BPPL LKJ 2016 LKj 2016 BPPL.pdf · Sumberdaya Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi ... manfaat dan...
-
Upload
trinhtuyen -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
Transcript of BPPL LKJ 2016 LKj 2016 BPPL.pdf · Sumberdaya Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi ... manfaat dan...
LAPORAN
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2016
BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN
BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja tentang “Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah” (AKIP) Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) untuk TA.
2016 dapat selesai pada waktunya. Laporan ini merupakan wujud tanggung jawab
BPPL dalam menyajikan tingkat keberhasilan, kekurangan serta kelemahan dalam
pelaksanaan kegiatan sepanjang tahun 2016 secara transparan dan akuntabel
sesuai dengan yang dituangkan dalam peraturan menteri PAN dan RB Nomor
53/2014)
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, telah diperoleh keberhasilan
dalam pelaksanaan kegiatan, namun tidak dipungkiri masih terdapat faktor-faktor
yang melemahkan pelaksanaan program yang harus terus dieleminir hingga
seminimal mungkin. Sehingga reformasi birokrasi dapat diwujudkan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, khususnya dalam
rangka mencapai sasaran seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis.
Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran terhadap semua capaian
kerberhasilan kinerja BPPL untuk tahun 2016. Kami menyadari bahwa LKj ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya segala masukan dan saran dari
berbagai pihak sangat diharapkan untuk keperluan perbaikan.
Jakarta, 30 Desember 2016
Kepala Balai
Dr. Fayakun Satria, M.App.Sc
3
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Daftar Tabel 4
Daftar Gambar 6
1. PENDAHULUAN 7
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
1.4. Keragaan SDM
1.5. Sistematika Laporan Interim
6
8
9
11
14
2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 15
2.1. Rencana Strategis 2016-2019
2.2. Rencana Kerja
2.3. Penetapan Kinerja TA 2016
15
20
25
3. AKUNTABILITAS KINERJA 27
3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) TA.2016 28
3.2. Hasil Pengukuran Nilai Pencapaian Sasaran Strategis(NPSS)
BPPL
29
3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja
3.3.1. Customer Perspective
3.3.2. Internal Process Perspective
3.3.3. Learn & Growth Perspective
3.4. Hasil Capaian Kinerja Kegiatan Utama
3.4.1. Hasil Capaian Kegiatan
3.4.2. Hasil Capain Realisasi Keuangan
31
31
34
39
45
45
58
4. PENUTUP 66
4.1. Permasalahan
4.2. Tindak Lanjut
4.3. Saran
4.4. Penutup
64
64
65
65
Lampiran. Perjanjian Kinerja BPPL TA. 2016 67
4
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Komposisi jumlah pegawai BPPL berdasarkan kelas
jabatan fungsional
13
Tabel 2. Tujuan, sasaran dan indikator rencana strategis BPPL 17
Tabel 3. Rencana dan sasaran kinerja BPPL Tahun 2016 21
Tabel 4. Pagu anggaran dari masing-masing output kegiatan BPPL
TA. 2016
23
Tabel 5. Prosentase rencana penyerapan anggaran dari masing-
masing output kegiatan BPPL TA. 2016
24
Tabel 6. Uraian Penetapan Kinerja BPPL Tahun 2016 26
Tabel 7. Capaian IKU BPPL Tahun 2016 29
Tabel 8. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016 30
Tabel 9. Capaian Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi
Sumberdaya Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi
Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi)
32
Tabel 10. CapaianPersentase Hasil Litbang yang Digunakan Sesuai
dengan Kontrak Kinerja Esselon I KKP (%)
34
Tabel 11. Capaian Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan
(buah)
35
Tabel 12. Capaian Jumlah Data dan Informasi penelitian perikanan
laut
36
Tabel 13. Capaian Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan 36
Tabel 14. Capaian Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total
pegawai lingkup BPPL (%)
37
Tabel 15. Capaian Jumlah sarana dan prasarana litbang Perikanan
yang ditingkatkan kapasitasnya
38
Tabel 16. Capaian Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan
total kegiatan Litbang Perikanan (minimal)
38
Tabel 17. Capaian Indeks kompetensi dan integritas BPPL 40
Tabel 18. Capaian Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya
lingkup BPPL
40
Tabel 19. Capaian Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang
menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar (%)
41
Tabel 20. Capaian Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Pusat Litbang 42
5
Perikanan
Tabel 21. Capaian Nilai SAKIP BPPL (%) 43
Tabel 22. Capaian Nilai kinerja anggaran Lingkup Puslitangkan (%) 44
Tabel 23. Capaian Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup
Lingkup BPPL (%)
45
Tabel 24. Perkembangan pelaksanaan program prioritas “Stock
Assessment di 11 WPP” sampai bulan September
48
Tabel 25. Perkembangan pelaksanaan program prioritas “Stock
Assessment di 11 WPP” BPPL TA. 2016
49
Tabel 26. Pagu, realisasi, dan capaian fisik kegiatan penelitian di 11
WPP TA. 2016
58
Tabel 27. Capaian Kinerja BPPL TA. 2016 61
Tabel 28. Target dan Realisasi Anggaran BPPL TA 2016 63
Tabel 29. Realisasi anggaran BPPL berdasarkan output TA. 2016 65
6
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Penelitian Perikanan Laut 11
Gambar 2. Komposisi pegawai BPPL Tahun 2016 berdasarkan
golongan
12
Gambar 3. Komposisi pegawai BPPL Tahun 2016 berdasarkan
tingkat pendidikan
12
Gambar 4. Komposisi pegawai BPPL Tahun 2016 berdasarkan
jabatan fungsional
13
Gambar 5. Prosentase rencana penyerapan anggaran bulanan dari
total 14 output kegiatan BPPL TA. 2016
24
Gambar 6. Peta Strategis Capaian Kinerja BPPL Tahun 2016 28
Gambar 7. Persentase target dan realisasi anggaran BPPL TA.2016 62
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) merupakan salah satu unit kerja
teknis dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai mandat utama untuk
menyediakan data dan informasi tentang kajian stok sumberdaya perikanan laut di
WPP RI serta memberikan bahan dasar kebijakan dalam pemanfaatan perikanan
laut yang berkelanjutan.
Pengkajian status pemanfaatan sumberdaya ikan menuju pengelolaan yang
berbasis unit stok didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia Nomor Per.01/Men/2009 Tentang Wilayah Pengelolaan
Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) menjadi 11 WPP.Penentuan wilayah ini
dilakukan berdasarkan kaidah toponim laut dengan memperhatikan kondisi
morfologi dasar laut dan keanekaragaman sumberdaya ikannya.
Stok sumberdaya ikan, ekosistem dan masyarakat nelayan merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dalam sistem dinamis, yang terus mengalami
perubahan.Agar sumber daya ikan laut tetap lestari dan pemanfaatannya dapat
dilakukan secara berkelanjutan maka harus dikelola secara rasional.Untuk
mendasari pengelolaan tersebut diperlukan dukungan penelitian yang
menghasilkan data dan informasi akurat terutama pengetahuan tentang stok dan
teknologi penangkapannya, sehingga potensi lestari dan optimalisasi pemanfaatan
dapat diwujudkan.Dengan demikian pola pengelolaan sumber daya ikan laut di
perairan Indonesia merupakan pola pengelolaan yang menjamin kelestarian
sumber daya dalam jangka panjang.
Pasal 52 UU Nomor 31 tahun 2004 mengamanatkan bahwa penelitian
perikanan ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang
dibutuhkan dalam pengembangan usaha perikanan agar lebih efektif, efisien,
ekonomis, berdaya saing tinggi, dan ramah lingkungan, serta menghargai kearifan
8
tradisi/budaya lokal. Hal inilah yang tentunya mendasari Balai Penelitian
Perikanan Laut (BPPL), Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan
kegiatan penelitian dalam rangka identifikasi potensi produksi dan karakteristik
sumber daya ikan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP).
Pimpinan BPPL sebagai pengemban tugas administratif kepemerintahan di
dalam mengelola institusi penelitian, mengkoordinasi dan mengelola peneliti dan
teknisi litkayasa yang tergabung dalam kelompok-kelompok penelitian.Dalam
menjalankan tugas dan fungsi tersebut, kelompok penelitian disinergikan dengan
tenaga fungsional lain (pustakawan, perencana dlsb) serta tenaga adminitsrasi
umum.
Untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna,
berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk lebih memantapkan
pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud
pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, telah
dikembangkan media pertanggung jawaban Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKj) .
1.2. Maksud dan tujuan
Akuntabilitas kinerja dalam pelaksanaan program penelitian perikanan
merupakan salah satu faktor penting sebagai alat ukur keberhasilan dan nilai guna
hasil penelitian tersebut.Penilaian kinerja yang dimanfaatkan sebagai masukan
dalam perencanaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
pengalokasian dan pemanfaatan sumberdaya pembangunan. Untuk itu,
perencanaan pembiayaan dan pelaksanaan pembangunan perlu didukung oleh
suatu sistem monitoring dan evaluasi program penelitian, serta evaluasi kinerja
sebagai bagian terpadu dengan sistem perencanaan khususnya, dan manajemen
pembangunan pada umumnya. Dari proses akuntabilitas kinerja diharapkan dapat
diperoleh informasi mengenai masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak dari
program penelitian perikanan laut.
Sesuai pasal 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
9
Nepotisme, penyelenggara negara harus mengacu kepada asas kepastian hukum,
asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,
asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas. Secara lebih
rinci Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan PerMen PAN dan RB Nomor 53/2014
menegaskan bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi instansi
pemerintah terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
format laporan yang telah ditetapkan.
Untuk keperluan tersebut Balai Penelitian Perikanan Laut telah menyusun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA 2016 dalam rangka pengembangan dan
pelayanan tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang
penelitian perikanan laut. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA 2016 Balai
Penelitian Perikanan Laut Tahun 2016 menyajikan seluruh keberhasilan dan
kegagalan kegiatan selama Tahun 2016 secara transparan dan akuntabel.
1.3. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Penyelenggaraan fungsi Balai Penelitian Perikanan Laut berkaitan dengan
upaya menjadikan sektor penelitian perikanan laut dapat berperan nyata dalam
menunjang pembangunan nasional perikanan laut Indonesia, khususnya program
pembangunan yang telah dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Upaya tersebut didasarkan pada potensi ekonomi dan keunggulan komparatif
yang dimiliki sumberdaya perikanan dengan keragaman hayati yang tinggi.
Potensi dan keunggulan komparatif tersebut terbentang pada kawasan perairan
seluas 3,1 juta km2, yang terdiri dari perairan kepulauan seluas 2,8 juta km
2 dan
wilayah laut seluas 0,3 juta km2. Untuk keperluan tersebut keberhasilan dan
kekurangan dalam pelaksanaan penyelenggara fungsi Balai Penelitian Perikanan
Laut perlu diukur untuk mendapatkan umpan balik dan bahan penyempurnaan
dalam pelaksanaan selanjutnya.
Struktur organisasi Balai Penelitian Perikanan Laut ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
10
PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan
Laut. mengemban tugas untuk melaksanakan kegiatan penelitian perikanan laut.
Dalam melaksanakan tugas tersebut BPPL menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evalusi, serta
laporan;
2) Pelaksanaan penelitian perikanan laut di bidang biologi, dinamika dan
genetika populasi, pengkajian stok sumber daya ikan, oseanografi
perikanan, dinamika perikanan tangkap, alat tangkap, alat bantu
penangkapan, dan metoda penangkapan ikan, serta pelaksanaan eksplorasi
dan evaluasi sumber daya ikan;
3) Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan pengelolaan kerja sama
penelitian perikanan laut;
4) Pengelolaan prasarana dan sarana penelitian; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
BPPL merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan), Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
yang berkedudukan di Jakarta. Berdasarkan surat keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. PER.30/MEN/2011, dalam menjalankan mandat institusi BPPL
dipimpin oleh seorang pejabat eselon III (Kepala BPPL) dan dibantu oleh 3 (tiga)
pejabat Eselon IV dan 6 (enam) pejabat eselon V. Struktur organisasi BPPL
disajikan pada Gambar 1.
Disamping jabatan struktural, di BPPL terdapat kelompok jabatan
fungsional yang menjalankan fungsi penelitian yaitu peneliti dan teknisi litkayasa,
serta jabatan fungsional lain seperti pustakawan.
Untuk mewadahi pelaksanaan tugas pejabat fungsional di bidang
penelitian, maka sesuai dengan SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
N0. Kep.11.1/Balitbang KP/2011 Tentang Kelompok Penelitian lingkup Pusat
Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan , BPPL
memiliki 4 (empat) Kelompok Penelitian (Kelti) yaitu:
1) Kelompok Penelitian Sumberdaya Ikan Pelagis Besar
2) Kelompok Penelitian Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil
11
3) Kelompok Penelitian Sumberdaya Ikan Demersal
4) Kelompok Penelitian Sumberdaya Udang dan Krustase lainnya
5) Kelompok Penelitian Teknologi Peangkapan IKan dan Kapasitas
Penangkapan.
Gambar 1.Struktur Organisasi Balai Penelitian Perikanan Laut
1.4. Keragaan SDM
Jumlah pegawai yang dimiliki Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
sampai akhir tahun 2016 adalah sebanyak 80 orang PNS, sementara tenaga
kontrak berjumlah 30 orang. Jumlah PNS tahun 2016 lebih sedikit dibanding 2015
(83 orang), karena 1 orang pensiun dan 2 orang meninggal wafat. Sementara
jumlah tenaga kontrak bertambah 4 orang dari tahun 2015 (26 orang).
Pada akhir tahun 2016, terjadi perubahan komposisi jumlah pegawai
berdasarkan golongan/ruang dibanding tahun 2015, dimana golongan IV menjadi
14 orang bertambah 4 orang dibanding tahun 2015 (10 orang), golongan III
menjadi 48 orang berkurang 7 orang dibanding tahun 2015 (55 orang). Perubahan
pada golongan III dan IV adalah 1 orang pensiun, 2 orang wafat, dan 4 orang
masuk ke golongan IV. Sementara golongan I dan II komposisinya tetap antara
12
tahun 2015 dan 2016. Secara komposisi tahun 2016 menunjukkan peningkatan
kompetensi dibanding tahun sebelumnya. Distribusi komposisi jumlah pegawai
berdasarkan beberapa kriteria disajikan pada Gambar 2, 3, dan 4 serta Tabel 1.
Gambar 2. Komposisi pegawai Tahun 2015-2016 berdasarkan golongan
Distribusi komposisi jumlah pegawai BPPL sampai dengan akhir tahun
2016 sedikit berbeda dengan kondisi pada tahun 2015, perubahan terutama pada
Golongan III dan IV. Pegawai didominasi oleh golongan III (60%), golongan II
(19%), golongan IV (18%), dan golongan I (4%) dari total 80 pegawai PNS
sedikit menurun dari total PNS di tahun 2015 yang berjumlah 83 pegawai.
Sedangkan tenaga kontrak jumlahnya bertambah dari 26 orang pada tahun 2015
menjadi 30 pada tahun 2016. (Gambar 2).
Gambar 3. Komposisi pegawai tahun 2015-2016 berdasarkan tingkat pendidikan
13
Berdasarkan tingkat pendidikannya, distribusi komposisi jumlah pegawai
BPPL sampai Desember 2016, relatif sama dengan kondisi pada tahun 2015,
Pegawai dengan tingkat pendidikan SLTA dan sederajat masih mendominasi yaitu
sebanyak 25 orang, berkurang 3 dari tahun 2015, karena 2 orang wafat dan 1
oarang pensiun. Tingkat Doktor (S3) bertambah 1 karena penambahan 1 orang
asal dari luar BPPL, sementara komposisi jumlah tingkat pendidikan lainnya
masih tetap sama seperti periode sebelumnya (Gambar 3).
Sampai dengan akhir tahun 2016, terdapat perubahan komposisi jumlah
pegawai berdasarkan kelompok jabatan fungsional yaitu dari 42 orang (2015)
menjadi 44 orang (2016). Perubahan formasi terjadi pada kelompok peneliti yaitu
bertambah 2 orang, karena penambahan 2 orang dari luar BPPL. Teknisi litkayasa
berkurang 1 orang karena tutup usia. Pustakawan tetap berjumlah 1 orang. Pada
tahun 2016 terjadi penambahan fungsional 1 orang perencana dan 1 orang
fungsional PBJ. Distribusi komposisi kelompok jabatan fungsional tersebut masih
didominasi oleh jabatan peneliti. Sementara itu tidak ada pegawai yang
menduduki dalam jabatan fungsional sebagai pranata komputer maupun arsiparis
sampai dengan akhir tahun 2016 (Gambar 4).
Gambar 4. Proporsi pegawai tahun 2015-2016 berdasarkan jabatan fungsional
Secara lengkap, komposisi jumlah pegawai BPPL yang mempunyai
jabatan fungsional disajikan pada Gambar 5. Sampai akhir 2016, terjadi
peningkatan jumlah peneliti muda dan peneliti madya. Namun, seperti tahun
14
sebelumnya, kelompok peneliti tetap didominasi oleh peneliti muda. Sedangkan
pada kelompok teknisi litkayasa Penyelia berkurang 1 karena tutup usia.
Gambar 5. Komposisi jumlah pegawai BPPL berdasarkan kelas jabatan fungsional
1.5. Sistematika Laporan Interim
Laporan ini merupakan salah satu bentuk media pertanggungjawaban atas
anggaran yang telah dialokasikan untuk kegiatan BPPL, yang telah direncanakan
dan dilaksanakan sepanjang tahun 2016, dalam rangka mewujudkan prinsip
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good
governance). Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan; menjelaskan secara ringkas mengenai latar belakang serta
maksud dan tujuan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016,
tugas-fungsi dan struktur organisasi BPPL, serta keragaan/kekuatan SDM yang
dimiliki oleh BPPL pada tahun 2016.
Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja;menjelaskan muatan rencana
strategis BPPL untuk periode 2015– 2019, rencana kinerja kegiatan dan rencana
kerja anggaran untuk periode tahun 2016, dan penetapan kinerja pada TA.2016.
15
Bab III – Akuntabilitas Kinerja; menjelaskan hasil analisis pencapaian kinerja
BPPL, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja termasuk didalamnya
menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan-hambatan
dan permasalahan yang dihadapai pada pencapaian hasil terhadap Sasaran
Strategis 1, 2, 3 dan 4.
Bab IV – Penutup; merangkum permasalahan-permasalahan yang ditemui
selama pelaksanaan kegiatan maupun anggaran Tahun 2016, menganalisis tindak
lanjut terhadap masing-masing permasalahan, dan menuangkan saran atau
rekomendasiyang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Lampiran-Lampiran
16
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis 2015-2019
Rencana strategis Balai Penelitian Perikanan Laut tahun 2015-2019
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai yang meliputi visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, dan program, serta kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan
rencana strategis sejauh mungkin diupayakan mengakomodasi kebutuhan
stakeholders, baik intern BPPL maupun instansi lain atau masyarakat, sesuai
dengan tugas dan fungsi yang diemban serta mempertimbangkan potensi, peluang,
dan kendala yang ada.
Sebagaimana yang telah ditetapkan KKP, bahwa penerapan manajemen
kinerja di BPPL juga dilakukan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC)
yang berisi langkah-langkah stratejik jangka menengah yang akan memberi arah
bagi penyelenggaraan penelitian perikanan laut.
Dengan memperhatikan berbagai perubahan lingkungan stratejik yang
terjadi maka telah dirumuskan Visi untuk periode tahun 2015-2019 yang
berlandaskan prinsip keterbukaan dan efisiensi yang berorientasi kepada upaya
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan laut secara berkelanjutan.
Visi
Menjadi Institusi Utamadan Terdepan dalam Penyedia Data dan Informasi Iptek
Tersahih untuk Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut secara Berkelanjutan
Misi
Sebagai langkah nyata untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi
Balai Penelitian Perikanan Laut yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian tentang pendugaan stok, karakteristik biologi,
dinamika lingkungan dan oseanografi perikanan, teknologi dan pola
pemanfaatan sumberdaya ikan laut.
2. Meningkatkan difusi hasil penelitian perikanan laut baikmelalui berbagai
publikasimaupun secara langsung kepada stakeholders dengan dukungan
teknis operasional yang optimum.
17
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kompetensi sumberdaya penelitian
perikanan laut.
Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun.
Dengan diformulasikannya tujuan ini maka Balai Penelitian Perikanan Laut dapat
secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam
memenuhi visi dan misinya dengan mempertimbangkan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki. Tujuan yang dirumuskan tersebut berfungsi juga untuk
mengukur sejauh mana visi dan misi Balai Penelitian Perikanan Laut telah dicapai
mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.
Balai Penelitian Perikanan Laut telah menetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Menghasilkan data dan informasi IPTEK tersahih tentang kajian stok
sumberdaya ikan, karakteristik biologi danhabitat, oseanografiperikanan dan
dinamika lingkungan, karakteristik alat tangkap, kapasitas dan teknologi
penangkapan.
2. Menghasilkan bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut.
3. Mendapatkan mitra dan jaringan kerjasama penelitian perikanan laut yang
saling menguntungkan.
4. Mendapatkan bahan diseminasi hasil penelitian yang valid dan realable.
5. Mendapatkan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan kegiatan penelitian.
6. Memperoleh kompetensi kapasitas kelembagaan dan sumberdaya penelitian
perikanan laut.
7. Menjadikan kelembagaan yang akuntabel dan kapabel.
Sasaran
Sasaran Balai Penelitian Perikanan Laut merupakan penjabaran dari tujuan
yang telah ditetapkan dan menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam
kurun waktu lima tahun dan dialokasikan dalam lima periode secara tahunan
melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu
rencana kinerja (performance plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan
18
untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya
organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun untuk kurun
waktu lima tahun, yaitu mulai tahun 2015 hingga 2019.
Kemudian, pada masing-masing sasaran ditetapkan indikator agar dapat
diukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian,
setiap tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya data dan informasi IPTEK: potensi dan status sumberdaya ikan,
keanekaragaman sumberdaya ikan, dinamikapopulasi, karakteristik biologi,
karakteristik habitat dan dinamika lingkungan, jenis dan karakteristik alat
tangkap, kapasitas,teknologi penangkapan dan pola penangkapan.
2. Tersedianya bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut.
3. Terbentuknya kemitraan dan jejaring kerja.
4. Tersebarnya data dan informasi IPTEK strategis perikanan
5. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung kegiatan penelitian.
6. Terbentuknya kelembagaan dan tersedianya sumberdaya manusia penelitian,
yang kompeten dan handal di bidangnya.
7. Terbentuknya institusi penelitian yang akuntabel dan kapabel.
Pencapaian tujuan dan sasaran penelitian di atas tentunya harus sejalan dan
selaras dengan program di tingkat Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan
Konservasi Sumberdaya Ikan, Badan Litbang Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM).
Tabel 1. Tujuan, sasaran dan indikator rencana strategis BPPL
Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator
1.
Menghasilkan data dan
informasi IPTEK tersahih
tentang kajian stok
sumberdaya ikan,
karakteristik biologi
danhabitat,
oseanografiperikanan dan
dinamika lingkungan,
karakteristik alat tangkap,
kapasitas dan teknologi
Tersedianya data dan
informasi IPTEK: potensi
dan status sumberdaya ikan,
keanekaragaman
sumberdaya ikan,
dinamikapopulasi,
karakteristik biologi,
karakteristik habitat dan
dinamika lingkungan, jenis
dan karakteristik alat
- Jumlah WPP yang telah
teridentifikasi karakteristik
biologi, habitat sumberdaya
perikanan serta potensi
produksi dan kapasitas
penangkapan ikan sebagai
bahan rekomendasi
- Jumlah data dan informasi
ilmiah sumberdaya
perikanan laut
19
Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator
penangkapan. tangkap, kapasitas,teknologi
penangkapan dan pola
penangkapan.
