharapkan dapat
mempermudah dalam mempromosikan GBU18studio. Terutama untuk konsumen
yang beralokasi jauh bisa mengakses informasi tentang jasa foto GBU18studio
kapanpun dan dimanapun. [2]
Penelitian lainnya yaitu penelitian yang melakukan analisis dan
perancangan sistem informasi dalam layanan penjualan berbasis web pada Mall
Puri Indah. Permasalahan yang timbul dirasakan oleh 2 (dua) pihak, yaitu pihak
pengunjung dan pengelola Mall Puri Indah. Pengunjung merasa Mall Puri Indah
kurang memberi informasi yang lengkap dan terperinci dan menginginkan adanya
website untuk memberi informasi yang lengkap tentang mall tersebut.
Permasalahan yang diungkapkan oleh pihak pengelola adalah permasalahan
biaya-biaya yang timbul untuk mencetak brosur-brosur, dan biaya iklan-iklan di
radio, koran, serta majalah. Dengan adanya website pengunjung dapat
memperoleh informasi yang lengkap dan biaya promosi yang dikeluarkan oleh
pihak pengelola dapat menurun. Hal tersebut disebabkan oleh kehadiran website
Mall Puri Indah yang memiliki informasi berupa profil, halaman acara, halaman
toko, halaman fasilitas, serta halaman hubungi kami. Dalam sistem yang ada, jika
user melakukan klik image, judul, atau detil salah satu informasi yang ada di
layar, maka akan dihubungkan ke halaman detil informasi yang berisi keterangan
lengkap tentang informasi tersebut. [3]
7
Mengacu kepada kedua penelitian sebelumnya, maka urgensi dalam
penelitian akan dilakukan implementasi konsep brand awareness dalam sistem
informasi pemasaran UD. Bebiyo Semarang guna mengetahui bagaimana produk
yang dijual benar-benar diminati oleh konsumen sehingga perusahaan dapat
membuat perencanaan atau strategi pemasaran yang lebih baik dan dapat
meningkatkan laba bagi perusahaan.
Landasan Teori
Menurut Mc Leod, sistem informasi adalah sebuah sistem informasi yang
mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Sistem informasi pemasaran
merupakan kegiatan peseorangan dan organisasi yang memudahkan dan
mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang
dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang
jasa dan gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian
pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk
perusahaan tersebut. Sistem informasi ini merupakan gabungan dari keputusan
yang berkaitan dengan: produk, tempat, promosi, dan harga produk. [4]
Pemanfaatan internet dewasa ini juga telah demikian berkembang pada
berbagai aspek kehidupan. Terlebih dengan semakin banyaknya masyarakat yang
memanfaatkan internet dan semakin mudah serta murahnya koneksi internet.
Pemanfaatan internet untuk berbagai aktivitas usaha disebut dengan e-commerce.
Kegiatan bisnis yang dilakukan secara online itu dapat meliputi pemasaran,
promosi, public relation, transaksi, pembayaran, dan penjadwalan pengiriman
barang, serta masih sangat terbuka kemungkinan inovasi-inovasi kegiatan bisnis
online seiring dengan perkembangan teknologi e-commerce sendiri. E-commerce
dapat ditinjau dari perspektif berikut:
- Perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan,
informasi atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan
elektronik lainnya.
- Perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja
- Perpektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya
layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meingkatkan
kecepatan layanan pengiriman
- Perpekstif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan
menjual barang atau informasi melalui internet dan sarana online lainnya.
