(bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

128
TESIS ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (BPMPD) KOTA DENPASAR DALAM PENGELOLAAN BANTUAN KELURAHAN A.A. GDE AGUNG ARICAHYA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Transcript of (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Page 1: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

TESIS

ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA

(BPMPD) KOTA DENPASAR DALAMPENGELOLAAN BANTUAN KELURAHAN

A.A. GDE AGUNG ARICAHYA

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2015

Page 2: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

i

TESIS

ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA

(BPMPD) KOTA DENPASAR DALAMPENGELOLAAN BANTUAN KELURAHAN

A.A. GDE AGUNG ARICAHYA

NIM : 1291461025

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2015

Page 3: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

ii

ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATDAN PEMERINTAHAN DESA (BPMPD) KOTA DENPASAR DALAM

PENGELOLAAN BANTUAN KELURAHAN

Tesis Untuk Memperoleh Gelar MagisterPada Program Magister, Program Studi Ilmu Ekonomi

Program Pascasarjana Universitas Udayana

ANAK AGUNG GDE AGUNG ARICAHYANIM 1291461025

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2015

Page 4: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUITANGGAL 12 JANUARI 2015

Pembimbing I

Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MSNIP. 19540429 198303 1 002

Pembimbing II

Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE.,MPNIP. 19600706 198601 2 001

Mengetahui

Ketua Program StudiMagister Ilmu Ekonomi

Progran PascasarjanaUniversitas Udayana

Prof.Dr.Nyoman Djinar Setiawina,SE,MSNIP.19530730 198303 1 001

DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,

Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi,Sp.S(K).NIP. 19590215 198510 2 001

Page 5: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 12 Januari 2015

Panitia Penguji Tesis, berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

Nomor : 4526/UN.14.4/HK/2014Tanggal : 31 Desember 2014

Ketua : Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS

Anggota :

1. Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE., MP

2. Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS

3. Dr. Ketut Djayastra, SE., SU

4. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., Msi

Page 6: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

v

Surat Pernyataan Bebas Plagiat

Yang bertanda tanngan di bawah ini :

Nama : Anak Agungg Gde Agung Aricahya

NIM. : 1291461025

Program Studi : Magister Ilmi Ekonomi

Judul Tesis : Analisis Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (BPMPD) Kota Denpasar Dalam

Pengelolaan Bantuan Kelurahan

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti palgiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Januari 2015

Hormat saya,

Anak Agung Gde Agung Aricahya

NIP. 1291461025

Page 7: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Berkat Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (BPMPD) Kota Denpasar Dalam Pengelolaan Bantuan Kelurahan”.

Penulisan tesis ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akhir studi

pada program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Prof. Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD

Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis

untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister. Ibu Prof. Dr. dr. A. A.

Raka Sudewi, Sp. S(K) Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Bapak

Prof.Dr. I Gusti Bagus Wiksuana,SE., MS Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana, Bapak Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Udayana. Bapak Prof. Dr. Made Suyana

Utama, SE.,MS sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

petunjuk dalam pembuatan tesis ini. Ibu Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE.,MP sebagai

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam

pembuatan tesis ini. Bapak Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS, Bapak Dr. Ketut

Djayastra, SE.,SU dan Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,MSi selaku penguji,

telah membahas dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini. Seluruh staf pengajar Program

Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang telah

memberikaan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Seluruh staf/Pegawai program

Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pasccasarjana Universitas Udayana, yang telah

membantu dalam kelancaran administrasi selama mengikuti kuliah. Teman-teman ada

Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana

Angkatan XXII, Kepala Badan, Sekretaris Rekan Kerja di Badan Pemberdayaan

Page 8: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

vii

Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dan Para Sekretaris Kelurahan se-Kota

Denpasar yang telah memberikan masukan, bantuan dan semangat yang bermanfaat dalam

pengerjaan tesis ini. Istri tercinta Anak Agung Ayu Juniati, SE., MSi, Ayahda tercinta Drs.

Anak Agung Gde Oka Parmadi, Ibunda tercinta Anak Agung Geria Puspa, Ananda tercinta

A.A. Istri Sintya Cahyani, A.A. Istri Prami Listya Dewi dan A.A. Gde Dalem Satria

Wibawa serta keluarga yang tak putus-putusnya berdoa untuk kesuksesan studi serta

memberikan dukungan moril dan materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan study ini

dengan baik.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan

rahmat-Nya. Dan akhir kata Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pihak-

pihak yang membutuhkan.

Denpasar, 2015

Page 9: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

viii

ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DANPEMERINTAHAN DESA (BPMPD) KOTA DENPASAR DALAM

PENGELOLAAN BANTUAN KELURAHAN

ABSTRAK

Berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang OtonomiDaerah akan memberikan keleluasan bagi pemerintah daerah untukmengembangkan daerahnya sesuai dengan kemampuan pendapatan daerah. Halini akan berdampak positif bagi masyarakat daerah untuk berkembang danmenemukan jati dirinya dengan ciri dan kemampuannya masing-masing.Pemerintah Kota Denpasar mengambil kebijakan pemberdayaan masyarakatdengan meningkatkan peranan desa dan kelurahan sebagai organisasipemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat yang merupakanujung tombak dari pemerintah daerah, dengan cara memberikan bantuankelurahan untuk kelurahan dan bagi hasil pajak dan retribusi untuk desa. Beberapaissue actual di bidang pengelolaan bantuan kelurahan yang perlu mendapatperhatian untuk meningkatkan kinerja pengelolaan bantuan kelurahan antara lainbelum optimalnya pengelolaan bantuan kelurahan, belum teraturnya administrasikeuangan karena keterbatasan sumber daya aparatur, kurangnya koordinasidengan instansi terkait mengenai pengalokasian bantuan kelurahan dan masihtingginya sisa penggunaan anggaran di masing-masing kelurahan.

Penelitian ini dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat danPemerintahan Desa Kota Denpasar. Tujuan yang ingin dicapai adalah untukmengetahui kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan DesaKota Denpasar yang di ukur dari perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa,perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, baiksecara parsial maupun secara keseluruhan dengan menggunakan pendekatanBalanced Scorecard.

Hasil analisis menunjukan kinerja BPMPD Kota Denpasar dalampengelolaan bantuan kelurahan ditinjau dari perspektif keuangan menunjukankinerja dengan kategori baik dengan nilai sebesar 78,47 persen. Kinerja dariperspektif pengguna jasa menunjukan kinerja kategori baik dengan nilai sebesar77,08 persen. Kinerja dari perspektif proses internal menunjukan kinerja sangatbaik dengan nilai 100 persen sedangkan untuk perspektif pembelajaran danpertumbuhan juga menunjukan kinerja sangat baik dengan nilai sebesar 100persen. Kinerja BPMPD secara keseluruhan ditinjau dari empat perspektif denganperhitungan indeks komposit berada pada kualifikasi kinerja baik dengan nilai87,81 persen.

Dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan bantuan kelurahandisarankan untuk memaksimalkan proses perencanaan, pelaksanaan dan realisasianggaran, meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dengan kelurahan gunamemperlancar proses pencairan bantuan kelurahan.

Kata Kunci : kinerja, perspektif keuangan, pengguna jasa, proses internal,pemberdayaan dan pertumbuhan, balanced scorecard

Page 10: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

ix

PERFORMANCE ANALYSIS OF BADAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (BPMPD) KOTA

DENPASAR MANAGEMENT ASSISTANCE IN KELURAHAN

ABSTRACT

Applicability of Act No. 32 of 2004 on Regional Autonomy will provideflexibility for local governments to develop the region in accordance with localrevenue capacity. This will positively impact the local community to develop andfinds himself with the characteristics and capabilities of each. Denpasargovernment adopted a policy of community empowerment by increasing the roleof the village and the village as government organizations directly in contact withpeople who are at the forefront of local government, by providing assistancevillage to village and for the results of taxes and levies to the village. Some of theactual issues in the field of management of aid villages that need attention toimprove performance management, among others, yet help villages optimalmanagement of village assistance, yet orderly financial administration because oflimited personnel resources, urangnya coordination with relevant agencies on theallocation of aid villages and high residual use budget in each village.This .Penelitian done on Community Empowerment Board and VillageGovernment of Denpasar. The goal is to determine the performance of the BadanPemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar is measuredfrom a financial perspective, the perspective of service users, internal processperspective and learning and growth perspective, either partially or as a whole byusing the Balanced Scorecard approach.Results of the analysis showed BPMPD performance Kota Denpasar in terms ofthe management of village aid financial perspective shows the performance of thecategories with a value of 78.47 percent. Performance from the perspective ofservice users showed good performance category with a value of 77.08 percent.Performance of the internal process perspective shows very good performancewith a value of 100 per cent, while for the learning and growth perspective alsoshows very good performance with a value of 100 percent. BPMPD overallperformance in terms of four perspectives with the calculation of the compositeindex is at a good qualifying performance with value 87.81 percent.In order to improve the performance of the management of village assistance areadvised to maximize the planning, implementation and realization of the budget,increasing the dissemination and coordination with the village in order to expeditethe disbursement of aid wards.

Keywords: performance, financial perspectives, service users, internal processes,empowerment and growth, balanced scorecard

Page 11: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL …………………..………………………………………………………. iPRASARAT GELAR ............................................................................................ iiLEMBAR PENGESAHAN ............................ ………………………………….. iiiPENETAPAN PANITIA PENGUJI .….……………………………………….. ivSURAT PERNYATAAN ………………………………………………………. vUCAPAN TERIMA KASIH …………………………………………………… viABSTRAK ……………………………………………………………………… viiiABSTRACT .......................................................................................................... ixDAFTAR ISI ………………………………………...………………………..… xDAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xiiDAFTAR GAMBAR .......................................………………………………… xivDAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ...………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 11.1 Latar Belakang …………………………………………………… 11.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 81.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 81.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………….… 102.1 Konsep – konsep dan Definisi ………………..…………………… 10

2.1.1 Pengertian kinerja ……………………………………….… 102.1.2 Pengukuran kinerja dalam organisasi …………………… 112.1.3 Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard 14

2.2 Teori – teori yang Relepan …… …...….…………………………… 232.2.1 Teori pembangunan daerah ..……………………………… 232.2.2 Teori pemberdayaan masyarakat …………………………. 252.2.3 Bantuan kelurahan ..................…………………………… 27

2.3 Keaslian Penelitian ………………………………………….….… 28

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN ……… 343.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian ………………………… 34

3.1.1 Kerangka berpikir ………………………………………...… 343.1.2 Konsep penelitian …………………………………………… 35

BAB IV METODE PENELITIAN …………………………………………… 384.1 Rancangan Penelitian ……………………………………………… 384.2 Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian …………………… 384.3 Identifikasi Variabel ....................………………………………… 39

Page 12: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xi

4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………………… 414.5 Jenis dan Sumber Data …………………………………………… 42

4.5.1 Jenis data menurut sifatnya ……………………………… 424.5.2 Jenis data menurut sumbernya …………………………… 43

4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ………………… 444.6.1 Populasi ……………………………………………………… 444.6.2 Sampel .................................………………………………… 45

4.7 Metode Pengumpulan Data ………………………………………… 474.8 Instrumen Penelitian ……………………….……………………… 47

4.8.1. Uji validasi instrumen penelitian ………………………… 474.8.2. Uji reliabilitas instrumen penelitian …………………… 48

4.9 Teknik Analisis Data ……………………………………………… 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….………………… 525.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..…………………………… 525.2 Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………... 565.3 Hasil Analisis Diukur dari Empat Perspektif .....………………….. 625.4 Pembahasan ……………………………………………………….. 72

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ……………………….………………… 806.1 Simpulan ……………………………..…………………………… 806.2 Saran …………………….………………………………………... 81

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… xvi

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………… xix

Page 13: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xii

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1.1 Pemberian Bantuan Kelurahan untuk Kelurahan se – Kota Denpasardari tahun 2009 – 2013 ..................................................................................... 3

1.2 Data Perkembangan Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kota Denpasar ........... 6

4.1 Jumlah Pegawai BPMPD dan Kelurahan di Kota Denpasar ............................ 44

4.2 Sampel responden pengelola bantuan kelurahan masing-masing kelurahan diKota Denpasar .................................................................................................. 45

4.3 Nilai Total Kinerja Perspektif Keuangan, Perspektif Pengguna Jasa,Perspektif Proses Internal dan Pespektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ...... 51

5.1 Distribusi Responden Dalam Penelitian Analisis Kinerja BadanPemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasardalam Pengelolaan Bantuan Kelurahan............................................................ 56

5.2 Kelompok Umur Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawaidan Responden Kunci ..................................................................................... 57

5.3 Jenis Kelamin Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan Respondenkunci ............................................................................................................... 57

5.4 Tingkat Pendidikan Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawaidan Responden Kunci ................................................................................ 58

5.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Instrumen Data Responden Pengguna Jasa .. 60

5.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Instrumen Data Responden PegawaiBPMPD Kota Denpasar .................................................................................. 61

5.7 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Data Responden PenggunaJasa .................................................................................................................. 62

5.8 Alokasi Anggaran dan Realisasi Anggaran Bantuan Kelurahan Tahun 2013Pada masing-masing Kelurahan ..................................................................... 63

5.9 Pernyataan Responden untuk Perspektif Pengguna Jasa ................................ 65

5.10 Pernyataan Positif dan Negatif Responden untuk Perspektif Pengguna Jasa.. 66

5.11 Pernyataan Responden untuk Perspektif Proses Internal ............................... 67

5.12 Pernyataan Positif dan Negatif Responden untuk Perspektif Proses Internal.. 68

5.13 Pernyataan Responden untuk Perspektif Proses Pembelajaran danPertumbuhan ................................................................................................... 69

Page 14: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xiii

5.14 Pernyataan Positif dan Negatif Responden untuk Perspektif ProsesPembelajaran dan Pertumbuhan ..................................................................... 70

5.15 Hasil In-depth Interview dan Perhitungan Nilai Bobot Kinerja ..................... 71

5.16 Perhitungan Indeks Komposit ......................................................................... 71

Page 15: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xiv

DAFTAR GAMBAR

3.1 Alur Pemikiran Analisis Penelitian ................................................................. 37

3.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................... 39

Page 16: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APPK : Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Kelurahan

BPMPD : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

BANGKEL : Bantuan Kelurahan

SILPA : Sisa Laporan Penggunaan Anggaran

SOP : Standar Operasional Pelayanan

ADD : Alokasi Dana Desa

IK : Indeks Komposit

Page 17: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Otonomi Daerah yang sedang berlangsung saat ini merupakan suatu hal

yang baru bagi setiap daerah di Indonesia, oleh karena otonomi yang dicanangkan

melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut lebih memberikan

keleluasaan bagi daerah untuk mengekspresikan dirinya menuju arah berkembang

melalui pemberdayaan masyarakat daerah itu sendiri. Hal tersebut tentunya

mengembalikan masyarakat daerah kepada penemuan dirinya masing-masing

dengan ciri dan kemampuannya masing-masing, setelah terbelenggu dengan

penyeragaman yang selama ini terjadi oleh rezim yang ada. Pada dasarnya di era

otonomi daerah fungsi pemerintahan meliputi tiga hal yaitu pelayanan kepada

masyarakat (service); membuat pedoman/arah atau ketentuan kepada masyarakat

(regulation); dan pemberdayaan (empowering). Dan tugas pokok pemerintah

yang terpenting adalah memberikan pelayanan umum kepada masyarakat, oleh

karena itu organisasi pemerintah sering pula disebut sebagai “pelayanan

masyarakat” (public service). Otonomi Daerah yang sarat dengan isu strategi

berupa kelembagaan, sumber daya manusia berupa aparatur pelaksana, jaringan

kerja serta lingkungan kondusif yang terus berubah.

Pemerintah Kota Denpasar mengambil kebijakan mengenai

pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan peranan desa dan kelurahan.

Karena desa dan kelurahan sebagai organisasi pemerintahan yang paling dekat

dan berhubungan langsung dengan masyarakat merupakan ujung tombak

Page 18: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

2

keberhasilan pembangunan kota khususnya otonomi daerah, dimana desa dan

kelurahan akan terlibat langsung dalam perencanaan dan pengendalian

pembangunan serta pelayanan. Dikatakan sebagai ujung tombak karena kelurahan

berhadapan langsung dengan masyarakat, oleh karena itu kelurahan harus mampu

menjadi tempat bagi masyarakat untuk diselesaikan atau meneruskan aspirasi dan

keinginan tersebut kepada pihak yang berkompeten untuk ditindak lanjuti.

Disamping itu peran desa dan kelurahan di atas menjembatani program-program

pemerintah untuk disosialisasikan kepada masyarakat sehingga dapat dipahami

dan didukung oleh masyarakat.

Dengan begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada di Kota

Denpasar, seperti dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

ditambah dengan pembangunan fisik yang harus dilakukan Pemerintah Kota

Denpasar, dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Di dalam

pelaksanaan visi dan misi Kota Denpasar guna meningktakan kesejahteraan

masyarakat perlunya suatu upaya pemberdayaan masyarakat.

Salah satunya adalah memberikan dana bantuan berupa bagi hasil pajak

dan retribusi diberikan kepada desa dan bantuan kelurahan diberikan kepada

kelurahan untuk melakukan Program Pemberdayaan Masyarakat dan

Pembangunan. Pemberian bagi hasil pajak dan retribusi serta bantuan kelurahan

ini dimaksudkan untuk menunjang kinerja pembangunan yang ada di Kota

Denpasar, yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa dan kelurahan berdasarkan

program kerja yang telah ditetapkan di masing-masing desa dan kelurahan baik itu

jangka pendek yang dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Page 19: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

3

(APBDes) dan Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Kelurahan (APPK), jangka

menengah dan jangka panjang menyesuaikan dengan program kerja Pemerintah

Kota Denpasar.

Tabel 1.1.Jumlah Bantuan Kelurahan untuk kelurahan se kota Denpasar

dari Tahun 2009 – 2013.

No. KelurahanJumlah Bantuan Kelurahan Per Tahun Anggaran

(dalam Rp. Ribu)2009 2010 2011 2012 2013

1 Tonja 244.457 349.224 602.111 606.111 606.111

2 Peguyangan 309.908 442.726 763.322 764.822 764.822

3 Ubung 217.758 311.083 535.927 540.190 540.190

4. Pemecutan 284.193 405.990 699.983 702.483 702.483

5. Padangsambian 292.063 417.234 719.369 721.369 721.369

6. Dauh Puri 223.355 319.078 550.136 555.136 555.136

7. Panjer 270.833 386.904 667.076 669.076 669.076

8. Sesetan 356.479 509.257 878.029 878.529 878.529

9. Pedungan 328.073 468.677 808.063 809.063 809.063

10 Serangan 258.424 369.178 636.514 639.014 639.014

11. Renon 222.971 318.530 549.190 554.190 554.190

12. Sanur 253.571 362.144 624.559 627.559 627.559

13. Dangin Puri 222.261 317.515 547.441 552.441 552.441

14. Sumerta 222.839 318.342 548.866 554.366 554.366

15. Kesiman 251.328 359.040. 619.035 622.035 622.035

16. Penatih 242.938 347.055 598.371 602.871 602.871

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar (2014).