2.
Menyiapkan bahan
kebijakan bagi perencanaan
pengelolaan perikanan laut
Tersedianya bahan kebijakan
bagi perencanaan
pengelolaan perikanan laut.
Jumlah data dan informasi
perikanan laut yang siap
dimanfaatkan
Mendapatkan mitra dan
jaringan kerjasama
penelitian perikanan laut
yang saling menguntungkan.
Terbentuknya kemitraan dan
jejaring kerja.
- Jumlah kerjasama
Penelitian (MoU)
- Visiting scientist
- Workshop ilmiah
Mendapatkan bahan
diseminasi hasil penelitian
yang valid dan realable.
Tersedianya bahan
diseminasi hasil penelitian.
Publikasi ilmiah
3.
Mendapatkan sarana dan
prasarana bagi pelaksanaan
kegiatan penelitian.
Terpenuhinya sarana dan
prasarana pendukung
kegiatan penelitian.
- Jumlah lab terakreditisasi
- Pengadaan kapal Penelitian
- Jumlah koleksi
perpustakaan terakreditasi
- Peralatan Penelitian
- Bangunan gedung
Memperoleh kompetensi
kapasitas kelembagaan dan
sumberdaya penelitian
perikanan laut.
Terbentuknya kelembagaan
dan tersedianya sumberdaya
manusia penelitian, yang
kompeten dan handal di
bidangnya.
- Jumlah tenaga peneliti yang
mengalami peningkatan
jenjang pendidikan formal
dan fungsional.
- Diklat pembinaan sumber
daya manusia
Menjadikan kelembagaan
yang akuntabel dan kapabel.
Terbentuknya institusi
penelitian yang akuntabel
dan kapabel.
- Jumlah program yang
mantap berbasis
kompetensi
- Jumlah monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
kegiatan
Kebijakan
Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra BPPL, dapat
dicapai dengan mengacu pada kebijakan strategis dan kebijakan operasional Balai
Penelitian Perikanan Laut yang merupakan pedoman untuk menentukan dan
melaksanakan program dan kegiatan, yakni sebagai berikut:
Kebijakan Strategis
1) Penyiapan dan penguasaan IPTEKdalam penelitian stok sumberdaya ikan
laut, komponen teknologi penangkapan ikan dan lingkungan perairan;
2) Penyelenggaraan jasa dan informasi, diseminasi, kerjasama penelitian dan
pengelolaan sarana dan prasarana;
3) Penguatan sumberdaya penelitian perikanan laut;
4) Penguatan kinerja penelitian perikanan laut.
20
Kebijakan Operasional
1) Melaksanakan penelitian strategis untuk meningkatkan penguasaan IPTEK
dalam pengkajian stok sumberdaya ikan laut dan teknologi penangkapan
ikan;
2) Pelaksanaan pelayanan jasa dan informasi,diseminasi,dan kerjasama
penelitian tingkat nasional dan internasional serta pengelolaan sarana dan
prasarana penelitian;
3) Peningkatan kompetensi, kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian
perikanan laut;
4) Penyusunan operasional program dan sistem pelaporan penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan bagi pemenuhan data dan informasi sesuai
dengan kebutuhan dasar pengelolaan sumberdaya ikan.
Program
Kebijakan operasional Balai Penelitian Perikanan Laut dijabarkan dalam
sebuah program dan kegiatan utama yang menjadi program dan kegiatan untuk
satker lingkup Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi
Sumberdaya Ikan. Selanjutnya diuraikan dalam beberapa output kegiatan yang
merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu kebijakan sebagai arah dari
pencapaian tujuan dan sasaran yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi
dan misi organisasi. Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana
strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, visi, dan misi
organisasi.
Kegiatan Balai Penelitian Perikanan Laut untuk tahun anggaran 2016 yang
digunakan sebagai variabel pengukuran dalam rangka mendukung pencapaian
program dan sasaran terdiri atas 14 (empat belas) output.
Sesuai dengan Renstra KKP tahun 2015-2019 program Balitbang KP
adalah Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan.
Tahun Anggaran 2016 BPPL melaksanakan 15 judul kegiatan penelitian yang
berlokasi di 11 WPP. Judul kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:
21
Tabel 2. Judul-judul kegiatan penelitian BPPL TA. 2016
Output Judul Penelitian
Wilayah
Pengelolaan
Perikanan (WPP)
Laut yang
Terindentifikasi
Karakteristik
Biologi Perikanan
serta Habitat
Sumberdaya,
Potensi Produksi,
Kapasitas
Penangkapan
Ikannya
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya,
Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat
Sumatera)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan
Jawa)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya,
Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Cina
Selatan)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk
Tolo)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini)
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih dan
Samudra Pasifik
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura)
Data dan Informasi
Litbang Perikanan
Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length
Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan
Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan
Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan
Penelitian dan Pengembangan Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk
Menunjang Upaya Konservasi
Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta
2.2. Rencana Kinerja
Rencana Kerja Tahun 2016
Dalam rangka mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana
Strategis pada tahun 2016, BPPL menetapkan target untuk masing-masing sasaran
yang harus dicapai. Target ini dituangkan dalam dokumen Rencana Kinerja
(Performance Plan) tahun 2016. Rencana Kinerja (RENJA) tahun 2016 terdiri
atas sasaran-sasaran beserta indikator-indikator sasaran dan targetnya. Target
ditetapkan untuk setiap indikator kinerja, baik untuk indikator kinerja tingkat
sasaran maupun indikator kinerja tingkat kegiatan (input, output, dan outcome).
Tabel 3. Rencana dan sasaran kinerja BPPL Tahun 2016
Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja
Kegiatan
Satuan Target
1.
Menghasilkan data dan
informasi IPTEK tersahih
tentang kajian stok
sumberdaya ikan,
karakteristik biologi
danhabitat,
oseanografiperikanan dan
dinamika lingkungan,
karakteristik alat tangkap,
kapasitas dan teknologi
penangkapan.
Tersedianya data dan
informasi IPTEK: potensi
dan status sumberdaya ikan,
keanekaragaman
sumberdaya ikan,
dinamikapopulasi,
karakteristik biologi,
karakteristik habitat dan
dinamika lingkungan, jenis
dan karakteristik alat
tangkap, kapasitas,teknologi
penangkapan dan pola
penangkapan.
Wilayah Pengelolaan
Perikanan Laut yang telah
teridentifikasi karakteristik
biologi perikanan, serta
habitat sumberdaya, potensi
produksi dan kapasitas
penangkapan ikannya
Data dan Informasi Sumber
Daya, Pemulihan Habitat,
Konservasi dan Teknologi
Penangkapan Ikan
Jumlah data dan informasi
perikanan laut hasil
Penelitian di 11 WPP
Jumlah data dan informasi
perikanan laut
WPP
Dokumen
11
4
2.
Menyiapkan bahan
kebijakan bagi perencanaan
pengelolaan perikanan laut
Tersedianya bahan kebijakan
bagi perencanaan
pengelolaan perikanan laut.
Jumlah data dan informasi
perikanan laut yang siap
dimanfaatkan
Sintesa hasil penelitian
tahun 2015
Dokumen 1
Mendapatkan mitra dan
jaringan kerjasama
penelitian perikanan laut
yang saling menguntungkan.
Terbentuknya kemitraan dan
jejaring kerja.
- Jumlah kerjasama
Penelitian (MoU)
- Visiting scientist
- Workshop ilmiah
- Jumlah kerjasama
penelitian
- Jumlah peneliti yang ikut
- Jumlah peneliti yang ikut
Dokumen
Orang
Orang
1
1
1
Mendapatkan bahan
diseminasi hasil penelitian
yang valid dan realable.
Tersedianya bahan
diseminasi hasil penelitian.
- Publikasi ilmiah
- Alat tangkap ikan
- KTI terbit
- Rumusan forum nasional
- Perangkat Uji Coba
Teknologi Penangkapan
Dokumen
Dokumen
Paket
25
1
2
23
Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja
Kegiatan
Satuan Target
3.
Mendapatkan sarana dan
prasarana bagi pelaksanaan
kegiatan penelitian.
Terpenuhinya sarana dan
prasarana pendukung
kegiatan penelitian.
- Kendaraan Operasional - Jumlah Kendaraan
Operasional
-
unit
1
Memperoleh kompetensi
kapasitas kelembagaan dan
sumberdaya penelitian
perikanan laut.
Terbentuknya kelembagaan
dan tersedianya sumberdaya
manusia penelitian, yang
kompeten dan handal di
bidangnya.
- Jumlah tenaga peneliti yang
mengalami peningkatan
jenjang pendidikan formal
dan fungsional.
- Diklat pembinaan sumber
daya manusia
- Jumlah peneliti yang
studi lanjutan
- jumlah peneliti yang
diklat fungsional
orang
orang
2
2
Menjadikan kelembagaan
yang akuntabel dan kapabel.
Terbentuknya institusi
penelitian yang akuntabel
dan kapabel.
- Jumlah program yang
mantap berbasis
kompetensi
- Jumlah monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
kegiatan
- Terbayarnya belanja
pegawai
- Terbayarnya belanja daya
dan jasa
- Terbayarnya belanja
pemeliharaan perkantoran
- Terbayarnya belanja
operasional kantor lainnya
- Pengelolaan anggaran
- Program/rencana kerja
- Monitoring dan Evaluasi
- Lap. bulanan, triwulan,
neraca semester dan
tahunan
- Peningkatan Kinerja
Pegawai
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
Tahun
Dokumen
Dokumen
Laporan
Kegiatan
13
12
12
12
1
1
1
12
1
23
Rencana Anggaran Tahun 2016
Pagu anggaran BPPL sepenuhnya berasal dari APBN dalam bentuk
Rupiah Murni. Mulai bulan Agustus 2016, pagu anggaran BPPL berubah karena
penghematan anggaran sebesar Rp. 17,3 Milyar, yang semula sebesar Rp.
63.177.353.000 menjadi Rp. 45.877.353.000. Penghematan anggaran terjadi
hanya pada akun belanja barang, yaitu pada kegiatan penelitian Stok assessment
di 11 WPP sebesar Rp. 17.069.600.000 dimana pagu anggaran semula Rp.
45.000.000.000 menjadi Rp. 27.930.400.000. Sementara penghematan sebesar Rp.
230.400.000 diambil dari bidang manajerial. Pagu belanja barang yang semula
Rp. 52.477.841.000 menjadi Rp. 35.177.841.000. Rincian anggaran untuk 14
output kegiatan adalah sebagai berikut (Tabel 4).
Tabel 4. Perbandingan Pagu anggaran dari masing-masing output kegiatan BPPL
Tahun 2015-2016
No Output Pagu 2015 Output Pagu 2016
1
WPP RI yang
teridentifikasi potensi,
alokasi dan kuota
sumberdaya ikannya
34,000,000,000
Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP) Laut
yang Terindentifikasi
Karakteristik Biologi
Perikanan serta Habitat
Sumberdaya, Potensi
Produksi, Kapasitas
Penangkapan Ikannya
27,930,400,000
Wilayah Pengelolaan
Perikanan Laut yang telah
teridentifikasi
karakteristik biologi
perikanan, serta habitat
sumberdaya, potensi
produksi dan kapasitas
penangkapan ikannya
8,579,957,000
2
Data dan Informasi
Sumber Daya, Pemulihan
Habitat, Konservasi dan
Teknologi Penangkapan
Ikan
1,834,170,000 Data dan Informasi
Litbang Perikanan 1,184,175,000
3
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Bidang Penelitian
Pengelolaan Perikanan
dan Konservasi Sumber
Daya Ikan
62,500,000
Karya Tulis Ilmiah
(KTI) Bidang IPTEK
Perikanan Budidaya
65,825,000
4
Sarana dan prasarana
IPTEK Pengelolaan
Perikanan dan Konservasi
Sumber Daya Ikan
11,785,000,000
Pelayanan dan
pengelolaan sarana dan
jasa litbang perikanan
179,936,000
5 Perencanaan dan
penatalaksanaan 249,096,000
Perencanaan dan
Penganggaran Litbang 223,096,000
24
Pengelolaan Perikanan
dan Konservasi Sumber
Daya Ikan
Perikanan
6
Pengendalian dan
pelaporan Pengelolaan
Perikanan dan Konservasi
Sumber Daya Ikan
642,904,000
Pengendalian dan
pelaporan Litbang
Perikanan
588,545,000
7
Penatausahaan keuangan,
BMN dan rumah tangga
Pengelolaan Perikanan
dan Konservasi Sumber
Daya Ikan
270,983,000
Penatausahaan
keuangan, BMN dan
rumah tangga Litbang
Perikanan
282,483,000
8
Pengembangan SDM dan
penataan organisasi
Pengelolaan Perikanan
dan Konservasi Sumber
Daya Ikan
208,958,000
Pengembangan SDM
dan penataan
organisasi Litbang
Perikanan
262,500,000
9
Layanan litbang dan hasil
iptek Pengelolaan
Perikanan dan Konservasi
Sumber Daya Ikan
559,883,000
Pengelolaan data,
informasi, dan
publikasi hasil litbang
perikanan
445,040,000
10
Pengembangan
Kerjasama Litbang
Perikanan
128,000,000
11 Layanan Perkantoran 12,415,463,000 Layanan Perkantoran 14,087,353,000
12 Gedung/Bangunan 3,000,000,000 Kendaraan Bermotor 360,000,000
13 Perangkat Pengolah Data
dan Komunikasi 109,000,000
Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi 70,000,000
14 Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran 71,000,000
Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran 70,000,000
Secara total pagu anggaran tahun 2016 (Rp. 45.877.353.000) lebih rendah
dibanding tahun 2015 (Rp. 73,788,914,000). Selain akibat penghematan, pada
tahun 2016 juga terdapat selfblocking sebesar Rp. 3.000.000.000. Namun seperti
tahun 2015, pagu tertinggi tetap pada kegiatan kunci atau kegiatan penelitian
sebagai tugas dan fungsi BPPL.
Pagu tertinggi yaitu pada output “Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)
Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya”, yaitu 57,71
(tahun 2015) dan 60,88% (tahun 2016) dari total pagu. Kegiatan pada output
tersebut merupakan kegiatan kunci BPPL yang juga merupakan salah satu
kegiatan prioritas Balitbang-KP, dengan komponen terbesar pada operasional
kapal riset untuk mendukung survey laut stok assessment di 11 WPP.
Selain itu persentase jumlah pagu yang cukup tinggi juga terdapat pada
output “layanan perkantoran” yaitu sebesar 16,83% untuk tahun 2015 dan 30,71%
25
untuk tahun 2016 dari total pagu, dengan komponen terbesar pada gaji dan
tunjangan pegawai.
Selama tahun 2016, dalam melaksanakan kegiatannya BPPL telah
menyusun rencana penyerapan anggaran bulan per bulannya (Gambar 6), rata-rata
target penyerapan anggaran tiap bulannya adalah Rp.3,823,112,742 atau 8,33%
dari total pagu. Target tertinggi dipasang pada bulan Agustus yaitu sebesar
Rp.9,758,521,250 (21,27 %) dan terendah pada bulan Januari Rp. 908,891,925
(1,98%). Target tinggi pada bulan Agustus karena direncanakan akan dilakukan
beberapa kegiatan survey laut dengan kapal riset yang akan menggunakan dana
operasional cukup besar, sementara target rendah pada bulan Januari karena
diprediksi beberapa kegiatan termasuk penelitian belum dimulai.
Secara kumulatif prosentase rencana penyerapan anggaran kegiatan BPPL
tiap bulan untuk TA. 2016 dapat dilihat pada Gambar 6, dengan berdasarkan total
pagu terakhir setelah pengematan Rp.45,877,353,000.
Gambar 6. Prosentase rencana penyerapan anggaran bulanan dari total 14 output
kegiatan BPPL sampai TA. 2016
2.3. Penetapan Kinerja TA.2016
Pada tahun 2016, BPPL telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai
dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BPPL dengan Kepala Puslitbangkan.
Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 9
sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai.Untuk setiap SS yang disusun dan
ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU).
Keseluruhan IKU Balitbang KP pada tahun 2015 untuk semua SS berjumlah 15
IKU.
26
Peta strategi BPPL memetakan setiap SS yang disusun dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban.Dengan
menggunakan metodologi Balanced Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam
tiga perspektif, yaitu, customers perpective, internal process perspective, dan
learning and growthperspective. Dari perpektif customer, terdapat SS yang
disusun untuk mewujudkan termanfaatkannya hasil penelitian perikanan laut oleh
penyusun kebijakan dan masyarakat kelautan dan perikanan untuk pengelolaan
perikanan laut yang berkelanjutan. Untuk mendukung pencapaian SS pada dua
layer stakeholders perspective dan customers perpective tersebut diperlukan
adanya Internal proses perspektif. Ada tiga faktor penting berupa perumusan
kebijakan, data dan informasi ilmiah serta pengendalian terhadap kegiatan
penelitian yang mendukung pengelolaan perikanan laut yang berkelanjtan.
Sedangkan dari perspektif learning and growth, terdapat empat faktor
penting yang harus dikelola dengan baik guna menciptakan modal utama untuk
mencapai tujuan organisasi yaitu faktor pengembangan sumber daya manusia,
faktor organisasi, faktor teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan faktor
pengelolaan anggaran. Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 15 IKU BPPL
yang ditetapkan pada pertengahan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Penetapan kinerja BPPL Tahun 2016. Perjanjian Kinerja merupakan
bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala Balai Penelitian Perikanan Laut
dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Penetapan kinerja
BPPL Tahun 2016. Perjanjian kinerja ini memuat sasaran, indikator kinerja utama
(IKU) dan target. Indikator kinerja utama (IKU) tersebut merupakan salah satu
dukungan program penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan
tahun 2016 yang dianggarkan sebesar Rp. 45.877.353.000,-
27
Tabel 5. Uraian Penetapan Kinerja BPPL Tahun 2016
28
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Monitoring dan evaluasi Tahun 2016 terhadap pelaksanaan
program/kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan
merupakan suatu kebutuhan untuk mendukung keberhasilan program/kegiatan
secara efisien dan efektif. Sebagai salah satu bentuk pemantauan, pengendalian,
dan evaluasi perkembangan pencapaian target penyerapan anggaran dan
pencapaian kinerja, BPPL telah melakukan Monitoring dan evaluasi selama kurun
waktu TA 2016.
Pengukuran capaian kinerja internal BPPL sampai dengan akhir tahun
2016 masih dengan menggunakan metode Balanced Scorecard sebagaimana
tahun 2013-2015. Dalam pengukuran internal ini, dilakukan dengan
membandingkan :1) target dan capaian volume dari setiap sasaran strategis dan 2)
target dan capaian fisik dari setiap sasaran strategis pada masing-masing
perspektif dengan toleransi 0%. Adapun sampai dengan akhir tahun 2016 nilai
pencapaian sasaran strategis (NPSS) sebesar 115,79% (Katagori sangat baik). Peta
strategis dan dash board BPPL sampai dengan akhir tahun 2016 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 7. Peta Strategis Capaian Kinerja BPPL Tahun 2016
29
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPPL. Pengukuran
kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada
indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan
strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja BPPL tahun
2016 dapat tercapai.
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BPPL di tahun 2016 pada
customer perspective,internal process perspective dan learn & growth
perspective mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced
Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja
tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. Pencapaian Sasaran Strategis (SS)
dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2016 yang mengacu Balanced
Scorecard (BSC) dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
Tabel 6. Capaian IKU BPPL Tahun 2016
30
3.2 Hasil Pengukuran Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) BPPL
Dalam melakukan pengukuran kinerja harus menentukan klasifikasi target
indikator kinerja diantaranya adalah : Maximixe adalah Semakin tinggi
pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah Semakin
rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah
semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja
semakin baik.
Tabel 7. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016
31
Pengukuran capaian kinerja BPPL Tahun 2016 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target dan realisasi IKU pada masing-masing prespektif
dari hasil pengukuran tersebut diperoleh capaian kinerja BPPL ditingkat korporat
di Tahun 2016 sebesar 115,79 % yang berasal dari capaian kinerja masing-masing
perspektif. Nilai tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan capaian
di tahun 2015 sebesar 97,08 %. Uraian lengkapnya perbandingan capaian tahun
2016 dengan 2015 dapat disajikan sebagai berikut:
1. Perspektif pelanggan (Customerperspective) dengan bobot 40%, capaian
kinerja sebesar 100,00% dari 95,00% ;
2. Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot 30%,
capaian kinerja sebesar 111,33% dari sebelumnya 98,39%;
3. Perspektif Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan
bobot 30%, capaian kinerja sebesar 120,00% dari 97,84% capaian pada
tahun 2015.
3.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja
3.3.1 CUSTOMER PERSPEKTIVE
Capaian kinerja BPPL pada Customer Perspektive dengan bobot sebesar
33,3% yang berasal dari 2 (dua) sasaran strategis yaitu terwujudnya pengelolaan
sumberdaya perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan dan
meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Perikanan yang
mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP dengan
jumlah capaian sebesar 100%.
SASARAN STRATEGIS 1 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN
SUMBERDAYA PERIKANAN YANG PARTISIPATIF,
BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERKELANJUTAN
Nilai sasaran strategis terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya
yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan sebesar 100%. Indikator
kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya
pengelolaan sumberdaya perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan
berkelanjutan terdiri dari 1 (satu) IKU sbb :
32
1) IKU PERTAMA : Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya
Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang
Berkelanjutan (WPP, akumulasi)
Pembagian WPP didasarkan pada karakteristik geo-bio-ekologi dengan
membagi WPP menjadi 11 satuan WPP. WPP yang ditetapkan oleh Kepala
Balitbang KP sebagai fokus litbang untuk menghasilkan data informasi dan
rekomendasi terpadu bagi pengembangan ekonomi wilayahnya. Dari 4 WPP yang
telah dibagi tersebut terdiri dari WPP 571 (Selat Malaka dan Laut Andaman),
WPP 572 (Samudera Hindia Barat Sumatera dan Selat Sunda), WPP 573
(Samudera Hindia Selatan Jawa dan Laut timor Barat) dan WPP 712 (laut Jawa)
merupakan WPP yang ditetapkan karena potensinya sebagai daerah pemijahan
(breading ground) dan daerah bertelur (spawning ground) sumberdaya perikanan.
Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan
ekonomi kelautan yang berkelanjutan ditetapkan sebagai bentuk kontribusi hasil
litbang KP dalam pembangunan ekonomi maritim Indonesia.
Tabel 8. CapaianJumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Perikanan
untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Perikanan untuk
Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan
- Target 2 4
- Realisasi 2 4
- Prosentase 100 100
Pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan adalah pemanfaatan
sumberdaya kelautan yang bernilai ekonomi yang dikelola secara lestari dan
berkelanjutan serta eksplorasi potensi sumberdaya kelautan baru yang
mempunyai nilai ekonomi.
Target 4 (empat) WPP yang terpetakan potensi sumberdaya perikanan
untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan yang ditargetkan di
tahun 2016 sebagai bentuk kontribusi hasil litbang KP dalam peningkatan potensi
nilai ekonomi sumberdaya kelautan di WPP 571, 572, 573, dan 712. Capaian ini
lebih banyak 2 WPP (WPP 714 dan WPP 718) dibanding tahun 2015.