E-commerce adalah satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis
yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui
transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang
dilakukan secara elektronik. E-commerce merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk memasarkan
produknya selain dapat memperluas akses pasar. UKM harus melihat manfaat e-
commerce untuk akses pasar secara mudah dan efisien seiring era globalisasi yang
pasti akan dihadapi. Kondisi ini menuntut UKM untuk memilih yang efektif dan
mengenai sasaran. Pemasaran melalui e-commerce membuat pelaku bisnis UKM
8
dapat langsung berkomunikasi dengan pembelinya, sehingga mereka dapat
memperoleh keuntungan yang lebih besar. E-commerce untuk pemasaran produk
UKM dapat memperoleh manfaat serta keuntungan karena lebih murah dan
efisien. Selain itu e-commerce juga memiliki akses tanpa batas, saat sebuah bisnis
memiliki alamat di internet (url), apa yang ditampilkan dalam internet dapat
diakses oleh pengunjung dari belahan dunia manapun selama di daerah tersebut
memiliki akses internet. Semakin sering alamat tersebut dikunjungi, semakin
besar pula potensi untuk memperoleh pendapatan. Bagi bisnis, e-commerce
merupakan peluang untuk menjangkau pasar yang luas, e-commerce dapat
memperpendek jarak geografis dan melintasi batasan waktu. Melalui pemasaran
yang konvensional, pemilik UKM dapat melayani pembeli selama hari kerja dan
jam kerja. Sedangkan, dengan menggunakan e-commerce, pembeli bebas melihat
produk dan membeli produk yang disukainya selama 24 jam dalam sehari dan 7
(tujuh) hari dalam seminggu. Selain biaya operasional yang murah, e-commerce
sangat mungkin memberikan pendapatan yang bisa jadi sulit diperoleh melalui
cara yang konvensional. Karena pemilik UKM dapat melayani banyak pembeli
dalam waktu yang bersamaan dan pembelipun tidak perlu antri menunggu untuk
dilayani, mereka dapat langsung memilih produk dan menyelesaikan proses
pembayaran tanpa perlu menunggu pembeli lain yang terlebih dahulu datang.
Komunikasi dengan pelanggan juga tidak lagi menjadi masalah karena pemilik
UKM dapat berkomunikasi dengan pelanggan secara cepat meskipun terpisah
jarak dan waktu. Pemilik UKM dapat kapan saja mengirimkan email berisi
promosi/diskon yang sedang diadakan kepada banyak pelanggan sekaligus dalam
waktu bersamaan. [5]
Brand awareness adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenali
atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk
tertentu. Terdapat sejumlah level/tingkatan dalam pengelana merek ini. Level
yang pertama adalah top of mind. Top of mind adalah merek yang pertama kali
muncul dalam benak Anda ketika ada pertanyaan. Misalnya dalam kasus ponsel,
kemungkinan yang akan menjadi top of mind adalah Apple. Sementara dalam
kasus sepeda motor, respon pertama yang akan muncul biasanya adalah merek
Honda. Tahapan berikutnya adalah brand recall, atau merek-merek yang disebut
kemudian setelah top of mind. Misal dalam kasus di atas yang termasuk dalam
adalah merek Samsung (untuk ponsel) atau merek Yamaha (brand recall untuk
kasus sepeda motor). Tahapan berikutnya adalah brand recognition atau merek
yang kita kenal setelah ada orang lain yang menyebutkan merek itu. Atau kita
baru ingat merek itu setelah orang lain menyebutkannya. Misal dalam kasus
ponsel, kita baru ingat akan adanya merek Panasonic atau merek LG setelah orang
lain menyebutkan dua merek itu. Kita baru “ngeh” dan sadar ada ponsel dengan
dua merek itu setelah ada informasi dari orang lain. Tahapan terakhir adalah
unaware of brand atau kita sama sekali tidak pernah tahu atau mendengar adanya
merek itu. Sebagai contoh dalam kasus ponsel, kita mungkin tidak pernah tahu
ternyata ada ponsel bermerek IMC atau merek ONE+. Pengelola merek atau
brand tentu berharap agar semua brand produknya bisa masuk kategori top of
mind. Brand Awareness itu sendiri adalah kemampuan dari seseorang yang
merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau
9
menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori
produk.
Brand adalah nama, istilah, logo, tanda, atau lambang dan kombinasi dari
dua atau lebih unsur tersebut yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang-
barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual untuk
membedakannya dari produk pesaing. Pengertian merek lainnya menurut UU No.
15 Tahun 2001 tentang merek, merek yaitu suatu tanda berupa gambar, nama,
kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
mempunyai daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
dan jasa.
Brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua
strategi promosi. Melalui penciptaan brand awareness, pemasar berharap bahwa
kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali
dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam
pengambilan keputusan. Peran brand awareness dalam ekuitas brand (nilai brand)
tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran dalam benak konsumen. Brand
awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara berikut:
- Pesan yang disampaikan oleh suatu brand harus mudah diingat oleh
konsumen.
- Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus ada
hubungan antara brand dengan kategori produknya.
- Memakai slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga membantu
konsumen mengingat brand.
- Jika suatu brand memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat
dihubungkan dengan brand-nya.