Adapun besarnya bantuan kelurahan dimaksud diberikan berdasarkan

jumlah penduduk, luas wilayah jumlah keluarga miskin dan jumlah fasilitas sosial

dan fasilitas umum yang dimiliki oleh masing – masing kelurahan yang

ditentukan secara proposional oleh Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota

Denpasar dan ditetapkan melalui Musrenbang Kota Denpasar. Jumlah bantuan

Page 20: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

4

kelurahan yang diberikan kepada kelurahan se kota Denpasar dari tahun 2009

sampai dengan 2013 yang besumber dari APBD Kota Denpasar dapat dilihat

dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 menunjukan penerimaan bantuan kelurahan setiap tahunnya

cenderung meningkat kecuali tahun 2013 besarnya sama dengan tahun 2012.

Kelurahan yang paling banyak selalu mendapatkan bantuan adalah Kelurahan

Sesetan yaitu sebesar Rp. 878.829.000 dan paling sedikit adalah Kelurahan Ubung

yaitu sebesar Rp. 540.190.000, hal ini disebabkan Kelurahan Ubung memiliki luas

wilayah yang paling sempit disamping itu juga jumlah rumah tangga miskin

tergolong kecil walaupun memiliki kepadatan jumlah penduduk nya. yang

sebagian besar merupakan penduduk pendatang dan tinggal sementara.

Penyusunan dari program kerja kelurahan adalah merupakan suatu proses

awal yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan semua kegiatan dimasa yang

akan datang. Dengan demikian berarti program kerja disusun dan dipergunakan

sebagai pedoman atau alat penentu arah dalam mencapai sasaran yang ingin

dicapai, dalam penyusunan program kerja tersebut guna memudahkan Kepala

Kelurahan dan Aparatnya dalam melakukan aktifitas bersama lembaga-lembaga

yang ada sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Program Kerja yang telah disusun tersebut juga merupakan gambaran

tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di kelurahan dan juga

diharapkan bisa dipakai sebagai informasi oleh masyarakat kelurahan dan

sekaligus diharapakan agar mendapat dukungan dan bantuan dari masyarakat

dalam pelaksanaan nantinya. Melalui penyusunan program kerja ini juga dipakai

Page 21: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

5

sebagai bahan laporan kepada pemerintah atasan. Di mana selanjutnya

dimohonkan pula bimbingan dan pembinaan serta petunjuk dari instansi terkait di

tingkat atasan dalam pelaksanaan program kerja tersebut dan dalam rangka

pelaksanaan pembangunan di wilayah kelurahan.

Efektifitas pembangunan dalam mengatasai berbagai permasalahan untuk

merespon dan menuntaskan berbagai tantangan perkembangan di masyarakat

ditentukan oleh sejauh mana proses pembangunan dapat meningkatkan kapasitas

desa/kelurahan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Salah satu

persoalan mendasar dalam penyelenggaraan pembangunan desa/kelurahan adalah

terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang

merupakan salah satu dokumen penting yang menunjukan arah, tujuan dan

kebijakan pembangunan desa/kelurahan.

Adapun program kerja jangka menengah desa/kelurahan adalah program

pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah meningkatan

sarana dan prasara aparatur, pemberdayaan masyarakat dan penataan lingkungan

dan kebersihan. Melalui kegiatan ini pemerintahan kelurahan melaksanakan bedah

rumah, menumbuh kembangkan ekonomi kerakyatan yang merupakan program

unggulan dari pemerintah Kota Denpasar, menata lingkungan pemukiman dan

perbaikan telajakan dan saluran drainase yang biayanya tidak terlalu besar.

Pemberian bantuan kelurahan ini diharapkan mampu tepat sasaran di dalam

pengentasan kemiskinan sesuai dengan arah pembangunan jangka menengah di

masing – masing kelurahan. Salah satu contoh keberhasilan dari pemberian

bantuan kelurahan kelurahan adalah penurunan ngka kemiskinan di Kota

Page 22: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

6

Denpasar. Data perkembangan Rumah Tangga Miskin di Kota Denpasar dari

tahun 2006 – 2012 per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 jumlah Rumah Tangga Miskin dari tahun 2008 – 2013

cenderung mengalami penurunan kecuali tahun 2008 dan 2009 di Kecamatan

Denpasar Utara dan Denpasar Barat mengalami kenaikan disebabkan karena

wilayah tersebut merupakan tujuan pertama dari penduduk pendatang sehingga

mobilitas penduduk saat itu mengalami bertumbuhan yang sangat pesat dan dari

hasil pendataan ulang yang dilakukan terhadap Rumah Tangga Miskin mengalami

peningkatan.

Tabel 1.2.Perkembangan Rumah Tangga Miskin ( RTM) di Kota Denpasar

dari Tahun 2008 – 2013 menurut kecamatan

No KecamatanTAHUN

PenurunanRTM

(dari 2008– 2013)RTM

PenurunanRTM

(dari 2008– 2013)

%2008 2009 2010 2011 2012 2013

1.2.3.4.

Denpasar UtaraDenpasar TimurDenpasar SelatanDenpasar Barat

1172934653812

1190757562930

1072639458720

972580420614

854438338476

799384268394

373550385418

31.8258.8841.0448.52

Kota Denpasar 3571 3439 2889 2586 2106 1.845 1.726 48.33

Sumber data : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar (2014).

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar

mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi), di dalam pembangunan daerah

dan salah satu yaitu mengelola bantuan kelurahan yang diberikan kepada seluruh

kelurahan yang ada di Kota Denpasar, yang berada di bawah koordinasi Bidang

Pemerintahan Desa. Beberapa issue actual di bidang pengelolaan bantuan

kelurahan (Laporan pertanggung jawaban Kelurahan 2009-2013) yang perlu

Page 23: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

7

mendapat perhatian untuk meningkatkan kinerja pengelolaan bantuan kelurahan

antara lain sebagai berikut :

1). Belum optimalnya pengelolaan bantuan kelurahan yang dapat dilihat dari

masih terjadinya keterlambatan pencairan dana yang dimohonkan oleh

masing-masing kelurahan yang diakibatkan oleh lambatnya informasi terkait

dengan besarnya pagu anggaran dan petunjuk teknis penggunaan anggaran

yang diterima oleh kelurahan.

2). Belum teraturnya administrasi keuangan karena keterbatasan sumber daya

aparatur.

3) Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait mengenai pengalokasian

bantuan kelurahan.

4) Masih tingginya sisa penggunaan anggaran di masing-masing kelurahan.

Kondisi ini sering dirasakan oleh penerima bantuan kelurahan di masing-masing

kelurahn setiap tahunnya. Anggaran yang seharusnya bisa di cairkan pada

triwulan pertama bisa terlambat ke triwulan kedua. Dan ini berdampak pada

kinerja kelurahan dalam rangka ikut membangun infrastruktur dan pemberdayaan

masyarakat. Melihat kondisi permasalahan di atas maka obyek penelitian

ditekankan pada pengelolaan bantuan kelurahan Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar, sehingga nanti dapat ditemukan solusi

agar pengelolaan bantuan kelurahan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintah Desa Kota Denpasar dapat dilakukan dengan optimal dan efektif.

Melihat dari kondisi permasalahan di atas berpengaruh negatif terhadap program

pembangunan masyarakat baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan

Page 24: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

8

sumber daya manusia sehingga berdampak pada lambatnya program pemerintah

daerah dalam pengentasan rumah tangga miskin dan penataan lingkungan

pemukiman secara optimal dan kelihatan kumuh.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah

yang akan dianalisis di dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimanakah kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar di dalam pengelolaan bantuan

kelurahan di ukur dari perspektif keuangan, pespektif penggunaan

jasa, perspektif proses internal, serta perspektif pembelajaran serta

pertumbuhan.

2) Bagaimanakah kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam pengelolaan bantuan

kelurahan diukur dari keseluruhan perspektif.

1.3 Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) Untuk menganalisis kinerja Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam pengelolaan bantuan

kelurahan Badan di ukur dari perspektif keuangan, pespektif

penggunaan jasa, perspektif proses internal, serta perspektif

pembelajaran serta pertumbuhan.

Page 25: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

9

2) Untuk menganalisis kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam pengelolaan bantuan

kelurahan diukur dari keseluruhan perspektif.

1.4 Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1. Secara teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan pengukuran

kinerja bagi aparat pengelola bantuan kelurahan di Kota Denpasar.

1.4.2 Secara Praktis

1) Hasil – hasil analisis yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi Pemerintah Kota

Denpasar terutama untuk mengetahui sejauh mana efektifitas prosedur

dan mekanisme pengelolaan bantuan kelurahan.

2) Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

organisasi publik lainya tentang pentingnya Balance Scorecard dipakai

sebagai alat ukur kinerja organisasi publik dilihat dari empat

Perspektif.

3) Dapat dipakai sebagai masukan dan informasi untuk dijadikan acuan

dalam rangka meningkatkan kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar pada khusus dan Organisasi

pelayanan publik pada umumnya.

Page 26: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep – Konsep dan Difinisi

2.1.1 Pengertian kinerja

Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang kinerja dapat

dikemukakan sebagai berikut : Handoko, (1995) mendefinisikan kinerja

(performance) dengan prestasi kerja yaitu proses melalui upaya organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan, (Faustino Cardosa Gomes

1995) yang dikutif (Anwar Prabu, 2005) mengemukakan definisi kinerja

karyawan sebagai : Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering

dihubungkan dengan produktivitas. Selanjutnya definisi kinerja karyawan

menurut (Anwar Prabu, 2005) bahwa Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya, sedangkan Veithzal Rivai (2006:309) mengatakan bahwa kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan .

Konsep di atas dapat dipahami bahwa kinerja adalah seberapa jauh tingkat

kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.

Dalam konteks penelitian ini, maka pengertian kinerja merupakan tingkat

kemampuan pegawai yang mengelola bantuan kelurahan pada Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar khusus pada

Page 27: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

11

bidang pemerintahan desa dan kelurahan yang berhubungan langsung dengan

pemerintahan kelurahan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

2.1.2 Pengukuran kinerja dalam organisasi

Cakupan dan cara mengukur indikator kinerja sangat menentukan apakah

suatu organisasi publik dapat dikatakan berhasil atau tidak, ketepatan pengukuran

seperti cara atau metode pengumpulan data untuk mengukur kinerja juga sangat

menentukan penilaian akhir kinerja, Mahmudi (2005) menjelaskan bahwa kinerja

akan diukur dari tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap kualitas yang diberikan.

Sedangkan tujuan dilakukannya penilaian kinerja di sektor publik antara lain :

1) Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistimatik dalam pembuatan keputusan

5) Memotivasi pegawai (meningkatkan motivasi pegawai)

6) Menciptakan akuntabilitas publik.

Selain itu pengukuran kinerja juga merupakan alat untuk menilai

kesuksesan organisasi, melalui penilaian indikator-indikator kinerja dapat

berfungsi untuk mengukur kinerja organisasi untuk mengambil tindakan-tindakan

tertentu, dan merupakan sarana atau alat untuk mengukur hasil suatu aktivitas.

Kegiatan atau proses (Mahmudi, 2005), dalam LAN, 2000, menyebutkan

pengukuran kinerja mempunyai makna ganda, yaitu pengukuran kinerja sendiri

dan evaluasi kinerja, di mana untukmelaksanakan kedua hal tersebut terlebih

Page 28: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

12

dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program secara jelas. Pengukuran

kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategis dengan akuntabilitas,

sehingga suatu organisasi/instansi yang dapat dikatakan berhasil jika terdapat

bukti-bukti atau indikator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah

pada pencapaian misi. Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis

kinerja kegiatan, yang pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh

mana adanya kesesuaian antara program dan kegiatannya. Penilaian kinerja

organisasi dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam

kurun waktu tertentu, dan penilaian tersebut juga dapat dijadikan input bagi

perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi.

Menurut LAN (2000) pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan metode

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Metode ini menggunakan

indikator kinerja sebagai dasar penetapan pencapaian kinerja. Untuk pengukuran

kinerja digunakan formulir Pengukuran Kinerja (PK). Penetapan indikator

didasarkan pada masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat

(benefit) dan dampak (impact). Sependapat dengan hal tersebut. Mardiasmo

(2001) mengatakan bahwa dalam mengukur kinerja suatu program, tujuan dari

masing-masing program harus disertai dengan indikator-indikator kinerja yang

digunakan untuk mengukur kemajuan dalam pencapaian tujuan tersebut. Indikator

kinerja didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan

diukur dan dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai maupun melihat

Page 29: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

13

tingkat kinerja suatu program yang dijalankan unit kerja. Dengan demikian, tanpa

indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai kinerja (keberhasilan atau

kegagalan) kebijaksanaan program/kegiatan pada akhir kinerja instansi/unit kerja

yang melaksanakan.

Lebih lanjut Mardiasmo menjelaskan bahwa pada umumnya sistem ukuran

kinerja dipecah dalam 5 (lima) kategori sebagai berikut:

1) Indikator input, mengukur sumber daya yang diinvestasikan dalam suatu

proses, program, maupun aktivitas untuk menghasilkan keluaran (output

maupun outcome). Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti

anggaran (dana), sumber daya manusia, informasi, kebijaksanaan/peraturan

perundang – undangan dan sebagainya yang dipergunakan untuk

melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumberdaya, suatu

lembaga dapat menganalisis apakah alokasi sumberdaya yang dimiliki telah

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2) Indikator output, adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari

sesuatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan / atau nonfisik. Indikator ini

digunakan untuk mengukur output yang dihasilkan dari suatu kegiatan.

Dengan membandingkan output yang direncanakan dan yang betul-betul

terealisir, instansi dapat menganalisis sejauh mana kegiatan terlaksana sesuai

dengan rencana. Indikator output hanya dapat menjadi landasan untuk menilai

kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran-sasaran

kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh sebab itu, indikator

output harus sesuai dengan lingkup dan kegiatan instansi.

Page 30: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

14

3) Indikator outcome, adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

output (efek langsung) pada jangka menengah. Dalam banyak hal, informasi

yang diperlukan untuk mengukur outcome seringkali tidak lengkap dan tidak

mudah diperoleh. Oleh karena itu, setiap instansi perlu mengkaji berbagai

pendekatan untuk mengukur outcome dari output suatu kegiatan. Pengukuran

indikator outcome sering kali rancu dengan pengukuran indikator output.

4) Indikator benefit, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator

outcome. Benefit (manfaat) tersebut pada umumnya tidak segera tampak.

Setelah beberapa waktu kemudian. yaitu dalam jangka menengah atau jangka

panjang dari benefit tampak. Indikator benefit menunjukkan hal-hal yang

diharapkan untuk dicapai bila output dapat diselesaikan dan berfungsi dengan

optimal (tepat lokasi dan tepat waktu).

5) Indikator impact memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari benefit

yang diperoleh. Seperti halnya indikator benefit, indikator impact juga baru

dapat diketahui dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang. Indikator

impact menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan yang

menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara

sektoral, regional dan nasional.

2.1.3 Pengukuran kinerja dengan pendekatan balance scorecard

Pengukuran kinerja merupakan bagian penting dari proses pengendalian

manajemen baik organisasi publik maupun swasta. Selain itu pengukuran kinerja

juga merupakan alat untuk menilai kesuksesan organisasi. Dalam konteks

Page 31: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

15

organisasi sektor publik, kesuksesan organisasi itu akan digunakan untuk

mendapatkan legitimasi dan dukungan publik, masyarakat akan menilai

kesuksesan organisasi sektor publik melalui kemampuan organisasi dalam

memberikan pelayanan publik yang relatif murah dan berkualitas, (Mahmudi,

2010).

Penilaian kinerja umumnya fokus pada sektor privat, tetapi dewasa ini

terdapat tuntutan yang lebih besar dari masyarakat untuk dilakukan transparasi

dan akuntabilitas publik oleh sektor organisasi publik. Organisasi sektor publik

saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya

ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan.

Seiring dengan berkembangnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik

tersebut diperlukan penilaian kinerja organisasi publik dengan memadukan secara

komprehensif ukuran dari aspek keuangan dan non keuangan. Metode ini dikenal

dengan Balanced Scorecard yang dapat diterapkan pada perusahaan, baik sektor

privat maupun sektor publik. Balanced Scorecard berfokus pada ukuran yang

mempunyai dampak besar, seimbang dan memberikan penekanan kepada upaya

preventif serta melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan

ukuran pendorong kinerja masa depan.

Menurut Niven 2002, Balanced Scorecard dikembangkan pada tahun 1990

oleh Robert Kaplan dan David Norton, sebagai perkembangan dari konsep

pengukuran kinerja (performance measurement) yang mengukur perusahaan.

Robert Kaplan mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan

suatu pendekatan efektif yang seimbang (balanced) dalam mengukur kinerja

Page 32: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

16

strategi perusahaan. Lebih jauh Niven mengemukakan Balanced Scorecard

dimulai dengan visi dan strategi organisasi dia juga mencoba menerjemahkan visi

dan strategi menjadi ukuran kinerja yang dapat ditelusuri dan digunakan untuk

mengukur kesuksesan dalam keberhasilan implementasi visi dan strategi

perusahaan, ini dicapai dengan menetapkan obyektif dan ukuran dalam masing-

masing dari keempat perspektif scorecard yang saling terkait yaitu perspektif

keuangan, konsumen, proses internal dan pertumbuhan serta pembelajaran.

Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu scorecard dan balanced.

Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja

seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang

hendak diwujudkan di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja

sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas

kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk

menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek,

yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,

intern dan ekstern. Balanced scorecard merupakan contemporary management

tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam

melipatgandakan kinerja keuangan. Balanced scorecard melengkapi seperangkat

ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja

masa depan (Mulyadi, 1999).

Lebih lanjut Mulyadi (1999) mengemukakan, bahwa strategic plan yang

komprehensif dapat dihasilkan karena BSC menggunakan empat perspektif yaitu

keuangan, output, proses intern serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif

Page 33: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

17

keuangan memberikan target keuangan yang perlu dicapai oleh organisasi.

Perspektif output memberikan gambaran tentang tuntutan kebutuhan pihak yang

dilayani oleh organisasi dalam mencapai target tertentu. Perspektif proses intern

memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pihak yang

berkepentingan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pemacu

untuk membangun kompetisi pegawai dan suasana lingkungan kerja yang

diperlukan untuk mewujudkan target keuangan, output dan proses intern serta

pembelajaran dan pertumbuhan.

Anwar Prabu (2005) menjelaskan bahwa dalam Balance Scorecard, terdapat

empat aspek yang diukur, yaitu perspektif keuangan, perspektif

pelanggan/pengguna jasa, perspektif proses internal serta perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan.