33
Peningkatan ini disebabkan karena sumberdana yang disediakan pada tahun 2016
lebih besar dibanding yang tersedia di tahun 2015, yaitu Rp. 4.734.957.000 pada
tahun 2015 untuk 2 WPP dan Rp. 10.458.870.000 yang dialokasikan pada tahun
2016 untuk 4 WPP.
Keberhasilan dalam memperoleh Informasi yang dibutuhkan untuk
menunjang pencapaian IKU ini didukung oleh berbagai faktor, diantaranya
penggunaan wahana penelitian yang memadai dalam memperoleh data akustik,
oseanografi dan komposisi hasil tangkapan. Selain itu pengumpulan data biologi
dan hasil tangkapan yang runtun waktu telah dihasilkan selama 10 bulan oleh para
tenaga pengumpul data di lapangan (enumerator) dan oleh para peneliti yang
secara berkala melakukan sampling di lokasi-lokasi pendaratan ikan. Kegiatan
utama yang dilakukan berupa pengukuran dan observasi aspek perikanan di
lokasi-lokasi utama basis pendaratan perikanan yang tersebar di 4 WPP. Kegiatan
ini dilaksanakan setiap bulan, karena hasil kajian memerlukan data runtun waktu
(time series), yang mengutamakan updating pengumpulan data/informasi berupa :
parameter populasi SDI, aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik
perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI seperti aspek
operasional penangkapan SDI tertentu disuatu lokasi. Data yang telah terkumpul
kemudian diolah dan dianalisa kemudian dituangkan kedalam sebuah laporan
teknis ilmiah tentang sumberdaya perikanan laut berbasis WPP.
Sampai dengan akhir tahun 2016 telah diperoleh informasi ilmiah yang
menyeluruh terkait potensi sumberdaya ikan di 4 (empat) WPP yang menjadi
target capaian. Selanjutnya informasi tersebut akan disampaikan ke pengambil
kebijakan dalam hal ini Badan Litbang Kelautan dan Perikanan untuk disusun
bersaama Dirjen Teknis sebagai pembuat kebijakan pengelolaan perikanan yang
berkelanjutan sehingga dapat menambah potensi nilai ekonomi di keempat WPP
tersebut.
SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA HASIL
PENYELENGGARAAN LITBANG DAN LAYANAN IPTEK
PERIKANAN YANG MENDUKUNG PRODUKTIVITAS USAHA
DAN PENDAPATAN NEGARA DARI SEKTOR KP
34
Nilai sasaran strategis meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan
iptek perikanan yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari
sektor KP sebesar 100%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur
keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut :
2) IKU KEDUA: Persentase Hasil Litbang Yang Digunakan Sesuai
Dengan Kontrak Kinerja Esselon I KKP (%)
Kontrak Kinerja merupakan kesepakatan atau perjanjian antara BPPL
melalui Balitbang KP dengan Eselon I lingkup KKP (Ditjen dan Badan) yang
berisi komitmen penyedian hasil-hasil riset sesuai dengan kebutuhan dari Eselon I
KKP yang selanjutnya akan digunakan oleh Eselon I KKP sebagai dasar
penyusunan Kebijakan.
Tabel 9. Capaian Persentase Hasil Litbang yang Digunakan Sesuai dengan
Kontrak Kinerja Esselon I KKP (%)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015
2016
Triwulan I
2016
Triwulan II
Persentase Hasil Litbang yang Digunakan sesuai dengan Kontrak
Kinerja Esselon I KKP
- Target - 100
- Realisasi - 100
- Prosentase - 100
Kegiatan dilakukan untuk meningkatkan dukungan Balitbang KP kepada
Eselon I lainnya dalam hal penyediaan hasil litbang BPPL sesuai kebutuhan. Hal
ini sesuai dengan arahan MenKP bahwa Balitbang KP harus mampu lebih
mengambil peran sebagai inhouseconsultant bagi Eselon I lainnya. Kegiatan
dilakukan melalui pertemuan eselon I seperti yang pernah dirintis mulai tahun
2013 untuk merumuskan kebutuhan hasil litbang yang diperlukan pada tahun
mendatang.Persentase hasil litbang yang digunakan sesuai dengan Kontrak
Kinerja esselon I KKP akan direalisasikan pada Triwulan IV.
Indikator kinerja ini merupakan adopsi langsung dari capaian yang
dihasilkan oleh Badan Litbang KP sehingga capaian kinerja BPPL pada tahun
35
2016 dalam hal ini mengikuti capaian yang dihasilkan oleh Badan Litbang KP.
Adapun pada tahun 2015 indikator kinerja ini tidak diturunkan ke BPPL sehingga
perbandingan hasil capaian tahun 2015 dengan tahun 2016 tidak dapat dilakukan.
Demikian pula efisiensi penggunaan sumberdaya tidak dapat dianalisis BPPL.
3.3.2 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Capaian kinerja BPPL pada Perspective Internal (Internal Process
Perspective) dengan bobot sebesar 33,33% yang berasal dari 3 (tiga) sasaran
strategis yaitu tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan
yang efektif, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya
litbang dan layanan Iptek, Terselenggaranya pengendalian litbang KP, dengan
jumlah capaian sebesar 111,33%
SASARAN STRATEGIS 3 : TERSEDIANYA REKOMENDASI DAN
MASUKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP YANG EFEKTIF
Nilai sasaran strategis tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan
pembangunan perikanan yang implementatif berdasarkan data dan informasi
ilmiah litbang perikanan sebesar 120%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU sebagai berikut :
3) IKU KETIGA: Jumlah wilayah pengelolaan perikanan (WPP) laut yang
teridentifikasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya,
potensi produksi, kapasitas penangkapan ikannya
Jumlah wilayah pengelolaan perikanan (WPP) laut yang teridentifikasi
karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi,
kapasitas penangkapan ikannya yang berisi data dan informasi karakteristik
biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas
penangkapan ikannya sebagai hasil penelitian perikanan laut yang akan dijadikan
bahan pertimbangan masukan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan
perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan RI. Indikator ini bertujuan untuk
mendapatkan bahan rekomendasi dan masukan kebijakan KP yang dihasilkan oleh
Eselon II Balitbang KP.
36
Tabel 10. Capaian Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan (buah)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Jumlah wilayah pengelolaan perikanan (WPP) laut yang teridentifikasi
karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi
produksi, kapasitas penangkapan ikannya
- Target 11 11
- Realisasi 11 11
- Prosentase Progres 100,00 100,00
Ditargetkan sebanyak 11 (sebelas) WPP yang teridentifikasi karakteristik
biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas
penangkapan ikannya pada tahun 2016 ini. Hasil penelitian akan dijadikan bahan
rekomendasi dan masukan kebijakan dalam menganalisa dan mengevaluasi
pengelolaan perikanan laut yang berkelanjutan di WPP RI oleh pemangku
kebijakan baik dipusat maupun daerah.
Capaian dari indikator kinerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan
yaitu dengan telah tersedianya data dan informasi di 11 WPP laut yang
teridentifikasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi
produksi, kapasitas penangkapan ikannya berupa 11 dokumen laporan ilmiah yang
telah diserahkan ke Puslitbang Perikanan dan Badan Litbang KP. Pencapaian ini
sama dengan yang telah diperoleh pada tahun 2015 yaitu diperolehnya 11
dokumen laporan teknis hasil penelitian di 11 WPP.
Dengan mengacu pada RPJM 2015–2019 KKP dan Badan Penelitian dan
Kelautan dan Perikanan telah dirumuskan Program Kerja Penelitian Balai
Penelitian Perikanan Laut dalam dokumen RENSTRA yaitu Program Penelitian
Pengkajian stok sumberdaya ikan laut berbasis WPP. Program ini merupakan
kegiatan penelitian utama yang dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan Laut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji stok sumberdaya ikan laut, termasuk
sumberdaya inkonvensional. Pengkajian stok ikan dilakukan untuk menentukan
potensi lestari sumberdaya ikan aspek biologi, dinamika populasi dan distribusi
sumberdaya ikan, aspek penangkapan, fishing capacity, optimasi pemanfaatan
serta komponen pengelolaan sumberdaya ikan laut yang berkelanjutan.
Pelaksanaan penelitian pengkajian stok sumberdaya perikanan ini meliputi 11
WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) setiap tahunnya. Sehingga sampai tahun
37
2019 BPPL akan menghasilkan informasi ilmiah hasil kajian stok di 11 WPP
sepanjang alokasi dana yang dibutuhkan untuk program tersebut tersedia.
Hasil yang berbeda antara pencapaian tahun 2015 dengan tahun 2016 adalah
pada kualitas hasil olah data primer untuk masing-masing lokasi penelitian. Hal
ini disebabkan berkurangnya pengulangan pengambilan data di lokasi sampling,
Selain itu target observasi laut yang semula direncanakan di 11 WPP juga
mengalami pengurangan menjadi 7 WPP. Kondisi ini dikarenakan adanya
kebijakan penghematan anggaran yang cukup besar untuk kegiatan penelitian
yaitu dengan rincian : pagu awal Rp. 45.000.000.000 kemudian dilakukan
penghematan sebesar Rp. 17.069.600.000,- ditambah self blocking sebesar Rp.
3.000.000.000,- sehingga pagu akhir yang tersedia sebesar Rp. 24.930.400.000,-.
Sedangkan untuk tahun 2015 alokasi yang tersedia sebesar Rp. 42.579.597.
Dapat dijelaskan bahwa dengan kondisi tersebut volume capaian yang
dihasilkan pada tahun 2016 sama jumlahnya dengan yang dihasilkan di tahun
2015 yaitu 11 WPP, namun secara kualitas output (hasil olah data primer) lebih
baik kualitas nya di tahun 2015.
4) IKU KE EMPAT: Jumlah data dan informasi penelitian perikanan laut
Jumlah data dan/atau informasi ilmiah litbang didefinisikan sebagai data
informasi hasil penelitian yang telah disusun dalam bentuk paket informasi, yang
bertujuan untuk mendapatkan data dan/atau informasi ilmiah yang dihasilkan dari
kegiatan penelitian perikanan laut yang dilaksanakan oleh BPPL.
Melakukan kegiatan penelitian yang menghasilkan data dan informasi
penting dan bermanfaat untuk kegiatan penelitian selanjutnya dan atau
kepentingan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan kebijakan Adapun
deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Tabel 11. Capaian Jumlah Data dan Informasi penelitian perikanan laut
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015
2016
Jumlah Data dan Informasi IPTEK Perikanan Laut
- Target 7 4
- Realisasi 7 4
- Prosentase Progres 100,00 100,00
38
Data dan informasi diperoleh dari kegiatan penelitian perikanan laut yang
dilaksanakan oleh para peneliti BPPL selama 1 tahun anggaran di beberapa lokasi
di wilayah perairan Indonesia. Hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisa
serta dituangkan kedalam sebuah laporan ilmiah hasil penelitian perikanan laut
untuk selajutnya diserahkan kepada Kepala Puslitbang sebagai bahan masukan
untuk perumusan kebijakan pengelolaan perikanan laut yang berkelanjutan.
Pada tahun 2016 dilakukan 4 kegiatan penelitian perikanan laut sebagai
target capaian yang harus dihasilkan oleh BPPL dengan rincian sebagai berikut :
No. Judul Penelitian Target Progress
(%)
1. Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan
Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci
Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan
1 Dok 100
2. Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu
Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil
Tangkapan
1 Dok 100
3. Kajian Stok Sumber Daya Ikan dan Lingkungan
Khusus Teluk Jakarta
1 Dok 100
4. Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk
Menunjang Upaya Konservasi
1 Dok 100
Secara volume output kegiatan realisasi yang dihasilkan sesuai dengan
target yang ditetapkan, namun secara kualitas pencapaian hasil tidak seperti yang
diharapkan. Hal ini dikarenakan jadwal pelaksanaan penelitan yang sangat
singkat, terkendala menunggu tahapan proses revisi anggaran (DIPA) sehingga
suluruh kegiatan data dan informasi baru bisa dimulai pada triwulan II. Namun
demikian secara umum hasil yang dicapai dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kegiatan penelitian Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu
Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan telah
berhasil mendapatkan nilai sebaran intensitas cahaya beberapa jenis lampu
(TL, Halogen, LED) sebagai data informasi dasar dalam penyusunan/
peninjauan kembali peraturan penggunaan alat bantu cahaya lampu.
2. Belum dapat memperoleh data dan informasi nilai intensitas cahaya untuk
jenis-jenis lampu yang umum digunakan nelayan/ pelaku perikanan.
39
3. Untuk kegiatan Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang
Upaya Konservasi telah berhasil diperoleh desin dan kontruksi alat
penangkap ikan terubuk hidup, jaring dua lapis dan mempertahankan
kondisi hidup sampai pangkalan (> 24 jam).
Pencapaian voluem output yang lebih sedikit (4 dokumen) dibanding
dengan yang dihasilkan pada tahun 2015 (7 dokiumen) dikarenakan ketersediaan
dana yang dialokasikan untuk output ini. Untuk tahun 2017 dana yang
dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 1,834,170,000,- sedangkan untuk
tahun 2016 hanya dialokasikan dana sebesar 1.184.175.000,-.
5) IKU KE LIMA : Jumlah Karya tulis ilmiah yang diterbitkan
IKU ini didefinisikan sebagai Tulisan yang disusun berdasarkan data dan
informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian yang telah diterbitkan di jurnal
terakreditasi atau prosiding dalam dan/atau luar negeri pada tahun berjalan,
Tujuan dari IKU ini adalah untuk mendapatkan gambaran jumlah karya tulis
ilmiah (KTI) yang dihasilkan oleh peneliti lingkup BPPL dan dimuat pada jurnal
dalam negeri, luar negeri baik yang berbahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia
termasuk dalam prosiding Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Tabel 12. Capaian Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015
2016
Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan
- Target 25 25
- Realisasi 52 42
- Prosentase Progres 208 168
Dari 25 (dua puluh lima) buah karya tulis ilmiah yang ditargetkan pada
tahun 2016 telah dihasilkan sebanyak 42 KTI yang sudah diajukan dan dalam
proses untuk diterbitkan. Realisasi yang dihasilkan malampaui dari target yang
direncanakan. Namun demikian jumlah KTI yang dihasilkan pada tahun 2016 ini
masih dibawah pencapain tahun 2015. Hal ini dikarenakan pada tahun 2015 BPPL
mendapatkan mandat untuk mengerjakan program prioritas KKP yaitu melakukan
Penelitian Kajian Stock 11 WPP NRI yang mempunyai cakupan wilayah yang
luas dengan beberapa komoditas sumberdaya sehingga membutuhkan waktu
40
dalam pelaksanaannya. Sementara itu KTI yang dihasilkan pada tahun 2016
adalah hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 sehingga sampai saat ini
masih dalam proses penerbitan selain itu ada kebijakan dari MenKP tentang
pembatasan pelaksanaan perjalanan dinas sampai dengan 26 Nopember 2016
sementara itu BPPL merencanakan pelaksanaan Forum pada awal Desember
karena menunggu selesainya pelaksanaan kegiatan penelitian dan proses analisis
data dan sampel. Dari kegiatan seminar/ forum perikanan laut ini akan dapat
dihasilkan sejumlah KTI yang akan diterbitkan dalam prosiding atau buku bunga
rampai. Oleh sebab itu pada tahun 2016 jumlah KTI yang dihasilkan oleh peneliti
BPPL mengalami penurunan dibanding tahun lalu.
Selain itu beberapa kendala dalam upaya pencapaian IKU KTI antara lain :
1. Proses penerbitan jurnal atau prosiding sangat dipengaruhi proses penilaian
KTI oleh tim reviuwer yang cukup memakan waktu sehingga susah diprediksi; 2.
Proses pencetakan jurnal yang sering memerlukan waktu untuk editing/layout.
SASARAN STRATEGIS 4 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN
KAPASITAS DAN KAPABILITAS SUMBERDAYA LITBANG DAN
LAYANAN IPTEK PERIKANAN
Nilai sasaran strategis terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas
sumberdaya Litbang dan Layanan Iptek Perikanan Budidaya sebesar 100%
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut
terdiri dari 3 (tiga) IKU sbb :
6) IKU KE ENAM: Proporsi fungsional BPPL dibandingkan total
pegawai BPPL
IKU ini didefinisikan Perbandingan antara jumlah pegawai fungsional
Satker Lingkup BPPL dengan jumlah total pegawai Satker Lingkup BPPL. Tujuan
Untuk mendapatkan gambaran proporsi pegawai dengan fungsional tertentu yang
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi instansi secara kompeten, efektif dan
professional. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang
diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas
IKU ini sebagai berikut:
41
Tabel 13. Capaian Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai
lingkup BPPL (%)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPL
- Target 55 55
- Realisasi 41 55
- Prosentase 90 100
BPPL menargetkan persentase pegawai fungsional dibandingkan total
pegawai lingkup BPPL sebesar 55%, dan telah terealisasi sebesar 100%. Sampai
dengan akhir bulan Desember tahun 2016 jumlah pegawai fungsional BPPL
sebanyak 44 dari total jumlah pegawai yang berjumlah 80, sehingga jika
diprosentase senilai 55% artinya target yang direncanakan tercapai.
Faktor yang menyebabkan keberhasilan tercapaian IKU ini adalah karena
beberapa sebab, yaitu :
1. Jumlah pegawai di BPPL berkurang dibanding tahun 2015, yiatu semula
83 menjadi 80 orang pada tahun 2016
2. Adanya penambahan jumlah pegawai yang menduduki jabatan fungsional
sebanyak 2 orang, yaitu fungsional perencana pertama 1 orang dan
fungsional peneliti pertama.
7) IKU KE TUJUH : Jumlah Sarana Dan Prasarana, Serta
Kelembagaan Litbang Yang Ditingkatkan Kapasitasnya
IKU ini didefinisikan Peningkatan kapasitas sarana prasarana kelembagaan
yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal yang dilaksanakan oleh satuan
kerja BPPL. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang
diharapkan adalah sesuai dengan target yang dtapkan.
42
Tabel 14. Capaian Jumlah sarana dan prasarana litbang Perikanan yang
ditingkatkan kapasitasnya
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Jumlah sarana dan prasarana litbang Perikanan yang terfasilitasi
- Target 2 1
- Realisasi 1,25 1
- Prosentase Progress 62,5 100,00
Dari 1 (satu) paket sarana dan prasarana litbang perikanan yang
ditingkatkan kapasitasnya, terealisasi pada akhir tahun 2016. Sarana yang
ditambah pada tahun 2016 ini berupa 1 (satu) unit bus jemputan untuk
meningkatkan kinerja pegawai BPPL.
Pencapaian tahun ini lebih baik jika dibandingkan tahun 2015 yang hanya
62,5%. Hal ini lebih dikarenakan pihak penyedia jasa pekerjaan tidak mampu
menyelesaikan kontrak tepat pada waktunya. Akibatnya dari detail uraian
pekerjaan yang disepakati dalam kontrak tidak dapat terpenuhi semuanya sampai
waktu pelaksanaan berakhit. BPPL hanya membayar sejumlah fisik yang sudah
dikerjakan dan diserah terimakan melalui Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Sedangkan pada tahun 2016 proses pengadaannya cenderung lebih mudah
sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang disepakati dalam kontrak.
SASARAN STRATEGIS 5 : TERSELENGGARANYA
PENGENDALIAN LITBANG PERIKANAN
Nilai sasaran strategis terselenggaranya pengendalian litbang kp sebesar 100%.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut
terdiri dari 1 (satu) IKU sbb :
8) IKU KE DELAPAN : Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total
kegiatan Litbang Perikanan (minimal)
43
Tabel 15. Capaian Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan
Litbang Perikanan (minimal)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015
2016
Triwulan
I
Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan
Litbang Perikanan
- Target 90 90
- Realisasi 90 90
- Prosentase 100,00 100
IKU ini mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh gambaran arah
kebijakan penelitian dan pengembangan KP memberikan porsi lebih besar kepada
penelitian terapan dan pengembangan eksperimental sehingga hasil litbang KP
dapat cepat diterapkan dan dimanfaatkan oleh stakeholder.IKU ini menggunakan
klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang
ditetapkan.
BPPL menargetkan persentase kegiatan penelitian terapan dan
pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan litbang perikanan
budidaya sebesar 90,00%, dan telah terealisasi sebesar 90% dalam tahun 2016,
atau sudah terealisasi 100%. Total penelitian terapan 13 dan penelitian dasar 2.
Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh BPPL mengacu pada rencana
jangka menengah yang telah ditetapkan dalam kurun waktu lima tahunan
(RENSTRA). Didalam Renstra BPPL 2015-2019 telah ditetapkan uraian program
kerja yang akan dilakukan oleh BPPL antar tahun 2015 sampai tahun 2019. Fokus
program kegiatan penelitian yang dilakukan juga menjadi program prioritas KKP
yaitu kajian stok di 11 WPP RI. Sehingga mulai tahun 2015 yang lalu proporsi
jumlah judul kegiatan penelitian yang dilakukan oleh BPPL antara kegiatan riset
aplikatif dibandingkan total kegiatan Litbang Perikanan selalu melebihi 90%.
Demikian pula yang terjadi pada tahun 2016. Berikut uraian judul-judul kegiatan
penelitian yang dilaksanakan di tahun 2016 :
44
No Judul Penelitian Keterangan
1
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya,
Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat
Malaka)
Riset Aplikatif
2
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia
Barat Sumatera)
Riset Aplikatif
3
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia
Selatan Jawa)
Riset Aplikatif
4
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya,
Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut
Tiongkok Selatan)
Riset Aplikatif
5 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa)
Riset Aplikatif
6 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar)
Riset Aplikatif
7
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan
Teluk Tolo)
Riset Aplikatif
8 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini)
Riset Aplikatif
9 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi
Riset Aplikatif
10
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih
dan Samudra Pasifik
Riset Aplikatif
11 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan
Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura)
Riset Aplikatif
12
Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-
Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi
Stok Ikan
Riset Dasar
13 Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan
Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan
Riset Aplikatif
14 Kajian Stok Sumber Daya Ikan Dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta Riset Dasar
15 Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya
Konservasi
Riset Aplikatif
3.3.3. LEARN & GROWTH PERSPECTIVE
Capaian kinerja BPPL pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
(Learn & Growth Perspective) dengan bobot sebesar 33,33% yang berasal dari 4
(empat) sasaran strategis yaitu tersedianya ASN lingkup BPPL yang kompeten
dan profesional, tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses,
terwujudnya reformasi birokrasi dan terkelolanya anggaran pembangunan secara
efisien dengan jumlah capaian sebesar 124,46%.
45
SASARAN STRATEGIS 6 : TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL
NEGARA LINGKUP BPPL YANG KOMPETEN, PROFESIONAL
DAN BERKEPRIBADIAN
Nilai sasaran strategis terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup BPPL yang
kompeten, profesional dan berkepribadian sebesar 120%. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU
sbb :
9) IKU KE SEMBILAN : Indeks kompetensi dan integritas BPPL
Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan. Integritas adlah kecenderungan untuk sikap yang
patuh pada aturan atau norma. Indeks kompetensi dan integritaas ini terdiri dari
kompetensi hasil asesment, kehadiran pegawai, capaian kinerja,
LHKASN/LHKPN, terhadap pejabat yang telah dilakukan asesmen.
Indeks kompetensi dan integritas BPPL merupakan agregasi dari variabel
dibawahnya. Membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian
kompetensi dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan
sesuai Peraturan Menteri kelautan dan Perikanan nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014.