- Perluasan nama brand dapat dipakai agar brand semakin diingat konsumen.
- Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai
dengan kategori produk, brand, maupun keduanya.
- Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena
membentuk ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan. [6]
3. Metode Perancangan Sistem
Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini yaitu menggunakan
metode pengembangan perangkat lunak (software development life cycle) yang
dapat digunakan untuk penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Model
pengembangan perangkat lunak yang digunakan yaitu dengan model proses
prototyping. Gambar 1 menjelaskan langkah-langkah dari tahapan model
prototyping yang digunakan dalam penelitian ini.
10
Gambar 1. Prototyping Model menurut Roger S. Pressman, Ph. D
1. Listen to Customer
Mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan pengguna di UD. Bebiyo
Semarang secara lengkap kemudian melakukan analisa terhadap kebutuhan
tersebut untuk mencari solusi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi di
dalam aplikasi e-commerce.
2. Build or Revise Mockup
Merancang aplikasi e-commerce dengan menerapkan konsep brand
awareness menggunakan alat bantu perancangan sistem yaitu bahasa Unified
Modelling Language (UML) dengan membuat diagram use case, diagram
activity, dan diagram class.
3. Customer Test Drives Mockup
Pada tahapan ini dilakukan pengujian sistem secara bertahap menggunakan
metode black-box testing terhadap aplikasi e-commerce yang akan
diimplementasikan guna mengetahui apakah semua fungsi yang ada sudah
berjalan dengan baik dan dapat digunakan dengan baik. Tahapan akhir dari
metode prototyping adalah menerapkan aplikasi e-commerce dengan
memperhatikan kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang tersedia
sesuai standarisasi kebutuhan aplikasi di UD. Bebiyo Semarang.
Setelah melakukan pengumpulan kebutuhan guna membangun aplikasi e-
commerce pada UD. Bebiyo Semarang, tahapan berikutnya adalah melakukan
perancangan sistem dengan menggunakan tools UML.
11
Pembeli
Admin
membuka website
masuk ke form admin
melakukan login
memasukan produk
melihat katalog
melakukan order
mengisi order pembelian
mengisi data customer
mengirim fax
validasi order
<<include>>
Gambar 2. Use Case Diagram Sistem E-Commerce UD. Bebiyo Semarang
Use Case diagram merupakan diagram yang pertama kali dibuat untuk
menggambarkan bagaimana fungsionalitas dari sistem e-commerce yang
dibangun. Gambar 2 menunjukkan Use Case diagram sistem e-commerce.
12
Gambar 3. Class Diagram Sistem E-Commerce UD. Bebiyo Semarang
Gambar 3 menunjukkan Class diagram sistem E-Commerce pada UD.
Bebiyo Semarang dimana sistem informasi tersebut terdiri dari 3 kelompok class
yang merepresentasikan objek di dalam aplikasi. Class boundary menunjukkan
objek user interface di dalam aplikasi yang terdiri dari Menu_View,
Pesanan_View, dan Tagihan_View. Class controller menunjukkan objek-objek
yang berisi fungsi-fungsi yang menghubungkan antara user interface dengan
database. Sedangkan class entity menunjukkan model database yang merupakan
tabel-tabel yang digunakan dalam aplikasi e-commerce ini. Adapun tabel yang
digunakan yaitu tabel Menu, tabel Pesanan, dan tabel Tagihan.
13
User
Application Server
(e-commerce)
Database Server
Internet
Admin
Tabel:
- tbl_Menu
- tbl_Pesanan
- tbl_Tagihan
Gambar 4. Deployment Diagram Sistem E-Commerce UD. Bebiyo Semarang
Deployment diagram pada Gambar 4 menunjukkan arsitektur aplikasi e-
commerce pada UD. Bebiyo Semarang terdiri dari 2 (dua) komputer yaitu Admin
dan User, konektivitas internet, dan server aplikasi serta server database.
4. Hasil dan Pembahasan
UD. Bebiyo Semarang merupakan usaha mikro kecil dan menengah yang
menjual berbagai macam jenis kebutuhan bayi, balita, dan ibu. Nama Bebiyo
sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti my baby dalam bahasa Inggris
atau bayiku dalam bahasa Indonesia. UD. Bebiyo beralamat di ruko Syailendra
kav. 2, jalan Grafika Raya, Banyumanik, Semarang. Usaha ini berdiri sejak 8 Juni
2015 yang didirikan oleh Bapak Gading Cokro Hernowo. Karena bisnis keluarga
ini masih tergolong Usaha Kecil Menengah maka perusahaan ini hanya memiliki
owner.