Adapun rincian ke empat perspektif tersebut adalah:

1) Perspektif keuangan

Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukan apakah perencanaan dan

pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan

perusahaan. Perbaikan – perbaikan ini tercermin dalam sasaran – sasaran

yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur,

pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham. Tujuan dan ukuran finasial

harus memainkan peran ganda yaitu menentukan kinerja financial yang

diharapkan dari strategi dan menjadi sasaran akhir dari tujuan dan ukuran

perspektif lainnya. Balance scorecard membagi menjadi tiga tahap yaitu

(Sony Yuwono, et al, 2007:31)

Page 34: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

18

(1) Pertumbuhan (Growth)

Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus

kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah.

Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah

tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan segmen pasar yang

telah di targetkan.

(2) Bertahan (Sustain)

Tahapan kedua, dimana perusahaan masih melakukan investasi dan

reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik.

Dalam taha ini, perusahaan mencoba mempertahapkan pangsa pasar

yang ada, bahkan mengembangkannya jika mungkin. Sasaran keuangan

pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas

investasi yang dilakukan.

(3) Kedewasaan (Harvest)

Pada tahap ini dmana perusahaan benar – benar memanen / menuai

hasil investasi yang telah dilakukan pada tahap-tahapan sebelumnya.

Dan juga padaa saat ini tidak ada lagi investasi besar baik ekspansi

maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk

pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam

tahap ini, sehingga di ambil sebagai tolok ukur adalah

memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.

2) Perspektif pelanggan / pengguna jasa

Page 35: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

19

Filosofi manajemen menunjukan pentingnya pengakuan atas customer focus

dan customer satisfaction, jika pelanggan tidak puas, mereka akan mencari

produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka, kinerja yang buruk dari

perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun

saat ini kinerja keuangan terlihat baik. Dalam penelitian ini pengguna jasa

diartikan petugas pengelola bantuan kelurahan pada masing – masing

Kelurahan di Pemerintah Kota Denpasar. Dalam perspektif ini pengukuran

dilakukan dengan lima aspek utama, yaitu (Sony Yuwono, et al, 2007:33)

(1) Pangsa pasar (Market share)

Pengukuran ini mencermikan bagian yang dikuasai perusahaan atas

keseluruhan pasar yang ada yang meliputi jumlah pelanggan, jumlah

penjualan, dan volume unit penjualan.

(2) Pertumbuhan/mempertahankan pelanggan (Customer retention)

Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan

hubungan dengan konsumen. Pengukuran dapat dilakukan dengan

mengetahui besarnya prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah

pelanggaan yang saat ini dimiliki perusahaan.

(3) Menarik/perolehan pelanggan baru (Customer acquisition)

Mengukur di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru

atau memenangkan bisnis baru. Pengukuran dapat dilakukan melalui

prosentase jumlah penambahan pelanggan baru dan perbandingan total

penjualan baru dengan jumlah pelanggan baru yang ada.

(4) Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction)

Page 36: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

20

Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kreteria kinerja

spesifik dalam value proposition. Pengukuran dapat dilakukan dengan

berbagai macam teknik, seperti survey melalui surat (pos), interview

melalui telepon atau personal interview.

(5) Keuntungan pelanggan (Customer profitabilitas)

Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah

dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan

tersebut.

3) Perspektif proses internal

Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui

seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan jasa mereka

sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perusahaan perlu mengembangkan suatu

proses untuk mengantisipasi kebutuhan pengguna jasa atau memberikan

layanan yang berkualitas serta ketepatan waktu pelayanan sebagai upaya

mempengaruhi loyalitas pengguna jasa. Untuk memperbaiki kualitas produk

dilakukan melalui analisis proses internal yang didesain oleh mereka yang

paling mengetahui misi perusahaan. Balance scorecard membaginya dalam

tiga model dari proses bisnis utama yaitu (Sony Yuwono, et al, 2007 : 37-39)

(1) Proses inovasi

Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan

laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka

butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh

bagian R dan D, sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk

Page 37: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

21

ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat

dikomersialkan (didasarkan pada kebutuhan pasar). Aktifitas R dan D

ini merupakan aktifitas penting dalam menentukan kesuksesan

perusahaan, terutama untuk jangka panjang.

(2) Proses operasi

Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan

produk atau jasa. Aktifitas di dalam operasi terbagi ke dalam dua

bagian : 1) proses pembuatan produk dan 2) proses penyampaian

produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja terkait dalam proses

operasi dikelompokan pada : waktu, kualitas dan biaya.

(3) Proses purna jual

Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah

penjualan produk atau jasa dilakukan. Aktifitas yang terjadi dalam

tahap ini misalnya penaganan garansi dan perbaikan; penanganan atas

barang yang rusak dan yang dikembalikan serta pemrosesan

pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya

dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan

dengan menggunakan tolok ukur yang bersifat kualitas, biaya dan

waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu

perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan

pelanggan diterima hingga keluhan tersebut diselesaikan.

4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Page 38: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

22

Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya

manusia, sistem, prosedur organisasi. Perspektif ini menekankan pada : (a)

pentingnya untuk terus memperhatikan karyawannya (b) memantau

kesejahteraan karyawan dan menanamkan investasi bagi masa datang yaitu

terhadap sumber daya manusia yang merupakan pendorong dihasilkannya

kinerja yang baik dalam tiga perspektif lainnya (c) pelatihan dan perbaikan

tingkat keahlian karyawan merupakan salah satu ukuran dalam perspektif ini.

Menurut Niven (2002) langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran

kinerja dengan Balanced Scorecard adalah :

1) Melakukan survey dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada

responden terkait dengan perilaku yang dapat diamati yang terkait dengan

kinerja organisasi, dari perspektif pengguna jasa yang diukur adalah kepuasan

pengguna jasa terhadap pelayanan atau kualitas produk yang dihasilkan, dari

perspektif proses internal yang diukur adalah semua aktifitas yang dilakukan

oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu

produk yang dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa, dari perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan yang diukur adalah seberapa jauh perusahaan

mengidentifikasikan infrastuktur yang harus di bangun dalam menciptakan

pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang.

2) Memberikan ukuran kinerja atau standar kinerja dalam menentukan tingkatan

atau skor terhadap keempat perspektif sehingga di dapatkan nilai kinerja

dengan kualifikasi baik atau buruk.

Page 39: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

23

3) Memberikan bobot pada empat perspektif dengan bobot kinerja adalah 100

persen.

Keseluruhan proses pengukuran kinerja yang telah dilakukan akan percuma

jika tidak diambil tindakan berdasarkan data kinerja yang telah dikumpulkan, jika

kenerja berada pada kualifikasi buruk hendaknya bisa mengambil kesempatan

belajar dari hasil tersebut untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang dan

jika kinerja berada pada kualifikasi baik agar dipertahankan atau ditingkatkan

lagi.

2.2 Teori – teori yang relepan

2.2.1 Teori Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan

masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu

pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan

suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Konsepsi pembangunan daerah

sesungguhnya tidak perlu dihubungkan dengan aspek-aspek spesial.

Pembangunan daerah yang sering dirumuskan melalui kebijakan ekonomi dalam

banyak hal membuktikan keberhasilan. Dalam aspek sosial, bukan saja aspirasi

masyarakat ikut dipertimbangkan tetapi juga keberadaan lembaga-lembaga

sosial (social capital) juga ikut dipelihara bahkan fungsinya ditingkatkan.

Sementara dalam aspek lingkungan, aspek fungsi kelestarian natural capital juga

sangat diperhatikan demi kepentingan umat manusia. Dari semua itu, yang

Page 40: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

24

terpenting pengambilan keputusan juga berjalan sangat bersih dari beragam

perilaku lobi yang bernuansa kekurangan (moral hazard) yang dipenuhi

kepentingan tertentu (vested interest) dari keuntungan semata (rent

seeking). Demikianlah hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh

masyarakat secara adil melintasi (menembus) batas ruang (inter-region) dan

waktu (inter-generation). Implikasinya kajian aspek spasial menjadi kurang

relevan dalam keadaan empirik yang telah dilukiskan di atas (Nugroho dan

Rochmin Dahuri, 2004).

Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik

untuk diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat

mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang

pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik

(Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow,

strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan

pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-tema

pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat

diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang

lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan

mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri,

2004). Tema pertama adalah koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu

kegiatan perencanaan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Tema kedua adalah

terciptanya alternatif yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa

pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek

Page 41: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

25

kehidupan. Ada pun mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan

dan hukum yang terpercaya yang mampu berperan secara efisien, transparan, dan

adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti

pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-

nilai moral dan etika umat.

Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi

yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa

saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu

dengan daerah lainnya. Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum

ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk

melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat

dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat

menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai

akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa

pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari

aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat

2.2.2 Teori Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan merupakan hasil kerja dari proses interaktif baik

ditingkat ideologis maupun praksis. ditingkat ideologis, konsep pemberdayaan

merupakan hasil interaksi antara konsep top down dan bottom up antara growth

strategy dan people centered strategy. Sedangkan ditingkat praksis, interaktif

akan terjadi lewat pertarungan antar otonomi. Konsep pemberdayaan sekaligus

Page 42: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

26

mengandung konteks pemihakan kepada lapisan masyarakat yang berada dibawah

garis kemiskinan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sebagian besar

diakibatkan oleh kesenjangan terhadap akses modal, prasarana, informasi

pengetahuan, teknologi ketrampilan, ditambah oleh kemampuan sumber daya

manusia, serta kegiatan ekonomi lokal yang tidak kompetitif menunjang

pendapatan masyarakat, serta masalah akumulasi modal selain itu kelembagaan

pembangunan yang ada pada masyarakat lokal secara umum belum dioptimalkan

untuk menyalurkan dan mengakomodasikan kepentingan, kebutuhan dan

pelayanan masyarakat dalam rangka meningkatkan produktivitas yang mampu

memberi nilai tambah usaha sementara melihat kelembagaan aparat pemerintah

ditingkat lokal terlalu terbebani pelaksanaan program dari pemerintahan ditingkat

atasnya, sehingga tidak dapat memfokuskan pada pelayanan pengembangan peran

serta masyarakat dalam proses perwujudan masyarakat maju dan mandiri menurut

Kartasasmita (1996) yang mengacu pada pendapat Chambers, pemberdayaan

masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang menerangkan

nilai-nilai sosial, konsep ini mencerminkan paradigma basis pembangunan yang

bersifat people centered, participatory, empowering dan sustainable dari definisi

diatas, pemberdayaan masyarakat dimengerti sebagai konsep yang lebih luas

daripada hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemberdayaan

masyarakat lebih diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai sumber.

pelaku dan yang menikmati hasil pembangunan. Dengan kata lain pembangunan

dari, oleh dan untuk masyarakat Indonesia, latar belakang tersebut secara nyata

diwujudkan dalam pendekatan pembangunan masyarakat sebagai berikut :

Page 43: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

27

1) Pengoptimalan pengembangan masyarakat desa/kelurahan melalui

pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk dapat meraih kesempatan

peluang usaha melalui penyediaan prasarana dan sarana modal sosial

dimasyarakat.

2) Pemantapan kordinasi pembangunan melalui penciptaan keterkaitan antara

institusi lokal yang ada dimasyarakat.

3) Mendasarkan pada partisipasi masyarakat yang diiringi dengan peningkatan

kemitraan dunia usaha, pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan dan

transparansi.

2.2.3 Bantuan Kelurahan

Peraturan Walikota Denpasar Nomor 6 Tahun 2012 tentang Tata Cara dan

Pertanggung Jawaban Bantuan Kelurahan merupakan salah satu peraturan yang

mengatur tentang tata cara pertanggung jawaban bantuan kelurahan yang diterima

oleh semua kelurahan yang ada di Kota Denpasar. Pengalokasian bantuan

kelurahan ini dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar di bawah koordinasi Bidang Pemerintahan

Desa dan kelurahan yang memiliki tugas pokok dan fungsi meningkatkan

kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan juga dan meningkatakan fungsi

kelembagaan pemerintahan desa dan kelurahan. Maksud dan tujuan pemberian

bantuan kelurahan adalah untuk : 1). Membiayai program kelurahan dalam

melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan, 2). Meningkatkan

penyelenggaraan pemerintahan kelurahan dalam melaksanakan pelayanan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya, 3).

Page 44: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

28

Memotivasi swadaya gotong royong masyarakat dalam membangun kelurahan, 4).

Mengefektifkan peran lembaga kemasyarakatan sebagi partisipasi masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan, 5).

Mengembangkan sektor produktif skala lokal bagi kepentingan masyarakat

kelurahan sehingga membuka kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan

masyarakat, 6). Meningkatkan kebersihan lingkungan dan penataan lingkungan.

Bantuan kelurahan merupakan pemberian dana kepada seluruh Kelurahan yang

ada di Kota Denpasar yang ditentukan dengan Keputusan Walikota Denpasar

setiap tahun dan dituangkan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kota Denpasar yang besarnya ditentukan berdasarkan kemampuan keuangan

Daerah. Dalam hal ini peran daripada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar terutama Bidang Pemerintahan Desa adalah

mengatur perencanaan penggunaan anggaran bantuan kelurahan, merealisasikan

anggaran serta memonitoring dan mengevaluasi realisasi daripada bantuan

kelurahan dimaksud.

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan yang

mengatur tugas pokok dan fungsi kelurahan sebagai perangkat daerah terbawah

dalam Wilayah Kecamatan guna membantu pemerintahan daerah di dalam

pelaksanaan pembangunan infrastruktural di daerah kelurahan.

2.3 Keaslian Penelitian

Astiniasih (2010) melakukan penelitian tentang Kinerja Puskesmas di

Kabupaten Bangli menggunakan model pengukuran balanced scorecard diukur

Page 45: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

29

dari empat perspektif. Hasil penelitian kinerja secara komprehensif atas empat

perspektif berada pada kualifikasi kinerja baik dengan nilai indeks komposit

sebesar 96,10 persen. Sedangkan hasil penelitian secara parsial kinerja puskesmas

di Kabupaten Bangli dari perspektif keuangan menunjukkan kategori baik dengan

nilai capaian sebesar 121,65 persen. Kinerja dari perspektif pengguna jasa adalah

baik dengan nilai capaian kinerja sebesar 99,50 persen, kinerja dari perspektif

proses internal adalah baik dengan capaian kinerja sebesar 87,36 persen. Tetapi

yang perlu mendapat perhatian dari perspektif ini adalah tingkat absensi, kinerja

dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berada pada kualifikasi baik

dengan nilai capaian kinerja sebesar 70,81 persen namun penghargaan uang dan

non uang serta penyediaan sarana dan prasarana perlu mendapat perhatian.

Juniati A.A. Ayu (2011) telah melakukan penelitian tentang Kinerja Pengelolaan

Kearsipan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Denpasar dengan

menggunakan Balanced Scorecard dari keempat perspektif dan diukur dari keseluruhan

perspektif, dari perspektif keuangan secara keseluruhan kinerja Pengelolaan Kearsipan

kinerja dengan kategori sangat baik yaitu sebesar 94,96 persen, perspektif Pengguna Jasa

dengan kategori baik yaitu 77,45 persen, perspektif proses internal juga dengan kategori

baik yaitu 76,67 persen dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan kategori

sangat baik yaitu 85,71 persen, sedangkan diukur dari keseluruhan perspektif (indek

komposif) sebesar 84,15 persen dengan kategori sangat baik.

Sri Utari (2006) melakukan penelitian tentang Analisis Kinerja Institusi

Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Denpasar, menggunakan model pengukuran

balanced scorecard diukur dari empat perspektif, hasil penelitian secara parsial

kinerja institusi pengujian kendaraan bermotor Kota Denpasar dari perspektif

Page 46: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

30

keuangan menunjukkan kualifikasi sangat baik dengan capaian sebesar 89,93

persen . Kinerja dari perspektif pengguna jasa berada pada kualifikasi buruk yang

terutama disebabkan oleh rendahnya kinerja variabel ketepatan pelayanan. Kinerja

dari perspektif proses internal berada pada kualifikasi buruk yang terutama

disebabkan oleh rendahnya kinerja variabel keadilan dan persamaan dalam

pelayanan. Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berada pada

kualifikasi baik. Kinerja Institusi Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Denpasar

secara menyeluruh ditinjau dari empat perspektif kinerja berada pada kualifikasi

kinerja sedang atau tingkat keberhasilan cukup berhasil. Berdasarkan hasil

penelitian ini ditinjau dari perspektif pengguna jasa disarankan agar

meningkatkan ketepatan pelayanan terutama dalam pemanfaatan alat uji secara

tepat. Ditinjau dari perspektif proses internal disarankan agar tidak membeda-

bedakan pengguna jasa dalam memberikan pelayanan.

Situmorang (2010) melakukan penelitian tentang Kinerja PD Pasar Kota

Denpasar dengan pendekatan Balanced Scorecard. Penelitian kinerja PD Pasar

Kota Denpasar menunjukkan kondisi kinerja perspektif keuangan tahun 2009

pada kualifikasi Cukup dengan nilai capaian kinerja 68 persen. Kinerja

perspektif pelanggan menunjukkan kualifikasi Kurang yaitu 30 persen. Kinerja

perspektif proses bisnis internal menunjukkan kualifikasi “ Baik “ dengan nilai

capaian kinerja sebesar 92,20. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

menunjukkan kualifikasi Cukup dengan nilai capaian kinerja 64 persen . Kinerja

secara menyeluruh dengan menggunakan Indeks Komposit berada pada

kualifikasi Cukup dengan nilai capaian kinerja 80,30 persen .Berdasarkan hasil

Page 47: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

31

penelitian ini. PD Pasar Kota Denpasar memperhatikan jangka waktu penagihan,

efektivitas pendapatan dibandingkan dengan anggarannya, efisiensi biaya operasi

dibandingkan dengan anggarannya, upaya menaikkan tarif sewa dan retribusi, dan

juga meningkatakan sarana prasarana pendukung seperti layanan parkir,

kebersihan penyediaan toilet.

Penelitian yang dilakukan oleh Marista (2002) mengenai Analisis

Penelitian Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT.

Andalan Pasific Samudera Semarang) memperlihatkan hasil dalam perspektif

keuangan terdapat peningkatan profit margin dan rasio operasi, namun dalam ROI

mengalami penurunan. Dalam perspektif konsumen terdapat peningkatan retensi

konsumen, akuisisi konsumen, profitabilitas konsumen, kepuasan konsumen.

Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat peningkatan cycle effectivesness,

dan layanan purna jual. Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdapat

peningkatan perputaran karyawan, dan kemampuan sistem informasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andranik (2008) mengenai

penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja pada

Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Kota Metro Lampung

menunjukkan bahwa instrumen kinerja yang ada dalam Balanced Scorecard dapat

diterapkan dalam rumah sakit, khususnya pada rumah sakit pemerintah. Hasil

analisis kinerja yang dinilai pada keempat perspektif melalui pendekatan konsep

Balanced Scorecard di RSUD Ahmad Yani Kota Metro pada tahun 2006-2007

menunjukkan bahwa beberapa perspektif menunjukkan kinerja yang baik, hal

tersebut terlihat dari hasil yang dicapai oleh perspektif tersebut. Penelitian

Page 48: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

32

dilakukan dengan membandingkan data sekunder yang ada seperti data realisasi

keuangan, data pengukuran kinerja tradisional yang kemudian dibandingkan

dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya kemudian data-data tersebut

dikelompokkan ke dalam perspektif yang ada dan dicari hubungan dari setiap

indikator tersebut.