Persentase capaian output pegawai pada SKP dan persentase tingkat kehadiran
pegawai serta LHKASN/LHKPN menjadi penilaian tersendiri indeks kompetensi
dan integritas BPPL.
Tabel 16. Capaian Indeks kompetensi dan integritas BPPL
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Indeks kompetensi dan integritas BPPL
- Target - 77
- Realisasi - 88,93
- Prosentase - 100
IKU Indeks kompetensi dan integritsa BPPL berklasifikasi maximize
dimana semakin besar capaianya semakin baik. Pada tahun 2016 telah dilakukan
pengukuran terhadap variable-variable yang menjadi agregate dari nilai capaian
indkes komptensi da intregitas BPPL. Berikut hasil penilaian dan yang telah
dilakukan :
46
1. Hasil penilaian terhadap 22 pegawai BPPL yang diasessment oleh tim
penilai 80% nya dikategorikan baik sedangkan 20% kurang.
2. Nilai capaian SKP pegawai BPPL yang dirata-ratakan menghasilkan nilai
85,72%
3. Prosentasi tingkat kehadiran pegawai BPPL sepanjang tahu 2016 sebesar
90%
4. Tingkat kepatuhan pejabat BPPL terhadap penyampaian LHKPN
mencapmai 90%
Dari ke-empat variable yang telah dihitung maka diperoleh pencapaian nilai
indeks komptensi dan intregitas BPPL sebesar 86,43% melebihi dari target yang
tetapkan yaitu sebesar 77%.
Faktor yang menjadi pendorong keberhasilan sehingga realisasi melebihi
target yang ditetapkan adalah karena tingkat kesadaran pegawai yang semakin
baik terhadap tugas dan tanggung jawab yang dimilikinya. Hal ini berbanding
lurus dengan peningkatan kesejahteraan yang diterima oleh pegawai BPPL.
Seperti adanya kenaikan tunjangan kinerja pada tahun 2016.
Karena IKU ini baru dijadikan salah satu indikator kinerja BPPL di tahun
2016, maka hasil capaian ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun lalu,
namun demikian nilai capaian atas hasil pengukuran dapat dijadikan bukti
bahwasanya pegawai BPPL memiliki komptensi dan intregitas yang cukup baik.
10) IKU KE SEPULUH: Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya
lingkup BPPL
ASN/SDM BPPL baik PNS, CPNS maupun tenaga kontrak yang menempuh
pendidikan gelar (tugas belajar dalam dan luar negeri) yang sedang berjalan dan
baru, non gelar (diklat fungsional tertentu/ diklatpim), pelatihan (kursus teknis
dalam dan luar negeri) dan izin belajar (yang berjalan) dalam rangka untuk
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas dan
fungsinya. IKU ditetapkan untuk mengetahui jumlah ASN yang dikembangkan
kompetensinya untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi/instansi. Dengan demikian, diharapkan setiap satker merumuskan
upaya peningkatan kompentensi sesuai kebutuhan.
47
Tabel 17. Capaian Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015
2016
Triwulan
I
Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL
- Target 4 4
- Realisasi 7 8
- Prosentase 175 200
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang
diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2016 BPPL telah
meningkatkan kompetensi ASN untuk 8 pegawai di lingkungan BPPL Dari target
tahun 2016 sebanyak 4 ASN yang ditingkatkan kompetensinya telah terealisasi 8
ASN yang ditingkatkan kompetensinya. Dengan rincian sebagai berikut, 4
pegawai mengikuti tugas belajar jenjang S,2 dan 1 orang pegawai mengikuti tugas
belajar program S.3. serta 3 pegawai telah mengikuti diklat jabatan fungsional
peneliti pertama dengan rincian sebagai berikut :
1. Erfin Nurdin mengikuti tugas belajar program S.3 Di FPIK IPB
2. Prihatiningsih, S.Si, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB
3. Teguh Nugroho, M.Si, Tugas belajar program S.3 di FPIK IPB
4. Moh. Fauzi, S.Pi, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB
5. Duranta Kembaren, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB
6. Tirta Danu, S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama
7. Heri Widiyastuti S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama
8. Andina S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama
Pencapaian hasil 2016 lebih tinggi dibanding pencapaian di tahun 2015 yang
berjumlah 7 pegawai. Hal ini disebabkan kebutuhan BPPL untuk mweujudkan
sebuah lembaga penelitian tingkat nasional yang kuat dan kompeten.
SASARAN STRATEGIS 7 : TERSEDIANYA MANAJEMEN
PENGETAHUAN LINGKUP BPPL YANG HANDAL DAN MUDAH
DIAKSES
48
Nilai sasaran strategis tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup BPPL yang
handal dan mudah diakses sebesar 120. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sbb :
11) IKU KE SEBELAS: Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang
menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
IKU ini didefinisikan sebagai unit kerja yang menerapkan sistem
manajeman pengetahuan yang terstandar dibandingkan dengan total unit kerja
seluruh BPPL. Sistem manajemen pengetahuan ini merupakan suatu rangkaian
yang memanfaatkan teknologi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun
swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan
pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari.
Tabel 18. Capaian Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar
- Target - 100
- Realisasi - 100
- Prosentase - 100
BPPL menargetkan persentase unit kerja yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang terstandar dengan nilai 100, untuk saat ini penilaian
masih menunggu arahan esselon I BPPL yaitu nilai yang diperoleh dari Balitbang
KP untuk memperoleh nilai tersebut. Sampai dengan triwulan III BPPL telah
menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar dengan aplikasi Bitrixs di
lingkungan BPPL. Dari target persentase 100% tahun 2016, BPPL telah 100%
menggunakan sistem informasi dengan aplikasi standar di seluruh seksi dan sub
bagian kerja di lingkungan BPPL. Adapun rincian Aplikasi untuk sistem
informasi yang telah digunakan di lingkungan BPPL adalah sebagai berikut :
1. SAKPA untuk Keuangan dan BMN
2. SIMPEG dan SKP untuk Kepegawaian
3. SIPMONEV untuk Montoring
49
4. Kinerjaku untuk Penukuran Kinerja
5. RKAKL untuk perencanaan anggaran
6. EDALWAS untuk Pengawasan
Aplikasi sistem inofrmasi terstandar sudah diterapkan dalam manajemen
kinerja BPPL dan sudah dilaporkan pula perkembangannya secara periodik
kepada instansi vertikal seperti Puslibang Kan dan Balitbang KP sampai dengan
bulan Desember 2016.
Keberhasilam ini didukung oleh SDM yang terampil dan telah mengikuti
BIMTEK dan sosialisasi untuk masing-masing sistem aplikasi. Sehingga
pemahaman dan penguasaan terhadap sistem informasi tersebut sangat memadai
dan dapat dipertanggung jawabkan.
SASARAN STRATEGIS 8 : TERWUJUDNYA BIROKRASI LINGKUP
BPPL YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA
LAYANAN PRIMA
Nilai sasaran strategis Terwujudnya birokrasi Lingkup BPPL yang efektif, efisien
dan berorientasi pada layanan prima sebesar 97,76%. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU
sbb :
12) IKU KE DUA BELAS: Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPL
Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan BPPL pada
hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksaan
dilakukan melalui program-program meliputi 1). Manajemen perubahan, 2).
peraturan perundang-undangan, 3). Penataan organisasi, 4). Penataan tata laksana,
5). penataan SDM aparatur, 6). Penguatan pengawasan internal, 7). Penguatan
akuntabilitas kinerja, 8). Peningkatan kualitas pelayanan publik dan 9)
pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
50
Teknik menghitungnya yaitu penilaian atas implementasi RB di BPPL
mengadopsi langsung melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) secara online oleh Balitbang KP yang telah diverfikasi oleh Inspektorat
Jenderal. Upaya yang dilakukan fokus pada:
• Panel I PMPRB online
• Panel II PMPRB online
• Panel III PMPRB online
Untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance)
dilakukan melalui dalam 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu:
a) Organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing);
b) Tata Laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance;
c) Peraturan Perundang-undangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih,
dan kondusif;
d) SDM Aparatur; SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten,
kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera;
e) Pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN;
f) Akuntabilitas; meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi;
g) Pelayanan Publik; Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat
h) Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur; birokrasi dengan integritas dan
kinerja yang tinggi.
Profil PMPRB yang baik apabila komponen hasil lebih tinggi daripada
komponen pengungkit.Komponen pengungkit adalah berbagai kriteria dan
berbagai pendekatan yang telah dilakukan oleh suatu unit kerja untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Komponen hasil adalah : 1) capaian yang diperoleh dari
hasil pengukuran atas persepsi pegawai dan masyarakat terhadap suatu unit kerja,
2) pengukuran atas indikator kinerja internal dan eksternal yang menunjukkan
seberapa baik suatu unit kerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Adapun capaian progres IKU ini pada tahun 2016 adalah sesuai tabel 25 dibawah.
51
Tabel 19. Capaian Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPL
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015
2016
Triwulan
I
Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Pusat Litbang Perikanan
- Target BB 90,00
- Realisasi BB 90,25
- Prosentase 100 100
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang
diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2016 target dan
realisasi indeks reformasi birokrasi BPPL mengadopsi langsung dari Puslitban
Perikanan target output/volume bernilai 90 dan sampai dengan bulan Desember
didapatkan nilai 90,25 dari rata-rata satuan kerja di lingkup Puslitbang Perikanan.
Nilai ini diadopsi langsung karena BPPL tidak melakukan penilaian mandiri.
13) IKU KE TIGA BELAS : Nilai SAKIP BPPL (%)
Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan visi atau
misiorganisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Penilaian akuntabitias kinerja BPPL dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selaku
aparat pengawas internal pemerintah bersama dengan BalitbangKP pada bulan
Juli 2016. Kemudian setelah dilakukan reviu, BPPL secara mandiri melakukan
perbaikan atas catatan hasil reviu maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 20. Capaian Nilai SAKIP BPPL (%)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Nilai SAKIP BPPL (%)
- Target A 84
- Realisasi A 80,35
- Prosentase 100 95,65
Dalam rangka fungsi penyelenggaraan SAKIP Balitbang KP, Itjen KKP
telah melakukan evaluasi SAKIP semester 1 tahun 2016 pada tingkat Satker yang
52
dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Evaluasi AKIP dilakukan pada Satker BPPL
Muara Baru dan BPPL oleh Inspektorat IV, Itjen KKP selaku mitra Balitbang KP.
Dokumen-dokumen yang dinilai meliputi renstra, perjanjian kinerja, pengukuran
kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta hasil reviu dan evaluasi.
Berdasarkan evaluasi SAKIP yang dilakukan oleh Itjen KKP, BPPL didapatkan
nilai SAKIP semester 1 tahun 2016 BPPL sebesar 74,14 (BB).
Sampai dengan semester II (bulan Desember) BPPL telah melakukan
penyempurnaan dan perbaikan atas catatan hasi reviu yang dilakukan oleh Itkrn
KKP pada semester I kemudian menghitung kembali nilai SAKIP di lingkungan
BPPL dan memperoleh nilai 80,35. Hasil pengukuran tersebut belum dilakukan
reviu oleh Itjen KKP dikarenakan keterbatasan waktu. Sehingga dari target nilai
84 pada tahun 2016 telah didapatkan nilai 80,35 dari rata-rata Sub Bagian dan
Seksi di lingkungan BPPL. Nilai ini tentunya tidak dapat dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2015 dikarenakan pada tahun 2015 nilai SAKIP BPPL
mengadopsi langsung dari niali SAKIP Puslitbang Perikanan dan Balitbang KP.
SASARAN STRATEGIS 9 : TERKELOLANYA ANGGARAN
PEMBANGUNAN LINGKUP BPPL SECARA EFISIEN DAN
EKUNTABEL
Nilai sasaran strategis Terkelolanya anggaran pembangunan Lingkup BPPL
secara efisien dan ekuntabel sebesar 96,41%. Indikator kinerja yang ditetapkan
untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb :
14) IKU KE EMPAT BELAS :Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%)
IKU ini didefinisikan sebagai persentase pelaksanaan anggaran
dibandingkan dengan alokasi anggaran. Nilai kinerja anggaran ini dimaksud untuk
menghasilkan output anggaran tertentu dengan input anggaran serendah-
rendahnya, atau dengan input anggaran tertentu mampu menghasilkan output
sebesar-besarnya.
Perolehan nilai kinerja anggaran dihitung melalui perhitungan sebagai berikut :
53
P : dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran
seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker (Bobot
Penyerapan Anggaran (WP) =9,7%)
K : antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata
ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan
membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran
bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker
dengan jumlah bulan (Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan
Implementasi (WK)=18,2%)
PK: dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume
keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator
kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran (Bobot Pencapaian
Keluaran (WPK) =43,5%)
E : dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada
setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi
anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran
(Bobot Efisiensi (WE) =28,6%)
Tabel 21. Capaian Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%)
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%)
- Target - 85
- Realisasi - 78,90
- Prosentase - 92,83
Pencapaian nilai kinerja anggaran tahun 2016 tidak dapat memenuhi target
sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
sehingga target tidak tercapai diantaranya :
1. Jadwal pelaksanaan kegiatan penilitian dalam output Data dan Informasi
yang baru dimulai pada triwulan II dikarenakan adanya revisi DIPA
sehingga realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwuln I sangat
rendah
2. Penggunaan wahana penelitian berupa kapal riset yang terkendala dengan
waktu pelaksanaan docking sehingga jadwal observasi laut mundur
beberapa bulan dan mengakibatkan terganggunya jadwal penelitian yang
lain untuk melakukan survey lapang. Ini berimbas kepada realisasi
penyerapan anggaran output WPP menjadi rendah sampai dengan
triwukan III
54
3. Kegiatan manajerial hampir semuanya tidak dapat dilaksanakan sesuai
rencana dikarenakan adanya regulasi pembatasan kegiatan di luar kantor
sehingga realisasi serapan anggaran untuk semua output manajerial sangat
rendah.
Pencapaian IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan yang dicapai pada
tahun 2015. Pada tahun 2015 pengukuran dihitung untuk mengetahui nilai
efisiensi anggaran sedangkan tahun 2016 IKU yang diukur adalah Nilai Kinerja
Anggaran, sehingga rumus yang digunakan untuk mengukurnya pun berbeda.
15) IKU LIMA BELAS :Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup
Lingkup BPPL (%)
IKU ini didefinisikan sebagai terselenggaranya pengelolaa keuangan yang
akuntabel, efisien dan relevan, konsisten, dan memenuhi standar keuangan
pemerintah. Sistem akuntansi pemerintah adalah rangkaian sistematik dari
prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan
dilingkungan organisasi pemerintah.
BPPL menargetkan persentase kepatuhan terhadap SAP dengan nilai 100,
karena sistem penyusunan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan sudah
dilakukan secara baik di tahun-tahun sebelumnya. Semua sistem aplikasi
pelaporan keuangan dan BMN sudah mengikuti format yang telah distandarisasi
secara nasional. Kemudian pertanggungjawaban pengelolaan keuangan juga sudah
mengikuti regulasi yang berlaku. Untuk tahun 2016 tingkat kepatuhan BPPL
terhadap SAP mencapai nilai 100%. Artinya sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Hasil capaian ini juga sama dengan yang telah dicapai pada tahun
2015, sehingga tidak ada penurunan kualitas dalam hal kepatuhan terhadap SAP.
Tabel 22. Capaian Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL
Indikator Kinerja Utama
(IKU) 2015 2016
Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL (%)
- Target 100 100
- Realisasi 100 100
- Prosentase 100,00 100,00
55
3.4 Hasil Capaian Kinerja Kegiatan BPPL
3.4.1 Hasil Capaian Kegiatan Kunci (Penelitian)
Pada tahun 2016 Balitbang KP telah menyepakati usulan rencana program
prioritas KP tahun 2016 yang akan dipantau oleh KSP. Salah satu program
prioritas tersebut adalah program “Stock Assessment di 11 WPP” yang diemban
oleh BPPL. Deskripsi singkat mengenai program prioritas “Stock Assessment di
11 WPP” adalah sebagai berikut:
Tabel 23. Deskripsi singkat mengenai program prioritas “Stock Assessment di 11
WPP”
Kegiatan penelitian “Stock Assessment di 11 WPP” terakomodir pada
program kegiatan BPPL nomor 1 yaitu “Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)
Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya”. Pelaksanaan
penelitian terdiri dari dua metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :
1) Survei laut
Survei laut berupa survey eksplorasi dengan menggunakan wahana kapal riset
yaitu : KR. Baruna Jaya VII (P2O LIPI) untuk peneltian di WPP 714, KR. Baruna
Jaya IV (BPPT) untuk penelitian di WPP 572, 573, 713, 718 dan kapal Latih
Madidihang 02 (STP) untuk WPP 711.
Rencana semula, dengan adanya penghematan anggaran BPPL sebesar 17,3
Milyar maka kegiatan survey laut stok assessment di WPP 712, 715, 716, 717
56
akan menggunakan kapal lokal (sewa kapal nelayan), namun dengan adanya
penghematan lagi sebesar 3 Milyar (selfblocking) maka rencana survey laut
dengan kapal sewa tersebut dibatalkan. Tindak lanjutnya adalah revisi KAK dan
Proptek untuk judul kegiatan penelitian di 4 WPP tersebut. Sementara untuk
survey laut stock assessment dengan menggunakan sewa kapal nelayan di WPP
571 Selat Malaka dilaksanakan pada bulan November 2016.
Kegiatan survei laut adalah berupa pengumpulan data/informasi insitu akustik
perikanan (estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis
dan demersal), swept area trawl (komposisi jenis, laju tangkap), oseanografi
(kondisi lingkungan fisik, habitat terhadap kondisi SDI), plankton (kesuburan
perairan), larva ikan (daerah asuhan), TKG spesies kunci (daerah pemijahan).
Informasi utama dari hasil survey laut di 7 WPP (714, 572, 573, 711, 713, 718,
dan 571) adalah estimasi angka potensi stok sumberdaya ikan pelagis kecil,
pelagis besar dan demersal, serta kajian habitat yaitu kondisi lingkungan fisik dan
biologi periaran.
2) Survei darat
Survei laut berupa pengukuran dan observasi aspek perikanan di lokasi-lokasi
utama basis pendaratan perikanan yang tersebar di 11 WPP. Kegiatan ini
dilaksanakan hampir setiap bulan, karena hasil kajian memerlukan data runtun
waktu (time series), sehingga kegiatan perbulannya lebih kepada updating
pengumpulan data/informasi berupa : parameter populasi SDI, aspek
penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta
isu-isu yang terkait SDI seperti aspek operasional penangkapan SDI tertentu
disuatu lokasi.
Perkembangan pelaksanaan program prioritas “Stock Assessment di 11
WPP” selama tahun 2016 dilaksankana dalam 19 tahapan pelaksanaan (Tabel 24).
23
Tabel 24. Perkembangan pelaksanaan program prioritas “Stock Assessment di 11 WPP” selama tahun 2016
Perkembangan Triwulan 1
NO Tahapan Waktu Kategori Target
Fisik
Realisasi
Fisik
Progres
Fisik Narasi
1
1. Penyusunan
rancangan survey
dan rencana kerja
survey WPP
January Persiapan 10% 10% 100.00% Tersusunnya KAK, KUK, Proptek, RAB, ROK, Proposal penelitian,
desain trek survei laut
2
2. Pelaksanaan
survey Pendahuluan
di 11 WPP (15 lokasi
pendaratan ikan)
January Persiapan 20% 20% 100.00%
Penentuan spesies target utama di masing-masing lokasi sampling
yang mewakili 11 WPP - Penentuan dan surpervisi enumerator baru -
Surpervisi enumerator lanjutan - Pengumpulan data dan informasi
primer (sampling parameter populasi, aspek penangkapan) -
Pengumpulan data dan informasi dari instansi terkait (DKP, PSDKP,
PP, dll)
3
3. Pelaksanaan
survey darat stok
assesment di 11 WPP
February Pelaksanaan 15% 15% 100.00%
Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang
mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan,
produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta
isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan.
4
4. Pelaksanaan
survey laut stok
assessment di WPP
714
February Pelaksanaan 40% 40% 100.00%
Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi
biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis -
oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah
asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci
5
5. Pelaksanaan survei
darat stok assessmnet
di 11 WPP
March Pelaksanaan 15% 15% 100.00%
Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan
sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing
lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI,
Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi
enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional
penangkapan-nelayan
24
Perkembangan Triwulan 2
NO Tahapan Waktu Kategori Target
Fisik
Realisasi
Fisik
Progres
Fisik Narasi
6
6. Pelaksanaan survei
laut stok assessment
di WPP-572
April Pelaksanaan 20% 20% 100.00%
Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi
biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis,
demersal - swept area trawl; komposisi jenis , laju tangkap -
oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah
asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci
7
7. Pelaksanaan survei
laut stok assessment
di WPP-573
April Pelaksanaan 20% 20% 100.00%
Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi
biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis,
demersal - swept area trawl; komposisi jenis , laju tangkap -
oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah
asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci
8
8. Pelaksanaan
survey darat stok
assessment di 11
WPP
May Pelaksanaan 20% 15% 75.00%
Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan
sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing
lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI,
Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi
enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional
penangkapan-nelayan
9
9. Pelaksanaan survei
laut stok assessment
di WPP-711
May Pelaksanaan 20% 20% 100.00%
Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi
biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis,
demersal - swept area trawl; komposisi jenis , laju tangkap -
oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah
asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci
10
10. Pelaksanaan
survey darat stok
assessment di 11
WPP
June Pelaksanaan 20% 20% 100.00%
Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan
sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing
lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI,
Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi
enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional
penangkapan-nelayan
25
Perkembangan Triwulan 3
NO Tahapan Waktu Kategori Target
Fisik
Realisasi
Fisik
Progres
Fisik Narasi
11
11. Persiapan
Pelaksanaan survey
darat dan laut stok
assessment di 11
WPP
July Persiapan 10% 10% 100.00% persiapan survey darat dan laut stok assessment di 11 WPP
12
12. Pelaksanaan
survei darat ke
beberapa lokasi
pendaratan ikan
August Pelaksanaan 20% 20% 100.00%
Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan
sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing
lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI,
Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi
enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional
penangkapan-nelayan
13
13. Pelaksanaan
survei laut stok
assessment di WPP-
713
September Pelaksanaan 50% 50% 100.00%
Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi
biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis,
demersal - swept area trawl; komposisi jenis , laju tangkap -
oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah
asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci
14
14. Pelaksanaan
survey darat stok
assessment di
beberapa lokasi
pendaratan ikan
September Pelaksanaan 20% 15% 75.00%
Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan
sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing
lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI,
Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi
enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional
penangkapan-nelayan
26
Perkembangan Triwulan 4
NO Tahapan Waktu Kategori Target
Fisik
Realisasi
Fisik
Progres
Fisik Narasi
15
15. Pelaksanaan
survei laut stok
assessment di
WPP718
October Pelaksanaan 50% 50% 100.00%
Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi
biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis,
demersal - swept area trawl; komposisi jenis , laju tangkap -
oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah
asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci
16
16. Pelaksanaan
survey darat stok
assessment di 11
WPP
October Pelaksanaan 6% 6% 100.00%
Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan
sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing
lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI,
Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi
enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional
penangkapan-nelayan
17
17. Pelaksanaan
survey darat stok
assessment di
beberapa lokasi
pendaratan ikan
November Pelaksanaan 14% 14% 100.00%
Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan
sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing
lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI,
Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi
enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional
penangkapan-nelayan
18
18. Pelaksanaan
survei laut stok
assessment di
WPP571
November Pelaksanaan 20% 15% 75.00%
Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi
biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis -
oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah
asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci
19
19. Pelaporan hasil
kegiatan penelitian
Kajian Stok
Assessment di 11
WPP
December Pelaporan
Hasil 10% 10% 100.00%
Finalisasi analisis dan pembahasan data/informasi yang dikumpulkan
hasil survei laut dan survei darat stok assessmnet, serta data dari
enumerator. Selama periode 1 tahun (2016). Penyusunan laporan
teknis tiap kegiatan penelitian di 11 WPP NRI.