Sementara ini produk atau barang yang dijual Bebiyo belum semua
merupakan merek dagang sendiri, tetapi perusahan besar. Tetapi owner Bebiyo
tidak terpaku dalam situ saja, owner memiliki visi dan misi untuk memiliki merek
dagang sendiri dilain waktu. Bebiyo sendiri sekarang memiliki 2 orang karyawan
untuk membantu. Karena bisnis keluarga ini masih tergolong usaha kecil
menengah maka keluarga masih ikut serta dalam proses penjualan dan pemasaran
produk. Bebiyo untuk sementara ini beroperasi setiap hari dan buka mulai pukul
08.00 – 18.00 demi meningkat hasil penjualan.
UD. Bebiyo sudah berjalan satu tahun dan mulai memiliki pelanggan tetap,
tetapi selama proses tersebut peoses penjualan dan pemasarannya masih
konvensional dan belum memiliki sistem informasi. Sehingga proses bisnis
kurang luas dan pemasarannya masih tersendat.
14
Setelah seluruh rangkaian analisa dan perancangan sistem selesai dilakukan,
maka tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi sesuai dengan
perancangan sistem yang telah dibuat.
Tampilan Halaman Home
Gambar 5. Tampilan Halaman Home
Penerapan Brand Awareness
Pada saat pelanggan membuka web ini, terlihat menu Home, Boys&Girls,
Toys&decor, About, Contact and Cart. Pada tampilan inilah konsep Penerapan
konsep Brand Awareness sangat penting.
Gambar 6. Tampilan Halaman Home
Pada halaman home ini terdapat tagline yang dimaksudkan untuk sebuah
pesen dan kesan yang mencitrakan atau mewakili brand milik bebiyo yang berupa
kata A Boutique Shop for Your Little Ones agar memperluas nama brand sehingga
brand semakin diingat konsumen. Adapun terdapat sebuah tombol player untuk
memain jingle atau lagu sehingga membantu konsumen lebih mengingat lagi
brand tersebut. Serta menempatkan produk terlaris milik Bebiyo untuk
15
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand bahwa konsumen akan
sadar brand tersebut telah banyak memiliki pelanggan. Salah satu konsep
brandawareness inilah yang terdapat dalam halaman home untuk meningkat
kesadaran merek bebiyo bagi para pembeli yang mengunjungi website ini.
Tampilan Halaman Produk
Pada halaman ini pelanggan dapat melihat informasi mengenai produk
produk yang di tawarkan oleh Bebiyo, mulai dari baju balita pria, perempuan,
mainan anak dan perlengkapan ibu.
Gambar 7. Tampilan Halaman Boys&Girls
Menu Boys&Girls berisi produk baju, piyama, rok, hingga jaket untuk
anak.
Gambar 8. Tampilan Halaman Toys&decor.
Menu Toys&decor berisi produk mainan anak, popok anak, hingga
perlengkapan ibu.
16
Tampilan Halaman About
Gambar 9. Tampilan Halaman About.
Menu ini berisi tetang profil singkat dan sejarah terbentuknya UD. Bebiyo
sehingga pembeli dapat lebih mengenal dan percaya terhadap Bebiyo.
Tampilan Halaman Contact
Gambar 10. Tampilan Halaman Contact
Menu ini berisi alamat toko dan kontak langsung untuk menghubungi UD.
Bebiyo bila ingin datang atau memberikan kritik, saran, dan pertanyaan yang
bersifat pribadi.
17
Tampilan Halaman Keranjang Belanja
Gambar 11. Tampilan Halaman Cart
Halaman keranjang belanja/cart merupakan halaman order barang yang
muncul ketika pembeli memilih tombol add to cart. Cart ini berisi semua barang
yang dipilih dan siap untuk dipesan.