Suwardika I Nyoman (2011) melakukan penelitian tentang Analisis kinerja

organisasi sector public menggunakan Balance Scorecard pada Badan Pendidikan

dan Pelatihan Propinsi Jawa Timur dalam perspektif anggaran terjadi

penghematan anggaran dan dalam perspektif proses internal ada beberapa

kegiatan yang belum mencapai hasil 100 persen Dalam Financial Perspective

terjadi penghematan (sisa) anggaran secara keseluruhan 6,23 persen. Tingkat

efisiensi penggunaan anggaran paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar

94 persen dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 88

persen. Dalam Employees and Organization Capacity Perspective, pengukuran

kinerja dilihat dari pemanfaatan teknologi informasi nampak bahwa alat kantor,

alat studio dan alat komunikasi telah mengalami penambahan. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan dalam pemanfaatan teknologi informasi yang

ada. Dengan menggunakan pengukuran kinerja sasaran dan pengukuran kinerja

kegiatan sebagai bagian dari Internal Bussiness Process Perspective, dari enam

sasaran yang tertuang dalam Rencana Strategis Badan Diklat Provinsi Jawa Timur

tahun 2009-2014, ada 2 sasaran yang tidak mencapai 100 persen, yaitu sasaran

meningkatkannya kompetensi aparatur pemerintah baik kompetensi dasar maupun

bidang sebesar 93,33 persen, serta sasaran meningkatnya kontribusi hasil

Page 49: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

33

pendidikan dan pelatihan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi alumni sebesar

87,51 persen.

Hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini terkait dengan

kinerja baik perusahaan suasta maupun instansi pemerintah dengan menggunakan

balanced scorecard yang diukur dari empat perspektif menunjukan hasil yang

baik, kebanyakan dari segi perspektif keuangan menunjukan kinerja yang baik,

karena bisa menghemat anggaran untuk mencapai kinerja semaksimal mungkin,

untuk kinerja perspektif pelanggan ada yang capaian kinerjanya buruk karena

kebanyakan ditentukan karena ketidaktepatan waktu pelayanan, demikian juga

untuk perspektif proses internal ada yang mendapatkan capaian buruk yang

disebabkan oleh keadilan dan persamaan hal sebagai karyawan/pegawai kuranmg

diperhatikan dan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan hampir

semuannya mendapat capaian kinerja baik dan sangat baik, sedangkan penelitian

ini mengukur kinerja institusi dari keempat perspektif yaitu perspektif keuangan,

perspektif pelanggan/pengguna jasa, perspektif proses internal dan perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan agar tercapainya kinerja institusi yang bekerja

sesuai dengan SOP sehingga bisa tepat waktu dan tepat sasaran disamping juga

penghematan anggaran dengan menggunakan model pengukuran balance

scorecard.

Page 50: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

34

BAB III

KERANGKA BERFIKIR DAN KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka berfikir dan Konsep Penelitian

3.1.1 Kerangka berpikir

Terbentuknya otonomi daerah dapat dilihat dengan diberlakukannya

Undang – undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang –

undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang –

undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat

dengan Pemerintah Daerah, maka dengan produk hukum di atas akan membawa

angin segar dalam pelaksanaan otonomi daerah. Konsekwensinya pemerintah

Daerah harus dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, mengacu

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan yang mengatur

tentang tugas pokok dan fungsi aparatur kelurahan maka pemerintah Kora

Denpasar mengeluarkan peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2012 tentang Tata

cara pertanggungjawaban bantuan kelurahan.

Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota

Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan perlu di tingkatkan sehingga

pengelolaan bantuan kelurahan dapat berjalan secara optimal. Kinerja Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam

pengelolaan bantuan kelurahan perlu diukur untuk mengetahui apakah kinerja

pengelolaan bantuan kelurahan dapat dikatakan baik atau buruk, tinggi atau

rendah, meningkat atau menurun, gagal atau berhasil berdasarkan fakta yang

sesungguhnya. Model penilaian kinerja yang diterapkan dalam penelitian ini

Page 51: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

35

adalah implementasi model Balanced Scorecard (Niven, 2002). Berdasarkan

uraian tersebut diatas, alur pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar

3.1.

Gambar 3.1Alur Pemikiran Analisis Penelitian

3.1.2 Konsep Penelitian

Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota

Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan dianalisa dengan menggunakan

U.U.RI No. 33 Tahun 2004 TentangPerimbangan Keuangan Pemerintah Pusat

dan Daerah

Perwali No. 6 Tahun 2012 tentang Tatacara dan pertanggungjawaban bantuan

kelurahan

Penilaian Kinerja dengan BalancedScorecard pada BPMPD Kota

Denpasar

UU RI No 12 Tahun 2008Tentang Pemerintahan Daerah

Kinerja BPMPD Kota Denpasar

Dalam Pengelolaan Bantuan Kelurahan

Page 52: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

36

pendekatan melalui empat pengukuran perspektif yaitu : keuangan, pengguna

jasa/staf kelurahan, proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif

keuangan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa kota

Denpasar diukur dengan kemampuan Badan Pemberdayaan Masayarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar di dalam pengelolaan anggaran baik itu jumlah

anggaran yang tersedia dan realisisasi anggaran apakah sudah mencerminkan

pelaksanaan anggaran sesuai dengan perencanaan setiap akhir tahun, perspektif

pengguna jasa memungkinkan organisasi menyelaraskan berbagai ukuran

pengguna jasa yang penting seperti keramahan petugas yang menangani bantuan

kelurahan, ketepatan waktu di dalam pencairan bantuan kelurahan, prosedur

administrasi yang diminta harus sesuai dengan peraturan yang berlaku yang

sangat berdampak pada kepuasan pengguna jasa/staf kelurahan, dengan perspektif

proses internal organisasi di dalam pelaksanaan tugas – tugasnya harus sesuai

Standar Operasional Prosedur (SOP) dan harus mengindentifikasi berbagai proses

penting yang sebaiknya dikuasai dengan baik agar mampu memenuhi tujuan dan

sasaran, sedangkan dengan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan organisasi

menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan keempat perspektif

lainnya dapat dicapai.

Dengan demikian dapat dijabarkan konsep dari kerangka berpikir yang akan

diteliti dengan pendekatan balance scorecard. Berikut ini disajikan kerangka

konsep Analisis Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa Kota Denpasar Dalam Pengelolaan Bantuan kelurahan pada Gambar 3.2.

Page 53: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

37

Gambar 3.2Kerangka Konsep Penelitian

Perspektif Keuangan

1. Target Anggaran2. Realisasi Anggaran

Perspektif Pengguna Jasa

1. Keramahan Petugas2. Ketepatan Waktu Pencairan Dana3. Sarana dan fasilitas4. Prosedur Administrasi5. Kondisi kebersihan dan lingkungan6. Lokasi yang strategis

Perspektif Proses Internal

1. Pelaksanaan administrasi sesuai SOP2. Ketersediaan sarana dan prasarana3. Perencanaan sistematis4. Efektivitas waktu kerja5. Suasana kerja yang aman dan nyaman

6.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

1. Perasaan bangga & nyaman2. Tanggung jawab3. Iklim kepercayaan& kerjasama4. Peluang yang sama untuk diklat5. Diklat yang sesuai dengan bidang

tugas6. Gaji yang sesuai dengan bidang tugas7. Insentif yang sesuai dengan bidang

tugas.

KINERJA

BPMPD

PENGELOLAAN

BANKEL

BALANCED

SCORECARD

Page 54: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian tentang Analisis Kinerja Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam

pengelolaan bantuan kelurahan pada penelitian ini berupa data kualitatif dan data

kualitatif yang dianalisis dengan alat analisis Balance Scorecard diukur dari

empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa, perspektif

proses internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengukur keseluruhan perspektif secara komprehensif dengan

menggunakan indeks komposit sehingga dapat menunjukkan kinerja Pengelolaan

Bantuan Kelurahan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa Kota Denpasar.

4.2 Lokasi. Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar pada tahun 2014 dengan pertimbangan

sebagai berikut :

1) Penelitian tentang kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

belum pernah dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar.

Page 55: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

39

2) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar

merupakan lembaga yang membidangi pemerintahan desa di Kota Denpasar

yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai pengelola bantuan

keuangan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Denpasar kepada Kelurahan

dan dana bagi hasil pajak untuk Desa se – Kota Denpasar, memberikan

petunjuk teknis pengelolaan keuangan dan melakukan pembinaan tata kelola

keuangan kepada seluruh Desa dan Kelurahan yang terdapat di Pemerintah

Kota Denpasar. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

dengan baik maka analisis kinerja pengelolaan bantuan kelurahan pada

instansi ini perlu dilakukan.

3) Sering terlambatnya pencairan anggaran bantuan kelurahan yang diterima

oleh masing-masing kelurahan sehingga berdampak pada keterlambatan

proses pembangunan dan realisasi anggaran.

4.3 Identifikasi Variabel

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Perspektif Keuangan, terhadap pelayanan kantor BPMPD khusus bidang

pemerintahan desa dan kelurahan dengan indikator sebagai berikut :

a. Target anggaran.

b. Realisasi anggaran.

2) Perspektif Pengguna Jasa / petugas pengelola keuangan pada masing-masing

Kelurahan terhadap pelayanan Kantor BPMPD Kota Denpasar dengan

indikator sebagai berikut :

Page 56: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

40

a. Keramahan petugas.

b. Ketepatan waktu pencairan dana.

c. Sarana dan fasilitas.

d. Prosedur administrasi.

e. Kondisi kebersihan dan lingkungan.

f. Lokasi yang strategis.

3) Perspektif Proses Internal yang dilaksanakan oleh Kantor BPMPD Kota

Denpasar. dengan indikator sebagai berikut :

a. Pelaksanaan administrasi sesuai SOP

b. Ketersediaan sarana dan prasarana.

c. Perencanaan sistematis.

d. Perasaan puas bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan.

e. Suasana kerja yang aman dan nyaman.

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan bagi pelaksanaan pengelola

bantuan kelurahan BPMPD dengan indikator sebagai berikut :

a. Perasaan bangga dan nyaman.

b. Tanggung jawab.

c. Iklim kepercayaan dan kerjasama.

d. Peluang yang sama untuk Pendidikan dan pelatihan .

e. Diklat yang sesuai dengan bidang tugas.

f. Gaji yang sesuai dengan bidang tugas

g. Insentif yang sesuai dengan bidang tugas.

Page 57: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

41

4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari masing masing variabel adalah sebagai berikut :

1) Kinerja Perspektif keuangan dalam penelitian ini adalah kemampuan dari

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar

khususnya bidang pemerintahan desa dan kelurahan, untuk merealisasikan

target anggaran kegiatan yang akan diukur dari perbandingan antara realisasi

anggaran dengan target anggaran khusus di bidang pemerintahan desa dan

kelurahan yang dinyatakan dengan persen, indikatornya adalah:

a. Target anggaran adalah pagu anggaran yang disediakan dalam APBD

kemudian dituangkan ke dalam Daftar Pelaksanaan Anggara Satuan Kerja

Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan dinyatakan dalam rupiah.

b. Realisasi anggaran adalah pengeluaran riil dari kegiatan yang telah

dilaksanakan dinyatakan dalam rupiah.

2) Kinerja perspektif pengguna jasa / pengelola bantuan kelurahan pada masing-

masing kelurahan adalah perspektif kinerja untuk menyelaraskan berbagai

ukuran penting dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat menciptakan

kepuasan bagi pengguna jasa. Tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap

pelayanan yang diberikan adalah persepsi tidak puas, kurang puas, puas atau

sangat puas. Indikatornya adalah: a) keramahan petugas, b) ketepatan waktu

pencairan dana, c) sarana dan fasilitas, d) prosedur administrasi, e) kondisi

kebersihan dan lingkungan, f) lokasi yang strategis.

3) Kinerja perspektif proses internal menggambarkan sistem dan prosedur dalam

meningkatkan kualitas pelayanan kepada kelurahan ditinjau dari persepsi

Page 58: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

42

responden, indikatornya adalah : a) pelaksanaan administrasi sesuai SOP, b)

ketersediaan sarana dan prasarana diukur dari persepsi karyawan terhadap

ketersediaan peralatan dan perlengkapan kantor yang berkaitan dengan tugas

pelayanan kepada pelanggan, c) Perencanaan yang sistematis adalah persepsi

karyawan atas suatu proses untuk menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan

pada tahun berikutnya, d) Kepuasan dalam melaksanakan tugas karena bisa

bekerja tepat waktu dan e) perasaan bangga dengan situasi lingkungan kerja

yang nyaman dan aman.

4) Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menggambarkan

kemampuan sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas pelayanan

pada pelanggan, indikatornya adalah:a)perasaan bangga dan nyaman, b)

tanggungjawab, c) iklim kepercayaan dan kerjasama, d) peluang yang sama

untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan, e) diklat yang sesuai dengan

bidang tugas, f) gaji yang sesuai dengan bidang tugas, g) insentif yang sesuai

dengan bidang tugas,

Semua variabel penelitian kecuali perspektif keuangan diukur dengan

menggunakan Skala Likert, dengan menggunakan empat alternatif jawaban

pertanyaan. Empat alternatif jawaban adalah sangat setuju, setuju, kurang setuju

dan tidak setuju, Keempat jawaban tersebut diberi skor masing- masing sangat

setuju skor 4, setuju skor 3, kurang setuju skor 2, dan tidak setuju skor 1.

4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis data menurut sifatnya

Page 59: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

43

Ditinjau dari sifatnya, jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis,

yaitu data kuantitatif dan kualitatif :

1) Data kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung atau data yang disajikan

dalam bentuk angka – angka yang diperoleh dari penelitian langsung seperti

jumlah kelurahan, jumlah bantuan kelurahan yang ada pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Denpasar yang realisasinya melalui

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar.

2) Data kualitatif yaitu data yang tidak dalam bentuk angka–angka seperti

persepsi pengguna jasa / petugas pengelola Bantuan Kelurahan pada masing–

masing Kelurahan atas kepuasan pelayanan dan proses internal, persepsi

pegawai terhadap proses pertumbuhan dan pembelajaran organisasi.

4.5.2 Jenis data menurut sumbernya

Ditinjau dari sumbernya, maka data dalam penelitian ini terdiri dari dua

jenis, yaitu data primer dan sekunder :

1) Data primer merupakan data yang digali dari responden meliputi persepsi

pengguna jasa atas pelayanan dan proses internal, persepsi pegawai terhadap

proses pembelajaran dan pertumbuhan .

2) Data sekunder merupakan data yang telah tersedia, dikumpulkan dan diolah

oleh pihak lain yang dalam penelitian ini meliputi data tentang jumlah

bantuan kelurahan yang tersedia pada APBD Kota Denpasar dan realisasi

anggaran Bantuan Kelurahan, data perkembangan Rumah tangga miskin

(RTM) di Kota Denpasar.

Page 60: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

44

4.6 Populasi. Sampel dan Metode Penentuan Sampel.

4.6.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Apabila populasi

besar dan tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi tersebut

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka dapat digunakan

sampel yang diambil dari populasi. Untuk mengukur tingkat kinerja dari

perspektif pengguna jasa, populasinya adalah seluruh kelurahan yang ada di

lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. Untuk mengukur tingkat kinerja

perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

populasinya adalah petugas pengelola bantuan kelurahan pada Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1Jumlah Pegawai BPMPD dan Kelurahan

Di Kota Denpasar

No Instansi Eselon (orang) Jumlah.

II III IV Staf (orang)

1. BPMPD 1 1 2 3 7

2. Kelurahan 0 0 16 0 16

Jumlah 1 1 18 3 23

Sumber : Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa KotaDenpasar, 2014

Page 61: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

45

4.6.2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki. Adapun tehnik sampling yang dipergunakan adalah teknik pengambilan

sampling purposif. Teknik pengambilan sampling purposif (Purposive Sampling)

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu hal ini Kepala

BPMPD selaku pemegang kebijakan di SKPD yang dipandang oleh peneliti

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri – ciri atau sifat populasi. Sugiyono

(2006). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2Sampel responden pengguna jasa masing – masing kelurahan

Di Kota Denpasar

Kelurahan Jabatan Sampel (orang)Tonja Sekretaris 1Peguyangan Sekretaris 1Ubung Sekretaris 1Pemecutan Sekretaris 1Padangsambian Sekretaris 1Dauh Puri Sekretaris 1Panjer Sekretaris 1Sesetan Sekretaris 1Pedungan Sekretaris 1Serangan Sekretaris 1Renon Sekretaris 1Sanur Sekretaris 1Dangin Puri Sekretaris 1Sumerta Sekretaris 1Kesiman Sekretaris 1Penatih Sekretaris 1Total 16

Sumber : Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa KotaDenpasar. 2014

Page 62: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

46

1) Penentuan responden pegawai

Penentuan jumlah responden pegawai dalam penelitian ini adalah keseluruhan

pegawai yang bekerja pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar yaitu sebanyak 40 pegawai. Pengambilan

sampel menggunakan teknik sampel jenuh atau sensus. Sampel jenuh adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel, Sugiyono, (2006)

2) Penentuan responden pengguna jasa / pengelola bantuan kelurahan pada

masing – masing Kelurahan di Kota Denpasar, sampel yang dipilih adalah

semua Sekretaris Kelurahan di masing – masing Kelurahan yang tugasnya

mengelola Bantuan Kelurahan pada setiap Kelurahan, jadi jumlah responden

dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam

populasi dan teknik pengambilan sampling adalah berjumlah 16 orang.

3) Penentuan Responden Kunci

Untuk penentuan responden kunci ditentukan secara purposive sampling yaitu

mereka yang mengetahui kondisi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa dan Pengambil kebijakan di Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar. Menurut Sugiyono

(2006). sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan – pertimbangan tertentu. Dalam hal ini Responden kunci yang

dipilih adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa Kota, sehingga jumlah responden kunci adalah 1 Orang.

Page 63: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

47

4.7 Metode Pengumpulan Data

1) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur merupakan metode pengumpulan data dengan cara

menggali data langsung dari sumbernya melalui pertanyaan–pertanyaan

dalam bentuk kuesioner terkait dengan variabel-variabel yang diperlukan dan

telah dipersiapkan sebelumnya.

2) Observasi non perilaku

Observasi non perilaku merupakan metode pengumpulan data dengan cara

menggali laporan yang berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian,

metode ini ditujukan untuk mengumpulkan data sekunder seperti terget

anggaran yang tersedia untuk bantuan kelurahan pada APBD Kota Denpasar

dan realisasi anggaran bantuan kelurahan.

4.8 Instrumen Penelitian

4.8.1 Uji Validasi Instrument Penelitian

Uji validasi dan uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan instrumen

yang digunakan merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Menurut

Sugiyono (2006) validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan realibitas menunjukan sejauh mana

suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran terhadap aspek yang

sama pada alat ukur yang sama atau disebut juga Internal Consistency Reliability.