23
Adanya penghematan anggaran BPPL sebesar 17,3 Milyar, maka anggaran
penelitian untuk program prioritas “Stock Assessment di 11 WPP” yang semula
sebesar Rp. 45.000.000.000 menjadi Rp. 27.930.400.000 atau berkurang sebesar
Rp. 17.069.600.000. Selain itu, angggaran program prioritas tersebut di self
blocking sebesar 3 Milyar. Sehingga jumlah anggaran program prioritas “Stock
Assessment di 11 WPP yang bisa dimanfaatkan pada TA. 2016 adalah sebesar
Rp. 24.930.400.000.
Dampak penghematan anggaran tersebut berimplikasi pada strategi
pengumpulan data/informasi stock assessment, terutama untuk kegiatan survey
laut dengan kapal riset. Dengan anggaran yang tersisa, dan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dalam menghadapi penghematan anggaran tersebut, maka
rencana survey laut dengan kapal sewa nelayan di WPP 712, 715, 716, 717
dibatalkan. Sementara untuk survey laut stock assessment dengan menggunakan
sewa kapal nelayan di WPP 571 Selat Malaka dapat dilaksanakan pada bulan
November.
Total pagu anggaran program prioritas KKP yang diemban BPPL TA.
2016 yang terakomodir pada program kegiatan penelitian “Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP) Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta
Habitat Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya” setelah
penghematan anggaran adalah sebesar mencapai Rp.27.930.400.000 atau
Rp.24.930.400.000 setelah selfblocking 3 Milyar. Sampai akhir tahun 2016,
realisasi anggaran untuk program prioritas tersebut sebesar Rp. 21.513.226.807
(77,02%) atau 86,29% dari pagu selfblocking dari target sebesar 100%.
Sementara estimasi realisasi capaian fisik sebesar 100% dari target 100%.
Program prioritas KKP yang diemban BPPL TA. 2016 yang terakomodir
pada program kegiatan penelitian “Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut
yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Sumberdaya,
Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya”, terdiri dari 11 judul kegiatan
penelitian sesuai dengan jumlah WPP-RI. Realisasi anggaran dan fisik untuk
masing-masing judul penelitian stok assessment di 11 WPP sampai akhir tahun
2016 dapat dilihat pada tabel 25.
23
Tabel 25. Pagu, realisasi, dan capaian fisik kegiatan penelitian di 11 WPP sampai akhir TA. 2016
No Judul Penelitian
PAGU (Rp.) Target
(%)
Realisasi Keuangan (%) Fisik (%)
Penghematan
(17,3 M)
Selfblocking (3
M) Penghematan Selfblocking Target Realisasi
1
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan
Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi
dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat
Malaka)
1.568.114.000 1.333.114.000 100 70,13095413 82,49356844 100 100
2
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra
Hindia Barat Sumatera)
3.700.755.000 3.435.155.000 100 86,13427701 92,79402423 100 100
3
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra
Hindia Selatan Jawa)
3.137.725.000 2.928.965.000 100 90,69523849 97,15948029 100 100
4
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan
Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi
dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711
(Laut Tiongkok Selatan)
2.554.724.000 2.372.324.000 100 80,79919972 87,01157797 100 100
5
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa)
1.962.276.000 1.549.276.000 100 62,60801095 79,2978122 100 100
24
6
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat
Makassar)
3.765.040.000 3.715.790.000 100 88,86099364 90,03877924 100 100
7
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda
dan Teluk Tolo)
1.275.730.000 1.207.440.000 100 66,24268944 69,98922199 100 100
8
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini)
1.568.260.000 1.313.260.000 100 62,89922302 75,11257139 100 100
9
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi
1.507.720.000 832.720.000 100 37,44279508 67,79379743 100 100
10
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk
Cenderawasih dan Samudra Pasifik
1.350.290.000 902.590.000 100 47,84919536 71,58321054 100 100
11
Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi
Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura)
5.539.766.000 5.339.766.000 100 84,83355903 88,01098513 100 100
Total 27.930.400.000 24.930.400.000 74,92 77,02441357 86,29314735 100 100
23
Secara umum pada kegiatan program prioritas “Stock Assessment di 11
WPP” telah diperoleh keberhasilan dalam pencapaian sasaran berikut indikator
kinerjanya. Dimana telah diperoleh 11 dokumen laporan teknis hasil penelitian di
11 WPP, dengan output atau isi telah sesuai dengan dokumen KAK dan proposal
teknis yang disusun sebelumnya.
Namun demikian masih terdapat beberapa sasaran yang belum berhasil
diwujudkan sampai akhir TA. 2016 ini. Sasaran yang belum tercapai tersebut
diantaranya adalah hasil kajian estimasi potensi stok serta kajian habitat
sumberdaya ikan di 4 WPP yaitu WPP 712, 715, 716, 717. Demikian juga dengan
hasil survei laut di WPP 571 yang dilaksanakan dengan menggunakan sewa kapal
nelayan, walaupun hasil telah diperoleh dengan mengacu pada rencana (KAK),
namun hasil kajian belum representatif terhadap total area luas WPP 571. Hal ini
lebih disebabkan akibat imbas dari penghematan anggaran seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Selain itu, pada bagian karakteristik biologi khususnya hasil kajian
parameter populasi yang bersumber dari data dan informasi hasil pencatatan
enumerator pada beberapa lokasi sampling belum maksimal. Hal ini disebabkan
karena belum optimalnya supervisi terhadap enumerator dan evaluasi terhadap
data yang dihasilkan.
Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil
diwujudkan tersebut, BPPL telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar
terdapat perbaikan penanganan dimasa mendatang. Secara ringkas, capaian fisik
program prioritas “Stock Assessment di 11 WPP” terhadap tujuan dan sasaran
berdasarkan outputnya sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut.
23
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN SERTA HABITAT SUMBER DAYA, POTENSI PRODUKSI DAN KAPASITAS PENANGKAPAN DI
WPP 571 (SELAT MALAKA)
Latar Belakang :
Selat Malaka adalah perairan selat memiliki sumberdaya perikanan dan keanekaan tinggi. Sumberdaya pelagis dan demersal memberi kontribusi
besar dalam produksi; species penting diantaranya layang, kembung, tongkol, kurisi, kuniran serta udang/kepiting; pada beberapa tahun terakhir
cumi-cumi nampak semakin penting. Berbagai alat tangkap yang aktif diantaranya pukat cincin, beberapa jenis pukat, jaring/gill net, pancing cumi
serta alat penggaruk kerang (teng-kerang). Basis-basis perikanan yang telah lama berkembang cenderung mengalami kejenuhan, disisi lain
berkembang basis perikanan baru dengan alat tangkap prospektif (pukat cincin). Dari tahun ke tahun eksploitasi semakin tinggi dan dirasa telah
mempengaruhi jumlah stok (penurunan). Namun faktor ketaatan pada peraturan menjurus pada tingginya upaya penangkapan dan IUU.
Tujuan :
• 1. Menduga status stok, pemanfaatan dan biologi sumberdaya sebagai bahan rekomendasi pemanfaatan sumberdaya secara
berkelanjutan dan bertanggung jawab. 2. Memperoleh data biologi dan aspek life-history dalam rangka pembaharuan data 3. Analisis
dinamika populasi dan life-history untuk memperoleh parameter biologi dan dugaan pemijahan 4. Memperoleh data hasil tangkapan dan
upaya untuk menduga kelimpahan, musim dan potensi produksi 5. Menduga distribusi, densitas dan karakteristik habitat sumberdaya
(pelagik).
Metode :
Survey dan observasi di darat: sampling biologi, deskripsi armada dan alat tangkap, catch data, aspek operasional penangkapan dan kapasitas
penangkapan. Survey laut: track akustik, sampling plankton/larva dan oseanografi fisik.
Hasil :
• Paling tidak sekitar 100 ribu ton lebih ikan didaratkan di tiga lokasi utama, yaitu Belawan, Tanjung Balai, Langsa dan Idi Rayeuk; diduga
underestimate akibat ‘ureported ‘; perikanan berkembang kearah indikasi IUU (ukuran kapal diperkecil, alat tangkap, zona penangkapan)
sejalan dengan kurang baiknya pendataan di basis utama perikanan.
• Hasil tangkapan berfluktuasi bulanan; puncak musim penangkapan bervariasi menurut lokasi/komoditi, pukat cincin di Aceh Timur
sekitar musim timur, dua puncak musim (peralihan 1 dan 2) di area lebih ke selatan (Belawan dan Tanjungbalai) termasuk cumi-cumi;
September-Maret musim kekerangan, puncak musim Oktober-Nopember tangkapan kerang mencapai 1,3 ton lebih per kapal.
• Puncak pemijahan kembung (R. brachysoma dan R. kanagurta) layang (D. russelli dan D. macarellus) diduga terjadi pada periode setelah
musim timur. Individu matang gonad dan spent juga ditemukan pada udang (Langsa), rajungan (Asahan) kepiting (Tanjung Balai).
• Gugusan pulau-pulau di perairan timur Tanjungbalai hingga utara P. Rupat merupakan daerah penangkapan utama juga terindikasi
menjadi lokasi pemijahan. Ukuran rata-rata beberapa komoditas cenderung lebih kecil dibanding ukuran matang pertama. Pada sekitar
musim timur efisiensi penangkapan pukat cincin Kuala Idi (30-80 GT) cukup baik dan masih efisien (100%), kapal dengan tingkat
pemanfaatan optimal mencapai 42%; tingkat efisiensi semakin menurun pada musim peralihan (65%).
• Pada area survey seluas 12780 km2 di sekitar pulau-pulau di timur Tanjungbalai diperkirakan kepadatan stok ikan pelagis kecil 0.0044
ton/km2, pelagis besar 0.0607 ton/km2, demersal 0.509 ton/km2. Densitas lebih tinggi ditemukan di sekitar P. Berhala dan Kep. Aruah. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Perairan Selat Malaka dan Laut Andaman
Penganggung Jawab : Drs. Suwarso, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : UNRI
Peneliti Utama : Drs. Suwarso, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 1.568.114.000- RM : Rp. 1.099.733.310,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
24
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 572
(SAMUDRA HINDIA BARAT SUMATERA)
Latar Belakang :
Pengusahaan sumber daya ikan sudah berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan kondisi pemanfaatannya pada akhir-akhir ini berada dalam
keadaan yang sangat intensif. Sampai saat ini belum diperoleh data yang rinci tentang potensi, status pemanfaatan, aspek biologi dan dinamika
populasi sumberdaya ikan di perairan Indonesia, terutama di 11 WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) sehingga diduga pemanfaatan sumber daya
ikan tersebut berada dalam keadaan yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh data dan informasi
yang rinci dan runtun sehingga akan didapatkan informasi yang lengkap mengenai status pengelolaan dan sumberdaya perikanan di WPP 572 .
Tujuan :
• Mendapatkan data dan informasi kondisi stok sumberdaya ikan, Komposisi jenis dan ukuran ikan/udang, Laju tangkap, musim
penangkapan, parameter populasi, gambaran aspek lifehistory, aspek pemanfaatan, CPUE, dan nilai parameter fisik dan biologi perairan
Metode :
-Survei darat di basis pendaratan ikan, meliputi: pengumpulan data dan mengevaluasi tentang potensi, biomassa, aspek biologi (sebaran frekuensi
ukuran panjang dan berat, tingkat kematangan ovarium/gonad, fekunditas, isi perut) dan aspek perikanan (komposisi jenis ikan, daerah
penyebaran dan musim penangkapan, laju tangkap, kelimpahan stok, produksi)
-Survey laut menggunakan KR. Baruna Jaya IV untuk mendapatkan potensi stok ikan pelagis dan demersal serta karakteristik habitat perairan
Hasil :
• Penelitian telah dilakukan di lokasi-lokasi yang merupakan basis perikanan pelagis, demersal dan udang. Kegiatan pengumpulan data
selanjutnya dilakukan oleh enumerator yang ditempatkan di lokasi basis pendaratan perikanan.
• Sampai dengan triwulan IV, telah diperoleh data dan informasi tentang keragaan perikanan, daerah penangkapan, komposisi jenis hasil
dan CPUE dari beberpa unit penangkapan, aspek biologi ( jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, panjang dan berat) dan statistik
perikanan tangkap; potensi stok, daerah penyebaran dan kondisi oseanograpi habitat ikan.
• Secara umum untuk ikan-ikan pelagis seperti tongkol krei (Auxis thazard), tongkol lisong (A.rochei), layang biru (Decapterus macarellus)
pada trwulan IV ukuran yang tertangkap banyak yang ukuran besar , dengan TKG banyak yang sudah dewasa (TKG 3 dan IV).
• Ikan dasar seperti kakap merah (Lutjanus gibus) ukuran yang tertangkap berkisar antara 20-60 cmFL, dengan kondisi TKG banyak yang
belum dewasa (immature), Lobster bamboo (Penalirus versicolor) ukuran yang tertangkap berkisar antara 54-120 CL, dngan kondisi TKG
banyak yang belum dewasa (immature),Kepiting bakau (Scylla serata) ukurannya berkisar antara 70-198 CW, dngan kondisi TKG banyak
yang belum dewasa (immature).
• Musim penangkapan ikan pelagis maupun demersal secara umum mengalami puncaknya mulai bulan September, Oktober, November.
• Potensi lestari ikan pelagis kecil di WPP 572 adalah sebesar 342,518 ton/tahun, berkurang sekitar 6% dari hasil kajian tahun 2015,
potensi lestari ikan pelagis besar adalah sebesar 416,953 ton/tahun, bertambah 1% dari tahun 2015. potensi lestari ikan demersal di
WPP 572 adalah sebesar 348,081 ton/tahun, lebih rendah 5% dari hasil kajian tahun 2015.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Samudera Hindia Barat Sumatera
Penganggung Jawab : Thomas Hidayat, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 3.700.755.000,- RM : Rp. 3.187.618.563,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
25
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 573
(SAMUDRA HINDIA SELATAN JAWA)
Latar Belakang :
WPP 573 merupakan daerah penangkapan ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan udang. Dengan meningkatnya permintaan akan
komoditas komoditas iken tersebut untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor maka mengakibatkan terjadinya peningkatan upaya untuk
mengeksploitasinya. Oleh karena itu perlu dilakukannya penelitian atau kajian untuk mengetahui kondisi stok dan status pemnfaatan komoditas
ikan tersebut. Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumberdaya Dan Potensi Produksi Sumberdy ikan di WPP 573 diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif bagi kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan di perairan tersebut . Penelitian tentang dinamika perikanan, biologi,
eksploitasi dan lingkungan perairan sumberdaya perikanan akan dilakukan untuk menentukan status stok, eksploitasi, kelimpahan sumberdaya
dan hal-hal terkait life history untuk kepentingan pengelolaan dan pengembangan perikanan.
Tujuan :
• Mendapatkan data dan informasi aspek biologi (panjang-berat, sex ratio, TKG, fekunditas, Lc, Lm, kebiasaan makan, dan musim
pemijahan) dan dinamika populasi komuditas ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan udang
• keragaan perikanan dan indeks kelimpahan stok (produksi dan trip), aspek penangkapan (deskripsi alat dan armada tangkap, komposisi
jenis dan struktur ukuran ikan tertangkap, daerah dan musim penangkapan) dan status pemanfaatan
• karakteristik lingkungan perairan (oseanografi perairan) dan kaitannya dengan stok sumberdaya ikan.
Metode :
Survey darat untuk mendapatkan data : aspek biologi SDI, dinamika populasi , aspek penangkapan dan status pemanfaatan. Survei laut untuk
mendapatkan data potensi dan kondisi lingkungan
Hasil :
• Operasional penangkapan ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan udang didominasi oleh armada 5 – 30 GT. Alat tangkap yang
mendominasi untuk ikan pelagis besar adalah tonda, pelagis kecil pukat cincin, demersal pancing ulur atau dasar dan udang trammel
nets. Daerah penangkapan di perairan sekitar rumpon tidak jauh dari pesisir.
• Hasil survei akustik estimasi potensi lestari pelagis besar 508,791 ton/tahun, pelagis kecil 367,436 ton/tahun, demersal 12,270
ton/tahun.
• Ukuran pelagis besar yang tertangkap 21 - 192 cm, pelagis kecil 6.5 – 19.75 cm TL, demersal 9.0 - 66 cm TL dan udang 11 – 52 mmCL.
• Pada pelagis besar jenis kelamin betina dan TKG I lebih mendominasi, pelagis kecil jenis kelamin betina dan TKG I lebih mendominasi,
demersal jenis kelamin lebih mendominasi pada TKG dan pada udang jenis kelamin jantan lebih mendominasi.
• Status pemanfaatan komuditas ikan pelagis besar dan nontuna masih batas layak dimanfaatkan, komuditas pelagis kecil sudah
mengalami tangkap lebih, komuditas udang mengarah pada kondisi lebih tangkap (over fishing). Kondisi lingkungan perairan pada saat
pengamatan berkorelasi positif terhadap kondisi ikan. Produktivitas perairan berpengaruh terhadap kondisi plankton dan biota laut yang
merupakan bahan pangan dari ikan. Berdasarkan hasil diatas maka opsi rekomendasi yang dapat disampaikan; perlu adanya pembatasan
waktu tangkap pada beberapa jenis ikan agar ukuran ikan maupun perkembangan reproduksinya tidak terganggu.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Binuangeun (Banten), Pangandaran (Jawa Barat), Palabuhan Ratu (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Gunung Kidul (Yogyakarta), Prigi (Jawa Timur), Muncar (Jawa Timur), Tabanan dan Kedonganan (Bali), Mataram
(Lombok), dan Kupang (NTT). Survey laut : perairan Samudera Hindia Selatan Jawa
Penganggung Jawab : Anthony Sisco P SSi, MSi Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 3.137.725.000 RM : Rp. 2.845.767.172
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
26
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN SERTA HABITAT SUMBER DAYA, POTENSI PRODUKSI DAN KAPASITAS PENANGKAPANNYA
DI WPP 711 (LAUT CINA SELATAN)
Latar Belakang :
WPP 711 merupakan salah satu kawasan yang kaya akan sumber daya perikanan. Menurut Boer et al (2001), potensi perikanan LCS per tahunnya
sekitar 1,25 juta ton, dengan tingkat pemanfaatan sebesar 20%. Berdasarkan Kepmen 45 Tahun 2011, angka estimasi potensi sumberdaya
perikanan di WPP 711 sebesar 1.059 juta ton, ikan pelagis besar potensinya diperkirakan 66.100 ton/tahun. Penelitian mengenai karakteristik
Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan) menjadi
sangat penting dan mendesak untuk dilakukan.
Tujuan :
• mendapatkan data dan informasi serta mengevaluasi tentang; Potensi dan kepadatan stok, Komposisi jenis dan ukuran serta daerah
penyebaran dan musim penangkapan ikan, Aspek biologi dan ‘life history’, Dinamika populasi, Kapasitas penangkapan perikanan gillnet,
Kondisi oseanografi dan kaitannya dengan stok sumber daya ikan
Metode :
Penelitian di darat dilakukan di Bangka, Belitung, Jambi, Pemangkat, Teluk Batang, Paloh, Pontianak dan Pulau Moro. Data yang dikumpulan
berupa data aspek biologi dan life history. Data aspek perikanan penelitian di laut dilakukan dengan KR.Madidihang 02 dengan melakukan survey
kondisi habitat (bio-oseanografi), hidroakustik dan pendugaan kelimpahan dengan metode swept area.
Hasil :
• hasil survey akustik estimasi potensi lestari ikan di WPP 711 untuk pelagis besar adalah sebesar 447.746,35 ton/tahun, pelagis kecil
58.291,85 ton/tahun, ikan demersal 54.444,05 ton/tahun. Estimasi potensi ikan seluruhnya di WPP 711 adalah sebesar 560.482,25
ton/tahun. Densitas ikan demersal rata-rata 942,0kg/km2, ikan pelagis 6,6 km2, ikan pari 22,3kg/km2, ikan hiu 12,4kg/km2, cumi/sotong
37,2kg/ km2, udang krosok 6,7kg/ km2, udang lobster kipas 11,7kg/ km2, udang mantis 1,0kg/km2, dan kepiting laut 13,7kg/km2.
• Udang yang ditemukan di perairan LCS adalah Penaeus indicus, Penaeus merguiensis, Metapenaeus affinis dan Metapenaeus brevicornis.
• Puncak musim ikan atau musim tangkap bulan Maret s/d Juli, September s/d Nopember, sebaliknya musim paceklik jatuh pada bulan
Desember, Januari dan Agustus. Musim pemijahan ikan pelagis rata-rata terjadi pada awal musim timur yaitu pada bulan Juni-Juli.
• Musim pemijahan pada udang di perairan Laut Cina Selatan terjadi 2 kali yaitu bpada bulan Mei-Juni dan Oktober-November.
• Berdasarkan pemanfaatan variabel input (VIU) yang digunakan dalam pengoperasian gill net pada musim Barat dan musim Timur
diperoleh masing-masing nilai rata-rata VIU berkisar antara 0,42 – 1,00 dan 0,34 – 1,00. Berdasarkan nilai VIU yang menjadi instrumen
dalam pengendalian kapasitas gill net dari kedua musim tersebut, secara umum menunjukkan sebagian besar berada pada tingkat
pemanfaatan yang efisien yang ditandai oleh sebagian besar gill net pencapai nilai VIU =1,00 .
• Dampak kebijakan menteri mengenai ukuran layak tangkap lobster di lokasi Paloh masih belum bisa diterapkan dikarenakan ukuran
lobster yang tertangkap relatif kecil-kecil dan diduga lokasi Paloh merupakan lokasi pemijahan lobster pakistan. Dibutuhkan kajian dan
penelitian lebih lanjut terhadap lokasi pemijahan sehingga dapat dilakukan pengelolaan yang berkelanjutan.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan :
Penganggung Jawab : Pratiwi Lestari,S.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 2.554.724.000,- RM : Rp. 2.064.196.547,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
13,7
5
14,2
5
14,7
5
15,2
5
15,7
5
16,2
5
16,7
5
17,2
5
17,7
5
18,2
5
18,7
5
19,2
5
19,7
5
20,2
5
20,7
5
21,2
5
21,7
5
22,2
5
22,7
5
23,2
5
23,7
5
Frek
uens
i
Kelas Panjang (cm)
Struktur ukuran S crumenupthalmus
Maret - November 2016
N = 2901
27
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 712 (LAUT
JAWA)
Latar Belakang :
Pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Indonesia termasuk laut Jawa status pengusahaannya cenderung berada dalam tingkatan yang jenuh
(Suman, 2012). Kondisi ekologis dan kepentingan yang dinamis di WPP Laut Jawa, memerlukan updating data dan informasi yang komprehensif
melalui penelitian secara periodik. Paket data dan informasi akan digunakan untuk menerapkan pengembangan dan pengelolaan perikanan yang
adil dan bertanggung jawab. Pengelolaan yang bertanggung jawab dalam arti pengelolaan tersebut dapat menjamin penangkapan yang
menguntungkan tetapi ketersediaan sumberdaya di perairan tetap terjamin (Martosubroto, 2005).