Pengujian Sistem
Tahapan pengujian atau testing dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada program yang dibangun. Bentuk-bentuk
kesalahan yang mungkin ditemukan pada tahapan pengujian antara lain seperti
kesalahan inputan data, kesalahan proses, dan kesalahan lokasi basis data (path
database). Apabila dalam proses pengujian ditemukan kesalahan program, maka
program harus diperbaiki sehingga diperoleh program yang benar-benar bersih
dari kesalahan. Aplikasi yang dibangun pada UD. Bebiyo juga harus melewati
tahapan pengujian. Pengujian dilakukan dalam 2 tahapan yaitu tahap pengujian
fungsionalitas sistem dan tahap pengujian pengguna (user testing). Tahap
pengujian fungsionalitas sistem pada aplikasi ini adalah dengan menggunakan
metode Blackbox Testing dimana aplikasi akan diujikan fungsi-fungsi aplikasi
secara menyeluruh. Hasil pengujian blackbox dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Tabel 2 berikut ini.
18
Tabel 1. Hasil Pengujian Pelanggan Menggunakan Blackbox
No. Poin
Pengujian
Link
Pelanggan
Data input Hasil Uji Status Uji
1. Halaman
Utama
Home Klik pada menu home Berhasil Valid
2. Kategori Boys&girls
dan toy&decor
Klik pada menu
boys&girls dan
toys&decor
Berhasil Valid
3. Kontak Contact Klik pada menu contact Berhasil Valid
4. Tentang
Kami
About Klik menu about Berhasil Valid
5. Detail
Barang
Produk Klik pada gambar produk Berhasil Valid
6. Form
Order
Buy Masukan data sesuai isi
form order.
Berhasil Valid
Masukan data tidak sesuai
isi form order.
Gagal Valid
7. Data
Pribadi
Summit Email Masukkan data pribadi Berhasil Valid
8. Brand
Awareness
Player Button Klik menu player Berhasil Valid
Tabel 2. Hasil Pengujian Admin Menggunakan Blackbox
No. Poin
Pengujian
Link Admin Data input Hasil Uji Status Uji
1. Login
Sebagai
Admin
Login. Username dan Password
benar.
Berhasil Valid
Username benar tetapi
Password salah.
Gagal Valid
Username salah tetapi
Password benar.
Gagal Valid
2. Keluar
Admin
Logout. Klik pada menu keluar. Keluar
aplikasi
dan harus
login
kembali
untuk
masuk
Valid
3. Halaman
Utama
Home Klik pada menu home Berhasil Valid
4. Tambah
Data
Barang
Manage
Product.
Field ID Barang, Nama
Barang, Isi, Satuan,
Harga,Detail Barang,
Harga Jual, dan Stock
diisi.
Berhasil Valid
Field ID Barang, Nama
Barang, Isi, Satuan, Detail
Gagal Valid
19
Barang, Harga Jual, dan
Stock tidak diisi.
5. Update
Data
Barang
Manage
Product.
Field Nama Barang, Isi,
Satuan, Detail Barang,
Harga Jual, dan Stock
diupdate.
Berhasil Valid
Field Nama Barang, Isi,
Satuan, Detail Barang,
Harga Jual, dan Stock
tidak diupdate.
Gagal Valid
6. Daftar
Pelanggan
Cart Klik pada menu cart Berhasil Valid
7. Hapus Data
Barang
Manage
Product
Data Barang terhapus. Berhasil Valid
Data Barang tidak
terhapus.
Gagal Valid
8. Daftar
Transaksi
Cart Klik pada menu cart Berhasil Valid
Berdasarkan Tabel 1 dan 2, maka secara keseluruhan hasil pengujian
menggambarkan bahwa secara fungsional sistem telah memenuhi kebutuhan
perusahaan, namun untuk menguji lebih dalam bagaimana penerimaan pengguna
terhadap aplikasi, maka tahapan berikutnya adalah dengan melakukan pengujian
pengguna (user testing). Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
kepuasan pengguna adalah kecepatan, kemudahan dan keakuratan data yang
dihasilkan oleh aplikasi.