Dalam penelitian ini jenis validitas yang digunakan adalah validitas

konstruksi (construct validity). Validitas konstruksi ini lebih terarah pada

Page 64: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

48

pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh alat pengukur yang ada.

Validitas pengukuran tersebut dapat dilihat melalui corrected item total

correlation dalam program SPSS. Jika butir pertanyaan memiliki r hitung > r

tabel, butir pertanyaan itu dinyatakan valid sebaliknya jika pertanyaan memiliki r

hitung < r tabel, butir pertanyaan ini dinyatakan tidak valid.

4.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini uji realibilitas alat ukur yang digunakan dengan

statistik Cronbach alpha. Statistik ini berguna untuk mengetahui apakah alat ukur

yang dipakai reliabel. Jika keseluruhan butir pertanyaan untuk sebuah variabel

memiliki r – Alpha < r – tabel, pertanyaan ini dinyatakan reliabel dan sebaliknya.

Jika keseluruhan butir pertanyaan untuk sebuah variabel memiliki r – Alpha > r

tabel pertanyaan ini dinyatakan tidak reliabel. Nilai cronbach alpha mendekati 1

(satu), ini menunjukan bahwa pengukuran yang digunakan reliabel atau jawaban

responden akan cenderung sama walaupun diberikan kepada orang dan bentuk

pertanyaan yang berbeda.

4.9 Teknik Analisis Data

Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar khususnya

bidang pemerintahan desa dan kelurahan sebagai bidang yang berhadapan

langsung dengan kelurahan dalam pengelolaan bantuan kelurahan digunakan

indikator kinerja berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard meliputi empat

indikator kinerja yaitu :

Page 65: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

49

1) Kinerja dari Perspektif Keuangan.

Untuk mengukur kinerja dari perspektif ini digunakan formula dari Pedoman

Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAN,2000) sebagai

berikut :

Capaian Indikator = Ra X 100% ................ (4.1)Ta

Keterangan :Ra = Realisasi Anggaran tahun ini.Ta = Target Anggaran tahun ini.

2) Kinerja dari Perspektif Pengguna Jasa.

Kinerja dari perspektif pengguna jasa ini diukur dari indikator variabel : a)

keramahan, b) ketepatan waktu pelayanan, c) sarana dan fasilitas, d) prosedur

pelayanan, e) kondisi kebersihan dan lingkungan, f) lokasi yang strategis,

Menurut Niven (2002) pengukuran kinerja masing–masing variabel dalam

pendekatan balanced scorecard dapat dilakukan dengan dasar adanya

pernyataan positif (ya) dan negatif (tidak). Dalam penelitian ini jawaban yang

terdiri dari 4 kategori yakni a) Sangat Setuju, b) Setuju, c) Kurang Setuju dan

d) Tidak Setuju akan digolongkan menjadi 2 pernyataan dari 4 kategori

tersebut meliputi untuk kategori pernyataan positif (ya) meliputi jawaban

sangat setuju dan setuju, sedangkan untuk pernyataan negatif (tidak) yaitu

jawaban kurang setuju dan tidak setuju. Untuk standar kinerja yang

dipergunakan perbandingan dalam menentukan tingkatan dan pemberian skor

sebagai berikut :

a) jika 60 – 100 persen jawaban responden adalah ya (positif) = kinerja baik

b) jika 0 – 59 persen jawaban responden adalah ya (positif) = kinerja buruk.

Page 66: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

50

3) Kinerja dari perpektif proses internal

Kinerja dari perspektif proses internal akan diukur dari variabel – variabel :

(a) pelaksanaan administrasi sesuai SOP, (b) ketersediaan sarana dan

prasarana, (c) perencanaan sistematis, d) penyelesaian pekerjaan tepat waktu,

e) suasana kerja yang aman dan nyaman, yang kemudian akan diukur dari

pernyataan positif dan negatif. Teknik analisis data selanjutnya dilakukan

dengan menerapkan teknik dan prosedur kinerja seperti yang diterapkan

untuk menilai kinerja aspek pengguna jasa.

4) Kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan diukur dari

variabel – variabel : a) perasaan bangga dan nyaman, b) tanggung jawab, c)

iklim kepercayaan dan kerjasama, d) peluang yang sama untuk diklat, e)

diklat yang sesuai dengan bidang tugas, f) gaji yang sesuai dengan bidang

tugas, g) insentif yang sesuai dengan bidang tugas yang akan diukur dari

pernyataan positif dan negatif. Teknik analisis data selanjutnya dilakukan

dengan menerapkan teknik dan prosedur kinerja seperti yang diterapkan

untuk menilai kinerja aspek pengguna jasa .

Penilaian kinerja dengan model Balanced Scorecard di atas memberikan

evaluasi kinerja secara parsial. Untuk mendapatkan penilaian kinerja yang

komprehensif dan mencerminkan kinerja secara keseluruhan dilakukan

perhitungan dengan Indeks Komposit yang merupakan indek gabungan dari

keempat persepektif kinerja yang diteliti, Indeks komposit dihitung dengan

formula sebagai berikut :

Page 67: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

51

IK = k. PK + p.PP + i. PI + b.PB…………….. (4.2)

Keterangan :

IK = Indeks kompositPK = Nilai kinerja dari perspektif keuanganPP = Nilai kinerja dari perspektif pengguna jasaPI = Nilai kinerja dari perspektif proses internalPB = Nilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhank ; p ; i ; b = Bobot kinerja masing – masing perspektif

Tabel 4.3Nilai Total Kinerja Perspektif Keuangan, Perspektif Pengguna Jasa ,Perspektif Proses Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

NilaiPerspektif

Nilai IntervalKinerja

(%)

Nilai Kinerja(Hurup)

Keterangan

1 25,00 – 43,75 D Tidak Baik

2 43,76 – 62,50 C Kurang Baik

3 62,51 – 81,25 B Baik

4 81,26 – 100,00 A Sangat Baik

Sumber : Kep. Menpan No:Kep/25/M.Pan/2/2004 Tahun 2004

Bobot indikator kinerja diperoleh berdasarkan in – depth interview dengan

responden kunci yaitu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar. Nilai rata-rata dari in-depth interview di

tetapkan sebagai bobot kinerja masing – masing perspektif kinerja. Keseluruhan

bobot kinerja dari keempat perspektif adalah 100 persen. Nilai Indeks atau nilai

kinerja selanjutnya dipetakan pada kualifikasi kinerja dengan mengikuti Pedoman

Keputusan Menpan Nomor Kep/25/M.Pan/2/2004 tahun 2004 yang disajikan pada

Tabel 4.3. Penerapan pola ini akan memberikan kesimpulan kinerja yang dapat

berupa kualifikasi atau tingkat keberhasilan. Dengan kualifikasi akan dapat dilihat

kinerja sebagai sangat baik, baik, kurang baik, dan tidak baik.

Page 68: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

52

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota

Denpasar Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Teknis Daerah Kota Denpasar.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar

merupakan salah satu lembaga teknis yang ada di Pemerintah Kota Denpasar,

yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan di dalam melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya dibantu oleh seorang Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) orang

Kepala Sub Bagian (Ka.Sub Bag.) dan 5 (lima) orang Kepala Bidang yang masing

– masing Kepala Bidang dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Sub Bidang (Ka. Sub

Bid).

Di dalam menangani program pemberian bantuan kelurahan pengelolanya

berada di bawah koordinasi Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan yang

terdiri dari sub bidang peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan

dan sub bidang kelembagaan desa dan kelurahan.

1). Sub Bidang peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan

mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan

berdasarkan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat;

Page 69: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

53

b. Memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bidang bawahannya agar

pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang

berlaku;

c. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan

teknis serta bahan - bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub Bidang

Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

d. Menghimpun bahan perumusan pedoman pembinaan dan fasilitasi

peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan;

e. Menyusun laporan hasil kegiatan Sub Bidang sebagai bahan penyusunan

laporan hasil kegiatan Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

f. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi peningkatan kemampuan aparatur

dan perangkat desa dan kelurahan;

g. Menyusun pedoman standarisasi pelatihan peningkatan kemampuan

aparatur dan perangkat desa dan kelurahan;

h. Melaksanakan fasilitasi dan pembinaan Administrasi Desa / Kelurahan;

i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan peningkatan

kapasitas aparatur pemerintahan desa dan kelurahan;

j. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan

Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan dan

menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pemecahan masalah;

k. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-

langkah atau tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya;

Page 70: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

54

l. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada Kepala Bidang

Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

2). Sub Bidang Kelembagaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan mempunyai

tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Kelembagaan Pemerintahan Desa

dan Kelurahan berdasarkan kebijakan di bidang pemberdayaan

masyarakat;

b. Memberi petunjuk kepada bawahannya agar pelaksanaan tugas berjalan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

c. Menilai hasil kerja Kepala Sub Bidang bawahannya dengan jalan

memonitor dan mengevaluasinya untuk pembinaan karier;

d. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan

teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub Bidang

Kelembagaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

e. Menghimpun bahan perumusan pedoman pembinaan dan fasilitasi

kelembagaan pemerintahan desa dan kelurahan;

f. Menyusun pedoman pembinaan dan fasilitasi kelembagaan pemerintahan

desa, kelurahan dan Lembaga kemasyarakatan;

g. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kelembagaan pemerintahan desa

dan kelurahan;

Page 71: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

55

h. Menyusun pedoman standarisasi pembentukan dan pengembangan

lembaga desa;

i. Melaksanakan fasilitasi dan pembinaan Alokasi Dana Desa (ADD),

Anggaran pendapatan dan belanja Desa (APBDes) dan Anggaran

Kelurahan;

j. Menyusun pedoman standarisasi pemekaran desa, Dusun dan Lingkungan;

k. Menyusun pola kerjasama antarDesa dan Lembaga Desa/Kelurahan ;

l. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi perpustakaan desa/kelurahan;

m. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan kelembagaan

pemerintahan desa dan kelurahan;

n. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan

Sub Bidang Kelembagaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan dan

menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pemecahan masalah;

o. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pemerintahan

Desa dan Kelurahan tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu

diambil di bidang tugasnya;

p. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada Kepala Bidang

pemerintahan desa dan kelurahan;

q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

Penelitian dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar, pada Tabel 5.1 ditentukan jumlah responden

Page 72: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

56

sebanyak 57 orang dengan distribusi responden yang diteliti seperti terlihat pada

Tabel 5.1.

Tabel 5.1Distribusi Responden Dalam Penelitian Analisis Kinerja Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalamPengelolaan Bantuan Kelurahan

No Uraian Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.2.3.

Responden Pengguna JasaResponden PegawaiResponden Kunci

1661

69,5726,094,34

Jumlah 23 100Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Pada Tabel 5.1 dapat dilihat jumlah responden pengguna jasa adalah 16

orang, jumlah responden pegawai 6 orang dan jumlah responden kunci sebanyak 1

orang.

5.2 Deskripsi Hasil Penelitian.

5.2.1 Umur Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan Responden

Kunci

Berdasarkan hasil penelitian dari 23 orang responden pengguna jasa,

responden pegawai dan responden kunci kisaran umur responden dapat dilihat

pada Tabel 5.2. Responden dengan kisaran umur 40 – 49 tahun adalah yang paling

banyak yaitu sebanyak 10 orang atau 43,48 persen, disusul responden umur 30-39

tahun sebanyak 8 orang atau 34,78 persen, kemudian disusul responden dengan

kisaran umur 50 – 58 tahun yaitu sebanyak 5 orang atau 21,74 persen dan

responden dengan kisaran umur 20-29 tahun sebanyak 0 orang atau 0 persen. Hal

Page 73: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

57

ini menunjukan bahwa pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar paling banyak berada pada 30 – 49 karena

pada usia ini seorang pegawai masih sangat produktif dan sudah memiliki

pengalaman kerja yang cukup lama dapat mendukung kinerja SKPD, sehingga

diharapkan akan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan baik guna

meningkatkan pembangunan di Kota Denpasar.

Tabel 5.2Kelompok Umur Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan

Responden Kunci

No Kelompok Umur (Th) Jumlah (orang) Prosentase (%)1.2.3.4.

20 – 2930 – 3940 – 4950 – 58

08105

034,7843,4821,74

Jumlah 23 100Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

5.2.2 Jenis Kelamin Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan

Responden Kunci

Jenis kelamin responden pengguna jasa, responden pegawai dan responden

kunci dapat dilihat pada Tabel 5.3

Tabel 5.3Jenis Kelamin Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan

Responden Kunci

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.2.

Laki – lakiPerempuan

1112

47,8352,17

Jumlah 23 100,00Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Page 74: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

58

Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang atau 47,83 persen,

sedangkan responden jenis kelamin perempuan sebanyak 12 atau 52,17 persen. Ini

menunjukan bahwa peran serta perempuan di dalam meningkatkan pembangunan

untuk sekarang ini sangat tinggi terbukti dengan lebih banyaknya pegawai

perempuan dibandingkan pegawai laki-laki.

5.2.3 Pendidikan Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan

Responden Kunci

Tingkat pendidikan responden pengguna jasa, responden pegawai dan

responden kunci dapat di lihat pada Tabel 5.4

Tabel 5.4Tingkat Pendidikan Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan

Responden Kunci

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 SMA / Sederajat 6 26,09

2 Diploma D3 3 13,04

3 Sarjana Strata 1 (S1) 11 47,83

4 Sarjana Strata 2 (S2) 3 13,04

Jumlah 23 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Tingkat pendidikan responden pengguna jasa, responden pegawai dan

responden kunci yang paling banyak adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu sebanyak

11 orang atau 47,83 persen, disusul oleh responden dengan tingkat pendidikan

SMA/Sederajat yaitu sebanyak 6 orang atau 26,09 persen dan kemudian kemudian

disusul responden dengan tingkat pendidikan sarjana strata 2 (S2) sebanyak 3

orang atau 13,04 persen. Sedangkan responden yang paling sedikit adalah tingkat

Page 75: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

59

diploma 3 (D3) sebanyak 3 orang atau 13,04 persen. Hal ini menunjukan bahwa

tingkat pendidikan sarjana strata 1 (S1) yang mendominasi pendidikan pegawai

pada BPMPD Kota Denpasar. Ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan pegawai

di pemerintahan sudah menunjukan peningkatkan dari segi mutu pendidikan,

sehingga mampu di dalam menjalankan tugas-tugas yag diberikan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

5.2.4 Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen

Agar instrumen penelitian yang berupa kuesioner dapat memperoleh data

sesuai dengan yang diharapkan, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen

tersebut, pengujian dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui penafsiran responden terhadap

setiap butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian, apakah

penafsiran setiap responden sama atau berbeda sama sekali. Apabila penafsiran

responden tersebut sama, maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan

Valid. Namun apabila tidak sama, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak

valid, sehingga perlu diganti. Menurut Sugiyono (2006), bila koefisien korelasi

sama dengan 0,3 atau lebih, maka butir instrumen dinyatakan valid. Hal tersebut

menandakan bahwa penafsiran para responden terhadap butir-butir pernyataan

dari setiap instrumen dalam penelitiantersebut adalah sama.

Berdasarkan hasil uji pada Lampiran 3, dapat disajikan rekapitulasi hasil

uji validitas instrumen penelitian data pengguna jasa/petugas pengelola Bantuan

Page 76: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

60

kelurahan pada masing-masing kelurahan, seperti terlihat pada Tabel 5.5. Untuk

uji validasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS, setelah dilakukan

pengujian dapat dilihat pada Tabel 5.5. Hasil tersebut di atas dapat diketahui

bahwa semua hasil uji validasi instrumen data responden pengguna jasa

berdasarkan Lampiran 3 menunjukan hasil yang valid ini ditentukan oleh

koefisien korelasinya berada di atas 0,3 atau lebih (Sugiyono, 2006).

Tabel 5.5Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Instrumen Data Responden Pengguna Jasa

Variabel Koefesien Korelasi KeteranganKeramahan Petugas 0.765 Valid

Ketepatan Waktu pelayanan 0.686 Valid

Sarana dan fasilitas 0.760 Valid

Prosedur pelayanan 0.623 Valid

Kondisi kebersihan dan lingkungan 0.742 Valid

Lokasi yang strategis 0.658 ValidSumber :Lampiran 3

Berdasarkan hasil uji pada Lampiran 5 dan Lampiran 6 dapat disajikan

rekapitulasi hasil uji validitas instrumen penelitian data pegawai Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar seperti pada

Tabel 5.6

Tabel 5.6 menunjukan bahwa, berdasarkan hasil analisa uji validasi semua

variabel instrumen data responden pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar memiliki nilai koefisien korelasi di atas 0,3

sehingga semua instrumen Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kota Denpasar adalah valid.

Page 77: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

61

Tabel 5.6Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Instrumen Data Responden Pegawai BPMPD

Kota Denpasar

Variabel Koefesien Korelasi Keterangana. Proses Internal

Pelaksanaan Adm. Sesuai SOP 0.949 Valid

Ketersediaan Sarana dan Prasarana 0.894 Valid

Perencanaan Strategis 0.949 Valid

Ketepatan Waktu 0.894 Valid

Lingk. Kerja yang aman dannyaman

0.949 Valid

b. Pembelajran dan PertumbuhanPerasaan bangga 0.909 Valid

Tanggung Jawab 0.898 Valid

Iklim Kepercayaan dan kerja sama 0.909 Valid

Peluang sama untuk Diklat 0.909 Valid

Pelatihan sesuai bidang tugas 0.909 Valid

Gaji sesuai dengan Bidang tugas 0.898 Valid

Insentif sesuai dengan bidang tugas 0.898 Valid

Sumber :Lampiran 3

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji penafsiran responden mengenai

butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditujukan

dengan konsistensi akan jawaban yang diberikan. Suatu instrumen dikatakan

reliabel jika memiliki koefisien Alpha Cronbach minimal 0,600 (Ghozali, 2002).

Tingkat reliabilitas sebesar 0,600 mengidikasikan reliabelnya sebuah konstruk

dari indikator-indikator yang terdapat dalam instrumen penelitian.

Page 78: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

62

Berdasarkan hasil uji pada Lampiran 4, Lampiran 6 dan Lampiran 8 dapat

disajikan rekapitulasi hasil uji reliabilitas instrumen penelitian data responden

pengguna jasa, proses internal dan pembelajaran dan pertumbuhan pada Tabel 5.7

Tabel 5.7Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Data Responden

Pengguna Jasa

Variabel Cronbach’s Alpha KeteranganPengguna jasaProses InternalPembelajaran dan Pertumbuhan

0,7880,9580,960

ReliabelReliabelReliabel

Sumber :Lampiran 4, Lampiran 6 dan Lampiran 8

Tabel 5.7 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600

sehingga instrumen penelitian untuk data responden pengguna jasa, proses

internal dan pembelajaran dan pertumbuhan telah reliabel.

5.3 Hasil Analisis Diukur dari Empat Perspektif

5.3.1 Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota

Denpasar di ukur dari perspektif keuangan, Pengguna jasa, perspektif

proses internal, dan perspektif pembelajaran serta pertumbuhan.

Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan

terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi

atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa,

kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan dan target anggaran, serta

efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan, Robertson, 2002 dalam Mahmudi

“Manajemen Kinerja Sektor Publik” (2007:8).

Page 79: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

63

1) Kinerja BPMPD Kota Denpasar Dalam Pengelolaan Bantuan Kelurahan

ditinjau dari Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan digunakan untuk mengukur dan melihat kontribusi

dari jumlah dana yang dianggarkan terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Perspektif keuangan dalam organisasi sektor publik diukur dari kemampuan

organisasi dalam menyerap dan merealisasikan anggaran. Besarnya kegiatan.

Alokasi anggaran dan realisasinya dapat dilihat pada Tabel 5.8

Tabel 5.8Kegiatan, Alokasi Anggaran dan Realisasi Anggaran BPMPD Kota

Denpasar dalam Pengelolaan Bantuan Kelurahan

No

Kegiatan TargetAnggaran

(Rp)

RealisasiAnggaran

(Rp)

CapaianIndikator

(%)1 Bulan bhakti gotong royong 42.225.000 35.625.000 84,37

2 Pengembangan Desa Mandiri 86.706.000 50.206.000 57,90

3 Pembinaan Penilaian TugasKepala Desa dan PembinaanBPD

394.180.000 304.036.500 77,13

4 Monitoring dan evaluasi LPM 26.850.000 12.850.000 47,86

5 Bimbingan Teknis BPD danLPM

515.735.000 344.660.000 66,83

6 Bimbingan teknis pengelolaankeuangan desa bagi bendaharadesa dan sekretaris desa

270.695.900 250.943.800 92,70

7 Bimbingan Teknis bagi KaurDesa dan Kasi Kelurahan

294.349.000 281.283.200 95,56

Jumlah 1.630.740.900 1.279.604.500 78,47

Sumber : Laporan Realisasi Keuangan BPMPD Kota Denpasar, Tahun 2013

Tabel 5.8 dapat menginformasikan total pagu anggaran sebesar Rp.

1.630.740.900 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.279.604.500 atau 78,47

Page 80: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

64

persen, dikategorikan baik karena berada pada nilai interval kinerja 62,51-81,25

(Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).

Realisasi anggaran yang lebih rendah dari target anggaran memiliki

implikasi bahwa terjadi efisiensi anggaran dimana jumlah pengeluaran yang

sungguh-sungguh terjadi lebih kecil dari target anggaran. Hal ini disebabkan

karena dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa sudah mengikuti

ketentuan yang berlaku yaitu Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang pengadaan

barang dan jasa pemerintah yaitu pengadaan barang dan jasa sampai dengan dua

ratus juta rupiah menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK) atau pun nota pesanan

telah terjadi negosiasi harga di bawah pagu anggaran yang ditetapkan pada

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Untuk kegiatan Pengembangan Desa Mandiri dan kegiatan Monitoring dan

evaluasi LPM kurang dari 78,47 persen disebabkan ada beberapa anggaran yang

tidak dilaksanakan karena kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan

yang lain sehingga anggarannya tidak di realisasikan antara lain pengadaan

barang/jasa seperti makanan dan minuman, perjalanan dinas, sewa gedung, dan

belanja penghargaan/hadiah. Secara keseluruhan kinerja Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar khususnya bidang

pemerintahan desa dan kelurahan dari perspektif keuangan sudah di kategorikan

berkinerja baik, dilihat dari rata-rata realisasi anggaran yang dikelola berkisar

antara 62,51-81,25 (Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).

2). Kinerja BPMPD Kota Denpasar dalam Mengelola Bantuan Kelurahan ditinjau

dari Perspektif Pengguna Jasa

Page 81: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

65

Pernyataan responden pengguna jasa berdasarkan Lampiran 11 secara

terinci disajikan pada Tabel 5.9 sebagai berikut :

Tabel 5.9Pernyataan Responden Untuk Perspektif Pengguna Jasa

No Variabel Jawaban Responden (orang)SS S KS TS

1 Keramahan Petugas 4 5 7 02 Ketepatan Waktu pelayanan 2 5 9 03 Sarana dan fasilitas 3 11 1 14 Prosedur pelayanan 2 11 3 05 Kondisi kebersihan lingkungan 4 12 0 06 Lokasi yang strategis 5 10 1 0

Jumlah 20 54 21 1Sumber : Lampiran 11, hasil penelitian 2014 (data di olah)

Tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden untuk perspektif

pengguna jasa menjawab setuju secara keseluruhan adalah sebanyak 54,

menjawab sangat setuju 20 dan menjawab kurang setuju 21 sedangan untuk

jawaban tidak setuju 1. Menurut Niven (2002) pengukuran kinerja masing–masing

variabel dalam pendekatan balanced scorecard dapat dilakukan dengan dasar

adanya pernyataan positif (ya) dan negatif (tidak). Dalam penelitian ini jawaban

yang terdiri dari 4 kategori yakni a) Sangat Setuju, b) Setuju, c) Kurang Setuju

dan d) Tidak Setuju akan digolongkan menjadi 2 pernyataan dari 4 kategori

tersebut meliputi untuk kategori pernyataan positif (ya) meliputi jawaban sangat

setuju dan setuju, sedangkan untuk pernyataan negatif (tidak) yaitu jawaban

kurang setuju dan tidak setuju. Untuk standar kinerja yang dipergunakan dalam

menentukan tingkatan dan diberi skor sebagai berikut :

c) jika 60 – 100 persen jawaban responden adalah ya (positif) = kinerja baik

d) jika 0 – 59 persen jawaban responden adalah ya (positif) = kinerja buruk.

Page 82: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

66

Tabel 5.10Pernyataan Positif dan Negatif Responden Untuk Perspektif Pengguna Jasa

No Variabel JumlahYa

(orang)

JawabanTidak

(orang)

PernyataanPositif

(%)

RespondenNegatif

(%)1 Keramahan Petugas 9 7 56.25 43.752 Ketepatan Waktu pelayanan 7 9 43.75 56.253 Sarana dan fasilitas 14 2 87.50 12.504 Prosedur pelayanan 13 3 81.25 18.755 Kondisi kebersihan lingkungan 16 0 100.00 0.006 Lokasi yang strategis 15 1 93.75 6.25

Jumlah 74 22 77.08 22.92Sumber : Lampiran 11, hasil penelitian 2014 (data di olah)

Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dijelaskan bahwa dari perspektif pengguna

jasa kepuasan pengguna jasa dapat dilihat dari proporsi pernyataan positif dan

negatif responden atas variabel kepuasan pengguna jasa secara keseluruhan

dimana 77,08 persen responden memberikan pernyataan positif dan 22,92 persen

responden memberikan pernyataan negatif. Niven (2002) menyatakan bahwa jika

proporsi pernyataan positif lebih tinggi dari 60 persen, maka kinerja dari

perspektif ini digolongkan pada kualifikasi baik dan jika 0-59 persen responden

memberikan pernyataan positif digolongkan pada kualifikasi kinerja buruk.

Namun ada dua pertanyaan yang berada di bawah 60 persen yaitu pertanyaan

pertama sebesar 56,25 persen dan pertannyaan kedua sebesar 43,75 persen

sehinggga dikategorikan buruk. Sesuai dengan standar Niven ini maka kinerja

BPMPD dalam pengelolaan bantuan kelurahan di tinjau dari perspektif pengguna

jasa secarra keseluruhan berada pada kategori baik yaitu sebesar 77,08 persen.

3) Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota

Denpasar Dalam Pengelolaan Bantuan Kelurahan di Tinjau dari Perspektif

Proses Internal

Page 83: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

67

Pernyataan responden ditinjau dari perspektif proses internal berdasarkan

Lampiran 8 secara rinci disajikan pada Tabel 5.11 sebagai berikut :

Tabel 5.11Pernyataan Responden Untuk Perspektif Proses Internal

No Variabel Jawaban Responden (orang)SS S KS TS

12345

Pelaksanaan Adm. Sesuai SOPKetersediaan Sarana dan PrasaranaPerencanaan StrategisKetepatan WaktuLingk. Kerja yang aman dan nyaman

41344

25322

00000

00000

Jumlah 16 14 0 0Sumber :Lampiran 12, hasil penelitian 2014 (data di olah)

Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dijelaskan, bahwa responden pegawai

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar ditinjau

dari perspektif proses internal dari lima variabel yang ditanyakan tidak ada yang

memilih jawaban tidak setuju dan jawaban secara keseluruhan dapat disampaikan

sebagai berikut jawaban sangat setuju adalah paling banyak yaitu 16 jawaban

kemudian setuju 14 jawaban, kurang setuju 0 jawaban dan untuk jawaban tidak

setuju 0 atau tidak ada yang menjawab. Dan ini menunjukan bahwa kinerja Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dari perspektif

proses internal menunjukan hasil yang positif. Jika dilihat dari pernyataan positif

dan negatif, Niven (2002) dapat ditunjukan pada Tabel 5.12

Tabel 5.12 dapat dijelaskan bahwa pernyataan positif sebesar 100 persen

dan pernyataan negatif sebesar 0 persen. Dengan hasil data ini menyatakan bahwa

perspektif proses internal dikatakan memberikan kontribusi positif terhadap

Page 84: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

68

proses pengelolaan bantuan kelurahan yang dilaksanakan oleh Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar.

Tabel 5.12Pernyataan Positif dan Negatif Responden Untuk Perspektif Proses Internal

No Variabel JumlahYa

(orang)

JawabanTidak

(orang)

PernyataanPositif

(%)

RespondenNegatif

(%)

12

345

Pelaksanaan Adm. Sesuai SOPKetersediaan Sarana danPrasaranaPerencanaan StrategiKetepatan WaktuLingk. Kerja yang aman dannyaman

66

666

00

000

100,00100,00

100,00100,00100,00

0,000,00

0,000,000,00

Jumlah 30 0 100 0,00Sumber :Lampiran 12, hasil penelitian 2014 (data di olah)

4) Kinerja BPMPD Kota Dalam Pengelolaan Bantuan Kelurahan ditinjau dari

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pernyataan responden ditinjau dari perpsektif pembelajaran dan pertumbuhan

berdasarkan Lampiran 12 secara rinci disajikan pada Tabel 5.13.

Berdasarkan data Tabel 5.13 dapat dijelaskan bahwa responden pegawai

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar ditinjau

dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan jawaban secara

keseluruhan sangat setuju paling banyak yaitu sebanyak 172 dan berikutnya

jawaban setuju sebanyak 100. Dilihat dari hasil kuisioner tersebut maka kinerja

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar

menunjukan hasil yang positif. Jika dilihat dari pernyataan positif dan negatif,

Niven (2002) dapat ditunjukan pada Tabel 5.14.

Page 85: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

69

Tabel 5.13Pernyataan Responden Untuk Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No Variabel Jawaban Responden (orang)SS S KS TS

1234567

Perasaan banggaTanggung JawabIklim Kepercayaan dan kerja samaPeluang sama untuk DiklatPelatihan sesuai bidang tugasGaji sesuai dengan Bidang tugasInsentif sesuai dengan bidang tugas

5545545

1121121

0000000

0000000

Jumlah 33 9 0 0

Sumber : Lampiran 12, hasil penelitian 2014 (data di olah)

Tabel 5.14Pernyataan Positif dan Negatif Responden Untuk Perspektif Pembelajaran

dan Pertumbuhan

No Variabel JumlahYa

(orang)

JawabanTidak

(orang)

PernyataanPositif

(%)

RespondenNegatif

(%)123

456

7

Perasaan banggaTanggung JawabIklim Kepercayaan dan kerjasamaPeluang sama untuk DiklatPelatihan sesuai bidang tugasGaji sesuai dengan BidangtugasInsentif sesuai dengan bidangtugas

666

666

6

000

000

0

100100100

100100100

100

000

000

0

Jumlah 42 0 100 0

Sumber : Lampiran 12, hasil penelitian 2014 (data di olah)

Tabel 5.14 secara keseluruhan pernyataan positif sebesar 100 persen dan

dan pernyataan negatif sebesar 0 persen, dengan demikian perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan dikatakan memberikan kontribusi positif terhadap

proses pengelolaan bantuan kelurahan yang dilaksanakan oleh Badan

Page 86: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

70

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar di dalam

pengelolaan bantuan kelurahan.

5.3.2 Kinerja BPMPD Kota Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

diukur dari keseluruhan perspektif

1) Indeks Komposit

Perhitungan indeks komposit dilakukan untuk mendapatkan nilai kinerja

tunggal yang mencerminkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Sesuai

formula perhitungan indeks komposit maka perlu dilakukan pembobotan atas

masing-masing perspektif kinerja. Untuk menghindari subyektifitas penentuan

bobot kinerja dilakukan dengan in-depth interview dengan responden kunci yaitu

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar.

Nilai rata-rata dari hasil in-depth interview ditetapkan sebagai bobot kinerja

masing-masing perspektif kinerja. Hasil in-depth interview dan perhitungan bobot

indikator kinerja dijelaskan pada Tabel 5.15 sebagai berikut :

Tabel 5.15Hasil in-depth interview dan perhitungan Nilai Bobot Kinerja

No RespondenPerspektif

JumlahKeuangan

%

Penggunajasa%

ProsesInternal

%

Pertmbh &Pembljrn

%

%

1. Kepala BadanPemberdayaanMasyarakat danPemerintahan Desa

30 25 25 20 100

Jumlah 30% 25% 25% 20% 100%

Sumber :Lampiran 13, hasil penelitian 2014 (data di olah)

Page 87: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

71

Untuk perhitungan indeks kinerja komposit sebagai nilai gabungan dari

keempat perspektif kinerja maka proporsi atau rata-rata pernnyataan positif dari

masinng-masing perspektif dijadikan nilai capaian kinerja dari masing-masing

perspektif. Digunakannya proporsi pernyataan positif sebagai nilai capaian kinerja

perspektif, berdasarkan pertimbangan bahwa nilai capaian kinerja perspektif tidak

boleh melebihi 100 persen. Sesuai dengan data sebelumnya maka nilai capaian

kinerja perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa, perspektif proses internal

serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah sebesar 78,47 persen,

77,08 persen, 100 persen dan 100 persen.

Tabel 5.16Perhitungan Indeks Komposit

No Kegiatan BobotKinerja

(%)

NilaiCapaian

Kinerja (%)

IndeksKomposit

(%)1 Keuangan 30,00 78,47 23,542 Pengguna jasa 25,00 77,08 19,273 Proses Internal 25,00 100,00 25,004 Pertumbuhan dan Pembelajaran 20,00 100,00 20,00

Jumlah 100,00 87,81Sumber : Hasil Penelitian, Tahun 2014 (data diolah)

Tabel 5.16 menunjukan hasil perhitungan bahwa indeks komposit kinerja

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam

pengelola bantuan kelurahan adalah 87,81 persen yang terdiri dari kinerja

perspektif keuangan 23,54 persen, dengan bobot kinerja 30 persen; kinerja

perspektif pengguna jasa 19,27 persen dengan bobot kinerja 25 persen; kinerja

perspektif proses internal 25,00 persen dengan bobot kinerja 25 persen dan

kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 20 persen dengan bobot 20

persen. Indeks Komposit sebesar 87,81 persen dikategorikan pada kinerja sangat

Page 88: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

72

baik karena berada pada interval kinerja 81,26 – 100,00 persen (Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).

5.4 Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini, mengacu pada kerangka konsep

penelitian yaitu 1) Perspektif Keuangan, 2) Perspektif Pengguna Jasa, 3)

Perspektif Proses Internal, 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

5.4.1 Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan digunakan untuk mengukur dan menilai kontribusi

dari jumlah dana yang digunakan terhadap pencapaian tujuan. Ukuran kinerja

keuangan memberikan petunjuk apakah strategi organisasi, implementasi dan

pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak terhadap pencapaian tujuan

organisasi. Perspektif keuangan dalam penelitian ini diukur dari kemampuan

organisasi dalam menyerap dan merealisasikan anggaran. Realisasi anggaran

untuk kegiatan Bulan bhakti gotong royong Tahun 2013 sebesar 84,37 persen dari

dana yang dianggarkan, realisasi anggaran untuk kegiatan Pengembangan Desa

Mandiri Tahun 2013 sebesar 57,90 persen, realisasi anggaran untuk kegiatan

Pembinaan Penilaian Tugas Kepala Desa dan Pembinaan BPD Tahun 2013

sebesar 77,13 persen, realisasi anggaram untuk kegiatan Monitoring dan evaluasi

LPM sebesar 47,86 persen, realisasi anggaram untuk kegiatan Bimbingan Teknis

BPD dan LPM sebesar 66,83 persen, realisasi anggaram untuk kegiatan

Bimbingan teknis pengelolaan keuangan desa bagi bendahara desa dan sekretaris

Page 89: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

73

desa sebesar 92,70 persen dan realisasi anggaram untuk kegiatan Bimbingan

Teknis bagi Kaur Desa dan Kasi Kelurahan sebesar 95,56 persen.

Berdasarkan Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara,

2005 capaian kinerja sebesar 78,47 tergolong kualifikasi baik. Realisasi anggaran

yang lebih rendah dari target anggaran memiliki implikasi bahwa terjadi efesiensi

anggaran dimana jumlah pengeluaran yang sungguh-sungguh terjadi lebih kecil

dari target anggaran. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan kegiatan

pengadaan barang dan jasa di atas lima puluh juta rupiah sampai dengan dua ratus

juta menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK) terjadi negosiasi harga dibawah

pagu anggaran yang ditetapkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), disamping juga ada beberapa anggaran

yang tidak direalisasikan karena tidak dipergunakan seperti makanan dan

minuman, perjalanan dinas, sewa gedung, dan belanja penghargaan/hadiah, sisa

anggaran yang tidak di realisasikan secara otomatis kembali ke kas daerah karena

tidak dimohonakan oleh Pengguna Anggaran Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dan akan menjadi sisa laporan penggunaan

anggaran (SILPA) tahun berikutnya.

Pengukuran kinerja dari perspektif keuangan yang juga pernah dilakukan

oleh Sri Utari (2006) tentang Analisis Kinerja Institusi Pengujian Kendaraan

Bermotor Kota Denpasar, dengan menggunakan model pengukuran Balance

Scorecard dengan hasil penelitian secara parsial berada pada kualifikasi sangat

baik dengan capaian sebesar 89,93 persen. Dibandingkan dengan capaian kinerja

Page 90: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

74

dari perspektif keuangan yang peneliti lakukan hasilnya masih dibawah capaian

kinerja Institusi Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Denpasar.

5.4.2 Perspektif Pengguna Jasa

Kinerja perspektif pengguna jasa dalam organisasi sektor publik

merupakan ukuran penting dalam penilaian kinerja organisasi. Menciptakan

kepuasan pelayanan yang dibutuhkan publik atau pengguna jasa merupakan tugas

penting dari organisasi publik, sehingga kinerja atas perspektif ini perlu dievaluasi

atau diketahui.