Tujuan :
• Mendapatkan data dan informasi serta mengevaluasi tentang : Potensi, indeks kepadatan stok dan potensi penangkapannya (menurut
waktu dan lokasi), Komposisi jenis sumber daya ikan yang tertangkap, Daerah penyebaran dan musim penangkapan, Aspek biologi dan
life history ikan dan krustase yang dominan serta potensial tertangkap. Serta Dinamika populasi Status Stok beberapa komoditas penting
Metode :
Survey darat meliputi pengumpulan data biologi, catch dan effort serta aspek perikanan lainnya melalui pengamatan langsung, observasi dan
wawancara. Data catch dan effort yang akan dikumpulkan sejauh mungkin bersifat runtun waktu, baik yang dicatat di tempat pendaratan ikan
ataupun sudah dilaporkan dalam bentuk statistik perikanan. Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik perikanan, data yang terkumpul
ditabulasi secara sederhana, Analisis data hasil tangkapan (catch) dan upaya (effort), analisis data ukuran panjang, berat individu, dan tingkat
kematangan gonad, sedangkan parameter pertumbuhan menggunakan metode ELEFAN. Pendugaan laju kematian total (Z), laju kematian alamiah
(M), laju pengusahaan (E). Penentuan panjang rata-rata tertangkap dan pertama kali matang gonada (Lm).
Hasil :
• Rerata hasil tangkapan pertawur pada periode observasi berjalan pada armada cantrang tipe I (bulanan) cenderung stabil berkisar 74 –
98 kg/tawur dengan ragam yang relatif rendah ; tipe II (mingguan) sebesar 35 - 65 kg/tawur dan tipe III (harian) 3 – 6 kg per tawur
• Rata-rata ukuran ikan tertangkap pelagis besar non tuna (tongkol dan tengiri), pelagis kecil, ikan demersal dan ikan karang belum sempat
melakukan pemijahan (SL-50 < Lm), tentu mengkhawatirkan keberlanjutan sumberdaya. Ukuran rata-rata tertangkap (SL-50) udang
jerbung, udang dogol, rajungan di pantura Jawa bagian barat dan timur Lampung, kepiting bakau dan lobster bambu adalah lebih kecil
dibandingkan ukuran rata-rata matang gonad (Lm). Sehingga spesies-spesies yang tertangkap rata-rata belum sempat pemijahan.
• Tingkat pemanfaatan (E) dari masing-masing spesies pelagis besar, pelagis kecil, ikan demersal, udang, rajungan dan kepiting bakau
menunjukkan bahwa pemanfaatan sudah melebihi batas optimum dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya. Berbeda
dengan status ikan karang dan lobster di perairan Karimunjawa masih di bawah batas pemanfaatan optimum. Sehingga masih ada
peluang dalam upaya pemanfaatan
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Perairan Laut Jawa
Penganggung Jawab : Tri Ernawati, M.SI Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Suwarso
Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 1.962.276.000,- RM : Rp. 1.228.541.973,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
No Jenis Ikan Nama Lokal
Lokasi L m L50 Status
(mm) (mm)
1 P. merguiensis Udang jerbung Cirebon 35,45 29,06 L50 < Lm
2 P. merguiensis Udang jerbung Tanah Laut 43,39 30,80 L50 < Lm
3 M.ensis Udang dogol Tanah Laut 35,91 22,52 L50< Lm
4 P.pelagicus Rajungan Cirebon 126,87 110,77 L50 < Lm
5 P.pelagicus Rajungan Pati 119,79 121,89 L50 > Lm
6 P.pelagicus Rajungan Lampung Timur 121,94 118,00 L50 < Lm
7 P.pelagicus Rajungan Tanah Laut 143,82 149,95 L50 > Lm
8 S.serrata Kepiting bakau Pati 119,84 101,92 L50 < Lm
9 P.versicolor Lobster bambu Karimunjawa 62,00 38,20 L50< Lm
No Jenis Ikan Nama Lokal Parameter
Z M F E
1 P.tayenus Swanggi 3,86 1,83 2,03 0,52
2 S. taeniopterus Coklatan 5,31 1,62 3,69 0,69
3 N. japonicus Kurisi 5,47 1,90 3,57 0,65
4 N.hexodon Kurisi 4,32 2,04 2,28 0,53
5 U. sulphureus Kuniran 5,85 2,50 3,35 0,57
6 L. splendens Petek 5,13 2,42 2,71 0,53
7 Siganus coralinus Semandar 3,4 1,43 2 0,58
8 Siganus virgatus Semandar 1,57 1,24 0,34 0,21
9 Diagramma pictum Kaneke 0,89 0,7 0,2 0,22
10 Lethrinus lentjan Lencam 1,99 1,17 0,82 0,41
11 Cephalopholis cyanostigma
Kerapu
karang 1,76 1,21 0,55 0,31
12 Caesio cuning Ekor kuning 2,91 1,3 1,61 0,55
28
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 713 (SELAT
MAKASSAR)
Latar Belakang :
Pemanfaatan sumber daya ikan di perairan WPP 713 yang terdiri dari Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali, sudah berlangsung
cukup lama dan status pengusahaannya cenderung berada dalam tingkatan yang jenuh. Mengingat tingginya intensitas penangkapan ikan, yang
dilakukan sepanjang hari sepanjang tahun, maka dikhawatirkan pemanfaatannya akan mengancam kelestarian dan keberlanjutan pemanfaatan
sumber daya ikan di perairan Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali, maka diperlukan pengelolaann yang sustainable. Untuk itu
diperlukan penelitian yang seksama dan terinci agar tersedia data dan informasi ilmiah yang dapat dijadikan dasar untuk menyusun kebijakan
pengelolaan yang berkelanjutan.
Tujuan :
• Tujuan penelitian pada tahun 2016, adalah untuk mengidentifikasi tentang : 1) Karakteristik biologi perikanan; 2) Produksi sumber daya
ikan; 3) Kondisi habitat, terkait dengan kondisi lingkungan perairan; 4) Indikator tentang stok sumber daya ikan terkait dengan potensi
dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan
Metode :
Kegiatan ini dilakukan survei eksplorasi di laut menggunakan kapal riset dan observasi data perikanan di tempat-tempat pendaratan ikan yang
dominan dan representatif. Alat utama terdiri jaring trawl, perangkat hidro akustik , peralatan biologi dan peralatan oseanografi
Hasil :
• Pemanfaatan sumber daya ikan di WPP 713 secara umum didomimasi oleh komoditas sumber daya ikan pelagis besar kecil dan pelagis ,
sedangkan sumber daya lainnya seperti ikan demersal, udang dan rajungan/kepiting juga berpotensi tetapi pada daerah tertentu. Total
potensi biomassa ikan pelagis kecil 303,810ton (potensi lestari 151,905 ton/tahun), pelagis besar 822,777.45 ton (pot.lestari 411,388.73
ton/th), ikan demersal 184,307ton (pot.lestari 92,153 ton/thn, udang penaeid 201,7 ton (pot.lestari 100 ton). Tingkat pemanfaatan ikan
layang (D.macarellus), dan kembung (R.kanagurta) relatif tinggi (E=>0.50), sebaliknya tingkat pemanfaatan ikan selar
(S,crumenopthalmus) masih rendah (E=0,39). Tingkat pemanfaatan Ikan pelagis besar (cakalang, madidihang, tongkol) pada umumnya
sangat tinggi (E >0,5; Tingkat pemanfaatan ikan karang kakap merah (L.malabaricus) relatif rendah dan kerapu sunu (P.areolatus)
masih rendah (E =0,33 dan 0,44), sedangkan ikan demersal kapasan (Geres kapas ) tinggi (E=0,63). Tingkat pemanfaatan sebagian
banyak udang penaeid (Udang flower/P.semisulcatus; jerbung/P.merguensis; brown/M.affinis) dan rajungan (P.pelagicus) sangat tinggi
(E>0,6), sedangkan lobstermutiara (P.ornatus) dan lobster bambu (P.versicolor) masih rendah (E=0,33-0,35). Hasil pengamatan habitat
menunjukkan bahwa perairan WPP 713 sebagian besar merupakan perairan dalam dengan sifat massa air oseanik dan sebagian lainnya
perairan dangkal yang massa airnya dipengaruhi oleh air sungai. Substrat dasar perairan yang dangkal didominasil umpur , sedangkan
laut terdalam pasir berlumpur yang didominasi habitat sponge, algae dan karang lunak. Pada bulan September suhu air permukaan rata2
29,63oC, salinitas 31-33ppt, Do :4-6ppm, umumnya arah arus di Selat Makasar bergerak dari arah utara menuju ke selatan dengan
kecepatan 0,9-2,2m/dt.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Perairan Selat Makassar, Teluk Bone dan Laut Flores
Penganggung Jawab : Suprapto Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 3.765.040.000,- RM : Rp. 3.345.651.955,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
29
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 714 (LAUT
BANDA DAN TELUK TOLO)
Latar Belakang :
Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 714 (Teluk Tolo dan Laut Banda) memiliki sumberdaya ikan yang potensial dan telah dieksploitasi secara
intensif sehingga menyebabkan perubahan stok dan komposisi jenisnya. Update dan evaluasi status stok, tingkat eksploitasi dan aspek biologi
sumberdaya ikan beserta kondisi habitatnya penting dilakukan untuk mengetahui status eksploitasi terkini sebagai dasar penyusunan kebijakan
pengelolaan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Tujuan :
• Memperoleh data dan informasi terkait potensi sumber daya ikan, aspek perikanan, aspek penangkapan, ‘life history’ dan biologi ikan
dominan (pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan udang) serta kondisi habitat di perairan WPP 714 Teluk Tolo dan Laut Banda.
Metode :
Penelitian dilaksanakan sepanjang 2016 untuk memperoleh data primer dan sekunder melalui survei di lokasi pendaratan utama dan survei laut
menggunakan kapal riset. Data yang dikumpulkan mencakup potensi sumber daya ikan, aspek perikanan, penangkapan, ‘life history’ dan biologi
jenis ikan dominan serta kondisi habitat. Dilakukan oleh peneliti dan tenaga enumerator di lapangan..
Hasil :
• KARAKTERISTIK PERIKANAN: Pemanfaatan sumberdaya ikan di WPP 714 didominiasi nelayan skala kecil menggunakan kapal < 5GT.
POTENSI SUMBERDAYA: Hasil survey akustik perairan Laut Banda (Februari) didominasi pelagis kecil 57%; pelagis besar (neritik tuna
17% dan tuna 10%). Estimasi biomassa pelagis kecil 216.637 ton (rata-rata kepadatan stok 0,7 ton/km2); pelagis besar 433.466 ton
(kepadatan stok 0,7 ton/km2). Estimasi potensi lestari pelagis kecil 108.318 ton/tahun; pelagis besar 216.732 ton/tahun. DINAMIKA
POPULASI: Ikan pelagis besar: tongkol komo kisaran panjang cagak 17-37 cm dengan nilai Lc=26,9 cmFL dan dugaan tingkat pemanfaatan
E = 0,49; tongkol lisong kisaran panjang cagak 18,1 - 32,3 cmFL, nilai Lc 24,0 cmFL dan Lm (jantan) 23,9 cmFL dan (betina) 22,9 cmFL
dugaan tingkat pemanfaatan E = 0,54; tuna madidihang panjang cagak 30,0-79,1 cmFL dengan nilai Lc 64,5 cmFL laju eksploitasi (E) 0,78;
tenggiri batang kisaran panjang cagak 58– 149,8 cmFL dan tingkat pemanfaatan (E) 0,92 per tahun; cakalang kisaran panjang cagak 27.5 -
70 cmFL , nilai Lc 46,6 cmFL dan Lm 47,26 cm. Tingkat pemanfaatan (tongkol lisong, tuna madidihang dan tenggiri dengan nilai E>0,5
berarti laju eksploitasinya melebihi potensi lestarinya (over exploited). Ikan pelagis kecil:kembung banyar kisaran panjang cagak 9,5-29,0
cmFL, Lc 20,07 cmFL dan Lm 20,4 cmFL (betina)-jantan Lm 21,1 cmFL, tingkat pemanfaatan E=0,34; layang biru (malalugis) panjang
cagak 9,1-30,2 cmFL, Lc 22,5 cmFL dan Lm (jantan) 22,8 cmFL dan betina 22,2 cmFL, nilai E=0,51. Tingkat pemenfaatan kembung
banyar masih tahap berkembang, ikan layang malalugis sudah fully exploited .Ikan demersal dan karang, laju eksploitasi ikan kuniran
E=0,62; kurisi E=0,46; petek E=0,59; kerapu sunu E=0,45; baronang E=0,46; dan lencam E=0,34/tahun. Laju eksploitasi kuniran dan petek
sudah melebihi potensi lestarinya. Udang dan krustasea lainnya: laju eksploitasi rajungan E=0,73 dan kepiting bakau E=0,68 sudah
melebihi potensi lestarinya. Setelah pemberlakuan kebijakan moratorium dan pelarangan kapal asing, ada kecenderungan FG nelayan
bergeser ke perairan pantai, sehingga upaya penangkapan ikan lebih singkat dan nilai CPUE alat tangkap tertentu cenderung lebih tinggi.
REKOMENDASI: Jenis ikan yang laju eksploitasinya sudah melebihi potensi lestrainya (E>0,5) perlu pembatasan penangkapan,untuk
menekan laju eskploitasinya.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Perairan WPP 714;Kendari; Bombana; Luwuk; Wakatobi; Larantuka; Ambon; Masohi dan Jakarta
Penganggung Jawab : Dr. Khairul Amri Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Politani Pangkep; LIPI Ambon
Peneliti Utama : Nur Ainun Mukhlis, M.Si. Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : DJPT KKP, PT, Peneliti, Praktisi
RM : Rp. 1.275.730.000 RM : Rp. 845.077.000 Terkait, Pemerintah Pusat dan Daerah
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
30
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 715 (TELUK
TOMINI)
Latar Belakang :
Kegiatan penangkapan ikan di WPP 715 umumnya dilakukan oleh nelayan tradisional yang beroperasi dalam satu hari trip, kecuali di beberapa
wilayah sudah berskala industri seperti di Sulawesi dan Papua Barat. Permen KP No. 56/2014 tentang moratorium kapal penangkapan ikan > 30
GT diduga berdampak terhadap perikanan skala kecil. Penekanan pada penelitian ini adalah lanjutan dari penelitian tahun sebelumnya (tahun
2015) mengenai biomassa, perkembangan eksploitasi, dinamika populasi dan biologi serta lingkungan perairan sumberdaya ikan.
Tujuan :
• Melakukan pembaharuan (update) terhadap data hasil tangkapan (catch), upaya, komposisi ukuran dan bio-reproduksi, memperoleh
struktur populasi dan karakter biologi dan memperoleh fluktuasi kelimpahan, komposisi jenis dan habitat sumberdaya perikanan.
Metode :
Penelitian dilaksanakan di perairan WPP RI 715. Pengambilan contoh dilakukan di: Pagimana, Gorontalo, Bitung, Ternate, Sorong, Sorong Selatan,
Fakfak dan Kaimana. Pengambilan contoh meliputi: 1) Data perikanan tangkap: data hasil tangkapan per kapal, data aspek operasional
penangkapan, 2) Data biologi: biologi kematangan gonad, data length-frequency dan jaringan ikan untuk barcoding dan gentika populasi.
Hasil :
• Sumberdaya ikan di WPP 715 didominasi komoditas pelagis kecil, alat tangkap purse seine <30 GT (Lokasi utama: Gorontalo, Bitung dan
Ternate). Lama operasi 1 hari , fishing ground 1 – 3 jam perjalanan. Hasil tangkapan dominan: Decapterus macarellus.
• Sumberdaya pelagis besar didominasi oleh Cakalang dan Tongkol umumnya dari jenis Auxis rochei, produksi tertinggi dari purse seine.
Fishing ground Gorontalo di Teluk Tomini, Bitung di Laut Maluku bag. Barat, Ternate di Laut Maluku bag. Timur dan Sorong sekitar Laut
Seram hingga Raja Ampat. Ikan A. rochei tertangkap sebelum memijah, sehingga menghambat rekruitmen. Musim pemijahan diduga pada
bulan Juni-Juli. Genetika populasi metode RFLP: tidak ada perbedaan antara populasi A. rochei di Ternate dan Gorontalo.
• Sumberdaya pelagis kecil di WPP 715 bagian barat (Gorontalo, Bitung dan Ternate) didominasi ikan Malalugis, bagian timur (Sorong dan
Kaimana) didominasi ikan Kembung. Di Fakfak terdapat produksi telur ikan terbang, musim penangkapan bulan Mei – Oktober, alat yang
digunakan: rumpon hanyut. Umumnya ikan Malalugis tertangkap sebelum memijah, sehingga menghambat rekruitmen, laju eksploitasi
sebesar 0.59, terindikasi tangkap berlebih. Dugaan musim pemijahan ika Malalugis terjadi pada bulan Mei-Juni.
• Sumberdaya demersal di Pagimana, dominan: Caesio cuning, Caranx sexfasciatus dan Lethrinus amboinensis. Alat tangkap dominan
pancing, beberapa nelayana menggunanakan tombak. Armada penangkap dominan perahu katingting < 5GT, puncak musim ikan pada
bulan September. Laju eksploitasi (E) lebih dari 0,5, artinya sudah lebih tangkap.
• Sumberdaya udang dan krustase dari Sorong dan Sorong Selatan: Panulirus versicolor, P. longipes fermoristriga, P. penicillatus dan P.
ornatus. Lobster ditangkap dengan menyelam, daerah tangkapan: Perairan Raja Ampat, Misol, Makbon dan Salawati. Kepiting bakau
merah (Scylla olivacea) dan kepiting bakau hijau (Scylla serrata) daerah tangkapannya: Lalinam dan ditangkap menggunakan bubu lipat.
Laju eksploitasi lebih besar dari 0,5 terindikasi tangkap berlebih (overfishing).
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Perairan Teluk Tomini, Laut Maluku dan Laut Seram
Penganggung Jawab : Achmad Zamroni, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 1.568.260.000,- RM : Rp. 986.423.355,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
31
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 716 LAUT
SULAWESI
Latar Belakang :
Laut Sulawesi (WPP 716) merupakan salah satu habitat penting sebagai lokasi penangkapan ikan sudah dieksploitasi sejak lama. Laut Sulawesi
yang berada di bagian barat Samudra Pasifik memiliki peran penting, karena di sini banyak dilakukan kegiatan perikanan baik skala rakyat maupun
skala industri. Selain memegang penting sebagai mata pencaharian yang bersumber dari kebaharian, Laut Sulawesi juga memegang peran penting
segi geopolitik, karena merupakan perairan perbatasan dengan beberapa negara, sehingga stok sumberdaya ikan pelagis yang terdapat di Laut
Sulawesi merupakan stok bersama (shared stock) antara negara Indonesia, Philipina dan Malaysia. Pemanfaatan sumberdaya perikanan jenis
pelagis ini berpotensi konflik dengan kedua negara tetangga tersebut, sehingga memerlukan pengelolaan secara khusus.
Tujuan :
• komposisi jenis dan ukuran ikan dan udang yang dominan dan ekonomis penting.
• gambaran life history (isi lambung dan reproduksi) sumberdaya ikan dan udang yang dominan.
• gambaran aspek pemanfaatan (alat tangkap , metode penangkapan, struktur armada, daerah dan musim penangkapan) serta CPUE .
• nilai parameter populasi ikan dan udang yang dominan.
Metode :
Survey dan observasi di darat: sampling biologi, deskripsi armada dan alat tangkap, catch data, aspek operasional penangkapan .
Hasil :
• Rata-rata ukuran tertangkap ikan K. pelamis S. crumenophthalmus, R. kanagurta. D.macarellus), E. tetradactylum SL SL50% lebih besar
daripada Lm. Kondisi ini ikan sudah melakukan pemijahan dahulu sebelum tertangkap oleh alat tangkap (SL50%>Lm).
• Rata-rata ukuran ikan demersal P.argenteus SL 50%<Lm, ,sehingga spesies-spesies yang tertangkap rata-rata belum sempat pemijahan.
• Rata-rata udang putih (P. merguiensis) belum sempat pemijahan (SL-50 < Lm), tentu mengkhawatirkan keberlanjutan sumberdaya.
• Rata-rata ukuran udang tiger (P. monodon) dan lobster pakistan (P. polyphagus) sudah pemijahan sebelum tertangkap (SL50%>Lm).
• Tingkat pemanfaatan (E) dari ikan P.argenteus dan E. tetradactylum menunjukkan bahwa pemanfaatan sudah melebihi batas optimum
dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya.
• Tingkat pemaanfatan (E) ikan nomei (H.nehereus) masih di bawah batas pemanfaatan optimum, masih ada peluang upaya pemanfaatan.
• Musim penangkapan ikan layang malalugis (D. macarellus) bulan Mei, cakalang (K. pelamis) dan tuna Agustus, tongkol bulan Oktober.
• Komposisi hasil tangkapan mini purse seine didominasi oleh kelompok ikan pelagis besar sebesar 91 %, sedangkan dominasi per
spesiesnya oleh ikan tongkol sebesar 36 % atau sebanyak 3488,21 ton dari total hasil tangkapan.
• Daerah penangkapan umumnya hanya di Laut Sulawesi, kira-kira 30-150 mil dari pantai Manado tepatnya disekitar kepulauan Talaud
dan Sangihe yaitu sebelah barat pulau Makalihi dan pulau Naen serta didepan Amurang.
• Hasil tangkapan tertinggi pada tahun 2016 terjadi pada bulan Oktober sebesar 1354,2 ton yang juga diikuti dengan meningkatnya CPUE
sebesar 4,7 ton/trip beserta upaya penangkapan sebesar 287 trip.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Perairan Laut Sulawesi dan Laut Halmahera
Penganggung Jawab : Umi Chodrijah, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 1.507.720.000,- RM : Rp. 564.532.510,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
0
5
1 0
1 5
2 0
2 5
3 0
3 5
4 0
0 2 4 6 8 1 0
FL(cm)
U m u r ( t ah u n )
D .m a c a re llu s
L t = 3 3.8 ( 1 - e 0 . 9 9 (t+ 0 . 1 5 5 4 4 ))
0
2
4
6
8
10
12
14
11,0-11,5
11,5-12,0
12,0-12,5
12,5-13,0
13,0-13,5
13,5-14,0
14,0-14,5
14,5-15,0
15,0-15,5
15,5-16,0
16,0-16,5
16,5-17,0
17,0-17,5
17,5-18,0
18,0-18,5
18,5-19,0
19,0-19,5
19,5-20,0
20,0-20,5
20,0-21,0
21,0-21,5
21,5-22,0
22,0-22,5
22,5-23,0
Freuensi (%)
FL (cm)
R. kanagurta
n=5805
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
CPUIE (ton/unit)
Produksi (ton)
Ton Jml unit CPUE (ton/unit)
50 m
#2" #2"
70 m 35 m
270 m
# 1,5 / 5 mata
# 1,5 / 5 mata
# 1 1/4" # 1 1/4" # 1 "
32
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 717 TELUK
CENDERAWASIH DAN SAMUDRA PASIFIK
Latar Belakang :
WPP 717 merupakan daerah yang potensial untuk penangkapan ikan. Sumberdaya utama di WPP 717 adalah Pelagis Besar, Demersal dan Ikan Karang. Selain itu juga terdapat pelagis kecil dan Udang serta Krustasea Lainnya. Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan ini sudah mengarah pada lebih tangkap. Hal ini jika dilakukan secara terus menerus dan tidak terkendali tentunya akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan sumber daya itu sendiri. Oleh karena itu, evaluasi kajian stok sumber daya ikan di perairan ini sangat diperlukan untuk selalu memperbaharui informasi status stok terkini sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan pengelolaan yang baik demi terwujudnya perikanan yang berkelanjutan.