Pengujian dilakukan kepada 3 responden yaitu pegawai, calon pembeli dan
Pemilik. 3 responden penulis memilih karena pegawai yang nantinya frekuensinya
berhubungan dengan sistem ini lebih besar, kemudian pemiliki selaku yang
berwewengan terhadap kelangsungan bisnis ini maka berhak mengetahui semua
sistem informasi yang ada, sedangkan untuk calon pembeli untuk melakukan
pengujian sekaligus percobaan apakah sistem informasi yang dibuat berhasil
membantu pembeli. Hasil pengujian sistem dapat dilihat dalam Tabel 3 berikut
ini. Tabel 3. Hasil Pengujian Pengguna
Pertanyaan SB B C K STB Jumlah
N % N % N % N % N % N %
Manfaat penerapan
konsep brand awareness
pada aplikasi bagi
perusahaan
2 66,7% 1 33,3% 3 100%
Keakuratan informasi
yang dihasilkan aplikasi
3 100% 3 100%
Kemudahan penggunaan
aplikasi
2 66,7% 1 33,3% 3 100%
Desain tampilan aplikasi 2 66,7% 1 33,3% 3 100%
Informasi yang
ditampilkan mudah
dimengerti oleh
pengguna
2 66,7% 1 33,3% 3 100%
Keterangan: N = jumlah responden, % = presentase responden.
20
Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan, responden yang memilih manfaat
konsep brand awareness pada aplikasi bagi perusahaan sangat baik sebanyak
66,7%, responden yang memilih keakuratan informasi yang dihasilkan aplikasi
baik sebanyak 100%, responden yang memilih kemudahan penggunaan aplikasi
sangat baik 66,7%, responden yang memilih desain tampilan aplikasi sangat baik
66,7% dan responden yang memilih informasi yang ditampilkan mudah
dimengerti sangat baik sebanyak 66,7%. Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan, bahwa sistem yang telah dibangun memudahkan pihak UD. Bebiyo
dalam menggunakan sistem yang telah dibangun. Berdasarkan sistem ini, Pemilik
dapat dengan cepat mengambil keputusan dalam mengelola operasional
perusahaan mulai dari pemasaran sampai proses penjualan barang kepada
pelanggan.
5. Kesimpulan
Setelah melakukan tahapan analisa, perancangan, implementasi, dan
pengujian sistem, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan hasil
penelitian ini antara lain: sistem informasi website e-commerce ini dapat
membantu UD. Bebiyo Semarang dalam memasarkan produknya secara online.
UD. Bebiyo Semarang memerlukan penerapan brand awareness guna menunjang
proses bisnisnya menjadi lebih efektif dan efisien. Pembuatan website e-
commerce yang telah dibuat terdapat semua kebutuhan yang diperluakan UD.
Bebiyo dalam proses pengembangan sistem informasinya guna mengelola setiap
aktivitasnya agar dapat berjalan dengan optimal. Website ini dibuat sebagai acuan
bagi perusahaan agar dapat berjalan optimal dan pembentukan nilai efisiensi dan
efektivitas pada kinerja UD. Bebiyo Semarang dan manfaat bisnis yang
diwujudkan melalui penerapan konsep brand awareness sudah digambarkan ke
dalam manfaat bisnis yang ada pada website e-commerce UD. Bebiyo Semarang.
6. Daftar Pustaka
[1] Haidar, Muhammad, 2013. Perancangan Media Promosi CV. Kemenangan
Transport guna meningkatkan Brand Awareness.
http://sir.stikom.edu/id/eprint/261
[2] Rahmad, Michael Abdul, 2013. SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB
UNTUK MENUNJANG PROMOSI JASA FOTO PADA GBU18studio.
http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/12840
[3] Jatmiko, N., Syahrial, H., & Minsni, H. 2010. Analisa Dan Perancangan
Sistem Informasi Dalam Layanan Penjualan Berbasis Web Pada Mall Puri
Indah. Seminar Aplikasi Nasional Teknologi Informasi (SNATI) 2010, (pp.
B1-B6). Yogyakarta.
[4] Mulyadi, Joko Wandyatmono (2011). Sistem Informasi Pemasaran Perseroan
Terbatas (PT) Bintang Fajar Sukoharjo. http://ejournal.unsa.ac.id/index.php/
speed/article/view/60/60
[5] Akbar, Ahmad Halim (2013) Perancangan Sistem Informasi Pemasaran
Berbasis Website E-Commerce (Studi Kasus : Rumah Batik Estu Mulyo
Laweyan, Surakarta). http://eprints.ums.ac.id/24020
21
[6] MUHARAM, Ashari Satrio and SOFIAN, Syuhada (2011) ANALISIS
PENGARUH DESAIN KEMASAN PRODUK DAN DAYA TARIK IKLAN
TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA PADA MINAT
BELI KONSUMEN (Studi Pada Konsumen Susu Kental Manis Frisian Flag di
Kota Semarang). http://eprints.undip.ac.id/29060