Pemahaman atas kinerja perspektif pengguna jasa, memungkinkan bagi

organisasi melakukan identifikasi terhadap kepuasan pengguna jasa, kelengkapan

dan ketepatan pelayanan. Untuk mengukur kinerja BPMPD dalam pengelolaan

Bantuan Kelurahan dari perspektif pengguna jasa, beberapa variabel perlu diamati

sesuai pernyataan responden pengguna jasa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan, bahwa kepuasan pengguna

jasa dapat dilihat dari pernyataan positif dan negatif responden pengguna jasa.

Responden pengguna jasa memberikan pernyataan positif sebesar 77,08 persen

dan memberikan pernyataan negatif sebesar 22,92 persen. Responden pengguna

jasa yang memberikan pernyataan negatif terutama terhadap ketepatan waktu

pelayanan sebesar 56,25 persen, disusul pernyataan negatif tentang keramahan

petugas sebesar 31,25 persen, diakibatkan karena kurangnya komunikasi yang

dilakukan oleh pengelola bantuan kelurahan kepada pengguna jasa di dalam

pengalokasian pengguna bantuan kelurahan. Dari perspektif pengguna jasa kinerja

Page 91: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

75

BPMPD dalam pengelolaan bantuan kelurahan rata-rata sebesar 77,08 persen

dikategorikan baik karena berada pada standar kinerja dengan interval 62,51 –

81,25 persen (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).

Pengukuran kepuasan pengguna jasa dengan mengembangkan kuesioner

yang pernah digunakan oleh Astiningsih (2010) dalam tentang Kinerja Puskesmas

Kabupaten Bangli dengan menggunakan metode Balance Scorecard (BSC).

Dengan hasil penelitian secara komprehensif atas empat perspektif berada pada

kualifikasi kinerja baik. Untuk perspektif pengguna jasa adalah baik dengan nilai

capaian sebesar 80,50 persen. Berada pada standar kinerja dengan interval 62,51 –

81,25 persen (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).

5.4.3 Perspektif Proses Internal

Melalui perspektif proses internal organisasi dapat mengidentifikasikan

berbagai proses penting yang harus dikuasai dan diterapkan organisasi dengan

baik. Pemahaman atas perspektif ini ditujukan untuk menyusun perencanaan

sumber daya internal untuk memenuhi tuntutan pelayanan yang dibutuhkan oleh

pengguna jasa. Kepuasan pengguna jasa akan dapat dirancang dalam suatu proses

yang optimal. Peningkatan kualitas pelayanan hanya akan tercapai jika terjadi

perbaikan pada proses internal organisasi.

Pemahaman atas kinerja proses internal memungkinkan bagi organisasi

untuk melakukan identifikasi terhadap cara pengelolaan sumber daya internal

secara optimal. Identifikasi dan analisis terhadap persepsi pengguna jasa atas

proses internal organisasi dapat dijadikan pedoman untuk menyelaraskan berbagai

Page 92: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

76

ukuran kinerja proses internal untuk menciptakan pelayanan yang memenuhi

tuntutan kepuasan pengguna jasa.

Perspektif proses internal ini menggambarkan kemampuan BPMPD Kota

Denpasar dalam pengelolaan Bantuan Kelurahan untuk peningkatan kualitas

pelayanan yaitu dilihat dari beberapa variabel yaitu pelaksanaan administrasi

sesuai dengan SOP, Ketersediaan sarana dan prasarana, melaksanakan

perencanaan yang sistematis terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mendukung pelaksanaan dan evaluasi pada akhir kegiatan, bekerja sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan serta suasana kerja yang aman dan nyaman.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa, ditinjau dari

perspektif proses internal dapat dilihat dari proporsi pernyataan positif dan negatif

responden pegawai atas pelaksanaan administrasi yang sesuai SOP, sarana dan

prasarana dengan kondisi baik serta bekerja dengan perencanaan yang sistematis

disamping ketepatan waktu pelaksanaan yang didukung dengan suasana kerja

yang aman dan nyaman. Responden pegawai BPMPD tidak ada yang memberikan

pernyataan negatif dan hal ini disebabkan karena pegawai BPMPD sudah merasa

puas dan nyaman terhadap pelaksanaan administrasi selama ini yang sudah sesuai

dengan SOP dengan didukung oleh lingkungan yang aman dan nyaman serta

sarana dan prasarana yang sudah memadai.

Dari perspektif proses internal, kinerja BPMPD Kota Denpasar dalam

pengelolaan Bantuan Kelurahan rata-rata sebesar 100 persen di kategorikan sangat

baik karena berada pada standar kinerja dengan interval 81,26-100 persen

(Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).

Page 93: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

77

Pengukuran kinerja pegawai dilihat dari perspektif proses internal pernah

dilakukan oleh Sri Utari (2006) tentang Analisis Kinerja Institusi Pengujian

Kendaraan Bermotor Kota Denpasar, dengan menggunakan model pengukuran

Balance Scorecard dengan hasil penelitian secara parsial berada pada kualifikasi

buruk terutama disebabkan oleh rendahnya kinerja variabel keadilan dan

persamaan dalam pelayanan.

5.4.4 Perspekti Pembelajaran dan Pertumbuhan.

Tinjauan kinerja dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

difokuskan pada kionerja organisasidalam penyediaan infrastruktur sehingga

cukup memadai dalam mencapai tujuan dari ketiga perspektif lainnya. Balance

scorecard menekankan pentingnya menanamkan investasi bagi masa datang yaitu

investasi tehadap sumber daya manusia yang merupakan pendorong terwujudnya

kinerja yang baik. Kinerja dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah

suatu kemapuan sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas pelayanan,

dalam kaitan dengan ini yang dilihat adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas serta kemampuan pegawai. Hasil analisis masing-masing

variabel selanjutnya dijadikan acuan untuk mendapatkan gambaran yang

komprehensif mengenai kondisi kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

secara menyeluh.

Motivasi kerja merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan

pekerjaan tertentu. Etos kerja merupakan kadar komitmen dan semangat

melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh pandangan atas makna pekerjaan

Page 94: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

78

dimaksud. Pemenuhan terhadap kebutuhan motovasi tidak terelakan bagi semua

pegawai sebab apabila motivasi terpenuhi dengan baik akan muncul kepuasan

kerja yang berdampak pada ketenangan kerja. Motovasi dapat berupa keuangan

dan non keuangan yang berdampak pada kepuasan kerja (Payaman Simajuntak,

2011).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 7 variabel untuk

mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pernyataan

responden semuanya positif. Dari Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

kinerja BPMPD dalam mengelola bantuan kelurahan dapat diketahui sebesar 100

persen, dikategorikan sangat baik karena berada pada nilai interval kinerja 81,26-

100 persen (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).

Pengukuran kinerja pegawai dilihat dari perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran juga pernah dilakukan oleh Astiningsih (2010) tentang Kinerja

Puskesmas Kabupaten Bangli juga menggunakan model pengkuran Balance

Scorecard yang diukur dari empat pespektif. Untuk perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran berada pada kualifikasi baik dengan nilai capaian sebesar 70,81

persen namun masih ada catatan yaitu penghargaan uang dan non uang serta

sarana dan prasarana perlu diperhatikan.

5.4.5 Indeks Komposit

Perhitungan indeks komposit dilakukan untuk mendapatkan satu persepsi

yang utuh tentang kinerja BPMPD Kota Denpasar dalam mengelola bantuan

kelurahan. Indeks komposit (IK) merupakan indeks gabungan dari empat

Page 95: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

79

perspektif yang dianalisis dengan bobot pada masing-masing perspektif yaitu

perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa, perspektif proses internal dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, total bobot adalah 100 persen.

Sesuai dengan data sebelumnya maka nilai capaian kinerja perspektif

keuangan adalah 78,47 persen, perspektif pengguna jasa sebesar 77,08 persen,

perspektif proses internal sebesar 100 persen dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan sebesar 100 persen. Setelah dikalikan dengan bobot dari masing-

masing perspektif yang diperoleh dari hasil in-depth interview dengan responden

kunci maka didapat indeks komposit dari masing-masing perspektif yaitu

perspektif keuangan sebesar 23,54 persen, perspektif pengguna jasa 19,27 persen,

perspektif proses internal 25 persen dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

20 persen.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa kinerja BPMPD Kota

Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan secara keseluruhan di hitung dari

empat perspektif mendapatkan Indeks Komposit (IK) sebesar 87,81. persen. Jika

diukur dengan skala Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004 maka

kinerja BPMPD Kota Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan tergolong

sangat baik karena berada pada interval 81,26-100 persen. Sedangkan secara

parsial atas keempat perspektif kinerja menunjukan bahwa kinerja dari perspektif

keuangan berada pada kualikasi baik Untuk perspektif pengguna jasa pada

kualifikasi baik sehingga perlu ditingkatkan, sedangkan kinerja dari perspektif

proses internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berada pada

kualifikasi sangat baik.

Page 96: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

80

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan pengukuran kinerja Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam

pengelolaan bantuan kelurahan dengan pendekatan Balance Scorecard serta

kinerja secara menyeluruh dengan perhitungan Indek Komposit dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

1). a. berdasarkan analisis perspektif keuangan secara keseluruhan menunjukan

kinerja dengan kategori baik dengan nilai kinerja 78,47 persen.

b. hasil analisis perspektif pengguna jasa secara keseluruhan menunjukan

kinerja dengan kaeagori baik dengan nilai kinerja 77,08 persen.

c. hasil analisis perspektif proses internal secara keseluruhan menunjukan

kinerja dengan katagori sangat baik dengan nilai kinerja 100 persen.

d. hasil analisis perpsektif pembelajaran dan pertumbuhan secara keseluruhan

menunjukan kinerja dengan katagori sangat baik dengan nilai kinerja 100

persen.

2) Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota

Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan secara menyeluruh ditinjau

dari empat perspektif yang meliputi perspektif keuangan, pengguna jasa, proses

internal, pembelajaran dan pertumbuhan berada pada kualifikasi kinerja sangat

baik dengan nilai 87,81 persen hal ini berarti BPMPD Kota Denpasar hanya

Page 97: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

81

mampu menyelesaikan tugas tugas sebesar 87,81 persen dari 100 persen

kualifikasi kinerja yang diharapkan bisa terlealisasikan.

6.2 Saran

Berdsarakan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang kiranya dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

1) Ditinjau dari perspektif keuangan, karena kinerja dari perspektif ini berada

pada kualifikasi baik yaitu sebesar 78,47 maka perlu ditingkatkan agar

menjadi lebih baik lagi, dengan memaksimalkan proses dari perencanaan,

pelaksanaan dan realisasi anggaran agar tidak terjadi sisa anggaran yang

teralu besar di kembalikan ke kas daerah.

2) Ditinjau dari perspektif pengguna jasa disarankan kepada BPMPD Kota

Denpasar agar meningkatkan pelayanan terkait dengan keramahan petugas

serta ketepatan waktu pencairan anggaran bantuan kelurahan disamping

juga selalu melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan kelurahan di

dalam merealisasikan penggunaan anggaran bantuan kelurahan.

3) Ditinjau dari perspektif proses internal disarankan kepada BPMPD Kota

Denpasar agar selalu meningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

kerja disamping itu pula melakukan perencanaan strategi yang lebih

matang.

4) Ditinjau dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan disarankan agar

lebih meningkatan kepercayaan terhadap seluruh pegawai di dalam

melaksanakan tugas dan meningkatkan kerja sama yang baik antar

pegawai, disarankan pula agar seluruh pegawai diberikan kesempatan

Page 98: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

82

mengikuti Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing.

5) Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah

di dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia, serta

mempersiapan perencanaan anggaran untuk meningkatkan pendidikan dan

kemampuan pegawai.

6) Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan indikator-

indikator kinerja lain di setiap perspektif, sehingga dapat menggambarkan

hubungan sebab ak ibat yang lebih komprehensif.

Page 99: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xvi

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Lako, 2004, Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi : Isu, Teori danSolusi, Yogyakarta, Penerbit Amara Books.

Anwar Prabu Mangkunegara, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung, PenerbitPT. Refika Aditama.

Anderson, Jamie, Creativity is not Enough ICT Enabled Strategic Innovatio “European Journal of Innovation Management No. 9, issue 2 pp 129-148.,2006.

Budiarti, isniar, Balanced Scorecard sebagai alat ukur Kinerja dan PengendaliSistem Manajemen strategis, Majalah Ilmiah Unikom, Vo.6. hal 51-59.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota DenpasarKeputusan Walikota Denpasar informasi Pemberian Bantuan Kelurahan diKota Denpasar.

-------- 2009 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan

-------- 2010 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan

-------- 2011 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan

-------- 2012 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan

-------- 2013 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan

Gold, C “ Total Quality Management in Information Technology Services-ISMeasures a Balancing Act” Research Note Emst & Young Center ForImformation Technology and Strategic, Boston, 1992

Gambergen, W “ The Balanced Scorecard an IT Govermance” InformationSystem Control Journal. Volume 2, 2000.

Handoko,.H., 1995, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2,BPFE,Yogyakarta.

Hanuman, Kiswara, 2000, Analisis Balance Socorecard Sebagai Alat PengukurKinerja Perusahaan.

Husaini Usman. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ishak, Irni Suzila, Deigning a Strategic Information System Planning MethodologiFor Malaysian Institutes of Higher Learning (ISP-IPTA), IIS Volo VI, No.1-2, 2005.

Kaplan, R. And D. Norton, The Balanced Scorecard Translating Vision IntoAsction, Harvard Business School Press, Boston, 1996.

Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2005, Nomor:Kep/25/M.Pan/2/2004, tentang Pedoman Umum Penyusunan IndeksKepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, Jakarta.

Page 100: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xvii

xvii

Kumalasari, Y. S. 2010. “Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah Pada BankKonvensional Dengan Perspektif Balance Scorecard”.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2000, Pedoman PenyusunanPelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Lubis, Arfan I. dan Sutopo. 2003. “Implementasi Konsep Balance Scorecard bagiSmall and Medium Business di Indonesia: Suatu Tinjauan Teoritis”. JurnalEKOBIS, Vol. 4, No. 1, h. 15 – 28.

Mahmudi, 2010, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi kedua Yogyakarta,Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi,Yogyakarta.

Malayu S.P Hasibuan, 2005, Manajemen : Dasar Pengertian dan Masalah, Jakarta,PT. Bumi Aksara

Mulyadi, 1999, Strategic Majement System dengan Pendekatan BalancedScorecard, Manajemen dan Usahawan, No.02 tahun XXVIII Pebruari, 39-46.

Niven P. 2002, Balanced Scorecard Step by Step : Maximizing Performance andMaintaning Result, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Pandey, I. M., 2005. Balanced Scorecard: Myth and Reality. Vikalpa: The Journalfor Decision Makers, 30 (1), 51-66.

Peraturan Walikota Denpasar Nomor 6 Tahun 2012 tentang Tata CaraPertanggungjawaban Bantuan Kelurahan.

Pratiwi, Kuswinarno, Faidal, Jurnal Pengaruh Kompensasi Terhadap KinerjaKaryawan, 2013.

Stölzle, W.; Heusler, K.; Karrer, M. 2001. Die Integration der Balanced Scorecardin das

Supply Chain Management-Konzept (BSCM). logistik management, 3. (2/3), 73-85.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, edisiRevisi LP3ES, Jakarta.

Singgih, Damayanti, Oktavia, Pengukuran dan Analisa Kinerja dengan MetodeBalance Scorecard pada Perusahaan “X”, Jurnal Teknik Indunstri Vo. 3Desember 2001.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek Edisi RevisiV. Jakarta : Rineka Cipta.

Page 101: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

xviii

xviii

Scherer, A.; Alt, M.J.; 2002, Balanced Scorecard in Verwaltung und Non-Profit-Organisationen, Wiesbaden 2002.

Salterio, S.; Webb, A., 2003. The balanced scorecard. CA Magazine, 136 (6), 39-41.

Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.

Smith, M., 2005. The Balance scorecard. Financial Management. February 2005,27-28.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta, Bandung.

Thom, N.;Ritz, A. 2000. Public Management: Innovative Konzepte zur Führungim öffentlichen Sektor, Wiesbaden 2000.

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 TentangPemerintahan Daerah.

Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusiDaerah.

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan PemerintahanDaerah.

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan

Weber, J.; Bacher, A.; Groll, M. 2002. Konzeption einer Balanced Scorecard fürdas Controlling von unternehmensübergreifenden Supply Chains. krp, 46(3), 133-141.

Yuwono, S. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard :MenujuOrganisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta, PT Gramedia PustakaUtama.

Yin, R. K. 1991. Case Study Research: Design and Methods, Newbury Park/Calif.u.a. 1991.