Tujuan :
• Mendapatkan data dan informasi serta mengevaluasi tentang :
- Komposisi jenis dan ukuran serta daerah dan musim penangkapan
- Laju tangkap, kepadatan stok dan biomassa
- Aspek biologi/life history (Lc, Lm, sex ratio, TKG, fekunditas dan kebiasaan makan)
- Dinamika populasi dari spesies dominan dan ekonomis penting
Metode :
Survei darat di basis pendaratan ikan terpilih berupa: sampling biologi, deskripsi armada dan alat tangkap, catch data, aspek operasional
penangkapan .
Hasil :
• Keragaan perikanan untuk semua sumberdaya di lokasi perairan ini didominasi oleh perikanan skala kecil dengan menggunakan kapasitas armada <
20 GT dengan menggunakan alat tangkap pancing dan jaring.
• Struktur ukuran panjang cagak ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah 28,5 hingga 76,5 cmFL, dengan modus pada ukuran panjang 46 – 58
cmFL; Madidihang (Thunnus albacares) ada pada kisaran 37,5 – 152 cmFL dengan modus pada 52,5 – 62,5 cmFL; Malalugis (Decapterus
macarellus) berkisar antara 12 - 29.5 cmFL, dengan modus pada 19 – 20,5 cmFL.
• Daerah penangkapan ikan pelagis besar berada di sekitar pulau-pulau kecil di perairan Halmahera, perairan selatan dan utara Biak serta perairan
utara Jayapura sedangkan penangkapan demersal ada di perairan Teluk Cenderawasih. Daerah penangkapan udang ada di pesisir timur Teluk
Cenderawasih sedangkan lobster ada di Pulau Numfor dan Supiori.
• Hasil tangkapan pole and line tahun 2016 menunjukkan trend yang menurun pada bulan Juni dan Juli, demikian halnya CPUE per Trip pada alat
tangkap handline juga menunjukkan penurunan pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015. Penyebab dari turunnya CPUE per Trip
kedua alat tangkap tersebut karena banyaknya rumpon yang dipasang oleh perusahaan yang mengoperasikan Purse Seine besar di sebelah utara
Morotai dan adanya perubahan cuaca yang cederung lebih ekstrim dari pada tahun 2016.
• Tingkat ekploitasi (E) dari keempat ikan demersal menunjukkan nilai yang kurang dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan penangkapan
terhadap sumberdaya ikan demersal dan karang di wilayah ini masih di rendah.
• Pada jenis udang P. merguensis dan P. monodon tersebut diketahui bahwa ukuran yang tertangkap lebih kecil daripada ukuran matang
gonad (Lc < Lm) hal tersebut mengindikasikan bahwa udang lebih dahulu tertangkap daripada matang gonad yang akan menyebabkan
udang tidak mempunyai kesempatan untuk bereproduksi.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Perairan Samudera Pasifik dan Teluk Cenderwasih
Penganggung Jawab : Muhammad Taufik ,M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 1.350.290.000 RM : Rp. 646.102.900
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
33
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 718 (LAUT
ARAFURA)
Latar Belakang :
Aktivitas pemanfaatan SDI di WPP 718 sudah berlangsung lama dan pemanfaatan yang superintensif dilakukan sampai dengan diiterbitkannya
peraturan tentang moratorium eks kapal asing dan pelarangan penggunaan pukat kantong pada tahun 2015. Perikanan yang terus berkembang
secara dinamis menuntut dilakukannya re-evaluasi stok secara terus menerus dan berkala, dalam upaya untuk mewujudkan pembangunan
perikanan yang berkesinambungan dengan pendekatan penuh kehati-hatian sehingga penelitian ini perlu untuk dilakukan. Disamping itu, kajian
dampak peraturan yang diterbitkan juga dirasa penting untuk diketahui.
Tujuan :
• Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi serta mengevaluasi tentang ; Komposisi jenis, ukuran, Aspek biologi,
Dinamika populasi, daerah dan musim penangkapan ikan, Kepadatan stok dan biomassa, Kondisi habitat sumberdaya.
Metode :
Data yang dikumpulkan di basis pendaratan berupa data aspek biologi dan life history serta data aspek perikanan Penelitian di laut dilakukan
dengan wahana KR. Baruna Jaya IV dengan melakukan survey kondisi habitat (bio-oseanografi), hidroakustik dan pendugaan kelimpahan dengan
metode swept area. Data-data yang diperoleh dianalisa dengan metode baku yang sudah ada selama ini.
Hasil :
• Komposisi jenis ikan yang dominan terdiri dari ikan tenggiri batang, kakap merah, lencam, lema/kembung, udang jerbung dan dogol dan
dan kepiting bakau. Ukuran rata-rata tenggiri, kakap, udang jerbung dan rajungan yang tertangkap lebih kecil dari pada ukuran mencapai
matang gonad (Lc < Lm), sedangkan pada ikan lema dan kepiting bakau Lc >Lm. Kepadatan stok ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal
dan udang di perairan Aru dan Arafura masing-masing sebesar 3,05 ton/km2, 2,48 ton/km2, 3,25 ton/km2, dan 42,27 kg/km2.
• Dugaan potensi biomassa ikan pelagis besar 696.317,71 ton/tahun, ikan pelagis kecil 565.522,63 ton/tahun, ikan demersal 742.984,89
ton/tahun dan udang penaeid 40.447 ton/tahun. Daerah penangkapan di sekitar Kepulauan Aru bagian barat dan timur dan di pesisir
Papua yaitu di perairan Merauke sampai ke perbatasan Papua Nugini dan utara Pulau Dolak sampai ke perairan Timika.
• Puncak musim penangkapan ikan tenggiri papua diduga terjadi pada bulan September, ikan lema bulan maret – Apri, telur ikan terbang
bulan Agustus – September, udang pada bulan Maret – April dan Oktober November. Puncak musim pemijahan ikan lema terjadi pada
bulan Juni – Juli, ikan senangin dan salmon patai bulan Juli, udang bulan Mei dan September, rajungan bulan Maret dan September.
• Laju ekploitasi (E) tenggiri batang, tenggiri papua, kaci-kaci, salmon pantai, udang jerbung, kepiting bakau merah, rajungan sudah
melibihi potensi lestari. Ikan lema, kakap merah, kakap sau, lencam serta kepiting bakau hijau masih di bawah potensi lestarinya.
• Kondisi habitat mendukung untuk pertumbuhan sumberdaya ikan. Dampak pelarangan pukat tarik terhadap perikanan demersal belum
tampak nyata. Masih dibutuhkan pemantauan beberapa tahun lagi agar dapat memberi dampak yang signifikan dan diharapkan akan
dapat meningkatkan produksi ikan demersal khususnya kakap merah. Dampak pembatasan ukuran dan pelarangan mengeksploitasi
kepiting bakau bertelur menyebabkan penangkapan mengarah hanya pada kepiting jantan, jika terjadi dalam waktu yang lama akan
menggangggu keseimbangan populasi kepiting bakau di perairan ini.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Dobo, Merauke, Timika, Probolinggo, Benoa
Penganggung Jawab : Duranta D Kembaren,S.Pi Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Prof. Dr Ali Suman Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 5.539.766.000,- RM : Rp. 4.699.580.660,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
23
Program kegiatan penelitian yang kedua terakomodir dalam program Data
dan Informasi Litbang Perikanan. Pagu total TA. 2016 mencapai
Rp.1.184.175.000,-. Sampai akhir tahun 2016, semua kegiatan penelitian Data dan
Informasi Litbang Perikanan (judul nomor 1 -4) sudah dilaksanakan di lapangan.
Sampai akhir Desember, realisasi anggaran untuk program Data dan Informasi
Litbang Perikanan tersebut sebesar Rp. 1.005.991.800 (84.95%) dari target
sebesar 100 %. Sementara estimasi realisasi capaian fisik sebesar 100 % dari
target 100 %.
Program kegiatan penelitian yang kedua terakomodir dalam program Data
dan Informasi Litbang Perikanan, terdiri dari 4 judul kegiatan penelitian.
Realisasi anggaran dan fisik untuk masing-masing judul penelitian tersebut
sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 26. Pagu, realisasi, dan capaian fisik kegiatan penelitian Data dan Informasi
Litbang Perikanan sampai akhir TA. 2016
No Judul Penelitian Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)
Target Realisasi Target Realisasi
1
Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan
280,000,000 100 97.07 100 100
2
Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan
300,000,000 100 81.10 100 100
3 Kajian Stok Sumber Daya Ikan Dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta
150,000,000 100 76.38 100 100
4 Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi
454,175,000 100 82.86 100 100
Total 1,184,175,000 100 84.95 100 100
Berikut merupakan deskripsi hasil yang telah dicapai dari masing masing-
masing kegiatan penelitian yang terakomodir pada program kegiatan Data dan
Informasi Litbang Perikanan.
23
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENGUKURAN KARAKTERISTIK TS (TARGET STRENGTH) DAN FORMULASI TS-LENGTH PADA IKAN INDIKATOR KUNCI UNTUK PENINGKATAN
AKURASI ESTIMASI STOK IKAN
Latar Belakang :
Tantangan utama dalam pengkajian stok ikan dengan survey akustik adalah bagaimana meningkatkan akurasi hasilnya. Salah satu faktor bias
adalah tingginya keragaman jenis ikan, baik bentuk dan ukurannya. Oleh karena itu sangat perlu dimiliki database nilai-nilai Akustik (target
strength, TS) dari ikan-ikan pada jenis dan ukuran tertentu, sebagai reference point yang digunakan dalam pengelompokkan dan estimasi ukuran
panjang dari jenis-jenis ikan tersebut.
Tujuan :
• Menentukan nilai TS beberapa spesies ikan komersial penting dan dominan di Indonesia
• Merumuskan hubungan empiris antara parameter akustik dan parameter fisik ikan
Metode :
Kegiatan dilakukan di Teluk Pelabuhan Ratu. Penelitian dilakukan 3 trip; survey pendahuluan (Juli) dan kegiatan utama pengukuran TS ikan
(Agustus dan November). Wahana penelitian adalah bagan apung, alat utama adalah akustik Simrad EK60 38 kHz dan Simrad EK80 200 kHz,
kurungan, alat ukur, alat bedah. Jenis ikan yang diukur adalah kembung, selar, layang, tetengkek, tongkol, tuna, layur, kerapu, lobster. Pengukuran
TS dilakukan terhadap masing-masing individu tiap jenis ikan dalam kondisi hidup pada berbagai ukuran panjang. Untuk ikan yang tidak bisa
dipertahankan hidup maka diukur pada kondisi mati segar. Tiap individu ikan hidup ditempatkan didalam kurung-kurung, kemudian di pindai
dengan sistem akustik. Setelah diukur nilai TS-nya (sampai terbentuk kurva sebaran normal distribusi TS), tiap ikan diukur panjang, bobot, dan
gelembung renangnya. Prosedur diulang dengan target individu ikan lainnya dengan species yang sama/beda dengan ukuran yang bervariasi.
Formula TS-length diperoleh dengan analisis regresi melalui teknik best-fit model.
Hasil :
• Hasil pengukuran TS dari tiap individu ikan pada spesies yang sama, telah menunjukkan bukti dan memperkuat hipotesa bahwa nilai TS
merupakan fungsi dari ukuran panjang ikan. Nilai TS mempunyai hubungan linear dengan ukuran panjang ikan, semakin besar ukuran
ikan maka nilai TS nya semakin besar.
• Setidaknya, telah diperoleh hubungan empiris nilai TS dan ukuran panjang ikan (L) dari 2 jenis ikan pelagis ekonomis. Formulasi TS-
length untuk ikan tetengkek (Megalaspis Cordyla) adalah TS=20 Log L – 65,14 dan untuk ikan layang biru (Decapterus macarellus) adalah
TS=20 Log L - 89,06.
• Formulasi ikan tetengkek (Megalaspis Cordyla) dapat mewakili jenis ikan pelagis family Carangidae, dan ikan layang biru (Decapterus
macarellus) dapat mewakili jenis ikan pelagis famili Carangidae.
• Hasil tentu perlu penyempurnaan mengingat koefisien regresi R2 dari 2 model tersebut masih rendah, karena jumlah sampel relatif
sedikit dengan variasi ukuran yang relatif rendah. Selain itu, faktor-faktor ekternal lain seperti karakteristik ikan hidup dan pengaruh
kondisi periaran yang sulit dikontrol. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Palabuhanratu, Bogor
Penganggung Jawab : Asep Priatna, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Departemen ITK-FPIK - IPB
Peneliti Utama : Asep Priatna, M.Si
Prof. Dr. Indra Jaya Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : Balitbang KP, Perguruan Tinggi
RM : Rp. 280.000.000,- RM : Rp. 271.783.600
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
Log FL
TS (
dB)
1.551.501.451.401.351.30
-50
-51
-52
-53
-54
-55
-56
-57
-58
-59
S 0.745043
R-Sq 79.6%
R-Sq(adj) 76.7%
Regression
95% C I
95% P I
TS = - 85.95 + 22.21 Log FL
Log FL
TS
(dB)
1.341.331.321.311.301.291.28
-55.0
-55.2
-55.4
-55.6
-55.8
-56.0
-56.2
-56.4
S 0.152972
R-Sq 60.1%
R-Sq(ad j) 57.6%
Regressio n
95% C I
95% P I
TS = - 73.50 + 13.60 FL
24
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 PENGGUNAAN ALAT BANTU PENANGKAPAN CAHAYA LAMPU PADA PERIKANAN PELAGIS PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN
Latar Belakang :
Persepsi bahwa semakin terang cahaya yang digunakan akan meningkatkan hasil tangkapan ikan, menjadikan nelayan berlomba memperbesar
penggunaan daya lampu. Kondisi di lapang menunjukkan bahwa penggunaan daya lampu sebagai alat bantu penangkapan pada semua tipe
perikanan (bagan, pukat cincin, bouke ami) cenderung semakin tidak terkendali, dan jauh dari nilai daya lampu yang ditetapkan Permen KP No.
02/2011 dan Permen KP No. 42/2014. Penggunaan jenis dan daya lampu lebih ditentukan pada kemampuan modal dari setiap unit penangkapan.
Tujuan :
• Menganalisis besar intensitas cahaya dan sebaran cahaya yang dihasilkan dari lampu perikanan di udara dan di dalam air,
• Menganalisis respons tingkah laku (pola pengelompokan) di bawah pengaruh cahaya lampu,
• Menganalisis hasil tangkapan ikan pada perikanan lampu
Metode :
Bahan dan peralatan ; Lampu tubular lamp (TL) dengan daya 195, 390, 585, 780, 975,1170 watt, lampu halogen dengan daya 300, 600,900, 1200,
1500, 1800 watt, lampu light emitted diode (LED) dengan daya 80, 160,240,320, 400, 480 watt ; unit penangkapan bagan apung, lighmeter ILT-
5000, Sci.Echosounder Simrad EK-15, tool kit parameter lingkungan, timbangan ukur bobot. Metode percobaan penangkapan ; pengukuran nilai
intensitas secara langsung, pemeruman data dan informasi akustik, identifikasi dan pencatatan langsung hasil tangkapan. Olah data dan analisis ;
software microsoft excell dan surfer dalam analisis graphical sebaran intensitas cahaya, echo integrator untuk data akustik pola pergerakan
kawanan ikan serta tabulasi dan grafikal untuk data hasil tangkapan.
Hasil :
• Lampu LED cenderung memiliki nilai intensitas cahaya yang lebih besar dibandingkan lampu TL dan Halogen pada jarak yang sama dari
sumber cahaya. Pada kisaran daya antara 300-400 watt ,secara vertikal (V) dan horizontal (H) nilai intensitas cahaya sebesar
0,02watt/cm2 untuk jenis lampu LED lebih jauh panetrasinya (V:4,3m dan H:1,9m) dibandingkan dengan lampu TL (V:3,8m dan H:1,5m)
dan lampu Halogen (V:3,2m dan H:1,6m).
• Hasil analisis echogram pemeruman tingkah laku ikan di bawah cahaya lampu mengindikasikan bahwa, pada semua jenis dan daya lampu
yang digunakan, volume kawanan ikan yang lebih padat cenderung berada di bawah posisi jaring (14m dari permukaan) dibandingkan
dengan yang berkelompok di atas jaring, pada saat mulai penyinaran (lampu dinyalakan) sampai dengan jaring akan diangkat. Pada saat
lmpu diredupkan sebagian besar kawanan ikan menjauh dari area penangkapan bagan,kondisi ini menjadikan jumlah ikan yang berhasil
ditangkap berkurang jauh dari nilai volume yang ada pada saat dilakukan penyinaran.
• Perolehan hasil tangkapan bagan apung dengan menggunakan lampu TL 600 watt (285 kg/malam) dan Halogen 600 watt (50,4
kg/malam) tertinggi untuk kisaran penggunaan lampu antara 200-1800 watt . Untuk lampu LED hasil tangkapan tertinggi pada daya
lampu 500 watt (12,6 kg/malam), untuk kisaran penggunaan daya lampu antara 80-500 watt. Hasil tangkapan pada periode jan 00.00-
06.00 rata rata 30% lebih tinggi dibandingkan jam 18.00-24.00 untuk semua jenis lampu (TL, Halogen, LED). Ikan teri (Stolephorus spp)
merupakan jenis ikan yang dominan tertangkap (> 60 %) pada setiap jenis dan daya lampu yang digunakan.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Palabuhanratu, Bogor
Penganggung Jawab : Ir. Mahiswara, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Departemen PSP, FPIK - IPB
Peneliti Utama : Ir. Mahiswara, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 300.000.000,- RM : Rp. 243.294.900,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
25
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN DAN LINGKUNGAN KHUSUS TELUK JAKARTA
Latar Belakang :
Teluk Jakarta merupakan peraran semi terbuka yang subur dan mudah terpapar bahan buangan. Aktifitas manusia, kondisi sumberdaya ikan dan
lingkungan di Teluk Jakarta sangat dinamis. Pada saat ini disinyalir kondisi sumberdaya ikan dan lingkungan Teluk Jakarta telah terdegradasi. Agar
sumberdaya dan lingkungan tetap lestari, harus diterapkan kebijaksanaan pengelolaan yang berdasarkan pada data dan informasi mengenai
kondisi sumberdaya dan lingkunagn terkini.
Tujuan :
• Status Sumberdya Perikanan (Kelimpahan stok, Karakteristik Biologi dan Dinamika Populasi)
• Status Pemanfaatan (Tingkat Pengusahaan dan Aspek Penangkapan)
• Kondisi perairan/karakteristik habitat ( Parameter biologi, Fisika dan kimiawi perairan)
Metode :
Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui kegiatan survai observasi, enumerasi, eksplorasi, wawancara dan track histori data .
Eksplorasi dilakukan untuk perolehan data kepadatan stok ikan, jenis dan struktur ukuran ikan serta karakteristik habitat. Observasi dilakukan
untuk memperoleh data jenis dan karakteristik biologi ikan, komposisi jenis ikan yang didaratkan, daerah dan operasional penangkpan dan
spesifikasi alat tangkap. Enumerasi dilakukan untuk memperoleh data karakteristik biologi dan komposisi jenis ikan serta indeks kelimpahan ikan.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Track histori data untuk data statistik perikanan
dan data bakul. Sampling untuk karakteritik biologi ikan dilakukan secara porposional.
Hasil :
• Kepadatan stok ikan di Teluk Jakarta dan Kep. Seribu tergolong tinggi dengan rerata 11,40 gr/m² dan 25,50gr/m². CPUE alat tangkap
utama di Teluk Jakarta, cantrang 15 kg/tawur, rampus Cituis 72,5 kg/tawur, rampus Cilincing 20 kg/tawur dan apolo 9,2 kg/tawur.
Diketahui adanya penurunan CPUE jaring rajungan dari tahun 2007 sebesar 15,9 kg/tawur menjadi 7,12 kg/tawur pada tahun 2016.
Diperoleh Lm rajungan 68,8 mmCL, udang jerbung 26,7 mmCL, cumi-cumi 9,7 cmML, ikan kembung 16,24 cmFL dan samge serua 15,8
cmFL.Diperoleh Lc Rajungan 93,87 mmCW, udang jerbung 33,69 mmCL, cumi-cumi 8,19 cmML, ikan samge serua 16,76 cmFL , ikan
kembung 15,54 cmFL. Diperoleh nilai laju pertumbuhan ikan kembung 1,33, ikan samge serua 0,84, udang jerbung 1,33, rajungan 1,27
dan cumi-cumi 0,84. Diperoleh nilai laju eksploitasi ikan kembung 0,62, ikan samge serua 0,57, udang jerbung 0,69, rajungan 0,82 dan
cumi-cumi 0,57. Diperoleh musim pemijahan ikan kembung Februari, ikan samge serua Februari , udang jerbung Maret-September,
rajungan Maret &September dan cumi-cumi Maret. Diperoleh musim penangkapan rajungan Oktober, udang jerbung Februari, cumi-cumi
Juni, ikan kembung September dan samge serua November. Diperoleh kondisi lingkungan perairan Teluk Jakarta; kadar fosfat rata-rata
1,12 µgrat/L , nitrat rata-rata 15,30 µgrat/L, oksigen rata-rata 4,62 mg/L, pH rata-rata 7,95, salinitas rata-rata 31,4 ppt, kekeruhan rata-
rata 0,91 NTU, kecerahan rata-rata 2,94 m, kecepatan arus rata-rata 0,26 m/dt., sedimen tipe lumpur, kelimpahan larva rata-rata 738
ind./1000 m³. Indikator biologi, kimiawi dan fisik perairan serta terjadinya kematangan gonad ikan pada ukuran kecil menggambarkan
perairan Teluk Jakarta tercemar
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan : Cituis Tangerang, Cilincing DKI Jakarta, Kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta
Penganggung Jawab : Drs. Karsono Wagiyo, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama :
Peneliti Utama : Drs. Karsono Wagiyo, M.Si
Anthony Sisco Panggabean, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna :
RM : Rp. 150.000.000,- RM : Rp. 114.568.800,-
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
26
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN – TAHUN 2016 INOVASI ALAT TANGKAP IKAN TERUBUK UNTUK MENUNJANG UPAYA KONSERVASI
Latar Belakang :
Pemanfaatan ikan terubuk (Tenualosa macrura) secara berlebihan dan kerusakan lingkungan menyebabkan penurunan populasi ikan terubuk
secara drastis. Upaya pemerintah telah dilakukan untuk penyelamatan terubuk antaralain: penetapan status perlindungan terbatas dan upaya
rekayasa budidaya. Upaya budidaya terubuk masih terkendala memperoleh induk ikan terubuk dari alam, banyak mengalami kegagalan oleh
karena faktor stres yang tinggi akibat alat tangkap dan cara penangkapan yang kurang tepat. Sehubungan sulitnya mendapatkan terubuk dalam
kondisi hidup yang diperoleh dari tangkapan jaring nelayan untuk kepeluan budidaya, maka diperlukan inovasi alat tangkap yang dapat
menangkap dan dapat mengurangi laju kematian ikan terubuk yang tertangkap.
Tujuan :
• Memperoleh rancang bangun, konstruksi dan cara pengoperasian alat tangkap ikan terubuk untuk keperluan budidaya.
Metode :
Penelitian menggunakan metode uji coba operasi penangkapan (experimental fishing). Ujicoba alat tangkap terealisasi sebanyak lima kali trip
lapangan yaitu pada tahun pertama 2015 (Mei dan Nopember) dan tahun kedua 2016 (Mei, September dan Oktober). Data dan informasi
bersumber dari hasil sampling kegiatan ujicoba jaring terubuk dua lapis dan pukat terubuk. Analisis data, desain dan konstruksi alat tangkap ikan
terubuk dilakukan secara deskriptif.
Hasil :
• Syarat teknis utama inovasi alat tangkap jaring terubuk adalah memilih bahan jaring yang halus, sifat jaring tidak menjerat atau
memungkinkan terbentuknya kantong, perakitan jaring dapat menjangkau kolom perairan jalur ruaya ikan terubuk, serta penentuan
waktu rendam jaring (soaking time) yang tepat.
• Inovasi alat tangkap terubuk perlu mempertimbangkan karakteristik sumberdaya dan kearifan nelayan lokal. Teknologi alat tangkap
jaring dua lapis tergolong rumpun jaring insang (gill net) yang mudah dioperasikan oleh nelayan setempat (Kab.Bengkalis) dan sangat
berpeluang dapat menangkap ikan terubuk untuk kebutuhan budidaya.
• Ikan terubuk yang tertangkap hidup, di atas kapal perlu dilakukan penanganan dangan media dan aerasi yang optimal, kondisi
disesuaikan dengan lingkungan habitatnya.
• Penentuan rancangbangun jaring dua lapis menggunakan bahan senar monofilament dengan inner net 1,5 inci dan outter net 7,0 inci,
pengerutan (hanging ratio) masing-masing 60% dan 30% dan penentuan waktu rendam jaring (soaking time) saat operasi penangkapan
maksimal ≤ 20 menit.
Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL)
Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta 14430
Lokasi Kegiatan :
Penganggung Jawab : Hufiadi, S.Pi, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : IPB
Peneliti Utama : Ir. Mahiswara, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping :
Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : Ditjen Perik Tangkap, Dinas KP
RM : Rp. 454.175.000 ,- RM : Rp. 376.344.500,- Prov & Kab, Praktisi perikanan Masyarakat,Perguruan tinggi
PHLN : Rp. PHLN : Rp.
PNBP : Rp. PNBP : Rp.
23
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi serta pencapaian sasaran strategis
dari program Penelitian Perikanan yang dilaksanakan pada tahun 2016 dijabarkan
ke dalam 14 (empat belas) output kegiatan (Tabel 27).
Pada tahun 2016, capaian keseluruhan BPPL dari 14 output kegiatan
tersebut adalah sekitar 93,07%. Pencapaian kegiatan-kegiatan tersebut diestimasi
dengan didasari pertimbangan tertentu baik yang bersifat teknis maupun non
teknis. Pada beberapa porgram/kegiatan pencapaian sasaran (indikator output)
akan sangat bergantung kepada kondisi dan situasi yang bersifat tidak dapat
dikontrol (uncontrollable). Sehingga rendahnya angka capaian dari target yang
telah ditetapkan tidak sealu mengindikasikan buruknya capaian kinerja/kegiatan.
Tabel 27. Capaian Kinerja BPPL berdasarkan output kegiatan pada TA. 2016
No Nama output
Target Pagu Realisasi Capaian
Vol (Rp.
1.000)
(Rp.
1.000) %
Fisik
(%)
1
Dokumen dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas teknis
litbang Iptek perikanan laut
11 27.930.400 21.513.227 77,02 100
2 Data dan Informasi Litbang
Perikanan 4 1.184.175 1.005.992 84,95 100
3 Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang
IPTEK Perikanan Laut 25 65.825 11.250 17,09 100
4 Pelayanan dan pengelolaan sarana
dan jasa litbang perikanan 1 179.936 34.662 19,26 60
5 Perencanaan dan Penganggaran
Litbang Perikanan 1 223.096 95.854 42,97 100
6 Pengendalian dan pelaporan
Litbang Perikanan 1 588.545 305.071 51,83 100
7
Penatausahaan keuangan, BMN
dan rumah tangga Litbang
Perikanan
1 282.483 219.117 77,57 100
8 Pengembangan SDM dan penataan
organisasi Litbang Perikanan 1 262.500 76.885 29,29 68
9 Pengelolaan data, informasi, dan
publikasi hasil litbang perikanan 1 445.040 255.524 57,42 75
10 Pengembangan Kerjasama Litbang
Perikanan 1 128.000 114.979 89,83 100
11 Layanan Perkantoran 12 14.087.353 13.256.051 94,10 100
12 Kendaraan Bermotor 1 360.000 335.845 93,29 100
13 Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi 7 70.000 70.000 100,00 100
14 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 7 70.000 68.600 98,00 100
24
Selama tahun 2016, hal positif atau sukses dari beberapa kegiatan yang
berhasil dilaksanakan dapat dirangkum sebagai berikut:
- Buku “Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-NRI)” tahun 2016
- Buku “Musim Penangkapan Ikan di Indonesia”
- Buku “Status Pemanfaatan sumberdaya Ikan di 11 WPP NRI”
- Karya Tulis Ilmiah (Jurnal, prosiding, dll) sebanyak 40, melebihi target pada
tahun 2016 (25 KTI)
- Website BPPL sudah aktif kembali dan sebagian besar konten nya sudah
diperbarui
- Proses akreditasi Laboratorium Genetik telah dilakukan dan siap dilakukan
assessment oleh KAN namun tertunda karena masih menunggu kepastian
pindah BPPL dengan alamat baru di tahun 2017.
- Perolehan update estimasi angka potensi stok SDI di 7 WPP tahun 2016, dapat
dijadikan perbaruan data untuk estimasi potensi SDInya.
- Penyelesaian NPOA Seabird dan telah di sampaikan kepada IOTC, WCPFC
CCSBT dan meningkatkan compliance di RFMOs.
- Mendukung pelaksanaan RI sebagai tuan Rumah dalam SC meeting WCPFC
di Bali.
- Mengawal RI fully authorized dalam pelaksanaan Regional Observer Program
(ROP) di WCPFC.
- Mendukung penghitungan alokasi pengembangan effort dan upaya di laut
China selatan untuk pengembangan Natuna
- Mendukung penyelesaian dan pengembangan Harvest strategy di perairan
archipelagic waters WPP 713, 714, 715 bagi Cakalang dan Yellowfin.
- Mendukung peran aktif RI di sidang komisi, Sidang Keilmuan dan Sidang
Kepatuhan di RFMOs serta Peran RI di forum subregional SEAFDEC.
- Memberikan dukungan naskah academic bagi pengelolaan perikanan cantrang,
Bagan Perahu, Tank Kerang, dan recreational fishing.
- Partisipasi dalam kerjasama dengan SEA untuk identifikasi metodologi dan
pengumpulan data SDI di wpp 715 bagi stock asessmentnya, pembiayaan dari
SEA
25
- Persiapan expert workshop on gear marking Pada awal februari 2017 dengan
pembiayaan FAO.
- Kerjasama dengan Jepang terkait Observer dan riset bersama distribusi larva
skipjack (cakalang) di perairan WPP 716 pada tahun 2017.
- Mendukung proses kerjasama RI dengan FAO, IOTC untuk riset stock
community structure bagi Tuna dan Neritic Tuna yang akan dilaksanakan pada
tahun 2017.
3.4.2 Hasil Capaian Realisasi Keuangan
a. Capaian Pelaksanaan Anggaran
Pagu anggaran BPPL sepenuhnya berasal dari APBN dalam bentuk
Rupiah Murni. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnnya, mulai bulan September
pagu anggaran BPPL berubah karena penghematan anggaran sebesar Rp. 17,3
Milyar, yang semula sebesar Rp. 63.177.353.000 menjadi Rp. 45.877.353.000.
Kemudian adanya selfblocking sebesar 3 Milyar, sehingga pagu akhir setelah
memperhitungkan selfblocking menjadi Rp. 42.877.353.000.
Penghematan anggaran terjadi hanya pada akun belanja barang, yaitu pada
kegiatan penelitian Stok assessment di 11 WPP sebesar Rp. 17.069.600.000
dimana pagu anggaran semula Rp. 45.000.000.000 menjadi Rp. 27.930.400.000,
kemudian selfblocking Rp.3.000.000.000 sehingga pagu kegiatan prioritas
menjadi Rp. 24.930.400.000. Sementara penghematan sebesar Rp. 230.400.000
diambil dari bidang manajerial. Pagu belanja barang yang semula Rp.
52.477.841.000 menjadi Rp. 35.177.841.000 atau setelah selfblocking Rp.
32.177.841.000.
Penyelenggaraan kegiatan berdasarkan jenis belanja yang terdiri dari
belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal untuk BPPL sampai akhir
tahun 2016 dapat dilihat dalam Gambar berikut:
26
Gambar 8. Persentase target dan realisasi anggaran BPPL TA.2016
Sampai akhir tahun 2016, realisasi tertinggi terdapat pada belanja pegawai
yaitu sebesar Rp. 9,931,072,221 (97.37 %) dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan yaitu sebesar Rp. 10,199,512,000 (100 %) dari pagu yang telah
ditetapkan yaitu sebesar Rp. 10,199,512,000. Realisasi terendah terdapat pada
belanja barang, yaitu sebesar Rp. 26,957,538,808 (76.63 %) dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 35,177,841,000 (100 %) dari pagu
yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 35,177,841,000. Sementara realisasi untuk
belanja modal yaitu sebesar Rp. 474,444,850 (94.89 %) dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 500,000,000 (100 %) dari pagu
sebesar Rp 500,000,000.
Pada tahun 2016, pagu anggaran BPPL sepenuhnya berasal dari APBN
dalam bentuk Rupiah Murni. Penghematan anggaran, sebesar 17,3 Milyar terjadi
pada pertengahan bulan Agustus, dan selfblocking sebesar 3 Milyar sampai akhir
tahun. Realisasi penyerapan anggaran untuk mendanai seluruh kegiatan Balai
Penelitian Perikanan Laut sampai akhir TA. 2016 mencapai 81,44% atau 87,14%
(setelah selfblocking) dari target 100% dari total pagu yang telah ditetapkan.
Tabel 28. Target dan realisasi anggaran BPPL TA.2016
Jenis belanja Pagu Target Realisasi
Deviasi (%) Rp % Rp %
Pegawai 10.199.512.000 10.199.511.900 100 9.931.072.221 97,37 2,63
Barang 35.177.841.000 35.177.841.000 100 26.957.538.808 76,63 23,37
Modal 500.000.000 500.000.000 100 474.444.850 94,89 5,11
Jumlah 45.877.353.000 45.877.352.900 100 37.363.055.879 81,44 18,56
27
b. Akuntabilitas Keuangan
Sampai dengan akhir TA. 2016, deviasi realisasi penyerapan anggaran
terhadap target adalah sebesar 18,56% atau 12,86% terhadap pagu setelah
selfblocking.
Deviasi penyerapan anggaran belanja pegawai sebesar 2,63% dari target
yang telah direncanakan. Deviasi pada belanja pegawai tersebut akibat tidak
terealisasinya anggaran sebesar Rp.272.275.945, karena adanya pegawai yang
pensiun, sisa uang makan Rp. 134.191.400, dan sisa tukin Rp.95.529.136.
Deviasi realisasi anggaran pada belanja barang sebesar 23,37% dari target
yang telah direncanakan. Deviasi pada belanja barang merupakan deviasi
tertinggi, dengan nominal sebesar Rp. 8.220.302.192. Penyebab deviasi tersebut
adalah karena penghematan 3 Milyar (selfblocking), dan sejumlah anggaran yang
tidak terealisasi tersebut yaitu pada komponen keperluan perkantoran Rp.
207.191.968, daya tahan tubuh Rp.142.913.556, belanja bahan Rp. 554.330.670,
honor Rp.1.008.290.000, belanja barang non operasional Rp. 731.115.600, barang
persediaan Rp. 454.481.002, sewa Rp. 1.262.456.100, jasa lainnya Rp.
521.876.900, perjalanan dinas Rp.2.759.625.542, perjalanan dalam kota Rp.
117.270.000, dan perjalanan meeting luar kota Rp. 172.733.000.
Deviasi pada belanja modal hanya 5,11% saja, hal ini disebabkan karena
semua kegiatan pengadaan dapat terealisasi semuanya dengan capaian fisik 100%.
Deviasi penyerapan anggaran disebabkan karena terdapat sisa sisa pengadaan
kendaraan dinas yaitu Rp.24.155.150.
Sampai akhir tahun 2016, hampir semua output kegiatan memiliki deviasi
realisasi penyerapan anggaran diatas 5% terhadap target serapan. Kecuali pada
kegiatan pengadaan (belanja modal). Namun sebagian besar nilai deviasi dari tiap
output tersebut tidak begitu signifikan (<5%) terhadap total deviasi seluruh output
kegiatan BPPL TA.2016 (Rp.8.514.297.021) karena output tersebut masing-
masing memilki bobot yang relatif sangat rendah terhadap total bobot (100%)
pagu BPPL. Kecuali pada output nomor 1 (75,37%) dan 11 (9,76%).
Semua penyebab deviasi terbesar adalah pada belanja barang. Faktor
terbesar penyebab deviasi penyerapan anggaran adalah pada output nomor 1 yaitu
28
pada kegiatan penelitian stok assessment di 11 WPP yaitu sebesar Rp.
6.417.173.193 atau 75,37% dari total deviasi Rp. 8.514.297.021. Terutama terjadi
pada belanja sewa, belanja honor output kegiatan penelitian, belanja perjalanan
dinas, dan selfblocking 3 Milyar seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Hal ini sebagai akibat dari tidak terlaksananya kegiatan survey
pengumpulan data sebanyak 4 bulan/trip (April, Juli, September, dan Desember),
yang langsung berimplikasi pada belanja perjalanan dinas, juga sewa kendaraan.
Dimana estimasi belanja perjalanan dinas untuk 1 bulan/trip bisa mencapai 500
Juta. Selain sewa kendaraan, besarnya belanja sewa yang tidak terealisasi
terutama karena hampir semua kegiatan survey laut dengan menggunakan sewa
kapal nelayan tidak dapat dilaksanakan karena waktu dan personil yang terbatas.
Sementara deviasi pada belanja honor karena honor pengolah data serta honor
pembantu penelitian banyak yang tidak direalisasikan.
29
Tabel 29. Realisasi anggaran BPPL berdasarkan output TA. 2016
No Output Pagu Bobot Target Realisasi Deviasi
Rp % Rp % %
1
Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut yang
Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta
Habitat Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas
Penangkapan Ikannya
27.930.400.000 60,88 27.930.400.000 100 21.513.226.807 77,02 22,98
2 Data dan Informasi Litbang Perikanan 1.184.175.000 2,58 1.184.175.000 100 1.005.991.800 84,95 15,05
3 Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang IPTEK Perikanan Laut 65.825.000 0,14 65.825.000 100 11.249.500 17,09 82,91
4 Pelayanan dan pengelolaan sarana dan jasa litbang
perikanan 179.936.000 0,39 179.936.000 100 34.662.229 19,26 80,74
5 Perencanaan dan Penganggaran Litbang Perikanan 223.096.000 0,49 223.096.000 100 95.854.450 42,97 57,03
6 Pengendalian dan pelaporan Litbang Perikanan 588.545.000 1,28 588.545.000 100 305.070.900 51,83 48,17
7 Penatausahaan keuangan, BMN dan rumah tangga Litbang
Perikanan 282.483.000 0,62 282.483.000 100 219.116.950 77,57 22,43
8 Pengembangan SDM dan penataan organisasi Litbang
Perikanan 262.500.000 0,57 262.500.000 100 76.884.500 29,29 70,71
9 Pengelolaan data, informasi, dan publikasi hasil litbang
perikanan 445.040.000 0,97 445.040.000 100 255.524.050 57,42 42,58
10 Pengembangan Kerjasama Litbang Perikanan 128.000.000 0,28 128.000.000 100 114.978.695 89,83 10,17
11 Layanan Perkantoran 14.087.353.000 30,71 14.087.352.900 100 13.256.051.148 94,10 5,90
12 Kendaraan Bermotor 360.000.000 0,78 360.000.000 100 335.844.850 93,29 6,71
13 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 70.000.000 0,15 70.000.000 100 70.000.000 100,00 0,00
14 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 70.000.000 0,15 70.000.000 100 68.600.000 98,00 2,00
30
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
1. Sampai dengan Triwulan-3, nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) sebesar
115,79% (Katagori sangat baik). Pengukuran capaian kinerja BPPL Tahun
2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi IKU
pada masing-masing prespektif dari hasil pengukuran tersebut diperoleh
capaian kinerja BPPL ditingkat korporat di Tahun 2016 sebesar 115,79 % yang
berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif.
2. Nilai tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan capaian di tahun
2015 sebesar 97,08 %. Uraian lengkapnya perbandingan capaian tahun 2016
dengan 2015 dapat disajikan sebagai berikut: Perspektif pelanggan
(Customerperspective) dengan bobot 40%, capaian kinerja sebesar 100,00%
dari 95,00%; Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot
30%, capaian kinerja sebesar 111,33% dari sebelumnya 98,39%; Perspektif
Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan bobot 30%,
capaian kinerja sebesar 120,00% dari 97,84% capaian pada tahun 2015.
3. Sampai akhir tahun 2016, realisasi anggaran untuk program prioritas “Stock
Assessmnet di 11 WPP” sebesar Rp. 21.513.226.807 (77,02%) atau 86,29%
dari pagu selfblocking dari target sebesar 100%. Sementara estimasi realisasi
capaian fisik sebesar 100% dari target 100%.
4. Pada tahun 2016, capaian fisik dari 14 output kegiatan adalah sekitar 93,07%.
Pencapaian kegiatan-kegiatan tersebut diestimasi dengan didasari
pertimbangan tertentu baik yang bersifat teknis maupun non teknis.
5. Realisasi penyerapan anggaran untuk mendanai seluruh kegiatan BPPL TA.
2016 mencapai 81,44% atau 87,14% (setelah selfblocking) dari target 100%
dari total pagu yang telah ditetapkan. Deviasi realisasi penyerapan anggaran
terhadap target adalah sebesar 18,56% atau 12,86% terhadap pagu setelah
selfblocking.
31
Permasalahan Dan Tindaklanjut
Sejatinya pada setiap output kegiatan terdapat beberapa permasalahan
yang ditemukan. Namun beberapa permasalahan berikut merupakan kendala yang
relatif penting yang dihadapi BPPL dalam mencapai tujuan utama yaitu
melaksanakan penelitian. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah
No Uraian Permasalahan Tindak Lanjut Rencana Aksi
1
Penelitian
stock
assessment
di 11 WPP
Keterbatasan jumlah
SDM peneliti dan
teknisi pelaksana;
Bantuan tenaga
pelaksana penelitian
dari instansi lain;
Kolaborasi dengan
perguruan tinggi yang
berada di lokasi (WPP)
terkait dalam bentuk
bantuan tenaga pelaksana
penelitian;
data dari enumerator
pada beberapa lokasi
sampling belum
sesuai target
survei darat; evaluasi
langsung di lapangan
monitoring, evaluasi, dan
supervisi terhadap
enumerator oleh peneliti
yang kompeten
dibidangnya;
pembayaran honor
enumerator masih
terkendala proses
administrasi
pembuatan SBML
honor enumerator
penerbitan SBML honor
enumerator dari Biro Keu
2
Penelitian
stock
assessment
di 11 WPP
pemotongan
anggaran 17,3
Milyar, sehingga
survei laut stok
assessment dengan
kapal riset di 5 WPP
tidak bisa
dilaksanakan
Surrvei laut dengan
menggunakan kapal
sewa yang lebih kecil
(kapal nelayan)
Survei laut dengan
menggunakan sewa kapal
nelayan di WPP terkait .
selfblocking
anggaran 3 Milyar
survei laut stok
assessment dengan
kapal nelayan (sewa)
di 5 WPP tidak bisa
dilaksanakan
Revisi KAK, proposal
teknis
3
Kepindahan
lokasi
kantor
BPPL
akselerasi dan arah
pengembangan
BPPL terutama
perbaikan dan
pengembangan
seluruh
laboratorium,
pengembangan
dormitory dan
laboratorium
penangkapan ikan.
orientasi
pengembangan BPPL
sebagai Regional
Center of Stock
Assesment of Tropical
Fish perlu dikaji
kembali.
Proses akreditasi Lab.
Genetik sedang dalam
proses, dan akan tetap
dilanjutkan.
32
Identifikasi permasalahan dan solusi, khusus untuk kegiatan prioritas yaitu stok
assessment di 11 WPP adalah sebagai berikut
No Masalah kendala Solusi Nilai tambah
1
Kualitas dan kuantitas data
yang dihasilkan oleh
enumerator belum optimal
Supervisi terhadap
enumerator, pergantian
personil enumerator dengan
yang lebih kompeten,
standarisasi form enumerasi,
penunjukkan tenaga
observer (tahun depan)
Diperoleh data runtun waktu
(produksi, upaya, biologi
SDI), untuk mendukung
kajian stok assessment
2 Belum adanya standar biaya
honor enumerator
Pembuatan SBML/SBK
honor enumerator
Pembayaran honor
enumerator sesuai target,
secara psikologis dapat
meningkatkan kualitas data
enumerator
3 Wahana penelitian (kapal
riset) belum ada
Kerjasama penggunaan
kapal riset dengan instansi
lain, penggunaan kapal-
kapal di WPP setempat
Perolehan data insitu untuk
kajian stok assessment
(potensi stok, kondisi
lingkungan)
4 Penghematan anggaran Revisi KAK, ROK, proposal
teknis
Penyesuaian target tanpa
mengurangi output.
5
Jumlah peneliti tidak
sebanding dengan lokasi
(sampling site) dan
frekuensi pengumpulan data
di 11 WPP
Perekrutan SDM peneliti
melalui jalur tenaga kontrak,
kerjasama dengan perguruan
tinggi di WPP setempat
dalam hal penggunaan
tenaga penelitian.
Pengambilan data-informasi
dukungan stok assessment
di masing-masing lokasi di
11 WPP lebih optimal
Beberapa hal yang akan tahun 2017 untuk memperkuat implementasi
program/tusi
a. Pengembangan system pendataan Stock Asessment dengan melibatkan NGOs,
Assosiasi, Industry dan PEMDA sehingga dapat mengurangi beban
pembiayaan Riset.
b. Pelaksanaan pendataan secara on line
c. Pengembangan kapasitas peneliti dan teknisi melalui kegiatan internship dan
on job training dengan kerjasama International (WCPFC,IOTC, CSIRO,
SEAFDEC, NOOA, CEFAS)
d. Penguatan pendataan melalui Observer yang didahului dengan training for
trainer dan trial observer program.
33
Rekomendasi, input dan hal yang dianggap strategis dalam memperkuat
kinerja litbang tahun 2017
a. Konsep One Data dan One KKP perlu di implementasikan sampai pada
tatataran operasional dan karya nyata.
b. Efesiensi pendanaan bagi kegiatan riset pada tahun 2017 perlu tetap
dipastikan menjaga kualitas output kegiatan dan sinergi dengan ditjen teknis
dan kebutuhan nasional dan peran RI di Forum Internasional.
c. Dana crash Program perlu dipertimbangkan untuk dialokasikan untuk
memperkuat kinerja Balitbang tahun 2017