Zudia, M. 2010. “Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Dengan MenggunakanKonsep Balance Scorecard Pada PT Bank Jateng Semarang”. SkripsiFakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Page 102: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 1. Karakteristik Responden Pengguna Jasa/Sekretaris Kelurahan pada masing-masing kelurahan se – Kota Denpasar

Frequencies-Pengguna

Frequency Table

Pendidikan

4 25.0 25.0 25.02 12.5 12.5 37.58 50.0 50.0 87.52 12.5 12.5 100.0

16 100.0 100.0

SMADiploma (D4)S1S2Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Umur

1 6.3 6.3 6.31 6.3 6.3 12.52 12.5 12.5 25.02 12.5 12.5 37.51 6.3 6.3 43.82 12.5 12.5 56.31 6.3 6.3 62.52 12.5 12.5 75.02 12.5 12.5 87.51 6.3 6.3 93.81 6.3 6.3 100.0

16 100.0 100.0

4041424346474849505354Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis Kelamin

9 56.3 56.3 56.37 43.8 43.8 100.0

16 100.0 100.0

Laki-lakiPerempuanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 103: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

P1

7 43.8 43.8 43.85 31.3 31.3 75.04 25.0 25.0 100.0

16 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2

9 56.3 56.3 56.35 31.3 31.3 87.52 12.5 12.5 100.0

16 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P3

1 6.3 6.3 6.31 6.3 6.3 12.5

11 68.8 68.8 81.33 18.8 18.8 100.0

16 100.0 100.0

Tidak setujuKurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P4

3 18.8 18.8 18.811 68.8 68.8 87.52 12.5 12.5 100.0

16 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P5

12 75.0 75.0 75.04 25.0 25.0 100.0

16 100.0 100.0

SetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 104: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

P6

1 6.3 6.3 6.310 62.5 62.5 68.85 31.3 31.3 100.0

16 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Total_P

1 6.3 6.3 6.31 6.3 6.3 12.53 18.8 18.8 31.32 12.5 12.5 43.84 25.0 25.0 68.82 12.5 12.5 81.31 6.3 6.3 87.52 12.5 12.5 100.0

16 100.0 100.0

1215161718192023Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Frequencies

Statistics

Umur160

46.501.07247.00

42a

4.29018.400

144054

744

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Page 105: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 2. Karakteristik Responden Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014

Frequencies-Internal dan ProsesFrequency Table

Pendidikan

15 37.5 37.5 37.51 2.5 2.5 40.0

18 45.0 45.0 85.06 15.0 15.0 100.0

40 100.0 100.0

SMADiploma (D4)S1S2Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Umur

1 2.5 2.5 2.51 2.5 2.5 5.01 2.5 2.5 7.51 2.5 2.5 10.02 5.0 5.0 15.01 2.5 2.5 17.51 2.5 2.5 20.01 2.5 2.5 22.51 2.5 2.5 25.01 2.5 2.5 27.51 2.5 2.5 30.01 2.5 2.5 32.51 2.5 2.5 35.03 7.5 7.5 42.54 10.0 10.0 52.51 2.5 2.5 55.04 10.0 10.0 65.01 2.5 2.5 67.51 2.5 2.5 70.03 7.5 7.5 77.53 7.5 7.5 85.01 2.5 2.5 87.53 7.5 7.5 95.01 2.5 2.5 97.51 2.5 2.5 100.0

40 100.0 100.0

24252729303132333435394043444546474849505152545556Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 106: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Jenis Kelamin

15 37.5 37.5 37.525 62.5 62.5 100.040 100.0 100.0

Laki-lakiPerempuanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P1.1

8 20.0 20.0 20.032 80.0 80.0 100.040 100.0 100.0

SetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P1.2

17 42.5 42.5 42.523 57.5 57.5 100.040 100.0 100.0

SetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P1.3

22 55.0 55.0 55.018 45.0 45.0 100.040 100.0 100.0

SetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P1.4

9 22.5 22.5 22.531 77.5 77.5 100.040 100.0 100.0

SetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P1.5

1 2.5 2.5 2.57 17.5 17.5 20.0

32 80.0 80.0 100.040 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 107: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Total_P1

7 17.5 17.5 17.52 5.0 5.0 22.56 15.0 15.0 37.5

12 30.0 30.0 67.513 32.5 32.5 100.040 100.0 100.0

1517181920Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2.1

1 2.5 2.5 2.59 22.5 22.5 25.0

30 75.0 75.0 100.040 100.0 100.0

Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2.2

9 22.5 22.5 22.531 77.5 77.5 100.040 100.0 100.0

SetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2.3

2 5.0 5.0 5.015 37.5 37.5 42.523 57.5 57.5 100.040 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2.4

1 2.5 2.5 2.520 50.0 50.0 52.519 47.5 47.5 100.040 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 108: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

P2.5

1 2.5 2.5 2.517 42.5 42.5 45.022 55.0 55.0 100.040 100.0 100.0

Kurang setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2.6

16 40.0 40.0 40.024 60.0 60.0 100.040 100.0 100.0

SetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

P2.7

3 7.5 7.5 7.514 35.0 35.0 42.523 57.5 57.5 100.040 100.0 100.0

Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Total_P2

1 2.5 2.5 2.51 2.5 2.5 5.08 20.0 20.0 25.01 2.5 2.5 27.51 2.5 2.5 30.01 2.5 2.5 32.53 7.5 7.5 40.07 17.5 17.5 57.59 22.5 22.5 80.08 20.0 20.0 100.0

40 100.0 100.0

19202122232425262728Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Frequencies

Page 109: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Statistics

Umur400

43.081.44545.00

45a

9.14183.558

322456

1723

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Page 110: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Data Pengguna Jasa/SekretarisKelurahan pada masing-masing kelurahan se – Kota Denpasar Tahun 2014

Correlations – Pengguna jasa

Correlations

1 .625** .438 .113 .670** .242 .765**.010 .090 .676 .005 .366 .001

16 16 16 16 16 16 16.625** 1 .251 .250 .359 .278 .686**.010 .348 .351 .173 .298 .003

16 16 16 16 16 16 16.438 .251 1 .636** .408 .474 .760**.090 .348 .008 .116 .063 .001

16 16 16 16 16 16 16.113 .250 .636** 1 .325 .453 .623**.676 .351 .008 .220 .078 .010

16 16 16 16 16 16 16.670** .359 .408 .325 1 .516* .742**.005 .173 .116 .220 .041 .001

16 16 16 16 16 16 16.242 .278 .474 .453 .516* 1 .658**.366 .298 .063 .078 .041 .006

16 16 16 16 16 16 16.765** .686** .760** .623** .742** .658** 1.001 .003 .001 .010 .001 .006

16 16 16 16 16 16 16

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

P1

P2

P3

P4

P5

P6

Total_P

P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total_P

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 111: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 4. Uji Reliabilitas Instrumen Data Pengguna Jasa/Sekretaris Kelurahan padamasing-masing kelurahan se – Kota Denpasar Tahun 2014

Reliability- Proses

Case Processing Summary

40 100.00 .0

40 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.812 7

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

3.70 .608 403.78 .423 403.53 .599 403.45 .552 403.53 .554 403.60 .496 403.43 .844 40

P2.1P2.2P2.3P2.4P2.5P2.6P2.7

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

21.30 5.908 .635 .77221.23 6.538 .665 .77821.48 5.846 .674 .76521.55 6.254 .577 .78321.48 6.410 .512 .79421.40 6.810 .424 .80721.58 5.481 .496 .814

P2.1P2.2P2.3P2.4P2.5P2.6P2.7

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

25.00 8.154 2.855 7Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 112: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Correlations-Proses

Correlations

1 .529** .656** .413** .251 .272 .505** .754**.000 .000 .008 .118 .089 .001 .000

40 40 40 40 40 40 40 40.529** 1 .479** .445** .517** .660** .275 .743**.000 .002 .004 .001 .000 .086 .000

40 40 40 40 40 40 40 40.656** .479** 1 .430** .385* .380* .461** .780**.000 .002 .006 .014 .016 .003 .000

40 40 40 40 40 40 40 40.413** .445** .430** 1 .632** .206 .349* .699**.008 .004 .006 .000 .203 .027 .000

40 40 40 40 40 40 40 40.251 .517** .385* .632** 1 .224 .278 .648**.118 .001 .014 .000 .165 .082 .000

40 40 40 40 40 40 40 40.272 .660** .380* .206 .224 1 .233 .561**.089 .000 .016 .203 .165 .148 .000

40 40 40 40 40 40 40 40.505** .275 .461** .349* .278 .233 1 .702**.001 .086 .003 .027 .082 .148 .000

40 40 40 40 40 40 40 40.754** .743** .780** .699** .648** .561** .702** 1.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

P2.1

P2.2

P2.3

P2.4

P2.5

P2.6

P2.7

Total_P2

P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 Total_P2

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 113: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014

Correlations-Proses Internal

Correlations

1 .707 1.000** .707 1.000** .949**.116 .000 .116 .000 .004

6 6 6 6 6 6.707 1 .707 1.000** .707 .894*.116 .116 .000 .116 .016

6 6 6 6 6 61.000** .707 1 .707 1.000** .949**.000 .116 .116 .000 .004

6 6 6 6 6 6.707 1.000** .707 1 .707 .894*.116 .000 .116 .116 .016

6 6 6 6 6 61.000** .707 1.000** .707 1 .949**.000 .116 .000 .116 .004

6 6 6 6 6 6.949** .894* .949** .894* .949** 1.004 .016 .004 .016 .004

6 6 6 6 6 6

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

P1.1

P1.2

P1.3

P1.4

P1.5

Total_P1

P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 Total_P1

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 114: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014

Reliability-Proses Internal

Case Processing Summary

6 100.00 .06 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.958 5

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

3.67 .516 63.50 .548 63.67 .516 63.50 .548 63.67 .516 6

P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

14.33 3.867 .919 .94314.50 3.900 .832 .95714.33 3.867 .919 .94314.50 3.900 .832 .95714.33 3.867 .919 .943

P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

18.00 6.000 2.449 5Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 115: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014

Correlations-Pembelajaran dan Pertumbuhan

Correlations

1 .632 1.000** 1.000** 1.000** .632 .632 .909*.178 .000 .000 .000 .178 .178 .012

6 6 6 6 6 6 6 6.632 1 .632 .632 .632 1.000** 1.000** .898*.178 .178 .178 .178 .000 .000 .015

6 6 6 6 6 6 6 61.000** .632 1 1.000** 1.000** .632 .632 .909*.000 .178 .000 .000 .178 .178 .012

6 6 6 6 6 6 6 61.000** .632 1.000** 1 1.000** .632 .632 .909*.000 .178 .000 .000 .178 .178 .012

6 6 6 6 6 6 6 61.000** .632 1.000** 1.000** 1 .632 .632 .909*.000 .178 .000 .000 .178 .178 .012

6 6 6 6 6 6 6 6.632 1.000** .632 .632 .632 1 1.000** .898*.178 .000 .178 .178 .178 .000 .015

6 6 6 6 6 6 6 6.632 1.000** .632 .632 .632 1.000** 1 .898*.178 .000 .178 .178 .178 .000 .015

6 6 6 6 6 6 6 6.909* .898* .909* .909* .909* .898* .898* 1.012 .015 .012 .012 .012 .015 .015

6 6 6 6 6 6 6 6

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

P2.1

P2.2

P2.3

P2.4

P2.5

P2.6

P2.7

Total_P2

P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 Total_P2

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 116: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014Reliability-Pembelajaran dan Pertumbuhan

Case Processing Summary

6 100.00 .06 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.960 7

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

3.83 .408 63.67 .516 63.83 .408 63.83 .408 63.83 .408 63.67 .516 63.67 .516 6

P2.1P2.2P2.3P2.4P2.5P2.6P2.7

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

22.50 6.300 .878 .95222.67 5.867 .853 .95522.50 6.300 .878 .95222.50 6.300 .878 .95222.50 6.300 .878 .95222.67 5.867 .853 .95522.67 5.867 .853 .955

P2.1P2.2P2.3P2.4P2.5P2.6P2.7

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

26.33 8.267 2.875 7Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 117: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 9. Kinerja Pengguna Jasa, Tahun 2014

Rekapitulasi Pernyataan Positif dan Negatif Pengguna Jasa

Kategori Positif Negatif Positif Negatif Kinerja(orang) (orang) (%) (%)

P1 9 7 56.25 43.75 BurukP2 7 9 43.75 56.25 BurukP3 14 2 87.50 12.50 BaikP4 13 3 81.25 18.75 BaikP5 16 0 100.00 0.00 BaikP6 15 1 93.75 6.25 Baik

Jumlah 74 22 77.08 22.92 Baik

Page 118: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 10. Kinerja Proses Internal dan Kinerja ProsesPertumbuhan dan Pembelajaran, Tahun 2014

Rekapitulasi Pernyataan Positif dan Negatif Proses Internal

Kategori Positif Negatif Positif Negatif Kinerja(orang) (orang) (%) (%)

P1 6 0 100.00 0.00 BaikP2 6 0 100.00 0.00 BaikP3 6 0 100.00 0.00 BaikP4 6 0 100.00 0.00 BaikP5 6 0 100.00 0.00 Baik

Jumlah 30 1 100.00 0.00 Baik

Rekapitulasi Pernyataan Positif dan Negatif Pembelajaran danPertumbuhan

Kategori Positif Negatif Positif Negatif Kinerja(orang) (orang) (%) (%)

P1 6 0 100.00 0.00 BaikP2 6 0 100.00 0.00 BaikP3 6 0 100.00 0.00 BaikP4 6 0 100.00 0.00 BaikP5 6 0 100.00 0.00 BaikP6 6 0 100.00 0.00 BaikP7 6 0 100.00 0.00 Baik

Jumlah 42 0 100.00 0 Baik

Page 119: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 11

No. Nama Pendidikan Umur Jenis Kelamin P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 1 54 2 4 3 3 2 3 32 3 47 2 3 3 3 3 3 33 3 46 1 4 4 3 4 4 44 3 42 2 4 2 4 3 4 35 4 40 2 3 3 3 3 3 36 3 48 1 3 2 3 3 4 47 2 43 2 2 2 1 2 3 28 1 47 1 4 4 4 3 4 49 3 41 1 2 2 3 3 3 3

10 2 50 2 2 2 2 2 3 411 3 43 2 2 2 3 3 3 312 3 42 1 2 2 4 4 3 413 4 49 1 3 2 3 3 3 314 1 49 1 2 3 3 3 3 315 1 53 1 2 2 3 3 3 316 3 50 1 3 3 3 3 3 3

Keterangan :Tingkat Pendidikan :

= 1= 2

Sarjana Strata 1 (S1) = 3= 4

Jenis Kelamin :Laki - Laki = 1Perempuan = 2

Jawaban Pertanyaan :Sangat Setuju = 4Setuju = 3Kurang Setuju = 2Tidak Setuju = 1

Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Perspektif Pengguna Jasa

SMADiploma 4 (D4)

Sarjana Strata 2 (S2)

Page 120: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

Lampiran 12

Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Pegawai Diukur Dari Perspektif Proses Internal dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No. Nama Pendidikan Umur Jenis Kelamin P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7

1 1 54 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 32 3 50 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 1 47 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 44 2 30 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 45 3 30 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 46 3 45 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Keterangan :Tingkat Pendidikan :

= 1= 2

Sarjana Strata 1 (S1) = 3= 4

Jenis Kelamin :Laki - Laki = 1Perempuan = 2

Jawaban Pertanyaan :Sangat Setuju = 4Setuju = 3Kurang Setuju = 2Tidak Setuju = 1

SMADiploma 4 (D4)

Sarjana Strata 2 (S2)

Page 121: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2014

DAFTAR PERTANYAAN (KUISIONER)

ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

PEMERINTAHAN DESA KOTA DENPASAR DALAM

PENGELOLAAN BANTUAN KELURAHAN

IDENTITAS / KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama :

Golongan :

Umur :

Pendidikan :

PETUNJUK PENGISIAN :

Bapak / Ibu / Saudara dimohon untuk menjawab pertanyaan / pernyataan

ini dengan memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada

kolom jawaban yang paling cocok dengan perasaan yang sebenarnya anda

rasakan. Untuk Bapak / ibu / Saudara perlu memperhatikan penjelasan sebagai

berikut :

SS = Sangat Setuju.

S = Setuju.

KS = Kurang Setuju.

TS = Tidak Setuju.

Page 122: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

1. PERSPEKTIF PENGGUNA JASA / PETUGAS PENGELOLA BANTUAN

KELURAHAN PADA MASING – MASING KELURAHAN.

NO. PERTANYAAN SS S KS TS

1. Saya merasa puas dengan pelayanan petugas

pengelola Bantuan Kelurahan Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa yang melayani saya dengan ramah.

2. Saya merasa puas dengan ketepatan waktu

pencairan dana Bantuan Kelurahan Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa.

3. Sarana dan fasilitas bantuan kelurahan yang

disediakan oleh Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota

Denpasar sudah lengkap.

4. Saya merasa puas dengan prosedur

administrasi pertanggung jawaban bantuan

kelurahan yang ditetapkan sederhana.

5. Saya merasa puas dengan lingkungan

BPMPD yang bersih dan nyaman.

6. Saya puas dengan lokasi BPMPD yang

strategis dan mudah dijangkau

Page 123: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

2. PERSPEKTIF PROSES INTERNAL ( BAGI PEGAWAI BPMPD ).

NO. PERTANYAAN SS S KS TS

1. Saya selalu melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan SOP yang telah ditetapkan,

2. Saya puas bekerja karena gedung, peralatan

dan perlengkapan kantor dalam kondisi baik

3. Saya bekerja dengan perencanaan kegiatan

pemberian bantuan kelurahan yang sistematis.

4. Saya merasa puas karena bisa bekerja sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan

5. Saya bangga dengan suasana kerja yang aman

dan nyaman

Page 124: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

3. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN (BAGI

PEGAWAI BPMPD).

NO. PERTANYAAN SS S KS TS

1. Saya merasa bangga , nyaman dan senang

menjadi pegawai BPMPD Kota Denpasar.

2. Saya bekerja dengan penuh rasa tanggung

jawab.

3. Saya percaya dengan teman – teman

dilingkungan kerja dan mampu bekerjasama.

4. Saya memiliki peluang yang sama dengan

pegawai lain untuk mengikuti pendidikan

dan pelatihan.

5. Pelatihan yang saya ikuti sesuai dengan

bidang tugas saya.

6. Gaji yang saya terima sesuai dengan jenis

pekerjaan,tugas dan tanggung jawab saya.

7. Tunjangan/insentif yang saya terima sesuai

dengan jenis pekerjaan, tugas dan tanggung

jawab saya.

Page 125: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

DAFTAR PERTANYAAN (KUISIONER)

ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

PEMERINTAHAN DESA KOTA DENPASAR DALAM

PENGELOLAAN BANTUAN KELURAHAN

IDENTITAS / KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama : I Made Mertajaya, S.Sos., MM

Pendidikan : S.2

Umur : 52 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

PETUNJUK PENGISIAN :

Yth. Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pertanyaan / pernyataan di

bawah ini.

KUISIONER KUNCI

I. Perspektif Keuangan

Pertanyaan :

1. Permasalahan apa saja yang dihadapi di bidang anggaran ?

Jawaban :

1. - Kurangnya anggaran yang diberikan ke masing-masing kelurahan untuk

menunjang pelaksanaan program kerja kelurahan

- Lambatnya proses pencairan bantuan kelurahan.

Page 126: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

2. Bagaimana penyelesaian permasalahan yang dihadapi ?

Jawaban :

2 - Peningkatan pemberian bantuan kelurahan disesuaikan dengan pendapatan

daerah atau APBD Kota Denpasar

- Selalu dilakukan kooordinasi dengan instansi terkait agar proses pencairan

bantuan kelurahan dilakukan tepat waktu.

II Perspektif Pelanggan.

Pertanyaaan :

1. Apa saja yang dilakukan BPMPD dalam meningkatkan kepuasan

pengguna jasa terhadap pengelolaan bantuan kelurahan di masing masing

Kelurahan ?

Jawaban :

1. - Memberikan pelayanan yang baik.

- Memberikan pelayanan yang tepat sasaran dan tepat waktu.

- Memperhatikan keluhan pengguna jasa

- Meningkatkan kualitas pelayanan

Page 127: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

III Perspektif Proses Internal

Pertanyaan :

1. Dalam melaksanakan kegiatan internal apa saja yang dilakukan dalam

ketersediaan sarana dan prasarana ?

Jawaban :

1. - Melaksanakan inventarisasi sarana dan prasarana aparatur

- Memperbannyak pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang

kinerja pegawai.

IV. Pertanyaan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pertanyaan ::

1. Dalam memotivasi pegawai dan meningkatan kualitas SDM serta prestasi

kerja apa saja yang dilakukan pihak BPMPD ?

Jawaban :

1 Memberikan pelatihan terkait dengan proses pencairan anggaran yang

sesuai dengan SOP.

2 Menyusulkan di dalam Rencana Kerja Anggaran untuk memberikan

insentif terhadap pengelola bantuan kelurahan.

Page 128: (bpmpd) kota denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan

V. Pembobotan Kinerja Keempat Perspektif dengan Total Bobot 100%

No Perspektif Bobot

1.

2.

3.

4.

Perspektif Keuangan

Perspektif Pelanggan

Perspektif Proses Internal

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

30

30

20

20

Total 100